POLA DISTRIBUSI INTERVAL DENYUT JANTUNG DENGAN MEMANFAATKAN JUMLAHAN FUNGSI GAUSS YANG DIOPTIMASI SECARA NELDER-MEAD SIMPLEX Herlina D Tendean1), Hanna A Parhusip2), Suryasatria Trihandaru3), Bambang Susanto4) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW 2) Dosen Program Studi Matematika 3) Dosen Program Studi Fisika 4) Dosen Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 1)
[email protected], 2)
[email protected] ,3)
[email protected] , 4)
[email protected] Abstrak Data denyut jantung manusia merupakan data yang memiliki gelombang periodik. Data denyut jantung didekati fungsinya dengan menggunakan fungsi Gauss. Parameter-parameter yang akan digunakan dalam fungsi Gauss dicari dengan menggunakan metode Nelder-Mead simplex untuk meminimumkan nilai eror yang terjadi pada fungsi Gauss. Dalam tiap gelombang denyut jantung selalu terjadi lima puncak sebut saja P, Q, R, S dan T. Jarak antar puncak P ke P, Q ke Q, R ke R, S ke S dan T ke T pada gelombang diseluruh data telah dicari frekuensi terjadinya jarak masing-masing antar puncak. Frekuensi terjadinya jarak tiap puncak ke puncak berikutnya merupakan distribusi Gamma dengan nilai parameter π berada pada interval 269.7837 β€ π β€ 373.7805 dan parameter π berada pada interval 0.0021 β€ π β€ 0.003 yang diperoleh dari distribusi Gamma. Kata kunci : Denyut Jantung, Fungsi Gauss, Metode Nelder-Mead simplex, Nilai Eror, Frekuensi, Distribusi Gamma
Pendahuluan Model denyut jantung yang pernah diteliti merupakan sistem persamaan tak linier yang berbentuk ππ₯1 = β(π₯1 3 β ππ₯1 + π₯2 ) , model denyut π₯2 = π₯1 β π₯π jantung telah diteliti dengan mengunakan teori bifurkasi untuk mencari sifat stabilitas titik setimbangnya dan didapatkan bahwa model merupakan jenis bifurkasi homoklinik yang siklus periodiknya dapat muncul dan menghilang apabila parameter divariasi dengan sifat stabilitas titik setimbang yang cenderung tidak stabil (Tendean dkk, 2014). Menurut (Thanom dan Robert, 2011) model denyut jantung yang telah diteliti belum tepat dengan data denyut jantung sehingga perlu dilakukan modifikasi. Modifikasi model yang dilakukan dengan ketegangan dalam otot pada model yang sebelumnya dianggap sebagai konstata sedangkan pada model yang baru ketegangan dijadikan sebagai
parameter dalam fungsi waktu, lalu penambahan konstanta yang mempresentasikan sinyal kontrol pada pacemaker (Thanom dan Robert, 2011). Sedangkan pada makalah ini modifikasi akan dilakukan dengan proses fitting terhadap data denyut jantung yang telah ada. Fitting dilakukan dengan menggunakan Metode Nelder-Mead simplex dengan mengasumsikan bahwa data sebagai jumlahan pada sebuah periode gelombang dengan fungsi Gauss Model Denyut Jantung Dengan Kombinasi Fungsi Gauss Data denyut jantung yang diteliti merupakan data yang terdiri dari banyaknya jumlah titik-titik sampel dan selalu terjadi gelombang yang berulang-ulang. Data merupakan hasil pengukuran denyut jantung yang diambil selama 120 detik. Pada awalnya dicari dahulu satu gelombang dari keseluruhan data yang dimiliki.
