PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI METODE DISKUSI DAN PRESENTASI POWER POINT BAGI PESERTA DIDIK KELAS VII F SMP NEGERI 2 BANJARNEGARA
Mohamad Masduki Rahmat, SAg.MpdI Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 2 Banjarnegara, Peserta Program Peningkatan Kompetensi dan Wawasan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Pendidikan Agama Islam, yang diselenggarakan FITK UNSIQ kerjasama dengan Kementrian Agama RI Abstrak Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Banjarnegara pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII F berjumlah 31. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam siklus pertama diterapkan metode diskusi dan presentasi power point secara mandiri. Sedangkan pada siklus kedua diterapkan metode diskusi dan presentasi power point dengan bimbingan guru. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui metode diskusi dan presentasi power point dapat meningkatkan baik pada kualitas proses pembelajaran maupun hasil belajar peserta didik kelas VII F SMP Negeri 2 Banjarnegara pada mata pelajaran PAI semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Hasil belajar dari kondisi awal ke kondisi akhir mengalami peningkatan sebesar 47,22 % dari nilai rerata 54 menjadi 71. Sedangkan dari segi pencapaian prosentase ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar 39%, dari 50% menjadi 89%.
Kata kunci: metode, diskusi, presentasi power point
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Hasil belajar peserta didik kelas VII F SMP Negeri 2 Banjarnegara pada mata pelajaran PAI semester II tahun pelajaran 2011/2012 masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari data nilai ulangan harian, dalam ulangan harian yang diikuti oleh 31 peserta didik tersebut, sebagian besar nilai peserta didik masih berada di bawah KKM. Pencapaian prosentase ketuntasan belajar hanya 51 %, dengan nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 43, serta nilai rerata hanya 61. Sebelum dilaksanakan penelitian, guru masih melakukan kegiatan pembelajaran secara konvensional, yaitu belum menerapkan model pembelajaran yang mampu membangkitkan minat dan gairah peserta didik untuk belajar. Jalannya proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru, sedangkan peserta didik lebih banyak diperlakukan sebagai obyek belajar, sehingga cenderung kurang aktif. Dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran PAI serta hasil belajar peserta didik kelas VII F SMP Negeri 2 Banjarnegara pada semester II
Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ | 103
Penelitian Tindakan Kelas tahun
2011/2012
tentang
“Iman
Kepada
Malaikat”,
diharapkan
guru
menerapkan metode pembelajaran diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan mengguanakan power point. Dalam metode pembelajaran
diskusi, yang dikombinasikan dengan presentasi dengan mengguanakan power point peserta didik tidak berkedudukan sebagai obyek belajar, melainkan sebagai subyek belajar yang secara aktif melakukan kegiatan belajar dengan mendiskusikan materi pelajaran tentang iman kepada Malaikat kemudian menyusunnya menjadi bahan untuk dipresentasikan dihadapan teman-teman dengan memakai media power point. Dalam proses ini peserta didik akan melakukan proses pembelajaran mandiri bersama kelompoknya masing-masing dari mendiskusikan materi pembelajaran, kemudian menyimpulkan materi tersebut dalam bentuk pointer-pointer yang kemudian dijadikan bahan presentasi. Dari proses kegiatan ini diharapkan peserta didik akan lebih semangat dalam belajarnya karena akan tampil di depan teman-teman sehingga dia akan belajar lebih keras. Ketika belajarnya meningkat logikanya hasil pemahamanya akan meningkat pula. Dengan adanya peningkatan aktivitas belajar peserta didik, diharapkan akan terjadi peningkatan pada hasil belajar peserta didik hingga mencapai batas KKM yang telah ditentukan. B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “apakah
ada
peningkatan
prestasi
PAI
melalui
metode
diskusi
yang
dikombinasikan dengan presentasi Power Point bagi peserta didik kelas VIIF SMP Negeri 2 Banjarenegara semester II tahun pelajaran 2011/2012 ?” C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PAI tentang Iman kepada Malaikat bagi peserta didik kelas VII F SMP Negeri 2 Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012.
2.
Manfaat Sedangkan manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini dapat diuraikan sebagai berikut: a.
Bagi peserta didik 1) Meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran PAI 2) Meningkatkan hasil belajar peserta didik 3) Menumbuhkan sikap kerja sama dalam proses pembelajaran 4) Meningkatkan kemampuan ICT bagi peserta didik khususnya program Power Point.
