PREDIKSI KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG FIBER BENDRAT
Agt. Wahyono
ABSTRAKSI Dari hasil penelitian Wahyono (1996) dapat diketahui bahwa fiber bendrat dapat meningkatkan kuat geser balok beton bertulang. Untuk keperluan perencanaan balok beton bertulang fiber diperlukan formula untuk memprediksi kuat gesernya. Untuk fiber baja sudah ada beberapa formula untuk memprediksi kuat geser baloknya. Sedangkan untuk fiber bendrat belum ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah diantara rumus kuat geser balok beton bertulang fiber baja yang telah diusulkan oleh para penulis terdahulu dapat digunakan untuk fiber bendrat. Benda uji yang digunakan terdiri atas : (a) 3 buah balok beton bertulang fiber bendrat tanpa sengkang ukuran 120 mm x 240 mm x 1600 mm, tulangan tarik 4 ϕ 16 mm, tulangan tekan 2 ϕ 10 mm, (b) 3 buah balok beton bertulang fiber bendrat dengan ukuran tulangan tarik dan tulangan tekan yang sama dengan butir (a) namun dilengkapi dengan sengkang berdiameter 6 mm jarak antar sengkang 100 mm, (c) 12 buah silinder beton fiber bendrat diameter 150 mm, tinggi 300 mm, (d) 6 buah balok ukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm. Fiber volume fraction 0,7 %, fiber aspect ratio 60. Balok beton bertulang diuji hingga diketahui kuat gesernya. Silinder beton diuji untuk mendapatkan kuat tarik belah dan kuat tekan beton. Balok berukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm diuji lentur untuk mendapatkan kuat tarik lenturnya. Superplasticizer dan fly ash digunakan agar didapat campuran beton yang mudah dikerjakan. Adapun rumus-rumus yang akan dikaji adalah usulan-usulan dari (a) Sharma, (b) Uomoto, (c) Narayanan dan Darwish, (d) Ashour dkk, dan (e) Li dkk. Dari hasil analisis kuat geser balok dapat diketahui bahwa rumus usulan Narayanan dan Darwish dan Li dkk hasilnya cukup dekat dengan kuat geser hasil percobaan, yaitu dengan rasio kuat geser hasil rumus-kuat geser hasil percobaan berturut-turut 0,915 dan 0,909. Kata kunci : kuat geser, fiber bendrat, prediksi
1. PENDAHULUAN Menurut ACI Committee 544 (1988) beberapa data laboratorium mengindikasikan bahwa fiber dapat meningkatkan kapasitas geser (tarik diagonal) balok beton atau mortar. Fiber baja memperlihatkan beberapa keuntungan potensial bila digunakan untuk tambahan atau menggantikan sengkang vertikal. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah : (1) fiber didistribusikan secara random ke seluruh volume beton dengan jarak lebih rapat dibandingkan dengan yang didapat dengan penulangan batang baja; (2) kuat tarik retak pertama dan kuat tarik ultimit meningkat oleh fiber; dan (3) kuat geser-gesek meningkat. Dari beberapa pengujian jelas memperlihatkan bahwa kombinsai penulangan fiber dan sengkang dapat digunakan secara efektif. Pengaruh fiber baja pada kuat geser dalam balok telah diteliti 14
Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24
Batson dkk (1972 a), Paul dan Sinnamon (1975), Williamson (1978), Ballano (1980), Criswell (1976) dan Sharma (1986). Penelitian-penelitian yang memperlihatkan bahwa fiber dapat meningkatkan kuat geser balok beton juga dilakukan oleh Ashour dkk (1982), Narayanan dan Darwish (1987), Niema (1991), Li dkk (1992). Wahyono (1996) dengan benda uji balok beton berukuran 120 x 240 x 1600 mm dengan penambahan fiber bendrat bentuk hook panjang 60 mm diameter 1 mm sebanyak 46,76 kg dalam 1 m3 adukan beton mendapat peningkatan kuat geser sebesar 82,6%. Untuk fiber baja, ada beberapa rumus yang diusulkan untuk memprediksi besar kuat geser baloknya, diantaranya oleh Sharma (1986), Uomoto dkk (dalam Soroushian dkk, 1987), Narayanan dan Darwish (1987), Ashour dkk (1992) dan Li dkk (1992). Besarnya kuat geser balok beton bertulang fiber menurut rumus-rumus tersebut di atas pada umumnya dipengaruhi oleh kuat tarik belah (ft), kuat tarik lentur (ff) kuat tekan (fc) dan lain sebagianya. Selanjutnya untuk mendukung desain geser dengan fiber bendrat perlu dikaji apakah diantara rumus-rumus kuat geser balok beton bertulang fiber baja seperti tersebut di atas dapat digunakan untuk fiber bendrat. Dalam hal ini akan dibandingkan antara kuat geser yang dihitung dengan rumus prediksi kuat geser dan kuat geser hasil percobaan.
