PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERSPEKTIF PENCEGAHAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BPRS BUMI RINJANI MALANG (Studi Atas BPRS Bumi Rinjani Malang)
Oleh: Upia Rosmalinda NIM : 09.233.513
TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Studi Islam YOGYAKARTA 2011
MOTTO
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.”(QS. Al-Ma’idah: 49)
Knowledge Is Power (Penulis)
Judul : Prinsip Kehati-hatian dalam Perspektif Pencegahan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah di BPRS Bumi Rinjani Malang (Studi atas BPRS Bumi Rinjani malang). Oleh : Upia Rosmalinda NIM : 09.233.513 Abstrak Prinsip-prinsip kehati-hatian sangat diperlukan dalam perbankan, karena resiko yang sangat tinggi dalam melakukan pemberian pembiayaan sebagai usaha utama perbankan. Jumlah Rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia masih tercatat cukup tinggi dibandingkan perbankan syari‟ah yaitu 4,10 persen. Berdasar statistik Bank Indonesia per Agustus 2010, BPRS memiliki NPF 7,18 persen. Pada Agustus BPRS memiliki total pembiayaan Rp 1.954 miliar. Dari jumlah itu pembiayaan lancar sebesar Rp 1.814 miliar, dengan rincian pembiayaan kurang lancar Rp 43 miliar, diragukan Rp 33 miliar, dan macet Rp 64 miliar. Walaupun kasus pembiayaan bermasalah bukan barang baru di lembaga keuangan, namun apabila tidak ditangani secara professional, pembiayaan tersebut akan membawa dampak yang merugikan. Penulis memilih untuk melakukan penelitian di BPRS Bumi Rinjani Malang guna mengetahui seberapa besar pembiayaan mudharabah yang bermasalah di BPRS Bumi Rinjani Malang, apa penyebab pembiayaan bermasalah mudharabah, dan bagaimana efektivitas penerapan prinsip kehatihatian dalam mengurangi pembiayaan mudharabah yang bermasalah. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan bersifat kualitatif. Sedang pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat eksploratif. Untuk mengumpulkan data, penulis mendapatkannya melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Terkait dengan analisa data, penulis menggunakan metode deskriptif-analitis. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa BPRS Bumi Rinjani Malang memiliki persentase pembiayaan bermasalah selama tiga tahun yaitu sebesar 6,5 % dari total realisasi pembiayaan tahun 2008, 7,83 % dari total realisasi pembiayaan tahun 2009, dan 3,23 % dari total realisasi pembiayaan tahun 2010. Ada beberapa masalah terkait dengan pembiayaan bermasalah dalam mudharabah yaitu masalah moral hazard dan asymmetric information serta keengganan nasabah berbagi untung, yang kesemuanya itu terjadi disebabkan seleksi longgar dan pengawasan yang rendah. Efektivitas prinsip kehati-hatian pada BPRS Bumi Rinjani Malang yang meliputi 6 C, prinsip mengenal nasabah, menerapkan incentive-compatible constraints dan screening attribute, serta lebih menekankan monitoring secara off-site, sedang on-site monitoring dilakukan secara berkala. Serta, menerapkan BMPK pada penyaluran pembiayaan kepada debitur kelompok maupun individu yang mana sesuai dengan peraturan BI No.31/61/KEP/DIR. Untuk mengatasi nasabah yang enggan berbagi untung, bank menetapkan system net revenue sharing. Yang kesemuanya ini dilakukan secara efektif, hal ini terlihat pada persentase NPF BPRS Bumi Rinjani Malang yang pada tahun 2010 dibawah level persentase NPF BPRS secara nasional.
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Konsonan Tunggal Huruf Arab
Nama
ا
alif
ب ﺕ ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع ﻍ ف ق ك ل م ﻥ و ه ء ي
ba' ta' sa' jim ha' kha' dal żal ra' zai sin syin ṣād ḍaḍ ṭa' ẓa' 'ain gain fa' qāf kāf lam mim nun wawu ha' hamzah ya'
Huruf Latin
Keterangan
tidak dilambangkan b t ṡ j ḥ kh d ż r z s sy ṣ ḍ ṭ ẓ „ G F Q K L M N W H ' y
tidak dilambangkan Be Te Es (dengan titik di atas) Je Ha (dengan titik di bawah) Ka dan Ha De Zet (dengan titik di atas) Er Zet Es Es dan Ye Es (dengan titik di bawah) De (dengan titik di bawah) Te (dengan titik di bawah) Zet (dengan titik di bawah) koma terbalik di atas Ge Ef Qi Ka El Em En We Ha Apostrof Ye
Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap
ﻋﺪﺓ
ditulis
„iddah
ditulis ditulis
hibah jizyah
Taˈ marbutah 1. Bila dimatikan ditulis h
ﻫﺑﺔ ﺠﺰﻴﺔ
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafa; aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.
ﻜﺮاﻣﺔ اﻷﻮﻠﻴﺎﺀ
ditulis
karāmah al-auliyā'
2. Bila ta' marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t.
زﻜﺎﺓ اﻠﻓﻄﺮ
zakātul fiṭri
ditulis
Vokal Pendek ﹻ
ﹷ ﹹ
kasrah fatḥah dammah
ditulis ditulis ditulis
zakātul fiṭri
Vokal Panjang fatḥah + alif ﺠﺎﻫﻠﻴﺔ fatḥah + ya' mati ﻴﺴﻌﻰ kasrah + ya' mati ﻜﺮﻴﻢ ḍammah + wawu mati ﻓﺮوﺪ
ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis
ā jāhiliyyah ā yas‟ā ī karīm ū furūḍ
ditulis ditulis ditulis ditulis
ai bainakum au qaulun
Vokal Rangkap fatḥah + ya' mati ﺑﻴﻨﻜﻢ fatḥah + wawu mati ﻗﻮﻞ
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT, Rabb seru sekalian alam yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah sehingga jalan yang berat akan terasa mudah bila kita juga senantiasa berikhtiar. Sholawat dan salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad bin Abdullah SAW sebagai pembawa risalah kebenaran dari Allah SWT, yang menuntun umat manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Alhamdullilah dengan segala kekuasaan dan kasih sayang-Nya telah memberikan kekuatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan dengan baik tesis dengan
judul
“PRINSIP
KEHATI-HATIAN
DALAM
PERSPEKTIF
PENCEGAHAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BPRS BUMI RINJANI MALANG (Studi Atas BPRS Bumi Rinjani Malang)”. Penyusun menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terimakasih kepada: 1.
Bapak Prof.Dr.H. Musa Asy‟ari, rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk belajar dan menambah pengalaman di almamater ini.
2.
Prof.Dr.H.Khoiruddin
Nasution,MA
selaku
Direktur
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Pascasarjana
3.
Prof.Dr.H.Abd.Salam Arief, M.A. selaku Kaprodi Hukum Islam sekaligus Penasehat Akademik yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis
4.
Bapak Dr. Zainal Arifin, M.Si. selaku Dosen Pembimbing, yang dengan penuh kesabaran membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan dalam menyelesaikan tesis ini.
5.
Bapak Mulyadi selaku Direktur BPRS Bumi Rinjani Malang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di BPRS tersebut.
6.
Bapak dan ibu dosen yang senantiasa mencurahkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat sehingga menjadikan penulis insan yang berilmu.
7.
Kedua orang tuaku (Ibu H. Naila Hasyim/Alm. dan Bpk. H.Drs.Mahmud Yunus Manaf) yang senantiasa memberikan do‟a, nasihat, harapan, cinta, kasih sayang, kehidupan yang begitu indah dan semangat yang tidak akan pernah tergantikan sampai kapanpun. Terima kasih tak terhingga atas segala fasilitas dan kesempatan yang diberikan.
8.
Semua keluarga tercinta, yang selalu memberikan semangat, kasih sayang dan do‟a kepada penulis, aku sayang kalian semua.
9.