104 | Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. VI. TH.2012
b.
c.
Bagi guru 1) Meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran 2) Melatih guru melakukan kegiatan penelitian
mengelola
proses
Bagi Sekolah 1) Meningkatkan mutu sekolah 2) Mendukung tercapainya visi sekolah
KAJIAN TEORI A.
Pengertian metode diskusi Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan obyektif. (M.Basyirudin Usman, 2005: 36). Dalam metode diskusi beberapa prinsip yang perlu dipegangi antara lain 1. 2. 3. 4. 5. 6.
B.
Melibatkan sisiwa secara aktif dalam diskusi yang diadakan. Diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakan pendapat serta bergilir dalam dipimpin oleh seorang ketua atau moderator. Masalah yang didiskusikan sesuai dengan perkembangan dan kemampuan anak. Guru berusaha mendorong peserta didiknya yang kurang aktif untuk melakukan atau mengeluarkan pendapatnya. Peserta didik dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui atau mennentang pendapat. Aturan dan jalanya diskusi hendaknya dijelaskan kepada peserta didik yang belum mengenal tatacara diskusi agar mereka dapat secaralancar mengikutinya.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi Seperti metode-metode lain, metode diskusi pun mempunyai kelebihankelebihan, diantara kelebihan metode diskusi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
2.
3. 4. 5.
Suasana kelas hidup, sebab murid-murid mengarahkan pemikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi murid dalam metode ini lebih baik. Murid-murid berlatih kritis untuk mempertimbangkan pendapat teman-temannya, kemudian menentukan sikap, menerima, menolak atau tidak berpendapat sama sekali. Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya. Berguna untuk kehidupan sehari-hari terutama dalam alam demokrasi Merupakan latihan untuk memenuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku dalam musyawarah.
Disamping kelebihan, penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran juga terdapat beberapa kekurangan, yang diantranya adalah: 1.
Diskusi pada umumnya dikuasai oleh murid yang gemar berbicara
Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ | 105
Penelitian Tindakan Kelas 2. 3.
Bagi murid yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab. Banyak waktu terpakai, tapi hasilnya kadang-kadang tidak seperti yang diharapkan
Metode diskusi digunakan dalam pembelajaran bertujuan untuk pengembangan sikap, dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam metode ini dianggap tepat untuk materi iman kepada Malaikat. C.
Hakekat Presentasi Presentasi adalah sebentuk komunikasi, komunikasi presentasi dilakukan secara terpadu: lewat suara, gambar, dan bahasa tubuh. Dalam buku Psikologi Komunikasi, Jalaluddin Rakhmat mengutip definisi komunikasi dari Hovland, Janis dan Kelly, mengatakan komunikasi adalah “the process by which an
individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)”. (Sebuah proses di mana seorang individu (komunikator) mengirimkan rangsangan (stimulus, yang biasanya berbentuk verbal) untuk mengubah perilaku individu lain (audiens).). dan agar sebuah pesan dalam komunikasi bisa tersampaikan dengan baik, maka ada tiga komponen penting yang harus diperhatikan, yakni: Pemberi pesan (komunikator); Media yang digunakan, dan Penerima pesan (audiens).
Gambar – Diagram Tiga Komponen Komunikasi Komunikasi yang sukses terjadi ketika audiens menerima dan memahami sebuah pesan persis sama dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator. Hal ini bisa tercapai jika komunikator menggunakan media yang tepat, dengan cara penyampaian yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Namun realitas dilapangan mengungkapkan ternyata tidak mungkin sebuah pesan, atau gagasan, yang disampaikan oleh pemberi pesan diterima dengan sempurna 100 persen oleh
106 | Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. VI. TH.2012
penerima. Dalam proses penyampaian, informasi sedikit banyak akan mengalami distorsi informasi. Disinilah seorang komunikator harus berupaya meminimalisir distorsi informasi tersebut, sehingga pesan/informasi sukses diterima dengan baik oleh pendengarnya. D.
