PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA SIDEMEN, KECAMATAN SIDEMEN, KARANGASEM PERIODE JUNI-JULI 2014 1
Pande Putu Adnyani1, I Wayan Sudhana2 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah ABSTRAK
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah arteri persisten sebesar 140/90 mmHg atau lebih baik sistol maupun diastol pada umur 18 tahun atau lebih. Hipertensi merupakan penyebab dari 4,5% beban penyakit dunia baik di negara berkembang, maupun di negara maju. Berbagai faktor risiko telah dihubungkan dengan terjadinya hipertensi. Penelitian ini menggunakan rancangan studi prevalensi potong lintang untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko kejadian hipertensi pada masyarakat Desa Sidemen, Kecamatan Sidemen, Karangasem periode Juni-Juli 2014. Prevalensi hipertensi di Desa Sidemen yaitu sebanyak 40 orang (27,4%) dengan 26 responden (65,0%) hipertensi derajat 1 dan 14 responden (35,0%) hipertensi derajat 2. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi, didapatkan prevalensi hipertensi paling banyak pada rentang umur 50 sampai dengan 79 tahun yaitu 21,3%, pada responden yang tidak bersekolah dan tamat SD yaitu 19,2%, pada 30 responden (20,5%) yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi, 10 responden (6,8%) yang memiliki riwayat keluarga hipertensi, 22 responden (15,1%) yang memiliki riwayat merokok, 18 responden (12,3%) yang tidak memiliki riwayat merokok, 9 responden (6,2%) yang memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol, 31 responden (21,2%) yang tidak memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol, 4 responden (2,7%) dengan BMI underweight, 7 responden (4,8%) dengan BMI normal, 29 responden (19,9%) dengan BMI overweight dan obese, 4 responden (2,7%) dengan lingkar pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan dan 36 responden (24,7%) dengan lingkar pinggang ≥90 cm pada laki-laki dan ≥80 cm pada perempuan. Dari semua faktor risiko, yang menunjukkan korelasi signifikan yaitu tingkat pendidikan, riwayat merokok, BMI dan waist circumference. Kata Kunci: Hipertensi, prevalensi, faktor risiko
1
PREVALENCE AND RISK FACTOR OF HYPERTENSION IN THE SIDEMEN VILLAGE, SIDEMEN DISTRICT, KARANGASEM ON JUNE-JULY 2014 ABSTRACT Hypertension is defined as persistent arterial blood pressure of 140/90 mmHg or more in systole and diastole at the age of 18 years or above. Hypertension is estimated to cause 4,5% of the diseases burden in both the developing countries as well as in developed countries. Various risk factors had been associated with the occurance of hypertension. This study design was cross-sectional study to determine the prevalence and risk factor of hypertension in the Sidemen Village, Sidemen District, Karangasem on June-July 2014. The prevalence of hypertension in the Sidemen Village was 40 people (27,4%), 26 respondents (65,0%) with hypertension grade 1 and 14 respondents (35,0%) with hypertension grade 2. Crosstabulation between risk factor and incidence hypertension shows that prevalence of hypertension among those aged range 50 to 79 years was shown to be 21,3%, in those who did not attend school and complete elementary school was shown to be 19,2%, 30 respondents (20,5%) had no family history of hypertension, 10 respondents (6,8%) had family history of hypertension, 22 respondents (15,1%) had history of smoking, 18 respondents (12,3%) had no history of smoking, 9 respondents (6,2%) had history of alcohol consumption, 31 respondents (21,2%) had no history of alcohol consumption, 4 respondents (2,7%) with underweight, 7 respondents (4,8%) with BMI normal, 29 respondents (19,9%) with overweight and obese, 4 respondents (2,7%) had no abdominal obese and 36 responden (24,7%) had abdominal obese. From all the risk factor, educational status, history of smoking, BMI and waist circumference had significant correlation with hypertension. Keyword: hypertension, prevalence, risk factors masyarakat berumur di atas 25 tahun adalah
PENDAHULUAN Hipertensi
penyebab
sekitar 40%. Di daerah Asia Tenggara, 36%
terbesar kematian dini yang terjadi di
masyarakat dewasa memiliki hipertensi.1
seluruh dunia dan diperkirakan sebagai
