Praktek Akademik Berbasis Teleconference, Inovasi Pendidikan Dokter Gigi Era Modern UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Gigi sudah sukses melaksanakan sistem teleconference untuk sejumlah praktek akademik. Misalnya, untuk kegiatan perkuliahan, koordinasi pimpinan dengan universitas di luar negeri, dan wawancara kandidat S3. Saat ini, FKG makin mengukuhkan diri sebagai fakultas yang kaya inovasi. Ketua Unit Sistem Informasi (USI) FKG UNAIR Aqsa Sjuhada drg MKes, telah mendapat pelatihan khusus teleconference di TEMDEC (Telemedicine Development Center of Asia) Kyushu UniversityJepang. Pelatihan khusus selama sebulan ini dimaksudkan untuk membekali kecakapan dan keterampilan personil USI FKG ke tingkat yang lebih tinggi. Aqsa menjelaskan, dengan dukungan seluruh staf USI dan pimpinan fakultas serta partisipasi aktif segenap civitas akademika, FKG siap menjadi institusi kedokteran gigi pertama di Indonesia yang menerapkan teledentistry.
Kegiatan teleconference FKG yang diikuti beberapa universitas luar negeri (Foto: Istimewa) Kegiatan teleconference FKG selama ini telah terkoneksi dengan beberapa institusi. Antara lain, Hiroshima University, Tohoku University, Kyushu University, Universitas Indonesia, Kagoshima University, RS Harapan Kita, dan masih akan bertambah lagi. Lebih lanjut, Aqsa menjelaskan, dalam waktu dekat akan dilaksanakan seminar internasional dengan berbagai Universitas di dunia berbasis teleconference. “Seminar dengan basis teleconference ini baru pertama kali dilaksanakan oleh FKG di Indonesia. Jarak antara narasumber bukan masalah. Yang berarti, dapat menghemat waktu, dan biaya. Transfer of knowledge dari dalam dan luar negeri bisa berlangsung lebih cepat dan mudah”, kata Aqsa. (*) Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman
FKG Siap Go International dengan Beragam Program UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) sebagai fakultas tertua kedua di Universitas Airlangga setelah Fakultas Kedokteran (FK), merajut asa-asa menuju internasionalisasi. Student exchange, staff exchange, visiting professor, summer course, dan international research collaboration, adalah program-program yang dipatok oleh FKG untuk menunjang langkah UNAIR menjadi 500 perguruan tinggi terbaik dunia tahun 2019. ”Kami sudah memulainya untuk mencetak lulusan dengan kompetensi yang terus membaik. Semua akan kami capai dengan bahasa dunia. Artinya dicapai melalui bahasa penelitian yang bereputasi internasional, baik melalui student exchange, staff exchange, international research collaboration, dan visiting professor. Itu semua supaya lulusan FKG bisa bergaul di forum internasional,” kata Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes, Dekan FKG UNAIR kepada UNAIR NEWS. Pada program student exchange misalnya, Hiroshima University, Selasa (1/3) lalu mengukuhkan tiga mahasiswa FKG UNAIR yang baru menyelesaikan Short Term Stay enam bulan di Jepang. Kerjasama dengan Hiroshima University juga telah meluluskan dua Sarjana Kedokteran Gigi dalam program long term stay empat tahun di Jepang. Untuk ini, mahasiswa harus kuliah setahun di FKG dan empat tahun berikutnya di Hiroshima. Setelah lulus sarjana, ia kembali ke FKG untuk pendidikan professinya dan meraih gelar dokter gigi (drg). “Sejak lima tahun lalu FKG sudah memberangkatkan lima angkatan. Tetapi angkatan II hingga V masing-masing hanya seorang,” kata Dr. Darmawan. Dalam student exchange ini ada tiga pilihan, selain enam bulan dan empat tahun juga ada yang hanya 10 hari.
