Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan Oleh: Amiruddin*)1
Abstrak: Praktek pengalaman lapangan (PPL) merupakan suatu bagian yang paling pokok dari keseluruhan praktek keguruan, karena sebagai calon guru dalam melaksanakan tugasnya, tidak hanya dituntut untuk mengajar, akan tetapi juga dituntut untuk dapat melakukan bimbingan dan penyuluhan terhadap anak didiknya. Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang diadapi oleh mahasiswa pendidikan jasmani dalam melakukan PPL di SMA Sekabupaten Aceh Besar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya tidak mengalami kesulitan dalam melakukan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan). Mahasiswa Penjaskes Unaya mengaku bahwa besar pengaruh penyajian materi yang disampaikan oleh Mahasiswa PPL terhadap kemampuan siswa. Mahasiswa yang melakukan PPL tidak mengalami kesulitan baik dalam menghadapi siswa maupun guru pamong mereka.
Kata Kunci:
Problematika, Praktek Pengalaman Lapangan
*) Dosen Penjaskes FKIP Universitas Syiah Kuala
1
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan landasan kearah kemajuan untuk suatu Praktek pengalaman lapangan (PPL) merupakan suatu bagian yang paling pokok dari keseluruhan praktek keguruan, karena sebagai calon guru dalam melaksanakan tugasnya, tidak hanya dituntut untuk mengajar, akan tetapi juga dituntut untuk dapat melakukan bimbingan dan penyuluhan terhadap anak didiknya. Dalam melaksanakan praktek mengajar mahasiswa praktikan dituntut untuk dapat membuat dan mengunakan persiapan mengajar, persiapan mengajar ini dibuat dalam bentuk “Silabus dan RPP (rencana Pelaksanaan Pembelajaran)”. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar selalu melibatkan dua kelompok manusia, yaitu guru sebagi pendidik dan siswa sebagai peserta didik, seorang guru mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka menciptakan suasana proses belajar mengajar yang aktif dan dinamis, maka dari itu guru harus mampu membangkitkan semangat belajar bagi siswa yang diwujudkan melalui penyajian bahan pelajaran, alat peraga dan bahan penunjang lainnya, secara baik. Disamping itu mahasiswa praktikan harus mengetahui tujuan yang harus dicapai, karena merupakan suatu pewujudan yang sangat terikat dengan tujuan dan sangat berpengaruh dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar, bila tujuan tidak diketahui oleh seorang guru maka proses belajar mengajar tidak menentu dan tidak terarah dengan baik, artinya seorang guru yang hendak menjalankan tugas mengajar terlebih dahulu harus mempersiapkan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan baik sesuai dengan yang ditetapkan dalam Tingkat Standar Satuan Pendidikan (KTSP) Undang-Undang N0.19 (BSNP) Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Sardiman A.M (1992). Guru hendaknya menitik beratkan beberapa aspek utama yang ada kaitanya dengan kecakapan dan pengetahuan dasar, antara lain yaitu : 1. Guru harus dapat memahami dan menerapkan kecerdasannya sebagai pendidik, dan mampu menjadikan dirinya sebagai teladan. 2. Guru harus mampu mengenal diri siswanya 3. Guru harus mampu memiliki kecakapan dan dapat memberi bimbingan 4. Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang pendidikan 2
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
5.
Guru harus memiliki pengetahuan yang bulat dan harus mengenal ilmu pengetahuan yang diajarkan.
