BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Kanker payudara menjadi penyebab kematian kedua terbanyak bagi wanita Amerika pada tahun 2013 setelah penyakit kanker paru. Diperkirakan terjadi lebih dari 39.620 kematian akibat kanker payudara pada wanita. Kanker payudara juga didiagnosis terjadi pada 2.240 laki-laki Amerika dan 410 diantaranya meninggal akibat penyakit ini pada tahun 2013. Lebih dari 2,9 juta wanita Amerika dengan riwayat penyakit kanker payudara hidup pada Januari 2013. Beberapa diantaranya sudah dinyatakan bebas kanker, namun beberapa masih terbukti menderita kanker dan sedang menjalani terapi. (Alteri, 2013) Kanker payudara dapat dikategorikan menjadi dua kelompok berdasarkan penatalaksanaannya, yaitu kanker payudara yang masih bisa dilakukan pembedahan (operable) dan yang sudah tidak bisa dilakukan pembedahan (stadium lanjut/advanced breast cancer). Manifestasi klinis kanker payudara stadium lanjut adalah ditandai dengan adanya tumor berukuran >5cm, adanya keterlibatan kulit dan dinding dada, disertai dengan keterlibatan limfonodi aksila atau limfonodi mamaria interna dan limfonodi supraklavikula. Kanker payudara stadium lanjut lokal/locally advanced breast cancer (LABC) termasuk dalam advanced breast cancer. (Rustogi, 2005) Menurut American Joint Committee for Cancer Staging and End Result Reporting, kanker payudara stadium lanjut lokal terdiri dari stadium IIIA, IIIB, dan IIIC. Kanker payudara stadium lanjut lokal ini merupakan penyakit kanker payudara yang paling sering terjadi di negara-negara yang sedang berkembang (3060%). (Shenvkier, 2004) Tindakan pembedahan awal pada kanker payudara stadium lanjut adalah hanya untuk biopsi. Biopsi ini bertujuan untuk mengetahui histologi, reseptor estrogen/estrogen-receptor (ER) dan reseptor progesteron/progesterone-receptor
1
(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker payudara stadium lanjut tergantung dari berbagai faktor. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa faktor prognosis klinis (ukuran tumor, keterlibatan limfonodi regional/aksila, banyaknya keterlibatan limfonodi aksila, dan ada atau tidaknya metastasis jauh) serta faktor prognosis lain (tipe histologi, derajat diferensiasi, indeks mitosis, status hormonal, dan ekspresi HER-2) sangat berperan dalam kekambuhan dan ketahanan hidup penderita kanker payudara. (Pasqualini, 2002; Giodarno, 2003) Seseorang yang terdiagnosis menderita kanker payudara akan mengalami perubahan fungsi fisik, psikologis (seperti tingkat kecemasan dan depresi), fungsi sosial, seksual, serta aktivitas sehari-hari. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas hidup atau Quality of Life (QOL) penderita. Pengukuran akan kualitas hidup penderita kanker payudara telah menjadi perhatian yang besar bagi banyak klinisi. Kualitas hidup penderita kanker payudara dipengaruhi oleh banyak faktor. Kualitas hidup dan five years survival penderita kanker payudara banyak berhubungan
dengan
status
klinikopatologis
penderita.
Faktor
status
klinikopatologis yang sering digunakan antara lain: umur saat terdiagnosis, status menarche (pre atau post menopausal), ukuran tumor, ada atau tidaknya keterlibatan limfonodi, stadium, grading, hasil PA, reseptor estrogen (ER), reseptor progesteron (PR), dan HER2/neu. (Carmen, 2010; Jianyi, 2013). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sumanta pada tahun 2008 tentang kualitas hidup penderita kanker payudara pascaoperasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara waktu operasi, umur, pendidikan, letak tumor, dan yang mendapatkan terapi lain terhadap kualitas hidup penderita kanker payudara. Sedangkan stadium tumor dan jenis tindakan operasi memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup. (Sumanta, 2008)
2
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hanafi pada tahun 2010 tentang kualitas hidup penderita kanker payudara pascakemoterapi ajuvan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, didapatkan bahwa kualitas hidup penderita dipengaruhi oleh stadium tumor. Sedangkan umur, indeks massa tubuh, pendidikan, pekerjaan, jenis histopatologi, marker hormonal (ER/PR), dan HER2/Neu tidak berhubungan dengan kualitas hidup penderita kanker payudara. (Hanafi, 2010) Purwohadi pada tahun 2014 meneliti tentang hubungan antara status klinikopatologis penderita kanker payudara stadium lanjut lokal yang menjalani mastektomi radikal modifikasi pascaneoajuvan kemoterapi dengan kualitas hidup. Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan bahwa status klinikopatologis yang memiliki hubungan bermakna dengan kualitas hidup penderita adalah grading histology. (Purwohadi, 2014) Menurut Perry dan kawan-kawan, waktu pada saat seseorang terdiagnosis menderita kanker payudara, pemberian kemoterapi neoadjuvant, dan tindakan operasi akan berpengaruh terhadap kualitas hidup penderita. Kesejahteraan penderita menjadi hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kanker payudara. Digunakan kuisioner EORTC QLQ-C30 dan EORTC QLQ-BR23 untuk menilai kesejahteraan tersebut. (Perry, 2007) Faktor-faktor prognosis yang telah diteliti sebelumnya tersebut ternyata memberikan hasil yang tidak konsisten untuk memprediksi kualitas hidup penderita kanker payudara. Oleh sebab itu, penelitian ini akan menelaah lebih mendalam beberapa faktor yang berpengaruh pada kualitas hidup penderita kanker payudara dan juga karena penelitian seperti ini harus terus dilakukan khususnya di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
