Jurnal Ultima Humaniora, Maret 2013, hal 96-109 ISSN 2302-5719
Volume 1, Nomor 1
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011 NIKNIK M. KUNTARTO Universitas Multimedia Nusantara Jl. Boulevard Gading Serpong, Scientia Garden, Tangerang Telpon: 021-54220808 ext. 2511 Surel:
[email protected] Diterima: 5 November 2012 Disetujui: 12 November 2012
ABSTRACT No matter how good our work has been created, as long as there is still improper use of language, the work can not be considered excellent. The truth of the matter is, the content or the idea written in the undergraduate theses should be prioritized. Nevertheless, if they are not supported by the proper use of language, the idea is half-baked.“Precise in language, accurate in thinking” is the correct expression when we are writing any single work, including undergraduate thesis.Writing in a precise language represents accuracy and coherence of the author’s mind. Nevertheless, focusing too much on the content and not on the precision of language used, we are unaware of the improper use of of our language, inaccuracy, and illogic status of our piece of writing. This paper would address those mistakes commonly made when students write their undergraduate theses. On a closer look, there are some linguistic fallacies committed by the first batch of Universitas Multimedia Nusantara undergraduates, year 2011, namely, the spelling of personal name and professional titles, the use of capital letters, linking words, the writing of prefix di and awalan –di, word spelling, the writing of article’s title,italic words, ambiguous sentences, words’ omission (peluluhan kata), formal words, enumeration (penomoran), idioms, diction, and affixes (imbuhan).
Keywords: Kesesatan ejaan, kesalahan bahasa, bahasa skripsi
Pendahuluan Harus disadari dan diakui bahwa mutu pemakaian bahasa Indonesia dalam tulisan karya mahasiswa, khususnya skripsi belumlah memuaskan. Ini terbukti oleh ketermudahan kita dalam menemukan kesalahan bahasa pada tulisan mahasiswa. Menurut Hasan Alwi (2011: 52) ditemu-
09-Potret.indd 96
kannya kesalahan bahasa pada beberapa tulisan mahasiswa sesungguhnya mencerminkan kurangnya sikap positif mahasiswa terhadap bahasa Indonesia. Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa untuk mengetahui tolok ukur sikap positif terhadap bahasa Indonesia tampak pada kriteria berikut ini.
4/18/2013 8:32:12 PM
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
Pertama, kebanggaan kita terhadap ba hasa Indonesia. Ini berarti sebagai pemilik bahasa Indonesia, kita wajib menjunjung tinggi bahasa Indonesia, memberikan penghormatan kepada bahasa Indonesia dengan cara selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kedua, kesetiaan terhadap bahasa Indonesia. Ini berarti menyangkut kebiasaan kita saat berbahasa Indonesia dengan setia memi lih kata dalam bahasa Indonesia. Kalaupun harus menggunakan istilah asing, itu karena dalam bahasa Indonesia tidak ada padanannya. Ketiga, kesadaran untuk mematuhi kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku. Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa kebanggaan, kesetiaan, dan kesadaran ini bermuara pada apa yang tersirat dalam butir ketiga Sumpah Pemuda 1928, yaitu “menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia” (Alwi, 2011:53). Melalui makalah ini, penulis ingin memotret salah satu kriteria kurangnya sikap positif terhadap bahasa Indonesia di Universitas Multimedia Nusantara. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terhadap 75 skripsi yang terangkum dalam penelitian yang berjudul “Peringkat Kesalahan Bahasa Skripsi Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama Tahun Ajaran pada
NIKNIK M. KUNTARTO
97
2011-2012” disimpulkan bahwa terdapat 414 kesesatan bahasa. Simpulan ini diperoleh setelah penulis mengamati, mencatat, menganalisis, dan memeringkat kesesatan bahasa tersebut berdasarkan jenis kesalah an yang berpedoman pada Ejaan Yang Di sempurnakan (EYD). Objek penelitian ini adalah naskah laporan penelitian mahasiswa, dalam hal ini skripsi, tetapi hanya pada bagian awal skripsi mahasiswa UMN angkatan pertama yang telah lulus pada November 2011 yang lalu, sebanyak 75 skripsi. Penulis ha nya fokus meneliti kesesatan bahasa (baik kesesatan ejaan, diksi, kalimat, maupun paragraf) yang tersebar di bagian halaman judul, halaman persetujuan, pengesahan, persembahan, kata pengantar, abstrak, dan aneka daftar.1 Jenis kesesatan bahasa skripsi mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara yang lulus angkatan pertama adalah penulisan nama diri dan gelar, penggunaan huruf kapital, kata penghubung, penulisan kata depan di dan awalan –di, penulisan kata, penulisan judul, huruf miring, kalimat rancu, peluluhan kata, kata baku, penomoran, idiomatik, diksi, dan imbuhan. Setelah teridentifikasi jenis kesesatan bahasa tersebut, penulis membuat peringkat seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 1 Peringkat Kesalahan Bahasa Skripsi Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama pada 2011-2012 No.
