MENINGKATKAN KESADARAN INTELEKTUAL MAHASISWA DENGAN MENERAPKAN BUDAYA SERTA KEHIDUPAN YANG CERDAS DAN BERINTEGRITAS UNTUK MEMBENTUK POLA PIKIR ANTI KORUPSI DI MAHASISWA
KARYA ILMIAH Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propoganda Anti Korupsi 2016
Oleh Asti Firsty Vani Putri Nim : 1401144283 dan Widya Rizky Nurwestri Nim : 1401144019
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI INFORMATIKA FAKULTAS EKONOMI BISNIS UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG 2016
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tulisan ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Apabila ternyata di kemudian hari tulisan ini mengandung unsur jiplakan (plagiarism), kami bersedia menerima konsekuensi hukum sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Bandung, 11 November 2016 Salam Hormat,
Asti Firsty Vani Putri
MENINGKATKAN KESADARAN INTELEKTUAL MAHASISWA DENGAN MENERAPKAN BUDAYA SERTA KEHIDUPAN YANG CERDAS DAN BERINTEGRITAS UNTUK MEMBENTUK POLA PIKIR ANTI KORUPSI DI MAHASISWA Oleh: Asti Firsty Vani Putri, Widya Rizky Nurwestri Universitas Telkom
Abstract
Dalam menjalankan tugas sebagai mahasiswa, yang dikenal dengan tri dharma perguruan tinggi yaitu, pendidikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa memiliki peran aktif untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berintegritas. Salah satu cara yang dilakukan mahasiswa untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan berintegritas yaitu berperan aktif untuk penolakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat tinggi di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari demo mahasiswa yang dilakukan di beberapa daerah. Namun pada kenyataannya, sebagian mahasiswa di Indonesia pernah melakukan tindakan korupsi. Seperti menyontek saat mengerjakan tugas dan saat ulangan. Hal-hal kecil yang tidak berdampak besar terhadap kehidupan, jika dibiasakan akan menyebabkan dampak yang tidak baik kedepannya. Oleh sebab itu, penerapan pola pikir anti korupsi perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara untuk membentuk pola pikir anti korupsi di kalangan mahasiwa yaitu dengan meningkatkan kesadaran intelektual mahasiswa dengan menerapkan budaya serta kehidupan yang cerdas dan berintegritas. Penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif yaitu penjabaran untuk meningkatkan kesadaran intelektual mahasiswa dalam mewujudkan pola pikir anti korupsi bagi mahasiswa Indonesia. Hasil yang diharapkan dengan meningkatkan kesadaran intelektual mahasiswa dengan menerapkan budaya serta kehidupan yang cerdas dan berintegritas yaitu terbentuknya pola pikir anti korupsi dikalangan mahasiswa Indonesia.
BAB 1 LATAR BELAKANG Untuk saat ini Indonesia Indonesia menempati peringkat ke 88 dengan skor CPI 36. Skor tersebut meningkat dua poin dari tahun 2014 yang berada di peringkat ke 107. Banyaknya mahasiswa yang turut berperan aktif dalam sifat untuk penolakan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat-pejabat atau petinggi di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari demo mahasiswa yang dilakukan dibeberapa daerah, serta dilihat dari contoh kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan korupsi. Tetapi, apakah mahasiswa tersebut sudah paham apa yang dimaksud korupsi? Mungkin beberapa mahasiwa sadar dan tahu bahwa korupsi hanya mengambil hak yang seharusnya bukan hak mereka yaitu orang lain dan merugikan dari beberapa pihak yang bersangkutan. Dilihat dari kehidupan sehari-hari ternyata secara tidak sadar para mahasiswa sudah melakukan tindakan asusila tersebut. Yaitu dengan menyontek tugas teman, menitip absen bahkan menyontek disaat ujian berlangsung. Justru perilaku yang dianggap enteng seperti inilah merupakan bibit korupsi dikemudian hari. Bagaimana jika suatu saat nanti jumlah koruptor naik drastis kembali seperti tahun-tahun sebelumnya akibat minimnya kesadaran dari diri sendiri. Bagaimana perilaku para generasi penerus bangsa dalam menyikapi sifat korupsi tersebut dan bagaimana pengaruh budaya serta status atau kehidupan sosial untuk melihat tingkat kesadaran akan nilai kebenaran dan anti korupsi. Oleh sebab itu, sangat dibutuhkan kesadaran intelektual mahasiswa dengan menerapkan budaya serta kehidupan yang cerdas dan berintegritas guna membentuk pola pikir anti korupsi di kalangan mahasiswa Indonesia. Yang mana, kesadaran intelektual dapat mengajarkan kita untuk berpikir dewasa dan bijaksana, humanis sebagai bentuk kesadaran dari kesadaran intelektual, serta kesadaran ilahiyah yang merupakan bentuk penyederhanaan dari konsep lama tentang spiritualitas yang tetap mempunyai hakikat sama.