2. TINJAUAN PUSTAKA Prediksi tegangan geser ultimit atau kuat geser ultimit balok beton bertulang fiber baja telah diusulkan oleh beberapa peneliti sebagai berikut ini : a. Sharma (1986) Pada penelitian ini benda uji yang digunakan berupa balok beton bertulang berukuran 150 x 300 x 1900 mm, jumlah 7 buah, kuat tekan beton 45 MPa, jenis fiber collated steel fibers with deformed ends diameter 0,6 mm, panjang 50 mm. Untuk setiap balok dibuatkan benda uji silinder beton ukuran 150 x 300 mm yang digunakan untuk pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah. Dalam setup pengujian, dukungan baloknya sederhana, bentang 1600 mm. Dengan dongkrak dan balok pembagi dapat dibangkitkan dua beban titik masing-masing berjarak 30 cm dari pertengahan bentang. Dial gage digunakan untuk mengukur defleksi baik pada titik beban maupun titik tengah balok. Data yang dihasilkan berupa besar beban geser, defleksi, regangan beton dan pola retak. Berdasarkan hasil penelitian ini dan penemuan peneliti lain dapat diusulkan rumus berikut ini. Vcf = k . ft .
dengan : Vcf k d/a ft
= = = =
d a
0 , 25
(1)
tegangan geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa) tetapan yang mempunyai nilai 2 / 3 perbandingan tinggi efektif balok bentang geser kuat tarik beton yang ditentukan dari pengujian kuat tarik belah silinder ukuran 150 x 300 mm (N/mm2), bila hanya tersedia data kuat tekan silinder fc, untuk menghitung ft, dianjurkan oleh European Concrete Committee menggunakan rumus empiris ft = 9,5 (fc)0,5 dengan ft = kuat tarik beton (psi), fc = kuat tekan beton (psi)
Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat (Wahyono)
15
b. Uomoto dkk (dalam Soroushian dkk, 1987) Mekanisme kegagalan geser pada elemen beton bertulang umumnya ditandai dengan retak diagonal. Perilaku mekanisme penahanan gaya pada retak ini memegang peranan penting dalam menentukan kuat geser dan daktilitas elemen. Berdasarkan pada suatu anggapan distribusi gaya dan tegangan pada retak diagonal dapat diusulkan persamaan untuk memprediksi kuat geser ultimit (Vu) elemen beton bertulang fiber berikut ini : Vu = [0,77 . ft + (0,90 – 9,6 . ρ) ρ . fy . d/a] . b . d dengan : Vu a As b d ft fy ρ
= = = = = = = =
(2)
kuat geser balok beton bertulang fiber (Kip) bentang geser balok (in) luas tulangan tarik (in2) lebar balok (in) tinggi efektif balok (in) kuat tarik beton fiber (ksi) tegangan luluh tulangan tarik baja prosentase tulangan tarik memanjang
c. Narayanan & Darwish (1987) Pada penelitian ini benda uji berupa balok beton bertulang dengan ukuran tampang 85 x 150 mm. Jumlah benda uji 49 buah terdiri atas 6 buah balok beton tanpa perkuatan geser, 10 buah balok beton bertulang dengan sengkang dan 33 buah balok beton bertulang fiber. Jenis fiber crimped steel fiber. Volume fraction ρf berkisar 0,25 – 3 %, fiber aspect ratio 100 dan 133, kuat tekan beton 36,7 – 75 MPa, penulangan memanjang ρ = 2 - 5,72, rasio bentang geser – tinggi efektif balok a/d = 2 – 3,1, factor fiber 0,19 – 1,9 bentang bersih l = 900, 1030, 1160, 1290, bentang geser a = 262, 327, 392, 457 mm. Dalam set-up