Power Point Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program lainnya. PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, peserta didik, dan trainer. Ada pendapat lain dapat lebih menambah wawasan bagi kita tentang Microsoft Power Point yaitu suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Microsoft Power Point akan membantu sebuah gagasan menjadi lebih menarik dan jelas tujuannya jika dipresentasikan karena Microsoft Power Point akan membantu dalam pembuatan slide, outline presentasi, presentasi elektronika, menampilkan slide yang dinamis, termasuk clip art yang menarik, yang semuanya itu mudah ditampilkan di layar monitor komputer. Dengan teknologi Power Point ini peserta didik secara bergiliran melalui kelompoknya menyampaikan presentasi di depan teman-temanya. Satu orang menjadi oprator dan yang lain menjelskan sesuai dengan alur dan sistematika yang sudah disiapkan oleh kelompok itu. Masing-masing anggota kelompok secara bergantian untuk menyapaikan presentasi materi tersebut.
METODE PENELITIAN A.
Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Pebruari sampai dengan bulan April 2012, dengan lokasi penelitian di SMP Negeri 2 Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara, dengan subyek penelitian adalah peserta didik VII F SMP Negeri 2 Banjarnegara berjumlah 31 peserta didik yang terdiri atas 13 laki-laki dan 18 perempuan.
B.
Indikator Kinerja Sesuai dengan ketentuan Kurikulum SMP Negeri 2 Banjarnegara, maka indikator kinerja dalam penelitian ini adalah tercapainya nilai rerata sebesar 76, dan ketuntasan belajar sebesar 80%.
C.
Prosedur Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas 4 tindakan yaitu; planing, acting, observing dan reflecting. Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ | 107
Penelitian Tindakan Kelas 1.
Siklus 1 a. Perencanaan (Planing) 1) Pendahuluan; pembentukan kelompok, penyampaian tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan. 2) Kegiatan inti; Pelaksanaan pembelajaran dengan metode diskusi yang dikombinasikan presentasi dengan menggunakann
program power point 3) b.
Penutup; Tes tertulis
Pelaksanaan (acting) Proses
pembelajaran
dilaksanakan
sesuai
perencanaan
diatas,
kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru membagi peserta didik dalam delapam kelompok yaitu setiap kelompok empat peserta didik, 2) peserta didik melakukan diskusi kelompok sesuai yang ditugaskan guru, 3) masingmasing kelompok membahas materi iman kepada Malaikat secara mandiri, 4) masing-masing kelompok membuat pointer-pointer pokok untuk bahan presentasi. 5) Hasil diskusi yang sudah berbentuk pointer-pointer penting dibuat menjadi bahan presentasi dengan menggunakan program power point. c.
Pengamatan (Observing) Pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajar peserta didik. Pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran lebih banyak dilakukan oleh kolaborator, dengan menggunakan lembar pengamatan. Sedangkan pengamatan terhadap hasil belajar dilakukan oleh guru sendiri.
d.
Refleksi (Reflecting) Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara menyusun kesimpulan berdasarkan perbandingan antara proses belajar dan hasil belajar pada kondisi awal dengan siklus pertama. Kemudian peneliti memberikan ulasan, dan menentukan action plan untuk kegiatan siklus berikutnya.
2.
Siklus 2 Siklus kedua dilaksanakan seperti pada siklus pertama, yang terdiri siklus terdiri atas 4 tindakan yaitu; planing, acting, observing dan reflecting, dengan sedikit perubahan.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Kondisi Awal Hasil belajar peserta didik kelas VII F SMP Negeri 2 Banjarnegara pada mata pelajaran PAI semester genap tahun pelajaran 2011/2012 sangat rendah. Hal ini dapat diketahui dari data nilai ulangan harian I yang telah dilaksanakan pada
108 | Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. VI. TH.2012
hari Selasa tanggal 24 Januari 2012. Dalam ulangan harian yang diikuti oleh 31 peserta didik tersebut, sebagian besar nilai peserta didik masih berada di bawah KKM. Pencapaian prosentase ketuntasan belajar hanya 51 %. Nilai tertinggi sudah mencapai 86, nilai terendah 43, dan nilai rerata hanya 61,64 Untuk memperjelas tentang hasil belajar peserta didik pada kondisi awal ini, maka berikut ini kami sajikan tabel hasil belajar peserta didik pada ulangan harian I. Tabel 2 Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal NO
URAIAN
NILAI
1
Nilai tertinggi
86
2
Nilai terendah
43
3
Nilai rerata
61,64
4
Prosentase ketuntasan belajar
51 %
Sebelum dilaksanakan penelitian, guru belum menerapkan model pembelajaran yang membangkitkan minat dan gairah peserta didik untuk belajar. Jalannya proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru, sedangkan peserta didik lebih banyak diperlakukan sebagai obyek belajar, sehingga cenderung kurang aktif. Dalam menyajikan materi PAI tentang “Hukum nun mati dan tanwin dan mim mati ”, guru lebih banyak menerapkan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Hal ini mengakibatkan terdapat beberapa peserta didik yang mengantuk dan kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajarnya sangat rendah. B.
