PRODUKTIVITAS Lemna minor L. dan Salvinia Molesta Mitchell. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH
ADISTY RISNAWATI
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produktivitas Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. pada Berbagai Media Tumbuh adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2014 Adisty Risnawati NIM D24100029
ABSTRAK ADISTY RISNAWATI. Produktivitas Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. pada Berbagai Media Tumbuh. Dibimbing oleh PANCA DEWI MANU HARA KARTI dan IWAN PRIHANTORO. Tanaman air seperti Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. berpotensi sebagai pakan untuk ternak. Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. dapat digunakan sebagai alternatif pakan unggas dan ruminansia. Tanaman tersebut dapat tumbuh baik di iklim tropis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produktivitas berbagai jenis media tanam pada budidaya Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. untuk mendapatkan produksi optimal yang terbagi ke dalam 5 perlakuan dengan berdasarkan perbedaan jenis media 5 ulangan. Perlakuan jenis media meliputi kontrol, hoagland, hyponex, kompos dan NPK. Parameter yang diukur adalah total nitrogen, nilai pH, cover area, penyusutan media, produksi biomassa, bahan kering, abu, bahan organik, dan potensi produksi Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. Data dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan media hoagland dan kompos merupakan media yang optimal untuk pertumbuhan Lemna minor L. sedangkan Salvinia molesta Mitchell. pada media hoagland. Kata kunci: Lemna minor L., media, Salvinia molesta Mitchell., produktivitas
ABSTRACT ADISTY RISNAWATI. Productivity of Lemna minor L. and Salvinia molesta Mitchell. at Various Growth Media. Supervised by PANCA DEWI MANU HARA KARTI and IWAN PRIHANTORO. Aquatic plants such as Lemna minor L. and Salvinia molesta Mitchell. were potential as feed for animal. Lemna minor L. and Salvinia molesta Mitchell. can be used as an alternative for poultry and ruminant feed. Those plants could grow well in the tropical climate. This research aims to evaluate productivity of the various of growth media and to obtain the optimal production of Lemna minor L. and Salvinia molesta Mitchell. cultivation which divided into 5 treatment with 5 replication respectively. Treatment that used in this research are control, hoagland, hyponex, compost and NPK. The parameters that analyzed in this study were total nitrogen, pH value, cover area, decrease of media volume, biomass production, dry matter, ash, organic matter, and productivity potential of Lemna minor L. and Salvinia molesta Mitchell. The research data were analyzed with a completely randomized design. The result of this study indicates that hoagland media and compost are the optimal medium for the growth of Lemna minor L. while Salvinia molesta Michell. in hoagland media. Keywords: Lemna minor L., media, Salvinia molesta Mitchell., productivity
PRODUKTIVITAS Lemna minor L. dan Salvinia Molesta Mitchell. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH
ADISTY RISNAWATI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Produktivitas Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. pada Berbagai Media Tumbuh Nama : Adisty Risnawati NIM : D24100029
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi Pembimbing I
Dr Iwan Prihantoro, SPt MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini ialah Produktivitas Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. pada Berbagai Media Tumbuh. Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. merupakan tanaman air yang tumbuh baik di iklim tropis, mudah dibudidayakan, memiliki laju pertumbuhan yang relatif cepat, serta berpotensi sebagai pakan ternak pada unggas dan ruminansia. Kedua tanaman air ini dapat ditemukan di sekitar sungai, sawah, kolam, dan danau di Indonesia. Keunggulan kedua tanaman air ini memiliki nilai kandungan protein dan mineral yang baik. Besarnya potensi Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. menjadikan kedua tanaman tersebut potensial untuk dibudidayakan menjadi suplemen hijauan pakan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi masyarakat luas dan menjadi salah satu sumbangan untuk meningkatkan keilmuan peternakan di Indonesia.
Bogor, Juli 2014 Adisty Risnawati
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 MATERI METODE 2 Lokasi dan Waktu 2 Bahan 2 Alat 2 Metode Penelitian 2 Analisis Data 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Karakteristik Media Tanam 4 Total Nitrogen Terlarut pada Media 4 Derajat Keasaman (pH) Media 5 Penyusutan Media Tanam Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. 6 Karakteristik Produktivitas 8 Luas Cover Area Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. 8 Korelasi Antara Penyusutan Media Terhadap Cover Area Tanaman 9 Produksi Biomassa Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. 10 Kandungan Bahan Kering, Abu dan Bahan Organik 11 Potensi Produksi Tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. 12 SIMPULAN DAN SARAN 13 Simpulan 13 Saran 13 DAFTAR PUSTAKA 13 LAMPIRAN 16 RIWAYAT HIDUP 28 UCAPAN TERIMA KASIH 28
DAFTAR TABEL 1 Total nitrogen pada berbagai media tanam Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. 2 Penyusutan media tanam Lemna minor L. 3 Penyusutan media tanam Salvinia molesta Mitchell. 4 Nilai luas cover area Lemna minor L. pada berbagai media 5 Nilai luas cover area Salvinia molesta Mitchell. pada berbagai media 6 Produksi biomassa Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. 7 Kandungan bahan kering, bahan organik dan abu Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. 8 Potensi produksi Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell.
5 7 7 8 8 11 12 13
DAFTAR GAMBAR 1 Nilai pH tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. 2 Korelasi antara penyusutan media terhadap luas cover area tanaman Lemna minor L. 3 Korelasi antara penyusutan media terhadap luas cover area tanaman Salvinia molesta Mitchell.
6 9 10
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Komposisi jumlah larutan stok dan final pada larutan hoagland Perhitungan penggunaan pupuk NPK ANOVA penyusutan media Lemna minor L. Uji lanjut Duncan penyusutan media Lemna minor L. ANOVA penyusutan media Salvinia molesta Mitchell. Uji lanjut Duncan penyusutan media Salvinia molesta Mitchell. ANOVA luas cover area Lemna minor L. Uji lanjut Duncan luas cover area Lemna minor L. ANOVA luas cover area Salvinia molesta Mitchell. Uji lanjut Duncan luas cover area Salvinia molesta Mitchell. ANOVA produksi biomassa segar Lemna minor L. Uji lanjut Duncan produksi biomassa segar Lemna minor L. ANOVA produksi biomassa kering Lemna minor L. Uji lanjut Duncan produksi biomassa kering Lemna minor L. ANOVA produksi biomassa segar Salvinia molesta Mitchell. Uji lanjut Duncan produksi biomassa segar Salvinia molesta Mitchell. ANOVA produksi biomassa kering Salvinia molesta Mitchell. Uji lanjut Duncan produksi biomassa kering Salvinia molesta Mitchell ANOVA bahan kering Lemna minor L. ANOVA abu Lemna minor L. Uji lanjut Duncan abu Lemna minor L. ANOVA bahan organik Lemna minor L. Uji lanjut Duncan bahan organik Lemna minor L.
16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 21 21 22 22 22 22 23 23 23 23 24
24 25 26 27 28 29 30
ANOVA bahan kering Salvinia molesta Mitchell. Uji lanjut Duncan bahan kering Salvinia molesta Mitchell. ANOVA abu Salvinia molesta Mitchell. Uji lanjut Duncan abu Salvinia molesta Mitchell. ANOVA bahan organik Salvinia molesta Mitchell. Uji lanjut Duncan bahan organik Salvinia molesta Mitchell.. Gambar Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell.