1
09-Potret.indd 97
Jenis Kesesatan Bahasa
Jumlah
Peringkat
1.
Penulisan nama diri dan gelar
99
I
2.
Penggunaan huruf kapital
58
II
3.
Penggunaan kata penghubung
53
III
4.
Penulisan kata depan di dan awalan di-
37
IV
5.
Penulisan kata
32
V
Penelitian tentang kesesatan bahasa bagian isi laporan penelitian masih berlangsung
4/18/2013 8:32:12 PM
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
98
6.
Penulisan judul
38
VI
7.
Penulisan huruf miring
28
VII
8.
Penggunaan kalimat sesat
16
VIII
9.
Peluluhan kata
14
IX
10.
Penggunaan kata baku
18
X
11.
Sistematika penomoran
7
XI
12.
Penulisan pasangan idiomatik
6
XII
13.
Diksi
6
XIII
14.
Penulisan imbuhan
2
XIV
Total Kesesatan
Beberapa penelitian tentang analisis kesalahan bahasa sudah dilakukan, se perti Andri Pitoyo yang meneliti tentang “Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat pada Skripsi Mahasiswa Nonjurusan Bahasa Sastra Indonesia di UNP Kediri,” dan Budi Santoso yang meneliti tentang “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Skripsi Mahasiswa Jurusan Nonbahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang.” Namun, kesalahan yang dianalisis seputar kesalahan kalimat. Sementara itu, penelitian yang penulis lakukan adalah seluruh unsur bahasa mulai ejaan, diksi, kalimat, sampai dengan paragraf. Namun, karena penelitian ini masih berlangsung, makalah ini khusus mengangkat penelitian tentang analisis kesesatan ejaan. Mengapa kesesatan ejaan? Penelitian ini dilakukan berdasarkan peringkat ke salahan bahasa pada beberapa skripsi mahasiswa UMN, ditemukan kesalahan ejaan adalah yang tertinggi (71,5%). Dalam makalah ini hanya akan dipaparkan khusus mengenai kesesatan penggunaan ejaan pada bagian awal skripsi mahasiswa lulusan Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, tahun 2011. Adapun kesesatan tersebut adalah 1) penulisan nama diri dan gelar, 2) penulisan judul (pemenggalan frase, penggunaan
09-Potret.indd 98
Volume 1, 2013
414
huruf kapital dan miring, dan penggunaan tanda kurung, dan 3) penulisan sistematika penomoran. PEMBAHASAN 1. Mengenal Lebih Dekat Pedoman EYD Melalui metode pembelajaran yang menarik dan menggairahkan, setelah membaca buku Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, beberapa mahasiswa pernah berucap, “Ternyata meng-asyikan ya membaca Pedoman EYD itu, baru kali ini saya membaca Pedoman EYD dengan senang hati, tanpa beban, padahal selama ini saya paling malas melakukannya!” Mahasiswa saya yang lain berkomentar, “Selama ini saya tidak tahu bahwa di dalam buku Pedoman EYD itu secara lengkap dijelaskan semua aturan berbahasa. Wah senang sekali, kini, tak ada lagi keraguan ketika saya menulis dengan berpedoman pada buku tersebut.” Ya, memang benar, selama ini kadangkadang kita enggan untuk membaca atau bahkan hanya untuk membuka buku Pedoman EYD. Kita sudah terbiasa menulis dengan menggunakan bahasa yang secara turun-temurun diberikan oleh guru atau orang tua kita tanpa mengecek kebenaran kaidah tersebut.