pengujian, dukungannya sederhana dengan pembebanan 2 titik. Balok diuji dengan dongkrak kapasitas 200 KN dilengkapi dengan pengukur defleksi. Dua buah dial gage dengan ketelitian 0,01 mm digunakan untuk mengukur defleksi di bawah beban titik dan di tengah bentang. Besarnya peningkatan beban 3 – 5 KN. Data yang dicatat adalah beban retak geser pertama, beban geser ultimit, dan perkembangan pola retak. Pengujian kuat tekan beton dan kuat tarik belah dilakukan pada saat yang bersamaan dengan pengujian balok. Berdasarkan hasil penelitian ini dan hasil penelitian lainnya dapat diusulkan rumus empiris untuk memprediksi kuat geser ultimit sebagai berikut. Vcf = e [0,24 . ft + 80 . ρ . dengan : e e Vb τ Vcf ft ρ 16
= = = = = =
d a
] + Vb
(3)
1.0 bila a/d > 2.8 2,8 . d/a bila a/d < 2,8 0,41 τ F 4,15 MPa kuat geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa) kuat tarik belah silinder beton bertulang fiber baja (SFRC)
fcuf / (20 - F ) + 0,7 + 1,0 F = prosentase tulangan tarik (%) Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24
a d F 1f df Vf dFL fcuf
= = = = = = =
bentang geser (mm) tinggi tulangan tarik dalam tampang faktor fiber = (1f / df)Vf dfL panjang fiber (mm) diameter fiber (mm) prosentase isi fiber (%) faktor yang disebabkan perbedaan sifat khas lekatan fiber : 0.5 untuk fiber bulat. 0,75 untuk orimped fiber dan 0,1 untuk indented fiber. = kuat tekan kubus beton bertulang fiber (MPa)
d. Ashour dkk (1992) Pada penelitian ini benda uji yang digunakan berupa balok beton bertulang tunggal tanpa sengkang dengan ukuran tampang 125 x 250 mm, jumlah 18 buah terdiri atas 3 buah balok dengan variabel rasio bentang geser – tinggi efektif balok 2, 4, 6. Jumlah fiber 1%, penulangan memanjang ρ = 0,374 %, 12 buah balok dengan variable rasio bentang geser – tinggi efektif balok 1, 2, 4, 6, jumlah fiber 0,5, 1,0, 1,5%, penulangan memanjang ρ = 2,835%, 3 buah balok dengan variable rasio bentang geser - tinggi efektif balok 2, 4, 6, jumlah fiber 1%, penulangan ρ = 4,58%. Kuat tekan beton 93 MPa. Jenis fiber hooked – end mild carbon steel panjang 60 mm diameter 0,8 mm. Pada set-up pengujian dukungan baloknya sederhana menderita dua beban titik. Defleksi vertikal balok, regangan pada permukaan atas dan bawah diukur. Regangan tarik tulangan baja diukur dengan internal strain gages yang dilekatkan pada tulangan utama. External strain gage dilekatkan pada permukaan atas beton untuk mengukur regangan tekan. Rotasi ujung diukur dengan 2 buah tranduser. Beban-beban titik dibangkitkan dengan dongkrak hidrolis kapasitas 400 KN dengan peningkatan beban 15 – 25 KN hingga keruntuhan balok dicapai. Pada setiap akhir peningkatan beban, defleksi pada pertengahan bentang, rotasi, pembacaan strain gage, kelengkungan, perkembangan retak dan propagasi pada permukaan balok dicatat. Selanjutnya rumus empiris diusulkan untuk memprediksi kuat geser balok beton bertulang fiber sebagai berikut : Vcf
= (0,7
f c + 7F)
Vcf
= (2,11
3
d d + 17,2 . ρ . (MPa) a a
(4a)
d 0,333 ) (MPa) a
(4b)
2,5 + 92,5 – a / d) (MPa) a d
(4c)
f c + 7 . F) (ρ .
untuk a / d > 2,5 Vcf
= [pers 4b) .
