POHON DAN KLASIFIKASINYA Materi Kuliah : Silvika Oleh Febian F. Tetelay, S.Hut, MP 1. Pengertian Pohon Di Kehutanan pada umumnya orang berhubangan dengan pohon,begitu juga dalam defenisi hutan juga terdapat perkataan pohon. Sebetulnya apa arti dari pohon tersebut ? Dengler mendefenisikan pohon sebagai tumbuh-tumbuhan yang mempunyai akar, batang dan tajuk yang jelas dengan tinggi minimum 5 meter. Baker mendefenisikan pohon sebagai tumbuh-tumbuhan berkayu yang mempunyai satu batang pokok yang jelas serta suatu tajuk yang kurang lebih bentuknya jelas yang biasa mencapai tinggi tidak kurang 8 feet Indiryanto (2005) mendefenisikan pohon sebagai kelompok tumbuhan berkayu, berukuran besar dengan tinggi lebih dari 5 meter 2. Klasifikasi Pohon Klasifikasi pohon dalam sebuah hutan sangat berguna untuk keperluan pengelolaan hutan itu sendiri. a. Klasifikasi pohon berdasarkan Tingkat hidup pohon atau ukuran Berdasarkan tingkat hidup pohon maupun ukuran pohon, Baker mengklasifikasikan pohon menjadi : Semai anakan pohon (seedlings), sejak mulai berkecambah sampai mencapai tinggi 3 feet (± 0, 9 meter) Sapihan kecil (sapling, small), tinggi antara 3 sampai 10 feet (± 0,9 – 3 meter) Sapihan besar (sapling,large), tinggi 10 feet sampai diameter 4 inci (±10 cm) Tiang kecil (pole, small), diameter 4 sampai 8 inci (±10 – 20 cm) Tiang besar (pole,large), diameter 8 sampai 12 inci (±20 – 30cm) Pohon standar (standard), diameter 12 sampai 24 inci (±30 – 60 cm) Pohon veteran (veteran) diameter 24 inci ke atas (> 60 cm) Diameter diukur ±1, 3 meter setinggi dada pengukur. Ahli-ahli kehutanan di Malaysia mengklasifikasikan pohon berdasarkan tingkat pertumbuhan sebagai berikut : Semai : anakan pohon (seedling) sejak berkecambah sampai mencapai tinggi 5 feet (± 1,5 meter)
Sapihan (sapling) : tinggi antara 5 sampai 10 feet (±1,5 – 3 meter) dan diameter 6 inci (± 15 cm) Tiang (pole) : diameter 6 inci sampai 1 feet (± 15 cm- 30 cm) Pohon (tree) : diameter di atas 1 feet (> 30 cm) Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan, 1990, klasifikasi pohon berdasarkan ukuran dibedakan atas : Semai (seedlings), yaitu pohon yang tingginya kurang dari atau sama dengan 1, 5 meter Sapihan atau pancang (saplings), yaitu pohon yang tingginya lebih dari 1, 5 meter dengan diameter batang kurang dari 10 cm Tiang (poles), yaitu pohon dengan diameter batang 10 – 19 cm Pohon inti (nucleus trees), yaitu pohon dengan diameter batang 20-49 cm Pohon besar (trees), yaitu pohon dengan diameter batang lebih dari 50 cm b. Klasifikasi pohon berdasarkan posisi tajuk Mengingat kedudukan pohon di dalam tegakan hutan, pohon-pohon dapat dikelompokkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut (Darjadi dan Hardjono, 1976 ; Baker dkk, 1979) : Pohon dominan (Dominant trees), yaitu pohon yang tajuknya menonjol paling atas dalam hutan sehingga mendapat cahaya matahari penuh dari atas dan sebagian dari samping. Pohon dominan merupakan pohon-pohon yang lebih besar dari pada rata-rata pohon di dalam tegakan dan mempunyai bentuk tajuk yang bagus. Kadang-kadang pohon dominan memiliki percabangan yang besar dan mendesak pohon-pohon lain sehingga pertumbuhan pohon lain tertekan, pohon ini dinamakan pohon serigala (wolf trees). Pohon kodominan (codominant trees). Pohon yang tidak setinggi pohon dominan, tetapi