4/18/2013 8:32:12 PM
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
Penulis pernah bertanya kepada mahasiswa, penyingkatan Perseroan Terbatas atau PT itu menggunakan tanda titik atau tidak. Semua serentak menjawab: ya, menggunakan tanda titik, P.T. Kemudian, penulis bertanya kembali, jawaban itu menurut siapa atau menurut apa. Mereka menjawab, kata guru saya, kata ibu saya, biasanya juga begitu, contohnya memang seperti itu, dll. Sungguh memprihatin kan, tidak ada seorang pun yang menja wab, “Berdasarkan Bab II, Pasal H, Ayat 1b (2009:26) dijelaskan bahwa singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.Misalnya: DPR Dewan Perwakilan Rakyat, PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia, GBHN GarisGaris Besar Haluan Negara, SMTP Sekolah Menengah Tingkat Pertama, PT Perseroan Terbatas, dan KTP Kartu Tanda Penduduk. Alangkah luar biasa bila ada mahasiswa yang menjawab selengkap itu! Sudah waktunya kita mengenal Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Berikut adalah sekelumit latar belakang sejarahnya.Ejaan adalah keseluruhan peraturan yang melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca. Perkembangan Ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan van Ophuijsen ditetapkan sebagai ejaan bahasa Melayu pada 1901. Ciri khas yang menonjol adalah penggunaan huruf j untuk menuliskan kata-kata jang dan sajang, penggunaan huruf oe untuk menuliskan kata goeroe dan kamoe, serta digunakannya tanda diakritik dan trema seperti pada kata ma’moer dan do’a. (Kuntarto, 2011:50) Setelah mengalami perkembangan, kedudukan Ejaan van Ophuijsen tergantikan oleh Ejaan Soewandi. Ejaan Soewandi
09-Potret.indd 99
NIKNIK M. KUNTARTO
99
atau Republik ditetapkan pada 19 Maret 1947 menggantikan ejaan van Ophuijsen. Ciri yang menonjol adalah penggunaan huruf u untuk menggantikan huruf oe, penggunaan bunyi sentak k menggantikan tanda diakritik, dan penulisan kata depan di dan awalan di yang sama, yakni dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah peraturan bahasa Indonesia yang diberlakukan sejak 1972 pada saat Kongres Bahasa Indonesia sampai saat ini melalui beberapa kali penyempurnaan pada 1993, 2005, dan yang terakhir dilakukan pada 2009, tepatnya terangkum dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan yang dikeluarkan ulang oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasio nal Nomor 46 Tahun 2009 tanggal 31 Juli 2009. Pedoman inilah yang berlaku sampai saat ini (2009: 1). Berikut adalah paparan kesalahan bahasa yang teridentifikasi pada laporan penelitian, dalam hal ini skripsi mahasiswa angkatan pertama Universitas Multimedia Nusantara, yang terangkum dalam penelitian terbatas yang berjudul “Potret Ke sesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011.” Semoga setelah mencermati jenis kesalahan bahasa yang telah dianalisis berdasarkan EYD, para pembaca dapat lebih mengenal dan menyayangi Pedoman EYD sesuai pepatah “tak kenal, maka tak sayang.” 2. Peringkat Kesesatan Bahasa yang Teridentifikasi 2.1. Kesesatan Penulisan Nama Diri, Gelar, dan Jabatan Untuk menuliskan nama diri, gelar, dan jabatan, ada empat kaidah EYD yang
4/18/2013 8:32:12 PM
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
100
harus kita kuasai, yakni Bab I, Pasal F, Ayat 5a,Bab I, Pasal F, Ayat 13, Bab II, Pasal H, Ayat 1a, dan Bab III, Pasal B, Ayat 11. Bab I, Pasal F, Ayat 5a (2009:9) di nyatakan bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat, sedangkan pada Bab I, Pasal F, Ayat 13 (2009: 13) dijelaskan bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.2
Volume 1, 2013
Sementara itu, Bab II, Pasal H, 1a (2009:26) dijelaskan bahwa singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu dan pada Bab III, Pasal B, Ayat 11 (2009:38) dinyatakan bahwa tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.Sekarang mari kita lihat kesalahan yang ditemukan pada skripsi mahasiswa dan bagaimana kesalahan itu setelah diperbaiki berdasarkan Pedoman EYD seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Kesesatan Penulisan Nama Diri, Gelar, dan Jabatan
2
09-Potret.indd 100
No.
Kesesatan Penulisan Nama Diri, Gelar, dan Jabatan
Kesantunan yang Seharusnya
1.
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni (S.Sn)
SarjanaSeni (S.Sn.)
2.
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Sarjana Komputer (S.Kom.)
3.
Yusuf Sigit Martyastiadi, S.T., M.Inf. Tech
Yusuf Sigit Martyastiadi, S.T., M.Inf. Tech.
4.
Desi Dwi Kristanto, S.Ds., M.Ds
Desi Dwi Kristanto, S.Ds., M.Ds.
5.
M.S. Gumelar, M.A
M.S. Gumelar, M.A.
6.
Dra. Berta Sri Eko, M.Si
Dra. Berta Sri Eko, M.Si.
7.
Dra. Joice Caroll Siagian. M,Sc
Dra. Joice Caroll Siagian, M.Sc.
8.
M V Santi Hendrawati L S.Sos. M.Hum.
M.V. Santi Hendrawati L., S.Sos., M.Hum.
9.
Drs. Indiwan Seto W, M.Si.
Drs. Indiwan Seto W., M.Si.
10.
DR. Endah Murwani, M.Si
Dr. Endah Murwani, M.Si.
11.
Dra. Ratnawati Kurnia, Ak., M.Si., C.P.A
Dra. Ratnawati Kurnia, Ak., M.Si., C.P.A.
12.
Anna Riana Putriya, SE., M.Si
Anna Riana Putriya, S.E., M.Si.
13
Prof. DR. Ir. Sugiarto, M.Sc
Prof. Dr. Ir. Sugiarto, M.Sc.
14.
Terima kasih kepada Bpk. Ir. Raymond Suhardi Oetama, MCIS
Terima kasih kepada Ir. Raymond Suhardi Oetama, M.C.I.S.atau Terima kasih kepada Bapak Raymond Suhardi Oetama
15.