Teruntuk seseorang yang sangat berarti dan semoga selalu dihati, Dliyaul Haq, yang selalu ada saat ku terpuruk dan terjatuh, menghiburku saat ku sedih dan menemaniku dalam suka dan duka. Semoga Allah mendengar do‟a kita dan engkaulah yang Allah persiapkan untuk menemani perjalanan hingga ke jannah-Nya. Amin
10. Sahabat baikku “Vina, Yeni Andriana, Eni Susanti, dan Dewi Wulandari” Terimakasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan.
11. Teman-teman Keuangan Perbankan Syariah ‟09 terimakasih atas kerja sama dan kebersamaannya selama ini, aku pasti akan merindukan saat-saat kita bersama 12. Teman–temen kos New Saphira terimakasih atas dukungan dan semangat yang telah kalian berikan selama ini sama penulis. 13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaian tesis ini. Akhirnya pada semua yang telah membantu penulis, termasuk mereka yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, sekali lagi penulis ucapkan terima kasih. Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan tesis ini. Kritik dan saran dari semua pihak penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Yogyakarta, 16 Maret 2011 Penulis
Upia Rosmalinda, SEI
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Depan ............................................................................................. i Halaman Judul............................................................................................................ ii Pernyataan Keaslian... ................................................................................................iii Pengesahan Direktur ..................................................................................................iv Persetujuan Tim Penguji ............................................................................................v Nota Dinas Pembimbing ............................................................................................vi Abstrak .......................................................................................................................vii Pedoman Transliterasi ................................................................................................viii Kata Pengantar ...........................................................................................................x Daftar Isi.....................................................................................................................xii Daftar Lampiran .........................................................................................................xiii BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6 C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 7 E. Kajian Pustaka................................................................................................ 8 F. Kerangka Teori ..............................................................................................12 G. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 20 H. Metodologi Penelitian .................................................................................... 22 I. Sistematika Pembahasan………………………………………………… .... 29 BAB II Tinjauan Pustaka A. Pengertian Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking) ................................ 31 B. Pengaturan Prinsip Kehati-hatian dalam Undang-undang ............................ 35 C. Prinsip Kehati-hatian dalam Sistem Perbankan ............................................. 42 D. Pengertian Pembiayaan .................................................................................. 46 E. Pengertian Pembiayaan Bermasalah ..............................................................49 F. Pembiayaan Mudharabah ..............................................................................52
G. Screening Pembiayaan dalam Prinsip kehati-hatian ......................................67 H. Monitoring Pembiayaan dalam Prinsip Kehati-hatian ...................................77 BAB III Gambaran Umum BPRS Bumi Rinjani Malang A. Sejarah BPRS Bumi Rinjani Malang .............................................................82 B. Visi dan Misi .................................................................................................83 C. Struktur Organisasi ........................................................................................86 D. Aktivitas Perusahaan ......................................................................................97 BAB IV Analisis Prinsip Kehati-hatian A. Profil Pembiayaan Mudharabah di BPRS Bumi Rinjani Malang .................101 1. Karakteristik Pembiayaan Mudharabah ..................................................101 2. Jumlah Pembiayaan Mudharabah ............................................................102 3. Prosedur Pembiayaan Mudharabah .........................................................105 B. Pembiayaan Mudharabah Bermasalah dan Analisis Penyebab .....................108 1.
Pembiayaan Mudharabah Bermasalah....................................................108
2. Analisis Penyebab Pembiayaan Bermasalah ............................................115 a. Masalah Moral Hazard dan Asymmetric information ........................115 b. Terjadinya Pelanggaran atas BMPK ..................................................118 b. Keengganan Nasabah Untuk Berbagi keuntungan ..............................120 C. Efektivitas Prinsip Kehati-hatian Pada BPRS Bumi Rinjani Malang ............121 1. Analisis Pembiayaan Mudharabah .............................................................121 2. Penentuan Nisbah bagi Hasil ......................................................................132 3. Screening Pembiayaan dalam Prinsip Kehati-hatian .................................135 4. Monitoring Pembiayaan dalam Prinsip Kehati-hatian ...............................136 BAB V Penutup A. Kesimpulan ....................................................................................................142 B. Saran ...............................................................................................................143
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu negara, sektor perbankan memiliki peran yang sangat vital, antara lain sebagai pengatur urat nadi perekonomian nasional. Lancarnya aliran uang sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan ekonomi. Dengan demikian, kondisi sektor perbankan yang sehat dan kuat penting menjadi sasaran akhir dari kebijakan disektor perbankan. Peran sektor perbankan dalam pembangunan juga dapat dilihat pada fungsinya sebagai alat transmisi kebijakan moneter. Disamping itu, merupakan alat yang sangat penting dalam menyelenggarakan transaksi pembayaran. Mengingat pentingnya fungsi ini, maka upaya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan menjadi bagian yang sangat penting untuk dilakukan.
Bisnis perbankan merupakan bisnis yang penuh resiko, disamping menjanjikan keuntungan yang besar jika dikelola secara baik dan prudent. Dikatakan sebagai bisnis penuh resiko (full risk business) karena aktivitasnya sebagian besar mengandalkan dana titipan masyarakat, baik dalam betuk tabungan, maupun deposito.
Besarnya peran yang diemban oleh sektor perbankan, bukan berarti membuka „kran‟ sebebas-bebasnya bagi siapa saja untuk mendirikan,
mengelola ataupun menjalankan bisnis perbankan tanpa didukung atau dibackup dengan aturan perbankan yang baik dan sehat. Sebab, kelengkapan peraturan terutama menyangkut prinsip kehati-hatian tidaklah cukup untuk dijadikan ukuran bahwa perbankan lepas dari segala permasalahan pembiayaan maupun krisis. Pelaksanaan prinsip kehati-hatian terutama dalam pemberian pembiayaan merupakan hal penting guna mewujudkan sistem perbankan yang sehat, kuat dan kokoh dan meminimalisisr adanya pembiayaan yang bermasalah.
Apabila meninjau pada prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential banking principles) sebelum menyalurkan dan memberikan pembiayaan kepada masyarakat, maka sekurang-kurangnya terdapat lima (6) prinsip kehati-hatian yang dimaksud, yang telah dikenal secara umum, dalam melakukan penilaian terhadap calon debitor, maka bank harus berpedoman terhadap faktorfaktor,seperti:1
1. Watak (character), yang berarti, bank harus dapat menilai calon debitor memiliki pembawaan, karakter, dan sifat-sifat yang baik dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya (kewajiban dalam membayar pinjaman).
2. Kemampuan (capacity), yang berarti, bank harus dapat menilai calon debitor Memiliki kemampuan-kemampuan secara ekonomis (pada masa
1
www.majalah-pip.com/majalah2008/10/16/03.
sekarang
dan
masa
mendatang)
dalam
melakukan
pembayaran
pinjamannya. 3. Modal (capital), yang berarti, bank harus dapat menilai calon debitor memiliki aset-aset ekonomis yang dapat dijadikan sarana calon debitor melaksanakan
kewajiban-kewajibannya
(melakukan
pembayaran
pinjaman). 4. Jaminan (collateral), yang berarti, bank harus dapat menilai aset calon debitor yang dijaminkan memiliki nilai ekonomis yang proposional dengan jumlah pinjaman (pembiayaan) yang diberikan bank kepada calon debitor. 5. Kondisi ekonomi (condition of economy), yang berarti bank harus dapat menilai stabilitas kondisi ekonomi dan keuangan calon debitor, pada saat peminjaman dan perkiraan pada masa mendatang. 6. Contrains, yaitu faktor hambatan seperti sosial psikologi yang ada pada suatu daerah yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.
Prinsip-prinsip kehati-hatian di atas sangat diperlukan, karena resiko yang sangat tinggi dalam melakukan pemberian pembiayaan sebagai usaha utama perbankan. Selain itu, kegagalan di bidang pembiayaan dapat berakibat pada terpengaruhinya kesehatan dan kelangsungan usaha perbankan, karena munculnya pembiayaan bermasalah.
