Seminar Mitigasi Bencana Alam dan Ulang Tahun ke 10 Program Pendidikan Bencana di MTPBA-FTUGM Yogyakarta 13 September 2011
Prediksi Kekosongan Data Debit Banjir Dengan Menggunakan Pendekatan Prinsip-Prinsip Informasi Entropy B. Santosa. DTS, Program Pascasarjana Undip, Jl. Hayam Wuruk No. 5-7 Semarang, (Departemen Teknik Sipil Universitas Gunadarma, Depok, Jakarta. Email:
[email protected]). Suharyanto. Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Jl. Hayam Wuruk No. 5-7 Semarang,
[email protected] D. Legono. Laboratorium Hidraulika, Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan, FT-Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
[email protected] RINGKASAN : Serial debit maksimum sering menggunakan dalam perencanaan dan manajemen sumber daya air untuk berbagai tujuan. Namun keberadaan data debit yang tidak lengkap dan terjadinya kekosongan data debit sering terjadi, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan seperti pencatatan data yang tidak kontinyu atau kehilangan dalam penyimpanan. Tujuan dari tulisan ini adalah mengembangkan metode prediksi terhadap kekosongan data debit yang sering terjadi dilapangan. Prediksi dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip dari teori informasi entropy, dengan memanfaatkan informasi data debit yang didapat dari stasiun pengamatan pada daerah aliran sungai terdekat, yang mempunyai data debit dengan riwayat pencatatan yang bagus dan mempunyai kedekatan hidrologi. Data debit maksimum bulanan yang digunakan sebagai sampel diambil dari stasiun pengamatan Katulampa-Batubeulah-Genteng yang berada di wilayah sungai Ciliwung-Cisadane hulu. Error prediksi tujuh bulan kekosongan data stasiun katulampa yang didasarkan informasi data debit dari stasiun Genteng adalah 0.57, sedangkan error prediksi sembilan bulan kekosongan data stasiun Katulampah yang didasarkan informasi data debit stasiun Batubeulah adalah 0,399. Berdasarkan besar nilai error dan pola hasil prediksi, menunjukkan bahwa metode prediksi dengan pendekatan prinsip-prinsip informasi entropy mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai metode prediksi kekosongan data debit.
1. PENDAHULUAN Banjir merupakan kejadian yang serius dan merupakan problem yang dihadapi dunia. Telah banyak kerugian baik material maupun kematian yang disebabkan oleh kejadian banjir. Dua aspek penting yang sering menjadi topik dalam berbagai penelitian adalah mengenai frekuensi kejadian banjir maupun analisis resiko yang disebabkan oleh banjir. Hidrologi merupakan bidang yang paling berkepentingan didalam menyediakan perhitungan frekuensi banjir dengan akurat, hal ini sangat penting dan merupakan problem dalam bidang ekonomi karena kejadian banjir dapat menyebabkan keterpurukan dalam bidang ekonomi dan kehidupan. (Xu B.X, 1999) Dalam perencanaan dan manajemen sumber daya air sering menggunakan serial debit bulanan maksimum untuk berbagai tujuan. Namun keberadaan data debit yang tidak lengkap dan terjadinya kekosongan data debit sering terjadi, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan seperti pencatatan data yang tidak kontinyu atau kehilangan dalam penyimpanan. Telah banyak Kerjasama JICA, PU, MTPBA-FTUGM, HATHI, dan MSD-Network