24 24 24 25 25 25 26
PENDAHULUAN Hijauan makanan ternak merupakan komponen utama bagi ternak khususnya ruminansia. Kualitas pakan hijauan di Indonesia umumnya rendah, yakni rendah protein, tinggi serat dalam bentuk lignoselulosa dan defisien mineral (Wanapat dan Rowlinson 2007). Area lahan yang digunakan untuk pengembangan hijauan terjadi persaingan dengan lahan pangan sehingga dibutuhkan alternatif lahan untuk pengembangan hijauan salah satunya dengan memanfaatkan lahan air. Potensi lahan rawa sebagai media tumbuh dapat dimanfaatkan oleh tanaman air. Luas lahan rawa lebak di Indonesia sebesar 13 283 000 ha (Alihamsyah 2004). Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. merupakan tanaman potensial yang dapat digunakan sebagai pakan ternak dengan kualitas tinggi. Lemna minor L. merupakan jenis tanaman air yang mengandung berbagai nutrisi terutama protein, serta dapat dimanfaatkan sebagai suplemen maupun pakan bagi ternak. Tanaman Lemna minor L. tergolong jenis tanaman dengan tingkat perkembangan yang cepat dan tingkat adaptasi lingkungan yang luas (Whitehead 1975), dengan kadar protein kasar sebesar 37.6% dan serat kasar 9.3% (Culley et al. 1981). Produktivitas Lemna minor L. mampu memproduksi biomassa segar pada skala budidaya sebanyak 40.678 ton ha-1 tahun-1 (Whitehead 1975). Salvinia molesta Mitchell. mampu hidup dengan baik pada kolam, danau payau, saluran irigasi dan sawah. Tanaman ini mampu menutupi permukaan air yang diam atau aliran yang lambat (Soerjani et al. 1987). Salvinia molesta Mitchell. berkembang melalui pembelahan dan mempunyai kemampuan memperbanyak diri dalam waktu yang singkat (Bangun 1982). Menurut Bangun (1988), percepatan penyebaran Salvinia molesta Mitchell. dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kemampuan memperbanyak diri secara vegetatif, mampu tumbuh dari bagian kecil tumbuhan, tidak tergantung pada perbanyakan seksual, komponen morfologisnya lebih banyak menghasilkan organ yang mampu berfotosintesis dan tidak tergantung pada kondisi substrat dan fluktuasi permukaan air. Salvinia molesta Mitchell. memiliki kandungan gizi protein kasar 15.9%, lemak kasar 2.1%, serat kasar 16.8%, kalsium 1.27%, fospor 0.001%, lysine 0.611%, methionin 0.765% dan sistin 0.724% (Rosani 2002). Produktivitas Salvinia molesta Mitchell. mampu memproduksi biomassa segar pada skala budidaya sebanyak 45.6-109.5 ton ha-1 tahun-1 (Mitchell dan Tur 1975). Produksi Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. dengan teknik terkontrol masih sangat terbatas, permasalahan mendasar belum ditemukannya formula media yang ideal dalam produksi Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell., dan terbatasnya informasi tentang produksi hijauan perairan dan kualitasnya sebagai makanan ternak, sehingga penelitian ini diarahkan pada strategi optimalisasi pengembangan tanaman air menggunakan teknik terkontrol yang diperkaya dengan mineral untuk diperoleh sumber pakan hijauan alternatif yang berprotein tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produktivitas berbagai jenis media tanam pada budidaya Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. untuk mendapatkan produksi yang optimal.
2
MATERI METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai Februari 2014 di Laboratorium Agrostologi, Laboratorium Nutrisi dan Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB dan Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan IPB.
Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell., air kolam, pupuk kompos, pupuk hyponex hijau, larutan hoagland, pupuk NPK komplit, urea, KCl, SP36, H2SO4, dan lumpur.
Alat Alat yang digunakan dalam penelitian adalah bak plastik 36.5×27×10 cm3, timbangan digital, pH meter, oven 60 °C dan 105 °C, cooling box, tanur, alat uji total Kjeldahl Nitrogen.
Metode Penelitian Persiapan Tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. diambil dari sawah di Kabupaten Ciamis, dipisahkan dari tanaman lain yang tidak sejenis, untuk mendapatkan tanaman dalam bentuk tunggal. Tanaman tersebut dijadikan sebagai bibit. Pembuatan Media Tanam Media yang digunakan sebanyak 8 liter terdiri dari air kolam sebanyak 7.2 liter (90%) dan lumpur 0.8 liter (10%) pada bak plastik berukuran 36.5×27×10 cm3. Perlakuan yang diberikan adalah: P1 = Kontrol P2 = Larutan Hoagland P3 = Pupuk Hyponex 8 g P4 = Pupuk Kompos 40 g P5 = Pupuk NPK (Urea 1.776 g, SP36 1.66 g, KCl 1 g) Pelaksanaan Penelitian Sebanyak 5 g tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. dimasukan pada media 8 liter sesuai perlakuan. Variabel yang diamati meliputi pH media, luas cover area dan penyusutan media.
3 Pengukuran Kualitas Air Pengukuran total nitrogen pada kualitas air dilakukan sebelum dan sesudah inokulasi (APHA 2012), dan pH media diukur setiap minggu menggunakan pH meter merk Adwa. Luas Cover Area dan Penyusutan Media Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. Luas cover area diukur dengan menggunakan penggaris berukuran 50 cm setiap minggu. Tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. dirapatkan dan diukur panjang × lebar dari area tanaman. Penyusutan media dihitung dengan rumus: Penyusutan = volume awal – volume akhir × 100% Volume awal Biomassa Tanaman Biomassa Lemna minor L. diukur pada minggu ke-2 dan Salvinia molesta Mitchell. diukur pada minggu ke-3. Biomassa tanaman segar disaring kemudian ditimbang secara langsung setelah ditiriskan. Biomassa kering tanaman diperoleh dengan cara dikering udarakan selama satu hari kemudian dimasukkan pada oven 105 °C merk Memmert tipe U 16 DIN 40050-IP20. Komposisi Bahan Kering, Bahan Organik dan Abu Kandungan bahan kering tanaman diperoleh dari kadar persentase bobot kering tanaman dan abu diperoleh dengan pendekatan metode AOAC 2005. Potensi Produksi Lemna minor L. dan Salvinia Molesta Mitchell. Potensi produksi biomassa segar tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. dihitung dengan melakukan perhitungan berdasarkan produksi biomassa segar hasil penelitian dikalikan dengan luas area tanam yang diinginkan untuk penanaman yaitu dengan rumus:
Analisis Data Penelitian didesain atas 5 perlakuan dan 5 ulangan. Parameter kualitas tanaman dan produksi biomassa menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) sedangkan parameter luas cover area dan penyusutan media menggunakan rancangan acak lengkap in time (Matjik et al. 2003). Model matematika rancangan acak lengkap adalah sebagai berikut: Yj μ+α +εj Keterangan: Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B) μ = nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya) α = pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor A
4 εijk
= pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij
Model matematika dalam rancangan acak lengkap in time sebagai berikut: Y j μ + α + ɤωj+ αω j+ε j Keterangan: μ = pengaruh faktor A α = pengaruh waktu ɤωj = komponen acak waktu pengamatan αω j = pengaruh interaksi faktor A dan waktu εj = komponen acak dari interaksi waktu dan perlakuan Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA), jika terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Media Tanam Media tanam sangat berperan dalam menentukan kehidupan suatu tanaman dari awal sampai akhir produksi. Media tanam adalah bahan yang digunakan untuk menanam di lapang yaitu tempat menyimpan dan melayani air serta nutrisi (Harjadi 1988). Kualitas media tanam yang diamati pada tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. meliputi total nitrogen terlarut, derajat keasaman (pH), dan penyusutan media. Total Nitrogen Terlarut pada Media Nitrogen berperan dalam penyusunan semua protein dan klorofil, koenzim dan asam-asam nukleat, serta hormon pertumbuhan seperti sitokinin dan auksin (Hanafiah 2010). Tanaman memerlukan suplai nitrogen pada semua tingkat pertumbuhan, terutama pada awal pertumbuhan. Menurut Cedergreen dan Madsen (2002), tanaman air memiliki kemampuan dalam menyerap unsur N dalam bentuk NH4+ dan NO3- melalui bagian akar dan daunnya. Struktur akar tanaman air seperti Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. dapat menyerap nutrien baik dari perairan maupun endapan, sehingga mempengaruhi tingginya serapan N, P dan unsur-unsur lainnya (Clarke 2002). Kandungan nitrogen (N) terlarut dalam media tanam mengalami penurunan pada minggu akhir penelitian, yakni pada Lemna minor L. di minggu ke-2 dan Salvinia molesta Mitchell. di minggu ke-3. Nitrogen yang hilang ≥ 98%, hal ini menunjukkan bahwa serapan nitrogen dari kedua jenis tanaman tinggi (Tabel 1). Nitrogen yang diserap digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman, antara lain pertumbuhan penting vegetatif meliputi pertumbuhan tunas, daun, dan batang (Salisbury dan Ross 1995). Total serapan nitrogen tertinggi dari Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. terdapat pada media hoagland (Tabel 1). Tinggi serapan nitrogen dari media hoagland disebabkan oleh tingginya kandungan N terlarut di media
5 hoagland dibandingkan media lainnya, ini menggambarkan bahwa status N dari media hoagland relatif mudah digunakan bagi tanaman. Hal ini sejalan dengan tingkat produksi kedua tanaman air yang optimal pada media hoagland (Tabel 6). Serapan nitrogen oleh tumbuhan air digunakan untuk pertumbuhan. Serapan nitrogen yang tinggi dapat diindikasikan dari peningkatan luas cover area tanaman dan biomassa tanaman air. Semakin tinggi serapan nitrogen maka akan semakin cepat laju pertumbuhannya (Tabel 1). Kondisi tersebut didukung dengan adanya modifikasi formula pada media hoagland yang mengandung nitrogen dalam bentuk amonium (NH4+) dan nitrat (NO3-) (Taiz dan Zeiger 2002). Tabel 1 Total nitrogen pada berbagai media tanam Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. Parameter
Total N terlarut dalam media (ppm) Awal
Lemna minor L. Lumpur 192.082 Hoagland 843.17 Hyponex 392.08 Kompos 321.626 NPK 448.87 Salvinia molesta Mitchell. Lumpur 192.082 Hoagland 843.17 Hyponex 392.08 Kompos 321.626 NPK 448.87
Akhir
Serapan Total N (ppm)
Total N serap (%)
Total N yang diserap (g)*
2.952 3.559 3.859 0.939 3.433
189.13 839.611 388.221 320.687 445.437
98.46 99.58 99.02 99.71 99.24
1.509 6.679 3.091 2.551 3.547
4.112 4.238 4.333 2.507 3.212
187.97 838.932 387.747 319.119 445.658
97.86 99.50 98.89 99.22 99.28
1.505 6.680 3.091 2.542 3.551
*Nilai total nitrogen (Tot.N) yang diserap diperoleh dengan menggunakan persamaan Total N serap (g) = [(Tot. Nawal x Volume awal media)-(Tot. Nakhir x Volume akhir media)] : 1000; Hasil analisis Laboratorium Produktivitas Lingkungan Perairan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan IPB (2013).
Derajat Keasaman (pH) Media Nilai pH (derajat keasaman) menggambarkan status kualitas air. Menurut Susana Tjutju (2009), perubahan derajat keasaman (pH) terjadi akibat berlimpahnya senyawa-senyawa kimia, baik yang bersifat polutan maupun non polutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lemna minor L. dapat tumbuh baik pada kisaran pH 4.68-7.20. Hal ini sejalan dengan penelitian Whitehead (1975), bahwa tanaman Lemna minor L. memiliki toleransi hidup pada kisaran pH 5-9 dan akan tumbuh baik pada pH 6.5-7.5 dengan temperatur 6 °C - 33 °C. Salvinia molesta Mitchell. memiliki kemampuan tumbuh pada pH 4.60-7.26 dan Salvinia molesta Mitchell. akan tumbuh maksimum pada kisaran pH 5-7.5 (Owens et al. 2005).
6
Gambar 1 Mitchell.
Nilai pH tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta
Status pH awal penelitian pada kisaran netral-agak asam, sedangkan pada akhir penelitian beberapa media menunjukkan penurunan yang tajam (Grafik 1). Menurut Day dan Underwood (2006), pH netral berada dalam kisaran 6.5-7, status asam pada pH <6.5 dan status basa pada pH basa >7. Media yang mengalami perubahan pH dari netral ke asam yaitu hyponex dan NPK. Penurunan pH dimungkinkan akibat perbedaan stabilitas unsur-unsur kimia dari komponen kimiawi antar media yang digunakan atau disebabkan oleh aktivitas respirasi. Tanaman air melakukan respirasi ada CO2 bebas yang terlarut dan berinteraksi dengan air membentuk asam H2CO3 sehingga menyebabkan penurunan pH (Efendy 2003). Berdasarkan hasil analisis media kontrol dan hoagland berada dalam kisaran pH asam. Menurut Taiz dan Zeiger (2002) bahwa hoagland menyediakan nitrogen secara seimbang antara campuran kation dan anion yang dapat memperlambat peningkatan pH secara pesat. Hasil berbeda pada media kompos yakni pH berada pada kisaran netral hingga akhir penelitian. Kompos berfungsi sebagai buffer. Kandungan kompos dalam media mencegah terjadinya keracunan Al, Fe dan Mn pada tanah masam, karena adanya kandungan bahan organik yang meningkatkan P-tersedia serta mikroorganisme pada kompos meningkatkan proses fotosintesis, modifikasi, nitrifikasi dan fiksasi N yang berperan pada pertumbuhan tanaman (Setyorini et al. 2006). Penyusutan Media Tanam Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell Ketersediaan air akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Rataan penyusutan volume media tanaman menggambarkan tingginya tingkat transpirasi tanaman dan penguapan (Tabel 2 dan Tabel 3). Faktor yang menyebabkan kehilangan air secara umum diakibatkan oleh penguapan, respirasi dan lingkungan. Penyusutan media tanaman mengalami
7 peningkatan seiring bertambahnya waktu penelitian. Hal ini disebabkan karena air digunakan untuk pertumbuhan tanaman dan penguapan. Tabel 2 Penyusutan media tanam Lemna minor L. Perlakuan Kontrol Hoagland Hyponex Kompos NPK
Minggu (%) 1 13.107±2.419a 7.517±1.724bc 5.976±2.089c 8.481±1.724bc 10.987±2.513ac
2 10.409±1.584ab 7.710±1.803bc 10.216±1.879ab 9.830±4.168ab 10.023±2.939ab
Huruf berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05)
Tabel 3 Penyusutan media tanam Salvinia molesta Mitchell. Perlakuan Kontrol Hoagland Hyponex Kompos NPK
Minggu (%) 1 2 11.951±2.419ab 11.565±2.044abc 10.023±2.219abcd 9.445±1.257 abcd 5.012±1.724e 9.445±1.724 abcd 6.939±1.429de 9.252±2.219abcd 12.143±2.419a 8.288±3.891cd
3 8.720±1.751bcd 11.419±1.056abc 11.226±3.407abc 7.179±1.429de 9.684±2.219abcd
Huruf berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05)
Penyusutan air tertinggi tanaman Lemna minor L. pada media kontrol (Tabel 2) sedangkan pada tanaman Salvinia molesta Mitchell. yaitu media NPK (Tabel 3). Penyusutan pada media kontrol dan NPK nyata (P<0.05) paling tinggi. Penyusutan media terjadi akibat adanya proses fotosintesis tanaman dan penguapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguapan sangat nyata dipengaruhi oleh luas cover area tanaman pada media (Tabel 2). Air merupakan bahan baku fotosintesis selain CO2 (Taiz dan Zeiger 2002). Luas cover area Lemna minor L. tergolong lambat pada media kontrol, penyusutan media lebih disebabkan oleh proses penguapan. Penguapan terjadi pada permukaan air (laut, danau, dan sungai), permukaan tanah (genangan air di atas tanah dan penguapan dari permukaan air tanah yang dekat dengan permukaan tanah) dan permukaan tanaman (intersepsi). Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi yang meliputi radiasi matahari, temperatur udara, kelembaban udara dan kecepatan angin (Triatmodjo 2010). Hasil berbeda dengan luas cover area Salvinia molesta Mitchell. (Tabel 3) relatif tinggi sehingga penyusutan disebabkan oleh transpirasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transpirasi adalah suhu, kecepatan angin, kelembaban tanah, sinar matahari, gradien tekanan uap. Selain itu dipengaruhi oleh faktor karakteristik tanaman dan kerapatan tanaman (Kartasapoetra dan Sutedjo 1994).
