Praktikum III Routing
I. Tujuan Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mahasiswa memahami konsep gateway 2. Mahasiswa memahami skema roting 3. Mahasiwa memahami cara kerja router 4. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing 5. Mahasiswa memahami konsep routing di inter-networking. 6. Mahasiswa mampu membangun router-router di inter-networking (lebih dari 2 subnet). II. Dasar Teori Untuk menggabungkan 2 jaringan atau lebih diperlukan sebuah perangkat yang disebut sebagai router. Router
Jaringan B
Jaringan A
Amir
Tini
Tono
Badu
Ratna
Gambar Komunikasi antar jaringan membutuhkan penghubung (Router) Konsepnya, pengirim paket akan menguji tujuan dari paket apakah tujuan IP berada pada jaringan lokal atau tidak. Jika tidak, pengirim paket akan meminta bantuan ke router yang terhubung dengannya dan paket diberikan ke router untuk diteruskan. Router yang diberi paket pada prinsipnya juga bekerja seperti pengirim paket tadi. Setiap router mengulangi cara yang sama sampai paket berada pada router yang mempunyai koneksi lokal dengan penerima. Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang
mengatur mekanisme pengiriman selain itu router juga memilih “jalan terbaik” untuk mencapai tujuan. Diberikan ilustrasi sederhana dapat dilihat pada gambar di bawah ini Router
Jaringan B
Jaringan A
Amir
Tini
Tono
Badu
Ratna
Gambar Konsep Pengiriman Paket Melalui Router Default Gateway Router adalah komputer general purpose (untuk tujuan yang lebih luas) dengan dua atau lebih interface jaringan (NIC Card) di dalamnya yang berfungsi hubungan 2 jaringan atau lebih, sehingga dia bisa meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Untuk jaringan kecil, interface-nya adalah NIC Card, sehingga router mempunyai 2 NIC atau lebih yang bisa menghubungkan dengan jaringan lain. Untuk LAN kecil yang terhubung internet, salah satu interface adalah NIC card, dan interface yang lain adalah sembarang hardware jaringan misal modem untuk leased line atau ISDN atau koneksi internet ADSL yang digunakan. Router bisa dibuat dari komputer yang difungsikan sebagai router, jadi tidak harus hardware khusus misalnya cisco router . Default gateway dari suatu jaringan merupakan sebuah router yang digunakan untuk meneruskan paket-paket dari jaringan tersebut ke jaringan yang lain. Biasanya LAN dikonfigurasi hanya mengetahui LAN miliknya dan default gatewaynya. Jika dalam suatu LAN tidak ada default gateway-nya maka LAN tersebut tidak bisa terkoneksi dengan jaringan lainnya. Jadi supaya dapat melakukan routing maka setting/Konfigurasi jaringan perlu ditambahkan satu lagi yaitu default gateway. Sekarang ada tiga parameter yang penting pada setting/konfigurasi jaringan yaitu : 1. IP Address 2. Netmask 3. Default Gateway.
Tabel Routing Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data, maka router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus saya kirim ke jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai tabel routing yang berisi NETID dan Default gatewaynya. Router 192.168.1.13
192.168.1/24
192.168.1.5
192.168.2.43
192.168.2/24
192.168.2.36