Berdasarkan pada kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa guru dalam rangka menciptakan suasana belajar mengajar yang aktif di dalam kelas dan lapangan, guru sangat dituntut harus menguasai dan memiliki kelima kriteria di atas yang merupakan perwujudan dari persiapan teoritis dan persiapan praktis. Demikian halnya dengan mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek pengamatan lapangan, yang sebelumnya telah di lengkapi dengan bermacam–macam ilmu pengetahuan yang sesuai dengan jurusan keguruan dan juga mereka telah dilengkapi dengan teori-teori yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam meningkatkan mutu dan profesi seorang guru. Hal ini dapat disadari kadang-kadang seorang guru cukup ahli dalam bidang pelajaran di depan kelas namun sangat sukar, bahkan menjadi momok sehingga apa yang dilaksanakannya tidak terarah, bahkan menjadi bahan tertawa bagi murid, dengan demikian proses belajar mengajar tidak akan berjalan sebagaiman mestinya. Setiap calon guru perlu mengikuti Praktek Pengalaman Lapangan, karena dengan Praktek Pengalaman Lapangan tersebut akan memperoleh semi mengajar yang cukup berfariasi, latihan kesiapan mental, maupun dalam keahlian untuk menciptakan suasana eduktif di dalam kelas. Universitas Abulyatama telah melepaskan mahasiswanya untuk Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dihampir seluruh SMA dan SLTP di Kecamatan-Kecamatan Aceh Besar. Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu tempat yang dijadikan sebagai tempat praktikan bagi mahasiswa Unaya khususnya bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan. Praktek Pengalaman Lapangan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di FKIP, sekaligus untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar, mempererat antara sekolah dengan Perguruan Tinggi pada umumnya. Dari keseluruhannya tidak semua kegiatan tersebut berjalan dengan lancar tetapi tetap saja ada problem atau kendala yang dihadapi oleh semua pihak baik sekolah maupun dari Fakultas atau bahkan dari mahasiswa itu sendiri.
3
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
TUJUAN Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas penulis merumuskan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang di hadapi oleh mahasiswa pendidikan jasmani dalam melakukan PPL di SMA Sekabupaten Aceh Besar 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa di sekolah terhadap pendidikan jasmani dalam penyajian materi oleh mahasiswa PPL di SMA Sekabupaten Aceh Besar 3. Untuk mengetahui Probelematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani saat pelaksanaan PPL di SMA Sekabupaten Aceh Besar. PEMBAHASAN Pendidikan Jasmani Dalam buku pendidikan jasmani Departemen Pendidikan Nasional (2004) dijelaskan yang dimaksud dengan pendidikan jasmani adalah proses pendidikan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuro muskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendoromg perkembangan ketrampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, panalaran, penghayatan nilai (sikap - mental – emosional – spiritual – sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang partumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia. Fungsi Pendidikan Jasmani Departemen pendidikan nasional (2004), menjelaskan Fungsi pendidikan jasmani adalah dapat mengembangkan peserta didik secara menyeluruh melalui kegiatan jasmani bukan hanya mengembangkan fisik saja, melainkan juga dapat mengembangkan aspek Organik, aspek Neoromuskuler, aspek Perseptual, aspek Kognitif, aspek Sosial, Mental, Emosional, Intelektual dan kesehatan secara menyeluruh. Departemen Pendidikan Nasional (2004), menjelaskan beberapa fungsi pendidikan jasmani sebagai berikut: 4
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
a) b) c) d) e) f)
Aspek Organik Aspek Neoromuskuler. Aspek Perseptual Aspek Kognitif Aspek Sosial Aspek Emosional
