Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 103 - 112
ISSN 1978-2365
POTENSI LIMBAH LAMPU HEMAT ENERGI DI INDONESIA POTENTIAL WASTE OF ENERGY SAVING LAMPS IN INDONESIA I Made Agus Dharma Susila, Medhina Magdalena, Adolf Leopold Sihombing Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12230
[email protected]
Abstrak Sebuah studi dilakukan untuk memperkirakan potensi limbah elektronik dari lampu hemat energi (LHE) di Indonesia dengan menggunakan model logistik dan analisis aliran material untuk memperkirakan laju penetrasi dan jumlah LHE yang dikonsumsi di masa depan. Data historis menunjukkan bahwa penetrasi LHE di masyarakat meningkat lebih dari 20 kali di tahun 2011 dibandingkan dengan penetrasi di tahun 2000. Diperkirakan penetrasi LHE ini akan terus meningkat tajam sampai dengan tahun 2020 dan setelah tahun 2020 hingga tahun 2030 akan tetap terjadi peningkatan tetapi nilainya relatif kecil. Di tahun 2020, laju penetrasi LHE diperkirakan sekitar 7,2 unit per rumah tangga dan di tahun 2030 menjadi sekitar 7,94 unit per rumah tangga. Peningkatan penjualan LHE juga diperkirakan terjadi hingga tahun 2030 yaitu sekitar 578 juta unit dan limbah LHE terbuang sekitar 570 juta unit. Secara kumulatif, limbah LHE terbuang hingga tahun 2030 diperkirakan sekitar 9.068 juta unit dan limbah merkuri yang menyertainya sekitar 45 ton. Kata kunci : lampu hemat energi (LHE),model logistik, analisisi aliran material, merkuri
Abstract This study is carried out to investigate the electrical and electronic waste of compact fluorescent lamps (CFLs) in Indonesia. Logistic models and material flow analysis (MFA) are applied to forecast the future penetration rate and quantity of CFLs. The historical data shows that the CFLs penetration increased more than 20 times from 2000 to 2011. It is forecasted that the penetration of CFLs will still increase until 2020 and will be relatively flat after 2020. In 2020, penetration rate of CFLs is about 7.2 units per household and in 2030 it is about 7.94 units per household. The sale of CFLs in 2030 is estimated about 578 million units and the number of disposed CFLs is about 570 million units. Cumulatively, the disposed CFLs are about 9,068 million units in 2030 and mercury contained in the waste is about 45 tones. Keywords : compact fluorescent lamps (CFLs), logistic model, material flow analysis (MFA), mercury
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
103
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. No. 2 Desember 2013 : 103 – 112 Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 10312 - 112 4 dibuang sebagai limbah. Permasalahannya PENDAHULUAN Manajemen energi nasional Indonesia
adalah kandungan bahan penyusun LHE
didasarkan pada Peraturan Presiden (Perpres)
berpotensi
Nomor 5 Tahun2006 tentang Kebijakan Energi
kandungan plastik dan komponen elektronik,
Nasional
meningkatkan
LHE juga mengandung sejumlah logam dan
efektifitas dan efisiensi manajemen sumber
senyawa yang dikategorikan berbahaya, salah
daya energi, pemerintah Indonesia melalui
satunya adalah merkuri. Merkuri merupakan
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan
bagian penting dari sebuah LHE karena
dan Konservasi Energi (DJEBTKE) secara
menambah efisiensi dari lampu. Kandungan
informal mempunyai strategi yang disebut
rata-rata merkuri pada sebuah lampu di
dengan Visi Energi 25/25. Dua aspek penting
beberapa negara berkisar antara 4 - 21,12
yang ditekankan pada strategi tersebut adalah
mg[6,7,8]. Pada studi yang dilakukan oleh Rey-
usaha peningkatan penggunaan EBT menjadi
Raap and Galardo diketahui bahwa pada LHE
25% dari total energi di tahun 2025 dan
bekas, merkuri terdistribusi dalam tiga fase.,
penurunan permintaan energi sekitar 33,85%
yaitu fase uap, bubuk posfor dan pada matriks
dibandingkan business as usual (BAU) di tahun
kaca, dengan nilai median konsentrasi merkuri
yang sama melalui berbagai cara. Untuk
berturut-turut 24,52 ppb, 204,16 ppb dan 18,74
menurunkan permintaan energi, pemerintah
ppb[9]. Hasil studi ini juga menunjukkan
menetapkan
yaitu
kurang lebih 85,76% merkuri pada sebuah
konservasi energi untuk peningkatan efisiensi
LHE akan tersebar menjadi bagian dari bubuk
penggunaan energi[2].
posfor dan sekitar 13,66% terdifusi pada
(KEN)[1].
arah
Untuk
kebijakan
utama
Pemerintah melihat adanya kesempatan untuk
mengimplementasikan
program
mencemari
lingkungan.
