0
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
PEMANFAATAN GABUS BEKAS SEBAGAI BAHAN PELAPIS DALAM PEMBUATAN JAKET ANTI PANAS DAN ANTI DINGIN
BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN (PKMK)
Diusulkan Oleh: Ketua Kelompok: Yudik Haryono
(080401060154/ 2008)
Anggota Kelompok: Mustain
(070401070028/ 2007)
Ibno Fajar
(070401030022/ 2007)
Romadhon
(066401010059/ 2006)
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MALANG 2009
1
HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan 2. 3. 4.
5. 6.
7.
8.
: Pemanfaatan Gabus Bekas Sebagai Pelapis Dalam Pembuatan Jaket Anti Panas dan Anti Dingin. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P (X) PKM-K ( ) PKM-T ( ) PKM-M Bidang Ilmu : Kesehatan Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Yudik Haryono b. NIM : 080401060154 c. Jurusan : Pendidikan Matematika d. Universitas : Universitas Kanjuruhan Malang e. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Desa Sukorejo RT 03 RW 01 Kotaanyar Probolinggo/ 03418422600 f. Alamat Email :
[email protected] Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Andi Nu Graha, SE., MSi. b. NIP : 290601185 c. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Jl. Plongkowati No. 15 Malang 0341 – 368196/08123368257 Biaya Kegiatan Total : a. Dikti : Rp.9.973.000,b. Sumber Lain : Rp. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Malang, 06 Agustus 2009 Menyetujui Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Drs. Abdoel Bakar,Ts. M.Pd.) NIP. 131 682 525
(Yudik Haryono) NIM. 080401060154
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(Drs. H. Criestea Frisdiantara, MM.) NPP. 290 301 125
(Andi Nu Graha, SE., M.Si.) NPP. 290 601 185
2
A. JUDUL PEMANFAATAN GABUS BEKAS SEBAGAI PELAPIS DALAM PEMBUATAN JAKET ANTI PANAS DAN ANTI DINGIN.
B. LATAR BELAKANG MASALAH Kondisi iklim di Indonesia dalam peningkatan suhu udara pada skala nasional cenderung meningkat antara 0,2 hingga 0,6 derajat celsius Dari acuan perkembangan iklim tersebut, BMG telah membuat kesimpulan pola perubahan iklim di Indonesia dengan skenario prediksi suhu udara hingga pada 2050 yaitu sebagian besar wilayah Indonesia suhu udara akan meningkat 1-2 derajat celcius.. Sementara suhu udara dalam skala lokal ada beberapa daerah menunjukkan normal, ekstrem, dan ada pula beberapa daerah tak beraturan (Jawa Pos, 12 Mei 2007:8). Kondisi suhu yang tidak beraturan menyebabkan banyaknya timbulnya wabah penyakit di lingkungan masyarakat. Semua lapisan masyarakat akan mudah terinfeksi penyakit menular baik masyarakat yang ekonominya mapan maupun masyarakat yang ekonominya rendah. Masyarakat yang sudah terjangkit penyakit menular maka mereka membutuhkan perawatan khusus yang pastinya membutuhkan biaya yang banyak dalam hal tersebut. Hal ini sungguh memprihatinkan untuk masyarakat ekonominya rendah yang selalu keterbtasan dana. Penderita demam berdarah dan influenza mencapai 20% dari masyarakat berekonomi mapan sedangkan pada masyarakat berekonomi rendah mencapai 65% dari jumlah masyarakat di Indonesia (Kompas, 17 Juni 2006:12) Masyarakat miskin adalah golongan yang paling menderita oleh risiko kesehatan yang disebabkan oleh perubahan iklim yang semakin tidak bersahabat pada penduduk bumi belakangan ini. Saat ini “efek rumah kaca” yang seharusnya terjadi secara alami dimana atmosfir bumi menangkap energi dari matahari yang menghangatkan bumi (http://www.arthazone.com/article). Banyak penyakit yang mewabah akibat perubahan suhu yang tidak teratur seperti demam berdarah, influenza, asma, bronkitis, diare, penyakit
3
kulit, dan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) serta kemungkinan besar flu babi juga akan mewabah (http://www.masfmonline.com/dinoyo/r_maya.php). Gabus bekas sangatlah banyak dan berserakan ditempat sampah, gabus tersebut tidak dimanfaatkan atau didaur ulang seperti kaleng bekas, kertas, plastik dan yang lainnya. Masyarakat masih belum begitu mengerti bahwa gabus bekas dapat dimanfaatkan sebagai pelapis jaket anti panas dan anti dingin sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, di wilayah perkotaan pastinya pemproduksian gabus sangatlah banyak, baik dimanfaatkan sebagai wadah barang-barang elektronika, penutup botol minuman, dan wadah produkproduk makanan instant. Selain itu, kandungan udara dalam gabus sangat besar sehingga tahan panas dan dingin. Pemproduksian gabus di kota Malang sekitar 19,67 ton per harinya hanya untuk wadah produk makanan instant. Pada industri elektronik membutuhkan sekitar 