Terima kasih kepada Bapak Wira Munggana S.Si, M.Sc.
Terima kasih kepada Wira Munggana, S.Si., M.Sc. atau Terima kasih kepada Bapak Wira Munggana
Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk singkatannya, diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993.
4/18/2013 8:32:13 PM
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
Itulah kesesatan bahasa pada penulisan nama, jabatan, dan gelar yang ditemukan pada laporan penelitianatau skripsi mahasiswa UMN. Memang, dalam masyarakat kita terdapat bermacam gelar, um pamanya gelar akademik, gelar adat, gelar keagamaan, dan gelar kehormatan (honoris causa) (Kuntarto, 2011:37). Walaupun dalam bahasa Indonesia sudah diatur penggunaan (singkatan) gelar-gelar tersebut, kelihatannya masih terjadi kerancuan cara penggunaan dan tempat untuk gelar-gelar tersebut. Sebagai contoh, gelar doktor. Ada yang menulisnya dengan singkatan yang menggunakan huruf besar /DR/ dan ada juga yang menulisnya /Dr/ dengan /r/ kecil dan /D/ besar. Manakah yang benar? Dalam pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dengan jelas diterangkan bahwa singkatan gelar doktor ialah /Dr./ dengan /D/ besar dan /r/ kecil. Untuk singkatan gelar dokter dengan /e/ digunakan /d/ kecil dan /r/ kecil. Sing-
NIKNIK M. KUNTARTO
101
katan /dr/ menjadi /Dr./jika terletak pada awal kalimat. Akan tetapi, dianjurkan bila gelar/dr./ digunakan pada awal kalimat, sebaiknya ditulis lengkap Dokter supaya tidak keliru dengan gelar doktor yang memang ditulis dengan /D/ besar di mana pun tempatnya. Gelar kehormatan doktor juga harus ditulis /Dr./ yaitu /D/ besar dan /r/ kecil. Di belakang gelar kehormatan itu ditambahkan dalam kurung (HC) tanpa titik di antara kedua huruf tersebut. Contoh: Dr. (HC) Jakob Utama. Selain kesesatan dalam penulisan nama diri, gelar, dan jabatan, kesesatan lainnya ditemukan pada penulisan gelar dan sapaan yang berlebihan. Sebaiknya, kalau sudah menggunakan gelar tidak perlu lagi menggunakan sapaan. Begitu pula sebaliknya, kalau sudah menggunakan sapaan tidak perlu lagi gelar. Berikut contoh ke sesatan tersebut.
Tabel 3 Kesesatan Penulisan Gelar dan Sapaan yang Berlebihan
09-Potret.indd 101
1.
Yth. Bapak Dr. Ninok Leksono, rektor UMN
Yth. Dr. Ninok Leksono, Rektor UMN atau Yth. Bapak Ninok Leksono, Rektor UMN
2.
Yth. Bapak MS Gumelar, MA
M.S. Gumelar, M.A. atau Bapak M.S. Gumelar
3.
Terima kasih kepada Bapak Edwin Hartono Sutiono, M.A.
Terima kasih kepada Edwin Hartono Sutiono, M.A. atau Terima kasih kepada Bapak Edwin Hartono Sutiono
4.
Terima kasih kepada Bapak Desi Dwi Kristanto, S.Ds., M.Ds.
Terima kasih kepada Desi Dwi Kristanto, S.Ds., M.Ds. atau Terima kasih kepada Bapak Desi Dwi Kristanto
5.
Ibu Hira Meidia, Ph.D.
Hira Meidia, Ph.D. atau Ibu Hira Meidia
6.
Bapak Kanisius Karyono, S.T., M.T.
Bapak Kanisius Karyono, S.T., M.T. atau Bapak Kanisius Karyono
7.
Terima kasih kepada Ibu M.V. Santi Hendrawati Lukianto, S.Sos., M.Hum. dan Ibu Dra. Joice Caroll Siagian, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing, juga kepada Bapak Ambang Priyonggo, S.S., M.A. selaku Ketua Sidang.
Terima kasih kepada M.V. Santi Hendrawati Lukianto, S.Sos., M.Hum. dan Dra. Joice Caroll Siagian, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing, juga kepada Ambang Priyonggo, S.S., M.A. selaku Ketua Sidang. atau Terima kasih kepada Ibu M.V. Santi Hendrawati Lukianto dan Ibu Joice Caroll Siagian, sebagai Dosen Pembimbing, juga kepada Bapak Ambang Priyonggo, selaku Ketua Sidang.
4/18/2013 8:32:13 PM
102
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
2.2. Kesesatan Penulisan Judul Judul merupakan bagian awal tulisan yang pertama kali dibaca. Oleh karena itu, judul harus disusun dengan baik dan menggambarkan isi skripsi. Berdasarkan pengamatan pada penggunaan bahasa pe nulisan laporan penelitian mahasiswa, terdapat lima kesesatan dalam penulisan
Volume 1, 2013
judul. Pertama, pemenggalan frase. Kedua, penulisan kata tugas. Ketiga penggunaan huruf kapital. Keempat penggunaan tanda kurung, dan kelima sistematika penomor an. Berikut adalah penjabarannya. a. Pemenggalan Frase Perhatikan penulisan judul berikut ini.