Deskripsi Hasil Siklus Pertama 1.
Perencanaan a. Pendahuluan Pembentukan kelompok, penyampaian tujuan pembelajaran, dan penjelasan tentang model pembelajaran yang akan diterapkan. b.
Kegiatan inti Menyajkan materi tentang “Iman Kepada Malaikat” dengan menerapkan metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan program power point.
c.
Penutup Melaksanakan tes tertulis
Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ | 109
Penelitian Tindakan Kelas 2.
Pelaksanaan Tindakan a. Pendahuluan Kegiatan pendahuluan ini diawali dengan pembentukan kelompok yang dipimpin oleh guru. Diharapkan dengan cara ini akan terbentuk kelompok yang tingkat kemampuannya berimbang. Untuk meningkatkan minat dan semangat peserta didik, selanjutnya guru menyampaikan tentang tujuan pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dibicarakan. Kemudian guru menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan diterapkan. b.
Kegiatan inti Sesuai dengan yang telah direncanakan, dalam siklus pertama ini guru menyajikan materi PAI tentang “Iman Kepada Malaikat ” dengan menerapkan diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi program power point. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
2)
3)
4)
5)
6) 7)
8)
9)
Guru membagi siawa pada kelompok-kelompok kecil yaitu masing-masing kelompok berjumlah 4 anak dan menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya masing-masing kelompok mulai melakukan kegiatan pembelajaran sesuai, yaitu menentukan ketua dan sekretaris kelompok kemudian melakukan diskusi membahas materi tentang Iman kepada Malaikat. Diskusinya untuk menemukan dan menentukan poin-poin penting pada materi l tersebut sekaligus memperdalam penguasaan materi secara bersama-sama dalam satu kelompok. Dalam diskusi itu mereka juga merangkum materi-materi yang penting-penting yang nantinya akan menjadi bahan pokok dalam melaksanakan presentasi di depan kelas. Masing-masing kelompok setelah diskusi kemudian membagi tugas pembuatan pointer-pointer penting. Pointer-pointernya kemudian dijadikan power point sebagai bahan presentasi. Power point yang sudah jadi selanjutnya menjadi media pokok dalam presentasi di depan kelas. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dengan urutan dari kelompok terkecil ke kelompok yang besar. Kelompok lain mendengarkan dam memperhatikan kelompok yang sedang presentasi. Dalam mempresentasikan setiap kelompok semua peserta didik mendapat giliran sesuai dengan pembagian kelompok tersebut, dengan maksud agar semua peserta didik aktif dalam pembelajaranya. Kegiatan presentasi berakhir sampai kelompok 8 selesai.
110 | Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. VI. TH.2012
10) Kegiatan ini dilakukan oleh peserta didik secara mandiri dengan tidak mendapat bimbingan dari guru. c.
Penutup Kegiatan penutup diisi dengan pelaksanaan tes tertulis.Dalam hal ini peserta
didik
mengerjakan
soal-soal
secara
individual.
Untuk
menghindari terjadinya kerja sama dalam mengerjakan soal, maka kegiatan evaluasi dibagi dalam dua gelombang. Dengan demikian tempat duduk peserta didik tidak terlalu berdekatan, karena satu meja diisi satu peserta didik. d.