Selain
matriks kaca. Beberapa studi yang berkaitan dengan kandungan merkuri pada LHE dan
konservasi energi pada subsektor kelistrikan
risiko
dengan mempromosikan penggunaan lampu
dilakukan oleh beberapa peneliti [10,11,12].
kesehatannya
pada
manusia
telah
hemat energi (LHE) untuk menggantikan
Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas,
lampu konvensional. LHE dipilih karena
sangat penting untuk memperkirakan jumlah
mempunyai jangka hidup yang lebih panjang
LHE yang dikonsumsi dan kecenderungan
dan
lebih
limbah LHE tersebut di masa mendatang.
rendah[3]. Respon yang baik terhadap program
Karena laju pembuangan LHE tidak atau belum
ini ditunjukkan dengan besarnya penjualan
diketahui, maka metoda modeling digunakan
LHE yang mencapai 197 juta buah di tahun
untuk memperkirakan jumlah limbah LHE
2010[4] dan kecenderungan peningkatan impor
hingga tahun 2030.
mengkonsumsi
energi
listrik
sejak tahun 1997 [5]. Seperti halnya peralatan listrik dan elektronik lainnya, LHE juga mempunyai jangka hidup tertentu dan setelah rusak akan
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 104
Potensi Limbah Lampu Hemat Energi Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Di Indonesia Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 103 - 112
Ni = K/(
METODOLOGI Data Data yang digunakan dan dianalisis dalam studi ini diperoleh dari beberapa sumber dengan kisaran waktu dari tahun 2000 sampai 2011. Sedangkan rentang waktu perkiraan dimulai dari tahun 2012 hingga tahun 2030. Jumlah rumah tangga didasarkan pada data Kementerian ESDM[3]. Data konsumsi dan Listrik
)
+ 1)
(2)
dimana C=ln [N0/(K – N0)], N0 mengacu pada penetrasi awal alat pada tahun ke 0, dan i adalah tahun yang dilewati[13]. Logistik
model
menggambarkan
penetrasi alat pada tahun ke i, Ni dan ditentukan dengan menggunakan persamaan (3) sebagai berikut:
impor LHE diperoleh dari Asosisasi Industri Perlampuan
(
=
Indonesia,
/
(3)
Dimana Sti adalah jumlah stok alat pada tahun
APERLINDO[4,5].
ke i, dan Qi adalah jumlah populasi atau rumah Pemodelan
tangga pada tahun ke i [13]. Dalam studi ini,
Untuk memperkirakan jumlah LHE yang terpasang pada setiap rumah tangga
alat yang dimaksud adalah LHE dan Qi mewakili jumlah rumah tangga.
digunakan model logaritmik, dimana model ini
Untuk memperkirakan jumlah LHE yang
merupakan model dasar dalam bidang ekologi
dibuang,
untuk
suatu
dengan analisis aliran materi, materials flow
populasi. Penggunaan model ini didasarkan
analysis (MFA) yang didasarkan pada model
pada
stock and flow[13]. Hubungan antara stock and
memprediksi perkiraan
pertumbuhan
bahwa
kebutuhan
atau
konsumsi LHE pada waktu tertentu yang akan
model
logistik
dikombinasikan
flow diwakili oleh persamaan:
mencapai titik jenuh.
=
Dasar dari model yang dikembangkan
+
−
(4)
oleh Pierre Verhulst adalah bahwa laju
dimana Sti adalah stok pada tahun i, Si adalah
pertumbuhan
misalnya
penjualan pada tahun i, dan Oi adalah limbah
dibatasi oleh densitas populasi[13]. Persamaan
pada tahun i. Dalam studi ini, yang dimaksud
dasar dari model ini adalah:
dengan Sti adalah jumlah LHE yang diimpor
=
populasi
terbatas,
(1 − )
(1)
pada tahun i, Si adalah penjualan LHE pada tahun i, dan Oi adalah jumlah limbah LHE pada
dimana N mewakili penetrasi alat, r adalah
tahun i.
