PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Pada Auditor Di Provinsi Gorontalo) Agustiany Nteseo Jurusan Akuntansi / Prodi S1 Akuntansi ABSTRACT Agustiany Nteseo. Student’s ID 921409028. The Influence of Professionalism on Audit Quality (A Study to the Inspectorate Auditor in the Gorontalo Province. Skripsi Study Program of S1 Accounting, Departement of Accounting, Faculty of Economics and Business, Universitas Negeri Gorontalo. The principal supervisor was zulkifli Bokiu,SE.Ak,M.Si and co-supervisor was Pratiwi Husain, SE, M.Si. The aim of this research is to know the influence of professionalism on audit quality at inspectorate office in Gorontalo Province. Populations in this research were 27 auditors who have JFA certificate. The data used are from the primary data through questionnaire. The method of analysis the data used simple linear regression analysis method. The result of this research proved that the professionalism influence the audit quality at inspectorate office in Gorontalo Province. Determination coefficient showed the professionalism influence about 26,9 % on the audit quality. The rest of 73,1% influenced by another factors that not include in this research. Keywords: Professionalism, Audit Quality
Pendahuluan Auditor menjadi profesi yang diharapkan banyak orang. Untuk meletakan kepercayaan masyarakat dan pemerintah atas hasil audit dan pendapat yang diberikan, profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai auditor. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap satu atau beberapa auditor dapat merendahkan martabat profesi auditor secara keseluruhan, sehingga dapat merugikan auditor lainnya. Oleh karena itu organisasi auditor berkepentingan untuk mempunyai kode etik yang dibuat sebagai aturan perilaku yang mengatur hubungan antara auditor dengan auditan, antara auditor dengan auditor dan antara auditor dengan masyarakat. Istilah profesional berarti bertanggung jawab untuk berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Persyaratan profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen. Dalam meningkatkan profesionalisme seorang auditor harus terlebih dahulu memahami dirinya sendiri dan tugas yang akan dilaksanakan serta selalu meningkatkan dan mengendalikan dirinya dalam berhubungan dengan auditee (Tantina, dalam Kusuma 2012). Guna menunjang profesionalismenya sebagai auditor internal maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan proses audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur audit dalam hal pegumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan (Muchtar, 2012: 3 dalam Tolago, 2012).
Salah satu unit yang melakukan audit/pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah Inspektorat Daerah. Menurut Falah dalam Effendy (2010), Inspektorat Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepada daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal. Auditor internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi (Mardiasmo dalam Effendy, 2010). Badan Pemeriksa Keuangan (2011) menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Gorontalo ikhtisar hasil pemeriksaan smester I tahun 2011 terdapat 45 kasus kelemahan sistem pengendalian intern dan 69 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Adapun kasus atau temuan kelemahan sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan atas LKPD Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1: Kasus Kelemahan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Kelemahan Sistem Pengendalian Intern N o 1 2 3 4 5 6 7
Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Kab. Gtlo Utara Kab. Pohuwato Kota Gorontalo
Total
Akuntansi dan Pelaporan