Dengan
penyebab dari 4,5% beban penyakit dunia
darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan
baik di negara berkembang, maupun di
batasan tekanan darah diastolik 90 mmHg
negara maju.1,2 Lebih dari 1 miliar orang
atau lebih, prevalensi hipertensi di seluruh
hidup dengan tekanan darah tinggi. Secara
dunia pada tahun 2000 yaitu 26,6% pada
global, pada tahun 2008, prevalensi tekanan
laki-laki dan 26,1% pada perempuan dan
darah
diperkirakan akan mengalami peningkatan
tinggi
di
merupakan
seluruh
dunia
pada
menggunakan
batasan
tekanan
2
menjadi 29% pada laki-laki dan 29,5% pada
lingkungan seperti nyeri, emosi, postur dan
perempuan pada tahun 2025.3,4
lain-lain.5
Tekanan darah diartikan sebagai
Hipertensi merupakan salah satu
besarnya gaya yang diberikan oleh darah
penyakit yang memiliki fenomena gunung
untuk melawan dinding pembuluh darah dan
es, yaitu angka morbiditas yang tidak
biasanya
satuan
diketahui lebih banyak dibandingkan dengan
millimeter raksa. Istilah tekanan darah
angka morbiditas yang diketahui oleh pusat
digunakan
pelayanan
dinyatakan untuk
dalam
menyebutkan
tekanan
kesehatan.3
diketahui
yang digunakan untuk menyebutkan tekanan
terjadinya penyakit kardiovaskular, stroke,
pada pembuluh darah selain arteri, maka
gagal ginjal dan myocardial infarct.3,4
harus menyebutkan tipe pembuluh darahnya,
Pengobatan yang tepat terhadap hipertensi
seperti tekanan darah pembuluh kapiler dan
telah memberikan angka signifikan terhadap
tekanan darah pembuluh vena.5
penurunan risiko terjadinya stroke hingga
didefinisikan
sebagai
tekanan darah arteri yang persisten sebesar
faktor
risiko
telah
darah pembuluh arteri, sedangkan istilah
Hipertensi
sebagai
Hipertensi
mayor
sebesar 40% dan penurunan risiko terjadinya myocardial infarct sebesar 15%.2
140/90 mmHg atau lebih, baik sistol
Berbagai
faktor
risiko
telah
maupun diastol pada umur 18 tahun atau
dihubungkan dengan terjadinya hipertensi,
lebih.5,6 Hipertensi juga dibagi menjadi
yaitu umur, status pendidikan, riwayat
hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi
keluarga
diklasifikasikan menjadi hipertensi primer
peminum alkohol dan juga kegemukan.4
atau esensial jika penyebab hipertensinya
Sebagian
tidak
diketahui.
merupakan
jenis
Hipertensi
primer
terkontrol
hipertensi
dengan
dengan
dengan besar
hipertensi, kasus
ditemukan umur
lebih
perokok,
hipertensi pada dari
tidak
masyarakat 60
tahun.4
prevalensi terbanyak hingga mencapai 90%.
Penelitian populasi menunjukkan bahwa
Sedangkan
diklasifikasikan
tekanan darah berhubungan dengan body
menjadi hipertensi sekunder jika terdapat
mass index (BMI) dan penilaian antopometri
proses dari penyakit lain yang merupakan
lainnya yang mengindikasikan kegemukan
penyebab
seperti
seperti misalnya lingkar pinggang.2,6 Suatu
faktor
penelitian
penyakit
hipertensi
terjadinya ginjal
hipertensi,
ataupun
akibat
yang
meneliti
faktor
risiko 3
karakterisitik
sosio-demografi,
kebiasaan
Sidemen, Kecamatan Sidemen, Kabupaten
merokok dan konsumsi alcohol terhadap
Karangasem. Penelitian ini dilaksanakan
hipertensi
pada
menunjukkan
kejadian
hipertensi
bahwa
lebih
angka
tinggi
pada
perokok dan peminum alcohol.7,8
bulan
Juni
sampai
2014,
sedangkan pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 16 Juni sampai dengan tanggal
Pemahaman yang tepat terhadap faktor risiko tersebut diatas merupakan
5 Juli 2014. Populasi
target
kunci untuk membangun strategi yang
masyarakat
efektif
Sidemen, Kabupaten
untuk
Juli
kemajuan
kesehatan
1
Desa
adalah
Sidemen,
seluruh
Kecamatan
Karangasem
yang
komunitas. Dengan mempertimbangkan hal
berumur 18 tahun atau lebih. Populasi
tersebut, maka penelitian yang berjudul
terjangkau adalah semua masyarakat Desa
“Prevalensi dan Faktor Risiko Terjadinya
Sidemen, Kecamatan Sidemen, Kabupaten
Hipertensi pada Masyarakat Desa Sidemen,
Karangasem yang berumur 18 tahun atau
Karangasem” penting untuk dilaksanakan.
lebih yang memeriksakan diri ke Puskesmas
Tujuan utamanya adalah untuk menilai
Sidemen dari tanggal 16 Juni sampai dengan
angka kejadian hipertensi dan melakukan
tanggal 5 Juli 2014 yang dipilih secara
pencegahan terhadap faktor risiko terjadinya
consecutive. Sampel dipilih berdasarkan
hipertensi.