nilai intrinsik laju penetrasi alat, dan K
Produksi limbah Oi dan penjualan Si
mencerminkan daya muat, carrying capacity,
dihubungkan dengan distribusi jangka waktu
yang merupakan jumlah rata-rata maksimum
hidup
dari alat per kapita atau per rumah tangga.
setelah j tahun sebuah alat baru menjadi
Persaman
limbah[13]. Persamaan
(1)
dapat
diselesaikan
dengan
Lj, yang merupakan kemungkinan
persamaan (2) sebagai berikut:
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
105
berhubungan
dengan
jangka
hidup
Lj,
penjualan Si, dan jumlah alat yang dibuang Oi[13]. Dalam studi ini, Lj mewakili jangka
Anggota keluarga (orang)
Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 103 – 112 Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 103 - 112 4 =∑ (5)
5 4 3 2 1 -
waktu hidup LHE. Asumsi Dalam model logistik, terdapat dua
Gambar 1. Rata-rata jumlah anggota keluarga Indonesia (2000-2011)
variabel, yaitu laju pertumbuhan penetrasi LHE
Asumsi kedua adalah jangka waktu
dalam setiap rumah tangga, r dan daya muat,
hidup LHE. Ada lebih dari 200 merek LHE
K. Sementara laju pertumbuhan penetrasi LHE
yang beredar di Indonesia dan sebagian besar
ditentukan secara empiris berdasarkan data
diimpor dari negara lain[4,5,14]. Sebuah studi
tahun 2000 hingga 2011, daya muat K
yang
ditentukan
Penerapan Teknologi (BPPT) pada beberapa
berdasarkan
asumsi.
Laju
dilakukan
Badan
LHE
adalah 0,27 per tahun. Dari tahun 2000 hingga
mengindikasikan jangka hidup LHE berkisar
2011, data statistik menunjukkan rata-rata
dari 4.666 hingga 5420 jam[15]. Mengacu pada
jumlah anggota keluarga dalam setiap rumah
hasil penelitian tersebut, dan dengan asumsi
tangga sekitar empat orang (Gambar 1) dan
bahwa LHE tersebut dinyalakan selama 6 jam
berdasarkan data tersebut maka jumlah anggota
per hari secara terus menerus maka jangka
keluarga
tetap[3].
hidup LHE ditetapkan 2 – 2,5 tahun. Asumsi
Berdasarkan kecenderungan ini dan dengan
tentang rentang waktu penyalaan LHE setiap
pertimbangan bahwa ke depannya setiap rumah
harinya diambil dengan pertimbangan bahwa
terdiri dari minimal empat kamar tidur, kamar
kesadaran
tamu, kamar keluarga, dapur, halaman yang
penghematan
akan membutuhkan delapan titik lampu maka
meningkat.. Dengan pendekatan pesimistik,
diasumsikan bahwa setiap rumah tangga akan
jangka hidup LHE pada studi ini ditetapkan
membutuhkan setidaknya delapan buah LHE
selama dua tahun.
cenderung
sehingga nilai daya muat maksimum, K dalam studi ini ditetapkan sama dengan 8.
dipasarkan
masyarakat pemakaian
di
Pengkajian
pertumbuhan penetrasi LHE dalam studi ini
diasumsikan
yang
oleh
akan listrik
Indonesia
pentingnya semakin
Asumsi terakhir adalah bahwa jumlah minimal LHE yang terjual dan digunakan oleh masyarakat sama dengan jumlah LHE yang diimpor. Asumsi ini diambil mengingat data produk LHE yang diproduksi di dalam negeri tidak tersedia.
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 106
Potensi Limbah Lampu Hemat Energi Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Di Indonesia Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 103 - 112 HASIL DAN PEMBAHASAN Rumah tangga dan penetrasi LHE Seperti diilustrasikan oleh Gambar 2, terlihat pertumbuhan jumlah rumah tangga di Indonesia sejak tahun 2000 hingga tahun 2011 sangat kecil, yaitu sekitar 1,1% per tahun. Di tahun 2000, jumlah rumah tangga sekitar 52
Penetrasi LHE (buah/RT)
4.0 3.0 2.0 1.0 0.0 2000
2002
2004
2006
2008
2010
juta dan 11 tahun kemudian hanya menjadi Gambar 3. Penetrasi LHE di Indonesia tahun 2000 s.d.2011
sekitar 60 juta.