peningkatan metode atau penemuan-penemuan yang menyangkut pengembangan teknik analisa, sehingga dari pengalaman lapangan mengenai ketidakpastian frekuensi banjir membuat perhitungan prediksi secara akurat menjadi sangat penting. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengembangkan metode prediksi kekosongan data debit banjir. Simulasi prediksi dilakukan dengan menggunakan informasi data dari stasiun pengamatan terdekat yang mempunyai riwayat pencatatan data yang lengkap sebagaimana digambarkan dalam Gambar 1 dan Gambar 2, dimana kedua DAS tersebut masih mempunyai keterkaitan secara hidrologi. Metode pendekatan yang digunakan dalam memprediksi kekosongan data debit tersebut adalah metode pendekatan yang didasarkan pada prinsip-prinsip dari teori informasi entropy. Metode entropy telah dikembangkan untuk memperkirakan variabel acak ketika data adalah serangkaian pengamatan independen dari variabel. Metode ini mengklaim mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan metode yang ada. Metode ini menarik, karena memenuhi dua
Seminar Mitigasi Bencana Alam dan Ulang Tahun ke 10 Program Pendidikan Bencana di MTPBA-FTUGM Yogyakarta 13 September 2011
persyaratan mendasar untuk konsisten dalam analisis sistem probabilitas berdasarkan prinsip invarian dan prinsip monotonisitas data. Metode minimum entropy telah diterapkan untuk analisis banjir, kemudian dibandingkan dengan metode momen dan maksimum likehood. Lind, N. C. at al, 2005. Metode maksimum entropy juga banyak diterapkan dan terbukti distribusi maksimum entropy cocok untuk berbagai data banjir, (Rao & Hsieh 1987). Kebiasaan yang sering dilakukan adalah mengasumsikan distribusi frekuensi dalam analisis frekuensi banjir. Parameter dari distribusi diestimasi dengan menggunakan perubahan data yang diamati. Kelengkapan distribusi kemudian digunakan untuk memperkirakan besaran banjir dengan frekuensi yang berbeda. Maximum Entropy (ME) merupakan distribusi probabilitas yang didefinisikan sebagai distribusi probabilitas minimum bersyarat yang didapat dengan memaksimalkan subjek kendala dari entropy dengan informasi batasan yang diberikan. Terlepas dari fitur yang menarik dari distribusi ME, belum digunakan secara umum dalam praktek. Alasan utama untuk tidak menggunakan distribusi ME dalam bentuk umum adalah bahwa estimasi parameter masalah yang terkait dengan distribusi ME adalah tidak mudah. Baru-baru ini masalah ini telah diselesaikan dan algoritma telah dikembangkan untuk memperkirakan parameter dari distribusi ME. 2. STUDI AREA DAN DATA Data yang dipakai pada penelitian ini diambil dari data maksimum bulanan dari stasiun pengamatan data debit Katulampah, Batubeulah, dan Genteng, yang ketiganya masih dalam satu wilayah sungai Ciliwung-Cisadane hulu. Profil debit bulanan dari ketiga stasiun pengamatan tersebut dapat diligat pada Gambar 1.
3. METODE PENDEKATAN 3.1. Teori Entropy Shannon Teori entropy Shannon adalah formula yang di pakai dan di ikuti sebagai dasar pengukuran. Probabilitas dari n kemungkinan kejadian-kejadian 1, 2, 3, …,n. adalah p1, p2, …,pn, dan oleh Shannon ketidakpastian dapat didefinisikan sebagai H (p1,p2,p3,..,pn), dalam persamaan dasar entropy, Persamaan (2.1). n
H = − K ∑ pi ln pi
(1)
i =1
Dimana H adalah ukuran dari informasi atau ukuran dari ketidakpastian (uncertainty), pi probabilitas yang mungkin pada kejadian (event) i. 3.2. Prinsip Entropy Maksimum (POME) Maksimum entropy disebut juga dengan Principle Of Maximum Entropy (POME). Pertama kali dikenalkan oleh Jaynes E. T., (1957), Karakteristik fungsi entropy dalam Persamaan (2) adalah distribusi probabilitas merata yang akan menghasilkan nilai entropy maksimum untuk kejadian yang di tentukan batasan-batasannya. Kebalikannya fungsi entropy maksimum Persamaan (3) mempunyai batasan bahwa jumlah probabilitas dari semua kejadian harus sama dengan satu. untuk memastikan distribusi probabilitas adalah hasil probabilitas merata pada setiap kejadian. Prinsip entropy dapat dipakai untuk mendapatkan distribusi probabilitas dengan memaksimalkan fungsi tujuan dengan menetapkan batasan informasi spesifik kejadian. n