1
2.2
1.2
2
1
1.8
0.8
1.6
0.6
y (mV)
y (mV)
R
1.4
0.4
1.2
0.2
1
0
0.8
-0.2
T P
Q
0
1
2
3
4
5
-0.4 0.1
0.2
0.3
0.4
t (detik)
S 0.5 0.6 t (detik)
0.7
0.8
0.9
Gambar 1. Gambar data denyut jantung (kiri) dan denyut jantung dalam satu gelombang (kanan) Pada gambar 1 terlihat titik-titik puncak kedalam vetrikel jantung. Pada umumnya maksimum lokal dan minimum lokal. puncak T bernilai positif apabila puncak T Puncak-puncak tersebut mempunyai makna negatif atau terbalik maka bisa terjadi fisis yang disimbolkan sebagai P, Q, R, S ketidaknormalan pada jantung (Azhar dan dan T sebagaimana ditunjukan pada Suyanto, 2009). Berdasarkan gambar 2 Gambar 1 kanan. Irama jantung normal terlihat bahwa posisi puncak-puncak S dapat dikatakan sebagai irama sinus yaitu terhadap potensial selalu berada pada posisi irama yang terletak pada sekitar Vena Cava negatif sedangkan untuk puncak-puncak T Superior di atrium kanan jantung. Irama selalu berada pada posisi positif. Data yang jantung yang teratur yang berarti jarak telah diukur merupakan data untuk jantung antara gelombang yang relatif sama dan yang sehat. Pada penelitian ini akan teratur. Hubungan P dengan Q, R dan S ditentukan posisi P, Q, R, S dan T untuk adalah bertujuan untuk membedakan suatu keseluruhan data yang diukur. Untuk itu, irama jantung, bentuk dan durasi pada diperlukan periode satu gelombang. Untuk puncak merupakan pembesaran pada atrium menentukan periode satu gelombang maka jantung. Sedangkan pada puncak-puncak Q, syarat utama dari satu gelombang adalah R dan S ditujukan untuk mendeteksi suatu satu gelombang harus memuat puncakirama jantung, abnormalitas konduksi. puncak P, Q, R, S dan T. Dengan contoh Gelombang T mengambarkan bahwa satu gelombang ditunjukan pada gambar 1 adanya kembali proses pemompaan kanan. 0.3 T 0.2
y (mV)
0.1 0 -0.1 -0.2
S
-0.3 -0.4 0
20
40
60
80 Indeks
100
120
140
160
Gambar 2. Posisi puncak S dan T pada data yang telah diukur 2
1.2 R 1 0.8 sR
y (mV)
0.6
AR
0.4
T
0.2
P sP
0
t0P
-0.2 -0.4 0.1
AP
sT t0Q sQ
t0S
AT
t0T
t0R AS
Q sS
AQ
S 0.2
0.3
0.4
0.5 0.6 t (detik)
0.7
0.8
0.9
Gambar 3. Data pada satu gelombang dengan letak π΄π , π‘0π dan π π pada tiap puncak P, Q, R, S dan T Diasumsikan satu gelombang yang ditentukan dengan bantuan aplikasi memenuhi kombinasi fungsi Gauss yang peakdet.m pada program Matlab R2009a berbentuk: untuk mendapatkan hasil π΄π , π‘0π dan π π pada β(π‘βπ‘ 0 π )2 tiap puncak P, Q, R, S dan T yang π¦π‘ = π=π,π,π
,π,π π΄π ππ₯πβ‘ 2π 2 (1) π ditunjukkan pada Tabel 1. dengan error Tabel 1. Daftar hasil program peakdet.m πΈ=
π¦ π π βπ¦π‘ π π
2
(2)
dengan π¦π‘ : titik-titik dugaan dengan menggunakan fungsi Gauss, π¦π π : titik-titik pada data denyut jantung, π΄π : tinggi titik puncak pada gelombang pada waktu ke π, π‘0π : waktu yang diperlukan pada saat ke π, π π : lebar setiap puncak pada waktu ke π, πΈ : menghitung nilai eror, π : banyaknya jumlahan data. Setelah mendapatkan titik-titik puncak maksimum dan minimum dalam satu gelombang maka selanjutnya pada setiap puncak P, Q, R, S dan T dicari nilai parameter π΄π , π‘0π dan π π yang akan dijadikan sebagai nilai-nilai parameter awal yang akan digunakan dalam menyusun fungsi Gauss. Puncak-puncak yang terjadi dalam satu gelombang harus memuat puncak minimum dan puncak maksimum P, Q, R, S dan T. Posisi P, Q, R, S dan T