Rumah tangga (Juta)
70
Perkiraan penetrasi LHE masa depan
60
Seperti digambarkan pada Gambar 4,
50 40
penetrasi LHE akan terus meningkat secara
30
tajam hingga tahun 2020 dan selanjutnya
20
cenderung meningkat secara perlahan hingga
10
flat hingga tahun 2030. Penurunan laju
2000
2002
2004
2006
2008
2010
penetrasi LHE dari tahun 2020 hingga tahun 2030 diperkirakan karena sudah mendekati titik
Gambar 2. Jumlah rumah tangga di Indonesia tahun 2000 s.d. 2011
jenuh.
Sebaliknya, seperti ditunjukkan pada Gambar
dan sepuluh tahun kemudian menjadi 7,94
3, penetrasi LHE di Indonesia di kisaran tahun
buah per rumah tangga. Nilai penetrasi ini
yang sama memperlihatkan laju peningkatan
hampir mendekati nilai daya muat LHE
yang cukup tajam dengan laju pertumbuhan
maksimum yang artinya tidak akan terjadi
sekitar 26.57% per tahun. Peningkatan nilai
peningkatan nilai penetrasi secara berarti
penetrasi LHE dalam kurun waktu 11 tahun
setelah tahun 2030.
Di
tahun
2020,
penetrasi
LHE
diperkirakan sekitar 7,2 buah per rumah tangga
lebih dari 20 kali lipat, dari 0,16 buah per rumah tangga menjadi 3,61 buah per rumah tangga.
Gambar 4. Estimasi penetrasi LHE sampai dengan tahun 2030
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
107
Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan EnergiKetenagalistrikan Terbarukan Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 103 – 112 Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 103 - 112 4 Penjualan dan limbah LHE Dengan laju pertumbuhan sekitar 1,1%, 700
diperkirakan sebesar 72,85 juta. Dalam kurun waktu 30 tahun, hanya terjadi peningkatan sebesar 12 juta rumah tangga dari 60 juta rumah tangga di tahun 2011 (Gambar 5). Dengan
Persamaan
(3),
perkiraan
jumlah impor atau penjualan LHE dihitung berdasarkan hasil perkiraan penetrasi LHE dan perkiraan
jumlah
rumah
tangga.
Seperti
ditunjukkan oleh Gambar 6 Pola perkiraan penjualan LHE hampir sama dengan pola perkiraan penetrasi LHE pada Gambar 4. Hingga tahun 2020, diperkirakan laju penjualan LHE terus meningkat tajam mencapai sekitar 470 jutaan. Kemudian pertumbuhan penjualan LHE melambat hingga tahun 2030 menjadi sekitar 578 jutaan buah.
600 500 400 300 200 100 2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
Gambar 6. Estimasi penjualan LHE tahunan sampai dengan tahun 2030 Karena jangka waktu hidup LHE yang dipasarkan di Indonesia diasumsikan dua tahun maka jumlah limbah LHE akan sama dengan jumlah LHE yang dipasarkan pada dua tahun sebelumnya. Secara grafis, hasil perhitungan limbah LHE dengan menggunakan Persamaan (5) ditunjukkan pada Gambar 7. Jumlah limbah LHE di tahun 2030 diperkirakan sekitar 563 juta buah. Secara kumulatif, jumlah limbah LHE di
80.0
Rumah tangga (Juta)
Jumlah LHE (Juta)
jumlah rumah tangga Indonesia di tahun 2030
70.0
Indonesia
60.0
Hingga tahun 2030, jumlah limbah LHE yang
50.0
diilustrasikan
pada
Gambar
8.
40.0
dibuang ke lingkungan diperkirakan sekitar
30.0
8.500 juta buah.
20.0 10.0 0.0 2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
Gambar 5. Perkiraan jumlah rumah tangga Indonesia sampai tahun 2030
Gambar 7. Perkiraan limbah LHE tahunan sampai dengan tahun 2030
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 108
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Potensi Limbah Lampu Hemat Energi Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 103 - 112 Di Indonesia lingkungan.
