90
Unmas Denpasar
PRODUCTIVITY AND PROFITS FARMING SYSTEMS ACQUIRED THROUGH USE OF FACTOR ON INTEGRATED AGRICULTURAL SYSTEMS Ni Putu Sukanteri Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Email:
[email protected]
ABSTRACT The agricultural sector is one of the main sectors of agriculture and food production . Agriculture is very important because it has a contribution in the achievement of national economic development objectives .The research objective To determine the amount of use of production factors and to determine farm productivityBased on the results of the discussion of the research that has been conducted on a group Suka Mandiri has implemented an integrated farming system since 2014 utuk wetlands.It is known that farm profits earned Rp 17,925,570.00 with R / C ratio of 2.22 . This means that for every 100 rupees spent in an early farming activities will gain acceptance by Rp 222 at the end of business activity. The average use of production factors in the study area for the seed at 30 kg / ha , for the use of urea fertilizer at 200kg / ha , NPK fertilizer application of 300 kg / ha and the use of organic fertilizers amounted to 2000kg / ha. Workforce consisted of labor within the family and outside the family labor . The use of family labor by 54 person-days per ha and the use of labor from outside the family for 125 HOK. he productivity of rice farming were obtained at 7.6 tonnes / ha . Value of integrated agricultural program effectiveness in improving the productivity of rice amounted to 133.39 % thereby promoting agricultural integration program that is applied to farmer groups Suka implemented very effectively exceeded the target set by the government in an effort to increase rice productivity. Keywords: productivity,integrated faming.
PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama sebagai penghasil pangan. Pertanian menjadi sangat penting karena mempunyai kontribusi dalam pencapaian tujuan pembangunan perekonomian nasional karena Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar masyarakat indonesia adalah petani. Sektor pertanian masih memegang peranan penting karena sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap produk domesti k bruto (PDB), sektor pertanian lapangan kerja yang tinggi dalam penyerapan angkatan kerja, selain itu sektor pertanian mampu menyediakan keragaman pangan sehingga sektor pertanian mempengaruhi konsumsi dan gisi masyarakat.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
91
Unmas Denpasar
Sektor pertanian di Bali menurut badan pusat statistik provinsi Bali 2015 menunjukkan bahwa kabupaten tabanan merupakan jumlah produksi padi terbesar di Bali dalam kurun waktu 2009 sampai dengan 2014. Jumlah produksi padi di Kabupaten Tabanan sejak lima tahun terakhir berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali tahun 2015 yaitu tahun 20014 sebesar 214.203 ton, produksi padi tahun 2013 sebesar 233.681 ton, produksi padi tahun 2012 sebesar 222.706 ton. Produksi padi tahun 2011 di kabupaten tabanan sebesar210.762 dan produksi padi di tahun 2010 sebesar 223.256. Jumlah produksi padi menunjukkan fluktuasi produksi disebabkan masalah yang timbul selama kurun waktu tersebut. Adapun masalah yang di hadapi antara lain alih fungsi lahan, banyaknya tenaga kerja pertanian beralih ke pekerjaan lain, kualitas tenaga kerja pertanian tidak memadai, persediaan lahan yang semakin sempit.masalah lain yang dihadapi oleh petani dalam produksi pertanian meliputi masalah faktor produksi usahatani meliputi tingginya harga pupuk , semakin mahalnya angkos tenaga kerja pertanian, mahalnya alat-alat penunjang kerja pertanian seperti traktor dan mesin pencukur rumput. Kondis tersebut menyebabkan petani mengalami kesulitan dalam meningkatan produksinya, sehingga hasil yang diperoleh hanya sesuai modal yang dimiliki petani. Dalam proses produksi diperlukan sejumlah