15.37 ton per harinya, sedangkan pemanfaatan gabus untuk tutup botol dan lainnya sekitar 7,15 ton per hari. Hal tersebut, sudah sangat jelas bahwa sampah gabus mencapai 6070% per hari atau sekitar 25,31 ton sampai 29,53 ton per hari (Malang Pos). Sampah gabus yang begitu banyak dan hanya dibakar atau dibuang ke sungai maka akan menimbulkan dampak terhadap masyarakat seperti polusi udara, global warming, dan musibah banjir. Sehingga sangat efisien jika gabus bekas dimanfaatkan sebagai pelapis jaket anti panas dan anti dingin, sehingga dapat dijadikan produk ekspor Indonesia karena harga jaket anti panas dan anti dingin sangat mahal dan negara Indonesia dari dulu hanya meng-impor dari negara asing. Selain itu pemproduksian gabus bekas tersebut sangatlah mudah karena itu merupakan sampah yang perlu di daur ulang. Sehingga yang awalnya sebuah sampah yang tidak ada manfaatnya bagi masyarakat menjadi sesuatu produk yang bernilai tinggi ekonominya dan menambah devisa negara Indonesia serta membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.
4
C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan di atas, maka permasahan yang dibahas dalam program ini adalah: 1. Bagaimana cara memanfaatkan gabus bekas sebagai pelapis jaket anti panas dan anti dingin? 2. Bagaimana cara pembuatan jaket anti panas dan anti dingin? 3. Bagaimana Kelebihan/keuntungan penggunakan gabus bekas sebagai bahan pelapis jaket anti panas dan dingin?
D. TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat bahwa gabus bekas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelapis dalam pembuatan jaket anti panas dan anti dingin. 2. Mengantisipasi terjadinya polusi udara atau banjir yang apabila dibakar atau dibuang ke sungai. 3. Untuk memanfaatkan gabus bekas yang biasanya dibakar atau dibuang begitu saja tanpa mengetahui manfaat dari gabus bekas itu sendiri.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah : a. Meningkatkan karya kreatifitas mahasiswa dalam rangka bereksperimen dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna. b. Masyarakat dapat memanfaatkan gabus bekas yang sebelumnya tidak pernah dimanfaatkan. c. Terciptanya lapangan pekerjaan baru yang menambahkan pendapatan masyarakat.
F. KEGUNAAN Adapun kegunaan program yang dimaksud adalah :
5
a. Meningkatkan inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan dalam bidang teknologi. b. Untuk meningkatkan kreatifitas dan penalaran pada pengembangan ilmu teknologi tepat guna. c. Memperkenalkan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan gabus bekas sebagai bahan pelapis dalam pembuatan jaket anti panas dan anti dingin. d. Mendaur ulang gabus bekas.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 1. Prospek Pengembangan Gabus Bekas Sebagai Bahan Pelapis Dalam Pembuatan Jaket Anti Panas dan Anti Dingin Jaket anti panas dan anti dingin merupakan suatu produk hasil daur ulang gabus bekas. Hal ini terbukti karena kandungan udara yang banyak dalam gabus menjadikan gabus sebagai penebat yang baik. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah,lebih aman, serta ringan. Berasal dari foamed polysterene (FPS) dengan bahan dasar polysterene dan berciri khas ringan, kaku, tembus cahaya, rapuh dan murah. Bahan yang lebih dikenal sebagai gabus ini memang praktis, ringan, relatif tahan bocor dan bisa menjaga suhu makanan dengan baik. Jaket anti panas dan anti dingin mempunyai peluang usaha yang menjanjikan karena bahan bakunya untuk pelapis merupakan sampah gabus yang didaur ulang sehingga secara otomatis harga untuk mendapatkannya sangat murah. Jaket anti panas dan anti dingin mempunyai peluang usaha yang cukup tinggi di Indonesia terutama di daerah pegunungan seperti di Malang dan sekitarnya. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan diantaranya: (1) Suhu di daerah Malang cenderung lebih dingin dari daerah yang lainnya. (2) Di Malang belum pernah ada usaha yang mendaur ulang Gabus bekas sebagai bahan pelapis dalam pembuatan jaket anti panas dan anti dingin. (3) Bahan
6
baku mudah diperoleh sehingga ketersediaannya cukup terpenuhi. (4) Dalam hal konsumen,
didukung kondisi
masyarakat
daerah Malang
yang
membutuhkan jaket anti panas dan anti dingin karena kondisi suhu lingkungan disekitarnya. Untuk itu dengan adanya gagasan memproduksi jaket anti panas dan anti dinginini diharapkan dapat menambah pemikiran yang kritis bagi masyarakat Malang dalam mendaur ulang sampah gabus dan dapat dijadikan suatu peluang usaha yang baru khuisusnya bagi mahasiswa.