Tujuan Pendidikan Jasmani Tujuan utama pendidikan jasmani disekolah adalah: 1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bagaiman cara siswa bergerak terampil dan cekatan. 2) Memberi kesempatan kapada siswa untuk memahami berbagai pengaruh dan keterlibatan mereka dalam kegiatan jasmani yang menggembirakan. 3) Membantu siswa untuk memadukan keterampilan baru yang dibutuhkan dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya. 4) Meninggkatkan kemampuan sioswa untuk menggunakan pengetehuan dan keterampilan secara rasional, yang diperoleh dengan mengaplikasikan pendidikan jasmani dalam kegiatan sehari-hari. PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) dan Tenaga Kependidikan Unit Pelaksanaan Teknis Program Pengalaman Lapangan (UPTPPL) adalah unit yang mengatur serta mengkoordinasi prosedur dan mekanisme kegiatan pengalaman lapangan kependidikan bagi seluruh mahasiswa Fakultas Keguaruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Abulyatama. Di UPT-PPL inilah seluruh mahasiswa kependidikan dididik dan diberi pengarahan dan pengajaran tentang Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) atau dengan kata lain UPT-PPL ini adalah suatu unit yang tangguh dan profesional dalam upaya untuk mempersiapkan calon tenaga keguruan dan kependidikan. Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan akademik yang bersifat intrakurikuler yang wajib ditempuh seluruh mahasiswa kependidikan mencakup latihan dan tugas kependidikan sebagai syarat pembentukan tenaga kerja profesional dalam bidang kependidikan. Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah bagian integral dari keseluruhan kurikulum dan merupakan muara darikeeluruhan kegiatana kademik bidang pkependidikan di Universitas Abulyatama yang berbobot 4 SKS. Dengan demikian tugas utama UPT-PPL
5
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
Tenaga Kependidikan Pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua “profesi” yang sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan, sekalipun lingkup keduanya berbeda. Hal ini dapat dilihat dari pengertian keduanya yang tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sementara Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dari definisi di atas jelas bahwa tenaga kependidikan memiliki lingkup “profesi” yang lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik. Pustakawan, staf administrasi, staf pusat sumber belajar. Kepala sekolah adalah diantara kelompok “profesi” yang masuk dalam kategori sebagai tenaga kependidikan. Sementara mereka yang disebut pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya, adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi. Hubungan antara pendidik dan tenaga kependidikan dapat digambarkan dalam bentuk spektrum tenaga kependidikan. Mencermati tugas yang digariskan oleh Undang-undang di atas khususnya untuk pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan sekolah, jelas bahwa ujung dari pelaksaan tugas adalah terjadinya suatu proses pembelajaran yang berhasil. Segala aktifitas yang dilakukan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan harus mengarah pada keberhasilan pembelajaran yang dialami oleh para peserta didiknya. Berbagai bentuk pelayanan administrasi yang dilakukan oleh para administratur dilaksanakan dalam rangka menunjang kelancaran proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru; proses pengelolaan dan pengembangan serta pelayanan-pelayanan teknis lainnya yang dilakukan oleh para manajer sekolah juga harus mendorong terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas dan efektif. Lebih lagi para pendidik (guru), mereka harus mampu merancang dan 6
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
melaksanakan proses pembelajaran dengan melibatkan berbagai komponen yang akan terlibat dalamnya. Ruang lingkup tugas yang luas menuntut para pendidik dan tenaga kependidikan untuk mampu melaksanakan aktifitasnya secara sistematis dan sistemik. Karena itu tidak heran kalau ada tuntutan akan kompetensi yang jelas dan tegas yang dipersyaratkan bagi para pendidik, semata-mata agar mereka mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Karakteristik Teknologi Pembelajaran Kegiatan pengelolaan berfungsi mengatur agar peran dan fungsi organisasi dapat berjalan dengan baik, karena dilakukan oleh para personil yang tahu akan tugas dan tanggung jawabnya. Melalui pengelolaan organisasi dan personil yang baik akan terjadi proses belajar dan pembelajaran yang kondusif, sehingga siswa dapat melaksanakan kegiatan belajarnya dengan baik. Aspek pengembangan berfungsi mengembangkan berbagai konsep dan teori (melalui riset) yang akan