Guna mendukung langkah menuju 500 dunia, FKG menargetkan mengunggah 40 publikasi ilmiah internasional. ”Target kontrak” ini sudah ditandatanganibersama para dekan dengan Rektor pada 27 Januari 2016. Karenanya FKG menggiatkan kolaborasi penelitian bertaraf nasional dan internasional, baik yang menggunakan dana dari Dikti maupun dari luar Dikti. Kemudian dalam program WCU (World Class University) juga dibenarkan melaksanakan visiting professor. Untuk itu dihadirkan professor asal Hiroshima University. Guru Besar asing yang hadir akan memberikan perkuliahan kepada mahasiswa, membimbing usaha menghaluskan proposal kolaborasi penelitian internasional, sehingga jika ada penawaran dari lembaga internasional non-Dikti maka FKG sudah siap. ”Untuk itu kami akan memetakan kesiapannya, membiayai penerjemahannya hingga masuk ke jurnal internasional yang terindek Scopus, sekaligus untuk meraih bonus dari universitas sebesar Rp 50 juta. Jadi arahnya kesana,” tandas orang nomor satu di fakultas yang dihuni 869 mahasiswa dan 167 dosen ini. Sedangkan
program
summer
course
selain
untuk
menambah
kolaborasi internasional juga sebagai university holding. Kebetulan program ini peminatnya tinggi. FKG akan menyelenggarakan kursus pendalaman keahlian, misalnya bedah mulut, bibir sumbing, periodonsia, dan keunggulan lain dari kedokteran negara tropis. Banyak yang tertarik, selain mahasiswa dalam dan luar UNAIR, juga para pengajar dan dokter gigi yang ingin menambah pengetahuan kekiniannya. ”Selain memanfaatkan ragam kasus penyakit di negara tropis, peserta dari luar senang karena disini banyak pasien sehingga berlatihnya juga banyak,” tambah Dr. Darmawan. Dalam program Visiting Professor (VP), Maret lalu sudah menghadirkan Prof. Kato dari Hiroshima University, dan Juni nanti dari Kagoshima University. Sebelum ini dalam anggaran 2015 juga sudah dua Guru Besar Jepang dihadirkan FKG UNAIR
dalam program VP ini. Ditanya tentang perluasan kerjasama, Darmawan menjelaskan saat ini sedang merintis kemitraan dengan universitas di Eropa untuk menambah jalinan yang selama ini sudah terbina dengan Jepang, Korea, Malaysia, dan terbaru dengan Australia. ”Kami sedang melakukan pendekatan dengan sebuah universitas di Belanda, doakan saja universitas top bisa kita jalin. Sekarang yang bisa lebih cepat kita tangkap ya itu dulu yang kita lakukan,” katanya. (*) Penulis : Bambang BES
Sergio Santoso dan Ria Sandra, Dua Wisudawan Terbaik yang Punya Komitmen Tinggi UNAIR NEWS – Di masyarakat, belimbing wuluh sering dimanfaatkan sebagai obat herbal yang berguna bagi tubuh, atau setidaknya khasiatnya mengurangi dampak pemakaian obat kimia. Karena buah tropis Indonesia ini, konon bisa digunakan sebagai obat alternatif karena mengandung antioksidan, anti bakteri, dan anti inflamasi.