Maksimum H = −∑ Pi ln Pi
(2)
i =1
n
Dimana
∑ P =1
(3)
xi = x
(4)
i
i =1
n
∑p i =1
i
3.3. Prinsip Entropy Minimum (MDI)
Gambar 1. Profil data debit maksimum bulanan stasiun pengamatan Batubeulah, Katulampah dan Genteng Kerjasama JICA, PU, MTPBA-FTUGM, HATHI, dan MSD-Network
Minimum entropy disebut juga Minimum Diskriminasi Informasi (MDI), prinsip minimum entropy pertama kali dikenalkan Kullback dan Leibler (1951), pengukuran pendekatan dilakukan dengan dua probability distribusi, yaitu informasi untuk menentukan perbedaan antara probabilitas distribusi P dan Q. Ukuran yang disampaikan
Seminar Mitigasi Bencana Alam dan Ulang Tahun ke 10 Program Pendidikan Bencana di MTPBA-FTUGM Yogyakarta 13 September 2011
oleh Kullback dan Leibler adalah seperti pada Persamaan (5) berikut: N
I ( P : Q) = ∑ Pi ln i =1
pi qi
(5)
Dimana pi adalah probabilitas dari event i dari probabilitas distribusi P dan qi probabilitas dari event i dari probabilitas distribusi Q 3.4. Metode Prediksi Prediksi kekosongan atau kehilangan data debit banjir pada lokasi pegamatan, dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip informasi entropy dari maksimum dan minimum entropy. Antara maksimum entropy dan minimum entropy akan mempunyai nilai entropy dan distribusi probabilitas yang sama untuk kejadian yang terdistribusi merata. Sebagai contoh pada kasus pelemparan dadu, pi adalah probabilitas riil dari hasil pelemparan dadu, sedangkan qi adalah probabilitas secara teoritis yaitu 1/6. Optimasi terhadap maksimum entropy Persamaan (2) akan menghasilkan nilai sama dengan optimasi minimum entropy Persamaan (5) dengan nilai informasi qi =1/6. Gambar 2 dan 3 adalah distribusi probabilitas merata hasil yang didapat dari optimasi maksimum dan minimum entropy dengan batasan Persamaan (3) dan nilai rata-rata Persamaan (4) sebesar 3,5 dan 4,5. Prinsip minimum entropy dengan contoh pelemparan dadu tersebut dapat diaplikasikan dalam pemilihan distribusi probabilitas untuk parameter hidrologi, khususnya pada pengamatan riwayat data debit pada lokasi pengamatan suatu sungai untuk memberikan informasi pada lokasi yang lain. Prinsip dari maksimum entropy memungkinkan untuk memasukkan faktor distribusi probabilitas qi, yang merupakan informasi awal atau (prior probaility), untuk memperbaiki distribusi probabilitas akhir pi (posterior probability) sebagai dasar dalam prediksi.
Gambar 3. Distribusi probabilitas pelemparan dadu dengan set rata-rata kejadian = 4,5
Gambar 4 dan 5 adalah ilustrasi dua DAS yang berdekatan, dimana DAS B telah terjadi kekosongan data dalam waktu tertentu, sedangkan DAS A adalah DAS dengan data lengkap. Prediksi kehilangan data di B dapat dilakukan dengan bantuan informasi data dari DAS A dengan jangka waktu kejadian yang sama, dengan pertimbangan kemiripan pola aliran karena kedekatan faktor hidrologi dan klimatologi. Sedangkan informasi lain yang dibutuhkan dalam proses prediksi diantaranya adalah informasi hubungan probabilitas kedua DAS yaitu probabilitas gabungan antara DAS yang di prediksi maupun DAS yang memberikan informasi (DAS A dan B) dalam jangka dan waktu yang sama untuk kejadian-kejadian yang lain. Informasi yang juga penting adalah rata-rata dan deviasi kejadiankejadian dalam jangka dan waktu yang lain.
