HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KDPK PADA MAHASISWA REGULER SEMESTER II DI AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO
TESIS
PRESENTASI POWER POINT
Oleh : DWI NURJAYANTI NIM : S541002009
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KDPK PADA MAHASISWA REGULER SEMESTER II DI AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO
Oleh : DWI NURJAYANTI NIM S541002009
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo, PAK, MM, MKK NIP. 19480313 1976101001
dr. Putu Suriyasa, MS., PKK., SpOk NIP. 19481105 1981111001
Mengetahui Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo, PAK, MM, MKK NIP. 19480313 1976101001
PENGARUH KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT DAN KINERJA APOTEKER PADA ORANGTUA PASIEN ANAK ISPA (Studi di Apotek Cendrawasih Ngawi)
Oleh : ANITA YULISARI NIM S 541002002
Telah di setujui dan di sahkan oleh Tim Penguji Jabatan Ketua
Nama
Tanda tangan
Tanggal
: Prof.Bhisma Murti, dr,MPH., M.Sc., Ph.D NIP: 195510211994121001
Sekretariat : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 196611081990032001 Anggota
: 1. Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo, dr., MM., MKK, PAK NIP. 19480313 1976101001 2. dr. Putu Suriyasa, MS., PKK., SpOk, NIP. 19481105 1981111001
Mengetahui : Direktur PPs. UNS
Prof. Drs. Suranto, M.Sc.PhD NIP. 195708201985031004
Ketua Program Studi MKK
Prof.Dr.Didik Tamtomo, dr., MM., MKK, PAK NIP: 19480313 1976101001
ABSTRAK
Murniati, S540809114.2010. Hubungan Kualitas Proses Pembelajaran dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Ibu III/Nifas di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Program Studi : Pendidikan Profesi Kesehatan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Masalah : prestasi belajar merupakan penampakan dari hasil belajar. Prestasi belajar dapat diukur dengan evaluasi belajar antara lain Tes Sumatif yang dapat menentukan Indeks Prestasi (IP) (Winkel, 1999;93). Hasil evaluasi indeks prestasi dari 40 mahasiswa reguler semester IV pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Ibu III/ Nifas di dapatkan bahwa 40,8 % Baik sekali, 58 % Baik dan 1,2 % cukup sedangkan pada mahasiswa semester III dari 44 mahasiswa di dapatkan hasil bahwa 81,2 % baik sekali dan 18,8 % baik. Walaupun dari data tersebut nilai mahasiswa menunjukkan rata rata baik sekali tetapi peneliti ingin meneliti apakah ada hubungan antara persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dan minat belajar dengan prestasi mahasiswa dikarenakan mata kuliah Asuhan kebidanan Ibu III/ Nifas merupakan mata kuliah yang sangat dominan bagi seorang bidan. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas Proses pembelajaran dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb ibu III/Nifas di AKBID Harapan Mulya Ponorogo/ hubungan minat dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb ibu Nifas di AKBID Harapan Mulya Ponorogo/ hubungan kualitas proses pembelajaran dan minat dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb ibu III di AKBID Harapan Mulya . Metode Penelitian : yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah keseluruhan dari jumlah mahasiswa regular semester III. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah mahasiswa reguler semester III tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 44 mahasiswa di AKBID Harapan Mulya Ponorogo. Teknik analisis data adalah tehnik korelasi sederhana,korelasi ganda dan regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil Penelitian :Terdapat hubungan kualitas proses pembelajaran dengan prestasi belajar didapatkan nilai t hitung 5,231 dengan tingkat sig .000, terdapat hubungan minat belajar dengan prestasi belajar sebesar nilai t hitung 4,509 dengan tingkat sig .000, sedangkan hasil analisis dengan regresi ganda di dapatkan bahwa kualitas proses pembelajaran dan minat belajar secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar sebesar nilai t hitung 3,646 dengan tingkat sig .001, pada X2 didapatkan nilai t hitung 2,791 dengan tingkat sig .008. Simpulan : 1) Terdapat hubungan positif dan signifikan kualitas proses pembelajaran dengan prestasi belajar, 2) Terdapat hubungan positif dan signifikan minat belajar dengan prestasi belajar, 3) Terdapat hubungan positif dan signifikan kualitas proses pembelajaran dan minat belajar dengan prestasi belajar.
iii KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun penelitian dengan judul “Hubungan Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo”. Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Magister Kesehatan pada Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan ini penulis banyak mengalami kesulitan namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan dapat teratasi, untuk itu penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Muh. Syamsulhadi, dr SpKJ, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh Pendidikan Pascasarjana. 2. Prof. Drs. Suranto,MSc,Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan. 3. Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr, PAK, MM, M.KK, selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta dan pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga.
iii
iv 4. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Sekretaris Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis 5. dr. Putu Suriyasa, MS., PKK.,SpOk selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga 6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga. 7. Teman seperjuangan mahasiswa pasca sarjana program Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menjalin kerjasama dalam menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Akhirnya semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan dari Allah SWT dan dicatat sebagai amal ibadah. Demi kesempurnaan dan perbaikan penelitian ini sangat penulis harapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Terima kasih.
Ponorogo, 7 Juli 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI Halaman Halaman Sampul Dalam Lembar Persutujuan Pembimbing .................................................................... i Abstrak ............................................................................................................. ii Kata Pengantar ................................................................................................ iii Halaman daftar isi ............................................................................................ v Daftar Gambar................................................................................................ vii Daftar Tabel .................................................................................................. viii Daftar Lampiran .............................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian............................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7 1. Kemandirian Belajar ..................................................................... 7 2. Perhatian Orang Tua ................................................................... 10 3. Prestasi Belajar ............................................................................ 19 4. Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar .......... 24 5. Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar .......... 25 6. Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Kemandirian Belajar .. 25 B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 27 C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 28 D. Hipotesis ........................................................................................ 28 BAB III METODE PENELLITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................................. 29 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 29 C. Populasi Penelitian ........................................................................ 29
v
D. Teknik Sampling ........................................................................... 30 E. Variabel Penelitian ........................................................................ 30 F. Definisi Operasional ...................................................................... 30 G. Uji Instrumen Penelitian ............................................................... 31 H. Etika Penelitian ............................................................................. 33 I Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 34 J. Analisis Data .................................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ............................................................... 37 B. Deskripsi Data ............................................................................... 39 C. Pengujian Prasyarat Analisis ......................................................... 41 D. Pengujian Hipotesis Penelitian ...................................................... 44 E. Pembahasan ................................................................................... 47 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpualan ...................................................................................... 61 B. Saran .............................................................................................. 62 C. Implikasi ........................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63
vi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 28 Gambar 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 36
vii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ..................................... 37 Tabel 4.2 Karakteristik Pendidikan Terakhir Orang Tua Responden .............. 38 Tabel 4.3 Karakteristik Pekerjaan Orang Tua ................................................. 38 Tabel 4.4 Kemandirian Belajar Responden ..................................................... 39 Tabel 4.5 Perhatian Orang Tua Responden ..................................................... 40 Tabel 4.6 Prestasi Belajar KDPK Responden .................................................. 41 Tabel 4.7 Uji Normalitas .................................................................................. 42 Tabel 4.8 Uji Linieritas .................................................................................... 43 Tabel 4.9 Uji Independensi .............................................................................. 44 Tabel 4.10 Korelasi Product Moment .............................................................. 45 Tabel 4.11 Regresi Ganda ................................................................................ 46
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 2
Kisi- kisi Instrumen.