Pelaksanaan APBD
8 4 5 8 6 7 7 45
4 1 2 1 4 1 13
3 1 3 4 1 5 4 21
Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Semester 1 Tahun 2011
Struktur Pengendalian Intern 1 2 3 1 1 3 11
Tabel 2: Kasus Ketidakpatuhan Terhadap Perundang-Undangan Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo (Dalam Rupiah) Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan pemerintah Provinsi Gorontalo
No
PEMDA
Kerugian
Potensi
Kekurangan
Daerah
kerugian
Penerimaan
daerah
Adm
Ketidak-
Ketidak-
ini-
hematan
efektifan
strasi
Jmlh
Jmlh
Jmlh
Jmlh
Jmlh
Jmlh
kasus/nilai
kasus/nilai
kasus/nilai
kass
kasus/nilai
kasus/nilai
1
Prov. Gtlo
3
1053,49
2
2221,88
2
144,48
4
2
711,65
-
-
2
Kab. Boalemo
4
198,53
-
-
2
48,76
3
1
42,31
1
972,07
3
Kab.bonbol
6
1325,14
1
2141,39
2
183,64
-
-
-
-
-
4
Kab. Gorontalo
3
1341,41
-
-
2
421,77
3
-
-
2
211,00
5
Kab.Gtlo Utara
1
75,00
-
-
1
52,36
4
1
66,00
-
-
6
Kab. Pohuato
1
22,10
1
2476,18
1
72,29
5
-
-
-
-
7
Kota. Gorontalo
1
29,20
1
52,91
1
9,02
5
-
-
3
1041,77
24
4
19
5
11
6
Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Semester 1 Tahun 2011 Berdasarkan temuan kasus tersebut kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat Inspektorat Provinsi Gorontalo saat ini masih menjadi sorotan karena masih banyaknya temuan audit yang tidak terdeteksi oleh inspektorat sebagai audit internal, akan tetapi ditemukan oleh auditor ektsternal yaitu BPK. Temuan-temuan tersebut sebenarnya bisa terhindar ketika fungsi pengawasan internal dalam hal ini adalah Inspektorat Daerah mampu memberikan peran optimal dalam rangka untuk memberikan kontribusi terhadap pemerintah. Seperti yang dikatakan oleh De Angelo (1981) dalam Alim, dkk. (2007) bahwa kualitas audit adalah sebagai propabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi
klien. Dengan
adanya
penyimpangan-penyimpangan dan kekurangan sebagaimana yang ditemukan oleh BPK maka dapat di indikasikan bahwa peran dari Inspektorat Daerah atau auditor internal belum mampu memberikan apa yang harus diberikan buat pemerintah daerah. Selain temuan masalah atau kasus tersebut yang dapat mempengaruhi kualitas audit yakni dan jumlah auditor yang memiliki sertifikat JFA masih kurang, jumlah auditor yang berkesesuaian antara disiplin ilmunya dengan
tugasnya tidak sesuai, jumlah hari pemeriksaan yang tidak sebanding dengan objek/sasaran pemeriksaan, jadwal yang berbenturan dengan kegiatan objek yang diperiksa sehingga waktunya tidak sesuai jadwal dan adanya mutasi antar satuan kerja. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor Inspektorat di Provinsi Gorontalo).
Metodologi Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini berlokasi di Inspektorat Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo,Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan mulai bulan maret sampai dengan selesai.
Populasi dan Sumber Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang memiliki sertifikat JFA di Inspektorat Provinsi Gorontalo, Inspektorat Kota Gorontalo, Inspektorat Kabupaten Gorontalo dan Inspektorat Kabupaten Bone Bolango yang berjumlah 27 orang. Sebenarnya, Inspektorat di Provinsi Gorontalo berjumlah 7 SKPD, namun karena pertimbangan waktu, dan jarak maka yang dijadikan populasi hanya berjumlah 4 SKPD. Sesuai dengan kebutuhan seluruh populasi yang ada digunakan sebagai sampel penelitian. Sudjana (1989) dalam Terok (2012: 42) apabila jumlah populasi kurang dari 100 maka, yang menjadi sampel adalah keseluruhan dari populasi tersebut atau disebut sampel total. Dengan demikian peneliti mengambil keseluruhan auditor menjadi sampel penelitian (jumlah total). Sumber data yang digunkan dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden terpilih.
