Artikel Penelitian
Pola Asupan Lemak, Serat, dan Antioksidan, serta Hubungannya dengan Profil Lipid pada Laki-laki Etnik Minangkabau
Delmi Sulastri,* Sri Rahayuningsih,** Purwantyastuti*** *Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang **Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta ***Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Abstrak: Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian utama pada usia 3544 tahun. Prevalensi PJK pada etnik Minangkabau dilaporkan tertinggi (3%). Hal tersebut mungkin disebabkan pola makan tinggi lemak hewani, kurang sayur dan buah yang merupakan sumber antioksidan dan serat. Antioksidan dapat menghambat oksidasi LDL kolesterol yang tercermin pada kadar malondialdehida plasma (MDA). Serat dapat menurunkan absorbsi lemak. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari asupan lemak, serat, dan antioksidan serta hubungannya dengan profil lipid, serta mempelajari hubungan asupan antioksidan (vit C,E, ßkaroten) dengan kadar MDA. Studi ini menggunakan disain potong lintang. Sembilan puluh enam pasien baru di poli rawat jalan yang memenuhi syarat direkrut sebagai subyek penelitian. Data meliputi aktivitas fisik, pola makan, asupan makanan, berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, dan lingkar panggul. Pemeriksaan laboratorium meliputi profil lipid dan MDA plasma. Data lengkap diperoleh dari 96 subyek, dengan rata-rata umur 45 + 7,5 tahun, 18,8% mempunyai IMT >25 dan WHR>0,90 pada 41,7%. Subyek mengkonsumsi makanan sumber antioksidan dan serat kurang dari 2 kali sehari, namun sumber lemak dikonsumsi sedikitnya tiga kali sehari. Konsumsi energi total masih berada di bawah AKG. Persentase asupan SAFA adalah 23% energi, MUFA 7,9% dan PUFA 4,9%, yang tidak sesuai dengan anjuran NCEP. Asupan vitamin C, E, dan ß-karoten masih di bawah angka kecukupan. MDA plasma berbeda menurut asupan vitamin C. Jumlah asupan lemak total masih berada dalam batas anjuran, namun konsumsi SAFA lebih tinggi. Asupan MUFA dan PUFA lebih rendah dari anjuran. Cara memasak yang menggabungkan bahan sumber lemak hewani dan lemak nabati dapat memberikan efek hiperkolesterolemik yang lebih tinggi. Korelasi negatif antara asupan vitamin C dan vitamin E dengan MDA plasma menunjukkan pentingnya memperhatikan asupan vitamin C dan E pada penderita dislipidemia. Kata kunci: serat, antioksidan, profil lipid
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005
61
Asupan Lemak, Serat, dan Antioksidan, serta Hubungannya dengan Profil Lipid
Fat, Fiber and Antioxidant Consumption Pattern and Its Relation to Lipid Profile in Minangkabau Adult Men Delmi Sulastri,* Sri Rahayuningsih,** Purwantyastuti*** *Department of Nutrition, Faculty of Medicine, Andalas University, Padang ** Department of Nutrition, Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta *** Department of Farmacology, Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta
Abstract: Coronary heart disease (CHD) is a major cause of death in age group of 35 - 44 yrs. The prevalence of CHD in Minangkabau ethnic has been reported as the highest (3%). It might be caused by food intake pattern which is high in animal fat and low in fruit and vegetables as source of antioxidant and fiber. Antioxidant might inhibit oxidation of LDL cholesterol which will be reflected in plasma malondialdehyd level (MDA), while fiber reduces the absorption of fat. The aim of this study were to investigate the intake of fat, fiber and antioxidant and its relation to lipid profile, and to investigate the antioxidant intake (vit C,E, and ß-carotene) and its relation to MDA level. This study was a cross sectional design. Ninety six new patients from outpatients department were recruited for the study. Data collected included physical activity, food pattern, food intake, body weight, height, waist and hip circumference. Laboratory examination included lipid profile and plasma MDA. Ninety-six patients completed the study with average of age 45 +7.5 years, 18.8% of subjects has BMI>25 and WHR>0.90 in 41.7% subjects. Subjects consumed food source of antioxidant and fiber less than twice a day, and source of fat more than three times a day. Total energy intake was still below the recommendation. Percentage of intake of SAFA was 23% of energy, MUFA 7.9%, and PUFA 4.9%, which is not in accordance with guidance given by NCEP. Intake of vitamin C,E, and ß- carotene were all below recommendation. Plasma MDA varied between different intake of vitamin C. Results of this study shows that although fat consumption was still within the range of recommendation, consumption of SAFA was higher than recommendation, while MUFA and PUFA were below the recommendation. Cooking methods that combine animal source of fat with vegetable fat/oil were consumed at least three times everyday. The combination of animal and vegetable fat give higher hypercholesterolemics effect. The negative correlation between intake of vitamin C and vitamin E with plasma MDA level might shows the importance of vitamin C and E intake in person with dislipidemia. Key words: fiber, antioxidant, lipid profile
Pendahuluan Penyakit kardiovaskuler (PKV) telah menjadi penyebab utama kematian di Amerika serta makin meningkat jumlahnya di negara yang sedang berkembang. PKV terutama penyakit jantung koroner (PJK), merupakan salah satu penyebab utama kematian pada kelompok usia 35-44 tahun di Indonesia.1 Prevalensi PJK pada etnik Minangkabau di Sumatera Barat dilaporkan tertinggi di antara 30 provinsi di Indonesia yaitu 4%.2 Hal itu diperkirakan berhubungan dengan pola makan dan asupan tinggi lemak hewan tetapi rendah sayur dan buah yang merupakan sumber serat dan antioksidan. Konsumsi tinggi lemak, rendah serat, dan antioksidan merupakan salah satu faktor risiko untuk PJK. Asam lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol, sedangkan serat dapat membantu menghambat absorbsi lemak yang secara tidak langsung membantu menurunkan kadar kolesterol.
