LAPORAN PENELlTlAN
PROFIL SOSlOEKONOMl DEMOGRAFI DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA WANITA PADA PERUSAHAAN INDUSTRI PENGOLAHAN KARET ALAM Dl KOTAMADYA PADANG
Penelitian ini dibiayai oleh: Proyek Pengkajian dan Penelitian llrnu Pengetahuan Terapan Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Studi Kajian Wanita Nomor. 2501P21PTIDPPMISKWNIl997, Tanggal, 20 Mei 1997 Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
INSTITUT KEGURUAN DAN lLMU PENDlDlKAN PADANG
1998
LEMRAR TDENTTTAS DAN PENGESAHAN LAPORAN AKHTR HASIL PENELITIAN STUD1 KAJIAN WANITA 1. A. Judul Penelititin
: Profil Sosioekonomi Demografi dan
'
Perlindungan Tenaga Kerja wanita pada Perusahaan Industri Pengolahan Karet Alam di Kotamadya Padang
b. Mticarn Penelitian
: Terapan
c. Kategori Penelitian
: I 1 (Pemecahan Masalah Pemb~ngunan)
................................................................. 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar : : b. Jenis Kelamin c. Pi~ngk~t/g~longan/NlP : d . Jabtitan Fungsional : : e. Fakultas/Jurusan f. Univ/Akd/Institut : g. Bidang yang diteliti
Drs. Hasanuddin, MS. Laki-laki Penata Tk. T/TIT.d/130S89589 Dosen FPTK IKIP Padang FPTK/PT Mesin Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Padang : Sosial Ekonomi dan Ketenagakerjaan
................................................................. 3. Jumlah Tim Peneliti
: Mandiri
4. Lokasi penel i t'ian
: Kotamadya Padang
................................................................. 5.
.JangknRraktuPenelitian
: 10 bulan
................................................................. 6. Riaya yang diperoleh
: Rp. 5.000.000,-
(Lima juta rupiah)
.................................................................
Mengetahuj: l?ckiln FPTK JK 1 P A P ~ d a n g
%.
Padang, Maret 1995 tua Peneliti,
Ms NIP 130859559
Menyetujui: litian
PROFIL SOSlO EKONOPAI DEMOGRAFI DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA WA.NITA PADA PERUSAHAAN INDUSTRI PENGOLAHAN KARET ALAM Dl KOTAMADYA PADANG (Hasanuddin, 1998,94 haiaman)
PermasaIahan tentang wanita selalu menarik untuk dikaji, terlebih lagi mengingat potensi yang dimilikinya dan jumlahnya lebih banyak dari pria. Fenomenanya pun dalam angkatan kerja memiliki ciri dan karakteristik tersendiri, baik* dalam ha1 aspek histori tradisional maupun kondisi sosial ekonomi demogrzfinya. Status dan kondisi kerja mereka secara umum masih jauh dari nrernuaskan, baik dari segi upah yang mereka terima, jenis pekerjaan yang dliangzni, kondisi iingkungan kerja, maupun perlindungan yang mereka terima di dafsrm bekerja. Penelitian ini diarahkan untuk mengungkapkan karak- teristik sosial ekonnmi-demografi tenaga kerja wanita serta perannya dalam kegiatan proses produksi serta bentuk perlindungan sosial yang diberikan pihak perusahaan tempat mereka bekerja. Diharapkan melalui penelitian ini akan terungkap dan diperoleh sejumlah informasi mengenai profil umur tenaga kerja wanita, jenjang pendiciikan. profil rumsh tangga. besar penahasilan dan kontribusinya. jenis periindungan atau jarninan sosial yang mereka terima dan hak-haknya dalam b~kerjas ~ s u amenurut i fungsi kodratnya sebagai wanita. Lokasi penelitian ini berada di daerah Kotamadya Padang dengan memi!ih dan menetapkan obyek atau tempat penelitian perusahaan industri karet alam. Jumlah responden ditetapkan sebanyak 180 orang terdiri dari tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria, dengan teknik Purposive Sampling, yang diambil dari tiga buah perusahaan dari enam perusahaan yang berdomisill di daerah tersebut. Data penelitian dihimpun melalui wawancara dengan kuesioner dan dilengkapi dengan wawsncara bebas serta pengamatan dan pencatatan dokurnen. Metode analisis yang digunakan berdasarkan kombinasi analisis distribusi frekuensi, refleksi partsipatif dan analisis jender dengan membandinglcan antzra wanita dan pria, serta beberapa variabel menggunakan unit analisis keluarga.
Hasil analisis mengungkapkan rata-rata ush tenaga kerja wanb kMh tinggi, dan pengalaman kerjanya di dalam perusahaann juga rata-mta lebih lama dibandingkan dengan tenaga kerja pria. Jenjang pendidikan mereka dijumpai bervariasi, akan tetapi pada umumnya rab-rata berpendidikan sekdah dasar, bahkan ada diantaranya yang tidak tamat. Status perkawinan mereka umurnnya sudah bersuami, namun cukup banyak pula yang berprediket janda dengan raCerata jurnlah anak 3 4 orang dan merniliki beban tanggungan keluarga yang lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja pria.
-
Profil aMivitasnya dalam proses produksi secara r e M tidak b@u berbeda dengan profil aktivitas tenaga kerja pria. Curahan waktu kerja mereka rata-rata selama 8 jam perhari, dengan pengaturan jam masuk kerja secara bergiliran yaihr, masuk pagi, masuk sore, dan masuk pada malarn hari. Cara pembayaran upah mereka diatur berdasarkan status ketenagakerjaan, yang terdiri atas pekerja harian biasa, harian borongan, dan tenaga kerja bulanan (stat) tenaga kej a wanita menerima penghasilan dari upah setelah. Dengan status ketenagakerjaan dan curahan waktu yang dernikian ditarnbah lembur satu hari pada hari minggu, berkisar antara Rp. 185.555,- sampai Rp. 235.000,- setiap bufan. K M b u s i penghasifannya terhadap penerirnaanl pendapatan rumah tangganya sekitar 47% 49%. Berarti andil pendapatan mereka didalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya kurang lebih sama dengan suaminya.
-
Jenis bidang pekerjaan yang dilayani tenaga kerja wanita dalam kegiatan produksi, yaitu adalah: Bagian kontaminasi, tenaga labor, bagian giting/rnangel, pembersihan dan pengisian troly serta bagian crumb rubber. Profil akses dan kontrol rnereka dipandang cukup terbatas, dan hanya diberikan jabatan sebagai Kepala Labor, Bagian gudang dan spare pert, dan serendahnya dijumpai sebagai asisten timbang. Begitu pula halnya dalam promosi jabatan, harnpir tidak pernah ada, karena posisihempat yang terbatas sifatnya. Untuk menjadi seorang rnandor kerja misalnya, tidak pemah disarankan pada wanita. Walau mereka sudah cukup lama bekerja di dalarn perusahaan, narnurn mereka tidak pemah mengalami perubahan status ketenagakerjaannya, terkecuali berpindah-pindah unit atau jmis pekerjaan yang ditangani. Selain berupa upah kerja, pihak perusahaan juga memberikan tunjangsn dan santunan seperti, tunjangan hari raya, jasa produksi, uang kerajinardinsentif, biaya melahirkan, uang kematian, dan uang cuti tahunan. Bentuk perlindungan lalnnya yang dlberikan perusahaan kepada tenaga kerja adalah berupa izinlcutl melahirkan, haid, sakit, mendapat kemalangan, dan kegiatan sosial kemasyarakatanl pembangunan. Khusus rnengenai perlindungan dan kelengkapan kerja seperti, sepatu karet, penuhrp telinga, masker, sarung tangan dalam ha1 ini pihak perusahaan belum menyediakannya serta rnewajibkan tenaga kerja untuk menggunakannya dalam bekerja.
Tidak dapat dipungkiri bahwa partisipasi wanita dalam pembangunan, khususnya di bidang ekonomi kian hari semakin meningkat. Oleh karena itu, untuk msnciptakan iklim katenagakerjaan yang kondusif tentunya faktor-faktor yang menghambat peran dan keterlibatan vmnita dalam kegiatan ekonomi perlu psnanganan seksama dan krpadu antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Di samping pengawasan terhadap pelaksanaan perundangundangan, kepada tenaga kerja wanita perlu tarus dilakukan penyuluhan tentang hak dan kewajibannya sebagai tenaga kerja. Bagi pihak perusahaan, di dalam penempakin dan pemanfaatan tenaga kerjanya hendaknya rnemperhatikan akan fungsi kodrat, harkat dan martabat mereka sebagai wanita. Seyogiyanya mereka adaiah asst bsrharga dan bukan sekedar faktor produksi belaka, dan kepadanya periu dlberikan perfindungah dan memberdayakannya.
Fakuitas Pendidikar; Teknologi dan Kejuruan, lnstitut Keguruan dan llmu Pendidihn Padan!, Kontrak Nomor: 2501 P21PTIDPPMISKWNI1997Tanggal 20 hlei 1597.
SUMARRY THE PROFILE OF DEMOGRAPHY ECONOMIC SOCIAL AND THE PROTECTION OF WOMEN LABOURS IN THE INDUSTRY OF-NATURAL RUBBER PROCESSING IN KOTAMADYA PADANG by: (Hasanuddin, 1998, .94 Maman) I
The problem about female is always interesting to be talked; specially thinking about the potency owned by them and the amounts of them are more than male. Their phenomenon in working has special features and characteriic, even in the aspect of traditional history or the condition of its demography economic social. The status and the conditions of their job that are handled, the condith of the environment of job or the protection they get in warking. This research is meant to describe the characteristic of demography. economic social of women labours and the participation in the activity of pmductiacl process moreover the form of social protection that is given by the company where they work. tt is ecpeded that through this research will be desribed and got sonm information about the profile of the age of women labours, the level of education, the profile of their home, the amount of income and its contribution, the kind protection and social insurance they get and their rights in working that are in line with nature as a woman. The location of this research is in Kotamadya Padang by c M i and pointing out the object or the place of research of Natural Rubber Processing Company. The amount of the respondent are 180 persons which consist of women and men labours, by using the technical of sampling purposive which is taken from three of six companies located in this area. The research of data is collecbd through the interview with questioners and completed with free interview and also the obsetvation and document registration. The analysis mccthod used based on the combination of distributive frequency analysis, participative reflection, Gender analysis by comparing the female and male labours and some of mriaMe which uses family analysis unit
The result of analysis shows that the age of the ferrtale labours are averagely higher and their experience of working are longer than the male labours. The result also shows that the level of education is found to be varieted, but the average is elementary school, some even do not finish the education. Most of them are married, but many of them are widows with 3 4 chidren and have higher responsibility to the family than male labours.
-
A
'
The profile of their activity in production process are relatively not so different from the males. They give elght hours of their time to work In the company :: by taking shifty turn: morning, afternoon and night. The way of payment of their wages are controlled according to their working status, that consist of general daily worker, daily contract and monthly employees (staffs). Wrth such working status and entrance time time, the female labours receive income from the wage plus one day over on Sunday, around Rp. 185.555,- to Rp. 235.000,- every month. The contribution of their wage to the income of family is around 47% 49%. tt means . that the participation of their income in fulfilling their daily needs more or less same with their husdands.
-
The kinds of the job served by the female labours in the production activfties are contamination, laboratories worker, milling or mangle, cleaning and filling Trolley and the crumb rubber. The profile of access and their control are so limited and only given position as. The chief of labor,, The part of warehouse and spare part, and the lowest is as the assistant of timbang. There is almost no promotion for them because of the limited position and palce. To be a supervisor for example, it is never given to the woman. Although they have worked for long time in the company, but they never experience the change of the working s W s , except movinglhanging the unit or the kind of job handled. Except as wages, the company also gives bonus, such as lebaran production service, i n s d v e , birth expense, death expense and yearly off enpense. The patterns of protection given by the company to the workers are permission of birth, menstruation, sick,getting accident, and the activity of social. Specially for protection and working equipments, like boot, masker, the company does not supply them in this case and suggets the workers to use them in working.
tt can not be denied that the participation of woman in development, specially in the part of economy increase every day. That's why, to create the condusive labour terms, of course the factors that endure the participation of the. women in economy activity need the serious and intensive guidance between the government, company and society. Besides the guidance to the regulation, they also need to get company, in placing and using its labour should consider about their nature, honor existence as women. They are supposed to be the worth assets and not only such factors of production, and the company need to give them protection and using their power and ability as best as possible.
-
(Faculty of Technolo)i and Vocational Education The Padang Instituteof Teacher and Educational Science, Contranct Number): 250/ P21PTIDPPMISKWM1997 Date Mey 20th, 1997
r
w,
Kegi- peiitiaa merupaCcen bngirm cfari dsnnapeqmm di ssmping pendidikau dm pmga&diankqada E d q w a b t K e g i a h ptnelitiari ini hms dilaksaaakan oleh M I f Pahugy m g d d c q h oleh skfakademikanya ddam rangkaxmmh&hn mrrfu pendidiIcan,meiatui p i n g b h mutu stafalcadeaif5 baik sab@ d m rmqnm pmrliti.
Kegiatso paelitian ini m e n t h h m g p e ~ r b qi f m serta teraparmya Dalm hsl hi, Lembagn Penelitian KIP Pt-uhgbenrsaha mendmng dosen m h k mcIalaJcan penelitism mbagaj @an y a q tidak terpisahkan dari keginfanme-llgajanya, baik ~gazlg secm dibiayai o l d dann.MIP P a h g maupun dsaa dari mmk lain p u g
~~
-
relevan atau bekerja sama dengal insdxmsikrkait. Ole41 km-enaitu, penirqlmhumutu temga akdernik peneliti dan hasil perrelit i m y a di Iafcukan sesuai d q m hngbitm sertn lcwmznakademSk peneliti.
KErmi menyambut gembira &yang d i l a peneliti rmhd< mcojawab p-onnasalahan p e n d i m baik p g b e r s a inter$csi behapi -or yang pddekkepeodidikaa, pmgmammateri b j & q stndi, alsnrpunproseapmpjaraa dalam hias d a b m d m y a r m m d daIm kryian ini. mil peneiitian ini jelas menadah wzmmm d;m p d kita tenfangprose pendidha Wdauprra hasil penelitian h i mmgkh masih rnenrmjuk.Jcanbeberagakelemnhaa, narmm sqayakin k i l n y a dqd dqakai seb@ bagm dari upayapmhgk&m rmrtn pndidikan pada mnunmya ~~di~yaogslcan~gsemaaEin~pene1itim~hagitnya d q a t Iandite-mplotn dalam peningkatan dm peagenrbaagao tewi dim pddek kqendidikan -Hasil pmelitisn ini teM ditelneh oteh tim.pereviud dm Iqmm penelitian Ixldaga Pewlitiso IKlP P d a n g *g dihkukm secara "Hind reviewing". Kemudian disemhn-km yang melibakm dosen Wtas MZP Padaarg uduk tujurm diseminssi. Mudahom* pemelitian ini b m bngi pmgmhqm i h pada umtamya dan ndu 8tafaksBemik IKlP P a c h g Pada kescmp8tan ini h i ingin rneqycqkao ktima h i h kepda b e r b w prhk yang membantu ted-pe-litjan ini, t a pa& fmyek Penmgkataa Penelitian dm Pengebdiao kepada Mlfssynmltaf Direidorat Jencberai Pendidkin Tinggi, lembaga tetrkait yaag meojadi Ajek penelitisu, swpoden yangmenjadi sampel peneljtian, dna tim pereviu Lembaga Penelitian IXIP P d a q ymg blah memberi madcm mfuk yvnrpl?nraan lappmeIitian mi. Hami yaiun taupa dedikasi dpn lmr~asamay q tajalin selsma hi,peaelitirrn ini ti& a h d q n t d i s e l e d m se-~g diharqkan, k e j m yang baik bi dih;lrapkan skan mnjadi lebih baik lagi di masa ymg &an dafylg.
.--
-. ---
h. b a i d i , MA,PhD. h i 130605231
UCAPAN TERIMA KASIH
Berkat Rahmat dan Karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya peneliti dapat rnenyelesaikan proyek penelitian iqi. Selanjutnya, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. lbuk DireMur Pernbinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direidorat Jenderal Pendidikan Tlnggi Depdikbud RI Jakarta
2. Bapzk ReMor IKIP Padang
3. Bapak Ketua Lernbaga ~enelitianIWP Padang 4. Bapak D e h n FPTK lK!P Padang 5. lbuk Ketua Pusat Studi Wafiita lKlP Padang
Tidak lupa ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Walikota, Cq Kepalz Kantor Sospol Kotamadya Padang, Pimpinan Perusahaan Industri yang diteliti, dan istimewa kepada Bapak Adnan, SE., M-Si. Bapak Suarman, Bapak Lukman dan Bapak Rinaldi serta para tenaga kerja yang menjadi Responden penelitian ini. Tanpa bantuan jasa BapaMbuWSdr, baik bersifat finansial maupun rnoril, peiaksanaan penelitian tidak akan berjalan dengan sempurna. Semoga Allah SWT membalasnya dengan setimpal, Amin. Padang, Maret 1998 Peneliti,
DAFTAR IS1
Halaman LEMBARAN PENGESAHAN RINGKASAN ......................................................................................... ...... SUMMARY .......................................................................................................... PENGANTAR ..................................................................................................... UCAPAN TERIMA KASlH .................................................................................. DAFTAR IS1 ................................................................................................... DAFTAR TABEL .................................................................................................
ii v vii viii
ix x
PENDAHULUAN ............................................................................... A. LatarBelakang ................................................................................. B. Perumusan Masalah ........................................................................
1 1 3
BAS I1 TiNJAUAN PUSTAKA ...................................................................... A. Peranan dan Faklor Keterflbatan Wanita dalam Dunia Kerja ........ B. Perlindungan Tenaga Kerja ......................................... . ' ..........
7
BAS111 TUJUANDANMANFAATPENEUTLW ......................................... A. Tujuan Penelitian ............................................................................ B. Manfaat Penelitian .........................................................................
16
BAE IV hrlETODE PENELITIAN ........................................................................ A. Lokasi dan WakW Pelaksanaan .................................................. B . Subjek Penelitian .......................................................................... C. Jenis. Sumber. dan Teknik Pengumpulan Data .............................. D. Metode dan Teknik Analisis Data ..................................................
19
BAB I
BAE V HASiL DAN PEMBAHASAN ................................................................. A. Karakleristik Sosial. Ekonomi Demografl Nakerwan ........................ B. Motiasi kerja. Eidang Pekerjaan yang Ditangani. dan Curahan waklu Nakemn ............................................................................... C. BerRuk Bantuan dan Pertirnbangan Nakerwan ...............................
7 11 16
17
19
19 20 21 23
23 53
72
BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 89 A . Kesimpulan ........................................................................................ 89 B. Saran ........................................................... ............................... 93
DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tahe! 12
.
Tabel 20 . Taka! 21 . Tabe! 22 .
Tabal23.
Tabel 24 . Tabal25. Tabel 26 .
Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur .......................... Distribusi Responden Menurut Jenjang Pendidikan ..................... Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan ....................... Cistribusi Responden Menurut Kelompok Umur dan Status Perkawinan ...................................................................................... Distribusi Rasponden Menurut Jumlah Anak ................................ Distribusi Responden Menurut Suku Bangsa/Ras ........................ Distiibusi Rasponden Manurut Status Tempat Tinggal ................ Distribusi ~espondenMenurut Fasilitas Kendaraan ..................... Distribusi Respondan Menurut Pengalaman Kerja ....................... Distribusi Responden Menurut Jenis Lapangan Pekerjaan Ssbaluxnya .................................................................................. Distribusi Responden Menurut Jenis Lapangan Pekerjaan Sampingan ...................................................................................... Distribusi Responden Menurut Bidang Jenis Pekerjaan Suami atau isteri .............................................................................. Jumlah PenerimaanfPendapatanResponden Menurut Upah ...... Jumlah dan Variasi Pendapatan Suami Responden Nakewan ... Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Responden Nakervjan .... Rata-rata Pangsluaran Tiap Bulan Rumah Tangga Nakerv~an.... Distribusi Responden Menurut Dorongan Bekerja ........................ Distribusi Respondsn PJakerwan Menurut Tujuan Bakerja ........... Penilaian Responden Nakerwam terhadap Pekerjaan yang DPangani ......................................................................................... Distribusi Responden Menurut Status Ketenagakerjaan .............. Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Yang Ditangani ldentifikasi Jenis Pekerjaan yang Sesuai Bagi Nakerwan ............ Janis Pakarjaan yang Pernah Ditangani Nakerwan sebelumnya Jam Kerja Tenaga Kerja pada Perusahaan lndustri Karet Alam . Distribusi Rasponden Menurut Pihak Yang Membantu ............... Tanggapan Responden dan Nakerwan terhadap Tugas Rumah Tangga ..............................................................................
45 49
50 51
52 54 55
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diten~ah-tengahperubahan masyarakat yang serba kompleks dewasa ini sebagai dampak dari kemajuan sains dan teknologi, diduga akan diikuti oleh perubahan lapangan pekerjaan dan pembagian kerja serta spesialisasi, yang secara nyata telah merubah peranan wanita dalam berbagai fungsi dan kegiahn sosial ekonomi. Selain menimbulkan perubahan terhadap pola kerja ataupun sikap dan etos kerja, bahkan juga ditemui adanya pendiskri-minasian lapangan pekerjaan terhadap wanita bilamana ditelusuri dari sisi analisis jender. Guna rnengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan karena lajunya perubahan dan mengejar ketertingalan, Indonesia dalam strategi pembangunan nasionalnya pada periode PJPT I! menekankan orientasi pembangunan yang mencakup pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan teknologi. Salah satu faktor utama pendukung pencapaian orientasi tersebut adalah pendayagunaan sumberdaya manusla, termasuk ke dalamnya pemberdayaan
wafii'a. Sehubungan dengan itu, pemerintah telah menetapkan wanita sebagai salah satu "target group" artinya wanita merupakan kelompok yang perlu rnendapat perhatian khusus dalam pembangunan. Adanya komitmen politis tentang kemitraan pria-wanita, merupakan suatu komitmen nasional yang harus mewarnai seluruh kehidupan bangsa Indonesia, tsrutama perwujudannya dalam kehidupan sehari-hari sudah barang tentu ha1 ini akan memberikan peluang untuk peningkatan peranan wanita di dalam berbagai lapangan kerja. Untuk itu, Menterl Negara Peranan Wanita dalam menetapkan strategi upaya peningkatan peranan wanita dalam pembangunan bangsa mendasarkan wawasan kemitra sejajaran ini dengan pendekatan jender. Pembangunan dengan
pendekatan jender
adalah
pembangunan
yang
dilaksanakan dengan mengintegrasikan di dalamnya aspirasi, kepentingan, serta peranan wanita dan pria di segala bidang dengan tetap memperhatikan kodrat.
harkat, dan martabat wanita dan pria. Dalam pembangunan yang berdasarkan pendekatan jender dicegah terjadinya kesenjangan hak, kedudukan, kemampuan peranan dan kesempatan antara wanita dan pria, serta dihindari adanya upayaupaya yang dapat merugikan wanita dan pria (Kantor Men UPW Rl1995). Peningkatan keterlibatan wanita dalam lapangan kerja tersebut antara lain dapat diketahui melalui kenaikan tingkat partisipasinya dalam angkatan kerja (TPAK Vtianita) dan peningkatan dalam jumlah bidang-bidang pekerjaan yang
dimasuki oleh wanita. Bilamana dilihat dari tingkat partisipoasi angkatan kerja wanita, terdapat kenaikm dari 32,43% pada sensus 1980 menjadi 38,79% pada sensus tahun 1990. Sementara dari kecenderungan struktur ekonomi Sumatera Barat yang sedang mengalami tranformasi diketahui antara tahun 1980-1990 jumlah angkatan kerja di sektor formal meningkat dari 21,6% menjadi 27,2%. Namun,.sebaliknya juga dilaporkan, pada sektor informal terjadi penurunan dari
78,I0hmenjadi 72,5%. Berdasarkan perbedaan jenis kelamin, tenaga kerja wanita ai sektor formal meningkat sebesar 7,76% dibanding tenaga kerja pria yang
hanya mencapai 4,9%. Sedangkan jumlah tenaga kerja wanita di sektor informal
dalarn kurun waktu tersebut hanya turun sebesar 1,?Oh dlbandlng prla dengan penurunan mencapai 4,79% (Indrizal, 1996). Sekaligus data tersebut di atas menunjukkan bahwa partisipasi kerja wanita meningkat cukup tajam dibanding pria, dan boleh jadi hat ini berarti menggambarkan pembangunan bidang kewanitaan telah mulai menarnpakkan hasilnya. Namun demikian, disisi lain dipandang perlu mernpertanyakan sejauh manakah keadaan demikian diikuti dengan peningkatan askes dan kontrol wanita baik terhadap pekerjaannya maupun peningkatan kesejahteraan mereka. Sebab, rendahnya askes maupun kontrol justru akan menempatkan wanita pada poslsl marginal sehingga mempengaruhi ataupun menyebabkan rendahnya tingkat
pp,?.d~pak?, ~ a ~ , ih5i +a .k secara a k ~ ! unaupun t sdatif t2shadap pria. Sebagaimana dilaporkan Biro Pusat Statistik tentang lndikator Sosial Wanita Indonesia Tahun 1993, mengungkapkan bahwa rendahnya tingkat pendapatan wanita akan tergambar dari besarnya proporsi persentase pekerja
wanita yang rnernperoleh pendapatan kurang dari Rp. 1 ~ 0 , per - hari. Khusus bagi daerah Surnatera Barat pada tahun 1991 dijumpai sebanyak 12,7% dibanding pria yang hanya terdiri atas 2,18%. Sementara ditinjau dari segi tingkat upah rata-rata per hari bagi pekerja prduksi, tenaga kerja wanita di daerah ini rnernperoleh Rp. 3.022,- sedangkan tenaga kerja pria dibayar rah-rats Rp.
4.260.Di samping upah yang relatif masih rendah diterima oleh pekerja wanita, status dan kondisi pekerjaan ataupun jaminan sosial terhadap mereka masih perlu dipertanyakan, baik rnenyangkut perlindungan terhadap keselarnatan dan kesehatan kerja rnaupun rnenyangkut kesejahteraan lainnya seperti, pernberian santunan, tunjangan dan hak-hak bagi pekerja wanita. Seperti dikemukakan oleh Purwoko (1996) bahwa Program jaminan sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan pengimple-mentasiannya justru sering nenimbulkan rnisinterpretasi, terutarna bagi pemberian santunan sedangkan sumber pembiayaannya tetap terbatas dari iuran para peserta (tenaga kerja). Tingkat upah yang rendah tersebut sudah barang tentu tidak terlepas dari bentuk, sifat, dan kualitas dari pekerjaan wanita itu sendiri. Sehingga perbaikan terhadap upah bagi mereka hanya dapat dilakukan apabila ketrampilannya bertambah serta sifat pekerjaan yang mereka lakukanllayani juga diperhaiki. Dalarn kaitan ini pernantauan terhadap peran dan keterlibatannya pada bidang pekerjaan yang ditangani perlu dilakukan, dan begitu pula informasl mengenai profil sosial ekonorni dan demografi menyangkut diri pribadi tenaga kerja wanita perlu untuk diketahui, seperti: karakteristik pendidikan, status ketenagakerjaan, status tempat tinggal, alasan bekerja, kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga dan lain sebagainya.
B. Perurnusan Masalah Perrnasalahan wanita selalu menarik untuk dikaji, dan akan lebih menarik lagi jika dihubungkan dengan potensi yang dirnilikinya karena rnengingat jumlah mereka yang lebih banyak dari pria. Fenomenanya dalam angkatan kerja rnemiliki
ciri dan karakteristik tersendiri, baik menyangkut aspek histori tradisional maupun sosioekonomi demografi. Status dan kondisi kerja mereka secara umum masih jauh dari memuaskan, baik dari segi jaminan ataupun perlindungan secara ekonomi, sosial maupun segi teknis di dalam bekerja. Ketidaksamaan peluang dan pendiskriminasian dalam lapangan pekerjaan pada kenyataannya masih dijumpai di dalam masyarakat sehingga cenderung menempatkan posisi wanita menjadi terpojok, dan bahkan terkadang hanya mempertimbang-kan pantas atau tidak pantasnya secara biologis, sehingga untuk bidang-bidang tertentu tenaga kerja wanita tidak diharapkan maka prioritasnya diberikan pada pria. Kebijaksanaan pengupahan juga tidak terlepas dari tindakan diskriminatif, yang disebabkan oleh faMor internal pada diri kerja wanita karena rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki dibandingkan tenaga kerja pria. Defigan rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki menyebabkan wanita mengalami kesulitan dalam memilih alternatif lapangan pekerjaan yang dimasuki, sehingga pilihan yang layak justru hanyalah sebagai tenaga buruh kasar meski mendapat upah yang rendah. Latar belakang kehidupan mereka yang berasai dari keluarga miskin mengharuskannya bekerja membantu keluarga, orang tua atau suaminya. Suatu keluarga yang dihimpit kemiskinan
maka
semakin
berat
tekanan
yang
mereka
rasakan
mengharuskannya mencari kerja yang produktif sekalipun memperoleh imbalan yang rendah. Keluarga miskin tidak dapat hidup dalam pengangguran, oleh karena itu lebih baik menerima upah yang rendah daripada menganggur. Meskipun pemerintah telah mengatur ketentuan tentang pengupahan dan perundang-undangan ataupun kebijakan mengenai ketenagakerjaan, termasuk penggunaan tenaga kerja wanpa. Namun dalam kenyataannya sebagaimana banyak ditulis dan diberitakan oleh media komunikasi massa serta temuan para peneliti, masih dijumpai pihak perusahaan atau pengusahal majikan disebabkan karena sesuatu alasan belum menjalankan dan memenuhi semua ketentuan yang ditetapkan. Seperti ditulis oleh surat kabar harian Singgalang, Sumatera Barat
edisi Jumat tanggal, 25 Okt~ber1996 bahwa salah satu perusahaan industri pengolahan karet alam di Kotamadya Padang menurut laporan masyarakat diduga bertindak diskriminatif terhadap pembayaran upah buruh meskipun dalam catatan administrasi sama dan sesuai dengan bidang masing-masing. Gaji tambahan bagi karyawan non pribumi justru lebih besar dari gaji yang tercatat di administrasi. Adalah tidak mungkin tindakan yang serupa ataupun perlakukan-perlakuan lainnya yang menyebabkan tenaga kerja wanita termarginalisasi dibanding tenaga kerja pria. Hak-hak tenaga kerja wanita, perlindungan sosial dan
ketidakadilan jender masih perlu dipertanyakan. Perusahaan industri yang bergerak dalam bidang sejenis ini menurut catatan Kantor Statistik Daerah Tingkat I1 Kotamadya Padang terdapat sebanyak 6 (enam) buah perusahaan, yang mempekerjakan sebanyak 1.857 orang tenaga kerja pada tahun 1994 terdiri a:as
pria dan wa~itadalam berbagai jenis bidang pekerjaan. Mungkinkah
dijumpai praktek dan tindakan seperti disebutkan di atas, yang merugikan posisi tenaga kerja wanita dalam proses produksi pada perusahaan industri tersebut. Bahwa sesungguhnya peningkatan daya serap tenaga kerja wanita di sekor industri, belum lagi dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan mereka, karena masih dijumpai dalam kenyataannya upah yang diterima masih rendah, bahkan diantaranya ada dibawah standar Upah Minimum Regional yang ditentukan pemerintah. Bahwa sesungguhnya penggunaan tenaga kej a wanita defigan alasan c o c ~ k dengan jenis-jenis pekerjaan tertentu adalah juga merupakan suatu strategi pengusaha untuk mendapatkan tenaga kerja murah, terutama bagi tenaga kerja wanita berumur antara 13-20 tahun ataupun belum berumah tangga, dengan tujuan menekan pengeluaran perusahaan karena tidak perlu memberikan tunjangan sosial akibat tidak adanya tanggungan keluarga. Bertitik tolak dari latar belakang dan perurnusan masalah seperti diuraikan di atas, penelitian ini diarahkan untuk mengungkapkan dan sekaligus mencari jawaban atas permasalahan yang berkaitan dengan informasi mengenai profil tenaga kerja wanita dan perlindungan terhadap mereka pada perusahaan industri
karet alam (crumb rubber) dengan memfokuskan studi pada persoalan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran atau karakteristik sosial ekonomi dan demografi tenaga kerja wanita yang bekerja pada perusahaan industri pengelahan karet alam tersebut.
2. Bentuk peran apa yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita, jika dihubungkan dsngan jenis atau bidang pekerjaan yang terdapat (ditangani) dalam perusahaan, khususnya menyang-kut kegiatan dalam proses produksi serta faktor apa yang melatarbelakangi (alasan) mereka bekerja dan bagaimana status ketenaga-kerjaannya dan pola curahan waktunya di dalam bekerja dan rumah tangga.
3. Bagaimana bentuk perlindungan yang
diberikan
pihak
perusahaan,
khususnya yang berhubungan dengan jaminan sosial (perlindungan ekonomi) seperti sistem pengupahan dan fasilitas lainnya dalam mempekerjakan tenaga ksrja wanita, baik menyangkut hak-hak wanita maupun upaya peningkatan kesejahteraan pekerja serta problema yang mereka alarni dalarn bekerja, terutama yang berkaitan dengan aspek keselamatan kesehatan kerja.
BAB I1
TINJAUAN PUSTAKA A. Peranan dan Faktor Keterlibatan Wanita Daiam Dunia Kerja Wanita, baik sebagai warga negara maupun sebagai sumberdaya insani bagi pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria di segala bidang kehidupan bangsa dan dalam segenap kegiatan pembangunan. Sehubungan dengan itu kedudukannya dalam masyarakat dan pwannya dalam pembangunan terus ditingkatkan serta diarahkan sehingga dapat meningkatkan partisipasinya dan memberikan sumbangan yang sebesarbesarnya bagi pembangunan bangsa sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya. Bahkan menurut Sudarsono (1993) pemerintah telah memasukkan unsur wanita sebagai salah satu kriteria untuk menilai prestasi daerah. Lebih
ianjirt rnenurutnya, terdapat empat kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi peran wanita yaitu: (1) seberapa jauh wanita berperan sebagai partisipan dalam pembangunan, (2) seberapa jauh wanita menerima benefit dari pembangunan, (3) seberapa jauh wanita mempunyai akses kepada sumberdaya masyarakat, (4)
seberapa jauh wanita mernpunyai kontrol terhadap sumberdaya manusia tarmasuk fasilitas sosial. Adapun perannya dalam pembangunan pada dasarnya dapat dipelajari atau di bedakan atas dua posisi, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan sebagal anggota masyarakat. Posisinya sebagai ibu dalam rumah tangga berperan untuk pembentukan atau merupakan penentu dalam usaha "human investment", artinya wanita sebagai pembentuk rnutu dan kualitas sumberdaya manusia (generasi) yang akan datang. Sedangkan posisinya sebagai anggota rnasyarakat adalah dapat dikembangkan untuk sumberdaya pembangunanlpenggerak usaha kemasyarakatan dan sekaligus sebagai komponen angkatan kerja (Yuliati, 1996). Meningkatnya peranan wanita dalam berbagai bidang kegiatan, termasuk keterlibatannya dalam kegiatan ekonomil dunia usaha ataupun lapangan kerja yang bernilai ekonorni tidak hanya ditandai melalui peningkatan jumlahnya yang
8
bekerja di luar rumah tangga, tetapi juga berhubungan dengan jenis dan jumlah bidang pekerjaan yang dapat dimasuki oleh wanita. Peningkatan keterlibatannya dan peranan tersebut, menurut Zuriah (1996) disebabkan oleh berbagai proses yang baling terkait yang menyangkut pergeseran daiam diri wanita sendiri dalam
sistem nilai dan normatif, serta menyangkut perubahan peranan kelembagaan. Pemberian kesempatan bagi wanita untuk berperan aktif sebagai mitra ssjajar pria perlu diaukung dengan sikap mental, prilaku dan pandangan rnasyarakat terhadap wanita, terutarna menyangkut peran aktif di luar lingkungan keluarga dan rumah tangga. Ada pandangan umum masyarakat bahwa tempat wanita adalah di rumah. Wanita bukanlah pencari nafkah, karena yang mencari nafkah itu adalah pria atau suami. Walaupun wanita bekerja dan memperoleh penghasilan yang memadai, namun statusnya tetap dipandang membantu suami. Anggap demikian menunjukkan wanita bukanlah pencari nafkah utama sehingga inenyebabkan pekerjannya menjadi tidak kelihatan. Menurut As'ruti (1996) dalam analisis wanita perlu diketahui sejauh mana rnereka berperan dalam berbagai kegiatan, yang mencakup tiga aspek pokok
peran wanita dalam kehidupan yaitu: peran produktif, peran reproduktif, dan peran sosial. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam berbagai kegiatan wanita selalu
terkait kegiatan pria sebagai mitra sejajar dalam kehidupan rumah tangga keluarga. Untuk itu, dalarn menganalisisnya melalui wawasan jender kegiatan wanita dan pria perlu diperhatikan secara tersendiri maupun terkait. Menyangkut aspek peran produktif tersebut beberapa studi menemukan ssjurnlah faktor yang melatarbelakangi dan mendorong mengapa wanita atau ibu rumah tangga ikut bekerja di luar rumah. Hasil survey wanita yang diselenggarakan oleh Lernbaga Studi Pembangunan (1986) menyebutkan bahwa faMor ekonomi keluarga sebagai pertimbangan utama wanita bekerja. Di sisi lain menunjukkan bahwa wanita masih juga harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga baik sebelum berangkat maupun sepulangnya mereka bekerja. Kemudian, eleh Yuliati (1996) dikemukakan bahwa sebagian wanita bekerja adalah untuk
mencari naflah tambahan yang secara otomatis penghasilannya untuk memenuhi
kebutuhan keluarga yang belum terpenuhl. Selaln itu, menurutnya juga lngin menunjukkan eksistensinya dan kemandiriannya sebagai wanita. Bagi wanita yang telah berumah tangga, bekeja di luar rumah akan memiliki dua status yaitu sebagai ibu rumah tangga pengurus rumah tangga, dan sebagai isteri. Sedangkan status yang kedua adalah sebagai penghasil pendapatan untuk menambah atau meningkatkan ekonomi rumah tangga. Dalam hubungan ini secara psikologi, sesungguhnya manusia termasuk wanita ibu rumah tangga mempunyai hak sebagai individu, sebagai pribadi yang mempunyai keunikannya sendiri. Mereka berhak untuk mengembangkan dan nengwujudkan kepribadiannya, dan tidak perlu tenggelam atau membatasi diri dalam pengabdiannya terhadap suami dan anak-anaknya, jika dirasakan kebutuhan itu (Munandar, 1985). Seiring dengan kemajuan, maka banyak pula terjadi perubahan dan di sisi
lain pendidikan wanita juga semakin meningkat, ragam lapangan kerja terbuka samakin luas, tersedianya "surrogate mothef semakin banyak yang akan membawa
atau
menimbulkan
perubahan-perubahan
pada
pengambilan
keputusan. Di dalam pengambilan keputusan lni terdapat pula beberapa pendekatan di antaranya secara "household income" dan analisis sosiologis. Adapun menurut pendekatan household income, rnenekankan bahwa wanita bekerja untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Pada saat pendapatan rumah tangga rendah, wanita lebih banyak mencurahkan tenaganya di pasar kerja. Namun jika suatu tingkat pendapatan telah dicapai maka seirama dengan peningkatan tersebut maka curahan tenaga kerja wanita di pasar akan menurun. Sedangkan dari pendekatan sosiologis menekankan adanya kendala bagi wanita untuk mencurahkan tenaganya di pasar kerja, antara lainnya kendala sosiokultural yang menyebutkan tugas wanita mengurus rumah tangga, adanya jam atau waktu di mana wanita dianggap tidak pantas berada diluar rumah dan sebagainya (Hasymi, 1996). Demikian pula halnya dari segi kondisi sosial demografi seperti variabel urnur dan status perkawinan wanita. Kedua variabel ini akan rnempengaruhi
terhadap perilaku wanita dalam berbagai aspek sosial maupun ekonomi. Pada kelompok umur tertentu, wanita mengalami masa putus atau ketidakberlanjutan dalam partisivasi kerja, karena fungsi reproduksinya. lnterupsi ini merupakan salah satu sumber utama terjadinya dikriminasi terhadap wanita. Akan halnya status perkawinan, juga merupakan determinan penting bagi keterlibatan wanita dalam berbagai aspek sosial ekonomi. Menurut Kowaleski (1984) tipe dan sifat dasar dari pekerjaan wanita ditentukan oleh status perkawinan. Wanita yang tidak terikat status perkawinan, mempunyai pola kerja yang hampir mirip dengan lakilaki yaitu: bekerja dengan waktu penuh (full time), berkelanjutan dan lebih stabil. Di samping itu, status perkawinan bagi wanita juga akan mempunyai implikasi pada status sosiai ekonominya. Lebih lanjut ditegaskannya bahwa, kehidupan wanita setelah perkawinan banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi pasanganya. Bahkan, prikehidupan mereka sedikit banyak bergantung pada persepsi dan keputusan suaminya. Selain variabel umur dan status perkawinan tersebut, pendidikan juga rnerupakan variabel penting yang mernpengaruhi keterlibatan dan perilaku wanita dalam aspek sosial dan ekonomi. Tak jarang karena faktor pendidikan baik formal maupun non formal yang telah dimilikinya menuntut seorang wanita untuk bekerja dalam berbagai lapangan pekerjaan pada sektor swasta ataupun pemerintah. Dengan rnelalui pendidikan rnemungkinkan seseorang menerima ide baru, mendapatkan pengetahuan, rnemperoleh ketrampilan, membuka cakrawala pemikiran, dan menambah wawasan sehingga cfapat menopang kemampuan diri dan kehidupan sosial ekonomi.