Lampiran 3
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4
Kuesioner Kemandirian Belajar
Lampiran 5
Kuesioner Perhatian Orang Tua
Lampiran 6
Tabel Induk Uji Validitas Reliabilitas
Lampiran 7
Validitas Instrumen
Lampiran 8
Reliabilitas Instrumen
Lampiran 9
Tabel Induk Penelitian
Lampiran 10
Tabel Uji Normalitas
Lampiran 11
Tabel Uji Linieritas
ix
Lampiran 12
Tabel Uji Independensi
Lampiran 13
Tabel Anallisa Korelasi Product Moment
Lampiran 14
Tabel Analisis Regresi Ganda
Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian dari UNS Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo Lampiran 17 Kartu Konsultasi Tesis
x
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia bukanlah hal yang baru kita dengar bahkan sudah menjadi pengetahuan umum common sense. Dalam laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization
(UNESCO),
yang
dirilis
pada
Kamis
(29/11/07)
menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 di antara 130 negara di dunia. Yang jelas, education development index (EDI) Indonesia adalah 0.935, di bawah Malaysia (0.945) dan Brunei Darussalam (0.965) ( Sudrajad, 2007). Setiap lembaga pendidikan yang ada di republik ini memiliki tanggung jawab besar terhadap mutu pendidikan yang dimulai dari proses pendidikan itu sendiri dan berakhir pada hasil pendidikan yang dicapai. Mutu dalam “proses pendidikan” melibatkan berbagai input, seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru) sarana prasarana lembaga pendidikan, dukungan administrasi, berbagai sumber daya dan upaya penciptaan suasana yang fair dan nyaman untuk belajar. Mutu dalam konteks “hasil pendidikan” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh lembaga pendidikan pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir semester) (Mayasari, 2010). 1
2
Prestasi
yang
dicapai
atau
hasil
pendidikan
(student
achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis. Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan satu sama lainnya, akan tetapi agar proses pendidikan dapat bermutu dan tepat sasaran, maka mutu dalam artian hasil (ouput) harus dirumuskan lebih dahulu oleh Lembaga Pendidikan. Lembaga Pendidikan wajib menetapkan target yang jelas untuk dicapai setiap tahun atau kurun waktu tertentu. Berbagai input dan proses harus selalu mengacu pada mutu-hasil (output) yang ingin dicapai. Dengan kata lain tanggung jawab lembaga pendidikan dalam memperbaiki mutu pendidikan bukan hanya pada proses pendidikan saja, melainkan lebih dari pada itu adalah pada hasil yang dicapai, (Sudrajad, 2007). Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan dari luar diri siswa (ekstern). Faktor dari dalm diri siswa antaralain: kecerdasan, bakat, minat, motivasi diri, disiplin diri, dan kemandirian.Sedangkan faktor dari luar diri siswa dapat berupa lingkungan alam, kondisisosial, ekonomi, lingkungan sekolah, guru, kurikulum, dan sebagainya. Jadi dalam hal ini rendahnya prestasi belajar siswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor tersebut diatas. Dari faktor– faktor tersebut, faktor dari dalam diri siswamerupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan belajar, sebabdalam proses belajar sasaran utamanya adalah siswa tersebut sebagai subyek belajar (Ahmadi, 2004).
3
Faktor penentu keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah siswa sebagai pelaku dalam kegiatan belajar. Tanpa kesadaran, kemauan, dan keterlibatan siswa, maka proses belajar mengajar tidak akan berhasil. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar, siswa dituntut memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa dan bukan semata – mata tekanan guru maupun pihak lain. Murtiningsih berpendapat bahwa Kemandirian mahasiswa dalam belajar masih dinilai sangat kurang dan perlu ditingkatkan. Mahasiswa cenderung menganggap guru atau dosen sebagai satu-satunya sumber ilmu. Sehingga mahasiswa hanya menerima dan mendengarkan ilmu yang diberikan oleh dosen serta cenderung kurang aktif dalam mencari sumber-sumber pendukung ilmu yang dipelajarinya. Kebanyakan mahasiswa kurang mandiri dan terlalu bergantung dengan dosen (Murtiningsih, 2010). Sikap mandiri dalam diri siswa akan sangat membantu tercapainya tujuan belajar sebagaimana yang diharapkan. Jadi kemandirian seseorang dalam belajar akan menentukan arah belajar dan prestasi belajar seseorang. Kemandirian akan membuat seseorang siswa mampu belajar sendiri tanpa disuruh oleh pihak luar dalam kondisi apapun. (Ahmadi, 2004). Proses pendidikan tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan sekolah yang sekaligus merupakan lembaga pendidikan formal, tetapi pendidikan juga dapat dilakukan di lingkungan keluarga. Pendidikan
4
dalam keluarga merupakan basis pendidikan yang pertama dan utama. Situasi keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak atau generasi-generasi penerus yang baik dan bertanggung jawab. Peran orang tua yang seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan terhadap anak-anaknya. Orang tua juga harus bisa menciptakan situasi pengaruh perhatian orang tua dengan menanamkan norma-norma untuk di kembangkan dengan penuh keserasian, sehingga tercipta iklim atau suasana keakraban antara orang tua dan anak (Surachmad, 2001) Study pendahuluan berdasarkan evaluasi proses pembelajaran di akhir semester I, nilai akademis mata kuliah KDPK terdapat 30% peserta didik yang mempunyai nilai kurang, 55% cukup dan 15% baik. Dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan kajian terhadap cara belajar mahasiswa untuk mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) dikaitkan dengan kemandirian belajar dan perhatian orang tua. Berdasarkan asumsi di atas maka penulis dalam penelitian ini menentukan kajian dalam judul : ”Hubungan Kemandirian Belajar dengan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK Mahasiswi Semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo”.
B. Rumusan Masalah Dari masalah yang diuraikan diatas ”Apakah ada hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata
5
kuliah KDPK pada mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Keterampilan Dasarr Praktik Klinik) mahasiswi Semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. 2. Tujuan Khusus a. Untuk menganalisis hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Keterampilan Dasarr Praktik Klinik) mahasiswi Semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. b. Untuk menganalisis perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Keterampilan Dasarr Praktik Klinik) mahasiswi Semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo c. Untuk menganalisis hubungan kemandirian belajar dan perhatian orang
tua
dengan
prestasi
belajar
(Keterampilan Dasarr Praktik Klinik)
mata
kuliah
KDPK
mahasiswi Semester II
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
6
D. Manfaat 1. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai sumbangan pemikiran dan masukan guna meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan, terutama dalam hal peningkatan prestasi belajar para peserta didik. 2. Bagi Mahasiswa Sebagai salah satu bahan informasi bagi mahasiswa akan pentingnya kemandirian belajar dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar guna meningkatkan prestasi belajar. 3. Bagi Peneliti Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang serupa.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI 1. Konsep Kemandirian Belajar a. Pengertian Kemandirian Belajar Istilah kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri, yaitu suatu keadaan yang memungkinkan seseorang mengatur dan mengarahkan diri sendiri sesuai tingkat perkembangannya. Kemandirian adalah kecenderungan anak untuk melakukan sesuatu yang diingini tanpa minta tolong kepada orang lain, juga dapat mengarahkan kelakuannya tanpa tunduk kepada orang lain. Pendapat lain tentang kemandirian dikemukanan oleh Hoistein yang mengatakan bahwa kemandirian adalah penampilan seseorang yang sikap dan perbuatannya menandakan keswarkasaan (berbuat sendiri secara aktif dalam memberikan pendapat, penilaian pengambilan keputusan dan pertanggung jawaban. Selanjutnya tindakan tersebut merupakan respon yang muncul secara spontan sebagai cerminan percaya diri seseorang yang mandiri (Sumarmo, 2008). Kemandirian belajar siswa akan akan dapat mengembangkan nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam hal sebagai berikut: 1). Membuat keputusan yang bertanggung jawab 2). Menentukan aktivitas belajar sesuai keinginan sendiri 3). Membuat pengertian sesuai dengan pemahaman 7
8
4). Menyadari tentang mengapa dan bagaimana memperoleh pengetahuan baru sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. (Kartadinata, 2006). Selanjutnya From, menyatakan belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam interaksi aktif antara subjek dan lingkungannya. Proses tersebut
menghasilkan
perubahan
dalam
pengetahuan, pemahaman,
keterampiln, nilai yang bersifat tetap. Perubahan itu dapat bersifat sesuatu yang baru, yang segera tampak dalam perilaku nyata maupun tersembunyi. Proses belajar dapat berlangsung bila disertai kesadaran dan intensitas kemauan dari individu yang belajar. Sikap dan perbuatan yang ditunjukkan dalam kemandirian merupakan kebutuhan dasar dari setiap individu untuk mengaktualisasikan potensi dan kemampuan diri untuk mencapai kepuasan sendiri. Adapun kepuasan yang diperoleh orang yang mandiri tidak bergantung pada lingkungan dan orang lain disekitarnya, tetapi tergantung pada potensi-potensi yang mereka miliki (Ahmadi, 2004). Kemandirian belajar menurut Wayne H adalah menekankan sisisisi menguntungkan dari usaha bekerja secara kreatif atas prakarsanya sendiri, inisiatif dan panjang akal dari keadaan mempelajari suatu bidang secara intensif, pengembangan disiplin diri dan belajar teknik-teknik didalam suatu bidang yang telah dipilihnya sendiri (Sumarmo, 2008).
9
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemandirian Belajar 1). Faktor dari Dalam Faktor dari dalam diri anak adalah antara lain faktor kematangan usia dan jenis kelamin. Disamping itu intelegensia anak juga berpengaruh terhadap kemandirian anak. 2). Faktor dari Luar Adapun faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian anak adalah: a). Kebudayaan, masyarakat yang maju dan kompleks tuntutan hidupnya cenderung mendorong tumbuhnya kemandirian dibanding dengan masyarakat yang sederhana. b). Keluarga,
meliputi
aktivitas
pendidikan
dalam
keluarga,
kecenderungan cara mendidik anak, cara memberikan penilaian kepada anak bahkan sampai carahidup orang tua berpengaruh terhadap kemandirian anak. c. Indikator/Determinan Kemandirian Belajar Kemandirian belajar menurut Sunaryo Kartadinata (2006) mempunyai 5 aspek dan dapat dijadikan indikator antara lain : 1). Bebas bertanggung jawab dengan ciri-ciri mampu menyelesaikan tugastugas yang diberiakan tanpa bantuan orang lain, tidak menunda waktu dalam mengerjakan tugas, mampu membuat keputusan sendiri, mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dan bertanggung jawab atau menerima resiko dari perbuatannya.
