ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print)
PROFIL PRODUKTIVITAS KEPALA SMA NEGERI DI JAKARTA DAN FOKUS PEMBENAHANNYA Ruknan Universitas Pamulang Tanggerang E-mail:
[email protected]
Abstract The objective of the research was to obtain facts about the principals productivity of senior high school state in Jakarta. The research was conducted in the working area of Jakarta Education and Culture Department. Study time from January to March 2015. The design of this study used survey method. The data collection tool in the form of a questionnaire is prepared using a Likert scale. The number of samples determined by using Slovin formula obtained as many as 60 people. The sample was obtained by simple random sampling technique. The results were analyzed using descriptive statistical techniques. The result of the research can be concluded that: First, headmaster's productivity profile of senior high school state in Jakarta based on 25 predictor component that has reached good category as much as 18 pieces or equal to 72%.Secondly, the predictor component of headmaster productivity of senior high school state in Jakarta which is categorized requires correction of 7 units or 28%. Keywords: Profile, Productivity, Principal Senior High School.
sebaliknya bahwa produktivitas yang
PENDAHULUAN Tingkat keberhasilan
dalam
satuan unit kerja seperti halnya di
baik akan memberikan pemeliharaan sistem kerja yang berkelanjutan.
sekolah merupakan suatu sistem yang
Dalam suatu organisasi yakni
memberikan gambaran produktivitas.
sekolah, maka peranan kepala sekolah
Produktivitas
satuan
merupakan kunci bagi keberhasilan
merupakan
pengukuran
sistem
kerja,
bahwa
penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
terjadinya
kerja
yang
baik
Oleh karena itu untuk mewujudkan
menunjukkan keefektifan sistem kerja
penyelenggaraan
yang dijalankan. Oleh sebab itu apabila
produktivitas yang tinggi, diperlukan
salah satu subsistem tidak bekerja
kepala
secara
Namun
optimal
mempengaruhi
maka
subsistem
akan lainnya
terutama
tidak
kepala
49
optimal.
Begitu
juga
yang
demikian,
dengan
berkompeten.
kenyataan
yang
dijumpai di lapangan pada saat ini,
sehingga produktivitas yang dihasilkan akan
sekolah
sekolah
menyangkut sekolah
belum
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
kompetensi sepenuhnya
mendapatkan perhatian yang serius.
2. Tujuan Penelitian
Pengangkatan kepala sekolah pada masa
Tujuan penelitian ini diharapkan
lalu yang lebih menekankan pada
untuk memperoleh gambaran empirik
persyaratan
tentang:
kualifikasi
umum
dan
khusus, kondisi ini berdampak terhadap produktivitas kepala sekolah. Pada
hal
Jakarta
tanggung
jawab
kepemimpinan seorang kepala sekolah sangat kompleks, yakni berhadapan dengan
masukan
(process), Dalam
dan
(input), keluaran
melaksanakan
1) Profil produktivitas kepala SMA di
proses (output).
tugas
indikator-indikator
melalui memiliki
proporsi yang tinggi. 2) Indikator
produktivitas
kepala
SMA yang mendesak memerlukan pembenahan.
3. Tinjauan Pustaka
inilah fungsi/peran seorang kepala
Di dalam buku yang berjudul
luas.
”Operations Management Focusing on
kepala sekolah akan
Quality, Competitiveness”, Russel dan
sudah
Produktivitas
dikaji
yang
berkaitan dengan komponen proses
sekolah
yang
makin
menjadi penentu keberhasilan dan mutu
Taylor
III
(1998),
pendidikan.
produktivitas
mendefinisikan
sebagai
berikut:
”productivity is a measure of the 1. Rumusan Masalah
effectiveness of an institution (eg,
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian survai ini mencakup dua hal, antara lain: 1) Apakah profil produktivitas kepala
companies, offices, and so on) in
SMA di Jakarta yang dikaji melalui
the ratio between the output with the
indikator-indikator
input.
memiliki
proporsi yang tinggi?
saja
pembenahan?
yang
inputs
into
outputs.