Sehubungan dengan peran pendidikan tersebut, oleh banyak ahli ditegaskan bahwa pendidikan dapat mengubah status kemampuan, dan keahlian seseorang. Karenanya dengan pendidikan, baik yang diperoleh melalui sosialisasi maupun formal, ha1 ini memungkinkan seseorang dapat memiliki lapangan pekerjaan berdasarkan keahlian yang dimilikinya. Pekerjaan dengan keah!ian tertentu, rnempunyai status keahlian. Jadi dengan
demikian,
lebih tinggi dibanding pekerjaan tanpa
perbedaan
dalam
jenjang
dan
jenis
kemampuan wanita umumnya tergantung pada jenjang dan jenis pendidikan yang telah mereka lalui (Wolfman, 1992). Faktor internal yang rnelekat pada diri Nakerwan disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan yang mereka miliki dibanding Nakerpri, justru membuat kedudukan ataupun posisinya dalam proses produksi sangat dirugikan. Kondisi obyektif juga menunjukkan, tidak jarang mereka mendapatkan perlakuan aiiskriminatif yang menempatkan pria lebih istimewa dalam segala aspek, sehingga menyebabkan wanita mengalami kesulitan dalam mengembangkan potensi dan perannya secara optimal.
B. Perlindungan Tenaga Kerja
Meningkatnya peran dan partisipasi tenaga kerja dalam berbagai kegiatan pombangunan juga disertai dengan berbagai tantangan dan resiko yang dihadapi. Oleh karena itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemaliharaan, dan peningkatan kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan dapat rneningkatkan produktivitas. Secara spesifik, tenaga kerja dalam dunia perusahaan adalah sebagai nitra kerja dan tulang punggung yang memungkinkan perusahaan tersebut dapat berjalan. Dengan demikian, memberikan perlindungan kepada mereka baik rnelaiui tuntunan maupun dengan jalan pengakuan hak-haknya, perlindungan fisik dan teknis, serta sosial dan ekonomi merupakan kewajiban dari pihak perusahaan. Menurut Soepomo (1983) program perlindungan tenaga kerja tersebut akan mencakup 3 (tiga) jenis perlindungan yaitu: (I) perlindungan ekonomi, (2) perlindungan sosial, dan (3) perlindungan teknis. Perlindungan ekonomi disebut juga jaminan sosial, yaitu yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada tenaga kerja suatu penghasilan yang dapat memenuhi keperluan sehari-
hari baginya dan keluarga. Sedangkan perlindungan sosial biasa juga disebut kesehatan
kerja,
yaitu
perlindungan
yang
berkaitan
dengan
usaha
kemasyarakatan di mana tujuannya agar tenaga kerja mengeyam dan
mengernbangkan prikehidupan sebagai manusia. Sementara perlindungan teknis, adalah suatu jenis perlindungan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk menjaga tenaga kerja dari bahaya kecelakaan seiama bekerja yang ditirnbulkan oleh mesin dan peralatan serta bahan-bahan berbahaya. Jenis perlindungan ini disebut sebagai keselamatan kerja. Sudah menjadi kodra:, berkewajiban
menanggung
bahwa manusia hidup akan bekeluarga dan kebutuhan
keluarganya.
Oleh
karenanya,
kesejahteraan bagi tenaga kerja beserta keluarganya harus tetap dapat terpelihara. Apalagi, manusia di dalam hidupnya menghadapi ketidakpastian, baik
beisifat spekulasi maupun bersifat murni yang selalu menimbulkan kerugian. Katidakpastian murni ini seringkali disebut dengan resiko, yang dapat terjadi dalam berbagai bidang termasuk saat tenaga kerja kehilangan sebagian atau keseluruhan penghasilannya sebagai akibat timbulnya kecelakaan kerja, sakit, rneninggal dunia, dan hari tua. Uniuk menghadapi resiko ini tentunya diperiukan suatu instrumen, yang setidak-tiaaknya dapat mencegah ataupun mengurangi tirnbulnya resiko tersebut. sehingga dapat memberikan kepastianfjaminan dan perlindungan bagi tenaga kerja. Bentuk perlindungan, pemeiiharaan, dan peningkatan kesejahteraan dimaksudkan oleh pemerintah diatur dan diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga keja (Jarnsostek). Sebagai perwujudan pertanggungan sosial menurut ketentuan Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang ketentuanketent~~an pokok metigenai tenaga kerja (Husni, 1993) Jaminan sosiai yang dalam bahasa inggrisnya disebut "social security" pertama kalinya dipakai secara resmi di Amerika Serikat dalam suatu undang~!ndangyang bernama "The Soclal Security Act of 1935". Namun menurut sejarahnya gerakan jaminan sosial ini dirnulai pada permulaan abad ke 19 di Eropa Barat, yang diperlakukan dalam bentuk undang-undang kerniskinan (poor laws) di mana orang-orang miskin mernperoleh bantuan dari pemerintah. Kemudian seiring dengan kemajuan dan proses indus!ririalisasi, undang-undang
ini diberlakukan pula bagi kaum buruh, sebagai momentum baru yang mendasarkan prinsip-prinsipjaminan sosial tersebut. Menurut International Labour Organization (ILO) yang dikutip dari Majalah Astek (1985), pengertian Social Security pada prinsipnya adalah sistem perlindungan yang diberikan oleh masyarakat untuk para warganya, melalui berbagai usaha dalam menghadapi resiko-resiko ekonomi atau sosial yang dapat mengakibatkan terhentinyajsangat berkurangnya
penghasilan.
Sedangkan
rnencrrut Undang-undang RI No. 3 tahunm 1992 tentang jaminan tenaga kerja, r'isebutkan bahwa jaminan sosial tenaga kerja sosial adalah suatu perlindungan
bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sabagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dari pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Ruang lingkup yang diatur di dalam undang-undang tentang jaminan sosiai tenaga kerja tersebut meliputi hal: (I) Jaminan kecelakaan kerja, (2) jarninan kernatian, (3) Jarninan hari tua, dan (4) jaminan pemeliharaan kesehatan. Mengenai penyelenggaraannya diatur dan ditetapkan dengan dasar hukumnya yaitu: (1) Tap MPR No. lllMPR11992 tentang GBHN. (2) UU No. 3 Tahun 1993 tentang Jamsostek, (3) PP. No. 3 tentang Penunjukan PT. Astek (Persero) sebagai badan penyelenggara program Jamsostek, (4) Kepres No. 22 Tahun
1992 tentang penyakit Jabatan, dan (5) Peraturan Menajer No. 05fMenl1993 tenkfig program Jarnsostek. Dari segi menerapannya program Jamsostek tersebut kelihatan lebih cenderung menganut Konvensi ILO No. 10211952, di mana menurut konvensi ini penrjertian jamlnan soslal tldak begitu spesifik, karena dlsamakan dengan asuransi sosial. Padahal menurut teori di antara keduanya dapat dibedakan. Jaminan sosial dibiayai oleh APBN dan santunan yang diberikan untuk anggota masyarakat yang membutuhkan dalam rangka mencipbkan daya
beli.
Sedangkan asuransi sosial, dibiayai oleh para pemberi kerja dan pekerja dalam
bentuk kontribusi dan santunan, diberikan kepada para pekerja yang
dlikutsertakan
dalam
program
asuransi
sosial,
dengan
tujuan
untuk
nenanggulangi hilangnya suatu pendapatan (Purwoko, 1995). Bilamana dikaitkan dengan issu diskriminatif terhadap wanita yang bekerja pada sektor publik dunia kerja sering pula di dalam operasionalnya terabaikan pemberian perlin-dungan dan hak-hak pekerja wanita (Nakenvan). Di antara lain lrianto (1994) rnencerminkan kasus-kasus rnenyengkut diskriminasi terhadap Nakeraan pada psrusahaan di wilayah Jabotabek, yaitu meliputi persoalan: 1. Dalam ha1 mendapatkan hak wanita atas kesempatan kerja yang sama
dengan pria, kebebasan memilih profesi, pekerjaan, promosi dan pelatihan.
2. Dalam ha1 mendapatkan upah yang sama terhadap pekerjaan yang bernilai sama.
3. Dafam menikmati hak terhadap jaminan sosial 4. Hak terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
5. Hak untuk tidak diberhentikan dari pekerjaan (dan tetap rnendapatkar; tunjangan) karena perkawinan dan melahirkan, hak akan cuti haid, cuti hamil dan melahirkan 6. Hak untuk mendapatkan fasilitas umum dan sosial khususnya tempat
penitipan anak. Dibagian lain lrianto menyarankan mengenai kesehatan dan keselamatan keja, diharapkan para pengambil keputusan rnemahami dan memandang Nakewan seyogyanya mereka tidak terutama dilihat sebagai faktor produksi befaka, teapi sebagai aset yang berharga dan kepadanya harus diberi pelayanan yang baik, sehingga terpeiihara supaya langgeng dan dapat memberi kontribusinya untuk jangka waktu yang panjang. Agar tidak memberikan da'npak yang rnerugikan dalam hubungannya
cfengan pekerjaan maka pemerintah telah mengeluarkan berbagai perlindungan bagi tenaga kerja wanita (Nakew~an).Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa fungsi reproduksi pada wanita rnerupakan fungsi sosial, yang akan memberi vdarna pada kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Adapun norma perlindungan bagi tenaga kerja wanita yang ada hingga saat ini secara substantif
mencakup lingkup yang sangat luas diantaranya: (1) Norma-norma kesuliaan yang berakar dalam kebudayaan, (2) Adanya jenis pekerjaan yang dapat membahayakan kesehatan wanita, terutama apabila wanita tersebut menjalani fungsinya, (3) Bahwa sementara wanita menjalani fungsi reproduksinya maka wanita memerlukan perawatan khusus, dan (4) Bayi yang masih menyusu memerlukan Air Susu Ibu guna kesehatan dan pertumbuhannya (Kariman, 1995). Gerkenaan dengan ha1 tersebut maka dibuat peraturan ataupun ketentuan yang sifatnya melarang danlatau membatasi dalam mempekerjakan tenaga
wanita, serta memberikan kelonggaran atau kemudahan tertentu di bidang
kefz-naga-kerjaan, antara lain yaitu: (1) Peraturan tenking bekerja pada malam hari, terdiri dari Undang-undang No. 1 Tahun 1951 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja, No. Per 04lMenl1989. (2) Peraturan tentang pengupahan yang sama bagi wanita dan pria, yang terdiri atas Undang-undang No. 80 Tahun 1957 dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981, (3) Perlindungan Terhadap tenaga karja wanita yang sedang haid dan hamil, terdiri atas Undang-undang No. 1 Tahun 1951, dengan aturan peiaksanaannya rnenurut Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1951, kemudian Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 03lMenl1989
dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 02lMenl1984. (4) Peraturan ientang Fekerjaan Berat dan Membahayakan bagi Tenaga Kerja Wanita. Perundangan yang sangat berarti bagi wanita adalah UU No. 7 Tahun 1984 t ~ n t a n gPengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Wanita.
BAB Ill
TUJUAN DAN MANFAAT PENELlTlAN Mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, serta kemudian dibarengi dengan uraian kritis ataupun dukungan kajian teori maka secara garis besarnya tujuan penelitian ini adalah untuk mendapafkan informasi ataupun gambaran mengenai beberapa aspek sosial ekonomi dan dernografi tenaga kerja wanita (Nakerwan) yang bekerja pada perusahaan wanita karet alam (crumb rubber) serta bentuk perlindungan (Jaminan) sosial yang mereka terima darilatau diberikan pihak perusahaan di dalam bekerja. Diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat atau kontribusi di dalam menangani permasalahan pembangunan, khususnya kebljakan di bidang ketenagakerjaan, terutama sekali bagi perusahaan yang ciiietiti ahupun sejenisnya untuk mengelola aspek ketenaga kerjanya.
A. Tujuan Penelitian
Agar supaya tujuan penelitian tersebut dapat dicapai maka dirincil dispesifikasi lagi sebagai berikut: 1.
Untuk rnenerangkan dan menemukenali karakteristik sosial ekonorni dan demografi tenaga kerja wanita yang bekerja pada perusahaan industri karet dam, sehingga didapatkan gambaran tentang profil umur, pendidikan, status perkawinan dan jumlah anaklanggota keluarga, status tempat tinggal, pengalarnan kerja, tingkat pendapatanl penghasilan dan kontribusinya terhadap pendapatan (penerimaan) rumah tangga.
2.
Untuk mengidentifikasi dan mempelajari jenislbidang pekerjaan yang ditangani oleh tanaga kerja wanita pada perusahaan tersebut, terutama di dalam kegiatan proses produksi (pabrik) serta sekaligus mendapatkan informasi tentang tujuan dan alasan ataupun dorongan mereka untuk bekerja.
Sehingga
dengan
demikian
dapat
terungkap
status
ketenagakerjaannya, faktor yang rnelatarbelakangi mereka bekerja, serki prdil &tivitas, profil akses, cian kontrol tenaga kerja wanita terhadap sumberdaya daiarn prosas produksi.
3.
Untuk mengetahui dan rnengidentifikasi bentuk perlindunga.nljaminan sosiai Can fasilitas yang diberlkan (disediakan) perusahaan terhadap tenaga kerja
wanih sorts jenis penyakit dan bahaya kecelakaan yang tinbul akiba: kerja. Dengan darnikian akan diparcifah informasi mengenai sistem penguapan, tunjangan dan santunan unt~tk penunjang kesejahteraan, hak dan podindungan dalam
bokorja, penyakit dan kecelakaan kerja yang
dia!arni/dapat tsrjadi dan upaya pencegahannya, serta keikubertaan parusahaan dslarn program Jamsostek.
8. Manfaat Pene!itian
Dengan dike%huinya beberapa aspek yang menyangku: karakterintik s ~ s i askonorni l dan darnografi tsnaga karjz vmnita tersabut sarta profil aktiviks dan kontrol mereka dalam proses produksi, berikut upaya perlindungan terhadap
knsejzhkra~ndan keselamatan mereka maka dihar-dpkan hasil penelitian ini
dapet dimanfaatkan (berk~ntribusi)untuk: I. Bahan pertimbangan atau masukan bagi pembuat kabijaksana-an di dalam
merumctsknn dan menangani permasalahan ketenagakerjaan
2.
Membantu pihak pemerintah atau instansi terkait di dalam mengevaluasi
pr!aksanaan prngram-program tentang kete-nagakerjaan, terutanta daiarn
ha1 parlindungan bagi tenaga kerja wanita pada parusahaan industri, khususnya industri pengolahan karet alarn (crurn rubber) 3.
Dasar pertimbangan oleh pihak perusahaan yang diteliti atau sejenisnya di
daiam rneiakukan pembinaan dan peningkaan kesejahkraan tenaga itsrjanya sahingga pada gilirannya kinerja perusahaan dapat latih meningkat
..
_ (
t i
4. Eahan referensi bagi peneliti, selanjutnya terutama untuk pusat studi kajian
wanita di Perguruan Tinggi di dalam menelusuri aspek-aspek yang berkaitan dengan permasaiahan wanita.
BAB IV
METODE PENELlTlAN A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di daerah Kotamadya Padang, dengan memilih dan rnenetapkan tempat atau obyek penelitiannya perusahaan industri pengoiahan karet alam (crumb rubber) yang berlokasi dalam 2 (duaj wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Lubuk Begalung.
Dari 6 (enam) buah perusahaan yang terdapat dalam wilayah kecamatan tersebut, hanya dapat dihubungi 3 (tiga) buah perusahaan yang bersedia dimasuki masing-masing yaitu: PT. Lembah Karet, PT. Batang Hari Barisan, PT. Kilang Lima Gunung. WaMu pelaksanaanya kurang lebih selama 10 (sepuluh) bulan terhitung
sejak proposal penelitian resrni diterima oleh pihak Direktorat Pernbinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (Ditbinlitabmas) c.q. Studi Kajian Wanita Ditjen Dikti Depdikbud Jakarta.
5. Subyek Penelitian Olan karena penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan metode
pendekatan berwawasan jender, maka yang menjadi subyek penelitiannya adalah tenaga kerja (buruhlkaryawan) wanita dan pria yang resmi terdaftar bekerja pada ketiga buah perusahaan industri pengolahan karet alam (crumb rubber) seperti aisebutkan di atas. Teknik pengambilan subyek (Responden) yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, dengan mempertlmbangkan jenls atau bldang-bldang pekerjaan yang terdapat pada perusahaan bersangkutan. Jurnlah responden penelitian diambil sebanyak 180 orang, masing-masing terdiri dari 90 orang tenaga kerja wanita (Nekerwan) dan 90 orang tenaga kerja pria (Nakerpri). Jadi, ketentuannya untuk setiap
perusahaan ditetapkan jurnlah respondennya sebanyak 60 orang yang masing-
rnasingnya terdiri dari 30 orang tenaga kerja wanita dan 30 orang tenaga kerja pria. Adapun jumlah keseluruhan tenaga kerja wanita pada perusahaan yang diteliti hanya terdapat sebanyak 136 orang, sedangkan tenaga kerja pria berjumlah 909 orang. Dengan demikian, pengambilan jumlah responden (sampel) sebanyak 90 orang tersebut dipandang cukup besar dan cukup mewakiii jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan (populasi) tenaga kerja wanitanya, yaitu sekitar 66,2%. Oleh
karena penelitian ini membahas
permasalahan tenaga kerja wanita, maka jumlah responden tenaga kerja prianya diambil seimbang (sama banyak) sesuai menurut jumlah responden wanita, yaitu
sakitar 10% dari total tenaga kerja pria yang ada. Selain dari sejumlah responden tersebut juga dilakukan penjaringan informasi melalui wavmncara terbatas dengan beberapa orang informan, yaitu dari
Kandep Departemen Tenaga Kerja, staf Gapkindo, dan staf perusahaan lainnya di luar dari responden seperti ditetapkan cii atas. Hanya saja dalam ha1 ini, wawancara dengan anggota keluarga responden, yang semula direncanakan akan dilakukan. Akan tetapi karena keterbatasan waktu dan kendala lainnya, wawancara tersebut tidak dapat dilakukan terkecuali terhadap responden yang secara kebetulan bekerja di dalam pabrik yang sama dengan pasangan hidupnya (suami atau istri).
C . Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data Janis data yang digunakan dalam penelitian ini terutama sekali adalah data
primer, yang diperoleh langsung melalui responden dengan menggunakan kuesioner yang dirancangf disusun secara khusus untuk kepentingan penelitian ini. Untuk melengkapi informasi juga dilakukan wawancara bebas dan terbatas tarhadap sejumlah staf perusahaan dan informan lainnya yang ada kaiiannya dengan penelitian ini. Selain itu, juga dilakukan kegiatan pernantauan dan observasi langsung kelapangan (dalam kegiatan proses produksi di pabrik). pada setiap unjvbagian di lingl(ungan kerja perusahaan..
Mengingat cukup banyak diantara tenaga kerja wanita yang hanya berpendidikan Sekolah Dasar, dan bahkan ada yang tidak tamat SD, maka atas saran dari salah seorang Manajer Produksi dari perusahaan yang diteliti, kuesioner tersebut tidak diserahkanldiisi langsung oleh responden, tetapi adalah oleh peneliti sendiri secara berhadapan (wawancara) langsung. Dengan demikian beberapa diantara isi pertanyaan dalam kuesioner tersebut langsung peneliti kembangkan dan sekaligus sebagai pedoman wawancara. Sejumlah pernyataan responden yang tidak terungkapkan di dalam kuesioner, langsung peneliti catat dan dihimpun pada catatan tersendiri (terpisah). Wawancara dilakukan diruang 2 % ~ pada tempat yang
disediakan oleh pihak perusahaan sehingga terhindar dari
adanya gangguan-gangguan baik bersifat teknis ataupun secara psikologis. Selain data primer tersebut, penelitian ini juga.dilengkapi dengan sejumlah data sekunder guna lebih melengkapi atau dukungan terhadap analisis yang dilakukan. Data ini diambil langsung pada cata'anldokumen perusahaan, Departemen Tenaga Kerja, dan PT. Jamsostek cabang Padang
D. Metode dan Teknik Analisis Data Metode yang dikembangkan dalam penelitian ini pada prinsipnya adalah bersiiat deskriptif analisis, dengan teknik analisis data melalui gabungan antara pendekatan secara analisis kuantitatif (tabel distribusi frekuensi dan proporsi), analisis secara kualitatif melalui respon dan replektif partisipatif serta analisis bem~awasanjender. Dengan bantuan anaiisis tabel frekuensi dan proporsi terhadap sejumlah variabel yang berkaitan dengan aspek diri pribadi tenaga kerja wanita serta dengan tenaga kerja pria akan diperoleh informasi mengenai karakteristik responden serta sekaligus terlihat profilnya dalam ha1 kondisi sosial ekonomi dan demografi. Selain dengan analisis deskriptif tersebut, juga dilakukan teknik analisis jender, guna dapat merefleksikan kedudukan dan keterlibatan tenaga kerja wanita terhadap mitra sejajarnya tenaga kerja pria, sehingga diperoleh
informasi mengenai profil aktivitas, profil akses clan kontrol tenaga kerja vianita tarharfap surnberdaya da!am proses produksi. Untuk lebih memperjelas ataupun mambantu mendeskripsikan dar; pemahnnan data dalam ha\ ini jirga dilakukan kegiatan observasi, baik terhadap
kondisi dan lingkungan kerja perusahaan maupun terhadap sikap dan tindakan tenaga kerja dalam ksgiatan proses produksi. Selain pendekatan tersebut juga
dilakukan pancaktan isi/raspon pernyztaan oleh responden dalam satiap vrawancara yang aiiakukan tentang tanggapan pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Dengen demikian 'akan diperoleh informasi yang rnernadai rnensenai
beberapa aspek snsial ekonomi demografi serta upaya periindungan terhadap tenaga kerja wani'a baik yang bsrasa! dari pihsk perusahazn maupun prilaku tenaga kerja wanita itu sendiri.
BAB V
HASlL PENELlTlAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Sosial Ekonomi dan Demografi Nakerwan
Seperti telah disebutkan sebelumnya, penelitian rnengenai tenaga kerja vianita ini dilakukan pada perusahaan industri pengolahan karet alam (Crumb rubber) ai Kotamadya Padang. Dari tiga buah perusahaan yang diteliti telah diwawancarai sebanyak 180 orang responden. terdiri atas tenaga kerja wanita (Nakerwan) dan tenaga kerja pria (Nakerpri). Secara umum ditinjau dari sejumlah aspek sosial ekonomi ataupun aemografi, perusahaan industri ini mempekerjakan tenaga kerja wanita yang cukup bervariasi baik segi usia, tingkat pendidikan, status ketenaga-kerjaannya, status perkawinan, sistem upah, tingkat pendapatan, maupun gambaran pekerja dan yang mereka tangani di dalam pabrik.
1. Profil Umur Tenaga Kerja Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden terungkap
bahwa tenaga kerja yang bekerja pada tiga perusahaan yang dikunjungi usianya cukup bervariasi, mulai dari usia produktif sampai dengan usia pasca produktif. Untuk lebih jeiasnya, secara terinci dapat diperhatikan distribusi umur responden tersebut seperti terlihat pada Tabel 1. Serdasarkan dab dalam Tabel 1 diketahui bahwa tenaga kerja wanita yang bekerja pada batas atau pasca usia produktif, yaitu mereka yang berumur 55 tahun ke atas persentasenya kurang lebih 7'78% dari keseluruhan responden wanlta yang diwawancaral. JumIah dan persentase tersebut leblh tlnggl dibandlngkan dengan tenaga pria dijumpai sekitar 5,56% dari responden yang sempat dinubungi. Adapun untuk tenaga kerja usia produktif, yaitu mereka yang burumur antara (15
-
55) tahun, baik tenaga kerja wanita ataupun pria persentasenya
masing-rnasing adalah sebesar 92,22% dan 94,44%. Sedangkan pemakaian tmaga kerja anaWdibawah usia produktif, dalam ha1 ini tidak ditemukan. Tabel I. Distribuai Responden Menurut Keiompok Umur pada Perusahaan
Industri Crumb Rubber Padang, tahun 1997. Klasifikasi urnur Responden 15 19 20 - 24 25 - 29 33 - 34 35 39 40 - 44 45 49 50 54 55 - 59 60 keztas
-
-
Jumlzh
1I 1
j
1 1
f 1
1 i
Jumlah Menurut Jenis Gender Nakenvan Nakerpri (Orang) % (Orang) (%> 1 1,11 6 6,67 11 12,22 6 6,67 12 13,33 18 20,OO 17 18,89 22 I 24,44 I 18 1 20,OO 12 I 13,33 13 14,44 15 16,67 7 7.78 4 4,44 I 6 6,67 4 4,44 2 I 2,22 3 1 3,34 1 3 3,34 90 I 100 90 100 I
I
Sumber: Data Lapangan, 1997
Ditinjau dari undang-undang Ketenagakerjaan, sudah barang tentu penggunazn tenaga kerja dengan kiasifikasi umurlpasca produktif tersebut menyimpang dari ketentuan batas usia tenaga kerja yang ditetapkan. Namun demikian, ketika ha1 ini ditanyakan langsung pada seorang staf (Manager produksi) dari salah satu perusahaan yang diteliti, diperoleh informasi bahwa mereka yang telah berusia tua (pasca produktif) tersebut adalah tenaga kerja yang sudah puluhan tahun (relatif lama) bekerja di sini. Bagi kami/pihak perusahaan, mereka bekerja terus di sini tidak jadi persoalan, asalkan masih sanggup. Dan kami memandang ha1 ini merupakan bagian dari salah satu koniribusi pihak perusahaan terhadap tenaga kerja. Untuk memberhentikannya kami tak sampai hati, karena bagi mereka bekerja disini memang betul-betul tidak ada/punya alternatif lain di dalam menyangga kehidupan ekonomi rumah tctngganya. Artinya, dengan tanpa bekerja terus di sini agaknya sulit untuk
memenuhi kebutuhan hidup rumah bngga keluarga mereka sehari-harinya. Lagi pula, bapak boleh teliti dan observasi apakah pekerjaan yang mereka kerjakan terlalu barat dan tidak sesuai dengan ukuran pekerjaan wanita atau bagi mereka yang tefah berumur (tua). Nilai sendirilah, demikian salah satu ungkapan Manejer
perusahaan tersebut pada saat diwawancarai. Berikut ini adalah kutipan sebagian pernyataan dari hasil wawanczra peneliti dengan salah seorang Nakenvan yang sudah cukup lama bekerja di perusahaan tersebut. "1bu Djainab berumur 65 tahun mengungkapkan: ....... Amak rasnnya alun lapeh jo tanggungan, kiniko ado cucu amak nan indak ba ayah, dua urang. Ayahnyo maningga dilantak Kareta Api kiro-kiro satahun lalu, mandehnya bakarajo mancuci ka rumah-rumah urang"
(ibu Gjainab berumur 65 tahun mengungkapkan; Emak rasanya belum lagi lepas dari tanggung jawab, yaitu turut memelihara/membesarkan cucu-cucu ibu yang tiada berayah lagi, karena meninggal dunia ditabrak kerata api setahun yang lalu. Sementara ibu dari cucuku hanya bekerja sebagai tukang cuci ke rumah-rumah orang) .............. Ungkapan pernyataan ini tidak hanya memperkuat alasan dari pihak perusahaan tersebut di a k s tekipi sekaligus juga menggambarkan profil kehidupan rumah tangga dan keluarga Nakerwanlresponden yang bekerja pada perusahaan industri ini. Alasan yang hampir serupa (yaitu berupa tekanan ekonomi) juga ditemukan peneliti terhadap tenaga kerja wanita lainnya, ketika
ditanyakan apa yang melatarbelakangi dan alasan mereka bekerja. Jika aitelusuri lebih jauh data lapangan yang tercantum dalam Tabel 1 juga terlihat bahwa rata-rata umur Nakerwan sedikit lebih tinggi/tua dibandingkan dengan tenaga kerja.pria. Pada kelompok umur antara 20
- 30 tahun, diketahui
junlah dan persentase tenaga kerja wanita relatif kecil dibandingkan tenaga kerja pria. Sementara pada kelompok umur antara 40
-
50 tahun jumlah aan
persenbse tsnaga kerja wanita clitemukn lebih tinggi dibmding tenaga kerja pria ,y.-- ! *!gj bfk2rj;. pada kecSiga t?.it~h p~rusahasnindustri yang dite!iti. Kandisi dsmikian baiangkali tidak terlepas dari bentuk aan sifat peksjaan
yang ditangani oleh para pekerja di perusahaan industri crumb rubber ini, dimana umurnnya reiatif berat dan membutuhkan tenaga ekstra kuat ser7.t beresiko
kec?!aka=ln cukup tinggi. Pada awai-awal usia produklif a k u pernucfa, manusia c ~ ~ d ~ i isemakin l~g produkif dar; memiliki kamampuan tanaga
lebih
aibandingkan pada akhir-akhir uaia produktif. Sehinega dikalangan pria,
bara~gkalicenderufig lebih cepa? msninggalkan pekerjaan. Semenkia tenaga kerja wanita, di sarnping pekerjzan yang mereka tangani dzlam pabrik lebih rings; dibanding pria, barangkafi meraka ietsih barkhan (tidak cepat keluar dan mencari pekerjaan iain).
L.
PmfIl Ftndidikan Tenaga Kerja Gambaran manganai pendidikan respondsn dalarn ha1 ir;i cukup tarsebar,
r n ~ ~ daii i s i tidak tarnat sekolah DasaiiRakyat sampai ke Perguruan Tinggi. Sccara
k~seiuruha~nya mcreka ynng berpendidikan SD dan tidak taina: SD cukup tinggi
jumlsh cfzn peissnkisenya, yaitu rnencapai 55,55'-!h untuk Nakewan '5,5G0h untuk Nakerpri. Dari wawancara weneliti terhadap responden, diperoleh informasi tidak ada
di 2 n t ~ r amereka yang rnengaku tidak pernah sekolah ataupun buta aksara. Khusus bagi resfinriden yang berusia di a h s 60 tahun, waku rnereka pernsh hidup pada zaman panjajahan, namun mereka mengaku pernah sekolah tetapi
tidak tarnat serta bisa membaca. Dalarn ha1 ini peneliti tidak sempat mengadakan tes rnembaca atau rne~ulis terhadap mereka. Kendatipun terclapat sedikit
kzragilm peneliti, namun kasusnya relatif tidak banyak dijumpai. Untuk mandapatkan informasi yang lebih rinci tentang ~ r o f i lpendidikan respondsn
tersebut dapat dipelajaii melaiui Tabel 2. Berdasarkan data yang dicantumkan dalarn Ta5el 2 diketahui persenhse
resg~ndenNakervian yang %ma: SD (Scko!ah Dacart Rakya?} sebesar 32.,33%.
Sedangkan responden )fang tidak dapat menamatkan pendidikan SD rnencapai
22,221. Sementara untuuk responden ~ a k e r ~yang r i tamat SD diperoleh kurang lebih 26,67%, dan msreks yang tidak menamatkan pendidikan SD dijumpai sekitar 8,89?4~.
T t k ! 2.DistriSusi Responden rnenur~!jenjang Pendidikan pada P~russhoan lndustri Pengolahan Karet Alam di Kotamadia Padang, Tahun 1997 Jenis Jenjzng Pendidikan Responden - - - -.-Sekoiah Dasar T m 3 t SDISR Tdk Tamat SCJSR Sekolah Lanjutan Tingkat ~ a & m a Tamat SLTP Tdk Tamat SLTP Sekolah Lanjutan -. i ingkat Atas Tamat SMNSMU Tamat SMK Tdk Tamat SLTA Perguruan Tinggi Akad Akademi/Diploma Sarjana S 1IS2 Seilmg Kuliah --- -Jurnlah .-
.
Jumlah Menurut Jenis Gender EJakewmn I Nalterpri ( 0 r a n g ) j -- % I (Orans] ! -
.
.-
1
I
I 1 1
30
1
20
i
I
! 10 5
iI
I
!
I
I
2
90
1
I! !
24
8
5,56
i
14 6
\
I I
2.24 1 100,OO !
; i
i
! ! i
1
1
15.55
1
6,67
I
3
4
-
90
1
I
I
1
,
26.67 8.85
! i
I
3,33
3
I
33,33 22,22
I
3,33 4,44
-
100,OO
Sumher: Data Lapangan, 1997
Selanjutnya, menurut data dalam Tabel 2 juga terlihat jumlah dan porsentase pendidikan responden untuk tingkatan sekolah Lanjutan Tingkat
Peeamz (SLTP). Daiam ha1 ini, dibandingkan dengan responden tenaga kerja pri3 jumiah ataupun persentase tenzga kerja wanita (Naketwan) yang :am: SLTP relatif iebih rendah, yzitu mencapai sekitar I 1,I 1 O h sedangkar! untllk responden
pria berkisar 15,56%. Adapun merekz yang tidak dapat menamatkan SLTP
masing-masing dalah 5,%% untuk responden tenaga kerja wanita dan 6,67% untuk tenaga kerja pda. Dernikianlah pula halnya untuk jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), jumlah dag persentase ~akerwanyang tarnat dari jenjang pendidikan tersebut relatif masih rendah dibandingkan dengan responden tenaga kerja prla, masing-masingnya yaitu adalah 17,77% dan 33,33%. Sedangkan rnkrsita yang tidak dapa: menamatkan jenjang pendidikan ini (putus sakolah) reiatif kecil jurnlah dan persentasenya. LeQih lanjut, untuk jenjang Perguruan Tinggi, baik pada tingkatan kkademi!Dipl@n?adan Sarjana, dalarn ha1 ini dijumpai masih relatif sedikjt jumlah
aar; parsantasenya. Pada urnurnnya merska ini bekerja sabagai tenaga staf dan laboraiorium di dalarn perusahaan. Khusus bagi responden Nakerwan, dijc~mpai beberapa orang di antaranya sedang mengikuti kuliah pad8 perguruan tinggi
svacb. Da!arn kesimpulan ini peneliti juga menemukan seorang tenaga kerja pria dsfigan la%; befakang pendidikan sarjana, yang bekerja pads bagian harian
borongan Dari profil pendidikan tersebut dapat dilihat dan membuktikan bahvila secara umum pendidikan N a k e ~ nrelatif rendah dibandingkan Nakerpri, taruiama pada tingkatan SD dan tidak tamat SD. Akan tatapi di dalarn ha1 ini dijurnpai jcya aiantara Nakerwan masih sempat untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti: SLTP, dan SLTA.
3. Profil Keiuarga dan Status Perkawinan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diperoleh gambaran atau
prop!!!
yang cukup beragam, baik mengenai jumlah anak maupun status
perkawlnar! dari responden. Mu!ai dari rosponden Nakervdan yang berstatus rsmsja sampai mereka yang bsrstatus jandz. Begitu juga halnya dsngan jumlah anak di dalam keiuarga, dimana ada diantaranya yang belurnJtidak mempunyai anak dan sampai pads mereka yang memiliki anak lebih dari 2 (dua) orang,
s&=n=irr.=na ketentiia: pmgram ke!uarga berencana. =I-...s-
Untuk mencjetahui lebih jelas mengenai status perkawinan responden tersebut, dapat diperhatikan seperti terlihat dalarn
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan, Tahun 1997.
Jenis Status Perkawinan
1
I
I
Belum Kavdin Ka\?./ir!Ee!m Psnva An&
1
Kawin Punya Anak tanddtlDud3 Jumlah
!
----
1 1'
Jumlah Menurut Jenis Gender Nakerwan ? Nakerpri (Orang) I 96 1 (Orang) 1 (%) 9 10,OO 1 18 1 -20,OO 5 5.50 1 2 2.22 51 70 1 77,78 1 56,67 / I 25 27.77 1 90 1 100,OO i $0 ! 100.00 . I
Samba;: Data lapangan (1937)
Sesuai menurut data dalam Tabel 3 diketahui bahwa responden tenaga kerja vmnita yang berstatus janda atau cerai/pisah suami cukup banyak
j~in!ahn)~a, yaitu mencapai 27.77% dari keseluri~hantenaga kerja wanita yacg di.r,lawslnc;arai.