Bila
dilakukan
pembakaran
langsung sampah/insinerasi, maka merkuri dapat
terikat
pada
abu
terbang
hasil
pembakaran, sehingga tidak dianjurkan untuk membakar
sampah
yang
diperkirakan
mengandung banyak limbah elektronik. Pada pengelolaan sampah dengan aplikasi intalasi Gambar 8. Perkiraan jumlah limbah LHE secara kumulatif hingga tahun 2030
pengelolaan air limbah, cemaran merkuri bisa dikendalikan, namun tidak berarti merkuri benar-benar tidak mencemari. Bahkan diduga
Implikasi Pemerintah Indonesia menyadari bahwa limbah
elektronik
merupakan
masalah
potensial di negara ini. Limbah yang dihasilkan oleh pembuangan dan penggantian produk elektronik yang cepat, impor ilegal, dan juga kurangnya fasilitas daur ulang menyebabkan limbah
ditangani
melalui
beberapa
fase
informal[16]. Jika diasumsikan apa yang diperkirakan dalam studi ini terjadi, hasil yang ditunjukkan pada
Gambar
9
mempunyai
implikasi yang mendalam pada kebijakan lingkungan Indonesia. Secara kumulatif, sekitar 42,5 ton merkuri akan dibuang bersama sekitar 8.500 juta limbah LHE di tahun 2030. Jika diasumsikan sekitar 50% dari LHE dibuang
merkuri dalam bentuk gas bisa diemisikan dari tempat penampungan akhir [17]. Logam
berat
maupun
senyawa
berbahaya yang terkandung di LHE, seperti merkuri, bila terpapar ke lingkungan, dalam waktu
cepat
mempengaruhi
maupun
lambat,
akan
kesehatan.
Merkuri
dapat
terakumulasi di dalam tubuh manusia maupun organisme lainnya. Definisi mengenai limbah elektronik di Indonesia belum dijabarkan secara spesifik. Bila
dikaitkan
dengan
kandungan
bahan
beracun dan berbahaya, seperti merkuri, maka limbah elektronik digolongkan dalam limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).
sebagai limbah padat rumah tangga, dapat dibayangkan seberapa besar limbah merkuri akan terbuang ke lingkungan. Sistem pembuangan limbah padat rumah tangga di Indonesia masih mengandalkan penampungan sampah yang bersifat open dumping. Limbah elektronik, dalam hal ini LHE,
umumnya
dibuang
ke
tempat
penampungan akhir sampah. Akibatnya logam berat, seperti merkuri, yang terdapat di dalam LHE
akan
dengan
mudah
terlepas
ke
Gambar 9. Perkiraan kandungan merkuri dalam limbah LHE secara kumulatif hingga tahun 2030
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
109
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan No. 2 Desember 2013 : 103 – 112 Vol. 12 No. 2 Desember 2013 :Vol. 10312 - 112 4 menangani/membuang peralatan elektronik Namun dalam Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999, yang mengatur tentang limbah
yang rusak untuk tingkat rumah tangga.
berupa B3 tidak terdapat uraian spesifik tentang
limbah
elektronik.
Akibatnya
ketersediaan data limbah elektronik tidak lengkap,
dan
belum
terdapat
sistem
pengelolaan yang dikhususkan untuk limbah jenis ini. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah elektronik secara umum, antara lain, 1. Membuat aturan yang spesifik untuk limbah elektronik, yang antara lain memuat tentang definisi dan penggolongan limbah elektronik, serta cara pengelolaan limbah dengan
teknologi
bersih.
Juga
perlu
diberlakukan sanksi bagi yang melakukan pelanggaran terhadap penanganan limbah elektronik. 2. Menerapkan program extended producer responsibility (EPR). Pada program ini,
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kebijakan
konservasi
energi
di
Indonesia melalui promosi penggunaan lampu hemat energi (LHE) dapat berdampak kepada lingkungan dan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Pertumbuhan ekonomi yang cepat yang disertai dengan kesadaran akan
konservasi
energi
menyebabkan
permintaan yang tinggi akan LHE yang berakibat pada tingginya jumlah limbah LHE yang terbuang. pembuangan
Suatu sistem manajemen
yang
tepat
diperlukan
agar
memberi keuntungan bagi lingkungan dan menurunkan potensi yang membahayakan yang disebabkan oleh penanganan limbah LHE yang tidak tepat. Saran
produsen bertanggung jawab mengambil
Mengingat beberapa variabel dalam studi
kembali (taking back) produk elektronik
ini masih diasumsikan makaa disarankan
yang tidak terpakai atau telah menjadi
untuk:
limbah.
