Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
PROFIL FARMAKOGNOSI DAN SKRINING FITOKIMIA DARI KULIT, DAGING, DAN BIJI BUAH LIMUS (Mangifera foetida Lour) Vera Nurviana Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Abstrak Mangifera foetida Lour merupakan salah satu spesies dari genus mangifera yang memiliki potensi sebagai tanaman obat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari farmakognosi dan skrining fitokimia dari serbuk simplisia kulit, daging, dan biji buah Mangifera foetida Lour sebagai dasar untuk pengujian farmakologi senyawa bioaktif yang terkandung didalamnya. Metode yang dilakukan dalam penlitian meliputi pengamatan makroskofis, mikroskofis, dan skrining fitokimia. Berdasarkan hasil penelitian, simplisia serbuk kulit buah Mangifera foetida L. memiliki ciri makroskopis berbau khas, tidak berasa, dan berwarna kekuning-kuningan; secara mikroskopis memiliki fragmen khas rambut penutup, berkas pembuluh, Ca oksalat, sel batu, kelenjar minyak; serta mengandung senyawa metabolit sekunder tanin, polifenol, mono dan seskuiterpen, serta kuinon. Serbuk daging buah secara makroskopis memiliki bau khas, rasa asam, dan berwarna kekuning kuningan; mikroskopis memiliki fragmen butir pati, rambut penutup, Ca oksalat, fragmen kulit, fragmen lembaga berisi tetes minyak, dan pembuluh kayu; skrining fitokimia menunjukan adanya flavonoid, mono dan seskuiterpen serta saponin. Serbuk biji buah M. Foetida L. secara; makroskopis tidak berbau, tidak berasa dan berwarna kekuning-kunigan; mikroskopis memiliki hablur Ca Oksalt prismatic, epidermis, berkas pembuluh, sel minyak, rambut penutup dan bulir pati; serta mengandung metabolit sekunder flavonoid, tannin, polifenol, mono dan seskuiterpen, serta kuinon. Kata Kunci: makroskopis, mikroskopis, fitokimia dan Mangifera foetida L.
Mangga
PENDAHULUAN
(Mangifera
indica)
Beberapa spesies genus mangifera
merupakan spesies dari genus Mangifera
banyak ditemukan di hutan-hutan rakyat
yang telah banyak diteliti. Kulit kayu
atau pekarangan penduduk sekitar. Buah
Mangifera indica telah disolasi beberapa
dari genus mangifera memiliki bentuk dan
komponen fenolat (Nunez-Selles et al.,
rasa yang hampir mirip satu sama lain
2002) dan beberapa senyawa triterpenoid
(Ganis et al., 2012).
(Anjaneyulu et al., 1999). Dalam daun,
Limus (Mangifera foetida Lour)
buah, kulit batang dan akar Mangifera
merupakan salah satu spesies dari genus
indica, terkandungan fitokimia seperti
mangifera, banyak tumbuh di wilayah
karbohidrat, tanin, protein, saponin, lendir,
Jawa Barat, Indonesia. Buah Limus
terpenoid,
memiliki nilai gizi yang baik, akan tetapi
mangiferin glikosida xanthone sebagai
kalah bersaing dengan jenis mangga
konstituen
lainnya,
aktivitas farmakologis sebagai antipiretik
dikarenakan
getahnya
lebih
banyak, seratnya lebih kasar dan rasanya
(Kant
lebih
(Choudhary
asam.
Hal
tersebut
juga
et
flavonoid,
utamanya,
al., et
glikosida
yang
2011) al,
2011),
dan
memiliki
antioksidan antitumor
mempengaruhi kurangnya pemanfaatan
(Muanza et al.,1995), imunomodulator
maupun penelitian dilakukan terhadap
(Makare et al.,2001) dan neuroprotektif
buah limus (Erni et al., 2011).
(Miroslav et al.,2006). 136
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
Biji
mangga
memiliki
aktivitas
antioksidan yang kuat karena kandungan
ALAT DAN BAHAN Alat
senyawa fenolik yang tinggi, pitosterol, seperti
campesterol,
Peralatan yang digunakan meliputi
β-sitosterol,
alat-alat gelas, kertas saring, pipet tetes,
stigmasterol, dan juga tocopherol (Ribeiro
cawan penguap, mesin serbuk, aluminium
et al., 2007; Soong dan Barlow, 2004).
foil, hotplate, neraca analitik, mikroskop.