8 Karakteristik Produktivitas Karakteristik produktivitas yang diamati pada tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. meliputi luas cover area, korelasi antara penyusutan media terhadap cover area tanaman, produksi biomassa, bahan kering, abu dan bahan organik dan potensi produksi tanaman Lemna minor L dan Salvinia molesta Mitchell. Luas Cover Area Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. Percepatan tumbuh tanaman menggambarkan tingkat efektivitas tanaman di dalam berproduksi dan memanfaatkan ruang tumbuh. Pertumbuhan tanaman berkaitan erat dengan penyerapan unsur hara dari dalam media (Djukri dan Purwoko 2003). Tanaman air memiliki pertumbuhan yang cepat karena berreproduksi secara vegetatif. Tanaman Lemna minor L. memiliki rataan percepatan tumbuh yang lebih tinggi (Tabel 4) dibandingkan tanaman Salvinia molesta Mitchell. (Tabel 5). Tabel 4 Nilai luas cover area Lemna minor L. pada berbagai media Perlakuan Kontrol Hoagland Hyponex Kompos NPK
0 150.4±14.50def 137.3±20.62ef 165.5±27.95def 137.0±21.61ef 141.2±9.31ef
Minggu (%) 1 330.2±115.14bcd 481.0±247.02b 381.3±117.67bc 702.7±147.62a 240.3±85.16cdef
2 294.3±154.63cde 307.8±164.90bcde 244.5±190.20cdef 83.7±48.11f 309.7±147.14bcde
Huruf berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05)
Tabel 5 Nilai luas cover area Salvinia molesta Mitchell. pada berbagai media Perlakuan Kontrol Hoagland Hyponex Kompos NPK
0 104.0±10.98e 105.0±14.23e 111.0±12.45e 99.8±17.67e 111.35±22.42e
Minggu (%) 1 2 67.9±14.22e 203.4±75.04cd 95.4±33.69e 370.5±76.46a 70.5±24.07e 254.1±64.27bc 59.0±16.25e 201.7±33.97dc 74.8± 4.85e 322.0±135.5a
3 145.8±132.07de 285.0±96.83bc 298.8±6.75ab 98.5±31.45e 201.9±54.48cd
Huruf berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05)
Laju pertumbuhan merupakan titik dimana tanaman mulai tumbuh, apabila tanaman pada tahap ini tidak mampu tumbuh dengan baik maka pertumbuhan akan menjadi terganggu. Laju pertumbuhan tanaman memiliki spesifikasi berbeda antar jenis tanaman, lama waktu penelitian nyata (P<0.05) terhadap luas cover area. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lemna minor L. tumbuh optimal pada minggu ke-1 (Tabel 4) dan pertumbuhan optimal Salvinia molesta Mitchell. pada minggu ke-2 (Tabel 5). Efektivitas produksi tanaman digambarkan dari tingginya cover area tanaman. Secara umum, tanaman mengalami pertumbuhan dengan baik yang digambarkan dengan bertambahnya luas tumbuh tanaman di dalam media. Perbedaan media memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) pada cover area tanaman. Cover area Lemna minor L. tertinggi adalah pada media kompos yakni 702.7% sedangkan cover area tanaman Salvinia molesta Mitchell. pada
9 media hoagland sebesar 370.5% dan NPK 322%. Menurut Setyorini (2006) kompos mengandung unsur hara makro, seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K), Belerang (S), Kalsium (Ca), dan Magnesium, serta unsur hara mikro Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Klor (Cl), Boron (B), Mangan (Mn), dan Molibdenum (Mo). Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis dengan kandungan unsur hara nitrogen 15% dalam bentuk NH3, fosfor 15% dalam bentuk P2O5, dan kalium 15% dalam bentuk K2O (Hardjowigeno 1992). Hoagland mengandung unsur-unsur mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Komposisi larutan nutrisi hoagland untuk pertumbuhan tanaman terdiri atas makronutrien dan mikronutrien (Taiz dan Zeiger 2002). Berdasarkan kelengkapan nutrisi dari ketiga media yakni kompos, hoagland dan NPK, pada tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. memiliki cover area tertinggi dibandingkan dengan media kontrol dan hyponex. Korelasi Antara Penyusutan Media Terhadap Cover Area Tanaman Hasil analisis menunjukkan terdapat korelasi nyata antara total penyusutan media dengan luas cover area tanaman secara signifikan (P<0.01). Penyusutan air pada media tanam berkorelasi positif dengan luas cover area tanaman pada media. Semakin tinggi luas cover area tanaman maka volume penyusutan air semakin tinggi. Tanaman dengan luas cover area tinggi maka penggunaan air oleh tanaman semakin tinggi, akan tetapi jika luas cover area rendah namun penyusutan tinggi hal tersebut disebabkan karena adanya proses evaporasi.
Volume Penyusutan (ml)
1000
750
500
250
0 0
500
Kompos
1000
1500
Luas cover area (cm2) Hyponex Hoagland
2000
NPK
2500
Kontrol
Gambar 2 Korelasi antara penyusutan media terhadap luas cover area tanaman Lemna minor L., kompos y= 0.4708x + 297, R²= 0.6356, hyponex y= 0.4349x + 244.14, R²= 0.7273, hoagland y= 0.6277x + 179.83, R²= 0.8584, NPK y= 0.3135x + 137.18, R²= 0.7376, kontrol y= 0.308x + 167.88, R²= 0.7884; Nilai x adalah luas cover area (cm2) dan nilai y adalah volume penyusutan (ml).