62
Antioksidan dapat menghambat oksidasi LDL kolesterol yang akan tercermin pada kadar plasma malondialdehida (MDA). Liputo et al 3 melaporkan bahwa etnik Minangkabau mengkonsumsi lemak 10,6-21,7% dari energi total dengan asam lemak jenuh (ALJ) 18%, sedangkan Hatma4 melaporkan konsumsi lemak adalah 30,1% energi dengan ALJ 35,3%. Purwantyastuti 2 melaporkan asupan lemak pada etnik Minangkabau di Jakarta adalah 36% dengan ALJ 22%. Semua penelitian menunjukkan bahwa asupan ALJ pada etnik Minangkabau lebih tinggi dari yang dianjurkan. Studi ini mempelajari asupan lemak, serat, dan antioksidan serta hubungannya dengan profil lipid darah. Juga dipelajari hubungan asupan antioksidan khususnya vitamin C, vitamin E dan ß-karoten, dengan kadar MDA plasma pada etnik Minangkabau di Padang.
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005
Asupan Lemak, Serat, dan Antioksidan, serta Hubungannya dengan Profil Lipid Metode Studi dengan disain potong lintang (cross sectional) dilakukan pada 96 pasien baru pengunjung poliklinik RSUP Dr M Jamil Padang, laki-laki, umur 30-59 tahun, etnik Minangkabau, yang memenuhi kriteria seleksi, diambil secara consecutive. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik demografi, aktivitas fisik, pola makan dan asupan makanan, ukuran antropometri meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar perut dan lingkar panggul, serta pemeriksaan laboratorium meliputi plasma MDA dan profil lipid. Untuk pemeriksaan laboratorium, contoh darah vena diambil dari vena kubiti. Plasma MDA diperiksa dengan cara spektrofotometri dari Wills dengan modifikasi NAIR di Bagian Biokimia FKUA. Profil lipid diperiksa di laboratorium Prodia Padang. Data pola makan dikumpulkan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) semikuantitatif, dan asupan makanan dicatat menggunakan metode tanya ulang 1x24 jam diulang 3 kali untuk hari yang berbeda. Asupan energi, zat gizi, antioksidan, dan serat dianalisis dengan meng-gunakan program Nutrisurvey. Hasil analisis asupan dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan National Cholesterol Education Program (NCEP) tahun 2001. Aktivitas fisik dinilai menggunakan kuesioner yang terdiri atas 16 pertanyaan.2,5
sayur sebagai bahan makanan sumber antioksidan dan serat adalah 100% dengan menumis, gulai, dan rebus. Rata-rata persentase asupan karbohidrat, lemak, dan protein terhadap energi total adalah masing-masing 62% (26-79%), 25% (1046%), dan 14% (9-34%), sehingga dapat dikatakan pola asupan makronutrien masih dalam batas yang dianjurkan (Tabel 3). Tabel 2.
Sebaran Frekuensi Makan Bahan Makanan S u m ber (perhari)
Bahan makanan sumber Karbohidrat Protein hewani Protein nabati Lemak : - santan - Minyak kelapa sawit Antioksidan & serat - sayur - buah Susu
Frekuensi makan/hari* 2,6 + 0,5 2,6 + 0,6 0,8 + 0,7 1,5 + 0,9 3,9 + 1,1 1,6 + 0,8 1,2 + 0,7 0,2 + 0,4
*mean + standar deviasi
Tabel 3. Asupan Energi dan Zat Gizi Subyek Penelitian
Hasil Diperoleh 96 orang pasien baru yang memenuhi persyaratan penelitian dengan rata-rata umur 45+7,5 tahun, pendidikan sedang 45,8% dan 69,8% mempunyai pendapatan perkapita di bawah garis kemiskinan. Ditemukan indeks massa tubuh (IMT) yang tergolong obesitas (> 25) pada 18,8% subyek, sedangkan rasio lingkar perut terhadap lingkar panggul (LPe/Lpa) > 0,90 pada 40 subyek (41,7%) (Tabel 1). Tabel 1.
Sebaran Subyek Penelitian Menurut IMT, Rasio Lpe/Lpa, dan PAI
Parameter
n = 98
IMT Obesitas Lebih Normal Kurang Rasio Lpe/Lpa Normal Tidak normal PAI Tinggi Sedang Rendah
24 + 3,5* 18 18 55 5 0,89 + 0,06* 56 40 6,1 + 1,2* 20 27 49
Variabel
Median (range)
Energi (kkal) % karbohidrat dari energi % protein dari energi % lemak dari energi % ALJ dari energi % ALTJT dari energi % ALTJJ dari energi Kolesterol (mg) Serat (mg) Vitamin C (mg) Vitamin E (mg) Beta-karoten (mg)
1331 (775 - 2178) 62 (26 - 79) 14 (9 - 34) 25 (10 - 46) 23 (4,6 - 51,3) 7,9 (1,1 - 16,8) 4,9 (0,9 - 21,7) 121 (11,4 - 925,5) 7,4 (1,5 - 16,4) 35 (4 - 341,5) 0,5 (0 - 4,2) 1,5 (0 - 7,1)
Baku 2500 - 2800 50 - 60 15 - 20 20 - 25 <7 15 - 20 10 < 300 25 60 10 3-6
%
18,8 18,8 57,3 5,2 58,3 41,7 20,8 28,1 51,1
*mean + standard deviasi
Pada Tabel 2 tampak bahwa kebiasaan makan bahan makanan sumber antioksidan dan serat kurang dari dua kali dalam sehari. Cara pengolahan bahan makanan sumber lemak yang dilakukan adalah menggoreng 100%, dibuat gulai 70%, asampadeh 55%, bakar 43% dan lain-lain 20%. Pengolahan Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005
Persentase asupan jenis asam lemak adalah sebagai berikut : ALJ 23% (10-40%), ALTJT 7,9%(11-16,8%), dan ALTJJ 4,9% (0,9-21,7%). Persentase asupan jenis asam lemak ini tidak sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh NCEP. Asupan kolesterol mempunyai rentang yang besar (11,4-925,5 mg) dengan median 121 mg, sedangkan asupan vitamin C, vitamin E, ß-karoten dan serat seluruhnya masih di bawah AKG. Kadar MDA plasma dan profil lipid dapat dilihat pada Tabel 4. Bila digunakan kriteria Perkeni 1995 maka 45 subyek (46,9%) mempunyai kadar kolesterol total > 200 mg/dL, 49,6% mempunyai kadar LDL > 130 mg/dL, 53,1% mempunyai kadar HDL < 45 mg/dL, dan trigliserida > 200 mg/dL terdapat pada 14,6% subyek. Terdapat korelasi positif antara asupan lemak dengan kadar kolesterol total (r = 0,268; p =0,008), LDL (r = 0,258,p = 0,011), HDL (r =0,280, p =0,006), serta korelasi positif antara ALTJT dengan HDL (r = 0,240, p = 0,018). Kadar MDA plasma mempunyai korelasi negatif dengan asupan vitamin 63
Asupan Lemak, Serat, dan Antioksidan, serta Hubungannya dengan Profil Lipid C (r = -0,336, p = 0,001) dan dengan vitamin E ( r = -0,236, p = 0,020). Terdapat perbedaan bermakna (p = 0,001) kadar MDA plasma pada konsumsi vitamin C yang berbeda ( < 60 mg/ hari, 60 - 120 mg/hari, dan lebih dari 120 mg/hari) (Tabel 5). Tabel 4.
