Lampiran 3. P.P. RI Nomor 85 tahun 1999
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup perlu dijaga kelestariannya sehingga tetap mampu menunjang pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan; b. bahwa dengan meningkatnya pembangunan di segala bidang, khususnya pembangunan di bidang industri, semakin meningkat pula jumlah limbah yang dihasilkan termasuk yang berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan lingkungan hidup dan kesehatan manusia; c.
bahwa untuk mengenali limbah yang dihasilkan secara dini diperlukan identifikas berdasarkan uji tosikologi dengan penentuan nilai akut dan atau kronik untuk menentukan limbah yang dihasilkan termasuk sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun;
d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu mengubah dan menyempurnakan beberapa ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3815); 171
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Pasal I Mengubah ketentuan Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut : Pasal 6 Limbah B3 dapat diidentifikasikan menurut sumber dan atau uji karakteristik dan atau uji toksikologi. 2. Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut: Pasal 7 1.
Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi : a. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik; b. Limbah B3 dari sumber spesifik; c.
Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
2. Perincian dari masing-masing jenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam lampiran I Peraturan Pemerintah ini. 3. Uji karakteristik limbah B3 meliputi : a. mudah meledak; b. mudah terbakar; c.
bersifat reaktif;
d. beracun; e. menyebabkan infeksi; dan 172
f.
bersifat korosif.
4. Pengujian toksikologi untuk menentukan sifat akut dan atau kronik. 5. Daftar limbah dengan kode limbah D220, D221, D222, dan D223 dapat dinyatakan limbah B3 setelah dilakukan uji karakteristik dan atau uji toksikologi. 3. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga keseluruhannya berbunyi sebagai berikut: Pasal 8 1. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan yang tidak termasuk dalam Lampiran I, Tabel 2 Peraturan Pemerintah ini, apabila terbukti memenuhi pasal 7 ayat (3) dan atau (4) maka limbah tersebut merupakan limbah B3. 2. Limbah B3 dari kegiatan yang tercantum dalam Lampiran I, Tabel 2 Peraturan Pemerintah ini dapat dikeluarkan dari daftar tersebut oleh instansi yang bertanggung jawab, apabila dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa limbah tersebut bukan limbah B3 berdasarkan prosedur yang ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab setelah berkoordinasi dengan instansi teknis, lembaga penelitian terkait dan penghasil limbah. 3. Pembuktian secara ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan : a. Uji karakteristik limbah B3; b. Uji toksikologi; dan atau c.
Hasil studi yang menyimpulkan bahwa limbah yang dihasilkan tidak menimbulkan pencemaran dan gangguan kesehatan terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya.
4. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) akan ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab setelah berkoordinasi dengan instansi teknis dan lembaga penelitian terkait. Pasal II Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
173
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 7 Oktober 1999 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 7 Oktober 1999 MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd MULADI
174
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UMUM Kegiatan pembangunan bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat yang dilaksanakan melalui rencana pembangunan jangka panjang yang bertumpu pada pembangunan di bidang industri. Pembangunan di bidang idustri tersebut di satu pihak akan menghasilkan barang yang bermanfaat bagi kesejahteraan hidup rakyat, dan di lain pihak industri itu juga akan menghasilkan limbah. Diantara limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri tersebut terdapat limbah bahan berbahaya beracun (limbah B3). Untuk mengidentifikasi limbah sebagai limbah B3 diperlukan uji karakteristik dan uji toksikologis atas limbah tersebut. Pengujian ini meliputi karakterisasi limbah atas sifat-sifat mudah meledak dan atau mudah terbakar dan atau bersifat reaktif, dan atau beracun dan atau menyebabkan infeksi, dan atau berisfat korosif. Sedangkan uji teksikologi digunakan untuk mengetahui nilai akut dan atau kronik limbah. Penentuan sifat akut limbah dilakukan dengan uji hayati untuk mengetahui hubungan dosis-respon antara limbah dengan kematian hewan uji untuk menetapkan nilai LD50. Sedangkan sifat kronis limbah B3 ditentukan dengan cara mengevaluasi sifat zat pencemar yang terdapat di dalam limbah dengan menggunakan metodelogi tertentu. Apabila suatu limbah tidak tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah ini, lolos uji karakteristik limbah B3, lolos uji LD50, dan tidak bersifat kronis maka limbah tersebut bukan limbah B3, namun pengelolaannya harus memenuhi ketentuan. Limbah B3 yang dibuang langsung kedalam lingkungan dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya. Mengingat resiko tersebut, perlu diupayakan agar setiap kegiatan industri dapat meminimalkan llimbah B3 yang dihasilkan dan mencegah masuknya limbah B3 dari luar Wilayah Indonesia. Pemerintah Indonesia 175
dalam pengawasan perpindahan lintas batas limbah B3 telah meratifikasi Konvensi Basel pada tanggal 12 Juli 1993 dengan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1993. Untuk menghilangkan atau mengurangi resiko yang dapat ditimbulkan dari limbah B3 yang dihasilkan maka limbah B3 yang telah dihasilkan perlu dikelola secara khusus. Pengelolaan limbah B3 merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Dalam rangkaian kegiatan tersebut terkait berbagai pihak yang masing-masing merupakan mata rantai dalam pengelolaan limbah B3, yaitu : a. Penghasil Limbah B3; b. Pengumpul Limbah B3; c.
Pengangkut Limbah B3;
d. Pemanfaat Limbah B3; e. Pengelola Limbah B3; f.
Penimbun Limbah B3;
Dengan pengolahan limbah sebagaimana tersebut di atas, maka mata rantai siklus perjalanan limbah B3 sejak dihasilkan oleh penghasil limbah B3 sampai penimbunan akhir oleh pengolah limbah B3 dapat diawasi. Setiap mata rantai perlu diatur, sedangkan perjalanan limbah B3 dikendalikan dengan sistem manifest berupa dokumen limbah B3. Dengan system manifest dapat diketahui berapa jumlah B3 yang dihasilkan dan berapa yang telah dimasukkan ke dalam proses pengolahan dan penimbunan tahap akhir yang telah memiliki persyaratan lingkungan. Dalam melakukan pengelolaan limbah B3 perlu diperhatikan hirarki pengelolaan limbah B3 antara lain dengan mengupayakan reduksi pada sumber, pengolahan bahan, subtitusi bahan, pengaturan operasi kegiatan, dan digunakannya teknologi bersih. Bilamana masih dihasilkan limbah B3 maka diupayakan pemanfaatan limbah B3. Pemanfaatan limbah B3, yang mencakup kegiatan daur ulang (recycling) perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuxe) merupakan satu mata rantai penting dalam pengelolaan limbah B3. Dengan teknologi pemanfaatan limbah B3 di satu pihak dapat dikurangi jumlah limbah B3 sehingga biaya pengolahan limbah B3 juga dapat ditekan dan dilain pihak akan dapat meningkatkan pemanfaatan bahan baku. Hal ini pada gilirannya akan mengurangi kecepatan pengurasan sumber daya alam.
176
PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 6 Langkah pertama yang dilakukan dalam pengelolaan limbah B3 adalah mengidentifikasikan limbah dari penghasil tersebut apakah termasuk limbah B3 atau tidak. Mengidentifikasikan limbah ini akan memudahkan pihak penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah, atau penimbun dalam mengenali limbah B3 tersebut sedini mungkin. Mengidentifikasi limbah sebagai limbah B3 dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. Mencocokkan jenis limbah dengan daftar jenis limbah B3 sebagai mana pada lampiran I Peraturan Pemerintah ini, dan apabila cocok dengan daftar jenis limbah B3 tersebut, maka limbah tersebut termasuk limbah B3; b. Apabila tidak cocok dengan daftar jenis limah B3 sebagaimana pada lampiran I Peraturan Pemerintah ini maka diperiksa apakah limbah tersebut memiliki karakteristik: mudah meledak, dan atau mudah terbakar, dan atau beracun, dan atau bersifat reaktif, dan atau menyebabkan infeksi, dan atau bersifat korosif. c. Apabila kedua tahapan tersebut adalah dilakukan dan tidak memenuhi ketentuan limbah B3, maka dilakukan uji toksikologi. Angka 2 Pasal 7 Ayat (1) Huruf a Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharan alat, pencucian, pencegahan korosi (inhibitor korosi), pelarut kerak, pengemasan, dan lain-lain. Huruf b Limbah B3 dari sumber spesifik adalah limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang sacara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah.
177
Huruf c Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumapahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi, karena tidak memenuhi yang ditentukan alat tidak dapat dimanfaatkan kembali, maka suatu produk menjadi limbah B3 yang memerlukan pengelolaan seperti limbah B3 lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk sisa kemasan limbah B3 dan bahan-bahan kimia yang kadaluarsa. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Pengujian karakteristik limbah dilakukan sebelum limbah tersebut mendapat perlakuan pengolahan. Limbah diidentifikasi sebagai limbah B3 apabila memenuhi salah satu atau lebih karakteristik limbah B3. Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan: a. Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada 0 suhu dan tekanan, standar (25 C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya. b. Limbah mudah terbakar adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut : 1. Limbah yang berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24 % volume dan atau pada 0 0 titik nyala tidak lebih dari 60 C (140 F) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. 2. Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada 0 temperatur dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus. 3. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar. 4. Merupakan limbah pengoksidasi. 178
c.
Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut : 1. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan. 2. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air. 3. Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. 4. Merupakan limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang pada kondisi Ph antara 2 dan 12,5 dapat menghsilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. 5. Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi 0 pada suhu dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg). 6. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limabh organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
d. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah ini dapat menggunakan baku mutu konsentrasi TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) pencemar organik dan anorganik dalam limbah sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah ini. Apabila limbah mengandung salah satu pencemar yang terdapat dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah ini, dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari nilai dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah ini, maka limbah tersebut merupakan limbah B3. Bila nilai konsentrasi zat pencemar labih kecil dari nilai ambang batas pada Lampiran Peraturan Pemerintah ini maka dilakukan uji toksikologi. e. Limbah yang menyebabkan infeksi yaitu bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari laboratorium 179
atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. Limbah ini berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja, pembersih jalan dan masyarakat disekitar lokasi pembuangan limbah. f.
Limbah bersifat korosif adalah limbah mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :
yang
1. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit 2. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatu pengujian 0 55 C. 3. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa. Ayat (4) Penentuan sifat akut limbah dilakukan dengan uji hayati untuk mengukur hubungan dosis–respons antara limbah dengan kematian hewan uji,untuk menetapkan nilai besa LD50. Yang dimaksud dengan LD50 (Lethal Dose Fifty) adalah dosis limbah yang menghasilkan 50% respons kematian pada populasi hewan uji. Nilai tersebut diperoleh dari analisis data secara grafis dan atau stastistik terhadap hasil uji hayati tersebut. Metodologi dan cara penentuan nilai LD50 ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab. Apabila nilai LD50 secara oral lebih besar dari 50 mg/kg berat badan, maka terhadap limbah yang mengandung salah satu zat pencemar pada Lampiran III Peraturan Pemerintah ini dilakukan evaluasi sifat kronis. Sifat kronis limbah (toksik, mutagenik, karsinogenik, teratogenik, dan lain-lain) ditentukan dengan cara mencocokkan zat pencemar yang ada dalam limbah tersebut dengan Lampiran III Peraturan Pemerintah ini. Apabila limbah tersebut mengandung salah satu dan atau lebih zat pencemar yang terdapat dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah ini. Maka limbah tersebut merupakan limbah B3 setelah mempertimbangkan faktorfaktor dibawah ini : 1. Sifat racun alami yang dipaparkan oleh zat pencemar; 2. Konsentrasi dari zat pencemar ; 180
3. Potensi bermigrasinya zat pencemar dari limbah kelingkungan bila mana tidak dikelola dengan baik; 4. Sifat persisten zat pencemar atau produk degradasi racun pada zat pencemar; 5. Potensi dari zat pencemar atau turunan/degradasi produk senyawa toksik untuk berubah menjadi tidak berbahaya; 6. Tingkat dimana zat pencemar atau produk degradasi zat pencemar terbioakumulasi di ekosistem; 7. Jenis limbah yang tidak dikelola sesuai ketentuan yang ada yang berpotensi mencemari lingkungan; 8. Jumlah limbah yang dihasilkan pada satu tempat atau secara regional atau secara nasional berjumlah besar; 9. Dampak kesehatan dan pencemaran/kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah yang mengandung zat pencemar pada lokasi yang tidak memenuhi persyaratan; 10. Kebijaksanaan yang diambil oleh instansi Pemerintah lainnya atau program Peraturan perundang-undangan lainnya berdasarkan dampak pada kesehatan dan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah atau zat pencemarnya; 11. Faktor-faktor lain yang dapat dipertanggung jawabkan merupakan limbah B3. Metodologi untuk evaluasi Lampiran III Peraturan Pemerintah ini ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab setelah berkoordinasi dengan instansi teknis dan lembaga penelitian terkait. Apabila setelah dilakukan uji penentuan toksisitas baik akut maupun kronis dan tidak memenuhi ketentuan di atas, maka limbah tersebut dapat dinyatakan sebagai limbah non B3, dan pengelolaannya dilakukan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawb setelah berkoordinasi dengan instansi teknis yang terkait.
181
Ayat (5) Cukup jelas Angka 3 Pasal 8 Cukup jelas Pasal II Cukup jelas
182
LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999, TANGGAL 7 OKTOBER 1999 TABEL 1: DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER YANG TIDAK SPESIFIK KODE LIMBAH
BAHAN PENCEMAR Pelarut Terhalogenasi
D1001a
Tetrakloroetilen
D1002a
Trikloroetilen
D1003a
Metilen Klorida
D1004a
1,1,2-Trikloro, 1,2,2, Trifluoroetana
D1005a
Triklorofluorometana
D1006a
Orto-diklorobenzena
D1007a
Klorobenzena
D1008a
Trikloroetana
D1009a
Fluorokarbon Terklorinasi
D1010a
Karbon Tetraklorida
Pelarut Yang Tidak Terhalogenasi
183
D1001b
Dimetilbenzena
D1002b
Aseton
D1003b
Etil Asetat
D1004b
Etil Benzena
D1005b
Metil Isobutil Keton
D1006b
n-Butil Alkohol
D1007b
Sikloheksanon
D1008b
Metanol
D1009b
Toluena
D1010b
Metil Etil Keton
D1011b
Karbon Disulfida
D1012b
Isobutanol
D1013b
Piridin
D1014b
Benzena
D1015b
2-Etoksietanol
D1016b
2-Nitropropana
D1017b
Asam Kresilat
D1018b
Nitrobenzana
Asam/Basa D1001c
Amonium Hidroksida
D1002c
Asam Hidrobromat
D1003c
Asam Hidroklorat
D1004c
Asam Hidrofluorat
D1005c
Asam Nitrat
D1006c
Asam Fosfat
D1007c
Kalium Hidroksida
D1008c
Natrium Hidroksida
D1009c
Asam Sulfat
D1010c
Asam Klorida Yang tidak spesifik lainnya
184
D1001d
PCB'S (Polychlorinated Biphenyls)
D1002d
Lead Scrap
D1003d
Limbah Minyak Diesel Industri
D1004d
Fiber Asbes
D1005d
Pelumas Bekas
TABEL 2 : DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER YANG SPESIFIK Kode Limbah
Jenis Industri/Kegiatan
D201
PUPUK
Kode Kegiatan 2412
Sumber Pencemaran
D202
D203
PESTISIDA Bahan organik atau inorganik yang digunakan untuk pemberantasan atau pengendalian hama atau gulma (insektisida, herbisida, fungisida, algasida, rodensida, defoliant)
PROSES KLORO ALKALI Umumnya merupakan kegiatan yang terkait dalam produksi senyawa kimia atau produk yang berbahan dasar plastik seperti: soda kostik, klorin, vinylchlorid, polyvinylchloride, parafin mengandung klorin, ethylenedichloride, hypochlorites, hydrochloric acid, dll. 1) 2)
185
2421
2411 2413 2429
Manufaktur, formulasi, distribusi dan pemakaian. Produk yang tidak memenuhi syarat.
Proses produksi amonia, urea dan/atau asam fosfat IPAL yang mengolah efluen dari proses produksi di atas
1)
MFDP pestisida Penyimpanan dan pengemasan pestisida IPAL yang mengolah efluen dari proses produksi pestida
Proses produksi klorin (metode elektrolis dengan menggunakan proses sel merkuri)
Pemurnian garam
IPAL yang mengolah efluen dari proses produksi di atas
Proses produksi soda kostik (metode sel merkuri)
Asal/Uraian Limbah
Katalis bekas
Sludge proses produksi Limbah laboratorium
Logam berat (terutama As, Hg)
Sulfida/senyawa amonia
Bahan aktif pestisida
Senyawa Sn-organik
Logam berat (terutama Hg)
Sludge dari IPAL Karbon aktif bekas Sludge dari IPAL Alat pengemasan dan perlengkapan
Produk off-spec Residu proses produksi dan formulasi
Pelarut bekas Absorban dan filter bekas Residu proses destilasi, evaporasi Pengumpulan debu Limbah laboratorium Residu dari insinerator
Pencemaran Utama
2)
Sludge dari IPAL Absorban dan filter bekas Alat yang terkontaminasi Hg Sludge hasil proses pengawetan Limbah laboratorium
Hidrokarbon terhalogenasi Pelarut mudah terbakar Logam dan logam berat (terutama As, Pb, Hg, Cu, Zn, Th)
Hidrokarbon terhalogenasi
Kode Limbah
D204
D205
D206
186
Jenis Industri/Kegiatan RESIN ADESIF Phenol formaldehide (PF), urea formaldehide (UF), melamine formaldehide (MF), dll
POLIMER Kegiatan produksi, baik khusus ataupun terintegrasi dalam manufaktur produk plastik atau serat, dengan cara polimerisasi yang menghasilkan produk seperti misalnya: polyvinyl chloride (PVC), polyvinyl acetate (PVA), polyethylene (PE), polypropilene (PP), acrylonitrile butadiene styrene (ABS), acrylonitrile styrene (AS), syntetic resin (alkyd, amino, epaxy, phenolic, polyester, polyurethane, vinyl acrylic), polyethyelene terephthalate (PET), ploystyrene (PS), styrene butadeiene rubber (SBR) PETROKIMIA Industri yang menghasilkan produk organik dari proses pemecahan fraksi minyak bumi atau gas alam, termasuk produk turunan yang dihasilkan langsung dari produk dasarnya. Misalnya: parafin, olefin, naftan dan Hidrokarbon aromatis (metana, etana, propana, etilen, propilen, butana, sikloheksana, benzena, toluen, naftalen, asetilen, asam asetat, xylene) dan seluruh produk turunannya.