10
Volume Penyusutan (ml)
1000
750
500
250
0 0
500
Kompos
1000
1500
2000
Luas cover area (cm2) Hyponex Hoagland NPK
2500
3000
Kontrol
Gambar 3 Korelasi antara penyusutan media terhadap luas cover area tanaman Salvinia molesta Mitchell., kompos y= 0.1997x + 86.278, R²= 0.8899, hyponex y= 0.3108x + 88.88, R²= 0.954, hoagland y = 0.3242x + 45.604, R²= 0.9343, NPK y =0.2575x + 59.324, R²= 0.7702, kontrol y= 0.1662x + 70.152, R²= 0.8632. Nilai x adalah luas cover area (cm2) dan nilai y adalah volume penyusutan (ml). Tanaman menggunakan air dan unsur hara yang terkandung di dalamnya untuk pertumbuhan diantaranya tanaman menggunakan air untuk transpirasi. Transpirasi merupakan proses dimana air menguap dari tanaman melalui daun ke atmosfer (Kartasapoetra dan Sutedjo 1994). Nilai determinasi didapatkan tertinggi terdapat pada media hyponex di tanaman Salvinia molesta Mitchell. sebesar 0.954 (Gambar 3). Hal tersebut diduga bahwa media hyponex mewakili keadaan lingkungan yang dibutuhkan tanaman. Produksi Biomassa Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. Produksi biomassa Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. disajikan pada Tabel 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis media nyata (P<0.05) terhadap produksi biomassa tanaman. Hasil pengukuran produksi biomassa seperti bobot segar (BS) dan bobot kering (BK) tertinggi pada tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. adalah media hoagland. Tingginya produksi biomassa pada hoagland tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. sesuai dengan luas cover area (Tabel 4 dan Tabel 5). Faktor yang menentukan produktivitas tanaman adalah fotosintesis, serapan unsur hara dan transpirasi, karena hasil fotosintesis terdeposisi dalam bentuk berat kering (Gardner et al. 1991). Media hoagland memiliki kandungan unsur hara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman khususnya Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. Menurut Cheng et al. (2002), tanaman air memiliki produktivitas yang sangat tinggi pada media dengan kandungan unsur hara optimal. Selain itu pada kondisi optimal tanaman air seperti Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. dapat menggandakan biomassanya hanya dalam waktu 2 hari (Chrismadha dan Mardiati 2012).
11 Tabel 6 Produksi biomassa Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. Perlakuan Lemna minor L. Kontrol Hoagland Hyponex Kompos NPK Salvinia molesta Mitchell. Kontrol Hoagland Hyponex Kompos NPK
Produksi Biomassa (gram)* Bahan Segar Bahan Kering 18.71±4.75c 38.37±11.0a 25.68±7.66bc 35.87±6.94ab 19.71±7.03c
0.763±0.11c 1.261±0.28a 0.891±0.29bc 1.186±0.22ab 0.757±0.25c
35.12±4.40c 50.07±4.81a 38.52±6.78bc 29.30±7.73c 45.13±10.0ab
0.524±0.09d 1.226±0.12a 0.942±0.15bc 0.764±0.10c 0.990±0.19b
*Produksi biomassa pada luas area 985.5 cm2; Huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05) *
Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Abu Faktor yang menentukan kualitas tanaman adalah fase tumbuh, kualitas air, umur tanaman, organ tanaman dan kondisi lingkungan. Kandungan nutrisi dalam media tumbuh dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman (Susetyo et al. 1969). Kandungan bahan kering, bahan organik dan abu Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. disajikan pada Tabel 7. Hasil penelitian bahan kering Lemna minor L. tidak menunjukkan beda nyata, hasil berbeda pada Salvinia molesta Mitchell. penambahan unsur hara nyata (P<0.05) meningkatkan bahan kering dibandingkan kontrol. Secara umum kandungan bahan kering Lemna minor L. berkisar 3%-4% dan Salvinia molesta Mitchell. berkisar 1%-2%. Banerjee dan Matai (1990) menyatakan bahwa 30 spesies tanaman air mempunyai nilai bahan kering sekitar 4%-16%. Lemna minor L. memiliki bahan kering 3%-14% (Whitehead 1975), sedangkan menurut Fachrudin (2012) Salvinia molesta Mitchell. memiliki bahan kering 4.11% dan pada tanaman muda bahan keringnya dapat lebih sedikit. Hasil ini menunjukkan bahwa kandungan bahan kering dari tanaman air relatif rendah dibanding sumber hijauan pakan yang umum digunakan. Kandungan bahan kering pada penelitian ini pada kisaran normal dibandingkan dengan bahan kering rumput mencapai 19.94% (Santoso et al. 2007). Produksi bahan kering suatu tanaman antara lain dipengaruhi oleh spesies tanaman, fase tumbuh, kesuburan tanah, air tanah, umur tanaman, organ tanaman, dan kondisi lingkungan (Susetyo et al. 1969). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan media nyata terhadap abu (P<0.05). Kandungan abu tanaman Lemna minor L. tertinggi pada hyponex dan hoagland, namun pada tanaman Salvinia molesta Mitchell. kandungan abu tertinggi pada media kompos. Kandungan abu Lemna minor L. berkisar 10%-21% sedangkan kandungan abu Salvinia molesta Mitchell. berkisar 16%-30%. Menurut Whitehead (1975) kandungan abu tanaman Lemna minor L. berkisar 12.3-24.8% sedangkan Salvinia molesta Mitchel. memiliki kandungan abu 10.18% (Fachrudin 2012).
12 Perbedaan media tumbuh memberikan kandungan bahan organik yang beda nyata (P<0.05). Kandungan bahan organik tertinggi Lemna minor L. pada media kontrol sedangkan pada tanaman Salvinia molesta Mitchell. kandungan bahan organik kontrol, hyponex dan NPK tidak beda nyata dibandingkan media kompos. Secara umum berdasarkan hasil penelitian kandungan abu tanaman berkisar 77%-89%. Menurut Whitehead (1975) kandungan bahan organik Lemna minor L. berkisar 75.2-87.7 % dan Salvinia molesta Mitchell. berkisar 89.82% (Fachrudin 2012). Tabel 7 Kandungan bahan kering, bahan organik dan abu Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. Perlakuan
Bahan Kering (%)*
Lemna minor L. Kontrol 4.177±0.52 Hoagland 3.396±0.62 Hyponex 3.466±0.35 Kompos 3.309±0.15 NPK 4.038±1.40 Salvinia molesta Mitchell. Kontrol 1.485±0.09b Hoagland 2.449±0.13a Hyponex 2.515±0.67a Kompos 2.707±0.51a NPK 2.257±0.62a
Abu (% BK)
Bahan Organik (% BK)
10.42±1.12c 21.56±4.03a 21.72±1.70a 18.60±0.90ab 14.95±4.85b
89.57±1.12a 78.43±4.03c 78.27±1.70c 81.39±0.90bc 85.04±4.85b
16.97±2.60b 22.46±1.79b 22.21±1.69b 30.31±4.63a 22.62±7.74b
83.02±2.60a 77.53±1.79a 77.78±1.69a 69.68±4.63b 77.37±7.74a
*
Persentase bahan kering dalam tanaman segar Lemna minor L. dan Salvinia molesta Michell.; Hasil analisis Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah (2013); Huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05).
Potensi Produksi Tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. Potensi produksi tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. per ton ha-1 tahun-1 dihitung berdasarkan biomassa tanaman pada penelitian (Tabel 8). Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi produksi bahan segar Lemna minor L. adalah 35.73-87.03 ton ha-1 tahun-1 setara dengan bahan kering yang mencapai 1.45-2.66 ton ha-1 tahun-1. Potensi produksi bahan segar Salvinia molesta Mitchell. adalah 63.37-117.57 ton ha-1 tahun-1 setara dengan bahan kering Salvinia molesta Mitchell. berkisar 1.17-2.88 ton ha-1 tahun-1. Produktivitas tertinggi pada tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. yang dihasilkan pada penelitian ini adalah media hoagland, hal ini sejalan dengan tingginya produksi biomassa segar dan kering kedua tanaman air tersebut (Tabel 6). Potensi produksi biomassa segar dan kering tertinggi ke-2 hingga terendah secara berurutan yaitu media kompos, hyponex, NPK dan kontrol. Whitehead (1975) menyatakan Lemna minor L. dapat menghasilkan produksi biomassa segar pada budidaya 40.678 ton ha-1 tahun-1, sedangkan Salvinia molesta Mitchell. menurut Mitchell dan Tur (1975) mencapai 45.6-109.5 ton ha-1 tahun-1.