Titik puncak P Q R S T
π¨π 0.0942 -0.0596 1.0183 -0.3037 0.1748
ππ π 0.3650 0.4800 0.5150 0.5400 0.7400
ππ 0.0308 0.0308 0.0308 0.0308 0.0308
Puncak-puncak pada tabel 1 dijadikan sebagai puncak-puncak dugaan dalam menyusun fungsi Gauss dengan bantuan metode Nelder-Mead untuk menentukan nilai parameter π΄π , π‘0π dan π π yang dapat meminimumkan nilai eror. Metode Penelitian Data Agar satu gelombang mudah ditentukan maka posisi satu gelombang dicari berdasarkan jarak dari puncak R ke puncak R berikutnya sehingga dari keseluruhan data yang dimiliki selama 120 detik sedangkan banyaknya titik puncak R pada keseluruhan data dengan menggunakan bantuan peakdet.m. 3
1.2
1.2 R1
R2
1
0.8
0.8
0.6
0.6 y (mV)
y (mV)
1
R3
0.4
0.4
0.2
0.2
0
0
-0.2
-0.2
-0.4 0
0.5
1
1.5 t (detik)
2
2.5
-0.4 0
0.5
1
1.5
2
2.5
t (detik)
Gambar 4. Puncak-puncak R pada tiap gelombang (kiri) dan tiap gelombang selalu memiliki puncak P, Q, R, S dan T (kanan) Dalam keseluruhan data dalam waktu 120 Masalah optimasi disini adalah ditentukan β β detik terdapat 155 titik puncak R dengan π₯π yang meminimumkan π₯π = πΈπ . selang waktu yang terjadi antara masing Nelder-Mead bertujuan untuk puncak R rata-rata mencapai 0.7693 detik. meminimumkan nilai fungsi πΈ π₯ β untuk Pasangan nilai parameter π΄π , π‘0π dan π π π₯ β β π
π , dimana π₯ β adalah pasangan π΄π , dipakai untuk menentukan titik-titik dengan π‘0π , π π pada setiap puncak P, Q, R, S dan T. menggunakan fungsi Gauss yang bertujuan Parameter skalar dalam metode Nelderuntuk meminimumkan nilai eror πΈ dengan Mead yang harus ditentukan yaitu koefisien menggunakan metode Nelder-Mead. dari refleksi π , ekspansi atau perluasan π , kontraksi πΎ dan penyusutan π . Metode Nelder-Mead untuk Parameter yang dapat digunakan dalam meminimumkan fungsi tujuan Nelder-Mead (Lagarias dkk, 1998) Gambar 4 (kiri) menujukan bahwa terdapat π > 0, π > π, 0 < πΎ < 1, dan 3 gelombang dari puncak R ke puncak R 0<π<1 (4) berikutnya pada setiap gelombang R pasti Tetapi parameter π > π tidak didefinisikan didalamnya memuat puncak-puncak P, Q, secara tegas, sehingga parameter yang R, S dan T dan ditiap puncak P, Q, R, S dan dipakai secara umum adalah T terdapat π΄π , π‘0π , π π . Pada gambar 4 jarak 1 1 π = 1, π = 2, πΎ = 2 dan π = 2 (5) antara π
1 ke π
2 adalah 0.8350 detik dan Variasi parameter (π, π, πΎ, π) dilakukan jarak antara π
2 ke π
3 adalah 0.8300 detik untuk dimensi keβπ (Gao dan Han, 2010) jadi periode rata-rata 0.8325. Dalam kasus 2 1 ini dicari π = 1, π = 1 + , πΎ = 0.75 β dan π 2π π΄π π‘0π π π 1 π =1βπ (6) π΄π π‘0π π π β Diasumsikan bahwa parameter pada π₯π = π΄π
π‘0π
π π