Gambar Contoh desain jaringan dengan dua subnet Berdasarkan gambar diatas adalah skenario pengiriman data dari komputer 192.168.1.5 ke komputer 192.168.2.36 : 1. Komputer 192.168.1.5 ingin mengirim data ke 192.168.2.36, menyadari bahwa alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer mencari daftar “default gateway” pada property TCP/IP yaitu 192.168.1.13. Paket data kemudian dikirim ke Gateway tersebut. 2. Pada komputer 192.168.1.13 paket data tersebut kembali diperiksa, dan ditemukan pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke jaringan 192.168.2 lewat IP 192.168.2.43 3. Via IP 192.168.2.43 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu 192.168.2.36 Router yang mempunyai tabel routing yang dikelala secara manual disebut sebagai static routing. Tabel tersebut berisi daftar jaringan yang dapat dicapai oleh router tersebut. Static routing dapat mempelajari jaringan yang berada di sekelilingnya secara terbatas (bila hanya 2 jaringan), tapi bila terdapat banyak jaringan, maka administrator harus mengelola tabel routing tersebut secara cermat. Dynamic routing adalah fungsi dari routing protocol yang berkomunikasi dengan router yang lain untuk saling meremajakan (update) tabel routing yang ada. Dengan demikian, administrator tidak perlu melakukan updating jalur (path) jika terjadi perubahan
jalur transmisi (path). Dynamic routing umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang besar dan lebih kompleks. Perangkat router dapat menggunakan hardware khusus seperti CISCO atau menggunakan komputer yang diberi interface jaringan lebih dari 1 sesuai dengan banyaknya segmentasi jaringan. Segmentasi jaringan yang berbeda bisa dihubungkan dengan menambahkan table routing. Perintah-perintah yang berhubungan dengan Table routing sbb :
Untuk melihat tabel routing kita memakai perintah : route –n
Untuk menambah sebuah route pada sebuah jaringan memakai command : route add –net destaddr netmask x.x.x.x gw routeaddr
Untuk membuat setting permanen maka pada perinath route ditambahkan opsi –p. Untuk menghapus pakai perintah route delete destaddr
IP Aliasing untuk Multi-Netting IP Aliasing adalah adalah mapping single MAC Address untuk multiple IP address, satu NIC bisa diberi nomor IP lebih dari satu. Contoh penggunaan IP Aliasing bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Jaringan C 192.168.20.0/24
Jaringan A 192.168.16.0/24
Menggunakan gtw=192.168.16.1
Jaringan B 192.168.18.0/24
Eth1:0 Eth1
Menggunakan gtw=192.168.20.1
Menggunakan gtw=192.168.18.1
Gambar Router memakai IP aliasing
Dengan 2 NIC bisa menghubungkan 3 subnet yang berbeda. Dimana salah satu NIC router diberi 2 nomor IP Inter-Network Internet adalah kumpulan dari banyak jaringan yang terpisah. Jaringan ini dihubungkan ke jaringan yang lain dengan router. Ketika kita berkomunikasi dengan internet, paket dari komputer kita berjalan hop/langkah demi hop/langkah melewati semua jaringan yang menghadangnya sampai ke tempat tujuan. Pada setiap hop, sebuah router meneruskan paket menuju tujuan. Paket yang ada hanya berisi IP tujuan tidak berisi routing apapun (dia harus kemana/melewati jalan mana pengirim tidak tahu) router-lah yang harus memutuskan paket ini harus melewati router mana saja dengan menggunakan tabel routing, yang merupakan sekumpulan aturan yang memberitahu router mengenai hop berikutnya untuk melanjutkan paket sampai ke tujuan.
Net... Net... .
Net...
t.. Ne
Net...
Net...
Net 4
Net...
t2 Ne
t Ne
Net 3
Ne
. t..
Net...
Komputeryangdihubungi
1
KomputerSaya
Gambar Perjalanan hop demi hop pada banyak jaringan Ketika perjalanan melintasi jaringan ke banyak hop, Setiap hop yang berubah adalah segmet ethernet dari tujuan. Sedangkan IP tujuan dan sumber selalu sama sampai di tujuan. Kita dapat mendiagnosa memakai tcpdump. Sehingga kita dapat memeriksa jalannya jaringan dan jika ada masalah bisa mengetahui masalah ada pada hop yang mana. Gambar dibawah berikut ini merupakan ilustrasi perubahan alamat paket dari hop ke hop sampai data ke tujuan.