ANALISIS DAN PERANCANGAN MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK MENDUKUNG PERAN ORANG TUA DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN KEPADA ANAK Pemenggalan frase yang bercetak tebal tampak kurang rapi dan dapat mengaburkan maknanya. Alangkah santunnya bila judul tersebut ditulis seperti berikut ini tanpa me ninggalkan kesan berbentuk piramid terbalik. ANALISIS DAN PERANCANGAN MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK MENDUKUNG PERAN ORANG TUA DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN KEPADA ANAK Perhatikan contoh lain. Penulisan di dalam kotak adalah versi yang benar. WACANA KEKERASAN TERHADAP ETNIS TIONGHOA DALAM TRAGEDI MEI 1998 SEBUAH STUDI SEMIOTIKA SOSIAL PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-DESEMBER 1998 WACANA KEKERASAN TERHADAP ETNIS TIONGHOA DALAM TRAGEDI MEI 1998: SEBUAH STUDI SEMIOTIKA SOSIAL PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-DESEMBER 1998
HARAPAN DAN KENYATAAN DALAM BERKARIER DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK: SUATU PERBANDINGAN ANTARA MAHASISWI AKUNTANSI DAN AUDITOR PEREMPUAN HARAPAN DAN KENYATAAN DALAM BERKARIER DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK: SUATU PERBANDINGAN ANTARA MAHASISWI AKUNTANSI DAN AUDITOR PEREMPUAN KONSTRUKSI BERITA PENYERANGAN JEMAAH AHMADIYAH DI CIKEUSIK DALAM HARIAN TEMPO DAN REPUBLIKA SEBUAH STUDI ANALISIS FRAMING
09-Potret.indd 102
4/18/2013 8:32:13 PM
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
NIKNIK M. KUNTARTO
103
KONSTRUKSI BERITA PENYERANGAN JEMAAH AHMADIYAH DI CIKEUSIK DALAM HARIAN TEMPO DAN REPUBLIKA: SEBUAH STUDI ANALISIS FRAMING
b. Penulisan Huruf Kapital Penulisan judul pada halaman depan memang menggunakan huruf kapital seluruhnya, tetapi ketika judul tersebut dikutip ke dalam “Kata Pengantar”dan“Abstrak,” penulisannya hanya diawali huruf kapital, kecuali kata tugas. Berdasarkan Pedoman EYD Bab I, Pasal F, Ayat 12 (2009:13) dijelaskan bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Perhatikan penulisan judul berikut ini. Di manakah letak kesalahannya? 1) Desain Komunikasi Visual Dalam Kampanye Sosial Dengan Tema “Peng-
hematan Air Bersih” 2) Analisis dan Perancangan Media Desain Komunikasi Visual Untuk Mendukung Peran Orang Tua Dalam Penanaman Kemandirian Kepada Anak 3) Perancangan Motion Graphic untuk meningkatkan Kesadaran Hak Cipta Bagi Pengguna Cakram Optik Bajakan 4) Implementasi Kegiatan Media Relations Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Corporate Social Responsibility: Studi Kasus PT Smart, Tbk. Bagaimanakah penulisan yang seharusnya? Ya, seharusnya kata tugas Dalam, Dengan, Untuk, Kepada, dan Bagi ditulis dengan huruf kecil seperti contoh berikut ini.
1) Desain Komunikasi Visual dalam Kampanye Sosial dengan Tema “Penghemat an Air Bersih” 2) Analisis dan Perancangan Media Desain Komunikasi Visual untuk Mendukung Peran Orang Tua dalam Penanaman Kemandirian kepada Anak 3) Perancangan Motion Graphic untuk meningkatkan Kesadaran Hak Cipta bagi Pengguna Cakram Optik Bajakan 4) Implementasi Kegiatan Media Relations dalam Kaitannya dengan Kegiatan Corporate Social Responsibility: Studi Kasus PT Smart, Tbk. Seperti sudah dijelaskan, penulisan judul yang dikutip ke dalam “Kata Pengantar” hanya huruf awal yang menggunakan huruf kapital, tidak seperti penulisan pada bagian halaman judul. Perhatikan penulisan judul berikut ini. Puji syukur atas segala kasih karunia dan berkat dari Allah Bapa yang Maha Pengasih dan Penyayang karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH JOB INSECURITY TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENINGNYA PADA KARYAWAN PERTELEVISIAN”.