Jumlah Rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance/NPF) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia masih tercatat cukup
tinggi dibandingkan perbankan syari‟ah yaitu 4,10 persen. Berdasar statistik Bank Indonesia per Agustus 2010, BPRS memiliki NPF 7,18 persen. Pada Agustus BPRS memiliki total pembiayaan Rp 1.954 miliar. Dari jumlah itu pembiayaan lancar sebesar Rp 1.814 miliar, dengan rincian pembiayaan kurang lancar Rp 43 miliar, diragukan Rp 33 miliar, dan macet Rp 64 miliar. Walaupun kasus
pembiayaan bermasalah bukan barang baru di lembaga
keuangan, namun apabila tidak ditangani secara professional, pembiayaan tersebut akan membawa dampak yang merugikan. Oleh karena itu, diperlukan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat.2
Penerapan prinsip kehati-hatian dalam seluruh kegiatan perbankan merupakan salah satu cara untuk menciptakan perbankan yang sehat, yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap perekonomian secara makro maupun mikro atau mungkin negatif apabila prinsip kehati-hatian tersebut disalahgunakan. Terutama prinsip kehati-hatian yang ada pada kebanyakan BPRS yang sebagian besar menyalahgunakan prinsip kehati-hatian tersebut, terutama dalam pemberian kredit pada nasabah (pemberian kredit bermasalah yang timbul akibat adanya hubungan keluarga antara pihak bank dan nasabah maupun keinginan bank untuk berekspansi). Serta, diketahui bahwa peer control sangat rendah pada nasabah yang memiliki hubungan keluarga. Kondisi ini akan memicu munculnya moral hazard (ketidakjujuran) dan adverse selection sehingga meningkatkan potensi terjadinya penyimpangan penggunaan 2
pembiayaan
yang
pada
www.bi.go.id, di akses tanggal (23-09-2010)
akhirnya
meningkatkan
kredit
macet/pembiayaan bermasalah, dan kesulitan nasabah dalam mengembalikan modal. Padahal, apabila seorang investor berani mendirikan bank, dia harus berani
pula
menanggung
risiko
menghadapi
kesulitan
menagih
kredit/pembiayaan yang diberikan kepada debitur tertentu. Sebab, nantinya pembiayaan bermasalah juga menghambat dampak ganda positif (multiplier effects) investasi dana, karena dana yang diberikan kepada debitur bermasalah terlambat kembali atau tidak kembali lagi kepada bank kreditur. Dengan demikian, dana tersebut tidak dapat diputar kembali kepada debitur lain yang membutuhkannya untuk mengembangkan operasi bisnisnya. Oleh karena itu, diperlukan prinsip kehati-hatian yang didalamnya terdapat screening (penyaringan terhadap calon nasabah maupun proyek yang akan dibiayai) dan monitoring yang dimiliki oleh setiap bank dalam menangani kredit bermasalah secara professional, serta mencegahnya terulang kembali, terutama dalam pembiayaan mudharabah. Dalam pembiayaan tersebut akan banyak ditemukan risiko seperti yang disebutkan di atas yang berakibat pada pembiayaan bermasalah di bank syari‟ah, jika bank syari‟ah kurang selektif dalam memberikan pembiayaan dengan skim mudharabah ini.
Disisi lain penulis memilih obyek penelitian terkait dengan Prinsip Kehatihatian
(Prudential
Banking Principle) dalam
perspektif pencegahan
pembiayaan mudharabah bermasalah pada BPRS Bumi Rinjani Malang disebabkan bank tersebut pada awal berdiri merupakan BPR, dan merupakan satu kelompok di bawah naungan Rinjani Grup, serta memiliki NPF dibawah
rata-rata NPF BPRS nasional.3 Hal inilah yang menarik untuk diteliti, guna mengetahui seberapa besar pembiayaan mudharabah yang bermasalah di BPRS Bumi Rinjani Malang?; apa penyebab pembiayaan bermasalah mudharabah?; serta bagaimana efektivitas penerapan prinsip kehati-hatian dalam mengurangi pembiayaan mudharabah yang bermasalah?.
B. Pembatasan Masalah Menurut Husaimi Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, batasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan masalah penelitian yang akan diteliti. Agar penelitian ini tidak terlampau luas dan menyulitkan maka dalam melaksanakan penelitian peneliti perlu membatasi masalah.4 Berdasarkan rumusan yang dapat diidentifikasikan agar masalah dapat dibahas lebih spesifik maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Objek penelitian adalah prinsip kehati-hatian (prudential banking principle). 2. Subjek penelitian adalah pengelolah BPRS Bumi Rinjani Malang. 3. Lokasi penelitian adalah BPRS Bumi Rinjani Malang. 4. Waktu penelitian adalah tahun 2010
3
Wawancara dengan Mulyadi (Direktur BPRS Bumi Rinjani Malang), tanggal 07 Februari 2011 pukul 15.45 WIB 4 Husaini Usman, Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hlm. 23
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah sebagaimana diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Seberapa besar pembiayaan Mudharabah yang bermasalah di BPRS Bumi Rinjani Malang? 2. Apa penyebab pembiayaan bermasalah Mudharabah? 3. Bagaimana
efektivitas
penerapan
prinsip
kehati-hatian
dalam
mengurangi pembiayaan mudharabah yang bermasalah? D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui seberapa besar pembiayaan mudharabah yang bermasalah di BPRS Kota Malang?; Untuk mengetahui, apa penyebab bermasalah pada pembiayaan mudharabah?; dan Bagaimana efektivitas penerapan prinsip kehati-hatian dalam mengurangi pembiayaan mudharabah yang bermasalah?. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan secara teoritis: 1) sebagai wahana untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta menambah pengetahuan dibidang perbankan syari‟ah. 2) Sebagai penjelas atau memperkuat atas hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
b. Secara praktis diharapkan dapat berguna dan sebagai bahan masukan (pengetahuan) bagi para praktisi bank syari‟ah dalam menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking principle) dimasa yang akan datang. E. Kajian Pustaka Terdapat beberapa penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam pembahasan atau topik penelitian ini. Oleh karena itu, dalam kajian pustaka ini, penulis memaparkan perkembangan beberapa karya ilmiah terkait dengan pembahasan penulis, diantaranya adalah: Penelitian Mulhadi yang berjudul “Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principle) dalam kerangkan UU Perbankan di Indonesia”. Dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa prinsip kehati-hatian ternyata tidak hanya diatur di dalam UU perbankan dan peraturan pelaksanaannya. Secara khusus hal tersebut juga ditemukan dalam hukum Islam sebagai landasan hukum operasional bank dengan prinsip syari‟ah.5 Abdullah Saeed (1996), dalam buku Islamic Banking and Interest: a Study of Prohibition of Riba and its Contemporary Interpretation, ia menjelaskan dalam bagian bab tentang mudharabah bahwa perbankan Islam (syariah) dalam operasionalnya memakai sistem bagi hasil. Salah satu sistem yang diterapkan adalah mudharabah yaitu menginvestasikan dana-dananya kepada para pengusaha (mudharib), namun dalam operasionalnya tingkat
5
Mulhadi, Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principle) dalam Kerangka UU Perbankan di Indonesia, Pascasarjana USU, 2005.
resiko sangat tinggi dan mengalami kasus kerugian pada pembiayaan mudharabah,
sehingga
perbankan
syari‟ah
membatasi
pembiayaan
mudharabah secara drastis, yaitu memberikan pembiayaan dalam skala kecil dan waktu yang relative pendek.6 Zainul Arifin (2006), dalam karya Dasar-dasar Manajemen Bank Syari‟ah. Buku ini menjelaskan bahwa resiko disebabkan adanya kesalahan manusia (human error), kegagalan sistem, dan ketidakcukupan prosedur dan kontrol.7 Wasilul Chair (2008), dalam penelitiannya yang berjudul “Manajemen Resiko Pada Pembiayaan Mudharabah di Bank Syari’ah Yogyakarta (Studi Atas Bank Muamalat Indonesia, Bank Tabungan Negara Syari’ah, dan Bank Syari’ah Populer).” Dari penelitian tersebut dapat diperoleh keterangan bahwa bank syari‟ah tersebut memiliki sistem manajemen dalam memperkecil risiko pada pembiayaan mudharabah yaitu mulai awal/sebelum akad pembiayaan, dalam perjalanan akad, hingga setelah akad/setelah dana direalisasikan. Sedangkan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaannya adalah BMI mengukur risiko lebih menekankan pada tempat usaha, skill mudarib, dan manajemen yang dipakai. BTN Syari‟ah menekankan pada aspek keuangan usaha mudarib dan portofolio usaha. BSP menekankan pada penerapan model internal risk rating, Value at Risk (VAR), dan laporan profil resiko. Untuk pengawasan atau monitoring bank syariah Yogyakarta (BMI,
6
Abdullah Saedd, Islamic Banking and Interest: a Study of the Prohibition of Riba and its Contemporari Interpretation (Leiden; New York; Brill, 1996). 7 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, edisi revisi (Jakarta:Pustaka Alvabet, 2006).