faktor produksi tertentu. Dalam usahatani faktor produksi yang digunakan selain tanah adalah bibit, pupuk, obat-obatan serta sejumlah tenaga kerja (Soekartawi, 1991) Untuk merangsang petani dalam meningkatkan hasil produksi pertanian berbagai bentuk bantuan dan pelatihan telah dilakukan oleh pemerintah khususnya di Provinsi Bali, pemerintah telah memberikan bantuan berupa upaya khusus yang dilakukan untuk pengembangan padi dan jagung (upsus pajale). Bantuan pemerintah dalam upaya merangsang petani berupa program integrasi pertanian (SIMANTRI ) yang bertujuan untuk merangsang petani mengolah limbah pertanian untuk di manfaatkan lagi untuk produksi pertanian sehingga dapat menekan biaya pembelian faktor produksi. Agar sasaran pembangunan pertanian mampu memberikan kontribusi yang nyata maka pemerintah telah memberikan berbagai bantuan untuk merangsang agar petani mempunyai inovasi yang tinggi dalam menciptakan produksi yang baik, dalam upaya meningkatkan produksi pertanian pemerintah provinsi Bali telah memberikan bantuan peningkatan produksi pertanian di Desa Megati melalui sistem pertanian terintegrasi tahun 2014. SIMANTRI adalah upaya terobosan dalam mempercepat adopsi alih teknologi pertanian kepada masyarakat perdesaan. SIMANTRI mengintegrasikan kegiatan sektor pertanian dengan sektor pendukungnya, baik secara vertikal maupun horizontal, sesuai dengan potensi setiap wilayah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal yang ada. Inovasi teknologi yang diintroduksikan berorientasi untuk menghasilkan produk pertanian organik dengan pendekatan ”pertanian tekno ekologis ”. Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada pengembangan usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan empat F (food = pangan, feed = pakan, fertilizer = pupuk, dan fuel = bahan bakar). Kegiatan utama adalah mengintegrasikan usaha budi daya tanaman dan ternak, yaitu limbah tanaman diolah untuk pakan bermutu (makanan ternak) dan cadangan
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
92
Unmas Denpasar
pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah menjadi biogas, pupuk organik, dan biopestisida (Wisnuardhana, 2009). Dinas pertanian dan tanaman pangan provinsi Bali telah menetapkan Kelompok Tani Ternak Suka Mandiri merupakan salah satu kelompok tani yang menerima bantuan dana hibah SIMANTRI 2014. Kelompok Tani Suka Mandiri merupakan salah satu kelompok tani berlokasi di kecamatan selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan. Kelompok ini menerapkan sistem pola tanam padi palawija yang mempunyai anggota 24 orang. Berdasarkan latar belakang di atas perlu diadakan penelitian mengenai analisis keuntungan dan analisis fungsi produksi dalam upaya mendapatkan informasi sumberdaya yang terbatas dikelola dengan baik agar memperoleh produksi maksimum yang dalam kenyataannya terdapat penggunaan faktor produksi yang di pengaruhi faktor ketidaktentuan. Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah keuntungan usahatani pada kelompok tani Suka Mandiri?, (2) Bagaimanakan penggunaan faktor produksi pada kelompok tani suka mandiri?, (3) Bagaimanakan produktifitas usahatani kelompok tani suka mandiri? METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Suka Mandiri, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan JanuariMei 2016. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling (sengaja) karena didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut. 1. Kelompok Tani Suka Mandiri merupakan kelompok yang menerima bantuan program Simantri 2014 berupa pengadaan ternak secara koloni dan pendampingan dari dinas pertanian tanaman pangan provinsi Bali. 2. Belum adanya penelitian terkait dilokasi ini sehingga perlu dikaji mengingat Kabupaten Tabanan merupakan daerah penghasil beras di Bali dan program Simantri merupakan kebijakan baru dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang dapat diukur dengan pasti, sedangkan data kualitatif merupakan data yang pengukurannya tidak eksak benar (Soekartawi, 2006). Data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi data: karakteristik petani yang terdiri dari luas garapan petani, usia petani, jumlah anak yang ditanggung oleh petani, lama pengalaman usahatani, dan lama pendidikan formal petani, jumlah penggunaan dan harga faktor produksi yang terdiri dari bibit padi, pupuk urea, pupuk NPK, pestisida, dan data hasil produksi padi data kualitatif dalam penelitian ini meliputi: karakteristik status kepemilikan lahan petani, data gambaran umum lokasi penelitian,
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
93
Unmas Denpasar
Sumber data Sumber data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh langsung dari petani padi di lokasi penelitian. Dalam hal ini data yang didapatkan memiliki keterkaitan dengan penelitian ini seperti data karakteristik usahatani, jumlah penggunaan faktor produksi, dan hasil produksi usahatani padi Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber literatur. Dalam hal ini data yang didapatkan memiliki keterkaitan dengan penelitian ini seperti data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi di Bali tahun 2009 sampai dengan 2014, data Dinas Pertanian Provinsi Bali berupa data penerima bantuan. Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah dari anggota (sampel) secara keseluruhan (Soekartawi, 2006). Populasi yang dalam penelitian ini yaitu petani yang terdaftar dalam anggota kelompok tani. Petani yang tercatat dalam buku keanggotaan Kelompok tani Suka Mandiri sampai tahun 2015 tercatat 21 orang. Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang terpilih sebagai objek pengamatan (Soekartawi, 2006). Teknik dalam pengambilan sampel mempergunakan teknik sensus sampling yang berarti semua individu dalam populasi dipilih menjadi anggota sampel (Soekartawi, 2006). Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu sebanyak 21 petani. Variabel dan Pengukuran Variabel Variabel, indikator, parameter, dan pengukuran variabel penelitian ini secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran Variabel Variabel Indikator Parameter Pengukuran Bibit
Jumlah penggunaan bibit padi Kilogram/are per luas garapan
Pupuk urea
Jumlah penggunaan pupuk Kilogram/are urea per luas garapan
Pupuk NPK
Jumlah penggunaan pupuk Kilogram/are NPK per luas garapan
Pestisida
Jumlah penggunaan pestisida Liter/are per luas garapan
Hasil Produksi (Y)
Total produksi padi per luas Kilogram/are garapan
Faktor Produksi
Output Produksi
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
94
Unmas Denpasar
Penerimaan Total Keuntungan Biaya total
Jumlah produksi padi, ternak Harga x dan jagung produksi Jumlah biaya produksi padi, ternak dan jagung
Hasil
Metode Analisis Data Analisis Keuntungan Keuntungan dapat diformulasikan sebagai berikut ( Soekartawi, 1991) Kt = PrT-B Karena PT adalah produksi total dikalikan harga dan biaya produksi adalah banyaknya input dikalikan harganya sehingga persamaannya dapat ditulis. Kt = Py.Y- (Px1+Px2+...Pxn) Dimana Px = Harga produksi Y = Produksi Px1...n = harga input X1 X1 = jumlah input Kt = Keuntungan Analisis Pendapatan usahatani pada kelompok tani Suka Mandiri diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu proses produksi. Sedangkan total penerimaan dari produksi dikalikan dengan harga produksi. Untuk mencari pendapatan dalam perhitunagn menggunakan cash flow. In flow atau penerimaan dan out flow atau biaya produksi. Pendapatan = in flow ( Penerimaan ) – out flow (Biaya Produksi) (Soekartawi, 1991) c. R/C ratio R/C ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya. Apabila : R/C ratio< 1 artinya usaha tani belum mendapatkan keuntungan R/C ratio = 1 artinya usahatani tidak mendapat keuntungan dan tidak mengalami kerugian R/C ratio > 1 artinya usahatani memberikan keuntungan (Soekartawi, 1991) Produktivitas dan Efektivitas program sistem Pertanian terintegrasi Efektivitas merupakan ukuran yang menggambarkan sejauhmana sasaran dapat dicapai (Atmosoeprapto, 2002. dalam Suwarthiani 2014). Tujuan meningkatkan produktivitas padi sebesar 0,3 ton/hektar. Rumus untuk mengukur tingkat efektivitas dalam pencapaian tujuan atau sasaran yaitu: (Subagyo, 2000. dalam Budiani 2009). R Efektivitas Program = x 100% …………………………………...(4) T Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