13 Tabel 8 Potensi produksi tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. Potensi Produksi Biomassa Bahan Segar Bahan Kering -1 -1 ---------------------ton ha tahun -----------------------
Perlakuan Lemna minor L. Kontrol Hoagland Hyponex Kompos NPK Salvinia molesta Mitchell. Kontrol Hoagland Hyponex Kompos NPK
35.73±12.39 87.03±28.77 53.90±20.00 80.42±18.11 38.31±18.38
1.45±0.36 1.45±0.77 1.87±0.74 2.66±0.57 1.45±0.63
63.37±20.18 117.57±12.59 87.43±17.70 104.63±26.20 78.53±11.45
1.64±0.31 2.88±0.33 2.13±0.34 2.29±0.47 1.17±0.23
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tanaman Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. memiliki produktivitas dan respon berbeda terhadap jenis media tanam. Media yang memiliki produktivitas tertinggi pada tanaman Lemna minor L. adalah media hoagland dan kompos serta untuk tanaman Salvinia molesta Mitchell. adalah media hoagland. Saran Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk petani menggunakan media kompos untuk budidaya Lemna minor L. dan Salvinia molesta Mitchell. sedangkan untuk skala industri yaitu menggunakan media hoagland. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai produktivitas tanaman berdasarkan intensitas cahaya dan uji kualitas nutrisi secara in vitro dan in vivo.
DAFTAR PUSTAKA Alihamsyah T. 2004. Potensi dan pendayagunaan lahan rawa untuk peningkatan produksi padi. Di dalam: Wayan Sudana, editor. Potensi dan Prospek Lahan Rawa Sebagai Sumber Produksi Pertanian; 2004; Jakarta: Indonesia. Jakarta (ID): Badan Litbang Pertanian. Banerjee A, Matai S. 1990. Composition of India aquatic plants inrelation to utilization as animal forage. J. Aquat. Plant Manage. 2: 69-73.
14 Bangun P. 1982. Persaingan kayambang Salvinia molesta dengan tanaman padi. J penel pertan. 2 (2): 64-67. Bangun P. 1988. Pemanfaatan kayambang untuk mengendalikan gulma pada padi sawah. J penel pertan. 2 (2): 64-67. Cedergreen N, Madsen TV. 2002. Nitrogen uptake by the floating macrophyte Lemna minor L. New Phytology. 155 (2): 285–292. Cheng J, Landesman L, Bergmann BA, Classen JJ, Howard JW, Yamamoto YT. 2002. Nutrient removal from swine lagoon liquid by Lemna minor L. 8627. Transact of the ASAE. 45 (4): 1003–1010. Chrismada T, Mardiyati Y. 2012. Uji tumbuh Lemna (Lemna perpusilla Torr) dan penyerapan unsur hara dalam media air waduk Saguling. Osean dan Limnol di Indones. 38 (3): 369-376. Clarke SJ. 2002. Vegetation growth in rivers: influences upon sediment and nutrient dynamics. Progress in physic geo. 26 (2): 159-172. Culley DD, Rejmankova E, Kvet J, Frye JB. 1981. Production chemical quality and use of duckweeds (Lemnaceae) in aquaculture, waste management and animal feeds. J. Worldmaeiculture Soc. 12 (2): 27-49. Day RA, Underwood AL. 2002. Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta (ID): Gramedia. Djukri, Purwoko BS. 2003. Pengaruh naungan paranet terhadap sifat toleransi tanaman talas (Colocasia esculenta (L.) Schott). JIPI. 10 (2): 17-25. Epstein E. 1972. Mineral Nutrition of Plants: Principles and Perspective. New York (US): Willey. Effendy H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta (ID): Kanisius. Fachrudin R, Fathul F, Liman. 2012. Evaluasi kandungan zat-zat makanan Salvinia molesta di Waduk Batu Tegi kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamanus. JIPT. 1 (1): 1-5 Gardner FP, Perace RB, Mitchell RL. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah: Susilo H. Jakarta (ID): UI Pr. Hanafiah KA. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada. Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Mediyatama Sarana Perkasa. Harjadi S. 1988. Pengantar Agronomi. Jakarta (ID): Gramedia. Kartasapoetra AG, Sutedjo MM, 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Matjik AA dan Sumertajaya M. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid 1. Bogor (ID): IPB Pr. Mitchell DS dan Tur NM. 1975. The rate of growth of Salvinia molesta (S. auriculata Auct.) in laboratory and natural conditions. J. Appl Ecol. 12: 213225. Owens CS, Smart RM, Honnell DR, Dick GO. 2005. Effects of pH on growth of Salvinia molesta Mitchell. J Aquat Plant Man. 43: 34-38. Rosani U. 2002. Performa itik lokal jantan umur 4-8 minggu dengan pemberian kayambang (Salvinia molesta) dalam ransumnya [skripsi]. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Salisbury FB dan Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung (ID): ITB Pr.
15 Santoso B, Lekitoo MN, Umiyati. 2007. Komposisi kimia dan degradasi nutrien silase rumput gajah yang diensilase dengan residu daun teh hitam. J. Animall Prod. 9 (1): 265-273. Soerjani M, Kostermans AJGH, Tjitrosoepomo G. 1987. Weed of rice in Indonesia. Jakarta (ID): Balai Pustaka. Susan. 2003. Water quality education specialist. University of Nevada cooperative ektention; Nevada Departement of Agriculture. Susana T. 2009. Tingkat keasaman (pH) dan oksigen terlarut sebagai indikator kulaitas perairan sekitar muara sungai Cisadane. J Tek Lingk. 5 (2): 33-39. Setyorini D, Saraswati R, Anwar EK. 2006. Kompos. Di dalam: Simanungkalit RDM, Suriadikarta DA, Saraswati R, Setyorini D, Hartatik W, editor. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati; 2006; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian. hlm 113-140. Taiz L, Zeiger E. 2002. Plant Physiology. New York (US): The Benjamin Cummings Publishing Company. Triatmodjo B. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta (ID): Beta Offset. Wanapat M, Rowlinson P. 2007. Nutrition and feeding of swamp buffalo: feed resources and rumen approach. J Anim Sci. 5 (2): 67-73. Whitehead AJ. 1975. Experimental culture of Duckweed (Lemnaceae) for treatment of domestic sewage [tesis]. Victoria (US): Victoria Univ.