Sebaran MDA dan Profil Lipid
Variabel
Median (range)
MDA (nmol/mL) Kolesterol total (mg/dL) LDL (mg/dL) HDL (mg/dL) Trigliserida (mg/dL) Rasio Kol total/HDL
Tabel 5.
1,9 198 128 44 131 4,7
Kadar MDA Plasma Menurut Asupan Vitamin C
Vitamin C
n
Lebih Cukup Kurang
6 17 73
* median
(0,9 - 3,8) (97 - 395) (53 - 318) (28 - 87) (41 - 479) (2,2 - 9)
MDA (nmol/mL)* 1,24 1,53 1,97
p 0,001**
** Uji Kruskal Wallis.
Pembahasan Jumlah subyek yang diperoleh (96 orang) sebagian besar dengan hiperkolesterolemia dan berusia di bawah 45 tahun yaitu 58 subyek (60%). Hal itu sesuai dengan meningkatnya angka kematian akibat PJK pada usia 35-45 tahun.1 Status ekonomi dan pendidikan perlu diketahui karena dapat mempengaruhi perilaku dalam memilih makanan/pola makan dan kemampuan/daya beli bahan makanan. Lebih dari separuh (51,1%) subyek mempunyai aktivitas fisik yang rendah. Aktivitas fisik yang baik dapat memperbaiki profil lipid.6 Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan skor aktivitas fisik dengan profil lemak darah. Hal tersebut mungkin disebabkan sebagian besar subyek (76 orang) mempunyai indeks aktivitas fisik yang sedang (27 orang) ataupun rendah (49 orang). Dinilai dengan IMT, ditemukan 18 subyek (18,8%) menderita obesitas dan 18 subyek termasuk pada IMT lebih, tetapi belum termasuk dalam obesitas. Bila dinilai menggunakan rasio Lpe/Lpa tampak bahwa 40 subyek (41,7%) mempunyai rasio lebih dari 0,9. Hal tersebut dapat diartikan bahwa telah terdapat obesitas sentral pada hampir setengah subyek penelitian, yang mungkin bila dinilai menggunakan baku IMT tidak terdeteksi. Obesitas sentral ditandai penumpukan lemak intraperitoneal yaitu lemak yang disimpan pada daerah omentum dan mesenterika yang dipercaya merupakan indikator sangat kuat terjadinya PJK dan komplikasi metabolik lainnya.7 Asupan energi dan aktivitas fisik mempunyai hubungan dengan IMT dan rasio Lpe/Lpa. Pada penelitian ini terdapat korelasi positif bermakna antara IMT dengan asupan energi (r =0,224, p=0,028) dan korelasi negatif bermakna antara rasio Lpe/LPa dengan indeks aktivitas fisik (r = -0,0226, p =0,027). Tidak terdapat korelasi antara IMT dengan aktivitas fisik dan rasio Lpe/Lpa dengan 64
asupan energi. Tampaknya pada penelitian ini subyek yang termasuk obes dan gizi lebih mempunyai asupan energi yang lebih, dan subyek dengan aktivitas fisik rendah mempunyai rasio Lpe/Lpa tinggi, atau obesitas sentral. Dari kedua hasil ini dapat disimpulkan bahwa penilaian obesitas perlu dilakukan dengan menggunakan kedua cara, yakni IMT dan rasio Lpe/Lpa. Pola makan dinilai dengan menghitung frekuensi jenis makanan/ bahan makanan sumber zat gizi yang dikonsumsi, dan cara pengolahan dengan menggunakan semi quantitative FFQ. Rata-rata konsumsi bahan makanan sumber protein nabati (tempe, tahu), sumber antioksidan, dan sumber serat kurang dari 2 kali sehari. Konsumsi sumber karbohidrat (nasi, mie, jagung, ubi dll), protein hewani, dan lemak nabati (santan dan minyak kelapa sawit) lebih dari 2 kali sehari (Tabel 2). Data tersebut menunjukkan bahwa konsumsi bahan makanan yang merupakan sumber zat yang dapat membantu menurunkan kadar lemak darah yakni sayur dan buah tidak dilakukan setiap kali makan, serta pada setiap kali makan selalu terdapat bahan sumber lemak jenuh yaitu santan (gulai, rendang) dan atau minyak kelapa sawit (goreng). Median asupan energi pada subyek penelitian adalah 1331 Kkal, lebih rendah dari yang dilaporkan Hatma4 yakni 1556,9 Kkal, tetapi lebih tinggi dari yang dilaporkan Purwantyastuti2 yakni 1256 + 97 Kkal. Semua hasil penelitian tersebut lebih rendah dibanding AKG 1998. Hal tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut, apakah asupan yang dianjurkan kurang sesuai dengan keadaan di Indonesia atau tidak diperoleh asupan yang sebenarnya. Asupan karbohidrat telah sesuai dengan anjuran NCEP yakni 62% energi, sedangkan asupan protein di bawah anjuran NCEP yakni 14%. Asupan lemak secara keseluruhan masih sesuai dengan anjuran, yaitu 25% energi, tetapi asupan asam lemak jenuh (ALJ) adalah 23%, melebihi batas yang dianjurkan. Hatma4 melaporkan asupan lemak keseluruhan adalah 30,1% energi, dengan 35,3% adalah ALJ. Liputo3 melaporkan asupan lemak antara 10,6 - 21,7% dengan ALJ 18%. Studi lain2 melaporkan asupan lemak 30% dengan ALJ 22%. Asupan ALTJT & ALTJJ pada penelitian ini masih dibawah angka yang dianjurkan NCEP, sama seperti yang ditemukan oleh Hatma 4 dan Purwantyastuti.2 Asupan kolesterol yang dianjurkan adalah < 300 mg/hari. Penelitian ini mendapatkan median asupan kolesterol masih sesuai dengan anjuran yaitu 