Kode Kegiatan 2429
2413 2430 2520 2430
Sumber Pencemaran
MFDP resin aditif IPAL yang mengolah efluen dari proses produksi resin aditif MFDP monomer dan polimer IPAL yang mengolah efluen dari produksi polimer
Asal/Uraian Limbah
2320 2411 2413 2429
MFDP produk petrokimia
IPAL yang mengolah efluen dari proses pengolahan limbah
Pencemaran Utama
Bahan organik (terutama senyawa fenol)
Hidrokarbon terhalogenasi
Berbagai senyawa organik
Residu produksi/reaksi polimer absorban (misalnya: karbon aktif bekas) Limbah laboratorium Sludge dari IPAL
Hidrokarbon terhalogenasi
Logam berat (terutama Cd, Pb, Sb, Sn)
Sisa dan bekas stabiliser (misalnya dalam produksi PVC: Cd, Zn, As) Fire retardant (misalnya Sb dan senyawa bromin organik) Senyawa Sn organik
Sludge terkontaminasi Zn dari proses produksi rayon/resin akritik
Organik
Logam berat (terutama Cr, Ni, Sb)
Bahan dari produk off-spec Residu dari kegiatan produksi Katalis bekas Pelarut bekas Limbah laboratorium Sludge dari IPAL Monomer/oligomer yang tidak bereaksi Katalis bekas
Residu dari proses destilasi Sludge proses produksi dan fasilitas penyimpanan Katalis bekas Tar (residu akhir) Residu proses produksi/reaksi Sludge dari IPAL Absorban (misalnya: karbon aktif) bekas dan filter bekas) Limbah laboratorium Sludge dari IPAL Residu/ash proses spray drying Pelarut bekas
Hidrokarbon terhalogenasi
Kode Limbah D207
D208
Jenis Industri/Kegiatan PENGAWETAN KAYU
PELEBURAN/PENGOLAHAN BESI DAN BAJA
Kode Kegiatan 2010 2021 2029 3511 4520
2710 2731 2891
Sumber Pencemaran
D210
OPERASI PENYEMPURNAAN BAJA
PELEBURAN TIMAH HITAM (Pb)
2710 2731
2720 2732 3720
IPAL yang mengolah efluen proses pengawetan kayu
Proses peleburan besi/baja Proses casting besi/baja Proses besi/baja: rooling, drawing, sheeting Coke manufacturing IPAL yang mengolah efluen dari proses coke oven/blast furnace
Proses peleburan timah sekunder dan/atau primer
IPAL yang mengolah efluen dari proses peleburan timah
D209
Proses pengawetan kayu
Asal/Uraian Limbah
Penyempurnaan dan pemrosesan baja
Steel surface treatment (pickling, passivation, cleaning)
187
Sludge dari proses pengawetan kayu dan fasilitas penyimpanan Sludge dari alat pengolahan dan pengawetan kayu Produk off-spec dan produk left-over Pelarut bekas
Pencemaran Utama
Fenol terklorinasi (misalnya: pentaklorofenol)
Hidrokarbon terhalogenasi
Logam berat (terutama As, Cr, Pb, Ni, Cd, Th, dan Zn)
Organik (fenolic, naftalen)
Logam berat (terutama As, Cr, Pb, Ni, Cd, Th, dan Zn)
Larutan asam dan alkali
Logam berat (terutama As, Pb, Cd, Zn, Th)
Larutan asam
Senyawa organometal
Kemasan bekas Sludge dari IPAL Ash, dross, slag dari furnace Debu, residu dan/atau sludge dari fasilitas pengendali pencemaran udara Sludge dari IPAL Pasir foundry dan debu cupola Emulsi minyak dari pendingin/pelumas Sludge ammonia steel lime
Ash, slag dan dross yang merupakan residu dari proses peleburan Limbah dari proses skimming Larutan asam bekas
Sianida Limbah minyak
Sludge dari proses roling Larutan asam/alkali bekas dan residunya Residu terkontaminasi Sianida (hot metal treatment) Slag dan residu lain yang terkontaminasi logam berat Sludge dari proses pengolahan residu Larutan pengolah bekas Fluxing agent bekas Sludge dari fasilitas proses peleburan Debu dan/atau sludge dari fasilitas pengendali pencemaran udara
Sludge dari IPAL
Nitrat Fluorida Sianida (kompleks)
Kode Limbah D211
D212
D213
Jenis Industri/Kegiatan PELEBURAN DAN PEMURNIAN TEMBAGA
TINTA Kegiatan-kegiatan yang menggunakan tinta seperti percetakan pada kertas, plastik, tekstil, dll., termasuk proses deinking pada pabrik bubur kertas
TEKSTIL
Kode Kegiatan 2720 2732 3720
2221 2102 2109 2422 2520 2211
1711/1712 1721/1722 1723/1729 1810/1820
Sumber Pencemaran
Proses primer dan sekunder peleburan dan penyempurnaan tembaga
Peleburan dengan electric arch furnace
Pabrik asam (acid plant) IPAL yang mengolah efluen dari proses peleburan tembaga
MFDP tinta
IPAL yang mengolah efluen dari proses yang berhubungan dengan tinta
Proses deinking pada pabrik bubur kertas
Proses finishing tekstil Proses dyeing bahan tekstil Proses printing bahan tekstil IPAL yang mengolah efluen proses kegiatan di atas
Asal/Uraian Limbah
Sludge dari fasilitas proses peleburan dan penyempurnaan Debu dan/atau sludge dari fasilitas pengendali pencemaran udara
Pencemaran Utama
Logam berat (terutama Cu, Pb, Cd, Th)
Larutan asam
Larutan asam bekas Residu dari proses penyempurnaan secara elektrolitis Sludge dari IPAL Sludge dariAcid plant blowdown Ash, slag dan dross yang merupakan residu dari proses peleburan Sludge dari proses produksi dan penyimpanan Sludge terkontaminasi tinta Pelarut bekas Sludge dari IPAL Residu dari proses pencucian Kemasan bekas tinta Produk off-spec dan kadaluarsa
Sludge dari IPAL mengandung logam berat Pelarut bekas (cleaning) Fire retardant, (Sb/Senyawa brom organik)
Organik (binder dan resin) Hidrokarbon terhalogenasi Senyawa organometal Pelarut mudah terbakar Logam berat (terutama Cr, Pb) Pigmen dan zat warna Deterjen Calico printing - As Logam berat (terutama As, Cd,
188
Cr, Pb, Cu, Zn) Hidrokarbon terhalogenasi (dari proses dressing dan finishing) Pigmen, zat warna dan pelarut organik Tensioactive (surfactant)
Kode Limbah D214
D215
D216
189
Jenis Industri/Kegiatan
Kode Kegiatan
MANUFAKTUR DAN PERAKITAN KENDARAAN DAN MESIN Mencakup manufaktur dan perakitan kendaraan bermotor, sepeda, kapal, pesawat terbang, traktor, alat-alat berat, generator, mesin-mesin produksi, dll. Termasuk pembuatan suku cadang dan asesori dan rangka
2813/2912 2913/2915 2927/3110 3410/3420 3430/3530 3591/3592
ELEKTROPLATING DAN GALVANIS Mencakup kegiatan pelapisan logam pada permukaan logam atau plastik dengan proses elektris
2892 2710/2720 2811/2812 2891/2893 2899/2911 2912/2915 2919/2922 2924/2925 2926/2927 2930/3110 3120/3190 3210/3220 3230/3410 3420/3430 3530/3591 3592/3610 3699/4520
CAT Termasul varnish dan bahan pelapis lain
Sumber Pencemaran
2422 2029/2811 2812/2892 2893/2899 2911/2912 2915/2919 2922/2924 2925/2926 2927/2930
Seluruh proses yang berhubungan fabrikasi dan finishing logam, manufaktur mesin dan suku cadang dan perakitan. Termasuk kegiatan yang terkait dengan D215 dan D216 IPAL yang mengolah efluen dari proses di atas