Sergio wisudawan
Santoso terbaik S1
Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) (Foto: Istimewa) Penasaran dan ingin membuktikan seperti apa khasiat belimbing wuluh itu, maka Sergio Santoso melakukan penelitian terhadap ekstrak daun belimbing wuluh. Hasil penelitiannya kemudian sebagai bahan skripsinya. Jadilah skripsinya berjudul ”Uji Viabilitas Ekstrak Daun Belimbing Wuluh Terhadap Sel Firoblas BHK 21”, yang sekaligus turut mengantarkan Sergio terpilih sebagai wisudawan terbaik S1 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga dengan IPK 3,78. “Yang melatari penelitian ini adalah banyaknya bahan kimia yang digunakan sebagai obat. Untuk mencari obat alami sebagai alternatif perawatan saluran akar, juga sebagai bahan herbal untuk mengurangi bahan kimia yang memungkinkan terjadinya iritasi di lingkungan rongga mulut,” kata pria kelahiran Malang 29 November 1994 ini. Selama penelitian ia harus di laboratorium dan berkutat dengan ELISA reader menggunakan ekstrak daun belimbing wuluh dan sel firoblas BHK 21. Penelitiannya ini merupakan kolaborasi dengan dosen pembimbingnya, Nirawati Pribadi, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
dan Dr. Ira Widjiastuti drg., M.Kes, Sp. KG (K). Skripsinya ini juga dibimbing oleh Ari Subiyanto, drg.,MS., Sp.KG (K), dan mendapat bantuan dari Prof. Dr. Adioro Soetojo, drg., M.S., Sp. KG (K) dan Dr. Tamara Yuanita, drg., M.S., SpKG (K). Penggemar futsal dan gym ini juga mendapatkan motivasi dan dukungan dari orang tua, kekasih, dan teman-temannya yang ikut berjuang bersamanya. Ia mengaku tidak memiliki kendala ketika melakukan penelitian, kecuali perasaan kurang mandiri lantaran jauh dari rumah. Namun setelah menemukan teman-teman baiknya, ia mampu membiasakan diri dengan lingkungan. ”Bagi saya, teman adalah segalanya. Tanpa kalian, saya bukan apa-apa,” katanya sebagai ucapan terima kasih pada kawankawannya yang ikut membantu dan menyemangatinya selama belajar di UNAIR. (*) KOMITMEN TERHADAP PENYELAMATAN LINGKUNGAN
Ria Sandra Alimbudiono Wisudawan Terbaik S3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) (Foto: Istimewa) Sementara itu Ria Sandra Alimbudiono, yang dinyatakan sebagai
Wisudawan Terbaik S3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR, punya komitmen tinggi terhadap lingkungan. Baginya, menjaga lingkungan hari ini merupakan bagian dari mencintai anak cucu, sebab merekalah kelak yang akan mewarisi bumi ini. “Jangan mengatakan sayang KEpada anak cucu jika belum menjaga lingkungan, karena mereka tidak akan bisa hidup nyaman tanpa lingkungan yang nyaman,” ujarnya. Berbekal kepedulian yang tinggi terhadap isu lingkungan itulah, maka dosen Universitas Surabaya (Ubaya) ini mengangkatnya isu lingkungan tersebut sebagai topik disertasinya. Ia meneliti pengaruh environmental management accounting knowledge terhadap timbulnya environmental intention pada mahasiswa. “Hasilnya memang ada pengaruh pengetahuan yang dimiliki seseorang akan lingkungan dalam mendorong adanya niatan orang tersebut berperilaku ramah lingkungan,” katanya. Dengan mengangkat isu lingkungan agak terasa “beda” disertasi Ria ini, dibanding dengan disertasi kebanyakan. “Saya terkejut dan tidak menyangka dipilih yang terbaik. Padahal saya hanya melakukan ‘I Do My Best’ ketika sekolah di UNAIR, ya karena saya sudah bukan lagi anak muda yang punya banyak waktu bebas. Karena itu saya tidak menyangka dapat predikat ini,” imbuhnya. Dalam menempuh pendidikan S3 Ilmu Akuntansi ini ia akui banyak tantangannya. Pertama, katanya, faktor usianya yang bukan lagi usia untuk sekolah. Jadi harus berkorban banyak hal mulai waktu bersama keluarga, finansial, dsb. Namun disadari ini bagian dari konsekuensi yang harus dijalaninya. “Menempuh pendidikan doktoral merupakan pilihan pribadi yang kita pilih secara sadar dan dewasa. Karena itu selesaikan segala sesuatu yang telah dimulai dengan indah dan diakhiri dengan indah pula,” tambahnya. (*)