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yang digunakan adalah masyarakat yang
METODE Penelitian
ini
menggunakan
rancangan studi prevalensi potong lintang untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor
risiko
masyarakat
kejadian
Desa
hipertensi
Sidemen,
pada
Kecamatan
Sidemen, Kabupaten Karangasem periode Juni-Juli 2014. Penelitian
ini
dilaksanakan
di
Puskesmas Sidemen, Kecamatan Sidemen, Kabupaten
Karangasem
yang
wilayah
kerjanya mencakup seluruh wilayah Desa
bersedia menjadi peserta penelitian dan berdomisili di Desa Sidemen, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Kriteria eksklusi adalah masyarakat yang menolak berpartisipasi dalam penelitian, masyarakat yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif dan masyarakat berjenis kelamin perempuan yang didiagnosis hamil. Kriteria
diagnosis
dan
metode
pengukuran tekanan darah untuk semua peserta penelitian menggunakan acuan dari 4
Joint National Committee (JNC) VII.1,4
mengkonsumsi obat antihipertensi dengan
Lengan kanan disangga kemudian tekanan
tekanan darah saat pengukuran normal atau
darah diukur di lengan atas kanan pada
tinggi dikategorikan sebagai
posisi duduk dengan menggunakan mercury
Peserta penelitian yang memiliki tekanan
column
darah
sphygmomanometer sebelumnya.1,9
dikaliberasi
yang
telah
Pengukuran
sistolik
antara
hipertensi.
120-139
mmHg
dan/atau tekanan darah diastolik antara 80-
tekanan darah dilakukan sebanyak 2 kali dan
89
tekanan darah yang dicatat adalah rata-rata
dikatakan pre-hipertensi. Peserta dikatakan
hasil
yang
hipertensi derajat 1 apabila tekanan darah
Tekanan darah sistolik merupakan
sistolik antara 140-159 mmHg dan/atau
pengukuran
terbaca. saat
4,6
dimana
tekanan
suara
darah
Korotkoff
mmHg,
maka
peserta
penelitian
pertama
tekanan darah diastolik antara 90-99 mmHg
terdengar (onset pada fase pertama) dan
dan dikatakan hipertensi derajat 2 apabila
hilangnya suara Korotkoff (onset pada fase
tekanan darah sistolik >160 mmHg dan/atau
kelima)
tekanan darah diastolik >100 mmHg.3,10
digunakan
untuk
menyatakan
tekanan darah diastolik. Pengukuran tekanan
BMI dihitung dengan menggunakan
darah kedua dilakukan setelah peserta
rumus berat badan dalam kilogram dibagi
penelitian istirahat selama 5 menit pada
dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan
posisi
yang
meter.2,7,11 Berdasarkan panduan dari WHO
mengkonsumsi minuman hangat seperti teh
Asia Pasifik, obesitas general didefinisikan
maupun kopi atau merokok atau setelah
sebagai BMI ≥25 kg/m2 dan obesitas
melakukan aktivitas fisik dalam 30 menit
abdominal didefinisikan sebagai lingkar
sebelumnya, maka pemeriksaan tekanan
pinggang ≥ 90 cm untuk laki-laki dan ≥80
darah ditunda dalam waktu 30 menit.4
cm untuk perempuan.1,11 Tinggi badan
Berdasarkan definisi dari JNC VI, jika
diukur tanpa menggunakan sepatu dan
tekanan darah yang terukur >120/80 mmHg,
peserta berdiri tegak lurus terhadap dinding
maka tekanan darah diukur kembali setelah
dengan
minimal 5 menit dan jika tekanan darah
menyentuh dinding serta kepala dalam
yang
duduk.
terukur
penelitian hipertensi
Peserta
penelitian
>140/90,
dikatakan yang
kedua
tumit
dirapatkan
dan
maka
peserta
posisi tegak lurus terhadap dinding. Berat
hipertensi.
Peserta
badan diukur dengan pakaian minimal
sedang
dalam 5
dengan posisi kepala tegak lurus terhadap
penelitian ini kemudian dikumpulkan dan
dinding.4
dihitung jumlah peserta yang hipertensi
Riwayat keluarga hipertensi adalah
untuk mendapatkan prevalensi hipertensi
pasien yang memiliki orang tua kandung
dan menghitung presentase faktor risiko
yang telah didagnosis menderita hipertensi.
terhadap hipertensi dengan menggunakan
Tingkat
jenjang
program SPSS 16. Selanjutnya disajikan
pendidikan terakhir yang dijalani oleh
dalam bentuk tabel dan penjelasan naratif
peserta penelitian.6 Perokok merupakan
dan
peserta penelitian yang merokok selama 6
deskriptif.