JIka diperhatikan lebih jauh, hktor penyebabnya menurut
pengakuan n~erekajuga bervariasi, seperti suami meninggal dunia, diceraikan suami, dan suami beristeri lagi. Kondisi rumah tangga atau status perkawinan
sc;pe$i ini kelihatannya ikut menjadi salah satu faMor pendorong rnengapa Naltznvan tersebut ikut terjur: ke dunia kerja. Memikul beban dan tanggung ja~*./ab keiuarga yang harus diperjuangkan, dalam artian tidak hanya sebagai fungsi ibu rumah tangga tapi sekaligus sebagai ayah dari anak-anak mereka. Selain kasus cfamikian, dijumpai pula di antara responden Nakerwan yang
bcrstatus kav;in tersebut, suaminya bekerja pada tempat berlainan kota dengan jarak yang reiatif jauh (di luar propinsi Sumatera Barat). Walau rnereka rnengaku
kadang-kadang memperoleh kirirnan uang, namun status ditinggalkan seperti ini dengan walctu relatif cukup lama serh barangtentu mernpengaruhi keadaan rumah tzngganya. Bcrikut ini cacatan hasi! v;2v:ancara Nakewan, yang saat ini suaminya berada di Jakatta.
peneliti dengan seorang
" lbuk Asniwzti berurnur 43 tahun mengungkapkan: Uda awak ndak
disiko do Pak, inyo karajo las di Jakarta. Ampiang 5 iahun inyo di Jakarta, mulo-mulonya ikuit karajo Kapa, kiniko keceknyo karajo borongan las. Awak alun arnuah pai, Lai inyo kirim surak, tasarah dek si As, ka ikuik uda atau baa. Alun amuah ikuik anak-anak sikola c?isikon. (..... suarni saya tidak disini (Padang), sedang bekarja di Jakarta m~njadikurana las. Sudah 5 tahun Cia berada di sana, mulanutsnya dia bekerja di Kapal, tapi sekarang ikut bekarja bcrcngan. Pernah dia rnenyuruh saya ke Jakarta dan rneminta apakah si As mau ikui kbang ke Jakarta a h u bagaimma. Saya masih pikir-pikir ap2lar;i anak-anak bersekolah di sini.)
Unclttapsn pernyataan dari salah seorang respondon terseSut, sekaligus menggambar-kan szlah s.rtulsebuah cnntoh p r ~ f i i rl-lmah tangga keluarga 14akeiq
faKcbr pendorong monsapa meroka bekerja. Eeberapa hasil penelitian tentang wefiiiz j ~ g sbanyak mengungkapkan, faMor pisah ternpa: tingga: (berjauhan)
deiyar; suami menjadi alasan mangapa suami mereka kawin lagi, dan bankan rnenujcl kepada perceraian. Ketika ha1 itu ditanyakan kepada responden tersebut, dongan togas dikernukakan "..... 6aa .... awak iyo pacayo dan manyarah ke inyo
Lzi kn ifigek, anak.ny@. Demikian !anjutan pernyaban dari responden tersebut
Selanjutnya dari data daiam Tabel 3 juga terungkap jumlah dan persenlase resporiden yarig telah bekeluargalkawin masing-masingnya yaitu
62,22% untuk Nakerwan dan 80,0% untuk Nakerpri. Sedangkan mereka yang
-
balun kawin/bakeluarga umumnya dijurnpai berusia ankra 13 30 tahun, dengan
persentase 10% untuk Nakerwan dan 20% untuk responden tenaga kerja pria. Sementara responden tenaga kerja pria yang berstatus Duda, dalam ha1 ini tidak dgemukan. Mereka semuanya mengaku mempunyai isteri, hanya saja pads kassmpatan ini paneliti tidak menanyakan jumlah isteri dan perkawinanl pernikahan yang ke berapa.
Jika dikaitkan antara umur dari masing-masing responden terhadap status perkakvingn
mereka maka terlihat penyebarannya seperti ditunjuk~andalarn
Tabel 4. Distribusi Resconden Menurut Kelompok Umur dan Skitus Perkawinan, Tahun 1997 Jenis Perkavtinan
i
Jumlah Menurut Jenis Gender
[
--Nakerwan (orang)
K e i o ~ p c Umur k EK 1 KPA 1 KTPA 20 --20 24 1 6 25 29 1 I 3 1 / 30 34 1 2 1 1 3 1 1 1
- r--
-
63 - - dst ---
Jumlah
1
-
i
1
-
1
-
i 5 1 i
9
Nakerpri (orang)
J
--
KPA I KTPA I
BK
1 /
1
/
2
1
l . -3
5
1
!
1 9
-
-
D
,
---
___C-----
6
2
j
-?
I 1
4 / 5 ,
-
,
;
1- 3
2 5 i 1 a i 7 0 ;
4
1
1
1
-
;
2
-
'
-
,
-
-
1
i
-
SurnDer : Data iapangan. 1897
Ke!~ran$an.Flakewan : I..'akel-t;ri : BK : KPk : KTPA :
D
Tonags Kcja Wanits Tenacz !%?r;zplia E&hm Kawin Kewin Purrya Anak Kawin Tanpa Purrfa Anak
: Duda
Berdasarkzn tzbulasi silang antara umur dan status perkawinan respocden seperti dalam Tabel 4 diketahui bahwa, mereka yang berstatus janda tersebut
lebih banyak jumlahnya pada kelompok umur antam 45
-
60 tahun ke atas.
Sesuai dengan pengakuan mereka yang berstatus jantia ini faMor penyebab
pe!-cerzlan atau berpisah, umumnya lebih banyak disebabkan suanii rneningga!
Selain gambaran keluarga seperti diuraikan di atas, dijumpai pula dua orang responden yan;
rnsngaku suaminya sedang dalam keadaan sakii, yaitu
rt~engalan-rikebutaan mata dan kelumpuhan. Menurut ibu yang mengaku
-I
l
suaxinya buta ini, sudah hampir mencapai 6 tahun suarninya terserang buta
fersebut. Sebe!unnya dia bekerja sebagai nelayan, dan pada awal-awal serangan kabu'aan itu datang suaminya masih balum begitu rabun. Bahkan dia masih ikut
pergi rneiaut bersama-sama temannya, narnun kemudian penyakitnya semakin
parah dan pernah sowaMu melaut terjstuh dari kapal ke dalam laut. Kemudian s ~ n e n j z kkejadlan itlr tidak pernah lagi pergi dan sekaligus berhenii bekerja dan manciruinyzi j ~ g asudzh pernah dibawa barobat ke doictar akan tatapi dan bslum ada hasii.
Adapun menqenai jumlah anak yang dimiliki, sebagai salah buah hasii perkwinan responden dalam ha1 ini diternukan cukup bervariasi. [iAuIai d a r ~ rnsraka yang baium mernpunyai atau mendapzikan anak sampai dengan mcmpunyai anak sebanyak 9 orang. Kaiau batas jumiah anak sesuai dengan
program pernerinkh (Gerakan KB Nasional) dianjurkan 2 orang, namun dari sisi ini b = w l i, :~- 3L b bLendensi jumlah anak di kalangan keluarsa respond~nmslobihil ai atas daii afijuran tersebut. Untuk msndapatkan i~forrnasiyang labih jslas tentang hat ini, aapat diperhatikan dab Tabel 56.
Terlihat rnglaiui data datam Tabei 55, jumlah dan persentase responden FJakesvan yang mernpunyai anak 2 atau 3 orang relatif cukup banyak, yaitu masing-masing 20,99% dan 24,69%. Akan tekpi jika dicari ratio antara jumlah keseiurui-\ananak terhadap jurnlah responden Nakerwan yang telah kawin maka
diperoleh rah-rata jumlah anak yang dimiliki sebesar 3,63 orang. Ini berarti jam!& anak yang dimiliki rumah bngga keluarga Nekeman berkisai anWa 3 stau 4 orang anak. Sedangkar; untuk rasponden tenaga kerja pria juga dijumpai
pada ji~rniahyang anak yang sama yaitu antara 2 atau 3 orang anak dengan persentase masing-maslngnya 27,78% dan 26,39Oh. Sernentara ratio anak
t2rhadai; jum!ah keluarga diperoleh berkisar 2,9. Ini berarti, keluarga responden
-
knaga ksrja pria rata-rata mamiliki anak ankira 2 3 orang.
Tabel 5. DIstribusi Responden Menurut Jumlah Anak yang Dimifiki, Tahun 1997
Dengan demikian, apabila tidak ada transfer dari luar terhadap pendapatan rumah tangga serta dengan asumsi bahwa anak masih merupakan beban ubma
dalzm keluarga (belum lepas dari tanggungan orang tua), maka berar'li dalam ha1 ini rats-:=b beban tanggungan keluarga responden Nakenvan lebih tinggil'berat
ciibandingkan dengan tenaga kerja pria yang bekerja pada perusahaan industri ter~ebut. Kesimput~n ini jugs didukung oleh fakta lainnya seperti status
perkawinan, dimana cukup banyaknya respo~denNakerwan yang berprediket rnonjanda. Sudah barangtentu tanggung jawab keluarga sepenuhnya berada dipundak mereka, tidak hanya memenuhi kebutuhan hidup, sehari-hari tetapi juga
berperan ganda sekaligus sebagai ibu dan ayah. Mengenai daerah asal ataupun suku bangsdras, diperoleh informasi bahwa pada umumnya tonaga kerja yang bekerja di perusahaan industri ini
acialah suku Minangkabau, yang datang dari berbagai desa dalam daerah tingkat
!I di Sumatera Earat, antara lain, Maninjau, Padang Pariaman, Padang Panjang, S~~ahlunto Sijunjung. dan Kodya Padang (khususnya masyarakat yang berada di
seMor lokasi pabrik). Secam terinci jumlah dan persentasenya dapat diperhatikan data dalam Tabel 67. Mengacu pada data dalam Tabel 67, tercatat 86,67% respondan Nakerwan dan sckiiar 81,12(3i, Nakcrpri berasal dari daerah Surnatera Barat (suku
rninangkahau). Kemucfian, diantzra mereka juga ada berasal dari suku Jawa masing-masingnya sebanyak 8.89% ufituk responden Nakerwan dan sekitar
4,44% u ~ t u kNakerpri. Di samping itu, juga berasal dari provinsi Sumatsra Utara, yaitu suku Batak dan Nias dengan persentase sebesar 1,I 1 % untuk responden
Fiaks3;an cian aekibr 11,I1 % untuk Nakerpri. Selain itu terdapat juga tenaga kerja WNI Cina, dengzn persentase untuk Nakerwan dan Nakerpri masingmasingnya kurang IzSih 2,22%.
TeBcl6. Distrihusf Respc?r;den Menurut Suku Eangsa, pads Peruszhaar; Industri Fengolahan Karet klam di Kodya P~dang,1997 Jenis Sci;iu/ Ketur~inan
I
Jumlah Menurut Jenis Gender
Rasponden Minang J aw-
!
Nias!Bakk Cina Lainnya
I
-- - ---
Nakerpri
1
86.67
--S, . . - -1 - - 8,89 1 1 1.11 2 f 222 1
1
1,11
1 -----
7
I
4
1
/ I
10 2 1
e1.12 4111
~-TI~T-I 2.22 1
1,11
Dati catatan hasil wawancaia terhadap responden, diketahui bahwa n?ereka yang berasal dari perkampungan di Sumaiera Barat (suku Minang)
tersebut, beberapa orang di antaranya mengaku ke Padsng dengan tcijuan rnerantsul dibawa suanti cian bahkan ada yang mengaku tetah meranhu ke kcta lain sebelumnya serta ada pula yang karena diajaklmengikuti saudara ataupun
Tidak jauh berbeda halnya bagi mereka yang berasal dari daerah p r ~ i n s i lain (di luar Sumatera Barat), selain kedatangannya untuk mencari pekerjaan dan penghudupan di Padang di antaranya dibawa orangtua sejak kecil ketika zarnan penjajahhan. Berikut sebuah catatan dari hasii wawancara peneliti dengan seseorang Nakerwan yang baksal dari Jawa Tengah. "Ibu Poniyem 68 tahun, memaparkan kedatangannya pada zaman Belanda: Kita tu dibawa orang tua ke sini rnasih kecil kira-kira berumur 5 tahun. Orangtua kita bekeja untuk mendatangkan tenaga kerja dari Jawa, bekerja untuk perkebunan karet di TandikeWdaerah Bukittinggi. Terus sudah besar kita kawin dengan orang sini (Kayutanam), iapi kini suami sudah tidak dengan kita. Dia pergi ke kampungnya dan kawin lagi." Dibandingkan kedua jenis tenaga kerja yang ada pada perusahaan indwbi yang diteliti, temyata jumlah dan persentase responden Nekerwan yang berasal dari suku Jawa sedikiit lebih tinggi, yaitu 8,89% sedangkan Nakerpri berjumlah
4,44%. Sernentara mereka yang berasal dari Sumatera Utara, khususnya responden Nakerpri ternyata kebanyakan datang dari daerah PutadSuku Nias. Dalam kasus ini tidak dijumpai responden Nakerwan yang berasal dari suku tersebut, terkecuali dari daerah TapanulWadang Sidempuan, yam suku Batak Kedatangan mereka pada umumnya, atas kemauan sendiri dengan tujuan mencari lapangan pekerjaan di daerah ini. Di samping itu juga terdapat mereka yang berasal dari goiongan Non pribuml, yaitu tenaga kerJaWNI keturunan Cina. Barangkali Udak mengheranhn jika perusahaan-perusahaan lndustri sejenis ini pada umumnya dikuasai &h mereka yang berasal dari keturunan Cina tersebut. Namun sebgai tenaga kerja buruh kasar (harian biasa atau borongan) hampir tidak dijumpai, minimal mereka bekej a sebagai tenaga kej a upah bulanan seperti bagian pembelian, kasir, bengkelliabor dan pengawas/mandor.
4. SIaus Rumah, Jarak dari Fasilitas ke Tempat Kerja.
Sesuai dengan keragaman sk:us
perkawinan dari responden yang
diwawzincarai, maka datam ha1 status k~pernifikanrumah ataupun ternpat tingga! dari tcnaga kcrjn jugn berbtda-bcda. Dari a3pek aoaial demografi status
kepomilihn rumah ini merupakan salah satu faktor yang dapat menggambarkan tingkat kes2jah:eraan rumah tangga ataupun masyarakat. Untuk mengebhui jumlat; responden sasuai menur~tststus kepemilikan rumahnya (tarnpat tinggal) dapat aiperhatikan data dalam Tebei 7.
Eerdasarkan data dalam Tabel 7 ciiketahui bahwa responden Rakerudan
yan3 n?.mi!ii
~ k u r a n maka , kemampuan rumah tangga Nakervgan yang menjadi responden di cf~i=n;hsi in; sediklt Isbin baik dib~ndingkanrsspondan r\lakarpri.
Hasif peneiitianini juga rnernperlihatkan bahwa responden N a k e m n yang
tingga! atau menetap di rurnah orang tua r s l ~ t ijauh f lebih rendah dibandingkan
Nakerpri. Untuk responden Nakewan dijumpai sebanyak 1C.00% sedangkan Naksrpri mencapai 33,33%. Apakah kondisi saperti ini dipangaruhi oleh kebudayaan masyarakat di daerah ini perlu suatu penelitian yang lebih cermat.
Setiap anqgota keiuarga pihak wanita akan memba~vasuaminya ke rumah tua msreka setelah berumah tangga. Di samping poia dari sistem kemasyarakatannya yang menganut Matrilineal (berpihak ibu).
Tebei 7. Distribusi Responden Menurut Status Kepemilikan Rumahrrempat Tinggal, pada Perusahaan lndustri Pengolahan Karat Alam di Kodya Padang, 1997 Jenls Status Rumah/ Tampat Tinggel
Jurniah Menurut Jenis Gender
Responden
Nakerwan Orang 32 12 *--
Rumah Sendiri Ruman I - -- - -.-- Ciciian R u m h Orzng 1 udPAeltua 7 Rumah KontraWSewa i?urnah/Mcss Perusahaan I i -----a i n n p Jumlah I .
-
33,56
5 28 1 8
N
1
!
i 1
Nakerpri O r a ~ (%) A1 23.33 i 6,67 50 1 333 26 i 28,89 2,22 2 1
%
C)
--
$_4---
10.00 31,11 1 l,l1 8,89 ] ~OO,OOj
-..
,
5 90
i j
5,56 ---
IOO,GO
Seiain berstatus ternpat tinggaf seperti tersebut juga dijumpai baik responden Nakervvan nlaupun Nakerpri yang menempati rumah berstatus set+ra/kontrakan. Hanya saja dalam temuan ini persentase Nakerwan yang GersPatus rumah seperti ini sediki: lebih tinggi dibandingkan Nakerpri, masing-
mzsingn;ta yaitu 31 ,I 1?4 dzn 28,89%. Menurut penuturzn dari beberapa responden wanita yang dihubungi, jenis status sewa dengan sisten~pembayaran
?iep bulan lebih dominan dari mereka yang bersifat mengontrak delam periode tahtrn3n.
Khusus untuk responden yang beiuni kawin, ai samping ada yang masih berkumpul bersama orang tua dijumpai juga n~erekayang tinggal dengan status menyew kamar dzn mengaku memasak sendiri (tidak kost). Bahkan ada pula di
antarz Nakerpri Iajang dengan status tenipat tinggal berupa rumah cicilan jmengambil Kredit Pernilikgn Rumah). Sementara responden dengan status
rumah; perusahaan hanya dijumpai untuk Nakerwan sebanyak 1 orang (1,I 1%) dzn Nakerpri sebanyak 2 orang (2,22%).
Jika dihubungkan dengan lokasi perusahaan (pabrik), maka pada tin?cmnp
zbupun sebagian b s a r para responden baik Nakerwan maupun
Nakerpri beiternpat tinggal berada disekitar lingkungan (relatif tidak jauh) dari
~rusahaanlpabriktempat di mana mereka bekerja. Walaupun demikian, ada pl;!e yang mengaku tingga! deng=rn jarak puluhan kiiometer dari lokasi pabrik, dalam attian dalam daerah kecarnatan yang berbeda dan tidak dapat ditempuh
dengan berjalan kaki ataupun sepcda dalam waMu singkat. Retatif jauh atau dekatnya tempat tinggal dari responden tersebut dapat j'lga dije!ackan melaiui jenis fasili*as kendaraan yang mereka gunakan untuk
psrgi ke ismpat karja, separti dipertihatfcan dalarn Tabel 8. Tabet 8. Distribusi Reponden Menurut Fasilitas Kendaraan yang Dipakai ke Tempat Kerja Jenis Status Rumah/ Tempat Tinggai Responden Kendaraan Pribadi ----r~10bii Sepeda Motor Sepedz Naik Bis Angkot k ~ g k u h nPerusahaan Eerjalan Kaki Jumlah
Jumlah Menurut Jenis Gender
1 I
Na kerpri
Nakerwan Orang %
Orang
i I
(%I
I
2 97 282 31
2,47 7,41 2,47
43
3437 4,94 48,14
90
100,OO
5
4
7
1
1
18 22
7 32 90
f 1
6,15 7.69 24,62 22,08
j
4,62 34,84
1
100,CO
'
Sumber data Lapangan 1997
Menuruf data dalam Tabel 8 terdapat seki'tr 48,14% responden Nakew~an pergi ke tempzt kerjz berjalan kaki, sedangkan responden Nakerpri didapati sebanyak 34,84%. Ini sekaligus menunjukkan tempat tinggal/rumah mereka relatif tidak begitu jauh dar tempat kerjanya (lokasi pabrik). Sementara rnereka yang memakai sepeda, dalam ha1 ini dijumpai masing-masing untuk Nakew~andan Nzkerpri sebesar 2.47% dan 24,62%. Ditelusuri labih jauh mereka yang bertempat tinggal di lingkungan perusahaan, terutama responden Nakerwan yang berstatus rumah sendiri merupakan penduduk asli dalam wilayah (setempat) di mana lokasi pabrik
tersebut didirikan. Sedangkan mereka yang berstatus menyewdmengontrak di sekikr perusahaan sesuai dengan pengakuan responden ada!ah lebih dipengaruhi atas pertimbangan ekonorni (biaya transpor/ongkos). Adapun mereka yang menggunakan fasititas kendaraan pribadi dalarn
!ern~anpeneli:ian ini tidak hegittl besar jumiahnya. Terkecuafi yang bersepeda,
diinana untuk r~spcndenNakerpri sekitar 24,620A. Narnun untuk rsgnnden Pdaltastvan, baik menggunakan sspeda, sapeda n o b r dan rnobil cukup kacii
jurnlah dan persentasenya. Mereka yang rnenggunakan kendaraan pribadi k r s e b ~ t khususnya , sepeda motor dan mobil pada umurnnya responden yang
b~rstz:us tenaga kerja bulananlskif perusshaan, sepert! tenaga laberan, pekerja tangkel, ke;;ala labor dan kepala produksi.
Hasil observasi yang dilakukan terhadap sejc~rniahrumah responden di Ilngkuncpn lokasi pabrik, pada umumnya mereka menghuni/menyewa ~ m a h
ctengan kondisi cukup sederhana drn bersahaja. Kebetuian dalarn penelitian ini, safah seorang daii responden Nakarpri menjaai ketua RW pada salah satu wiiayan desa di dekai salah satu perusahaan/pabrik yang diteliti dan sekaligus sebagai k ~ t u a SPSl pada perushaan tersebut. Getiau banyak membantu peneliti,
tldak hanya memkrikan inforrnasi teniang kehidupan respon~rnlwargadesanya tetapi juga rnengzijak peneiiti rnertunjukkan rumah tempat tinggal responden dan
berkeiiiing di wilayah sekitar pabrik. Gerdasarkan waumcara peneliti dengan responden, mereka menyewal nengontrak rumah mki-rata tiap bulannya mernbayai anbra Rp. 15.000,- sampai Rp. 35.000,-. Menurut Bapak Suarman (Ketua RW satampat) mereka yang mcmiiiki rumah sendiri adalah penduduk asli karnpung ini. Mereka tinggal dan lnhir disini jsuh scbetum pabrik tersebut dlbangun, cli mana tanah rumah lokasi
pabrlk ini hakkan du!unya "urang gaek ambo ko pak" (tanah orang tuanya) demikian Bapak teisabut menuturkan.
5. Pengalaman Bekerja, Pekerjaan Sebelumnya, dan Sarnpingan.
Didasarkan kepada variasi umur responden dan tahun berdirinya psrusafizanJpabrik yang rnsnjadi obyek penslitian ini maka pengalaman bskerja
dihaiangan re3ponden pada perusahaan tempat di mana mereka bekerja
sekarang juga diternukan bervariasi. Mulai dari mereka yang baru bekerja kurang dalam se'Lahun sampai dengan hampir mencapai 30 tahun, waiaupun cfi anbra pabrik yang ditaliti ada yang taiah mengalami pindah lokasi dalam mas= kurun wakiii mereka bekerja. Untuk lebih jeiasnya tentang pengalaman kerja (lama waMu yang dijafani)
respnden tersebut, beriku?dibuat pengelompokannya seperti dicantumkan pada Tabsi 9.
T
I
. Distrjbusi Respondon Menurut Pengalaman Kerja di Perusahaan lndilstri Pangofahan Karet Alam, Tahun 1997
Lama Wak.tu Kerja Dalam Perusahaan
Jumlah Menurut Jenis Gender
Responden 1
t i
Kurana 1 Tahun .-w-
1 - 5 6 - I0 11 - 15 16 - 20 21 - 25 26 - 30 Di atas 30 Tahun Jurnlah
Nakorpri I
Orang
i
7 13
!
I
14,44 13,33
12 32 16
35,56 17,78 10,OO
9 1
1,I 1
-
90
%
-
i
100,00
1
Orang
(%)
24
26,67
27 9
30,OO 10,OO
-
-
90
100,OO
-
-
Menurut data dalam Tabel 9 ternyata darl segl pengalamanAvaktu bekerJa responden Nakeman rata-rata mempunyai jangkauan vaMu yang relatif labih lama dibandingkan Nakerpri. Jumlah dan persenbsa Nakewan dengan waktu
bekerja di atas sepuluh tahun, ditemukan kurang lebih 64,45% sedangkan untuk
Phkerpri hznya mencapai sekitar 40%. Apakah faktor ini juga ada kaitannya dengan status ketenagakerjaan mereka, yang pada umumnya tenaga upah
harianlborongan. Terfepas dari sulit atau tidaknya mencari lapangan pekerjaan, yang jelas s h t dan status Narkervjan seperti ini cenderung lebih mudah keluar dan masuk perusahaan. Jika asumsi ini benar maka berarti responden Nakerpri lebih cepat meninggalkan/keluar perusahaan dibandingkan Nakerwan.
Jika ditelusuri lebih lanjut, maka melalui data dalam Tabel 10 juga teigamt?ar propnrsi N a k e m n yang cukup b s a r jumlahnya justru k r a d a pada kelompok umur!pengaiarnan - kerja antara 11
-
15 tahun. Semenbra untuk
Nakerpri terjadi pada kelompok pengalarnan antara I
-
5 tahun, dan 11
-
15
bhun. Kemudizn, mereka yang bekerja di atas 20 tahun untuk responden
Nskerfxin di jcrrnpai sekltar 11,I ~ ? A J ssedangkan responden Nakerpri &!am kasus ir;i tidak dijsmpai.
Daiam Tabel 10 diperiiha.tkan jenis pekerjaan yang dilakukan responden sebelum bekerja pada per~sahaanindustri yang sekarang. Sekalig~sinformasi ini
n?eiei?gkapi pengalaman kerja dari masing-masing responden. Teriihat dalam hai ir' 0-L. ,,,wa rasponden Nakarpri lebih mamiliki variasi jenis pengalaman kerja II
dibanaingkan responden Nakerwan. Artinya, para responden Nakerpri lebih cenderung bertukar-tukarf pindah bekerja dari jenis pekerjaan satu ke pekerjaan lainnya a%u dari perusahaan ke perusahaan lainnya. Sementara responden Nakafivan, kelihakinnya tidak begitu bervariasi. Dengan demikian bararti, mobilisasi Nakerwan di dalam mencari lapangan pekerjaan lebih rendah Cfbandingkan Nak~rprl.Berdasarkan data dalam Tabel 10 dapat diketahui bahwa
jurnlsh d m persenhse responden Nakerwan mengaku tidak bekerja sebelum bekerja di perusahaan sekarang justru jauh lebih tinggi yaitu sskitar 75,35%
dibandingkan dengan Nakerpri yang hanya mencapai kurang lebih 27,78%. Fakta
dan kenyataan ini, sekali lag1 membuktikan bahwa kaum wanita lebih banyak mel&ukan tugas domectik (di rumah tangga) dibanding tugas publik (bekerja di pasai kerja). Katerlibatannya di dalarn sektor publik, justru lebih dipengaruhi oleh kondisi dan iatar betakang rumah tangganya ataupun kemampuan pasangannya
(suani).
Tala! 10. Distribusi Respofiden Menurut Jenis Lapangan Pekerjaan yang Ditangani SeSelumnya. Tahun 1997
[ ~enis/~idang Pckerjaan yang Ditangani
I
Nakerwan
Responden
/
1
----
Orang
-
Kerja PabriKPer~~sahaan / lainlcejenis 1 TukanaIBuruh Banaunan i . . . Pramuniagal?a!ayan 1 Restoran i C,erju3!3nlDagang 'i So2i:fBecakiKernet 1 I
I
12
1
I )
- --- L -
-
46
1
I
5
.--
-
II !
3--
Ill
i
24,44 1222 I .
I
2 3 2
1
1
L -a
i
6,67 11,11 2.22 3.33 2!22 2,22
i
I
i I !
1.11
?
6
1
2 90
I
100,OO i
1
-
1 1
90
Jumlah
j i
I
I I
(5%)
6 10
j
i
1
~
-
2
1,11 2,22
1
II
1
66
1
1
Orang
12,35 22 !i- 11 35,56 -- -_
5,56
-
i 1 /
3,33 74,32
1
1
i
E~ngkel!Lzbar 1i D~ni2hj.t i.!..-- L".-.! industri/Kerajinan . 1 Pembantu Rurnah Tangga i Tukang Cuei ! - PetzniiNelayan - .Tidak Gekerjal R. Tangga 1 1
-
Jumlah Menurut Jenis Gender
1
1
i
1 i
1
1
6.67 27,79
100.00
AdaIah tidak mungkin penyebab kurang begitu bsrvariasinya jenis pekerjaan responden Nakerwan tersebut, karena cukup banyzk merska tidak bekerja atau teijtln ke seMor publik sebelumnya (hanya tercurah pada sektor dornestik/rumah bngga). Walau k2banyabn dikalangan responden Nakerwan ini
mengaku bekerja atas kernauan sendiri, namun dari alasan yang mereka ken~ukakanbanyak diiemukan teruhma karena suami meninggal dunia dan beborapa diantaranya berplsahlcerai. Barangkali ha1 tarsebut di atas juga tak
terlepas dari berbagai faMor dan kondisi dunia usaha dewasa ini yang belum
t;e.~it~! memterikafi peluang dan kesempa'an kepada tenaga wanita. Terlebih lagi ier$a%snya kemarnpuan dan tingkat pendidiltan dikalangan mereka, sehingga sulit bersaing di pasar kej a . Beberapa di antara responden baik Nakerwan maupun Nekerpri dengan
nada hampir sama mengemukakan, bahwa untuk uCaran pendicfikan seperti kami
1 1
ini mau mencari ztau bekgrja "dimana dan kemana". Ungkapan pernyataan dernikian adalah cukup beraiasan biia sebagian mereka, terutama responden Nakewan tidak lebih canderung meninggalkankluar bekerja dari perusahaan setelah mereka bekerja. Artinya, tidak mencari pekerjaan ke tempatlperusahaan lain, seh!r!gga dencjan demlkian keragaman dalam jenis pekerjaan yang ditangani sebelumnya tidak begitu kelihatan dibandingkan responden Nakerpri. Kenya'aan ini dapa: diperkua: dsngan lamanya waMu atau pengaiaman kerja rasponden Nzkenvan dibanciingkan Nakerpri, yang reiatif rata-rata lebih tinggi.
Untuk melenqkapi keragaman pekerjaan dan pengalaman bekerja masing-
masing responden, baik untuk Nakerwan maupun Nakerpri pada Tatel 11 diberikan data ta;;+ang pekarjaan sampifigan respondsn sasuai menurut
pengakuannya pada saat penelitianiv~awa.ncara ini dilakukan. T a k l 11. Distribusi Rasponden dan jenis Pekerjaan Sampingan dari Tenaga Kerja Perusahaan lndustri Karet Alam, Tahun 1997 c
Jumiah Menurut Jenis Gender
Jenistaidang Pekerjazn Sarnpir?gan Respcnden I
hh'IemI!ikiPekerjaan Sampingan jasa/~reiit/~ernasana Froduk IndustriIKerajinan Rumah Tanaga -a k -. TaniiReterna -FondokaniSewa Karnar -.
1
I
I I 5
5,56
I
Nakerpri Orang
-
2
I
I
-
1 I
Pekerjaan Bengkei --Tldak Memiliki Pekerjaan
I 2,22 2,22 3,33
2 3-
1
1,I 1
1
I
1
2,22 4,44 1,11
2
1
2.22
1
1
1,11
2 4 1
e-----
80
Jum!ah
(96)
1
.
Juz!an
I
Nakeruan Orang I %
88,90
90
Dalam Tabei 11 tergan~barbahw responden yang memiiiki pekerjaan
sarnpicgan, baik Nakertan maupun Nakerpri persentasenya cukup kecil masing-
-
masina kurana lebih 14,46% dan 11,10%. Dalarn ha1 ini juga termasuk jenis ~.ekerjaanberupa j ~ s aa?au sawa, yang dipandang memberikan pendapasn keluarga (runah tzngga). Secarzi persentase dalam temuan ini menunjukkan responden
Nakerwan
lebih
I
banyak
melakukan
pckerjaan
sampingan
dibandingkan Nakerpri. Pe~gatcrrmjam kerja dengan pola a h u sistem bergiliran (iiga shift} yang
r,,,avkar; pihak parusahaan akan mernberikan dan mernbuka peluang bagi tenaga kerja, terutama bagi mereka yang berbakat dan punya nyaii wirausaha rnernanfaatkan waktu luang %tersebut dengan melakukan usaha sampingan Guns nenambah pendapatan rumah bngga. Dalam kenyataan ha1 ini dapat. terlrhat dsn
dikakihui saa: difakukan wawancara, dimana dijumpainya beberapa Giang N a k e ~ ~ yang a n rnengaku menjalankan kegiatan usaha sampingan. Di antara lain
borSentuk kegiatan menawarkan barang-barang dan pakaian kepada para tenaga
kerja secara kredit p d a waMu jam istirahat atau tidak giliran mascrk kerja. Di samping itu, hasii wawancara juga memperlihatkan bahwa mereka yang melakukan keaiatan usaha sampingan berupa jasa kreditlpemasaran produk
iersohut kesernl~anyaadalah responden Nakerwan. Sernentara untuk responden
hjakerpri dalam hzi ini tidak ditemukan mereka yang menjalankan usaha sampingan yang demikian. Selain dalam bidang jasa kredit, di jumpai pula beberapa jenis
bidang usaha sampingan lainnya, yaitu
berupa usaha
industriikerajinan, beternakhni, berjualan, dan benykel. Khusus untuk pekerja heilgke! ini hanya diternukan satu orang responden Nakerpri, dan mengaku pekarjaan ini dilakukannya pada pagi sampai siang harinya. samentara aktivitas dan jam kerja pada perusahaan yang diteliti dijalankannya khusus pada matarn harinya. Dalarn artian yang bersangltutan selaiu bekerja atau mengambil giliran na!arn. Selain itu, merska yang mslakukan ahupun menerima pendapatan dari hasii usaha sampingan berupa sewa pemondokan kamar tersebut adalah berasal/berstatus penduduk setempat di lingkungan pabrilc (~varga bukan
p~ndaking).Respcnden yang memiliki tanah yang cukup lumayan dan mampu
membangun rumah, yang dengan sengaja merencanakan untuk dipersewakan
da!am bentuk bangunan rumah petak ahupun karnar-kamar. Barangkali ini merupakan salah
satu
darnpak
pembangunan pabriwindustri terhadap
rnasyarakat sekitarnya, dalam bentuk sumbangan pembangunan ekonorni
(rnl;ltiplier effect) yang ditimbulkannya.
6.
Jar;is./Bidang Fskerjaan Suami dan istri Responden Dari latar beiakang faktor penyebab keterlibatan seorang Nakerrvan terjun
di dunia kerja ahupun melakukan kerja ganda, antara lain ada hubungannya dengan kcndici ek~nornid m sbtus sosial pasangan hidupnya (suami). Sbtus
~sksrjaanyang tidak manenti;, panghasilan yang tidak mancukupi/rsfatif kacil, terlebih iagi bila suarninya tidak bekerja akan mendorong seorang isteri untuk menghabiskan wakt~nyaterjun ke pasar kerja (sektor publik). Untuk lebih n~elengkapigambaran tentang profil rumah tangga keluarga rsspondan maka dipsriukan infarmasi mengsnai janisybidang pekarjaan yang diiakukan oleh pasangan hidup mereka, seperti diperlihatkan dalam Tabel 12.
Tabel 12. Distribusi Responden menurut Bidang/Jenis Pekerjaan Suami atau dan lsteri EidangNenis Pekerjaan Suarni dzt~lstri Responden
I
Jumlah Menurut Jenis Gender
I
Orang Bekerja sebagai Karyawan Psrusahaan Stvasta Perawai Negeri -9. -.- .--Beriualan . irritustriiPegraiin . . . -- . --J TukatigiF-'ekerja Gengkel
Lainnya Tidak Bekerja/Nganggur ---. .-
.
Jumiah
S~mmber :
Nakenvan %
32 2
57,14
7
12,50
337
Orang
1
10 5 11 3
Nakerpri (%)
1
i , i , , ,
13,89 6,94 15,28 4,17
-
I
6
5G*
Da!a lapencan ') t-!%r~yz merr!punyei susrninstri
10,71 100.00
1 1
43
90
I
1
59,72 100,OO
Berdasarkan hasll wawancara dan identifikasl bidang pekerjaan pasangan hidup responden tersebut, diketahui bahwa sebagian besar suami Nakerwan
(39.29%) bskarja dalam berbagai lapangan pekerjaan. Jumlah dan persentase yang terbesar terdapat pada lapangan atau bekerja di perusahaan swasta, yaitu
sebesar 57,14%. Beberapa di ankra jenis pekerjaan mereka sesuai menurut pengakuan responden Nakerwan antara lain, sebagai sopir, karyawan industri pengalahan karet atam, satpam pada perusahaan cian sekolah, pekerja bangkel. buruh bangunan, dan sebagainya. Dalam temuan ini juga terungkap adanya di antara suami Nakerwan yang tidak bekerja atau belum mendapatkan pekerjaan, yaitu kurang lebih 10,71%. Ketika dvanyakan tantang ha1 ini lebih jauh kepada mereka, barbagai faktor dan penyebab kemukakannya antara lain disebabkan karena suaminya menderita
saki!, su!it mendapatkan pekerjaan karena selarna ini suarninya hanya sebagai tznaga buruh kasar
2t.m
pekerja harian tidak tetap yang kadang-kadang ada
paksrjaan. Salain itu, ada pula faMor penyebabnya behenti bekerja karena atas kemauan suaminya sendiri. Berikut ini kutipan wawancara peneliti dengan salah seoran9 responden Nakerwan yang suaminya saat ini tidak bekerja.
Ibu Ni!rnanelis 35 tahun, sedan0 hamil berat mengemuka-kan bzbrra: Uda awak kil?iko ndak kzrajo do Pak Baalah .... awak indak karajo dek Apak. Dulu inyw kamjo disiko, kini baranti, Uda awak urangnya indak arnuah diparintah-parintah. Maraso indak sanang inyo minta baranti seh kamjo....... (....... Suami saya sekarang lagi menganggurfiiodak bekerja Pak. Bagaimana saya ikut bekerja Pakk. Dulunya dia bekerja disinilperusahaahn ini, tap1 sudah berhenti. Suami saya orangnya tidak suka diperintah atau disuruh. Karena merasa tidak senang dia mink berhenti bekerja .....) Selanjutnya sesuai menurut ionformasi yang diberikan oleh responden Nakerpri pada waktu dilakukan wawancara, diketahui bahwa jumlah ataupun persentasp istrinya yang tidak bekerja cukup tinggi yaitu sekitar
59,72%. Relatif
tingginya peiser;&sa istri Nakerpri yang tidak bekerja dalam ha1 ini dapat
dimak!umi karena tidak saja berkaitan dengan fungsi utamz istri sebagai ibu rumah tangga tehpi juga dipengaruhi oleh peluang dan kesempabn pasar tanaga kerja yang tersedia bagi mereka.