Semua proses yang berkaitan dengan kegiatan pelapisan logam termasuk proses perlakuan: phospahting, etching, polishing, chemical conversion coating, anodising Pre-treatment: pikling, degreasing, stripping, cleaning, grinding, sand blasting, weld cleaning, depainting IPAL yang mengolah effluen proses elektroplasting dan galvanis
MFPD cat IPAL yang mengolah effluen proses yang berkaitan dengan cat
Asal/Uraian Limbah
Sludge proses produksi
Residu proses produksi
Pelarut bekas dan cairan pencuci (organik & anorganik)
Sludge dari IPAL
Sludge pengolahan dan pencucian
Larutan pengolah bekas
Sludge IPAL
Sludge cat
Larutan asam (pickling) Dross, slag Pelarut bekas (terklorinasi) Larutan bekas proses degreasing
Pencemaran Utama
Logam dan logam berat (terutama As, Ba, Cd, Cr, Pb, Ag, Hg, Cu, Ni, Zn, Se, Sn)
Nitrat Residu cat Minyak dan gemuk Senyawa amonia Pelarut mudah terbakar Asbestos Larutan asam Logam dan logam berat (terutama Cd, Cr, Cu, Pb, As, Ba, Hg, Se, Ag, Ni, Zn, Sn)
Sianida
Bahan organik (resin)
Senyawa amonia Fluorida Fenol Nitrat
Residu dari larutan batch
Pelarut bekas Sludge dari IPAL Filter bekas Produk off-spec
Hidrokarbon terhalogenasi Caustic sludge Pelarut mudah meledak Pigmen
Kode Limbah
Jenis Industri/Kegiatan
Kode Kegiatan
Sumber Pencemaran
3110/3120 3190/3150 3210/3220 3230 3410 3420/3430 3530/3591 3592/3610 3599/4520 3511/3694 3699 D217
D218
D219
190
BATERE SEL KERING
BATERE SEL BASAH
KOMPONEN ELEKTRONIK/ PERALATAN ELEKTRONIK
3140
3140
3110/3120 3150/3190 3210/3220 3230/3320
MFDP batere sel kering IPAL yang mengolah effluen proses produksi batere
MFPD batere sel basah
Manufaktur dan perakitan komponen dan peralatan elektronik
IPAL yang mengolah effluen proses
IPAL yang mengolah effluen proses produksi batere
Asal/Uraian Limbah
Residu proses destilasi
Sludge proses dip painting
Pencemaran Utama
Logam dan logam berat (terutama As, Ba, Cd, Cr, Pb, Hg, Se, Ag, Zn)
Senyawa Sn Organik
Sludge proses produksi
Residu proses produksi Batere bekas, off-spec dan kadaluarsa
Logam berat (terutama Cd, Pb, Ni, Zn, Hg)
Residu padat mengandung logam
Logam berat (terutama Cd, Pb, Ni, Zn, Sb)
Cat anti korosi (Pb, Cr) Debu dan/atau sludge dari unit pengendalian pencemaran udara
Sludge IPAL Metal powder Dust, slag, ash Sludge proses produksi Batere bekas, kadaluarsa dan off-spec Sludge dari IPAL Larutan asam/alkali Sludge proses produksi Pelarut bekas Mercury contactor/switch Lampu fluororesens (Hg) Coated glass Larutan etching untuk printed circuit Caustic stripping (photoresist) Residu solder dan fluxnya Limbah pengecatan
Asam/alkali Sel mengandung Litium Logam dan logam berat
(terutama As, Ba, Cd, Cr, Pb, Ag, Hg, Cu, Ni, Zn, Se, Sn, Sb) Nitrat Fluorida Residu cat Bahan organik Lartuan alkali/asam Pelarut terhalogenasi ,li>Residu proses etching (FeCl3)
Kode Limbah
Jenis Industri/Kegiatan
Kode Kegiatan
D220
EKSPLORASI DAN PRODUKSI MINYAK, GAS DAN PANAS BUMI
1110 1120
Sumber Pencemaran
D221
D222
D223
KILANG MINYAK DAN GAS BUMI
PERTAMBANGAN
PLTU YANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BATUBARA
2320
1320 1020
4010
Eksplorasi dan produksi Pemeliharaan fasiltas produksi Pemeliharaan fasilitas penyimpanan IPAL yang mengolah effluen Pemrosesan minyak dan gas alam
Tanki penyimpanan
Proses pengolahan
Unit Dissolved Air Flotation (DAF)
Pembersihan heat exchanger
IPAL yang mengolah effluen proses pengolahan
Tanki penyimpanan
Kegiatan pertambangan yang berpotensi untuk menghasilkan limbah B3 seperti penambangan tembaga, emas, batubara, timah, dll.
• Pembakaran batubara yang digunakan untuk pembangkit listrik
Asal/Uraian Limbah
Slop minyak
Sludge minyak Katalis bekas Karbon aktif bekas
Limbah laboratorium Limbah PCB
191
Lumpur bor (drilling mud) bekas Sludge minyak Karbon aktif dan absorban bekas Sludge dari IPAL
Pencemaran Utama
Bahan organik
Bahan organik
Sulfida
Bahan terkontaminasi minyak Logam berat Merkuri (pada karbon aktif,
Cutting pemboran Residu dasar tanki (yang memiliki kontaminan di atas standar dan memiliki karakteristik limbah B3)
Sludge dari IPAL Filter bekas Residu dasar tanki (yang memiliki kontaminan di atas standar dan memiliki karakteristik limbah B3)
Sludge pertambangan terkontaminasi logam berat, flotation sludge/tailing (yang memliki kontaminan di atas standar dan memliki karakteristik limbah B3) Pelarut bekas
Bahan terkontaminasi minyak Logam dan logam berat (terutama Ba, Cr, Pb, Ni)
Tensioactive (Surfactan, dll.)
Limbah laboratorium Limbah PCB Fly ash Bottom ash (yang memliki kontaminan di atas standar dan memiliki karakteristik limbah B3) Limbah PCB
Sludge dari proses tanning dan finishing Pelarut bekas Sludge dari IPAL Asam kromat bekas
Kode Limbah D224
Jenis Industri/Kegiatan PENYAMAKAN KULIT
Kode Kegiatan 1911 1912 1920
Sumber Pencemaran
D225
D226
D227
192
ZAT WARNA DAN PIGMEN
FARMASI
RUMAH SAKIT
2422 2429 2411
2423
7511 9309
Proses tanning dan finishing Proses trimming/shaving/buffing IPAL yang mengolah effluen dari proses di atas MFDP zat warna dan pigmen IPAL yang mengolah effluen proses yang berkaitan dengan zat warna dan pigmen
MFDP produk farmasi IPAL yang mengolah effluen proses manufaktur dan produksi farmasi
Seluruh rumah sakit dan laboratorium klinis
Asal/Uraian Limbah • Logam berat Bahan organik (PNA polynuclear aromatics)
sludge proses produksi dan fasilitas penyimpanan
Pelarut bekas
Sludge dari IPAL Residu produksi/reaksi Absorban dan filter bekas Produk off-spec Sludge dari fasilitas produksi Pelarut bekas Produk off-spec, kadaluarsa dan sisa Sludge dari IPAL Peralatan dan kemasan bekas Residu proses produksi dan formulasi
Pencemaran Utama
Logam berat (terutama Cr, Pb)
Bahan organik
Pelarut organik Larutan asam
Hidrokarbon terhalogenasi Logam dan logam berat (terutama Cr, Zn, Pb, Hg, Ni, Sn, Cu, Sb, Ba) Senyawa organometal Sianida Nitrat Fluorida, Sulfida Arsen Bahan organik Hidrokarbon terhalogenasi Pelarut mudah meledak Logam berat (terutama As) Bahan aktif
Absorban dan filter (karbon aktif) Residu proses destilasi, evaporasi dan reaksi Limbah laboratorium Residu dari proses insinerasi Limbah klinis Produk farmasi kadaluarsa Peralatan laboratorium terkontaminasi