SRC SRC
IP
A IP
MAC Y" MAC B MAC
DST
MAC A MAC
DST
IP
X' MAC
A IP
B IP
B IP SRC MA C IP
DST
X'' MAC
Y' MAC
A IP
B IP
A
B
Gambar Ilustrasi Perubahan Alamat Paket Hop demi Hop III. Tugas Pendahuluan 1. Jelaskan apa perbedaan command router memakai –n dan jika tidak memakai -n. 2. Jelaskan tentang IP Aliasing. 3. Jelaskan cara melakukan setting permanen router. 4. Sebutkan file – file yang diperlukan pada konfiurasi router di linux dan jelaskan pula apa kegunaan file – file tersebut. 5. Jelaskan secara singkat bagaimana komputer bisa mengirim data di internet ! 6. Perubahan apa yang terjadi pada paket jika kita berkomunikasi dengan jaringan yang lain ? 7. Jelaskan secara singkat apa kegunaan perintah traceroute dan tuliskan kembali command traceroute beserta parameternya ! IV. PERCOBAAN 1. Berikut ini topologi pada gambar
2. Lakukan langkah – langkah sebagai berikut supaya jaringan B dan C bisa saling koneksi : a. Pada Seluruh jaringan B dan C
ifconfig eth0 down
ifconfig eth0 up
ifconfig eth0 no_ip netmask no_netmask broadcast no_brodcast up
route add -net default gw no_gw
b. Jalankan perintah ping antara komputer di jaringan B c. Jalankan perintah ping antara komputer di jaringan C d. Jalankan perintah ping antara komputer di jaringan B dan jaringan C dan antara jaringan C dab jaringan B, apakah bisa komunikasi ? e. Catat semua hasil percobaan f. Pada Jaringan yang berfungsi sebagai router :
ifconfig eth0 down
ifconfig eth0 up
ifconfig
eth0
no_ip_pertama_router
netmask
no_netmask
broadcast
no_ip_kedua_router
netmask
no_netmask
broadcast
no_brodcast up
ifconfig
eth0:1
no_brodcast up
echo 1> /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
g. Jalankan Perintah ping antar jaringan B dan C dan antara jaringan C dan B, bagaimana hasilnya ? 3. Sesuai dengan desain jaringan pada gambar, kita akan menghubungkan seluruh jaringan menggunakan router statis eth0:1 10.252.20.20.2/24 Jaringan A 10.252.20.10.0/24
Router 1
Jaringan B 10.252.20.20.0/24
eth0 10.252.20.10.2/24 Jaringan A Range IP 10.252.20.10.210.252.10.254/24 Defalut gw : 10.252.10.2
eth0:1 10.252.20.30.2/24
Router 2
Jaringan C 10.252.20.30.0/24
eth0 10.252.20.20.3/24
Jaringan A Range IP 10.252.20.20.310.252.20.254/24 Defalut gw : 10.252.20.2
Jaringan A Range IP 10.252.20.30.210.252.30.254/24 Defalut gw : 10.252.30.2
4. Ikuti langkah berikut untuk membangun jaringan menggunakan router statis. a. Pada jaringan A, B dan C
ifconfig eth0 down
ifconfig eth0 up
ifconfig eth0 no_ip netmask no_netmask broadcast no_brodcast up
route add -net default gw no_default_gw
b. Jalankan perintah ping di jaringan masing – masing A, B dan C c. Jalankan perintah ping antar jaringan A, B dan C d. Catat hasilnya e. Pada Router 1
route del
ifconfig eth0 10.252.10.2 netmask 255.255.255.0 broadcast 10.252.10.255 up
ifconfig eth0 10.252.20.2 netmask 255.255.255.0 broadcast 10.252.20.255 up
echo 1> /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
route add -net 10.252.30.0.24 gw 10.252.20.3
f. Pada Router 2
route del
ifconfig eth0 10.252.20.3 netmask 255.255.255.0 broadcast 10.252.20.255 up
ifconfig eth0 10.252.30.2 netmask 255.255.255.0 broadcast 10.252.30.255 up
echo 1> /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
route add -net 10.252.30.0.24 gw 10.252.20.3
g. Jalankan perintah ping antar jaringan A, B dan C, bandingkan hasilnya dengan 2.d. h. Buka terminal baru jalankan ethereal, pada terminal yang lainnya jalan ping dari jaringan A ke jaringan C dan tangkap paketnya. Catat perubahan paket src MAC, dan ds MAC serta src IP dan dst I, analisa hasilnya. i. Berikan kesimpulan anda tentang 2.h. 5. Sebagai percobaan kedua, bangun jaringan sesuai dengan desain jaringan seperti pada gambar. eth0 192.168.10.1/24
eth0:1 192.168.20.1/24
eth0:1 192.168.20.30.2/24
Jaringan A 192.168.20.10.0/24
eth0:1 192.168.20.40.1/24
Jaringan B 192.168.20.30.0/24
Jaringan D 192.168.10.0/24
eth0 192.168.20.2/24
Jaringan C 10.252.20.40.0/24
eth0 192.168.30.2/24
6. Jika jaringan sudah terbangun, test konektifitas jaringan yang ada. 7. Jalankan perintah traceroute dari jaringan .D ke jaringan C, catat dan analisa hasilnya.