Preservasi Pengetahuan Tradisional Seni Tari Aceh : Studi Kasus Terhadap Perubahan Gerakan Tari Saman Nurintan Cynthia Tyasmara
1. PENDAHULUAN Traditional knowledge atau pengetahuan tradisional adalah infomasi yang ada dalam komunitas tertentu, berdasarkan pengalaman dan adaptasi terhadap budaya lingkungan setempat dan telah berkembang dari waktu ke waktu dan terus berkembang. Pengetahuan ini digunakan untuk mempertahankan masyarakat dan kelangsungan budayanya. Tari Saman merupakan salah satu contoh kekayaan seni Indonesia yang diangkat menjadi salah satu contoh traditional knowledge. Berdasarkan hal tersebut, penulis berupaya untuk memaparkan kesenian daerah Aceh yaitu Tari Saman sebagai salah satu contoh Traditional Knowledge. Tari Saman yang berkembang saat ini ditemukan telah mengalami perubahan dalam beberapa gerakannya sehingga menarik untuk diangkat sebagai upaya pelestarian kebudayaan tradisional Indonesia.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Traditional Knowledge Traditional knowledge telah digunakan sejak lama oleh masyarakat adat dan local di bawah aturan dan undang-undang setempat serta di bawah adat dan tradisi. Baru-baru ini, dalam ilmu pengetahuan barat menjadi lebih tertarik pada traditional knowledge dan menyadari bahwa traditional knowledge dapat membantu menemukan solusi yang berguna pada suatu masalah. Kombinasi antara pengetahuan ilmiah dan teknologi modern membuat hal tersebut banyak dipelajari. Traditional knowledge atau pengetahuan tradisional adalah infomasi yang ada dalam komunitas tertentu, berdasarkan pengalaman dan adaptasi terhadap budaya lingkungan setempat dan telah berkembang dari waktu ke waktu dan terus berkembang. Pengetahuan ini digunakan untuk mempertahankan masyarakat dan kelangsungan budayanya. Pengetahuan tradisional termasuk diantaranya adalah persediaan sumber daya lokal biologi, hewan, tanaman, dan pohon spesies lokal. Hal ini juga terkait seperti
Preservasi pengetahuan ..., Nurintan Cynthia Tyasmara, Perpustakaan UI, 2016
cara-cara yang dilakukan dalam metode penyimpanan tanaman, perlakuan benih, hingga alat yang digunakan untuk tanam dan panen. Pengetahuan tradisional juga mencakup sistem kepercayaan yang memainkan peranan penting dalam kehidupan masyarakat, menjaga kesehatan, dan melindungi linkungan sekitar. Pengetahuan tradisional bersifat dinamis dan tidak berarti pengetahuan ini sudah tua tetapi tradisional karena tercipta yang merupakan cerminan tradisi suatu masyarakat. Sifat pengetahuan tradisional kolektif dan sering dianggap milik seluruh masyarakat. Hal ini ditularkan melalui spesifik budaya dan mekanisme pertukaran informasi tradisional misalnya dipelihara dan ditransmisikan secara lisan.
Traditional knowledge harus dilindungi dengan beberapa argumen berikut ini: 1. pertimbangan keadilan 2. keprihatinan konservasi 3. pelestarian praktik dan budaya tradisional 4. pencegahan perampasan dari pihak yang tidak berhak 5. promosi penggunaan dan pentingnya dalam pengembangan 2.2 Seni Tari dari Aceh Aceh adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki banyak seni tari. Banyak yang mengenal Tari Saman sebagai tari tradisional Aceh, namun masih banyak lagi jenis tarian yang yang hampir mirip namun berbeda dengan Tari Saman. Berikut ini merupakan tarian yang berasal dari Aceh yang hampir mirip dengan Tari Saman, empat di antaranya adalah:
a. Tari Laweut Laweut berasal dari kata Seulawet , sanjungan pada Nabi Muhammad S.A.W, tari ini dipersembahkan oleh delapan orang wanita yang disebut juga seudati iring. Di dalam tari ini menyampaikan pesan-pesan dalam keagamaan pendidikan dan pembangunan.
Gambar 1. Tari Laweut
Preservasi pengetahuan ..., Nurintan Cynthia Tyasmara, Perpustakaan UI, 2016
b. Tari Tarek Pukat Tari ini merupakan tarian yang diangkat dari kehidupan nelayan pesisir Aceh yaitu membuat jaring “pukat” dan menangkap ikan dengan jaring di tengah laut. Suasana menarik pukat dengan harapan mendapat ikan yang banyak dinyatakan dengan semangat kerja keras dan riang gembira yang sekali-kali terdengar teriakan senang
pawang laut.