10
2). Progresif dan ulet, dengan ciri-ciri tidak mudah menyerah bila menghadapi masalah, tekun dalam usaha mengejar prestasi, mempunyai usaha dalam mewujudkan harapannya, melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan dan menyukai hal-hal yang menantang. 3). Inisiatif atau kreatif, dengan ciri-ciri mempunyai kreatifitas yang tinggi, mempunyai ide-ide yang cemerlang, menyukai ha-hal yang baru, suka mencoba-coba dan tidak suka meniru orang lain. 4). Pengendalian diri dengan ciri-ciri mampu mengendalikan emosi, mampu mengendalikan tindakan, menyukai penyelesaian masalah secara damai, berfikir dahulu sebelum bertindak dan mampu mendisiplinkan diri. 5). Kematangan diri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri secara mendalam, dapat menerima diri sendiri, percaya pada kemampuan sendiri, memperoleh kepuasan dari usaha sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
2. Perhatian Orang Tua a. Pengertian Perhatian Orang Tua Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis terhadap suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas/ pengalaman batin. Orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang dewasa yang bertanggung jawab atas keberhasilan siswa, baik orang tua siswa, wali atau orang tua asuh. Perhatian orang tua berarti pemusatan atau konsentrasi yang diberikan oleh orang tua siswa, wali atau orang tua asuh terhadap suatu obyek yaitu siswa (Mahmud, 2006).
11
b. Macam-macam Perhatian Perhatian dibedakan menjadi beberapa kriteria antara lain: 1). Atas dasar intesitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas/pengalaman batin. Perhatian ini dibedakan menjadi dua: a). Perhatian intensif adalah perhatian yang betul-betul tercurah pada obyek b). Perhatian tidak intensif adalah perhatian yang kurang sepenuhnya tercurah pada suatu obyek 2). Atas dasar cara timbulnya dibedakan menjadi dua: a). Perhatian spontan atau perhatian sengaja yaitu perhatian yang timbul tanpa direncanakan, tetapi begitu saja secara tiba-tiba. b). Perhatian reflektif atau perhatian disengaja yaitu perhatian yang timbulnya memang disengaja. 3). Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian dibedakan menjadi dua: a). Perhatian distributif atau perhatian memancar adalah perhatian yang pada suatu saat dapat tertuju pada macam-macam obyek. b). Perhatian konsentratif atau perhatian terpusat adalah perhatian yang pada suatu saat hanya tertuju pada obyek yang sangat terbatas. Melihat besarnya fungsi pendidikan di lingkungan keluarga, maka perhatian orang tua terhadap pendidikan anak yang dapat dilakukan adalah: 1). Perhatian intensif, karena kegiatan yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih terarah.
12
2). Perhatian yang disengaja (reflektif), karena kesengajaan dalam kegiatan akan mengembangkan pribadi anak. 3). Perhatian spontan, karena perhatian spontan cenderung dapat berlangsung lebih lama. (Ratnawati, 2005) c. Faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua terhadap Anaknya Faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya di antaranya adalah karena para orang tua khawatir jikalau anaknya menjadi siswa yang nakal di sekolah. Karena rasa kasih sayang orang tua, maka mereka menjaga baik-baik keselamatan dan kesehatan anaknya. Perhatian juga diberikan orang tua karena ingin agar anak mereka maju dan pemuncak (berprestasi) di kelasnya. Maka para orang tua selalu menyuruh anaknya agar belajar dan belajar sepanjang waktu. Hanya saja, perhatian orang tua makin lama makin berkurang sesuai dengan bertambah besarnya tubuhnya dan bertambah dewasa usianya. (Astuti, 2005). d. Bentuk Perhatian Orang Tua terhadap Belajar Anak Perhatian orang tua, terutama dalam hal pendidikan anak, sangatlah diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar yang dilakukan anak sehari-hari dalam kapasitasnya sebagai pelajar dan penuntut ilmu, yang akan diproyeksikan kelak sebagai pemimpin masa depan. Bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak.
13
1). Pemberian bimbingan dan nasehat Menurut Oemar Hamalik dengan mengutip pendapat Stikes & Dorcy, menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya”. Kemudian ia juga mengutip pendapat Stoops, yang menyatakan bimbingan adalah “suatu proses yang terus menerus
untuk
membantu
perkembangan
individu
dalam
rangka
mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.” (Oemar Hamalik, 2002). Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasehat kepada anak. Menasehati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak terhadap kesadaran akan hakikat sesuatu serta mendorong mereka untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik. Nasehat dapat diberikan orang tua pada saat anak belajar di rumah. Dengan demikian maka orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan anaknya dalam belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan tersebut dapat membantu usaha untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
14
2). Pengawasan Orang Tua terhadap belajar Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa adanya pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan pendidikan anak tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua tersebut dalam arti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan yang diberikan orang tua dimaksudkan sebagai penguat disiplin supaya pendidikan
anak tidak terbengkelai, karena terbengkelainya
pendidikan seorang anak bukan saja akan merugikan dirinya sendiri, tetapi juga lingkungan hidupnya. Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal. Pengawasan orang tua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan anak untuk berkreasi tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Ketika anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penyimpangan, maka orang tua yang bertindak sebagai pengawas harus segera mengingatkan anak akan tanggung jawab yang dipikulnya terutama pada akibat-akibat yang mungkin timbul sebagai efek dari kelalaiannya. Kelalaiannya di sini contohnya adalah ketika anak malas belajar, maka tugas
15
orang tua untuk mengingatkan anak akan kewajiban belajarnya dan memberi pengertian kepada anak akan akibat jika tidak belajar. Dengan demikian anak akan terpacu untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat. Pengawasan atau kontrol yang dilakukan orang tua tidak hanya ketika anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orang tua juga terhadap kegiatan anak di sekolah. Pengetahuan orang tua tentang pengalaman anak di sekolah sangat membantu orang tua untuk lebih dapat memotivasi belajar anak dan membantu anak menghadapi masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah serta tugas-tugas sekolah (Imelda, 2010). 3). Pemberian motivasi dan penghargaan Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya mampu memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Jika anak tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Dan untuk mendorong semangat belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah minat belajar bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar. Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau kurang itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari
16
orang tua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan menimbulkan keputusasaan. Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari berbagai jenis aktivitas, seperti mengarahkan cara belajar, mengatur waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu tidak memberatkan anak (Imelda, 2010). Stephanie Daisy Imelda
mengemukakan beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh orang tua pada anak yang prestasinya kurang, yaitu: a). Kenali
kemampuan
anak.
Jangan
menuntut
anak
melebihi
kemampuannya. Anak yang sering mendapat tuntutan yang terlalu tinggi, akan mudah menjadi frustrasi dan akhirnya menjadi mogok belajar. b). Jangan
membanding-bandingkan.
Orang
tua
sebaiknya
jangan
membanding-bandingkan anak dengan kakak atau adiknya mengingat setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda. Anak yang sering dibanding-bandingkan dapat kehilangan kepercayaan diri. Bangkitkanlah rasa percaya diri anak dengan menghargai setiap usaha yang telah dilakukan. c). Menerima anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya. d). Membantu
anak
mengatasi
masalahnya.
Bila
anak
memang
membutuhkan guru les, jangan dipaksakan anak dengan kemampuannya sendiri hanya karena ayah dan ibunya dahulu tidak pernah les. e). Tingkatkan semangat belajar anak. Kita dapat melakukan hal ini dengan, misalnya memberi pujian, pelukan, belaian maupun ciuman.
17
f). Jangan mencela anak dengan kata-kata yang menyakitkan. Orang tua harus menghindari mencela anak dengan kata-kata, “bodoh”, “tolol”, “otak udang”, dan sebagainya. Anak yang sering mendapat label atau cap seperti itu pada akhirnya akan mempunyai pandangan bahwa dirinya memang bodoh dan tolol. g). Mendidik adalah tanggung jawab bersama. Ayah dan Ibu mempunyai tanggung jawab yang sama dalam mendidik anak. i). Jangan lupa berdoa agar anak kita mendapat hasil yang terbaik. (Imelda, 2010) 4). Pemenuhan Kebutuhan Belajar Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak. kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik. Dalam hal ini Bimo Walgito menyatakan bahwa “semakin lengkap alat-alat pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan sebaik-baiknya, sebaliknya kalau alatalatnya tidak lengkap, maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses belajar, sehingga hasilnya akan mengalami gangguan”. Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan
18
belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar (Walgito, 1990). Perhatian orang tua terhadap kebutuhan belajar, kaitannya dengan motivasi belajar mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Hal itu dapat diketahui bahwa dengan dicukupinya kebutuhan belajar, berarti anak merasa diperhatikan oleh orang tuanya. Kebutuhan belajar, seperti buku termasuk unsur yang sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Dengan dicukupinya buku yang merupakan salah satu sumber belajar, akan memperlancar proses belajar mengajar di dalam kelas dan mempermudah dalam belajar di rumah. Dan juga akan dapat meningkatkan semangat belajar bagi anak. Dengan demikian sudah sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak (Walgito, 1990).
3. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi Belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting artinya dalam rangka membantu murid mencapai prestasi belajar yang sebaikbaiknya (Ahmadi, 2004).
19
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya: 1). Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2). Faktor Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas: a). Faktor intelektif yang meliputi: (1). Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. (2). Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b).Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri. 3). Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a). Faktor sosial yang terdiri atas: (1). Lingkungan keluarga. (2). Lingkungan sekolah. (3). Lingkungan masyarakat. (4). Lingkungan kelompok. b). Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
20
c). Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim. 4). Faktor lingkungan spiritual dan keamanan (Ahmadi, 2004). Menurut Slameto (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal a). Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar seperti: (1). Faktor Jasmaniah, meliputi: (a). Faktor kesehatan Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indera. (b). Cacat tubuh Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan. (2). Faktor Psikologis, meliputi (a) Intelegensi Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode
21
belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus. (b) Perhatian Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2009) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. (c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. (d) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. (e) Motivasi Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.
22
(f) Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap (matang). (g) Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih baik. b). Faktor Eksternal (1). Keadaan keluarga Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yang ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua. (2). Keadaan sekolah Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar dan fasilitas yang mendukung lainnya.
23
(3). Keadaan masyarakat Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa (Ahmadi, 2004).
4. Pengaruh Kemandirian terhadap Prestasi Belajar Menuntut siswa berperan aktif, mengharuskan partisipasi aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi aktif tersebut dapat terlaksana jika ditunjang kemandirian belajar dari peserta didik secara sosial psikologis adalah penting karena individu pada hakekatnya selalu berusaha aktif menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Tanpa kemandirian segala usaha sulit dilakukan dengan mantap untuk mengelola hidup dan lingkungannya. Tanpa kemandirian individu tidak mungkin dapat mempengaruhi dan menguasai lingkungan, tetapi akan lebih banyak tergantung pada lingkungan dan dikuasai oleh lingkungan (Yaumi 2009). Oleh karena itu, kemandirian sangat penting bagi peserta didik sebab kemandirian merupakan modal dasar peserta didik dalam menentukan sikap dan tindakannya selama proses belajar. Karena belajar merupakan proses psikis, maka keberhasilan belajar lebih benyak diitentukan oleh individu itu sendiri. Kemandirian belajar seseorang mendorong untuk berprestasi, berinisiatif dan berkreasi. Dengan itu, kemandiian dapat mengantar seseorang
24
menjadi produktif, serta mendorongnya ke arah kemajuan. Kemandirian belajar ditunjukkan
dengan
otonomi,
merencanakan,
mengorganisasi
dan
mengevaluasi kegiatan belajarnya (Yaumi, 2009).
5. Pengaruh Perhatian Orang Tua tehadap Prestasi Belajar Aktivitas belajar guna meningkatkan prestasi belajar sering menemui kesulitan-kesulitan. Berbagai kesulitan itu harus segera diatasi agar pencapaian tujuan belajar secara optimal dapat terwujudkan. Upaya mengatasi kesulitan tersebut tidak hanya dibebankan kepada anak (peserta didik) melainkan juga menjadi beban dari orang tua. Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam membantu anaknya meringankan atau mengatasi kesulitan-kesulitan yang mungkin muncul selama proses belajar (Imelda, 2009). Siswa dengan intensitas perhatian yang tinggi akan cepat untuk menapai bantuan dalam menyelesaikan kesulitan yang dihadapi dalam proses belajar. Dengan perhatian dan bimbingan orang tua secara kontinou maka orang tua dapat segera mungkin mengetahui kesulitan yang di allami oleh anaknya secara dini. Sedapat mungkin orang tua akan mengambil sikap yang positif guna membantu anaknya menyelesaikan kesulitan belajar yang dialami.berdasarkan uraian diatas, diduga terdapat pengaruh perhatian orang tua dengan prestasi belajar (Imelda, 2009).
25
6. Pengaruh Perhatian Orangtua terhadap Kemandirian Belajar Orang tua sangat bertanggungjawab atas kemajuan studi anaknya. Jika orang tua kurang perhatian dan pengawasan terhadap anaknya mengakibatkan kecenderungan bebas mutlak, pengawasan bukan berarti menghanbat atau menekan akan tetapi mendorong ke arah kesadaran diri sehingga diharapkan muncul kemandirian belajar. Perhatian orang tua sangatlah penting dalamupaya menumbuhkan
kemandirian
belajar
anaknya,
seperti
dukungan
dan
penghargaan (Yaumi, 2009). Jika orang tua cenderung kurang menghargai prestasi belajar anaknya, hal tersebut tidak akan mendorong anak untuk mandiri dalam mencapai prestasi yang lebih baik disekolahnya. Hal-hal yang perlu diperhatiakn orang tua adalah menghargai prestasi belajar yang telah dicapai anak di sekolah, memperhatikan dan mengikuti perkembangan anak dalam proses belajar. Berdasarkan uraian diatas diduga terdapat pengaruh perhatian orang tua dengan kemandirian belajar belajar (Yaumi, 2009).
26
B. PENELITIAN YANG RELEVAN Berbagai penelitian tentang kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar diantaranya: 1. Hidayah (2008) : Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar bidang study akuntansi, metode yang digunakan survey analitik pada siswa SMAN 1 Pecangaan Kabupaten Jepara, hasil: Ada pengaruh yang signifikan dari perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar bidang study akuntansi. 2. Fardiansyah (2009): Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara frekuensi belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika, metode yang digunakan observasional analitik pada siswa SMPN 1 Bandung Kabupaten Serang, hasil : Ada hubungan singnifikan antara frekuensi belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika. 3. Imelda (2010) : Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar, metode yang digunakan observasional analitik pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Cimerak Kabupaten Ciamis. Hasil : Ada hubungan signifikan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar peserta didik.
27
4. (Astuti, 2005) : Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pola asuh terhadap kemandirian belajar, metode yang digunakan survey analitik terhadap siswa SMAN Sumpiuh Kabupaten Banyumas, hasil penelitian ; ada pengaruh yang signifikan dari pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa.
28
C. KERANGKA PIKIR Indikator 1. Bebas Bertanggung Jawab 2. Progresif dan ulet 3. Inisiatif atau kreatif 4. Pengendalian diri 5. Kematangan diri
Kemandirian Belajar
Perhatian orang tua
Prestasi Belajar
Faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar: 1. Faktor dari dalam (Kematangan usia, jenis kelamin, intelegensi) 2. Faktor dari luar (Kebudayaan, keluarga)
Faktor-faktor yang mempengaruhi: 1. Faktor Jasmaniah 2. Faktor Psikologi 3. Faktor Kematangan Fisik dan Psikis 4. Faktor Lingkungan
Bentuk Perhatian 1. Pemberian bimbingan dan nasehat 2. Pengawasan Org Tua 3. Pemberian Motivasi dan Penghargaan 4. Pemenuhan Kebutuhan Belajar
Faktor yang mempengaruhi Perhatian Orang Tua: 1. Kasih sayang 2. Rasa Khawatir 3. Harapan Orang Tua
Keterangan : : diteliti : tidak diteliti D. HIPOTESIS ”Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar” ”Ada hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar” “Ada hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar”
29
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel yang diteliti hanya diukur satu kali pengukuran saja dalam waktu tertentu (Taufiqurohman, 2008).
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo yang terletak di jalan Batorokatong no.30 Ponorogo, pada bulan Desember 2010.
C. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Penelitian ini penulis menggunakan semua subjek yang terdapat di dalam populasi pada mahasiswa reguler semester II tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 40 orang di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
29
30
D. Teknik Sampling Teknik pengambilan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu penelitian yang menggunakan keseluruhan subjek penelitian. Pada penelitian ini unit populasi
yang digunakan adalah
mahasiswa semester II tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 40 mahasiswa di Akademi kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
E. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas a. Kemandirian Belajar b. Perhatian orang tua 2. Variabel Tergantung Prestasi Belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik).
F. Definisi Operasional 1. Kemandirian belajar dalam penelitiaan ini adalah kemampuan mahasiswa menentukan kebutuhan belajar dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan belajarnya secara mandiri. Pada peleitian ini pengukuran menggunakan pertanyaan dalam kuesioner yang telah di lakukan uji validitas dan reliabilitas. Setiap pertanyaan mempunyai jawaban selalu, sering, kadang-
31
kadang dan tidak pernah. Jika jawaban selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang skor 2, tidak pernah skor 1. Alat ukur
: kuesioner.
Skala pengukuran
: kontinou.