BTN Syariah, dan BSP) memiliki persamaan, dimana sama-sama melihat data-data administrative seperti laporan keuangan, cash flow secara berkala, pembelanjaannya dan mengawasi atau memonitor langsung ke lokasi usaha mudarib. Sedangkan untuk pengendalian risiko, BMI mengendalikan lewat data keuangan proyek pembiayaan, tidak terjadi side streaming, besarnya plafond, dan adanya jaminan. BTN Syari‟ah mengendalikan risiko dengan memastikan kinerja keuangan mudarib, memberikan jaminan cessie, dan adanya jaminan tambahan berupa fixed asset. Sedangkan BSP menekankan pada penyaluran pembiayaan pada usaha yang dibutuhkan masyarakat, kesehatan perusahaan, meminta data keuangan berupa laporan keuangan dan cash flow, tidak terjadi side streaming, mengetahui karakter mudarib, dan adanya jaminan berupa collateral.8
Dari beberapa hasil penelitian yang dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ini memiliki kajian yang berbeda, walaupun memilki fokus kajian yang sama pada tema-tema tertentu. Akan tetapi, dalam penelitian yang dikaji oleh penyusun ini, lebih ditekankan pada pembiayaan bermasalah apa yang terdapat dalam skim mudharabah?; Berkaitan dengan pembiayaan bermasalah dalam mudharabah, Bagaimana cara prinsip kehati-hatian (prudential banking) pada BPRS Metro Madani untuk mencegah pembiayaan bermasalah yang terjadi dalam mudharabah.
8
Wasilur Chair, Manajemen Resiko Pada Pembiayaan Mudharabah di Bank Syari’ah Yogyakarta (Studi Atas Bank Muamalat Indonesia, Bank Tabungan Negara Syari’ah, dan Bank Syari’ah Populer), tesisi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008), tidak dipublikasikan.
F. Kerangka Teori 1. Pengertian Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principle) Prinsip kehati-hatian (Prudential Banking Principle) merupakan prinsip yang menyatakan bahwa bank atau lembaga keuangan dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dengan mengenal customer dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan
masyarakat
kepadanya,
dengan
mengharapkan
kadar
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan tetap tinggi, sehingga rnasyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu menyimpan dananya di bank.9 Prudential
banking
yaitu
prinsip
kehati-hatian
bank
dalam
mengoperasikan usahanya agar dalam kondisi kinerja yang baik dan memenuhi kriteria bank yang sehat. Menurut D. Wijaya dalam Ahmad Faizol (2007) segala penilaian kinerja bank pada dasarnya berpegang pada prinsip prudential banking bagi bank umum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank nasional yang menetapkan ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank menetapkan tentang penilaian tingkat kesehatan bank dengan surat edaran BI No. 26/BPPP/1993 tanggal 29 Mei 1993, yang kemudian disempurnakan melalui keputusan Direksi BI No. 31/11/Kep/Dir tanggal 30 April 1997 berdasarkan analisa rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Substansi dari prudential banking meliputi rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Reserve Requirement (RR), Non Performing
9
www.Prinsip Mengenal Nasabah.com/Kompas2008/10/16/03.
Loan (NPL), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Return On Asset (ROA), dan Net Profit Margin (NPM).10 Sedangkan, menurut Veithzal Rivai, dkk (2008), dalam buku Islamic Financial Management: Teori, Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa, ia menjelaskan dalam bagian bab tentang Proteksi Pembiayaan bahwa prinsip kehati-hatian merupakan prinsip untuk melindungi pembiayaan dari berbagai permasalahan dengan cara mengenal customer baik melalui identitas calon customer, dokumen pendukung informasi dari calon customer, dan sebagainya.11 Dasar Hukum
Secara umum, prinsip kehati-hatian diperbolehkan berdasarkan landasan secara langsung dalam Al-Qur’an. Seperti Al-Ma’idah : 49:12
Artinya: “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan 10
http://www.scribd.com/Analisis-Pengaruh-Prinsip-Prudential-banking-Terhadap, (21-
08-2008) 11
Veithzal Rivai, Islamic Financial Management:Teori, Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa (Jakarta Utara : CV. Kharisma Putra Utama Offset, 2008), hlm. 617. 12 Khadim al Haramain asy Syarifain. Al-qur’an dan Terjemahannya. Yayasan Penyelenggara dan Penerjemah Al-Qur‟an
sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.”(QS. Al-Ma’idah: 49)
a. Praktik Prinsip Kehati-hatian Dalam praktiknya, prinsip kehati-hatian memiliki sekurang-kurangnya 5 prinsip meliputi:13
1. Watak (character), yang berarti, bank harus dapat menilai calon debitor memiliki pembawaan, karakter, dan sifat-sifat yang baik dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya (kewajiban dalam membayar pinjaman). 2. Kemampuan (capacity), yang berarti, bank harus dapat menilai calon debitor Memiliki kemampuan-kemampuan secara ekonomis (pada masa sekarang dan masa mendatang) dalam melakukan pembayaran pinjamannya. 3. Modal (capital), yang berarti, bank harus dapat menilai calon debitor memiliki aset-aset ekonomis yang dapat dijadikan sarana calon debitor melaksanakan
kewajiban-kewajibannya
(melakukan
pembayaran
pinjaman). 4. Jaminan (collateral), yang berarti, bank harus dapat menilai aset calon debitor yang dijaminkan memiliki nilai ekonomis yang proposional dengan jumlah pinjaman (pembiayaan) yang diberikan bank kepada calon debitor.
13
Ibid.
5. Kondisi ekonomi (condition of economy), yang berarti bank harus dapat menilai stabilitas kondisi ekonomi dan keuangan calon debitor, pada saat peminjaman dan perkiraan pada masa mendatang.
Serta, adanya penyaringan (screening) terhadap calon nasabah dan proyek yang akan dibiayai sebagai cerminan dari prinsip kehati-hatian. Kemudian, terdapat tiga langkah monitoring yang dapat ditempuh bank menurut kasus pembiayaan dan juga efisiensi biaya dan waktu yaitu pemantauan pembiayaan secara administrative (on disk monitoring), pemantauan langsung ke lapangan (on side monitoring). Memberikan tekanan pada hal-hal yang kurang berjalan (exception monitoring). Berkaca pada penjelasan di atas, maka sekiranya dibutuhkan kesinergisan antara teori dan praktik dalam hal pelaksanaan prinsip kehatihatian. Adapun salah satu alur prinsip kehati-hatian di lembaga keuangan syari‟ah baik bank maupun bank dapat digambarkan sebagai berikut :14 1). Nasabah datang ke bank dengan membawa berkas permohonan pembiayaan yang meliputi : (a) surat permohonan pembiayaan yang berisi kebutuhan dana dan penjelasan tentang segala yang berkaitan dengan usaha nasabah. (b) persyaratan administrasi misalnya : fotokopi KTP suami/istri, kartu keluarga dan jaminaan sertifikat.
14
Disarikan dari Tim pegembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan Implementasi Operasional bank Syariah,(Jakarta : Djembatan, 2001), hlm 170-172.