pendidikan
merupakan
dianalisis
menggunakan
analisis
bulan terakhir dengan rokok yang terbuat dari tembakau, sedangkan bukan perokok
HASIL
merupakan peserta penelitian yang tidak
Karakteristik Responden
merokok maupun sudah berhenti merokok
Pada penelitian ini didapatkan 146
sejak 6 bulan terakhir. Konsumsi alkohol
sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan
dinilai dari kebiasaan peserta yang rutin
eksklusi yang dipilih secara consecutive dan
mengkonsumsi minuman beralkohol selama
berdomisili di Desa Sidemen, Kecamatan
kurun waktu 6 bulan terakhir.4,6
Sidemen, Kabupaten Karangasem. Dari 146
Pengumpulan data diperoleh melalui
sampel tersebut, 58 orang (38,7%) berjenis
kuesioner atau angket yang dijawab oleh
kelamin laki-laki, sedangkan sejumlah 88
peserta penelitian. Dari kuesioner tersebut
orang (60,3%) berjenis kelamin perempuan.
diperoleh
data
Dari
kelamin,
umur,
tentang tingkat
variabel
jenis
pendidikan,
tingkat
didapatkan
29
pendidikan orang
responden,
(19,9%)
tidak
kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
bersekolah, 34 orang (23,3%) tamat SD, 24
Sedangkan data mengenai variabel tekanan
orang (16,4%) tamat SMP, 56 orang
darah, BMI dan lingkar pinggang diperoleh
(38,4%) tamat SMA dan 3 orang (2,1%)
dari pemeriksa. Data yang diperoleh dari
yang telah tamat perguruan tinggi. (Tabel 1)
6
Tabel 1. Karakteristik Responden No
Karakteristik
Frekuensi
kemudian Persentase (%)
1
derajat hipertensinya. Responden dengan tekanan darah sistolik antara
9
6,2
antara
- 30-39
13
8,9
menjadi hipertensi derajat 1, yaitu sejumlah
- 40-49
28
19,2
26
- 50-59
33
22,6
- 60-69
31
21,2
responden dengan tekanan darah sistolik
- 70-79
22
15,1
- 80-89
10
6,8
146
100
- Laki-laki
58
39,7
Tabel
- Perempuan
88
60,3
Distribusi Derajat Hipertensi
146
100
Variabel
Jenis kelamin
90-99 responden
>160
mmHg
diastolik
>100
mmHg
diklasifikasikan
(65,0%). dan/atau
Sedangkan
tekanan
mmHg
diklasifikasikan
14 responden (35,0%). 2.
Prevalensi
Hipertensi
Frekuensi
dan
Persentase (%)
Status Tekanan
- Tidak sekolah
29
19,9
Darah
- SD
34
23,3
- Normotensi
106
72,6
- SMP
24
16,4
- Hipertensi
40
27,4
- SMA
56
38,4
146
100
- Perguruan
3
2,1
26
65,0
14
35,0
40
100
Total Derajat Hipertensi - Hipertensi
Tinggi Total
146
100
derajat 1 - Hipertensi
Prevalensi Hipertensi
derajat 2
Prevalensi penderita hipertensi di Sidemen,
darah
menjadi hipertensi derajat 2, yaitu sejumlah
Tingkat pendidikan
Desa
140-159
- 18-29
Total 3
berdasarkan
mmHg dan/atau tekanan darah diastolik
Umur
Total 2
diklasifikasikan
Kecamatan
Sidemen,
Kabupaten Karangasem yaitu sebanyak 40 orang (27,4%) dari 146 responden. (Tabel 2). Dari total responden yang hipertensi,
Total
Persentase Faktor Risiko Hipertensi Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi, yaitu umur, tingkat pendidikan, riwayat 7
keluarga
dengan
hipertensi,
riwayat
riwayat merokok dengan kejadian hipertensi
merokok, riwayat konsumsi alkohol, BMI
didapatkan
dan lingkar pinggang. Dari hasil tabulasi
sebanyak 22 responden (15,1%)