untuk a / d < 2,5 dengan : Vcf fc F ρ a/d
= = = = =
kuat geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa) kuat tekan beton faktor fiber (1f / df)Vf dfL prosentase tulangan tarik (%) rasio bentang geser-tinggi efektif
Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat (Wahyono)
17
Vb 1f df Vf dfL
= = = = =
1,7 (1f / df)Vf dfL panjang fiber (mm) diameter fiber (mm) prosentase isi fiber (%) faktor letakan 0,5 untuk fiber bulat, 0,75 untuk orimped fiber dan 1 untuk indented fiber
e. Li dkk (1992) Pada penelitian ini benda uji yang digunakan adalah 252 balok mortar bertulang dan 60 balok beton bertulang. Ukuran tampang ada 2 macam yaitu 127 x 63,5 mm dan 228 x 127 mm. Jenis-jenis fiber yang digunakan yaitu baja, acrylic, armid dan high – strength polyethylene. Rasio bentang geser tinggi balok efektif berkisar 1 – 4,25, rasio penulangan ρ berturut-turut : 1,1; 2,2 dan 3,3 %. Tinggi balok efektif d adalah 102 dan 204 mm. Dukungan balok sederhana. Beban titik diletakkan pada pertengahan bentang. Pengujian balok menggunakan mesin uji dengan kontrol perpindahan berkapasitas 890 KN. Defleksi di tengah bentang diukur dengan linier variable defferential transformer. Beban retak geser pertama, beban maksimum dan pola retak dicatat untuk setiap pengujian. Balok tanpa tulangan dan silinder dicetak untuk setiap campuran untuk pengujian kuat tarik lentur, kuat tarik belah dan kuat tekan beton. Dua buah rumus, satu untuk a/d > 2,5 dan a/d < 2,5 diusulkan untuk memprediksi kuat geser balok beton bertulang fiber :
(
Vcf = α + β (f f . f t ) untuk a/d > 2,5
(
3
Vcf = 9,16 (f f ) untuk a/d ≤ 2,5 dengan : Vcf ff ft ρ a d ∝ α
3.
2
3
4
(ρ . d a )13 (d )−13 )
(5a)
(ρ)13 (d a ))
(5b)
= tegangan geser ultimit balok beton bertulang fiber (MPa) = modulus of rupture beton fiber (MPa) = kuat tarik balok beton fiber (MPa) = rasio tulangan tarik = bentang geser balok (mm) = tinggi efektif balok (mm) = 0,53, β = 5,47 untuk data mortar = 1,25, β = 4,68 untuk data beton
LANDASAN TEORI
3.1. Tegangan Geser Balok Beton Besarnya tegangan geser transversal balok beton bertulang rata-rata dapat dihitung dengan rumus : ν=
V b.d
(6)
dengan : 18
Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24
ν V b d
= = = =
tegangan geser rata-rata (MPa) gaya geser (N) lebar balok (mm) tinggi efektif balok, yaitu jarak antara serat atas dengan titik berat tulangan tarik (mm)
3.2. Gaya Geser Sengkang Vertikal Gaya geser sengkang vertikal dihitung dengan rumus ; Av . f y . d VS = s dengan : AV fv s d
= = = =
(7)
luas tampang sengkang (mm2) tegangan luluh sengkang (MPa) jarak antar sengkang (mm) tinggi efektif balok (mm)
4. CARA PENELITIAN 4.1. Bahan Pasir dan kerikil dari Krasak, semen portland tipe I merek Toga Roda, air setempat yaitu laboratorium struktur FT UGM, fiber bendrat dengan ujung dibengkok berukuran panjang 60 mm diameter 1 mm dengan aspect ratio 60, fly ash cement dari PT Indocement Tunggal Prakarsa, super plasticizer merek sikament 520. Kebutuhan bahan susun beton fiber dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 : Kebutuhan bahan-bahan susun campuran (untuk setiap 0,23 m3 beton) Berat (kg)
V (%)
Keterangan
Fiber
Semen
Pasir
Kerikil
Air
Fly Ash
Sp
(untuk balok)
0,7
10,75
99,29
198,57
198,57
38,72
-
0,99
S1F, S2F, S3F
0,7
10,75
89,36
198,57
198,57
38,72
9,93
0,99
D1F, D2F, D3F
4.2. Alat Loading frame kapasitas 20 T untuk pengujian kuat geser balok. Dongkrak hidrolik merek Muruto kapasitas 25 T untuk membangkitkan beban geser. Mesin desak beton merek Maruto kapasitas 200 KN untuk pengujian kuat tarik belah beton dan kuat tarik lentur beton. V-B Aparatus digunakan untuk mengukur V-B time adukan beton fiber.
Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat (Wahyono)
19
4.3. Benda Uji a. Tiga balok beton bertulang fiber bendrat tanpa sengkang skala penuh dengan kode S1F, S2F, S3F
Gambar 1. Balok Beton Fiber Kelompok SF Spesifikasi balok beton fiber kelompok SF b = 120 mm d = 19,936 cm h = 240 mm a = 40 cm 1 = 1600 mm a/d = 2 dt = 1,5142 df = 1 mm Vf = 0,007 Keterangan : *) Hasil Pengujian
ρ = 0,0301 d/a = 0,498 fy = 64,67 ksi *) Lf = 60 mm df1 = 0,50
b. Tiga balok beton bertulang fiber bendrat dengan sengkang skala penuh dengan kode D1F, D2F, D3F
Gambar 2. Balok Beton Fiber Kelompok DF Spesifikasi balok beton fiber kelompok DF b = 120 mm d = 19,936 cm h = 240 mm a = 40 cm 1 = 1600 mm d/a = 0,4984 fy = 64,67 ksi*) a/d = 2 Lf = 60 mm Vf = 0,007 df1 = 0,5 Vb = 0,357 Mpa ρ = 0,0301 Keterangan : *) Hasil Pengujian
Av = 46,971 mm2 fys = 314 Mpa *) s = 100 mm e = 1,3955 df = 1 mm
c. Enam silinder beton S1FT, S2FT, S3FT, D1FT, D2FT, D3FT d. Enam silinder beton S1FD, S2FD, S3FD, D1FD, D2FD, D3FD e. Enam balok kecil dengan kode s1f, s2f, s3f, d1f, d2f, d3f
20
Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24
4.4. Pengujian a. Kuat geser balok beton bertulang fiber Pada umur 28 hari dilakukan pengujian kuat geser terhadap balok beton bertulang fiber. Setting-up pengujiannya dapat diperiksa pada gambar 3. Balok beton ditempatkan pada loading frame yang kuat dan kaku dan ditumpu sendi-rol pada kedua ujungnya yang berjarak 130 cm. Pembebanan dilakukan secara simetris pada dua titik yang masing-masing berjarak 400 mm dari tumpuan balok. Di tengah balok dipasang dial gage untuk mengukur lendutan vertikal. Pembebanan dilakukan dengan dongkrak hidrolis yang telah dilengkapi dengan jarum penunjuk beban. Pengujian beban dilakukan bertahap dengan interval ∆ P sebesar 1 ton dan dicatat lendutan di tengah balok, beban retak pertama dan kuat geser balok.
Gambar 3 : Setting-up pengujian balok skala penuh pada loading frame b. Kuat tarik belah beton Kuat tarik belah beton ditentukan dengan pengujian silinder beton dengan mesin desak beton. c. Kuat tarik lentur Kuat tarik lentur beton ditentukan dengan pengujian tarik lentur balok beton dengan mesin desak beton.
5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengujian di laboratorium di peroleh data dalam tabel-tabel berikut ini :
Tabel 2 : Kuat Tekan Beton Benda Uji
fc (MPa)
fc (MPa) (rata-rata)
S1F D S2F D S3F D
44,16 51,64 43,61
46,47
Sebagai data dalam menghitung tegangan geser balok kelompok SF
D1F D D2F D D3F D
47,33 43,59 57,95
49,62
Seperti di atas untuk balok kelompok DF
Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat (Wahyono)
Keterangan
21
Tabel 3 : Kuat Tarik Belah Beton Benda Uji
ft (MPa)
ft (MPa) (rata-rata)
Keterangan
S1F T S2F T S3F T
3,68 4,46 3,52
3,89
Sebagai data dalam menghitung tegangan geser balok kelompok SF
D1F T D2F T D3F T
5,41 5,34 5,50
5,42
Seperti di atas untuk balok kelompok DF
Tabel 4 : Kuat Tarik Lentur Beton Benda Uji
T (MPa)
ff (MPa) (rata-rata)
Keterangan
s1f s2f s3f
2,7481 3,8272 3,8035
3,4596
Sebagai data dalam menghitung tegangan geser balok kelompok SF
d1f d2f d3f
5,3278 4,4673 3,7560
4,5170
Seperti di atas untuk balok kelompok DF
Berdasarkan data kuat tekan beton fc (tabel 2), kuat tarik belah beton ft (tabel 3), kuat tarik lentur beton ff (tabel 4), kuat geser ultimit Vu (tabel 5), spesifikasi balok SF dan DF, rumus-rumus yang terdapat pada tinjauan pustaka dan landasan teori dapat dihitung baik tegangan geser ultimit hasil percobaan maupun tegangan geser ultimit berdasar rumusrumus usulan para peneliti seperti di tabelkan pada tabel 6.