2). Berkas tersebut dianalisis kelayakan usahanya oleh bagain account officer/marketing baik dari sisi kualitatif maupun kuantitatif. Sedangkan untuk sisi yuridis, kelengkapan perizinan dan kelengkapan perusahaan dalam bidang hukum dianalisis oleh bagaian administrasi pembiayaan. 3). Bagian administrasi pembiayaan menyampaikan hasil pemeriksaan kepada account officer untuk ditindaklanjuti dengan melakukan survey. 4). Hasil dari analisis dan survey akan dilaporkan kepada komite pembiayaan untuk menentukan disetujui atau tidaknya permohonaan pembiayaan tersebut. 5). Bila permohonaan disetujui, maka nasabah akan mendapat surat persetujuan dangan syarat yang ditentukan oleh bank, namun jika ditolak, maka semua berkas akan dikembalikan kepada calon nasabah. 6). Nasabah akan memepertimbangkan syarat-syarat yang ditentukan oleh bank apakah disetujui atau tidak. Bila setuju maka nasabah menandatangani surat persetujuan tersebut. 7). Bagian admistrasi pembiayaan akan membuat akad pembiayaan antara nasabah dangan bank. 8). Setelah akad ditandatangani oleh kedua belah pihak maka nasabah mengajukan surat permohonan realisasi pembiayaan untuk mencairkan dana pembiayaan.
9). Selama proyek berlangsung, account officer diharuskan terus memantau dan mengawasi keuangan nasabah. Dan nasabah akan melakukan pembayaran bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. 10). Diakhir masa kontrak pembiayaan, nasabah akan melakukan pembayaran pokok pembiayaan kepada bank.
2. Pembiayaan Bermasalah a. Pengertian Pembiayaan bermasalah adalah posisi dimana debitur mengingkari janji mereka membayar bagi hasil atau pembiayaan induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran. Dengan demikian mutu kredit merosot. Dalam kasus kredit bermasalah, ada kemungkinan kreditur terpaksa melakukan tindakan hukum, atau menderita kerugian dalam jumlah yang jauh lebih besar dari jumlah yang diperkirakan. Oleh karena itu, lembaga keuangan yang bersangkutan harus mengalokasikan perhatian, tenaga, dana, waktu dan usaha secukupnya guna menyelesaikan kasus ini. Dalam dunia perbankan internasional, kredit dapat dikategorikan ke dalam kredit bermasalah bilamana:15 a. Terjadi keterlambatan pembayaran bagi hasil atau pembiayaan induk lebih dari 90 hari sejak tanggal jatuh temponya. b. Tidak dilunasi sama sekali, atau
15
Siswanto Sutojo, Menangani Kredit Bermasalah:Konsep dan Kasus, (Jakarta:PT. Damar Mulia Pustaka, 2008), hlm.1.
c. Diperlukan negoisasi kembali atas syarat pembayaran kembali pembiayaan dan bagi hasil yang tercantum dalam perjanjian pembiayaan. Di Indonesia pembiayaan bermasalah dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu:16 a. Pembiayaan kurang lancar (terdapat tunggakan angsuran pokok yang melampaui masa satu bulan dan belum melampaui masa dua bulan bagi pembiayaan dengan angsuran kurang dari satu bulan b. Pembiayaan diragukan (pembiayaan dikategorikan sebagai pembiayaan diragukan apabila tidak dapat memenuhi kriteria pembiayaan lancar dan pembiayaan kurang lancar, atau pembiayaan tersebut dapat diselamatkan, serta mempunyai jaminan pembiayaan yang nilainya tidak kurang dari 75 % jumlah nilai pinjaman pokok. Serta, pembiayaan tersebut tidak dapat diselamatkan, tetapi nilai jaminan pembiayaan tidak kurang dari 100 % nilai pembiayaan yang tertunggak. c. Pembiayaan macet (pembiayaan yang tidak memenuhi kriteria pembiayaan lancar, pembiayaan kurang lancar dan pembiayaan diragukan atau dapat memenuhi kriteria pembiayaan diragukan, tetapi setelah jangka waktu 21 bulan semenjak masa penggolongan pembiayaan diragukan, belum terjadi pelunasan pinjaman atau usaha penyelamatan pembiayaan.
Pembiayaan bermasalah di atas dapat terjadi dalam pembiayaan mudharabah (adalah suatu bentuk perniagaan di mana pemilik modal menyetorkan modalnya kepada pengusaha/pengelola, untuk diniagakan 16
Ibid.
dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak sedangkan kerugian, jika ada, akan ditanggung oleh si pemilik modal.) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
a. Adanya unsur moral hazard (ketidakjujuran) dalam diri nasabah pada saat melakukan pembiayaan. b. Rendahnya kemampuan atau ketajaman lembaga keuangan melakukan analisis kelayakan permintaan pembiayaan yang diajukan oleh calon debitur c. Lemahnya sistem informasi pembiayaan serta sistem pengawasan dan administrasi pembiayaan mereka. d. Campur tangan yang berlebihan dari para pemegang saham lembaga keuangan dalam keputusan pemberian pembiayaan. e. Pengikatan jaminan pembiayaan yang kurang sempurna.
b. Kriteria Manajemen Pembiayaan Bermasalah
Berkaitan dengan prinsip pudential banking, maka terdapat beberapa ketentuan kriteria di dalam manajemen pembiayaan bermasalah:
1. Menetapkan kebijakan penerimaan nasabah; 2. Menetapkan kebijakan dan prosedur dalam mengidentifikasi nasabah; 3. Menetapkan kebijakan dan prosedur pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah; 4. Menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko.
G. Kerangka Pemikiran Alur pikir yang tersebar dalam pecahan-pecahan teori akan diformat secara sederhana agar sasaran atau gambaran dari problem dan alur logika dalam penelitian ini dapat dipahami dengan mudah. Beberapa variabel yang disandingkan dalam penelitian ini juga akan dijelaskan keterkaitannya satu dengan yang lainnya, seperti hubungan antara pembiayaan mudharabah yang bermasalah dan prinsip kehati-hatian. Selain itu, juga akan dijelaskan pemahaman umum oleh peneliti tentang kriteria dari pembiayaan bermasalah. Relasi dan hubungan kedua variabel dalam penelitian ini yaitu pembiayaan mudharabah yang bermasalah dan prinsip kehati-hatian bank syari‟ah sebagai kerangka pikir dapat dijelaskan dengan gambar sederhana di bawah ini:
Pembiayaan Mudharabah
Bermasalah
Lancar
Kurang Berlaku Prinsip Kehati-hatian
Screening
Monitoring
Gambar 1.1 : Proses Prinsip Kehati-hatian Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syari’ah
Pembiayaan mudharabah adalah suatu bentuk perniagaan di mana pemilik modal menyetorkan modalnya kepada pengusaha/pengelola, untuk diniagakan
dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak sedangkan kerugian, jika ada, akan ditanggung oleh si pemilik modal.17 Persetujuan pembiayaan dilakukan melalui proses penilaian yang objektif terhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan objek pembiayaan baik dari segi prinsip kehati-hatian (6C dan adanya penetapan BMPK/batas maksimum penyaluran kredit baik untuk debitur kelompok maupun individu yang sesuai dengan ketentuan BI No.31/61/KEP/DIR), screening dan monitoring. Proses ini penting dilakukan untuk menghindari pembiayaan bermasalah yang mana disebabkan oleh adanya moral hazard dan Asymmetric information, pelanggaran terhadap batas maksimum pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak perbankan yang nantinya akan mewujudkan pembiayaan lancar. Pembiayaan bermasalah adalah posisi dimana debitur mengingkari janji mereka membayar bagi hasil atau pembiayaan induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran. Dengan demikian mutu kredit merosot. Disamping itu, pembiayaan bermasalah itu sendiri muncul dikarenakan kurang berlakunya prinsip kehati-hatian, screening, dan monitoring pada bank syari‟ah. Prinsip kehati-hatian merupakan prinsip yang menyatakan bahwa bank atau lembaga keuangan dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dengan mengenal customer 17
hlm.107
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2005),
dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan masyarakat kepadanya, dengan mengharapkan kadar kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan tetap tinggi, sehingga rnasyarakat/nasabah bersedia dan tidak ragu-ragu menyimpan dananya di bank.18 Serta, adanya penyaringan (screening) terhadap calon nasabah dan proyek yang akan dibiayai sebagai cerminan dari prinsip kehati-hatian. Kemudian, terdapat tiga langkah monitoring yang dapat ditempuh bank menurut kasus pembiayaan dan juga efisiensi biaya dan waktu yaitu pemantauan pembiayaan secara administrative (on disk monitoring), pemantauan langsung ke lapangan (on side monitoring). Memberikan tekanan pada hal-hal yang kurang berjalan (exception monitoring).