95
Unmas Denpasar
Dimana: R = Realita produktivitas padi (ton/hektar) T = Target produktivitas padi (ton/hektar)
Untuk mengukur efektivitas usahatani padi dalam meningkatkan produktivitas padi sebesar 0,3 ton/hektar digunakan standar acuan yang ditetapkan oleh Litbang Depdagri (1991. dalam Budiani 2009). Adapun standar acuan untuk mengukur efektivitas dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Standar Acuan Pengukuran Efektivitas Produktivitas Padi Rasio Efektivitas (%) Tingkat Capaian Di bawah 40 Sangat tidak efektif 40 - 59,99 Tidak efektif 60 - 79,99 Cukup efektif Di atas 80 Sangat efektif Sumber: Litbang Depdagri (1991. dalam Budiani 2009). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karekteristik Anggota Kelompok Tani Suka Mandiri Faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakankegiatan usahatani yaitu usia petani. Kemampuan seseorang dapat dilihat dari usia yang dapat dijadikan tolak ukur dalam menentukan aktivitas seseorang dalam bekerja. Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok tani Suka Mandiri diperoleh bahwa usia petani tergolong produktif, sebesar 90,48 persen usia petani berada pada usia antara 15 sampai 60 tahun. Sisanya sebesar 9,52 persen petani berada pada usia non produktif . Hal ini menunjukkan bahwa pada usia produktif kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal dan mampu bekerja dengan baik serta maksimal dalam mengadopsi teknologi pertanian. Usia petani dalam kelompok tani Suka Mandiri dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 3. Usia anggota kelompok Tani Suka Mandiri No Umur (tahun) Jumlah Orang Persentase 1 < 15 Tahun 0 0,00 2 15-60 Tahun 19 90,48 3 > 60 Tahun 2 9,52 Jumlah 21 100,00 Pendidikan Formal Pendidikan formal merupakan salah satu peran penting dalam meningkatkan pengetahuan seseorang, semakin tinggi pengetahuan seseorang idealnya semakin besar kemampuan sesorang dalam menunjukan kreatifitas, inovasi dan teknologi yang dimilikinya dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupannya. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani akan menunjuukan tingkat pengetahuan serta wawasan dalam menerapkan apa yang diperolehnya dalam upaya meningkatkan usahataninya. Pendidikan yang dimiliki oleh patani daya serap terhadap Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
96
Unmas Denpasar
inovasi. Menurut Soekartawi 2003, Tingkat pendidikan seseorang yang pada umumnya menunjukkan daya kreatifitas manusia dalam berfikir dan bertindak. Tabel 4 Pendidikan anggota Poktan Suka Mandiri No Pendidikan Jumlah Orang Persentase 1 SMA 6 28,57 2 SMP 5 23,81 3 SD 8 38,10 4 DIPLOMA 2 9,52 Jumlah 21 100,00 Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat 28,57% petani yang berpendidikan menengah atas, terdapat 23,81 persen petani yang menempuh pendidikan menengah pertama, dan jumlah tertinggi yaitu sebesar 38,10 persen petani menempuh pendidikan dasar. Sedangkan jumlah petani yang menempuh pendidikan setingkat diploma sebesar 9,52 persen. Secara rinci karakteristik jenjang pendidikan formal petani dapat dilihat pada tabel di atas. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Soekartawi(2003), hal ini menunjukkan bahwa petani di kelompok tani Suka Mandiri tergolong mempunyai pendidikian yang rendah, karena sebagian besar pendidikan petani hanya setingkat pendidikan dasar. Luas Lahan Garapan Luas lahan garapan merupakan jumlah seluruh garapan sawah yang diusahakan petani. Luas lahan garapan mempengaruhi produksi yang dihasilkan, serta berpengaruh terhadap pendapatan petani. Menurut Hermanto (1996), menyatakan ada beberapa kelompok luas lahan garapan meliputi: a. Luas garapan sempit yaitu luas lahan garapan yang kurang dari 0,25 hektar b. Luas garapan sedang yaitu luas lahan garapan yang luasnya antara 0,25 sampai dua hektar, dan c. Luas lahan garapan luas yaitu lahan garapan yang lebih dari dua hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani yang mempunyai luas lahan garapan rendah sebesar 4,76persen, petani yang mempunyai luas lahan garapan sedang sebesar 85,71 persen dan sebesar 9,52 persen petani mempunyai luas lahan garapan sebesar 9,52 hektar. Kepemilikan luas garapan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5. Luas lahan Garapan anggota poktan Suka Mandiri No Luas Lahan Garapan Jumlah Orang Persentase 1 < 0,25 Ha 1 4,76 2 0,25-1 Ha 18 85,71 3 >1 Ha 2 9,52 Jumlah 21 100,00 Berdasarkan hasil penelitian pada petani anggota kelompok Suka Mandiri menunjukkan bahwa terdapat 85 persen lebih lahan garapan responden termasuk kepemilikan Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
97
Unmas Denpasar
lahan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani dilakukan di atas luas kepemilikan lahan tergolong sedang agar memperoleh pendapatan usahatani. Pekerjaan Anggota Kelompok Tani Suka Mandiri. Anggota kelompok tani Suka Mandiri terdiri dari 21 orang. Mayoritas pekerjaan anggota kelompok tani terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Pekerjaan Anggota Kelompok Tani Suka Mandiri No Pekerjaan Jumlah Orang Persentase 1 Karyawan swasta 1 4,76 2 PNS 1 4,76 3 Dagang 1 4,76 4 Petani 18 85,71 Jumlah 21 100,00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 85,71 persen anggota mempunyai pekerjaan utama sebagai petani, sisanya masing masing 4, 76 persen bekerja sebagai karyawan swasta, terdapat 4, 76 persen sebagai dagang, dan terdapat 4,76 persen sebagai pedagang. Mata pencaharian merupakan pekerjaan utama yang dilakukan anggota kelompok tani Suka Mandiri sebagai sumber penghasilan bagi keluarganya. Produktivitas Usahatani Faktor produksi usahatani sangat penting bagi pelaku pertanian untuk menjalankan usahataninya. Penggunan faktor produksi dengan tujuan menghasilkan produktivitas yang tinggi dengan mengalokasikan input dan cara budidaya serta penerapan teknologi yang tepat (firdaus, 2010). Alokasi faktor produksi dan mengalokasikan biaya dengan maksud menghasilkan produksi yang tinggi dan mencapai keuntungan yang maksimum (Soekartawi,2002). Produktifitas usahatani kelompoktani suka mandiri rata-rata 5 ton/ha. Tujuan dari program pertanian terintegrasi dalah meningkatkan produktivitas padi sebesar 0,3 ton/hektar. Rumus untuk mengukur tingkat efektivitas dalam pencapaian tujuan atau sasaran yaitu: (Subagyo, 2000. dalam Budiani 2009). R Efektivitas Program = x 100% …………………………………...(4) T Dimana: R = Realita produktivitas padi (ton/hektar) T = Target produktivitas padi (ton/hektar)
Untuk mengukur efektivitas usahatani padi pada program sistem pertanian terintegrasi dalam meningkatkan produktivitas padi sebesar 0,3 ton/hektar digunakan standar acuan yang ditetapkan oleh Litbang Depdagri (1991. dalam Budiani 2009). Adapun standar acuan untuk mengukur efektivitas dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut ini. Tabel 7 Standar Acuan Pengukuran Efektivitas Produktivitas Padi Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
98
Unmas Denpasar