dapat digunakan untuk menganalisis berbagai kesulitan yang dialami oleh siswa dan memberikan solusi atas masalah yang ada; mendisain pembelajaran dan rencana produksinya; mengembangkan evaluasi yang tepat, menrancang logistiknya, dan mengembangkan cara pemanfaatnya serta menyebarluaskannya. Sementara aspek sistem pembelajaran berfungsi mengembangkan sistem pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa belajar, dengan cara mengatur komponen-komponen sistem secara terpadu dan bersistem. Komponen sistem pembelajaran: orang, pesan, bahan, alat, teknik, dan setting (latar). Mengamati karakteristik teknologi pembelajaran yang sangat konsern terhadap proses dan hasil belajar anak, dan berusaha mengatasi masalah-masalah belajar anak, maka sangat wajar kalau teknologi pembelajaran memiliki potensi yang besar untuk memberi konstribusi bagi keberhasilan pembelajaran yang berlangsung. Hal inipun telah terbukti dari hasil pengkajian empirik di Amerika Serikat yang dilakukan oleh The Commission on Instructional Technology yang menunjukkan potensi teknologi instruksional sebagai berikut: 1. Meningkatkan produktivitas pendidikan 2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual 3. Memberikan dasar pembelajaran yang ilmiah 4. Meningkatkan kemampuan pembelajaran 5. Memungkinkan belajar lebih akrab 6. Memungkinkan pemerataan pendidikan yang bermutu. 7
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
Peran Teknologi Pembelajaran dalam Mendukung Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bila kita cermati peran dan tugas para pendidik dan tenaga kependidikan di atas, yang intinya adalah menciptakan berbagai aktivitas untuk keberhasilan siswa belajar, dan karakteristik teknologi pembelajaran yang memokuskan kajiannya pada disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan hasil belajar, maka nyata bahwa teknologi pembelajaran akan dapat membantu para pendidik dan tenaga kependidikan melaksanakan tugasnya dengan baik. Di atas dinyatakan bahwa salah satu tugas pendidik (guru) adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran serta menilai hasil belajar. Tugas ini akan dapat dilaksanakan dengan baik dengan memanfaatkan bidang teknologi pembelajaran, khususnya pada kawasan disain, pengembangan, dan penilaian. Pada saat melaksanakan pembelajaran seorang guru memerlukan banyak sumber belajar. Saat ini sumber belajar tidak cukup hanya dengan mengandalkan guru, tetapi diperlukan sumber belajar yang bervariasi. Berbagai teknologi baik yang konvensional maupun yang berbasis teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Teknologi cetak menghasilkan berbagai sumber belajar dalam bentuk bahan ajar cetak yang seraca sengaja didisain untuk pembelajaran. Teknologi Audio visual dan teknologi berbasis komputer memungkinkan pebelajar dengan berbagai variasi gaya belajarnya akan terakomodir dengan baik, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan efektif. Sementara kawasan penilaian akan membantu para pendidik (guru) dalam melaksanakan tugasnya dalam menilai hasil belajar. Penilaian merupakan bagian integral dalam kegiatan pembelajaran, karenanya menjadi tugas yang tidak dapat diabaikan. Penilaian sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi tentang keberhasilan proses dan hasil belajar. Karena itu baik pada saat proses pembelajaran berlangsung, maupun di akhir proses pembelajaran harus dilakukan evaluasi. Dalam hal ini evaluasi formatif dan sumatif menjadi sangat penting keberadaannya. Secara lebih spesifik, apabila para pendidik (guru) menerapkan konsep teknologi pembelajaran dalam sistem pembelajarannya, maka akan dapat dilihat ciri-ciri umum berikut: 1. Telah dimanfaatkannya sumber-sumber belajar secara bervariasi baik berupa orang, pesan, bahan, peralatan, teknik, dan latar yang memungkinkan orang untuk belajar secara terarah dan terkendali 8
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