Penulis : Lovita Marta Fabella & Yeano Dwi Handika Editor : Bambang Bes
FKG Kenalkan Kesehatan Gigi pada Anak-Anak UNAIR NEWS – Penyakit gigi dan mulut selalu menjadi ancaman bagi setiap orang. Termasuk, anak-anak. Terlebih, persoalan karies yang masih memiliki prevalensi tinggi pada para bocah. Maka itu, penanggulangan penyakit dan perawatan gigi harus rutin dilaksanakan. Tujuannya, menjadikan anak Indonesia lebih sehat. Sehubungan dengan hal itu, Departemen Kedokteran Gigi Anak mengadakan serangkaian kegiatan. Bertempat di klinik spesialis kedokteran gigi anak Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) pada bulan Januari hingga maret lalu. Adapun poin-poin acaranya adalah penyuluhan dan pemeriksaan gigi gratis. Acara tersebut memiliki semangat untuk mengenalkan tentang kesehatan gigi pada anak-anak. Tak kurang dari 100 siswa TK dan SD dari berbagai wilayah di Surabaya hadir. Apa yang dilakukan itu tak lepas dari bentuk pengabdian masyarakat. “Kegiatan ini diharapkan dapat terlaksana setiap tahun. Kami siap melayani semua sekolah di wilayah Surabaya,” ujar Koordinator Acara Mega Moeharyono Putri, drg., Sp.KGA., Ph.D. Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman
Mahasiswa FKG Rebut Tiga Gelar di Ajang Lomba Ilmiah Nasional UNAIR NEWS – Moestopo Dentistry Scientific (MDS) kembali digelar di Jakarta pada 4-5 maret 2016. Ajang tahunan yang memasuki kali kelima ini menghadirkan para scientist muda seIndonesia. Selain UNAIR, tampak delegasi Universitas Mahasarasawati, Universitas Indonesia, Universitas Hasanudin, Universitas Trisakti, Universitas Achmad Jani dan Universitas Moestopo (beragama). Helatan ini merupakan ajang adu “ketajaman pena” para peneliti pemula. Mereka menyabung karya tulis ilmiah di sana. BEM FKG UNAIR menurunkan 6 tim mahasiswa pada ajang bergengsi ini. Mereka dibimbing oleh dua dosen. Yakni, Tania Saskianti, drg., Sp.KGA. Ph.D dan Andra Rizkiawan, drg., Ph.D., Sp.BM. Tak kurang tiga gelar berhasil dibawa pulang. Rinciannya, juara 1 dan peringkat 3 pada kategori literature review. Juga, peringkat 3 pada kategori penelitian. Juara 1 kategori literature review dimenangkan oleh tim yang terdiri dari Merina Dwi Pangastuti, Livia Lovin Nikita Ayu Arifin dan Sela Yuni Putriana. Judul tulisan mereka adalah Stem Cell From Exfoliated Deciduous Teeth (SHED) Untuk Regenerasi Bone Marrow Pasca Radioterapi Penderita Leukimia. Sedangkan, peringkat 3 kategori yang sama diraih oleh tim Sarah Fitria Romadhon, Dea Ivana Yulesta Putri, dan Ni Made Titia Prabandari. Judul karya mereka Ekstrak Kitosin Dari Kepala Udang Windu (Peneaus Monodon) Sebagai Absorbable Suture Pada Prosedur Labio-Palato Plasty Penderita Labio-Palato
Schizis. Adapun peringkat 3 kategori penelitian diraih oleh tim Alexander Patera Nugraha, Febrian Ardwianto dan Nanda Rachmad Putra Gofur. Judul karya, Prevalensi Kandidiasi Oral dan Kolerasinya Dengan Kadar CD4+ Pada Penderita HIV/AIDS. (*) Penulis: HumasFKG Editor: Rio F. Rachman
Pimpinan Baru RS Gigi dan Mulut FKG Janji Tingkatkan Mutu Pelayanan UNAIR NEWS – Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG UNAIR memiliki pimpinan baru. Serah terima jabatan dilaksanakan menyusul pergantian jajaran pimpinan di lingkungan FKG UNAIR. Acara yang dilaksanakan di gedung garuda muka ini diawali dengan sambutan dari Direktur RSGM periode yang lalu, Hening Tuti Hendarti, drg., M.S., Sp.PM. Hening menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi dalam pendirian RSGM dan sangat mengharap, dengan penggantian pimpinan, keadaan akan menjadi lebih baik. Hening juga sangat berharap bahwa RSGM dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi. Serah terima dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur RSGM baru, Prof. R. Coen Pramono D, drg., SU., Sp.BM(K). Pada kesempatan ini Coen menyampaikan bahwa akan meningkatkan mutu RSGM di masa yang akan datang dan berjanji akan menyelesaikan permasalahan. “Kami akan berupaya keras menguatkan RSGM agar