Hasil Pengamatan Pada siklus satu, terjadi peningkatan hasil belajar. Peningkatan prosentase ketuntasan belajar sebesar 74, nilai tertinggi sebesar 89 nilai terendahnya sebesar 53 dan nilai rerata sebesar 69. Ini menunjukan peningkatan yang sangat baik. Untuk mempermudah dalam memahami pencapaian hasil belajar pada siklus pertama tersebut, maka berikut ini disajikan tabel tentang hasil belajar pada siklus pertama. Tabel 3 Nilai Ulangan Harian Pada Siklus 1 NO
URAIAN
NILAI
1
Nilai tertinggi
89
2
Nilai terendah
53
3
Nilai rerata
69
4
Prosentase ketuntasan belajar
74 %
Meningkatnya hasil belajar tersebut tentu berkaitan erat dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang juga semakin meningkat. Setelah guru menugaskan kegiatan diskusi kemudian dilanjutkan dengan memperdalam materi dan membuat pokok-pokok materi yang akan menjadi bahan presentasi serta diteruskan dengan presentasi itu sendiri menjadikan peserta didik aktif dalam mempelajari materi meningkat menjadi tiga tahapan penting, yaitu yang pertama peserta didik mulai membaca pelajaran saat ditugasi melakukan didkusi, yang kedua setelah didkusi peserta didik membuat ringkasan-ringkasan penting yang akan dijadikan power point, yang ketiga peserta didik mau tidak mau harus mempelajari dan menghafalkan sampai dia dapat menguasai secara penuh materi-materi yang akan disampaikan dalam presentasi, dan dengan
Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ | 111
Penelitian Tindakan Kelas presentasi maka peserta didik akan mengulangi lagi dalam proses penguasaan materi tersebut. Dengan demikian dalam proses pembelajaran peserta didik benar-benar berkedudukan sebagai subyek yang secara aktif melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan. Berdasarkan laporan kolaborator, diperoleh data tentang aktivitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran pada siklus pertama sebagaimana dalam tabel berikut ini. Tabel 4 Aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran siklus 1
NO
URAIAN
JUMLAH PESERTA DIDIK
1
Kurang aktif dalam diskusi
6
2
Penguasaan pelajaran
matetri
12
3
Kurang serius dalam mempresentasikan materi
4
4
Mengajukan guru
pada
2
5
Menunjukan kesemangatan dalam presentasi
4
6
Kurang serius dalam mengikuti pelajaran
3
terhadap
pertanyaan
Dari data laporan kolabolator tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara umum sebagian besar peserta didik telah mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif. e.
Refleksi Tabel 5 Deskriptif komparatif antara kondisi awal dengan siklus 1
NO 1
URAIAN
KONDISI AWAL
SIKLUS PERTAMA
TINDAKAN
Dalam proses pembelajaran belum menerapkan metode
Dalam proses pembelajaran sudah menerapkan metode diskusi yang
112 | Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. VI. TH.2012
diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point
dikombinasikan dengan presentasi dengan power point
2
PROSES PEMBELAJARAN
Peserta didik kurang aktif, beberapa peserta didik mengantuk, kreativitas peserta didik dalam belajar masih rendah
Sebagian besar peserta didik aktif, jumlah peserta didik yang mengantuk berkurang, dan kreativitas peserta didik dalam belajar nampak antusias
3
HASIL BELAJAR
Nilai ulangan harian
Nilai ulangan harian
Nilai tertinggi : 86,
Nilai tertinggi : 89,
Nilai terendah : 43
Nilai terendah : 53
Nilai rerata
: 61
Nilai rerata
: 69
Ketuntasan
: 51 %
Ketuntasan
: 74 %
Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan
metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, dapat mengurangi jumlah peserta didik yang mengantuk, dan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik dalam proses belajar. Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan pada hasil belajar peserta didik. Nilai : Nilai tertinggi mengalami peningkata sebesar 10% dari 86 menjadi 89 nilai terendah mengalami peningkatan sebesar 32% dari 43 menjadi 53; nilai rerata mengalami peningkatan 25% dari 61 menjadi 69; dan pencapaian prosentase ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan sebesar 23% dari 51% menjadi 74%. Peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus pertama tersebut tergolong penigkatan yang cukup tinggi. Namun hal ini sangat wajar, karena pada kondisi awal guru lebih banyak mengajar dengan metode ceramah sehingga peserta didik tidak aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada siklus pertama guru menerapkan model pembelajaran metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point sehingga dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk mempermudah dalam memahami tentang hasil refleksi pada siklus pertama, maka berikut ini kami sajikan dalam bentuk tabel. Tabel 6 Refleksi siklus pertama
Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ | 113
Penelitian Tindakan Kelas NO
URAIAN
REFLEKSI
1
Proses Pembelajaran
Keaktifan peserta didik meningkat, jumlah peserta didik yang mengantuk berkurang, kreativitas peserta didik meningkat
2
Hasil belajar
Nilai tertinggi naik 10% dari 86 menjadi 89; Nilai terendah naik 32% dari 43 menjadi 43; Nilai rerata naik 25% dari 61 menjadi 69; Ketuntasan belajar naik 46% dari 51% menjadi 74%.