16
LAMPIRAN Lampiran 1 Komposisi jumlah larutan stok dan final pada larutan hoagland
Komposisi Makromineral KNO3 CaSO4 NH4H2PO4 MgSO4.7H2O Mikromineral KCl H2BO3 MnSO4.H2O ZnSO4.7H2O CuSO4.5H2O H2MoO4(85% MoO3) FeCl3 EDTA
Jumlah larutan stok per L larutan final (mL)
Bobot molekul
Konsentrasi larutan stok
Jumlah larutan stok
(g mol-1)
(mM)
(gL-1)
101.1 172.17 115.08
1000 1000 1000
101.1 172.17 115.08
6.0 4.0 2.0
246.48
1000
246.48
1.0
74.55 61.83 169.01 287.54 249.68 161.97 270.32 292.25
25.0 12.5 1.0 1.0 0.25 0.25 64 64
1.864 0.773 0.169 0.288 0.062 0.040 17.300 18.704
2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 0.3-1.0 0.3-1.0
Sumber: Epstein (1972)
Lampiran 2 Perhitungan penggunaan pupuk NPK Pupuk NPK Urea (Dosis: N dalam urea 200 kg ha-1) Top soil umumnya memiliki kedalaman 20 cm dari permukaan tanah, dimana 1 ha setara 2×106 kg tanah, maka:
SP36 (Dosis: P2O5 dalam SP36 150 kg ha-1) Top soil umumnya memiliki kedalaman 20 cm dari permukaan tanah, dimana 1 ha setara 2×106 kg tanah, maka:
17
KCl (Dosis: K2O dalam KCl 150 kg ha-1) Top soil umumnya memiliki kedalaman 20 cm dari permukaan tanah, dimana 1 ha setara 2×106 kg tanah, maka:
Lampiran 3 ANOVA penyusutan media Lemna minor L. SK Perlakuan Media r(media) Minggu r(minggu) media*minggu Galat Total
JK 207.510 117.282 19.507 0.003 0.595 67.879 210.993 418.504
db 15 4 5 1 1 4 34 49
KT 13.834 29.320 3.901 0.003 0.595 16.970 6.206
F 2.23 4.72 0.63 0.01 0.10 2.73
Sig. 0.026 0.004 0.680 0.952 0.759 0.045
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 4 Uji lanjut Duncan penyusutan media Lemna minor L.
B B B B B B B B
Rataan pada huruf yang sama tidak berbeda nyata Kelompok Duncan Rataan n A 13.107 5 A 10.987 5 A 10.409 5 A 10.216 5 A 10.023 5 A 9.83 5 C 8.481 5 C 7.71 5 C 7.517 5 C 5.976 5
Interaksi p5m1 p4m1 p5m2 p2m2 p4m2 p1m2 p1m1 p3m2 p3m1 p2m1
Mean=rataan; N=jumlah perlakuan; p1=kompos, p2=hyponex, p3=hoagland, p4=NPK, p5=kontrol; m1=minggu ke-1. m2=minggu ke-2.
18 Lampiran 5 ANOVA penyusutan media Salvinia molesta Mitchell. SK Perlakuan Media r(media) Minggu r(minggu) media*minggu Galat Total
JK 318.084 94.194 13.034 12.873 12.743 195.299 266.985 585.069
db 21 4 5 2 2 8 53 74
KT 15.147 23.549 2.607 6.436 6.372 24.412 5.037
F 3.01 4.67 0.52 1.01 1.26 4.85
Sig. 0.001 0.003 0.762 0.498 0.291 0.000
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 6 Uji lanjut Duncan penyusutan media Salvinia molesta Mitchell. Rataan pada huruf yang sama tidak berbeda nyata Kelompok Duncan Rataan n B B B B B B B B B B
D D D D D D D D D
A A A A A A A A A A
E E E
C C C C C C C C C C
12.143 11.951 11.565 11.419 11.226 10.023 9.684 9.445 9.445 9.252 8.721 8.288 7.179 6.939 5.012
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Interaksi p4m1 p5m1 p5m2 p3m3 p2m3 p3m1 p4m3 p3m2 p2m2 p1m2 p5m3 p4m2 p1m3 p1m1 p2m1
Mean=rataan; N=jumlah perlakuan; p1=kompos, p2=hyponex, p3=hoagland, p4=NPK, p5=kontrol; m1=minggu ke-1. m2=minggu ke-2,m3=minggu ke-3
19 Lampiran 7 ANOVA luas cover area Lemna minor L. SK Perlakuan Media r(media) Minggu r(minggu) media*minggu Galat Total
JK 1997356.558 68977.313 37096.008 456982.666 137791.703 742794.527 746654.488 2744011.047
db 21 4 5 2 2 8 53 74
KT 95112.217 17244.328 7419.202 228491.333 68895.852 92849.316 14087.821
F 6.75 1.22 0.53 3.32 4.89 6.59
Sig. 0.000 0.312 0.755 0.232 0.011 0.000
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 8 Uji lanjut Duncan luas cover area Lemna minor L.
C C C C C C C
Rata-rata pada huruf yang sama tidak berbeda nyata Kelompok Duncan Rataan n A 702.7 5 B 481 5 B 381.3 5 B D 330.2 5 E B D 309.7 5 E B D 307.8 5 E D 294.3 5 E F D 244.5 5 E F D 240.3 5 E F D 165.5 5 E F D 150.4 5 E F 141.2 5 E F 137.3 5 E F 137 5 F 83.7 5
Interaksi p1m1 p3m1 p2m1 p5m1 p4m2 p3m2 p5m2 p2m2 p4m1 p2m0 p5m0 p4m0 p3m0 p1m0 p1m2
Mean=rataan; N=jumlah perlakuan; p1=kompos, p2=hyponex, p3=hoagland, p4=NPK, p5=kontrol; m0=minggu ke-0, m1=minggu ke-1. m2=minggu ke-2
20 Lampiran 9 ANOVA luas cover area Salvinia molesta Mitchell. SK Perlakuan Media r(media) Minggu r(minggu) media*minggu Galat Total
JK 913758.783 132550.425 13582.181 614761.273 20230.169 132634.740 252525.655 1166284.438
db 27 4 5 3 3 12 72 99
KT 33842.918 33137.606 2716.436 204920.424 6743.388 11052.895 3507.301
F 9.65 9.45 0.77 58.43 1.92 3.15
Sig. 0.000 0.000 0.571 0.000 0.134 0.001
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 10 Uji lanjut Duncan luas cover area Salvinia molesta Mitchell. Rata-rata pada huruf yang sama tidak berbeda nyata Kelompok Duncan Rataan n Interaksi B B B B D D D D
A A A C C C C C E E E E E E E E E E E E
370.5 322 298.8 285 254.05 203.4 201.9 201.7 145.8 111.35 111 105 104 99.8 98.5 95.4 74.85 70.55 67.9 59
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
p3m2 p4m2 p2m3 p3m3 p2m2 p5m2 p4m3 p1m2 p5m3 p4m0 p2m0 p3m0 p5m0 p1m0 p1m3 p3m1 p4m1 p2m1 p5m1 p1m1
Mean=rataan; N=jumlah perlakuan; p1=kompos, p2=hyponex, p3=hoagland, p4=NPK, p5=kontrol; m0=minggu ke-0, m1=minggu ke-1. m2=minggu ke-2,m3=minggu ke-3
21 Lampiran 11 ANOVA produksi biomassa segar Lemna minor L. SK Perlakuan Galat Total
JK 1646.846 1201.833 2848.679
db 4 20 24
KT 411.712 60.092
F 6.851
Sig. 0.001
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 12 Uji lanjut Duncan produksi biomassa segar Lemna minor L. Alpha = 0.05
Perlakuan
n
Kontrol
5
18.7140
NPK
5
19.7120
Hyponex
5
25.6880
Kompos
5
Hoagland
5
1
2
3
25.6880 35.8700
35.8700 38.3780
Sig.
