9/19/2016
REKAYASA PONDASI I
JENIS PONDASI Pondasi ialah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya-
sendiri kepada dan ke dalam tanah dan batuan yang terletak di bawahnya.
Pondasi dapat digolongkan berdasarkan di mana beban itu ditopang, yaitu: a. Pondasi Dangkal, kedalamannya pada umumnya Df/B ≤ 1
Pondasi yang mendukung bebannya secara langsung, seperti: pondasi telapak, pondasi memanjang dan pondasi rakit. b. Pondasi Dalam, kedalaman pada umumnya Df/B ≥ 4
pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak relatif jauh dari permukaan, contohnya pondasi sumuran dan pondasi tiang. Peck, dkk. (1953) membedakan fondasi sumuran dengan fondasi dangkal dari nilai kedalaman (Df) dibagi lebarnya (B). Untuk fondasi sumuran Df / B > 4, sedang untuk fondasi dangkal Df /B ≤ 1
1
9/19/2016
PONDASI DANGKAL pondasi telapak adalah pondasi yang berdiri sendiri dalam
mendukung kolom. pondasi memanjang adalah pondasi yang digunakan untuk
mendukung dinding memanjang atau digunakan untuk mendukung sederetan kolom yang berjarak dekat, sehingga bila dipakai pondasi telapak sisi-sisinya akan berimpit satu sama lain. pondasi rakit (raft foundation atau mat foundation), adalah pondasi
yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat di semua arahnya, sehingga bila dipakai pondasi telapak, sisi-sisinya akan berimpit satu sama lain.
Pondasi Telapak
Pondasi Memanjang
Pondasi Rakit
2
9/19/2016
PONDASI DALAM pondasi sumuran (pier foundation) yang merupakan bentuk
peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang, digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relatif dalam. pondasi tiang (pile foundation), digunakan bila tanah pondasi pada
kedalaman yang normal tidak mampu mendukung bebannya, dan tanah keras terletak pada kedalaman yang sangat dalam. Demikian pula, bila pondasi bangunan terletak pada tanah timbunan yang cukup tinggi, sehingga bila bangunan diletakkan pada timbunan akan dipengaruhi oleh penurunan yang besar. Bedanya dengan pondasi sumuran adalah ondasi tiang umumnya
berdiameter lebih kecil dan lebih panjang.
Pondasi Sumuran
Pondasi Tiang
3
9/19/2016
FASE KERUNTUHAN PONDASI Fase I, Saat awal penerapan bebannya, tanah di bawah pondasi turun
yang diikuti oleh deformasi tanah secara lateral dan vertikal ke bawah. Massa tanah yang terletak di bawah pondasi mengalami kompresi yang mengakibatkan kenaikan kuat geser tanah, yang dengan demikian menambah daya dukungnya.
Fase II, Pada penambahan beban selanjutnya, baji tanah terbentuk
tepat di dasar pondasi dan deformasi plastis tanah menjadi semakin dominan. Gerakan tanah pada kedudukan plastis dimulai dari tepi pondasi, dan kemudian dengan bertambahnya beban, zona plastis berkembang. Gerakan tanah ke arah lateral menjadi semakin nyata yang diikuti oleh retakan lokal dan geseran tanah di sekeliling tepi fondasinya. Dalam zona plastis, kuat geser tanah sepenuhnya berkembang untuk menahan bebannya.
Fase III, kecepatan deformasi yang semakin bertambah seiring dengan
penambahan bebannya. Deformasi tersebut diikuti oleh gerakan tanah ke arah luar yang diikuti oleh menggembungnya tanah permukaan, dan kemudian, tanah pendukung fondasi mengalami keruntuhan dengan bidang runtuh yang berbentuk lengkungan dan garis, yang disebut bidang geser radial dan bidang geser linier.
MEKANISME KERUNTUHAN PONDASI Vesic (1963) membagi mekanisme keruntuhan pondasi menjadi 3 macam: a. Keruntuhan geser umum (general shear failure).
Keruntuhan geser umum terjadi dalam waktu yang relatif mendadak, yang diikuti oleh penggulingan pondasinya. b. Keruntuhan geser lokal (local shear failure) .
pondasi tenggelam akibat bertambahnya beban pada kedalaman yang relatif dalam, yang menyebabkan tanah di dekatnya mampat c. Keruntuhan penetrasi (penetration failure atau punching shear failure).
Penurunan pondasi bertambah hampir secara linier dengan penambahan bebannya.
4
9/19/2016
SYARAT PERANCANGAN PONDASI
Faktor aman terhadap keruntuhan akibat terlampauinya daya dukung harus dipenuhi. Dalam hitungan daya dukung,
umumnya digunakan faktor aman 3. Penurunan fondasi harus masih dalam batas-batas nilai yang ditoleransikan. Khususnya penurunan yang tak seragam
(differential settlement) harus tidak mengakibatkan kerusakan pada struktur.
5