Berdasarkan pemaparan di atas, diperlukan prinsip kehati-hatian untuk menangani permasalahan pembiayaan baik dari mendeteksi gejala awal pembiayaan bermasalah dan melakukan analisis pembiayaan sebagai penangkal pembiayaan bermasalah.
H. Metodologi Penelitian Metodologi berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan19. Jadi, metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturanperaturan dalam penelitian.
18
www.Prinsip Mengenal Nasabah.com/Kompas2008/10/16/03. Chalid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Cet II (Jakarta:Bumi Aksara, 1999), hlm. 1. 19
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Ditinjau dari tema pembahasan dalam penelitian ini tergolong pada jenis penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap obyek tertentu yang membutuhkan suatu analisa yang komprehensif dan menyeluruh20 dengan menggunakan desain kualitatif. Dalam hal ini, yang menjadi obyek penelitian adalah pembiayaan bermasalah yang terdapat dalam skim mudharabah dan sahib al-mal (BPRS Bumi Rinjani Malang) dalam menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking) untuk mencegah pembiayaan bermasalah yang terjadi dalam mudharabah. Adapun penelitian ini adalah penelitian kasus (case studies) yang terjadi di BPRS Bumi Rinjani Malang, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplorasi dengan experience survey sebagai teknik operasionalnya. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk lebih memahami gejala atau permasalahan tertentu.21 Sedangkan penelitian ini berusaha untuk memahami dan menggali lebih dalam sejauh mana BPRS Bumi Rinjani Malang bisa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mencegah pembiayaan bermasalah. Sedangkan alasan pemilihan metode experience survey adalah untuk mendapat data, informasi maupun ide dari pihak yang telah memiliki pengalaman22 dalam
20
Suharsimi Arikuto, Prosedur Penelitian Sutau Pendekatan Praktek (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 11. 21 Irawan Sehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 34. 22 D. Cooper dan Schindler, Business Research Method, 9th edition, (New York: McGraw Hill. Inc., 2006), hlm. 143.
bidang
pencegahan
pembiayaan
bermasalah
sehingga
analisis
permasalahan menajdi lebih valid. 2. Obyek Penelitian Sifat penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana penelitian bertujuan untuk melihat objek. Salah satu ciri dalam penelitian kualitatif adalah peneliti dijadikan sebagai instrumen kunci, dan hasil penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menggeneralisir, namun lebih mencari pemahaman mendalam dari objek yang akan diteliti.23 Dalam jenis penelitian seperti ini jumlah obyek tidak dipermasalahkan dan ketika sudah terdapat pengulangan jawaban terhadap berbagai jawaban yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat, maka tidak perlu lagi mencari respon lain untuk di wawancarai.24 Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan cermat relevan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri yang spesifik dari pengelolah bank sebanyak 4 orang yang terdiri dari manajer bank, direksi manajemen prinsip kehati-hatian, kepala bagian pembiayaan, dan kepala unit yang berkaitan dengan pembiayaan mudharabah. Namun demikian, jumlah informan sebagai sumber data berubah sesuai dengan kondisi lapangan.25
23
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 35. 24 Ibid., hlm. 225. 25 S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Cet. VII (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), hlm. 98.
3. Data dan Metode Pengumpulan Data Untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, maka diperlukan data primer yang berkaitan dengan penerapan prinsip kehati-hatian atau prudential banking di BPRS Bumi Rinjani Malang. Karena penelitian ini merupakan studi kasus (case studies), maka data primer diperoleh dengan teknik/metode observasi, wawancara (interview), dan dokumentasi. a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap fokus permasalahan yang diteliti secara sistematis,26 dalam hal ini mengobservasi tata cara perbankan (BPRS Bumi Rinjani Malang) dalam memberikan pembiayaan mudharabah pada calon nasabah terkait dengan prinsip prudential banking dalam mencegah pembiayaan bermasalah. b. Wawancara (in depth interview), yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh melalui percakapan secara mendalam yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Penentuan responden sebagi informan dipilih melalui penelusuran orang-orang yang berkompeten dan dapat mewakili serta representatif dalam penggalian informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini, kegiatan interview dilakukan dengan staf BPRS Bumi Rinjani Malang yang menangani pembiayaan mudharabah, termasuk dengan beberapa karyawan operasional yang secara langsung terkait dengan 26
Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2 (Yogyakarta:Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984), hlm. 136.
penanganan urusan pembiayaan tersebut. Data yang diperoleh dalam wawancara ini adalah meliputi prosedur pembiayaan mudharabah, prinsip prudential banking yang diterapkan BPRS Bumi Rinjani Malang dalam mencegah pembiayaan bermasalah. Sistem atau teknik wawancara ini dilakukan dalam bentuk model wawancara yang tidak terstruktur, yaitu berupa dialog atau tanya jawab yang dilakukan dalam bentuk bebas (inguided interview).
Hal ini dilakukan agar yang
diwawancarai tidak kaku dalam menjawab pertanyaan (rileks) sehingga data-data dapat diperoleh semaksimal mungkin, akan tetapi tidak menyimpang dari standar pertanyaan yang dibutuhkan dan lebih diarahkan pada hal-hal yang menjadi objek permasalahan. c. Dokumentasi, teknik pengumpulan data ini juga dikenal dengan penelitian
dokumentasi
(documentation
research)
yaitu
mengumpulkan data-data yang terkait dengan fokus penelitian yang berasal dari sumber utamanya (obyek penelitian),27 seperti dokumendokumen atau arsip-arsip, baik itu berupa sejarah perbankan, visi dan misi, dan sebagainya di BPRS Bumi Rinjani Malang. Sedangkan data sekunder adalah data yang mendukung atau memberi informasi yang bermanfaat berkaitan dengan penelitian ini, baik data internal maupun eksternal.28 Data sekunder diperoleh dari beberapa referensi baik berupa buku, surat kabar, majalah, ataupun artikel atau berupa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan pokok kajian ini. 27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 200. Nur Indrintoro, Metodologi Penelitian Bisnis:Untuk Akuntansi dan manajemen (Yogyakarta:BPFE, 2002), hlm.149. 28
4. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini ditentukan setelah proses penelitian selesai dilakukan. Sesuai dengan pokok masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka diupayakan menjawab permasalahan penelitian ini, yatu meliputi: (1) pembiayaan mudharabah yang bermasalah, (2) Prinsip prudential banking: a). Screening, b). Monitoring. Pembiayaan bermasalah mudharabah adalah posisi dimana debitur mengingkari janji mereka membayar bagi hasil atau pembiayaan induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran. Sedangkan prinsip kehati-hatian merupakan prinsip yang menyatakan bahwa bank atau lembaga keuangan dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dengan mengenal customer yang terdiri dari 6 C, screening (penyaringan terhadap calon nasabah maupun proyek yang akan dibiayai), dan monitoring dalam rangka melindungi dana masyarakat dengan mencegah terjadinya pembiayaan bermasalah mudharabah. 5. Instrumen Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif eksploratif, sehingga peneliti melakukan pengembangan instrument penelitian berupa pedoman wawancara dan dokumentasi. Instrumen pedoman wawancara dan dokumentasi dikembangkan berdasarkan pada kerangka teori yang digunakan untuk menyusun pertanyaan penelitian.
Adapun pertanyaan utama dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1.
Seberapa besar pembiayaan mudharabah yang bermasalah di BPRS Bumi Rinjani Malang dan apa penyebab pembiayaan bermasalah tersebut?
2.