Rasio Efektivitas (%) Tingkat Capaian Di bawah 40 Sangat tidak efektif 40 - 59,99 Tidak efektif 60 - 79,99 Cukup efektif Di atas 80 Sangat efektif Sumber: Litbang Depdagri (1991. dalam Budiani 2009). Produktivitas rata-rata hasil panen pada kelompok tani Suka Mandiri yaitu 5 ton/hektar. Adapun target produktivitas program sistem pertanian terintegrasi yaitu: Target: 5 ton/hektar + 0,3 ton/hektar = 5,3 ton/hektar Produktivitas rata-rata hasil panen setelah adanya bantuan sistem pertanian terintegrasi pada kelompok tani Suka Mandiri yaitu 7,6 ton/hektar. Penilaian efektivitas program integrasi pertanian dalam upaya meningkatkan produktivitas padi pada kelompok tani Suka Mandiri dapat diketahui dengan menerapkan metode sebagai berikut. 5,3 ton/hektar Efektivitas Program =
x 100% = 143,39 % 7,6 ton/hektar
Nilai efektivitas program pertanian terintegrasi dalam upaya peningkatan produktivitas padi sebesar 0,3 ton/hektar yaitu 133,39%. Sesuai dengan acuan dari Badan Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Dalam Negeri (Litbang Depdagri 1991. dalam Budiani 2009) kriteria efektivitas yang memiliki nilai > 80% menunjukkan program integrasi pertanian yang diterapkan pada kelompok tani Suka terlaksana secara sangat efektif melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas padi. Program integrasi pertanian diharapkan dapat terus terlaksana secara sangat efektif bukan hanya di kelompok tani Suka Mandiri karena program pemerintah ini bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat tetapi juga dapat membantu meningkatkan taraf hidup petani. Untuk produktivitas jagung minimal sebesar 5 ton/ha atau peningkatan produktivitas jagung sebesar satu ton/ha. Panen jagung diperoleh dengan rata-rata produktivitas sebesar 8,6 ton/ha. Hal tersebut telah membuktikan bahwa dengan menggunakan faktor produksi yang optimal dan menerapkan integrasi pertanian menghasilkan produksi yang melebihi standar produksi yang ditetapkan pemerintah. Dalam hal ini produktivitas usahatani tergolong tinggi baik untuk produksi padi maupun jagung. Biaya Usahatani Pennggunaa Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Proses produksi merupakan upaya yang dilakukan dalam memanfaatkan input produksi untuk mendapatkan hasil atau produksi dengan memanfaatkan sejumlah faktor produksi (Soekartawi, 1991). Dalam proses produksi usahatani membtuhkan sejumlah faktor produksi seperti tanah, bibit, pupuk obat-obatan dan tenaga kerja. Pada usahatani yang dilakukan oleh kelompoktani Suka Mandiri digunakan jenis bibit dan obat-obatan yang sama, untuk bibit padi digunakan bibit ciherang, dan pupuk yang
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
99
Unmas Denpasar
digunakan urea, NPK dan pupuk organik, sedanggkan obat-obatan digunakan pestisidayang hanya digunakan bio urine yang digunakan untuk menghilangkan hama dan penyakit. Penggunaan pupuk lebih banyak menggunakan pupuk organik padat dan pupuk organik cair yang telah dihasilkan dari fermentasi limbah ternak sapi. Penggunaan pupuk organik dilakukan karena diharapkan dapat menekan biaya produksi karena pupuk hasil fermentasi biayanya lebih murah dan lebih mudah dibuat. Usahatani yang dilakukan oleh kelompok tani Suka Mandiri menggunakan lahan seluas 7,9 ha, dengan penggunaan bibit padi sebesar 237 kg. Penggunaan pupuk terdiri dari pupuk Urea, NPK dan pupuk organi. Penggunaan pupuk dengan perbandingan 2 :3:5 jika menggunakan 100 persen pupuk dalam satu petak lahan maka prosentase penggunaan pupuk terdiri dari dua persen pupuk NPK, 3 Persen penggunaan pupuk Urea dan 5 persen penggunaan pupuk organik. Rata-rata penggunaan faktor produksi di dareah penelitian untuk bibit sebesar 30 kg/ha, untuk penggunaan pupuk urea sebesar 200kg/ha, penggunaan pupuk NPK sebesar 300 kg /ha dan penggunaan pupuk organik sebesar 2000kg/ha. Tenaga kerja yang digunakan terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja keluarga sebesar 54 HOK per ha dan penggunaan tenaga kerja luar keluarga sebesar 125 HOK. Biaya merupakan nilai korbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil. Biaya yang dikeluarkan dalam usahatani dalam luas lahan yang digunakan sebagai tempat produksi usahatani meliputi biaya bibit, pupuk, dan tenaga kerja, alat. Penggunaan sarana produksi padi pada kelompok tani Suka Mandiri dapat diperoleh pada tabel di bawah ini Tabel 8 Penggunaan sarana produksi usahatani per ha Sarana Produksi No Rata -Rata