Berhubung pada siklus pertama terjadi peningkatan baik pada proses pembelajaran maupun hasil belajar peserta didik, maka penerapan
metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point akan dilanjutkan pada siklus kedua. Apalagi peningkatan hasil belajar tersebut tergolong tinggi, namun belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 80%. C.
Deskripsi Hasil Siklus Kedua 1.
Perencanaan a. Pendahuluan Pembentukan kelompok, penyampaian tujuan pembelajaran, dan penjelasan tentang model pembelajaran yang akan diterapkan. b.
Kegiatan inti Menyajkan materi tentang “Iman Kepada Malaikat” dengan menerapkan metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan program power point.
c.
Penutup Melaksanakan tes tertulis
2.
Pelaksanaan (acting) Proses pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan seperti pada siklus pertama, dengan sedikit perubahan. Pada siklus pertama, kegiatan diskusi pemahaman materi, cara membuat power point dan latihan presentasi dilakukan peserta didik secara mandiri, tanpa bimbingan guru. Sedangkan pada siklus kedua kegiatan tersebut dilakukan peserta didik dengan
bimbingan
guru.
Adapun
pelaksanaan
keseluruhan pada siklus kedua antara lain :
114 | Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. VI. TH.2012
kegiatan
secara
a.
Kegiatan pendahuluan Seperti halnya pada siklus pertama, kegiatan pendahuluan pada siklus kedua ini diawali dengan pembentukan kelompok yang dipimpin oleh guru. Peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok dengan komposisi kemampuan yang berimbang. Guru kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, pentingnya materi yang akan dipelajari, dan model pembelajaran yang akan diterapkan.
b.
Kegiatan inti 1) Pada siklus kedua guru menjelaskan materi tentang “Iman Kepada Malaikat “dengan langkah-langkah sebagai berikut: Guru membagi siawa pada kelompok-kelompok kecil yaitu masingmasing kelompok berjumlah 4 anak dan menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. 2) Selanjutnya dengan bimbingan guru masing-masing kelompok mulai melakukan kegiatan pembelajaran dengan melakukan diskusi membahas materi tentang Iman kepada Malaikat. 3) Di bawah bimbingan guru peserta didik melakukan Diskusi untuk menemukan dan menentukan poin-poin penting pada materi tersebut sekaligus memperdalam penguasaan materi secara bersama-sama dalam satu kelompok. 4) Melalui bimbingan guru peserta didik melakukan diskusi untuk merangkum materi-materi yang penting-penting yang nantinya akan menjadi bahan pokok dalam melaksanakan presentasi di depan kelas. 5) Di bawah bimmbingan guru masing-masing kelompok setelah diskusi kemudian membagi tugas pembuatan pointer-pointer penting. Pointer-pointernya kemudian dijadikan power point sebagai bahan presentasi. 6) Melalui bimbingan guru masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dengan urutan dari kelompok terkecil ke kelompok yang besar. Kelompok lain mendengarkan dam memperhatikan kelompok yang sedang presentasi. 7) Sesuai bimbingan guru peserta didik dalam mempresentasikan mendapat giliran sesuai dengan pembagian kelompok tersebut, dengan maksud agar semua peserta didik aktif dalam pembelajaranya. 8) Kegiatan presentasi berakhir sampai kelompok 8 selesai.
c.
Kegiatan penutup Seperti halnya pada siklus pertama, kegiatan penutup pada siklus kedua diisi dengan tes tertulis. Dalam hal ini peserta didik mengerjakan soal-soal yang berbentuk uraian singkat. Agar tidak terjadi kerjasama dalam menjawab soal, maka kegiatan tes tertulis dilaksanakan dalam dua gelombang. Dengan demikian jarak tempat
Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ | 115
Penelitian Tindakan Kelas duduk peserta didik tidak terlalu berdekatan karena satu meja diisi dengan satu peserta didik. d.