09-Potret.indd 103
4/18/2013 8:32:13 PM
104
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
Volume 1, 2013
Berikut adalah versi yang seharusnya dituliskan, menurut EYD. Puji syukur atas segala kasih karunia dan berkat dari Allah Bapa yang Maha Pengasih dan Penyayang karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Job Insecurity terhadap Keinginan Berpindah Kerja dengan Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional sebagai Variabel Interveningnya pada Karyawan Pertelevisian”. c. Kesesatan Penggunaan Huruf Miring Selain penggunaan huruf kapital, masalah lain ditemukan pada penggunaan huruf miring. Berdasarkan Bab I, Pasal G Ayat 1 dan 3a (2009:14-15) dijelaskan bahwa huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Kemudian, dijelaskan juga bahwa huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia. Mari kita cermati penggunaan huruf miring pada judul berikut ini, apakah digunakan atau tidak. 1) Pengujian Teknik Object Trancking dan Kalibrasi dalam Program PixelFarm PFTrack Ketika Terjadi Montion Blur dan Feature yang Tidak Terdeteksi 2) Rancang Bangun Alat Pembayaran Menggunakan Kartu Radio Frequency
3) 4) 5)
6)
Identification dengan Modul Komunikasi ZidBee Tingkat Kepuasan Pengguna Akun Detik.Com di Twitter (Survey pada follower akun Detikcom di Twitter Efektivitas Word of Mouth pada Facebook terhadap Brand Image Air Asia Indonesia Otomasi Sistem Pendataan Taksi pada Pangkalan Menggunakan Memori Flash Berbasiskan Komunikasi Zigbee de ngan Mikrokontroler Silabs 8051F340 Konstruksi Berita Penyerangan Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik dalam Harian Tempo dan Republika: Sebuah Studi Analisis Framing
Ternyata, jawabannya adalah tidak digunakan. Beginilah versi yang seharusnya.
1) Pengujian Teknik Object Trancking dan Kalibrasi dalam Program PixelFarm PFTrack Ketika Terjadi Montion Blur dan Feature yang Tidak Terdeteksi 2) Rancang Bangun Alat Pembayaran Menggunakan Kartu Radio Frequency Identification dengan Modul Komunikasi ZidBee 3) Tingkat Kepuasan Pengguna Akun Detik.Com di Twitter: Survey pada Follower akun Detik.Com di Twitter 4) Efektivitas Word of Mouth pada Facebook terhadap Brand Image Air Asia Indonesia 5) Otomasi Sistem Pendataan Taksi pada Pangkalan Menggunakan Memori Flash Berbasiskan Komunikasi Zigbee dengan Mikrokontroler Silabs 8051F340 6) Konstruksi Berita Penyerangan Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik dalam Harian Tempo dan Republika:Sebuah Studi Analisis Framing Catatan: 1) Huruf miring digunakan juga pada nama laman di internet, judul film, dan antologi. 2) Huruf miring tidak digunakan dalam penulisan nama diri yang menggunakan kata asing.
09-Potret.indd 104
4/18/2013 8:32:13 PM
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
NIKNIK M. KUNTARTO
105
d. Kesesatan Penggunaan Tanda Kurung
telah jelas diterangkan bahwa tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan Perhatikan penulisan judul berikut ini. 1. Tingkat Kepuasan Pengguna Akun De- keterangan atau penjelasan. Kemudian, tik.Com di Twitter (Survey pada Fol- dijelaskan bahwa tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelas lower Akun Detik.Com di Twitter) 2. Konstruksi Berita Penyerangan Jemaah an yang bukan bagian utama kalimat; tanAhmadiyah di Cikeusik dalam Ha da kurung dipakai untuk mengapit huruf rian Tempo dan Republika (Sebuah Studi atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan; tanda kurung dipakai Analisis) 3. Implementasi Kegiatan Media Relations untuk mengapit angka atau huruf yang dalam Kaitannya dengan Kegiatan Cor- memerinci urutan keterangan.Tidak ada porate Social Responsibility (Studi Kasus penjelasan bahwa tanda kurung dipakai PT Smart, Tbk.) untuk memisahkan antara judul dan sub4. Representasi Tradisi dan Ritual Budaya judul.Jadi, penjelasan tersebut seyogianya Bali dalam Karya Fotografi John Stan- dapat membuat pembaca menjadi lebih meyer (Sebuah Analisis Semiotika) yakin. Lalu di mana kaidah yang memba5. Keberpihakan Surat Kabar Peng Po ter- has penulisan judul dan subjudul? Berikut hadap Perjanjian Linggardjati (Sebuah jawabannya. Studi Pers Melayu Tionghoa) Menurut Bab III, Pasal D, Ayat 4 Sebanyak 80% mahasiswa menuliskan (2009:40) dijelaskan bahwa tanda titik dua tanda kurung untuk memisahkan antara dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan judul dan subjudul. Penulis pernah ber- halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci, tanya pada mahasiswa mengapa tanda (c) judul dan anak judul suatu karangan, kurung yang digunakan bukan tanda titik serta (d) nama kota dan penerbit buku dua. Jawabannya mudah saja, agar tampak acuan dalam karangan.Dengan demikian, kelihatan mana judul dan mana subjudul. judul-judul laporan penelitian mahasiswa Padahal, di dalam Pedoman EYD, tepatnya yang telah penulis kutipkan seharusnya dipada Bab III, Pasal L, Ayat 1-4 (2009:46-47) tulis seperti berikut ini.