Productivity is also broadly defined as
Produktivitas
adalah
suatu
ukuran dari keefektifan suatu institusi
2) Indikator produktivitas kepala SMA mana
turning
memerlukan
(misal:
perusahaan,
kantor,
dan
sebagainya) dalam mengubah masukan menjadi keluaran. Definisi tersebut lebih banyak diterapkan dalam kerja di dunia industri.
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
50
ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print)
Produktivitas
merupakan
tenaga dan upaya pegawai dengan lebih
perbandingan antara hasil yang dicapai
baik; (2) mengorganisir tugas pekerjaan
(luaran/output)
dan
dengan
keseluruhan
pembagiannya
sehingga
sumber daya (masukan/input) yang
mempermudah pencapaian hasil; (3)
dipergunakan per satuan waktu, seperti
melatih pegawai untuk bekerja secara
didefinisikan
efisien;
oleh
Cassio
(2013)
berikut:
(4)
pengertian In general, productivity
berusaha tentang
memperoleh
pegawai,
baik
sebagai individu maupun kelompok; (4)
is a measure of the output of
menciptakan
good and services relative to the
kelompok yang dapat merangsang setiap
input of labor, capital, capital,
pegawai
and
membina dan meyakinkan pegawai ke
equipment.
productive
an
The
more
industry,
the
arah
semangat
bekerja
kerjasama
lebih
cita-cita
baik;
untuk
melakukan
better is competitive position
pekerjaan
because its unit cost are lower.
memberikan penghargaan yang layak
When
atas
productivity
increase,
yang
(5)
gagasan
bermanfaat;
yang
(6)
bermutu
dan
businesses can pay higher wages
pelaksanaan tugas yang superior; dan
without boosting inflation.
(7) memberikan kesempatan penuh
Dapat
dimaknai
bahwa
produktivitas adalah ukuran output dari
kepada pegawai untuk memperlihatkan kompetensinya (Korb, 1964).
barang dan jasa relatif terhadap input
Menurut Adam, Hershauer, dan
tenaga kerja, modal, dan peralatan.
Ruch (1981), kenyataan yang terjadi
Semakin
industri,
sebenarnya semua aspek perbaikan
kompetetifnya
kualitas mempunyai suatu dampak yang
produktif
semakin
baik
suatu
posisi
karena biaya unit yang lebih rendah.
menguntungkan
Ketika
berbeda
meningkatkan
produktivitas,
pada
ukuran
dari
yang
produktivitas.
perusahaan dapat membayar upah lebih
Produktivitas itu sendiri apabila diraih
tinggi tanpa meningkatkan inflasi.
dengan
Dalam konteks perusahaan, para pengawas instansi
dalam dapat
perusahaan
yang
rendah
maka
memungkinkan menghasilkan efisiensi.
atau
Sedangkan, efektivitas adalah sebaik
meningkatkan
apa suatu instansi/perusahaan dapat
produktivitas dengan: (1) menggunakan
51
biaya
memenuhi
ukuran
khusus
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
seperti
penyerahan yang meliputi kecepatan,
ke luar organisasi. Produktivitas dapat
ketepatan,
diketahui dengan perbandingan antara
ketersediaan,
dan
kemampuan teknis. Washnis Nawawi
keluaran
yang
dikutip
(1996),
oleh
dengan
produktivitas
masukan.
naik,
Jika
ini
hanya
menjelaskan
dimungkinkan oleh adanya peningkatan
produktivitas mencakup dua konsep
efisiensi (waktu, bahan, dan tenaga),
dasar, yakni: daya guna (efisiensi) dan
sistem kerja, teknik produksi, dan
hasil
adanya peningkatan keterampilan dari
guna
(efektivitas).
Gejala
produktivitas digambarkan sebagai: (1)
tenaga kerja (Hasibuan, 2003).
produktivas internal, (2) produktivitas
Pentingnya peran keterampilan
eksternal, dan (3) produktivitas individu
kerja dijelaskan oleh Reber (1988),
atau kelompok. Produktivitas internal
bahwa
keterampilan
merupakan pencapaian target mengenai
kemampuan
melakukan
sesuatu yang harus dihasilkan sebagai
tingkah
keluaran (output) yang direncanakan
tersusun rapih secara mulus sesuai
dalam
Sedangkan
dengan keadaan untuk mencapai hasil
produktivitas individu dan kelompok
tertentu. Kemampuan ini oleh Rae
merupakan
diuraikan
jangka
tertentu.
produktivitas
yang
laku
yang
adalah pola-pola
kompleks
dan
atas empat bagian, yaitu:
bersumber dari kemampuan personil
kemampuan
secara individu dalam bekerja dan
manajerial, kemampuan perilaku, dan
kemampuan secara kelompok.
kemampuan konseptual.