Definisi Operasional Variabel 1. Profesionalisme Pengertian profesional menurut Tjokrowinoto dalam Tangkilisan (2005) yang dikutip oleh Pawitra (2010: 7) adalah kemampuan untuk merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan fungsinya secara efisien, inovatif, lentur, dan mempunyai etos kerja yang tinggi. Instrumen penelitian ini mengukur profesionalisme melalui 5 indikator dari Kusuma (2012) yaitu (1) pengabdian pada profesi, (2) Kewajiban sosial, (3) Kemandirian, (4) Keyakinan profesi, (5). Hubungan dengan rekan seprofesi. Variabel ini diukur dengan menggunakan 15 item pertanyaan dengan skala likert 5 poin, dimana poin 1 “sangat tidak setuju” dan poin 5 “sangat setuju”. 2. Kualitas Audit Menurut De Angelo (1981) dalam Alim, dkk. (2007) bahwa kualitas audit adalah sebagai propabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Instrumen penelitian ini mengukur kualitas audit melalui 6 indikator dari Efendy (2010) yaitu: (1) Keakuratan temuan audit, (2) Sikap skeptis, (3) Nilai rekomendasi, (4) Kejelasan laporan, (5) Manfaat audit, (6) Tindak lanjut hasil audit. Variabel ini diukur dengan menggunakan 8 item pertanyaan dengan skala likert 5 poin, dimana poin 1 “sangat tidak setuju” dan poin 5 “sangat setuju”.
Pengujian Validitas dan Reabilitas Kuesioner 1. Variabel Profesionalisme Auditor Jumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur profesionalisme auditor dalam penelitian ini sebanyak 15 pertanyaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari segi ketepatan dalam mengukur, dari 15 pertanyaan yang digunakan, sebanyak 13 pertanyaan mempunyai nilai koefisien validitas di atas 0,3 sedangkan 2 pertanyaan lainnya memiliki koefisien validitas dibawah 0,3 sehingga dikeluarkan dari daftar pertanyaan yang akan disebarkan kepada responden sasaran. Sedangkan untuk pengujian reabilitas, variabel profesioanlisme sudah memiliki status reliabel karena konsistensi jawaban juga sudah sangat baik. Ini
dilihat dari koefisien reliabiltas yang lebih besar dari batas yang ditentukan yakni sebesar 0.746. 2. Variabel Kualitas Audit Untuk variabel kualitas audit, jumlah pertanyaan yang digunakan sebanyak 8 pertanyaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari segi ketepatan dalam mengukur, seluruh pertanyaan yang digunakan dalam mengukur kualitas audit telah memiliki ketepatan yang baik. Ini terlihat dari besarnya koefisien validitas yang dihasilkan oleh setiap item pertanyaan yang semuanya di atas 0,3. Sedangkan untuk pengujian reabilitas, variabel kualitas audit sudah memiliki status reliabel karena konsistensi jawaban juga sudah sangat baik. Ini dilihat dari koefisien reliabiltas yang lebih besar dari batas yang ditentukan yakni sebesar 0.839.
Hipotesis Statistika Untuk keperluan ini dilakukan pengujian koefisien regresi secara individual (Testing Individual Regression Coefficient). Rumusan hipotesisnya dapat dinyatakan sebagai berikut: H0 : i = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari profesionalisme terhadap kualitas audit) H1 : i 0 (Terdapat pengaruh yang signifikan dari profesionalisme terhadap kualitas audit) Taraf signifikansi α = 0.05 Statistik Uji :
t1
ˆ1 Seˆ Kriteria Uji : Tolak Ho jika nilai thitung ttabel atau p-value α/2 (uji 2
pihak) terima dalam hal lainnya.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran Umum Responden Sebanyak 27 kuesioner yang telah disebarkan langsung pada responden terpilih yaitu Auditor yang memiliki sertifikat Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di empat Inspektorat yang berada di provinsi Gorontalo. Penelitian dilakukan mulai tanggal 20 mei 2013 sampai batas akhir pengembalian tanggal 10 juni 2013, dari 27 kuesioner yang dibagikan semunya kembali. Adapun nama dan jabatan responden fungsional auditor adalah sebagai berikut: Nama dan Jabatan Responden Fungsional Auditor Di Inspektorat Provinsi Gorontalo No Nama Auditor 1 Ulfa Hadju, S.Sos 2 Tuty Ahyani, SE 3 Ha. Arrifah Tabiah, S.Sos, M.Ec.Dev 4 Balgis Mopangga, SH 5 Femmilyanti Hilala, SE, M.Ec.Dev 6 Ellen, SE 7 Sri Alia Abd. Rahman Se 8 Nuryati Adam, A.md 9 Marten Musa 10 Mukhlis Mataihu, S.Pd 11 Teny Ma’ruf 12 Dra. Ramla UD. Daud 13 Meiske Sumarawa, SHi 14 Feybe F. Runtuwene, S.Pi, M.Adm.pem 15 Isran Utia Rahman, Se 16 Masni Dunggio, SH 17 Afandi Djm Husain, SE 18 Laila Musfada M. S.Pd 19 Timer Ismail, S.Ip 20 Farida S. Tuli B.Sc 21 Mus U. Deu 22 Ishak Husain Nusi 23 Kartin Imran 24 Sumiyati Aday, A.Ma, Ak 25 Mandala Monoarfa 26 Supriono Hadati 27 Sumerti Tamaun Sumber: Inspektorat Di Provinsi Gorontalo 2013