2. Keunggulan Gabus (Styrofoam) a. Bahan baku mudah didapat karena merupakan sampah yang akan didaur ulang dan harganya yang relative murah di daerah Malang. b. Gabus memiliki massa yang ringan sehingga pemakai jaket anti panas dan anti dingin tidak mengeluh. c. Kandungan udara yang banyak dalam gabus menjadikan gabus sebagai penebat yang baik. d. Gabus bersifat kaku, tembus cahaya, rapuh dan murah ringan, relatif tahan bocor dan bisa menjaga suhu makanan dengan baik. e. Gabus merupakan bahan ramah lingkungan, mudah terurai, dan tidak meracuni alam sekitar. f. Gabus memiliki warna putih jernih seperti putih susu sehingga banyak masyarakat yang menyukainya.
3. Keterkaitan dengan Produk Lain Termasuk Perolehan Bahan Baku Perolehan gabus bekas sebagai bahan pelapis jaket anti panas dan anti dingin sangat mudah didapat karena di Malang banyak industri atau perusahaan yang memanfaatkan gabus untuk kemasan, tutup botol dan pembungkus media elektronik. Sehingga sampah gabus banyak di Malang dan masyarakat masih banyak tidak mendaur ulang. Hal tersebut berdasarkan lokasinya tepat dengan tempat produksi/ tempat usaha, harganya pun relatif
7
murah. Sehingga ketersediaan bahan baku yang memadai dapat menjamin kelangsungan usaha pembuatan jaket anti panas dan anti dingin.
4. Peluang Usaha Jaket anti panas dan anti dingin mempunyai prospek usaha yang menjamin, karena di daerah Malang belum pernah ada yang mencoba mengembangkan home industri jaket anti panas dan anti dingin, oleh karena itu peluang pasarnya masih cukup tinggi.
5. Media Promosi yang Digunakan Media menunjang proses pemasaran, ada beberapa alternative yang bias digunakan untuk mempromosikan produk ini, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan masyarakat. Media ini berupa, pamphlet, spanduk, leaflet serta untuk pertama kali penjualan akan digunakan sistem diskon 50% dalam setiap pembelian jaket anti panas dan anti dingin.
6. Strategi Pemasaran yang Akan Diterapkan Strategi pemasaran yang digunakan dalam usaha Home Industri jaket anti panas dan anti dingin: a. Kebijakan Produk Usaha ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis produk ini berupa jaket anti panas dan anti dingin. b. Kebijakan Harga Harga yang diberikan kepada konsumen yaitu sebesar Rp. 125.00,00 per jaket. c. Kebijakan Promosi Untuk meningkatkan hasil penjualan jaket anti panas dan anti dingin perlu dilakukan promosi. Bentuk promosi ini diantaranya yaitu pemasangan pamflet, spanduk, penyebaran leaflet, serta untuk promosi awal, produk ini akan diberikan diskon 50% setiap pembelian jaket. d. Kebijakan Distribusi
8
Distribusi hasil produksi kepada para konsumen dilakukan kerjasama dengan mitra distribusi Koperasi Mahasiswa dan Mini Market/ toko busana kawasan Universitas Kanjuruhan Malang.
7. Rencana Produksi Selama Empat Bulan Rencana produksi jaket anti panas dan anti dingin adalah sebagai berikut : a. 2 Minggu : 5 jaket b. 4 Bulan : 6 x 5 = 30 jaket Harga jaket anti panas dan anti dingin adalah Rp. 125.000,00 8. Analisa Keuangan Investasi awal yang diperlukan Tabel 1. Investasi Awal No
Nama Alat
1. 2.