2. Dilaksanakannya fungsi pengelolaan atas organisasi dan personil yang melakukan kegiatan pengembangan dan atau pemanfaatan sumber belajar 3. Diterapkannya berbagai jenis pola instruksional dengan terintegrasinya sumber belajar baru dalam kegiatan belajar mengajar 4. Adanya standar mutu bahan ajar dan tersedianya sejumlah pilihan bahan ajar yang mutunya teruji 5. Berkurangnya keragaman proses pengajaran, namun dengan mutu yang lebih baik 6. Dilakukannya perancangan dan pengembangan pembelajaran oleh para ahli yang khusus bertanggung jawab untuk itu dalam suatu kerjasama tim 7. Tersedianya bahan ajar dengan kualitas lebih baik, serta jumlah dan macam yang lebih banyak 8. Dilakukannya penilaian dan penyempurnaan atas segala tahap dalam proses pembelajaran 9. Diselenggarakannya pengukuran hasil belajar berdasarkan penguasaan tujuan yang ditetapkan 10. Berkembangnya pengertian dan peranan guru. Peranan Mahasiswa dalam PPL Guru mempunyai peranan besar dalam mendidik putra putri bangsa, ditangan gurulah nasib mereka ditentukanGuru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, berkat gurulah semua orang bisa mengerti akan semua pendidikan. Mengajar (mendidik) ialah suatu proses pengaturan kondisi dimana pelajar berubah tingkah lakunya kearah tujuan yang baik. Jadi peran mahasiswa PPL adalah sama halnya dengan peran seorang guru yaitu mengajar (mendidik) siswa untuk mejadi lebih baik. Selain itu mahasiswa PPL juga dapat memperoleh ilmu langsung dari sekolah tentang bagaimana caranya menghadapi siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah secara langsung. Gambaran Umum Program Studi Pendidikan Jasmani Sejak proklamsi kemerdekaan perhatian para pemimpin pemerintah terhadap olahraga sekolah telah ada dan telah dilaksankan, hanya saja pada saat itu istilah yang digunakan adalah gerak badan. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan jasmani sebagai titik pangkal mendidik anak dan anak dipandang sebagai suatu kesatuan jiwa raga. 9
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
Pendidikan jamani bergerak di bidang mendidik anak dari tubuh dan jiwa suatu keseluruhan yang lengkap. Untuk mengetahui gambaran umum pendidikan jasmani Universitas Abulyatama terlebih dahulu mengetahui visi, misi,dan tujuan Prodi Pendidikan Jasmani Universitas Abulytama. Adapun visi, misi dan tujuan dari Program Studi Pendidikan Jasmani Universitas Abulyatama adalah: 1. Visi Program Studi Visi Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Abulyatama pada tahun 2016 adalah Menjadikan Program Studi terkemuka dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dapat menghasilkan tenaga kependidikan yang professional pada ilmu Kepelatihan Olahraga untuk diaplikasikan kepada masyarakat yang didasari dengan keimanan serta kertaqwaan kepada Allah SWT. 2. Misi Program Studi 2.1 Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara profesional. 2.2 Meningkatkan kualitas akademis dengan menerapkan kurikulum yang berbasis kompetensi, keselarasan/kesepadanan (link and match) untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi. 2.3 Meningkatkan daya dukung sarana dan prasarana secara berkelanjutan 2.4 Memperkuat dan memperluas jaringan kemitraan dengan Instansi Pemerintah dan Swasta di bidang kepelatihan, perwasitan dan manajemen Olahraga 2.5 Mempertajam kecerdasan spritual, emosional dan kecerdasan intelektual Tujuan Program Studi a. Tujuan Umum Menghasilkan lulusan yang berkualitas, sehingga mampu mengembangkan diri dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. b. Tujuan khusus : a) Menghasilkan lulusan yang unggul dalam pengetahuan ilmu pendidikan kepelatihan olahraga yang berkepribadian dan mandiri mempunyai kemampuan profesional dan beretika, memiliki integritas dan tanggung jawab yang tinggi serta mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri. 10
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
b) Menghasilkan lulusan yang menguasai proses pembelajaran kepelatihan olahraga, dan menguasai pengembangan pembelajaran kepelatihan olahraga. c) Menghasilkan tenaga kependidikan yang berkualitas untuk tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, atau guru sekolah lanjutan tingkat atas. d) Menghasilkan guru yang berkompetensi dalam pelaksanaan proses pembelajaran kepelatihan olahraga, dan pemodifikasian teknologi dalam proses pembelajaran. Di Universitas Abulyatama terdapat dua jenis PPL yaitu Kegiatan PPL Keguruan dan kegiatan PPL non keguruan. Pendidikan jasmani adalah salah satu program studi yang bergerak dibidang kependidikan yang bernaung dibawah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Setiap