1) Tingkat Kepuasan Pengguna Akun Detik.Com di Twitter: Survey pada Follower Akun Detik.Com di Twitter 2) Konstruksi Berita Penyerangan Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik dalam Harian Tempo dan Republika: Sebuah Studi Analisis 3) Implementasi Kegiatan Media Relations dalam Kaitannya dengan Kegiatan Corporate Sicial Responsibility: Studi Kasus PT Smart, Tbk. 4) Representasi Tradisi dan Ritual Budaya Bali dalam Karya Fotografi John Stanmeyer: Sebuah Analisis Semiotika 5) Keberpihakan Surat Kabar Peng Po terhadap Perjanjian Linggardjati: Sebuah Studi Pers Melayu Tionghoa
09-Potret.indd 105
4/18/2013 8:32:14 PM
106
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
e. Kesesatan Penggunaan Sistematika Penomoran Seperti yang sudah penulis jelaskan, sistematika penomoran itu banyak ra gamnya. Anda boleh memilih ragam yang mana saja, tetapi yang terpenting adalah konsistensi, sebagai salah satu ciri keilmiahan penelitian yang dilakukan. Namun, ada kalanya kita kurang memerhatikan sistematika penulisan. Perhatikan sistematika penulisan judul berikut ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. … D. … BAB II TINJAUAN LITERATUR 1.1 Persepsi Konsumen 1.2 Kesan Kualitas 1.3 Kualitas Layanan 1. Definisi Kualitas Jasa 2. Perencanaan dan Tujuan Kualitas BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum B. Analisis Deskriptif 2.1 Identitas Responden 2.2 Skala Pengukuran Pada bagian “Pendahuluan” sistematika penomoran yang digunakan adalah sistem gabungan angka dan huruf. Coba kita lihat bagian kedua, pada “Tinjauan Literatur”, sistematika penomoran desimal yang digunakan. Lalu, kita lihat bagian Analisis dan Pembahasan, kedua sistem digunakan secara bersamaan. Contoh ini menunjukkan inkonsistensi yang luar biasa. Bagaimanakah seharusnya? Keteraturan sebuah laporan penelitian sangat penting. Untuk mencapai keteraturan tersebut, kecermatan dalam penulisan sistematika penomoran dibutuhkan.
09-Potret.indd 106
Volume 1, 2013
Selain teratur, pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan kita pun menjadi logis dan sistematis. Ada dua cara mengatur sistematika penomoran yaitu dengan menggunakan sistem gabungan angka dan huruf dan sistem angka digital (Kuntarto, 2011:42) seperti berikut ini. I. II. A. B. 1. 2. a. b. 1) 2) a) b) (1) (2) (a) (b) ((1)) ((2)) ((a)) ((b)) * *
1. 1.1 1.2 1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 2. 2.1 2.2 2.3 2.3.1 2.3.2
Selain itu, dijelaskan juga bahwa tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatubagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya: a. III. Departemen Dalam Negeri A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa B. Direktorat Jenderal Agraria 1. ... b.1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi
4/18/2013 8:32:14 PM
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
1.2.1 Gambar Tangan 1.2.2 Tabel 1.2.3 Grafik Sudah menjadi kebiasaan umum, ketika membuat kalimat uraian, sistematika penomoran kurang diperhatikan. Paling sering mahasiswa menggunakan penomoran dengan simbol, tetapi kemunculannya tidak tepat. Sebagai contoh: 1. Naskah skripsi yang diteliti yaitu - mahasiswa Prodi Ilkom - mahasiswa Prodi Akuntansi - mahasiswa Prodi Manajemen, - mahasiswa Prodi DKV, - mahasiswa Prodi SK, - mahasiswa Prodi TI, dan - mahasiswa Prodi SI.
NIKNIK M. KUNTARTO
107
Bolehkah kita menggunakan simbol? Boleh, asal sesuai dengan jatah kemunculannya. Kapan? Bila kita menggunakan penomoran ((a)), tanda atau simbol boleh digunakan seperti contoh berikut ini. ((a)) Naskah skripsi yang diteliti yaitu - mahasiswa Prodi Ilkom, - mahasiswa Prodi Akuntansi, - mahasiswa Prodi Manajemen, - mahasiswa Prodi DKV, - mahasiswa Prodi SK, - mahasiswa Prodi TI, dan - mahasiswa Prodi SI. Jadi, penulisan yang teratur menurut kaidah yang benar adalah sebagai berikut.