Bagaimana efektivitas penerapan prinsip kehati-hatian pada BPRS Bumi Rinjani Malang dalam mengurangi pembiayaan mudharabah yang bermasalah? Dari dua pertanyaan utama tersebut kemudian dikembangkan
menjadi 14 (empat belas) pertanyaan sebagai pedoman wawancara dalam penggalian data di lapangan. 6. Teknik Analisa Data Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis.29 Sebagai penelitian yang menggunakan metode deskriptif-analitis, maka penelitian ini berusaha mendeskripsikan data-data yang diperoleh di lapangan yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang disertai dengan analisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Menurut Arikunto, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.30 Penelitian jenis ini merupakan penelitian yang non
29
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian agama: Pendekatan Multidisipliner, (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006), hlm. 185. 30 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 309310.
hipotesis, sehingga dalam rangka penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.31 I. Sistematika Pembahasan Pada penelitian ini, ada empat pokok bahasan yang akan penulis bahas, yaitu: Bagian pertama akan menguraikan pendahuluan yang merupakan penjelasan tentang landasan dan mekanisme kerja dalam penelitian ini, memuat latar belakang masalah yang memberikan dasar timbulnya masalah, ruang lingkup pembahasan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian, kajian pustaka, sistematika pembahasan. Bagian kedua adalah pembahasan tentang landasan teori prinsip kehati-hatian secara umum, praktik prinsip kehati-hatian di BPRS Bumi Rinjani Malang, proses pemberian pembiayaan, pencegahan pembiayaan bermasalah dan berbagai permasalahan yang dihadapai dalam pembiayaan. Bagian ketiga adalah membahas tentang perkembangan BPRS Bumi Rinjani Malang, berisi profil dan perkembangan, prinsip operasional dan produk-produk yang dikeluarkan, aplikasi prinsip kehati-hatian pada BPRS Bumi Rinjani Malang. Kemudian membahas tentang perkembangan prinsip kehati-hatian di BPRS Bumi Rinjani Malang serta proses pemberian pembiayaan, dan pencegahan pembiayaan bermasalah.
31
Ibid., hlm. 245.
Bagian keempat adalah berisikan analisis prinsip kehati-hatian dalam pencegahan pembiayaan bermasalah. Dimana akan menganalisis tentang mekanisme pencegahan pembiayaan bermasalah yang dikaitkan dengan teori prinsip kehati-hatian dalam pencegahan pembiayaan bermasalah yang berlaku di Indonesia secara umum dilihat dari ketentuan syari'ah. Sedangkan bagian kelima adalah bagian penutup dari pembahasan dalam penelitian ini, yang berisi kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada bagian-bagian sebelumnya, dan saran dari penulis.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap data-data dan informasi yang diperoleh peneliti di lapangan selama masa penelitian dan dalam upaya untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dipaparkan sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan dari penelitian ini, yaitu: 1. BPRS Bumi Rinjani Malang memiliki persentase pembiayaan bermasalah selama tiga tahun yaitu sebesar 6,5 % dari total realisasi pembiayaan tahun 2008, 7,83 % dari total realisasi pembiayaan tahun 2009, dan 3,23 % dari total realisasi pembiayaan tahun 2010. 2. Ada beberapa masalah terkait dengan pembiayaan bermasalah dalam mudharabah yaitu masalah moral hazard dan asymmetric information serta keengganan nasabah berbagi untung, yang kesemuanya itu terjadi disebabkan seleksi longgar dan pengawasan yang rendah. 3. Efektivitas prinsip kehati-hatian pada BPRS Bumi Rinjani Malang yang meliputi 6 C, prinsip mengenal nasabah, menerapkan incentivecompatible
constraints
dan
screening
attribute,
serta
lebih
menekankan monitoring secara off-site, sedang on-site monitoring dilakukan secara berkala. Serta, menerapkan BMPK pada penyaluran pembiayaan kepada debitur kelompok maupun individu yang mana
sesuai dengan peraturan BI No.31/61/KEP/DIR. Untuk mengatasi nasabah yang enggan berbagi untung, bank menetapkan system net revenue sharing. Yang kesemuanya ini dilakukan secara efektif, hal ini terlihat pada persentase NPF BPRS Bumi Rinjani Malang yang pada tahun 2010 dibawah level persentase NPF BPRS secara nasional B. Saran 1. BPRS Bumi Rinjani Malang seharusnya berusaha meningkatkan pembiayaan mudharabah dan tidak terlalu mengandalkan murabahah dengan tidak terlalu menghindari risiko (risk averse), serta mengurangi pembiayaan kurang lancar pada pembiayaan mudharabah yang masih tergolong tinggi. 2. BPRS Bumi Rinjani Malang diharapkan bisa lebih meningkatkan seleksi dan pengawasan untuk mencegah pembiayaan bermasalah. 3. Seiring berjalannya waktu, BPRS Bumi Rinjani Malang dapat lebih menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mencegah pembiayaan bermasalah dan diharapkan Profit and Loss Sharing bisa benar-benar diterapkan, bukan bertumpu pada sistem revenue sharing seperti yang berjalan sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah al-Muslih dan Shalah ash-Shaqi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam (terj. Abu Umar Basyir), Jakarta: Darul Haq, 2004. Abdullah Alwi Haji Hassan, Sales and Contracts in Early Islamic Law, (New Delhi: Kitab Bhavan, 1997). Abdullah Saedd, Islamic Banking and Interest: a Study of the Prohibition of Riba and its Contemporari Interpretation (Leiden; New York; Brill, 1996). Abraham L. Udovitch, Kerjasama Syariah (terj. Syafrudin Arif), Kediri: Wubah, 2008. Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fikih Keuangan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2004). Andrew Fight, Credit Risk Management, (Oxford:Elsevier Butterworth, 2004). Anwar Nasution, Pokok-pokok Pikiran tentang Pembinaan dan Pengawasan Perbankan dalam rangka Pemantapan Kepercayaan kepada Masyarakat terhadap Industri Perbankan, Makalah disampaikan pada Seminar tentang ”Pertanggungjawaban Bank Terhadap Nasabah”, Departemen Kehakiman, BPHIN, Hotel Indonesia Jakarta, tanggal 24-25 Juni 1997. Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007). Chalid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Cet II (Jakarta:Bumi Aksara, 1999). Deregulasi Perbankan: Sejumlah Aturan Tambal http://www.Tempo.co.id/ang/min/01/52/utama3.htm
Sulam,
dalam
Disarikan dari Tim pegembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan Implementasi Operasional bank Syariah,(Jakarta : Djembatan, 2001). Hand Out-Training Financing 1, (Jakarta: Muamalat Institute). http://budiraharjo.republika.co.id/2010/10/29/pembiayaan-bermasalah-bprsmasih-tinggi.htm.
http://www.bisnis.com, KerProvLampung TwIII2008.pdf, (26 September 2010) http://www.scribd.com/Analisis-Pengaruh-Prinsip-Prudential-banking-Terhadap, (21-08-2008) Husaini Usman, Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta, 2003. Johannes Ibrahim, Cross Default dan Cross Collateral Sebagai Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, cet. I, (Bandung: PT. Reflika Aditama, 2004). Kasmir, Manajemen Perbankan, cet. V, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). Khadim al Haramain asy Syarifain. Al-qur’an dan Terjemahannya. Yayasan Penyelenggara dan Penerjemah Al-Qur‟an. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Rosdakarya, 2003).
(Bandung:PT. remaja
Liaquat ali Khan Niazi, Islamic law of contract, (Lahore: Research Cell, Dyal Sing Trust Library, t.t.). Lihat
kumpulan fatwa DSN-MUI (2000-2007) Tentang Mudharabah, hlm. 22 dan bisa diakses di www.mui.or.id.
Pembiayaan
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, cet ke-II, (Jakarta: Ghalia, 2003). Muhammad, Manajemen Bank Syariah, ed. Revisi, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005) ---------------, Permasalahan Agency Dalam Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syari’ah di Indonesia, disertasi (Yogyakarta:Universitas Islam Indonesia, 2006). Muhammad Ayyub, Understanding Islamic Finance, (Great Britanian: John Wiley & Son Ltd., 2007). Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2001). Muhammad Taqi Usmani, An Introduction to Islamic Finance, (Karachi:Idaratul Ma‟arif, 2000). Mulhadi, Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principle) dalam Kerangka UU Perbankan di Indonesia, Tesis, Pascasarjana USU, 2005
Munif Fuady, Hukum Perkreditan Kontemporer, cet. II, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002). Muslihun Muslim, Fikih Ekonomi, (Mataram:LKIM IAIN Mataram), 2005. Nur Indrintoro, Metodologi Penelitian Bisnis:Untuk Akuntansi dan manajemen (Yogyakarta:BPFE, 2002). Permadi Gandapradja, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank, Cet. I , (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004). Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001).