Limbah terinfeksi Residu produk farmasi Bahan-bahan kimia
Kode Limbah
D228
D229
D230
D231
D232
193
Jenis Industri/Kegiatan
LABORAORIUM RISET DAN KOMERSIAL beberapa industri memiliki laboratorium, misalnya: tekstil, makanan, pulp & paper, penyempurnaan, bahan kimia, cat, karet, dll. FOTOGRAFI
Kode Kegiatan
7310 7422
Sumber Pencemaran
Seluruh laboratorium kecuali yang termasuk D227
2211/2221 2222/2429
•
PENGOLAHAN BATUBARA DENGAN PIROLISIS Cokes productions
2310
Proses produksi
DAUR ULANG MINYAK PELUMAS BEKAS
9000
Proses purifikasi dan regenerasi
SABUN DETERJEN/PRODUK PEMBERSIH DESINFEKTAN/KOSMETIK
2424
MFDP bidang fotografi
IPAL yang mengolah effluen dari proses
Proses manufaktur dan formulasi produk
Asal/Uraian Limbah
Kemasan produk farmasi Limbah laboratorium Residu dari proses insinerasi Pelarut
Bahan kimia kadaluarsa Residu sampel
Larutan developer, fixer, bleach bekas
Pencemaran Utama
Bahan kimia (murni atau tekonsentrasi) dan larutan kimia berbahaya dan beracun
Perak
Residu proses produksi (tar) Residu minyak
Filter dan absorban bekas
Residu proses destilasi dan evaporasi (tar) Residu minyak/emulsi/sludge (DAF/dasar tanki)
Material terkontaminasi minyak Logam berat (terutama Zn, Pb, Cr) Sludge minyak Hidrokarbon terhalogenasi
Pelarut bekas Off-set Cr
Residu produksi dan konsentrat Filter dan absorban bekas Pelarut bekas Konsentrat off-spec dan kadaluarsa Limbah laboratorium
Pelarut organik Senyawa pengoksidasi Hidrokarbon organik (PNA) Residu minyak
Bahan organik Hidrokarbon terhalogenasi Logam berat (Zn) Fluorida Nitrat Tensioactive berat Residu asam
Kode Limbah D233
D234
D235
D236
194
Jenis Industri/Kegiatan PENGOLAHAN LEMAK HEWANI/NABATI DAN DERIVATNYA
ALLUMUNIUM THERMAL METALURGY ALLUMUNIUM CHEMICAL CONVERSION COATING
PELEBURAN DAN PENYEMPURNAAN SENG Zn
PROSES LOGM NONFERRO
Kode Kegiatan
Sumber Pencemaran
1514
• Manufaktur dan formulasi produk lemak nabati/hewani dan turunannya
2739 2732
2720
Proses peleburan dan penyempurnaan (primer & sekunder)
Pelapisan aluminium IPAL yang mengolah effluen dari proses coating
Seng terlektrolisis dalam proses peleburan dan penyempurnaan • Pyrometallurgical zinc peleburan & penyempurnaan • IPAL yang mengolah effluen dari proses peleburan dan penyempurnaan
Proses cold rolling, drawing, sheeting, dan finishing logam non-ferro (misalnya:Cu, Al, Zn, alloy)
Asal/Uraian Limbah
Residu filtrasi Sludge minyak/lemak Limbah laboratorium Residu proses destilasi Katalis bekas (Cr) Manufaktur anoda-tar & residu karbon Proses skimming Spent pot lining (katoda) Residu proses peleburan (slag dan cros) Sludge dari IPAL Anoding sludge Sludge proses peleburan dan fasilitas pemurnian udara
Debu/sludge dari peralatan pengendali pencemaran udara
Slag dan dross (residu proses peleburan)
Pencemaran Utama
Logam berat (terutama Cr, Ni, Zn) Residu minyak Residu asam
Logam dan logam berat (terutama Cr)
Residu asam Sianida (proses Cryolite)
Logam berat (terutama Zn, Cr, Pb, Th)
Residu asam
Logam dan logam berat (terutama As, Ba, Cd, Cr, Ni, Zn)
Proses skimming Sludge dari IPAL Sludge dari Acid plant blowdown Electrolytic anode slime/sludge Larutan oksalat dan sludge-nya Larutan permanganat (pickling) Residu asam pickling
Nitrat, Fluorida Asam borat dan oksalat
Kode Limbah
D237
D238
D239
195
Jenis Industri/Kegiatan
METAL HARDENING
METAL/PLASTIC SHAPING
LAUNDRY DAN DRY CLEANING
Kode Kegiatan
Sumber Pencemaran
2710/2720 2811/2812 2891/2892 2899/2911 2912/2915 2919/2922 2924/2926 2927/3110 3120/3190 3430/3530
Seluruh proses pengolahan (misalnya: nitriding, corburizing)
IPAL yang mengolah effluen dari proses
2710/2720 2731/2732 2811/2812 2891/2893 2899/2911 2912/2915 2919/2922 2924/2925 2926/2927 2930/3110 3120/3130 3410/3420 3430/3511 3530/3511 3530/3591 3592/4520 9301
Semua proses yang berkaitan termasuk: grinding, cutting, rolling, drawing, filling, dll.
• Proses cleaning dan degreasing yang memakai pelarut organik dan pelarut kostik kuat
Asal/Uraian Limbah
Pencemaran Utama
Larutan pembersih alkali Minyak emulsi dan pendingin/pelumas Sludge Pelarut bekas
Sianida
Emulsi minyak (misalnya: cairan cutting dan minyak pendingin
Logam dan logam berat
Sludge dari proses shaping
Pelarut bekas
Pelarut organik
Pelarut bekas
Larutan kostik bekas Sludge proses cleaning dan degreasing
Larutan asam/alkali Limbah minyak Logam dan logam berat (terutama Ba, Cr, Mn)
Emulsi minyak Hidrokarbon terhalogenasi Fluorida-nitrat
Hidrokarbon terhalogenasi Lemak dan gemuk
Kode Limbah D240
D241
D242
D244
D245
Jenis Industri/Kegiatan
Kode Kegiatan
Sumber Pencemaran
IPAL INDUSTRI Fasilitas pengolahan limbah cair terpadu dari kegiatankegiatan yang termasuk dalam tabel ini
PENGOPERASIAN INSINERATOR LIMBAH
DAUR ULANG PELARUT BEKAS GELAS KERAMIK/ENAMEL
SEAL, GASKET, PACKING
9000
2610
3699
Proses insinerasi limbah
Recycle/regenerasi/purifikasi pelarut organik bekas Manufaktur dan formulasi produk gelas dan keramik/enamel
Manufaktur dan formulasi produk seal, gasket dan packing
196
Asal/Uraian Limbah
Sludge IPAL
Fly ash Slag/bottom ash
Pencemaran Utama
Logam dan logam berat (terutama As, Cd, Cr, Pb, Hg, Se, Ag, Cu, Ni)
Hidrokarbon terhalogenasi
Residu pengolahan flue gas Residu proses destilasi dan evaporasi Filter dan absorban bekas Bubuk gelas - terlapis logam Emulsi minyak Residu dari proses etching Hg (glass switches)
Bahan organik Amonia Sulfida Fluorida Logam berat Residu pembakaran tidak sempurna
Hidrokarbon terhalogenasi
Limbah minyak
Bahan organik Logam berat (terutama Pb, Cd, Cr, Co, Ni, Ba)
Fluorida
Debu/sludge dari peralatan pengendali pencemaran udara
Residual Opal glass - As Brozing & decolorizing agent - As Sisa asbestos Adhesive coating
Asbestos Logam berat (terutama Pb, Hg, Zn)
Kode Limbah D246
Jenis Industri/Kegiatan PRODUK KERTAS
Kode Kegiatan
Sumber Pencemaran
2102 2109
Manufaktur dan formulasi produk kertas
Kegiatan pencetakan dan pewarnaan
D247
CHEMICAL/INDUSTRIAL CLEANING
4520 9309
Degreasing, descaling,
D248
FOTOKOPI
5150 2429
D249
SEMUA JENIS INDUSTRI YANG MENHASILKAN/MENGGUNAKAN LISTRIK
Pemeliharaan peralatan MFDP toner Proses replacement, refilling,
D250 D251
197
phospating, derusting, passivation, refinishing, dll.