Menurut Stoner dan Freeman (1994),
peningkatan
teknik,
Keterampilan
kemampuan
bukan
hanya
produktivitas
meliputi gerakan motorik melainkan
adalah suatu efisiensi. Kemudian dapat
juga pengejawantahan fungsi mental
disimak
yang bersifat kognitif. Konotasinya pun
berkenaan
dengan
sosok
sebagai pemimpin, bahwasannya “one
luas
leader must be able to carry out the
mempengaruhi atau mendayagunakan
demands of change both within and
orang lain. Artinya orang yang mampu
outside the organization” (Kouzes dan
menggunakan orang lain secara tepat
Posner,
seseorang
juga dianggap sebagai orang terampil.
pemimpin harus dapat melaksanakan
Keterampilan adalah kemampuan atau
tuntutan perubahan baik dalam maupun
kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
1988).
Artinya,
sehingga
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
sampai
pada
52
ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print)
Oleh
Yukl
(1998),
dimaknai sebagai
keterampilan
prosedur
kemampuan dari
keadaan
yang
tidak
situasional
terduga
atau
(contingency
seseorang untuk melakukan berbagai
procedures). Dari studi produktivitas di
jenis
atau
perusahaan ”Hughes Aircraft Company”
keperilakuan dengan suatu cara yang
yang dilakukan oleh Timpe (2002),
efektif.
menunjukkan
kegiatan
Lakein
kognitif
(1977),
bahwa
kecakapan
berpendapat
manajemen yang bertanggung jawab
bahwa dalam bekerja perlu memilih
menjadi satu faktor terpenting dalam
tugas terbaik yang hendak dilakukan
pencapaian produktivitas kerja tinggi
dari semua kemungkinan tugas yang
pada
tersedia,
teknologi.
kemudian
melakukan
pekerjaan itu dengan cara yang efisien
organisasi
yang
berdasarkan
Dari studi ini kemudian dapat
dan efektif. Ini berarti produktivitas
diambil
diungkap melalui individu pegawai
diuraikan oleh Timpe (2002) berupa 7
yaitu kepala sekolah yang mempunyai
(tujuh) kunci untuk produktivitas tinggi,
tugas dan kewajiban sesuai dengan
yakni: 1) keahlian manajemen yang
tugas pokok dan fungsi (tupoksi), bukan
bertanggung jawab, 2) kepemimpinan
semata-mata
(leadership) yang luar biasa (terutama
ditujukan
untuk
suatu
kesimpulan
yang
mendapatkan hasil kerja sebanyak-
kepemimpinan
manejerial),
banyaknya, melainkan kualitas kerja
kesederhanaan
organisasi
dan
juga penting untuk diperhatikan.
operasional,
kepegawaian
yang
4)
3)
Menurut Adam, Hershauer, dan
efektif (the right man in the right place)
Ruch (1981), di dalam pemerintahan,
menekankan kepada mutu, 5) tugas
sistem
produktivitas
yang menantang di mana tugas tersebut
difokuskan kepada layanan pemerintah
harus memberikan motivasi di mana
yang
salah satu faktornya adalah sistem
pengukuran
ditujukan
Perilaku perhatian,
ini
kepada
perilaku.
mengarahkan
khususnya
imbalan/insentif
yang
efektif,
6)
sifat
perencanaan dan pengendalian tujuan,
characteristic),
dan 7) pelatihan manajerial khusus,
(job
design),
supaya tercapai komitmen terhadap
perintah-perintah (instructions), sikap
adanya produktivitas kerja yang efektif
pegawai (worker attitudes), prosedur-
pada seluruh organisasi.