silang antara variabel umur dengan kejadian
memiliki riwayat merokok dan sebanyak 18
hipertensi,
kejadian
responden (12,3%) yang tidak memiliki
hipertensi sebanyak 1 responden (0,7%)
riwayat merokok (Tabel 6). Dari hasil
pada umur 18-29 tahun, 1 responden (0,7%)
tabulasi silang antara variabel riwayat
pada umur 30-39 tahun, 6 responden (4,1%)
mengkonsumsi alkohol dengan kejadian
pada umur 40-49 tahun, 9 responden (6,2%)
hipertensi
pada umur 50-59 tahun, 13 responden
hipertensi sebanyak 9 responden (6,2%)
(8,9%) pada umur 60-69 tahun dan 1
yang
responden (0,7%) pada umur 70-79 tahun
alkohol dan 31 responden (21,2%) yang
(Tabel 3). Dari hasil tabulasi silang antara
tidak
variabel tingkat pendidikan dengan kejadian
alkohol (Tabel 7). Dari hasil tabulasi silang
hipertensi
antara
didapatkan
didapatkan
bahwa
bahwa
kejadian
bahwa
kejadian
didapatkan
memiliki memiliki variabel
bahwa
riwayat riwayat
hipertensi yang
kejadian
mengkonsumsi mengkonsumsi
BMI
dengan
kejadian
didapatkan
bahwa
kejadian
hipertensi sebanyak 13 responden (8,9%)
hipertensi
pada yang tidak bersekolah, 15 responden
hipertensi sebanyak 4 responden (2,7%)
(10,3%) pada yang tamat SD, 9 responden
dengan BMI underweight, 7 responden
(6,2%) pada yang tamat SMP, 2 responden
(4,8%)
(1,4%) pada yang tamat SMA dan 1
responden (19,9%) dengan BMI overweight
responden
tamat
dan obese (Tabel 8). Dari hasil tabulasi
perguruan tinggi (Tabel 4). Dari hasil
silang antara variabel lingkar pinggang
tabulasi silang antara variabel riwayat
dengan
keluarga
hipertensi
hipertensi
didapatkan
(0,7%)
pada
yang
dengan
kejadian
BMI
normal
hipertensi
dan
29
didapatkan
dengan
kejadian
bahwa kejadian hipertensi sebanyak empat
bahwa
kejadian
responden (2,7%) dengan lingkar pinggang
hipertensi sebanyak 10 responden (6,8%)
<90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada
yang memiliki riwayat keluarga hipertensi
perempuan dan 36 responden (24,7%)
dan 30 responden (20,5%) yang tidak
dengan lingkar pinggang ≥90 cm pada laki -
memiliki riwayat keluarga hipertensi (Tabel
laki dan ≥80 cm pada perempuan (Tabel 9).
5). Dari hasil tabulasi silang antara variabel 8
Dari
hasil
uji
korelasi
dengan
Tabel 4. Hasil Tabulasi Silang Variabel
menggunakan Pearson didapatkan hasil
Tingkat
bahwa semua variabel memiliki hubungan
Hipertensi
dengan kejadian hipertensi. Adapun faktor
Variabel
riwayat mengkonsumsi alkohol, BMI dan waist
circumference.
Sedangkan
faktor
dengan
Tekanan Darah
Kejadian Total
Normotensi
Hipertensi
Tidak
16
13
29
sekolah
11,0%
8,9%
19,9%
Tamat SD
19
15
34
13,0%
10,3%
23,3%
risiko yang memiliki hubungan positif yaitu umur, riwayat keluarga dengan hipertensi,
Pendidikan
risiko yang mmiliki hubungan negatif, yaitu
Tamat
15
9
24
tingkat pendidikan dan riwayat merokok.
SMP
10,3%
6,2%
16,4%
Dari semua faktor risiko, yang menunjukkan
Tamat
54
2
56
SMA
37,0%
1,4%
38,4%
Tamat
2
1
3
perguruan
1,4%
0,7%
2,1%
106
40
146
72,6%
27,4%
100,0%
korelasi
yang
signifikan
yaitu
tingkat
pendidikan, riwayat merokok, BMI dan waist circumference.
tinggi
Tabel 3. Hasil Tabulasi Silang Variabel
Total
Umur dengan Kejadian Hipertensi Variabel
18-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 Total
Tekanan Darah Normotensi Hipertensi
8 5,5% 12 8,2% 22 15,1% 24 16,4% 18 12,3% 13 8,9% 9 6,2% 106 72,6%
1 0,7% 1 0,7% 6 4,1% 9 6,2% 13 8,9% 9 6,2% 1 0,7% 40 27,4%
Total
9 6,2% 13 8,9% 28 19,2% 33 22,6% 31 21,2% 22 15,1% 10 6,8% 146 100,0%
Tabel 5. Hasil Tabulasi Silang Variabel Riwayat
Keluarga
Hipertensi
dengan
Kejadian Hipertensi Variabel
Tekanan Darah
Total
Normotensi
Hipertensi
32
10
42
21,9%
6,8%
28,8%
Tidak
74
30
104
ada
50,7%
20,5%
71,2%
Total
106
40
146
72,6%
27,4%
100,0%
Ada
9
Tabel 6. Hasil Tabulasi Silang Variabel
Tabel 9. Hasil Tabulasi Silang Variabel
Riwayat
Lingkar
Merokok
dengan
Kejadian
Hipertensi Variabel Iya Tidak Total
Tekanan Darah Normotensi Hipertensi 36 22 24,7% 15,1% 70 18 47,9% 12,3% 106 40 72,6% 27,4%
Total 58 39,7% 88 60,3% 146 100,0%
Konsumsi
Alkohol
dengan
Kejadian Hipertensi Variabel Iya Tidak Total
Tekanan Darah Normotensi Hipertensi 25 9 17,1% 6,2% 81 31 55,5% 21,2% 106 40 72,6% 27,4%
Total 34 23,3% 112 76,7% 146 100,0%
Tabel 8. Hasil Tabulasi Silang Variabel BMI dengan Kejadian Hipertensi Variabel Under weight Normal Over weight and obese Total
dengan
Kejadian
Hipertensi
Tabel 7. Hasil Tabulasi Silang Variabel Riwayat
Pinggang
Tekanan Darah Normotensi Hipertensi 20 4 13,7% 2,7% 72 7 49,3% 4,8% 14 29 9,6% 19,9%
Total
106 72,6%
146 100,0%
40 27,4%
24 16,4% 79 54,1% 43 29,5%
Variabel <90 cm pada lakilaki dan <80 cm pada perempuan ≥90 cm pada lakilaki dan ≥80 cm pada perempuan Total
Tekanan Darah Normotensi Hipertensi 53 4 36,3% 2,7%
Total 57 39,0%
53 36,3%
36 24,7%
89 61,0%
106 72,6%
40 27,4%
146 100,0%
Tabel 10. Hasil Uji Korelasi Variabel Faktor Risiko dengan Kejadian Hipertensi Variabel Jenis kelamin Umur Tingkat pendidikan Riwayat keluarga hipertensi Riwayat merokok Riwayat konsumsi alcohol BMI Waist circumference
Pearson Correlation -0.098 0.159 -0.367 0.051
Nilai p
-0.192 0.011
0.02* 0.891
0.457 0.664
0.000* 0.000*
0.241 0.055 0.000* 0.540
Keterangan: *: korelasi signifikan dengan nilai p 0,05
10
hasil uji statistik diperoleh hubungan yang
PEMBAHASAN Prevalensi kejadian hipertensi di Desa
Sidemen,
Kecamatan
positif antara variabel umur dengan kejadian
Sidemen,
hipertensi yaitu nilai r=0.159, namun tidak
Kabupaten Karangasem cukup tinggi, yaitu
menunjukkan hubungan yang signifikan,
sebesar 27,4%. Prevalensi pada penelitian
yaitu dengan nilai p=0.055. Hal ini sesuai
ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil
dengan
penelitian yang dilakukan di daerah Nellore,
Malaysia
India pada tahun 2013 yang menunjukkan
prevalensi hipertensi pada umur 55 tahun ke
bahwa prevalensi hipertensi sebesar 29,3% 1
atas sebesar 25,6%2 dan penelitian di India
dan penelitian yang dilakukan di daerah
pada tahun 2014 yang menunjukkan bahwa
Penang, Malaysia pada tahun 2010 yang
kejadian
menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar
berhubungan dengan peningkatan umur.5
29,8%.2 Namun prevalensi hipertensi pada
Berbagai penelitian potong lintang dan
penelitian ini lebih tinggi jika dibandingkan
kohort secara konsisten telah menunjukkan
dengan penelitian yang dilakukan di Nepal
adanya hubungan yang positif antara umur
4
dengan tekanan darah pada berbagai daerah
pada tahun 2011 yaitu sebesar 22,4%.
penelitian yang
yang
menunjukkan
hipertensi
secara
bahwa
signifikan
yang
daerah terutama disebabkan oleh perbedaan
geografi, budaya maupun sosial ekonomi.
batasan
yang
Perubahan tekanan darah yang diakibatkan
digunakan oleh masing-masing penelitian.
oleh perubahan umur disebabkan karena
Selain itu juga disebabkan oleh perbedaan
terjadinya perubahan pada sistem vascular.3
kelompok umur yang dijadikan sampel pada
Penambahan umur menyebabkan penurunan
masing-masing penelitian.4
elastisitas pembuluh darah.5
Berbagai
definisi
hipertensi
penelitian
perbedaan
di
Perbedaan prevalensi hipertensi di berbagai dan
memiliki
dilakukan
karakteristik
menunjukkan
Tingkat pendidikan pada masyarakat
adanya pengaruh beberapa faktor risiko
dihubungkan dengan kepedulian masyarakat
terhadap kejadian hipertensi, salah satunya
terhadap kesehatan dan penyakit. Berbagai
yaitu umur. Penelitian ini menunjukkan
penelitian
bahwa
ditemukan
pendidikan secara signifikan menurunkan
paling banyak pada rentang umur 50 sampai
prevalensi suatu penyakit.2 Penelitian ini
dengan 79 tahun yaitu sebanyak 21,3%. Dari
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi
prevalensi
hipertensi
telah
menunjukkan
bahwa
11
terjadi pada sebagian besar masyarakat yang
diantaranya penyakit kardiovaskuler seperti
tidak bersekolah dan yang tamat SD.