2. Perhatian orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perhatian yang diberikan orang tua kepada anaknya dalam proses belajar baik secara materiil maupun psikis. Pada peleitian ini pengukuran menggunakan pertanyaan dalam kuesioner yang telah di lakukan uji validitas dan reliabilitas. Setiap pertanyaan mempunyai jawaban selalu, sering, kadangkadang dan tidak pernah. Jika jawaban selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang skor 2, tidak pernah skor 1. Alat ukur
: kuesioner.
Skala pengukuran : kontinou. 3. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir kemampuan akademik mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik). Alat ukur
: nilai akhir mata kuliah KDPK
Skala pengukuran : kontinou.
G. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Dalam menilai
32
validitas setiap butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item – Total Correlation.
(NΣXY)-(ΣX)(ΣY) Rxy = ------------------------------√(NΣx2-(Σx)2(NΣy2-(Σy)2) Keterangan:
Rxy
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah subyek ΣX
= Jumlah skor item
ΣY
= jumlah skor total (Arikunto 2002:162)
Hasil perhitungan validitas tersebut untuk selanjutnya dikonsultasikan dengan harga r kritik product moment dengan taraf nyata 5%. Jika harga rxy hitung lebih besar dari r tabel maka dikatakan bahwa item soal atau instrumen tersebut valid. Dari hasil uji validitas instrument kemandirian belajar diperoleh 4 (empat) butir soal yang tidak valid yaitu soal nomer 4, 6, 25 dan 26. Sedangkan dari hasil uji validitas instrument perhatian orang tua diperoleh 2 butir soal yang tidak valid yaitu soal nomer 18 dan 24. 2. Uji Reliabillitas Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat kuesioner. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Melalui metode One Shot
33
dilakukan dengan metode Cronbach Alpha yaitu jika lebih besar dari 0,7 maka test reliabel. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki Cronbach Alpha > 0,7.
K ∑Si² Keterangan : ri = ---------- { 1 - -------- } ∑St² yang dicari Ri = (K-1) koefisien reliabilitas K
= Mean kuadrat antara subjek
∑Si²
= mean kuadrat kesalahan
St²
= varian total Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai reliabilitas untuk butir
soal kemandirian belajar sebesar 0,7183. Nilai ini lebih besar dari 0,7 sehingga dapat dikatakan bahwa butir soal pengetahuan reliabel. Sedangkan dari hasil analisis untuk butir soal perhatian orang tua nilai reliabilitas didapat sebesar 0, 7440. Nilai ini lebih besar dari 0,7 sehingga dapat dikatakan bahwa butir soal kepuasan reliabel.
H. Etika Penelitian Sebagai salah satu tanggung jawab mendasar bagi peneliti sebelum melakukan penelitian, dibuat surat persetujuan penelitian. Surat permohonan persetujuan penelitian disampaikan kepada Direktur Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Sebelum dilaksanakan penelitian, semua responden yang menjadi subjek penelitian di beri informasi oleh peneliti tentang rencana dan tujuan penelitian. Setiap responden diberi hak penuh untuk menyetujui
34
apakah yang bersangkutan bersedia atau menolak untuk menjadi subjek penelitian dengan cara menandatangani informed consent atau Surat pernyataan yang telah dipersiapkan peneliti.
I. Teknik Pengumpulan Data Data tentang kemandirian belajar dan perhatian orang tua dalam proses pembelajaran diperoleh dengan cara menyebar kuesioner yang telah disusun, sedangkan data tentang prestasi belajar di peroleh dengan menggunakan nilai akhir mata kuliah KDPK
J. Analisis Data Pengolahan dan analisis data merupakan program komputer melalui tahapan: Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan menggunakan komputer SPSS For windows. Kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan person dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing Setiap alat ukur yang sudah dijawab dicek apakah semua item sudah dijawab. 2. Coding Kuesioner yang sudah dijawab diberi kode dalam bentuk nomor urut. 3. Tabulating Jawaban ditabulasikan dengan skor jawaban sesuai dengan data dan jumlah item pernyataan tiap-tiap variabel, kemudian dimasukkan da!am master tabel.
35
Semua data dari penyebaran kuesioner diberi skor dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dan regresi, yaitu korelasi sederhana untuk menentukan hubungan masing-masing variabel X dan Y, korelasi berganda untuk menentukan hubungan variabel X 1, X2, secara bersama-sama terhadap variabel Y, dan regresi ganda untuk menentukan kontribusi masing-masing variabel X dan Y. Proses perhitungannya akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer serial SPSS for windows. Interpretasi nilai r disusun menurut Sugiyono (2006) sebagai berikut : a. 0,8 sampai dengan 1,000 = sangat kuat b. 0,6 sampai dengan 0,799 = kuat c. 0,4 sampai dengan 0,599 = sedang d. 0,2 sampai dengan 0,399 = rendah e. 0,0 sampai dengan 0,199 = sangat rendah (tidak berkorelasi)
36
I. Rancangan Penelitian
Populasi Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo Teknik Sampling : Total Sampling Unit Penelitian Semua Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
37
Penyusunan Instrumen Penelitian : Kuesioner Kemandirian Belajar, Perhatian Orang Tua, Nilai akhir mata kuliah KDPK
Kuesioner Kemandirian Belajar
Kuesioner Perhatian Orang Tua
Analisa Data
Hasil Akhir
Nilai Akhir Mata Kuliah KDPK
37
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden Responden yang digunakan pada penelitian ini merupakan yaitu mahasiswa reguler semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo sebanyak 40 responden. a. Karakteristik Responden berdasarkan usia Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No 1 2 3 4 5 6 7
Usia Jumlah Persentase (100%) 24 tahun 1 2,50 23 tahun 1 2,50 22 tahun 1 2,50 21 tahun 1 2,50 20 tahun 13 32,50 19 tahun 22 55,00 18 tahun 1 2,50 Total 40 100,00 Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011 Dari tabel 4.1 dapat diketahhui
usia rata-rata responden penelitian ini
antara 19 tahun hingga 20 tahun. b. Pendidikan Orang Tua Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir orang tua dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 37
38
Tabel 4.2
Karakteristik Pendidikan Terakhir Orang Tua Responden
No 1 2 3 4
Pendidikan Jumlah Persentase (100%) SD 7 17,50 SMP 10 25,00 SMA/SMEA 13 32,50 PT 10 25,00 Total 40 100,00 Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011
Pendidikan terakhir orang tua responden yang digunakan pada penelitian ini di dominasi oleh lulusan SMA/SMEA dan lulusan SD paling sedikit. c. Pekerjaan Orang Tua Karakteristik pekerjaan orang tua responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.3
Karakteristik Pekerjaan Orang Tua Responden
No 1 2 3 4
Pekerjaan Jumlah Persentase (100%) Petani 7 17,50 Swasta 12 30,00 Wiraswasta 9 22,50 PNS 12 30,00 Total 40 100,00 Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011
Pekerjaan orang tua responden didominasi oleh PNS dan swasta, sedangkan petani memiliki jumlah yang paling sedikit.
39
B. Deskripsi Data Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan untuk menggambarkan hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. 1. Gambaran Kemandirian Belajar mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harpan Mulya Ponorogo. Hasil penelitian menjelaskan kemandirian belajar dengan pengisian angket oleh responden yaitu mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo dapat di lihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Kemandirian belajar di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. No 1 2 3 4 5
Nilai 76,81—96,00 57,61—76,80 38,41—57,60 19,21—38,40 <19,20
Kategori Frekuensi Persentase (100%) Baik Sekali 21 52,50 Baik 15 37,50 Cukup 4 10,00 Kurang 0 0 Kurang Sekali 0 0 Jumlah 40 100,00 Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa data dominan adalah kategori baik sekali yaitu rentang nilai 76,81-96,00, kemandirian belajar mahasiswa semester II secara umum adalah kategori baik. Nilai rata-rata dari pengukuran kemandirian belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo adalah 72,525, sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 91, nilai
40
terendah dari penilaian kemandirian belajar adalah 46, dan median untuk penilaian kemandirian belajar adalah 68,5 2. Gambaran frekuensi Perhatian Orang Tua mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harpan Mulya Ponorogo. Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Perhatian Orang Tua mahasiswa di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. No 1 2 3 4 5
Nilai 73,61—92,00 55,21—73,60 36,81—55,20 18,01—36,80 <18,40
Kategori Frekuensi Persentase (100%) Baik Sekali 10 25,00 Baik 30 75,50 Cukup 0 0 Kurang 0 0 Kurang Sekali 0 0 Jumlah 40 100,00 Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa data dominan yaitu rentang nilai 55,20— 73,60 perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar mahasiswa semester II secara umum adalah kategori baik. Nilai rata-rata dari pengukuran perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo adalah 69,475, sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 86, nilai terendah dari penilaian perhatian orang tua adalah 57, dan median untuk penilaian perhatian orang tua adalah 71,5
41
3. Gambaran Prestasi Belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harpan Mulya Ponorogo. Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Prestasi Belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik
Klinik) mahasiswa semester
II Akademi
Kebidanan Harpan Mulya Ponorogo. No 1 2 3 4 5
Nilai 81,00--100 61,00—80,00 41,00--60 21,00--40 <20
Kategori Frekuensi Persentase (100%) Baik Sekali 1 2,50 Baik 35 87,50 Cukup 4 10,00 Kurang 0 0 Kurang Sekali 0 0 Jumlah 40 100,00 Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa data dominan yaitu dalam kategori baik (rentang nilan 71-80), prestasi belajar mata kuliah KDPK memiliki nilai rata-rata 70,55 sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 83, nilai terendah dari penilaian perhatian orang tua adalah 54, dan median untuk penilaian perhatian orang tua adalah 68,5
C. Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian Hipotesis penelitian ini dilakukan dengan tehnik analisis korelasi dan regresi .Tehnik analisis ini menghendaki beberapa persyaratan seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Pengujian persyaratan analisis yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah (1) uji normalitas dan (2) uji linieritas.