Apabiln ha1 tcraebut dapat diperbandingkan, maka berarti dalam temuan ini
rab-rata k~terlibatandan curahan bvaktu dalam pasar kerja (market time) rumah
bngga responden Nakerwan (Suami + Istri) lebih tinggi dibandingkan rumah bngga respondan Neksrpri (Istri + Suami). Bilamana curahan waktu dalam pasar kerja ikut menentukan besar kecilnya penerimaan rumah ta.ngga maka dalam
kasus ini diduga bahwa tingkat pendapatan rumah tangga responden Nakerwan
akan lebih tinggi pendapatan rumah tangga responden Nakerpri. Dugaan ini hanya banar jika pada masing-masing rumah kngga kaluarga tarsebut tidak mc-nerirna transfer dari luar dan rnere~amemperoieh atau mernpunyai tinpkat
pendapabn yang sarna dalam perusahaan tempat mereka bekerja. 7.
-.I ~ngkatPencfa~aknTenaga Kerja Wanita Wanita yang melakukan peran ganda akan memberikan kontribusi
terkadap ekonomi rcrmah tanggarkeluarga, yaitu berupa psndapatan yang
dit.imSulkan dari hssil kegiztan di l u x (seMor pubiik). KegIatan dab keterlibatan rnereka dalam pasar kerja tidak hanya bertujuan membantu psnghasilan sang suami tetapi sekaligus rnemberikan gambaran sdanya kerjasarna pernenuhan kebutuhan rumah tangga.
Shtus persn ganda yang dijalani tenaga kerja wanits dengan bekerja di luar rumah, akan membentuk satu kekuatan ekonomi rumah tangga yang semakin mapan karena sumbernya tidak hanya berasal dari satu saluran tetapi
sudat.1 mempunyai dua saluran. Hasil dari sejumlah penelitian mengungkapkan sebagzi=n beszr a!esan mengapa para wanib dan iSu rumah tangga bekerja adalah kaiana alasan tskanan ekonomi. Jadi, dengan adanya dua saluran
pemasukan tersebut akan dimungkinkan ada kerjasama dan tanggung jawab bersama antara suanli dan isteri dalam rangka menjaqa keharmonisan dan
keutuhan rumah tanggdkeiuarga.
Adapun pemasukan atau penerimaan untuk tenaga kerja wanita yang bekerja pada suatu perusahaan akan berkaitan besar pendapatan dari upahlgaji dan ifissntlf abu bonus yang diberikan pihak perusahaan sebagai balas jasa atau irnbaian atas curahan tenaga, waktu, dan pemikiran terhadap kerja yang dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara yang dfperoleh langsung di lapangan, h s a r pendapatan yang diterima baik oieh tenaga kerja vtanita maupun tenaga kerja piia pada perusahaan industri pengolahan karet afam di jumpai cukup
bervariasi, sebagairnana terlihat dalam Tabel 13. Sssar kecilnya tingkat pendapatan atau penerimaan responden Nakerwan dan Nakerpri dalam hai ini tergantung pad2 status ketenagakerjaan dan jabatan, sistam dan katentuan pengupahan, sarta waMu yang dipakai untuk bekerja.
Status keienagakerjaan yang dirnakscldkan disini terdiri dari tenaga kerja upah harian biasa, harian borongan, dan bulananltetap. Selain mendapat upah harian dengsn ketantuar? upah minimum regional (UMR) mereka ]uga 'setiap harinya dibari uang lambur ztas kelebihan jam kerja. Sementara pada hari minggu juga
rnemperoleh uang lernbur bagi tenaga kerja yang ikut bekerja, dengan ketentuan upah dua kall dari upah harlan biasa. Dengan demikian pada setlap bulannya atzu periode pemb.ryaran upahlgaji akan terjadi variasi dalam jumiah pendapatan t;n:irk setiap tsnaga keja. Akar; tetapi urituk setiap jenisfstatus tanaga kerja sarta
jabatan dan sifat pekerjaan yang sarna akan menerima jumlah pendapatan yang sama pula, dalam artian tidak terjadi atau terdapat diskriminasiiperbedaan dalam
upah.
Tabel 13. Jumlah Penerimaan/Pendapatan Responden menurut Upah pada Perusahaan lndustri Psngolahan Karst Alarn di Kotamadya Padang, 1997.
Kisaran Jumlah
Jumlah Menurut Jenis Gender
PenerimaanIUpah
Pekerja Tiap Bulannya (Rp.1 100.000--1'51.COO 201 .000 --- 251.009 301.00Q -
-
150.000,200.00C),250.000,-
Nakerwan
1 1
300.000,350.000,-
351 . O X - 400.000,- 450.0'30,4 5 K c 0 - 500.000,5Q1.000 - 550.QS0,Di atas - 550.0r)0,Jumtah
- --
1
1,11 1,11
-
90
I 1
1,Il 1,11
-
100,OO
Oran
38
42,22
30
3333 10,OO 7,78 1,I1 2,22 1,11 1,11 1,11 100,OO
9
8,89
1 1
-
I
3,33 48,89 34,44
-
401.CC)O ---
3 44 31 8 1 1
j I
i
i
I 1
7 1 2 1 1 1 SO
1 i
1 I
1
Suiiibbr. Gdia Lapangan, is97
Berdasarkan data dalam Tnbel 13 diketahui bahwa jumlah dan persentase res?anden yang tertlnggi, balk untuk Nakenvan maupun Nakerprl justru dijumpai
pada jzngkauan perighasiian an%ra (Rp. 151.000,00 sampai Rp. 200.000,00) masing-masingnya sakitar 48,8996 dan 42,22%. Bilamana data dan informasi tersebrrt dianalisis secara lebih cermat, rnaka . dapat ditentukan rata-rata kisaranljangkauan penghasilan responden setiap bulannya, yaitu dengan membandingkan jumlah dari penerimaan menimal dan maksimal untuk setiap janghuan psnghasilan terhadap jumlah total masing-masing respanden. Hasil perhitirngan mennnjukkan, untuk responden Nakerwan diperoleh rata-rata jangkauan penghasilan setiap bulannya rata-rata berkisar antara (Rp. 185.555,OO
-
- Rp. 7.835,00)per hari. Sementara untuk responden Nakerpri rata-rata ankrs (Rp. 187.000,OO - Rp. Rp. 235.000,00) abu mencapai antara (Rp. 6.185,00
-
558.080,GO)atau mencapai antara (Rp. 6.235,00 Rp. 8.575,00) per hari.
Terjadinya perbedaan dalam ha1 penerimaan tersebut bukan disebabkan karena adanya diskrirninasi upah menurut jenis kelamin responden (ketimpangan gander) ktapi sarnzita-rnata karena status ketenagakerjaanlsistem upah, jabatan dnn tanggung jawab stria curahan waktu kerja di antara masing-masing
responden yang tidak sama. Artinya, jumlah penerimaan seorang tenaga kerja cfengan status upah harian biasa dimungkinkan memperoleh jumlah penerimaan tldak sarna k s a : dangan merska yang barstatus tanaga karja upah borongan atau bershtus tenaga kerja bulanan (staf tetap). Bahkan dirnungkinkan juga
mereka yang berstatus sama-sama tenaga kerja upah harian biasa memperoieh
jurn!ah pnerimaan yang tidak sama besar bilamana diantara mereka tidak mangsmbil jam ksrja lambur pada hari minggu.
Untuk mengebhui sejauh mana kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap penerimaan rumah hngga maka diperlukan informasi rnengenai tingkat raa-rata pendapakin Nakerwan yang berasal dari hasillupah pekerjaannya, ratarats pendapatan suami, dan total pendapatanJpanerimaan rumah tangga mereka. Daiarn ha! ini responden yang diikutkan hanya Nakerwan berstatus mempunyai
warn!, yai:u sejum!ah 56 orang dengan variasl pendapatan suami mereka seperti Tab4 14. Jumlah dan Variasi Pendapatan Suami Responden Nakerwan Tahun, 1997. BesarIKisaran Pendapatan Rp.) 0
-
100.000-
- 150.000 - 200.000 - 250.000 251.000 - 300.000 101.OOO I51 .OOO 201 .GOO 301.GOO 351.OOO
-
350.000
- 400.000 401 .COO - 500.000 501 .OOO - 800.000 Jumlah
1
Keterangan
Frekuensi
%
6
10,71
3
535
dan sakitltidak
12
21,43 39,29 IC,71
bekerja
22 6 2 1 2 2 56
3.57 1,79
1
3,47 337 100,OO
- Menganggur
Sesuai menurut data dalam Tabel 14 dapat diungkapkan bahwa rab-rata penghasilan sltarni responden Nakerwan besarnya berkisar antara (Rp. 192.857,M)
- Rp. 255.035,00)per bulan atau berkisar antara (Rp. 6.428,57 - Rp.
8.601,19)per hari. Besar penghasilan yang terbanyak dapat dicapai oleh masing-
-
masing suami Nakerwan justru berada pada janghuan anmra (Rp. 201.000,OO
Rp. 250.G00,OO) per bulan, yaitu sekitar 39,29%. Bsrdasarkan hasil analisis tingkat pendapatan sepsrti diuraikan di atas maka dapat dirinci raia-raia pendapatan Nakerwan, pendapatan suami mereka, s o r b t ~ t apendapatan l dari rumah kngganya (isteri + suami) sebagaimana terlihat
da!ail? Tabel 15. Tabei 15. Raia-rata Tingkat Pendapatan Rumah Tangga Responden Nakewan Tahun, 1957. Kompcnen Rumah Tangga
Fanghssilm Nakenb.m (ls!zri) Pcn~hz~,ilan Suami - .--Totaf Penghasilan (Istari + Suami) Andil Nakerwan (Is!eri) pada Penghasilan Rumah Tangga
-_..
I
Rab-rata Jangkauan Pendapatan Tiap Buian (Rp.) 185.555,- s/d 235.W0,192.857,- s/d 258.035.3%,412,- sM493335,47Oh s/d 49%
Jika dibandingkan temuan tersebut dengan hasil penelitian (VJijaya, 1993) yang menerriukan andil perempuan pekerja rumahan terhadap pendapatan rumah hngganya sebesar 44,g0h maka dalam penelitian ini didapatkan kontribusi atau andil penghasilan Nakerwan perusahaan industri pengolahan karet alam
-
sedikit lebih tinggi dari temuan tersebut, yaitu berkisar anbra (47941 49?4). Lebih lanjut wijaya (1993) menjelaskan bahwa penghasilan perempuan pekerja rlrrnahan lebih tinggi dari pendapatan suami plus anggota keluarga lainnya. Dalam penelitian ini, antara penghasilan isteri terhadap suaminya dapat disimpulkan kurang lebih sama, di mana kontribusinya hampir mencapai rah-rata 48% (lebih rendah 2%) terhadap total penghasilanlpenerimaan rumah tangga.
Hanya saja di dafam anallsisnya belum rnengikut sertakan penghasilan dari
pekerjaan sampingan, baik isteri maupun suaminya serta angg~tal2innya. Sehingga demikian, temuan tersebut dapat saja berubah bilamana komponenkornpnen tersebut dapat diikut sertakan ke dalarn analisislperhitungannya. Untuk lebih memperjelas tingkat pendapatan rumah tangga responden Nakerrvan tcrsebut, pada Tabel 16 diperliha4
Tabs! 16. Rata-rata Pangeluaran Tiap Bulan Rumah Tangga Responden Nakenvan Tahun, 1937. BesarfKisaran
Pendapakn (RP.) 200.009 - 250.000 -
II
Frekuensi
%.
5 7
8,93 12.50
56
3.57 8,93 100,OO
-
251 .OOO 300.000
- 350.000 - 400.000 45: .OGO - 450.066 551.GOO - 500.000 50 i .GGO - 1 .G(30.000
301 . g o ----- 351 .COO
Jumlah
*
I
Keterangan
Berdasarkan data dalam Tabel 16. didapatkan rab-rata besar pengeluaran run?& tangga res~onden Nakenvan tiap bulannya berkisar antara (Rp.
341.C00,00
- Rp. 43O.C00,00)
dengan kisaran pengeluaran yang relatif banyak
dijumpei antara (Rp. 351.000,OO 28,57Ok,.
-
Rp. 400.000,00) per bulan, yaitu sekitar
L
Untuk dapat memenuhi tingkat konsumsi tersebut responden N a k e m n harus mencurahkan wakunya di perusahaan selama 8 jam per hari, dan bahkan sebagian besar diantaranya mengambil lembur kerja setiap hari minggu. Selain
itu dikaiangan Nakerwan yang berstatus Janda atau suarninya tidak bekerja,
sewaktu menanyakan persoalan pengeluaran/belanja sehari-harinya memberikan
reaksi mengeluh. Terlebih lagi ketika pelaksanaan vdawancara penelitian ini terlangsung, kondisi situasi ekonorni terasa mulai sulit seperti naiknya harga (khususnya berasj disebabkan pengaruh musim Jerebuikabut asap. Walau tingkat pendapatan mereka rata-rata melebihi standar Upah Minimum Regional
(Ub!R) Sumatera Barat sebesar Rp. 4.950,- namun para pekerja merasakan panerinaan yang msraka paroleh tidak mencukupilpas-pasan. Di anhra mareka ada yang mefontarkan ide, agar perusahaan kembali membayarl rnenghidupkan
kernball uang beras dalam bentuk pembagian berupa beras (Sukan berbentuk
uang).
B. Riotivasi
Bekerja, Biaang Fekerjaan yang Ditangani, dan Curahan
Waktu Makerwan.
Meningkatnya keterlibabn wanib dalam kegia'an ekonorni (dunia usaha dan industri) pada dasarnya dapd dilihat dari peningkatan jumlah =tau partisipasinya terlibat daiarn pekerjaan di luar rumah (sektor publik) serta
-
peninakatan dafam jumlahf jenis bidang yang dapat dimasuki abu ditan~anioleh
wanig. Bahkan tidak aya! bidang-bidang yang selama ini didominasi oieh pria mulsi didominasi olsh wanik. Peningkatan keterlibatan itu dapat disebabkan oleh berbagai proses yang saling terkait, yang menyangkut pergeseran dalam diri wanita menyangkut sistem
ni!ai dan tiorrna!if serta adanya perubahan peranan kelembagaan. Dari sisi latar baiakang ksterlibatannya terjun ke seMor publik, barbagai motivasi, alasan dan faktor akan dijumpai bervariasi di dalam diri wanita ataupun antara rumah tangga satu dengan lainnya. Sebahagian wanita terjun dan terlibat bekerja adalah untuk
mencari nafkah tambahan. guna rnenienuhi kebutuhan rumah tanggakeluarga yar;g k l i r m dapat tarpenuhi. Salain itu, wanita bekerja juga ingin menunjukkan
eksistensi dan kemnndiriannya sebagai wanita. Seorang vtanita yang sudah dewasa merasaktln dirinya tidak ingin selalu beigantung pada orang tua atau suaminya sehinggn dengan segala kemampuan
dan potsnsi yang ada padanya, mereka berusaha untuk bekerja agar memperoleh penghasilan memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Meialui bldang ~ekerjaan yang digelutinya, wanita juga berpsluang dan mernpunyai kesempatan untuk berperan, beradaptasi, dan berkompetisi dengan pria. Artinya, selain ssbagai
mitra kerja bagi pria, wanita juga menginginkan hak-haknya sebagai pekerja tidak berbeda d ~ n g a npria. 1. Motivasi Bekerja Dalam setiap Giri responden sudah barang tentu memiliki motivasi atau
dormgar! yang rnelatzr klakangi keinginan mereka bekerja etau mernilih dan nemasuki jsnis lapangan pekerjaan tarientu. Selain adanya kadar atau tingkafan
rnoiivasiidorongan dari dalam diri setiap responden, terdapat pula unsur atau hktor dari luar yang rnengharuskan mereka terlibat untuk melakukan suatu
pkerjaan.
Untrrk rnemperoleh informasi mengenai hal tersebut kapada respondan Nakerwan diajukan pertanyaan yang menyangkut alasan mengapa mereka
bekerja, dengan hasll atau tanggapannya sepertl pada Tabel 17. Tabel I T . Distribusi Responden Menurut Asal Dorongan untuk Bekerja pada Perusahaan lndustri Pengolahan Karet Alam di Kodya Padang, 1997.
Jenis/P,szl Bcrongzn untuk Bekerja
-
Atas Kemauan Sendiri Atas Dorongan Keluarga P.tas Dorongan orang .. Isinheman Jumlah
Jumlah Menurut Jenis Gender Nakerpri Nakerwan Orang % Orang (%) 75 83,33 77,78 70 13 14,44 15 16,67 2 2,23 5 535 90
100,OO
90
100,oO
Terlihat dari hasil respons atau tanggapan responden sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 17, baik Nakerwan maupun Nakerpri sebagian besar nienjawzb mereka bekerja atas kemauan atau keinginannya sendiri, rnasing-
masing dengan persentase 77,78% dan 83,33%. Hal tersebut dapat dipahami karena pada umumnya responden telah bekeluarga, sehingga faktor tanggung javiab tarhadap ekonorni rumah tangga menjadi alasan esensial mengapa mereka
harus bekerja. Stmcntara dikaiangan mereka yang bckerja karena atas dorongan
keluarga lebih banyak berasal clari tenaga kerja yang beium berumah tanggaf bekeluarga. Guna mernparjelas prihal rnotivasi bekerja ini kepada respondsn h'akervian juga ditanyakan mengenai tujaun aiaupun alasan mereka bekerja. Adapun
hasilnya dapat diperhatikan seperti diperiihatkan dalam Tabel 18. Tabel 18. Distribusi Responden Nakerwan Menurut Tujilan atau Keingi~anyang Didapatken dari Bekerja pada Perusahaar! Industri Peng~lahanKaret Alam di Kodya Fadang, 1497
-I ujsan/Kebutuhan
i
Responden Kebutuhan Bekeria P.?ensmbah Penghasilan atau Kebutuhan Rumah Tangga Memanfaatkan Waktu
Luang
Meficari Per;~alaman/ FJlanarnbah Wawzsa Jumlah
Frekuensi
iI
%
1
I
I
1
Keterangan
81,11
73
I I
6 11 90
I 1
6,67
I
12,22
I
100,OO
Sumbar. Data lapangay, 1937
Berdasarkan pengakuan responden sebagaimana terungkap pada Tabel 18 tordapat 81,I 1% yacg menyatakan tujuan bekerja untuk menambah
penghasilan atau memenuhi kebutuhan rumah tanggdkeluarga. Sementara
mereka yang bertujuan untuk memanfaatkan waMu luang dan mencari pengalaman, sekaligus menambah wawsan,
relatif tidak
begitu besar
persenbsenya. Pada umumnya mereka adalah responden Nakanmn yang belum bekeluarga, dan masih tinggal bersama dengan orang tua.
Tingginya persentase tujuan responden bekerja untuk menambah pen~hasilan, juga diikuti dan dibarengi penilaiannya, bahva dengan bekerja ahu melakukan peksrjaan sekaiang dapa! membarikan dukungan keuangan!finansial. Sesuai dengan latar belakang pendidikan responden yang relatif rendah, maka pentiatan mereka tsrdapat pekerjaan pada umumnya memberikan jawaban untuk menambah
untuk
penghasiian,
menyambunglmendukung
kehidupan
(menyanbung hiduik), dan sebagainya, yang dapat dikategoriksn ke dalam hai keuangan. Untuk lebih jeiasnya jawaban responden dapat dilihat dalam Tabel 19.
Tabel 19. Peni!aian Responden Nakewan terhadap PekerjaanIBidang Pekerjaan yang Ditangani pada Perusahaan lndustri Pengolahan Karet Alam di Kodya Padang, 1997
I
Pekerjaan yang Dilakukan Dapzt menga!duatisasikan
I I
Wawsssn d m Pengebhnan lblemberikan dukungan
1 I
Frekuensi
77,78
!
4
I
Jumlah - .. . ... - . .~
%
Keterangan
I
Memberi Kebanggaan Diri I
I
90
9
I
I
4,44
100.00 ~
~
I
I
Sumber: Data lapangan, 1997
Selain dapat mernberi dukungan keuangan, di antara mereka juga menilai bahwa pekerjaan yang dilakukannya sekarang dapat mengaktualisasikan kemampuan sekaligus nienambah pengetahuan dan wawasan. Ini dijumpai dagi responden Nakerwan yang berlatar belakang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (analisis kimia) yang bekerja di Bahagian Laboratorium. 2.
Bidang Pekerjaan yang Ditangani Nakerwan Sebagaimana halnya dengan beberapa temuan penelitian lainnya, dalam
ha1 ini secara umum jika ditelusuri dari sisi motivasi bekerja antara responden Nake!v!ar!
dan
Nakerpri
dapat
disimpulkan
tidak
berbeda.
FJlereka
mengungkapkan bahwa pilihan bekerja adalah atas kernauan diri sendiri. Dalam
hat tujuan dan aiasan untuk bekerja, walau terhadap responden Nakerpri tidak ditanyakan tatapi dari hasil pengarnatan dapat dikatakan di antara keduanya tidak berbeda, yaitu terciorong kartna,alasan tekanan ekonomi.
Se!ain karena aIasan tersebut, sejurnlah hasil penelitian juga menemukan
bahwa v ~ n i t apekerja juga ingin menunjukkan eksistensinya sebagai wanita mandiri. Keterlibahn mereka bekerja dapat dijumpai dalam barbagai bentuk dan ragarn pekerjaan, mulai dari status dan sifat sarnpai pada jenis bidang pekerjaan
yang dilayani. Dengan mengetahui ha1 Ini sekaligus akan tgrgambar profil kedildukan Nakewnn dalam perusahaan. Berdasarkan informasi yang diprroleh ~ f i I---a,angan perusahaan itii menpekerjaan tanaga kerja dangan tiga status ketenagakerjaan, yaiti~karyawan tetap, harian borongan, dan karyawan harian
biasa. Pada Tabel 20. ditunjukkan jurniah responden menurut jenis sbtus ksianagakerjaai;, yang beksrja pada perusahaan industri yang diselidiki. Walau persentase setiap statusnya tidak rnenccrrninkan populasi sebenarnya, namun
pada setiap jenis status ketenagakerjaan yang ada dapat dijumpai sejumlah tenaga kerja wanb.
Tabel 26. Distribusi Responden Menitrut Jenis Status Ketenaga-kerjaan pada Perusahaan lndustri Pongolahan Karet AIam di Kodya Padang, 1997.
Status Ketenagakerjaan dalarn Perusahaan Karvawan Bulanan -Kaiyawan Harian Biasa
Karyzwan Harian Borongan Jumlah
,
Jumlah Me~urutJenis Gender Nakerpri Nakerwsn Orang % Orang (%) 16,67 18 15 20,OO 52,22 47 51 S,67 31,I 1 28 21 23'33 100,OO 90 100,OO 90
Status ketenagakerjaan tersabut didasarkan pada sistem pengupahan yang beriaku atau cara pembayaran terhadap upah tenaga kerja. Oleh pihak
D~pa!?ernenTenaga Kerja ha1 ini dikategorikan ke dalam bentuk hubungan kerja,
yaitu befstatus tenaga kerja tetap atau tfdak tetap. Ketiga bentuk status k~tenagakerjaandi atas termasuk ke daiam hubungan kerja tetap. Sedangkan tanaga ksja yang termasuk ke dalam bentuk hubungan kerja tidak tetap terdiri ciari karyawan borongan, kontrak, dan harian lepas. Guna lebih memperjelas keadaan tenaga kerja ini, dalam Tabel 21 diperlihatkan bentuk atau jenis bidang pekerjaan yang ditangani responden baik
olah Nakawran maupun Nakerpri pada perusahaan industri ini.
Tabel 21. Distribusi Responden Menurut JenisIBidang Pekerjaan yang Ditangani pada Perusahaan lndustri Pengolahan Karet Alam di Kodya Padang, 1997. Responden Uni'tg.1 Jenis 6id. Pekerjaan
Unii Fenerimaan Eahan EakuIDasar O!ahan Test Bahan BakulSoFtasi -bngkar Muatan Tim banganfcatat Pengangkutan Penaa~*~3s/Mandor ---> Unit Prosas Easah .--Kontaminasi -- 6 e Breaker, Hammer Mill, Creaping Machine (Giling) Penjsrnuran/Arnpaian Penga~vasfMander Ufiit Fiases K ~ r i n g Menurunkan, Mengangkut PAolernp=r Crep (Bag. Rubber) Rotziry Cutter Machines Pengisian Lori OvcnJDryer Pres P'achine dan Timbangsn -- Kontarninasi ----- Plastil; Bungkus Produk -
I
I
Jumlah Menurut Jenis Gender Nakerwan
I /
i
Orang
?6
I
1,I I
3,33 -
3
-
I
10 14
-
11,11 15,55 3,33
3
-
-
6
6 -
7 G
----
6,67
6,67 7.77 6,67 1,11
I
Nakerpri
Orang
-I
-
I
(%) 1,11
-
-
1
1,11
13 2
1 14,44 2,22
1 2
1,11 2,22
8
2
8,88 - -2,22
6 3
6,67 3.33
-
-
-
1
-
1,ll
.
Pengepa kanKemasa n - --Fsmindahaan, Penyim-
pangan, dan Pengiriman Froduk
PengawasIMandor Bagian Marian Umum, dan
1
-
1
1,11
-
-
1
1,11
-
-
1
1.11
I
Lapangan Pviembersihkan Lori
Unit Laboratorium/Kontrol P$utul Beng!tel, dan GudangfSuku ~adang ---AnalidLaboran Benokel - Listiik dan Penerangan Fembelian BaranglSilku Cedana (Sparetjari) --..zSagian StaflPirnpinan
I
1 i
2
4,44
-
-
I
-
1 I
1
17~17
t
I
.-
A
i 4
4.44
2
! 2 , 2 2-
-
1
-
i
1,11
1
1
-
ll11
I 6 2
-
I
-
ll11
I
2
6,67 2.27
I
1
-
2,27
I
Peusahaan, dan
.
1
I
16
1
'
-
1 !
1
I 2.22
L
A(jr?.-LL--: Abministrasi S h f Pimainan Staf Pimpinan -.-I<epala Pabrik ivlenejerlKepala Froduksi FroduksI - Personafia dan P,dn?inistrasi Eagian KeuanganlJuru bzyar Bagian Pembelian, dan Pcngecekanllris Bahan
I
I
4
Saluran air, dan Kebersiham L~pangar! OlimaniGomok Mesin Plastik -- Pernbrrnqkus Pernbuatanrn KotNPeti
I
1
I
-L-2-1-2.22
-
-.---
-
I I 1
..-.-
i -
I 2 2122
-
II -
-
-
1
-2 ---
I I
1
*
2,27 --..--. .CI-
3-
2 1
2.22 2,22
2 2
I
-
I
2,27 1 ,I1
I
-
?,I1
Sumber: data lapangan, 1997
Berdasarkan lndentffikasi jenis dan unlt bidang pekerjaan tersebut, walau persentase yang ditunjukkan tidak begitu mencerminkan keadaan yang
sebenarnya, akan tetapi untuk setlap unit atau bagiannya dapat dijumpai N.;kent./an
yar?g melayani jenis-jenis pekerjaan tertentu. Secara analisis jender
beratti secara umum tidak terlihat adanya diskriminasi, baik menurut profil aktivitas, akses, dan kontrol maupun faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari
aspek profil aMivitas setiap unitlbagian yang ada dapat dirnasuki Nakerwan, dengan rnemherikan peran yang relatif sama dengan Nakerpri. Jika dite!usuri dan diama:i secara lebih seksama memang saat ini nasih tardapat jenis-jsnis bidang/jenis aan tanggung jawab yang belum diemban atau diserahi kepada Nakerwan, yaitu bidang pekerjaan sebagai pengawas atau mandor.
Se!ain deri bidang pekerjaan mandor tersebut dijurnpai pula sejurnlah aM;vibs yar;g dipandang tarfatu barat atau beresiko tinggi untuk ukuran pskerjaan seorang wanita, yaitu: membongkar muatan truk, rotary' cutter machine, ovenldiyer, press mechine, pemindahan dan penyimpanan produk, dan olirnan. Bidang-bidang pekerjaan pada bagian dan peralatan ini tidak
hanya
memSi;:uhkan kskuatan fisik dan tanaga esM:a kuat juga dan rentan terhadap
lceceiakaan kerja, terutama pada mesin-mesin cutter, hammer mill, dan breaking machine. Kecelakaan yang ditimbulkannya dapat menimbulkan cacat tetap sep~rtiputus tangan abu jari.
Adapun bidang pekerjaan yang relatiif banyak dijumpai tanaga karja wanitanya pada jenis perusahaan seperti ini, yaitu pada pekerjaan Kontaminasi dan Laboratorium. Pekerjaan yang ditangani pada bagian kontaminasl adalah
rnenlilih sampah dan kotoran ataupun bahan-bahan pencemar lain yang bercampur dengan bahan dasar. Tahap pemilihannya dilakukan dua kali, yaitu pada proses basah dan proses kering. Sedangkan pada bagian laboratorium
ada!ah msngecek (menganalisis) kadar abu, kandungan nitrogen, plastisitas bahe!li!rubber, dan sebagainya yang berkaitan dengan mutu karet sesuai msnurut standar SIR kare! ekspor. Dari aspek profil akses dan kontrol, dalam ha1 ini terlihat adanya peluang
baqi Naken\m untuk menguasai jenis pekerjaan tertentu dan bahkan diberi ~siuanguntuk rnmgepa!zinnya, cii aniaranya adalah sobagai kepala labor,
asisten timbang, dan bagian keuangan, serta bagian pembelian dan suku cadanglgudang. Jabatan asisten tirnbang adalah peluang jabatan yang terdapat pada bagian penerimaan bahan dasartbaku dengan status ketenagakerjaan upah harian. Sedangkan untuk kepala.labor, juru bayarlkeuangan, dan pembelian suku cadang adalah pelua~g-petuangjabatan untuk status ketenagakerjaan bulanan. Birlfang a%u jenis pekerjaan lainnya yang relatif banyak dijurnpai tenaga ksrja wanitanya adalah unit gilingan pada proses basah. Pekerjaan yang ditangani pada bagian ini bersifat borongan (beregu) terdiri atas pria dan wanita, dan proses kerjanya dipandang cukup berbahaya, terutarna pada saat melayani rnesifi giling (creaping machifiej di mana para pekerja termasuk Nakervdan harus
mamasrrkkan karst melalui kedua tangannya dalam keadaan mesin berputar relatif cepat. Tanpa konsentrasi penuh dan ketrampiian, dapat menyebabkan jari tangan akan tertarik oleh kecepatan roda giling mesln. Dengan bahaya yang c!itirnbu!kannya cukup fstal, beberapa di antara tenaga kerja pria memberikan panilaian ~akarjaanseperti ini tidak cocok bagi seorang wanita. Dalarn Tabei 22 diperiihat~antanggapan responden Nakerwan tentang
-
pandancran mereka terhadap jenidbidang pekerjaan yang dinlfai sesuai/cocok untuk ukuran seorang wani?a pada perusahaan industri pengolahan karet alam. Biia dibafidingkan dengan jumlah atau banyak bidang yang ditangani dalam perusahaan seperti ini, secara umilm responden Nakerpri menilai bahwa tidak banyak GerSatas) pekerjaan untuk pekerja wanita. Di duga respons yang mereka berikan tersebut berkaitan dengan berat clan sifat pekerjaan yang ditangani, apabila yang menjadi responden tersebut umumnya pekerja harianlborongan, yang menangani pekerjaan-pekerjaan kasar (reiatif tidak memerlukan latar pendldlkan khususfiertentu).
Tabe! 22. Jenis/Bidang Pekerjaan yang sesuai Ditangani Nakewan Menurut Pandangan Nakerpri pada perusahaan lndustri Pengolahan Karet Alam
1 No.
BahagianIUnit
I 1. I
I
I!
I
JebnisIBidang Pekerjaan Yang Ditangani Kantor Administrasi Keuanan/Pembukuan Pembelian Mengetik Surat-Surat Laboratorium Kerja Labor Pmsss Pmduksi (BasahlKerir Kontamlnasi Pembungkus/Palstik Pasang Merek Membersihkan Lori
Keterangan
I
Sumher: Data lapangan, 1997
Bilamana diamati secara langsung tenhng jenis pekerjaan yang ditangani oteh pijra Nakerwan tersebut, maka secara umum dapat dikategorikan tida k besi'tu berat, terkecuali pada bagian prosedpekejaan gilingan. Pihak perusahaan berusaha rnenempatkan pars Nakervdan ini pada unitbahagian pelterjaan yang
relatif ringan dan tidak mernbahayakan, serta sesuai dan sepadan dengan ukuran wanita. LValupun demikian berdasarkan hasil wawancara dengan responden,
sebagian di zntan mereka mengaku pemah diberi kesempatan bekerja pada unit at3u bahagian lainnya menangani pekerjaan yang tidak sejenis (tidak sama).
Hanya saja dalarn ha! ini bagi pekerja harian atzupun borongan, tingkatan pekerjaan yang mereka tangani tersebut hampir sama. Jadi, kebanyakannya bukan berarti promosi dan peluang/kesempatan dalam perubahaan status ketenagakerjaan dari upah harianmorongan menjadi upah bulanan (status tenaga kerja tetaplstaf perusahaan). Akan tetzpi adalah merupakan akses dan kontrol terkadap sumberdaya (fasilitas) produksi, seperti penggunaan peralatan dan perlengkapan serta mesin-mesin pabrik. Dikalangan rnereka baik Nakerwan maupun Nakerpri aiasan pindah kerja ke bagian unit lainnya di dalam pabrik
dipengarchi oleh beberapa ha!, yzitu: dipindahkan atasan karena adanya ketebihan ahupun kekurangan anggota di suatu unitlbahagian tertentu, meminta
,
pindah atas kernauan sendiri dengan izinlrekomendasi atasan, dan dipindahkan atau diberi tanggur?gjamb oleh atasan atas sesuatu sebab akibat kecelakaan kerja sarta diberikan tugas dan tanggung jawab karena faktor umur tenaga kerja dan di samping itu dijumpai pula,karena pengaruh latar belakang pendidikan. Pada Tabel 23 diperlihatkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah ditangani
dalarn permahaan oleh responden Nakerwan sebelum pekerjaan sekarang, --... ,... mzni;;i;t psngakuan mereka ketika menanyakan kepacianya apakah pernah pindah aiau aipindahkan ke unitibagian lainnya. Beberapa orang di antara mereka mengaku dipindahkan dan menangani jenis pekerjaan yang sehrang sudah berulang kdi, artinya sebelurnnya juga bekerja di bagian ini lalu kemudian dipindahkan kebagian lain dan ssksrang diksmbalikan lagi ke unit yang samula. Akan tetapi dalam hat ini stiltus ketenagakerjaannya tidak berubah dan tetap sebagai pekerja upah harianiborongan
Berdasarkan identifikasi tersebut dapa: dilihat hahv~aakses Nakewan tarhadap penggur;aan sumberdaya (sarana dan prasarana) manyangkut kegistan proses produksi relatii terbatas pada bahagian atau jenis pekerjaan yang dipandang oleh pihak perusahaan tidak begitu berat dan membahayakan. Jika
dihandingkan dengan pekerjaan yang mereka tangani sskarang sebagaimana tarlihat pada T a b ! 22 justru variasi dan perubahaannya tidak bagitu tzmpak, terutama untuk bnhagian atau unit proses produksi (proses basah dan kering) Serb bagian harian umum. Khusus untuk unit laboratorium, sesuai menurut
inforrnasi Kepa!s Labor pada masing-masing perusahaan yang diteliti, di antara masing-masing tanaga karja labor sating dapat dipertukarkan di dalam menagani pekerjaan. Bahkan sengaja dipergitirkan (rotasi) agar tidak menjernukan di dalam bekerja.
Tabel 23. JenisfBidang Pekerjaan yang Pernah Ditangani ~akerwansebelumnya pada Perusahaan lndustri Pengolahan Karet Alam di Kodya Padang, 1997. No.
BahagianIUnit
1.
Proses Kering
2.
1
3.
1 Harian Umum
Proses Basah
1 4.
/ isboratorium
1
Jenismidang Pekerjaan Yang Pernah Ditangani Mongisi Lori Mernbersihkan Kotak Lori Kontaminasi Arnpaian/Menurunkan dan Menaikan Creap dan Cut!er Gilingan Kontaminasi sampah/membersihkan kotoran Memilih saringanlsaluran air I AnaiisisILoran Administrasi Labor (Laporan Hasil Pengujian)
3. Curahan Waktu Nakermn Curahan wakiu wanita yang berperan gandz secara garis besar dapat dibedakan atas dua jenis v~aktu,yaitu waktu bekerja di pasar kerja (sektor publik)
dan wakdu kerja di rumah tangga (sehbr domestik). Menurut Mincer (1962) curahan tenaga kerja termasuk tentunya wanita tidak dapat dilepaskan dari tiga tipe waktu, yaitu waktu untuk bekerja di rurnah (home time), waktu untuk
memperoleh pendapatan (market time), dan waktu untuk bersantai (leissure time). Adapun waMu yang digunakan untuk mencurahkan tenaga di sektor publik atau dZ luar rumah adalah waMu yang dihabiskan dan dipakai oleh seseorang dalam melakukan berbagai aktivitas yang rnendatangkan pendapatan dimana dalam ha1 ini curahan waktunya akan tergantung pada bentuk, sifat, jenis dan etati~spekerjaan yang ditangani. Untuk perusahaan industri pengolahan karet oiam curahan v:a!
n~enirrutpengakuan responden diperoleh rata-rata 8 jamihari. WaMu ini terdiri atas waktu jam kerja wajib sesuai menurut ketentuan undang-undang yang
berlak!~s6!an1a 7 jam ditambah waktu jam kerja lembilr yang diberlakukan oleh
perusahaan selama 1 jam. Dalam seminggu mereka bekerja selama 6 hari dan
.dikmbah pada hari mingglr sebagai ksrja lembur yang pada umumnya baik respofiden Nekenrvan maupun Nakerpri memanfaatkannya. Dengan damikian total curahan waktu kerja rnereka dalarn seminggu sebanyak 7 X 8 jam = 56 jam. Bilamana ditefusuri curahan waktu untuk scltu hari satu malam, maka berarti responden Nakerwan mencurahkan tenaganya pada seEor publik kurang Isbih 8 jam sedangkan curahan waktu dalam sektor dornestik (kerja rumah tangga dan isiirahat:, sebanyak 16 jam. Alokasi waktu dalam sektor publik atau pasar
1<erjz (xarket time) setama 8 jam tersebut pernakaian dan pengaturannya
ditentukan oleh pihsk perusahaan dengan ketentuan jadwa! kerja seperti tsrliha: pada Tabsf 24.
Tabel 24.
No.
1.
I
Jam Kerja Tenaga Kerja pada Perusahaan lndustri Pengolahan Karet klarn di Kodya Padang, 1997 Nama Perusahaan
' PT. Lembah Karet
Jam Kerja Jenis Tenaga Kerja I Kantor Bengkel dan 07.00 16.00 Labor
-
Proses Basah Shift I Shift II Shift Ill
Proses Kering Shift I Shift 1 I Shift Ill
2.