Khammuang
dan
Bahan
menjelaskan
bahwa
Sarnthima
aktivitas
Bahan-bahan yang digunakan dalam
antioksidan, ekstrak biji mangga juga
penelitian ini antara lain Aquadest, buah
menunjukkan aktivitas antibakteri dan
limus (Magifera foetida Lour), kloroform,
telah
agen
pereaksi dragendorff, HCl10%, pereaksi
imunomodulasi pada hewan (Pepeira et
Mayer, serbuk Magnesium, Amil alkohol,
al., 2009).
besi (III) Klorida 1%, asam sulfat, NaCl
digunakan
Penelitian
selain
(2011)
sebagai
terhadap
limus
0,9%.
(Mangifera foetida) Lour masih tergolong
Prosedur Penelitian
sedikit, diantaranya menyatakan bahwa
Persiapan Bahan
ekstrak air dari daun Mangifera foetida
Bahan didapat
Lour memberikan efek chelating terhadap
masyarakat
serum fenitin pada penderita talasemia
Cibalong,
(Erni et al., 2011). Fraksi etil asetat dari
dideterminasi
ekstrak metanol kayu Mangifera foetida
Teknologi Bandung.
Lour menunjukan aktivitas antioksidan
Sortasi Basah
yang baik. Uji identifikasi metabolit
di
dari
perkebunan
daerah
kecamatan
Kabupaten
Buah
di
Limus
Tasikmalaya,dan
herbarium
Institut
dibersihkan
dari
sekunder dengan reaksi kimia secara
kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing
kualitatif mengindikasikan bahwa alkaloid
lainnya yang menempel.
dan tanin berperan pada hasil pengujian
Pencucian
Aktivitas Antioksidan (Ganis et al., 2012). Penelitian ini ini bertujuan untuk
Bahan dicuci dengan air bersih untuk
menghilangkan
kotoran
dan
mempelajari farmakognosi dan skrining
mikroba yang menempel pada simplisia
fitokimia dari serbuk simplisia kulit,
tersebut. Menurut Frazier (1978) dalam
daging, dan biji buah Mangifera foetida
Depkes RI (1985), pencucian sebanyak 3
Lour.
kali
Berdasarkan
pada
pendekatan
dapat
taksonomi yaitu sesama genus mangifera
sebanyak 78%.
sebagai
Perajangan
senyawa
salah
satu
bioaktif
jalan yang
pencarian
menghilangkan
mikroba
dapat
Kulit buah limus dikupas dan
dikembangkan sebagai obat bahan alam
dipisahkan, begitu juga dengan daging
yang memiliki efektifitas, kualitas dan
buah dipisahkan dan dirajang sebelum
tingkat keamanan yang tinggi.
dikeringkan. Biji buah dipisahkan dari 137
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
batoknya, kemudian dirajang. Perajangan
dimasukkan ke dalam dua tabung masing-
dilakukan dengan pisau menjadi beberapa
masing 5 mL. Filtrat dalam tiap tabung
bagian.
diuji
Pengeringan
Dragendorff.
dengan
pereaksi
Mayer
Terbentuknya
dan
endapan
Masing-masing kulit, daging dan
merah bata dengan pereaksi Dragendorff
biji buah limus yang telah dirajang
atau endapan putih dengan pereaksi Mayer
dikeringkan pada suhu 37˚C.
menunjukkan adanya golongan senyawa
Sortasi Kering
alkaloid.
Masing-masing kulit, daging dan biji buah limus yang telah kering disortir dari
bahan-bahan
lain
yang
masih
Flavonoid Sebanyak
1
gram
ekstrak
ditambahkan 100 mL air panas, dididihkan
menempel pada simplisia tersebut.
selama 15 menit, kemudian disaring.