BAB 2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengaruh budaya terhadap kepribadian mahasiswa yang dapat mempengaruhi pola pikir anti korupsi di Indonesia? 2. Bagaimana kehidupan sosial akan mempengaruhi kepribadian mahasiswa Indonesia dalam menerapkan pola pikir anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari? 3. Bagaimana cara meningkatkan kesadara intelektual mahasiswa dengan menerapkan budaya serta kehidupan yang cerdas dan bertintegritas untuk membentuk pola pikir anti korupsi?
BAB 3 MANFAAT 1.
Menerapkan pola pikir anti korupsi dikalangan mahasiswa dengan
penggunaan budaya Indonesia 2.
Membentik kepribadian sosial bagi mahasiswa Indonesia yang dapat
meningkatkan jiwa anti korupse semenjak dini 3.
meningkatkan kesadara intelektual mahasiswa dengan menerapkan budaya
serta kehidupan yang cerdas dan bertintegritas untuk membentuk pola pikir anti korupsi BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Menerapkan pola pikir anti korupsi dikalangan mahasiswa dengan pembiasaan budaya yang relevan dalam menunjang kehidupan sehari-hari Budaya yang ada sejak dini sangat memengaruhi bagaimana terbentuknya pola pikir manusia. Disetiap negara budaya yang diajarkan atau yang dianut sangat berbeda-beda oleh karena itu dapat mempengaruhi suatu karakteristik khas umat
manusia. Tentu di tiap negara berbagai macam karakteristik yang tidak dimiliki oleh negara lain. Seperti contohnya yaitu budaya Amerika yang sangat terbuka dari pergaulan serta pola pikirnya. Budaya Jepang yang terkenal akan pola fikir mereka yang kreatif akan tetapi sangat tertib dalam menjalani kehidupan seharihari. Lantas seperti apakah budaya Indonesia yang akan mempengaruhi karakteristik akan pemahaman tentang korupsi? Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau oleh karena itu adat yang ada disetiap daerah pun berbeda-beda. Akan tetapi Indonesia dikenal akan memiliki beberapa sifat tersebut dan nantinya akan memicu bagaimana terjadinya korupsi dari korupsi yang tidak disadari hingga yang disadari dan dari yang kecil hingga besar. Contoh sifat tersebut yaitu : 1. Berjiwa Feodal Yaitu dimana sangat melihat senioritas ataupun melihat tingkat dan pangkat orang tersebut. Bisa dilihat dalam program Masa Orientasi Mahasiswa banyak senior yang menyalahkan fungsi dari MOS tersebut seperti menjadikan budak serta memberi dandanan yang aneh-aneh. Sehingga jangan heran apabila banyaknya para pejabat-pejabat yang ingin dihormati sehingga menjadikan dirinya serakah serta dengki dan memandang rendah orang lain. 2. Segan dan Enggan bertanggung jawab Minimnya akan rasa tanggung jawab mengakibatkan orang Indonesia apabila mengerjakan sesuatu tidak ingin disalahkan dan mudahnya menyepelekan permasalahan. Dalam kehidupan sosial, dzaman sekarang sudah dapat menggali dari berbagai macam informasi sehingga gaya hidup yang dilakukan oleh masyarakat kalangan atas banyak yang ditiru sehingga munculnya rasa ingin memiliki serta berkehidupan mewah. Orang-orang mulai banyak yang mempertontonkan kehidupannya di media sosial dengan kehidupan mewah tersebut sehingga untuk dzaman ini apa saja akan dilakukan untuk kehidupan sosial yang tinggi termasuk dengan perbuatan yang asusila seperti korupsi. Sebagai contoh: mahasiswa
berbohong kepada orangtuanya dengan miminta uang untuk membeli buku baru padahal uang tersebut dipakai untuk membeli sepatu yang sedang trend. Oleh sebab itu, korupsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), didefinisikan “penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan, dan sebagainya untuk keperluan pribadi”. Sedangkan dalam undang-undang No. 20 tahun 2001 dapat diambil pengertian bahwa korupsi adalah “Tindakan melanggar hokum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara”. Yang mana, dengan penerapan budaya dalam suatu negara akan sangat memperngaruhi sikap dan tindakan generasi di negara tersebut.
4.2 Membentik kepribadian sosial bagi mahasiswa Indonesia yang dapat meningkatkan jiwa anti korupsi semenjak dini Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, mahasiswa tidak luput dari kehidupan sosial. Karena, sebagai mahasiswa membutuhkan orang lain untuk dapat berinteraksi
dan
menjalankan
kehidupannya.
Kehidupan
sosial
akan
mempenagruhi tingkah laku, kebiasaan, kepribadian, dan berbagai aktivitasaktivitas lainnya. Nilai dan prinsip anti korupsi dalam dapat dikelola dengan memiliki sifat-sifat yaitu: 1.
Kejujuran
Jujur merupakan salah satu nilai yang paling utama dalam anti korupsi, karena tanpa kejujuran seseorang tidak akan mendapat kepercayaan dalam berbagai hal, termasuk dalam kehidupan sosial. Bagi seorang mahasiswa kejujuran sangat penting dan dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan kecurangan akademik, misalnya tidak mencontek, tidak melakukan plagiarisme dan tidak memalsukan nilai.