5 Gunting 5 Cuter
3.
5 Penggaris
4.
5 Pensil
5.
2 Buku Tulis
6.
5 Pemotong gabus
7.
4 lempeng besi
8.
5 busur
Pemotong kain Pengiris gabus Pengukuran kain pemotongan Pemberi tanda saat pengukuran Untuk mencatat pengukuran jaket
Rp. 15.000,Rp. 7.500,-
Harga Seluruhnya (Rp) Rp. 75.000,Rp. 37.500,-
Rp. 5.000,-
Rp. 25.000,-
Rp. 2.500,-
Rp. 12.500,-
Rp. 5.500,-
Rp. 11.000,-
Pemotong gabus
Rp. 150.000,-
Rp. 750.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 400.000,-
Rp. 7.500,-
Rp. 37.500,Rp. 1.348.000,-
Kegunaan Dalam Penelitian
Pengepresan gabus Pengukuran kain Jumlah
Harga Satuan (Rp)
9. Biaya Operasional Selama Empat Bulan Tabel 2. Biaya Operasional Selama Empat Bulan No 1.
Nama Bahan Gabus Bekas
Kegunaan dalam Penelitian Bahan Pelapis
Harga Satuan (Rp) Rp. 100.000,-
Harga Seluruhnya (Rp) Rp. 100.000,-
9
2. 3. 4.
25 meter kain katun 30 meter kain diadora 5 rol Benang Jahit
Kain pembungkus gabus Kain utama membuat jaket Merakit kain menjadi pakaian
Rp. 25.000,/meter
Rp.625.000,-
Rp. 65.000,-
Rp. 1.950.000,-
Rp. 50.000,-/rol
Rp. 250.000,-
Jumlah
Rp. 2.925.000,-
10. Analisis Pendapatan dan Keuangan Produksi 2 minggu = 5 bungkus Produksi 4 bulan : 6 x 5 = 30 bungkus Harga jaket anti panas dan anti dingin yang ditawarkan = Rp. 125.000,00 per jaket Hasil penjualan 4 bulan = 30 x Rp. 125.000,00 = Rp. 3.750.000,00 Total biaya operasional 4 bulan = Rp. 2.925.000,00 Keuntungan tiap 4 bulan = Rp. 3.750.000,00 – Rp. 2.925.000,00 = Rp. 825.000,00
H. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan Kegiatan direncanakan melalui 4 tahap yaitu 1). Tahap pemotongan dan pengirisan gabus; 2). Tahap pengepresan gabus; 3). Tahap pengukuran dan pemotongan kain; 4). Tahap penjahitan (perakitan) kain dengan gabus untuk pembuatan jaket; 5). Pemasaran Tahap 1. Pemotongan dan pengirisan gabus Metode 1. Pemotongan gabus Pemotongan gabus dilakukan dengan menggunakan alat pemotong gabus, gabus yang dipotong harus berbentuk persegi panjang karena untuk mempermudah saat penjahitan dengan kain. Metode 2. Pengirisan gabus
10
Pengirisan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong gabus, pengirisan ini dikerjakan setelah gabus sudah terpotong rapi. Ketebalan dalam pengirisan adalah 0,5 cm pada gabus. Tahap 2. Pengepresan gabus Pengepresan gabus dilakukan menggunakan 2 lempengan besi dengan ketebalan 0,25 cm. panjang 150 cm dan lebarnya 100 cm. Pengepresan ini bertujuan untuk mempertipis hasil pengirisan gabus dan mempermudah penjahitan dengan kain. Tahap 3. Pengukuran dan pemotongan kain Metode 1. Pengukuran kain Pengukuran kain disesuaikan dengan ukuran jaket yang seperti biasanya, seperti ukuran S, M, X, XL dan lainnya. Pengukuran ini menggunakan alat seperti pensil, busur dan penggaris. Metode 2. Pemotongan kain Pemotongan kain dilakukan setelah selasai pengukuran, Kain dipotong sesuai dengan metode 1 menggunakan gunting. Tahap 4. Penjahitan kain dengan gabus dan pengobrasan Metode 1. Penjahitan kain katun dengan gabus Penjahitan kain katun dengan gabus menggunakan mesin jahit yang disesuaikan yang disesuaikan denngan hasil pemotongan. Dalam proses ini menggunakan benang yang sesuai dengan warna kain. Kemudian proses penjahitan dengan kain diadora (kain utama) sehingga terbentuk jaket yang bagus. Metode 2. Pengobrasan jaket Pengobrasan jaket dilakukan setelah selesai Proses penjahitan . Hal ini bertujuan agar ujung-ujung kain yang sudah dipotong tidak rusak sehinggga menambah kualitas jaket anti panas dan anti dingin. Tahap 5. Pemasaran Terlampir
11
Metode kegiatan diatas akan dilaksanakan secara berurutan sesuai degan gambar bagan di bawah ini. Diagram Alur Kegiatan Tahap 1 Pemotongan dan pengirisan gabus