(3) persamaan (4) merupakan kondisi untuk π΄π π‘0π π π keadaan satu dimensi sedangkan untuk π΄ π π‘0π π π parameter (5) dapat digunakan untuk untuk setiap gelombang ke-i dengan analisis dua dimensi. Pada penelitian ini π = 1, 2, β¦ , π + 1. parameter pada persamaan (5) juga masih β β β Jadi terdapat π₯1 , π₯2 , β¦ , π₯π+1 . Anggap digunakan. β β bahwa πΈ disetiap π₯π adalah πΈ( π₯π ) yang Satu Iterasi dalam Metode Nelder-Mead dapat diurutkan yang memenuhi πΈ1 β€ πΈ2 β€ 1. Urutan β― β€ πΈπ+1 dimana π + 1 adalah banyaknya Urutakan puncak π + 1 untuk titik puncak R, sedangkan π adalah memenuhi banyaknya gelombang. Jadi fungsi inilah sebagai fungsi tujuan yang diminimumkan. 4
πΈ1 (π) β€ πΈ2 (π) β€ β― β€ πΈπ+1 (π) dengan menggunakan aturan pada langkah selanjutnya. 2. Mencerminkan Menghitung titik-titik hasil pencerminan dari π₯π = π₯ + π π₯ β π₯π+1 (7) dengan π π₯ π₯= π π=1
Titik tengah terbaik terletak pada π kecuali π₯π+1 . Selanjutnya πΈπ = πΈ π₯π . Jika πΈ1 β€ πΈπ < πΈπ , maka titik refleksi π₯π diterima sehingga iterasi diakhiri dan π₯π dipilih sebagai parameter-parameter yang baru. Apabila tidak lanjutkan kelangkah perluasan 3. 3. Memperluas / ekspansi Jika πΈπ < πΈ1 atau πΈ1 > πΈπ hitung nilai titik perluasan atau ekspansi π₯π yaitu π₯π = π₯ + π π₯π β π₯ = π₯ + ππ(π₯ β π₯π+1 ) (8) Selanjutnya evaluasi πΈπ = πΈ(π₯π ), jika πΈπ < πΈπ maka langkah ini diterima dan iterasi dihentikan. Apabila πΈπ β₯ πΈπ ,maka π₯π diterima dan iterasi diakhiri 4. Kontraksi Apabila πΈπ β₯ πΈπ lakukan proses kontranksi antara π₯ , π₯π+1 dan π₯π . a. Tahap satu Jika πΈπ β€ πΈπ < πΈπ+1 apabila π₯π lebih baik daripada π₯π+1 , kontraksi yang terjadi pada tahap satu dengan menghitung π₯π = π₯ + πΎ π₯π β π₯ = π₯ + πΎπ π₯ β π₯π+1 (9) Evaluasi πΈπ = πΈ π₯π , maka π₯π diterima dan hentikan iterasi sehingga π₯π dipakai sebagai parameter baru, apabila tidak memenuhi lanjutkan ke langkah 5
b. Tahap dua Jika πΈπ β₯ πΈπ+1 , lakukan kontraksi pada tahap dua dengan menhitung π₯ππ = π₯ + πΎ π₯ β π₯π+1 (10) Evaluasi πΈππ = πΈ π₯ππ , jika πΈππ β€ πΈπ+1 maka πΈππ diterima dan hentikan iterasi sehingga π₯ππ digunakan sebagai parameter baru. Apabila tidak memenuhi lanjutkan ke langkah 5 5. Langkah terakhir Langkah terakhir apabila langkah 1 sampai 4 tidak dipenuhi yaitu dengan menghitung πΈ pada saat titik ke π yaitu π£π = π₯1 + π π₯π β π₯1 (11) dengan π = 1, 2, β¦ , π + 1. Titik puncak untuk iterasi selanjutnya terdiri dari π₯1 , π£π , β¦ , π£π +1 Dalam kasus ini π₯ merupakan pasangan data P, Q, R, S dan T yang memuat π΄π , π‘0π , π π yang terdapat pada puncak maksimum dan minimum yang dijadikan sebagai titik dugaan awal π₯ (0) pada gelombang pertama dalam menggunakan metode Nelder-Mead. 0.1111 0.3650 0.0478 β0.0427 0.4800 0.0478 π₯ (0) = 1.0351 0.5150 0.0478 β0.2869 0.5400 0.0478 0.1916 0.7400 0.0478 Setelah mendapatkan puncak-puncak P, Q, R, S dan T untuk langkah awal dicari terlebih dahulu π¦π‘ yang dijadikan sebagai titik-titik dugaan dari parameter-parameter π΄π , π‘0π , π π pada puncak-puncak P, Q, R, S dan T dengan menyusun pada persamaan (1) pada satu gelombang yang pertama π¦π‘ = π΄π ππ₯π π΄π