reconditioning atau retrofitting dari transformer dan capasitor
Asal/Uraian Limbah
Adesif/perekat sisa dan kadaluarsa Residu pencetakan (tinta/pewarna) Pelarut bekas Sludge dari IPAL Alkali, pelarut asam dan/atau larutan
oksidator yang terkontaminasi logam, minyak, gemuk
Pencemaran Utama
Pelarut organik Logam berat dari tinta/pewarna Larutan asam/alkali
Residu dari kegiatan pembersihan Toner bekas
Logam berat (terutama Se)
Limbah PCB
PCB
SEMUA JENIS INDUSTRI KONSTRUKSI
Penggantian fireproof insulation
Asbestos
Asbestos
BENGKEL PEMELIHARAAN KENDARAAN
Pemeliharaan mobil, motor,
Pelumas bekas Pelarut (cleaning, degreasing) Limbah cat Asam Batere bekas
Limbah minyak Pelarut mudah terbakar Asam Logam berat
(ac), atap, insulation
kereta api, pesawat termasuk body repair
TABEL 3. DAFTAR LIMBAH DARI BAHAN KIMIA KADALUARSA, TUMPAHAN SISA KEMASAN, ATAU BUANGAN PRODUK YANG TIDAK MEMENUHI SPESIFIKASI KODE LIMBAH 1. D3001 D3002 D3003 D3004 D3005 D3006 D3007 D3008 D3009 D3010 D3011 D3012 D3013 D3014 D3015 D3016 D3017 D3018 D3019 D3020 D3021 D3022 D3023 D3024 D3025 D3026 D3027 D3028 D3029 D3030 D3031 D3032 D3033 D3034 D3035 D3036 D3037 D3038
198
BAHAN PENCEMAR 2. Asetaldehida Asetamida Asamasetat, garam-garaman dan ester-esternya Aseton Asetonitril Asetilklorida Akrolein Akrilamida Akrilonitril Aldrin Aluminium Alkil dan turunannya Aluminium Fosfat Amonium Pikrat Amonium Vanadat Anilina Arsen dan senyawanya Arsen Oksida, Tri-, PentaArsen Disulfida, Arsen Triklorida Dietilarsina Barium dan senyawanya Chromated Copper Arsenat Benzena Klorobenzena 1,3-Diisosianatometil-Benzena Dietilbenzena Heksahidrobenzena Benzenasulfonat Asam Klorida Benzenasulfonil Klorida Berilium dan senyawanya Bis(klorometil) Eter Bromoform 1,1,2,3,4,4-Heksakloro-1,3-Butadiena n-Butil Alkohol Butana Butilaldehida Kadmium dan senyawanya Kalsium Kromat Amoniacal Copper Arsenat
Lanjutan Tabel 3 1. D3039 D3040 D3041 D3042 D3043 D3044 D3045 D3046 D3047 D3048 D3049 D3050 D3051 D3052 D3053 D3054 D3055 D3056 D3057 D3058 D3059 D3060 D3061 D3062 D3063 D3064 D3065 D3066 D3067 D3068 D3069 D3070 D3071 D3072 D3073 D3074 D3075 D3076 D3077 D3078 D3079 D3080 D3081
199
2. Dikloro Karbonat Karbon Disulfida Karbon Tetraklorida Kloroasetaldehida Klorodana, Isomer Alfa dan Beta Kloroetana (Etil Klorida) Kloroetana (Vinil Klorida) Klorobromometana Kloroform p-Kloroanilina 2-Kloroetil Vinil Eter Klorometil Metil Eter Asam Kromat Kromium dan senyawa-senyawanya Sianida dan senyawa-senyawanya Kreosot Kumena Sikloheksana 2,4-D, garam-garam dan esternya DDD DDT 1,2-Diklorobenzena 1,3-Diklorobenzena 1,2-Dikloroetana 1,1-Dikloroetana 1,2-Dikloropropana 1,3-Dikloropropana Dieldrin Dimetil Ftalat Dimetil Sulfat 2,4-Dinitrotoluen 2,6-Dinitrotoluen Endrin dan senyawa metabolitnya Epiklorohidrin 2-Ektosi Etanol 1-Fenil Etanon Etil Akrilat Etil Asetat Etilbenzena Etil Karbamat (Uretan) Etil Eter Asam Etilen Bisditiokarbamat dan turunannya Etilen Dibromida
Lanjutan Tabel 3 1. D3082 D3083 D3084 D3085 D3086 D3087 D3088 D3090 D3091 D3092 D3093 D3094 D3095 D3096 D3097 D3098 D3099 D3100 D3101 D3102 D3103 D3104 D3105 D3106 D3107 D3108 D3109 D3110 D3111 D3112 D3113 D3114 D3115 D3116 D3117 D3118 D3119 D3120 D3121 D3122 D3123 D3124 D3125
200
2. Etilen Diklorida Etilen Glikol (Monoetil Eter) Etilen Oksida (Oksirana) Fluorin Fluoroasetamida Asam Fluoroasetat dan garam sodiumnya Formaldehida Furan Heptaklor Heksaklorobenzena Heksaklorobutadiena Heksakloroetana Hidrogen Sianida Hidrazina Asam Fosfat Asam Flourat Asam Fluorida Asam Sulfida Hidroksibenzena (Fenol) Hidroksitoluen (Kresol) Isobutil Alkohol (isobutanol) Timbal Asetat Timbal Kromat Timbal Nitrat Timbal Oksida Timbal Fosfat Lindana Maleat Anhidrida Maleat Hidrazida Merkuri dan senyawa-senyawanya Metil Hidrazina Metil Paration Tetraklorometana Tribromometana Triklorometana Triklorofluorometana Metanol (Metil Alkohol) Metoksiklor Metil Bromida Metil Klorida Metil Kloroform Metilen Bromida Metil Isobutil Keton
Lanjutan Tabel 3 1. D3126 D3127 D3128 D3129 D3130 D3131 D3132 D3133 D3134 D3135 D3136 D3137 D3138 D3139 D3140 D3141 D3142 D3143 D3144 D3145 D3146 D3147 D3148 D3149 D3150 D3151 D3152 D3153 D3154 D3155 D3156 D3157 D3158 D3159 D3160 D3161 D3162 D3163 D3164 D3165 D3166 D3167 D3168
201
2. Metil Etil Keton Metil Etil Keton Peroksida Metil Benzena (Toluen) Metil Iodida Naftalena Nitrat Oksida Nitrobenzena Nitrogliserin Oksirana Paration Paraldehida Pentaklorobenzena Pentakloroetana Pentakloronitrobenzena Pentaklorofenol Pentakloroetilen Fenil Tiourea Fosgen Fosfin Fosfor Sulfida Fosfor Pentasulfida Ftalat Anhidrida 1-Bromo, 2-Propanon 2-Nitropropana n-Propilamina Propilen Diklorida Pirena Piridin Selenium dan senyawanya Selenium Dioksida Selenium Sulfida Perak Sianida 2,4,5-TP (Silvex) Natrium Azida Striknidin-10-satu dan garam-garamnya Asam Sulfat, Dimetil Ester Sulfat Sulfur Fosfit 2,4,5-T 1,2,4,5-Tetraklorobenzena 1,1,1,2-Tetrakloroetana 1,1,2,2-Tetrakloroetana 2,3,4,6-Tetraklorofenol Tetraklorometana
Lanjutan Tabel 3 1. D3169 D3170 D3171 D3172 D3173 D3174 D3175 D3176 D3177 D3178
202
2. Tetraetil Timbal 2,4,5-Triklorofenol 2,4,6-Triklorofenol 1,3,5-Trinitrobenzena Vanadium Oksida Vanadium Pentaoksida Vinil Klorida Warfarin Dimetilbenzena Seng Fosfit
LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999, TANGGAL 7 OKTOBER 1999 BAKU MUTU TCLP ZAT PENCEMAR DALAM LIMBAH UNTUK PENENTUAN KARAKTERISTIK SIFAT RACUN KODE
PARAMETER
LIMBAH 1.
203
KONSENTRASI DALAM EKSTRAKSI LIMBAH (MG/L)
2.
3.
D4001
Aldrin + Dieldrin
0,07
D4002
Arsen
5,0
D4003
Barium
100,0
D4004
Benzene
D4005
Boron
D4006
Cadmium
1,0
D4007
Carbon Tetrachloride
0,5
D4008
Chlordane
0,03
D4009
Chlorobenzene
100,0
D4010
Chloroform
6,0
D4011
Chromium
5,0
D4012
Copper
10,0
D4013
o-Cresol
200,0
D4014
m-Cresol
200,0
D4015
p-Cresol
200,0
D4016
Total Cresol
200,0
D4017
Cyanida (free)
20,0
D4018
2,4-D
10,0
D4019
1,4-Dichlorobenzene
7,5
D4020
1,2-Dichloroethane
0,5
D4021
1,1-Dichloroethylene
0,7
D4022
2,4-Dinitrotoluene
0,13
D4023
Endrin
0,02
D4024
Fluorides
150,0
D4025
Heptachlor + Heptachlor Epoxide
0,008
D4026
Hexachlorobenzene
0,13
D4027
Hexachlorobutadiene
0,5
D4028
Hexachloroethane
3,0
D4029
Lead
5,0
D4030
Lindane
0,4
0,5 500,0
Lanjutan 1.
204
2.
3.