menjadi lebih baik lagi,” kata dia. Acara dihadiri oleh Dekan FKG UNAIR dan disaksikan oleh seluruh Civitas akademika, Dalam sambutannya Dekan menegaskan walau RSGM bersifat mandiri, namun FKG UNAIR akan terus mendukung dan berharap komunikasi yang sudah terjalin sangat baik dapat berlangsung di masa yang akan datang . (*) Penulis: Humas FKG UNAIR Editor: Rio F. Rachman
Video Conference, Komunikasi Kekinian Ala FKG UNAIR NEWS – FKG UNAIR tak pernah henti berinovasi. Misalnya, saat sejak 2011 lalu, fakultas yang berlokasi di kampus A ini menggunakan mekanisme video conference untuk berkomunikasi dan berdiskusi mengenai program kerjasama dengan kampus luar negeri. Tak hanya itu, terdapat pula kuliah bersama sekaligus dengan empat universitas di empat negara berbeda, Jepang, Kamboja, Vietnam dan Indonesia. Video conference juga digunakan untuk menjembatani ketiadaan dosen FKG secara fisik di fakultas. Kuliah secara E-learning telah dilaksanakan oleh dosen ilmu faal, Aqsa Syuhada, drg., M.Kes, yang saat ini sedang menjalani training selama satu bulan di Kyusyu University, Jepang. Tidak berhenti sampai di situ saja, kegiatan video conference juga dilaksanakan untuk acara penutupan student exchange selama 6 bulan di Hiroshima University dan wawancara 2 dosen muda FKG yang akan berangkat study program doktoral si Tohoku University, Jepang.
Video conference menjadi sesuatu yang sangat berguna bagi FKG untuk membuka jalinan komunikasi dengan universitas di luar negeri. Sehingga, percepatan UNAIR menuju WCU menjadi sesuatu yang lebih mudah untuk diraih. (*) Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman
FKG Terus Siapkan Akreditasi Internasional Asean University Network UNAIR NEWS – Pada 2015 lalu, program akademik S1, profesi kedokteran gigi, dan magister, meraih akreditasi A dari BAN PT. Pada 2016, FKG UNAIR kembali mendapat akreditasi untuk beberapa program spesialis. Program spesialis ini diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAMPTKES). Tahun ini, program spesialis Prostodonsia dan Konservasi Gigi mendapat akreditasi A dan program D3 teknologi kedokteran gigi mendapat akreditasi B. “Target kami adalah akreditasi untuk 11 program studi. Setelah 6 program mendapat akreditasi yang membanggakan, selanjutnya adalah pengajuan akreditasi untuk 5 program spesialis lain, yaitu Ilmu kedokteran gigi anak, orthodonsia, periodonsia, ilmu penyakit mulut dan bedah mulut,” ujar Dekan FKG, Dr. R., Darmawan Setijanto, drg., M.Kes. Darmawan menambahkan, tujuan dari akreditasi ini tidak sekadar pengakuan secara tertulis. Lebih jauh, ini adalah bentuk
peningkatan mutu pendidikan. Akreditasi yang sangat baik ini adalah modal dasar untuk tahap selanjutnya. Yaitu, pengakuan dunia melalui akreditasi Asean University Network (AUN). (*) Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman
FKG Gencar Helat Revolusi Mental
Training