Gambar 2. Tari Tarek Pukat
d. Tari Rapai Geleng Rapai adalah jenis tamborin yang biasanya dipakai untuk mengiringi sebuah lagu atau tarian. Permainan Rapai telah dikembangkan dan diiringi dengan lagu-lagu dan berbagai macam lenggak-lenggok yang indah. Ini merupakan dobrakan penampilan sebuah tarian baru yang disebut “Rapai Geleng”. Tarian ini dimainkan oleh 11 sampai 12 orang penari dan setiap mereka memainkan Rapai (tamborin kecil). Sambil bermain Rapai dan menyanyikan lagu, mereka melakukan berbagai gerakan tubuh yaitu tangan, kepala, dan lain-lain. Gerakan para penari hampir sama dengan tarian Saman tetapi menggunakan Rapai.
Gambar 3. Tari Rapai Geleng
Preservasi pengetahuan ..., Nurintan Cynthia Tyasmara, Perpustakaan UI, 2016
e. Tari Meuseukat Tarian Meuseukat adalah tarian yang sangat pupuler di Aceh yang berasal dari Kab. Aceh Selatan. Tarian ini dimainkan oleh 10 atau 12 penari dan 2 orang penyanyi. Khusus untuk wanita mengambil posisi dengan cara duduk/berlutut dalam satu barisan dan membuat gerakan tubuh dengan tangan dan kepala. Nyanyian yang berisi pujian atau doa yang dimulai dengan gerakan lambat sampai dengan gerakan cepat.
Gambar 4. Tari Meuseukat
2.3 Tari Saman Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011. Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan. Sebelum dimulai sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton. Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda dengan memakai pakaian adat. Penilaian ditititkberatkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.
Preservasi pengetahuan ..., Nurintan Cynthia Tyasmara, Perpustakaan UI, 2016
Gerakan pada tari Saman sangat unik karena hanya menampilkan gerakan tepuk tangan, tepuk dada, dan gerakan-gerakan sejenis. Semua penari harus menari dengan harmonis dan biasanya tempo tari Saman makin lama makin cepat dan hal ini yang membuat tarian ini sangat menarik. Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech.
Gambar 5. Tari Saman
Tari Saman ditarikan dalam posisi duduk, termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari duduk) dimana posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang pada tari Saman juga terbatas pada ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk berlutut berubah ke posisi di atas lutut (berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang level yang paling rendah adalah apabila penari membungkuk badan kedepan sampai 45° (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60° (langat). Terkadang saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang). Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat. 2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
Preservasi pengetahuan ..., Nurintan Cynthia Tyasmara, Perpustakaan UI, 2016
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. 4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak 5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
3. PEMBAHASAN 3.1 Tari Saman sebagai Pengetahuan Tradisional Tari Saman yang telah mendunia membuat banyak masyarakat modern di Negara-negara Asia, Australia dan Eropa yang mengadopsi kecepatan dan keharmonisan gerakan tarian ini. Namun keaslian dari tari ini tidak pernah bisa ditiru karena esensi tarian ini hanya ditemukan di Aceh. Hal ini yang membuat penulis mengangkat Tari Saman sebagai salah satu pengetahuan tradisional. Selain Tari Saman, masih banyak lagi tarian yang konsepnya mirip dengan Tari Saman. Namun ada sedikit perbedaan dalam gerakan, baju, maupun tambahan alat musik atau alat tari yang digunakan. Semua hal tersebut merupakan sebuah pengetahuan tradisional yang berjenis kesenian daerah yaitu tarian. Penulis memaparkan Tari Saman sebagai traditional knowledge atau pengetahuan radisional karena tarian ini sangat identik dengan masyarakat Aceh dan kental dengan unsur keagaamaannya. Salah satu yang disebutkan dalam definisi pengetahuan tradisional adalah budaya yang telah berkembang dari waktu ke waktu dan terus berkembang. Melihat perkembangannya saat ini, Tari Saman menunjukkan kekhasannya dan potensinya untuk terus maju. Meskipun telah terdata sebagai warisan budaya di UNESCO (yang artinya Tari Saman dapat dipastikan adalah kebudayaan Indonesia) namun melihat banyaknya jenis tarian yang hampir mirip dengan Tari Saman akan lebih baik apabila tarian lainnya juga dilestarikan seperti halnya Tari Saman. Hal tersebut yang membuat penulis mengangkat Tari Saman sebagai contoh traditional knowledge, didukung dengan adanya informasi yang menarik yaitu perubahan-perubahan yang signifikan pada gerakan Tari Saman yang akan dibahas lebih dalam pada bab selanjutnya.