hipertensi.2,8
Berdasarkan hasil uji statistik, variabel
dilakukan untuk menilai hubungan sebab-
tingkat pendidikan mempunyai hubungan
akibat antara konsumsi alkohol dan merokok
yang negatif dengan kejadian hipertensi,
dengan kejadian hipertensi.2 Pada penelitian
dengan
ini
ini menunjukkan prevalensi hipertensi pada
memiliki nilai yang signifikan, yaitu dengan
responden dengan riwayat merokok (15,1%)
nilai p=0.000. Hal ini sejalan dengan
tidak
penelitian yang dilakukan di Malaysia pada
hipertensi pada responden tanpa riwayat
tahun 2010 yang menunjukkan bahwa
merokok (12,3). Sedangkan, berdasarkan
hipertensi ditemukan paling tinggi pada
variabel
masyarakat yang buta aksara.2
prevalensi responden hipertensi yang tidak
nilai
r=-0.367.
Hubungan
jauh
Berbagai
berbeda
riwayat
penelitian
dengan
konsumsi
telah
prevalensi
alkohol,
Hasil penelitian ini menunjukkan
memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol
bahwa kejadian hipertensi terjadi pada
(21,2%) lebih besar dibandingkan dengan
sebagian besar masyarakat yang tidak
responden
memiliki riwayat keluarga hipertensi. Dari
mengkonsumsi alkohol (6,2%). Berdasarkan
hasil uji statistik, diperoleh hubungan yang
hasil uji statistik, didapatkan hubungan
positif antara riwayat keluarga dengan
negatif antara variabel riwayat merokok
hipertensi
hipertensi
dengan kejadian hipertensi (r=-0.192) dan
(r=0.051), namun tidak signifikan secara
signifikan secara statistik dengan nilai
statistic, yaitu dengan nilai p=0.540. Hal ini
p=0.02. Selain itu didapatkan pula hubungan
tidak
yang
dengan
sejalan
kejadian
dengan
penelitian
yang
yang
positif
memiliki
antara
alkohol
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang
(r=0.011), namun tidak signifikan secara
signifikan secara statistik antara kejadian
statistic, yaitu dengan nilai p=0.891. Hal ini
hipertensi dengan riwayat keluarga dengan
tidak
hipertensi.
sejalan
kejadian
konsumsi
dilakukan di India pada tahun 2014 yang
5
dengan
riwayat
riwayat
dengan
hipertensi
penelitian
yang
dilakukan di India pada tahun 2013 yang
Alkohol
telah
menunjukkan hubungan yang positif antara
diidentifikasi sebagai faktor risiko terhadap
konsumsi alkohol dan merokok dengan
berbagai
kejadian hipertensi1 dan penelitian pada
penyakit
dan di
rokok seluruh
dunia,
12
tahun 2014 yang menunjukkan bahwa
positif
seseorang
alkohol
hipertensi, yaitu dengan nilai r=0.457, dan
memiliki risiko 1,3 kali lebih besar untuk
menunjukkan hubungan yang signifikan
yang
mengkonsumsi 3
antara
BMI
dengan
kejadian
menderita hipertensi. Namun, penelitian ini
dengan nilai p=0.000. Hal ini sejalan dengan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan di
penelitian yang dilakukan di Taiwan pada
Nepal pada tahun 2011 yang menunjukkan
tahun 2013 yang menunjukkan bahwa
tidak adanya hubungan yang signifikan
prevalensi
antara merokok dan konsumsi alkohol
progresif dengan peningkatan BMI baik
dengan kejadian hipertensi4 dan penelitian di
pada perempuan maupun pada laki-laki.7
India
juga
Pada seseorang dengan BMI obese, aliran
menunjukkan tidak adanya hubungan yang
darah dalam tubuhnya akan meningkat
signifikan antara konsumsi alkohol dan
untuk memberikan suplai oksigen dan
pada
tahun
merokok
dengan
Perbedaan
ini
2014
kejadian bisa
yang
hipertensi.5
disebabkan
oleh
nutrisi
hipertensi
ke
meningkat
seluruh
menyebabkan
tubuh.