121 mg. Angka yang serupa juga dilaporkan oleh Hatma4 yakni 164,7 mg dan Purwantyastuti2 yakni 195 + 38 mg. Asupan serat rata-rata pada penelitian ini adalah 7,4 g, sesuai dengan yang ditemukan Hatma,4 dan masih jauh dibawah anjuran yakni 25 g. Asupan antioksidan yakni vitamin C, vitamin E dan ß-karoten adalah masing-masing 35 mg, 0,5 mg, dan 1,5 mg. Hasil tersebut masih di bawah anjuran, dan sesuai dengan yang dilaporkan Hatma.4 Perbedaan nilai yang ditemukan pada penelitian ini dibandingkan dengan penelitian Hatma,4 Liputo,3 dan Purwantyastuti2 disebabkan perbedaan asal subyek penelitian, yang akan berpengaruh pada pola makannya. Hatma 4 dan Liputo 3 melakukan penelitian pada masyarakat luas (kelompok rural dan urban), Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005
Asupan Lemak, Serat, dan Antioksidan, serta Hubungannya dengan Profil Lipid Purwantyastuti pada kelompok masyarakat Minangkabau di kota Jakarta, sedangkan penelitian ini mengambil subyek pengunjung rumah sakit umum di kota Padang. Dari semua penelitian tersebut, tampak pola kecenderungan meningkatnya asupan lemak dari daerah rural ke daerah urban. Etnik Minangkabau dilaporkan mempunyai rata-rata kadar kolesterol plasma total lebih tinggi dibanding etnik Sunda, Jawa dan Bugis.4 Pada penelitian ini didapatkan hasil kolesterol plasma 198mg/dL, LDL 128 mg/dL, HDL 44 mg/dL, TG 131 mg/dL dan rasio kolesterol total/HDL 4,7. Nilai tersebut lebih rendah dari yang dilaporkan oleh Hatma kecuali rasio kolesterol total/HDL. Perubahan pola makan dianggap merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya insidens PJK. Hubungan asam lemak dengan PJK merupakan efek dari perubahan kadar kolesterol plasma. ALJ mempunyai sifat aterogenik atau hiperkolesterolemik dibanding asam lemak lain, tetapi tidak semua ALJ mempunyai efek yang sama terhadap kadar kolesterol. Pada penelitian ini didapatkan korelasi positif bermakna antara asupan lemak total dan ALJ dengan kadar kolesterol plasma dan LDL. Hasil analisis multivariat menunjukkan asupan lemak total merupakan faktor yang paling berperan terhadap kadar kolesterol total. Asupan ALJ berhubungan paling bermakna dengan kadar LDL. Dari semua laporan penelitian pada etnik Minangkabau (Hatma, Liputo, Purwantyastuti) dan penelitian ini, didapatkan asupan ALJ lebih dari anjuran. Minyak kelapa sawit dan santan merupakan sumber asam lemak utama yang dikonsumsi etnik ini. Minyak kelapa sawit terdiri atas 49 % LJ, 37% ALTJT, dan 9% ALTJJ, sedangkan santan mengandung 29%ALJ, 1,4% ALTJT, dan 0,4% ALTJJ untuk setiap 100 gram bahan makanan. Asam palmitat (C16:0) dan asam oleat (C18:1) merupakan asam lemak terbanyak dalam minyak kelapa sawit (42 dan 43%). Santan banyak mengandung asam laurat (C12:0) dan asam myristat (C14:0). Asam palmitat sendiri bersifat lebih netral, sedangkan asam laurat, asam myristat, dan asam palmitat secara kolektif menyebabkan 70% peningkatan kadar kolesterol dan LDL. Efek hiperkolesterol dari asam myristat 5 - 6 kali lebih besar dibandingkan asam palmitat.7 Penambahan kolesterol pada berbagai asam lemak di atas dan asam lemak konfigurasi trans dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dua kali lebih besar dari asam lemak tersebut.8 Proses pengolahan makanan dapat mempengaruhi komposisi asam lemak yang terdapat dalam makanan. Proses penggorengan dan membuat gulai merupakan cara pengolahan yang paling sering dilakukan oleh etnik Minangkabau. Kedua proses tersebut biasanya menggabungkan bahan makanan sumber asam lemak jenuh dengan bahan makanan sumber kolesterol, (misal gulai otak - proses adalah menumis bumbu dengan minyak goreng, kemudian dicampur dengan otak dan santan). Selain itu proses menggoreng dengan panas lebih tinggi dari 180 oC dapat menyebabkan perubahan konfigurasi cis menjadi trans asam oleat yang terdapat dalam minyak kelapa sawit. Asam lemak trans mempunyai efek hiperkolesterol sama dengan ALJ.8,9 Cara memasak tersebut diduga berhubungan dengan
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005