Siswanto Sutojo, Menangani Kredit Bermasalah:Konsep dan Kasus, (Jakarta:PT. Damar Mulia Pustaka, 2008). S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Cet. VII (Jakarta:Bumi Aksara, 2006). St. Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perkindungan yang Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, (Jakarta: Institute Bankir Indonesia, 1993). ----------------------, BI Sebagai Penggerak Utama Reformasi Peraturan Perundang-undangan, Pidato Ilmiah dalam rangka Penerimaan Jabatan Guru Besar Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum UNAIR Surabaya tanggal 16 Desember 1996. Suharsimi Arikuto, Prosedur Penelitian Sutau Pendekatan Praktek (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1998). Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta:Zikrul Hakim, 2003. Sunan Ibnu Majah, hadis no. 2280, Kitab Tijarah Bab Syirkah dan Mudharabah, Maktabah Syamilah, DVD edition. Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2 (Yogyakarta:Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984). Tahir Mansuri, Islamic Law of Contract and Business Transaction, (New Delhi: Adam Publishers & Distributor, 2007).
Teguh Pudjo Muljono, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil, edisi keempat, (Yogyakarta:BPFE, 2007). Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut banker Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001). Veithzal Rivai, Islamic Financial Management:Teori, Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa (Jakarta Utara : CV. Kharisma Putra Utama Offset, 2008). ------------------ dan Ariyan Arifin, Islamic Banking, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2010). ----------------- dan Andrian Permata V., Islamic Financial Management, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008). Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997). Wasilur Chair, Manajemen Resiko Pada Pembiayaan Mudharabah di Bank Syari’ah Yogyakarta (Studi Atas Bank Muamalat Indonesia, Bank Tabungan Negara Syari’ah, dan Bank Syari’ah Populer), tesis (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008), tidak dipublikasikan. Wawancara dengan Inta Kriyasaihim (Account Officer BPRS Bumi Rinjani Malang) di BPRS Bumi Rinjani Malang tanggal 07 Februari 2011 pukul 15.45 WIB. Wawancara dengan Mulyadi (Direktur BPRS Bumi Rinjani Malang) di BPRS Rinjani Malang tanggal 07 Februari 2011 pukul 15.45 WIB. www.majalah-pip.com/majalah2008/10/16/03. www.Prinsip Mengenal Nasabah.com/Kompas2008/10/16/03. Zainul
Arifin, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta:Pustaka Alvabet, 2006).
Bank
Syari’ah,
edisi
revisi
----------------, Mekanisme Kerja Perbankan Syariah dan Permasalahannya, Jurnal Hukum Bisnis, vol.11 (Jakarta: Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, 2000).
Curriculum Vitae
Nama
: Upia Rosmalinda, S.EI
Tempat Tanggal Lahir
: Metro, 26 Desember 1986
Jenis Kelamin
: Wanita
Hobi
: Baca dan Nonton TV.
Alamat
: Jl. Imam Bonjol B44 Komplek Pemda Lampung
Telephone
: (0275) 43305, 087838454333
Nama Ayah
: H.Drs. Mahmud Yunus Manaf
Nama Ibu
: Hj. Naila Hasyim
Riwayat Pendidikan: 1. SDN 3 Metro Lulus Tahun 1998 2. MTSN Batang Hari Lulus Tahun 2001 3. SMKN 1 Metro Lulus Tahun 2004 4. STAIN Jurai Siwo Metro Lulus Tahun 2008 5. Pasca Sarjana UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Tahun 2011sekarang Riwayat Organisasi 1. Redaktur UKPM KRONIKA STAIN Jurai Siwo Metro Tahun 2006 2. Anggota FLP (Forum Lingkar Pena) FLP Lampung 3. Pimpinan Redaksi UKM KRONIKA STAIN Jurai Siwo Metro Tahun 2006-2007 Riwayat Pekerjaan: 1. Dosen STAI Ma‟arif Lampung Tahun 2010- sekarang Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya. Yogyakarta, 06 Maret 2011
Upia Rosmalinda, S.EI
Daftar wawancara:
A. Data Umum 1. Bagaimana sejarah dan latar belakang berdirinya BPRS Kota Malang 2. Data persentase pembiayaan mudharabah yang lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet. 3. Struktur kepengurusan BPRS Kota Malang 4. Apa saja alasan yang mendasari BPRS Kota Malang memilih pembiayaan mudharabah. B. Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principle) 1. Apakah masyarakat banyak yang tertarik dengan pembiayaan skim mudharabah ini? 2. Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh mudharib (calon nasabah) dalam pengambilan pembiayaan mudharabah? 3. Berapa lama jangka waktu mudharib dalam mengembalikan dana yang telah dipinjamnya? 4. Apa saja yang mendasari perbankan dalam memberikan pembiayaan dengan skim mudharabah ini? 5. Berapa persen pihak perbankan mengambil keuntungan dalam pembiayaan ini? 6. Bagaimana pembagian nisbah bagi hasilnya seperti apa, profit sharing atau revenue sharing, mengapa?
7. Apakah pihak bank tidak mengalami kerugian atau terjadi pembiayaan bermasalah dalam pembiayaan mudharabah ini? 8. Jika terjadi kerugian atau pembiayaan bermasalah, langkah apa yang ditempuh oleh pihak bank? 9. Bagaimana menganalisa pembiayaan? 10. Prinsip kehati-hatian apa yang dipakai oleh BPRS Kota Malang terkait analisa pembiayaan? 11. Langkah-langkah/kiat-kiat apa saja yang diterapkan oleh pihak bank untuk mencegah pembiayaan bermasalah (dalam hal ini prinsip kehatihatiannya)? C. Screening 1. Bisa diceritakan bagaimana prosedur pembiayaan dengan skim mudharabah dilakukan? 2. Sektor atau jenis usaha/bisnis apa yang dibiayai dengan skim mudharabah? 3. Prinsip kehati-hatian apa yangdipakai oleh BPRS Kota Malang 4. Langkah-langkah/kiat-kiat apa saja yang diterapkan oleh pihak bank untuk mencegah pembiayaan bermasalah (dalam hal ini prinsip kehatihatiannya)? 5. Apa yang menjadi pertimbangan utama untuk merealisasikan pembiayaan mudharabah? 6. Siapa atau unsur-unsur manajemen apa saja yang terlibat dalam proses penilaian dan seleksi awal pembiayaan mudharabah?
7. Syarat apa saja yang harus dipenuhi mitra dalam mengajukan permohonan pembiayaan mudharabah? 8. Jenis usaha dan alasan realisasi pembiayaan mudharabah. D. Monitoring 1. Bagaimana sistem monitoring yang diterapkan pihak bank kepada nasabah pembiayaan mudharabah? 2. Berapa kali monitoring dan control yang dilakukan pihak bank kepada nasabah pembiayaan mudharabah? 3. Siapa yang memonitor ke lapangan (inspeksi on the spot)? 4. Adakah nasabah yang memberikan informasi tidak sesuai dengan keadaan terkait dengan keuntungan? 5. Jikalau ada, bagaimana pihak bank mengatasi asymmetric information ini? E. Pembiayaan bermasalah mudharabah 1. Pembiayaan bermasalah apa yang terdapat di BPRS Kota Malang? 2. Risiko-risiko apa saja yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah dalam pembiayaan mudharabah? 3. Apakah ada resiko unik pada pembiayaan mudharabah di BPRS Kota Malang? 4. Apa yang dilakukan manajemen bank apabila terjadi pembiayaan bermasalah dalam mudharabah (penjadwalan ulang, penambahan modal, menyita jaminan)?