UNAIR NEWS – Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi menaruh harapan besar pada Universitas Airlangga (UNAIR). Kampus yang berdiri sejak 1954 ini ditargetkan dapat menembus peringkat 500 besar perguruan tinggi terbaik di dunia. Untuk mewujudkan mimpi tersebut, seluruh elemen civitas akademika mesti berperan aktif. Sumber Daya Manusia yang unggul menjadi pondasi penting. Sekaligus, penggerak ke arah perubahan yang lebih baik. Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) merespon positif rencana besar tersebut. Beragam program dijalankan. Salah satunya, dengan menggelar training bertajuk Revolusi Mental Sumber Daya Manusia Fakultas Kedokteran Gigi UNAIR di Garden Palace Surabaya, pada Sabtu lalu (20/2). Segenap staf pengajar dan guru besar fakultas turut hadir dan berpartisipasi. Acara ini dihadiri oleh Dekan FKG UNAIR Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes, dan tiga pembicara lain. Yakni, Prof. Dr. Ir. Abdullah Shahab, M.Sc., Ir. Misbahul Huda, M.Sc., dan KH. Ir. Taat Budi Utomo. Darmawan mengatakan, training revolusi mental ini berusaha
menselaraskan langkah mahasiswa, tenaga kependidikan, dan dosen (termasuk guru besar) menuju internasionalisasi. “Kalau kita punya target yang mendunia, kinerja kita harus sesuai dengan standar dunia. Mahasiswa juga harus siap apabila kami mengubah gaya mengajar,” tutur Darmawan. Training dengan topik Revolusi Mental sendiri sudah kerap digelar secara simultan. Semua elemen mulai mahasiswa, tenaga kependidikan, serta staf pengajar dan guru besar dilibatkan. Gelaran ini sudah dihelat sejak Desember tahun 2015. (*) Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman
Lebih Dari 8.000 Siswa SMA Berpastisipasi dalam DENTINE 2016 UNAIR NEWS – Lebih dari 8000 siswa SMA/SMK/Sederajat dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Dentistry Intellectual Challenge atau DENTINE tahun ini. Dengan jumlah peserta sebesar itu, DENTINE menjadi kegiatan dengan jumlah peserta terbesar yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR. Tahun 2016 ini merupakan penyelengaraan ketujuh DENTINE. DENTINE merupakan serangkaian acara yang meliputi olimpiade sains, essay competition, kompetisi basket, futsal, dan lomba desain grafis. Materi pada olimpiade meliputi bidang matematika, fisika, biologi, kimia, dan kedokteran gigi dasar. “Hampir semua lomba mengangkat tema inovasi terbaru dalam
dunia kedokteran gigi. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi adik-adik SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kami ingin mengangkat nama UNAIR dan fakultas,” ujar Ketua Panitia DENTINE 2016, Rahmad Rifqi Fahreza. Babak penyisihan dilangsungkan pada Minggu (14/2) secara serentak di 18 rayon yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan babak semifinal, final, dan grandfinal dilangsungkan pada 20 & 21 Februari 2016 di Kampus FKG UNAIR. Minggu (21/2), siapa pemenang olimpiade sains dan essay competition diumumkan. Bertempat di RK. A FKG UNAIR, para peserta terlihat antusias menunggu siapa juara di masingmasing lomba dan kategori. Menjelang petang para pemenang diumumkan. Tim dari SMAN 1 Trenggalek menyabet Juara I, Juara II diraih oleh tim dari SMA Karang Turi, Semarang, dan Juara III diperoleh tim dari MAN 3 Malang. Jajaran dekanat, dosen, dan perwakilan dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) turut hadir menyaksikan pengumuman para juara tersebut sekaligus menyerahkan hadiah kepada para pemenang. “Tujuannya agar kita bisa meningkatkan kualitas mahasiswa yang masuk FKG nanti. Dengan cara ini kita menunjukkan bagaimana FKG. Tahun ini bukan hanya lomba olimpiade dan esai, tapi ada juga lomba olahraga. Tahun depan kita akan adakan open house dan ceramah. Yang paling penting bukan jumlah pendaftar, namun kualitas pendaftar yang tersaring,” tutur Dekan FKG UNAIR DR. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes menjelaskan seluk-beluk acara DENTINE. Darmawan juga berharap bahwa DENTINE dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat, serta bisa membuat FKG semakin diminati oleh masyarakat. “Harapan jangka panjang adalah kualitas SDM tinggi-tinggi. Sehingga kualitas dokter gigi meningkat dan tingkat kesehatan masyarakat Indonesia meningkat,” pungkasnya. (*)
Penulis : Binti Quryatul Masruroh Editor : Yeano Andhika