tingginya prevalensi dislipidemia pada etnik ini. Hatma4 melaporkan prevalensi dislipidemia pada etnik Jawa lebih rendah dibandingkan etnik Minangkabau. Kedua etnik ini sama-sama menggunakan santan sebagai sumber asam lemak jenuh. Perbedaan ini diduga karena etnik Jawa mengkombinasikan santan dengan bahan protein nabati sehingga diduga efek hiperkolesterol lebih rendah. ALTJT mempunyai efek hipokolesterolemik. Pada penelitian ini didapatkan korelasi positif antara asupan ALTJT dengan HDL (r=0,240, p=0,018). Analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan ALTJT berhubungan paling bermakna dengan kadar HDL (p=0,009). Hal itu sesuai dengan laporan Katan 10 yang mengganti karbohidrat dengan berbagai jenis lemak. Pada diet yang ditambah minyak tidak jenuh dilaporkan kadar HDL yang meningkat. Kacang tanah dan minyak kelapa sawit merupakan bahan makanan sumber ALTJT yang banyak dikonsumsi etnik Minangkabau. ALTJJ, khususnya asam linoleat, cenderung menurunkan kolesterol total dan LDL, tetapi efek ini hanya setengah dari efek peningkatan kolesterol oleh ALJ. ALTJJ mempunyai efek hipokolesterol tetapi tidak konsisten. Rasio ALTJJ/ALJ + 0,2 cenderung meningkatkan kolesterol dan lebih aterogenik, sedangkan rasio > 0,8 lebih bersifat hipokolesterol dan kurang aterogenik. Rasio yang dianjurkan adalah 1,5 karena rasio lebih dari 1,5 mengakibatkan penurunan kadar HDL plasma.11 Pada penelitian ini rasio ALTJJ/ALJ adalah 0,2 yang diduga menyebabkan efek hipokolesterol dari ALTJJ tidak ada. Penelitian ini tidak menunjukkan korelasi antara asupan kolesterol dengan kadar kolesterol plasma. Korelasi asupan ALJ dengan kolesterol plasma adalah positif dan konsisten, sedangkan korelasi asupan kolesterol dengan kolesterol plasma adalah positif tetapi tidak konsisten.12 Kolesterol plasma sebagian besar disintesis tubuh, hanya 1/3 yang berasal dari makanan. Hiperkolesterol pada penelitian ini mungkin disebabkan oleh asupan ALJ yang tinggi. Konsumsi bahan makanan sumber serat subyek penelitian masih rendah terlihat pada pola konsumsi sayur dan buah yang sangat sedikit, kurang dari dua kali perhari. Serat mempunyai efek hipokolesterol melalui mekanisme peningkatan viskositas kandungan intestinal sehingga dapat menurunkan reabsorbsi asam empedu dan memperlambat absorbsi makronutrien lainnya, sehingga meningkatkan ekskresi asam empedu dan menurunkan asupan energi secara keseluruhan. Serat juga dilaporkan dapat memperlambat proses pengosongan lambung.13,14 Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan asupan serat dengan profil lipid, mungkin karena asupan serat masih sangat rendah untuk dapat mempengaruhi absorpsi ataupun kadar lipid dalam darah. Selain itu tidak diketahui jumlah dan kandungan jenis serat, apakah termasuk serat larut atau tidak larut, dari berbagai bahan makanan yang dikonsumsi. Tidak ditemukan korelasi bermakna asupan vitamin C dengan profil lipid. Hal itu tidak sesuai dengan laporan Toohey et al15 dan Harrats et al.16 Penyebab perbedaan ini mungkin karena asupan vitamin C yang sangat rendah pada
65
Asupan Lemak, Serat dan Antioksidan, serta Hubungannya dengan Profil Lipid penelitian ini (35 mg) dibanding asupan pada kedua laporan di atas yakni 210 dan 500 mg. Pada penelitian ini ditemukan korelasi negatif bermakna antara asupan vitamin C dan vitamin E dengan kadar MDA plasma (r=-0,336, p=0,001 dan r=0,236, p=0,020) Hubungan vitamin C dengan MDA plasma ini sesuai dengan laporan Toohey et al15 dan Harrats et al.16 Terdapatnya perbedaan kadar MDA yang bermakna antara asupan vitamin C < 60 mg, 60 - 120 mg, dan > 120 mg per hari menunjukkan perlunya perhatian terhadap asupan vitamin C bagi orang yang mempunyai asupan lemak tinggi ataupun kadar kolesterol darah yang tinggi. Hubungan vitamin E dengan MDA plasma juga sesuai dengan penelitian Purwantyastuti 2 yang melaporkan adanya penurunan bermakna peroksidasi lipid pada kelompok yang diberi suplementasi vitamin E.
2.
Kesimpulan Asupan lemak secara keseluruhan pada penelitian ini masih dalam batas yang dianjurkan, namun bila dilihat dari komposisi jenis asam lemak, tampak bahwa asupan jenis asam lemak tidak sesuai dengan anjuran. Asupan asam lemak jenuh jauh melebihi jumlah yang dianjurkan, sedangkan asupan asam lemak tidak jenuh, baik yang tidak jenuh tunggal ataupun tidak jenuh jamak kurang dari anjuran. Asupan kolesterol masih dalam batas anjuran, namun perlu mendapat perhatian karena rentang yang besar. Cara pengolahan yang menggabungkan asam lemak jenuh yang berasal dari nabati dengan bahan makanan sumber kolesterol akan memberi pengaruh pada peninggian kadar kolesterol. Asupan sayur dan buah sebagai sumber serat dan antioksidan masih sedikit sehingga tidak memberikan pengaruh pada kadar lipid darah. Untuk penanggulangan masalah dislipidemia pada etnik Minangkabau, dapat dianjurkan untuk mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur, mengubah cara pengolahan bahan makanan, dan mengurangi atau mengganti bahan makanan hewani sumber kolesterol yang digabungkan atau diolah menggunakan sumber asam lemak jenuh yakni santan.
9.
3.
4.
5.
6. 7. 8.
10.
11. 12.
13.
14.
15.
16.