Tahap 2 Pengepresan gabus
Tahap 3 Pengukuran dan Pemotongan Kain
Tahap 4 Penjahitan kain dan gabus
Tahap 5 Pemasaran
12
I. JADWAL KEGIATAN No.
KEGIATAN
A.
PERSIAPAN
1.
Penetapan Rencana Kerja
2.
Persiapan Bahan
3.
Persiapan Alat
B.
PELAKSANAAN
1.
Pengirisan gabus
2.
Pengepresan gabus
3.
C.
Pengukuran dan Pemotongan kain Penjahitan gabus sebagai pelapis pada kain Pembuatan jaket anti panas dan dingin PENYUSUNAN LAPORAN
1
Analisis data
2
Menyusun draft laporan
3
Perbaikan laporan I
4
Penggandaan Laporan akhir
5
Pengiriman laporan
4. 5.
BULAN I
II
III
J. RANCANGAN BIAYA 1. Rekapitulasi Biaya No
IV
Jenis Pengeluaran
Biaya Seluruhnya
1.
Anggaran alat
Rp. 1.348.000,-
2.
Anggaran bahan
Rp. 2.925.000,-
3.
Anggaran perjalanan
Rp.
4.
Anggaran lain-lain
Rp. 4.850.000,-
Jumlah
Rp. 9.973.000,-
850.000,-
13
2. Anggaran Alat No
Nama Alat
1. 2.
5 Gunting 5 Cuter
3.
5 Penggaris
4.
5 Pensil
5.
2 Buku Tulis
6.
5 Pemotong gabus
7.
4 lempeng besi
8.
5 busur
Pemotong kain Pengiris gabus Pengukuran kain pemotongan Pemberi tanda saat pengukuran Untuk mencatat pengukuran jaket
Rp. 15.000,Rp. 7.500,-
Harga Seluruhnya (Rp) Rp. 75.000,Rp. 37.500,-
Rp. 5.000,-
Rp. 25.000,-
Rp. 2.500,-
Rp. 12.500,-
Rp. 5.500,-
Rp. 11.000,-
Pemotong gabus
Rp. 150.000,-
Rp. 750.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 400.000,-
Rp. 7.500,-
Rp. 37.500,Rp. 1.348.000,-
Kegunaan Dalam Penelitian
Pengepresan gabus Pengukuran kain Jumlah
Harga Satuan (Rp)
3. Anggaran Bahan (Material Penelitian) No 1. 2. 3. 4.
Nama Bahan Gabus Bekas 25 meter kain katun 30 meter kain diadora 5 rol Benang Jahit
Kegunaan dalam Penelitian Bahan Pelapis Kain pembungkus gabus Kain utama membuat jaket Merakit kain menjadi pakaian Jumlah
Harga Satuan (Rp) Rp. 100.000,Rp. 25.000,/meter
Harga Seluruhnya (Rp) Rp. 100.000,Rp.625.000,-
Rp. 65.000,-
Rp. 1.950.000,-
Rp. 50.000,-/rol
Rp. 250.000,Rp. 2.925.000,-
1. Anggaran Perjalanan No 1 2
Tujuan Transportasi lokal Surabaya
Keperluan
Biaya Satuan (Rp)
Bahan penelitian
Rp. 500.000,-
Bahan penelitian Jumlah
Rp. 350.000,-
Biaya Seluruhnya (Rp) Rp. 500.000,Rp. 350.000,Rp. 850.000,-
14
2. Lain-lain No
Jenis Pengeluaran
Biaya Seluruhnya
1.
Analisis Data
Rp. 200.000,-
2.
Penyusunan dan Perbanyakan Laporan
Rp. 400.000,-
3.
Publikasi
Rp. 500.000,-
4.
Dokumentasi
Rp. 750.000,-
5.
Biaya tak terduga
Rp. 250.000,-
6.
Sewa Ruangan 3 Bulan
Rp. 1.250.000,-
7.
Sewa mesin jahit 3 bulan
Rp. 750.000,-
8.