2.
Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai hal yang
berkembang didalamnya. Nilai kepedulian sebagai mahasiswa dapat diwujudkan dengan berusaha memantau jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya dikampus serta memantau kondisi infrastruktur di kampus.
3.
Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri berarti dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang penting harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tampa kemandirian seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain.
4.
Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan. Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan hidup yang disiplin. Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencpai tujuan dengan waktu yang lebih efisien. Kedisiplinan memiliki dampak yang sama dngan nilai-nilai antikorupsi lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai hal.
5.
Tanggung Jawab
Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk belajar dengan sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik, mengerjakan tugas akademik dengan baik, menjaga amanah dan kepercayaan yang diberikan.
6. Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang mundur.
9.
Keadilan
Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi meliputi ideologi. Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
Untuk menerapkan sifat-sifat anti korupsi, membutuhkan beberapa prinsip seperti: Akutabilitas, Transparansi, Kewajaran, Kebijakan, dan Kontrol kebijakan.
4.3 Peningkatan kesadaran intelektual untuk pencegahan korupsi bagi mahasiswa Indonesia
Dalam menjalankan kehidupan, mahasiswa sangat membutuhkan intelektal yang matang guna membentuk kepribadian yang sesuai dengan norma-norma dan pancasila. Beberapa strategi menurut Hong Kong dengan ICAC-nya dengan pendekatan tiga pilar yaitu dalam upaya pencegahan korupsi yaitu: A. Strategi Preventif Upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan sistem dan prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-prinsip fairness, transparency, accountability and responsibility yang mampu mendorong setiap individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang terjadi. B. Strategi Investigatif Upaya memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan penegakan hukum para pelaku korupsi.
c. Strategi Edukatif
Upaya pemberantasan korupsi dengan mendorong masyarakat untuk berperan serta memerangi korupsi dengan sesuai dengan kapasitas dan kewenangan masing-masing maka masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran (integrity) serta kebencian terhadap korupsi melalui pesan-pesan moral. Tiga pilar strategi yang dijelaskan di atas pada intinya membutuhkan usaha keras dari pemerintah dalam memberantas korupsi juga sangat penting dalam melibatkan partisipasi masyarakat. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan: Dibutuhkannya
peningkatkan
kesadaran
intelektual
mahasiswa
dengan
menerapkan budaya serta kehidupan yang cerdas dan berintegritas untuk membentuk pola pikir anti korupsi di mahasiswa sehingga korupsi tidak ada lagi di Indonesia dan dapat menyelamatkan kehidupan bangsa Indonesia sehingga menjadi lebih baik. Jadi, kombinasi antara budaya, kehidupan sosial dan kesadaran intelektual dapat membentuk pola pikir anti korupsi dikalangan mahasiswa. 5.2 Saran: Untuk membentuk generasi baru yang berintegritas baiknya dimulai dari para orangtua yang akan memulai sadar akan nilai-nilai budaya sosial yang baik dengan menerapkan dikehidupan sehari-hari. Mudahnya akses sosial pada dzaman ini justru harusnya dipergunakan untuk mengakses informasi yang positif guna meningkatkan kesadaran dari dalam. Dapat juga adanya bimbingan khusus guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya karakteristik yang akan dibangun sejak
dini untuk menjadikan manusia yang berkualitas dan paham akan bahayanya korupsi dalam bentuk kecil maupun besar. Masyarakat dapat berperan aktif dalam urusan kebijakan pemerintah guna menyadarkan bahwa masyarakat pun menjadi bagian penting dalam kemajuan negeri ini dan lebih berpartisipasi serta kritis akan adanya pembangunan Negara. Sudah banyaknya seminar mengenai Pemberantasan Korupsi di Indonesia yang diadakan oleh tiap Kampus dan sudah bagus mengenai konten seminar tersebut. Akan tetapi lebih baik diwajibkan mahasiswa tersebut untuk mengikuti program tersebut serta ditiap fakultas bahkan mengadakan kegiatan atau event khusus untuk memberantas korupsi kecil-kecilan dikampus. Dan kampus akan memberikan penghargaan apabila fakultas tersebut mengadakan event mengenai anti korupsi. Adanya tentang mata kuliah mengenai pemberantasan korupsi karena masih minimnya mahasiswa akan pengetahuan tentang korupsi beserta dampakdampaknya. Serta masih minimnya akan kesadaran dari diri sendiri akan dampaknya korupsi kecil-kecilan yang sering dilakukan mahasiswa saat ini. Mengenai media sosial, pemerintah harusnya dapat lebih tegas untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mana konten yang patut di unggah dan mana yang tidak pantas. Adanya bimbingan mengenai dampak apa sajakah media social tersebut sehingga para pengunggah konten sadar akan dampak buruk yang terjadi apabila mengunggah konten yang tidak pantas diperlihatkan.