B. Permasalahan Penelitian Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar.
3
2. Kanker payudara berdampak besar terhadap perubahan fungsi fisik, psikologis (seperti tingkat kecemasan dan depresi), fungsi sosial, seksual, serta aktivitas sehari-hari sehingga akan berpengaruh pada kualitas hidup pasien penderita kanker payudara. 3. Kualitas hidup pasien kanker payudara dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: usia, status pernikahan, area tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, status menstruasi, stadium tumor, grading histopatologi, reseptor hormon (ER/PR) dan HER2. 4. Faktor-faktor yang telah diteliti sebelumnya memberikan hasil yang tidak konsisten untuk memprediksi kualitas hidup penderita kanker payudara. 5. Penelitian yang menelaah faktor-faktor yang berpengaruh pada kualitas hidup penderita kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta harus terus dilakukan. Setelah mencermati permasalahan tersebut, selanjutnya diajukan beberapa pertanyaan penelitian.
C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan suatu pertanyaan penelitian sebagai berikut: -
Apakah usia, status pernikahan, area tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, status menstruasi, stadium tumor, grading histopatologi, reseptor hormon (ER/PR) dan HER2 merupakan faktor‐faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penderita kanker payudara?
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah usia, status pernikahan, area tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, status menstruasi, stadium tumor, grading histopatologi, reseptor hormon (ER/PR) dan HER2 merupakan faktor‐faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penderita kanker payudara.
4
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dapat atau tidaknya usia, status pernikahan, area tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, status menstruasi, stadium tumor, grading histopatologi, reseptor hormon (ER/PR) dan HER2 dijadikan sebagai faktor‐faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penderita kanker payudara. Bagi peneliti: Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai pertimbangan dalam pengelolaan pasien dan sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut. Bagi pasien: Sebagai bahan informasi bahwa kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Kualitas hidup pasien penderita kanker payudara dipengaruhi oleh berbagai faktor. Bagi institusi: Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan secara ilmiah bahwa usia, status pernikahan, area tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, status menstruasi, stadium tumor, grading histopatologi, reseptor hormon (ER/PR) dan HER2 dapat dijadikan sebagai faktor‐faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penderita kanker payudara.
5
F. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Nama peneliti, tahun Purwohadi, 2014
Cross sectional
43
2
Kyei, 2014
Cross sectional
3
Hadi, 2012
4
Pengukuran variabel
Variabel tergantung
Derajat histopatologi
Rekam medis
Kualitas hidup
90
Tindakan (bedah saja, bedah + kemoterapi, bedah + radioterapi, bedah + kemoterapi + radioterapi)
Rekam medis
Kualitas hidup
Cross sectional
287
Tindakan bedah (BCS, MRM)
Rekam medis
Saleha, 2010
Cross sectional
200
5
Hanafi, 2010
Cross sectional
40
Kelelahan Mual & muntah Nyeri Dispnea Konstipasi Gambaran tubuh Gejala pada payudara Pendidikan Stadium tumor
6
Akhsan, 2009
Kohort
52
Stadium tumor
No 1
Desain Penelitian
n
Variabel bebas
Diferensiasi histologis tumor
Pengukuran variabel Kuisioner EORTC QLQC30/+BR23 Kuisioner FACT-B
Ada hubungan antara derajat histopatologi dengan kualitas hidup (p=0,030) Tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik kualitas hidup penderita pada masing-masing kelompok (p>0.05)
Kualitas hidup
Kuisioner EORTC QLQC30/+BR23
Kualitas hidup pasien yang menjalani terapi BCS lebih baik dibandingkan dengan MRM (p<0.001)
GHS
Kualitas hidup
Kuisioner EORTC QLQC30/+BR23
Kelelahan, mual dan muntah, nyeri, dispnea, konstipasi, gambaran tubuh, gejala pada payudara, dan pendidikan pasien adalah prediktor kualitas hidup penderita kanker payudara (p<0.05)
Rekam medis
Kualitas hidup
Kuisioner EORTC QLQC30/+BR23
Kualitas hidup penderita dipengaruhi oleh stadium tumor (p=0,018)
Rekam medis
Kondisi akhir
Dinyatakan dengan hidup atau meninggal
Stadium tumor (p=0,000; log rank=23,749) dan diferensiasi histologis (p=0,000; log rank=44,74) merupakan faktor prognosis ketahanan hidup penderita kanker payudara stadium lanjut lokal Kualitas hidup penderita yang dilakukan tindakan BCT dan MRM tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0.05) Stadium tumor memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup (p=0,052)
Rekam medis
7
Alejandro, 2009
Prospektif
102
Tindakan (BCT, MRM)
Rekam medis
Kualitas hidup
Kuisioner EORTC QLQC30/+BR23
8
Sumanta, 2008
Retrospektif kohort
34
Stadium tumor
Rekam medis
Kualitas hidup
Kuisioner indeks kualitas hidup
Tindakan (BCT, MRM, SM)
9
Setiaji, 1996
Cross sectional
99
Komplikasi pasca terapi kuratif
Hasil Penelitian
Rekam medis
Kuisioner
6
Kualitas hidup
Kuisioner
Jenis tindakan operasi memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup (p=0,007) Semakin tinggi komplikasi pasca terapi kuratif maka kualitas hidup akan semakin menurun
Penelitian yang menelaah usia, status pernikahan, area tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, status menstruasi, stadium tumor, grading histopatologi, reseptor hormon (ER/PR) dan HER2 sebagai faktor‐faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penderita kanker payudara seperti telah disebutkan di atas sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan dan baru pertama kali dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
7