program studi dalam setahun menyediakan satu tahap untuk menjalakan PPL. Begitu halnya dengan Program studi pendidikan jasmani. PPL merupakan salahsatu mata kuliah yang wajib diambil oleh setiap mahasiswa Penjas untuk latihan dan tugas kependidikan sebagai syarat pembentukan tenaga profesional dalam bisang kependidikan. PPL berfungsi untuk mengkoordinasi dan mengembangkan penyelenggaraan program praktek kependidikan dan keguruan. Pendidikan Jasmani merupakan Prodi (Program Studii) yang berada di bawah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Abulyatama. Dalam pengajaran di FKIP Abulyatama terdapat mata kuliah yang wajib diambl oleh setiap mahasiswa FKIP terutama FKIP Pendidikan jasmani yaitu PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) yang dibeban kepada mahasiswa sebanyak 4 SKS. Syarat-syarat mengikuti PPL berdasarkan keputusan UPT-PPL antara lain adalah mahasiswa yang telah mengikuti semua mata kuliah kependidikan, tidak sedang dalam mengambil mata kuliah lebih dari 2 SKS, sudah mengikuti pengajaran micro teaching. Mahasiswa yang sudah memenuhisyarat-syarat tersebut telah dapat mengikuti PPL selama 4 bulan di SMP atau SMA yang telah ditentikan oleh UPT-PPL. Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia mempunyai problematikan hanya saja problem yang dihadapi setiap manusia itu berbadabeda. Begitu juga halnya yang dihadapi oleh segelintir mahasiswa yang menjalankan PPL di sekolah-sekolah. Setiap mahasiswa mempunyai problem masing-masing misalnya problem dalam mengajar (kaku dalam 11
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
mengajar), problem dengan guru pamong yang cerewet, problem dengan siswa-siswa yang sangat bandel dan lain sebagainya. METODE Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskriptif masalahmasalah dalam masyarakat serta tata cara yang dilakukan dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari fenomena-fenomena tertentu Nazir (1983). Dari uraian tersebut maka penelitian ini dapat diterang sebagai penelitian deskriptif yang mengungkapkan tentang gambaran umum dari pelaksaan PPL di SMA Sekabupaten Aceh Besar. Dalam pengumpulan data digunakan angket
HASIL PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang di lakukan pada mahasiswa Prodi Penjas dapat dijelaksan bahwa tidak mengalami kesulitan dalam melakukan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan). Mahasiswa juga mengaku bahwa guru pamong mereka juga ikut membantu dalam mengatasi kesulitan dalam proses mengajar mereka. Siswa dalam tahap melaksanakan evaluasi pembelajaran juga menyelesaikan tepat waktu. Dalam hal menjalin keakraban dengan siswa sangat dekat. Tingkat kesadaran terhadap disiplin bagi mahasiswa prodi Penjaskes juga sangat diperlukan. selain dari di siplin yang tinggi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru di harapkan mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktif-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pelajaran.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa; mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya tidak mengalami kesulitan dalam melakukan 12
Amiruddin: Problematika Mahasiswa Pendidikan Jasmani Unaya Dalam Melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
PPL (Praktek Pengalaman Lapangan). Masiswa Unaya mengaku bahwa besar pengaruh penyajian materi yang disampaikan oleh Mahasiswa PPL terhadap kemampuan siswa. Mahasiswa yang melakukan PPL tidak mengalami kesulitan baik dalam menghadapi siswa maupun guru pamong mereka. DAFTAR PUSTAKA BNSP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta: Balitbang
Depdiknas. 2004. Kuirkulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidkan Jasmani Sekolah Menengah Atas, Jakarata: Balitbang. Sardiman A.M. 1992. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun. 2005. tentang Standar Nasional Pendidikan. Seels, Barbara B., Rita C. Richey. Terjemahan: Dewi Salam P., dkk. Teknologi Pembelajaran, Definisi dan Kawasannya. Soelaiman Darwis. A. 1984. Pengantar Kepada Teori dalam Pengajaran. IKIP Semarang Press. Soemantri Mulyadi. 1984. Dasar-dasar Kependidikan. Aksara. Bandung. Undang-undang No. 20 Tahun. 2003. tentang Sistem Pendidikan Nasional Yusufhadi Miarso. 2004 Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media,
13