Analisis Makroskopis:
Sebanyak 5 mL filtrat yang diperoleh
Pengamatan makroskopis dilakukan terhadap
simplisia
meliputi;
ditambah serbuk magnesium, amil alkohol
bentuk,
dan 2 mL campuran alkohol-asam klorida
ukuran, surface characters, tekstur, warna,
(1:1). Campuran tersebut dikocok kuat-
bau, dan rasa.
kuat, kemudian dibiarkan memisah, dan
Analisis Mikroskopis:
diamati warna yang terbentuk pada lapisan
Pemeriksaan mikroskofis dilakukan terhadap
serbuk
simplisia
amil alkohol. Terbentuknya warna merah,
dengan
kuning, atau jingga pada lapisan amil
melakukan pemeriksaan terhadap fragmen
alkohol menunjukkan adanya golongan
pengenal antara lain stomata, sel batu,
senyawa flavonoid.
kristal Ca Oksalat, lapisan gabus, kelenjar
Saponin
minyak, kelenjar rambut dan berkas
Sebanyak 10 mL filtrat yang sama
pengangkut (Sulianti et al., 2005)
seperti yang digunakan pada uji flavonoid
Penapisan Fitokimia
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
Alkaloid
dikocok
Sebanyak
gram
selama
10
detik.
ekstrak
Kandungan saponin dalam ekstrak positif
dilembabkan dengan 5 mL amonia 25%,
apabila busa yang terbentuk di tabung
digerus
kemudian
stabil selama tidak kurang dari 10 menit
ditambahkan 20 mL kloroform, dan
setinggi 1-10 cm dan busa tidak hilang
digerus kuat-kuat. Campuran disaring.
pada penambahan asam klorida 2 N.
Filtrat diteteskan pada kertas saring,
Tanin
dalam
2
vertikal
mortir,
kemudian ditetesi pereaksi Dragendorff.
Sebanyak 10 gram ekstrak bahan
Terbentuknya warna merah atau jingga
yang akan diperiksa dicampur dengan 100
pada kertas saring menunjukkan adanya
mL air panas, kemudian dididihkan
alkaloid. Filtrat yang sama diekstraksi dua
selama 15 menit. Campuran tersebut
kali dengan larutan asam klorida 10%, lalu
didinginkan, kemudian disaring dan filtrat 138
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
dibagi tiga. Ke dalam filtrat yang pertama
kulit buah hijau, kusam, dengan bintik-
ditambahkan larutan besi (III) klorida 1%.
bintik berwarna kecoklatan. Daging buah
Terbentuknya warna biru tua atau hitam
yang digunakan adalah buah yang sudah
kehijauan menunjukkan adanya golongan
tua tetapi belum terlalu masak berwarna
senyawa tanin. Ke dalam filtrat kedua
kuning
ditambahkan
1%,
rasanya dan banyak mengandung sari
terbentuknya endapan putih menunjukkan
buah, harum menyengat (khas). Biji buah
adanya tanin. Ke dalam filtrat ketiga
merupakan biji lembaga, kulit biji berserat
ditambahkan 15 mL pereaksi Steasny dan
dan keras, biji yang digunakan dipisahkan
larutan
gelatin
o
pucat,
berserat,
asam
manis
dipanaskan dalam penangas air suhu 90 C.
dari kulit pembungkusnya, warnanya putih
Terbentuknya endapan warna merah muda
kekuning-kuningan, bau lemah hampir tak
menunjukkan
berbau, berbentuk menyerupai kacang.
adanya
tanin
katekat.
Endapan kemudian dipisahkan dan filtrat dijenuhkan
dengan
terhadap
serbuk
asetat,
simplisia kulit, daging dan biji buah
kemudian ditambahkan beberapa tetes
Mangifera foetida L., serbuk simplisia
larutan
besi
Terbentuknya
natrium
Pengamatan
(III)
klorida
1%.
kulit buah Mangifera foetida L. memiliki
warna
biru
tinta
ciri berbau khas, tidak berasa, dan
menunjukkan adanya tanin galat.
berwarna
Kuinon
daging buah
kekuning-kuningan.
Serbuk
Ke dalam 5 mL larutan filtrat yang
Mangifera foetida L. memiliki ciri
sama seperti yang digunakan pada uji
memiliki bau khas, rasa asam, dan
flavonoid ditambahkan beberapa tetes
berwarna kekuning kuningan, sedangkan
larutan
pada biji buahnya memiliki ciri tidak
natrium
hidroksida
1
N.
Terbentuknya warna merah menunjukkan
berbau, tidak berasa dan berwarna
adanya golongan senyawa kuinon.
kekuning-kunigan.