PT. Babng Hari Barisan
0700 - 15.00 15.00- 23.00 23.00- 07.00 07.00- 15.30
-
15.30 23.30
23300 - 07.30 Kantor Bengkel dan 07.00 15.00
Labor Proses Basah Shift I
I
I
Shift It Shift Ill Proses Kering Shift I Shift If . Shift Ill
07.30- 15.00 15.30- 23.30 23.30- 07.30 07.30 - 15.30 15.30- 23.30 23.30 07.30
-
1 3.
FT I . IXitang 'I Lima Gunung
Kantor Bangkel dan Labor Proses Basah Shift I Shift IlProses Kering Shift I Shift II ,
07.30- 15.30
07.30- 15.30 15.30- 23.30 07.30 - 15.30 15.30- 23.30
Sumber: Data perusahaan 1997
Berdasarkan jadwal kerja dalam Tabel 24 terlihat bzhvva baik Nakerwan maupun Nakerpri yang bekerja pada bagian proses Basah dan Proses Kering, yaitu mereka yang berstatus sebagai tenaga kerja upah harian dan borongan masuk bekerja pad2 pagi hari, sianglsore hari, dan malam hari. Hal ini
bergantuns pada sistem pengzturan kam kerja pada masing-masing perusahaan.
Terkecuali untuk perusahaan PT. Kilang Lima Gunung yang menerapkan status tenaga kerjanya secara permanen, yaitu Nakenvan dan Nakerpri masuk pagi atau
malam, dua perusahaan lalnnya melakukan pengaturan jam kerjany-Q secara bergiliran (rctasi) dI mans untuk seiiap minggunya dllakukan pertukaran
jam
masilk kerja. Cjengan pola alokasi waMu kerja seperti demikian, bagi responden Nakenrdan yang mslsuk pada pagi hari mereka harus berangka: dari rumzh ratar&a aniarz pukul 6.30
- 7.00 tergantung pada jarak tempat tinggal dan fasilitas
yang digunakan ke tempat kerja. Mereka yang tinggal relatif dekat dengan lokasi pabrik di ankranya mengaku berangkat kerja lewat pukul 7.00, terutama untuk perusahaan PT. Batang Harl Barlsan. Sedangkan setiap harlnya setelah pulang kerja, bagi responden Nakenvan yang masuk pagi rata-rata sampai di rumah anhra pukul 16.00 - 17.00 VJIB. Terkadang diantara mereka ada yang tidak langsung pulang ke rumah tetapi pergi berbelanja ke pasar untuk membeli kscerluan rumah tangga, sehingga sampai di rumah dapat melebihi pukul 17.00
ifSl5.
Adaput; untuk responden Nakennran yang kebetulan dapat tugas atau masuk kerja pada maiam hari (shift If!) di antaranya ada yang mengaku berangkat ke tempat kerja jauh lebih awal, karena mengingat tempat tinggal yang jauh dan sulitnya kendaraan bila berangkat agak lebih malam hari. Berikut pengakuan sa!ah seorang responden sewaktu diwawancarai, bila bekerja dimalam hari.
15u Yulianis 50 tahun, status janda menuturkan: Katiko karajo malam blasonya pai karajo talabiah capek barangkeknyo, sasudah sumbayang magarik dan makan malam. Kalau malam bana ota payah jarang ado. Sampai di pabrik biasonyo sumbahyang isya dulu di mushalianyo sudah bagoleid lalok manjalang jam masuak karajo pukul 11.00. Kadang-kadang kawan yang manjagoan kalau sanipai takaick bana. Ketika saat kerja ma!am, pergi bekerja biasanya lebih awal sesudah shalat rnaghrib dan makan rnalam. Kalau perginya terlalu malarn haii mobiliangkot sukar mendapatkannydjarang ada. Sarnpai di pabrik seperti biasanya shalat dahulu di mushalla sesudahnya herbsringlt-idur menje!ang jam kerja masuk pada pukul 23. WIB. Kadang-kada-ng kawan sekerja membangunkan kalau sarnpai tertjdur lelap). Demikianlah pola curahan waktu dari salah seorang Nakerwan yang b~lkerjapada perclsahaan industri ini, yang setiap giliran kerja malam dijalaninya
seppnjang tahun. Semeniara bagi merska yang relatif tinggal lebih dekat dengan lingkungan perusaha.an serta rnereka yang tidak mengalami kesukaran untuk berangkat ke tempat kerja sesuai menurut pengakuannya masih sempat tidur dahulu di rurnah rnenje!ang pergi bekerja. Pada waMu giliran jam kerja soremalarn mereka rnangaku tidur dahulu barang beberapa jam sebelurn berangkat ke ternpat kerja. h'al ini ailakukan guna rnenghilangkan rasa kanti~kyang kemungkinan rnenyeranG mereka pada saat bekerja malam. Irama dan pola curahan waktu yang berganti-gantian seperti tersebut, sesuai rnanurut pengakuan mereka tidak begitu menjadi masalah karena sudah terbiasa dan riitin sifatnya. Hanya saja beberapa responden mengaku bekerja di
malam hart in1 terasa agak lebih dlngin, terlebih lagi bagi Nakenvan yang menar;gar?i pekerjaan di bahagian proses basah (berhubungan dan t?erkontak dengan air). Dibandingkan dengan responden Nakerpri, maka pola dan alokasi waktu
yang dicurahkan dalam perusahaan refatif tidak berbeda. Sedangkan curahan waktu dalam rumah dalam rumah tangga responden Makerwan, tcxutarna bagi mereka ysng berumah tafigga Isbih bsrvariasi atau tinggi ketirnbang responden Nakerpri. t-ial ini dapat dirnengerti kerena sebagai seorang wanita pekerja mereka
haws melakukan peranan ganda (waktu kerja di luar dan di dalam rumah %ngga). Selain bekerja untuk menambah penghasiiad penciapatan rurnah bngga. Paaa umumnya responden Nakerwan sudah harus bangun pagi antara
pukul 4.30
-
5.00 sebetum mereka berangkat pergi ke tempat kerja setstah
mencurahkan waMunya untuk p2kerjaan-pekerjaan rumah tangga, yang secara rutin dilakukannya ssperti menyiapkan minuman dan makan pagi dan siang hari, rnencuci pakaian, membersihkadmerapikan kamarfrumah, melayani anak-anak, menyiapkan segala sesuatunya yang dibawa ke tempat kerja termasuk juga
k-?pzr!u-ln suarni. Sejum!ah resp~ndenNakerwan mengaku bahwa pekerjaan~akarjaanr'hn nimah tangga tersabut dilakukannya ssndiri tanpa ada pihak yang rnembantu, dan ada juga di kalangan mereka yang mengungkapkan mendapat bantuan secara bersama-sama dengan anggota keluarga serta pernbantu. SeIenn,kapnya jav~aban responden yang berhubungan dengan pihak yang menbantir di dalam pekerjaan rumah tangga ini dapat dilihat pada Tabs1 25.
Tabel 25.' Distribusi Responden Nakerwan Menurut Pihak yang Membantu di Dalam Melakukan Pekejaan Rutin Rumah Tangga Jenis Pihak Yang Membantu Keluarga termasuk orang tua dan saudara Pembantu + Keluarga Tidak Ada Jurnlah
Frekuensi 62
% 76.55
2 17 81
2,47
Keterangan
20,98
100.00
*) Tidak termasuk yang helm kawin
Mereka yang rnengaku tidak ada pihak yang rnembantu di datam melakukan pekerjaan Nmah tangga ini terdiri dari responden Nakennran-yang berstatus Janda tidak punya anak, kawin belum punya anak, serta mereka yang rnengaku bahwa anak-anak masih relatif kecil umurnya &n
belum &pat
diharapkan dapat rnenolong pekerjaan, dan beberapa di kalangan responden yang menilai pekerjaan rutin rumah tangga ini adalah tanggung jawab sepenuhnya seorang istri/ibu rumah tangga sehingga meresa Iceberatan suami
ikut bekerja atau melakukannya. Pada Tabel 26 diperlihatkan jawaban dari responden Nakerwan dentang penilaiannya terhadap tugas rutidurusan rumah tangga. Dalam ha1 ini diminta pendapat, pandangan, dan tanggapan mereka baik yang telah bersuami ataupun belum berkeluarga tentang ha1 yang menyangkut tugas mernasak, mencuci, rnengasuh anak, rnembersihkan rurnah. berwawancara
ada
yang
Di antara responden sewaldu
senyum-senyum
menjawab,
terlebih
lagi
rnengemukakantugas rnengatur kebutuhan keluarga yang menyangkut mernasak tugas mengatur kebutuhan keluarga yang menyangkut rnemasak dan mencusi. Mereka rnerasa enggan menyebut ini merupakan tugas yang dapat diserahkanldibantu deh suami, terkecuali dalam ha1 menyangkut penyediaan dan pengadaan serta tugas yang berhubungan dengan mengasuh dan pkndidikan anak.
I.
Tabel 26.
Tanggapan Responden Nakerwan Terhadap Tugas Kegiatan Rumah Tangga - -
Jenis ResponITanggapan Responden Rutin lstri sepenuhnya tstri, Suarni, dan Anggota keluarga secara bersama-sama Rutin Istri, Suami Membantu sebisanya lstri dan Pembantu Tak memberi jawaban*) Jurnlah
Frekuensi 39 25 19 2
5 90
Ketermgan
%
43.33 27,78 21,I 1 2 -22 555 100,oO
') Belum bersuamilragu-ragu
Adapun curahan waMu yang digunakan ofeh responden Nakerwan dalam
rumah tangga selepas pulang bekerja pada sore harinya. pada umumnya dihabiskan untuk pekerjaan-pekerjaan nrtin seperti, istirahat sehabis pulang kerja, rnernasak air dan nasi, shalat, mandi, menyiapkan makan malam, berkemas dan membersihkan rumah dan pekarangan, mengobrol dan istirahat malam, serta sejumlah keperluan dan kepentingan keluarga (suami dan anakanak). Raia+ata responden rnengaku tidur pada malarn harinya antara pukul9.00
- 10.00 malam.
Mereka yang memiliki ada pihak yang membantu, baik dari tenaga anak maupun
orangtua dan saudara yang ikut tinggal bersama, mengaku merasa tertolong. Beberapa di antara jenis pekejaan rumah tersebut sudah selesai dikerjakan. Khusus mengenai bantuan dan mengatur belajar anak di rumahhar sekolah belum begitu banyak kontribusinya, dan lebih banyak dibkukan sendiri oleh anak. Kecuati ada beberapa responden Nakerwan mengemukakan bahwa masalah belajar anak-anaknya mereka menyuruh dan rnemasukkan les, seperti pergi ke tempat kursus dan les bersama guru. Bantuan langsung yang berkaitan dengan makri pelajaran barangkali agak tehatas dan ha1 ini ada hubungarmya dengan latar belakang pendidikan responden Nakennran yang c u b p banyak dijumpai relatif rendah. Namun demikian, beberapa dikalangan mereka ada di antaranya yang pendidikan anak-anaknya sudah ke perguruan tinggi clan b a b n telah bekerja. Hal ini terungkap sewaktu menanyakan prihal jumtah anak yang
dimiliki, di mana peneiiti mengulas pertanyaan yang diafukan kepada responden tentang masalah per?dIdikandan apa pekerjaan anak-anak rnereka. Pada saat dilakukn wawancara, peneliti juga berkesempatan menanyakan tentang ourahan
waMu untuk perawatan dan pengasuhan anak-anak terhadap
mereka yang memiliki anak yang masih berstatus Balita. Walau hanya ditemukan dua orang responden Nakerwan yang memiliki umur anak berstatus Balita, narnun kspada raspondan lainnya juga ditanyakan bagaimana pengasuh anakanak mereka pada waMu berumur demikian. Kebanyakan responden mengaku bahwa mendapat bantuan dari pihak orang tua, dan saudara-saudaranya. Dalam
wawancara tersebut juga terdapat seorang responden Nakerwan yanga bekerja di bahagian LaSoratorium, msngaku bahwa anaknya yang berstatus Balita di aititipkan pada penitipan bayi yang dikelola oleh seorang tetangganya di kawasan perurnahan dci!an yang dihuni keluarganya. Untilk menyusukan anak-anak rnereka pada saat jam kerja selain msmbarikan susu bantian, sejumlah responden yang: bertampat tinggal relatif dekat dengan pabrik mengemukakan dapat memanfaatkkan jam istirahat kerja pulang sebentar menyusukan anaknya. Dari jawaban-jawaban yang mereka
kemukakan s2at beiiangsungnya wawancara, dikatakan ha! ini terasa merepotkan dan menclapst menganggu pekerjaan, di antaranya ada yang mengatakan "yaw dan ada pula yang mengatakan "tidak". Senangnya menurut mereka teman sekerp dapat
rnengerti dan
pihak perusahaan tempat
bekerja dapat
memaklurninya. Bilamana mendapat tugasfgiliran malam hari, selepas pulang kerja pukul 7.30 WIB pagi dan sesampai di rumah sesuai rneunurut pengakuan responden,
vfaktu mereka banyak dicurahkan untuk lstirahat tidur. Mereka yang mempunyal
usaha sampingan dapat pula memanfaatkan waktu pada siang harinya untuk urusan ksgiatan/kepentingan tersebut, antara lain dijumpai mereka yang menawarkan barang dagangannya dalarn perusahaan.
G. Bentuk Bantuan dan Perlindungan Nakerwan Dalam berbagai tu!isan tenkng perbunthan ataupun ketenagakerjaan dan parmasalahar; industri seringkali dijumpai ungkapan pertanyaan bahv~apekerja adaian merupakan tulang punggungnya suatu perusahaan. Barangkali pemikiran
ini tidak dapat dipungkiri, menglngat akan peran dan fungsinya dalam perusahaan sehingga tanpa adanya mereka tidak mungkin perusahaan dapat baja!an (msnjalankan fungsinya) sskaligus berpatisipasi dalam pembangunan.
Di sisi lain disadari bahwa pekerjaankerja rnerupakan kebutuhan hidup yang utama bagi individu di mana dengan bekerja atau dari kerja yang dilakukan seseorang mengharapkan akan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya baik
jasmafii naupun rohani yang diperolehnya sabagai imbalan atas kerja yang aijaiankan sehingga pada gilirannya dapat pula rnenempatkannya pada status
sosial tertentu y2ng akan memberikan kepuasan pada dirinya. PJlenyadari akan kepentingan pekerja tersebut, baik bagi perusahaan, pemarintah maupun masyarakat maka pernikiran ataupun upaya menjaga kesefamatannya dalam bekerja, ketenangan dan keselamatan mereka dalam menc;hadqi pekerjaan perlu diperhatikan semaksimal mungkin, sehingga kewaspadaan-nya terhadap pekerjaan yang dihadapi tetap dapat terjamin. Kesamuanya ini merupakan bagian dari program perlindungan tsrhadap tenaga kerja, yang dalam
praktek sehari-harinya antara lain
berguna untuk
mernpertahankan produktivltas dan kestabiian perusahaan. Peilindungan tenaga kerja dapat di!akukan baik melalui jalan memberikan tur;tutan,
maupun rneningkatkan akan pangakuan terhadap hak-hak azasi
manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonorni meialui norma
yang berlaku dalam lingkungan kerjdperusahaan. Khusus untuk Nakenran perlu diperhztikan darnpak yang merugikan bagi dirinya sehubungan dengan fungsi kodratnya sabagai wanita. Terlebih lagi, sebagai manusia baik Naketwan ataupun Nakerpri akan menghadapi ketidakpastian yang dapat selalu menimbulkan kerugian. Untuk rnenghadapi ha1 tersebut tentunya diperlukan suatu instrumen,
yang setidak-tidaknya dapzt mencegah dan mengurangi timbulnya haf-hat yang merugikan para pekerja. Adapun instrumon yang menyangkut prihal tersebut dinamakan dengan jaminan smiai ketenagakerjaan,.yang dalam ha1 ini telah diatur ketentuannya oleh pernerintah melalui peraturan perundangan tentang program jaminan sosial tenaga kej a yaag penyelenggaranya ditunjuk secara resmi melalui PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).
Disamping itu perusahaan juga mengeiuarkan ketentuan-ketentuan yang bersifa?operasional dan lebjh spesifik, dengan mempedomani segala ketentuan dan perundangan yang berlaku dan diatur oleh pernerintah melalui hasil kesepakaizn antara pihak perusahaan dsngan tenaga kerja, yang dirnuat dalam Kesepakatan Kerja Bersarna
(KKB) perusahaan. Gerdasarkan hasii vmwancara
peneliti dengan pihak perusahaan yang dikunjungi diperoleh informasi bahwa ketiga perltsahaan yang diteliti telah menyabkan keikutsertaannya dalam r,~,~,-, iwtanaanaian , , , pro~ramJAFVISOSTEK. Pihak psrusahaan c'alarn hat ini telah
mendafiarkan sernua tenaga kerjanya dan sebagian besar diantaranya telah mcndapatkan kartultanda bukti keikutsertaan program tersebut. Adapun ruang lingkup yang diatur di dalam undang-undanglprogram tersebut melipuh: Jaminan Kecelakaan Kerja, Jamin kematian, Jarninan Hari Tua,
dan Jarninan
Pemeiiharaan Kesehatan. Seiain perlindungan a h u jarninan berbentuk dernikian pihak perusahaan yang dlteliti Juga memberikan beberapa bentuk jaminan, kemudahan, penghargaan/bonus, dan sebagainya. Khusus bagi Nakenvan, sebagaimana diatur dalam norrna perlindungan yang ditetapkan, pihak perusahaan juga mengatur dan memberikan mencakup pernbatasan pekejaan pada waktu-waktu tertentu, jenis-jenis pekerjaan yang dapat ditanganl, dan berbaoai b~n:uk cutj karena peran fungsi reproduksi mereka. Berikut diuraikan sejumlah bentuk-bentuk perlindungan,
bantuan,
penghargaan, dan kemudahan yang diberikan pihak perusahaan kepada pekerja sesuai menurut hasil penaamatan dan pengakuan responden saat benvawanara
dengzn mereka di ispangan.
1. Upah dan Sistem Pengupahan
Secara umum upah adalah pembayaran yang diterima oleh tenaga kerja selama meiakukan pekerjaan, yang dapat bermakna perlindungan sosial di mana secara individual memberikan fungsi memelihara kelangsungan hidup badaniah ahupun rohaniah. Sementara sistem pengupahan adalah cardmetoda yang digunakan pihak perusahaan mambayar upah kepada tenaga kerjanya. Seperti telah disinggung sebelurnnya bahwa ketiga perusahaan industri yang diselidiki menerapkan tiga pola atau bentuk sistem pembayaran upah, baik untuk Nakerwan maupun Nakerpri yaitu dengan cara upah bulanan, upah harian borongan, dan upah harian biasa. Jadi, sacara taori sistem psngupahannya dikategorikan ke dalarn sistern upah jangka waktu yaitu sistem dengan pemberian upah yang dibayar menurut jangka waMu tertentu (Husni, 1993). Sesuai menurut penrjakuan responden, untuk tensga kerja harian biasa cian borongan mereka
dibayzr atau manerima upah daiam jangka waktu satelah bekerja 1 (satu) minggu atau 2 (dua) minggu. Artinya dalam ha1 ini, ada di antaranya perusahaan industri karet alam di Kodya Padang yang membayar tenaga kerjanya 1 (satu) kali dalarn
serninggu dan ada pula yang memberlakukan pembayaran 1 (satu) kali dalam 2 (di;a) rnifiggu. Di samping itu, untuk kedua jenis tenaga kerja tersebut pihak perusahaan juga membayarkan upah lernbur pada hari minggu, yang dibayar langsung setdah maslng-masing pekerJa menyelesaikan tugasnya (dibayarkan
pada hari itu juga) dengan ketentuan besar upah 2 (dua) kali dari upah yang ditarima pada hari-hari biasdselain hari mifiggu. Besar upah yang diberikan bagi tenaga kerja baik untuk Nakervwrn maupun Nakerpri ditetapkan sebesar ketentuan Upah Minimum Regional Surnatera Barat (UMR) yaitu Rp. 4.950,- per harinya ditambah dengan upah lembur antara Rp. 1.000,- sarnpai dengan Rp. 1.500,- per jam serta uang Kerajinanl insentif dan uetng beras. Sedangkan untuk pekerja yang berstatus tenaqa kerja upah borongan ditetapkan upah berdasarkan hasil kerja dari pekerjaan yang ditangani, yaitu antara Rp. 7.000,- sarnpai dengan Rp. 7.500,- per
tonnya dan setiap hari kelompok pekeja ini hams dapat menghasilkan minim1 sebesar 26 ton karet gilingan basah (ereaping sheet rubber).
Sistem
pembayarannya sarna dengan jenis upah harian biasa sebagairnana disebutkan di atas, hanya saja dalam ha1 ini pekerjaannya ditangani secara berkelompok atau beregu. Sedangkan untuk tenaga kerja berstatus bulanan (star)besar gaji dtatur tersendiri tergantung pada posisi dan peran dari rnasing-masing mereka di datam perusahaan. 2. Penghargaan Lainnya Berupa Uang di Luar Upah
Selain kewajiban pernbayaran atas upahlgaji dan uang lembw, pihak perusahaan juga berkewajiban clan memberikan beberap bentuk penghargaan lainnya berbentuk uang kepada tenaga kerjanya baik Nakerwan d u p u n Nakerpri. Di dalam ha1 dijumpai berbentuk uang perangsansn<erajirwn, Tunjangan Hari Raya (THR), uang jasa produksi@hunan, dan uang cuti. Uang perangsangJkerajinan diberikan apabib -rang
tenaga kerja tidak mungkir
selama 15 hari kerja berturut-turut, sebesar Rp. 6.000,- Sementara untuk tunjangan hari raya (THR) diberikan sekali setahun menjelang waldu lebaran, yang jurnlahnya dibayarkan untuk sebuian gaji/upah yang diterima oleh seorang tenaga kerja. Tentu saja dalam ha1 ini sesuai menurut pengakuan responden besar uang THR yang mereka terima akan bewariasi sesuai menurut status ketenagakerjaannya. Sedangkan untuk uang cuti juga diberikan satu kali M u n , yang besarnya ditentukan berdasarkan 12 kali gaji pokok (UMR) tenaga kerja. Khusus untuk uang jasa produksi, dalam ha1 ini peneliti tidak mendapatkan informasi yang begitu jelas bagaimana cara p e n m a n yang digarkkan oleh pfhak perusahaan. Namun demikian, dari hasll wawancara dengan responden mereka rnengaku menerima uang tersebut sekali dalam setahun. Pemberian atas penghargaan di atas sekaligus berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, yang pada gilirannya &an memberikan dampak positif bagi perusahaan. Hanya saja dalam bmuan ini belurn Iagi dijumpai adanya bentuk penghargaan berupa uang di d a m
pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia bagi anggota keluarga tenaga kerja, seperti penyedian dan pernberian uang masuk sekolah anak pada awal tahun ajaran, beasiswa bagi anak yang berprestasi, dan ssjenisnya. 3.
Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perlindungan atau jaminan pemeliharaan kesehatan dan keselama'an
tarhadap kscalakaan ksrja tsrmasuk kepada program jaminan sosial tenaga kerja yang menjadi bagian dari kewajiban pihak perusahaan. Jaminan pemeliharaan kesehatan adalah bentuk atau daya
upaya pihak perusahaan dalarn
per?anggu!angan dan pencagahan Gangguan kesehahr! yang memerlukan pexcriksaan,
pangobatan danlatau perawatan tarrnasuk kehamilan dan
persaiinan bagi Nakerwan. Sedangkan jaminan terhadap kecelakaan kerja, akan berkaitan dengan kecelakaan yang terjadi, terrnasuk penyakit yang ditimbufkan karma hubungan kerja. Bsrdasarksn hasil kvawancara dengan pihak perusahaan semua bentuk perlindungan tersebut di atas tetap mengacu pada ketentuan pemerintah atau perundang-undangan yang
berlaku.
Plhak
perusahaan
mengatur
dan
menetapkannya da!am pasai tersendiri di da!am buku Kesepakatan Kerja Bersama (KKB), yang menyangkut pemberian jenis-jenis tunjangan kepada tenaga kerja. Tunjangan-tunjangan yang dimaksud adalah terdiri atas, tunjangan saklt dan pengobatan, TunJanganKemalangan, dan Tunjangan melahlrkan.
Setiap tenaga kerja baik Nakerwan maupun Nakerpri berhak mendapat '
fasilitas pangobatan/perawatan secara cuma-cuma melalui klinik perusahaan ataupun rumah sakit yang ditunjuk resmi oleh pihak perusahaan. Dalam ha1 ini juga meliputi pengobatanl pemeriksaan/perawatan oleh DoMer perusahaan serta ponyediaan berupa obat-obatan penyakit yang timbul akibat kerja. Dari hasil psngamatan di lapangan terhadap tiga perusahaan yang diteliti, hanya terdapat satu perusahaan yang secara khusus membangun klinik kesehatan bagi tenaga
kerjanya. Semenbra dalam ha1 penyediaan terhadap pelayanan pengobatan
rr~ela!uir u m h sakit/do!der yang dirunjuk atau diadahn oleh perusahaan, ketiga
perusahaan industri yang dikunjungi tetap menjalankan sesual dengan ketentuan yang ber!aku. Khusus tunjangan untuk melahirkan, pihak perusahaan juga menyediakan dun mcmbtrikannya kepada Fnaga kerja baik Nahemn maupun Nakerpri.
Hanya saJa, dalam ha1 ini jumlahnya tidak sama, bagi Nakerwan langsung lebih besar dibandingkan bila hanya isferi Nakerpri yacg melahirkan. ApabIla terdapat suami isteri yang bekerja di dalarn perusahaan, secara tegas pihak perusahaan mengernukakan hanya satu tunjangan melahirkan yang dibayarkan. Kemudian, rnengenai ketent~lanberlakunya pemberian tunjangan melahirkan ini peneliti memperoieh informasi yang tldak sama. Ada di antaranya perusahaan hanya msmberikan sampai pada anak yang ke dua sesuai yang tercantum dalam Model
A Kependudukanf Kartu Keluarga Nakerwan. Selain itu, ada pihak perusahaan mengaku memberikannya tidak terbatas pada jumlah persalinan yang dialami
r,laice,wan. Sehubungan dengan ha1 ini, berikut dipaparkan lanjutan kutipan v;awanza:a
paneliti dengan salah saorang Nakerwan yang bernarna Nurnanelis
sebagairnana dikernukakan pada bahagian sebelumnya.
...... Rasonyo ndak talok dek awak Pak! Wnl manunggu harl seh lai Pak. Alah ibuk sjukan cufi melshirkan ke perusahaan. Sudah Pak, keceknyo ndak bisa! soalnyo kini ko anak ka ampek dek awak Pak. Tapi awak baru sakali ko malahiakan salarno karajo disiko. Lai bisa Apalc tolong mengecekkan. ......
(...... Rasanya tidak sanggup saya melakukan pekerjaan Pak sekarang sedang menunggu hari melahirkan saja lagi Pak. Apakah ibuk sudah mengajukan permohonan cuti melahirkan. Sudah Pak, tetapi msnurutnydpihak perusahaan tidak bisa, persoalannya kandungan saya in1 merupakan anak yang ke empat Pak. Tetapl saya baru sekali ini melahirkan selama bekerja di sinilperusahaan ini. Apakah Bapak dapat rnenolong sayalmembicarakannya ke plhak perusahaan ......).
Pada saat rnernbicarakan dan menanvakan kasus resoonden Nakerwan
tersebut melalui salah ssorang staf perusahaan, diperoleh jawaban bahwa persoa!ennya memeng adanya. Perusahaan menuruhya hanya memberlakukanl
mernberi demlklan izin cut1 rnelahirkan sampai anak yang kedua sesuai yang
tercantuurn da!am susunan kartu keluargdmodel A tenaga kerja. Apabila yang bersangkutan kelak melahirkan, maka upah pokoWgajinya tidak dihidupkan. Pihak perusahaan secara tidak langsung juga mendukung program pemerintah di daiarn Gerakan KB Nasional tentang jumlah anak.
Pada dasarnya, bila dlkaji lebih jauh dan saksama program perlindungan sosial tanaga ksrja ini juga bsrtujuan untuk menjaga agar rnereka dapat hidup
layak sebagai rnanusia aan membuat kerja lebih manusia. Ini mengandung pengertian bahwa perlindungan tersebut ditujukan agar supaya bagaimana melakukan pekerjaan aman, seiamat, sehat, dan produktif. Semenkra datarn kaibnnya dsngan norma perlindungan sosial bagi Nakerwan, juga akan menyangkut ha1 pembatasan kerja pada waktu-waktu tertentu, jenis pekerjaan
yang dapa! ditangani, dan pelbagai cuti yang berkenaan dengan fungsi reproduksi di luar ct! meiahirkanlbersaiin tersebut di atas, misalnya cuti haid pada setiap bulannya. Menurut informasi dari responden Nakerwan, pihak perusaha.an dapat member1 mereka izin bilaman saat datang bulan/haid antara 2
- 3 hari kerja,
dengan cacatan rnereka hanya rnendapatkan upah pokok (UMR). Namun dalam ha1 ini msnurutnya juga tidak terlepas dari a*au bergantung pada diri masingmasing Nakerwan bersangkutan, di mana biia menurutnya saat datang bulan tersebut tidak merasa menganggu bag1 kesehatan (sakit), dan dapat menjalankan pekerjaan maka seperti biasanya mereka tetap rnasuk bekerja. Dalam temuan ini sda pula perusahaan mewajibkan Nakewan melampiri surat keterangan dari dokter, jika mereka meminta izin tidak masuk bekerja disebabkan karena datang bulanlhaid tersebut. Adapun ufituk perlindungan terhadap keselamatan dalam bekerja yang menyangkut pengoperasian, pemakaian/penggunaan, abupun pelayanan mesinmesin dan peralatan proses produksi beserta pencegahan terhadap bahaya kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat kerja sudah barang tentu peiaksanaannya tidak hanya berkaitan sif2t pekerjaan yang ditangani, jenis
perusahaan industrinya, manalemen keselamatan kerja dan tab laksana, jenis dan karakteristik peralatan yang dihadapi, tetapi juga akan berhubungan dengan diri pribadi tenaga kerja berssngkutan baik menyangkut cara dan sikap kerja mnupun kcwrmpadaan dan diaipiin dirilkctaatern terhadap pekerjaan (kerja) yang
sedan9 dihadapi. Untuk jenis industri pengolahan karet atau (crumb rubber). seiaifi adanya peficemaran bau karet dan limbah yang ditimbu!kannya jugs
dijumpai dafam proses produksi (pengolahan) sajumlah pekerjaan yang mernerlukan perlindiingan ataupun mengandung resiko keceiakaan dan ekstra
hati-hati pefayanannya serta dapat menimbulkan penyakit, anbra lain yaitu: aspek blsing, knnhk manisia drngan mesin, kontak manusia dengan air dan kotorsn, konkk nanusia dengan unsurizat kirnia, kondisi raungltempat kerja.
a.
Periindungan Terhadap Kebisingan KeSisIngan yang timbul pada industri ini disebabkan :o!eh suardbunyi
masic-xasin dan gekran pada saat memprosas karet, terutama di bahagianlunit
proses basah mulai dari mesin penghancur (breaker machine), terus ke mesin
p~mbutir (harnmermili), selanjutnya digiling dan dipipihkan rnelalui mesin psnggiling (mangel). Wa!au hasii peneiitian tentang kebisingan tersebut ?,I $ 2am Studi Panyajian Evaluasi Lingkungan pada salah satu perusahaan yang
dikunjungi, rnenernukan bah~vadampak negatif kebisingan ini reiatif berskala
kecil. Akan tetapi secara perlahan tanpa disadari oleh tenaga kerja faktor kshisangar! ini justru mempengaruhi pen6engaran mereka. Dugaan ini dapa! dipsrkuat kebanarannya, di mana saat benvawancara dijumpai bsberapa responden yang menyuruh peneliti agar lebih memperbesar suara (agak lebih keras) karena menurutnya ~endenCJa:an suciah mulai berkurang. P,!er?uru!
pihak perusahaan masa!ah perlindungan terhadap kebisingan
tarsabut pihaknya parnan memberikan dan mangacjurkan agar tsnaga kerja rnernakai penutup telinga saat bekerja, terutama bagi pekerja yang berhubungan tangsung1 berdekatan dengan sumber kebisingan. Namun dari pemantauan p~ne!itriketlka menganati mereka bekorja, baik para hlakenv~nmaupun Nakerpri
tidak didapati menggunakan atau memasang alat penutup teiinga. Dari hasil wawancara p n g mengaku memahi ajat ini hanya dijumpai ersebut sebanyak 2 erarig, dan beberapa di antara rnerska ada yang mangemukakan tarasa menganggu daiam pekerjaan. Tanggapan mereka tersebut barangkali dapat pula dlbenarkan, karena kalau tidak terbiasa/dibiasakan akan terasa asing baginya. Bahkan ada yang rnengibaratkan kepada peneliti, jika memakai penutup telinga ini saperti ssssorang yang rnengafami rusak psndsngaran (orang tuli), bapak mungkin rnenyadari jika orang tuli biasanya akan kehilangan keseimbangannya, dernikian penuturan saiah seorang responden Nakerpri sewaMu diminbi p~ndapatannyat~ntangpenggunaan a!at pengaman tutup telinga ini.
Seperti talah disebutkan sebsiumnya bah~va parlindungan terhadap keseiamatan dan kesehatan ini juga tidak terlepas dari kesadaran diri untuk rnau menyadari akan funcsi dan kepentingannya dalam bekerja, maka penumbuhan
s i k q rncr;.ilsii?linkan diii pribadi sangat diubrnakan dalam ha! tersebut. Di saxping iiu, ~ihak peiusahaan juga dituntut untuk seialu memberikan pengarahan dan pembinaan kepada para tenaga kerjanya. Terlebih iagi mengingat sebagian besar di antara mereka memiliki pendidikan relatif rendah, yz~g m=imur:gkinkan pmgekhuannya &!am ha! ini juga tabatas.
b.
Periindungan Terhadap Bau dan DebuiSerbuk Bnu yang tidak sedap (busuk) yang ditimbulkan oleh industri crumb rubber
ini berasal dari akiu sewaMu pengeringan kare! di rumah penjemuran yang beilangsung kurang lebih 15 hari. Bau busuk ini disebabkan penguraian protein yang ikatan peptidanya putus (terlepas) sehingga teroksidasi oleh' udara selama proses pengerlngan. Selain itu, bau juga bersumber sewaktu proses pemasakin karet di da!am oven (ala: Dryer) karena adanya karet yang terbakar. Dampak fiegatif dari bau yang tidak sedap ini dapat menimbulkan pencemaran tcrhadap lingkungan bilaman terbawa oleh tiupan angin sampai ke pemukimnrr penduduk di sekitar pabrik. Bagi pihak perusahaan menurut hemat
peneiiti p~r!indunganterhadap bau b k sed=rp ini memang sulit dibnggula~giaiau
diatasi. Se!ain mencemarkan lingkungan, bau yang ditimbulkan ini sepertinya clapat rnelengket
pakaian yang dipakai sewaktu bekerja atau dapat terbawa
bila sesaorang masirk berkunjung k~ dalam pabrik. Jadi, perfindungan terhadap bau ini hanya mungkin dilakukan oleh diri pribadi masing-masing Nakerwan ataupun Nakerpri, di mana selesaifpulang bekerja mereka harus mernbersihkan badannya dan mandi secara teratur. Psngslaman panaliti sandiri setama barkunjung ka pabrik merasakan
pencemaran bau karet ini seolah lengket pada pakaian yang dipakai dan terus baunya terbawa sampai ke rumah, sehingga seluruh anggota keluarga peneliti t2rt~nya-tanya"bau apa iniu sembari men~rnp~!kan hidung mereka ke pakaian dan rambut psnaliti. Hanya szja pada saat melakukan wawancara terhadap responden, peneiiii sengaja tidak rnenanyakan dar; meras risih untuk rneminta tanggapan mereka tentang masalah bau yang tlmbul Ini. Apakah ha1 tgrsebut karena sudah terhiasa
maka tidak menjacii permasaianan lagi dalarn
k---h-/ -3lannya, baik dalam lingkungan kerja maupun psnsrimaan anggota rumah tangga. Selama peiaksanaan turun ke lapangan ini, pernah pada suatu hari
paneliti mengajak sa!ah seorang dari Manejer Produksi dari salah satu
perusahaan yang diteliti disaat jam istirahat berlangsung herkunjung ke lKlP Pzdang ufituk sasuatu keperluan. Dengan spontanitas dia mengsrnukakan "ndak bisa Pak Hasan" langsung pergi, pulang dulu sebentar mandi, pakaian seperti ini, berbau nih. Kurang sedap, jika menemui seseorang. (Demikian ungkapannya, t.z-%$ da!zm !~gz': b h a s a Minang).
Psrnyaban sapsrti demikian, wafau aspek pencemaran bau yang dihasiikan oieh pabrik sejenis ini tidak begitu menjadi perrnasalahan, namun pada orang-orang tertentu dan saat-saat yang bersifat khusus Justru kelihatannya rncnjadl sesuatu rinbngan. Barangka!i bagi Nakerwan di masa kehami!an (rzangandting) adanyz bau yang tidak sadap ini barangkali akan mernbsrikan
pengaruh tersendiri pula. Selain pencemaran disebabkan bau busuk ini, dalam proses produksi ( m 2 ~ pengeringan) 2 juga didapati adanya serbukldebu pads lembaran-lembaran
kaset dl rumah penjemuran. Karet yang dljernur pada penggantungannya lama-
keiamaan untuk s l a n g waktu k ~ r a n glebih 15 hari selain berbau jug3 berubah warna, dan muncul serbuk halus putih pada beberapa bagian parmukaan karet yang dapat beterbangan bilarnana tersentuh (tergoyang dari penggantungannya). serbuk halus puUh sepeltl debu berterbangan ini, dapat menginggu pernapasan
dan n?ata /peng!if?ahndi saat bekerja untuk merunkan lembaran-lembaran karet ksring tersebut dari penggantungannya. Hasii pengamatan peneliti, mereka yang bekerja pada bahagian penjemuran Ini (menurunhn k r e t kering) dijumpaf tidak memakai peralatan
pe!lndung, seperti masker untuk penutup mata dan hidung. Ketika ditanyakan pada respofiden, senestinya lebih sehat dan baik jika memakai alat pelindung.
Akan tetapi cii antara mereka ada yang mengungkapkan bahwa pembentukan serbuWdebu ini tidak selalu terjadi. Gilamana disaat bekerja terdapat sejumlah
k.;lr~t ysng L??serbuk, blasanya cukup menutup hidung dengan satu t~Iapak , -, -1 lynri/ kain.
Mereka yang bekerja di bahagian penjemuran, khususnya menurunkan karet tersebut juga menambahkan tentang pengaruh negatif dari serbuk karet ini, yaitu berupa penyakit ba:uk dan saluran pernapasan (bersin-bersin). berikut ungkapat3 pertanyaan dari salah ssorang responden Nakerwan, yang pernah bekerja dibahagian penjemuran.