Purwantyastuti. Relation of lipid peroxides to food habit, selected coronary heart disease risk factors and vitamin E supplementation in the elderly. [Dissertation]. Jakarta: Post Graduate Program University of Indonesia; 2000. Liputo NI, Agus Z, Oenzil F, Masrul M. Contemporary Minangkabau food culture in West Sumatera, Indonesia. Asia Pacific J Clin Nutr 2001;10(1):10-6. Hatma RD. Nutrient intake and their relation to lipid profiles in diverse ethnic population. [Dissertation]. Jakarta: Post Graduate Program University of Indonesia, 2001. Baecke JAH, Burema J, Frijers JER. A short questionnaire for the measurement of habitual physical activity in epidemiological studies. Am J Clin Nutr 1982;32:2546-59. Stone NJ, Kushner R. Effect of dietary modification and treatment of obesity. Med Clin North Am 2000;84:95-122. Khor GL. Nutrition and cardiovascular disease: an Asia Pacific perspective. Asia Pacific J Clin Nutr 1995;6(2):122-42. Idris CA, Sundram SK. Effect of dietary cholesterol, trans and saturated fatty acids on serum lipoproteins in nonhuman primates. Asia Pacific J Clin Nutr 2002; 11(Suppl):S408 - S15. Chapman, Hall. Sources of unsaturated fatty acid in the diet: Unsaturated fatty acids, the report of the British Nutrition Foundation’s Task Force,1992.p.6-12. Katan MB, Zock PL, Mensink RP. Dietary oils, serum lipoproteins, and coronary heart disease. Am J Clin Nutr 1995; 61(suppl):1368S-73S. Kris-Etherton PM, Yu. Trans fatty acids and coronary heart disease risk. Am J Clin Nutr 995;62(suppl):665. Krauss RM, Eckel RH, Howard B. AHA dietary guidelines revision 2000: a statement for health care professionals from the nutrition committee of the American Heart Association. Circulation 2000;102:2284. Deskin B. Carbohydrates. In: Mahan LK, Stump SE (editors), Krause’s food, nutrition and diet therapy. 9th ed. Philadelphia: WB Saunders Company 1996.p.31-46. French MA, Sundram K, Clandinin MT. Cholesterolaemic effect of palmitic acid in relation to other dietary fatty acids. Asia Pacific J Clin Nutr 2002;11(Suppl): S401-7. Toohey L, Harris MA, Allen KGD, Melby CL. Plasma ascorbic acid concentration are related to cardiovascular risk factors in African-Americans. American Institute of Nutrition 1995.p.1218. Harrats D, Chevion S, Nahir M. Citrus fruit supplementation reduces lipoprotein oxidation in young men ingesting a diet high in saturated fat: presumptive evidence for an interaction between vitamin C and E in vivo. Am J Clin Nutr 1998;67:240-5.
Daftar Pustaka 1.
66
Departemen Kesehatan RI. Pola penyakit penyebab kematian di Indonesia. Survey Kesehatan Rumah Tangga; 1995.p.108-9.
SS
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 2, Pebruari 2005
Resensi Novel BAHASA INDONESIA
Disusun oleh :
Imam Yunanda Putra X-4
BUL AN PROMOSI
Pemasangan iklan di Majalah Kedokteran Indonesia (MKI) Berita Ikatan Dokter Indonesia (BIDI), dan Journal Indonesian Medical Association (JIMA) Untuk konfirmasi tanggal 10 Januari - 28 Pebruari 2005. Tarif khusus dimaksud adalah : MKI : ukuran 21 x 28,5 cm, Rp 11.550.000,menjadi Rp 5.500.000,BIDI : ukuran 2 kolom x 20 cm, Rp 7.700.000,menjadi Rp 3.500.000,JIMA : ukuran 400 x 60 pixels/bulan, Rp 1.500.000,menjadi Rp 550.000,-
Yayasan Penerbitan IDI Jl. Dr. Samratulangi No. 29, Jakarta 10350 Telp.: 31937910, Faksimili: 3900465 E-mail: yapenidi@yahoo,com, Website: http://www.mkionline.net
Harga dinyatakan dalam rupiah, belum termasuk PPN 10%, dan film separasi
KOLOM INI DISEDIAKAN UNTUK PROMOSI PERUSAHAAN, DAN ANDA DAPAT MENYAMPAIKAN PESAN, UCAPAN SELAMAT UNTUK REKAN/ KOLEGA, DAN ORANG PENTING DI SEKITAR ANDA.
Surat Konfirmasi Pemasangan Iklan No. : 119 / YP-IDI / 2004 Tanggal : 20 Desember 2004
Bersama ini kami atas nama perusahaan mengkonfirmasikan pemasangan iklan di media Yayasan Penerbitan IDI dengan rincian sebagai berikut: Nama Perusahaan
: PT Guardian Pharmatama
Kontak Personal
: Ibu Melany
Jabatan
: Sekretaris Perusahaan
Alamat
: Green Ville Maisonette Blok F A 18 - 19 Green Ville, Jakarta Barat
Pilihan Media*)
Majalah Kedokteran Indonesia (MKI) Berita Ikatan Dokter Indonesia (BIDI) The Journal of the Indonesian Medical Association (JIMA) Website Modul PKB Uji Diri Jasa Mailing Buku-buku ..................................................................... Lain-lain
Untuk itu kami menyatakan telah memahami ketentuan promosi yang telah disampaikan oleh Yayasan Penerbitan IDI kepada kami. Selanjutnya kami mohon kepada YP-IDI untuk menerbitkan surat kontrak pemasangan iklan atau kegiatan promosi lain sebagaimana yang kami sampaikan terlampir. Surat konfirmasi ini dibuat di : Jakarta, tanggal 20 Desember 2004
Mengetahui, Petugas Promosi YP-IDI
( Ibu Melany )
( Hj. Susilowati Abbas )
Sekretaris
Promosi
Keterangan: *) Beri tanda pada pilihan media. Bila pilihannya lebih dari satu media, beri juga tanda pada media yang dipilih.