Hasil Pengamatan Data nilai hasil belajar peserta didik pada siklus kedua antara lain pencapaian ketuntasan belajar sebesar 90%, nilai tertinggi 98, nilai terendah 67, dan nilai rerata sebesar 89. Untuk mempermudah dalam memahami pencapaian hasil belajar pada siklus kedua tersebut, maka berikut ini disajikan tabel tentang hasil belajar pada siklus kedua. Tabel 7 Nilai Ulangan Harian Pada Siklus kedua NO
URAIAN
NILAI
1
Nilai tertinggi
98
2
Nilai terendah
67
3
Nilai rerata
89
4
Prosentase ketuntasan belajar
90%
Adapun data tentang aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran pada siklus kedua yang berhasil dicatat oleh kolaborator sebagaimana tertuang dalam tabel berikut ini. Tabel 8 Aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran siklus kedua NO
URAIAN
JUMLAH PESERTA DIDIK
1
Kurang aktif dalam diskusi
2
Menguasai pembelajaran
terhadap
materi
12
3
Kurang serius mempresentasikan materi
dalam
2
4
Mengajukan pertanyaan pada guru
0
5
Kurang
2
116 | Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. VI. TH.2012
serius
dalam
1
mengikuti
pelajaran 6 e.
Mengamati presentasi temanya dengan penuh perhatian
14
Refleksi (Reflecting) Tabel 9 Deskriptif komparatif antara kondisi awal dengan siklus kedua
NO 1
URAIAN TINDAKAN
SIKLUS PERTAMA Dalam proses pembelajaran menerapkan metode diskusi
yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point mandiri
SIKLUS KEDUA Dalam proses pembelajaran menerapkan metode
diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point dengan bimbingan guru
2
PROSES PEMBELAJARAN
Sebagian besar peserta didik aktif, jumlah peserta didik yang mengantuk berkurang, dan kreativitas peserta didik dalam belajar nampak antusias
Peserta didik aktif dalam pembelajaran, tidak ada yang mengantuk, kreativitas peserta didik nampak antusias dan kreatif
3
HASIL BELAJAR
Nilai ulangan harian :
Nilai ulangan harian
Nilai tertinggi : 89
Nilai tertinggi : 98,
Nilai terendah : 53
Nilai terendah : 67
Nilai rerata
: 69
Nilai rerata
: 89
Ketuntasan
: 74 %
Ketuntasan
: 90 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus kedua terjadi peningkatan baik pada kualitas proses pembelajaran maupun pada hasil belajar peserta didik. Dalam proses pembelajaran,dengan adanya bimbingan guru, peserta didik menjadi semakin aktif, tidak ada lagi peserta didik yang mengantuk, dan kreativitas peserta didik dalam belajar nampak antusias dan kreatif. Adapun hasil belajar peserta didik, mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Nilai tertinggi meningkat sebesar 29% dari 89 menjadi 98; nilai terendah meningkat sebesar 43% dari 53 menjadi 67; nilai rerata meningkat sebesar 64% dari 69 menjadi 89; dan pencapaian ketuntasan
Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ | 117
Penelitian Tindakan Kelas belajar juga meningkat sebesar 48% dari 74% menjadi 89%. Untuk mempermudah memahami peningkatan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik pada siklus kedua, maka berikut ini disajikan tabel refleksi siklus kedua. Tabel 10 Refleksi siklus kedua
NO
URAIAN
REFLEKSI
1
Proses Pembelajaran
Keaktifan peserta didik meningkat, jumlah peserta didik yang mengantuk berkurang,
kreativitas
peserta
didik
meningkat 2
Hasil belajar
Nilai tertinggi naik menjadi 98
29%
dari
89
Nilai terendah naik
43%
dari
53
menjadi 67 Nilai rerata naik 64% dari 69 menjadi 89 Ketuntasan naik 48% dari 74% menjadi 89% Peningkatan hasil belajar dari siklus pertama ke siklus kedua tersebut di atas tergolong cukup tinggi. Namun hal ini sangat wajar, karena pada siklus pertama kegiatan peserta didik dalam menerapkan metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point dilaksanakan secara mandiri, tanpa bimbingan guru. Sedangkan pada siklus kedua kegiatan peserta didik tersebut dilakukan dengan bimbingan guru. Bimbingan guru ini terutama dilakukan pada waktu peserta didik melakukan diskusi pemahaman materi, cara pembuatan power poin,, latihan-latihan presentasi, saat presentasi dilakukan. D.
Pembahasan 1.