42
1.Uji Normalitas Persyaratan analisis yang dimaksud adalah persyaratan yang harus dipenuhi agar analisis regresi dapat dilakukan, baik untuk keperluan prediksi maupun keperluan pengujian hipotesis. Kegiatan ini dilakukan melalui uji normalitas data. Pengujian normalitas regresi Y atas X1, X2, dimaksudkan untuk menguji apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian persyaratan normalitas variabel terikat terhadap variabel bebas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Ho diterima, jika a hitung < a tabel H1 Ditolak, jika a hitung >a tabel Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters(a,b)
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
Kemandirian Belajar
Perhatian Orang Tua
Prestasi Belajar
40
40
40
72,5250
69,4750
70,5500
11,79958
7,13959
6,80102
,116
,077
,143
Positive
,070
,077
,106
Negative
-,116
-,068
-,143
Kolmogorov-Smirnov Z
,734
,484
,903
Asymp. Sig. (1-tailed)
,654
,973
,389
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
43
a. Uji Normalitas Data X1 (Kemandirian Belajar) Berdasarkan hasil uji Kologorov Smirnov-Z di atas diperoleh nilai sig. X1 sebesar 0,654 sehingga data tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal. b. Uji Normalitas Data X2 (Perhatian Orang Tua) Berdasarkan hasil uji Kologorov Smirnov-Z di atas diperoleh nilai sig. X2 sebesar 0,973 sehingga data tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal. c. Uji Normalitas Data Y (Prestasi Belajar) Berdasarkan hasil uji Kologorov Smirnov-Z di atas diperoleh nilai sig. Y sebesar 0,389 sehingga data tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas Pengujian Linieritas regresi dilakukan pada bagian ini sebagai berikut : Tabel.4.8 Pengujian Linieritas Variabel
F Hitung
Keterangan
X1 –Y
73,697
terjadi linearitas
X2 –Y
0,458
tidak terjadi linearitas
Dari tabel diatas nilai P Value > 0,05 yang berarti data linear.
3. Uji Independensi Tujuan pemeriksaan uji independensi dalam penelitian ini adalah untuk melakukan uji independensi antara predictor atau memeriksa terjadinya
44
multikolonieritas untuk mengetahui antara variabel bebas yang satu dengan lain tidak berkorelasi tinggi (< 10). Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil untuk koefisiensi korelasi antara variabel adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Koefisiensi Korelasi Antar Variabel Penelitian Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant)
Std. Error
33.960
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Tolerance
8.039
KEMANDIRIAN .437 .061 BELAJAR PERHATIAN .071 .101 ORANG TUA a Dependent Variable: PRESTASI BEALAJAR KDPK
Collinearity Statistics
.000
.758
7.161
.000
.995
1.005
.074
.702
.487
.995
1.005
Dari data tersebut dapat diinterprestasikan bahwa antara variabel bebas yang satu dengan yang lain tidak berkorelasi tinggi. Dari uji prasyarat tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kemandirian belajar, perhatian orang tua dan prestasi belajar memenuhi persyaratan sehingga pengujian hipotesis pada penelitian ini dapat dilakukan dengan uji regresi ganda.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN Hasil mengenai hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo adalah sebagai berikut:
VIF
4.225
45
Tabel 4.10
Hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasara Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
Variabel
Prestasi Belajar KDPK Baik Sekali
%
Baik
%
Cukup
%
Kurang
%
Sangat Kurang
%
Baik Sekali
1
2,50%
20
50%
0
0
0
0
0
0
Baik
0
0
13
32,50%
2
5,00%
0
0
0
0
Cukup
0
0
2
5,00%
2
5,00%
0
0
0
0
Kurang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kurang Sekali
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Baik Sekali
0
0
10
25,00%
0
0
0
0
0
0
Baik
1
2,50%
25
62,50%
4
10,00%
0
0
0
0
Cukup
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kurang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kurang Sekali
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kategori
Kemandirian Belajar
Perhatian Orang Tua
1. Hasil Penelitian mengenai Hubungan Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Berdasarkan hasil uji korelasi product moment X1 dan Y diperoleh r hitung sebesar 0,763. besarnya r table dapat diperoleh melalui table r product moment dengan jumlah df = 39 (df=N-1) pada taraf signifikansi 5%, yaitu sebesar 0,312. oleh karena r hitung lebih besar dari r table (0763>0,312) maka dapatt dinyatakan bahwa variable X1 dengan Y berhubungan signifikan.
46
2. Hasil Penelitian mengenai Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Berdasarkan hasil uji korelasi product moment X1 dan Y diperoleh r hitung sebesar 0,129. besarnya r table dapat diperoleh melalui table r product moment dengan jumlah df = 39 (df=N-1) pada taraf signifikansi 5%, yaitu sebesar 0,312. oleh karena r hitung lebih kecil dari r table (0,129<0,312) maka dapat dinyatakan bahwa variable X2 dengan Y tidak berhubungan signifikan. 3. Hasil Penelitian mengenai Hubungan Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Tabel 4.11 Hasil Penelitian mengenai Hubungan Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
Variabel Konstanta Kemandirian Belajar Perhatian Orang Tua n observasi adjus p
Koefisien 33,960 0,437 0,271 80 56,6% 0,001
t 4,225 7,161 2,702
p < 0,001 <0,001 0,007
47
Dari hasil analisa data regresi ganda hubungan kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) di atas diperoleh R Square sebesar 0,588 dengan taraf signifikansi
0,05
(5%).
Koefisien
korelasi
yang
bertanda
positif
menggambarkan arah hubungan positif, sedangkan keeratan hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar termasuk kategori sedang, yaitu r = 0,588. (r terletak antara 0,4 - 0,599). Apabila diubah kedalam bentuk persentase menjadi 58,8%, dengan sumbangan efektif Kemandirian belajar (X1) sebesar 57,87% dan sumbangan efektif pehatian orang tua (X2) sebesar 0,96%. Dengan persamaan regresi Y = 33.960 + .437X1 + .071X2 Uji hipotesis adalah terdapat hubungan yang sedang antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik). Di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo dengan nilai r = 0,588, dengan demikian Ho ditolak.
E. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dibuat pembahasan sebagai berikut:
48
1. Hubungan Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Berdasarkan hasil analisa data dengan uji korelasi product moment menunjukkan bahwa kemandirian belajar mahasisa semester II memiliki hubungan dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) yaitu sebesar 0,763 atau kategori kuat (Sugiono, 2008) sehingga dapat dikatakan kemandirian belajar mendukung proses belajar mengajar mata kuliah KDPK, hal tersebut tampak dari hasil penilaian terhadap kemandirian belajar mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo yang lebih dari 50 persen memiliki usaha dalam memenuhi kebutuhan belajar secara mandiri. Penelitian serupa tentang kemandirian belajar dengan prestasi belajar pernah dilakukan oleh (Yaumi, 2008), di dalam penelitiannya dijelaskan bahwa kemandirian belajar memiliki andil penting dalam menentukan hasil dari proses belajar. Dengan adanya kemauan dari dalam diri untuk memenuhi
kebutuhan
belajarnya,
maka
secara
langsung
akan
meningkatkan prestasi belajar yang ingin dicapai. Kemandirian belajar Kemampuan mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan belajar secara mandiri perlu mendapatkan dukungan dari lingkungan, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Hal-hal yang mampu mendukung kemandirian belajar mahasiswa dapat di mulai dengan menyediakan kondisi belajar yang kondusif,
49
pemberian motivasi belajar dari pihak keluarga (orang tua) maupun pihak sekolah sampai dengan menyediakan fasilitas yang mendukung proses belajar anak baik di rumah maupun di instansi sekolah. Terbentuknya kemandirian belajar dari dalam diri seseorang ada banyak faktor yang mempengaruhi. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar seseorang dibagi menjadi dua yaitu faktor lingkungan dan faktor dari dalam diri seseorang. Kemandirian belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo selain dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri (mahasiswa) dari faktor usia juga faktor lingkungan dimana mahasiswa tinggal. Hal serupa disampaikan (Astuti,2005) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa di SMA Negeri Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Didalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa faktor dari dalam diri seseorang diantaranya faktor kematangan usia dan jenis kelamin. Disamping itu juga dijelaskan bahwa intelegensia anak juga berpengaruh lingkungan
terhadap yang
kemandirian
mempengaruhi
seseorang. kemandirian
Sedangkan belajar
faktor
seseorang
diantaranya aktivitas pendidikan di lingkungan keluarga hingga tuntutan lingkungan agar dapat memenuhikebutuha belajar secara mandiri. Robert Havighurt dalam Mu’tadin (2002) menjelaksan bahwa terdapat 4 komponen aspek didalam membangun kemandirian belajar siswa diantaranya aspek intelektual, aspek sosial, aspek emosi dan aspek ekonomi. Keempat aspek tersebut saling terkait satu sama lainnya, karena
50
aspek tersebut mempunyai pengaruh yang sama kuat san saling melengkapi dalam membentuk kemandirian belajar salam diri seseorang. Aspek intelektual, aspek ini mencangkup pada kemampuan berfikir, memahami beragam kondisi, situasi dan gejala-gejala masalah sebagai dasar usaha mengatasi masalah. Aspek sosial, berkenaan dengan kemampuan untuk berani seccara aktif membina relasi sosial, namun tidak tergantung pada kehadiran orang lain disekitarnya. Aspek emosi, mencangkup kemampuan individu untuk mengelola serta mengendalikan emosi dan reaksinya dengan tidak bergantung secara emosi pada orang tua. Aspek ekonomi, mencangkupkemandirian dalam hal mengatur ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan ekonomi tidak lagi bergantung pada orang lain. Menurut
Novikasari
(2009)
Pengaruh
Sumber
Belajar
dan
kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri Nogosari menjelaskan bahwa kemandirian seorang peserta didik terlihat didalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan kepada mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya yang mana lebih dari 50 persen mahasiswa memiliki usaha dalam memenuhi kebutuhan belajar secara mandiri. Siswa dikatakan memiliki kemandirian belajar jika ia mau berusaha memenuhi kebutuhan belajarnya secara mandiri diantaranya dengan berusaha mengulangi pelajaran yang dianggapnya kurang sesampainya di rumah, berusaha mencari sumber buku terkait pelajaran yang dianggap perlu untuk ditingkatkan usaha belajarnya ataupun berusaha
51
mencari informasi terkait pelajaran tersebut melalui majalah, jurnal ataupun internet. Usaha untuk memenuhi kebutuhan belajar secara mandiri tersebut tidak serta merta secara langsung dapat dipenuhi secara mandiri oleh siswa, melainkan juga di dukung oleh lingkungan dimana siswa tersebut belajar. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekolah ataupun lingkungan
tempat
tinggal
siswa.
Lingkungan
sekolah
dapat
menumbuhkan kemandiriaan siswa dalam memenuhi kebutuhan belajar dengan cara menyediakan perpustakaan, laboratorium praktikum, ataupun media lainya seperti internet. Dengan disediakan sarana belajar yang cukup, diharapkan siswa diluar jam belajar dikelas tetap dapat memenuhi kebutuhan belajar secara mandiri.
2. Hubungan Perhatian Orang Tua dan Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Berdasarkan analisa data yang dihitung melalui uji korelasi Product Moment diperoleh bahwa perhatian orang tua memiliki hubungan dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK dengan kategori sangat rendah atau tidak berkolerasi (Sugiono, 2008) yaitu sebesar 0,129. Penelitian serupa tentang perhatian orang tua terhadap prestasi belajar pernah dilakukan oleh Imelda (2009), di dalam penelitian ini dijelaskan bahwa perhatian orang tua memiliki peran penting dalam
52
mencapai tujuan belajar secara optimal. Perhatian yang diberikan orang tua terhadap anaknya dalam proses belajar di sekolah maupun di rumah akan memberikan motivasi yang lebih bagi siswa dalam mencapai tujuan belajar yang di harapkan. Penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian saya dimungkinkan karena adanya perbedaan sifat sampel. Perhatian orang tua terhadap proses belajar siswa (anak) memiliki peran dalam proses pencapaian tujuan belajar siswa. Dengan adanya perhatian orang tua baik secara moril maupun materiil dapat menunjang proses belajar siswa di instansi sekolah maupun di rumah. Perhatian orang tua secara moril dapat ditunjukkan dengan pemberian motivasi terhadap proses anak. Sedangkan perhatian secara materiil yang bisa di berikan orang tua terhadap anaknya dalam proses belajar diantaranya menyediakan fasilitas belajar yang cukup (buku, tempat untuk belajar, alat-alat tulis) maupun pemberian reward atas prestasi belajar yang diraih untuk lebih dapat memberi motivasi kepada anak dalam proses belajar di sekolah. Perhatian orang tua secara materiil kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dari keluarga tersebut. Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden diperoleh 30 persen pekerjaan orang tua adalah Pegawai Negeri Sipil yang mana di kalangan masyarakat dianggapsebagai golongan yang mampu karena pendapatan yang bisa dipastikan di peroleh setiap bulannya. Dengan pendapatan yang dapat dikatakan pasti diperoleh setiap bulannya ini ada kemungkinan orang tua responden
mampu
memperhitungkan
kebutuhan
belajar
anaknya
53
diperguruan tinggi dan senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan belajar anaknya. Berbeda kondisi dengan pekejaan orang tua yang swasta, wiraswasta
atau
petani,
ketiga
jenis
pekerjaan
ini
sulit
untuk
memperimbangankan pendapatan yang akan diperoleh nantinya, hal tersebut karena sangat dipengaruhi oleh faktor luar yang sulit diprediksi (permintaan pasar, musim, ataupun kinerja). Kondisi ini berpengaruh terhadap kemampuan orang tua untuk memenuhi kebutuhan belajar anaknya secara materiil yang belum bisa dipastikan. Didalam keluarga, orang tua yang berperan dalam mengasuh, membimbing dan membantu mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang mandiri. Pola asuh dan perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak dipengaruhi oleh kesibukan pekerjaan orang tua ataupun pendidikan orang tua. Orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan secara langsung akan mempengaruhi perhatian yang kurang tercurah kepada anak dalam kegiatan belajar, terkadang juga orang tua terlalu mempercayakan masalah belajar anak kepada pihak instansi sekolah. Lebih dari 50 persen pekerjaan orang tua responden adalah swasta atau wiraswasta, jenis pekerjaan ini membutuhkan waktu kerja yang lebih lama dan kurang teratur dibandingkan dengan Pegawai Negeri Sipil, sehingga orang tua dituntut agar mampu membagi waktunya untuk tetap bisa memberikan perhatian terhadap kegiatan belajar anak baik di sekolah maupun di rumah. Pemberian perhatian orang tua kepada anaknya dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah dipengaruhi oleh beberapa
54
faktor diantranya (Astuti, 2005) menjelaskan bahwa Faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya di antaranya adalah karena para orang tua khawatir jikalau anaknya menjadi siswa yang nakal di sekolah. Karena rasa kasih sayang orang tua, maka mereka menjaga baik-baik keselamatan dan kesehatan anaknya. Perhatian juga diberikan orang tua karena ingin agar anak mereka maju dan pemuncak (berprestasi) di kelasnya. Maka para orang tua selalu menyuruh anaknya agar belajar dan belajar sepanjang waktu. Hanya saja, perhatian orang tua makin lama makin berkurang sesuai dengan bertambah besarnya tubuhnya dan bertambah dewasa usianya. Stikes & Dorcy dalam Oemar Hamalik menjelaskan bentuk-bentuk dari perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya diantaranya pemberian bimbingan dan nasehat, pengawasan orang tua terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan terhadap prestasi yang telah dicapai anaknya dan pemenuhan kebutuan belajar anak. Dengan perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak dapat dikatakan akan memiliki peran dalam pencapaian tujuan anak dalam proses pembelajaran seperti yang dijelaskan (Imelda, 2010) bahwa siswa dengan intensitas perhatian yang tinggi akan cepat untuk menapai bantuan dalam menyelesaikan kesulitan yang dihadapi dalam proses belajar. Dengan perhatian dan bimbingan orang tua secara kontinou maka orang tua dapat segera mungkin mengetahui kesulitan yang di allami oleh anaknya secara dini. Sedapat mungkin orang tua akan mengambil sikap
55
yang positif guna membantu anaknya menyelesaikan kesulitan belajar yang dialami.berdasarkan uraian diatas, diduga terdapat pengaruh perhatian orang tua dengan prestasi belajar (Imelda, 2009). Perhatian orang tua dalam kegiatan belajar mahasiswa pada semester awal sangatlah dibutuhkan agar lebih memotivasi mahasiswa baru yang sedang dalam proses adaptasi di lingkungan belajar yang baru. Proses adaptasi yang dimaksud adalah karena mahasiswa baru (semester awal) merupakan masa peralihan dari siswa SMA menjadi seorang mahasiswa, yang mana mahasiswa dianggap sebagai sosok siswa dewasa yang mandiri. Masa adaptasi ini diharapkan mahasiswa baru secara bertahap mampu mengikuti perubahan sistem belajar dikelas dengan masih mendapatkan perhatian orang tua. Dengan adanya perhatian orang tua dalam proses adaptasi ini, mahasiswa dapat mendapatkan perhatian dan solusi jika mendapatkan hambatan dalam penyesuaian di lingkungan belajar yang baru. Hidayah (2008) dalam Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa bidang study Akuntansi SMA 1 Pecangaan Kabupaten Jepara menjelakan bahwa perhatian orang tua dapat lebih memberikan motivasi kepada anak sebagai siswa dikelas. Motiavasi belajar tersebut memiliki peran dalam usaha belajar seorang siswa, dengan adanya motivasi dari dalam diri siswa dan didukung oleh orang tua, siswa akan lebih giat mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
56
Motivasi belajar yang diberikan orang tua kepada anaknya sebagai seorang siswa selain dengan dukungan moril juga dapat diberikan oleh orang tua dalam bentuk materiil, dengan memenuhi kebutuhan belajar anaknya, mulai dari buku, tempat belajar yang nyaman dan terang, situasi dan kondisi yang mendukung kegiatan belajar siswa di rumah serta pemenuhan kebutuhan belajar yang lain. Dengan dipenuhinya kebutuhan belajar siswa akan mempermudah siswa dalam mengikut proses belajar di kelas maupun di rumah.