Lampiran Surat Konfirmasi No: 119 / YP-IDI / 2004
Media :
Majalah Kedokteran Indonesia (MKI) Bank Mandiri Cabang Kebon Sirih No. Rek: 121.007200024-7
Nama Produk
Goforan
Posisi/Letak
Pendamping makalah Patogenesis, Diagnosis.... oleh: Herdiman T. Pohan
Frekuensi (X)
Edisi
Harga
Cross: Rp 10.500.000,Disc: PPn: Rp 1.050.000,Net: Rp 11.550.000,-
Gross: Disc: Net.:
Gross: Disc: Net.:
Gross: Disc: Net.:
Biaya pembuatan film separasi Rp 250.000,-
Nama Perusahaan :
PT. Guardian Pharmatama
( Ibu Melany ) Sekretaris
Tarif dan Ketentuan Iklan 2005 Majalah Kedokteran Indonesia (MKI)
POSISI
UKURAN
HARGA
Satu Halaman FC (21 cm x 28,5 cm) JAKET - Tipe 1 - Tipe 2
Kontrak Tahun 2004 2005
2 Halaman Cover Cover Depan 21 x 15
COVER - Cover 4 - Cover 2 - Cover 3 ISI
1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman /2 Halaman 1 Halaman B/B
Artikel sponsor termasuk iklan 1 Halaman (maksimal delapan halaman)
13.500.000,12.000.000,11.000.000,-
14.850.000,13.200.000,12.100.000,-
18.000.000,-
Sampul Pengiriman Majalah (minimal 1.000 eks.)
Pendamping Rubrik Adventorial Sampul Pengiriman
4.000,-/eks.
(BIDI)
UKURAN
HARGA 2004
Pendamping Logo Halaman Muka Icon Halaman (penanda hal.) Iklan Kolom
11.550.000,7.000.000,8.250.000,-
20.000.000,-
3.500,-/eks.
Berita Ikatan Dokter Indonesia POSISI
21.120.000,13.750.000,-
10.500.000,6.300.000,7.500.000,-
1
Sisipan Jadi (Bahan sisipan dari pemesan)
19.200.000,12.500.000,-
10 cm x 5 cm 2 Kolom x 20 cm 10 cm x 1 cm Milimeter kolom B/W -”-”- F/C 2 Kolom x 7 cm Milimeter x kolom B/W Minimal 1.000 eks.
Kontrak Tahun 2005
7.000.000,7.700.000,7.000.000,7.700.000,500.000,750.000,10.000,12.500,12.500,15.000,2.000.000,2.500.000,15.000,16.500,1.500,-/eks. 2.000,-/eks.
(Bahan dari pemesan)
Harga dinyatakan dalam Rupiah perbulan dan belum termasuk PPN 10%, dan pembuatan film separasi iklan
Harga dinyatakan dalam rupiah perbulan, dan belum termasuk PPN 10%, dan pembuatan film separasi
(SPM)
Buku Standar Pelayanan Medis POSISI
UKURAN
HARGA
Satu Halaman FC (16 cm x 23 cm) COVER - Cover 4 - Cover 2 - Cover 3 ISI Ear Divider Book Mark (Bahan dari pemesan)
2004
1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman Maks. 2 Macam 6 cm x 15 cm
Kontrak Tahun 2005
15.000.000,13.500.000,11.000.000,-
16.500.000,14.850.000.12.100.000,-
10.000.000,13.000.000,8.000.000,-
11.000.000,14.300.000,8.800.000,-
Modul Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Uji Diri POSISI
UKURAN Satu Halaman FC (15 cm x 21 cm)
Jumlah halaman 52 Termasuk cover Jumlah halaman 52-76 Jumlah halaman 76 lebih
A5
A5
EKSP. (Oplag) < 3.000 14.250.000,-
16.500.000,A5
Jasa “Mailing Service” Maks. 20 gram Biaya packing Rp 250,-/alamat, biaya pengiriman sesuai dengan tarif kantor pos.
21.500.000,2.500.000,-
Kontrak Tahun 2004 - 2005 3.001-5.000 5.001-10.000 16.500.000,-
21.500.000,28.000.000,4.000.000,-
21.500.000,-
28.000.000,36.500.000,6.000.000,-
Ketentuan pemasang iklan : 1. Pemasang iklan harus mengirimkan konfirmasi pemasangan sekurang-kurangnya 2 bulan sebelum deadline terbit. 2. Posisi iklan yang alokasinya hanya 1 tempat, akan diberikan kepada pihak yang memberikan konfirmasi paling awal. 3. Surat kontrak pemasangan iklan akan diberikan setelah surat konfirmasi diterima oleh YP-IDI. 4. Posisi iklan pada modul PKB Uji Diri hanya di cover 2 dan 3 + sisipan jadi dari pemesan (kalau ada) Jakarta, Juli 2004 Yayasan Penerbitan IDI
Badan Usaha
DAFTAR PEMASANG IKLAN TAHUN 2005 Media :
No
Majalah Kedokteran Indonesia
Perusahaan
1.
UCB Pharma
2.
PT. Otsuka Ind.
3.
PT. Otsuka Ind.
Produk
(MKI)
Posisi/Letak Frekuensi
Cirrus Mucosta
Ada Artik.
Edisi
Jaket Tipe 2
12 Kali
Januari-Desember
Jaket Tipe 2
6 Kali
Jan, Mar, Mei, Jul. Sept, Nov.
Set. Daf. Isi
4 Kali
Sesuai Artik. Psychi.
DAFTAR PEMASANG IKLAN TAHUN 2005 Media :
Berita Ikatan Dokter Indonesia
No
Perusahaan
Produk
1.
UCB Pharma
2.
PT. Utsuka Ind.
Mucosta
3.
PT. Utsuka Ind.
......
(BIDI)
Posisi/Letak Frekuensi
Ryzen
?