Sewa mesin obras 3 bulan
Rp. 750.000,-
Jumlah
Rp.4.850.000,-
K. LAMPIRAN I. NAMA DAN BIODATA TIM 1. Ketua Pelaksana Program Nama Lengkap
: Yudik Haryono
Tempat dan Tanggal Lahir
: Probolinggo, 20 Mei 1989
NIM/ Tahun Angkatan
: 080401060154/ 2008
Program Studi
: Pendidikan Matematika, S1
Fakultas
: FKIP
Perguruan Tinggi
: Universitas Kanjuruhan Malang
Waktu untuk kegiatan PKMTK : 6 jam/hari
Malang, 06 Agustus 2009
Yudik Haryono
15
2. Anggota Pelaksana Program 1 Nama Lengkap
: Mustain
Tempat dan Tanggal Lahir
: Palangkaraya, 19 Oktober 1987
NIM/ Tahun Angkatan
: 070401070028/ 2007
Program Studi
: Pendidikan Fisika, S1
Fakultas
: FKIP
Pergurun Tinggi
: Universitas Kanjuruhan Malang
Waktu untuk kegiatan PKMK
: 6 jam/hari
Malang, 06 Agustus 2009
Mustain
3. Anggota Pelaksana Program 2 Nama Lengkap
: Ibno Fajar
Tempat dan Tanggal Lahir
: Sumenep, 30 Desember 1996
NIM/ Tahun Angkatan
: (070401030022/ 2007)
Program Studi
: Pendidikan Ekonomi, S1
Fakultas
: FKIP
Perguruan Tinggi
: Universitas Kanjuruhan Malang
Waktu untuk kegiatan PKMK
: 6 jam/hari
Malang, 06 Agustus 2009
Ibno Fajar
16
4. Anggota Pelaksana Program 3 Nama Lengkap
: Romadhon
Tempat dan Tanggal Lahir
: Sampang, 14 Mei 1986
NIM/ Tahun Angkatan
: (066401010059/ 2006)
Program Studi
: Bimbingan Konseling
Fakultas
: FKIP
Pergurun Tinggi
: Universitas Kanjuruhan Malang
Waktu untuk kegiatan PKMK
: 6 jam/hari
Malang, 06 Agustus 2009
Romadhon
II. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING 1. Nama Lengkap dan Gelar
: Andi Nu Graha, SE., Msi.
2. Golongan Pangkat dan NIP
: 290 601 185
3. Jabatan Fungsional
: Dosen, Trainer, dan Peneliti
4. Fakultas/Program Studi
: Ekonomi/ Manajemen
5. Bidang Keahlian
: Manajemen
6. Perguruan Tinggi
: Universitas Kanjuruhan Malang
7. Waktu untuk kegiatan PKMT : 4 jam/minggu
Malang, 06 Agustus 2009
Andi Nu Graha, SE., MSi.
17
III. MODEL PELAPISAN JAKET ANTI PANAS DAN ANTI DINGIN
Kain katun (bagian dalam)
Gabus
Kain Diadora (bagian luar)
Jahitan
IV. PEMASARAN Setelah memasarakan jaket anti panas dan anti dingin kepada masyarakat/ konsumen sasaran. Harga jaket anti panas dan anti dingin setiap potongnya dijual dengan harga Rp.125.000,00. Pemasaran dilakukan melalui kerjasama dengan mitra kerja dimana mitra yang diperlukan untuk pemasaran yaitu Koperasi Mahasiswa, Union Supermarket dan Mini Market kawasan Universitas
Kanjuruhan
Malang.
Selain
itu
untuk
konsumen
yang
menginginkan pemesanan jaket anti panas dan anti dingin dalam jumlah yang
18
besar bisa langsung menghubungi tempat produksi yang telah tercantum dalam pamflet dan leaflet yang telah disebarkan. Selain itu jaket anti panas dan anti dingin ini mempunyai nilai khas tersendiri karena di daerah Malang belum pernah ada yang mencoba menggunakan jaket ini di pasaran. Diagram 1. Alur Distribusi dari Produsen ke Konsumen Promosi
PRODUSEN
KONSUMEN
Kerja sama dengan mitra
19
V. DENAH PETA LOKASI PRODUKSI DAN PEMASARAN
Union Supermarket
Masjid Kopma UK
Kelurahan Sukun
Lokasi Produks i
Kampuas Universitas Kanjuruhan
Mini Market Aneka Usaha
Gereja