Jabatan Auditor Ahli Pertama Auditor Ahli Pertama Auditor Ahli Muda Auditor Ahli Pertama Auditor Ahli Pertama Auditor Ahli Pertama Auditor Ahli Pertama Auditor Penyelia Auditor Pelaksana lanjutan Auditor Ahli Pertama Auditor Penyelia Auditor Ahli Muda Auditor Ahli Pertama Auditor Ahli Pertama Auditor Ahli Pertama Auditor Ahli Madya Auditor Ahli Muda Auditor Ahli Pertama Auditor Penyelia Auditor Penyelia Auditor Penyelia Auditor Penyelia Auditor Penyelia Auditor Penyelia Auditor Penyelia Auditor Pelaksana lanjutan Auditor Pelaksana lanjutan
Model Analisis Regresi Hasil analisis regresi yang diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut : Coefficientsa
Model 1
Unstandardized Coefficients B Std. Error .722 .563 .641 .212
(Constant) Profesionalisme Auditor
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Dari hasil diatas terlihat koefisien regrresi untuk variabel profesionalisme auditor sebesar 0,641 dan bertanda positif. Ini menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dari profesionalisme auditor terhadap kualitas audit. Semakin baik profesionalisme auditor dalam menjalankan tugasnya melakukan kegiatan audit/pemeriksaan maka kualitas hasil audit yang dilakukan juga akan semakin baik.
Hasil Pnegujian Statistika Hasil pengujian pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas audit dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut : Coefficientsa
Model 1
(Constant) Profesionalisme Auditor
Unstandardized Coefficients B Std. Error .722 .563 .641 .212
t 1.281 3.030
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Dari hasil analisis sebelumnya diketahui nilai t-hitung untuk variabel Profesionalisme Auditor adalah sebesar 3,030. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas n-k1=27-1-1=25 sebesar 2,060. Jika
kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai t-hitung masih lebih besar dibandingkan dengan nilai t-tabel sehingga Ho ditolak. Dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Profesionalisme Auditor peningkatan Kualitas Audit. Setelah diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis
besar
pengaruh
yang
ditimbulkan
oleh
kondisi
Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit. Untuk keperluan tersebut digunakan analisis koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang besarnya berkisar antara 0% - 100%. Semakin besar nilai koefisien determinasi suatu model regresi menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel bebas yang terdapat dalam model terhadap variabel tak bebasnya juga semakin tinggi. Nilai koefisien determinasi diperoleh dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (R) dari model yang diperoleh kemudian dikalikan 100 persen. Hasil analisis korelasi dan determinasi untuk model regresi antara profesionalisme auditor terhadap kualitas audit adalah sebagai berikut : Model Summary
R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Model 1 .518a .269 .239 .47941
a. Predictors: (Constant), Profesionalisme Auditor
Dari analisis sebelumnya diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,518. Dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya maka diperoleh nilai koefisien determinasi dari model regresi sebesar 0,269. Nilai ini berarti bahwa sebesar 26,9% variabilitas mengenai Kualitas Audit yang dihasilkan oleh inspektorat di wilayah Gorontalo khususnya pada Inspektorat Provinsi Gorontalo, Inspektorat Kota Gorontalo, Inspektorat
Kabupaten Bone Bolango dan Inspektorat
Kabupaten Gorontalo dipengaruhi oleh Profesionalisme Auditor sedangkan
sisanya sebesar 73,1% dipengaruhi oleh variabel lain, seperti pengalaman auditor, pengetahuan/pendidikan, kemampuan pengawasan, beban kerja dan telaah dari rekan auditor (peer review).