Informasi
B
A
Gambar 4. Ilustrasi dua DAS berdekatan
Kehilangan data pada DAS B
DAS A data lengakap
Gambar 2. Distribusi probabilitas pelemparan dadu dengan set rata-rata kejadian = 3,5 Kerjasama JICA, PU, MTPBA-FTUGM, HATHI, dan MSD-Network
Gambar 5 Ilustrasi DAS dengan data lengkap dan data hilang sebagian.
Seminar Mitigasi Bencana Alam dan Ulang Tahun ke 10 Program Pendidikan Bencana di MTPBA-FTUGM Yogyakarta 13 September 2011
HASIL DAN PEMBAHASAN Simulasi pertama prediksi kekosongan data debit banjir dilakukan pada stasiun pengamatan debit Katulampa yang berada di sungai Ciliwung menggunakan data maksimum bulanan. Skenario dilakukan dengan menghilangkan tujuh bulan data tahun 2007, yaitu bulan ke satu sampai ke tujuh. Prediksi kehilangan data debit dilakukan dengan batuan stasiun pengamatan terdekat yaitu stasiun Genteng yang berada di hulu sungai Cisadane. Prediksi dilakukan dengan menggunakan minimum Entropy (Persamaan 5), dimana pi adalah probabilitas akhir yang akan di cari sebagai dasar dalam melakukan prediksi, dan informasi awal qi didapat dari probabilitas gabungan dari rata-rata kejadian debit maksimum antara stasiun pengamatan katulampah dan stasiun Genteng tahun 2002 sampai 2006 (persamaan 2). Informasi awal dari kedua stasiun pengamatan tersebut akan berfungsi memperbaiki probabilitas gabungan pi pada saat prediksi dilakukan. Hasil prediksi kekosongan data debit pada stasiun katulampah berdasarkan informasi data debit dari stasiun Genteng, dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 6. Error rata-rata yang terjadi sebesar 0,57.
Simulasi kedua prediksi kekosongan data debit banjir dilakukan pada stasiun pengamatan debit Katulampa yang berada di sungai Ciliwung. Skenario dilakukan dengan menghilangkan sembilan bulan data tahun 2003, yaitu bulan ke satu sampai ke sembilan. Prediksi kehilangan data debit dilakukan dengan batuan stasiun pengamatan terdekat yaitu stasiun Batubeulah yang berada di hulu sungai Cisadane. Proses prediksi sama dengan simulasi yang pertama, dan hasil dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 7. Error rata-rata yang terjadi dari prediksi ssebesar 0.399 Tabel 2. Prediksi debit maksimum katulampah tahun 2003 Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengamatan 8.28 17.9 11.4 16.5 17.6 6.96 3.59 6.34 3.24
Prediksi 12.6 17.1 10.0 16.1 20.8 8.0 4.5 5.5 10.3
Error 0.52 0.05 0.12 0.02 0.18 0.15 0.24 0.13 2.19 0.40
Tabel 1. Prediksi debit maksimum Katulampah tahun 2007
Bulan
Pengamatan
Prediksi
Error
1 2 3 4 5 6 7
25.4 61.1 13.5 13.2 8.1 4.4 4.4
32.1 62.0 15.3 13.3 17.9 4.5 14.7
0.26 0.02 0.14 0.01 1.22 0.03 2.33 0.57
Gambar 7. Kurva prediksi dan pengamatan stasiun Katulapah tahun 2003 berdasarkan informasi dari stasiun Batubeulah
4. KESIMPULAN
Gambar 6. Kurva prediksi dan pengamatan stasiun Katulapah tahun 2007 berdasarkan informasi dari stasiun Genteng Kerjasama JICA, PU, MTPBA-FTUGM, HATHI, dan MSD-Network