3. Hubungan Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Berdasarkan analisa data yang telah dihitung memalui uji regresi ganda diperoleh bahwa kemandirian belajar dan perhatian orang tua memiliki hubungan dengan prestasi belajar dengan kekuatan hubungan dalam kategori sedang yaitu r = 0,588. Dengan Penelitian serupa tentang kemandirian belajar dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar adalah penelitian Yaumi (2008). Di dalam penelitian tersebut di jelaskan bahwa kemandirian belajar dan perhatian orang tua sangatlah berperan di dalam menentukan keberhasilan peserta didik mencapai tujuan belajar. kemandirian belajar dari dalam diri seseorang tidaklah muncul secara spontan saja, melainkan adanya faktor
57
dari lingkungan sekitar. Kemauan dari dalam diri untuk dapat mandiri merupakan modal seseorang untuk hidup mandiri. Namun, lingkungan sekitar pun tidak boleh diabaikan begitu saja karena lingkungan memang memiliki peran untuk menjadikan seseorang memiliki kemandirian. Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu dari ciri dari kemadirian belajar seseorang. Tanpa kemandirian segala usaha sulit dilakukan dengan mantap untuk mengelola hidup dan lingkungannya. Tanpa kemandirian individu tidak mungkin dapat mempengaruhi dan menguasai lingkungan, tetapi akan lebih banyak tergantung pada lingkungan dan dikuasai oleh lingkungan, usaha untuk memenuhi kebutuhan secara aktif sudah ditunjukkan oleh lebih dari 50 responden penelitian ini. Dapat dikatakan bahwa kemandirian belajar merupakan modal yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.hal senada disampaikan (Yaumi, 2009) bahwa belajar merupakan proses psikis, maka keberhasilan belajar lebih benyak diitentukan oleh individu itu sendiri. Kemandirian belajar seseorang mendorong untuk berprestasi, berinisiatif dan berkreasi. Dengan itu, kemandirian dapat mengantar seseorang menjadi produktif, serta mendorongnya ke arah kemajuan. Kemandirian belajar ditunjukkan dengan otonomi, merencanakan, mengorganisasi dan mengevaluasi kegiatan belajarnya. Slameto (2009) dalam Peranan Ayah Dalam Pendidikan Anak Dan Hubungannya Dengan Prestasi Belajarnya menjelaskan bahwa ayah
58
sebagai figur kepala rumah tangga memiliki andil di dalam menentukan prestasi belajar anaknya dengan perhatian yang diberikan dalam kegiatan belajar anak di sekolah maupun di rumah. Ayah sebagai pemimpin dalam rumah tangga lebih mengajarkan kemandirian kepada pribadi seorang anak, secara bertahap dan meungkin tidak disadari motivasi seorang ayah dalam menjadikan anak sebagai pribadi mandiri dimulai sejak usia anak masih dini, mulai dalam memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri (misalkan: menyiapkan perlengkapan sekolah sendiri, menyiapkan diri sebelum berangkat sekolah, hingga kemandirian dalam memenuhi kebutuhan belajar). Perhatian orang tua dapat dikatakan sebagai dukungan utama faktor eksterna atau lingkungan dalam membentuk pribadi anak sebagai seorang siswa yang mandiri. Hal tersebut dikarenakan lingkungan keluarga merupakan tempat bagi seseorang anak belajar untuk pertama kalinya. Di kondisi mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya baru yang mayoritas tinggal asrama, dapat dikatakan jauh dari jangkauan dan perhatian orang tua. Di sisi lain hal ini mampu melatih kemandirian dari mahasiswa disisi lain akan berkurang perhatian orang tua secara langsung kepada anaknya. Sedapat mungkin orang tua sebagai wali dan penanggungjawab tetap dapat memberikan perhatian terhadap kondisi belajar anak dan memantau perkembangan anak dalam kegiatan belajar dan bersosialisasi dilingkungan sekolah. Dengan adanya perhatian dari orang tua diharapkan anak masih bisa merasakan kasih sayang orang tua
59
dan mampu untuk bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan oleh orang tua kepada dirinya dalam menuntut ilmu. Selain itu anak dapat menyampaikan hambatan-hambatan yang mereka alami dalam proses belajar di lingkungan baru, sehingga dengan menyampaikan hambatan terebut, orang tua sedikit banyak juga mampu memberikan solusi atas hambatan kegiatan belajar yang dialami oleh anaknya. Hodijah. (2008) dalam Hubungan antara Lingkungan Sekolah Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kimia Siswa SMP Muhammadiah 8 Yogyakarta menjelaskan bahwa lingkungan sekolah memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa, lingkungan yang mendukung kegiatan belajar siswa mulai dari lokasi gedung sekolah, kondisi gedung sekolah, tenaga pendidik dan sarana prasarana memiliki peran dalam mencapai tujuan proses pembelajaran disekolah. Lingkungan sekolah yang dinilai memiliki pengaruh terhadap capaian hasil belajar siswa sedapat mungkin di kondisikan nyaman dari segi fisik maupun kondisinya yang nyaman dan tenang sehingga dapat menciptakan kondisi yang kondusif untuk kegiatan belajar siswa. Dalam kegiatan belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo, selain di lingkungan kampus mahasiswa harus mengikuti kegiatan asrama dalam kurun waktu 1 tahun hal ini salah satunya dimaksudkan untuk membantu mahasiswa dalam proses adaptasi kegiatan proses pembelajaran dengan cara menyediakan tempat tinggal sekaligus tempat belajar selain dikampus yang kondisi dan sintuasinya
60
sudah dipertimbangkan untuk membantu mahasiswa dalam kegiatan belajarnya. Menstimulasi kemandirian belajar mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan belajarnya juga dilakukan dengan memberikan tambahan ekstra laboratorium diluar jam perkuliahan dengan harapan mahasiswa mampu melatih dan meningkatkan Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan (KDPK) karena mata kuliah ini merupakan mata kuliah klinik dasar bagi mahasiswa kebidanan. Dengan keterampilan dasar yang baik diharapkan untuk kegiatan belajar di semester selanjutnya mahasiswa tidak mendapatkan hambatan yang begitu berarti. Mata Kuliah
KDPK
(Keterampilan
Dasar
Praktik
Klinik
Kebidanan) selain memfokuskan untuk skill laboratorium, juga ditanamkan mulai dari awal tentang komunikasi interpersonal dengan klien. Mahasiswa dituntun mampu membangun rasa percaya klien terhadap petugas kesehatan yang akan melakukan tindakan klinik. Dengan pembangunan rasa percaya klien terhadap petugas kesehatan akan membantu mahasiswa sebagai calon petugas pelayanan kesehatan dalam memberikan Asuhan Kebidanan sesuai dengan kebutuhan klien.
44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A . Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Terdapat hubungan positif
dan signifikan kemandirian belajar dengan
prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
dengan nilai r sebesar 0,763 (lampiran13). 2.
Tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
dengan nilai r sebesar 0,124 (lampiran 13). 3.
Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo dengan nilai r sebesar 0,588 (hal 36).
61
45
C.
Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1.
Institusi Pendidikan Mampu menstimulasi dan memotivasi mahasiswa untuk belajar secara aktif dalam memenuhi kebutuhan belajar.
2. Mahasiswa Mahasiwa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dengan mengembangkan kesadaran akan belajar mandiri dan aktif .
C.
Implikasi 1. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya kemandiran belajar sebagai modal siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 2. Perhatian orang tua secara tidak langsung memiliki peran dalam mencapai tujuan pembelajaran anak disekolah.
44