satuan
Persentase
1
Luas Lahan
0,37
Ha
3,56
2
Bibit
11,2
Kg
1,06
3
940
Kg
88,99
4
Pupuk Tanaga Kerja Luar Keluarga
20
HOK
1,94
5
Tenaga Kerja Keluarga
47,05
HOK
4,45
Jumlah
1056,78
100
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa rata-rata biaya usahatani yang terdiri dari biaya bibit, pupuk,tenaga kerja, mesin traktor sebesar Rp 4.624.094 atau sebesar 83% biaya digunakan untuk usahatani padi, untuk jagung diperoleh biaya rata-rata yang dikeluarkan petani sebesar Rp 940.476 atau sebesar 17 %. Hal ini menunjukkan bahwa biaya usahatani padi membutuhkan dana yang lebih besar dari pada usahatani jagung pada luar areal rata-rata 0,37 ha. Tabel 9. Biaya Rata-Rata usahatani pada kelompok Tani Suka Mandiri Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
100
Unmas Denpasar
No 1 1
Biaya Rata-Rata Padi Jagung Jumlah
Jumlah 4.624.094 940.476 5.564.570
Persentase 83 17 100
Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani merupakan jumlah output yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual per satuan output (Soekartawi, 1991). Hasil penelitian yang diperoleh pada kelompok Tani Suka Mandiri di tahun 2015 pada lahan basah (sawah) meliputi hasil padi dan jagung. Besarnya hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut. Penerimaan rata-rata dari hasil padi sebesar Rp 8.600.000 atau sebesar 70%, dan penerimaan jagung rata-rata sebesar Rp 3.761.000 atau sebesar 30%. Hal ini di sebabkan oleh petani hanya bisa panen padi hanya satu kali dalam satu tahun dan panen jagung juga satu kali dalam satu tahun akibat kekurangan air. Pengairan lahan sawah hanya diperoleh saat musim hujan ketersediaan air untuk pengairan sawah tidak bisa diperoleh sepanjang tahun. Setelah panen padi petani secepatnya menanam jagung untuk menghidari kekurangan karena penanaman jagung tidak membutuhkan pengolahan seperti pada penanaman padi. Tabel 10 Produksi petani pada kelompok tani Suka Mandiri. Rata-Rata Jumlah Persentase No Penerimaan (Rp) (%) 1 Padi 8.600.000 70 2 Jagung 3.761.000 30 Jumlah 12.361.000 100 Keuntungan Usahatani dan Besarnya Rasio Usahatani (R/C) Keuntungan (Kt) adalah selisih antara penerimaan total dan biaya-biaya. Biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap seperti sewa tanah, pemebelian alat pertanian, dan biaya tidak tetap meliputi biaya yang diperlukan untuk membeli bibit, pupuk obat-obatan, pembayaran tenaga kerja. ( Soekartawi, 1991). Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh bahwa keuntungan usahatani kelompok tani Suka Mandiri sebesar Rp 17.925.570. Tabel 11 Keuntungan usahatani pada kelompok tani Suka Mandiri No Keuntungan Jumlah Rasio R/C 1 Total Penerimaan 12.361.000 2,22 2 Total Biaya 5.564.570 Jumlah 17.925.570 R/C merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya (Soekartawi, 1991). Hasil penelitian pada kelompok tani Suka Mandiri diperoleh bahwa R/C ratio sebesar 2,22. Hal ini berarti untuk setiap 100 rupiah yang dikeluarkan dalam suatu awal kegiatan usahatani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 222 pada akhir kegiatan usaha. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
101
Unmas Denpasar
Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa petani pada kelompok tani Suka Mandiri telah memperoleh keuntungan dalam melaksanakan usahatani. Semakin besar R/C ratio maka semakin besar pula keuntungan dalam melaksanakan usahatani dengan mengalokasikan faktor produksi secara optimal. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan pada Kelompok Tani Suka Mandiri yang telah menerapkan sistem pertanian terintegrasi sejak tahun 2014 utuk lahan basah dapat diperoleh simpulan sebagai berikut; 1. Keuntungan usahatani yang diperoleh dari usaha tani padi dan jagung sebesar Rp 17.925.570,00 dengan R/C ratio sebesar 2,22 Hal ini berarti untuk setiap 100 rupiah yang dikeluarkan dalam suatu awal kegiatan usahatani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 222 pada akhir kegiatan usaha. 2. Rata-rata penggunaan faktor produksi di dareah penelitian untuk bibit sebesar 30 kg/ha, untuk penggunaan pupuk urea sebesar 200kg/ha, penggunaan pupuk NPK sebesar 300 kg /ha dan penggunaan pupuk organik sebesar 2000kg/ha. Tenaga kerja yang digunakan terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja keluarga sebesar 54 HOK per ha dan penggunaan tenaga kerja luar keluarga sebesar 125 HOK. 3. Produktivitas usahatani padi yang diperoleh sebesar 7,6 ton/ha. Nilai efektivitas program pertanian terintegrasi dalam upaya peningkatan produktivitas padi sebesar 133,39% artinya menunjukkan program integrasi pertanian yang diterapkan pada kelompok tani Suka terlaksana secara sangat efektif melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas padi. Saran Berdasarkan simpulan di atas dapat diberikan simpulan sebagai berikut, 1. Petani terus melaksanakan usahataninya dengan baik untuk mendapatkan pendapatan untuk keluarganya. 2. Untuk mengatasi kesulitan produksi pada musim kemarau bisa dilakukan penanaman jenis tanaman berumur pendek yang memerlukan air dengan volume lebih sedikit. 3. Petani disarankan terus menggunakan pupuk organik padat maupun cair agar di tahun mendatang bisa menghasilkan produk organik.
DAFTAR PUSTAKA BPS. 2015. Statistik Padi dan Palawija Provinsi Bali 2015. Badan Pusat Statistik. Provinsi Bali. Budiani. 2009. Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna Eka Taruna Bhakti Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar. [EJournal] Ekonomi dan Sosial Volume 2 Nomor 1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Denpasar. Tersedia: http://
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
102
Unmas Denpasar
ojs.unud.ac.id/index.php/input/article/download/3191/2288. Diakses tanggal 7 Januari 2016. Chintya. 2012. Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah. [E-journal] Agribisnis dan Agrowisata vol 1 No 1 Juli 2012. Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar. Tersedia: http:// download. portalgaruda. org /article .php ? article = 16306 & val = 992. Diakses tanggal 19 Agustus 2015. Dinas Pertanian. 2015. Daftar Nama Subak dan Kelompok Tani Penerima Bantuan UPSUS. Dinas Pertanian. Provinsi Bali. Firdaus, Muhammad. 2010. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta. Gaspersz, Vincent. 2003. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis (edisi revisi dan perluasan). PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hernanto. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Husodo. 2004. Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya. Jakarta. Kementan. 2015. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 03/Permentan/ 0T.140/ 2/2015. Menteri Pertanian. Republik Indonesia. Tersedia: http:// bkppp. bantulkab.go.id /filestorage/ dokumen/ 2015/03/ Permentan %20 Nomor% 2003-2015 %20Pedoman% 20Upsus% 20pajale.pdf. Diakses tanggal 6 November 2015. Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta Barat. Nurhasikin. 2013. Penduduk Usia Produktif dan Ketenagakerjaan. [Artikel on-line] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Provinsi Riau. Tersedia: http:// kepri.bkkbn.go.id/ Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID =144. Diakses tanggal 12 Desember 2015. Suryana, Sawa. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung di Kabupaten Blora. [Tesis On-line] Magister Ilmu Ekonomi dan Pembangunan Universitas Diponegoro. Semarang. Tersedia: http:// eprints .undip.ac.id/18736/1/Sawa_Suryana.pdf. Diakses tanggal 19 Juli 2015.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016