Prediksi dilakukan menggunakan data debit maksimum bulanan yang diambil dari stasiun pengamatan Katulampa-Batubeulah-Genteng yang berada di wilayah sungai Ciliwung-Cisadane. Error yang dihasilkan pada prediksi tujuh bulan kekosongan data stasiun katulampa berdasarkan informasi data debit dari stasiun Genteng adalah
Seminar Mitigasi Bencana Alam dan Ulang Tahun ke 10 Program Pendidikan Bencana di MTPBA-FTUGM Yogyakarta 13 September 2011
0.57, sedangkan error yang dihasilkan pada prediksi sembilan bulan kekosongan data stasiun Katulampah berdasarkan informasi data debit stasiun Batubeulah adalah 0,399. Besarnya nilai error menunjukkan metode prediksi yang didasarkan pada pendekatan prinsip-prinsip entropy mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai metode prediksi kekosongan data debit. DAFTAR PUSTAKA Ben Xiaohui Xu, (1999), Regional Flood frequency Analysis for Southwestern Alberta, Theses, submitted to the faculty Of Graduate Studies In Partial Fullfilment Of The Requirements For The Degree Of Master Of Science, Department Of Civil Engineering The University Of Calgary C. Goodier & U Panu, 1994, Infilling Missing Monthly Streamflow Data using A Multivariate approach, Department Of Civil Engineering Lakeheat University Thunder Bay, Ontario Canada, P7b-5E1. Jaynes E. T., (1957), Information Theory and Statistical Mechanics. II, The Physical Review, Vol. 108, No 2, 171190, Departement of Physics, Stanford University, California. Kullback S, Leibler R. A, (1951), On Information and Sufficiency, The Annal of Mathematical Statistics, Vol 22, No 1, pp. 79-86. Krstanovic P. F., Singh V. P., (1993), A real-time flood forecasting model based on maximum-entropy spectral analysis, Water Resources Management 7:109-129, Copyright Springer Netherlands Krstanovic P. F., Singh V. P., (1989), An entropy based method for flood forecasting, New Directions for Surface Water Modeling (Procecdines of the Baltimore Symposium), IAHSPubl.no. 181. Lind, N. C.; Hong, H. P.; Solana, V. (2005), A cross entropy method for flood frequency analysis, Stochastic Hydrology and Hydraulics, Volume 3, Issue 3, pp.191-202 Lind N, Pandey M, Nathwani J., (2007), Assessing and Affording the Control of Flood Risk , Special Workshop on Risk Acceptance and Risk Communication, March 26-27, Stanford University, Institute for Risk Research, University of Waterloo, Canada, 404-1033 Belmont, Victoria, BC, Canada V8S 3T4 Rao R. A., Hsieh C.H., (1987), Maximum entropy probability distributions for flood frequency analysis, Civil Engineering and Environmental Systems, 1029-0249, Volume 4, Issue 2, 1987, Pages 67 – 76 Shannon C. E, (1948), A Mathematical Theory of Communication, Bell System Technical Journal, v. 27, pp. 379-423, 623-656.
Kerjasama JICA, PU, MTPBA-FTUGM, HATHI, dan MSD-Network
Seminar Mitigasi Bencana Alam dan Ulang Tahun ke 10 Program Pendidikan Bencana di MTPBA-FTUGM Yogyakarta 13 September 2011
Kerjasama JICA, PU, MTPBA-FTUGM, HATHI, dan MSD-Network
Seminar Mitigasi Bencana Alam dan Ulang Tahun ke 10 Program Pendidikan Bencana di MTPBA-FTUGM Yogyakarta 13 September 2011
Kerjasama JICA, PU, MTPBA-FTUGM, HATHI, dan MSD-Network