D4031
Mercury
0,2
D4032
Methoxychlor
10,0
D4033
Methyl Ethyl Ketone
200,0
D4034
Methyl Parathion
D4035
Nitrate + Nitrite
D4036
Nitrite
D4037
Nitrobenzene
D4038
Nitrilotriacetic Acid
5,0
D4039
Pentachlorophenol
100,0
D4040 D4041 D4042 D4043 D4044 D4045 D4046 D4047 D4048 D4049 D4050 D4051 D4052 D4053
Pyridine Parathio PCBs Selenium Silver Tetrachloroethylene (PCE) Toxaphene Trichloroethylen (TCE) Trihalomethanes 2,4,5-Trichlorophenol 2,4,6-Trichlorophenol 2,4,5-TP (Silvex) Vynil Chloride Zinc
5,0 3,5 0,3 1,0 5,0 0,7 0,5 0,5 35,0 400,0 2,0 1,0 0,2 50,0
0,7 1.000,0 100,0 2,0
LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999, TANGGAL 7 OKTOBER 1999 DAFTAR ZAT PENCEMAR DALAM LIMBAH YANG BERSIFAT KRONIS KODE LIMBAH 1. D5001 D5002 D5003 D5004 D5005 D5006 D5007 D5008 D5009 D5010 D5011 D5012 D5013 D5014 D5015 D5016 D5017 D5018 D5019 D5020 D5021 D5022 D5023 D5024 D5025 D5026 D5027 D5028 D5029 D5030 D5031 D5032 D5033 D5034 D5035 D5036
205
BAHAN PENCEMAR 2. Acetonitrile Acetophenone 2-Acetylaminefluorene Acetyl chloride 1-Acethyl-2-thiourea Acidic solutions or acin in solid form Acrolein Acrylamide Acrylonitrile Aflatoxins Aldicarb Aldicarb sulfone Aldrin Allyl alcohol Allyl chloride Aluminum phosohide 4-Aminobiphenyl 5(Aminomethyl)3-isoxazolol 4-Aminopyridine Amitrole Ammonium vanadate Aniline Antimony Antimony compounds, NOS* Any congenor polychlorinated dibenzo-furan Any congenor polychlorinated dibenzo-p-dioxin Aramile Arsenic Arsenic compounds, NOS* Arsenic acid Arsenic peroxide Arsenic trioxide Asbestos (dust & fibres) Auramine Azaserine Barban
Lanjutan 1. D5037 D5038 D5039 D5040 D5041 D5042 D5043 D5044 D5045 D5046 D5047 D5048 D5049 D5050 D5051 D5052 D5053 D5054 D5055 D5056 D5057 D5058 D5059 D5060 D5061 D5062 D5063 D5064 D5065 D5066 D5067 D5068 D5069 D5070 D5071 D5072 D5073 D5074 D5075 D5076 D5077
206
2. Barium Barium compounds, NOS* Barium cyanide Basic solutins or bases in solid form Bendiocarb Bendiocarb-phenol Benomyl Benz[c]acridine Benz[a]anthracene Benzal chloride Benzene Benzenearsonic acid Benzidine Benzo[b]fluoranthene Benzo[j]fluoranthene Benzo[k]fluoranthene Benzo[a]pyrene p-Benzoguinone Benzotrichloride Benzyl chloride Beryllium powder Beryllium compounds, NOS* Bis(pentamethylene)-thiuram tetrasulfide Bromoaceton Bromoform 4-Bromophenyl phenyl ether Brucine Butyl benzyl phtalate Cacodyclic acid Cadmium Cadmium compounds, NOS* Calcium chromate Calcium cyanide Carbaryl Carbendazim Carbofuran Carbofuran phenol Carbon disulfide Carbon oxyfluoride Carbon tetrachloride Carbosulfan
Lanjutan 1. D5078 D5079 D5080 D5081 D5082 D5083 D5084 D5085 D5086 D5087 D5088 D5089 D5090 D5091 D5092 D5093 D5094 D5097 D5098 D5099 D5100 D5101 D5102 D5103 D5104 D5105 D5106 D5107 D5108 D5109 D5110 D5111 D5112 D5113 D5114 D5115 D5116 D5117 D5118 D5119 D5120 D5121 D5122
207
2. Chloral Chlorambucil Chlordane Chlordane (alpha and gamma isomers) Chlorinated benzenes, NOS* Chlorinated ethane, NOS* Chlorinated fluorocarbons, NOS* Chlorinated naphtalene, NOS* Chlorinated phenol, NOS* Chlornaphazine Chloroacetaldehyde Chloroalkyl ethers, NOS* p-Chloroaniline Chlorobenzene Chlorobenzilate p-Chloro-m-eresol 2-Chloroethyl vinyl ether Beta-Chloronaphtalene o-Chlorophenol 1-(o-Chlorophenyl)thiourea Chloroprene 3-Chloropropionitrile Chromium Chromium compounds, NOS* Chrysene Citrus red no. 2 Coal tar creosole Copper cyanide Creosole Cresol (cresilic acid) Crotonaldehyde m-Cumenyl methyl carbamate Cyanides (soluble salt & complexes), NOS* Cyanogen Cyanogen bromide Cyanogen chloride Cycasin Cycloate 2-Cyclohexyl-4,6-dinitrophenol Cyclophosphamide 2,4-D 2,4-D, salt, esters Daunomycin
Lanjutan 1. D5123 D5124 D5125 D5126 D5127 D5128 D5129 D5130 D5131 D5132 D5133 D5134 D5135 D5136 D5137 D5138 D5139 D5140 D5141 D5142 D5143 D5144 D5145 D5146 D5147 D5148 D5149 D5150 D5151 D5152 D5153 D5154 D5155 D5156 D5157 D5158 D5159 D5160 D5161 D5162 D5163
208
2. Dazomet DDD DDE DDT Diallate Dibenza[a,h]acridine Dibenza[a,j]acridine Dibenza[a,h]anthracene 7H-Dibenzo(c,g)carbazole Dibenzo[a,c]pyrene Dibenzo[a,h]pyrene Dibenzo[a,i]pyrene 1,2-Dibromo-3-chloropropane Dibutyl phtalate o-Dichlorobenzene m-Dichlorobenzene p-Dichlorobenzene Dichlorobenzene, NOS* 3,3-Dichlorobenzidine 1,4-Dichloro-2-butene Dichlorodifluoromethane Dichloroethylene, NOS* 1,1-Dichloroethylene 1,2-Dichloroethyele Dichloroethyl ether Dichloroisopropyl ether Dichloromethoxy ethane Dichloromethyl ether 2,4-Dichlorophenol 2,6-Dichlorophenol Dichlorophenylarsine Dichloropropane, NOS* Dichloropropanol, NOS* Dichloropropene, NOS* 1,3-Dichloropropene Dieldrin 1,2,3,4-Diepoxybutane Diethylarsine 1,4-Diethyleneoxyde Diethylhexyl phtalate N,N'-Diethylhydrazine
Lanjutan 1. D5164 D5165 D5166 D5167 D5168 D5169 D5170 D5171 D5172 D5173 D5174 D5175 D5176 D5177 D5178 D5179 D5180 D5181 D5182 D5183 D5184 D5185 D5186 D5187 D5188 D5189 D5190 D5191 D5192 D5193 D5194 D5195 D5196 D5197 D5198 D5199 D5200 D5201 D5202 D5203 D5204 D5205 D5206
209
2. O,O-Diethyl S-methyl dithiophosphatc Diethyl-p-nitrophenyl phosphate Diethyl phtalate O,O-Diethyl O-pyrazinyl phosporothioate Diethylene glycol, dicarbamate Diethylstillbesterol Dihydrosafrole Diisopropylfluorophosphate (DIP) Dimethoate 3,3'Dimethoxibenzidine p-Dimethylaminoazobenzene 7,12-Dimethylbenz[a]anthracene 3,3-Dimethylbenzidine Dimethylcarbamoyl chloride 1,1-Dimethylhydrazine 1,2-Dimethylhydrazine Alpha,alpha-Dimethylphenethylamine 2,4-Dimethylphenol Dimethyl phtalate Dimethyl sulfate Dimetilen Dinitrobenzene,NOS* 4,6-Dinitro-o-cresol 4,6-Dinitro-o-cresol salts 2,4-Dinitrophenol 2,4-Dinitrotoluene 2,6-Dinitrotoluene Dinoseb Di-n-octylphtalate Diphenylamine 1,2-Diphenylhydrazine Di-n-propylnitrosamine Disulfiram Disulfoton Dithiobiuret Endosulfan Endothall Endrin Endrin metabolites Epichlorohydrin Epinephrine EPTC Ethyl carbamate (urethane)
Lanjutan 1. D5207 D5208 D5209 D5210 D5211 D5212 D5213 D5214 D5215 D5216 D5217 D5218 D5219 D5220 D5221 D5222 D5223 D5224 D5225 D5226 D5227 D5228 D5229 D5230 D5231 D5232 D5233 D5234 D5235 D5236 D5237 D5238 D5239 D5240 D5241 D5242 D5243 D5244 D5245 D5246 D5247 D5248 D5249
210
2. Ethers Ethyl cyanide Ethylenebisdithiocarbamic acid Ethylenebisdithiocarbamic acid, salts & esters Ethylene dibromide Ethylene dichloride Ethylene glicol monoethyl ether Ethyleneimine Ethylene oxyde Ethylenethiourea Ethyllidene dichloride Ethylmethacrylate Ethyl methanesulfonate Ethyl ziram Famphur Ferbam Fluoranthene Fluorine Fluoroacetamide Fluoroacetic acid, sodium salt Formaldehyde Formetanate hydrochloride Formic acid Formparanate Glycidylaldehyde Halogenated organic solvents Halomethanes, NOS Heptachlor Heptachlor Epoxide Heptachlor Epoxide (alpha,beta,&gamma isomers) Heptachlorodibenzofurans Heptachlorodibenzo-p-dioxin Hexachlorobenzene Hexachlorobutadiene Hexachlorocyclopentadiene Hexachlorodibenzo-p-dioxin Hexachlorodibenzofurans Hexachloroethane Hexachlorophene Hexachloropropene Hexaethyl tetraphosphate Hexavalent chromium compounds Hydrazine