pekerjaan
(job
mendisain
pekerjaan
53
pada
kepada
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
Konteks
produktivitas
dalam
besar,
dapat
dicapai
dengan
penelitian ini, kepala sekolah sebagai
pertambahan sumber daya yang relatif
pimpinan institusi sekolah maka output
lebih kecil.
dapat
dipahami
kompetetifnya menggapai
sebgai
semakin
sekolah
dalam
prestasi
dari
berbagai
Dari produktivitas menjadi
pengertian
di
dalam
seseorang
diri
atas,
pandangan hidup dan sikap
program yang telah direncanakan oleh
mental untuk selalu meningkatkan mutu
sekolah. Kepala sekolah yang efektif
kehidupannya. Di dalam produktivitas
dalam memimpin sekolah akan semakin
terdapat unsur utama berupa proses, di
meningkat produktivitasnya. Definisi
mana
lain dari aspek sumber daya manusia
memungkinkan terjadinya perubahan.
dikemukakan
Oleh sebab itu dapat disintesiskan
secara
oleh
filosofis
Siagian
(2002),
produktivitas
bahwa
melalui
secara
suatu
institusi
konseptual
yang
mengandung pandangan hidup atau
dimaksud produktivitas adalah
sikap mental yang selalu berusaha untuk
kerja seseorang yang didasarkan kepada
meningkatkan mutu kehidupan, di mana
karakter
keadaan hari ini harus lebih baik dari
pekerjaan, instruksi kerja, efisiensi dan
kemarin, dan mutu kehidupan besok
efektivitas, respon terhadap keadaan
harus lebih baik dari hari ini.
situasional.
Korb
(1961),
secara
operasional
memberikan
peningkatan
produktivitas
pekerjaan,
hasil
mendisain
teknis makna dapat
METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian
terwujud dalam empat bentuk, yaitu: 1)
Tempat penelitian ini dilakukan di
Jumlah produksi yang sama, dapat
SMA Negeri yang mencakup wilayah
diperoleh dengan menggunakan sumber
kerja
daya yang lebih sedikit, dan atau, 2)
Kebudayaan DKI Jakarta. Pelaksanaan
Jumlah produksi yang lebih besar, dapat
penelitian dari bulan Januari sampai
dicapai dengan menggunakan sumber
dengan Maret 2015.
daya yang kurang, 3) Jumlah produksi
2. Rancangan Penelitian
yang lebih besar, dapat dicapai dengan
Dinas
Rancangan
Pendidikan
penelitian
dan
ini
menggunakan sumber daya yang sama,
menggunakan metode survai. Menurut
dan 4) Jumlah produksi yang jauh lebih
Effendi
(1987),
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
di
dalam
survai
54
ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print)
dikumpulkan data dengan menggunakan
yang seluruhnya 115 orang. Jumlah
angket sebagai alat pengumpul data.
sampel
Angket disusun dengan menggunakan
penelitian survai ini ditetapkan dengan
skala Likert berupa interval 1, 2, 3, 4,
menggunakan
Slovin
(n=
dan 5.
N/N.d2+1) diperoleh sebanyak
60
Dalam penelitian ini digunakan angket
dengan
dilakukan
skala
digunakan rumus
dalam
orang. Nama-nama kepala SMA yang
yang
menjadi sampel penelitian diperoleh
dengan
dengan teknik acak sederhana (simple
Likert
kalibrasi
yang
menggunakan analisis validitas butir
random
sampling)
yaknin
dengan rumus korelasi product moment
menggunakan undian.
dari Pearson. Dari 5 (lima) indikatror
4. Teknik Analisis Data
dengan
produktivitas, yakni: karakter pekerjaan,
Hasil penelitian ini dinalisis dengan
mendisain pekerjaan, instruksi kerja,
menggunakan teknik statistik deskriptif.
efisiensi
respon
Analisis difokuskan untuk memperoleh
terhadap keadaan situasional diperoleh
proporsi masing-masing prediktor yang
25 butir yang valid. Besarnya koefisien
diturunkan
reliabilitas (r) yang dihitung dengan
indikator ke dalam kategoi
rumus
sedang, atau tinggi. Secara deskriptif
dan
alfa
efektivitas,
Cronbach,
diperoleh
dari
masing-masing remdah,
koefisien sebesar 0,93.
hasil olahan data dipaparkan dalam
3. Populasi dan Sampel
bentuk
Populasi dalam penelitian survai ini adalah Kepala SMA Jakarta.
Jumlah
distribusi
frekuensi
dan
histogram.
Negeri di DKI populasi
yang
terjangkau adalah Kepala SMA Negeri
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 25 butir. Harga-harga statistik
1. Hasil Penelitian
deskriptif tentang produktivitas Kepala
Pertama, secara deskriptif fakta
SMA di Jakarta yang dihitung dari data
empirik produktivitas Kepala SMA di
tersebut, yakni: 1) skor minimum 102
Jakarta
dan skor maksimum
pada
saat
penelitian
ini
123, 2) rentang
dilakukan dapat dilihat dari perolehan
skor sebesar 21, 3) nilai rata-rata skor
skor yang diperoleh melalui instrumen
(mean) sebesar 109,86, 4) nilai median
55
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
sebesar 110,00, dan 5) nilai modus
sejumlah responden 60 responden dapat
sebesar 110,00. Sebaran skor yang
disusun
diolah dalam daftar frekuensi dan
sebagai berikut:
dalam
distribusi
frekuensi
disusun menjadi 5 kelas interval dari Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Produktivitas Kepala SMA di Jakarta No.
Kelas Interval
Batas Kelas Bawah Atas
1.
102-105
101,5
105,5
4
6,67
6,67
2.
106-110
105,5
110,5
46
76,67
83,34
3.
111-115
110,5
115,5
5
8,33
91,67
4.
116-120
115,5
120,5
3
5,00
96,67
5.
121-125 Jumlah
120,5 -
125,5 -
2 60
3,33 100,00
100,00 -
Profil produktivitas kepala SMA di Jakarta dapat ditunjukkan dalam histogram
yang
didasarkan
Frek. Absolut
distribusi
Frek. Relatif (%)
Frek. Kumulatif (%)
frekuensi
Tabel
1
digambarkan sebagai histogram berikut.
pada
Frekuensi (f)
60 50 40 30 20 10 0 101,5
105,5
110,5
115,5
120,5
125,5
Kelas Interval Gambar 1. Histogram Produktivitas Kepala SMA di Jakarta
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
56
ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print)
Dengan menggunakan standar
paling
dominan
adalah
termasuk
nilai mean sebesar 109,86, di mana
kategori sedang. Secara keseluruhan
terletak pada kelas interval 106-110
dapat
(Nomor: 2), maka dapat dikategorikan
produktivitas kerja Kepala SMA di
sebagai berikut: 1) Skor yang terletak di
Jakarta yang opaling besar adalah pada
bawah rentang kelas interval 106-110
kategori
sebanyak
demikian dapat digambarkan bahwa
4
responden
(6,67%)
dinyatakan
sedang
bahwa
proporsi
(76,76%).
merupakan kategori rendah, 2) Skor
tingkat
yang terletak dalam rentang kelas
Negeri di Jakarta pada saat penelitian
interval
ini dilaksanakan berada pada kategori
responden
106-110,
berjumlah
(76,67%)
46
merupakan
produktivitas
Dengan
kepala
SMA
sedang.
kategori sedang, dan 3) Skor yang
Kedua, hasil rekapitulasi skor
terletak di atas rentang kelas interval
terhadap masing-masing butir yang
106-110,
mengungkap
berjumlah
10
(16,66%)
5
(lima)
indikator
merupakan kategori tinggi. Tampak
produktivitas kepala SMA Negeri dapat
bahwa sebaran skor produktivitas yang
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Survai Produktivitas Kepala SMA Negeri di Jakarta No.
1.
2.
3.
57
Indikator Produktivitas
Karakteristik pekerjaan.
Mendisain pekerjaan.
Rerata Skor
Kategori Produktivitas
1. Menyelesaikan tugas.
4,25
2. Beban kerja.
4,20
2. Hambatan bekerja. 4. Pedoman kerja.
3,95
5. Koordinasi kerja.
4,05
6. Konsultasi kerja.
3,00
7. Bekerja dengan tertib. 8. Mekanisme kerja.
4,55
9. Prioritas kerja.
3,60
10. Alur kerja.
4,20
11.Merubah mekanisme kerja. 12.Petunjuk kerja.
3,25
85% (Tinggi) 84% (Tinggi) 79% (Sedang) 83% (Tinggi) 81% (Tinggi) 60% (Sedang) 91% (Tinggi) 62% (Sedang) 72% (Sedang) 84% (Tinggi) 65% (Sedang)
13. Memberikan
3,70
Kompetensi
4,15
3,10
4,15
Instruksi kerja.
83% (Tinggi) 74%
Keterangan
Baik Baik Pembenahan Baik Baik Pembenahan Baik Pembenahan Pembenahan Baik Pembenahan
Baik Pembenahan
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
petunjuk kerja. 14. Mentaati petunjuk kerja. 15. Mengejar target.
4.
5.
Efisiensi dan efektivitas.
Respon terhadap keadaan situasional.
(Sedang) 4,65 3,33
16. Standar operasional kerja. 17. Target hasil kerja.
4,20
18. Mencari upaya baru. 19. Menciptakan suasana kerja. 20. Mengatasi kendala kerja. 21. Menghadapi beban kerja. 22. Optimis kerja.
4,45
23. Konsentrasi kerja. 24. Bekerja keras.
3,60
25. Pekerjaan yang rumit.
3,55
Dari rekapitulasi tabel di atas,
3,75
4,60 2,85 3,60 4,40
4,05
93% (Tinggi) 67% (Sedang) 84% (Tinggi)
Baik Pembenahan Baik
75% (Sedang) 89% (Tinggi) 92% (Tinggi) 57% (Rendah) 72% (Sedang) 88% (Tinggi) 72% (Sedang) 81% (Tinggi) 71% (Sedang)
Pembenahan Baik Baik Pembenahan Pembenahan Baik Pembenahan Baik Pembenahan
produk kerja
terdapat 3 (tiga)
dapat diperoleh fakta tentang indikator-
komponen yang masih memerlukan
indikator
pembenahan,
produktivitas
yang
yakni:
mekanisme
komponennya memerlukan pembenahan
kerja, prioritas kerja, dan merubah
antara lain sebagai berikut:
mekanisme kerja. Sedangkan dua
1) Indikator karakteristik kerja, yang
komponen lainnya, yakni: bekerja
terdiri dari 6 (enam) komponen
dengan tertib dan alur kerja telah
produk kerja
menunjukkan produktivitas
terdapat 2 (dua)
komponen yang masih memerlukan
baik.
pembenahan, yakni: hambatan kerja
3) Indikator
instruksi
kerja,
yang
yang
dan konsultasi kerja. Sedangkan
terdiri dari 4 (empat) komponen
keempat komponen lainnya, yakni:
produk kerja
menyelesaikan tugas, beban kerja,
komponen yang masih memerlukan
pedoman kerja, dan koordinasi
pembenahan, yakni: memberikan
kerja
petunjuk kerja dan mengejar target.
telah
menunjukkan
produktivitas yang baik. 2) Indikator
mendesain
terdapat 2 (dua)
Sedangkan dua komponen lainnya, pekerjaan,
yakni: petunjuk kerja dan mentaati
yang terdiri dari 5 (lima) komponen
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
58
ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print)
petunjuk kerja telah menunjukkan
dua
produktivitas yang baik.
optimis kerja dan kerja keras telah
4) Indikator
instruksi
kerja,
yang
terdiri dari 4 (empat) komponen produk kerja
lainnya,
yakni:
menunjukkan produktivitas
yang
baik.
terdapat 2 (dua)
komponen yang masih memerlukan
2. Pembahasan
pembenahan, yakni: memberikan
Dari
rekapitulasi
Sedangkan dua komponen lainnya,
komponen-komponen
yakni: petunjuk kerja dan mentaati
Kepala SMA Negeri di Jakarta yang
petunjuk kerja telah menunjukkan
memerlukan pembenahan.
produktivitas yang baik.
komponen di atas, dapat dikelompokkan
terdiri
dari
6
atas
dapat
hasil
penelitian
yang
di
data
petunjuk kerja dan mengejar target.
5) Indikator efisiensi dan efektifitas,
diperoleh
produktivitas
Dari 5
ke dalam 3 (tiga) aspek.
(enam)
Pertama,
yakni:
karakteristik
(tiga)
komponen yang masih
pekerjaan, dan instruksi kerja pada
memerlukan pembenahan, yakni:
dasarnya merupakan kompetensi yang
target
dilandasi
beban
hasil
kerja,
mengatasi
kerja, dan menghadapi kerja.
Sedangkan
tiga
kerja,
komponen
komponen produk kerja terdapat 3
kendala
oleh
mendesain
keterampilan
kerja.
Pentingnya peran keterampilan kerja dijelaskan oleh Reber (1988), adalah
bahwa
komponen lainnya, yakni: standar
keterampilan
operasional kerja, mencari upaya
melakukan pola-pola tingkah laku yang
baru, dan mengatasi menciptakan
kompleks dan tersusun rapih secara
suasana kerja telah menunjukkan
mulus sesuai dengan keadaan untuk
produktivitas yang baik.
mencapai hasil tertentu. Kemampuan ini
6) Indikator respon terhadap keadaan
kemampuan
oleh Rae (1996) diuraikan atas empat
situasional, yang terdiri dari 4
bagian,
(empat) komponen produk kerja
kemampuan manajerial, kemampuan
terdapat 2 (dua) komponen yang
perilaku, dan kemampuan konseptual.
masih memerlukan pembenahan,
Oleh
yakni:
dimaknai sebagai
konsentrasi
kerja,
dan
pekerjaan yang rumit. Sedangkan
59
komponen
yaitu:
Yukl
kemampuan
(1998),
teknik,
keterampilan
kemampuan dari
seseorang untuk melakukan berbagai
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
jenis
kegiatan
kognitif
atau
rumit menjaqdi dimensi kepemimpinan
keperilakuan dengan suatu cara yang
seperti
efektif. Keterampilan
hanya
(1988), antara lain: (1) Manajer yang
meliputi gerakan motorik melainkan
berorientasi pada dimensi tugas, ia
juga pengejawantahan fungsi mental
mengutamakan
yang bersifat kognitif. Konotasinya pun
tugas/pekerjaan sebaik mungkin, baik
luas
pada
kualitas, kuantitas, maupun ketepatan
mempengaruhi atau mendayagunakan
waktu penyelesaian, (2) Manajer yang
orang lain. Artinya orang yang mampu
berorientasi pada dimensi hubungan, ia
menggunakan orang lain secara tepat
mengutamakan terciptanya hubungan
juga dianggap sebagai orang terampil.
yang baik antar manusia atau sangat
Keterampilan adalah kemampuan atau
memikirkan faktor manusia, dan (3)
kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
Manajer yang berorientasi pada dimensi
sehingga
Kedua,
bukan
sampai
Siagian
penyelesaian
efektifitas mengutamakan terciptanya
efektivitas yang terdiri dari target hasil
peningkatan produktivitas melalui kerja
kerja, mengatasi kendala
sama antar manusia yang serasi dan
beban
efisiensi
oleh
dan
menghadapi
yakni:
dikemukakan
kerja, dan
kerja.
Kepala
sekolah sebagai seorang pemimpin,
didasari oleh kepuasan manusia yang terlibat di dalam kegiatan.
menurut Reddin yang dikutip Siagian,
Di dalam perilaku manajer,
berorientasi berorientasi kepada tugas,
seperti halnya kepala sekolah, mampu
kedua berorientasi kepada hubungan
membuat anak buahnya mengerjakan
dan yang ketiga berorientasi kepada
hal-hal yang terbaik, dengan orientasi
efektivitas. Selanjutnya Reddin, juga
pendekatan
menemukan
tinggi
bahwa
perilaku
tetapi
kepemimpinan yang mengutamakan
pentingnya
penyelesaian
Stoner
mengutamakan
tugas
dan
hubungan
yang dengan
hubungan juga
prestasi dan
yang
sangat
menekankan
kerja.
Freeman
Menurut (1988),
peningkatan produktivitas adalah suatu
manusia atau yang memikirkan faktor
efisiensi. Kemudian
manusia.
berkenaan
dengan
pemimpin,
bahwasannya “one leader
Ketiga, yakni: respon terhadap
dapat disimak sosok
sebagai
keadaan situasional, yang terdiri dari
must be able to carry out the demands
konsentrasi kerja, dan pekerjaan yang
of change both within and outside the
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
60
ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print)
organization”.
Artinya,
seseorang
pembenahan sebanyak 7 buah atau
pemimpin harus dapat melaksanakan
sebesar
tuntutan perubahan baik dalam maupun
produktivitas tersebut tersebar dalam 5
ke luar organisasi.
(lima) indikator, antara lain:
Lakein
(1997),
berpendapat
28%.
Ketujuh
1) Karakteristik
kerja,
bahwa dalam bekerja perlu memilih
hambatan kerja
tugas terbaik yang hendak dilakukan
kerja.
dari semua kemungkinan tugas yang tersedia,
kemudian
melakukan
komponen
2) Mendesain
yakni:
dan konsultasi
pekerjaan,
yakni:
mekanisme kerja, prioritas kerja,
pekerjaan itu dengan cara yang efisien
dan merubah mekanisme kerja.
dan efektif. Ini berarti produktivitas
3) Instruksi kerja, yakni: memberikan
diungkap melalui individu pegawai
petunjuk kerja dan mengejar target.
yaitu kepala sekolah yang mempunyai
4) Efisiensi dan efektifitas, yakni:
tugas dan kewajiban sesuai dengan
target
tugas pokok dan fungsi (tupoksi), bukan
kendala
semata-mata
beban kerja.
ditujukan
untuk
mendapatkan hasil kerja sebanyak-
hasil
5) Respon
kerja,
mengatasi
kerja, dan menghadapi
terhadap
banyaknya, melainkan kualitas kerja
situasional,
juga penting untuk diperhatikan.
kerja, dan pekerjaan yang rumit.
SIMPULAN Berdasarkan hasil survai yang telah disusun dalam rekapitulasi data hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
yakni:
keadaan konsentrasi
DAFTAR PUSTAKA Adam, Everett E. Jr., James C. Hershauer, dan William A. Ruch. (1981). Productivity and Quality Measurement as a Basis for Improvement. New York: Prentice Hall.
Pertama, profil produktivitas kepala SMA Negeri di Jakarta yang didasarkan dari 25 komponen prediktor yang telah mencapai kategori baik sebanyak 18 buah
atau
sebesar
72%.
Kedua,
komponen prediktor dari produktivitas
Cassio, Wayne F. (2013). Managing Human Resources: Productivity, Quality of Work Life, Profits. New York: McGraw-Hill. Gary, Yukl. (1998). Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.
kepala SMA Negeri di Jakarta yang tergolong
61
kategori
memerlukan
Hasibuan, Melayu. (2003). Organisasi
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara. Korb, David L. 1964. American Management Association: Kepemimpinan dalam Perusahaan, terjemahan. Slamet Wijadi. Jakarta: Bhratara. Kouzes, James M. dan Barrey Z. Posner. (1988). The Leadership Challenge. London: Jossey Bass Publishers. Lakein, Alan. (1997). How to Get Control of Your Time and Life, terjemahan. Rieke Harahap. Jakarta: Pustaka Tangga.
Stoner, James A. F. dan Edward Freeman. (1994). Manajemen Jilid 2, Edisi 5, terjemahan. Wihelmus B. Bakowatun dan Benyamin Molan. Ed., Heru Sutojo. Singapore: Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd dan Jakarta: Intermedia. Timpe, A. Dale. (2002). Produktivitas, terjemahan. Dimas Samudra Rum dan Soesanto Boedidarmo. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Yukl, Gary. (1998). Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.
Nawawi, Hadari. (1996). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. Rae. (1996). Mengukur Efektivitas Pelatihan. Jakarta: PT Gramedia. Reber, Arthur S. (1988). The Penguin Dictionary of Psychology. Ringwood Victoria: Penguin Books Australia. Russel, Roberta S. dan Bernard W. Taylor III. (1998). Operations Management Focusing on Quality, Competetiveness. Second Edition. New Jersey: Prentice Hall. Siagian, Sondang P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Siagian, Sondang P. (1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
62