Ibu Sawicar berumur 47 tahun status suami: Nan kiniko lai ndak sdo teraso sakik. Dulu wakatu karajo menurunkan gatah dari ateh gantungan tu iyo acok batuak-batuak awak Pak. Baa kok zcok batuak ibuk, seia peneliti. Kadang-kadang ada gaiah "tu bakabuik", wakatu bakarajo amuah lameh bbasin-basin awak Pak. Lai ibuk memakai panutuik hiduang atau muko, lanjut peneliti. Awak tutuik s a j jo ~ kaln, kadang-kadang cukuik jo tapak tangan.
(............) yang sekarang ir?i tidak ada terasa sakit. Dahulu waktu beerja di bahagian menurunkan karet dari atas gantungannya di rumah penjemuran, sering saya mendapat ba:uk Pak. Kenapa ibuk sering batuk, sela peneliti. Kadang-kadang karet tersebut ada yang di tirrnbuhl s?rb~k,dan waMu sedans bekerja k i b dapat lemas
disertai bersin-bersin Pak. Adakah ibuk menggunakan alat pelindung penutup hidung atau muka, damikian pertanyaan peneliti lebih lanjut. Saya tutu? dengan kain saja dan kadang-kadang cukup dengan telapak tangan). Menurut hema: peneliti, sebagai tenaga kerja upah harian dan harian boron~andengan janis pekerjaan yang ditangani umumnya bolah disebut ksrja kasar dan tidak rnernifiki ketrarnpilan serta tidak tergantung pada latar pendidikan tertentu maka pertxitian tenaqa kerja secara individu baik Nakerwan maupun
Nak~rpritsrhadap kese!an?atan dan bahaya kesehabn yang ditimbu!kan akiba: bakerja refatif dikatakan masih rsla~frendah. Tarnbahan lagi dikalangan msreka banyak yang tergolong berpendidikan rendah, sehingga kesaaarannya untuk memperhatlkan apek-aspek perllndungan kesehatan tersebut betum begitu
dipzntingkan (dirrhmakan).
c.
Ferlindungan Terhadap Bahaya Mesin yang Beroperasi Penyebab kecelakaan kerja yang terbesar di dalam bekerja justru terletak
pada faictor manusia, yaitu k~rangnyakesadaran dan kewaspadaan, tidak hanya dari pihak pangusaha tatapi juga tenaga kerja itu sandiri terutarna maiaksanakan berbagai pemturan perundangan, dan terrnasuk juga dalarn menghadapil pengcperasian peralatan serta permesinan. Mengarnatl kondisi dan penggunaan peralatan yang dioperasikan pada perusahaan industri crumb rubber ini, dijurnpai adanya sejurnlah mesin-rnesin yang dalam pengoperasiannya mernbutuhkan tingkat kewaspadaan dan kehati-
hatian (penuh konsentrasi) tinggi. Pada bahagianlunit proses basah rnisalnya, terdspa': bmtuk hubungan pelayanan kontak manusia dengan mesin sewaktu msnasukkan karst ke dalam mesin penggiling atau harnrnar mill. Proses memasukan lernbaran karet perantaraan tangan ke dalarn roda giling mcsin yang berputar dengan kencang cukup mengandung resiko kecelakaanr;, yang dalam keadeen la!ai dapat menyebabkzr! tertariknya ujung-ujung jari tangan sehingga tarjapit dan targiling/putus.
Selain pada bahagianhnit proses basah, tersebut dijumpai pula beberapa
perz!akznlmesin jenis laicnya yang dalarn keadaan beropeiasi melayaninya ss~=ktu-waktudapat manimbulkan bahaya kecelakaan kerja di saktor-sektor keiaiaian atau kecerobohan sehingga terjadinya kontak antara anggota badan dengan bahagian mesin yang bergerak, seperti mesin pembutir (rotary curt.er machice) d2n troly. Hanys saja untuk pelayanan rnesin pembutir ini tidak dijurnpai a d a ~ y a pnggunaan tanaga kerja wa~ita, tarkecuali untuk pengisian aan
penarikan bak troliy. Dari hasil pengarnahn langsung di lapangan, peraiatan pelindung yang dipakai c?!eh tenaga kerja baik Nakewan maupun Nakerpri yang bortugas pada bahagianlu~ittersabut hanya bsiupa sepatu karst. Namun dernikian jumlah mereka yang menggunakannya dijumpai relatif sedikit. Menilrut mereka fungsinya se!ain nenqhindari kontak langsung kaki dengan air, juga rnengatasi jangan
sampzi tejatuh (tergeiincir) karena lanhi ternpa!: bekerja yang basah. Adapun
psnggunaan
sarung
tangan
untuk
pelindung
savaktu
mernasukkan Lembaran karet ke dalarn mesin penggiling (Hammer mill), menurut mereka sebaikny2 tidak dipergunakan. Hal ini menumtnya bisa-bisa sarung
+ ~ n g = r ntersehut dapat lengket dengan lembaran karet yang akan digiling, sshingga karena sdanya tarikan yang cukup ksncang dari puttran roda menyebabkan sarung tangan menjadi ikut terbawa dan terjepit. Sehubungan dengan tingginya resiko dan faktor penyebab kecelakaan
k ~ r j a~s~sGSU),, acfalzh tidak mengherankan biiarnana pada perusahaan industri pengolshan crumb rubbar ini di jumpai beberapa tenaga kerja yang putus tangan ataupun ujung jarinya. Berikut kutipan wwancara peneliti dengan salah seorang responden Nakerpri yang pernah mengalami kecelakaan kerja klra-kira 4 tahun yzng la!u.
Eapak Marsal berumur 48 tahun bekerja saat ini sebagai rnandor pada bahagian ovenIDryer, mengungkapkan: ........... kejadiannya waMu itu ada trolley indak bajalan. Aa la ko salahnyo, Aden bukak ponutuik roda ban (puilay), tanyato tasapik, timbua aka cub0 di puta lo mngan IndaK taloK PaK. Masln sadang hldulk, nan roddtrolly indak juo menggarik, Aden ambiak obang, sudah tu aden cukia ..... ta!apeh ... bajafan roda ko Pak. lndak sadar wakatu mancukia tadi sabatah kngan kida ko mamacik badpiringan roda. Dek kancang putanyo iyo indak taraso, baab kajadiannyo .... jari tangan ala putuih cizk (sambii mslihatkan jarinya kepada psneliti).
...... kejadiannya
pada waku itu ada trol!y yang tidak bsrjalan. Apakah salah atau penyebabnya. Saya buka penutup roda bznJsabuk (p~!!ey). mungkin terjepit. Timbul pikiran coba di putaddibantu dengan tangan mendorongnya, ternyata tidak sanggup Pak. Mesin sedang hidup, dan trolly tidak juga bergerak. Saya ambii obeng, terus saya congkel, terlepas berjalan rodanya Pak. Tanpa disadari waMu rnenccngkel tadi sebelah bngsn kiri memegang bahagian ban. Karena begitu kencang puhrannya Pak, deng~n tidak terasa jar! tangan saya putus satu. (
Eentvk kejadian tersebut merupakan salah satu dari beberapa kecelakaan ksrja yang clapat terjadi pada perusahaan industri ini. Peristiwa kec~lakaankerja demikian juga tidak mungkin akan dapat manimpa Nakerwan. Menurut kstua SPSl dari salah satu perusahaan yang diteliti, untuk Nakerwan boleh dikatakan
jarang terjzdi. Selama bekerja disini sepanjang pengetahuannya baru dijumpai 2
(dua) orang yang mengalami kecelakaan. Pene!i:i tidak sempat menanyakan berapa angkdtingkat kscelakaan yang dimiliki olah masing-masing perusahaan. Dengan dasar pertimbangan cukup tingginya resiko yang timbul pihak perusahaan di dalam memberikan perlindungan terhadap Nakerwan, menempuh
kctcntuan Zengan m?mba%sil mengurangi keteriiban wanib bekerja (me!ayani) pads t;ahagiart-bahagian yang sensiiive tsrhadap kecelakaan tersebut. Ketentuan
ini menurut hemat peneliti mengacu pada ketentuan yang beriaku menurut undang-undang tentang Norma keselamakin kerja menyangkut ha1 embatasan pcnggunaar! Nakerwan untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu.
6. Perkindungan Terhadap PenyzkiffKesehatan Mambrifcan pertindungan tarhadap gangguan penyakit dan jaminan bagi tenaga kerja adalah juga merupakan bagian dari tanggung jawab pihak perusahaan, sebagaimana yang dlatur dalam program Jaminan Sosial Tena~a Kerja (jamsostek). Sungguhpun dernikian, dalarn kesehariannya ataupun dalam bekerja, upaya-upaya pencegahan yang berasat dari tenaga kerja sandiri secara individual jusiru lebih penting sebelum datangnya penyakit tersebut. Filemperhatikan akan kondisi lingkungan dan proses kerja ataupun peksrjaan yang dijalani oleh tenaga kerja, baik Nakenvan ataupun Nakerpri maka adalah tidak rnungkin munculnya bebarapa jenis
penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan rnereka. Terjadinya kontak antara bahagian anggota badsn terhadat, air pada bagian proses basah, sortasi dan pemilihanl
pembuangar! sampah da!!
kotoran-kotoran
pada
kegiabn
kontaminasi,
pernbarsihan sari~ganaii, psnjemuran dan panurunan karet, serta bakerja pada ma!am ha.ri, dan pengaruh faktor kebisingan. Kesernuanya merupakan unsur dan faktor-fa!dctor penyebab yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi
Pkkewer; pada perusehaan sepeei in!. B ~ b e i ~ jenis p a panyakit yang dapat diidantifikasi sasuai menurut informasi dari responden saat dilakukan wawancara antara lain yaitu, rernatik dan pegalpegal, batuk, gatal-gatallpenyakit kulit, sakit pinggang, gangguan pendengaran, panas dingir! dan influenza. Serangan penyakit yang demikian dirasakan oleh b~beiaparssponden, tsrutama mereka yang bekerja di bahagian proses basah (gilingan) atau rnereka yang pernah bekerja pada bagian tersebut. Dengan bekerja pada saat giliran malam hari, dan tambahan lagi bedibagian proses kerja basah yang selalu berhubungan dengan air bakal mempercepat datangnya serangan panyakit rsrnatik tersebut. Untuk rnelindungi telapak kaki dari air dan dinginnnya lantai tempat befterja yang basah, beberapa orang di antara tenaga kerja baik Nakerwan m a ~ p uNakerpri ~enggunakansepa!u karet. Sedangkan melindungi bacahnya
pakaian beberapa orang di antaranya memakai lembaran plastik, yang dipasangl diha!utican ke bahagian badan agar terhindar dari percikan air. Periengkapan padindungan tersebut menurut pengakuan mereka tidak disediakan perusahaan, melainkan diusahakanldibeli sendiri. Bercampurnya bahan baku karet ini berbagai kotoran dan terdapatnya i!at kimia (asam semut} &pat menyebabkan penyakit kulit. Berdiri ataupun duduk
meiayani masir; beropsiasi dan pskerjaan yang relati berst mernungkinkan mercka mendapatkan serangan penyakit pinggang dan pegai-pegal. Udara malam yang cukup dingln, di duga merupakan penyebab serangan penyakit infl~enzddemam. Kerenbnan mereka terhadap serangan penyakit-penyakit terssbu: juga tidak tarlepas dari daya tahan masing-masing tubuhnya mslawan penyakit, ai sarnping adanya usaha rnenjaga kesehatan. Pihak perusahaan
menjamin kesehatan mereka dengan rnenyediaksn doMer untuk pengobatan, sehagairnana diatur di dalam pelaksanaan program Jamsostek. Khusus
mengenai faMor
kebisingan,
yang
dapa:
menyebabkan
r~~saklterganggunyapendengaran. Walau pihak perusahaan menganjurkan memakai penutup namun dari hasll pengamatan di lapangan hanya dijumpai cfua
oians yang rnernakai perslatan tersebut. Pengaruh faktor kebisingan ini memang diiasakan tidak
seketika,
tetapi
secara
perlahan
akan
menyebabkan
berkurangnya tingkat pendengaran seseorang. Saat berlangsungnya penelitian
ini juga sedang dilakukan pengujianltes pendengaran tenaga kerja pada F E W industri S ~ crunb ~ Z rubber, ~ ~ I yang
dite!iti oleh tenaga Hiperkes Departemen
Tanaga Karja Kodya Padang.
e.
Perlindungan Kearnanan, Jam Istlrahat, dan Fasflitas Lainnya
Ut?tuk memherikan rasa aman dan periindungan terhadap sesuatu yang t ;luan i-t.-
d;;--; lylnkan meriysngkut ha1 gangguan ksjahatan dan tindakan merugikan,
pihak perusahaan juga menyiapkan satuan pengaman (SATPAM) yang bertugas penuh selama 24 jam. Secara bergiliran mereka yang bertugas pada bacjian psngamanan ir?i menjaga, rnengawasi, berkelilinglmeronda pada ma!am hari cfi
dalam pabrik dan sekitar lingkungannya terhadap kemungkinan terjadinya prncurian, pengrusakan, rawan keamanan dan tindakan yang tidak terpuji yang datang dari luar ataupun oleh pekerja sendiri Dengan adanya perlindungan demikian, tidak hanya keamanan pabrik dapat terjamin juga memberikan rasa aman bagi tenaga kerja di dalam menjdankan tugasnya.
Se!air! pe;!indungan keamanan, pihak perusahaan juga meniberikan jam istkahat kepada tanaga kerjanya. Pemberian jam istirahat kerja, istirahat makan dan shalat berfungsi untuk menghindari kelelahan yang berlebihan, dan kesempatan beribadah. Pola pengaturannya secara bergiliran dalam waktu kurzng lebih 30 menit. Di sarnping itu, melalui pengramaan yang dilakukan diiapangan khusus pada bagian prosas kering (Press dan kontaminasi akhir) kadang-kadang pekerjaannya sedikit lebih santai. Hal ini membuat mereka yang bertugas di bahagian tersebut secara tfdak langsung mempunyai banyak waktu istiraha?. Sifat pekerjaan yai?g rnereka tangani menunggu hasii dari unit lainnya, yaitu niananti rriasaknya karat di dalarn ovenlatat Dryer. Adapun untuk pengadaan fasititas lainnya oleh pihak perusahaan yang berkaitan denaan - perlindungan ini antara lain adalah pelayanan transportasi. Dari tigra buah perusahaan yang dikunjungi, hanya terdapat satu perusahaan malakukan antar jemput tsnaga kerjanya. Akan tetapi pelayanannya terbatas pada lokasijdaerah yang terjangkau atau dengan route tertentu. Sementara, untuk dua perusahaan lainnya, berdasarkan lnformasi yang diperoleh dilapangan hanya rnengantarkan tenaga kerjanya baik Nakerwan maupun Nakerpri khusus untuk pulang kerja pada malam hari (khusus shift II, antara pukul 15.30-23.00 WIB). Kernudahan-kernudahan ataupun kelonggaran lainnya juga di berikan oleh pihak perusahaan yaitu berupa, cuti hamil dan haid bagi Nakenvan, izin untuk tidak rnasuk kerja bagi mereka yang dapat musibah/kemalangan, uin rnengikuti aktivitas sosial ksrnasyarakatan. Kesemuanya ini di atur sesuai dengan kesempatan kerja. Bersama (KKB) di masing-masing perusahaan yang teliti (contoh terlamplr)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN Eerdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berlKuf: I. Ditinjau dari sisi fakor usia dan jenjang pendidikan, pada umurnnya tenaga
kerja wanita (Nakerwan) yang bekerja di parusahaan industri psngol-CI a1 an karet aiam berumur antara 30
- 50 tahun. Rata-rata usianya dijumpai lebih
tinggi dari usia tenaga. kerja pria (Nekerpri), yang kebanyakannya benrmur anbra 20-45 tahun. kberapa orang di anbranya rnasih dijumpai bekerja dl atas batas usia produMif yaitu umur 55 tahun ke atas. Sedangkan janjang pendidikannya dijumpai bervariasi muiai dari Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tingal. Namun demiklan, cukup banyak dl antara mereka yang berpendidikan Seko!ah Dasar, tsrubma mereka yang Lrsbtus sehagai tafiaga kaja harian dan borongan.
2.
Status perkawinan ataupun profil rumah tangga Nakerwan dalam kasus ini di
jumpai 4 (empat) jenis status, yaitu mereka yang masih berstatus remaja
(bekum kawin), kawin ntau berumah tangga dengan rnemiiiki anak. dan bersktus kawin tapi bsfum mendapatkan keturunan, serta cukup banyak pula dikalangan mereka yang berpredikat janda. Profil rumah tangga tenaga kerja wanita yang berstatus b w i n dan janda ini, rata-rata memiliki jumlah anak antara 3-4 orang. Dibandingkan dengan propit rumah tangga Nakerpri reiatif tinggi jumlahnya, yaitu rata-rata hanya memiliki jumlah anak antara 2
-
3
orang. Jika jumlah anak ini diasurnsikan rnasih rnenjadi tcrnggungan keluarga maka beban tanggungan rumah tangga N a k e w n IeSlh tlnggiherat dibandinc! rumah tangga Nakerpri.
3. Dari ststus tsmpat tinggal Nakerwan dan kepemilikannya, dijurnpai cukup .
banyak dikaiangan mereka yang sitdah mampu merniliki rumah sendiri dan mencicil kredit kepemilikan rumah (KPR-BTN). Jarak tempat tinggal mereka
pada umurnnya tidak jauh dari lokasi dan lingkungan pabrik dan dapat
dicapai dengan berjalan kaki atau bersepeda. Jika status kepemilikan rumah tersebut dapat dijadiftan ukuran, maka rumah tangga nakerwan dinilai cukup rnarnpu/!abih berhasil dibandingkan rumah tangga Nakerpri. Ini tergarnbar melalui jumlah dan persentase mereka yang memiliki rurnah sendiri dan kemampuannya dalam mencicil KPR,serta beban tanggungan rumah tangga Nakerwan yang lebih tinggi. 4.
Psngalaman kerja naksrwan di dalarn perusahaan pada umurnnya dijumpai
lebih lama dibandingkan dengan Nakerpri, terutama untuk masa kerja di atas 10 tahun di mana jumlah dan persentasenya lebih tinggi. Dikaitkan dengan
masing-masing pengalaman kerja sebeiumnya, terlihat bahwa variasi jenis dan pengalaman kerja Nakerpri lsbih beragam daripada Nakerwan. Sekaligus ini menunjukkan bahwa mobilisasi nakerwan dalam ha1 lapangan pekejaan lebih rendah dibandingkan nakerpri. Hal ini diperkuat dan didukung oleh pengakuan sebagian besar Nakerwan, yang sebelum bekerja di tsmpat kerja sakarang mereka b l u m memiliki pekerjaan (lebih banyak berfungsi atau bekej a dalam rumah tanggdsektor domestik). 5.
Latar belakang keterllbatan nakefwan bekerja dalam perusahaan dipengaruhi deh faMcr dan alasan tekanan ekonomi, yaitu untuk menambah penghasilan ataupun pendapatan. Selain disebabkan oleh rendahnya penghasilan suami (pasangan hidupnya) jugct disebabkan karena status perkawinannya yang tidak utuh (predfkat janda) sehingga mengharuskan dirlnya menjadi tumpuan &ma dalarn mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
6. Status ketenagakajaan nakennran di dalarn perusahaan dijumpai dengan 3
jenis status, yaitu sebagai pekerja harian biasa, pekerja harian borongan, dan tenaga kerja bulanan (stai). Slstem Jam kerja untuk pekerja harian dan borongan diatur secaia bergiliran (shifting system), terdiri atas jam kerja masuk pagi, masuk sore, dan masuk pada rnalam hari. Rata-rata jam kerja dalarn satu hari dihitung selama 8 jam, termasuk lembur Ijam setiap harinya. Sedangkan hari kerja dalam seminggu dihitung selama 6 hari, dan diberi lembur 1 hari pada hari minggu, dengan upah 2 kali dari upah hari-hari biasa.
Dengan curahan waktu dan hari kerja seperti demikian, rata-rata setiap bulannya Makerwar! meneima psnghasilanlupah berkisar an'ara Rp. 185.555,- sampai Rp. 235.000, sedangkan nakerpri menerima antara Rp. 1 0 7 . W , 9umpai 250.000,-
kniribubi d a u andil penghsiian
wanita
-
terhadap total penerimaan rumah tangga, berkisar antara (47% 49%).
7. Walal-l &!ah mencuiahkan waktunya setiap hari bekerja di perusahaan tetapi beberapa orsng dian'tra nakervtan masih mempunyai kesempabn dan waktu untuk melakukan usaha (pekerjaan) sampingan yang bersifat produktif. Sementan di dalam proses produksi, profil aktivitasnya secara umum tidak bzgiti! b~rbedadibanding nakerpri, terkecuali untuk jenis bidang pekerjaan
tsrter;:~ yang t;elurn diserahkan pada wanita. Jenis atau bidang pakerjaan yang diiayani oleh nakenrvan yaitu adalah: bagian kontaminasi, tenaga labor, bagian gilinglmangei, pembersihan dan pengisian troly, administrasi dan juru b a y ~ rSedangkar! . profif akses dan kontrc?!dalam jababn ataupun ktnggung jay&
ksrja, Dst;erai;a di antaiafiya nsreka sudah diberi kesampatan dan
kepercayaan sebagai Kepala Labor, Bagian Gudang dan spare part, dan serencfak-rendahnya sebagai asisten timbang bagi mereka yang berstatus tenaga kerja harian.
8. Sebagai bagian dari tentuk pertindungan soaial sistam psngupahan yang beriaku, pada nakerwan, diatur sesuai menurut jenis status ketenagakerjaan
mereka dan tidak berbias jender. Untuk pekerja harian dan borongan upah tersebut dibayarkar! seka!i dalam periocie a b u jangka wabu kerja satu atau dua minggu. Seizin berbentuk upah, pihak psrusahaan juga memberikan t~4njanga.ndan santunan berupa uang, yaitu berbentuk tunjangan hari raya,
issa produksl, uang kerajinanlinsentif uang melahirkan, uang cuti tahunan, u2.g
duka, y m q ketentuan pernberiannya dlatur menurut perahran
parundang-undangan serta hasil kesepakahn kerja Bersama (KKB) antara perusahaan dengan tenaga kerja. 9.
Di samping berbentuk ugah dan tunjanganljaminan seperti tersebut, pihak
..
p~rusahaafijug2 n e ~ b e r i k a n~z!nicutirne1ahirkan, cuti haid, izin sai
karena kemalangan dan kegiatan sosial kemasyarakatanlpembangunan dengan surat keterangan dari yang berwenang. 10. Fasilitas lainnya yang juga diberikan pihak perusahaan bagi tenaga kerjanya adalah, ptnunjuhn dokter. dan rumah 3akiVpoliklinik perusahaan, fasilitas
kendaraan ke tempat kerja dengan jawak jemputlraute terbatas, dan mushalah. 11. Khusus mengenai perlindungan dan kelengkapan kerja dalam penelitian ini
hanya dijumpai satu buah perusahaan yang menyediakan pakaian kerja untuk tenaga kerjanya. 'Sedangkan untuk alat kelengkapan yang diperlukan w
di dalarn hekeja seperti, sepatu karet, sarung tangan, masker, dan penutup tatinga pihak perusahaan yang dikunjungi belum menyediakannya, kecuali kebutuhan bagi pertolongan pertama terhadap kecelakaan. 12. Bilamana dipelajari dari aspek kepekaan terhadap resiko kecelaban dan
penyakit akibat kerja, perusahaan industri sejenis ini dipandang tergolong jsnis paricsanaan yar;g beresiko, baik segi keselamatan dalam bekerja
maupun gangguan terhadap kesehatan. FaMor kebisingan suara mesin, kor;Uk antara manusia (pekerja) dengan kotorankat kimia serta air pencucian dan pe!ayanan mesin-mesin putaran kencang adaiah merupakan sumbersumbsr kemungkinan timbulnya resiko kecelakaan dan penyskit.
6. SaranSaran
Sesuai dengan temuan penelitian yang telah diuraikan dan disirnpulkan di atas implikasinya dalam pembangunan, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Tidak dapat dipungklrl bahwa partisipasi wanita dalam pembangunan,
khususn~avane berorientasi oada bidana ekonomi semakin rneninekat. Sekaligus ha1 ini rnenunjukkan bahwa, program pembangunan bidang kewanitaan secara berangsur-angsur telah rnenunjukkan hasilnya, walau dalam praktek dan kenyataannya vmnita sebagai tenaga kerja masih menghadapl kenda!a dan banyak hambatan. Oleh karena itu, untuk lebih
mencurahkan iklim ketenagakerjaan wanita yang lebih kondusif tentunya faktor-faMor yang menghambat terhadap peran dan keikutsertaannya di dalam kegiatan ekonomi perlu ditangani secara seksama dan terpadu antara pcnguoaha,pcmcrintah, dan maayarakat.
2. Terserapnya tenaga kerja wanita pada jenis lapangan kerja buruh kasar, menunjukkan bahwa kua!ltas wanita sebagai sumberdaya pembangunan masih rendahheturn memadai. Untuk itu, di dalam menangani permasalahan ketenagakerjaan di sarankan terhadap para pengambil keputusan untuk mempertirnbangkan dan memasukkan variabel yang berkaitan dengan sosial ekonomi demografi vdanita, sebagai dasar untuk penyusunan program tarubma dalam ha1 pernbinaan, penyuluhan dan peberdayaannya.
3. Dengan adanya komitment politis tentang kemitra sejejaran pria-vmnita sebagai komitmen nasional yang harus mev~arnaiseluruh kehidupan bangsa, terubrne &lam praktek dan perilaku kehidupan sehari-hari. Dan agar supaya tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi tenaga kerja wanita dalam kaitan dengan pekerjaannya, maka di dalarn pemanfaatan dan penempatan tmaga kerja oteh pihak perusahaan (pengusaha) hendaklah memperhatikan ekan fungsi kodra:, harkat dan martabatnya sebagai wanita. Seyogyanya rnereka tidak dipandang dan diperlukan sebagai faktor produksi belaka tetapi
adalah aset berharga yang perlu mendapat perlindungan/jaminan, cii sarnping untulc memberinya peran dan pemberdayaannya. 4. Sesungguhnya perlindungan bagi tenaga kerja wanita, khususnya yang manyangkut hak dan kewajiban m'ereka di dalam bekerja sudah diatur rnenurut norma dan ketentuan perundang-undangan. Akan tetapi dalam kenyataan pelaksanaannya di lapangan masih didapati penyimpangan dan keselamatan interprestasi terutama karena belum dipahaminya prinsip-prinsip perlindungan tenaga kerja vmnita tersebut, baik oleh pihak perusahaan rnaupun oleh tenaga keja wanita itu sendiri. Oleh karena itu, penyuluhan tentans hak dan kewajiban bagi tenaga kerja wanita perlu terus digalakan dan diidentensifian. Begitu pula dengan peningkatan pengawasannya, sehingga
dengan demikian pelaksanaan peraturann dan perundang-undangan tersebut dapat berjalan secara tepat dan efaktif. 5. Sesuai dengan perminkan responden, khusus bagi perusahaan yang #
rnernperkerjakan tenaga kerja pada malnm hari, diharapkan senantiasa
menlngkatkan keamanan dan di samping itu, diharapkan pula dapat menyediakan makanan dan minuman ringan untuk lebih meningkatkan rasa kzsegarar; tirbuh dan kesehatar;.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Anonymous, Survey Wanita di Sektor Informal, Lembaga Studi Pembangunan (LSP), Jakarta, 1986 Astuti, Mary; Teknik Analisis Jender, Bahan P e h n Metoddogi Penelitian Peningkatan Peranan Wanita, Cipayung-Bogor, 1996
, Jender dan Pembangunan; Bahan Penataran Metodologi PmeMan Peningkatan Peranan Wanita, Cipayung-Bogor, 1996 Biro Pusat Statistik; lndikator Sosial Wanita Indonesia 1993, BPS-Unkef, Jakarta, 1994 Harian Singgalang, PT. Lembah Karet Diduga Melakukan Tindakan Diskriminm, edisi 10 Oktober 1996 Hasymi; Hubungan Antara Beberapa Variable Dengan Curahan Tenaga K q a Wanita; Majalah Bawi ttah; PPW-Univ. Palangkaraya; 1996 Husni,
L; Perlindungan Buruh (dalam
Dasar-Dasar Hukurn Perburuhan); PT. Raja
Grafindo Persada; Jakarta, 1993 Indrizal, Edi-CSIS; Beberapa Issue Jender Seputar Masalah Kebnagakerjaan Sumatera Barat, CSIS, 1996 lrianto, Sulistyowati; Akses Tenaga Kerja Kepada Perlindungan Hukum @mend Nonnatif dan KenyaCaan Sosial); Program Pasca Sarjana UniversiCas Indonesia, 1994 Yuliati, Uci; Keterlibatan Wanita Dalam Dunia Kerja; Suara Wanita; Pusat Studi. Wanita dan Kemasyarakatan; Univ. Muhammadiyah, Yogyakarta, 1996 Kantor Menneg-UPW RI; Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Wanita Melalui Pengembangan Kemandirian; Makalah disampaikan dalam Loknas Nakerwan: Perlindungan Sosial Menuju KemitrasejajaranWanita dan P*, Malang, 1995 Kantor PT. Jarnsostek; Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Bersarna ' ~ e n u j u Masa Depan Sejahtera; Jakarta, 1996 Kantor PT. Kilang Lima Gunung; Buku Kesepakatan. Keja Bersama Antara Perusahaan dengan SPSl Unit PT. Kilang Lima Gunung, Padang 1945.1997 Kantor Statistik Provinsi Sumatera Barat, Statistik lndustri Sumatera Barat, Kerjasama Kantor Statistik Dengan Bappeda Sumatera barat, 1995
Kariman, Tina Mariany; Perfindungan dan Pengawasan Tenaga KerJaWanh; Warta Pusat Studi Wanita, No. 9 Th.lV IKlP M a n , 1995 Kendalhi; Penyajian Evaluasi Lingkungan Industri, Kasus lndustri Crumb RuWer, PT. Lembah Karet, Padang, 1995 Kowaleski, M; Women's Work in A Medieval Town Exeter In The Late Fourteenth Century, In Women And Work In Preindustrial Europe, ed B.A. Hanawalt palam Graha, Helena A Women's Work); Labour and Gender In The Late Medieval Countryside, Bath Press, Avon, Britain, 1986 Majalah Astek; Astek Menjawab, No. 3, Th.1, edisi Juli hal. 15, 1985 Mincer, J; Labour Force Participation of IUlanied Women, in Aspects d Labour. Economics; Edited H.G. Lewis; National Bureau Conference Series, No. 14 Princeton, N.J; Princeton Univ. Press, 1962 Munandar, Ashar Sunyoto; Emansipasi Wanita, Suatu Penghayatan SubyekfifEmansipasi Dan Peranan Ganda Wanita Indonesia; UI. Press, Jakarta 1985 Purwoko, Barnbang; Pelaksanaan Jamsostek di Indonesia (Suatu Tinjauan. . - dan Empiris, Astek XI No. 2; (Juli) 41-42, 1994 Soepomo Imam; Pengantar Hukum Perburuhan; Penerbiit Djambatan; Jalcarta, 1983 Sudarsono; Laporan Penyelenggaraan Seminar Peranan Wanita di Sektw Ekonomi, Departemen Tenaga Kerja, Jakarta, 1993 Swasono, Yudo; Lapofan Penyelenggaraan Seminar .Peranan Wanita di S e w Ekonomi, Departemen Tenaga Kerja, 1993 Wijaya, Hesti R; Perlindungan Sosial pada perempuan Pekerja Rumahan: Riset Aksi Pemberdayaan Perempuan untuk mengubah Kondisi Kerjanya, Makalah dalam Forum Komunikasi Hasil Penelitian, (diselenggarakan DIKTI), Cisarua Bogor, 25-28 Oktober 1993 Wolfman. Breinata: Roles (Terjemahan Anton Soetomo); Kanisius: Yogyakarta; 1992 Zuriah, Nurul; Wanita dan Dunia Usaha Antara Utopia dan Fa& Dalam Hukum Positif di Indonesia; Suara Wanita; Pusat Studi Wanita dan KemasyatakaEan Univ. Muhammadiyah Malang, 1996
mLnl.& , KOl; 1.kh3Yl. D ;ti
7
W f TBiGYdT I1 P.4DALJG
UI.Iai'ORSOSIAL PCLI.i'IK J l n . ProfJ.i.Yanin S H No-70 Padang
BEKOHEBDASI Nomor :27qf.~ibUm/KS~ - 19g
Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat I1 Padang s e t e l a h ~izmbacadan menpel2
c;ri
*
. Ketua Lembaga P e n e l i t i...*...es*...*. a n IKIP Padang a. S u r a t l,., ~ . t ~ a l. 9 9 3 - . ** ** b. Nomor Tanggal C. S u r a t Yernyatavl Penanggmg Jawab P e n e l i t i a n d a r i ybs Tgl 2 3 . 4 ~ h V . 7 7
3 3 .d
...
~7?!?!~1gj?15l199?.. f
..... ................ 0 .
Dengan ini memberikan Persetujuan dan t i d a k keberatan diadakan ~ e n e l i t i a n j ' urvey/~emetaan/~raktekKerja 'apa.ngan d i Daerah Tingkat I1 Kotamadya Padang yang .iadakan oleh : N a m a
: D r s . HasanuddinJG
T empa t/!Cgl Lahir
: I n d r a g i r i / 20 Mei 1955
A l a m a t
: J l n .Belibis ~ / 7Padang
Pekerjaan ~ ~ k ~ Penelitian ~ d /
: Dosen FPTK IKIP Padang
j udul
Penelit
m : Penulisan h r y a Ilmiah
urvey
.
~ o k a s i / ~ e n p aPte n e l i tian/' Survey
: PROEL SOSIOEKONOMI DEMOGM DAN PERLINDDWGAN TENAGAKERJA WANITA PARA PERUSAHABN INDUSTFU PENGOLARAN KARET ALAM D I KOTAT-IADYA PADANG. "
. . terlam~ir . ;
Waktu/Lama P e n e l i t i a n
: 25 Agustus s o d 25 Desember 1997
Anggota Rombongan
:
-
Zngan Ketentuan sebagsi b e r i k u t :
..
id& dibenarkan menjrimpang d a r i kerzngka dan maksud penel i t ian , Sambil menunjuk S u r a t Keterangan Rekoaendasi ini, supeya melaporkan maksud Saudara Kepada Kepala ~ i n a s / ~ n s t a n s i j K a n t o r / B z ~ i a n / ~ ta mdan a Penguasa diman;. Saadara nelakukan ~ e n e l i t i a n / ~ u r v e y / ~ s ekr~t a melaporkan d i r i s e b e l m meninx gelkan Daerah P e n e l i t i a r 'kepada Pemda setempat, i..iematuhi segala peraturan yang berlaku dan i s t i a d a t s e r t a kebiz.saan masyarak a t setempat. S e l e s a i P e n e l i t i a n h a m s melapor hasilnya kepadc?. \ialikotarnadya Kdh Tingkat Ii Padang Cq. Kepala & t o r S o s i a l Keterangan/Rekomen B i l a t e r j a d i penyimpangan a t a s ke tentuan d a s i ini akan dicabut kembali. ... ... ../-
-
. .
a
.
yang bersangkutan
SAN KEPADA YTH. :
r .Ke tua Lembaga Peneli t i a n IKI k a s i P e n e l i t i a n Terlampir sip.? Ro. 1.800.00
INSTRUMEN
PENGUAAPULAN DATA (PEDOMAN WAWANCARA)
P R O F I L S O S I O E K O N O M I D E M C G R A F I DAN PERLIWDUNGAN PERUSAHAAN
TENAGA
I NDUSTRI
KER JA WANITA
PADA
PENGOLAI-IAN KARET A
PADANG
M
ANGKET INFORMASI MENGENAI KETENAGAKERJAAN IbuWBapak Sdr. para tenaga kerja yang kami hormati Pertama dan utama sekali kami mendoakan ibuklbapak sdr. berada dalam kandungan sehat walafiat dan sejahtera selalu. Selanjutnya, kami rneminta dan mohon kesediaan ibuWbapaWsdr. untuk membantu penelitiaan kami ini, dengan meluangkan waktu sejenak menjawab pertanyaan-pertanyaa yang karni himpun dalam daftar pertanyaan berikut ini. Pertanyaan ini kami kemas khusus ditujukan pada ibuklbapaklsdr. para tenaga kerja, yang menyangkut ha1 kondisi sosioekonomi dan demografi (seperti pendapatan, umur, pendidikan, motivasi bekerja) serta bentuk-bentuk perlindungan yang diberikan pihak perusahaanlindustri terhadap diri ibuWbapaWsdr. Hasil penelitian ini semata-mata diperuntukkan buat kepentingan ilmiah di perguruan tinggi, dengan harapan rekomendasinya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pembinaan ketenagakerjaan, khususnya menyangkut ha1 tenaga kerja wanita. Oleh sebab itu, jawaban ataupun informasi yang benar-benar sesuai dengan kondisi pribadi dan keluarga ibulbapaklsdr. sangat kami harapkan, dan kami merahasiakan serta menjamin tidak akan rnempunyai dampak negatif terhadap perjalanan karier ibu/bapaWsdr. di dalam bekerja. Tidak ketinggalan, atas kesediaan ibulbapaklsdr. membantu kelancaran penelitian kami ini, rnengisi dan rnengembalikan angket, dengan segala kerendahan hati kami rnenyarnpaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Mogamoga atas segala bantuan yang diberikan menjadi amal perbuatan bagi ibutbapaklsdr. kelak Tuhan memberi balasan yang berlipat ganda. Arnin !
Padang, September 1997 Peneliti
Drs. Hasanuddin. MS Alamat Rurnah Jalan Belibis El7 Padangf Telp. 58977
DAFTAR PERTANYAAN 01.
Nama
: o
02.
Umur
: ........ tahun
03.
Jenis Kelarnin :
04.
Alamat ternpat Tinggal
0 Laki-~aki 0 Wanita
(bedfanda ssuai))
x
Iingkarany~n~
Jalan................... RT ...............RW KelurahanIDesa ..................................
............................ 05. No.
Latar Belakang Pendidikan
I
I
Jenjang Pendidikan
5.1 1 S e. k o l a .- h . Dasar --
- 5 . 2 , I SLTP --
SLTA 5.3 $14 - . T e @ w ~ i g g i
5.5
Keterangan Tamat Tdk Tamat
Nama Sekolah
1
i
i
-
i .
a. ~kaderniai~l-orna b. Sarjana (SI) c. Lainnya I Pdd. InforrnalJLatihan a. Penataranllatihan b. Kursus
I
I I
I
06.
Dalam Keluarga, anak nomor berapakah ibuklbapawsdr. Anak ke : ................... Laki-laki : ................ orang Wanita : ................ orang
07.
Status Perkawinan ibu/bapak/sdr. :
0 0 0 0
Belum kawinlbekeluarga Kawin belum punya anak Kasin sudah punya anak
(beitanda. X fingkaran yang sesuei)
0 Kawin sudah punya anak Anak laki-laki , ....................... Orang Anak wanita ............... Orang Anak yang meninggal .........orang Penyebab rneninggal :
Yang lainnya
(sebutkan)
............................ ............................
a.
sakit
b.