Preservasi pengetahuan ..., Nurintan Cynthia Tyasmara, Perpustakaan UI, 2016
3.2 Tari Saman dan Perkembangan Gerakan Tarinya Seiring perkembangan zaman, terjadi perubahan pada gerakan-gerakan tarian Tari Saman yang sarat mana. Informasi yang didapatkan penulis adalah semakin banyaknya gerakan Tari Saman yang dikembangkan oleh para penari. Narasumber yang telah beberapa kali menjadi juri dalam perlombaan Tari Saman menyatakan bahwa semakin banyak gerakan yang ditampilkan maka akan menambah nilai kreativitas. Namun sayangnya, tidak ada arti atau makna dari perubahan dan penambahan gerakan Tari Saman. Ditetapkannya Tari Saman oleh UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia merupakan sebuah prestasi yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Mengingat makin pudarnya keinginan generasi muda untuk mempelajari tarian daerah, agaknya hal ini sangatlah patut diapresiasi. Gempuran budaya dari luar negeri seperti musik Amerika, British, Korea, Jepang dan Negara lain membuat generasi muda beranggapan bahwa mempelajari tarian daerah merupakan hal yang kurang menyenangkan. Perlombaan atau kompetisi menari yang masih banyak diselenggarakan oleh komunitas tertentu tentunya merupakan hal yang sangat positif dalam melestarikan pengetahuan tradisional terutama tari-tarian. Namun apabila dalam perkembangannya gerakan baru yang ada tidak sarat akan makna, maka akan mengaburkan maknamakna dari gerakan yang tercipta sebelumnya. Inovasi dan kreasi memang sangat diperlukan namun dengan tidak mengurangi atau berpegang pada gerakan yang telah diciptakan sebelumnya. Perubahan dan perbedaan yang ditemukan pada gerakan Tari Saman salah satunya adalah pada cara penari menarikan tarian ini. Seharusnya penari menarikan Tari Saman dengan mata menatap ke lantai, karena tarian ini memiliki tujuan memberi salam kepada raja. Penari juga tidak tersenyum lebar melainkan tersenyum kecil tanpa terlihat gigi. Namun saat ini, penari tersenyum lebar dengan terlihat gigi saat menampilkan Tari Saman sehingga esensi Tari Saman sedikit berkurang. Pada saat pembukaan tariann yang diawali dengan “Assalamualaikum…” dengan gerakan bersujud dan tangan dikatupkan juga terdapat modifikasi saat ini. Penari akan menambahkan gerakan lain seperti memetikkan jarinya karena dianggap terlalu sederhana apabila menggunakan gerakan yang telah umum. Modifikasi lirik yang dinyanyikan saat tari dibawakan juga terjadi. Sebagai contoh Tari Saman yang tradisional baik gerakan dan liriknya dapat dilihat pada tautan berikut ini
Preservasi pengetahuan ..., Nurintan Cynthia Tyasmara, Perpustakaan UI, 2016
http://www.youtube.com/watch?v=-LikgiZn6jU. Perbedaan juga ditemukan dari segi jumlah penari. Tari Saman umumnya dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki yang berjumlah ganjil. Namun seiring perkembangannya tarian ini juga dimainkan oleh perempuan. Makin banyak penari makin semarak dan indah. Tetapi, tarian ini tidak akan ditarikan bercampur antara laki-laki dan perempuan. Saat ini kebanyakan tariannya dimainkan oleh perempuan dan laki-laki yang membawakan musiknya. Tautan yang diberikan di atas merupakan salah satu contoh Tari Saman tradisional yang dimainkan oleh penari laki-laki dan menggunakan lirik yang asli. Berikut merupakan tautan untuk pertunjukan Tari Saman saat ini yang telah berbeda dari versi aslinya yang dahulu dimainakan oleh laki-laki http://www.youtube.com/watch?v=VTXd66SJlyg. Peran serta pekerja informasi tentunya untuk dapat melestarikan pengetahuan tradisional tetap terjaga hingga generasi mendatang. Usaha mendokumentasikan tarian yang ditampilkan, menghasilkan tulisan mengenai tarian ini dan menyebarkan ke berbagai pihak merupakan beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai langkah awal mepreservasi pengetahuan tradisional.
4. KESIMPULAN Tari Saman merupakan salah satu contoh traditional knowledge yang berjenis kesenian daerah berupa tarian. Tarian ini semakin berkembang dari masa ke masa hingga terjadi perubahan-perubahan dalam gerakannya. Sebagai pekerja informasi yang berupaya melestarikan kebudayaan dan pengetahuan, maka perlu dilakukan usaha mengcapture dan memanage agar kebudayaan yang telah ada tidak punah atau bergeser maknanya.
Preservasi pengetahuan ..., Nurintan Cynthia Tyasmara, Perpustakaan UI, 2016
DAFTAR PUSTAKA Correa, Carlos M. Traditional Knowledge And Intellectual Property a Discussion Paper Hansen, Stephen A. 2003. Traditional Knowledge and Intellectual Property A Handbook on Issues and Options for Traditional Knowledge Holders in Protecting their Intellectual Property and Maintaining Biological Diversity. Washington DC: AAAS http://www.budayaindonesia.net/2014/02/tari-tradisional-aceh.html diakses pada 20 November 2014 pada pukul 17.00 WIB http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/836/tari-saman diakses pada 20 November 2014 pada pukul 17.00 WIB http://www.youtube.com/watch?v=-LikgiZn6jU diakses pada 22 November 2014 pada pukul 11.00 WIB http://www.youtube.com/watch?v=VTXd66SJlyg diakses pada 22 November 2014 pada pukul 11.15 WIB
Preservasi pengetahuan ..., Nurintan Cynthia Tyasmara, Perpustakaan UI, 2016