Tabel 5. Kuat Geser Ultimit
22
Benda Uji
Vu (kg)
Vu (kg) (rata-rata)
Keterangan
S1F S2F S3F
7500 10250 9250
9000
Sebagai data dalam menghitung tegangan geser balok kelompok SF
D1F D2F D3F
11500 14000 13500
13000
Seperti di atas untuk balok kelompok DF
Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24
Tabel 6 : Hasil Hitungan Tegangan Geser Ultimit Beton Tegangan Geser Ultimit (MPa)
Metode
Balok SF
Balok DF
Balok SF + DF
Sharma
2,180
4,265
3,223
Uomoto dkk
7,076
9,486
8,281
Narayanan & Darwish
3,335
5,076
4,206
Ashour dkk, pers 4a Ashour dkk, pers 4c
3,369 2,971
4,677 4,252
4,023 3,612
Li dkk
3,248
5,110
4,179
Hasil percobaan
3,762
5,434
4,598
Tabel 7 : Rasio Kuat Geser Hasil Rumus – Kuat Geser Hasil Percobaan Metode
Rasio
Sharma
0,701
Uomoto dkk
1,801
Narayanan & Darwish
0,915
Ashour dkk pers 4a
0,875
Ashour dkk pers 4c
0,786
Li dkk
0,909
Dari hasil hitungan rasio kuat geser hasil rumus-kuat geser hasil percobaan seperti terlihat pada tabel 7, dapat diketahui bahwa prediksi kuat geser dengan rumus usulan Narayanan & Darwish dan Li dkk cukup dekat dengan kuat geser hasil percobaan yaitu dengan rasio berturut-turut 0,915, 0,909. Peringkat selanjutnya diduduki oleh Ashour dkk pers 4a, Ashour dkk pers 4c, Sharma, Uomoto dkk, yaitu dengan rasio berturut-turut 0,875, 0,786, 0701, 1,801. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rumus Narayanan & Darwish dan Li dkk dapat digunakan untuk memprediksi kuat geser balok-balok beton fiber bendrat.
6. KESIMPULAN Rumus kuat geser ultimit usulan Narayanan & Darwish, dan Li dkk dapat digunakan untuk memprediksi kuat geser ultimit balok beton fiber bendrat dengan rasio kuat geser hasil rumus – kuat geser hasil percobaan berturut-turut 0,915 dan 0,909.
Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulang Fiber Bendrat (Wahyono)
23
DAFTAR PUSTAKA Ashour, S.A., Hasanain, G.S., and Wafa, F.F., 1992, Shear Behavior of High-Strenght Fiber Reinforced Concrete Beams, ACI Structural Journal, Title No. 89 – S 19, American Concrete Institute. Li, V.C., Ward, R., and Hamza, A.M., 1992, Steel and Synthetic Fibers as Shear Rein for Cement, Title no. 89 – M 54, ACI Material Journal, American Concrete Institute. Narayanan, R., and Darwish, I.Y.S., 1987, Use of Steel Fibers as Shear Reinforcement, Title no. 84 – s 23, ACI Structural Journal, American Concrete Institute. Sharma, A.K., 1986, Shear Strength of The Steel Fiber Reinforced Concrete Beams, Title no. 83 – s 56. ACI Structural Journal. American Concrete Institute. Saroushian, P., Lee, C.D., and Bayasi, Z., 1987. Fiber Reincorced Concrete : Theoretical Concept and Structural Design. Proceding of the International Seminar on Fiber Reinforced Concrete,
RIWAYAT PENULIS Ir. Agt. Wahyono, MT., adalah Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
24
Volume 6 No. 1, Oktober 2005 : 14 - 24