V J ~ Mmelahirkan U kccelakaan
c.
0 0
Batak Aceh
0 Melayu 0 Chhafllonghoa 0 India 0 Lalnnya .:.........
Apakah jenjang pendidikan terakhir orang tua ibu/bapak/sdr.
09.
I
Pendidikan ibu
40.
Pendidikan ayah
I
0
Tidak bersekolah
0
sD
0 0 0 0
!
(beitanda X .lingkaran yang sesuai)
SLTP SLTA Sarjana rnuaa/Dipl: Sarjana
1
( 0Tidak bersekoloh I OSD 0SLTP 0SLTA 0Sarjana muddDipl. 0~ a r j a n a
Apakah pekerjaan orang tua ibu/bapak/ibu?
(walau mungkin sudah
I
Pekerjaan ibu
0 Pegawai swasta 0 Wirasvrasta 0 Petani 0 Nelayan 0 Buruh 0 Yang lainnya .
meninggal) Pekerjaan ayah
0Pegawai swasta 0Wiraswasta 0Petani 0Nelayan
0Sarjana 0Yang lainnya
I
I
11.
Jika i ibulbapaklsdr. Itelah berkeluarga atau menikah di rurnah jenis apakah saat ini yang'diternpati .
0 0 0 12.
fanda X,ingkarenyeng
.
Rumah sendiri Rumah perusahaan -
Rurnah kontraklsewa
sesuaq..
0 rumah cicilan 0 Rumah orang tua 0 ~ a i n n y a..........................
(sebukan)
Jika ibulbapaklsdr. belurn menikah bersarna siapakah tinggal pada saat ini
g
3
O
0
orang tua
0 0
Saudara
0 sendiri, mengontrak
Bersama teman, rnengontrak rumah Menyewa kamar, indekost Lainnya ...............
(sebutkan)
rurnah 13.
Sudah berapa lamakah ibulbapaklsdr. bekerja di Perusahqan ini.
0 0 0 14.
(ben' tanda X lingkaran yang sesuar),
Kurang 1 5 tahun 6 - 10 tahun
lebih dari 10 tahun,
(tepatnya ........... tahun)
Sebelurn bekerja di perusahaan ini, pekerjaan utarna Y*ng ibulbapaklsdr. dilakukan adalah:
0 0 15.
-
?
(beri fanda X lingkaran yang
sesuei)'
tidaklbelum bekel-ja Bekerja sebagai .................di perusahaan ................... (sebutkan)
Alasan yang melatarbelakangi ibulbapaklsdr. untuk bekerja:
6 0
Atas kemauan sendiri
Atas dorongan keluarga
0
Atas. ~dorongan.orang lain
0
iainnya ............................
(rebutkan)
11.
Jika i ibubapaklsdr. Itelah berkeluarga atau menikah di rumah jenis apakah saat ini yang'ditempati I
0 0 0 12.
yang
(bed fanda
sesuai)'
r
0 rumah cicilan 0 Rumah orang tua 0 Lainnya .........................
Rumah sendiri Rumah perusahaan. Rumah kontrawsewa
(sebutkan)
Jika ibulbapaklsdr. belum menikah bersamn siapakah tinggal pada saat ini 7
0 Orang tua
0
O
0 0
Saudara
0 sendiri, mengontrak
Bersama ternan, rnengontrak rumah Menyewa kamar, indekost Lainnya ................
(sebutkan)
rumah
13.
Sudah berapa lamakah ibu/bapak/sdr. bekerja di Perusahqan ini'
0 0 0 14.
6-10tahun
lebih dari 10 tahun,
(tepatnya ........... tahun) (beri tanda X lingkaran yang
sesueo,'
tidaubelurn bekerja Bekerja sebagai ................. di perusahaan ...................(sebutkan)
Dorcngan yang melatarbelakangi IbulBapaklSdr untuk bekerja
0 0 0 0
?
(beri tancla X lingkaran yang sesuav,
Kurang 1 5 tahun
Sebelum bekerja di perusahaan ini, pekerjaan utama Yang ibu/bapak/sdr. dilakukan adalah:
0 0 15.
-
.
Atas kemauan sendiri Atas dorongan keluarga Atas. :dorongan. orang lain lainnya ............................ (sebutkan)
16.
Dengan alasan apa pula ibulbapaklsdr. memilih bekerja ini di perusahaan? (boleh lebih den' satu)
0
Terkesan teman saya yang juga bekerja pada jenis perusahaan serupa
0 0 0 0 0 0
Mengikuti saran orang tua saya Mengikuti saran suamilistri saya Merasa dihargai dan sudah merupakan cita-cita Terpaksa memilih karena tidak ada pilihan pekerjaan lain Ternpat tinggal yang dekat dari perusahaan Lainnya ........................................................... (sebutkan)
.......... hari
17.
Jumlah hari kerja ibulbapaklsdr. daiam seminggu
18.
Curahanllama waktu bekerja setiap harinya adalah
0
Masuk pukul ......................
19.
Jarak antara rumah dan tempat pekerjaanlperusahaan jauhnya
20.
Untuk setiap harinya ibulbapaklsdr. pergi ke tempat pekerjaan menggunakan fasilitas:
0 0 0
Kendaraan sendiri, jenisnya
.................. (sebutkan)
Naik angkutan kota Dengan berjalan kaki, alasannya ............. (sebutkan)
....... km
21 .
Selama bekerja pihak perusahaan ini memberikan, menyediakan atau memberlakukan pada tenaga kerjanya: (boleh dari satu)
0 0 0 0 0 0
Jam istirahat, lamanya ...................... pukul
.........................
Pakaian kerja, Minuman untuk karyawan makan siang ~asilitasTransportasi Lainnya, ...................... (sebutkan)
..........................
Jenis sumbanganliuran dan potongan apa yang diwajibkan pihak perusahaan pada ibu/bapaWsdr. selama ini?
0 0 0 23.
Asuransi ................................ Eesarnya Rp. ....................... (coret salah setu) (Tiap bulan aiau tahun) Tunjangan hari Tua. Besarnya Rp..................... (Tiap bulan atau tahun) ('coretsalah satu) Uang Porurnahan, Besarnya Rp ........................
Sistem atau cara pernbayaran gajilupah yang . ibu/bapak.sdr..t'erima adalah :
0 Upah tiap bulan besarnya RP. 0 Upah harian, besarnya RP0 Upah borongan, caranya ...................... 0 Lainnya. .................................... (sebutkan) 24.
Apaltah diter.lpat bapak/ibu/sdr. bekerja terdapab sejenis perkumpulan atau arisan yang menghimpun aspirasi pekerja ?
0 Ada, jenislnamanya ...............................(sebutkan) 0 Tidakada
25.
Dengan kesibukan bekerja sehari-harinya, apakah ibulbapaksdr, rnasih sempat menghadiri ataupun menangani urusan sosial dan masyarakat
0 Masili sempat 0 Hampir tak punya waMu 26.
Status pekerjaan ibulbapaklsdr. pada perusahaan ini
0 0 0 @ 27
Karyawan lepaslharian Lainnya ............ sebutkan
PERTANYAAN BERIKUT
( 2 6 - 54) 'DITUJUKANUNTUK TENAGA KERJA . w A N I T A
Bekerja mempunyai arti bagi diri saya dan tetap selalu ingin bekerja, sebab:
0 0 0 0 0 0 0 28.
Karyawan tetap
'
(boleh lebih dari satu)
Dengan bekerja akan menambah pengetahuan Dapat memberikan dukungan keuanganlfinansial Dapat meningkatkan wawasan Dapat mengaktualisasikan kemampuan Mernberikan kebanggaan diri Memberikan manfaat untuk lingkunganlmasyarakat Lainnya .......................(sebutkan)
Sebagai seorang wanita karier dan juga ibu rumah tangga, apakah sehariharinya ibulsdril dapat mengerjakan tugas-tugas rumah tangga
0 0
Dapat dengan teratur
(beri tanda X lingkaran yang sesuai))
Terasa merepotkan, alasannya ...........................
29:
Pihak siapakah yang membantu ibu dalarn rnelakukan pekerjaan rumah tangga sehari-harinya? (ben fanda X lingkaran yang sesuai))
0 0 0 0 0 30.
Keluarga (orang tua, saudara, anak-anak) Pembantu Keluarga dan pembantu Lainnya, ............:.................. (sebutkan)
Jenis tugas rumah tangga yang ibu lakukan atau tangani langsung dalarn sehari-hari
0 0 0 31.
Tidak ada
(ben tanda X lingkaran yang sesuai))
Mengurus suami dan anak Hanya mengurus suami Sernua urusan rumah tangga, seperti memasak, rnencuci, belanja, mengurus suami dan anak dan sebagainya.
Menurut pendapat ibu mengurus kegiatan rumah tangga (memasak, mencuci, mengurus anak) merupakan tugas: (beri tanda X lingkaran yang sesuai)'
0 0 0 0 0
Rutin seorang istri Rutin seorang ibu, dan juga suami dan anak-anak secara bersama Rutin seorang isteri dan suarni sifatnya hanya membantu sebisanya Dapat diserahkan pads pembantu, Alasannya karena .......................alasannya.......................(sebutkan)
32.
Tujuan ibu untuk bekerja pada perusahaan ini adalah:
0 Nlernanfaathan waktu luang 0 Menarnbah penghasilan keluarga 0 Mencari pengalaman 0 Lainnya ............................................(sebutkan)
(beri fande X lingkaran yang sesuao)
33.
Pada perusahaan ini ibu bekerja pada bagianlunit kerja :
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 34.
-
Bagian penggilingan
(ben fande X lingkaran yeng sesuai))
Bagian Crum Rubber Bagian bengkel Bagian timbangan Bagian kemasanlpengepakan Bagian plastik Bagian harian umurn Bagian Laboratorium Bagian tata uasaha Lainnya, ........................................ (sebutkan)
Jenis pekerjaan atau bidang tugas, yang ibu tangani sehari-hari :
0 Sebagai tenaga pengetikan 0 Sebagai tenaga laboratorium 0 Sebagai tenaga operator mesin 0 Sebagai tenaga Bendahara 0 Sebagai tenaga medis/Kesehatan 0 Lainnya, ................:...................(sebutkan)
(beri tanda X lingkaran yeng sesuai))
35.
Jumlah tenaga kerja yang ada pada bagianlunit kerja ibu ................orang a. Jurnlah tenaga laki-laki ................. orang b. Jumlah tenaga wanita ................... orang
36.
Menurut pendapat ibu pada bagianlunit kerja apa saja seorang tenaga kerja wanita dapat ditempatkan di perusahaan ini?
'
(boleh lebih dari satu) 0 Bagian penggilingan 0 BagianCrum Rubber 0 Bagian Bengkel 0 Bagian Timbangan 0 Bagian Kemasan 0 Bagian Plastik 0 Bagian harian umum 0 Bagian laboratorium 0 Bagian tatausaha 0 Lainnya, ..................................... (sebutkan)
37.
Bekerja pada perusahaan ini, tiap bulannya ibu memperoleh penghasilan sebesar .............dengan rincian
0 Upahlperbulan Rp. .................. 0 Uang transpor Rp. ................... 0 Lainnya ................................................... (sebutkan) .....................................................
38.
Selain berupa penghasilan tiap bulannya pihak perusahaan juga mernberikan bantuanlrnembayarlmemberi bonus (boleh lebih dari safu) Uang Hari Raya, sebesar .................
0 0 Uang Natal, sebesar.......................... 0 Uang Masuk Sekolah Anak ................... 0 lainnya, ..................................(sebutkan)
39.
PerlindunganNaminan apa yang diberikan perusahaan jika ibu hamil dan melahirkan ? (boleh lebih dari satu)
0 lzinlcuti melahirkan Lamanya .......... ..... hari ;
Mulainya, ........................
0 Biaya rnelahirkan, Besarnya ......................... 0 Biaya pemeriksaan kehamilan 0 Lainnya, ..................................(sebutkan) 40.
Dalarn rnasa-rnasa hamil apakah pihak perusahaan rnemberikan keringanan bekerja terhadap ibu?
0 Tidak sama sekali 0 Ada keringanan, dalam bentuk: a. ~elonggaianjadwal masuk dan pulang kerja b. rnengurangi volume kerja tanpa potongan gajilupah e. lainnya, .........................( sebutkan)
41.
Dalam bekerja sehari-hari apakah ibu rnemakai alatlpakdian pelindunga atau pengarnan
0 Tidak perlu, alasannya ............... a. tidak disediakan b. pekerjaannya tidak butuh perlindunganlpengaman c. menganggu dan meresahkan d. Lainnya, ..................... (sebutkan)
0 Perlu dipakai, jenis alatfpelindungnya:
.................................. (sebufkan)
42.
Apalcah ibu juga pernah kerja lembur
0 Tidak pernah, alasannya: a. Tidak ada jam lembur b. Hanya ada untuk pekerjaan tertentu c. Tidak untuk pekerja wanita d. lainnya, ............................. (sebutkan)
0Pernah, waktu pelaksanaanya : a. Pada malam hari b. Pada sore hari Jika pernah, besar upah yang diberikan a. Rp...................../jam (pilih yang sesuai) b. Rp. ................../hari
43.
Keluhan atau gangguan kesehatan yang ibu rasakan akibat bekerja adalah
0 Tidak ada keluhan 0 Ganyguan penglihatan 0 Gangguanlsakit punggung 0 Gangguan pendengaran
0 Sakit perut 0 Gatal-gatal 0 Lainnya, ............................(sebutkan) 44.
Pelayanan atau fasilibs kesehatan yang diberikanldisediakan perusahaan adalah, Pemeriksaan kesehatan secara rutin
0 Ada klinik khusus perusahaan 0 Lainnya, ............................ (sebutkan)
45.
Selain bekerja di perusahaan ini, apakah ibu mempunyai usaha lain yang bisa menambah penghasilan?
0 Tidak mempunyai usaha lain 0 Mempunyai usaha lain, yaitu: a membordirlmenjahit b. membuat kue-kue c. Lainnya, .........................(sebutkan)
46. '
Jika suami bekerja yang bisa manambah penghasilan, sebutkan sebagai apa?
0 Pegawai Negeri 0 Karyawan Swasta, sebagai .................... 0Wiraswasta. ,jenis usahanya ..................... 0 Lainnya, ..............................(sebutkan) 47.
Besar penghasilan suami tiap bulan, mencapai ................
48.
Biaya pengeluaran atau belanja rumah tangga tiap bulan, mencapai
.................. 49.
Selama bekerja di perusahaan ini, apakah ibu pernah pindah ke bahagianhnit lain?
0 Tidak pernah, alasannya: a. Tidak ada peluang . b. Tidak dierikan kesempatan . c. Bukan untuk pekerjaan wanita d. Lainnya, ...................... (sebutkan)
0 Pernah pindah, alasannya : a. Tidak sesuai dengan pendidikan/keterampilan yang dimiliki b. Mendapat perioritas dan prestasi kerja c. Atas kehendak atasan d. Dipindahkan atasan e. Lainnya, ................. (sebutkan)
50.
Di dalam bekerja sehari-hari, apakah pekerjaan yang ibu jalani di perusahaan ini cukup berat?
0 Tidak berat 0 Seorang dan cocok untuk ukuran wanita 0 Lumayan berat dan jenuhlbosan 51.
Selama bekerja pada perusahaan ini, apakah suamilkeluarga ataupun orang tua ibulsdri pernah mengajukan keberatan?
0 Tidak pernah 0 Pernah, dengan alasan a. pekerjaan ibu tidak cocok dengan ukuran wanita b. Upah yang kecil
c. Mengganggu kerja rumah d. Lainnya, ..............................(sebutkan) 52.
Setiap harinya, sebelum pergi bekerja jenis pekerjaan rumah yang ibu lakukan adalah:
0 Bangun pagi rata-rata pukul, ............ 0 Berangkat bekerja pukul, ................. 0 Pekerjaan rutinyang dilakukan sebelum porgi bekerja adalah: (uraikan) a. menyiapkan makan pagi, lamanya ....j am b. mencuci pakaian, lamanya ................ jam c. membersihkanlmerapikan kamarl rumah, lamanya ..................jam d. .......................................... lamanya ..............jam e. ..........................................lamanya .............. jam
53.
Untuk setiap harinya, setelah pulang bekerja, jenis pekerjaan yang ibu lakukan adalah:
0 Rata-rata sampai di rumah, pukul ................. 0 Tidurlistirahat siang,.pukulllamanya ............. 0 Makan setelah pulang kerja ........................... 0 Mandi sore ............................ lamanyalpukul ................... 0 Melayani anak-anak...., lamanyatpukul .............................. 0 ~ e n ~ i a ~ makanan kan malan, lamanyalpukul .................... 0 Tidurlistiahat malam, rata-mta pukul .................................. 0 ...........................................................lamanyalpukul........... 0 ........................................................... lamanyalpukul ........... 54.
Jika ibu mempunyai pekerjaan lain, yang dapat menambah penghasilan rumah tangga, sebutkan sebagai apa? Sebagai, ................................... atau jenis usahanya ...................................
@ 55.
-
PERTANYAAN BERIKUT (55 60) DITUJUKAN UNTUK TENAGA KERJA LAKI-LAKI
Pekerjaan yang bapak tangani/lakukan pada perusahaan ini:
0 Membutuhkan alat pelindunglpengaman 0 Tidak cocok bagi peerja wanita 0 Sesuai dengan pendidikanlketerampilan
(boleh lebih dari satu)
yang bapak miliki
0 Lainnya, .................................................(sebutkan)
Jika pada bahagianlunit kerja bapak terdapat pekerja wanita, bagaimana rnenurut pendapat bapak dengan kehadirannya ?
56.
-
0 Menghambat kelancaran kerja 0 Meningkatkan motivasi bekerja
(ben tanda X lingkaren yang sesuei))
0 Tidak ada masalah 0 Wanita lebih teliti dan hati-hati 57.
Penghasilan tiap bulan yang bapak terima dengan bekerja pada perusahaan ini adalah ....,..............
53.
Secara umurn rnenurut pandangan bapak, apakah wanita pantas bekerja di perusahaan untuk menambah pendapatan keluarga ?
0 Memang sepantasnya 0 Tidak pantas, karena : sesuai)
(ben tanda X lingkeren yang sesuai)) ,,
a. pelayanan bekerjaan b. perhatian mendidiklm,engasuh anak terabaikan c. lainnya, .............................................................
59.
Menurut pandangan bapak, pekerjaan apa saja yang pantas/cocok ditangani atau dikerjakan oleh wanita pada perusahaan crum rubber
?
0 Bahagian laboratorium (boleh lebih dari sat") 0 Bahagian penimbangan 0 Bahagian gilingan 0 lainnya, .................................... (sebutkan ....................................
60.
Jika isteri bapak bekerja yany dapat menambah penghasilan, sebutkan sebagai apa !
0 Sebagai, ...................................................... 0 Penghasilan tiap bulannya, ..........................
61.
Ternan sekerja yang bapak kelwndaki pada bagianlunit kerja yang ditangani, setaiknya adalah :
0 Laki-Laki 0 Warlita 0 Laki-Iaki dan wanita
(beri tanda X lingkaran yang sesuai))
Dalnm Gambnr Tnmpnk I b u D j n i n n b , a n l o b S c o r s n C Mnkcruan y n n c Sudah l e r u n u r I'asca P r o d u k c i f , I c k c r j a d l l u c i n n Prosc9 C e r i n ~ / P l n ~ C I )I:' r r n b i ~ n c k u ~ ( P h o t o . Sun- 1937)
Dnlnm Cnmbnr Tnmpnk Dun Ornnc N a k e r p r i s c d n n c Beradn Dalnm Ruanc/Rumnk Pcnjemurnn di L a n t a i T i ~ a ( p h o t o , Snn-1997)
Calrrr G a r i ~ Fxmc E e z j a ?aCa 3 a c l v P z o s e s B a r a i , C-=CY L a t z - 3 e l i r ~ gSake--i d m tiake-uu a e C a 3 c 3 e k e = J a ( P h o t o , Sn-I$y)
Dalam G n o b a r Tampa? a e o r - c Naker)ri a c : ~ ? c ~ e ~ . r c ~ p rI o a h: n n 1 ~ k uKa-e: ~ ? a . De-ca3 Air F e - c u c i a c (Fia:o, Saz-1957:
D s l a a C a a b a r Tnmpak S a o r s n c Nakerwan Pi'.Kilrug L i n e Gunnog, seCang l e k e r J a H e l e y m i Hesin C i l i n d H a n g i l denran Pakaian Tertutup P l a a t i k flenckindnri Percikan A i r ( P h o t o , San-1997)
Dalam C n s b n r T e a p a k S e o r a n g N s k e r w a n I T . b l l n n c Lisa Gunung a e d e n c J e k e r J a f l e n s r i k Lembersn K a r e t J a n ( s u d s k d l g i l l n ~ / k e l u e r Dori H e s i n (Hangel) ( p h o t o , man-1997)
M U K A D I M A H
BAHWA sesungguhnya untuk mencapai Keserasian Hubungan Kerja yang Harmonis dan Efektif antara Pihak PENGUSAHA dan Pihak PEKERJA berlandaskan Undang-Undang dan Ketentuan -Ketentuan yang telah ada serta dapat mewujudkan Pola Hubungan Industrial Pancasila, dalam ha1 ini seyogianya perlu dibarengi suatu Kesepakatan Kerja Bersama sebagai Pegangan yang praktis .bagi masing-masing Pihak. BAHWA dalam kaitan ini Pihak PENGUSAHA dan pihak PEKERJA harus benar-benar dapat saling memahami dengan penuh kesadaran tanggung jawab serta keichlasan bersama dalam mengindahkan Pelaksanaan Kesepakatan Kerja Bersama dimaksud yang antara lain berfungsi sebagai berikut ; a. Sebagai Pedoman seperlunya bagi Pihak PENGUSAHA dan PEKERJA dalam mengatur Hak dan Kewajiban masing-masing Pihak yang bersangkutan. b. Menghindarkan timbulnya tindakan sewenang-wenang sing-masing Pihak.
dari ma-
c. Menunjang Usaha Pemerataan Keadilan Sosial, khususnya menyangkut dengan Hubungan Kerja.
d. Merupakan suatu Pengakuan yang syah terhadap adanya Organisasi PEKERJA pada masing-masing Perusahaan. BAHWA tujuan Kesepatan Bersama dalam ha1 ini meliputi ; a. Mengatur Penerapan Pelaksanaan Hubungan Kerja yang sesuai dengan Ketentuan dan Peraturan yang berlaku dengan sebaikbaiknya . b. Membina Peningkatan
Hubungan Kerja yang lebih baik,serasi dan Harmonis antara PEKERJA dan PENGUSAHA sesuai dengan Pola Hubungan Industrial Pancasila.
c. Menunjang dan Memelihara terwujudnya Peningkatan Kelestari an Produksi serta Keserasian Aktifitas PEKERJA dan penuh Loyalitas yang saling menguntungkan bagi semua Pihak.
B
U
A
B. I1
M
Pasal
U
-
M 1
Pihak Yang Mengadakan Kesepakatan Kerja Bersama.
1. Perusahaan Industri,dan Perdagangan Crumb Rubber PT. KILANG LIMA GUNUNG, dalam ha1 ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PENGUSAHA yang diwakili oleh Pimpinan Perusahaan yaitu ; Sdr. TEDDY KURNIAWAN.
2. Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Unit PT. KILANG LIMA GUNUNG Alamat Karnpung Banuaran Padang, disini bertindak untuk dan atas nama semua Anggota PEKERJA yang bekerja pada Perusahaan PT. KILANG LIMA GUNUNG, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PEKERJA yang diwakili oleh ;
.. ..
Sdr. MUSTAR.P Sdr. AKHIRUDDIN
selaku K e t u a. selaku Sekretaris.
Kedua Belah Pihak, yaitu PIHAK PENGUSAHA dan PIHAK PEKERJA sesuai dengan maksud Pasal 1 Undang-undang No.21 Tahun 1951, dalam ha1 ini telah mengadakan suatu Perundingan dan kernudian berdasarkan Musyawarah dan Mufakat Bersama, secara resmi membuat Ikatan Kesepakatan Kerja Bersama untuk saling diindahkan serta dilaksanakan dengan baik sebagairnana mestinya. PIHAK PENGUSAHA dan PIHAK PEKERJA setelah rnembaca dan memperhatikan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, khususnya segala kebiasaan yang baik yang selama ini juga berlaku di Perusahaan Crumb Rubber PT. KILANG LIMA GUNUNG Padang, Kedua Belah Pihak telah sama-sama menyetujui untuk dapat diterapkan Pelaksanaannya sebagai Isi Materi Kesepakatan Kerja Bersama. Pasal
-
2
Luas Kesepakatan Kerja Bersama Pihak PENGUSAHA dan Pihak PEKERJAmenyetujui segala ha1 yang diatur dalam Kesepakatan Kerja Bersama ini dan tetap mentaati segala apa yang diatur oleh Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan Kebiasaan yang berlaku.
Pasal - 3 Kewajiban Pihak Tanggung Jawab Pengusaha dan Sernua Pekerja. a. Bahwa Pengusaha dan semua Pekerja wajib rnenyurnbangkan Partisipasinya masing-masing dalam m e n i n g k a t k a n / r n e m p e r t i n g g i Produksi guna Perbaikan tingkat Kesejahteraan Pekerja pada khususnya dan Kesejahteraan Rakyat pada urnumnya sejalan dengan rencana Pembangunan Nasional. b. Bahwa Pekerja harus rnempunyai ketenangan dan Kepastian dalanr Pekerjaannya tanpa ada kekhawatiran akan diperlakukan tidak baik dari Pihak Pengusaha. c. 1. Bahwa Kesepakatan untuk rnaju dan berprestasi yang baik bagi Pekerja oleh Pengusaha harus dibirnbing sebaikbaiknya dan diberikan Kesempatan rnenurut sernestinya, tanpa rnembedakan satu sarna lainnya. 2. Bahwa Karyawan yang berprestasi/aktifitas kerjanya baik seyogianya menjadi perhatian Pengusaha, lebih-lebih Karyawan yang telah berrnasa kerja 5 (lirna) tahun keatas. d . Bahwa Hak untuk rnengatur dan rnengawasi suatu Unit Industri pada prinsipnya berada ditangan Pengusaha. e. 1. Bahwa Pengusaha Mernpunyai Hak untuk mengharapkan Daya Kerja yang wajar serta Perneliharaan/Perawatan sebaiknya perlengkapan Kerja terhadap semua mesinlalat-alat serta semua peralatan lainnya, terrnasuk bahan-bahan yang disediakan oleh Pengusaha untuk Perlengkapan Kerja bagi setiap Pekerja. 2. Bahwa Pengusaha perlu rnernperhatikan Tata Tertib berpakaian bagi Pekerja/Pekerja Tenaga Harian yang sesuai dengan Norma-susila/Adat Istiadat, terutarna di lokasilokasi Kerja yang bercampur antara Pekerja Wanita dan Pria.
f. Bahwa Pengusaha mempunyai kebebasan untuk rnernilih dan rnemindahkan serta rnengangkat seseorang untuk suatu Pekerjaan tertentu.
9. Bahwa Usaha-usaha untuk ~ e n i n ~ k a t adan n Pengamanan Produk-
si harus mendapat perhatian dari semua Pekerja. h. Bahwa Pengusaha dan Pekerja mentaati semua apa yang telah diatur dalam KESEPAKATAN KERJA BERSAMA.
PENGAKUAN DAN FASILITAS TERHADAP SERIKAT PEKERJA Pasal -
4
Pengakuan Terhadap Serikat Pekerja
1. Pengusaha dapat menerima dan rnengakui adanya Serikat Peker ja satu-savunya Serikat Pekerja pada Perusahaan PT. KILANG LIMA GUNUNG di Padang. 2. Pengusaha tidak akan menghalangi perkernbangan Organisasi Serikat Pekerja serta Aktifitas-aktir'itasnya dalam Organisasi tersebut sejauh dalam batas kewajaran dan tidak merugikan kepentingan sernua pihzk serta tidak bertentangan dengan Peraturan yang berlaku. 3. Pengusaha menyadari sepenuhnya untuk tidak melakukan penekanan dan atau sejenisnya terhadap Pihak Pekerja yang bersangkutan dikarenakan fungsinya telah ditunjuk sebagai Anggota Delegasi bersama ataupun rnelakukan Kegiatan lainnya sesuai dengan KepentinaanlKebutuhan Organisasi tersebut.
Pasal - 5 Fasilitas Terhadap Serikat Pekerja. 1. Dalan menunjang mekanisme Kegiatan Organisasi Pekerja, seyogianya Pihak Pengusaha dapat memberikan Bantuan Fasilitas Ruangan/Tempat dan waktu dalam Perusahaan guna Pelaksanaan Tugas Adrninistrasi Organisasi. 2. Untuk Kepentingan Organisasi, bagi Pimpinan Serikat Pekerja pada Perusahaan yang bersangkutan dapat memberikan kesempatan untuk meninggalkan Pekerjaan sesuai dengan keadaan waktu yang sebenarnya dencan ketentuan harus memberitahukan serninggu sebelumnya, sedangkan dalam keadaan yang mendesak dapat diatur sebaiknya dengan pembuktian tertulis dan memintakan Izin dari Pihak Pimpinan Perusahaan.
3. ~
~ dapat a r memelihara Komunikasi Yang baik antart sesama Pekerja dalam Perusahaan agar di adakan suatu Papan Pengumuman Khusus yang dapat dimanfaatkan oleh Serikat Pekerja dengan sebaik-baiknya. Setiap Penempelan Pamlet dan ataU sejenisnya oleh Serikat Pekerja dapat dilakukan dengan ke-izinan/sepengetahuan dari Pimpinan Perusahaan.
4. Guna dapat mendidik serta menumbuhkan kesadaran yang positif bagi setiap Peker ja menyangkut dengan beban kewajiban Keuangan Organisasi Pekerja, maka Pelaksanaan teknis pemungutan Iyuran Organisasi dimintakan bantuan pihak Pengusaha atau Kuasa Karyawan dalam Pemungutanl Pengumpulannya.
P E N G U P A H A N pasal - 6 Sistim PenggajianIPengupahan.
1. Yang dimaksud dengan Upah adalah upah yang diberikan dalam bentuk UANG dan dibayarkan secara terus menerus yang jumlahnya disesuaikan dengan Peraturan Penerintah yang mengatur tentang Upah Minimum serta akan ditinjau pada setiap periode PerubahanIPerpanjangan KKB dan atau pada setiap perubahan Peraturan Pemerintah. 2. Pemberian Upah bagi Pekerja Perusahaan sesuai dengan Aktifitasnya pada golongan/jenis Pekerjaan dan atau Jabatan PegawaiIPekerja dalam Perusahaan dilakukan dengan cara sebagai berikut ;
a. Upah Bulanan. b. Upah Harian. c. Upah Borongan. 3. Pemberian Tunjangan Tidak TetapIInsentip diberikan kepada setiap Pekerja/Karyawan yang hadirlmasuk kerja dan diatur menurut ketentuan Perusahaan ;serta pemberian Jaminan Sosial lainnya sesuai dengan Ketentuan Undang-undang yang berlaku dengan memperhatikan batas-batas kemalnpuan dan kemungkinan yang ada.
Khusus untuk Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan disesuaikan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja yang berlaku.
4. Struktur Penggajianlupah untuk Karyawan Perusahaan disesuaikan dengan ketentuan perusahaan menurut Bidang Kerjaljabatan dengan rnempedomani masa kerja berkala atas masing-masing Pekerja, diatur/ditetapkan oleh Perusahaan dengan mengindahkan Undang-undang clan Peraturan sesuai dengan kondisi Perusahaan yang bersangkutan. 5. Daftar Upah akan dibuat sesuai dengan jangka waktu pernbayaran Upah secara jelas dan terang memuat Upah atas Dotongan-potongan dan penerirnaan bersih serta ditandatanyani oleh Pekerja yang bersangkutan pada saat penerirnaan Gaji. 6. Potongan Upah atas Pajak akan dilakukan sesuai dengan Peraturan-peraturan Perpajakan, sedangkan potongan nlengenai CHECK OFF SYSTEM sesuai dengan PERMEN 0511984.
Pasal - 7 Tunjangan - Tunjangan 1. Tunjangan Sakit dan PengobaEan. Setiap Pekerja berhak rnendapat Fasilitas PengobatanIPerawatan curna-curna dari Perusahaan sebagai berikut ; a. Pengobatan dan Perawatan Kesehatan pada Klinik Perusahaan atau Rurnah SakitIBalai Kesehatan yang ditentukan oleh Perusahaan terrnasuk PengobatanIPerawatan karena Bersalin atau Keguguran Kandungan. b. Pengobatan/Pemeriksaan/Perawatan oleh Dokter Perusahaan atau yang ditunjuk oleh Perusahaan (Jika Dokter yang bersangkutan berhalangan akan rnenunjuk Dokter Pengganti). c. Termasuk Obat Penyakit Kerja yang diakibatkan oleh pemakaian Bahan-bahan Kimia (antara lain C u k a ) yang rningkin akan merusak kesehatan Pekerja. Obat-obat mana disediakan secara terus-rnenerus oleh Perusahaan. d. Dalam ha1 Penyakit Kelamin, Perusahaan tidak berkewajiban untuk nlembayar PengobatanIPerawatan bagi Pekerja yang bersangkutan setelzh dinyatakan olch Dokter pada point b. e. Semua Pekerja harus rnernperhatikan Peraturan dan Instruksi Perusahaan rnengenai Perlindungan Kesehatan dan mentaati Peraturan-Peraturan Kesehatan dan Kebersihan.
- . I
2. Tunjangan Kemalangan.
Bila seorang Pekerja meningggal Dunia bukan disebabkan oleh Kecelakaan Kerja dan belum dipertanggungkan dalam ASTEK (non ASTEK) kepada Ahli Warisnya diberikan bantuan Uang Duka sejumlah minimal 1 (satu) bulan Upah dan dapat menggunakan jasa Kepmen No.04/1986. 3. Tunjangan Melahirkan.
a. Bila seorang Pekerja Wanita melahirkan, kepadanya diberikan TunjangnanjBantuan karena melahirkan sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah ) . b. Jika Istri Pekerja yang melahirkan akan mendapat bantuan sebesar Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah).
c. Khusus bagi Pekerja Suami-istri hanya dibayarkan satu Tunjangan Melahirkan. d. Ketentuan diatas juga diperlakukan yang mengalami Keguguran Kandungan.
bagi
Pekerja
e. Pemberian bantuan yang dimaksud pada point (a) dan (b) tersebut diatas hanya berlaku untuk 1 (satu) Istri yang syah, sedangkan untuk Anak hanya diperkenankan sampai dengan Anak yang ke-2 (dua) saja sesuai dengan Model A dan 4 A . Pasal - 8 Upah Kerja Lembur
1. Menetapkan Syarat-syarat perhitungan Upah Lembur pada Izin Penyimpangan waktu ker ja dan waktu Istirahat MingguIHari Raya Resmi sbb ; a. Pada Hari Kerja Biasa ; a.1. Untuk Jam Lembur Pertarna b.2. Untuk Jam-Jam seterusnya
= 13 x Upah Biasa/Jam. = 2 x Upah BiasaIJam.
b. Pada Hari Istirahat Mingguan dan Hari Raya Resmi sbb ;
1. Untuk setiap Jam dalam batss 7 (tujuh) Jam atau 5 (lima) Jam apabila Hari Raya tersebut jatuh pada Hari Kerja terpendek pada salah satu Hari dalam 6 (enam) hari Kerja seminggu, harus dibayarkan Upah sedikit-dikitnya 2 (dua) kali UpahjJam.
2. Untuk Jam Kerja pertama setelah 7(tuju>.) Jam atau 5 (lima) Jam, apabila Hari Raya tersebur jatuh pada Hari Kerja terpendek pada salah satu kari dalam 6 (enam) hari kerja seminggu, harus dibzyarkan Upah sebesar 3 (tiga) kali Upah se-Jam. 3. Untuk Jam Kerja kedua setelah 7 (tujuh) Jam, apabila Hari Raya tersebut jatuh pada Hari kerja terpendek pada salah satu h a r i dalam 6 (enarn) hari kerja seminggu dan s e t e r u s n y a , harus d i b ~ y a r k a n Upah sebesar 4 (empat) kali Upah se-Jam. 2. Upah biasa dalam ketentuan ini adalah Pendapzzan Pekerja berupa UANG ditambah dengan NILAI TUNJXNGAN 3ZRUPA BARANG untuk Pekerja yang bersangkutan yana diberikan secara kontinue dan teratur. Cara menghitung Upah Biasa per-Jam adalah seLzgai berikut;
- Untuk Upah Bulanan - Untuk Upah Harian - Untuk Upah Borongan
= 11173 dari Upah sskulan. = 3/20 dari Upah sshari. = 1/.7 rate-rata hzsil kerja
sehari
3. Dasar Perhitungan Upah Lembur akan dicctat I l l ~ n Penbuku2n Perusahaan secara tersendiri. Pasal - 9 Upah Selama Sakit PegawaiIPekerja yang tidak dapat rnelakukan Pe:-:srjaan karenj. yang bersangkutan harus masuk Runah Sakit zrau Perawatan Dokter, setelah mendapat Persetujuan/Konsultasi dengan Dokter Perusahaan (langganan Perusahaan) dengan keter-cuan tertulis dari Dokter yang bersangkutan, dalam ha1 ini akan mendapat Upah selama Sakit dengan perhitungan sebacai berikut ; a. b. c. d.
Masa Sakit selarna 3 (tiga) bulan pertana Bulan ke-empat s/d bulan ke-enam Bulan ke-tujuh s/d bulan ke-sembilan Bulan ke-sepuluh s/d bulan ke-duabelas
= :=a% Upah/Gaji = 75% Upah/Gaji = 50% UpahIGaji = 2 5 % UpahIGaji
Jika sakitnya melampaui Duabelas bulan eengan Lasin diperkuat denqan,Surat Keterangan Dokter, maka akan dibayarkan kepadanya sejumlah Uang Pesangon khusus untuk Saki: dan 4ubungan Kerja akan diputuskan sesuai dengan Undanq-Yndanq No. 1 2 Tahiln 1964.