0.193
0.051
0.615
Lampiran 13 ANOVA produksi biomassa kering Lemna minor L. Perlakuan Galat Total
JK 1.127 1.170 2.298
db 4 20 24
KT 0.282 0.059
F 4.817
Sig. 0.007
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 14 Uji lanjut Duncan produksi biomassa kering Lemna minor L. Alpha = 0.05
Perlakuan
n
NPK
5
0.7572
Kontrol
5
0.7638
Hyponex
5
0.8916
Kompos
5
Hoagland
5
Sig.
1
2
3
0.8916 1.1860
1.1860 1.2614
0.417
0.069
0.628
22 Lampiran 15 ANOVA produksi biomassa segar Salvinia molesta Mitchell. SK Perlakuan Galat Total
JK 1338.002 997.181 2335.182
db
KT 334.500 49.859
4 20 24
F 6.709
Sig. 0.001
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 16 Mitchell.
Uji lanjut Duncan produksi biomassa segar Salvinia molesta Alpha = 0.05
Perlakuan
n
Kompos
5
29.3020
Kontrol
5
35.1280
Hyponex
5
38.5200
NPK
5
Hoagland
5
1
2
3
38.5200 45.1320
45.1320 50.0780
Sig.
0.064
0.154
0.281
Lampiran 17 ANOVA produksi biomassa kering Salvinia molesta Mitchell. SK Perlakuan Galat Total
JK 1.378 0.403 1.781
db 4 20 24
KT 0.344 0.020
F 17.082
Sig. 0.000
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 18 Uji lanjut Duncan produksi biomassa kering Salvinia molesta Mitchell. Alpha = 0.05
Perlakuan
n
Kontrol
5
Kompos
5
0.7648
Hyponex
5
0.9428
NPK
5
Hoagland
5
Sig.
1
2
3
4
0.5242 0.9428 0.9908 1.2264 1.000
0.061
0.599
1.000
23 Lampiran 19 ANOVA bahan kering Lemna minor L. SK Perlakuan Galat Total
JK 3.194 11.197 14.391
db 4 20 24
KT 0.799 0.560
F 1.426
Sig. 0.262
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 20 ANOVA abu Lemna minor L. SK Perlakuan Galat Total
JK 460.634 179.573 640.207
db 4 20 24
KT 115.158 8.979
F 12.826
Sig. 0.000
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 21 Uji lanjut Duncan abu Lemna minor L. Alpha = 0.05
Perlakuan
n
Kontrol
5
NPK
5
14.9560
Kompos
5
18.6036
Hoagland
5
21.5634
Hyponex
5
21.7242
Sig.
1
2
3
10.4224
1.000
18.6036
0.069
0.134
Lampiran 22 ANOVA bahan organik Lemna minor L. SK Perlakuan Galat Total
JK 460.634 179.573 640.207
db 4 20 24
KT 115.158 8.979
F 12.826
Sig. 0.000
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
24 Lampiran 23 Uji lanjut Duncan bahan organik Lemna minor L. Alpha = 0.05
Perlakuan
n
Hyponex
5
78.2758
Hoagland
5
78.4366
Kompos
5
81.3964
NPK
5
Kontrol
5
1
2
3
81.3964 85.0440 89.5776
Sig.
0.134
0.069
1.000
Lampiran 24 ANOVA bahan kering Salvinia molesta Mitchell. SK Perlakuan Galat Total
JK 4.491 4.553 9.044
db 4 20 24
KT 1.123 0.228
F 4.932
Sig. 0.006
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 25 ANOVA bahan kering Salvinia molesta Mitchell. Perlakuan
Alpha = 0.05
n
1
2
Kontrol
5
1.4858
NPK
5
2.2574
Hoagland
5
2.4500
Hyponex
5
2.5158
Kompos
5
2.7072
Sig.
1.000
0.186
Lampiran 26 ANOVA abu Salvinia molesta Mitchell. Perlakuan Galat Total
JK 454.255 377.690 831.946
db 4 20 24
KT 113.564 18.885
F 6.0136
Sig. 0.002
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
25 Lampiran 27 Uji lanjut Duncan abu Salvinia molesta Mitchell. Alpha = 0.05
Perlakuan
n
Kontrol
5
16.9768
Hyponex
5
22.2104
Hoagland
5
22.4650
NPK
5
22.6276
Kompos
5
1
2
30.3182
Sig.
0.072
1.000
Lampiran 28 ANOVA bahan organik Salvinia molesta Mitchell. SK Perlakuan Galat Total
JK 454.255 377.691 831.946
db 4 20 24
KT 113.564 18.885
F 6.0136
Sig. 0.002
SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F, Sig: signifikansi.
Lampiran 29 Uji lanjut Duncan bahan organik Salvinia molesta Mitchell. Alpha = 0.05
Perlakuan
n
Kompos
5
NPK
5
77.3724
Hoagland
5
77.5350
Hyponex
5
77.7896
Kontrol
5
83.0232
Sig.
1
2
69.6818
1.000
0.072
26 Lampiran 30 Gambar hasil penelitian Lemna minor L selama 2 minggu dan Salvinia molesta Mitchell. selama 3 minggu
Lemna minor L. pada media kontrol
Salvinia molesta Mitchell. pada media kontrol
Lemna minor L. pada media hoagland
Salvinia molesta Mitchell. pada media hoagland
Lemna minor L. pada media hyponex
Salvinia molesta Mitchell. pada media hyponex
Lemna minor L. pada media kompos
Salvinia molesta Mitchell. pada media kompos
27
Lemna minor L. pada media NPK
Salvinia molesta Mitchell. pada media NPK
28
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Adisty Risnawati lahir di Ciamis tanggal 18 Mei 1992 merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Kuswara Suwarman dan Ibu Lilis Kurniasih. Penulis menyelesaikan sekolah dasar di SD Negeri 6 Ciamis tahun 1998-2004, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Ciamis hingga tahun 2007, kemudian sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Ciamis 2007-1010. Tahun 2010 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah asal Ciamis (PMGC) 2010-2012, organisasi Century Institut Pertanian Bogor periode 2010-2012, Forum Silaturahmi Mahasiwa ESQ IPB 2010-2012, Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (HIMASITER) sebagai kepala biro Pengembangan Potensi Sumber Daya Mahasiwa 2011-2013, serta aktif dalam berbagai kepanitiaan di divisi acara, antara lain: Seminar Kewirausahaan Century (2011), Internasional Feed Seminar (2012), IPB Art Contest (2012), Workshop Pakan Kelinci (2012), Masa Perkenalan Fakultas Peternakan (2012).
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Panca Dewi MHK, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing utama, Dr. Iwan Prihantoro, S.Pt M.Si selaku pembimbing anggota dan panitia seminar, atas bimbingan, arahan, dan masukan selama penelitian hingga akhir penulisan. Terimakasih kepada Ir M. Agus Setiana, MS selaku dosen pembahas seminar hasil penelitian pada tanggal 17 April 2014, Ir Asep Tata Permana, M.Sc dan Ir Hj Komariah M.Si selaku dosen penguji serta Dr Ir Lilis Khotijah M.Si selaku dosen panitia pada ujian sidang tanggal 7 Juli 2014. Penulis mengucapkan terima kasih kepada papa, mama, a Arli, adik Annisa, nenek atas doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada tim penelitian (Lisa Adiyanti), keluarga besar laboratorium Agrostologi (Pak Agustinus, Ka Dhani, Ka Rima, Ka Neti, Fransiska), keluarga besar INTP 47, sahabat terdekat (Ai Fani, Piya, Maulina, Ridha Rianti, Nunik, Amah Opi, Luthfi, M Arfiansyah, Khuluq) atas bantuan selama penelitian. Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dikti pada program BOPTN Hibah Dosen Muda yang telah mendanai penelitian ini.