Lanjutan 3. D5250 D5251 D5252 D5253 D5254 D5255 D5256 D5257 D5258 D5259 D5260 D5261 D5262 D5263 D5264 D5265 D5266 D5267 D5268 D5269 D5270 D5271 D5272 D5273 D5274 D5275 D5276 D5277 D5278 D5279 D5280 D5281 D5282 D5283 D5284 D5285 D5286 D5287 D5288 D5289 D5290
211
4. Hidrogen cyanide Hydrogen fluoride Hydrogen sulfide Indeno[1,2,3-cd] pyrene 3-lodo-2-propynyl-n-butylcarbamate Inorganic cyanides Inorganic fluorine compounds Isobutyl alcohol Isodrin Isolan Isosafrole Kepone Lasiocarpine Lead Lead compounds, NOS* Lead acetate Lead phosphate Lead subacetate Lindane Maleic anhydride Maleic hydrazine Malononitrile Manganese dimethyldithio-carbamate Melphalan Mercury Mercury compounds, NOS* Mercury fulminate Metal carbonyl Metam sodium Methacrylonotrile Methapyrilene Methiocarb Methomyl Methoxychlor Methyl bromide Methyl chloride Methyl chlorocarbonate Methyl chloroform 3-Methylcholanthrene 4,4-Methylenebis(2-chloroaniline) Methylene bromide
Lanjutan 1. D5291 D5292 D5293 D5294 D5295 D5296 D5297 D5298 D5299 D5300 D5301 D5302 D5303 D5304 D5305 D5306 D5307 D5308 D5309 D5310 D5311 D5312 D5313 D5314 D5315 D5316 D5317 D5318 D5319 D5320 D5321 D5322 D5323 D5324 D5325 D5326 D5327 D5328 D5329 D5330 D5331 D5332
212
2. Methylene chloride Methyl ethyl ketone (MEK) Methyl ethyl ketone peroxide Methyl hydrazine Methyl iodide Methyl isocyanate 2-Methyllactonitrile Methyl methacrylate Methyl methasulfonate Methyl parathion Methylthiouracil Metolcarb Mitomycin C MNNG Molinate Mustard gas Naphtalene 1,4-Naphtoquinone alpha-Naphtylamine beta-Naphtylamine alpha-Naphtylthiourea Nickel Nickel compounds, NOS* Nickel carbonyl Nickel cyanide Nicotine Nicotine salts Nitric oxide p-nitroaniline Nitrobenzene Nitrogen dioxide Nitrogen mustard Nitrogen mustard,hydrochloric salts Nitrogen mustard N-oxides Nitrogen mustard,N-oxides,hydrochloride salt Nitroglycerin p-Nitrophenol 2-Nitropropane Nitrosamines,NOS* N-Nitrosodi-n-butylamine N-Nitrosodiethanolamine N-Nitrosodiethylamine
Lanjutan 1. D5333 D5334 D5335 D5336 D5337 D5338 D5339 D5340 D5341 D5342 D5343 D5344 D5345 D5346 D5347 D5348 D5349 D5350 D5351 D5352 D5353 D5354 D5355 D5356 D5357 D5358 D5359 D5360 D5361 D5362 D5363 D5364 D5365 D5366 D5367 D5368 D5369 D5370 D5371 D5372 D5373 D5374 D5375
213
2. N-Nitrosodimethylamine N-Nitroso-N-ethylurea N-Nitrosomethylethylamine N-Nitroso-N-methylurea N-Nitroso-N-methylurethane N-Nitrosomethylvinylamine N-Nitrosomorpholine N-Nitrosonornicotine N-Nitrosopiperidine N-Nitrosopirrolydine N-Nitrososarcosine 5-Nitro-o-toluidine Octamethylpyrophosphoramide Organic cyanides Organic phosphorous Organic solvents Oranohalogen compounds Osmium tetroxide Oxamyl Paraldehide Parathion Pebulate Pentachlorobenzene Pentachlorodibenzo-p-dioxin Pentachlorodibenzofurans Pentachloroethane Pentachloronitrobenzene (PCNB) Pentachlorophenol Phenacetin Phenol Phenylenediamine Phenylmercury acetate Phenylthiourea Phosgene PHOSphine Phorate Phtalic acid esters, NOS* Phtalic anhydride Physostigmine Physostigmini salicylate 2-Picoline Polychlorinated biphenyls, NOS* Pottasium cyanide
Lanjutan 1. D5376 D5377 D5378 D5379 D5380 D5381 D5382 D5383 D5384 D5385 D5386 D5387 D5388 D5389 D5390 D5391 D5392 D5393 D5394 D5395 D5396 D5397 D5398 D5399 D5400 D5401 D5402 D5403 D5404 D5405 D5406 D5407 D5408 D5409 D5410 D5411 D5412 D5413 D5414 D5415 D5416 D5417
214
2. Pottasium dimethyldithiocarbamate Pottasium-n-hydroxymethyl-n-methyl-dithiocarbamate Pottasium-n-methyldithiocarbamate Pottasium pentachlorophenate Pottasium silver cyanide Promecarb Pronamide 1,3-Propane sultone Propham Propoxur n-Propylamine Propargyl alcohol Propylene dichloride 1,2-Propylenimine Propylthiouracil Prosulfocarb Pyridine Reserpine Reselcinol Saceharin Saceharin salts Safrole Selenium Selenium compounds, NOS* Selenium dioxide Selenium sulfide Selenium,tetrakis (dimethyldithiocarbamate) Selenourea Silver Silver compounds, NOS* Silver cyanide Silvex (2,4,5-TT) Sodium cyanide Sodium dibuthyldithiocarbamate Sodium diethyldithiocarbamate Sodium dimethyldithiocarbamate Sodium pentachlorophenate Streptozotocin Strychnine Strychnine salts Sulfallate TCDD
Lanjutan 3. D5418 D5419 D5420 D5421 D5422 D5423 D5424 D5425 D5426 D5427 D5428 D5429 D5430 D5431 D5432 D5433 D5434 D5435 D5436 D5437 D5438 D5439 D5440 D5441 D5442 D5443 D5444 D5445 D5446 D5447 D5448 D5449 D5450 D5451 D5452 D5453 D5454 D5455 D5456 D5457 D5458 D5459
215
4. Tetrabuthylthiuram monosulfide 1,2,4,5-Tetrachlorobenzene Tetrachlorodibenzo-p-dioxin Tetrachlorodibenzo-furans Tetrachloroethane,NOS* 1,1,1,2-Tetrachloroethane 1,12,2Tetrachloroethane,NOS* Tetrachloroethylene 2,3,4,6-Tetrachlorophenol 2,3,4,6-Tetrachlorophenol, potassium salt 2,3,4,6-Tetrachlorophenol, sodium salt Tetraethyldithiopyrophosphate Tetracthyl lead Tetraethyl pyrophosphate Tetranitromethane Thallium Thallium compounds, NOS* Thallic oxide Thallium (l) acetate Thallium (l) carbonate Thallium (l) chloride Thallium (l) nitrate Thallium Selenite Thallium (l) sulfate Thioacetamide Thiodicarb Thiofanox Thiomethanol Thiophanate-methyl Thiophenol Thiosemicarbazide Thiourea Thiram Tirpate Tellurium; Tellurium compounds Toluene Toluenediamine Toluene-2,4-diamine Toluene-2,6-diamine Toluene-3,4-diamine Toluene diisocyanate o-Toluidine
Lanjutan 1. D5460 D5461 D5462 D5463 D5464 D5465 D5466 D5467 D5468 D5469 D5470 D5471 D5472 D5473 D5474 D5475 D5476 D5477 D5478 D5479 D5480 D5481 D5482 D5483 D5484 D5485 D5486 D5487 D5488 D5489 D5490 D5491
216
2. o-Toluidine hydrochloride p-Toluidine Toxaphene Triallate 2,4,6-Tribromophenol 1,2,4-Trichlorobenzene 1,1,2-Trichloroethane Trichloroethylene Trichloromethanethiol Trichloromonofluoromethane 2,4,5-Trichlorophenol 2,4,6-Trichlorophenol 2,4,5-T Trichloropropane,NOS* 1,2,3-Trichloropropane O,O,O-Triethyl phosphorothioate Triethylamine 1,3,5-Trinitrobenzene Tris(1-aziridinyl) phosphine sulfide Tris(2,3-dibromopropyl)phoshate Trypan blue Uracil mustard Vanadium pentoxide Vinyl chloride Warfarin, pada konsentrasi lebih kecil dari 0.3% Warfarin, pada konsentrasi lebih besar dari 0.3% Warfarin salt, pada konsentrasi lebih kecil dari 0.3% Warfarin salt, pada konsentrasi lebih besar dari0.3% Zine cyanide Zine phosphide, pada konsentrasi lebih besar dari 10% Zine phosphide, pada konsentrasi lebih kecil atau sama dengan 10% Ziram