volume
secara
Hal
darah
ini yang
perbedaan konsumsi alkohol dan merokok
bersirkulasi di dalam pembuluh darah
antara laki-laki dan perempuan, dimana
meningkat, sehingga tekanan darah akan
responden perempuan pada penelitian ini
ikut meningkat.5
tidak ada yang memiliki riwayat merokok dan konsumsi alkohol. satu
hipertensi.2 menunjukkan
faktor
hipertensi
memiliki
hubungan yang positif dengan obesitas
Obesitas telah diketahui sebagai salah
Prevalensi
risiko
terjadinya
abdominal
yang
dinilai
dari
lingkar
1
pinggang. Hal tersebut sesuai dengan hasil
Berbagai
penelitian
telah
penelitian ini yang menunjukkan bahwa
adanya
hubungan
yang
sebagian besar hipertensi
terjadi
pada
signifikan antara BMI dan hipertensi.4
responden dengan lingkar pinggang ≥90 cm
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
pada laki-laki dan ≥80 cm pada perempuan
besar hipertensi terjadi pada masyarakat
(24,7%) dibandingkan dengan responden
dengan BMI overweight dan obese (72,5%)
dengan lingkar pinggang <90 cm pada laki-
dibandingkan dengan yang memiliki BMI
laki dan <80 cm pada perempuan (2,7%).
underweight dan normal (27,5%). Dari hasil
Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh
uji statistik diperoleh adanya hubungan yang
adanya hubungan positif antara variabel 13
waist
circumference
dengan
kejadian
Population (25-64 years) of Nellore,
hipertensi, yaitu dengan nilai r=0.664 dan
India.
menunjukkan hubungan yang signifikan
2013;1(2):42-49.
secara
statistik
dengan
nilai
Int
J
Res
Dev
Health.
p=0.000.
2. Tee SR, Teoh XY, Aiman WAR, Aiful A,
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Har CS, Tan ZF, Khan AR. The
dilakukan di Yordania pada tahun 2011 yang
Prevalence of Hypertension And Its
menunjukkan bahwa masyarakat dengan
Associated Risk Factor In Two Rural
lingkar pinggang pinggang ≥90 cm pada
Communities
laki-laki dan ≥80 cm pada perempuan secara
IeJSME. 2010;2(2):27-40.
signifikan memiliki risiko hipertensi yang lebih besar.11
3. Singh
A,
In
Penang,
Shenoy
S,
Malaysia.
Sandhu
JS.
Prevalence of Hypertension and its Risk Factor among Urban Sikh Population of Amritsar. IJSR. 2014;3(3):827-32.
SIMPULAN Prevalensi hipertensi di Desa Sidemen, Kecamatan
Sidemen,
Kabupaten
4. Chataut J, Adhikari RK, Sinha NP. Prevalence
and
Risk
Factor
for
Karangasem pada periode Juni-Juli 2014
Hypertension in Adults Living in Central
sebanyak 40 orang (27,4%). Persentase
Development
faktor risiko yaitu hipertensi terjadi pada
Kathmandu University Medical Journal.
umur 50 sampai dengan 79 tahun yaitu
2011;9(1):13-18.
21,3%,
pada
masyarakat
yang
tidak
5. Nagpal
S,
Region
Gupta
in
N.
Incidence
Hypertension
memiliki BMI overweight dan obese 19,9%
Assessment among Sedentary and Labour
dan memiliki lingkar pinggang ≥90 cm pada
Population of Punjab. Sch. J. App. Med.
laki-laki dan ≥80 cm pada perempuan yaitu
Sci. 2014;2(4C):1330-33. 6. Puavilai
VenkataRao Hipertension
J,
Prevalence
and
Factor
Some
Important Risk Factor of Hypertension in
DAFTAR PUSTAKA 1. Prabakaran
W.
Risk
of
bersekolah dan tamat SD yaitu 19,2%,
24,7%.
and
Nepal.
Ban Paew District, Second Report. J Med Vijayalakshmi
N,
Prevalence
of
7. Cheng CJ. Study on Risk Factors of
Adult
Hypertension Among the 65-74-Year-Old
E. among
Urban
Assoc Thai. 2011;94(9):1069-76.
14
Taiwanese.
J. Eng.
Technol. Educ.
2013;10(2):238-44. 8. Mbah BO, Eme PE, Ezeji J. Prevalence and Risk Factors of Hypertension Among Middle-Aged Adults in Ahiazu Mbaise Local Government Area, Imo State, Nigeria. IJBAS-IJENS. 2013;13(1):2630. 9. Manimunda SP, Sugunan AP, Benegal V, Balakrishna N, Rao MV, Pesala KS. Association of hypertension with risk factors & hypertension related behavior among the aboriginal Nicobarese tribe living in Car Nicobar Island, India. 2011. Indian J Med Res. 2011;133:287-93. 10. Qiao S. Analysis for hypertension and related
risk
factor
of
physical
examination population. Int J Clin Exp Med. 2013;6(9):785-93. 11. Shisani
K,
Dajani
R,
Khader
Y.
Hypertension Risk Assessment in the Largest Ethnic Groups in Jordan. J Immigrant Minority Health. 2011;5:13436.
15
16