Tabel 4 Sistem Gabungan Angka dan Huruf BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. … D. … BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Persepsi Konsumen B. Kesan Kualitas C. Kualitas Layanan 1. Definisi Kualitas Jasa 2. Perencanaan dan Tujuan Kualitas BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum B. Analisis Deskriptif 1. Identitas Responden 2. Skala Pengukuran
09-Potret.indd 107
4/18/2013 8:32:14 PM
108
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
Volume 1, 2013
Tabel 5 Sistem Angka Desimal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 1.4 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Persepsi Konsumen 2.2 Kesan Kualitas 2.3 Kualitas Layanan 2.4 Definisi Kualitas Jasa 2.5 Perencanaan dan Tujuan Kualitas BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1Tinjauan Umum 1.2 Analisis Deskriptif 4.2.1 Identitas Responden 1.1.2 Skala Pengukuran
pada Pasal 25 bahwa (1) bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi Simpulan Negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Demikianlah potret kesesatan ejaan ba- Dasar Negara Kesatuan Republik Indonehasa pada bagian awal skripsi mahasiswa sia tahun 1945 bersumber dari bahasa yang Universitas Multimedia Nusantara. Hal ini diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal bisa dilihat sebagai tanda kurang positif- 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan nya mahasiswa terhadap kaidah-kaidah yang dikembangkan sesuai dengan di berbahasa Indonesia yang baik dan benar. namika peradaban bangsa. (2) Bahasa InKarena itu, rasa kebanggaan, rasa kesetiaan, donesia sebagaimana dimaksud pada ayat dan rasa kesadaran mahasiswa dalam me- (1) berfungsi sebagai jati diri bangsa, kematuhi kaidah-kaidah berbahasa perlu banggaan nasional, sarana pemersatu berlebih ditingkatkan. Apalagi, sejak 2009 bagai suku bangsa, serta sarana komuniPeme rintah sudah meresmikan Undang- kasi antardaerah dan antarbudaya daerah. Undang Republik Indonesia Nomor 24 (3) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Negara sebagaimana dimaksud pada ayat Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (1) berfungsi sebagai komunikasi tingkat (2009:13, 15). nasional, pengembangan kebudayaan naDijelaskan pada Pasal 35 bahwa bahasa sional, transaksi dan dokumentasi niaga, Indonesia wajib digunakan dalam penu- serta sarana pengembangan dan pemanlisan karya ilmiah dan publikasi ilmiah faatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, di Indonesia. Selanjutnya, dijelaskan pula dan bahasa media massa. Simpulan dan Saran
09-Potret.indd 108
4/18/2013 8:32:14 PM
Potret Kesesatan Ejaan Bahasa Bagian Awal Skripsi: Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Angkatan Pertama, Lulusan 2011
Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ir Soekarno, pernah mengutip ungkapan Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy, “Jangan pernah engkau tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu, tetapi tanyakanlah kepada dirimu sendiri apa yang telah engkau berikan kepada negara.” Pilihan dan putusan kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar melalui kebanggaan, kesetiaan, dan kesadaran kita terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar pada setiap tulisan kita adalah wujud kepedulian kita pada Negara Indonesia. Saran Makalah ini hanyalah pengantar menuju tahap penelitian berikutnya. Begitu banyak kesempatan untuk mengembangkan penelitian kesalahan bahasa skripsi mahasiswa, seperti kesesatan diksi, kesesatan kalimat, dan kesesatan paragraf. Perlu juga dikembangkan penelitian menyangkut latar belakang munculnya kesesatan bahasa. Adakah yang salah dari metode, bahan ajar, atau pengajar bahasa Indonesia? Bagaimana kita menyikapi permasalahan ini? Apakah akan dibiarkan saja kesalahan-kesalahan bertaburan di setiap tulisan mahasiswa? Itulah pekerjaan rumah yang harus segera kita pikirkan demi terlestarikannya bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
09-Potret.indd 109
NIKNIK M. KUNTARTO
109
Daftar Pustaka Alwi, Hasan. (2011). Bahasa Indonesia, Pemakai dan Pemakaiannya. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Badan Pengembangan dan Pembinaan Ba hasa, Kementerian Pendidikan dan Ke budayaan. (2011). Undang-Undang Re publik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Jakarta. _____. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta. Kuntarto, Niknik M. (2011). Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra Wacana Media. Pitoyo, Andri. (2009). “Analisis Kesalah an Penggunaan Kalimat pada Skripsi Mahasiswa Nonjurusan Bahasa Sastra Indonesia di UNP Kediri.”Dalam http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/91094764.pdf. Diunduh pada 1 Oktober 2012, pukul 10.25 WIB. Santoso, Budi. (2012). “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Skripsi Mahasiswa JurusanNonbahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang.”Dalam http://www.infodiknas.com/analisis-kesalahan-berbahasa-dalam-skripsi-mahasiswajurusan-nonbahasa-dan-sastra-indonesiauniversitas-islam-malang/.Diunduh pada 1 Oktober 2012, pukul 10.00 WIB.
4/18/2013 8:32:14 PM