ππ₯π π΄ π ππ₯π
β(π‘βπ‘ 0 π )2 2ππ 2
β(π‘βπ‘ 0 π
)2
2ππ
2 β(π‘βπ‘ 0 π )2
+ π΄π ππ₯π + π΄π ππ₯π
β(π‘βπ‘ 0 π )2 2ππ 2 β(π‘βπ‘ 0 π )2 2ππ 2
+ +
2ππ 2
Setelah mendapatkan titik-titik pada π¦π‘ selanjutnya akan dihitung nilai eror antara pendekatan π¦π‘ dengan π¦π 1 dengan menggunakan persamaan (2) didapatkan nilai πΈ untuk gelombang yang pertama 0.0553%. 5
1.2 1 0.8
y (mV)
0.6 0.4 0.2 0 -0.2 -0.4 0.1
0.2
0.3
0.4
0.5 0.6 t (detik)
0.7
0.8
0.9
Gambar 5. Pendekatan antara π¦π‘ dengan π¦π 1 Pada Gambar 5 terlihat pendekatan antara adalah pendekatan Gauss untuk keseluruhan gelombang semakin bergeser π¦π‘ dengan π¦π 1 dengan bantuan fminsearch karena parameter π΄π , π‘0π dan π π pada dalam fungsi matlab dimana π¦π‘ pada keseluruhan gelombang hampir sama, gambar adalah garis lurus yang merupakan dianggap bahwa satu gelombang pada pendekatan dengan menggunakan semua gelombang memiliki periode dan parameter-parameter dugaan P, Q, R, S dan jarak yang sama. T pada data dan titik-titik pada gambar merupakan π¦π 1 data pada gelombang yang Distribusi Gamma untuk frekuensi pertama. Dengan bantuan fungsi fminsearch waktu antar puncak ke puncak pada matlab didapatkan nilai pendekatan Langkah selanjutnya dicari jarak antara antara data dengan dugaan yang terdekat puncak R ke puncak R berikutnya pada dan didapatkan nilai parameter π΄π , π‘0π , π π keseluruhan gelombang dalam waktu 120 yang baru untuk setiap puncak P, Q, R, S detik. Laju denyut jantung dengan distribusi dan T amplitudo denyut jantung yang pernah Tabel 2. Parameter π΄π , π‘0π , π π yang baru diamati antara orang sakit dan orang sehat pada gelombang pertama dengan menggunakan analisis wavelet yang Titik π¨π ππ π ππ menunjukan bahwa perbedaan pada time puncak series interval denyut jantung pada orang 0.0892 0.3748 0.0190 P dewasa yang sehat dan tidak sehat tidak 0.1332 0.5370 0.0126 Q terletak pada variasi distribusi antar 1.2163 0.5125 0.0091 R 0.1859 0.5332 0.0387 S gelombang, karena variasi pola variabilitas 0.1625 0.7315 0.0286 T denyut jantung selama sakit dapat mirip Parameter baru yang didapatkan merupakan dengan pada saat sehat(Ivanov dkk, 1998). parameter yang berdasarkan metode Pada makalah ini distribusi amplitudo Nelder-Mead yang meminimumkan nilai diamati dengan memperhatikan frekuensi eror. Sedangkan metode Nelder-Mead dari interval waktu antar puncak (P-P, Q-Q, dilakukan untuk mencari pendekatan Gauss R-R, S-S dan T-T). pada keseluruhan gelombang yang terjadi
6
1
Frekuensi
0.95
y (detik)
0.9 0.85 0.8
0.695 0.7175 0.74 0.7625 0.785 0.8075 0.83 0.8525 0.875 0.8975 0.92 More
0.75
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
0.7 0.65 0
50
100 Indeks
150
t (detik)
200
Gambar 6. Waktu pada masing-masing puncak R ke puncak R berikutnya (kiri) dan frekuensi munculnya π‘ pada gelombang Setelah semua puncak-punck R pada yang diduga pada gelombang denyut keseluruhan data didapatkan maka dicari jantung dimana terdapat data π₯ = jarak antar masing-masing puncak R ke [π₯1 , π₯2 , β¦ , π₯π ] dengan π₯ adalah jarak antar puncak R berikutnya terdapat 155 puncak R masing-masing puncak data yang dengan masing-masing jarak antar puncak berdistribusi Gamma dengan parameter π R ada 154 titik. Dengan variansi pada dan π maka fungsi densitasnya atau fungsi masing-masing jarak antar puncak 0.0017. kepadatan terjadinya peluang dapat Dari semua jarak antar R yang dijadikan dirumuskan sebagai sebagai jarak antar gelombang pada data, π π₯ π, π = πΊπ π₯; π, π ditunjukan rata-rata gelombang berkisar π₯ πβ1 π₯ = ππ₯π β 0.7693. Frekuensi yang muncul pada π Ξ(π)π π gambar 6 (kanan) yaitu jarak waktu yang β diperlukan antara puncak R ke puncak R Ξ πΌ = π₯ πΌβ1 π βπ₯ ππ₯ dengan memperhatikan histogram frekuensi 0 yang muncul pada βπ‘ antar puncak untuk dengan π₯ > 0, π > 0 dan π > 0. jantung yang sehat diduga sebagai distribusi Pada tiap puncak P, Q, R, S dan T Gamma. Distribusi Gamma pernah masing-masing dicari jarak antar puncak digunakan untuk memprediksi periode yang kemudian dicari frekuensi yang gelombang air di pantai barat daya India muncul βπ‘ pada tiap puncak. (Satheesh dkk, 2005). Distribusi Gamma Tabel 3. Frekunsi terjadinya βπ‘ pada tiap puncak dan hasil fitting distribusi Gamma Histogram (Frekuensi)
Hasil fitting distribusi Gamma
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
puncak P fitting
10
Density
8
0.6850 0.7065 0.7280 0.7495 0.7710 0.7925 0.8140 0.8355 0.8570 0.8785 0.9000 More
Frekuensi
Puncak P-P
6 4 2
t (detik) 0
0.7
0.75
0.8 Data
0.85
0.9
7
40 35 30 25 20 15 10 5 0
10
Puncak Q fitting
Density
8
6
4
0.6800 0.7040 0.7280 0.7520 0.7760 0.8000 0.8240 0.8480 0.8720 0.8960 0.9200 More
Frekuensi
Q-Q
2
t (detik) 0
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
0.75
0.8 Data
0.85
12
0.9
Puncak R fitting
10
Density
8
0.695 0.7175 0.74 0.7625 0.785 0.8075 0.83 0.8525 0.875 0.8975 0.92 More
Frekuensi
R-R
0.7
6 4 2
t (detik) 0
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
0.75
0.8 Data
0.85
12
0.9
Puncak S fitting
10
Density
8
0.695 0.7175 0.74 0.7625 0.785 0.8075 0.83 0.8525 0.875 0.8975 0.92 More
Frekuensi
S-S
0.7
6 4 2
t (detik) 0
40 35 30 25 20 15 10 5 0
0.75
0.8 Data
0.85
0.9
Puncak T fitting
10
Density
8
0.680 0.703 0.726 0.749 0.772 0.795 0.818 0.841 0.864 0.887 0.910 More
Frekuensi
T-T
0.7
6
4
2
t (detik) 0
Dengan aplikasi Toolbox pada Matlab R2009a βdfittoolβ maka fitting data yang
0.7
0.75
0.8 Data
0.85
0.9
diduga berdistribusi Gamma dilakukan dengan fungsi densitas atau fungsi 8
kepadatan terjadinya peluang pada tiap-tiap βπ‘ pada masing-masing puncak pada gelombang denyut jantung dan fitting hasil distribusi Gamma terlihat hampir menyerupai data frekuensi tiap puncak. Tabel 4. Parameter π dan π yang merupakan hasil fitting distribusi Gamma Puncak P-P Q-Q R-R S-S T-T
π 332.5077 269.7837 368.1399 373.7805 345.2989
Standar eror 37.8738 30.7257 41.9344 42.5773 39.3315
π 0.0023 0.0029 0.0021 0.0021 0.0022
Standar eror 0.00026 0.0003 0.00023 0.00023 0.00025
Parameter π dan π merupakan hasil fitting distribusi Gamma terlihat bahwa data frekuensi tiap puncak yang terjadi pada data denyut jantung merupakan distribusi Gamma. Parameter π berada pada interval 269.7837 β€ a β€ 373.7805 dan parameter π berada pada interval 0.0021 β€ π β€ 0.003. Sehingga dapat dikatakan bahwa data denyut jantung berdistribusi Gamma dengan π dan π memiliki interval yang tidak terlalu jauh dan histogram yang terjadi dengan fungsi kepadatan peluang hampir sama. Kesimpulan Data denyut jantung yang telah diukur merupakan data periodik yang merupakan fungsi Gauss dengan bantuan metode Nelder-Mead maka diperoleh parameterparameter pada data yang memenuhi fungsi Gauss yang meminimumkan nilai eror pada fungsi Gauss. Nilai eror yang terjadi pada fungsi Gauss adalah 0.0553%. Frekuensi pada tiap puncak yang dalam denyut jantung yang diukur merupakan distribusi Gamma dengan nilai parameter π berada pada interval 269.7837 β€ a β€ 373.7805 dan parameter π berada pada interval 0.0021 β€ π β€ 0.003. Saran Perlu adanya data jantung untuk orang yang tidak sehat untuk dapat mengetahui perbedaan puncak S dan T antara orang yang sehat dengan yang tidak sehat lalu βπ‘ frekuensi antar puncak berdistribusi Gamma atau tidak.
Ucapan Terima Kasih Terimakasih kepada sdr. Gill Gaspar Lobo Pinto atas data denyut jantung yang telah diberikan sehingga dapat digunakan untuk penelitian dalam makalah ini. Daftar Pustaka [1]. Lagarias. J. C, J. A. Reeds, M. H. Wright dan P. E. Wright, βConvergence Properties Of The Dimension Nelder-Mead Simplex Method In Low Dimensionβ, Siam J. Optim, vol. 9, no. 1 pp 112-147, 1998. [2]. A. N. Azhar dan Suyanto, βStudi Identifikasi Sinyal ECG Irama Myocardial Ischemia Dengan Pendekatan Fuzzy Logicβ, Juti, vol. 7, no. 4, pp 193-206, 2009. [3]. Gao, Funchang dan Lixing Han, β Implementing The Nelder-Mead Simplex Algorithm With Adaptive Parametersβ. Springer Science and Business Media, 2010. [4]. Tendean, Herlina Dwi, Hanna. A. Parhusip dan Bambang Susanto, βAnalisis Model denyut Jantung Dengan Menggunakan Teori Bifurkasiβ. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika βPeran Matematika dan Pendidikan Matematika sebagai solusi Problematika Pada Abad ke21β, pp 65-74, 2014, ISBN : 978979-17763-7-0. [5]. Ivanov. P.Ch, M.G. Rosenblum, C.-K. Peng, J.E. Mietus, S. Havlin, H.E. Stanley dan A.L Goldberger, βScaling and Universality in Heart Rate Variability Distributionβ, Elsevier. Physica A 249 pp 587593, 1998. [6]. Thanom, Witt dan Robert. N. K. Loh, βNonlinier Control of Heartbeat Modelsβ. Systemic, Cybernetics and Informatics, vol. 9, no. 1, pp 21-27, 2011, ISSN : 16904524. [7]. Satheesh. S. P, V. K. Praveen, V. Jagadish Kumar, G. Muraleedhran dan P. G. Kurup, βWeibul and Gamma distribution for Wave Parameter Predictionsβ. J Ind 9
Geophys Union, vol. 9, no. 1, pp 55-64, 2005.
10