Edisi
Pend. Logo Pend. Logo Hal. Dalam
12 Kali 6 Kali 1 Kali
Januari-Desember
Januari-Juni Edisi I
April
Tarif dan Ketentuan Iklan 2005 Majalah Kedokteran Indonesia POSISI
(MKI)
UKURAN
HARGA
Satu Halaman FC (21 cm x 28,5 cm) JAKET - Tipe 1 - Tipe 2
Kontrak Tahun 2004 2005
2 Halaman Cover Cover Depan 21 x 15
COVER - Cover 4 - Cover 2 - Cover 3
1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman
ISI
1 Halaman /2 Halaman 1 Halaman B/B
Sisipan Jadi (Bahan sisipan dari pemesan) Artikel sponsor termasuk iklan 1 Halaman (maksimal delapan halaman) Sampul Pengiriman Majalah (minimal 1.000 eks.)
POSISI
22.120.000,14.200.000,-
13.950.000,12.450.000,11.450.000,-
15.300.000,13.650.000,12.550.000,-
10.950.000,12.100.000,6.650.000,7.450.000,7.950.000,8.700.000,-
1
Berita Ikatan Dokter Indonesia
20.200.000,12.950.000,-
18.450.000,-
20.450.000,-
4.500,-/eks.
5.000,-/eks.
(BIDI)
UKURAN
HARGA Kontrak Tahun 2004 2005
Pendamping Logo 10 cm x 5 cm Halaman Muka 2 Kolom x 20 cm Icon Halaman (penanda hal) 10 cm x 1 cm Iklan Kolom Milimeter kolom B/W -”-”- F/C Pendamping Rubrik 2 Kolom x 7 cm Adventorial Milimeter x kolom B/W Sampul Pengiriman Minimal 1.000 eks.
7.250.000,7.950.000,7.250.000,7.950.000,600.000,850.000,12.500,14.500,14.500,17.000,2.100.000,1.600.000,16.500,18.000,1.700,-/eks. 2.200,-/eks. (Bahan dari pemesan)
Harga dinyatakan dalam Rupiah perbulan dan belum termasuk PPN 10%, dan pembuatan film separasi iklan Harga dinyatakan dalam rupiah perbulan, dan belum termasuk PPN 10%
Buku Standar Pelayanan Medis POSISI
(SPM)
UKURAN
HARGA
Satu Halaman FC (16 cm x 23 cm) COVER - Cover 4 - Cover 2 - Cover 3
1 Halaman 1 Halaman 1 Halaman
ISI Ear Divider Book Mark (Bahan dari pemesan)
1 Halaman 1 Halaman Maks. 2 Macam 6 cm x 15 cm
2004
Kontrak Tahun 2005
15.500.000,14.100.000,11.500.000,-
17.100.000,15.350.000.12.600.000,-
10.500.000,11.500.000,13.500.000,14.800.000,8.350.000,9.250.000,-
Modul Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Uji Diri POSISI
UKURAN Satu Halaman FC (15 cm x 21 cm)
EKSP. (Oplag) Kontrak Tahun 2004 - 2005 3.001-5.000 5.001-10.000
< 3.000
Jumlah halaman 52 Termasuk cover
A5
15.150.000,-
17.400.000,-
22.400.000,-
Jumlah halaman 52-76
A5
17.400.000,-
22.400.000,-
28.900.000,-
Jumlah halaman 76 lebih
A5
22.400.000,-
Jasa “Mailing Service” Maks. 20 gr. 2.900.000,Biaya packing Rp 250,-/alamat, biaya pengiriman sesuai dengan tarif kantor pos.
28.900.000,4.400.000,-
37.400.000,6.400.000,-
Ketentuan pemasang iklan : 1. Pemasang iklan harus mengirimkan konfirmasi pemasangan sekurang-kurangnya 2 bulan sebelum deadline terbit. 2. Posisi iklan yang alokasinya hanya 1 tempat, akan diberikan kepada pihak yang memberikan konfirmasi paling awal. 3. Surat kontrak pemasangan iklan akan diberikan setelah surat konfirmasi diterima oleh YP-IDI.
4. Posisi iklan pada modul PKB Uji Diri hanya di cover 2 dan 3 + sisipan jadi dari pemesan (kalau ada) Jakarta, Juli 2004 Yayasan Penerbitan IDI
Badan Usaha
KAMLING TERPADU, RT. 09, 10, 14/RW. 03 KELURAHAN CIPINANG MUARA, KECAMATAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR
No. : 04/KT-RT/03/X/04 Lamp. : Hal : Permohonan Zakat, Infaq, Sodaqoh
Jakarta, Oktober 2004
Yang terhormat, Bapak/Ibu/Sdra/i Warga Kamling Terpadu di Tempat
Assalamu’alaikum wr. wb. “Selamat menunaikan ibadah puasa”, dan salam sejahtera kami sampaikan kepada Bapak/Ibu/Sdra/i, semoga senantiasa selalu mendapatkan limpahan rahmat serta karunia dari Allah SWT. Puji syukur kita panjatkan, karena tahun ini pelaksanaan / kegiatan Kamling Terpadu telah memasuki tahun ke-tiga. Bersama ini kami panitia Kamling Terpadu dalam bulan suci Ramadhan ini, ingin mengajak Bapak/Ibu/Sdra/i untuk beramal, infaq, dan sodaqoh dengan menyisihkan sebagian rizki-nya, yang nantinya akan kami salurkan kembali kepada para petugas jaga, pelaksanaan ini hanya dilakukan oleh satu sumber panitia Kamling Terpadu. “Selamat menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1425 H.” Demikian permohonan kami, teriring do’a semoga amal, infaq, sodaqoh para Bapak/Ibu/Sdra/i mendapatkan ridho’/pahala berlimpah dari Allah SWT. Atas perhatian serta kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Billahit taufiq walhidayah wassalamu’alaikum wr. wb. Kamling Terpadu RT. 09, 10, 14/RW. 03 Kelurahan Cip. Muara, Kec. Jatinegara Ketua,
Pelaksana,
Suratto HS.
Muhammad Yusuf
Mengetahui Ketua RT. 14
Edo Sudirdjo
KAMLING TERPADU, RT. 09, 10, 14/RW. 03 KELURAHAN CIPINANG MUARA, KECAMATAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR
No.
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Nama
Jenis Amal
Paraf
Uang / Barang
Keterangan
Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated
Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated
Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated
SS
Uniform Requirements Writing and Editing for Biomedical Publication Updated
SS