Pembahasan Dari
penelitian
yang
telah
dilakukan,
diperoleh
hasil
bahwa
profesionalisme auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Artinya, untuk meningkatkan kualitas audit, sangat bergantung pada tingkat profesionaisme seorang auditor. Semakin baik tingkat profesionalisme yang dimilki oleh seorang auditor, maka auditor tersebut akan dengan mudah melakukan tugas-tugas auditnya dan sebaliknya jika rendah maka dalam melaksanakan tugasnya, auditor akan mendapatkan kesulitan-kesulitan sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan rendah pula. Auditor sebagai salah satu profesi yang dipercaya oleh masyarakat dapat menciptakan transparansi untuk menciptakan kepemerintahan yang lebih baik melalui jasa audit yang diberikan. Dengan adanya profesionalisme, kualitas audit inspektorat akan lebih berkualitas. Audit internal harus dilaksanakan secara ahli dan dengan ketelitian profesional. Kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap auditor internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang yang secara bersama atau keseluruhan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas Sebagai profesional, auditor mempunyai kewajiban untuk memenuhi aturan perilaku yang spesifik, yang menggambarkan suatu sikap atau hal-hal yang ideal. Kewajiban tersebut berupa tanggung jawab yang bersifat fundamental bagi profesi untuk memantapkan jasa yang ditawarkan. Auditor pada Inspektorat di Provinsi Gorontalo sudah profesional dalam manjalankan
tugasnya
untuk
melakukan
audit.
Namun
auditor
harus
memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit. Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit menurut hasil penelitian Deix dan Giroux (1992) dalam Indah (2010:48) seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya yaitu pengetahuan/pendidikan, pengalaman kerja, kemampuan pengawasan, beban kerja, lama hubungan dengan klien, ukuran dan kesehatan keuangan klien, telaah dari rekan auditor (peer review). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Frederick dalam Kusharyanti (2003: 26) bahwa “Auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal
atas
kesalahan-kesalahan
dalam
laporan
keuangan
dan
dapat
mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasar. Semakin berpengalamannya auditor, mereka semakin peka dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan semakin memahami hal-hal yang terkait dengan kesalahan yang ditemukan tersebut”. Menurut Indah (2010) yang menyimpulkan bahwa pengalaman dan pengetahuan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Artinya semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin baik kualitas audit yang dilakukannya. Begitu juga dengan pengetahuan, semakin dalam dan luas pengetahuan seseorang auditor maka akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasan Basri (2011) Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan Di KAP Makassar. Dimana hasil penelitian membuktikan bahwa pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kebutuhan untuk mandiri, hubungan dengan sesama profesi dan keyakinan terhadap peraturan profesi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Namun secara parsial tidak semua variabel
profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas auditor kecuali variabel kemandirian. Cindy (2013) dalam penelitiannya membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara prinsip profesionalisme ruang lingkup dan sifat jasa auditor dengan pemahaman tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan. Afridian Wirahadi Ahmad.Dkk (2011) Pengaruh Kompetensi dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dalam Pengawasan Keuangan Daerah Inspektorat Kabupaten Pasaman hasil penelitian membuktikan bahwa
kompetensi dan independensi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat Inspektorat Kabupaten Pasaman.