Steroid/Triterpenoid Sebanyak 1 gram ekstrak dimaserasi dengan 20 mL eter selama 2 jam. Hasil maserasi disaring dan diambil filtratnya. Sebanyak 5 mL filtrat diuapkan dalam
Pemeriksaan
Simplisia Pemeriksaan mikroskofis dilakukan di laboratorium mikrobiologi STIKES
mikroskof
Hasil Pemeriksaan
Makroskofis
binokuler
terhadap
serbuk
simplisia kulit, daging dan biji buah Mangifera foetida L., terhadap fragmen
Simplisia Berdasarkan
Mikroskofis
BTH Tasikmalaya dengan menggunakan
cawan penguap
Hasil
Hasil
hasil
pengamatan
organoleptik buah Mangifera foetida L. memiliki ciri berbentuk lonjong bulat telur atau hampir bulat, berkulit tebal. Warna
pengenal antara lain stomata, sel batu, kristal Ca Oksalat, lapisan gabus, kelenjar minyak, kelenjar rambut dan berkas pengangkut (Sulianti et al., 2005). Hasil 139
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
pemeriksaan
mikroskofis
terhadap
berkas pembuluh dengan bentuk yang
fragmen-fragmen pengenal kulit, daging
khas, butir pati dengan butiran kecil
dan biji Mangifera foetida L. dapat dilihat
berbentuk polygonal dengan hillus hanya
pada gambar 1, 2, dan 3.
tampak pada granul-granul yang besar dan
Berdasarkan Gambar 1, yaitu penampakan
terdapat di tengah, Sel batu dan kelenjar
bentuk
minyak skizogen dengan warna alaminya.
fragmen
dari
daging
buah
Mangifera ffoetida L. menunjukan adanya fragmen khas butir pati tunggal atau berkelompok berbentuk bulat
dengan
hillus terletak jelas di tengah, selain itu terdapat rambut penutup dengan bentuk yang khas, hablur kristal kalsium oksalat berbentuk roset besar, kelenjar minyak dan jaringan berkas pembuluh.
A
B
C
D Gambar 2. Hasil Pengamatan Mikroskopis Terhadap Serbuk Kulit Mangifera foetida L., A. Rambut penutup; B. Berkas pembuluh; C. Butir Pati; D. Sel Batu; E. Kelenjar minyak
E Biji buah limus memiliki fragmen khas Gambar 1. Fragmen Daging Buah Mangifera foetida L., A. Butir pati; B. Rambut penutup; C. Ca Oksalat berbentuk roset; D. Kelenjar minyak E. Berkas pembuluh.
seperti hablur kalsium oksalat dengan
Hasil
serbuk
dengan hilus terletak di tengah hampir tak
simplisia kulit daging buah limus meliputi
terlihat dan tidak berlamela, dan kelenjar
pengamatan terhadap fragmen- fragmen
minyak dengan globul minyak berwarna
yang dimiliki dengan bantuan mikroskop
kuning tua kearah jingga. Bentuk fisik
menunjukan
bias dilihat pada gambar 3.
pengamatan
adanya
terhadap
rambut
penutup
bentuk pirismatik yang tersebar, jaringan epidermis
membentuk
kotak,
berkas
pembuluh, butir pati yang berbentuk bulat
dengan globul minyak dibagian tengah, 140
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
polifenol, mono dan seskuiterpen, serta kuinon.
Daging
buah
mengandung
flavonoid, mono dan seskuiterpen serta saponin. Biji buah M. foetida mengadung metabolit sekunder flavonoid, tannin, polifenol, mono dan seskuiterpen, serta kuinon. Keberadaan kandungan metabolit sekunder yang terkandung pada simplisia tersebut memungkinkan dugaan adanya efek farmakologis. Tanin, polifenol, dan flavonoid
berdasarkan
beberapapa
penelitian diduga merupakan senyawa aktif
anti
bakteri
dan
antioksidan.
Monoterpen dan seskuiterpen merupakan Gambar 3. Hasil Pengamatan Mikroskopis Terhadap Serbuk Biji Buah Mangifera foetida L., A. Ca Oksalat Prismatik; B. Epidermis; C. Berkas pembuluh; D. Bulir pati; E. Kelenjar minyak
senyawa penyusun minyak atsiri yang juga
dilaporkan
memiliki
efek
farmakologis. Daftar Pustaka
Hasil Skrining Fitokimia
Choudhary.Rk,
Hasil skrining fitikimia terhadap kulit,
Swarnkar.PL,
2011.
Antioxoidant
daging dan biji buah Mangifera foetida
Activity
L. dapat dilihat pada tabel 1.
of
Phenolic And Flavonoid
Hasil Skrining Fitokimia Buah
Compounds In Some Medicinal
Limus
Plants Of India”. Nat Prod Res; Pengujian
Pereaksi
Daging
Kulit
Biji
Alkaloid
P. Mayer P. Dragendorff
-
-
-
Flavonoid
Amil alkohol
+
-
+
Tanin
Gelatin
-
+
+
Polifenol Monoterpen dan Seskuiterpen
FeCl3 VanilinH2SO4
+
+ +
+ +
Steroid dan Triterpenoid
LiebermanBurchard
-
-
-
25(11):1101. Ernie H. Purwaningsih Endang Hanani, Pustika Amalia, Desak Gede Budi Krisnamurti, 2011. Efek Kelasi Ekstrak Air Mangifera foetida.pada Serum Penderita Talasemia. J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 8 (322-325) Ganis Lukmandaru, Kristian Vembrianto,
Kuinon
NaOH
-
+
+
Saponin
HCl 2N
+
-
-
& Anisa Alfiana Gazidy, 2012. Aktivitas
Berdasarkan simplisia, senyawa
tabel kulit
metabolit
1.
Hasil
buah
skrining
mengandung
sekunder
tanin,
Antioksidan
Ekstrak
Metanol Kayu Mangifera indica L., Mangifera
foetida
Lour,
dan
Mangifera odorata Griff. Jurnal 141
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
Ilmu Kehutanan. Volume VI No. 1:
Matute, 2006. Neuroprotective by
18-22
Two
Kant Singh.S, Sinha.S.K, Prasad.S.K, Kumar.R,
Bithu.B.S,
Sadish
Kumar.S, Singh.P, 2011. Synthesis And
Evaluation
Of
Novel
Polyphenols
Excitotoxicity Ischemia.
and
Following Experimental
Neurobiology
of
diseases-23-374-386. Núñez Sellés AJ, Vélez Castro HT,
Analogues Of Mangiferin As Potent
Agüero-Agüero
Antipyretic. Asian Pac J Trop
González J, Naddeo F, De Simone
Med.Nov;4(11):866.
F, & Rastrelli L. 2002. Isolation and
Khammuang, S and R. Sarnthima. 2011. Antioxidant Activitiesof
and
Antibacterial
SelectedVarieties
J,
González-
quantitative analysis of phenolic antioxidants,
free
Sugars,
and
of
polyols from Mango (Mangifera
Thai Mango Seed Extract. Pak. J.
indica L.) stem bark aqueous
harm. Sci., Vol.24, (1), 37-42.
decoction used in Cuba as a
Muanza.D.N, Euler.K.L, Williams.L and
nutritional supplement. J. Agric.
Newman.D.J, 1995. Screening For
Food Chem 50: 762–766. Obst JR.
Antitumor and Anti-HIV Activities
Pereira, A. L. F., T. F. Vidal., M. C.
of Nine Medicinal Plants from
Teixeira., P. F. Oliveira., R. C. F.
Zaire.
33:98.
Pompeu., M. M. M Vieira and J. F.
and
F. Zapata. 2009. Antioksidant effect
2001.
of mango seed extract and butylated
Int.JPharmacol
Makare.N.S
Bodhankar
V.Rangari, Immunomodulatory
Activity
of
hydroxytoluene
in
bologna-type
Alcoholic Extracts of Mangifera
mortadella during storage. Scienc.
Indica L in Mice. J Ethnopharm
Technol. Aliment., Campinas, 31,
78:133-137.
(1) 135-140.
Miroslav
Gottlieb,
Leal-
Ribeiro, S. M. R., J. H. Queiroz, M. E. L.
Rosario
R. Queiroz, F. M. Campos and H.
Campos-Esparza, Maria Victoria
M. P. Sant’ana. 2007. Antioxidant
Sanchez-Gomez,
Alberdi,
in mango (Mangifera indica L.)
Amaia Arranz, Jose Maria Delgado-
Pulp. Plant Foods for Human
Garcia, Agnes gruart and Carlos
Nutrition,
Campanario,
Rocio Maria
Elena
V.
62
(1),
13-17.
142