Tindakan
NO
1
KONDISI AWAL Dalam proses pembelajaran
118 | Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. VI. TH.2012
SIKLUS PERTAMA Dalam proses pembelajaran
SIKLUS KEDUA
Dalam proses pembelajaran
belum menerapkan
menerapkan
metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point secara
metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point 2.
metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point dengan bimbingan guru
mandiri
Proses Pembelajaran
NO
2
3.
menerapkan
KONDISI AWAL
SIKLUS PERTAMA
SIKLUS KEDUA
REFLEKSI DARI KONDISI AWAL KE KONDISI AKHIR
Peserta didik kurang aktif, beberapa peserta didik mengantuk, kreativitas peserta didik dalam belajar masih rendah
Sebagian besar peserta didik aktif, jumlah peserta didik yang mengantuk berkurang, dan kreativitas peserta didik dalam belajar nampak antusias
Peserta didik aktif dalam pembelajaran, tidak ada yang mengantuk, kreativitas peserta didik nampak antusias dan kreatif
Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
Hasil belajar
NO
3
KONDISI AWAL
Nilai ulangan harian Tertinggi : 86, Terendah : 43 Rerata Ketuntasan : 51 %
: 61
SIKLUS PERTAMA
SIKLUS KEDUA
Nilai ulangan harian
Nilai ulangan harian
Tertinggi : 89
Tertinggi : 98,
Terendah : 53
Terendah : 67
Rerata
Rerata
:
REFLEKSI DARI KONDISI AWAL KE KONDISI AKHIR Terdapat peningkata n hasil belajar sebesar 90,32% dari rerata 61 menjadi 89
Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ | 119
Penelitian Tindakan Kelas
69
: 89
Ketuntasan : 74 %
Ketuntasan 90 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan tindakan penerapan
metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point, terjadi peningkatan kualitas belajar maupun hasil belajar dari kondisi awal ke kondisi akhir. Nilai tertinggi mengalami peningkatan sebesar 38,70% dari 86 menjadi 98; nilai terendah mengalami peningkatan sebesar 77,41% dari 43 menjadi 67; nilai rerata mengalami peningkatan sebesar 90% dari 61 menjadi 89; sedangkan pencapaian ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar 51,61% menjadi 90%. E.
dari
74%
Hasil Tindakan 1.
2.
Hasil belajar peserta didik kelas VII F SMP Negeri 2 Banjarnegara pada mata pelajaran PAI tentang Iman Kepada Malaikat semester genap tahun pelajaran 2011/2012, dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan sebesar 90% dari nilai rerata 61 menjadi 89. Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan kualitas proses pembelajaran yang ditandai dengan semakin meningkatnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran PAI tentang Iman Kepada Malaikat.
PENUTUP A.
Simpulan Berdasarkan teori, dengan menerapkan metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sedangkan berdasarkan data empiris, diketahui bahwa dengan menerapkan metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dari nilai rerata 61 menjadi 89. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik secara teori maupun empiris, dengan menerapkan metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII F SMP Negeri 2 Banjarnegara pada mata pelajaran PAI semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
120 | Jurnal Kependidikan Al-Qalam.Vol. VI. TH.2012
B.
Saran 1.
Bagi guru Para guru sebaiknya menerapkan metode diskusi yang dikombinasikan dengan presentasi dengan power point dalam mengajara PAI.
2.
Bagi peserta didik Para peserta didik sebaiknya lebih serius dan meningkatkan kemampuan dalam penguasaan materi dan presentasi dalam pelaksanaan pembelajaran PAI.
3.
Bagi sekolah Sekolah perlu menambah alat elektronik LCD di setiap kelas
agar
pelaksanaan pembelajaran PAI dengan Power Point dapat dilaksanakan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Asul Wijaya, 2002, Terampil Bermain Drama, Jakarta, Grasindo _______________, 2006, Pedoman Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, BP. Cipta Jaya.
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Jakarta, PT. Binatama
_______________, 2006, Raya.
Djemari Mardapi, 2003, Pedoman Umum Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis Kemampuan Dasar, Jakarta, Depdiknas. Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, 1993, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah, 1995, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru,Bandung PT. Remaja Rosdakarya. _______________, 2001, Psikologi Belajar, Jakarta, PT. Logos Wacana Ilmu, Nana Sudjana, 1989, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,Bandung,
Remaja
Rosdakarya Roestiyah, 1988, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Bina Aksara. Sri Esti Wuryani Djiwandono, 2006, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT.Gramedia. Teguh, 2000, Perbedaan Prestasi Belajar Peserta didik antara peserta didik yang
Belajar Sendiri dengan Peserta didik yang Belajar Kelompok Kelas III pada Mata Pelajaran PPKn di SLTP Muhammadiyah Tersono, Semarang, Skripsi, IKIP PGRI Semarang
Pusat Studi Kependidikan FITK UNSIQ | 121