Simpulan Dari
penelitian
yang
telah
dilakukan,
diperoleh
hasil
bahwa
profesionalisme auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Artinya, untuk meningkatkan kualitas audit, sangat bergantung pada tingkat profesionalisme seorang auditor. Semakin baik tingkat profesionalisme yang dimilki oleh seorang auditor, maka auditor tersebut akan dengan mudah melakukan tugas-tugas auditnya dan sebaliknya jika rendah maka dalam melaksanakan tugasnya, auditor akan mendapatkan kesulitan-kesulitan sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan rendah pula.
Saran Berdasarkan hasil dan simpulan dari penelitian ini, penulis memberikan saran bagi Inspektorat di Provinsi Gorontalo khususnya auditor internal agar dapat lebih memperhatikan sikap profesionalisme pada saat pemeriksaan. Karena profesionalisme merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan kualitas audit, sehingga temuan BPK dimasa mendatang dapat berkurang.
Daftar Pustaka Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Agustia, Dian. 2011. The Influence Of Auditor’s Professionalism To Turnover Intentions, An Empirical Study On Accounting Firm In Java And Bali, Indonesia. Journal Of Economics and Engineering, ISSN:2078-0346, Vol. 2 No.1, February 2011. Ahmad, Fauzi, Septriani, Sriyunianti. 2011. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas hasil Pemeriksaan dalam Pengawasan Keuangan Daerah: Studi Pada Inspektorat kabupaten Pasaman. Jurnal Akuntansi Dan Manajemen Vol.6 No.2 Desember 2011. Alim, Hapsari, Purwanti, 2007. Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variable moderasi. Makasar: Simposium Nasional Akuntansi X. Ashari, Ruslan. 2011. Pengaruh Independensi Dan Etika Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Maluku Utara. Asikin, Bachtiar. 2006. Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peranan Internal Auditor Dalam Pengungkapan Temuan Audit. Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi, Volume 7 nomor 3 Februari 2006. Basri, Hasan. 2011. Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor Terahadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Auditor di KAP Kota Makassar). Boyton dan Johnson dan Kell. 2002. Modern Auditing. Jakarta: Erlangga. Efendy, Taufik Muh. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Gorontalo) Guy Dan M dan Alderman C. Wayne dan Winters Alan J. 2002. Auditing Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Hudiwinarsih, Gunasti. 2010. Auditor’s Experience, Competency, And Their Independency As The Influencial Factors In Professionalism. Journal Of Economics, Business, and Accountancy Ventura Volume 13, No. 3, December 2010.
Huntoyungo, Badriyah Sitti. 2009. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit. (Studi Empiris Pada Auditor Inspektorat Daerah Kota Gorontalo) Indah, Nurmawar Siti. 2010. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. (Studi Empiris Pada Auditor KAP Di Semarang) Jusuf, Amir Abadi. 1993. Auditing Terpadu. Jakarta: Salemba Empat. Kusharyanti. 2003. Kualitas Audit dan Kemungkinan Topik Penelitian di Masa Datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Kusuma, Aji Bayu Friska Novanda. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi Dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. (Studi Pada Auditor di KAP Wilayah Yogyakarta). Lubis,
Haslinda. 2009. Pengaruh Keahlian Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumetara Utara.
Pawitra, Abdillah. 2010. Analisis Pengaruh Profesionalisme Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Di Jakarta. Pratiwi, Dewi, 2012, “Hubungan antara Penerapan Aturan Etika dengan Peningkatan Profesionalisme Auditor Internal”, Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. S. Lowenshon. D. Samelson And L. Johnshon. 2006. The Determinants Of Perceived Audit Quality And Auditee Satisfaction In Local Goverment. Journal Of Public Budgeting, Accounting & Financial Management, Vol. 18, No. 2. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung. Tjandrawinata, Laurent Cindy. 2013. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pemahaman Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan keuangan Pada KAP Di Surabaya. Jurnal Ilmiah mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 no.1 (2013) Tolago, U. Adam. 2012. Pengaruh Penerapan Kode Etik Terhadap Peningkatan Profesionalisme Auditor Internal. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo.
Terok, C. Gracecilla. 2012. Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip Good Coperate Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Studi Kasus PT. Jasa Raharja (persero). Skripsi yang tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo.