PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN PARAGRAF-PARAGRAF ARGUMENTASI BAGIAN PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI BIDANG KELAUTAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh: Alfiyatun Nasiroh NIM: 121224078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN PARAGRAF-PARAGRAF ARGUMENTASI BAGIAN PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI BIDANG KELAUTAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh: Alfiyatun Nasiroh NIM: 121224078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan dengan rasa syukur dan terima kasih kepada: (1) Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi maupun kuliah saya dapat berjalan dengan baik dan lancar. (2) Ibu tersayang Jazimatul Mursidah yang telah dengan sabar memberikan doa, dukungan dan kasih sayang yang tulus. (3) Bapak saya Eka Yulianta yang selalu mendukung, memotivasi dan memberikan kepercayaan selama ini. (4) Adik saya tercinta Rafi’atul Mufidah.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Jangan bermimpi menjadi orang yang cerdas, tapi jadilah manusia bernilai dan memberikan nilai kehidupan -Albert Einstein-
Tuhan telah menentukan yang terbaik untuk makhluk-Nya, tetapi manusia tetap harus berusaha lalu berdoa sampai akhir. -Penulis-
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini membahas mengenai pola dan kadar ketajaman paragrafparagraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pola paragraf-paragraf argumentasi dan mendiskripsikan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan penjelasan Toulmin, dkk. (1979) yang menyebutkan bahwa argumen memiliki enam elemen penyusun yaitu Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), dan Possible Rebuttals (R). Dari teori ini, peneliti melihat dan menganalisis elemen-elemen argumen tersebut di dalam setiap paragraf argumentasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sumber data penelitiannya yaitu artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Datanya berupa paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel tersebut.Sampel datanya (purposive sample) Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis tahun 2015. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dengan carasimak (dalam hal ini baca) dan catat. Data-data yang didapat kemudian dianalisis dengan kajian isi. Dari hasil analisis data, peneliti menemukan 4 pola dengan variasinya dalam paragraf-paragraf argumentasi. Pola tersebut adalah (1) pola C-G dengan variasi pola C-G dan G-C yang dominan atau paling banyak jumlahnya, kemudian (2) pola C-G-W dengan variasi pola C-G-W, C-W-G,W-G-C, W-C-G, G-W-C, dan G-C-W, lalu (3) Pola C-G-W-B dengan variasi pola C-G-W-B, C-G-B-W, GC-W-B, G-W-B-C, dan W-B-G-C, juga (4) Pola C-G-W-B-M. Dari empat pola dan variasinya ini, pola yang paling banyak digunakan adalah pola C-G dan variasinya G-C. Dilihat dari pola yang ditemukan, diketahui kadar ketajaman berdasarkan kelengkapan elemen argumen pada paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan ini bervariasi dari lemah, cukup kuat, kuat, dan sangat kuat.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Patterns and Degree of Acuity of Argumentation of Argumentative Paragraphs in the Article’s Discussion Marine Accredited Journal in 2015. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Program, Faculty of Education, University of Sanata Dharma. This research discusses about patterns and degree of acuity argumentative paragraphs in the article’s discussion marine accredited journal. The aims of this study are to describe the pattern of arguments and degree of acuity arguments of argumentative paragraphs of the discussion section in the articles marine accredited journal in 2015 edition. The researcherusing theory from Toulmin, et al. (1979) which stated that the argument has six elements, namely Claim (C), Ground (G), Warrant (W), Backing (B), Modal Qualifiers (M), and Possible Rebuttals (R). The researcher analyzed the elements of the argument in argumentative paragraphs. This study used descriptive approach. The sources of data research were the articles marine accredited journal in 2015 edition. The paragraphs of the discussion section in the article were the data of thisstudy. The sample (purposive sample) was Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Tahun 2015. This study used reading and writing method for collecting the data. The researcher used content analysis as the technique of analyzed data. From the analysis, the researcher found four patterns with variations in argumentative paragraphs. The patterns is (1) a pattern C-G with variation pattern of C-G and G-C, then (2) the pattern C-G-W with variation pattern C-G-W, C-W-G, W-G-C, W-C-G, G-W-C, and G-C-W, and (3) the pattern C-G-W-B with variation pattern C-G-W-B, C-G-B-W, G-C-W-B, G-W-B-C and W-B-G-C, also (4) Pattern C-G-W-B-M. From the four patterns and variations, the most widely used pattern C-G and G-C variation. Based from the patterns, it could be found that the degree acuity of argument of argumentative paragraphs in the articles’s discussion marine accredited journal has varied degree from weak, strong enough, strong, and very strong.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola dan Kadar Argumen Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan, kerjasama dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: (1)
Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
(2)
P. Kuswandono, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma.
(3)
Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Dosen Pembimbing yang dengan sabar membeikan bimbingan motivasi, saran, masukan juga kritikan bagi penulis.
(4)
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
(5)
Drs. Concilianus Laos Mbato, M.A., Ed.D. selaku Triangulator Data.
(6)
Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama proses perkuliahan.
(7)
Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Program Studi PBSI yang telah memberikan berbagai bantuan layanan administrasi.
(8)
Orang tua saya, Eka Yulianta dan Jazimatul mursidah yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, motivasi, kepercayaan, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
Adik saya Rafi’atul Mufidah yang telah memberikan dukungan.
(10) Sahabat-sahabat saya, Eka Tanjung Pripambudi, Nadya Bela P.J.S, Setia Ratna Dewi, Eva Tri Rusdyaningtyas, dan Dania Yosepha Tamara, yang telah mendengarkan segala keluhan, memberikan motivasi, dan dukungan selama perkuliahan maupun pengerjaan skripsi ini. (11) Teman-teman PBSI Angkatan 2012 dan teman-teman PPL SMK N 5 Yogyakarta tahun 2012. (12) Seluruh anggota keluarga, teman-teman dan pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.Namun dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
Yogyakarta, 12 Agustus 2016 Alfiyatun Nasiroh
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv MOTTO ................................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN ILMIAH ................................................................................ vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 5 1.3 Tujuan ............................................................................................................... 5 1.4 Manfaat ............................................................................................................. 5 1.5 Batasan Istilah ................................................................................................... 6 1.6 Sistematika Penyajian ....................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 9 2.1 Penelitian yang Relevan .................................................................................... 9 2.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 12 2.2.1 Pengertian Argumen dan Paragraf Argumentasi.......................................... 12
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.2 Elemen Argumen ......................................................................................... 16 2.2.2.1 Pernyataan Posisi/Claim (C) ..................................................................... 16 2.2.2.2 Data dan Fakta/Ground (G) ...................................................................... 17 2.2.2.3Jaminan/Warrants(W) ................................................................................ 18 2.2.2.4 Dukungan/Backing (B) .............................................................................. 19 2.2.2.5 Modalitas/Modal Qualifiers (M) ............................................................... 20 2.2.2.6 Kemungkinan Sanggahan/Possible Rebuttals (R)..................................... 21 2.2.3 Pola Argumen .............................................................................................. 22 2.2.3.1 Pola C-G .................................................................................................... 22 2.2.3.2 Pola C-W-G............................................................................................... 23 2.2.3.3 Pola C-W-G-B........................................................................................... 25 2.2.3.4 Pola C-W-G-B-M ...................................................................................... 26 2.2.3.5 Pola C-W-G-B-M-R .................................................................................. 28 2.2.4 Kadar Ketajaman Argumen.......................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 34 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................................... 34 3.1.1 Pendekatan Penelitian .................................................................................. 34 3.1.2 Jenis Penelitian ............................................................................................. 36 3.2 Data dan Sumber Data .................................................................................... 35 3.3 Tahap-Tahap Penelitian .................................................................................. 36 3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 38 3.5 Instrumen Penelitian........................................................................................ 38 3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 40 3.7 Teknik Keabsahan Data .................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 41 4.1 Deskripsi Data ................................................................................................. 41 4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan .............................................................. 42 4.2.1 Pola Dasar G-C dan Kadar Ketajamannya ................................................... 44 4.2.1.1 Variasi Pola C-G ....................................................................................... 46
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.1.2 Variasi Pola G-C ....................................................................................... 48 4.2.1.1 Kadar Ketajaman Pola C-G....................................................................... 51 4.2.2 Pola C-G-W dan Kadar Ketajamannya ........................................................ 51 4.2.2.1 Variasi Pola C-G-W .................................................................................. 53 4.2.2.2 Variasi Pola C-W-G .................................................................................. 55 4.2.2.3 Variasi Pola W-G-C .................................................................................. 56 4.2.2.4 Variasi Pola W-C-G .................................................................................. 58 4.2.2.5 Variasi Pola G-W-C .................................................................................. 59 4.2.2.6 Variasi Pola G-C-W .................................................................................. 61 4.2.2.7 Kadar Ketajaman Pola C-G-W.................................................................. 63 4.2.3 Pola C-G-W-B dan Kadar Ketajamannya .................................................... 64 4.2.3.1 Variasi Pola C-G-W-B .............................................................................. 65 4.2.3.2 Variasi Pola C-G-B-W .............................................................................. 68 4.2.3.3 Variasi Pola G-W-C-B .............................................................................. 71 4.2.3.4 Variasi Pola G-W-B-C .............................................................................. 74 4.2.3.5 Variasi Pola C-B-G-W .............................................................................. 76 4.2.3.6 Kadar Ketajaman Pola C-G-W-B.............................................................. 78 4.2.4 Pola C-G-W-B-M dan Kadar Ketajamannya ............................................... 79 4.2.4.1 Variasi Pola C-G-W-B-M ......................................................................... 80 4.2.4.2Variasi Pola G-C-W-B-M .......................................................................... 84 4.2.4.4 Kadar Ketajaman Pola C-G-W-B-M ......................................................... 85
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 87 5.1 Simpulan ........................................................................................................ 87 5.2 Saran ................................................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90 LAMPIRAN ......................................................................................................... 92
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kadar Ketajaman Argumen Berdasarkan Kelengkapan Elemennya ... 32
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Pola C-G .............................................................................................. 22 Bagan 2.2 Pola C-G-W ......................................................................................... 23 Bagan 2.3 Pola C-G-W-B ..................................................................................... 25 Bagan 2.4 Pola C-G-W-B-M ................................................................................ 27 Bagan 2.5 Pola C-G-W-B-M-R ............................................................................ 29 Bagan 4.1 Pola C-G .............................................................................................. 45 Bagan 4.2 Ilustrasi Data C-G ................................................................................ 48 Bagan 4.3 Ilustrasi Data G-C ................................................................................ 51 Bagan 4.4 Pola C-G-W ......................................................................................... 52 Bagan 4.5 Ilustrasi Data C-G-W ........................................................................... 54 Bagan 4.6 Ilustrasi Data W-G-C ........................................................................... 57 Bagan 4.7Ilustrasi Data W-C-G ............................................................................ 59 Bagan 4.8 Ilustrasi Data G-W-C ........................................................................... 61 Bagan 4.9 Ilustrasi Data G-C-W ........................................................................... 63 Bagan 4.10 Pola C-G-W-B ................................................................................... 64 Bagan 4.11 Ilustrasi Data C-G-W-B ..................................................................... 67 Bagan 4.12 Ilustrasi Data C-G-B-W ..................................................................... 68 Bagan 4.13 Ilustrasi Data G-W-C-B ..................................................................... 71 Bagan 4.14 Ilustrasi Data G-W-B-C ..................................................................... 74 Bagan 4.15 Ilustrasi Data W-B-G-C ..................................................................... 78 Bagan 4.16 Pola C-G-W-B-M .............................................................................. 79 Bagan 4.17 Ilustrasi Data C-G-W-B-M ................................................................ 82 Bagan 4.18 Ilustrasi Data G-C-W-B-M ................................................................ 85
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan ini terdiri dari enam subbab yaitu 1) Latar Belakang Masalah, 2) Rumusan Masalah, 3) Tujuan Penelitian, 3) Manfaat Penelitian, 4) Batasan Istilah, dan 6) Sistematika Penyajian. Keenam subbab tersebut dijelaskan lebih lanjut di bawah ini. 1.1 Latar Belakang Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan rangking Indonesia yang berada di posisi nomor 61 dunia pada jumlah artikel jurnal tahun 1996-2013. Data ini diambil dari SCImago Journal and Country Rank (SJR) dalam buku pedoman akreditasi jurnal ilmiah nasionalpada arjuna.ristekdikti.go.id. Upaya yang dilakukan oleh Dikti antara lain dengan meningkatkan pengelolaan dan peningkatan akreditasi dari terbitan berkala ini. Selain itu, sistem Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna) juga telah dikembangkan untuk akreditasi terbitan berkala ilmiah nasional secara elektronik. Buku pedoman akreditasi yang memuat pedoman evaluasi, syarat, tata cara akreditasi dan penduan pengajuan akreditasi juga diterbitkan untuk melaksanakan upaya tersebut. Buku pedoman akreditasi terbitan berkala ilmiah dari Dikti terdiri dari beberapa bab penjelasan. Di dalam bab II buku pedoman ini, terdapat beberapa subbab yaitu penamaan terbitan berkala ilmiah, kelembagaan penerbit, substansi penyutingan dan manajemen pengelolaan terbitan, substansi artikel, gaya
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
penulisan, penampilan, keberkalaan, penyebarluasan, disinsentif, dan lain-lain. Subbab substansi artikel menjelaskan hal-hal acuan penilaian mutu substansi artikel ilmiah suatu terbitan. Di sini, kriteria mutu substansi artikel ilmiah suatu terbitan minimal harus meliputi deskripsi temuan karya, pembahasan secara tajam, dan pembandingan kritis dengan orang lain. Hal ini akan menunjukkan ketajaman analisis dan sintesis suatu karya ilmiah. Penarikan simpulan juga harus bermakna dan akurat sesuai dengan teori dan penemuan yang telah dibahas. Pembahasan pada artikel karya ilmiah merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.Bab pembahasan merupakan bagian inti dalam artikel karya ilmiah. Di dalam bab inilah penulis akan dilihat sejauh mana referensi dan wawasan keilmuan yang telah dimilikinya. Pada bagian ini pula seharusnya ditampilkan sifat-sifat artikel terpenting yaitu kupasan argumentatif, analitik dan kritis dengan sistematika yang runtut dan logis, sejauh mungkin juga berciri komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pembahasan akan menunjukkan referensi penulis dalam menujukkan argumennya (Fatihudin & Iis, 2011:92). Pengertian argumen sendiri adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumen penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3). Argumen yang baik dapat meyakinkan pembaca mengenai hal yang ditemukan atau masalah yang dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Selain dapat meyakinkan pembaca, argumen juga harus dapat dipahami pembaca dengan mudah. Apabila pembaca mudah memahami argumen yang diberikan maka pembaca dengan sangat mudah dapat diyakinkan berdasarkan penjelasan yang baik. Tak hanya itu, argumen juga harus dapat menunjukkan alasan dan bukti juga contoh yang dapat mendukung analisis masalahnya. Alasan dan bukti ini membuat argumen tidak hanya sekedar opini penulis semata, sehingga pembaca dapat melihat kebenaran dari apa yang dianalisis. Apabila pembaca telah mengetahui kebenarannya maka pembaca dapat yakin dengan masalah yang dibicarakan. Selain hal itu, Toulmin, dkk. (1979:25) menyebutkan ada enam elemen yang dapat ditemukan secara eksplisit dalam argumen. Enam elemen tersebut adalah 1) claim, 2) grounds, 3) warrants, 4) backing, 5) modal qualifiers, 6) possible rebuttals. Elemen-elemen argumen menurut Toulmin, dkk.ini membentuk pola dan model tertentu. Tidak setiap argumen lengkap menggunakan enam elemen ini. Sehingga kita dapat menganalisis sebuah argumen dengan melihat ada tidakkah elemen tersebut dan bagaimana pola penggunaannya. Pola yang digunakan sangat beragam. Pola dan model argumen yang digunakan untuk menulis argumen dalam artikel jurnal ini akan menunjukkan ketajaman argumen itu sendiri. Apakah argumen tersebut tajam atau tidak dapat dilihat dari pola yang dipakai.Artikel jurnal yang baik seharusnya menggunakan argumen yang tajam. Argumen ini dituliskan dan dijelaskan dalam bentuk paragraf-paragraf argumentasi. Namun, menurut Rivai (2001: 33, dalam Tanjung & Ardial, 2005: 141) banyak ilmuwan Indonesia yang tak dapat menggunakan paragraf secara efektif. Sering dijumpai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tulisan yang sukar dipahami dan tidak jelas pemisahan bagian-bagiannya untuk menghasilkan
argumen
yang
meyakinkan.
Paragraf-paragrafnya
tidak
mengandung elemen-elemen argumen yang berangkaian dan membentuk kesatuan yang utuh. Maka banyak argumen yang membingungkan dan kurang tajam penulisannya. Dari sini, peneliti kemudian mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan pola dan kadar paragraf-paragraf argumentasi pada jurnal yang telah terakreditasi. Fokusnya pada bagian pembahasan artikel-artikel jurnal yang termasuk dalam bidang kelautan. Indonesia diklaim memiliki potensi besar dalam industri kelautan. Namun demikian, potensi yang besar itu belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh seluruh pihak. Pengembangan di industri ini masih sangat minim inovasi dan teknologinya. Oleh karena itu, pengembangan dan peningkatan teknologi bidangkelautan sangat dibutuhkan dalam upaya menunjukkan potensi itu. Dengan adanya inovasi-inovasi baru dan penelitian baru di bidang kelautan ini diharapkan dapat meningkatkan teknologi itu. Jurnal-jurnal kelautan yang terakreditasi ini tentunya diharapkan ikut memberikan inovasi baru untuk peningkatan teknologi kelautan di Indonesia. Inilah alasan peneliti memilih jurnal kelautan untuk dianalisis pola dan ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasinya. Apabila argumennya tajam dan baik maka inovasi-inovasi baru yang ada dalam jurnal ini diharapkan dapat diterapkan dalam perkembangan industri kelautan di Indonesia khususnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Dari penjelasan di atas, sekali lagi peneliti menekankan bahwa argumen yang baik memiliki pola tertentu yang menunjukkan ketajamannya. Argumen yang tajam dapat dipahami dengan mudah dan dapat meyakinkan pembacanya tentang masalah yang dibahas. Peneliti akan membahas tentang pola dan kadar ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka berikut ini rumusan masalah dalam penelitian ini: 1) Apa saja pola argumen paragraf-paragraf argumentasi yang terdapat pada bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015? 2) Bagaimanakah kadar ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi pada bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015? 1.3 Tujuan Sejalan dengan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menggambarkan pola argumenparagraf-paragraf argumentasi pada bagian pembahasan artikel-artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015. 2) Mendeskripsikan kadar ketajaman argumenparagraf-paragraf argumentasi pada bagian pembahasan artikel-artikel jurnal bidang kelautan tahun 2015. 1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat penelitian sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1) Manfaat Teoretis Secara teoretis, manfaat penelitian ini dapat memperkaya teori-teori yang berkaitan dengan pola dan kadar ketajaman argumen paragrafargumentasi penulis pada bagian pembahasan jurnal. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para dosen atau kaum akademis sebagai pedoman untuk memperbaiki kualitas dalam memberikan argumen dan menuliskannya pada paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel ilmiah yang dimuat dalam sebuah jurnal khususnya jurnal pada bidang kelautan. 1.5 Batasan Istilah 1) Argumen Argumen adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumen penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3). 2) Elemen Argumen Toulmin, dkk.(1979:25) menyebutkan ada enam elemen yang dapat ditemukan secara eksplisit dalam argumen. Enam elemen tersebut adalah 1) claim, 2)grounds, 3)warrants, 4)backing, 5) modal qualifiers, 6)possible rebuttals.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3) Paragraf Argumentasi Paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca bahwa yang disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah (Nasucha, dkk, 2009: 50). 4) Pola dan Kadar Ketajaman Argumen Pola dan kadar ketajaman argumen ini dilihat dari rangkaian elemen-elemen argumen toulmin. 5) Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Bagian pembahasan artikel jurnal merupakan bagian yang terdapat didalam setiap artikel jurnal selain judul, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metodologi penelitian, kesimpulan dan daftar rujukan. Dewasa ini banyak jurnal yang menggabungkan bagian pembahasan dengan bagian analisis data. 1.6 Sistematika Penyajian Penelitian ini disajikan dalam lima bab yaitu bab pendahuluan, bab landasan teori, bab metodologi penelitian, bab hasil dan pembahasan, dan bab penutup. Bab I pendahuluan adalah bab yang menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian yang sejalan dengan rumusan masalah, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II landaasan teori terdiri dari dua subbab yaitu penelitian yang relevan dan tinjauan pustaka. Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang memiliki hubungan yang relevan dengan penelitian ini. Subbab kedua merupakan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori yang dapat digunakan peneliti untuk melakukan analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bab III adalah metodologi penelitian, memaparkan 7 subbab. Subbab tersebut meliputi pendekatan dan jenis penelitian, data dan sumber data, tahaptahap penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data. Bab IV hasil dan pembahasan berisi deskripsi data, hasil analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan mengenai pola yang didapat serta kadar paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang pertanian dan perikanan. Bab V penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan juga saran-saran bagi penelitian semacam ini atau saran bagi peneliti berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Di dalam bab II landasan teori disajikan dua hal yaitu penelitian terdahulu dan tinjauan pustaka. Kedua hal itu dijelaskan dalam subbab berikut. 2.1 Penelitian yang Relevan Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini.Penelitian itu dilakukan oleh Setiyaningsih, dkk. (2015), Rahmawati (2015) dan Agustini R. (2016). Penelitian yang pertama dilakukan oleh Setiyaningsih, dkk. Penelitian tersebut mengenai argumen di bagian pembahasan artikel ilmiah dalam jurnal. Penelitiannya berjudul “Pola Berpikir Deduktif pada Argumen Bagian Pembahasan Artikel Ilmiah Jurnal Terakreditasi Bidang Humaniora”. Masalah yang diangkat dalam tulisan Setiyaningsih, dkk. adalah tentang pola-pola argumen artikel dalam jurnal bidang humaniora yang telah berstatus akreditasi, khususnya bagian pembahasan. Penelitian ini berfokus pada penggambaran pola-pola argumen dalam penulisan artikel ilmiah jurnal nasional terakreditasi bidang humaniora. Datanya dikumpulkan dengan metode simak. Metode analisis data yang digunakan adalah metode distribusional.Hasilnya, sebagian besar artikel jurnal ilmiah terakreditasi bidang humaniora ini lebih dominan menggunakan atau menerapkan pola argumen dengan model berpikir deduksi. Dominasi model berpikir tersebut disebabkan oleh banyak hal, misalnya pola budaya pikir masyarakat, daya kritis penulis dalam berpikir ilmiah,
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
rendahnya budaya ilmiah penulis dan kurangnya strategi penulis dalam pengembangan model berpikir deduksi. Penelitian yang relevan berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati tahun 2015.Judul penelitiannya yaitu “Analisis Elemen Pokok dan Pelengkap Wacana Argumen dalam Artikel Opini Harian Tribun Jogja Periode Januari–April 2015”. Penelitian ini mengkaji tentang elemen pokok dan pelengkap wacana argumen dalam artikel harian Tribun Jogja kolom opini. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk elemen pokok wacana argumen, (2) mendeskripsikan bentuk-bentuk elemen pelengkap wacana argumen, dan (3) mendeskripsikan pola elemen pengembangan wacana argumen pada artikel
yang dimuat di harian Tribun Jogja. Jenis penelitiannya adalah
deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa wacana dalam artikel harian Tribun Jogja kolom opini periode Januari–April 2015. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi (baca dan catat).Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa (1) elemen pokok yang ditemukan dalam artikel harian Tribun Jogja kolom opini berupa elemen pernyataan (PER), alasan (AL) dan pembenaran (PEM). Ketiganya terdapat dalam setiap wacana, (2) elemen pelengkap yang ditemukan adalah elemen pendukung (PEN), modal (MO), dan sanggahan (SA), namun tidak semua elemen tersebut terdapat di setiap wacana, (3) pola pengembangan wacana argumen ada enam macam. Tiga macam pola terdiri dari elemen pokok dengan dua elemen pelengkap, yaitu (PER-ALPEM-PEN-MO), (PER-AL-PEM-MO-SA), dan (PER-AL-PEM-PEN-SA). Tiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
macam pola lainnya terdiri dari elemen pokok dengan dua elemen pelengkap, yaitu (PER-AL-PEM-PEN), (PER-AL-PEM-MO), dan (PER-AL-PEM-SA). Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Agustini R. (2016). Penelitian ini berjudul “Pola dan Kadar Ketajaman Argumen pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi: JAK 2014 Universitas Kristen Petra dan JAM 2015 Universitas Brawijaya”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menggambarkan pola argumen dan memaparkan kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal-jurnal terakreditasi: Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 dan Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2015. Pola dan kadar ini berdasarkan pada kerangka berpikir Toulmin, dkk, (1979: 25) yang menyatakan bahwa argumen terdiri dari enam elemen, yaitu pernyataan posisi (PP), data/fakta (D), jaminan (J), dukungan (Duk), Modalitas (M), Pengecualian (Peng). Selanjutnya elemen tersebut disebutkan sesuai dengan singkatanannya.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Datanya merupakan wacana keseluruhan yang berisi pola dan kadar ketajaman argumen. Sumber datanya yaitu Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra dan Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2015 Universitas Brawijaya. Hasilnya pola argumen jurnal tersebut adalah : D-PP, D-J-PP, D-PP-J, PP-J-D, PP-D-J-P, D-J-P-PP, D-JPP-P, D-P-PP-J, PP-J-D-P, J-D-PP-P,J-P-PP-D, J-PP-P-D dan D-P-J-PP-J. Kadar Ketajaman argumen dalam pembahasan hasil penelitian artikel Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 dan Jurnal Akuntansi Multiparadigma 2015 dominan pada kategori kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Penelitian yang dilakukan sekarang ini memiliki masalah yang sama dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Yuliana Setyaningsih, dkk. dan penelitian Agustini R. (2016). Namun, subjek penelitiannya berbeda dengan penelitian sebelumnya. Jika sebelumnya subjek yang diambil adalah artikel jurnal terakreditasi bidang humaniora, penelitian ini mengambil subjek artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan. Kemudian penelitian yang kedua membahas mengenai elemen pokok wacana argumen dalam surat kabar. Di dalam penelitian tersebut, peneliti mendeskripsikan elemen-elemen pokok wacana argument juga memetakan pola pengembangan wacana argumen. Penelitian ini relevan karena penelitian yang akan dilakukan juga bertujuan untuk memetakan pola pengembangan argumen. Jadi, penelitian ini melanjutkan penelitian terdahulu untuk memetakan pola-pola argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi di bidang kelautan. 2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Pengertian Argumen dan Paragraf Argumentasi Ketika berbicara mengenai bagian pembahasan di dalam karya ilmiah, kita berbicara
mengenai
argumen
penulis
dari
hasil-hasil
temuan
atau
penelitiannya.Sebelum membahas lebih jauh pola dan kadar paragraf-paragraf argumen, berikut ini adalah beberapa pengertian argumen dan paragraf argumentasimenurut ahli. Argumen adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pembicara. Melalui argument penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2007: 3). Sejalan dengan pengertian tersebut, istilah argumen diturunkan dari verba to argue (Ing) yang artinya membuktikan atau menyampaikan alasan (Nasucha, dkk, 2009: 50). Sebuah argumen adalah satu set pernyataan yang dimana ada sebuah Claim yang dibuat, sebuah dukungan disarankan dan usaha untuk mempengaruhi seseorang di dalam konteks perselisihan (Warnick & Inch, 1994: 6). Sedikit berbeda dengan pengertian Warnick & Inch, Rottenberg (dalam Rani, dkk., 2006: 39) menjelaskan bahwa wacana argumen merupakan salah satu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pertimbangan logis maupun emosional, sedangkan Salmon (dalam Rani, dkk., 2006: 36) memberikan definisi argumen sebagai seperangkat kalimat yang disusun sedemikian rupa, sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang mendukung kalimat lain yang terdapat dalam perangkat itu. Sementara itu, paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca bahwa yang disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah (Nasucha, dkk, 2009: 50). Kemudian, Wijayanti, dkk (2013: 122) menjelaskan bahwa paragraf argumen adalah paragraf yang berisi pembuktian atau pembahasan atas pendapat penulis tentang suatu hal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dalam paragraph argumentasi, penulis berusaha meyakinkan pembaca dengan menyertakan bukti, contoh, atau alasan. Dari beberapa pendapat ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa argumen merupakan pendapat yang disampaikan seseorang tentang suatu hal. Untuk meyakinkan orang lain, pendapat ini disertai bukti, contoh dan alasan yang sebisa mungkin tidak dapat dibantah. Paragraf argumentasi sendiri adalah paragraf yang mengandung argumen dan bertujuan meyakinkan pembaca mengenai pendapat penulis. Di dalam pengertian argumen menurut Warnick & Inch (1994: 7-9) ada tiga karakteristik argumen, yaitu: (1) Untuk dapat dianggap sebagai sebuah argumen, sebuah pernyataan harus memiliki Claim di dalamnya. Claim adalah sebuah ekspresi opini atau kesimpulan yang arguer atau pembicara argumen ingin sampaikan. Claim ini dibuat dalam berbagai bentuk dan label tergantung situasi dan kondisi dimana itu dibuat. (2) Claim didukung oleh fakta-fakta dan alasan-alasan yang berhubungan. Fakta ini juga dapat berupa berbagai bentuk, tetapi selalu berfungsi sebagai dasar dari argumen atau pijakan argumen. Ketika kita membuat sebuah argumen, kita dapat berpindah dari pernyataan yang kita yakini akan diterima oleh penerima (fakta) ke pernyataan yang dapat diperdebatkan (Claim). Evidence atau fakta ini terdiri dari fakta atau kondisi yang diobservasi secara objektif, keyakinan-keyakinan atau pernyataan umum yang diterima sebagai kebenaran oleh penerima atau kesimpulan yang sebelumnya dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
(3) Argumen berusaha untuk membujuk seseorang dalam sebuah konteks dimana orang-orang tidak setuju terhadap satu sama lain. Usaha ini mungkin saja tidak berhasil karena penerima bebas untuk setuju atau tidak setuju dengan ekspresi opini
pembicara. Di
sini
tidak
akanada
argumen jika
tidak
ada
ketidaksetujuan. Maka karakteristik ini mungkin saja tidak berhasil. Namun, tetap harus ada usaha dengan menunjukkan fakta-fakta dan Claim yang dapat meyakinkan penerima. Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan argumenToulmin, dkk.(1979: 13) menjelaskan penggunaan istilah itu sebagai berikut. a) Argumen digunakan untuk menunjukkan aktivitas dari pembuatan Claim, mempertentangkannya,
mendukungnya
dengan
memproduksi
sebuah
pemikiran, mengkritisi sebuah pemikiran, membantah pemikiran dan lainlainnya. b) Reasoning/pemikiran digunakan sebagai pusat dalam menyajikan sebuah pemikiran yang mendukung Claim. c) Argumen, dalam artian rentetan pemikiran, adalah rangkaian Claim yang berhubungan dengan pemikiran. Di samping itu, ditunjukkan kekuatan dan konten dari ketelitian pembicara dalam berargumen. d) Semua orang yang berpartisipasi dalam sebuah argumentasi menunjukan kerasionalannyaatau sebaliknya, dengan aturan yang dia pegang dan respon untuk menyajikan pemikiran untuk melawan Claim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.2.2 Elemen Argumen Toulmin, dkk.(1979:25) menyebutkan“We shall look, in succession, at six elements that can be found in any wholly explicit argument. These are (1) claims, (2) grounds, (3) warrants, (4) backing, (5) modal qualifiers, and (6) possible rebuttals” (Kita perlu melihat keenam elemen yang dapat ditemukan secara eksplisit dalam sebuah rangkaian argumen.Elemen-elemen tersebut adalah (1) pernyataan posisi,(2) data & fakta, (3) jaminan, (4) dukungan, (5) keterangan modalitas, (6) kemungkinan sanggahan). Keenam elemen ini selanjutnya disebut dengan model argumen Toulmin. Model argumen ini dapat digunakan untuk menganalisis argumen dan bagaimana argumen itu bekerja. Model ini juga dapat menjadi dasar untuk menentukan pola dan struktur dari sebuah argumen. Untuk mengetahui keenam elemen tersebut, berikut ini dijelaskan lebih lanjut definisi dan contoh dari keenam elemen argumen menurut Toulmin, dkk. 2.2.2.1 Pernyataan Posisi/Claim (C) Claim ini adalah elemen pertama yang dapat kita identifikasi di setiap argumen. Claim atau disebut juga pernyataan posisi adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh penutur dan dikemukakan kepada mitra tutur agar dapat diterima dengan alasan-alasan mendasar yang dapat ditunjukkan. Pernyataan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh penutur (Rani, dkk. 2006:41). Selain itu, Claim adalah pernyataan tegas yang diletakkan diawal dan dapat diterima secara umum dengan maksud mendasari sebuah pemikiran yang dapat ditunjukkan dengan baik, sehingga sesuatu yang belum diketahui menjadi sesuatu yang dapat diterima (Toulmin, dkk., 1979: 29).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Istilah Claim memiliki banyak arti, namun dalam hal ini kita berfokus pada Claim dalam berargumen. Di dalam hal ini, ada tiga hal yang terkait dengan istilah Claim, yaitu: a) Claim sebagai dasar untuk menarik perhatian khalayak umum agar dapat menerima argumen dan Claim ini relevan dengan fakta (Ground). b) Aturan umum, hukum atau prinsip-prinsip (Warrants/jaminan) digunakan untuk menunjukkan bahwa fakta-fakta relevan dengan Claim. c) Bagaimana mencari Ground yang mendukung Claim baru lebih baik daripada mencari Claim alternatif atau Claim saingan. Claim ini selalu berisi tujuan dari penulis atau si argumentator, sehingga apabila kita ingin mengetahui apa yang menjadi tujuan argumen ini kita dapat melihat apa Claim yang ada didalamnya. Untuk membantu mencari atau menganalisis sebuah Claim, Toulmin, dkk. (1979) menjelaskan bahwa kita dapat mengajukan pertanyaan “What exactly are you Claiming? Where precisely do you stand on this issue?” (apa yang menjadi pernyataan posisi anda? Di mana tepatnya anda berdiri dalam masalah ini?). Berikut ini contoh dari Claim (dalam Rani, dkk, 2006: 40). Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
2.2.2.2
Data&Fakta/Ground (G)
Claim selalu didukung oleh alasan, yaitu pernyataan yang diberi keterangan fakta-fakta khusus tentang sebuah situasi untuk memperjelas Claim tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Istilah Ground ini merujuk pada dukungan yang diberikan kepada Claim yang ditunjukkan.Groundyang mengejutkan dengan bukti-bukti dan istilah-istilah baru membuat perbedaan yang bagus dalam sebuah argumen. Namun, mayoritas Claim hanya didukung oleh fakta-fakta yang biasa (Toulmin, 1979: 33). Ground selanjutnya juga dapat disebut dengan “Alasan”.Rani, dkk.(2006: 41) menjelaskan bahwa “Alasan” adalah bukti-bukti yang bersifat khusus yang diperlukan untuk mendukung pernyataan. “Alasan” atau bukti pendukung dapat berupa data statistik, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental, dan materi ilmu pengetahuan umum, maupun pengujian. Kesemuanya itu digunakan untuk mendukung pernyataan atau Claim. Untuk mengetahui dan membantu menganalisis kita dapat menanyakan “What information are you going on? What Ground is your Claim based” (Informasi apa yang ingin anda bicarakan? Apa alasan dasar dari Claim anda?). Berikut ini contoh dari Ground(dalam Rani, dkk., 2006: 40) Makalah mahasiswa S1 menunjukkan kelemahan penalaran.Makalahmakalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
2.2.2.3
Jaminan/Warrants(W)
Warrants adalah pernyataan yang menghubungkan Claim dengan Ground, sehingga membentuk alasan utama argumen. Warrants merupakan pelengkap Claim dan Ground yang menghubungkan keduanya. Jaminan/Warrants adalah pernyataan yang menunjukkan cara umum dalam berargumen yang diaplikasikan dalam setiap kasus dan secara implisit mengandalkan seseorang yang dapat dipercaya (Toulmin, dkk. 1979: 43). Menurut Rani, dkk. (2006: 41-42), Warrants
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
atau disebut pembenaran adalah pernyataan yang menunjukkan kaidah-kaidah umum untuk mempertahankan pernyataan. Dengan alasan dan pernyataan, pembenaran dapat dipertahankan dan diterima secara rasional. Kita dapat menentukan Warrants dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut, “How do you do justify the move from ‘these’ Ground to ‘that’ Claim? What road do you take to get form ‘this’ starting point to ‘that’ destination? (Bagaimana anda menjembatani Ground ke Claim? Jalan apa yang andaambil untuk bisa mencapai tujuan dari poin awalnya?) (Toulmin, dkk. 1979: 26).Berikut ini, adalah contoh dari Warrants (dalam Rani, dkk., 2006:40-41) yang menjamin contoh Claim dan Ground yang telah disebutkan sebelumnya Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik.
2.2.2.4
Dukungan/Backing (B)
Backing yaitu generalisasi yang dibuat secara eksplisit yang diandalkan untuk
membangun
kepercayaan
pembaca
argumen.
Pemberi
argumen
membutuhkan Warrants yang didukung dengan hal-hal tertentu (di sini kita sebut sebagai Backing). Pemberi argumen setidaknya dapat memberikan sesuatu yang menunjukkan bahwa Warrants yang telah dikemukakan dapat berdiri sendiri dengan Backing. Dengan cara ini, maka Warrants yang telah ditempeli oleh Backing akan mendukung argumen asli, dalam hal ini Claim dan Ground. (Toulmin, 1979: 57).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Backing merupakan elemen pelengkap. Dukungan adalah kriteria yang digunakan
untuk
membenarkan
pernyataan
yang
dikemukakan
dalam
pembenaran. Dalam hal ini, dukungan dapat berupa pengalaman yang diyakini pernyataan para pakar, hasil penelitian, atau hasil wawancara (Rani, dkk., 2006: 42).Di bawah ini merupakan contoh Backing yang mendukung contoh Warrant di atas. Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang. 2.2.2.5 Modalitas/Modal Qualifiers (M) Modalitas adalah pernyataan yang berupa sikap, gaya, dan nada argumen yang dilakukan untuk mempengaruhi pembaca argumen. Menurut Toulmin, dkk. (1979) modalitas ini menunjukkan seberapa kuatnya argumen mengingat ketersediaan elemen-elemen yang telah dikemukakan untuk mendukung claim. Modalitas ini biasanya berbentuk kata keterangan seperti perlunya, pastinya, tentunya, biasanya, normalnya, kemungkinan besar, rupanya, dll. Rani, dkk. (2006: 42) mengatakan modal adalah kata atau frase yang menunjukkan derajat kepastian atau kualitas suatu pernyataan. Setiap argumen selalu memiliki modal yang menunjukkan kualitas suatu pernyataan. Kualitas sebuah pernyataan dapat diketahui dari penanda linguistik yang mengikutinya. Penanda linguistik inilah yang disebut modal. Modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal sebagai penanda kepastian dan penanda kemungkinan. Adapun kata,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
frase atau keterangan yang digunakan sebagai penanda kepastian antara lain perlu, pasti, dan tentu saja. Adapun penanda kemungkinan antara lainagaknya, kiranya, rupaya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin, mungkin sekali, dan masuk akal. Berikut ini contoh Modals (dalam Rani, dkk., 2006: 41). Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas argumen.
2.2.2.6
Kemungkinan Sanggahan/Possible Rebuttals (R)
Kemungkinan sanggahan yaitu persiapan ketika claim mendapat sanggahan atas pengecualian terhadap claim. Di dalam sebuah kesimpulan, biasanya disediakan kemungkinan sanggahan yaitu keadaan luar biasa yang mungkin melemahkan kekuatan argumen yang mendukung (Toulmin, 1979:75). Rani, dkk. (2006: 42) menjelaskan bahwa sanggahan/penolakan adalah lingkungan atau situasi di luar kebiasaan yang dapat mengurangi atau menguatkan pernyataan. Jika suatu kondisi yang dapat melemahkan suatu pernyataan dapat dikontrol dengan menghadirkan elemen sanggahan/penolakan maka kedudukan argumen semakin kuat. Sanggahan tersebut harus benar-benar kuat. Penggunaan elemen sanggahan juga berarti membuat pernyataan menjadi lebih spesifik. Piranti kohesi yang dapat digunakan untuk menandai elemen sanggahan antara lainkecuali, jika…maka, dan jika. Berikut ini merupakan contoh Rebuttals yang mendukung contoh claim yang telah disebutkan sebelumnya (dalam Rani, dkk., 2006:41).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Namun, jika terdapat faktor-faktor di luar, seperti ketebatasan fisik, kelemahan atau keterlambatan berpikir ada pada diri
mahasiswa maka usaha
meningkatkan kualitas berpikir kritis terganggu. 2.2.3 Pola Argumen Elemen-elemen argumen Toulmin saling berhubungan dan membentuk suatu struktur tertentu dalam sebuah wacana argumen. Stuktur ini mempunyai pola-pola tertentu. Penelitian ini juga melihat elemen-elemen argumen Toulmin dalam membentuk struktur paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi. Berikut ini pola-pola argumen menurut Toulmin, dkk (1979) berdasarkan elemen pembentuknya. 2.2.3.1 Pola C-G Pola ini dimulai dari pernyataan penulis yang menunjukkan atau menyatakan sebuah Claim/Pernyataan Posisi lalu mencoba untuk membuktikan pendapatnya itu. Penulis membuktikan dan membenarkan Claim dengan meletakkan satu set fakta dan data yang kemudian kita sebut Ground. Toulmin, dkk (1979: 35) menuliskan Having registered a claim, the assetor, A, has taken the first step toward establishing it. A has done this by placing in discussion the specific set of factual grounds, on the basis of which he is prepared to justify the claim (Setelah menunjukkan claim, argumentator telah melangkah untuk membuat argumen. Argumentator kemudian melanjutkannya dengan meletakkan satu set faktual ground, yang siap membenarkan claim). Pola tersebut dapat digambarkan sebagai berikut berdasarkan contoh yang telah dijelaskan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Kemampuan berpikir Kritis
Makalah mahasiswa
mahasiswa S1 dapat
S1menunjukkan kelemahan
ditingkatkan antara lain,
penalaran.Makalah-makalah
dengan memberikan latihan
mahasiswa S1 mengandung
secara intensif dalam
argumen-argumen yang rancu.
menyusun argumen. Ground(G)
Claim(C)
Bagan 2.1 Pola C-G 2.2.3.2 Pola C-W-G Secara sederhana, Claim dihubungkan dengan Ground melalui sebuah pernyataan. Kita dapat mengatakan pernyataan itu adalah Warrants. Ground ditunjukkan dengan beberapa fakta & data atau hal-hal yang sudah diketahui secara umum/populer. Kemudian Warrants mengesahkan atau mendukung Ground tersebut, sehingga Claim dapat disetujui. Selain itu, Warrants juga dapat membandingkan
Ground
dengan
sesuatu
yang
telah
umum,
sehingga
menghasilkan sebuah penemuan atau pernyataan posisi yang berupa kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Toulmin, dkk (1979: 46) There we simply showed the assetor claim, as linked to his grounds, by simple arrow. Now, we may indicate also that the step from G to C is being taken in the manner authorized by the warrants (Secara sederhana claim yang ditunjukkan argumentator seperti terkait dengan alasan, oleh jembatan sederhana. Kita dapat menunjukkan bahwa hal yang menunjukkan hubungan dari G ke C disahkan oleh warrants). Berikut ini disajikan contoh pola C-G-W dalam bentuk bagan. Warrants(W) Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik. Makalah mahasiswa S1menunjukkan kelemahan penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
Kemampuan berpikir Kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
Ground(G)
Claim(C) Bagan 2.2 Pola C-G-W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.2.3.3 Pola C-W-G-B Pola C-G-W-B terdiri dari pernyataan posisi yang didukung dengan fakta & data atau Ground. Ground dihubungkan oleh Warrants. Warrants sendiri kemudian diberi dukungan dengan Backing, sehingga Warrants yang telah ditempeli ini dapat memperkuat Claims dan Ground. Di dalam Toulmin, dkk (1979: 58) dikatakan When Q challenge A to produce “further substantial supporting consideration” and so demonstrate that his warrant is sound and relevant Q requires A to provide that warrant with backing. We can indicate the role of backing by adding one further element to our basic diagram (Ketika penanya menantang argumentator untuk menghasilkan sebuah pertimbangan yang mendukung dan menunjukkan sebuah hal yang relevan, penanya memberikan usulan pada argumentator untuk menunjukkan backing/dukungan. Kita dapat menambahkan satu elemen lebih lanjut pada pola dasar kita dari penjelasan tersebut). Berikut ini contoh dari pola C-W-G-B.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Warrants(W) Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik.
Backings (B) Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang
Kemampuan berpikir Kritis
Makalah mahasiswa S1menunjukkan kelemahan penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
Ground(G)
Claim(C) Bagan 2.3 Pola C-G-W-B
2.2.3.4 Pola C-W-G-B-M Pola C-G-W-B-M merupakan pola C-G-W-B yang dikuatkan dengan sebuah derajat kepastian. Pola tersebut dapat dimulai dari Claim yang didukung dengan fakta dan data atau Ground. Claim & Ground dihubungkan dengan Warrants yang telah ditempeli Backing. Untuk menegaskan argumen ini atau menunjukkan ketersediaan bukti dan dukungan yang telah ditunjukkan penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menyatakan dengan kata atau frasa tertentu yang disebut Modals. Modal qualifiers merupakan penanda derajat kekuatan argumen dari mulai kuat hingga lemah. Toulmin, dkk (1979: 70) mengatakan In a word, every argument has a certain modality. By the use of this term, we refer to the strength or weakness, conditions, and or limitation with which a claim in advanced. We possess a familiar set of colloquial adverbs and adverbial phrases that are customarily used to mark these modalities-as modal qualifiers or modifiers. Their function is to indicate the kind of rational strength to be attributed to C on the basis of its relationship to G, W, and B (Setiap argumen memiliki modalitas tertentu. Dengan modalitas ini, kita dapat melihat kekuatan atau kelemahan, kondisi, dan atau pembatasan claim. Kita meletakan satu set kata keterangan yang lazim digunakan untuk menandai modalitas ini. Fungsi mereka adalah menunjukkan jenis kekuatan rasional untuk dikaitkan dengan C atas dasar hubungannya dengan G, W, dan B). Berikut ini adalah contoh Pola C-G-W-B-M (dalam Rani, dkk. 2006:40-41).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Warrants(W)
Backings (B)
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik.
Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang
Kemampuan berpikir Kritis
Makalah mahasiswa S1menunjukkan kelemahan penalaran.Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen-argumen yang rancu.
mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
Ground(G)
Claim(C) Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas argumen Modal Qualifiers (M) Bagan 2.4 Pola C-G-W-B-M
2.2.3.5 Pola C-W-G-B-M-R Pola C-G-W-B-M-R merupakan pola terakhir Toulmin yang terdiri atas keseluruhan elemen atau enam elemen Toulmin yaitu Claim, Ground, Warrant,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Backing, Modal Qualifiers, dan Possible Rebuttals. Pola tersebut dapat dimulai dari Claim yang didukung dengan fakta dan data atau Ground. Claim & Ground dihubungkan dengan Warrants yang telah ditempeli Backing. Untuk menegaskan argumen atau menunjukkan ketersediaan bukti dan dukungan yang telah ditunjukkan, penulis menyatakan dengan kata atau frasa tertentu yang disebut Modals. Selain itu, penulis juga menyatakan kemungkinan-kemungkinan sanggahan dari argumen tersebut dan alasan untuk menjawab sanggahan ini. Kemungkinan sanggahan itu disebut juga Possible Rebuttals. Toulmin, dkk (1979: 78) menjelaskan to allow for this last element, accordingly, we have added one final feature to out basic analytical diagram. “Given grounds, w may appeal to warrant, W (which rests on backing B) to justify the claim that c- or at any rate, the presumption (m) that c – in the absence of some
specific
rebuttal
or
disqualification
(R)”
{Elemen
terakhir
ini
memungkinkan kita menambahkan satu fitur terakhir untuk diagram analisis dasar kita. Ground yang diberikan, Warrant mungkin menjamin, W (yang bertumpu pada Backing) untuk membenarkan claim-dengan situasi Claim tidak disanggah dengan hal-hal tertentu (Rebuttals)}. Berikut ini contoh pola C-G-W-B-M-R yang digambarkan dalam bagan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Backings (B)
Warrants (W) Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat.Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran baik.
Penelitian Teopilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam matakuliah mengarang
Makalah mahasiswa S1menunjukkan
Kemampuan berpikir Kritis
kelemahan penalaran.Makalah-
mahasiswa S1 dapat
makalah mahasiswa S1 mengandung
ditingkatkan antara lain,
argumen-argumen yang rancu.
dengan memberikan latihan secara intensif dalam menyusun argumen.
Ground(G) Namun, jika terdapat faktor-faktor di luar, seperti ketebatasan fisik, kelemahan atau keterlambatan berpikir ada pada diri mahasiswa maka usaha
Claim(C) Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas argumen.
meningkatkan kualitas berpikir kritis terganggu.
Modal Qualifiers Rebuttals (R)
Bagan 2.5 Pola C-G-W-B-M-R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.2.4
Kadar Ketajaman Argumen
Sebuah argumen yang baik, dapat meyakinkan pembaca mengenai hal yang ditemukan atau masalah yang diungkapkan dan dianalisis. Untuk dapat meyakinkan pembaca, sebuah argumen harus dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Selain itu, argumen juga perlu menunjukkan bukti-bukti dan alasan yang kuat sehingga pernyataan yang ingin disampaikan dapat meyakinkan pembaca. Bagaimana pembuat argumen menunjukkan dan meyakinkan pembaca melalui pernyataan, bukti, alasan di dalam tulisannya dapat menunjukkan ketajaman argumen itu (Wijayanti, dkk, 2013: 122). Kadar ketajaman sendiri dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya dengan melihat kelengkapan elemen argumen penyusunnya. Rani, dkk.(2006: 40) mengatakan elemen pokok wacana argumen ada tiga, yaitu pernyataan, alasan, dan pembenaran. Sedangkan elemen pelengkapnya adalah pendukung, modal dan sanggahan. Maka, apabila sebuah argumen memiliki 3 elemen argumen dapat dikatakan cukup baik. Semakin lengkap elemennya maka semakin baik pula argumennya. Penelitian ini juga melihat kadar ketajaman argumen yang terdapat pada paragraf-paragrafargumentasi bagian pembahasan artikel jurnal berdasarkan kelengkapan elemen-elemen penyusunnya. Elemen-elemen tersebut adalah elemen Toulmin yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu Claim, Ground, Warrants, Backing, Possible Rebuttal, dan Modal Qualifiers. Semakin lengkap elemen yang dimuat maka kadar ketajaman pada paragraf-paragrafnya semakin baik. Sebaliknya, semakin sedikit elemen yang dimuat maka kadar ketajamannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
semakin kurang. Kelengkapan elemen argumen berbanding lurus dengan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasinya. Berikut ini adalah tabel kadar ketajaman paragraf argumentasi berdasarkan kelengkapan elemen argumen penyusunnya. Tabel 2.1 Kadar Ketajaman Argumen berdasarkan Kelengkapan Elemennya Kadar
Deskripsi
Pola Argumen
Sangat
Argumen hanya mengandung satu
C
Lemah
elemen yaitu Claim
Lemah
Argumen dalam paragraf hanya
C-G
mengandung dua elemen yaitu Claim dan Ground Cukup
Argumen
dalam
paragraf
Kuat
mengandung tiga elemen yaitu
C-G-W
Claim, Ground, dan Warrants Kuat
Argumen
dalam
paragraf
C-G-W-B
mengandung empat elemen Claim, Ground, Warrants, danBacking Sangat
Argumen
dalam
paragraf
Kuat
mengandung 5 atau 6 elemen Claim, Ground, Warrants, Modal dan rebuttals
C-G-W-B-M/ C-G-W-B-M-R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Peneliti akan menggunakan tabel di atas. Tabel ini sebagai acuan untuk menentukan kadar ketajaman paragrafargumentasi yang terdapat di dalam pembahasan artikel jurnal. Tabel tersebut diadaptasi dari penelitian yang dilakukan Agustini (2016) dengan beberapa perubahan.Untuk menentukan kadarnya, peneliti dapat melihat pola argumen dari setiap paragraf bagian pembahasan artikel jurnal kemudian melihat bagaimana kelengkapan elemennya berdasarkan tabel tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam bab ini akan dipaparkan metodologi penelitian yang meliputi a) pendekatan dan jenis penelitian, b) data dan sumber data, c) tahap-tahap penelitian, d) teknik pengumpulan data, e) instrumen penelitian, f) teknik analisis data, g) teknik keabsahan data. 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Menurut Moleong (2006: 6) penilitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Suatu penelitian digolongkan sebagai penelitian kualitatif bila tujuan utama studi tersebut adalah untuk menggambarkan situasi, fenomena, permasalahan atau kejadian. Selain itu, penelitian kualitatif menggunakan pendekatan tak-terstruktur. Di dalam pendekatan tak-terstruktur, segala sesuatu yang menyusun proses penelitian, seperti obyektif atau tujuan, desain penelitian, sampel, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden lebih fleksibel. Pendekatan ini lebih ke arah mengeksplorasi sifat-sifat permasalahan, isu atau fenomena (Widi, 2010:57).
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian ini nantinya akan menghasilkan sebuah teori atau dalam artian bermaksud menggambarkan fenomena atau permasalah tertentu dalam bentuk kata-kata. Dalam hal ini, permasalahannya
adalah
pola
dan
kadarketajaman
paragraf-paragraf
argumentasibagian pembahasan dalam artikel jurnal. 3.1.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini ditinjau dari caranya adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Di sini, peneliti tidak mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian. Data yang terkumpul di klasifikasikan atau dikelompokkan menurut jenis, sifat atau kondisinya, sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan (Arikunto, 2010:3). Peneliti menguraikan dan menganalisis data yang ada pada bagian pembahasan jurnal sehingga dapat memperoleh gambaran pola dan ketajaman paragraf-paragraf argumentasi kemudian membuat kesimpulan maka dapat dikatakan bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. 3.2 Data dan Sumber Data Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47), dalam Moleong (2006: 157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sumber buku dan majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Buku, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, media massa, majalah, dan karya ilmiah lainnya sangat berharga sebagai sumber data (Suwandi&Basrowi, 2008: 170). Artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015 merupakan sumber data penelitian ini. Istilah data merujuk pada material kasar yang dikumpulkan peneliti dari dunia yang sedang mereka teliti; data adalah bagian-bagian khusus yang membentuk dasar-dasar analisis (Emzir, 2014: 64). Data pada penelitian ini adalah paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan yang terdapat dalam jurnal bidang pertanian dan perikanan tahun 2015. Peneliti mengambil sampel untuk mendapatkan data tersebut dari Jurnal Ilmu Teknologi Kelautan Tropis, Institut Pertanian Bogor, Volume 1, Juni tahun 2015 (selanjutnya disebut Jurnal ITKT).Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample). Di sini, sampel bukan seperti pada penelitian kuantitatif yang mewakili sebuah populasi namun sampel di sini merupakan sesuatu yang memiliki kekhususan sendiri dan memiliki sifat yang unik (Moleong, 2006). 3.3 Tahap-Tahap Penelitian Menurut Sudaryanto (2015), ada beberapa hal yang terkait dengan metode dan teknik penelitian, yaitu kurun kegiatan penelitian bahasa, puncak tahap penelitian bahasa dan pengertian metode dan teknik dalam rangka analisis bahasa. Di dalam kurun kegiatan penelitian bahasa dan puncak tahap penelitian bahasa ini, kita dapat mengambil bagaimana tahap-tahap yang perlu dilalui dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
bahasa. Tahap-tahap tersebut peneliti gunakan sebagai pijakan pada tahap-tahap penelitian kali ini. Tahap-tahap penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Tahap pertama yaitu bersentuhan dengan objeknya. Pada tahap pertama ini, peneliti menemukan sebuah masalah. Masalah dalam hal ini adalah mengenai paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal ilmiah yang menjadi latar belakang sekaligus topik dalam penelitian ini. (2) Tahap kedua yaitu merangsang dan merumuskan masalah. Pada tahap ini peneliti membuat sebuah pertanyaan yang dituliskan dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian. (3) Tahap penyediaan data. Tahap ini merupakan upaya sang peneliti menyediakan data secukupnya (Sudaryanto, 2015: 6). Di tahap ini, peneliti menentukan 1) data, 2) sumber data, 3) instrumen penelitian dan melaksanakan teknik penyediaan data atau pengumpulan data. (4) Tahap analisis data. Tahap tersebut merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Penanganan itu nampak dari adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan “membedah” atau mengurai dan memburaikan masalah yang bersangkutan dengan cara-cara khas tertentu (Sudaryanto, 2015: 7). Cara-cara khas ini dapat dilihat dalam teknik analisis data. (5) Tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap penyajian, peneliti mewujudkan “laporan” tertulis tentang apa-apa yang telah dihasilkan dalam analisis data. Termasuk di dalamnya yaitu interpretasi hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(6) Membuat kesimpulan. Pada tahap terakhir, peneliti menyimpulkan hal-hal yang telah di dapatkan. Di dalam penelitian kualitatif, kesimpulan tidak menjadi akhir dari penelitian. Kesimpulan disini dapat berisi gambaran dari apa yang telah dideskripsikan dan dianalisis oleh peneliti. 3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Dalam upaya mendapatkan data, kita dapat menggunakan cara-cara tertentu untuk pengumpulan atau perolehannya. Kita dapat mengamati saja penggunaan bahasa yang sedang berlangsung, baik lisan via radio, televisi, dialog, maupun secara tertulis via surat kabar, majalah, buku bacaan, dll. Cara semacam itulah yang disebut dengan metode (Sudaryanto, 1986: 33). Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan teknik simak (dalam hal ini baca) dan catat. Manakala dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara menyimak sumber data dan pencatatan pada kartu data maka teknik itu dapat disebut teknik simak dan catat (Sudaryanto, 1986: 33). Peneliti membaca setiap paragraf dalam pembahasan jurnal dan mencatat data yang di dapat dalam instrumen penelitian yang digunakan. 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk membantu mengumpulkan data guna dianalisis nantinya. Peneliti menggunakan tabel analisis pola argumen dan tabel analisis kadar ketajaman argumen untuk membantu mengumpulkan data penelitian ini. Di sini, peneliti menuliskan paragraf-paragraf argumentasi yang ada dalam artikel jurnal kemudian, menuliskan pula kalimatkalimat yang menempati fungsi enam elemen argumen menurut Toulmin. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
mengumpulkan data tersebut, peneliti dapat menentukan pola argumen dalam paragraf-paragrafnya. Dari pola yang didapat, peneliti juga dapat menentukan kadar ketajaman paragraf yang polanya didapatkan. 3.6 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis konten (Content Analysis) atau biasa dinamakan kajian isi. Weber (1985, dalam Moleong, 2006: 220) menyatakan bahwa kajian isi adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen. Kajian isi merupakan proses yang diarahkan untuk menggeneralisasi. Maka, dari contoh yang ditemukan dalam data, timbul sebuah kesimpulan yang general mengenai pola dan kadar ketajaman argumen paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan. Dari hasil yang didapatkan dalam artikel jurnal dan telah dituliskan dalam instrumen penelitian, peneliti memetakan pola yang terbentuk dari setiap artikel dan mengelompokkannya sesuai dengan kategori yang sama. Kemudian, peneliti mengurutkan dan menyimpulkannya. 3.7 Teknik Keabsahan Data Ada tiga bentuk yang biasa digunakan pada penelitian kualitatif untuk memeriksa keabsahan data (dalam Emzir, 2010: 82-83) yaitu triangulation, member checking, dan auditing. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan bentuk triangulation. Hal ini adalah proses penguatan bukti-bukti dari individuindividu yang berbeda, jenis data dalam deskripsi dan tema-tema dalam penelitian kualitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dengancara ini, peneliti terdorong untuk mengembangkan suatu laporan yang akurat dan kredibel (Emzir, 2010: 82). Peneliti meminta individu yang berkompeten untuk menguatkan data-data yang telah didapatkan peneliti.Dalam hal ini, peneliti meminta Bapak Drs. Concilianus Laos Mbato, M.A., Ed.D. untuk memvalidasi hasil analisis data penelitian pola dan kadar ketajaman paragrafparagraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada babIV, peneliti akan memaparkan deskripsi data penelitian dan hasil analisis juga pembahasannya. Paparan tersebut disajikan dalam subbab berikut. 4.1 Deskripsi Data Sumber data pada penelitian ini adalah paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel dalam jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Sampel datanya adalah paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel dalam Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Jurnal ini telah terakreditasi dikti sejak tahun 2014. Di dalam jurnal tersebut terdapat 30 Artikel. Artikel yang dianalisis hanya yang berbahasa Indonesia saja maka ada 29 artikel yang dianalisis. Datanya berupa argumen dan elemen yang terdapat dalam paragraf bagian pembahasan artikel jurnal tersebut. Bagian pembahasan di dalam jurnal ini ada yang menjadi satu dengan hasil ada pula yang mengkhususkan bagian pembahasan tersendiri. Setiap argumen yang ada di bagian pembahasan ini memiliki elemen-elemen argumen yaitu Claim (C), Grounds (G), Warrants (W), Backing (B), Modals Qualifiers (M), dan Possible Rebuttals (R). Elemen-elemen ini kemudian membentuk struktur paragraf dengan pola-pola tertentu. Setiap satu artikel bisa terdiri dari satu paragraf yang di dalamnya terdapat satu argumen atau bisa juga dua paragraf terdiri dari satu argumen. Pada jurnal ini, peneliti menemukan 142 argumen dalam paragraf-paragraf argumentasi dari 29 artikel
berbahasa
Indonesia.
Dari
hasil
41
analisis
data
paragraf-paragraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
argumentasibagian pembahasan ini, peneliti menemukan 4 pola dengan variasinya. Pola tersebut yaitu (1) Pola C-G dengan variasi pola C-G dan G-C, (2) Pola C-G-W dengan variasi pola C-G-W, C-W-G, W-G-C, W-C-G, G-W-C, dan G-C-W, (3) Pola C-G-W-B dengan variasi pola C-G-W-B, C-G-B-W, G-W-C-B, G-W-B-C, dan C-B-G-W,dan (4) Pola C-G-W-B-M dengan variasi pola C-G-WB-M dan G-C-W-B-M. Berdasarkan pola paragraf-paragraf argumentasi yang telah ditemukan, peneliti menentukan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasinya. Penilaian kadar ketajaman ini dilihat berdasarkan kelengkapan elemen penyusun yang membentuk pola tersebut. Di dalam jurnal kelautan ini, peneliti mendapatkan kadar ketajaman berdasarkan kelengkapan yang meliputi: 1) Lemah, 2) Cukup Kuat, 3) Kuat, dan 4) Sangat Kuat. Kadar ketajaman ini berdasarkan modifikasi rubrikkadar ketajaman menurut kelengkapan elemen argumen Toulmin dalam Agustini (2016). 4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola dan kadar paragrafparagraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi. Untuk tujuan tersebut, peneliti menganalisis data dengan menggunakan teknik kajian isi.Peneliti membaca sampel data yaitubagian pembahasan artikel Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis tahun 2015 (kedepannya dalam pembahasan ini disebut JITKT), kemudian mengkaji setiap argumen yang terdapat di dalam paragrafnya.Di setiap argumen, peneliti menganalisis setiap kalimat hingga paragraf yang menempati fungsi elemen-elemen argumen. Telah dijelaskan sebelumnya, ada enam elemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
argumen menurut Toulmin yaitu Claim, Ground, Warrant, Backing, Modal Qualifiers, dan Possible Rebbuttals. Peneliti kemudian menentukan dan menempatkan setiap kalimat yang ada pada setiap pembahasan artikel sesuai dengan sifat, ciri dan fungsi keenam elemen tersebut. Penempatan elemen-elemen dalam kalimat tidak selalu urut, namun fungsinya tetap sama. Oleh karena itu, peneliti memberikan nomor disetiap kalimat atau paragraf yang menempati elemen tertentu untuk memudahkan peneliti menempatkan fungsi elemen pada kalimat. Untuk membantu menganalisis dan menempatkan fungsi elemen pada kalimat, peneliti menggunakan beberapa pertanyaan seperti: Apa yang menjadi stand point penulis? (Untuk mengidentifikasi Claim), Apa bukti dan alasan yang dapat membenarkan Claim? (Untuk menganalisis Ground), Apa jaminan yang menguatkan Claim dan menghubungkan Claim dengan Ground? (Untuk menentukan Warrants), Apa yang mendukung Warrant? (Untuk mengidentifikasi Backing), Adakah kata atau frasa penanda yang menunjukkan derajat kepastian Claim? (Untuk mengidentifikasi Modal Qualifiers), dan Adakah kondisi yang berupa kemungkinan sanggahan atau pengecualian? (Untuk mengidentifikasi Rebuttal). Elemen-elemen yang telah dianalisis dan ditempatkan ini membentuk pola-pola tertentu. Peneliti mengelompokkan pola-pola yang sama. Meskipun tidak sepenuhnya sama, pola-pola ini dikelompokkan menurut kemiripannya. Peneliti menjelaskan dengan menggunakan beberapa data untuk setiap pola yg sama atau mirip. Beberapa pola paragraf argumentasi dalam artikel JITKT dipaparkan dan dijelaskan untuk lebih memahami pola tersebut. Setelah diketahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dan dipetakan, pola-pola ini lalu digunakan untuk menentukan dan menjelaskan kadar ketajamannya sesuai dengan rubrik yang telah dituliskan sebelumnya pada bab II landasan teori. Setelah pola dan kadar ditemukan di setiap artikel, peneliti kemudian menyimpulkan secara umum pola dan kadar ketajaman paragrafparagraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Untuk lebih jelasnya, pola-pola dan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal kelautan akan dipaparkan sebagai berikut. 4.2.1 Pola dasar G-C dan Kadar Ketajamannya Pola G-C adalah pola yang paling dasar dari pola argumen menurut Toulmin, dkk. Pola ini terdiri dari dua elemen yaitu Ground dan Claim. Pola G-C dimulai dengan penulis yang mengungkapkan pernyataan posisi atau Claim. Pernyataan posisi ini berisi hasil penemuan atau hasil pemikiran ataupun pendapat seseorang terhadap sebuah masalah. Dari pernyataan ini penulis membuktikan, mendukung ataupun menjelaskan pendapatnya atau hasil temuannya dengan menggunakan fakta dan data atau Ground. Hal ini sesuai dengan pernyataan Toulmin, dkk. (1979: 33) “The term of Grounds refers to the specific facts relied on to support a given Claim” (istilah Grounds merujuk pada fakta spesifik untuk memberikan dukungan pada Claim yang diberikan). Pola ini secara umum digambarkan dengan bagan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
G
C Bagan 4.1 Pola C-G
Bagan di atas menunjukkan Groundyang mendukung Claim karena anak panah digambarkan dari G menuju C. Bagan ini disesuaikan dengan fungsi dari kedua elemen tersebut. Letak dari Grounddan Claim dapat saling tukar. Penulis dapat meletakkan Claim di depan lalu membuktikan dengan menuliskan faktafakta dan dan data setelahnya. Penulis juga dapat menuliskan data-data dan fakta yang didapat dari penelitian ataupun pengamatan kemudian menyimpulkan hasilnya di akhir yang merupakan Claim dari argumennya. Meskipun letak elemennya berbeda-beda, apabila elemennya terdiri dari Ground dan Claim, pola dasarnya tetap C-G dan bagannya sama seperti di atas. Fungsi dari elemen ini tetap sama walaupun urutannya berbeda. Dari sini, dapat dikatakan pola C-G memiliki variasi pola C-G dan G-C.Variasi pola C-G maupun variasi pola G-C mendominasi di dalam argumen pada artikel Jurnal ITKT ini. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai variasi pola C-G dan pola G-C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4.2.1.1
Variasi Pola C-G Berikut ini salah satu data dari Jurnal ITKT yang berpola C-G.
1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi pemisahan fase pada emulsi krim sehingga persentase stabilitas emulsi
Claim
diyatakan sebesar 100%.2) Krim dengan penambahan karaginan 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% menunjukkan tidak terjadi pemisahan emulsi, tidak terjadi perubahan warna, dan tidak terjadi perubahan bau.3) Hal ini disebabkan karaginan pada
Ground
formulasi krim merupakan polimer alami sebagai pengental sehingga dapat menstabilkan emulsi. (Artikel 1, halaman 7, kolom 2, paragraf ke 2)
Dari data ini, kita dapat melihat bahwa kalimat 1) adalah Claim dari penulis yang berisi hasil penelitian maupun kesimpulan dari penelitian. Claim di sini menyatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan “1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi pemisahan fase pada emulsi krim sehingga persentase stabilitas emulsi diyatakan sebesar 100%”. Kesimpulan ini merupakan jawaban atas beberapa permasalahan yang telah diutarakan sebelumnya di pendahuluan artikel. Untuk mendukung Claim yang berisi kesimpulan ini, ditunjukkan alasan atau penyebab dari apa yang telah ditemukan di dalam penelitian pada kalimat 2) dan 3). Ground dapat diidentifikasi dengan pertanyaan “Apa yang menjadi dasar dari Claim penulis?”. Dalam hal ini, dinyatakan penyebab tidak terjadinya pemisahan fase pada emulsi krim “disebabkan karaginan pada formulasi krim merupakan polimer alami sebagai pengental sehingga dapat menstabilkan emulsi”. Datanya sendiri ada pada kalimat nomor 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang menyatakan “Krim dengan penambahan karaginan 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% menunjukkan tidak terjadi pemisahan emulsi, tidak terjadi perubahan warna, dan tidak terjadi perubahan bau”. Claim yang menjadi inti atau tujuan dari paragraf tersebut diletakkan diawal baru dilanjutkan dengan alasan mengapa penulis menyatakan haltersebut maka tetap berpola C-G. Pola ini banyak ditemukan dalam paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan Jurnal ITKT tahun 2015. Di dalam satu artikel saja biasanya selalu terdapat paling tidak satu pola ini dalam paragraf-paragraf argumentasinya. Pola ini adalah pola yang paling dasar dan banyak dikenal sehingga banyak argumentator atau penulis lebih senang menggunakan pola C-G. Agar lebih jelas mengenai pola C-G, berikut ini ditampilkan salah satu data lain yang menggunakan pola C-G di dalam pembahasan artikel Jurnal ITKT tahun 2015.
Fertilitas dan daya tetas telur induk F1 yang di-implan dengan hormone 17α-Methyl-testosteron lebih tinggi dibandingkan
Claim
dengan telur induk F1 yang tidak diimplan hormon namun masih lebih rendah dari induk alam.Hal ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah induk jantan pada induk F1 yang diimplan dan dapat membuahi telur hasil pemijahan induk betina sehingga fertilitas dan daya tetas telurnya menjadi lebih baik.Tingginya fertilitas dan daya tetas telur induk alam disebabkan banyaknya jumlah induk jantan memijah dalam bak pemeliharaan induk alam.Hasil pengamatan produksi telur, fertilitas telur dan daya tetas dari masing-masing perlakuan terlihat pada Tabel 3. (Artikel 11, halaman 126, kolom 1&2, paragraf ke 1)
Ground
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Di dalam data, elemen Claim diletakkan di awal paragraf. Pernyataan “Fertilitas dan daya tetas telur induk F1 yang diimplan dengan hormone 17αMethyltestosteron lebih tinggi dibandingkan dengan telur induk F1 yang tidak diimplan hormon namun masih lebih rendah dari induk alam.” merupakan pendapat penulis mengenai hal tersebut. Pendapat ini disertai dengan data pada tabel 3 yang berisi hasil pengamatan produksi telur. Selain itu, ada pula alasanalasan yang dijelaskan pada kalimat-kalimat berikutnya setelah claim. Alasan dan data dalam paragraph tersebut merupakan Ground atau dasar dari apa yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai daya tetas telur induk F1. Apabila data-data di atas digambarkan dengan sebuah bagan ilustrasi akan menjadi seperti berikut ini.
G (2)
C (1)
Bagan 4.2 Ilustrasi Data C-G Nomor-nomor pada bagan tersebut menunjukkan bahwa G mendukung C. Posisi Ground pada urutan kedua dalam argumen, dan Claim pada urutan pertama dalam argumen yang sama. 4.2.1.2
Variasi Pola G-C Variasi inisama dengan variasi pola C-G yang terdiri dari dua elemen C
dan G, hanya berbeda pada letak kalimat dalam paragraf-paragrafnya saja. Kalimatnya menempati fungsi elemen Ground terlebih dahulu dalam urutannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kemudian baru dilanjutkan dengan elemen Claim. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini adalah salah satu data dari Jurnal ITKT yang menggunakan variasi pola G-C.
Hasil pengujian analisis fitokimia disajikan pada Tabel 3.
Ground
Hasil pengujian fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak buah bakau
mengandung
flavonoid,
tanin,
dan
fenol
Claim
hidrokuinon.Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai pertahanan alami. (Artikel 1, halaman 9, kolom 2, paragraf ke 2-3)
Data
diatas
menunjukkan
kalimat
pertama
yang
berupa
data
“hasilpengujian analisis fitokimia yang disajikan pada tabel 3”.Kalimat ini merupakan data penelitian maka dapat menempati fungsi Ground. Ground pada dasarnya berisi fakta dan data yang dapat mendukung Claim. Kemudian, pada kalimat selanjutnya peneliti menyatakan bahwa “ekstrak buah bakau mengandung flavonoid, tannin, dan fenol hidrokuinon”. Ini merupakan pernyataan dan pendapat peneliti berdasarkan tabel hasil pengujian fitokimia. Oleh karena itu, kalimat ini dapat dikatakan sebagai Claim. Ini sesuai dengan Claim yang merupakan pernyataan posisi penulis dan didukung oleh Ground.
Pola ini
merupakan pola yang terdiri dari dua elemen yaitu Grounddan Claim. Terkadang pola G-C ini menunjukkan bahwa Claim penulis merupakan sebuah kesimpulan dari penelitian-penelitian yang dilakukan atau fakta-fakta dan data yang telah ditemukan. Untuk lebih memahami pola ini, di bawah ini ditunjukkan salah satu data lain yang menggunakan variasi pola G-C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Persentase rendemen yang diperoleh pada pembuatan lem ikan berbahan baku ikan Tenggiri, ikan Tongkol, ikan Cobia, secara berturut-turut adalah 11%, 13%, dan 8%. Berdasarkan data
Ground
tersebut dapat diketahui bahwa untuk pembuatan lem ikan memerlukan bahan baku tulang ikan dalam jumlah yangcukup banyak. Maka dari itu, dalam penelitian pembuatan lem ikan supaya efektif dan efisien, disarankan menggunakan bahan baku
Claim
yang ketersediaannya cukup banyak, sehingga didapatkan rendemen lem ikan yang diinginkan. (Artikel 3, halaman 26, kolom 1, paragraf ke 1)
Dari data di atas, dapat dilihat kalimat pertama merupakan data penelitian pembuatan lem ikan yang berupa “Persentase rendemen yang diperoleh pada pembuatan lem ikan berbahan baku ikan Tenggiri, ikan Tongkol, ikan Cobia, secara berturut-turut adalah 11%, 13%, dan 8%” dan pernyataan bahwa “pembuatan lem ikan memerlukan bahan baku tulang ikan yang cukup banyak”. Data ini merupakan dasar dari penulis untuk menyimpulkan bahwa “penulis menyarankan mengunakan bahan baku yang ketersediaannya cukup banyak”. Di sini, kita dapat melihat bahwa data dari penelitian argumentator merupakan Ground atau dasar untuk menunjukkan pendapat penulis atau claim yang berupa kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan salah satu penemuan dari penulis yang tujuannya diterima oleh publik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Toulmin, dkk.(1979: 29) all these are “Claim”, that is, assertions put forward publicly for general acceptance (Penemuan dari penulis ini ditunjukkan untuk diterima oleh khalayak umum).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Apabila data-data tersebut diilustrasikan akan menjadi seperti berikut ini.
G (1)
C (2)
Bagan 4.3 Ilustrasi Data G-C Dari bagan tersebut, terlihat bahwa pola G-C kalimat-kalimat pertamanya murpakan data dan fakta atau Ground. Kemudian bagian kedua dari argumen merupakan Claim penulis. 4.2.1.3 Kadar Ketajaman Pola C-G Pola C-G ini merupakan pola dengan dua elemen yaitu Claim dan Ground. Meskipun variasinya berbeda letak, namun elemen penyusunnya tetap sama. Sehingga kadar kelengkapan variasi pola C-G dan variasi pola G-C sama. Berdasarkan tabel rubrik kadar ketajaman argumen berdasarkan kelengkapannya pada bab II yang diadaptasi dengan beberapa perubahan dari Agustini (2016) pola dasar C-G merupakan argumen yang lemah. Paragraf-paragraf argumentasi dalam Jurnal ITKT ini sebagian besar atau dominan menggunakan pola dasar C-G ini. Sehingga, sebagian besar artikel dalam jurnal ini kadar ketajaman paragrafparagraf argumentasinya lemah. 4.2.2
Pola C-G-W dan Kadar Ketajamannya Pola C-G-W terdiri dari tiga elemen yaitu Claim, Ground, dan Warrants.
Pola ini sama seperti pola C-G yang dimulai dengan penulis mengungkapkan pernyataan posisi atau Claim. Kemudian penulis membuktikannya dengan mendukung dan menjelaskan pendapatnya dengan menuliskan fakta dan data atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Ground. Akan tetapi, Claim dan Ground ini dihubungkan oleh Warrants. Bisa saja Ground di argumen ini tidak menjelaskan Claim secara langsung. Sehingga perlu dihubungkan dengan Warrants yang sering dikatakann menjadi jembatan antara C dan G. Warrants dapat berupa sesuatu yang telah umum sehingga dapat dibandingkan dengan Ground sehingga Claim dapat berupa penemuan yang baru. Sesuai dengan pernyataan Toulmin, dkk. (1979: 43) yang mengatakan bahwa Warrants merupakan pernyataan yang biasanya berasal dari seseorang yang dapat dipercaya atau pernyataannya sudah diterima secara umum oleh publik. Apabila digambarkan dalam bentuk bagan, pola ini dapat digambarkan sebagai berikut.
W
G
C
Bagan 4.4 Pola C-G-W Bagan di atas digambarkan dengan anak panah dari G menuju C yang menunjukkan bahwa Ground mendukung Claim. Kemudian ditarik garis ke atas menunjukkan Warrants yang berada di tengah-tengah G dan C yang menghubungkan keduanya sehingga Warrant ini disebut juga sebagai jembatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Di dalam Jurnal ITKT ini, cukup banyak paragraf argumentasi yang menggunakan pola dasar C-G-W ini. Pola ini memiliki 6 variasi yaitu variasi pola C-G-W, pola C-W-G, pola W-G-C, pola W-C-G, pola G-W-C, dan pola G-C-W. Variasi ini hanya terletak pada penempatan kalimat yang memiliki fungsi elemenelemen ini.Berikut ini penjelasan masing-masing variasi tersebut. 4.2.2.1
Variasi pola C-G-W Pola ini dimulai dari kalimat yang menempati fungsi Claim, kemudian
dilanjutkan oleh Ground lalu diakhiri dengan Warrants yang menghubungkan kedua elemen tersebut. Berikut ini data dari Jurnal ITKT yang memiliki variasi pola C-G-W.
1) Perlakuan peningkatan pembebanan tidak memberikan pengaruh
Claim
nyata terhadap nilai TSS dan VSS (P>0,05). 2) Nilai TSS berkisar antara 13,895 g/L – 15,118 g/L, sedangkan nilai VSS berkisar
Ground
antara 10,568 g/L -11,477 g/L. Nilai TSS dan VSS cenderung stabil, menandakan proses masih berjalan dengan baik. 3) Fluktuasi VSS yang tinggi dapat mengganggu kerja bakteri metanogenik. Semakin stabil dan semakin rendah nilai VSS selama proses
Warrant
biodegradasi anaerobic menunjukkan semakin banyak senyawa organik yang terurai. (Artikel 16, halaman 198, kolom 1, paragraf ke 1)
Data tersebut, dimulai dengan pernyataan penulis tentang perlakuan peningkatan
penelitiannya.
Kalimat
itu
adalah
“Perlakuan
peningkatan
pembebanan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap nilai TSS dan VSS (P>0,05)”. Pernyataan itu menunjukkan hasil penelitiannya bahwa “tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pengaruh nyata pada nilai TSS dan VSS”. Pernyataan ini mengawali atau menjadi stand point argumennya sehingga dapat kita posisikan menjadi Claim. Selanjutnya, penulis menunjukkan data yang berkaitan dengan Claim yaitu “nilai TSS dan VSS”. Data tersebut adalah “Nilai TSS berkisar antara 13,895 g/L – 15,118 g/L, sedangkan nilai VSS berkisar antara 10,568 g/L -11,477 g/L. Nilai TSS dan VSS cenderung stabil, menandakan proses masih berjalan dengan baik”. Data ini menjelaskan Claim, maka dapat dikatakan bahwa ini adalah Ground. Selanjutnya, terdapat kalimat yang menghubungkan data sehingga penulis dapat menyatakan Claim di awal yang kita sebut dengan Warrant. Kalimat tersebut adalah
“Fluktuasi
VSS
yang
tinggi
dapat
mengganggu
kerja
bakterimetanogenik.Semakin stabil dan semakin rendah nilai VSS selama proses biodegradasi anaerobic menunjukkan semakin banyak senyawa organik yang terurai”. Data di atas apabila digambarkan pada bagan menjadi seperti berikut.
W (3)
G (2)
C (1)
Bagan 4.5 Ilustrasi Data C-G-W Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa Claim pada urutan pertama atau diletakkan di depan, kemudian Ground di urutan kedua, Warrant di urutan ketiga pada argumen pola ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4.2.2.2
Variasi pola C-W-G Variasi ini mirip dengan variasi C-G-W hanya saja W dan G bertukar
tempat, W terlebih dahulu baru diikuti oleh G. Berikut ini salah satu data yang menggunakan pola tersebut.
1) Adanya peningkatan kadar protein pakan dalam penelitian ini Claim
mampu meningkatkan partumbuhan PL udang vaname.2) Cuson et al. (2004) menyatakan bahwa laju pertumbuhan vaname pada salinitas 15 ppt lebih tinggi bila diberi pakan buatan dengan kadar
Warrant
protein 50 % dibandingkan pakan buatan dengan kadar protein 30%. Pengaruh kadar protein tinggi juga telah dilaporkan Shiau et al. (1991) pada udang windu (Penaeus monodon) yang dipelihara di salinitas 16 ppt. 3)Perlakuankadar protein pakan 44%, 48%, 52% menunjukkan penambahan bobot lebih tinggi dibandingkan kadar protein pakan lebih rendah(32%, 36%, 40%).Dalam penelitian
Ground
ini,selain ditentukan kadar protein tinggi, nilai LPRH maksimal yang dicapai (Tabel 2) mengindikasikan bahwa kadar protein 45% dengan kalsium 2% pakan dibutuhkan bagi pemeliharaan PL vaname di salinitas 2 ppt. (Artikel 18, halaman 231, kolom 1, paragraf ke 2)
Pada data ini, Claim dalam argumen adalah “Adanya peningkatan kadar protein pakan dalam penelitian ini mampu meningkatkan partumbuhan PL udang vaname”.
Kemudian,
penulis
menunjukkan
pendapat
ahli
mengenai
pengaruhkadar protein pada dua kalimat berikutnya. Dua kalimat itu menunjukkan hubungan data mengenai kadar protein yang ditemukan dan dijelaskan pada kalimat bernomor 3) dan seterusnya dengan claim. Datanya berupa “Perlakuan kadar protein pakan 44%, 48%, 52% menunjukkan penambahan bobot lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tinggi dibandingkan kadar protein pakan lebih rendah (32%, 36%, 40%).Dalam penelitian ini,selain ditentukan kadar protein tinggi, nilai LPRH maksimal yang dicapai (Tabel 2) mengindikasikan bahwa kadar protein 45% dengan kalsium 2% pakan dibutuhkan bagi pemeliharaan PL vaname di salinitas 2 ppt”. Dari data atau ground tersebut, dihubungkan dengan warrant yang ada, maka penulis dapat mengatakan claim yang telah dijelaskan. 4.2.2.3
Variasi pola W-G-C Variasi pola ini berbeda letak urutan kalimatnya dengan pola C-G-W.
Variasi pola W-G-C ini diawali dari Warrants yang dituliskan di depan. Warrants yang ada di depan ini merupakan hal umum yang dapat mengantarkan Ground sehingga dapat menjadi dasar dari Claim atau pendapat penulis. Berikut ini data dari Jurnal ITKT yang menggunakan variasi pola ini.
1)Rasa
lengket
berhubungan
dengan
Kenyamanan
setelah
pemakaian. Penilaian ini dilakukan dengan mengoleskan krim pada
Warrant
kulit selama beberapa menit kemudian menilai rasa lengket selama pemakaian.2)Nilai kesukaan panelis terhadap rasa lengket berkisar antara 4,8-5,4 yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian antara
netral
sampai
agak
suka.Hasil
uji
Kruskal-Wallis
menunjukkan bahwa penggunaan karaginan tidak memberikan
Ground
pengaruh nyata (α= 0,05) terhadap tingkat kesukaan rasa lengket. Penilaian secara organoleptik tentang rasa lengket tidak berbeda antara krim dengan konsentrasi karaginan 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1%. 3)Penilaian penelis terhadap rasa lengket cukup menggembirakan karena permasalahan pada krim tabir surya dari bahan kimia biasanya panelis kurang nyaman karena ada rasa lengket. (Artikel 1, halaman 7, kolom 2, paragraf ke 1)
Claim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Paragraf di atas dimulai dengan pernyataan umum mengenai “Rasa lengket berhubungan yang dengan Kenyamanan setelah pemakaian”. Pernyataan umum ini dapat dikatakan sebagai Warrant karena menunjukkan bagaimana hubungan antara hasil percobaan penambahan konsentrasi karaginan pada kenyamanan panelis.
Kalimat
berikutnya
sendiri
merupakan
penjelasan
“Penilaian ini dilakukan dengan mengoleskan krim pada kulit selama beberapa menit kemudian menilai rasa lengket selama pemakaian”. Ground pada paragraf argumentasi ini terletak setelah Warrant. Ground di dalam argumen ini berupa data “penilaian panelis terhadap rasa suka dengan krimbahwa panelis memberikan penilaian yang termasuk kategori netral sampai agak suka”, dst. Dari Ground tersebut dan melalui Warrant yang telah disebutkan, maka penulis menyimpulkan bahwa “Penilaian penelis terhadap rasa lengket cukup menggembirakan”. Kesimpulan ini kemudian dijadikan Claim oleh penulis. Apabila data ini digambarkan dengan bagan akan menjadi seperti berikut ini.
W (1) G (2)
C (3)
Bagan 4.6 Ilustrasi Data W-G-C Dari bagan tersebut, terlihat bahwa kalimat pertama merupakan Warrants, kemudian kalimat ke dua menempati posisi Ground dan yang terakhir kalimat ketiga menempati fungsi Claim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4.2.2.4
Variasi pola W-C-G Variasi pola ini letak kalimatnya dimulai dari Warrants, kemudian
dilanjutkan dengan Claim, baru diletakkan Ground di akhir. Berikut ini data yang menggunakan variasi pola W-C-G.
1)Keberlanjutan dalam dimensi ekologi memiliki keterkaitan dengan upaya untuk mempertahankan ekosistem terumbu karang
Warrant
agar tidak mengalami kerusakan.2)Berdasarkan hasil analisis ordinasi Rap-Insus COREMAG terhadap enam atribut dalam
Claim
dimensi ekologi menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan pada dimensi ekologi sebesar 66,646.3) Adapun nilai indeks keberlanjutan dan hasil analisis leverage disajikan pada Gambar
Ground
2. (Artikel 15, halaman 178-179, kolom 2&1, paragraf ke 1)
Argumen dalam paragraf tersebut dimulai dari Warrant yang berupa pengertian dan penjelasan umum mengenai “keberlanjutan dimensi ekologi”. Ini mengawali Claim penulis mengenai “hasil analisis dalam dimensi ekologi menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan pada dimensi ekologi sebesar 66,646”. Warrant ini menunjukkan hal umum yang berkaitan dengan Claim dan Ground. Setelah menuliskan Claim, penulis menambahkan Ground yang berupa data yaitu “Adapun nilai indeks keberlanjutan dan hasil analisis leverage disajikan pada Gambar 2”. Ketiga elemen tersebut saling terkait dan membentuk suatu argumen dari penulis. Data tersebut diilustrasikan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
W (1)
G (3)
C (2)
Bagan 4.7 Ilustrasi Data W-C-G Bagan tersebut menunjukkan bahwa argumen diawali dengan kalimat Warrant, kemudian dilajutkan dengan Claim dan terakhir barulah didukung dengan Ground. Ini terlihat dari nomor-nomor dari setiap kode elemen yang ada di dalam bagan tersbut. W di nomor satu, G di nomor tiga dan C di nomor dua. 4.2.2.5
Variasi pola G-W-C Variasi pola G-W-C ini, sama dengan pola C-G-W yang terdiri dari tiga
elemen argumen. Perbedaannya, kalimat argumennya dimulai dari Ground lalu dihubungkan dengan pernyataan Warrant di tengah setelah Ground, kemudian baru muncul Claim sebagai pendapat penulis di akhir paragraf argumentasi. Di bawah ini adalah salah satu data paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal ITKT yang menggunakan variasi pola G-C-W.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
1) Laju sedimentasi yang paling kecil berada pada bagian sebelah timur KJA baik untuk jarak 50 m maupun 100 m,
Ground
sedangkan pada bagian utara, selatan dan barat relatif sama. 2) Pola penyebaran sedimen terkait dengan pola arus pasang yang mengarah dari timur dan surut dari arah barat serta arah
Warrant
datang arus tegak lurus dengan posisi KJA, sehingga penyebaran sedimen lebih dominan pada bagian utara, selatan dan barat posisi KJA karena lebih dekat ke arah pantai.3) Hal ini menunjukkan bahwa sedimen yang berasal dari KJA tidak menyebar jauh dari lokasi KJA, karena kecepatan rata-rata arus
Claim Ground 2
berkisar antara 0,068-0,2 m/dt. (Artikel 23, halaman 291, kolom 2, paragraf ke 2)
Argumen pada data ini dimulai dengan kalimat data “laju sedimentasi yang paling kecil pada bagian sebelah timur KJA”. Data ini dapat dikatakan fakta yang menempati fungsi Ground. Kemudian, kalimat berikutnya merupakan Warrant. Peneliti menentukan bahwa kalimat “Pola penyebaran sedimen terkait dengan pola arus pasang yang mengarah dari timur dan surut dari arah barat serta arah datang arus tegak lurus dengan posisi KJA, sehingga penyebaran sedimen lebih dominan pada bagian utara, selatan dan barat posisi KJA karena lebih dekat ke arah pantai.” merupakan Warrant karena selain menerangkan Ground lebih lanjut, juga menjelaskan keterkaitan pola arus pasang dengan sedimentasi. Dengan
adanya
Ground
dan
Warrant
tersebut,
penulis
dapat
menunjukkan Claim bahwa “sedimen yang berasal dari KJA tidak menyebar jauh dari lokasi KJA”. Setelah Claim ini juga disebutkan Ground yang menempel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
langsung pada Claim yaitu, “karena kecepatan rata-rata arus berkisar antara 0,068-0,2m/dt”. Sehingga Claim menjadi lebih kuat dengan adanya dua Ground tersebut. Jika data tersebut di atas digambarkan atau diilustrasikan pada bagan menjadi seperti berikut. W (2)
G (1,4)
C (3)
Bagan 4.8 Ilustrasi Data G-W-C Bagan ini hanya menunjukkan bahwa kalimat pertama argumen merupakan G, kalimat kedua adalah W atau Warrant dan kalimat terakhir adalah C atau Claimpenulis yang ditempeli oleh Groundlangsung. Oleh karena itu, di bagan ini terdapat nomor 1 dan 4 di belakang kode G untuk menunjukkan bahwa argumen ini menggunakan dua Ground di posisi awal paragraf dan akhir paragraf. 4.2.2.6
Variasi pola G-C-W Argumen dalam paragraf argumentasi dengan variasi pola G-C-W
dimulai dengan Ground pada kalimat awal, kemudian dilanjutkan dengan penyataan penulis terhadap masalah tersebut atau disebut Claim, baru dijelaskan Warrant di bagian akhir. Di bawah ini adalah data argumen yang menggunakan variasi pola G-C-W.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1) Laju pengendapan feses udang karang ukuran <0,5 mm adalah 3,73±0,33 cm/dt, sedangkan feses kering berukuran
Ground
>0,5 adalah 5,95±0,42 cm/dt (Tabel 1). Semakin besar bobot pakan ikan rucah, laju pengendapan semakin cepat.2) Laju pengendapan feses dan pakan berperan penting pendugaan
Claim
dispersi limbah budidaya di dasar perairan.3) Gillibrand et al. (2002), melaporkan laju pengendapan, kecepatan arus dan
Warrant
kedalaman perairan mempengaruhi dispersi feses atau pakan yang tidak dimakan di dasar perairan. (Artikel 23, halaman 291, kolom 2, paragraf ke 3)
Pada argumen tesebut, dapat dilihat bahwa kalimat pertama merupakan Ground yang berupa data “laju pengendapan feses udang karang ukuran <0,5 dan feses kering berukuran >0,5”. Kemudian kalimat berikutnya ditulisakan bahwa “Laju pengendapan feses dan pakan berperan penting pendugaan dispersi limbah budidaya di dasar perairan”. Kalimat ini merupakan pokok dari paragraf ini sehingga menempati fungsi Claim. Untuk mendukung Claimtentang “laju pengendapan feses dan pakan yang berperan penting pada disperse limbah”, dan menghubungkannya dengan data laju pengendapan maka diungkapkan jaminan atau Warrant dari “Gillibrand et al. (2002), yang melaporkan laju pengendapan, kecepatan arus dan kedalaman perairan mempengaruhi dispersi feses atau pakan yang tidak dimakan di dasar perairan”. Data yang menggunakan pola G-C-W tersebut, diilustrasikan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
W (3)
G (1)
C (2)
Bagan 4.9 Ilustrasi Data G-C-W Bagan ini terdapat nomor-nomor disamping singkatan ketiga elemen, Claim, Ground, dan Warrant. Nomor ini menunjukkan posisi atau urutan kalimat yang menempati fungsi ketiga elemen tersebut. G pada urutan pertama, C urutan kedua, dan W di urutan ketiga. 4.2.2.7
Kadar ketajaman pola C-G-W Pola C-G-W dan variasinya merupakan pola dengan tiga elemen
Toulmin, yaitu elemen Claim, Ground, dan Warrants. Menurut Rani dkk. (2006: 40) pola ini sudah dapat dikatakan cukup baik karena telah memiliki elemen pokok wacana argumen yaitu pernyataan (Claim), alasan (Ground), dan pembenaran (Warrant). Di sini, peneliti menggunakan rubrik kadar ketajaman argumen berdasarkan kelengkapannya pada bab II yang diadaptasi dengan beberapa perubahan dari Agustini (2016) untuk menentukan kadar ketajaman pola C-G-W. Berdasarkan rubrik tersebut, sama dengan penjelasan Rani, dkk. kadar ketajaman pada data-data pola C-G-W di dalam paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan Jurnal ITKT adalah cukup kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4.2.3
Pola C-G-W-B dan Kadar Ketajamannya Pola C-G-W-B merupakan pola dengan empat elemen di dalam sebuah
argumen.Pola ini dimulai dari Claim dari penulis kemudian didukung dengan Groundyang berisi alasan, fakta dan data, keduanya di hubungkan dengan Warrant.Warrant di sini tidak hanya berdiri sendiri seperti pola sebelumnya (pola C-G-W). Warrant ini dilengkapi dengan elemen pelengkap yaitu Backing. Backingini merupakan dukungan yang menempel pada Warrant. Menurut Rani, dkk. (2006: 42) Backing ini berupa pengalaman yang diyakini pernyataan para pakar, hasil penelitian, atau hasil wawancara. Argumen dengan susunan empat elemen ini pun dapat dituliskan dalam bentuk paragraf, sehingga paragraf tersebut berpola sama. Apabila digambarkan pada bagan, pola C-G-W-B secara umum menjadi seperti berikut.
B
W C
G
Bagan 4.10 Pola C-G-W-B Dari bagan ini terlihat bahwa anak panah dari G menuju C. Ini menunjukkan bahwa Ground mendukung Claim, kemudian ditarik garis lurus ke atas
menunjukkan
Warrant
yang
menghubungkan
keduanya.
Elemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Backingsendiri mendukung Warrant sehingga anak panah B menuju W. W didukung oleh B lalu menghubungkan dan mendukung Claim yang telah didukung oleh Ground sebelumnya. Di dalam artikel Jurnal ITKT tahun 2015, ada beberapa argumen yang menggunakan pola ini ataupun variasinya.Polanya bervariasi mulai dari pola C-GW-B, variasi pola C-G-B-W, variasi pola G-C-W-B, variasi pola G-W-B-C, hingga variasi pola W-B-G-C. Fungsinya sama, apabila digambarkan dengan bagan juga akan sama, hanya saja letak kalimatnya saja yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, berikut ini masing-masing variasi pola tersebut. 4.2.3.1
Variasi pola C-G-W-B Pada argumen yang menggunakan variasi pola C-G-W-B, merupakan
argumen yang peletakan posisi elemennya berurutan. Pada paragraf yang menggunakan argumen pola ini, kalimat-kalimatnya di urutkan dari kalimat yang menempati fungsi Claim atau kalimat yang berisi pendapat penulis, dilanjutkan dengan kalimat data dan fakta atau Ground. Setelah kedua elemen tersebut, kalimat selanjutnya merupakan Warrant yang ditempeli dengan kalimat-kalimat yang berupa dukungan atau Backing. Berikut ini adalah salah satu data dari Jurnal ITKT yang menggunakan pola tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
1) Berdasarkan hasil dari uji BNJ, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P<0, 05) pada nilai kerusakan
Claim
permukaan kayu antara lem ikan Tenggiri, lem ikan Tongkol, dan lem ikan Cobia. 2) Nilai kerusakan per-mukaan kayu tertinggi didapatkan pada lem ikan Tongkol yaitu sebesar 83, 21%, sedangkan untuk nilai kerusakan per-mukaan kayu terendah didapatkan oleh lem ikan Cobia yaitu sebesar 62,
Ground
07%. Namun untuk standar nilai kerusakan permukaan kayu belum tercantum di dalam SNI 06-6049-1999 tentang perekat polivinil asetat emulsi untuk pengerjaan kayu. 3) Uji kerusakan permukaan kayu merupakan parameter penting kedua setelah keteguhan rekat. Nilai kerusakan permukaan kayu selalu berbanding lurus dengan nilai keteguhan
Warrant
rekat.Semakin tinggi nilai keteguhan rekat pada perekat/lem, semakin tinggi pula nilai kerusakan yang di dapat pada permukaan kayu yang direkatkan tersebut. 4) Menurut Xiao et al. (2007), dari hasil uji geser, selain keteguhan rekat, persentase kerusak-an pada permukaan kayu juga dihitung.
Backing
Prinsip dalam pengukuran per-sentase kerusakan permukaan kayu adalah perekat yang merekat pada permukaan kayu diasum-sikan lebih kuat daripada substrat kayu tersebut. (Artikel 3, halaman 27, kolom 2, paragraf ke 2)
Pada data ini, penulis argumen memulai paragraf dengan sebuah claim yang menyatakan bahwa “terdapat perbedaan yang nyata (P<0, 05) pada nilai kerusakan permukaan kayu antara lem ikan Tenggiri, lem ikan Tongkol, dan lem ikan Cobia”. Kemudian, penulis menunjukkan Ground untuk mendukung Claim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
tersebut pada kalimat setelahnya.Ground tersebut berbunyi “Nilai kerusakan permukaan kayu tertinggi didapatkan pada lem ikan Tongkol yaitu sebesar 83, 21%, sedangkan untuk nilai kerusakan per-mukaan kayu terendah didapatkan oleh lem ikan Cobia yaitu sebesar 62, 07%.Namun untuk standar nilai kerusakan permukaan kayu belum tercantum di dalam SNI 06-6049-1999 tentang perekat polivinil asetat emulsi untuk pengerjaan kayu”. Untuk mendukung Claimdan Ground tersebut, penulis menunjukkan Warrantyang ditempeli oleh Backing. Warrant di sini menyatakan bahwa “Uji kerusakan permukaan kayu merupakan parameter penting kedua setelah keteguhan rekat. Nilai kerusakan permukaan kayu selalu berbanding lurus dengan nilai keteguhan rekat.Semakin tinggi nilai keteguhan rekat pada perekat/lem, semakin tinggi pula nilai kerusakan yang di dapat pada permukaan kayu yang direkatkan tersebut”.Warrant tersebut didukung oleh Backingyang berisi pernyataan ahli dari “Xiao et al. (2007”).
Penjelasan tersebut dapat
digambarkan seperti berikut.
B (4)
W (3) G (2)
C (1)
Bagan 4.11 Ilustrasi Data C-G-W-B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Ilustrasi data yang berbentuk bagan tersebut menunjukkan bahwa C pada kalimat pertama, kemudian G di kalimat urutan kedua, lalu kalimat ketiga menempati W dan terakhir kalimat keempat merupakan elemen B. 4.2.3.2
Variasi pola C-G-B-W Pada variasi pola ini, urutan kalimat-kalimat pada argumennya hampir
mirip dengan variasi pola C-G-W-B. Claim diletakkan di awal paragraf argumentasi, kemudian dilanjutkan dengan Ground. Di variasi pola ini, Backing tetap menempel pada Warrant hanya saja, Backing didahulukan sebelum Warrant. Meskipun demikian, fungsi-fungsi elemen ini tetap sama. Apabila diilustrasikan menjadi bagan seperti berikut.
B (3)
W (4) G (2)
C (1)
Bagan 4.12. Ilustrasi Data C-G-B-W Bagan ini menunjukkan bahwa kalimat pertama dalam paragraf merupakan Claim. Kalimat berikutnya pada paragraf atau argumen tersebut merupakan Ground, lalu kalimat ketiga merupakan Backing dan kalimat terakhir adalah Warrant.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dipaparkan data variasi pola C-G-B-W pada jurnal ITKT.
1) Berdasarkan pengamatan dan analisis laju sedimentasi diperoleh bahwa limbah padat budidaya udang karang tidak menyebar jauh
Claim
dari lokasi KJA,2)karena arus laut hanya berkisar antara 0,068-0,2 m/dt. Kecepatan pengen-dapan feses dan sisa pakan berkisar antara 0,0373 – 0,072 m/dt, kedalaman perairan 8,50 m, maka dengan
Ground
Gowen et al. (1989) dalam Barg (1992)diperoleh penyebaran partikel feses dan sisa pakan mencapai jarak antara 8,24-45,58 m dari KJA (Gambar 3). 3) Hasil penelitian Morrisey et al. (2000), mendapatkan bahwa sedimen dasar di perairan di bawah KJA yang meng-alami perubahan fisika dan kimia tidak lebih dari 50 m dari
Backing
KJA, sementara McGhie et al. (2000) menyebutkan sebaran beban limbah organik menjadi jarak 20 m dari pusat KJA, dan pemusatan sedimen dapat me-nutupidasar perairan mencapai jarak 30 m dari KJA (Rachmansyah, 2004).4) Jika dilihat dari dispersi sedimen selama kurun waktu pemeliharaan udang karang, terlihat bahwa pemusatan pengendapan bahan organik membentuk bidang elip di
Warrant
bawah KJA (Gambar 4). Perubahan wilayah dampak yang terjadi akibat pola arus. (Artikel 23, halaman 292, kolom 1-2&1, paragraf ke 1&2)
Paragraf
argumentasi
tersebut
dimulai
dengan
pendapat
“hasil
pengamatan dan analisis laju sedimentasi yang menunjukkan bahwa limbah padat budidaya udang karang tidak menyebar jauh dari lokasi KJA”.Ini merupakan poin awal dari penulis. Untuk mendukung poin tersebut, penulis menunjukkan alasannya dengan kalimat “karena arus laut hanya berkisar antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
0,068-0,2 m/dt. Kecepatan pengen-dapan feses dan sisa pakan berkisar antara 0,0373 – 0,072 m/dt, kedalaman perairan 8,50 m, maka dengan Gowen et al. (1989) dalam Barg (1992)diperoleh penyebaran partikel feses dan sisa pakan mencapai jarak antara 8,24-45,58 m dari KJA (Gambar 3”). Data ini membuktikan bahwa penyebaran limbah budidaya hanya berjarak 45,58 meter dan dikatakan tidak jauh dari KJA”. Claimini dijamin dengan kalimat “4) Jika dilihat dari dispersi sedimen selama kurun waktu pemeliharaan udang karang, terlihat bahwa pemusatan pengendapan bahan organik membentuk bidang elip di bawah KJA (Gambar 4). Perubahan wilayah dampak yang terjadi akibat pola arus”. Kalimat tersebut menjelaskan pembentukan bidang elip di bawah KJA karena pemusatan pengendapan bahan organik yang maksudnya adalah limbah budidaya pada penjelasan Claim sebelumnya. Sehingga kalimat ini tentunya menempati fungsi Warrant karena menjamin Ground dan juga Claim yang telah diungkap sebelumnya. Untuk menegaskan Warrant ini, dituliskan sebelumnya mengenai hasil penelitian “Morrisey, et.al (2000), McGhie, et.al (2000) dalam Rachmansyah (2004) tentang sedimen dasar di perairan di bawah KJA dan sebaran limbah organic dari pusat KJA”. Oleh karena itu, keempat elemen ini saling berhubungan dan saling mendukung untuk membuktikan pendapat penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4.2.3.3
Variasi pola G-W-C-B Pola
G-C-W-B
merupakan
variasi
perubahan
letak
empat
elemen.Fungsinya tetap sama, hanya saja paragraf dalam argumen ini dimulai dari pemaparan data dan fakta yang menjadi Ground terlebih dahulu. Kemudian, dilanjutkan dengan penjelasan umum Warrant yang menjembatani Ground dengan pendapat penulis atau Claim yang dituliskan setelahnya. Setelah itu, penulis menjamin Ground, Warrant, dan Claim dengan Backing di akhir paragraf. Variasi ini dapat diilustrasikan menjadi bagan seperti di bawah ini.
B (4)
W (2) G (1)
C (3)
Bagan 4.13 Ilustrasi Data G-W-C-B Urutan kalimat yang menempati posisi elemen argumen ini cukup berbeda.Paragraf dimulai dari kalimat pertama yang merupakan G, kemudian kalimat kedua atau berikutnya adalah W, selanjutnya kalimat ketiga menempati C, dan kalimat terakhir merupakan B.Untuk lebih jelasnya, berikut ini salah satu data dari paragraf argumentasi yang menggunakan variasi pola G-C-W-B.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1) Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh komposisi zooplankton di perairan pesisir Morella secara total sebanyak 43 jenis (termasuk telur dan juvenil Copepoda, serta telur ikan). Total komposisi holoplankton sebanyak 33 jenis dan meroplankton 10 jenis. Komposisi zooplankton secara lebih detail tersaji pada Gambar 2.
Ground
Komposisi jenis zooplankton tertinggi terdapat di
Stasiun 4, yaitu mencapai 28 jenis dan paling rendah 20 jenis (Stasiun 2 dan Stasiun 5).Analog dengan komposisi total zooplankton, komposisi jenis holoplankton tertinggi juga terdapat di Stasiun 4 dan paling rendah di Stasiun 5.2) Tingginya komposisiholoplankton
dapat
mengindikasikan
besarnya
potensialitas makanan alami bagi meroplankton (larva biota laut tertentu) ketika cadangan kuning telur sudah habis dan mengharuskan
mencari
luar.Sehingga
dengan
sumber semakin
asupan
makanan
beragamnya
dari
Warrant
komposisi
holoplankton di suatu perairan dapat mendukungketersediaan makanan bagi meroplankton.Kondisi berbeda ditunjukkan oleh komposisi jenis meroplankton yang mencapai nilai tertinggi sebanyak 8 jenis pada Stasiun 5 dan paling rendah 4 jenis (Stasiun 1 dan Stasiun 2).3) Adanya dinamika atau variasi komposisi zooplankton
secara
umum dipengaruhi
oleh ketersediaan
makanan, kondisi lingkungan yang sesuai, faktor persaingan dan pemangsaan (prey andpredation) serta pengaruh migrasi vertical zooplankton.4) Hal ini sejalan dengan Ara dan Hiromi (2009) yang menyatakan bahwa faktor ketersediaan makanan merupakan salah satu komponen penting terhadap keberadaan zoo-plankton di suatu perairan.Hasil kajian UPT BKBL LIPI (2011) menunjukkan bahwakomposisi fitoplankton di Pesisir Morella didominasi oleh kelompok Diatomyang mencapai lebih dari 60% dari total fitoplankton.
Claim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tingginya komposisi fitoplankton dapat mendukung ketersediaan makanan bagi zooplankton di pesisir Morella yang banyak dihuni
Backing
oleh jenis zooplankton herbivore seperti Copepoda yang mencapai 20 jenis. (Artikel 10, halaman 112-113, kolom 2&1, paragraf ke 1)
Argumen pada paragraf argumentasi artikel tersebut, diawali dengan data mengenai “hasil identifikasi di stasiun penelitian pesisir Morella yang memperoleh komposisi zooplankton, holoplankton dan meroplankton.Disajikan juga komposisi jenis tertinggi yang terdapat di stasiun-stasiun penelitian pesisir Morella”.Sudah jelas data-data ini menempati posisi elemen Ground. Dari data ini, peneliti kemudian menjelaskan mengenai tingginya holoplankton indikasi besarnya potensialitas makanan alami bagi meroplankton (larva biota laut tertentu) ketika cadangan kuning telur sudah habis dan mengharuskan mencari sumber asupan makanan dari luar.Indikasi yang ditarik dari data merupakan pendapat dari penulis mengenai hal tersebut. Maka, kalimat bernomor 2) merupakan stand point atau Claim dari penulis. Selanjutnya, penulis menunjukkan pernyataan umum “Adanya dinamika atau variasi komposisi zooplankton
dipengaruhi oleh ketersediaan makanan,
kondisi lingkungan yang sesuai, faktor persaingan dan pemangsaan (prey andpredation) serta pengaruh migrasi vertical zooplankton”. Kalimat tersebut menjamin Claim mengenai “tingginya komposisi holoplankton dan hubungannya dengan komposisi meroplankton”, maka kalimat tersebut merupakan elemen Warrant pada argumen ini. Warrant tersebut, didukung oleh Backing dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pernyataan “Ara dan Hiromi (2009)” yang sejalan dengan pernyataan dalam Warrant. Selain pernyataan tersebut, Backing ini dilengkapi dengan “Hasil Kajian UPT BKBL LIPI (2011) tentang komposisi fitoplankton di pesisir Morella”. 4.2.3.4
Variasi pola G-W-B-C Pola G-W-B-C ini merupakan variasi empat elemen yang diawali Ground
(data & fakta) pada awal paragrafnya. Kemudian di akhir paragraf ini dipaparkan Claimyang menunjukkan pendapat penulis dengan cara menyimpulkan. Diantara Ground dan Claim ini, diselipkan kalimat-kalimat yang menempati fungsi Warrant dan menghubungkan keduanya. Di antara Ground dan Claim juga dilengkapi Backing yang diletakkan setelah Warrant. Keempat elemen ini sama seperti pola-pola sebelumnya, saling berhubungan dan menempati fungsinya masing-masing. Apabila digambarkan dengan bagan akan menjadi berikut ini.
B (3)
W (2) G (1)
C (4)
Bagan 4.14 Ilustrasi G-W-B-C Pada bagan ini, menunjukkan bahwa kalimat pertama paragraf yang mengandung argumen merupakan Ground yang mendukung Claim di kalimat terakhir. Selanjutnya, Warrant diikuti oleh Backing pada kalimat ke dua dan ketiga. Keduanya bersama-sama menjembatani G dan C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Berikut ini data argumen yang menggunakan variasi pola G-W-B-C.
1) Hasil pengukuran nilai statistik dari ukuran butiran sedimen dapat dilihat pada Tabel 2.Ukuran butiran rata-rata
Ground
adalah sebuah indeks pengukuran ukuran butiran berdasarkan persentase berat fraksi pada tiap sampel.2) Hasil yang diperoleh kemudian dapat dikatakan sebagai ukuran butiran yang mewakili sampel. Ukuran butiran dapat mengindikasikan besarnya energi
Warrant
yang berasal dari aliran air atau angin yang bekerja di daerah tersebut (Folk and Ward, 1957; Friedman, 1967).3)Dalam penelitian ini ditemukan ukuran butiran rata-rata terbesar cenderung berada pada KTM, tepatnya pada stasiun 4, 5, dan 6.
Ground
Melihat posisi ketiga stasiun tersebut merupakan kanal yang lebih sempit dibandingkan KLM (stasiun 1, 2, 3) atau KDM (stasiun 7, 8, 9).4) Merujuk pada konsep hidrodinamika, arus akan mengalir lebih cepat saat memasuki kanal yang lebih sempit (Ingmanson dan William, 1985; Dyer, 1986). Penjelasan ini kemudian mengoreksi hasil yang diperoleh oleh Purnawan et al. (2012) yang
Backing
mendapatkan rerata arus tertinggi berada pada KLM.Diduga terdapat bias, dimana arus yang terukur diperoleh pada saat periode pengumpulan data saja.5) Sementara hasil studi ini menegaskan variasi kondisi yang terjadi pada muara Kuala
Claim
Gigieng dalam interval waktu yang cukup lama. (Artikel 2, halaman 18, kolom 1, paragraf ke 1-2)
Data diatas, merupakan argumen yang terdiri dari dua paragraf namun masih berurutan dalam pembahasan yang sama. Kalimat pertama dalam paragraf pertama merupakan “data hasil pengukuran nilai statistik dari ukuran butiran sedimen”. Data ini merupakan dasar atau Ground dari penulis untuk mengungkapkan pendapatnya selama penelitian. Kemudian, masih dalam paragraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
tersebut, penulis menjelaskan lebih lanjut mengenai penemuan-penemuannya.Ini merupakan pernyataan umum dari “Folk and Ward, 1957; Friedman, 1967” yang menjembatani Ground dengan Claim pada paragraf berikutnya.Selanjutnya setelah Warrant, penulis masih menunjukkan data penelitian. Barulah, setelah Warrant dan Ground tersebut, penulis menunjukkan pernyataan dari ahli yaitu “Ingmanson dan William, 1985 ; Dyer, 1986”. Pernyataan ahli ini menjadi dukungan atauBacking untuk Warrant. Lalu di ahir paragraf, penulis menunjukkan Claim bahwa “hasil studi ini menegaskan variasi kondisi yang terjadi pada muara Kuala Gigieng dalam interval waktu yang cukup lama”. 4.2.3.5
Variasi pola C-B-G-W Variasi pola ini sama dengan variasi pola empat elemen lain yang terdiri
dari Claim, Ground, Backingdan Warrant. Hal yang membedakan hanyalah letak kalimat yang memiliki fungsi empat elemen tersebut. Argumen dengan pola ini dimulai dengan Claim kemudian diikuti oleh Backing, kemudian didukung oleh Ground dan barulah ditunjukkan Warrant di akhir paragraf. Berikut ini adalah data paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel JITKT yang menggunakan variasi pola ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
1)Nilai pH merupakan salah satu parameter indikator penting dalam
memantau
kestabilan
Claim
perairan.2)Sebagaimana
dikemukakan oleh Simanjuntak (2012) bahwa organism aquatik
Backing
mempunyai batasan variasi pH. 3) Dalam penelitian ini kisaran nilai pH semua perlakuan hampir sama yaitu antara 7,65-8,11
Ground
dengan nilai rerata antara 7,82-7,88. 4) Kisaran nilai pH ini masih normal sesuai Kriteria Ambang Batas (NAB) Baku Mutu Air
Warrant
Laut yaitu antara 6,5-8,5 (KMNLH, 2004). (Artikel 25, halaman 302, kolom 2, paragraf ke 2)
Argumen di atas merupakan argumen dengan variasi pola W-B-G-C. Paragraf argumentasi tersebut hanya terdiri dari empat kalimat dan setiap kalimatnya menempati
fungsi elemen
yang
berbeda.
Kalimat
pertama
menjabarkan bahwa“Nilai pH merupakan salah satu parameter indikator penting dalam memantau kestabilan perairan”. Kalimat ini merupakan awalan dan pernyataan mengenai nilai PH, maka kalimat ini memiliki fungsi sebagai Claim. Kalimat tersebut dibenarkan dengan pendapat ahli di kalimat berikutnya yang berbunyi “Sebagaimana dikemukakan oleh Simanjuntak (2012) bahwa organism aquatik mempunyai batasan variasi pH”. Maka, kalimat ini dapat digolongkan menjadi elemen Backing. Kalimat berikutnya menunjukkan data “kisaran nilai pH semua perlakuan hampir sama yaitu antara 7,65-8,11 dengan nilai rerata antara 7,827,88dalam penelitian”,sehingga kalimat ini termasuk dalam elemen Ground. Di akhir argumen, penulis menunjukkan bahwa “kisaran pH ini masih normal sesuaiKriteria Ambang Batas (NAB) Baku Mutu Air Laut yaitu antara 6,5-8,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
(KMNLH, 2004)”. Kalimat tersebut dapat menjadi Warrant karena kalimat tersebut berisi kriteria umum untuk menunjukkan pendapatnya. Berikut ini adalah ilustrasi data tersebut dalam sebuah bagan.
B (2)
W (4) G (3)
C (1)
Bagan 4.15 Ilustrasi Data C-B-G-W Bagan di atas menunjukkan bahwa argumen pada data tersebut kalimat pertamanya merupakan Claim, kemudian didukung oleh Backing di kalimat kedua. Selanjutnya di tunjukkan elemen Ground dan di akhir paragraf barulah dituliskan Warrant. 4.2.3.6
Kadar ketajaman pola C-G-W-B Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pola C-G-W-B merupakan pola
yang disusun oleh empat elemen yaitu tiga elemen utama Claim, Ground, dan Warrant, juga satu elemen pelengkap Backing. Berdasarkan tabel kadar ketajaman argumen menurut kelengkapan elemennya kadar ketajaman pola ini termasuk kuat. Semakin lengkap elemennya, semakin baik kadar ketajamannya. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit elemennya, semakin lemah kadar ketajamannya. Maka dari data yang didapatkan, argumen berpola C-G-W-B pada paragraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
argumentasi bagian pembahasan artikel Jurnal ITKT memiliki kadar ketajaman argumen yang kuat. 4.2.4 Pola C-G-W-B-M dan Kadar Ketajamannya Pola C-G-W-B-M terdiri dari lima elemen argumen Toulmin. Pola ini terdiri dari Claim, Ground, Warrant, Backing, dan Modal Qualifiers. Dimulai dari Claim yang menjadi stand point dari penulis dalam memberikan argumen, dilanjutkan dengan memberikan alasan dan dasar untuk pendapat tersebut yang berupa data dan fakta (Ground). Kemudian, kedua elemen itu di dukung dengan Warrantyang menjamin hubungan antara Ground dan Claim. Tak hanya itu, juga dilengkapi juga dengan Backing yang mendukung dari pendapat ahli. Selain ke empat elemen tersebut, pada Claim menempel kata atau frasa yang menunjukkan derajat kepastian dari pendapat penulis. Kata atau frasa ini disebut dengan Modal Qualifiers. Apabila digambarkan dengan bagan, pola ini menjadi seperti berikut ini.
B
W G
C
M
Bagan 4.16 Pola C-G-W-B-M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Terlihat di atas, elemen G menuju C yang mengartikan bahwa Ground mendukung Claim. Kemudian, W didukung oleh B berada ditengah-tengah G dan C yang menunjukkan bahwa Warrant bersama Backing menghubungkan Ground dan Claim. Selain itu, dari arah bawah, M ditarik garis dari C yang berarti bahwa Modal Qualifiers menempel pada Claim untuk menunjukkan derajat kepastian dari pendapat penulis. Di dalam bagian pembahasan artikel jurnal ITKT, paragraf argumentasi yang menggunakan pola ini tidak banyak. Hanya ada dua argumen dalam paragraf yang menggunakan pola ini dengan variasi pola C-G-W-B-M dan variasi pola G-W-B-C-M. Berikut ini penjelasan datanya. 4.2.4.1
Variasi pola C-G-W-B-M Variasi ini dimulai dari urutan kalimat Claim dengan tambahan frasa atau
kata yang menunjukan derajat kepastian atau Modal Qualifiers, lalu dilanjutkan dengan kalimat yang menempati fungsi Ground. Berikutnya, penulis meletakkan Warrant bersama Backing untuk mendukung Claim dan Ground. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah data yang menggunakan variasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
1) Pertumbuhan anakan siput mata bulan yang cenderung lebih cepat dipelihara pada media yang besuhu 26±0,5°C (P2) adalah
Claim
diduga berhubungan dengan daya komsumsi pakan harian yang tinggi. 2) Dugaan ini terlihat pada Gambar 6, persentase daya
Modal
komsumsi pakan rerata harian tertinggi cenderung tercatat pada media yang bersuhu antara 25,5- 26,5ᴼC (P2) yaitu sebesar 84,1%
Ground
dibandingkan dengan perlakuan lainnya (P1 sebesar 81,6%; P3 sebesar 80,7% dan P4 sebesar 77,8%). 3) Nilai determinasi (R²= 0,904) menggambarkan bahwa pertumbuhan anakan siput mata bulan sangat dipengaruhi oleh dayakonsumsi pakan sebesar 90,4%,
Warrant
sisanya sebesar9,6% pengaruh diluar faktor uji yang tidak dapat dijelaskan dalam model.4) Hal ini sesuai dengan hasil temuan Foster et al. (1998) bahwa daya konsumsi pakan siput jenis Turbo sarmaticus turut dipenga-ruhi oleh suhu,pada ukuran juvenil dan dewasa dayakonsumsi be-berapa jenis algae (G. pristoides, U.
Backing
Rigida dan Corallina spp.) adalah sebesarantara 1,5-5,8 kali lebih tinggi pada kondisi suhu 20°C dan 25°C, dari pada kondisi suhu 15°C. Diuraikan pula pada ukuran juvenil daya serap pakan algae sebesar antara 9,1-74,8% dan 7,3-77,1% untuk ukuran dewasa.
(Artikel 25, halaman 304, kolom 1, paragraf ke 1)
Pada paragraf argumentasi ini, penulis mengungkapkan pendapatnya dengan kalimat “1) Pertumbuhan anakan siput mata bulan yang cenderung lebih cepat dipelihara pada media yang besuhu 26±0,5°C (P2) adalah diduga berhubungan dengan daya komsumsi pakan harian yang tinggi”. Kalimat ini merupakan masalah yang ingin disampaikan penulis “mengenai pertumbuhan anakan siput dan dugaan tentang hubungannya dengan daya konsumsi”, sehingga ini dapat dikatakan Claim. Pada kalimat ini terdapat Modal Qualifiers yang berupa kata diduga. Kata ini menunjukkan bahwa penulis masih menduga atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
belum kuat dengan pendapat yang telah ditemukan atau diungkapkan. Namun, kelemahan penulis ini kemudian ditutupi dengan Ground yang berupa data berbunyi, “terlihat pada Gambar 6, persentase daya komsumsi pakan rerata harian tertinggi cenderung tercatat pada media yang bersuhu antara 25,526,5ᴼC (P2) yaitu sebesar 84,1% dibandingkan dengan perlakuan lainnya (P1 sebesar 81,6%; P3 sebesar 80,7% dan P4 sebesar 77,8%)”. Tak hanya itu, penulis juga menjamin dengan Warrant pada kalimat bernomor 3).Warrant ini merupakan penggambaran dan pernyataan umum mengenai “pertumbuhan anakan siput mata bulan sangat dipengaruhi oleh dayakonsumsi pakan sebesar 90,4%”. Setelah itu, data ini ditutup dengan Backing yang berupa hasil temuan “Foster et al. (1998)”. Data ini digambarkan dengan bagan seperti berikut.
B (4) M (1) W (3) G (2)
C (1)
Bagan 4.17 Ilus trasi Data C-G-W-B-M Bagan tersebut menggambarkan bahwa C berada di kalimat pertama dan dilengkapi dengan Modal pada kalimat pertama itu. Kemudian, kalimat berikutnya di argumen tersebut adalah Ground. Lalu, dijamin dengan Warrant bersama Backing di kalimat ketiga dan keempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
4.2.4.2
Variasi Pola G-C-W-B-M Pola G-C-W-B-M dimulai dari data dan fakta maupun alasan-alasan yang
menjadi dasar sebuah argumen. Kemudian, dilanjutkan dengan menunjukkan pendapat dari penulis atau argumentator yang disebut Claim. Ground dan Claim ini kemudian didukung dengan sebuah jaminan atau Warrant yang ditempeli oleh Backing sehingga menjadi sebuah kesatuan argumen. Di dalam Claim juga diletakkan kata modal yang menunjukkan derajat kepastian pendapat penulis. Berikut ini merupakan data yang menggunakan variasi pola tersebut.
1) Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa Copepoda mendominasi di semua stasiun dengan persentase kelimpahan rata-rata mencapai 53,70% dan kelimpahan tertinggi mencapai 76,81% dari total populasi zooplankton (Stasiun 1) serta terendah di 46,05% di Stasiun 3. Kondisi ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan persentase kelimpahan rata-rata zooplankton demersal di Pesisir Morella yang dapat juga mencapai 72% (Sidabutar, 1996). 2) Tingginya persentase kelimpahan Copepoda diduga terkait dengan kemampuannya dalam beradaptasi terhadap kondisi oseanografi di daerah pesisir yang sangat dinamis (temperatur dan salinitas) bila dibandingkan dengan kelompok zooplankton yang lain sehingga kelimpahan Copepoda akan lebih tinggi. 3) Kondisi ini tentu jugadidukung dengan ketersediaan fitoplankton yang menjadi pakan alaminya. 4) Hal ini sejalan dengan Baars et al., (1990); Arinardi (1996); Rezai et al., (2004) dan Eloire et al., (2010) yang menjelaskan bahwa Copepoda melimpah di perairan pesisir dengan nilai lebih dari 50% dari total zooplankton. (Artikel 10, halaman 113, kolom 2, paragraf ke 2)
Ground
Modal Claim
Warrant
Backing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Data tersebut, diawali dari data persentase kelimpahan rata-rata Copepoda yang berbunyi “Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa Copepoda mendominasi di semua stasiun dengan persentase kelimpahan rata-rata mencapai 53,70% dan kelimpahan tertinggi mencapai 76,81% dari total populasi zooplankton (Stasiun 1) serta terendah di 46,05% di Stasiun 3”. Kalimat berikutnya merupakan hasil penelitian dari Sinabutar tahun 1996 yang berbunyi “Kondisi ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan persentase kelimpahan rata-rata zooplankton demersal di Pesisir Morella yang dapat juga mencapai 72% (Sidabutar, 1996)”. Kedua kalimat ini dapat menjadi data dan alasan dasar dari sebuah pendapat sehingga dapat kita sebut sebagai Ground dari argumen ini. Claim pada argumen ini terletak setelah Ground. Claim itu adalah “Tingginya
persentase
kelimpahan
Copepoda
diduga
terkait
dengan
kemampuannya dalam beradaptasi terhadap kondisi oseanografi di daerah pesisir yang sangat dinamis (temperatur dan salinitas) bila dibandingkan dengan kelompok zooplankton yang lain sehingga kelimpahan Copepoda akan lebih tinggi”.Claim ini sendiri merujuk pada data sebelumnya yang mengatakan mengenai “persentase kelimpahan Copepoda yang tinggi dan mendominasi tempat penelitian”. Selain itu, Claim ini juga ditandai dengan kata didugayang menjadi penentu derajat kepastian pernyataan penulis. Kepastian dari Claim tersebut masih kemungkinan atau dugaan sementara. Ground dan Claimini didukung dengan Warrant di kalimat berikutnya yang berbunyi “Kondisi ini tentu juga didukung dengan ketersediaan fitoplankton yang menjadi pakan alaminya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Warrant ini mendukung secara langsung dengan menjamin kondisi-kondisi tertentu. Kemudian di bagian akhir, menempel Backing setelah Warrant yang berbunyi “Hal ini sejalan dengan Baars et al., (1990); Arinardi (1996); Rezai et al., (2004) dan Eloire et al., (2010) yang menjelaskan bahwa Copepoda melimpah di perairan pesisir dengan nilai lebih dari 50% dari total zooplankton”. Backing ini menegaskan Warrant dengan penanda bahwa Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya. Dengan penjelasan tersbut, jika data ini ditampilkan dalam ilustrasi menjadi seperti berikut.
B 4) M (2) W (3) G (1)
C (2)
Bagan 4.18 Ilustrasi Data G-C-W-B-M Setiap nomor dibelakang elemen menunjukkan posisi kalimat dalam paragraf argumen tersebut. Dapat kita lihat, bahwa bagan di atas menunjukkan Ground pada posisi awal paragraf, kemudian dilanjutkan dengan Claim, lalu modal berada pada Claim di bagian kedua. Selanjutnya G dan C didukung oleh Warrant dan Backing di bagian ketiga dan keempat. Kelima elemen tersebut saling mendukung dan membentu pola argumen G-C-W-B-M.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
4.2.4.3
Kadar Ketajaman Pola C-G-W-B-M Pola argumen C-G-W-B-M, merupakan pola yang terdiri dari lima
elemen. Meskipun ada variasi urutannya, fungsinya tetap sama. Elemen argumen menurut Toulmin, dkk.ada enam elemen, sedangkan pola ini memiliki lima elemen. Maka, elemen yang digunakan pada pola ini banyak dan hanya berkurang satu dari jumlah elemen menurut Toulmin. Apabila jumlah elemen yang digunakan semakin banyak maka kadar ketajaman argumennya semakin kuat. Berdasarkan tabel kadar ketajaman argumen menurut kelengkapannya, pola ini memiliki kadar yang sangat kuat. Oleh karena itu, di dalam bagian pembahasan artikel Jurnal ITKT ini, terdapat dua paragraf argumentasi yang termasuk dalam kadar ketajaman berdasarkan kelengkapan dengan kategori sangat kuat. Setelah penjelasan dan pemaparan di atas, dari mulai pola C-G, pola CG-W, C-G-W-B, hingga C-G-W-B-M, penulis dapat mengatakan bahwa pola yang paling dominan pada paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan jurnal terakreditasi bidang pertanian dan perikanan adalah pola C-G dan variasinya. Apabila dikatakan secara umum, jurnal kelautan ini berpola C-G dan kadar ketajamannya masih dalam kategori lemah. Meskipun demikian, pada paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang ini, polanya sudah cukup bervariasi sehingga kadar ketajamannya bervariasi mulai dari lemah, cukup kuat, kuat dan sangat kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Pada bab penutup, peneliti akan memaparkan dua hal yaitu simpulan yang meliputi hasil analisis dan pembahasan secara singkat dan saran yang berisi hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca mengenai penelitian ini. 5.1 Simpulan Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pola dan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan jurnal terakreditasi bidang kelautan 2015. Pola ini melihat argumen yang terdapat pada paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan tersebut kemudian menganalisis elemen-elemen argumen di dalamnya.Elemenelemen argumen yang dimaksud adalah elemen argumen Toulmin yang terdiri dari Claim, Ground, Warrant, Backing, Modal Qualifiers, dan Possible Rebuttals.Dari hasil analisis data, peneliti menemukan 142 argumen dalam paragraf-paragraf dari 29 artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan yang berbahasa Indonesia.Pola argumen yang ada dalam paragraf otomatis menjadi pola paragraf-paragraf argumentasi itu sendiri.Dari hasil analisis datanya, peneliti menemukan 4 pola dengan variasinya.Pola tersebut adalah (1) pola C-G dengan variasi pola C-G dan G-C yang dominan atau paling banyak jumlahnya, kemudian (2) pola C-G-W dengan variasi pola C-G-W, C-W-G, W-G-C, W-C-G, G-W-C, dan G-C-W, lalu (3) Pola C-G-W-B dengan variasi pola C-G-W-B, C-G-B-W, G-
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
C-W-B, G-W-B-C, dan W-B-G-C, juga terakhir (4) Pola C-G-W-B-M dengan variasi pola C-G-W-B-Mdan G-C-W-B-M. Setelah mengetahui pola argumen dari paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan, peneliti dapat melihat kelengkapan elemen-elemen penyusun argumen tersebut, maka peneliti dengan mudah menentukan kadar argumen masing-masing data menurut kelengkapan elemennya. Kadar ketajaman argumen pada paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel jurnal bidang kelautan ini bervariasi dari lemah, cukup kuat, kuat, dan sangat kuat. Meskipun kadar ketajaman paragrafparagraf argumentasi yang lemah mendominasi jurnal tersebut. 5.2 Saran Peneliti menyampaikan beberapa hal yang diharapkan dapat membantu dan berguna bagi pembaca dan pihak-pihak terkait penelitian ini. (1) Bagi Perguruan Tinggi Bagi perguruan tinggi, tidak hanya perguruan tinggi penerbit jurnal terakreditasi bidang kelautan namun juga yang telah menerbitkan jurnal dan berstatus terakreditasi, harus meningkatkan kualitas dari jurnal tersebut.Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas jurnal ilmiah tersebut khususnya pada bidang ini. (2) Bagi Kaum Akademisi Hasil
penelitian
ini
dapat
digunakan
sebagai
masukan
dalam
meningkatkan kualitas tulisan atau argumen dari kaum akademisi. Pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
mengenai pola dan kadar ketajaman argumen perlu ditambah untuk memperkaya dan menambah variasi penulisan dan pengungkapan kaum akademisi dalam tulisan yang selalu berhubungan dengan karya ilmiah. (3) Bagi Peneliti Lain Analisis dan pembahasan pada penelitian ini hanya terbatas pada pola dan kadar ketajaman argumen pada paragraf-paragraf argumentasi menurut kelengkapannya. Peneliti berharap, akan ada penelitian lain yang membahas topik ini dengan lebih memperdalam kadar ketajaman argumen pada sudut substansinya, tidak hanya terbatas pada kelengkapannya saja. Selain itu, penelitian ini juga hanya melihat argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang kelautan. Maka, peneliti juga berharap akan ada penelitian lain di bidang-bidang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Agustini R., Melyda. 2016. “Pola dan Kadar Argumentasi Pola dan Kadar Ketajaman Argumen pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi:JAK 2014 Universitas Kristen Petra dan JAM 2015 Universitas Brawijaya” Skripsi. Yogyakarta: PBSI, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press. Herlanti. Y. 2014. Analisis Argumentasi Mahasiswa Pendidikan Biologi pada Isu Sosiosainfik Konsumsi Genetically Modified Organism (GMO).Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Jurnal Kelautan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan.Vol 6.No.1. 2014.Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor. _____________. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan.Vol 6.No.2. 2014.Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor. _____________. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan.Vol 7.No.1. 2015.Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Moleong, J. Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasucha, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Mata Kuliah Wajib Pengembangan Kepribadian). Yogyakarta: Media Perkasa. Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Rahmawati, Fitriana. 2015. “Analisis Elemen Pokok dan Pelengkap Wacana Argumentasi dalam Artikel Opini Harian Tribun Jogja Periode Januari – April 2015” Skripsi. Yogyakarta: PBSI, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Setiyaningsih, dkk.2015.Pola Pikir Deduktif pada Argumen Bagian Pembahasan Artikel Ilmiah Jurnal Terakreditasi Bidang Humaniora.Prosiding Seminar Nasional dan Launching Adobsi. Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Toulmin, dkk. 1979. An Introduction to Reasoning. New York: Macmillan Publishing. Wibowo, Wahyu. 2013.Menulis Artikel Ilmiah yang Komunikatif. Jakarta: Bumi Aksara. Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wijayanti, dkk. 2013. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. ___. Toulmin Model of Argument.pdf. (https://wb.cn.edu/kwheeler/documents, diakses pada 26 November 2015 pukul 10.33).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN TRIANGULASI DATA Berikut ini keterangan penggunaan singkatan dan pengertian elemen-elemen agar triangulator dapat dengan mudah memvalidasi data. No Keterangan
Pengertian
1
Pernyataan Posisi/Claim (C)
Pernyataan yang berisi pendapat atau posisi seseorang terhadap suatu masalah.
2
Data atau Fakta/Dasar/Ground
Dasar dari sebuah pernyataan posisi yang digunakan untuk memperkuat pernyataan tersebut.
(G)
Ground ini berisi data atau fakta.
Jaminan/Warrant (W)
Pernyataan yang menghubungkan Dasar (Ground) dengan Pernyataan Posisi (Claim). Pernyataan
3
ini bersifat umum dan memperlihatkan Ground yang berhubungan dengan Claim sehingga argumen menjadi lebih meyakinkan. 4
Pendukung/Backing (B)
Kriteria atau hal-hal yang menempel pada warrantsdan dapat membenarkan pernyataan posisi (Claim) sehingga menjadi semakin kuat. Biasanya berisi hasil penelitian maupun pendapat ahli.
5
6
Pengecualian /Possible Rebuttal
Lingkungan atau kondisi yang dapat digunakan untuk memperkuat argumen ketika pernyataan
(R)
posisi mendapat sanggahan atau penolakan.
Modalitas/Modal Qualifiers (M)
Kata atau frasa yang menunjukkan derajat kepastian atau kualitas suatu pernyataan. Modal ini selalu menempel pada pernyataan posisi (Claim). Kata ini berupa keterangan seperti mungkin, pasti, tentu, seharusnya, dll.
Selain itu, terdapat nomor di setiap awal kalimat yang merupakan urutan kalimat (urutan baca) sesuai dalam paragraf dalam artikel jurnal. Hal ini untuk mempermudah triangulator dalam membaca dan memvalidasi data ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Berikut ini keterangan penilaian Kadar Ketajaman Argumentasi dilihat dari kelengkapan elemen penyusunnya. Kadar
Deskripsi
Pola Argumen
Sangat Lemah
Argumen hanya mengandung satu elemen yaitu Claim
C
Lemah
Argumen dalam paragraf hanya mengandung dua elemen yaitu
C-G
Claim dan Ground Cukup Kuat
Argumen dalam paragraf mengandung tiga elemen yaitu Claim,
C-G-W
Ground, dan Warrants Kuat
Argumen dalam paragraf mengandung empat elemen Claim,
C-G-W-B
Ground, Warrants, danBacking Sangat Kuat
Argumen dalam paragraf mengandung 5 atau 6 elemen Claim,
C-G-W-B-M/
Ground, Warrants, Modal dan rebuttals
C-G-W-B-M-R
Kadar Argumentasi ini melihat elemen pada pola-pola argumen yang telah ditemukan. Berikut ini adalah hasil analisis data penelitian Pola Argumen pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Perikanan dan Ilmu kelautan yang perlu divalidasi. Berilah tanda centang pada kolom “Ya” apabila anda setuju dan pada kolom “Tdk” apabila anda tidak setuju terhadap hasil analisis elemen-elemen argumen. Kemudian berilah catatan pada kolom keterangan agar dapat membantu kebenaran hasil analisis elemen-elemen argumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
No
Argumen
1.
Artikel 1, halaman 6, kolom 1, paragraf ke 2.
2.
Artikel 1, halaman 6, Kolom 1, Paragraf ke 3
C 3) Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa penggunaan karaginan memberikan pengaruh nyata (α= 0,05) terhadap tingkat kesukaan kenampakan krim. 4) Hasil uji lanjut (Multiple Comparisons) menunjukkan bahwa nilai kesukaan kenampakan tertinggi yaitu krim dengan karaginan 0,5% berbeda dengan kenampakan krim karaginan 0% dan 0,25%. Penampakan krim dipengaruhi oleh warna, kekentalan, kestabilan produk sehingga menunjukkan kesan menarik. 2) Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa penambahan karaginan mem berikan pengaruh nyata (α= 0,05) terhadap tingkat kesukaan warna krim. 3) Hasil uji Multiple Comparisons menunjukkan bahwa nilai kesukaan warna tertinggi yaitu krim dengan karaginan 0,5% berbeda dengan karaginan 0%.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Nilai kesukaan panelis 1) Kenampakan terhadap kenampakan krim memiliki peranan berkisar antara 4, 9 6,03 penting pada yang berarti panelis penerimaan krim memberikan penilaian antara tabir surya oleh normal sampai suka. konsumen, karena kenampakan menjadi penilaian awal dari suatu produk.
1) Nilai kesukaan panelis terhadap warna krim berkisar antara 5,33-6,27 yang berarti panelis memberikan penilaian antara agak suka sampai suka.
B
R
M
Pola Argumen W-G-C
G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No
Argumen
3.
Artikel 1, halaman 6, kolom 2, paragraf ke 2
4.
Artikel 1, halaman 6, kolom 2, paragraf ke 4
2) Hasil uji KruskalWallis menunjukkan bahwa penggunaan karaginan memberikan pengaruh nyata (α= 0,05) terhadap tingkat kekentalan krim.
5.
Artikel 1, halaman 7, kolom 1, paragraf ke 2
3) Berdasarkan uji Kruskal-Wallis, penggunaan karaginan tidak memberikan pengaruh nyata (α= 0,05) terhadap ting-kat kesukaan kesan lembab. Penilaian secara organoleptik tentang kesan lembab tidak berbeda antara krim dengan konsentrasi karaginan 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1%, kemungkinan disebabkan rendah-nya perbedaan konsentrasi karaginan yang digunakan.
C 2) Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa penggunaan karaginan memberikan pengaruh nyata (α= 0,05) terhadap tingkat homogenitas krim. 3) Hasil uji Multiple Comparisons menunjukkan bahwa nilai kesukaan homogenitas tertinggi yaitu krim dengan karaginan 0,5% berbeda dengan karaginan 0%.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Nilai kesukaan panelis terhadap homogenitas krim berkisar antara 5,13-6,13 yang berarti panelis memberikan penilaian antara agak suka sampai suka.
1) Nilai kesukaan panelis terhadap kekentalan krim berkisar antara 4,7-5,83 yang berarti panelis memberikan penilaian antara normal sampai agak suka. 3) Hasil uji Multiple Comparisons menunjukkan nilai kesukaan kekentalan tertinggi pada krim dengan karaginan 0,5% berbeda dengan karaginan 0%. 2) Nilai kesukaan panelis terhadap kesan lembab berkisar antara 4,97-5,57 yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian antara netral sampai agak suka.
B
R
M
Pola Argumen G-C
G-C
1) Penilaian kesan lembab dilakukan dengan mengoleskan krim pada kulit selama beberapa menit sehingga panelis dapat merasakan rasa lembab selama pemakaian krim.
W-G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
No
Argumen
6.
Artikel 1, halaman 7, kolom 2, paragraf ke 1
C 3) Penilaian penelis terhadap rasa lengket cukup menggem-birakan karena permasalahan pada krim tabir surya dari bahan kimia biasanya panelis kurang nyaman karena ada rasa lengket.
7.
Artikel 1, halaman 7, kolom 2, paragraf ke 2
1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi pemisahan fase pada emulsi krim sehingga persentase stabilitas emulsi diyatakan sebesar 100%.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Nilai kesukaan panelis 1) Rasa lengket terhadap rasa lengket berhubungan berkisar antara 4,8-5,4 yang dengan berarti bahwa panelis Kenyamanan memberikan penilaian antara setelah netral sampai agak suka. pemakaian. Hasil uji Kruskal-Wallis Penilaian ini menunjukkan bahwa dilakukan dengan penggunaan karaginan tidak mengoleskan krim memberikan pengaruh nyata pada kulit selama (α= 0,05) terhadap tingkat beberapa menit kesukaan rasa lengket. kemudian menilai Penilaian secara organoleptik rasa lengket tentang rasa lengket tidak selama berbeda antara krim dengan pemakaian. konsentrasi karaginan 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1%. Krim dengan penambahan karaginan 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% menunjukkan tidak terjadi pemisahan emulsi, tidak terjadi perubahan warna, dan tidak terjadi perubahan bau. Hal ini disebabkan karaginan pada formulasi krim merupakan polimer alami sebagai pengental sehingga dapat menstabilkan emulsi.
B
R
M
Pola Argumen W-G-C
C-G
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
No
Argumen
8.
Artikel 1, halaman 8, kolom1-2, paragraf ke 4
C 2) Hasil analisis ragam (α= 0,05) menunjukkan konsentrasi karaginan mem-pengaruhi viskositas krim.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Viskositas merupakan faktor yang erat hubungannya dengan stabilitas emulsi. Semakin tinggi viskositas maka laju pemisahan fase terdispersi dan fase pendispersi semakin kecil (Suryani et al., 2000). Nilai viskositas krim tabir surya berkisar 22.500- 46.000 cP. 3) Uji lanjut memperlihatkan bahwa viskositas krim tertinggi yaitu krim karaginan 1% yang berbeda dengan kon-sentrasi 0%, 0,25%, 0,5% dan 0,75%.
B
R
M
Pola Argumen G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No
Argumen
9.
Artikel 1, halaman 8, kolom 2, paragraf ke 2-4
C 2) Semakin tinggi kon-sentrasi karaginan yang digunakan maka penyusutan berat akan semakin kecil dika-renakan semakin tingginya viskositas emulsi dari krim tabir surya.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Hasil analisis ragam (α= 0, 05) menunjukkan bahwa konsentrasi karaginan memberikan pengaruh nyata terhadap persentase penyusutan berat. Hasil uji lanjut memperlihatkan bahwa penyusutan berat tertinggi terjadi pada krim karaginan 0% yang berbe-da nyata dengan persentase penyusutan berat krim karaginan 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1%. 3) Karaginan dalam formulasi dapat mengikat air karena adanya gugus ester dan hidroksil sehingga dapat mening-katkan kelembaban pro-duk. Kelembaban produk juga merupakan indikasi kestabilan produk terhadap kemampuan produk dalam mempertahankan beratnya. 3) Karaginan memiliki fungsi sebagai humektan dimana karaginan memi-liki sifat untuk memperta-hankan kandungan air pada kulit dan krim tabir surya. Humektan adalah bahan higroskopis yang diguna-kan dalam formulasi kos-metik yang berfungsi men-jaga kehilangan kandungan air selama penyimpanan dan pemakaian pada kulit (Rieger, 2000).
B
R
M
Pola Argumen C-G
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No
Argumen
10. Artikel 1, halaman 8, kolom 2, paragraf ke 2-4
11. Artikel 1, halaman 9, kolom 1-2, paragraf ke 3
C 2) Hal menunjukkan bahwa krim tabir surya aman digunakan, karena total mikrob masih berada dibawah batas total mikrob yang disyaratkan SNI 16-4399- 1996. 3) Rendahnya pertumbuhan mikroba pada krim tabir surya disebabkan adanya penambah-an metil paraben yang berfungsi sebagai pengawet dalam formulasi produk. 2) Berdasarkan hasil pengujian krim tabir surya ditentukan bahwa perlakuan konsentrasi karaginan 0, 5% memiliki penilaian kesukaan ter-tinggi. Berdasarkan data diatas, disimpulkan bahwa konsentrasi karaginan yang digunakan dalam sediaan krim adalah 0, 5%.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Hasil uji total mikrob pada krim tabir surya dengan berbagai konsentrasi karaginan yaitu <2, 5 x 102 koloni/ gram. 2) Hal menunjukkan bahwa krim tabir surya aman digunakan, karenatotal mikrob masih berada dibawah batas total mikrob yang disyaratkan SNI 164399- 1996. 3) Karakteristik dari krim 1) Penentuan krim terpilih adalah nilai pH tabir surya terpilih sebesar 6, 78, viskositas dilakukan dengan sebesar 38.250 cP, dan tidak cara melihat hasil mengalami perubahan fase dari parameter saat pengujian stabilitas subyektif emulsi. Penyusutan berat (kesukaan panelis yang terjadi sebesar 6, 87%, terhadap total mikroba <2, 5 x kenampakan, 102koloni/gram. homogenitas, warna, kekentalan, kesan lembab, dan rasa lengket) dan objektif (pH, viskositas, stabilitas emulsi, dan total mikrob) dari krim tabir surya.
B
R
M
Pola Argumen G-C
W-C-G
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No
Argumen
12. Artikel 1, halaman 9, kolom 2, paragraf ke 2-3
13. Artikel 1, halaman 11, kolom 1-2, paragraf ke 2-4
C 2) Hasil pengujian fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak buah bakau mengandung flavonoid, tanin, dan fenol hidrokuinon. Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai pertahanan alami. 2) Semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah bakau yang ditambahan dalam krim maka nilai SPF akan semakin tinggi. Krim dengan konsentrasi ekstrak 0, 5% memiliki kategori kemampuan ekstra, sedangkan krim dengan ekstrak 1% memiliki kategori kemam-puan maksimal. Nilai SPF yang tinggi menunjukkan keefektifan produk dalam menangkal radiasi UV pada kulit. Nilai SPF krim dengan ekstrak 1% lebih rendah dari tabir surya komersial 14, 15±0, 04 (pada label produk tertulis nilai SPF 20). Kandungan flavonoid dan tanin yang terkandung pada buah bakau diduga bekerja sebagai bahan aktif tabir surya.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Hasil pengujian analisis fitokimia disajikan pada Tabel 3.
1) Menurut Walters et al. (1997), efektivitas sebuah krim tabir surya dinyatakan oleh Sun Protection Factor (SPF), yang didefinisikan sebagai perbandingan Dosis Eritema Minimum (DEM) pada kulit manusia terlindungi tabir surya dengan DEM tanpa perlindungan. Nilai SPF dapat ditentukan melalui perbandingan energi dari sinar yang dipaparkan untuk dapat menimbulkan eritema dan dapat juga melalui waktu yang diperlukan sampai timbul eritema (Draelos and Thaman, 2006). Kategori kemampuan tabir surya menurut Damogalad et al. (2013) adalah minimal (2-4), sedang (4-6), ekstra (6- 8), maksimal (8-15), dan ultra (>15) (Tabel 4.)
B
R
M
Pola Argumen G-C
G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No
Argumen
14. Artikel 2, halaman 17, kolom 2, paragraf ke 2.
C 1) Hasil analisis granulo-metri menggunakan ayak basah (Tabel 1) menunjuk-kan informasi butiran sedimen umumnya di-dominasi pada fraksi pasir sedang (medium sand) yang ber-ukuran 0,25- 0,85 mm, ke-cuali pada stasiun 7 yang didominasi oleh pasir halus.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Kandungan lumpur (<0,15 mm) ditemukan pada seluruh stasiun, namun dengan jumlah yang sedikit. Sementara kandungan kerikil (1,70- 4,75 mm) dapat ditemukan pada Stasiun 6, 7, dan 8 dalam persen-tase yang kecil. Seluruh sampel yang diperoleh berjenis pasir.
B
R
M
Pola Argumen C-G
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
No
Argumen
15. Artikel 2, halaman 18, kolom 1, paragraf ke 1-2.
C 5) Sementara hasil studi ini menegaskan variasi kondisi yang terjadi pada muara Kuala Gigieng dalam interval waktu yang cukup lama.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Hasil pengukuran nilai 2) Hasil yang statistik dari ukuran butiran diperoleh sedimen dapat dilihat pada kemudian dapat Tabel 2. Ukuran butiran rata- dikatakan sebagai rata adalah sebuah indeks ukuran butiran pengukuran ukuran butiran yang mewakili berdasarkan persentase berat sampel. Ukuran fraksi pada tiap sampel. 3) butiran dapat Dalam penelitian ini mengindikasikan ditemukan ukuran butiran besarnya energi rata-rata terbesar cenderung yang berasal dari berada pada KTM, tepatnya aliran air atau pada stasiun 4, 5, dan 6. angin yang Melihat posisi ketiga stasiun bekerja di daerah tersebut merupakan kanal tersebut (Folk and yang lebih sempit Ward, 1957; dibandingkan KLM (stasiun Friedman, 1967). 1, 2, 3) atau KDM (stasiun 7, 8, 9).
B 4) Merujuk pada konsep hidrodinamika, arus akan mengalir lebih cepat saat memasuki kanal yang lebih sempit (Ingmanson dan William, 1985; Dyer, 1986). Penjelasan ini kemudian mengoreksi hasil yang diperoleh oleh Purnawan et al. (2012) yang mendapatkan rerata arus tertinggi berada pada KLM. Diduga terdapat bias, dimana arus yang terukur diperoleh pada saat periode pengumpulan data saja.
R
M
Pola Argumen G-W-B-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
No
Argumen
16. Artikel 3, halaman 26, kolom 1, paragraf ke 1
17. Artikel 3, halaman 26, kolom 2, paragraf ke 1
C 2) Maka dari itu, dalam penelitian pembuatan lem ikan supaya efektif dan efisien, disarankan menggunakan bahan baku yang ketersediaannya cukup ba-nyak, sehingga dida-patkan rendemen lem ikan yang diinginkan.
1) Berdasarkan hasil dari uji BNJ, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P<0, 05) pada nilai keteguhan rekat antara lem ikan Tenggiri, lem ikan Tongkol, dan lem ikan Cobia.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Persentase rendemen yang diperoleh pada pembuatan lem ikan berbahan baku ikan Tenggiri, ikan Tongkol, ikan Cobia, secara berturut-turut adalah 11%, 13%, dan 8%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa untuk pembuatan lem ikan memerlukan bahan baku tulang ikan da-lam jumlah yang cukup banyak. 2) Nilai keteguhan rekat tertinggi didapatkan pada lem ikan Tongkol yaitu sebesar 7, 7 N/mm2, sedangkan nilai keteguhan rekat terendah didapatkan oleh lem ikan Cobia yaitu sebesar 5, 3 N/mm2.
3) Ketiga jenis lem ikan tersebut meme-nuhi standar dari SNI PVAc sebagai pembanding standar.
B
4) Menurut Badan Standardisasi Nasional (1999) (SNI 06-60491999), jenis perekat polivinil asetat emulsi untuk pengerjaan kayu disyaratkan memiliki keteguhan rekat minimal 3 N/mm2.
R
M
Pola Argumen G-C
C-G-W-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
No
Argumen
18. Artikel 3, halaman 27, kolom 2, paragraf ke 2
C 1) Berdasarkan hasil dari uji BNJ, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P<0, 05) pada nilai kerusakan permukaan kayu antara lem ikan Tenggiri, lem ikan Tongkol, dan lem ikan Cobia.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Nilai kerusakan per3) Uji kerusakan mukaan kayu tertinggi permukaan kayu didapatkan pada lem ikan merupakan Tongkol yaitu sebesar 83, parameter penting 21%, sedangkan untuk nilai kedua setelah kerusakan per-mukaan kayu keteguhan rekat. terendah didapatkan oleh lem Nilai kerusakan ikan Cobia yaitu sebesar 62, permukaan kayu 07%. Namun untuk standar selalu berbanding nilai kerusakan permukaan lurus dengan nilai kayu belum tercantum di keteguhan rekat. dalam SNI 06-6049-1999 Semakin tinggi tentang perekat polivinil nilai keteguhan asetat emulsi untuk rekat pada pengerjaan kayu perekat/lem, semakin tinggi pula nilai kerusakan yang di dapat pada permukaan kayu yang direkatkan tersebut.
B 4) Menurut Xiao et al. (2007), dari hasil uji geser, selain keteguhan rekat, persentase kerusak-an pada permukaan kayu juga dihitung. Prinsip dalam pengukuran per-sentase kerusakan permukaan kayu adalah perekat yang merekat pada permukaan kayu diasumsikan lebih kuat daripada substrat kayu tersebut.
R
M
Pola Argumen C-G -W-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No
Argumen
19. Artikel 3, halaman 28, kolom 1, paragraf ke 2
20. Artikel 3, halaman 29, kolom 1, paragraf ke 1
C 1) Berdasarkan hasil dari uji BNJ, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P < 0, 05) pada nilai viskositas antara lem ikan Tenggiri, lem ikan Tongkol, dan lem ikan Cobia.
1) Berdasarkan hasil dari uji BNJ, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P < 0, 05) pada nilai derajat keasaman (pH) antara lem ikan Tenggiri, lem ikan Tongkol, dan lem ikan Cobia.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Nilai viskositas tertinggi 3) Ketiga jenis didapatkan pada lem ikan lem Tenggiri adalah sebesar 4, 53 ikan tersebut telah poise, sedangkan nilai memenuhi standar viskositas terendah SNI PVAc didapatkan oleh lem ikan sebagai Tongkol yaitu sebesar pembanding 4,17poise. standar.
2) Nilai derajat keasaman (pH) tertinggi didapatkan pada lem ikan Tongkol yaitu sebesar 4, 74, sedangkan nilai derajat keasaman (pH) terendah didapatkan oleh lem ikan Tenggiri yaitu sebesar 4, 33.
3) Ketiga jenis lem ikan tersebut telah memenuhi standar SNI PVAc sebagai pembanding standar.
B 4) Menurut Badan Standardisasi Nasional (1999) (SNI 06-6049 1999), perekat polivinil asetat emulsi untuk pengerjaan kayu disyaratkan memiliki derajat kekentalan minimal 1,0poise. 4) Menurut Badan Standard-isasi Nasional (1999) (SNI 06-60491999), perekat polivinil asetat emulsi untuk pengerjaan kayu disyaratkan memiliki derajat keasaman (pH) sebesar 3-8.
R
M
Pola Argumen C-G-W-B
C-G-W-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No
Argumen
21. Artikel 3, halaman 29, kolom 2, paragraf ke 1
C 1) Berdasarkan hasil dari uji BNJ, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) pada nilai kadar air antara lem ikan Tenggiri, lem ikan Tongkol, dan lem ikan Cobia.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Nilai kadar air tertinggi 3) Berdasarkan didapatkan pada lem ikan nilai Tongkol yaitu sebesar kadar air tersebut, 55,60%, sedangkan nilai ketiga lem ikan kadar air terendah telah memenuhi didapatkan oleh lem ikan standar yang baik. Tenggiri yaitu sebesar 48,77%. Lem ikan yang baik memiliki kadar air dibawah 55%, sehingga berbentuk agak kental.
B 4) Menurut Swastawati et al. (2007), lem ikan yang diproses dalam bentuk cair mengandung 45-55% air, dan berbentuk lembaran pada keadaan padat.
R
M
Pola Argumen C-G-W-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
No
Argumen
22. Artikel 4, halaman 42, kolom 1-2, paragraf ke 3, 1-2
C 2) Demikian dalam hal efisiensi ekonomi, maka kapal berukuran 2 GT lebih baik dari berbobot 4 GT maupun 6 GT lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan oleh kapal 4 GT dan 6 GT lebih besar dibandingkan dengan masukan yang dibelanjakan oleh kapal berukuran 2 GT. Semen-tara nilai dan jumlah hasil tangkapan ukuran 2 GT berbeda secara nyata yaitu sekitar 25 persen dengan rentang 60-75 kg.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Dari hasil pengolahan 4) Hal ini data, perhitungan dan anatentunya berkaitan lisis data yang dilakukan dengan besarnya diperoleh informasi nilai biaya perbekalan efisiensi ekonomi. Seperti melaut yang harus yang dinyatakan oleh Heyne dikeluarkan (1993) efisiensi ekonomi oleh kapal-kapal diukur melalui hubungan yang berukuran timbal balik antara nilai besar. output (ends) dan nilai input Pada umumnya (means). Atas dasar itu, nilai efisiensi seperti di-jelaskan dalam kapal kurau di metode di atas, maka lokasi studi, tetapi perhitungan efisiensi hal ini pada ekonomi kapal perikanan kenyataannya tangkap ikan kurau di tidak dapat perairan Selat Malaka meruba taraf diperoleh seperti pada hidup nelayan. Gambar 1. Hasil perhitungan menunjukan semua kapal perikanan ikan kurau yang diteliti memi-liki nilai efisiensi lebih besar dari satu (>1). Ini menandakan bahwa secara ekonomi kapal perikanan tangkap ikan kurau adalah efisien. Usaha perikanan ikan kurau dengan meng-gunakan kapal yang ada meng-untungkan. Hanya saja besarnya efisiensi ka-pal itu berbeda satu sama lain dengan rentang yang cukup lebar antara kapal berukuran 6 GT bernilai terendah 1, 49 dengan rata-rata 1, 57 dan median 1, 56. Sedangkan kapal yang berukuran 2 GT ter-tinggi efisiensinya 1,74 dengan rata-rata dan mediannya 1,72. Rata-rata efisiensi ekonomi, kapal
B 5) Fenomena ini menunjukan kesejahteran nelayan bukan hanya semata dikarenakan rendahnya penghasilan, akan tetapi pengelolaan keuangan penghasilan masyarakat nelayan sangat menentukan perekonomian mereka sendiri (Ahmad dan Nofrizal, 2005; Ahmad, 2013).
R
M
Pola Argumen G-C-W-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No
Argumen
23. Artikel 4, halaman 43-45, kolom 2&1, paragraf ke 1-2&1,
C 2) Sedangkan payback period kapal perikanan kurau memiliki korelasi negative terhadap ukuran dan bobot kapal. Semakin besar ukuran kapal, maka semakin singkat pula payback periodnya atau semakin cepat pula modal usahanya .
Elemen-elemen Argumen G W 1) Nilai produktivitas perunit dan perbobot kapal yang sama dikaitkan dengan pengembalian modal kapal selegnkapnya disajikan pada Tabel 1. Dari tabel tersebut, dapat dihitung Produktivitas kapal perikanan dalam penangkapan ikan kurau pada masingmasing kapal berdasarkan total output dan unit input perbulan serta bobot kapal perikanan (GT). Produktivitas rata-rata seluruh kapal Rp 4,5 juta atau Rp 1,5 juta/GT dengan median-nya Rp4,3 juta/kapal dan Rp 1,6 juta per GT. Terapi ma-sa kembali modal rata-rata 32 bulan dan median-nya 35 bulan. Ditinjau dari segi kelompok produktivitas tertinggi pada masing-masing kelompok maka ternyata pada kelompok bobot kapal 6 GT adalah Rp 4,2 juta atau Rp 697.000 per GT dengan masa kembali di modal selama 34 bulan. Pada kelompok bobot ka-pal 4 GT produktivits ter-tingginya Rp 5,1 juta atau Rp 1,3 juta per GT dengan masa pengembalian modal 29 bulan. Sedangkan untuk kelompok bobot kapal 2 GT produktivitas kapal tertinggi Rp 5,5 juta atau Rp 2,8 juta per GT dengan masa pengembalian modal 27 bulan. Untuk memahami lebih
B
R
M
Pola Argumen G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No
Argumen
24. Artikel 4, halaman 45, kolom 1&2, paragraf ke 3&1,
C 3) Dari penelitian ini diketahui secaraumum untuk menetapkan prototype pada kapal kurau misalnya dapat diambil keputusan ukuran kapal berbobot 4 GT dengan efisiensinya 1,71.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Nilai ini lebih baik dari 1) Seyogyanya rata-rata efisiensi seluruh sebelum kapal tangkap ikan kurau merancang dan yang diamati, yang ratamerekayasa suatu ratanya 1,65 dan mediannya kapal perikanan, 1,62. Rata-rata produktivitas juga dimulai kapal berbobot 4 GT adalah dengan Rp 5,1 juta lebih atau Rp 1,3 pengumpulan data juta/GT dengan masa produksi dengan pengembalian modalnya 29 harga jual ikan bulan. Selain itu kapal yang ditangkap ukuran bobot 4 GT itu bersamaan dengan berada sedikit di bawah data beberapa ukuran kapal perikanan ukuran utama rakyat > 5GT. Untuk uku-ran kapal yang kapal besar dari 5 GT (> 5 diambil secara GT) harus memenuhi sampling yang beberapa peraturan berlaku jelas. Dengan yang sudah ditetapkan oleh demikian pemerintah. Sedangkan prototype kapal untuk kapal berukuran di perikanan yang bawah 5 GT (< 5 GT) dibangun punya peraturan tersebut tidak peluang tinggi dikenakan. produk-tivitas dan efisiensinya; serta rancang bangunnya memenuhi pada persyaratan perkapalan yang berlaku.
B
R
M
Pola Argumen W-G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
No
Argumen
25. Artikel 6, halaman 63, kolom 2, paragraf ke 1.
26. Artikel 6, halaman 63, kolom 2, paragraf ke 2.
C 2) Tingginya tutupan Abiotic diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti penangkapan ikan secara illegal dengan menggunakan bom (yang terjadi pada tahun 2000).
2) Rendahnya tutupan ka-rang hidup pada stasiun ini diduga oleh akibat pe-rubahan suhu yang sangat ekstrim pada stasiun 7 dilihat dari kondisi perairan pada stasiun ini mencapai 34,32°C (Tabel 3).
Elemen-elemen Argumen G W 1) Pada stasiun 1, 2, 8, dan 9 3) Umumnya terumbu karangnya memiliki kegiatan ini kesamaan yaitu tutupan dilakukan oleh terumbu karang Abiotic lebih nelayan dari luar besar dibandingkan dengan pulau seperti Hard Coral. Kendari dan Sulawesi Selatan.
1) Stasiun 6 dan stasiun 7 memiliki jarak yang tidak begitu jauh, namun pada kedua stasiun ini memiliki karakteristik yang berbeda. Pada stasiun 6 memiliki tutupan karang hidup sebesar 60%, sedangkan pada stasiun 7 hanya memiliki tutupan karang 30%. 3) Perubahan suhu secara mendadak dapat menyebabkan karang mengalami stress dan mengeluarkan lendir yang juga dapat menyebabkan karang mati (Rustam, 2014).
B 4) Hanya beberapa penduduk lokal yang pernah melakukan, mengikuti nelayan dari luar (Hidayati, 2002).
R
M
Pola Argumen G-C-W-B
G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
No
Argumen
27. Artikel 6, halaman 65-66, kolom 2&1-2, paragraf ke 1-2.
C 1) Hasil analisis secara spasial, menunjukkan bahwa distribusi spasial karang tersebar di stasiun 3, 4, dan 6 yang memiliki persentase tutupan karang non-Acropora lebih besar jika dibandingkan stasiun lainnya. Pada stasiun 3 dan 4 juga dijumpai SoftCoral yang lebih banyak di-bandingkan dengan stasiun lainnya, seperti ditunjukan pada Gambar 5. Melim-pahnya persentase karang lunak pada kedua stasiun ini menjadikan kedua tempat ini menjadi kawasan wisata bahari.
Elemen-elemen Argumen G W 2)Persentase tutupan karang 3)Tingginya nilai tertinggi berada pada stasiun non-Acropora 3 (Waha) dan stasiun 6 karena (Kapota 2) yaitu 60%, karang tersebut sedangkan persentase strukturnya lebih tutupan karang terendah kuat terhadap berada pada stasiun tekanan alami 8 (Matahora 1) yaitu 28%, maupun yang seperti terlihat pada Gambar disebabkan 4. Tutupan karang di stasiun oleh manusia 1,2,5, dan 8 memiliki seperti pada persentase karang nonkarang nonAcropora lebih besar Acropora jenis dibandingkan dengan Massive dan persentase karang Acropora. Submassive.Berbe Struktur karang Acropora da dengan stasiun yang mudah untuk patah 9 yang akibat pemboman yang memilikitutupan dilakukan nelayan setempat, Acropora lebih menyebabkan banyaknya besar pecahan karang pada stasiun dibandingkandeng ini, seperti dapat terlihat an persentase pada Gambar 6. tutupan karang non- Acropora dikarenakan di stasiun ini kondisi lingkungan perairan seperti kedalam-an, ketersediaancahay a, kuat arus, dan gelombang masih cukup baik.
B 4)Koloni yang lebih muda dan kecil cenderung lebih cepat untuk tumbuh jika dibandingkan dengan kolonikoloni yang lebih tua, koloni yang bercabang juga lebih cepat tumbuh daripada karang massive (Nybakken, 1992).
R
M
Pola Argumen C-G-W-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
No
Argumen
28. Artikel 7, halaman 77, kolom 1&2 paragraf ke 2.
C 1) Nilai skala Thorpe dari tiap penurunanCTD berbeda-beda tergantung dari besar kecilnya nilai dan jumlah massa air yang mengalami displacement, sehingga profil vertical (Gam-bar 6) sama dengan profil ver-tikal displacement (Gambar 5).
Elemen-elemen Argumen G W 2) Lapisan permukaan 3) Adanya tercampur, termoklin, dan perbedaan tingkat dalam memiliki nilai masing- stabilitas di setiap masing berkisar 0lapisan perairan 24,41 m; 5-16,97 m; dan juga 20,19-106,89 m. menyebabkan terjadinya perbedaan nilai .
B
R
M
Pola Argumen C-G-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
No
Argumen
29. Artikel 8, halaman 87&88, kolom 2&1 paragraf ke 1.
C 1) Hasil pengamatan terlihat volume kuning telur dan butir minyak mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya umur larva. Rata-rata laju penyerapan kuning telur dan butir minyak pada y masing-masing sebesar 4, 64x103 mm3/jam dan juga 1,727x 10-4 mm3/jam (Tabel 1 dan Gambar 1).
Elemen-elemen Argumen G W 2) Pada umur 24 jam volume 3) Hal ini diduga kuning telur yang tersisa karena pada saat sebesar 2x10-2 mm3, itu terjadi proses penyerapan mencapai 91,22 pigmentasi mata % dari volume awal, de-ngan yang semakin rata-rata laju penye-rapan hitam. Proses sebesar 8,67x 10-3 pigmentasi terjadi mm3/jam. Volume oil juga pada bagian globule yang tersisa 3,05x pertengahan tubuh 10-3 mm3, terjadi penyesisi dorsal dan rapan sebesar 45,24 % dari bagian ventral volume awal dengan ratapada post – anal rata laju penyerapan 2,26x dan sisi caudal. 10-4 mm3/jam. Pada umur Bagian usus juga larva sekitar 35:30-46:30 jam mengalami rata-rata laju penye-rapan pigmentasi, kuning telur dan butir serta sisi ventral minyak masing-masing dari kepala, trunk sebesar 9,73x10-4 mm3 dan ekor. Semakin /jam dan 1,46x 10-4 mm3/ jelasnya jam. Pada larva berumur perkembanganorg sekitar 52:30-64:30 jam an pencernaan, setelah telur menetas kuning usus dan mulut telur telah habis terserap, yang sudah sedangkan butir minyak terbuka, serta habis terserap pada umur sudah dapat sekitar 64.30-72 jam setelah dibedakan antara telur menetas de-ngan rataforegut dan rata laju penye-rapan sebesar hindgut. 7,46x10-5 mm3/jam. Laju penyerapan yang tinggi terjadi pada umur 9-24 jam diduga bahwa pada larva umur 1 hari terjadi pembentukan organorgan tubuh, seperti proses pembentukan usus dan pigmentasi pada mata. Pada umur 35:30-46:30 terjadi proses laju penye-rapan yolk sac dan oil globule yang tinggi.
B
R
M
Pola Argumen C-G-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
No
Argumen
30. Artikel 10, halaman 112-113, kolom 2&1, paragraf ke 1.
C 2) Tingginya komposisi holoplankton dapat mengindikasikan besarnya potensialitas makanan alami bagi meroplankton (larva biota laut tertentu) ketika cadangan kuning telur sudah habis dan mengharuskan mencari sumber asupan makanan dari luar. Sehingga dengan semakin beragamnya komposisi holoplankton di suatu perairan dapat mendukung ketersediaan makanan bagi meroplankton. Kondisi berbeda ditunjukkan oleh komposisi jenis meroplankton yang mencapai nilai tertinggi sebanyak 8 jenis pada Stasiun 5 dan paling rendah 4 jenis (Stasiun 1 dan Stasiun 2).
Elemen-elemen Argumen G W 1) Berdasarkan hasil 3) Adanya identifikasi diperoleh dinamika atau komposisi zooplankton di variasi komposisi perairan pesisir Morella zooplankton secara total sebanyak 43 secara umum jenis (termasuk telur dan dipengaruhi oleh juvenil Copepoda, serta telur ketersediaan ikan). Total komposisi makanan, kondisi holoplankton sebanyak 33 lingkungan yang jenis dan meroplankton 10 sesuai, faktor jenis. Komposisi persaingan dan zooplankton secara lebih pemangsaan (prey detail tersaji pada Gambar 2. andpredation) Komposisi jenis zooplankton serta pengaruh tertinggi terdapat di Stasiun migrasi vertical 4, yaitu mencapai 28 jenis zooplankton. dan paling rendah 20 jenis (Stasiun 2 dan Stasiun 5). Analog dengan komposisi total zooplankton, komposisi jenis holoplankton tertinggi juga terdapat di Stasiun 4 dan paling rendah di Stasiun 5.
B 4) Hal ini sejalan dengan Ara dan Hiromi (2009) yang menyatakan bahwa faktor ketersediaan makanan merupakan salah satu komponen penting terhadap keberadaan zoo-plankton di suatu perairan. Hasil kaji-an UPT BKBL LIPI (2011) menunjukkan bahwa komposisi fitoplankton di Pesisir Morella didominasi oleh kelompok Diatom yang men-capai lebih dari 60% dari total fitoplankton. Tingginya komposisi fitoplankton dapat mendukung keter-sediaan makanan bagi zooplankton di pesisir Morella
R
M
Pola Argumen G-C-W-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
No
Argumen
31. Artikel 10, halaman 113, kolom 2, paragraf ke 2.
32. Artikel 11, halaman 125, kolom 1&2, paragraf ke 2
C 2) Tingginya persentase kelimpahan Copepoda diduga terkait dengan kemampuannya dalam beradaptasi terhadap kondisi oseanografi di daerah pesisir yang sangat dinamis (temperatur dan salinitas) bila disbanding-kan dengan kelompok zooplankton yang lain sehingga kelimpahan Copepoda akan lebih tinggi.
2) Peningkatan jumlah induk jantan pada induk F1 menunjukkan adanya perubahan kelamin dari betina ke jantan sehingga jumlah induk betina dalam bak pemeliharaan berkurang.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Berdasarkan Gambar 2, 3) Kondisi ini terlihat bahwa Copepoda tentu juga mendominasi di semua didukung dengan stasiun dengan persentase ketersediaan kelimpahan rata-rata fitoplankton mencapai 53,70% dan yang menjadi kelimpahan tertinggi pakan alaminya mencapai 76,81% dari total populasi zooplankton (Stasiun 1) serta terendah di 46,05% di Stasiun 3. Kondisi ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan persentase kelimpahan ratarata zooplankton demersal di Pesisir Morella yang dapat juga mencapai 72% (Sidabutar, 1996). 1) Usaha memproduksi jantan fungsional telah dilakukan dengan menggunakan hormon 17α MT. Hasil pengamatan jumlah jantan yang ditemukan seperti pada Tabel 2. Jumlah jantan meningkat sebanyak enam kali ditemukan pada induk F1 yang diimplan dengan 17αMT, sedangkan pada pada induk F1 yang tidak diimplan hormone peningkatan jantan hanya sebanyak 2 kali dan pada induk alam tidak terjadi peningkatan jumlah induk jantannya
B 4) Hal ini sejalan dengan Baars et al., (1990); Arinardi (1996); Rezai et al., (2004) dan Eloire et al., (2010) yang menjelaskan bahwa Copepoda melimpah di perairan pesisir dengan nilai lebih dari 50% dari total zooplankton.
R
M diduga
Pola Argumen G-C-WB-M
G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
No
Argumen
33. Artikel 11, halaman 126, kolom 1&2, paragraf ke 1
C 1) Fertilitas dan daya tetas telur induk F1 yang Di-implan dengan hormone 17α-Methyltestosteron lebih tinggi dibandingkan dengan telur induk F1 yang tidak diimplan hormon namun masih lebih rendah dari induk alam.
34. Artikel 11, halaman 126, kolom 1&2, paragraf ke 1
2) Induk kerapu sunu yang mendapat hormon 17αmethyltestosteron mengalami peningkatan bobot lebih tinggi dari induk yang tidak diberi implan hormon.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Hal ini terjadi karena adanya pening-katan jumlah induk jantan pada induk F1 yang diimplan dan dapat membuahi telur hasil pemijahan induk betina sehingga fertilitas dan daya tetas telurnya menjadi lebih baik. Tingginya fertilitas dan daya tetas telur induk alam disebabkan banyaknya jumlah induk jantan memijah dalam bak pemeliharaan induk alam. Hasil pengamatan produksi telur, fertilitastelur dan daya tetas dari masing-masing perlakuan terlihat pada Tabel 3. 1) Perkembangan bobot ratarata induk yang berasal dari alam dan induk hasil seleksi yang diberi implan hormon dan tanpa hormone pada percobaan terlihat pada Tabel 4. Rata-rata bobot induk alam mengalami peningkatan sebesar 0,57 kg selama dalam percobaan. 3) Peningkatan bobot ratarata induk ikan kerapu sunu hasil seleksi yang dimplan hormon sebesar 0,78 kg sedangkan yang tidak diimplan peningkatannya hanya pada berat 0,40 kg.
B
R
M
Pola Argumen C-G
G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
No
Argumen
35. Artikel 13, halaman 151 kolom 1, paragraf ke 3
C 1) Hasil analisis regresi pertumbuhan embrio yang diinkubasi pada kedua suhu inkubasi (Gambar 4) menunjukkan adanya perbedaan nilai koefisien regresi (bi) pada masing-masing suhu inkubasi.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Nilai koefisien regresi 3) Hal ini berarti, pada suhu feminin (0,016X2- bahwa 0,542X) lebih besar dari pertumbuhan koefisien regresi pada suhu embrio yang maskulin (0,009X2-0,450X). diinkubasi pada suhu feminin selama tahap perkembangan embrio lebih cepat dibandingkan embrio yang diinkubasi pada suhu maskulin. Secara biologi, tingginya laju pertumbuhan embrio pada suhu feminin menunjukkan kuning telur sebagai cadangan energi lebih cepat dikonversi menjadi jaringan selama perkembangan embrionik.
B
R
M
Pola Argumen C-G-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
No
Argumen
36. Artikel 14, halaman 164 kolom 1-2, paragraf ke 1.
C 1) Hasil validasi model pada umumnya masih belum mendekati hasil pengukuran di lapangan.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Hal ini dapat dilihat 3) Hasil ini terutama dari selisih menunjukkan kecepatan arus pasang surut bahwa model antara keduanya yang masih belum cukup relatif besar yaitu antara mendekati kondisi 5,95-54,45 cm/s dengan beda di lapangan. fasa berkisar antara 1,5388,51° atau memiliki beda waktu sebesar 0,6 menit - 3 jam (Tabel 2).
B 4) Perbedaan kece-patan yang relatif besar ini dapat di-akibatkan karena po-sisi titik validasi yang berada di kanal atau jalur sempit dengan topografi yang rumit dimana faktor-faktor non-linier seperti turbulen atau gesekan sangat intens sehingga mengakibatkan peru-bahan kecepatan arus yang cepat dalam ruang dan waktu (Pond and Pickard, 1983). Perbedaan kecepatan arus pasang surut yang relatif besar juga dapat diaki-batkan karena perbedaan interval waktu yang digunakan dalam analisis Ttide dimana hasil simulasi model yang dianalisis
R
M
Pola Argumen C-G-W-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
No
Argumen
37. Artikel 14, halaman 166 kolom 1-2, paragraf ke 2
38. Artikel 14, halaman 168, kolom 1, paragraf ke 1
C 2) Hal ini menunjukkan bahwa hasil model lebih mendekati hasil pengu-kuran ketika diplot pada waktu yang sama meski-pun masih memiliki keterlambatan fasa. Namun demikian, hasil ini dinilai yang terbaik yang dapat diperoleh setelah melalui berbagai proses penyesuaian komponen-komponen hidrodinamika (koefisien gesekan dasar, batimetri smoothing). 1) Pada umumnya, hasil simulasi coamplitude M2 yang menunjukkan bahwa amplitudo M2 di dalam teluk mengalami reduksi sekitar 10 kali (Gambar 8).
Elemen-elemen Argumen G W 1) Arus pasang surut pada hasil model memiliki kecepatan antara 5 – 89,4 cm/s (saat pasang) dan antara 4,5 – 75 cm/s (saat surut) dengan keterlambatan sekitar 3 jam dari hasil pengukuran. Arus pengukuran memiliki kecepatan antara 8,07-151,92 cm/s (saat pasang) dan antara 2,26 – 54,28 cm/s. 2) Gelombang M2 meng3) Hal ini alami reduksi atau pemenunjukkan ngurangan ketika masuk ke bahwa terjadi dalam teluk akibat kanal atau kondisi yang jalur teluk yang pan-jang, berkebalikan sempit dan berkelok. antara pasut di Gelombang pasut yang dalam dan di datang dari luar teluk terluar teluk, ketika sebut mula-mula tertahan elevasi di luar dan terakumulasi di titik 4 teluk sedang yang memiliki topografi bepasang maka pada rupa belokan atau tikung-an saat yang sama di yang tajam sehingga mengdalam teluk akibatkan tingginya elevasi sedang surut dan dititik tersebut. Gelombang begitupun terus merambat hingga masebaliknya. suk ke dalam teluk namun amplitudonya kini lebih rendah dari sebelumnya. Gelombang M2 di dalam teluk mengalami keterlambatan fasa sebesar 180° atau sekitar 6 jam 12 menit (Gambar 9).
B
R
M
Pola Argumen G-C
C-G-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
No
Argumen
39. Artikel 14, halaman 168, kolom 2, paragraf ke 1
40. Artikel 15, halaman 178-179, kolom 2&1, paragraf ke 1
C 1) Gelombang K1 yang dapat merambat masuk ke dalam teluk memiliki pola yang relative sama dengan gelombang M2 dimana amplitudonya menjadi 10 kali lebih rendah di dalam teluk dan mengalami keterlambatan fasa sebesar 160° atau juga sekitar 12 jam.
2) Berdasarkan hasil analisis ordinasi Rap-Insus COREMAG terhadap enam atribut dalam dimensiekologi menun-jukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan pada dimensi ekologi sebesar 66,646.
Elemen-elemen Argumen G W 2) (Gambar 10 dan 11). Hasil 3) Keberadaan simulasi fasa perambatan jalur gelombang K1 (Gambar 11) teluk yang semakin memperkuat panjang dan terjadinya kondisi pasut sempit diduga beserta pola arus yang kuat berkebalikan antara di dalam memiliki peranan dan di luar teluk. yang besar dalam mempengaruhi sirkulasi massa air di dalam teluk terkait kondisi pasang surut dan arus. 3) Adapun nilai indeks 1) Keberlanjutan keberlanjutan dan hasil dalam dimensi analisis leverage disajikan ekologi memiliki pada Gambar 2. keterkaitan dengan upaya untuk mempertahankan ekosistem terumbu karang agar tidak mengalami kerusakan.
B
R
M
Pola Argumen C-G-W
W-C-G
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
No
Argumen
41. Artikel 15, halaman 180, kolom 1-2, paragraf ke 2
42. Artikel 16, halaman 195, kolom 2, paragraf ke 1.
C 4) Hal tersebut menun-jukkan dimensi ekonomi tergolong kedalam kriteria sangat berkelanjutan. Berdasarkan hasil pada analisis leverage didapat-kan atribut ketergantungan pada perikanan yang memiliki tingkat sensitivitas relatif lebih tinggi sedangkan tingkat pen-dapatan nelayan memiliki tingkat sensitivitas yang lebih rendah dibanding ketiga atribut lainnya.
3) Hal ini menunjukkan bahwa setiap spesies memiliki karakteristik tersendiri.
Elemen-elemen Argumen G W 3) Berdasarkan hasil analisis 1) Atribut-atribut ordinasi Rap-Insus dalam dimensi COREMAG dari empat ekonomi mengatribut yang memiliki gambarkan pengaruh terhadap di-mensi bagaimana ekonomi menun-jukkan kegiatan bahwa nilai indeks pemanfaatan keberlanjutan dimensi sumber daya ekonomi sebesar 75,729 perikanan seperti yang tercantum pada berpengaruh Gambar 3. dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang.
2) Kandungan lignin yang rendah yaitu sebesar 3,36% (Tabel 1.) akan memudahkan proses biodegradasi. Hasil ini lebih tinggi jika dibandingkan hasil penelitian Sitompul et al. (2013) yang menyatakan kandungan lignin pada Ulva lactuca sebesar 1,54%.
1) Kandungan kimia dari makroalga dapat mem-pengaruhi tingkat biodegradabilitas anaerobiknya.
B 2) Fauzi dan Anna (2005) menyatakan bahwa salah satu tulang punggung ekonomi di wilayah pesisir dan pulaupulau kecil adalah sumberdaya perikanan yang rentan akibat aktivitas ekonomi.
R
M
Pola Argumen C-G-W-B
W-G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No
Argumen
43. Artikel 16, halaman 195-196, kolom 2&1, paragraf ke 3.
44. Artikel 16, halaman 196-197, kolom 2&1, paragraf ke 1-2.
C 2) Kandungan COD yang tinggi yaitu sebesar 33,98 g/L (Tabel 1) menunjuk-kan banyaknya kandungan bahan organik pada substrat yang dapat didegradasi menjadi bahan biogas.
2) Nilai pH selama akli-matisasi cukup baik karena masuk dalam interval pH 6,8-8,5 yang merupakan interval pH terbaik proses pembentukan metana. Nilai pH di luar interval tersebut dapat menye-babkan proses tidak seimbang.
Elemen-elemen Argumen G W Kandungan COD yang tinggi 1) Chemical Oxygen Demand yaitu sebesar 33,98 g/L (Table 1) menunjukkan (COD) adalah banyaknya kandungan bahan jumlah oksigen organik pada substrat yang yang dibutuhkan dapat didegradasi menjadi untuk bahan biogas. mendegradasi bahan organik secarakimiawi. Nilai COD menunjuk-kan kandungan bahan organik yang dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk menghasilkan biogas. 1) Nilai pH diukur selama proses aklimatisasi diukur setiap harinya (Gambar 3). Selama proses aklimatisasi pH berkisar antara 6,8-7,26. Nilai pH mengalami pola yang menurun saat awal proses aklimatisasi. Hal ini dikarenakan terbentuknya asam-asam volatil akibat aktivitas bakteri acidonegenik, yang nanti-nya asam-asam volatil ini akandikonversi menjadi metana oleh bakteri metanogeni.
B
R
M
Pola Argumen W-G-C
G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
No
Argumen
45. Artikel 16, halaman 197, kolom 2&1, paragraf ke 2.
46. Artikel 16, halaman 198, kolom 1, paragraf ke 1.
C 4) Hal ini menunjukkan bahwa selama proses produksi biogas kondisi kesetimbangan masih bisa dijaga.
1) Perlakuan peningkatan pembebanan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap nilai TSS dan VSS (P>0,05).
Elemen-elemen Argumen G W 1) Nilai pH selama proses 3) Tingkat produksi biogas disajikan keasaman pada Gambar 4. Nilai pH cenderung stabil, berkisar antara 6,93-7,28. artinya proses peningkatan pembebanan tidak mempengaruhi nilai pH secara signifikan. 2) Nilai TSS berkisar antara 3) Fluktuasi VSS 13,895 g/L – 15,118 g/L, yang tinggi dapat sedangkan nilai VSS berkisar mengganggu kerja antara 10,568 g/L bakteri metano11,477 g/L. Nilai TSS dan genik. Semakin VSS cenderung stabil, stabil dan semakin menandakan proses masih rendah nilai VSS berjalan dengan baik. selama proses biodegra-dasi anaerobic menunjuk-kan semakin banyak senyawa organik yang terurai.
B 2) Nilai ini cukup baik karena proses pembentukan metana terjadi pada pH 6,88,5 (Bitton, 1999).
R
M
Pola Argumen G-B-W-C
C-G-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
No
Argumen
47. Artikel 16, halaman 198, kolom 2, paragraf ke 1-2.
C 2) Peningkatan pembe-banan berpengaruh nyata terhadap persentase COD removal (Gambar A) (P<0,05). Pembebanan 1,5 kg COD.m-3.hari-1 memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan pembebanan 0,5 dan 2 kg COD.m-3.hari-1 (P<0,05), namun tidak berbeda nyata jika diban-dingkan dengan perlakuan pembebanan 1 COD.m3.hari-1 (P>0,05). Jika dilihat secara volu-metrik, semua perlakuan mem-berikan pengaruh yang signifikan terhadap COD removal (P<0,05). COD removal tertinggi diper-oleh saat pembebanan 1,5 kg COD.m-3.hari1 yaitu sebesar 17,04 g/L.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Peningkatan laju 3) Hal ini pembebanan organik pada dikarenakan sistem akan meningkatkan semakin tinggi jumlah bahan organik yang pem-bebanan harus didegradasi oleh yang diberikan mikro-organisme. Hal ini maka volume akan berpengaruh pada substrat yang kemampuan mikroorganisdiberikan juga me dalam mendegradasi meningkat, substrat yang tersedia. akibatnya Pengaruh peningkatan walaupun secara pembebanan organik persentase antara terhadap nilai COD removal pembebanan 1 dan disajikan pada Gambar 7. 1,5 kg COD.m3.hari-1 tidak berbeda nyata namun secara volumetric berbeda nyata.
B
R
M
Pola Argumen G-C-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
No
Argumen
48. Artikel 18, halaman 231, kolom 1, paragraf ke 2.
C 1) Adanya peningkatan kadar protein pakan dalam penelitian ini mampu meningkatkan partumbuhan PL udang vaname.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Cuson et al. (2004) 3) Dalam menyatakan bahwa laju penelitian ini, pertumbuhan vaname pada selain ditentukan salinitas 15 ppt lebih tinggi kadar protein bila diberi pakan buatan tinggi, nilai LPRH dengan kadar protein 50 % maksimal yang dibandingkan pakan buatan dicapai (Tabel 2) dengan kadar protein 30%. mengindikasikan Pengaruh kadar protein bahwa kadar tinggi juga telah dilaporkan protein 45% Shiau et al. (1991) pada dengan kalsium udang windu (Penaeus 2% pakan monodon) yang dipelihara di dibutuhkan bagi salinitas 16 ppt. Perlakuan pemeliharaan PL kadar protein pakan 44%, vaname di 48%, 52% menunjukkan salinitas 2 ppt. penambahan bobot lebih tinggi dibandingkan kadar protein pakan lebih rendah (32%, 36%, 40%).
B
R
M
Pola Argumen C-G-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No
Argumen
49. Artikel 20, halaman 252, kolom 2, paragraf ke 2.
C 2) Berdasarkan persa-maan regresi hubungan antara dosis ekstrakdaun murbei dengan persen-tase molting kepiting bakau Scyllaolivacea, dapat diketahui bahwa molting kepitingbakau dapat dicapai pada dosis optimum ekstrak daun murbei 102 ppm. Kurva yang berpola kuadratik menunjukkan bahwa molting kepiting bakau akan maksimum pada dosis yang optimum. Analisis ragam menunjukkan bahwa injeksi ekdisteroid dari ekstrak murbei tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap persentase molting kepiting bakau.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Rata-rata persentase 4) Hal ini diduga molting dan hubungan antara karena kadar dosis ekstrak ekdisteroid pada daun murbei dengan dosis persentase molting kepiting tersebut lebih bakau Scylla olivacea efektif dan telah disajikan pada Gambar 1. mencukupi 3) Data persentase molting kebutuhan menunjukkan bahwa kepiting untuk peningkatan 100 ppm dapat memulai proses meningkatkan persentase molting yang juga molting menjadi 50% didu-kung oleh kondisi lingkungan yang optimal.
B 5) Menurut Herlinah et al. (2013) kepi-ting membutuhkan kadar ekdisteron hingga 175,2 ppm untuk memulai proses molting, kemudian turun hingga 40,76 ppm setelah molting. Fujaya et al. (2012) menambahkan bah-wa peningkatan le-vel hormone molting dalam hemolim merupakan sinyal bagi tubuh untuk memulai proses molting.
R
M
Pola Argumen G-C-W-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
No
Argumen
50. Artikel 20, halaman 254, kolom 2, paragraf ke 2.
C 1) Terlepas dari fenomena ketidak selarasan antara pertumbuhan, persentase dan masa laten molting apabila ditinjau dari kepiting bakau yang dipelihara selama penelitian ini berlang-sung, yakni dosis 100 ppm yang memiliki kinerja terbaik dalam merespon pertumbuhan dan persentase molting, sementara dosis 125 ppm yang member kinerja terbaik dalam merespon masa laten atau kecepatan molting pada kepiting bakau.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Hal tersebut juga terbukti 3) Berdasarkan pada hasil Gambar 1 dimana hal tersebut maka hasil persamaan regresi dapat dinyatakan menunjukkan grafik berupa bahwa dosis yang kurva dimana puncaknya memberi hasil terjadi pada titik 100 ppm. terbaik berada diantara 100 ppm dan 125 ppm.
B
R
M
Pola Argumen C-G-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
No
Argumen
51. Artikel 21, halaman 270, kolom 1, paragraf ke 1.
C 1) Secara umum, laju kenaikan paras laut di bagian timur perairan Indonesia (perairan utara selat Makassar= 6,72 mm/tahun, laut Banda=8,16 mm/tahun, dan perairan utara Papua= 7,80 mm/tahun) lebih besar dibandingkan dengan laju kenaikan paras laut di bagian barat dan tengah perairan Indonesia (barat Sumatra=4,20 mm/thn, selatan Jawa=5,04 mm/thn, selatan Bali= 5,28 mm/thn, utara Jawa=5,88 mm/thn, dan laut Natuna= 3,60 mm/thn) (lihat Tabel 2). 3) Laju kenaikan paras laut paling rendah ter-dapat di laut Natuna (3,60 mm/thn) (lihat Tabel 2) dan hal ini mungkin disebabkan karena variabilitas kenaikan paras laut disini umumnya hanya dipengaruhi oleh faktor musim dan lokal. Secara umum, rata-rata laju kenaikan paras laut di perairan Indonesia adalah 5,84 mm/thn dan nilai ini hampir dua kali lebih besar dibandingkan dengan laju rata-rata kenaikan paras laut global (3,2 mm/thn;(NOAA, 2013)). Hal ini mungkin disebabkan karena wilayah Indonesia merupakan wilayah pertemuan pertukaran massa air laut dari samudera Pasifik dan samudera Hindia serta pertemuan proses inter-aksi atmosfer-laut yang terjadi di antara kedua samudera tersebut.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Secara umum, laju kenaikan paras laut di bagian timur perairan Indonesia (perairan utara selat Makassar= 6,72 mm/tahun, laut Banda=8,16 mm/tahun, dan perairan utara Pa-pua= 7,80 mm/tahun) lebih besar dibandingkan dengan laju kenaikan paras laut di bagian barat dan tengah perairan Indonesia (barat Sumatra=4,20 mm/thn, selatan Jawa=5,04 mm/thn, selatan Bali= 5,28 mm/thn, utara Jawa=5,88 mm/thn, dan laut Natuna= 3,60 mm/thn) (lihat Tabel 2). 2) Hal ini diduga disebabkan karena varibilitas kenaikan paras laut di bagian timur perairan Indonesia selain dipengaruhi oleh faktor musiman, interannual, dan dekadal juga dipengaruhi oleh Pacific Decadal Oscillation (Hamlington et al., 2013). 3) Laju kenaikan paras laut paling rendah terdapat di laut Natuna (3,60 mm/thn) (lihat Tabel 2) dan hal ini mungkin disebabkan karena variabilitas kenaikan paras laut disini umumnya hanya dipe-ngaruhi oleh faktor musim dan lokal. Secara umum, rata-rata laju kenaikan paras laut di perairan Indonesia adalah
B
R
M
Pola Argumen C-G
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
No
Argumen
52. Artikel 22, halaman 278, kolom 2, paragraf ke 2.
53. Artikel 22, halaman 279, kolom 1, paragraf ke 2.
C 4) Berdasarkan literatur yang ada, dapat disimpulkan bahwa suhu yang didapatkan pada lokasi penelitian masih mendukung untuk kehidupan terumbu karang dan organisme laut seperti A. planci.
3) Berdasarkan hal tersebut berarti tingkat kecerahan di setiap stasiun pengamatan sangat mendukung untuk pertumbuhan karang.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Berdasarkan hasil 2) Suhu yang penelitian (Tabel 2) dapat terlampau tinggi dilihat bahwa kisaran suhu atau terlampau tiap stasiun tidak berbeda rendah akan nyata dan masih pada kisaran sangat berpenormal serta dapat ngaruh terhadap ditoleransi oleh biota kelangsungan perairan.Menurut Suharsono hidup A. planci, (2010) kisaran suhu yang pada keadaan optimal untuk A. planci yang ekstrim yaitu adalah 26-28°C. <14°C dan >34°C A. planci akan mengalami tingkat kematian yang besar.
1) Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa tingkat kecerahan perairan pada stasiun I, II, III dan IV cukup tinggi mencapai 100 % (lihat Tabel 2).
2) Hal ini disebabkan karena perairan tersebut tergolong perairan yang masih bersih sehingga dengan waktu pengukuran yang berbeda nilai kece-rahannya tetap tinggi, dimana cahaya yang masuk ke perairan da-pat menembus dengan sempurna hingga kedalaman 10 m.
B 3) Secara umum laju pertumbuhan organism mening-kat sejalan dengan kenaikan suhu, tetapi dapat pula menekan bahkan menyebab-kan ke-matian organism apabila melewati suhu yang normal untuk kehidupannya (Nybakken, 1992).
R
M
Pola Argumen G-W-B-C
G-W-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
No
Argumen
54. Artikel 22, halaman 279, kolom 1, paragraf ke 3.
C 2) Kecepatan arus pada setiap stasiun pengamatan bervariasi namun tidak memper-lihatkan perbedaan yang besar, dimana pada stasiun I kecepat-an arus sebesar 0,06 ms-1, stasiun II sebesar 0,19 ms-1, stasiun IIIsebesar 0,12 ms-1 dan stasiun IV sebesar 0,05 ms-1. Pada stasiun I dan IV kecepatan arusnya lebih lambat dibanding pada Stasiun II dan III.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Kecepatan arus dapat 3) Hal ini disebabmempengaruhi pertumbuhan kan karena pada biota karang (Nybakken, stasiun I dan IV 1992). Hasil pengukuran masih ada kecepatan arus di lokasi pengaruh penelitian berkisar antara halangan Pulau 0,05-0,19 ms-1 (lihat Tabel Panjang, 2). sedangkan stasiun II dan III arusnya cenderung lebih cepat karena berada di arah datangnya angin. Kecepatan arus ini mempengaruhi kelang-sungan hidup terumbu karang, dimana sema-kin tinggi kecepatan arus suatu perairan maka kondisi terumbu karang khususnya jenis karang massive memiliki kecenderung-an pertumbuhan semakin baik.
B 4) Menurut Scandol (1999) arus atau gelombang penting untuk transportasi zat hara, larva, bahan sedimen dan oksigen, serta dapat membersihkan polip karang dari kotoran yang menempel.
R
M
Pola Argumen G-C-W-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
No
Argumen
55. Artikel 22, halaman 279, kolom 2, paragraf ke 2.
C 2) Hasil ini menunjukan bahwa salinitas perairan pada lokasi penelitian masih optimal bagi perkem-bangan dan partum-buhan terumbu karang.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Salinitas merupakan 3) Hal ini faktor pembatas kehidupan menggam-barkan hewan karang. Pengaruh bahwa salinitas salinitas terhadap kehidupan pada perairan hewan karang sangat Pulau Tunda juga bervariasi tergantung pada masih layak dalam kondisi perairan laut mendu-kung setempat atau pengaruh kehidupan dan alam, seperti perkembangan A. run-off, badai, hujan, planci. sehingga salinitas dapat berubah (Supriharyono, 2000). Rata-rata salinitas pada ke empat stasiun penelitian dapat di lihat pada Tabel 2. Hasil pengukuran salinitas di lokasi penelitian berkisar antara 30–32 ppt.
B 4) Menurut Scandol (1999) kisaran normal salinitas perairan laut untuk perkembangan dan pertumbuhan terumbu karang secara optimal adalah 30–33 ppt. Sesuai dengan pernyatan Effendi (2001), kisaran salinitas tersebut termasuk dalam kisaran salinitas perairan laut 30-33 ppt.
R
M
Pola Argumen G-C-W-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
No
Argumen
56. Artikel 22, halaman 283, kolom 2&1, paragraf ke 2&1.
C 2) Tingginya tutupan karang hidup pada terumbu karang di lokasi penelitian (Gambar 6a) mengindikasikan ekosistem ini masih dalam keadaan sehat, dan hal ini terlihat dari rendahnya kelimpahan A. planci.
Elemen-elemen Argumen G W 3) Gambar 6A memperli1) Pertumbuhan hatkan korelasi negative karang dan kelimantara kelimpahan A. planci pahan A.planci dengan tutupan karang. saling mempeSebaliknya hubungan tingkat ngaruhi dimana kematian karang berkorelasi laju pertumbuhan positif dengan A. planci, terumbu karang dimana pening-katan lebih cepat kelimpahan A. planci akan dibandingkan laju diikuti dengan peningkatan pemangsaan A. mortalitas karang. Populasi planci (Gambar A. planci dalam jumlah yang 6), sehingga relative kecil tidak akan keberadaan A. memberikan ancaman yang planci pada berarti terhadap ekosistem ekosistem terumbu karang, bahkan terumbu karang dapat menjaga keseimbangan masih ekologi di dalam ekosistem. sebagaikontrol lingkungan pada terumbu karang itu sendiri.
B 4) Hal ini sesuai pendapat Bachtiar (2009), bahwa pemang-saan karang oleh A. planci dalam populasi rendah bersifat selektif. A. planci tidak memangsa semua jenis karang, tetapi umumnya memilih koloni karang yang do-minan seperti karang genus Acropora, Mantipora, Seriatopora, serta Pocillopora.
R
M
Pola Argumen W-G-C-B
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
No
Argumen
57. Artikel 23, halaman 291, kolom 2, paragraf ke 2.
58. Artikel 23, halaman 291, kolom 2, paragraf ke 3.
C 3) Hal ini menunjukkan bahwa sedimen yang berasal dari KJA tidak menyebar jauh dari lokasi KJA, karena kecepatan rata-rata arus berkisar antara 0,068-0,2 m/dt.
2) Laju pengendapan feses dan pakan berperan penting pendugaan dispersi limbah budidaya di dasar perairan.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Laju sedimentasi yang 2) Pola paling kecil berada pada penyebaran bagian sebelah timur KJA sedimen terkait baik untuk jarak 50 m dengan pola arus maupun 100 m, sedangkan pasang yang pada bagian utara, selatan mengarah dari dan barat relatif sama. timur dan surut dari arah barat serta arah datang arus tegak lurus dengan posisi KJA, sehingga penyebaran sedimen lebih dominan pada bagian utara, selatan dan barat posisi KJA karena lebih dekat ke arah pantai. 1) Laju pengendapan feses 3) Gillibrand et al. udang karang ukuran <0,5 (2002), melapormm adalah 3,73±0,33 cm/dt, kan laju pengensedangkan feses kering dapan, kecepatan berukuran >0,5 adalah arus dan 5,95±0,42 cm/dt (Tabel 1). kedalaman Semakin besar bobot pakan perairan ikan rucah, laju pengendapan mempengaruhi semakin cepat. dis-persi feses atau pakan yang tidak dimakan di dasar perairan.
B
R
M
Pola Argumen G-W-C
G-C-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
No
Argumen
59. Artikel 23, halaman 292, kolom 1-2&1, paragraf ke 1&2.
C 1) Berdasar-kan pengamatan dan analisis laju sedimentasi diperoleh bahwa limbah padat budidaya udang karang tidak menyebar jauh dari lokasi KJA,
Elemen-elemen Argumen G W 2) karena arus laut hanya 4) Jika dilihat dari berkisar antara 0,068-0,2 dispersi sedimen m/dt. Kecepatan pengenselama kurun dapan feses dan sisa pakan waktu berkisar antara 0,0373 – pemeliharaan 0,072 m/dt, kedalaman udang karang, perairan 8,50 m, maka terlihat bahwa dengan Gowen et al. (1989) pemusatan dalam Barg (1992) diperoleh pengendapan penyebaran partikel feses bahan organik dan sisa pakan mencapai membentuk jarak antara 8,24-45,58 m bidang elip di dari KJA (Gambar 3). bawah KJA (Gambar 4). Perubahan wilayah dampak yang terjadi akibat pola arus.
B 3) Hasil peneli-tian Morrisey et al. (2000), mendapatkan bahwa sedimen dasar di perairan di bawah KJA yang mengalami perubahan fisika dan kimia tidak lebih dari 50 m dari KJA, sementara McGhie et al. (2000) menyebutkan seba-ran beban limbah organik menjadi jarak 20 m dari pusat KJA, dan pemusatan sedimen dapat menutupidasar perairan mencapai jarak 30 m dari KJA (Rachmansyah, 2004).
R
M
Pola Argumen C-G-B-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
No
Argumen
60. Artikel 23, halaman 293, kolom 2, paragraf ke 2.
C 2) Luas wilayah dampak KJA dalam penelitian lebih besar dibandingkan hasil penelitian Rachmansyah (2004) di Teluk Awarange Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan yaitu berkisara antara 493 – 1.097 m2.
Elemen-elemen Argumen G W 1) Usaha budidaya udang 3) Dispersi karang dengan 1 unit rakit sedimen limbah yang berukuran 11 x 11 m2 organik pada yang terdiri dari 9 petak KJA suatu perairan termasing-masing gantung pada berukuran 3 x 3 m2, maka jumlah limbah luas dampak bentik dengan yang diproduksi, kecepatan arus 0,067 – 0,2 luasan budidaya, m/dt dan laju pengendapan kedalaman air di feses dan pakan berkisar teluk, kecepatan antara 0,0373 – 0,072 m/dt, arus, dan laju maka wilayah dampak pengendapan berkisar antara 1.352,41 – limbah partikel 3.370,39 m2. (Gillibrand etal., 2002).
B
R
M
Pola Argumen G-C-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
No
Argumen
61. Artikel 24, halaman 302, kolom 1, paragraf ke 1.
C 1) Analisa varians pengaruh suhu media air pemeliharaan terhadap sintasan anakan siput mata bulan (T. chrysostomus L.) memberikan pengaruh nyata (p<0,05)
Elemen-elemen Argumen G W 2) (Tabel 1). Hal ini 3) Nilai mengambarkan bahwa diterminasi berbeda suhu media (R2=0,933) penmeliharaan, maka menjelaskan berbeda pula hasil sintasan bahwa faktor suhu yang akan diperoleh. berpengaruh Perlakuan suhu P1(kontrol) sangat nyata dengan nilai variasi bulanan terhadap sintasan antara 25,55-27,43°C; P2 anakan siput mata (26±0,5°C) dan P3 bulan sebesar (28±0,5°C) memperoleh 93,3%, sementara hasil sintasan yang sama dan sisanya sebesar berbeda sangat nyata 6,77% adalah dibandingkan terhadap hasil pengaruh diluar sintasan yang tercatat pada faktor uji yang perlakuan P4 (30±0,5°C) tidak dapat (Tabel 2). dijelaskan dalam Keadaan ini terlihat hasil model. sintasan pada masing-masing perlakuan suhu (Gambar 4). Pada gambar ini diperoleh hasil sintasan rerata anakan siput mata bulan yang tertinggi dan sama jumlahnya tercatat pada media perlakuan P1 (kontrol: 25,55-27,43°C); P2 (26±0,5°C) dan P3(28±0,5°C) yaitu sebanyak 9,33 ekor atau sebesar 93,33%. Sementara anakan siput mata bulan yang dipelihara pada media air yang bersuhu 30±0,5°C (P4) hasil reratanya cenderung menurun yaitu sebanyak 8 ekor (80%)
B
R
M
Pola Argumen C-G-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
No
Argumen
62. Artikel 25, halaman 302, kolom 1, paragraf ke 1.
C 1) Analisa varians pengaruh suhu media air pemeliharaan terhadap sintasan anakan siput mata bulan (T. chrysostomus L.) memberikan pengaruh nyata (p<0,05) (Tabel 1). Hal ini mengambarkan bahwa berbeda suhu media penmeliharaan, maka berbeda pula hasil sintasan yang akan diperoleh.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Perlakuan suhu 3) Nilai P1(kontrol) dengan nilai diterminasi variasi bulanan antara 25,55- (R2=0,933) 27,43°C; P2 (26±0,5°C) dan menjelaskan P3 (28±0,5°C) memperoleh bahwa faktor suhu hasil sintasan yang sama dan berpengaruh berbeda sangat nyata sangat nyata dibandingkan terhadap hasil terhadap sintasan sintasan yang tercatat pada anakan siput mata perlakuan P4 (30±0,5°C) bulan sebesar (Tabel 2). Keadaan ini 93,3%, sementara terlihat hasil sintasan pada sisanya sebesar masing-masing perlakuan 6,77% adalah suhu (Gambar 4). Pada pengaruh diluar gambar ini diperoleh hasil faktor uji yang sintasan rerata anakan siput tidak dapat mata bulan yang tertinggi dijelaskan dalam dan sama jumlahnya tercatat model. pada media perlakuan P1 (kontrol: 25,55-27,43°C); P2 (26±0,5°C) dan P(28±0,5°C) yaitu sebanyak 9,33 ekor atau sebesar 93,33%. Sementara anakan siput mata bulan yang dipelihara pada media air yang bersuhu 30±0,5°C (P4) hasil reratanya cenderung menurun yaitu sebanyak 8 ekor (80%).
B
R
M
Pola Argumen C-G-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
No
Argumen
63. Artikel 25, halaman 302, kolom 1&2, paragraf ke 1.
64. Artikel 25, halaman 302, kolom 2, paragraf ke 2.
C 1) Pada table terlihat bahwa variasi salinitas bulanan pada masing-masing perlakuan tidak memperlihatkan perbedaan yang menyolok.
1) Nilai pH merupakan salah satu parameter indikator penting dalam memantau kestabilan perairan.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Pengamatan kualitas air 3) Kadar salinitas pada wadah pemeliharaan media hewan uji berdasarkan pemeliharaan perlakuan suhu ditunjukan hewan uji pada pada Tabel 3. semua perlakuan selama periode waktu pengamatan bervariasi antara 32,13-34,35 ppt dengan nilai rerata antara 33,1133,76 ppt.
3) Dalam penelitian ini kisaran nilai pH semua perlakuan hampir sama yaitu antara 7,65-8,11 dengan nilai rerata antara 7,82-7,88.
4) Kisaran nilai pH ini masih normal sesuai Kriteria Ambang Batas (NAB) Baku Mutu Air Laut yaitu antara 6,5-8,5 (KMNLH, 2004).
B 4) Kadar salinitas terendah umumnya tercatat pada bulan Januari dan disusul bulan Pebruari adalah bertepatan dengan hujan musiman (Hamzah, 2014). 2)Sebagaimana dikemukakan oleh Simanjuntak (2012) bahwa organism aquatik mempunyai batasan variasi pH
R
M
Pola Argumen C-G-W-B
C-B-G-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
No
Argumen
65. Artikel 25, halaman 302, kolom 2, paragraf ke 3.
C 1) Keberhasilan anakan siput mata bulan yang dipelihara dalam media perlakuan yang bersuhu kontrol dengan kisaran nilai antara 25,55-27,43°C (P1), 26±0,5°C (P2) dan 28±0,5°C (P3) atau berkisar antara 25,528,5°C adalah diduga sesuai dengan kehidupannya.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Dugaan ini diperkuat 3) Dengan penjelasan demikian terdahulu bahwa juvenil dapat disimpukan siput (Marisa cornuarietis) bahwa kisaran tumbuh cenderung lebih suhu antara 25,5cepat 28,5°C yang pada kondisi suhu media termasuk dalam 25°C dengan tingkat kisaran antar mortalitas rendah yaitu perlakuan P1, P2 sebesar 27% dibandingkan dan P3 adalah dengan suhu media rendah sesuai dengan 22°C tercatat mortalitas lebih kehidupan jenis tinggi (47%) (Selck et al., siput mata bulan 2006). Demikian juga hasil (T. chrysostomus). temuan Aufderheide et al. (2005) dalam Selck et al. (2006) dan Hutagalung (1988) dan Huet (1972) dalam Rezak (2002).
B
R
M
Pola Argumen C-G-W
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
No
Argumen
66. Artikel 25, halaman 304, kolom 1, paragraf ke 1.
C 1) Pertumbuhan anakan siput mata bulan yang cenderung lebih cepat dipelihara pada media yang besuhu 26±0,5°C (P2) adalah diduga berhubungan dengan daya komsumsi pakan harian yang tinggi.
Elemen-elemen Argumen G W 2) Dugaan ini terlihat pada 3) Nilai deterGambar 6, persentase daya minasi (R²= komsumsi pakan rerata 0,904) menggamharian tertinggi cenderung barkan bahwa tercatat pada media yang pertumbuhan bersuhu antara 25,5- 26,5ᴼC anakan siput (P2) yaitu sebesar 84,1% mata bulan sangat dibandingkan dengan dipenga-ruhi oleh perlakuan lainnya (P1 daya sebesar 81,6%; P3 sebesar konsumsi pakan 80,7% dan P4 sebesar sebesar 90,4%, 77,8%). sisanya sebesar 9,6% pengaruh diluar faktor uji yang tidak dapat dijelaskan dalam model.
B 4) Hal ini sesuai dengan hasil temuan Foster et al. (1998) bahwa daya konsumsi pakan siput jenis Turbo sarmaticus turut dipengaruhi oleh suhu, pada ukuran juvenil dan dewasa daya konsumsi beberapa jenis algae (G. pristoides, U. Rigida dan Corallina spp.) adalah sebesar antara 1,5-5,8 kali lebih tinggi pada kondisi suhu 20°C dan 25°C, dari pada kondisi suhu 15°C. Diuraikan pula pada ukuran juvenil daya serap pakan algae sebesar antara 9,174,8% dan 7,377,1% untuk ukuran dewasa.
R
M diduga
Pola Argumen C-G-WB-M
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
No
Argumen
67. Artikel 27, halaman 327, kolom 2, paragraf ke 1.
C 1) Berdasarkan hasil analisis menggunakan Rapseaweed terhadap enam atribut yang mewakili dimensi ekologi yaitu (1) kesesuaian perairan budidaya rumput laut; (2) ketersediaan bibit; (3) daya dukung perairan; (4) ancaman terhadap perairan; (5) serangan penyakit dan (6) serangan hama, diperoleh nilai indeks keberlanjutan metode long line adalah 59,40 kategori status cukup berkelanjutan, sedangkan metode tancap 86,71 sangat berkelanjutan.
Elemen-elemen Argumen G W 3) Nilai indeks dan status 2) Tingginya keberlanjutan dimensi nilai indeks ekologi disajikan pada keberlanjutan Gambar 2. dipengaruhi oleh nilai skor dari masing-masing atribut. Nilai skor diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Nilai skor yang dikategorikan baik (good) akan mampu meningkatkan nilai indeks keberlanjutan, sebaliknya jika nilai skor yang terpilih dari setiap dimensi buruk (bad) maka nilai keberlanjutan juga akan rendah. Rentang nilai dalam penelitian ini berkisar antara 0-2.
B
R
M
Pola Argumen C-W-G
Penilaian Ket. Ya Tdk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
No
Argumen
68. Artikel 29, halaman 372, kolom 1&2, paragraf ke 2.
C 3) Diagram lingkaran korelasi perpotongan sumbu F1 dan F2 memperlihatkan adanya korelasi positif antara parameter fosfat, nitrat dan pH yang berkontribusi membentuk sumbu F1 positif. Sebaliknya klorofila, oksigen terlarut (DO) dan salinitas berkontribusi membentuk sumbu F1 negatif. Sedangkan suhu dan turbiditas berkontribusi membentuk sumbu F2 positif (Gambar 4A).
Elemen-elemen Argumen G W 2) (Gambar 4). Kualitas 1) Hasil analisis informasi yang disajikan komponen utama oleh kedua sumbu tersebut pada (PCA) yang masing-masing sebesar menunjukkan 45.74% dan 28.68%, bahwa informasi sehingga ragam karakteristik yang habitat gastropoda pada tiap menggambarkan stasiun di pesisir Pulau sebaran dan Nusalaut dapat dijelaskan korelasi antar melalui dua sumbu utama karakteristik tersebut sebesar 74.42% dari lingkungan ragam total. terpusat pada dua sumbu utama F1 dan F2
B
R
M
Pola Argumen W-G-C
Penilaian Ket. Ya Tdk
Berikut ini adalah hasil analisis data penelitian Kadar Argumen pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Perikanan dan Ilmu kelautan yang perlu divalidasi. Berilah tanda centang pada kolom “Ya” apabila anda setuju dan pada kolom “Tidak” apabila anda tidak setuju terhadap hasil analisis elemen-elemen argumen. Kemudian berilah catatan pada kolom keterangan agar dapat membantu kebenaran hasil analisis elemen-elemen argumen.
No 1. 2. 3. 4.
Argumen Artikel 1, halaman 6, kolom 1, paragraf ke 2. Artikel 1, halaman 6, kolom 1, Paragraf ke 3 Artikel 1, halaman 6, kolom 2, paragraf ke 2 Artikel 1, halaman 6,
Elemen-elemen Argumentasi
Pola Argumen W-G-C G-C G-C G-C
C
G
W
√
√
√
√
√
√ √
√ √
B
R
M
Kadar Kelengkapan Cukup kuat Lemah Lemah Lemah
Penilaian triangulator Ya Tidak
Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
No
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Argumen kolom 2, paragraf ke 4 Artikel 1, halaman 7, kolom 1, paragraf ke 2 Artikel 1, halaman 7, kolom 2, paragraf ke 1 Artikel 1, halaman 7, kolom 2, paragraf ke 2 Artikel 1, halaman 8, kolom1-2, paragraf ke 4 Artikel 1, halaman 8, kolom 2, paragraf ke 2-4 Artikel 1, halaman 8, kolom 2, paragraf ke 2-4 Artikel 1, halaman 9, kolom 1-2, paragraf ke 3 Artikel 1, halaman 9, kolom 2, paragraf ke 2-3 Artikel 1, halaman 11, kolom 1-2, paragraf ke 2-4 Artikel 2, halaman 17, kolom 2, paragraf ke 2. Artikel 2, halaman 18, kolom 1, paragraf ke 1-2. Artikel 3, halaman 26, kolom 1, paragraf ke 1 Artikel 3, halaman 26, kolom 2, paragraf ke 1 Artikel 3, halaman 27, kolom 2, paragraf ke 2 Artikel 3, halaman 28, kolom 1, paragraf ke 2 Artikel 3, halaman 29, kolom 1, paragraf ke 1 Artikel 3, halaman 29, kolom 2, paragraf ke 1 Artikel 4, halaman 42,
Elemen-elemen Argumentasi
Pola Argumen
W-G-C W-G-C C-G G-C C-G G-C W-C-G G-C G-C C-G G-W-B-C G-C C-G-W-B C-G-W-B C-G-W-B C-G-W-B C-G-W-B G-C-W-B
C
G
W
√
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
B
R
M
Kadar Kelengkapan
Cukup kuat
√
Cukup kuat Lemah
√
Lemah
√
Lemah
√ √ √
Lemah
√
Cukup kuat Lemah
√ √
Lemah Lemah Kuat Type equation here.
√
√
√
√
√
√
Kuat
√
√
√
Kuat
√
Kuat
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√
Lemah
Kuat
√
Kuat
√
Kuat
Penilaian triangulator Ya Tidak
Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
No
23.
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
Argumen kolom 1-2, paragraf ke 3, 1-2 Artikel 4, halaman 43-45, kolom 2&1, paragraf ke 12&1, Artikel 4, halaman 45,kolom 1&2, paragraf ke 3&1, Artikel 6, halaman 63, kolom 2, paragraf ke 1. Artikel 6, halaman 63, kolom 2, paragraf ke 2. Artikel 6, halaman 65-66, kolom 2&1-2, paragraf ke 1-2. Artikel 7, halaman 77, kolom 1&2 paragraf ke 2. Artikel 8, halaman 87&88, kolom 2&1 paragraf ke 1 Artikel 10, halaman 112113, kolom 2&1, paragraf ke 1. Artikel 10, halaman 113, kolom 2, paragraf ke 2. Artikel 11, halaman 125, kolom 1&2, paragraf ke 2 Artikel 11, halaman 126, kolom 1&2, paragraf ke 1 Artikel 11, halaman 126, kolom 1&2, paragraf ke 1 Artikel 13, halaman 151, kolom 1, paragraf ke 3 Artikel 14, halaman 164, kolom 1-2, paragraf ke 1. Artikel 14, halaman 166, kolom 1-2, paragraf ke 2
Elemen-elemen Argumentasi
Pola Argumen C
G
G-C
√
√
W-G-C
√
√
√
√
G-C-W-B G-C C-G-W-B C-G-W C-G-W G-C-W-B G-C-W-B-M G-C C-G G-C C-G-W C-G-W-B G-C
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
W
B
√
Cukup kuat √
√
√
√
√
√
√ √ √
√ √ √
√ √ √
Kuat Lemah Kuat Cukup kuat Cukup kuat
√ √
√ √
M
Lemah
√
√
R
Kadar Kelengkapan
Kuat √
Sangat Kuat Lemah Lemah Lemah
√ √
Cukup kuat √
Kuat Lemah
Penilaian triangulator Ya Tidak
Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
No 38. 39. 40. 41. 42. 43.
44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54.
Argumen Artikel 14, halaman 168, kolom 1, paragraf ke 1 Artikel 14, halaman 168, kolom 2, paragraf ke 1 Artikel 15, halaman 178179, kolom 2&1, paragraf ke 1 Artikel 15, halaman 180, kolom 1-2, paragraf ke 2 Artikel 16, halaman 195, kolom 2, paragraf ke 1. Artikel 16, halaman 195196, kolom 2&1, paragraf ke 3. Artikel 16, halaman 196197, kolom 2&1, paragraf ke 1-2. Artikel 16, halaman 197, kolom 2&1, paragraf ke 2. Artikel 16, halaman 198, kolom 1, paragraf ke 1. Artikel 16, halaman 198, kolom 2, paragraf ke 1-2. Artikel 18, halaman 231, kolom 1, paragraf ke 2. Artikel 20, halaman 252, kolom 2, paragraf ke 2. Artikel 20, halaman 254, kolom 2, paragraf ke 2. Artikel 21, halaman 270, kolom 1, paragraf ke 1. Artikel 22, halaman 278, kolom 2, paragraf ke 2. Artikel 22, halaman 279, kolom 1, paragraf ke 2. Artikel 22, halaman 279,
Elemen-elemen Argumentasi
Pola Argumen C-G-W C-G-W W-C-G W-B-G-C W-G-C W-G-C
G-C G-B-W-C C-G-W G-C-W C-G-W G-C-W-B C-G-W C-G G-W-B-C G-W-C G-C-W-B
C
G
W
√
√
√
Cukup kuat
√
√
√
Cukup kuat
√ √ √ √
√ √ √ √
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√
√
√ √
√
Kuat Cukup kuat Cukup kuat
√ √ √ √
√
Cukup kuat
Cukup kuat √
Kuat Cukup kuat Lemah
√
√
√
√
√
√
Kuat
Cukup kuat
√ √
M
Lemah √
√
R
Cukup kuat
√
√
√
B
Kadar Kelengkapan
Kuat Cukup kuat Kuat
Penilaian triangulator Ya Tidak
Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
No
55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68.
Argumen kolom 1, paragraf ke 3. Artikel 22, halaman 279, kolom 2, paragraf ke 2. Artikel 22, halaman 283, kolom 2&1, paragraf ke 2&1. Artikel 23, halaman 291, kolom 2, paragraf ke 2. Artikel 23, halaman 291, kolom 2, paragraf ke 3. Artikel 23, halaman 292, kolom 1-2&1, paragraf ke 1&2. Artikel 23, halaman 293, kolom 2, paragraf ke 2. Artikel 24, halaman 302, kolom 1, paragraf ke 1. Artikel 25, halaman 302, kolom 1, paragraf ke 1 Artikel 25, halaman 302, kolom 1&2, paragraf ke 1. Artikel 25, halaman 302, kolom 2, paragraf ke 2. Artikel 25, halaman 302, kolom 2, paragraf ke 3. Artikel 25, halaman 304, kolom 1, paragraf ke 1 Artikel 27, halaman 327, kolom 2, paragraf ke 1. Artikel 29, halaman 372, kolom 1&2, paragraf ke 2.
Elemen-elemen Argumentasi
Pola Argumen
G-C-W-B W-C-G-B G-W-C G-C-W C-G-B-W G-C-W C-G-W C-G-W C-G-W-B C-B-G-W C-G-W C-G-W-B-M C-W-G W-G-C
C
G
W
B
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
R
M
Kuat
√
Kuat Cukup kuat Cukup kuat
√
Kuat Cukup Kuat
√ √ √ √ √ √ √ √
Kadar Kelengkapan
Cukup Kuat Cukup Kuat √
Kuat
√ √
Kuat Cukup Kuat √
Sangat Kuat Cukup Kuat Cukup Kuat
Penilaian triangulator Ya Tidak
Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147