B A B . V
Pasal - 10 Tunjangan Kecelakaan Semua Pekerja sepenuhnya dilindungi dari kemungkinan terjadinya Kecelakaan selama waktu ia menjalankan tugasnya menurut ketentuan dan syarat Undang-Undang mengenai Kecelakaan Kerja sebagai berikut ; a. Pekerja yang mendapat Kecelakaan sehubungan dengan Pekerjaan atau Keluarga yang ditinggalkan berhak mendapat tunjangan Kecelakaan dan Pengusaha berkewajiban membayarnya sesuai dengan Penetapan dari Pegawai Pengawas Kantor Departemen Tenaga Kerja seternpat. b. Pengusaha berkewajiban memelihara Daftar Keluarga Pekerja clan Daftar Laporan Kecelakaan lainnya serta Daftar Catatan jumlah Kecelakaan yang terjadi dan daftar perhitungan tunjangan. c. Pekerja berkewajiban rnelapor setiap kecelakaan yang ter jadi kepada Keluarga dan kepada Pegawai Pengawas Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat. d. Pengusaha berhak menunjuk Dokter tertentu untuk Pengobatan/Perawatan Pekerja yang mendapat Kecelakaan Kerja dan bila Pekerja menolaknya, Pengusaha akan dibebaskan dari kewajiban membayar Tunjangan. e. Pengusaha berkewajiban melaporkan setiap Kecelakaan Kerja yang terjadi ke Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat dalarn tempo 2 x 24 Jam. f. Kewajiban membayar Tunjangan Kecelakaan akan dipertanggungkan kepada Badan/Asuransi yang ditunjuk untuk itu.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA Pasal
-
11
T a t a Tertib Kerja 1. U n t u k Kese1amata.n d a n K e l a n c a r a n K e r j a s e r t a K e p e n t i n g a n Pihak dalam melaksanakan Kerja seyogianya Perusahaan menyusun d a n m e n g a t u r d a l a m s u a t u T a t a T e r t i b K e r j a s e s u a i d e n g a n K o n d i s i a t a u K e p e r l u a n P e r k e r n b a n g a n dalarn P e r u s a haan. 2 . T a t a T e r t i b K e r j a a l t a n d i u m u ~ n k a n s e c a r a t e r b u k a dalarn P e r usahaan untuk d a p a t d i k e t a h u i dan dipaharni o l e h P e k e r j a dengan b a i k sebagairnana rnestinya.
3 . D i s a r n p i n g T a t a T e r t i b K e r j a , P e k e r j a d i h a r a p k a n u n t u k rnernp e r h a t i k a n E t i k a K e r j a y a n g Harrnonis s e s u a i d e n g a n A d a t ke-Timuran.
4 . Kepada s e t i a p P e k e r j a y a n g t i d a k n e n t a a t i T a t a T e r t i b Kerja a k a n d i b e r i k a n s a n k s i s e p e r l u n y a .
Pasal - 12 1. K e s e p a k a t a n K e r j a d a n Masa P e r c o b a a n .
a . I s i P e r j a n j i a n Kerja a d a l a h rnerupakan b a g i a n y a n g h a r u s d i p e r h a t i k a n d i - d a l a m K e s e p a k a t a n K e r j a Bersarna y a n g merupakan s y a r a t - s y a r a t k e r j a . b . S e t i a p P e k e r j a yang d i w a j i b k a n rnenandatangani P e r j a n j i a n K e r j a .rnenyatakan k e s e d i a a n y a u n t u k mematuhui i s i K e s e p a k a t a n K e r j a Bersarna.
c . P e k e r j a yang s e k a r a n g t e l a h h e k e r j a d i P e r u s a h a a n , m e n a n d a t a n g a n i K e s e p a t a n K e r j a t e r h i t u n g m u l a i s a a t ia rnasuk p e r t a r n a k a l i d i - P e r u s a h a a n . 2 . Masa P e r c o b a a n
a . S e s u a i d e n g a n Undang-Undany,
t i g a b u l a n pertarna d a r i h u b u n g a n K e r j a d i a n g g a p s e b a g a i rnasa P e r c o b a a n , dalarn w a k t u rnana h u b u n g a n K e r j a d a p a t d i p u t u s k a n t a n p a pernberitahuan t e r l e b i h dahulu.
b. Apabiia Masa Tercobaan tiga bulan pertama telah dilaksanakan dengan memuaskan, hubungan Kerja akan dianggap sebagai hubungan kerja yang tetap, yaitu hubungan Kerja untuk jangka waktu tidak tertentu. c. Masa Kerja dengan Perusahaan, dalam ha1 ini akan dihitung mulai dari hari pertama masa percobaan. d. Masa Percobaan,yang dimaksud harus diberitahukan kepada Perkerja yang bersangkutan. Pasal - 13 Waktu Kerja dan Istirahat 1 . Pekerja tidak boleh menjalankan Pekerjaan lebih dari 7 (tujuh) Jam sehari dan 40 (empatpuluh) Jam dalam seminggu.
2. Setelah Pekerja bekerja selama 4 (empat) Jam terus menerus diadakan waktu Istirahat sekurang-kurangnya setengah Jam, Waktu Istirahat tersebut tidak ternasuk Jam Kerja dimaksud pada angka 1 di atas. 3. Tiap-tiap Minqgu sekurang-kurangnya satu Hari Istirahat.
4. Jam Kerja. a. Pegawai Stzff Administrasi/Keuangan sbb ; a.1. SENIN s/d JUM'AT a.2. S A B T U a.3. JAM ISTIRAHAT
dari Jam dari Jam dari Jam
08.00 - 16.00 08.00 - 14.00 12.00 - 13.00
b. Pegawai/Pekerja Produksi sbb ; b.1. SHIFF b.2. SHIFF b.3. SHIFF
I I1 I11
dari Jam dari Jam dari Jam
07.00 - 15.00 15.00 - 23.00 23.00 - 07.00
Waktu Istirahat setiap Shiff sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) rnenit dan diatur secara bergilir. c. Permulaan Jam masuk Kerja akan diatur dengan sebaikbaiknya dengan ketentuan Perusahaan.
5. Dalam ha1 suatu waktu ada Pekerjaan yang bertimbun yang harus diselesaikan, boleh menyimpang dari waktu Kerja yang ditentukan. 6. P e n y i m p a n g a n - p e n y i m p a n g a n waktu kerja mendapat Izin lebih dahulu dari Kantcr Departemen Tenaga Kerja setempat.
B A B. V I I
IZIN MENINGGALKAN P E K E R J M N / C ! J T I Pasal - 14 I z i n Meninggalkan - ~ e k e r j a a n . 1. M e n i n g g a l k a n P e k e r j a a n d e n g a n M e n d a p a t Upah P e n u h .
a.
Meninggalkan P e k e r j a a n diberikan Cuti
karena
i-Iarnil/Bersalin
dapat
a . 1 . P e k e r j a W a n i t a y a n g Harnil Tua d a n M e l a h i r k a n , dapat Cuti HarnilIBersalin sesudah rnelahirkan.
I+ b u l a n s e b e l u r n d a n
a . 2 . P e k e r j a W a n i t a y a n g k e g u g u r a n Kandungan d a p a t C u t i K e g u g u r a n s e l a r n a 13 b u l a n s e m e n j a k h a r i p e r t a r n a kandungannya g u g u r . \
%
a.3.: ~ a P e~k e r ji a W a n i t a y a n g m e n j a l a n k a n I z i n I C u t i 1.. .:. m e l a h i r k a n d e n g a n m e n d a p a t k a n Upah, d i b a t a s i sarnpai 2.(' \<,. dengan m e l a h i r k a n a n a k ke-2 ( d u a ) . i'..f; I z i n / C u t i r n e l a h i r k a n a n a k k e - 3 ( t i g a ) rnasih dapat d i b e r i k a n . D r a ~ g t a n p a mendapatkan t u n j a n g a n rnelahirkan s e p e r m e r c a n t u a pada P a s a l - 7 a y a t 3 . a . 5 . Untuk I z i n / C u t i r n e l a h i r k a n a n a k b e r i k u t n y a k e p a d a n y a t i d a k l a g i d i b e r i k a n Upah rnaupun t u n j a n g a n rnelahirkan, h a 1 i n i dimaksudkan untuk d a p a t l e b i h rnendorong p e l a k s a n a a n p r o g r a m KB y a n g e i e k t i f . Untuk r n e n j a l a n k a n C u t i H a m i l / M e l a h i r k a n d a n C u t i Kegug u r a n , P e k e r j a y a n g b e r s a n g k u t a n h a r u s rnendapat S u r a t K e t e r a n g a n D o k t e r / B i d a n . J i k a t i d a k rnungkin s e k u r a n g kurangnya d a r i Lurah seternpat, dan d i a j u k a n kepada D i r e k s i s e l a r n b a t - l a r n b a t n y a 1 0 ( s e p u l u h ) h a r i sebelurn rnenjalankan C u t i , k e c u a l i b a g i keguguran akan s e g e r a rnenyusul. 5 . Meninggalkan P e k e r j a a n k a r e n a Hal-ha1 s e p e r t i ;
b . 1 . P e k e r j a s e n d i r i Kawin, d i b a y a r Upah u n t u k s e l a m a 2 (dua) hari.
b.2.
NenyunatkanlKhitanan dzn S a p t i s anaknya, Upah u n t u k s e l a m a 1 ( s a t u ) h a r i .
dibayar
b.3.
Mengawinkan ~ n a k n j r a d i b a y a r (dua) hari.
b.4.
Anggota K e l u a r g a m e n i n g g a l D u n i a , Suami a t a u d i b a y a r Upah untuk selama 2 ( d u a ) h a r i .
Upah u n t u k
selama 2
I s t r i , o r a n g T u a / M e r t u a d a n Anak,
b.5.
I s t r i M e l a h i r k a n Anak, d i b a y a r Upah u n t u k s e l a m a 1 (satu) hari.
b . 6 . P e k e r j a yang r n e n j a l a n k a n K e w a j i b a n N e g a r a , d i b a y a r Upahnya k e c u a l i N e g a r a rnemberikan I m b a l a n G a j i . b.7.
J i k a Upah d i P e r u s a h a a n l e b i h b e s a r d a r i I m b a l a n yang d i b e r i k a n N e g a r a s e b a g a i m a n a t e r s e b u t p a d a a y a t b . 6 . d i a t a s , maka P e r u s a h a a n a k a n membayar kekurangan t e r s e b u t .
b . 8 . P e k e r j a r n e n j a l a n k a n K e w a j i b a n Agarnanya ( N a i k H a j i ) s e l a m a waktu yang d i p e r l u k a n d e n g a n t i d a k m e l e b i h i rnasa selarna 13 ( s a t u s e t e n g a h ) b u l a n dan a t a u 45 har i . b.9.
P e k e r j a yang t e l a h b e r s e d i a rnelakukan yang t e l a h d i j a n j i k a n / d i s e d i a k a n , t e t a p i t i d a k mernperkerjakan dengan b a i k a t a s s e n d i r i rnaupun k a r e n a h a l - h a 1 d i t e n t u k a n sendiri.
Pekerjaan Pengusaha kesalahan Pengusaha
b . l O . Khusus P e k e r j a W a n i t a y a n g rnendapat Haid s e t i a p b u l a n d i b e r i k a n C u t i Haid selarna 2 ( d u a ) h a r i dengan n ~ r n b e r i t a h u k a n kepada Perusahaan s e c a r a Lisan a t a u t e r t u l i s .
2 . Meninggalkan P e k e r j a a n Tanpa Pembayaran Upah. a.
I z i n P e r u s a h a a n h a r u s d i d a p a t t e r l e b i h d a h u l u sebelurn rneninggalkan P e k e r j a a n , d e n g a n a l a s a n yang d a p a t dibenarkan. Dalarn h a 1 P e k e r j a t i d a k rnasuk K e r j a dalam waktu s e k uang-kurangnya 6 (enarn) h a r i k e r j a t e r u s rnenerus t a n p a d i s e r t a i k e t e r a n g a n s e c a r a t e r t u l i s dengan b u k t i - b u k t i yang s y a h , P e k e r j a t e r s e b u t d i n y a t a k a n t e l a h mengundurkan d i r i , bilarnana yang bersangkutan d i t e r i m a kernbali o l e h P e r u s a h a a n , S t a t u s yang bersangkutan a d a l a h s e b a q a i P e k e r j a b a r u , (rnasa k e r j a s e l a m a i n i hilang).
c.
P e k e r j a yang m e n i n g g a l k a n P e k e r j a a n t a n p a rnernberikan a l a s a n s e p e r t i dirnaksud d i a t a s , d i c a t a t s e b a g a i mangk i r / a b s e n dalam rnenunaikan P e k e r j a a n d i P e r u s a h a a n .
Pasai
- '15
C u t i Tahunan Semua P e k e r j a b e r h a k rnendapat C u t i T a h u n a n s e t e l a h b e k e r j a s e l a m a 1 2 ( d a u b e l a s ) b u l a n b e r t u r u t - t u r u t d a n lama C u t i a d a l a h 2 ( d u a ) Minggu a t a u 1 2 ( d u a b e l a s ) h a r i k e r j a d e n g a n r n e n d a p a t k a n Upah P e n u h . D a f t a r Perrnohonan C u t i T a h u n a n a k a n d i s e d i a k a n o l e h P e r u s a h a a n / P e n g u s a h a u n t u k d i i s i o l e h P e k e r j a y a n g a k a n rnengajukan perrnohonan C u t i Tahunan t e r s e b u t s e l a r n b a t - l a m b a t n y a s a t u b u l a n K a l e n d e r sebelurn h a r i C u t i y a n g d i m i n t a d e n g a n k e t e n tuan sebagai berikut ; C u t i Tahunan d a p a t d i r e n c a n a k a n s e w a k t u - w a k t u dalarn t a h u n i t u d e n g a n rnernperhatikan s y a r a t - s y a r a t s b b ;
a.
Kebutuhan O p e r a s i d a n A d m i n i s t r a s i akan rnenjadi f a k t o r Utarna d a l a m r n e r e n c a n a k a n C u t i s e s e o r a n g , t e t a p i k e i n g i n a n masing-masing P e k e r j a a k a n s e l a l u d i p e r h a t i k a n Pengusaha.
b.
Hak C u t i Tahunan a k a n h i l a n g a p a b i l a s e t e l a h 6 ( e n a m ) b u l a n d a r i yanq s e h a r u s n y a t e l a h b e r h a k C u t i , t e t a p i yang b e r s a n g k u t a n t i d a k j u g a mengajukan, k e c u a l i o l e h Atasannya karena s e s u a t u a l a s a n t e r t e n t u C u t i t e r s e b u t terpaksa harus diundurkan.
c.
P e r s e t u j u a n C u t i d e n g a n rnendapat b a y a r a n h a r u s dirnint a k a n s e k u r a n g - k u r a n g n y a 4 ( e r n p a t ) minggu s e b e l u n h a r i p e r t a r n a C u t i Tahunan i t u d i l a k s a n a k a n .
d.
Dalarn h a 1 yang s a n g a t rnendesak P e n g u s a h a d a p a t rnemangg i l kembali Pekerja yang sedang menjalankan C u t i Tahunan u n t u k b e k e r j a d i P e r u s a h a a n , s e d a n g k a n s i s a Cutinya akan d i a t u r kembali o l e h Perusahaan.
e.
S e o r a n g P e k e r j a yang t i d a k d a p a t rnernperoleh I z i n u n t u k mernperpanjang C u t i n y a , d i a n g g a p t i d a k h a d i r t a n p a a l a s a n yang s y a h .
f .
P e k e r j a yang rnengarnbil Hak C u t i n y a a k a n d i c a c a t dalarn d a f t a r t e r s e n d i r i dirnana P e k e r j a yanq b e r s a n g k u t a n h a r u s mernbubuhkan T a n d a t a n g a n n y a .
Pasal - 16 Hari - Hari Libur Perusahaan akan Mernberikan dan rnengikuti Hari-Hari Libur yang ditetapkan setiap Tahunnya oleh Pemerintah, Hari Libur yang diumumkan oleh Pengusaha sebagai Hari Libur Pekerja adalah Hari-Hari yang telah ditentukan oleh Instansi yang berwenang dengan Peinbayaran Upah, sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1951, yo. PERMEN. 03 Tahun 1987. B
A
B. VIII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal - 17 Tindakan Disiplin 1. Pekerja yang telah rnelakukan suatu tindakan/perbuatan
pelanggaran sepanjang masih dapat ditolelir dapat diberikan Kebijaksanaan lain, dengan Nasehat seperlunya. 2.
Setiap Pelanggaran disiplin oleh Perusahaan akan diberikan Peringatan tertulis sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali, baru dapat dilakukan Pemecatan.
3. Pekerja yang diberikan Peringatan oleh Pengusaha dapat
rnelakukan Pernbelaan dan bila ternyata tidak terbukti bersalah, rnaka kepadanya akan diberikan Pernulihan kernbali menyangkut dengan Hubungan Kerja yang bersangkutan. 4. Dalarn ha1 Penilaian sesuatu yang berhubungan dengan ayat (I), (2) dan ( 3 ) tersebut diatas, sebelum diarnbil suatu tindakan indisipliner, terhadap Pekerja yang bersangkutan terlebih dahulu akan dibawa kehadapan Badan BIPARTITE Perusahaan.
Pasal - 18 Masalah Pemutusan Hubungan Kerja 1. Pernutusan Hubungan Kerja selarna dalarn masa Percobaan tidak akan diberikan Uang Pesangon.
2. Perhitungan Uang Pesangon dan Uang Jasa. a. Pembayaran Uang Pesangon. a.1. Masa Kerja kurang dari 1 (satu) Tahun, sebesar ,-= l.bln.Gaji/Upah. a.2. Masa Kerja l(satu) Tahun atau lebih, .tetapi kurang dari 2 (dua) Tahun, sebesar,---------------------= 2.bln.GajilUpah. a.3. Masa Kerja 2 (dua) Tahun atau lebih, tetapi kurang dari 3 (tiga) Tahun, sebesar,-------------------= 3.bln.Gaji/Upah. a.4. Masa Kerja 3 (tiga) Tahun dan seterusnya sebesar,= 4.bln.~aji/~paE. b. Pembayaran Uang Jasa. b.1. Masa Kerja 5 (lima) Tahun atau lebih, tetapi kurang dari 10 (sepuluh) Tahun, sebesar,--------= l.bln.Gaji/Upah. b.2. Masa Kerja 10 (sepuluh) Tahun atau lebih, tetapi kurang dari 15.(limabelas) Tahun, sebesar,------= Z.bln.Gaji/Upah. b.3. Masa Kerja 15 (limabelas) Tahun atau lebih, tetapi kurang dari 20 (duapuluh) Tahun, sebesar,--------= 3.bln.GajilUpah. b.4. Masa Kerja 20 (duapuluh) Tahun atau lebih, tapi kurang dari 25 (duapuluhlima) Tahun, sebesar,----= 4.bln.GajilUpah. b.5. Masa Kerja 25 (duapuluhlima) Tahun atau lebih dan seterusnya, sebesar,-----------------------------= 5.bln.GajilUpah. Untuk Pelaksanaan Pembayaran Uang Pesangon dan Uang Jasa disesuaikan dengan PERMEN No.O4/MEN/1986 tanggal 22 April 1986. 3. Minta Berhenti. a. Jika seorang Pekerja mohon berhenti dari Pekerjaan yang bersangkutan harus rnernasukkan Surat Permohonan berhenti 30 hari sebelumnya dan dalam ha1 ini tidak ada Uang Pesangon.
b. Bagi Pekerja yang telah mencapai usia 55 (limapuluhlima) Tahun keatas dapat diputuskan hubungan kerjanya baik oleh Perusahaan maupun perrnintaan yang bersangkutan. Sebagai akibat dari pada itu ditetapkan sbb ; b.1. Bila PHK datang dari Pengusaha, maka Pekerja akan menerima Uang Pesangon sesuai dengan PERMEN No. 4/MEN/1986. b.2. Bila PHK atas Permohonan Pekerja, kepadanya akan diberikan Uang Lepas yang besarnya disesuaikan dengan Masa Kerja
a. Seorang Pekerja yang dianggap oleh Perusahaan dan telah dibawa kedalam Sidang BIPARTITE Perusahaan, ternyata secara prinsipal telah bersalah melakukan suatu perbuatan/melakukan perbuatan yang tidak baik dan merugikan Perusahaan, baik secara Moriel atau ater riel seperti hal-ha1 yang tercantum dibawah ini dapat dipecat dan diberhentikan dari Perusahaan dengan sekaligus memberitahukan/Melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja seternpat. b. Pekerja yang dipecat/diberhentikan dengan alasan yang sangat prinsipil dan telah merugikan Perusahaan sesuai dengan pernyataan dan penyelidikan yang telah dilakukan, maka Pekerja yang bersangkutan tidak akan dapat Uang PesangonIUang Jasa dari Perusahaan.
c. Perbuatan Buruk/Kelakuan yang tidak baik. Pelanggaran-Pelanggaran seperti tersebut dibawah ini dianggap sebagai Perbuatan Buruk atau kelakuan yang tidak baik yang dapat mengakibatkan tindakan pemecatan antara lain sbb ;
1. Pencurian atau Penggelapan. 2. Pemberian atau Penyogokan pada Wakil-Wakil Perusahaan. 3. Mendorong Wakil-Makil Pengusaha untuk bertindak rnelawan Hukum. 4. Merusak Milik Perusahaan dengan sengaja atau kurang hati-hati. 5. Mernberikan Keterangan-keterangan palsu.
6. Mabuk atau menggunakan obat-obat terlarang atau karena berjudi dalam daerah lingkungan Perusahaan. 7. Menetang atau mengancam Wakil-Wakil Perusahaan atau sesama Peker ja. 8. Membuka Rahasia Perdagangan Perusahaan atau mengobral hal-ha1 rahasia yang berhubungan dengan Perusahaan. 9. Menolak untuk melaksanakan perintah yang berwajib (yang ditunjuk Pimpinan Perusahaan) termasuk pemindahan-pemindahan tugas pada bidang yang bersangkutan dan bidang lain dalam lingkungan Perusahaan. 10. Tidak memperdulikan Tugas. 11. Memiliki Barang Perusahaan secara tidak syah. 12. Melakukan perbuatan Asusila di tempat Kerja/dilingkungan Perusahaan. 13. Dilarang merokok ditempat kerja, kecuali ditempattempat yang telah ditentukan. d. Perbuatan-perbuatan lain sehubungan dengan diatas sbb; 1. Berulang kali datang terlarnbat walaupun sudah sering diberikan Surat Peringatan tertulis atau dengan lisan. 2. Sering meninggalkan pekerjaan tanpa alasan yang cukup . 3. Menolak dan keberatan untuk diadakan perneriksaan Kesehatan. 4. Berkali-kali mengabaikan Peraturzn Keselarnatan Kerja dan Kesehatan Kerja. 5. Berkali-kali mengabaikan peringatan untuk rnemperbaiki Pekerjaan.
e. Pekerja yang diberhentikan oleh Pengusaha dengan alasan-alasan tertentu selain hal-ha1 seperti yang tersebut diatas dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan dan Undang-Undang kerja yang berlaku, dalarn ha1 ini Perusahaan akan rnembayar Uang Pesangon/Uang Jasa kepada yang bersangkutan sebagaimana rnestinya.
CARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN PEKERJA Pasal - 19 Adalah menjadi keinginan Pengusaha supaya keluhan Pekerja mengenai semua yang berhubungan dengan persoalan kerja dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dalam waktu Yang secepatnya pula. 1. Langkah pertama menyelesaikan perselisihan Pekerja, Pekerja harus mengajukan sendiri keluhannya kepada atasan langsung yang bersangkutan guna mengajukan persoalan tersebut sesegera mungkin. 2.
Langkah ke-dua,jika penyelesaian masih belum memuaskan bagi Pekerja yang bersangkutan dapat mengajukan persoalan tersebut kepada Pejabat Perusahaan yang lebih tinggi .
3. Apahila Pekerja adalah Anggota dari Serikat Pekerja,
yang bersangkutan boleh minta pertolongan dari Serikat Pekerja itu untuk menyelesaikan persoalannya. 4. Langkah selanjutnya jika ternyata masih belumltidak terdapat penyelesaian dan atau penyesuaian antara Pekerja d a n P e n g u s a h a , d a l a m ha1 ini perlu dimintakan/diajukan persoalannya kepada Badan BIPARTITE Perusahaan, dan sekiranya keputusan yang ditentukan oleh BIPARTITE juga tidak diterima oleh Pekerja, yang bersangkutan seterusnya dapat mengajukan persoalan tersebut kepada Pemerintah (Pegawai Perantara Kantor Departemen Tenaga Kerja, dsb) menurut prosedur yang telah ditetapkan.
KETENTUAN
-
KETENTUAN PENUTUP
Pasal
-
20
Masa Berlaku Kesepakatan Kerja Bersarna 1. Kesepakatan Kerja Bersama ini dinyatakan berlaku terhitung rnulai sejak tangga1,Penandatanganannya dan ditetapkan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun. 2. Kesepakatan Kerja Bersarna ini adalah bersifat Kolektif dan dinyatakan rnengikat bagi sernua Pihak 3. Dalarn masa tenggang waktu selama 3 (tiga) bulan sebelurn
tanggal berakhirnya Kesepakatan Kerja Bersama ini, kedua belah Pihak harus rnengadakan perundingan 'lebih lanjut untuk rnengatur dan rnenetapkan Kesepakatan Kerja Bersarna Baru. 4. Jika ternyata sampai dengan batas waktu 2 (dua) bulan
sebelum berakhirnya Kesepakatan Kerja Bersarna ini, antara Pihak Pengusaha dan Pekerja rnasih belum dapat mencapai persesuaian untuk mengatur dan menetapkan suatu Kesepakatan Kerja Bersarna Baru, rnaka dalarn ha1 ini salah satu pihak dapat menyerahkan persoalan ini kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat. 5. Bila pada tanggal berakhirnya Kesepakatan Kerja Bersarna ini, ternyata untuk Kesepakatan Kerja Bersarna yang baru masih saja belurn dapat diatur dan ditetapkan sebagairnana rnestinya, maka dalam ha1 ini Kesepakatan Kerja Bersarna yang telah ada tetap berlaku sarnpai dengan ada penggantlsn'qengan Kesepakatan Kerja Bersarna yang baru, rnaksirnuq' 1 (Batu) Tahun. -\
>
\-
Pasal - 21 Ketentuan - Ketentuan Penutup Untuk segala sesuatu yang belurn terjangkau pengaturannya dalarn Kesepakatan Kerja Bersarna ini, selanjutnya akan diatur dengan Ketentuan-Ketentuan tersendiri sesuai dengan Urgensinya berdasarkan Hikrnah Musyawarah dan Kebijaksanaan Bersarna.
DEMIKIANLAH, KESEPAKATAN KERJA BERSAMA ini kami perbuat dengan . sobenzrnya berdasarkan tiusyawarqh dan Mufakat bersama serta denyan
panuh kesadaran yang ikhlas tanpa paksaan dan atau tekanan dari Ptak Lain, dimana setelah membaca dan memahami bersama akan segala Materi yang termaktup didalamnya selanjutnya dalam ha1 ini masingmasing kami selaku Pengurus Serikat Pekerja dan Pengusaha telah membubuhkan Tanda Tangan sebagai Pengesahan Persetujuan dalam KESEPAKATAN KERJA BERSAMA ini. DISEPAKATI DI PADA TANGGAL
:
P A D A N G 1995
: / 3 Oktober
.................................
KAMI YANG MENANDATANGANI KESEPAKATAN IN1 PIHAK KEDUA:
PIHAK PERTAMA:
SERIKAT PEKERJA SELURUH .INDONESIA
PERUSAHAAN INDUSTRI & PERDAGANGAN
TED
IAWAN
Mengetahui ;
GABUNGAN PERUSAHAAN
DEPARTEMEN TENAGA KERJA R.I. KANTOR WILAYAH PROPINSI SUMATEXA BARAT
PEhIl3EN'I'IIP;:lN PEI,,\KS.-\N.4 PROGRAhf PENINC;KA'I',IN PRCII~l~K1'1\~1'I'.4.C; KER.T.4 TEN.4C4 Kl:\El?:\l~l 'I'1PJGt:AT I I ' P;OT.4\1~11~1'.4P.411.4NG 'r.4HLlN I '?!I 7 1 I ' 1 9 R
2.
.-
Ki:p11 t t 1 ~ a 1 1 G I I ~ I ( : I - I I I IKI '~ ' l ) i lil t I ) i l e ~ . i l l 'I'i ~ ~lgI
I
t
% I I I ~ I ; ~ CI.:I
~ : t ~ j
Llellgi I
I ~ tA
:
I
. (111t1:111gl l ~ ~ ~ l NOIIIOI. i t ~ ~ g9 I':I~IIIII - 1 !)5h
I.~!II~,;III~
1'(-1111)rb111
III<;III
D ~ ~ : I - H0 I1allolll ~ Ko t ;I n e s ; ~I- (la 1 ;IIII I, i I ~ $ , ~ aI11I I I '~J ~ - ri ~1 1l s~ i S ~ I I fI.R ( : ~ - a l'erlgali, j I 1I J t t ~ i ~I I ? I ~ O I I 17 I I I I ~ 1 4 8 0 t ~ : I It illlg F ' ~ I . O ~ I ; I ~ I ; I I IHit 1 ; I S \Y i I ; I Y ; I I I K(I 1 ~ I I I I ; I ~ I ~ : I 1);1t:1';111 T i 11g1;;it T 1 Pit(li111g:
-1.
S 1 1 r a t K e p u t ~ ~ s n lhll e l l t e r i T e n a g a Kel-ja. T I - ~ I I SsI rI aI ~ s i clan i NCJIIIOI. : KEP-3315/hlEN/1975 tell 1 z111g P ( : I I I :itj):tn ~ I ~ I I S ~ I I I.enll,aga Tripart i sebngai s I : 1 1 s i l l 11 s a r n r l a 1)c11et-r11iga11 I ~ L I ~ I I I I I ~ ; II) I~~: I - I ) I I I - I I ~ ~ ~bI Ir - ~ - t l ; i s ; ~ ~rJ;1r1cas - l ~ a ~ ~i I a ;
I
K ~ ~t11sa11 I I hI1:11t c1.i Ni;g;ttsa I ~ I - I I S ; I I I l ' J i * ~ - : ~\ ~ V ; 1~1 i;i tI ~ it ~ : 22/K~rJ/hiENllP\\'/\'1 1 I / 1 <Jr)-l 1 c.11 I . I I I ~ ! l.Ji:~lgi:S;~l~;~t~ Pi:,I;ok PoRok Pct ~ ~ n j uPke l ; ~ l i s a ~ r a ;I )~I -~I Il~ I - ; I I I I F1(-1\ i 11$l<;t1 311 K C S P j,111 t ~ : I - ; I : I I I Terpa(111.
6 . SIII';I1
NIIIIIOI.
I .
.
P e ~ ~ y u l r l h n/n Cerun:tli ; a . P e ~ r l b a ~ r g ~ r ry;rrrg ~ n ~ r I)el.w;~wasi\~l kc1111i1'1..isl-.i;+.i.\r'nrl i \ t \ t a l ' n 1) I- i a (1 a 11 I ~ 11 A i t. a ; I ) . P ~ . ~ ~ g l l ; ~ p ; r ltlarr : i r r ~~re11ga111nlil11 P a ~ l c a s il a ; 1:. l l ~ k (li111 ke\vi\ j i l ) a t \ pi11111i I ~ ~ I IF I' C I * I I S ~ ~ I ; ~ . I I I (!;\I\ 'r(b~~;tg.i\ ):c!~..ia s c s l r a i Illorllla k c 1 c.rl;rgake~'.i;Iitll; . ( I . .lalni l l n l l S a s i n l T e r l a , ~ a Kc!-ja (.I.iL(SOS'I'l'KI ; c . P ~ ~ o c l u h - t itv. ni s , t l i s i p l i l l , ~ l r o t . i v . ~ sIi~ ; I I I (.'(#'IS kl?l'.iil; f. I I I Kel ual-gn D ; ~ l l n g ; iI S c . i : \ l ~~ I - I . : I lael n 111i I I ( + I I i lrgkir 1.ar1 Ice11 i drll);lr\ I)c!l'a~allin; g . K:.csc*jnl~lc?l.;tx~lT l ~ t l t i I I I I ~ ~ I I S I I S I I 10t1 (.\S11, cl:trl Te111l)at.P c . ~ \ i l . i p n r lArlal; (TI',\) (I:III 13ir1;r I ; r l ~ l ; r ~ . gH a i ~ l i l a(RKR); 11. G i z i k C l s j a (la11 lllak;ll\itr~ i r l s t . i t u s i (1:\1;\111 ~ i t i ~ ~ 1 1 1 1 1 y ~ I (1(*11gi11i ~ ) I - I I ( ~ tI Ii ~v i 1 a s k e ~ * . i ; a i . E I. g i l 11 o III i ; .i. !:cll)t>~..lsi ~ ~ I I ' Y ~ I v ( ~l iI 1I ~ I I ~ . ~ ; I I I I ~P. ~PI II ~ I I S ~ ~ ~ ~ I . ~ ~ ~ ; k . J l c t ( ~ t l ( :p n 1 ' t ~ i s i l ) n li f ; I . lla I-11:tl l a i 11 ) l n ~ i g 11 ~ ~ ; I I I ( I A I I ; , I I ( ~ I . I 1 1 .
..... :. :. .... ..:<;,-).?. . . . i ;_ ........;.-.'.,' . ;..: . :.-. ... .. ........ .. .. .. . i . ' .. .':.. . . ..'. f
>
2 . Ptrl ; I ~ ~ I I I . I I ) / P e l aksnrl;r:~lr : n . P e m ~ ~ l . i k s ; \ i iKesclln a~~ t it11 tlali P1'11gnl~ii ~ : I I I ; b. P r l a y a l l a r ~ Kc.lrtal.ga Hc~-c~lc:alra ; c. Pcog~-;lnr Kc.jal. P a k c t . ,I(Kelolnl)ok I l r t l i ~ . i : ~ ~ ' P n k r t 41 (la11 Kt: j a r [ l s a l ~ r (K(-lo1111)ok ~ Bc:l :I j a r I I s ; I I I ~ / K I U j ) ; t l . P c a r t ~ e l i a r c~a r l t o l i c.1-gallc31lli; e . P c . ~ - i r ~ t . i s n(la11 ~ ~ Pc~nl~ctrit.rlkarr TPA I're~nl)nt P P I I ~ I . ~ ~ I ~ I ~ .irlak) ; T . P r ~ l l b e r ~ t ~ l l k i da11 t r l Pclnbi llaarl I ; I > ~ P . I - ;i I;S g. I J c l l g n w n s ; t ~ ~ 11.711 P e l i ~ k s a l l i ~ ; \ N l iO I ' I I I ~ f ' c ~ l ' l i ~ i ( l ~ ~ ~ 1):1$i lg.ii~~ Na 1; l - l ~11a : 11. K t h g i a t a ~ i t ~ k l l i l -l)i lit ( l i l ~ ; i ~ ~ ( l i~r) ~I ?\I g. ~ I I .
i Si\l~lpai k a n kc.[~atla _ -___..___.__-..-- .- --.-- --- . . - - - --. Bapr\k Gubel-lrul. X n l I T k . P I ' L I ~ ' . i Pl?(l:\flg.
Teabusall
-
silr.;\l
kc1111tI I S ~ I I i
I I ~ rl
:
1 1 ~ \ ~ I I \ ~ RdI ' 1 . Ropak P e l n b a r ~ tC~; ~ U ~ C I - I \ I I I 'S I I I I I ~\Yi ~ Il -a p a l l I 1 (li Patlarlc. 3 . RalbitR K;r Karlwi 1 I)c!l~~~;rlierPI-01).Stlll~bdl' d i Padnrlg. 4. Sdr.. K e t u a DPRD Kcrtlya 1)al.i IT P a d a n g i l i P n r l a r ~ g . 5 . Stll-. K e p a l a B a g i i t r ~ / D i t ~ i \ ~ / K i l r ~ t adra' r ~ I r r s t : c r ~ s i 1 i rrr.as s e k l c.r~.nl T i ~ r g k a t Kotlya n o t i I 1 Pacl;\rr~ t y n n g t e l - k a i t ) c l i P;tdnlrg.
.
.
-
6 . Sclr.. 'rill1 P e l a k s n ~ ~ iP~-ng.r.an~ r N a k e r w a r ~ ( ~ ~ ~ ; t s i r ~~~gr r t s i ry:tr~!: ~g 7.
8. 9.
10,
bclSsarl;;kll 1 ; I I I ) . SC~J.. t;ctt.t~iiDPT) APIN1)O S u f ~ ~ a t . e rB- a r a t t l i P i r t l a l ~ g . S ~ I . .K e t . ~ ~ :PPC t FSPSI Koily;~ Paclarlg d i P a i l n l ~ g . S d r . Dir-el;l.trr~/Pia\piIra~rP e ~ ' u s . z l \ n n l R ~ a t i h l i ~ l a r l g .lays, H a ~ v a i Depart.en~~.rr t S t a r - e , Su7.11ya I ) t . ~ ) a ~ ~ t e ~ S n tearr~- er il i Patlnllg. 1 1 ~ 1 1 l ~ ~ ~ r i - l ya112. ; ~ i r ~d i r * ; ~ s ap e 1 ~ 1 1 1 .
SUSUN.AN RENAGGOT.AAN TI M PELARS-\NA PROGRAM PENT NGKATAN PRODUKTI VI TAS KER J A N:\KER\VAN MEIaALUT PEN 1 I;GKATAN I;ESE3AIITET
-
NO.
1
.
-
.
: ..-..-. --.---.,,-----: Till1 / K c 1 1 n l l i t . i a a n
;t
- . - .-.. . St111 - i z a 1 l3:111;11*i11
--..- .. -
: n1.s.
.---.: :
1.1. K a s ~ . ( ~ ti l11~ l'rlra i 0 , St1
:
1. :
%a l-nli o r i
:
5.
:
Ilolcli Snp11t.ra
:
6.
:
\Vi\vin NIII-111R i p n r l t i
:
7. 8.
:
S y n f r i LI, SIi Rns t.111-i hlostlnr,RXIE
:
.
:
:
I'LI, 1\Sc
9 : A 111 I- a 1 1 0 . : hl..4.Tn11tljung,RSc 1 1 . : D r s . hlnr-zuki 1 1 . : Ir. WismardF
-
13. : D r s . A s r o l 1.1.
:
....
---
..-. ..----.. .. ..6:-.- .---.-.
.
. I n b a t a n tlt11i1111 111
2 . : ~ I ~ ~ I ~ I I . ~ ISll ~II:III, 3.
-.... - . - -
-----.-----.--.-.--.----
:
N a
--.
---------
-----.--
.--
: : : : :
:
h l a ~ - t i r l iF ~ I ~ I R:\I I ~ ,
:
1 s . : D1.s. 7airlrrl ZiliN 1 6 . : S Y ~ I I II IiS (lI i t Ir E f f (:II(I i , D.4 17. : A r l i s k a a
: :
1 8 . : 11. S ~ : I I I Ii SI* .ICIIIi , SE 19. : Ny.Nurkirsinr~is 30. : % a i r l a 1 FI;\~.ijnrr
: : :
.. .------..----____.-.------
. ,.___.--
:
:
Rcrlirrnualr
.... - - --...----.----- - - .-.-.-----------.--. . .. --.. .. Ret.ua / lI(.rsarrgk;lp : A s s . :!(IIII. Pt?!rlbir Xrrgpoti~ r ~ g u r ~11: i Kc,tly:r IJtlg. S e k r e t n r - i s l / h l c ~ . i r t ~ g: h':~.Earrtlcl~l\in~.r.r. Knkn 1, .4r1gg0 1 a (1y;l p:~
__
~
l