1. Melakukan penelitian tentang distribusi
3. Mengembangkan teknologi pengelolaan
LHE yang digunakan oleh masyarakat,
limbah elektronik yang tepat, yang dapat
industri atau sektor lainnya sehingga
diaplikasikan di tempat pembuangan akhir
diperoleh gambaran dan perkiraan yang
sampah.
lebih tepat tentang potensi limbah LHE dan
4. Melakukan pengajaran kepada masyarakat mengenai
limbah
elektronik.
perlu
dilakukan
laboratorium terhadap kandungan merkuri
sosialisasi mengenai cara-cara yang dapat
atau logam berat lainnya dalam setiap unit
dilakukan oleh para pengguna barang
LHE
Selain
bahaya
material beracun yang menyertainya.
itu
juga
2. Melakukan
pengukuran
elektronik untuk memanfaatkan peralatan elektroniknya dengan tepat sehingga tidak cepat rusak dan menjadi limbah, serta cara
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
110
atau
analisa
Potensi Limbah Lampu Hemat Energi Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 103 - 112 Di Indonesia [10] Nance, P., J. Patterson, A. Willis, N.
DAFTAR PUSTAKA [1] KESDM, 2006. Blueprint Pengelolaan
health risks from mercury exposure from
Energi Nasional 2005-2025. KESDM [2] DJEBTKE, 2010. Kebijakan Energi Baru, Terbarukan
adan
Konservasi
Foronda, and M. Dourson, 2012. Human
Energi.
broken compact fluorescent lamps (CFLs). Regulatory
Toxicology
and
Pharmachology, Volume 62, Issue 3,
DJEBTKE
[3] 3 Duff, T., K. Kelly, and K. Cantwell,
Halaman 542-552
2011. Evaluting Domestic Lighting: an
[11] Sarigiannis, D.A., S.P. Karakitsios, M.P.
Investigation into the Use of Compact
Antonakopoulou, and A. Gotti, 2012.
Fluorescent
Exposure analysis of accidental release of
Lamps
Environment.
in the Domestic
Lambert
Academic
(CFLs).
Publishing [4] 4 APERLINDO, 2010. CFL Consumption by
area
in
www.aperlindo.com
Indonesia
2010.
(diakses
tanggal
Science
of
The
Total
Environment, Volumes 435-436, Halaman 306-315 [12] Shao, D.D., S.C. Wu, P. Liang, Y. Kang, W.J. Fu, K.L. Zhao, Z.H. Cao, and M.H.
21/03/2013) [5] 5 APERLINDO, 2012. Import CFL 19992012.
mercury from compact fluorescent lamps
www.aperlindo.com
(diakses
Wong, 2012. A human health risk assessment of mercury species in soil and food around compact fluorescent lamp
tanggal 21/03/2013) [6] UNEP, 2013. Mercury-Time to Act.
factories in Zhejiang Province, PR China.
Editors: A. Kirby, I. Rucevska, V.
Journal of Hazardous Materials, Volumes
Yemelin, C. Cooke, O. Simonett, V.
221-222, Halaman 28-34
Novikov,
and
G.
Hughes.
UNEP
2010. Forecasting global generation of
Chemicals Branch. Geneva, Switzerland [7] Betne, R. and P. Rajankar, 2011. Toxics in That
Glow:
Mercury
in
Compact
Fluorescent Lamps (CFLs) in India. Toxic Link, New Delhi [8] APERLINDO, 2012. Merkuri pada LHE. www.aperlindo.com
(diakses
[13] Yu, J., E. Williams, M. Ju, and Y. Yang,
tanggal
obsolete
personal
computer.
Environmental Science and Technology, volume 44, No. 9, Halaman 3232-3237 [14] APERLINDO,
2013.
circulated
in
CFL
Indonesia.
www.aperlindo.com
(accessed
21/03/2013)
21/03/2013) [9] Rey-Raap, N. and A. Galardo, 2012.
[15] BPPT, 2012. Perencanaan dan efisiensi
Determination of mercury distribution
dan
inside spent compact fluorescent lamps by
www.b2te.bppt.go.id(diakses
atomic absorption spectrometry. Waste
21/03/2013)
Management,
brands
Volume
32,
Issue
elastisitas
energy
2012. tanggal
5,
Halaman 944-948 Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
111
Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 103 – 112 Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 103 - 112 4 [16] Rohman, F., 2010. E-waste in Indonesia: [17] Begley,K and T.Linderson. Management The case of Personal Computer, 2010.
of
Mercury
in
Tropical Resources, Volume 29
http://tieathai.org
Lighting
Products.
(dikases
tanggal
08/10/201
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 112