masih mendapatkan cahaya matahari penuh dari atas meskipun cahaya dari samping terganggu oleh pohon dominan. Pohon kodominan bersama-sama dengan pohon dominan merupakan penyusun tajuk utama dalam suatu tegakan hutan. Pohon pertengahan (intermediate trees). Pohon yang tajuknya menempati posisi lebih rendah dibandingkan pohon dominan dan pohon kodominan. Pohon ini masih mendapatkan cahaya dari atas tetapi tidak lagi dari samping,dengan demikian pohon dari kelas ini mengalami persaingan yang keras dengan pepohonan lainnya. Pohon tertekan (suppressed trees), yaitu pohon yang sama sekali ternaungi oleh pepohonan lain di dalam suatu tegakan hutan, sehingga tidak menerima cahaya matahari yang cukup baik dari atas maupun dari samping. Pepohonan demikian , biasanya lemah dan tumbuh lambat. Pohon mati (dead trees), yaitu pepohonan yang mati atau dalam proses menuju kematian. Pada tegakan hutan yang memiliki banyak permudaan, tetapi tidak dikelola dengan baik, lambat laun sejumlah besar pohon mengalami tekanan dan akhirnya mati. c. Klasifikasi pohon berdasarkan toleransi
Toleransi merupakan kemampuan relatif suatu pohon untuk bertahan hidup di bawah naungan (Kadri dkk, 1992 dalam Indriyanto 2008) atau kemampuan relatif suatu jenis pohon dalam bersaing pada kondisi cahaya matahari minim dan media tumbuh yang tebatas bagi perakarannya (Baker dkk, 1979 dalam Indriyanto, 2008). Berdasarkan defenisi pertama maka pohon diklasifikasikn menjadi : Pohon toleran, pohon yang mempunyai kemampuan hidup di bawah naungan pohon lain Pohon intoleran, jenis pohon yang dapat tumbuh dengan baik pada tempat terbuka (memerlukan cahaya matahari penuh) 3. Toleransi Pengetian toleransi telah dibicarakan di atas, pada dasarnya toleransi pohon berbicara tentang kemampuan hidup pohon dalam kondisi cahaya yang minim maupun media tumbuh yang terbatas bagi sistem perakaran. Tetapi dalam bidang kehutanan kita akan lebih banyak masalah toleransi yang berhubungan dengan cahaya. Pepohonan Toleran tumbuh dan berkembang membentuk lapisan tajuk hutan, pepohonan ini berada di bawah lapisan tajuk pohon yang kurang toleran atau intoleran, serta mampu bereproduksi dengan sukses pada kondisi kurang cahaya. Pepohonan intoleran bereproduksi secara sukses hanya di tempat terbuka atau kondisi tajuk pohon mendapat cahaya matahari secara penuh dari cahaya matahari yang masuk ke dalam hutan. Pengetahuan toleransi suatu jenis pohon sangat penting. Hal itu sebagai salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jarak tanam, perlakuan pemangkasan batang dan cabang, dan menentukan tindakan silvikultur berupa penjarangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi suatu jenis pohon meliputi hal-hal berikut (Baker dkk, 1979) Toleransi suatu jenis pohon dipengaruhi oleh inensitas cahaya matahari dan sistem perakaran, meskipun agak sulit untuk membedakan secara jelas besarnya pengaruh yang disebabkan oleh faktor tersebut. Toleransi suatu jenis pohon sangat dipengaruhi oleh garis lintang karena secara langsung akan menentukan persentase cahaya matahari yang diterima oleh hutan. Persentase cahaya berbeda-beda pada garis lintang yang berbeda. Toleransi suatu jenis pohon dipengaruhi oleh umur pohon yang bersangkutan, artinya jenis pohon tersebut dapat menjadi lebih intoleran dengan bertambahnya umur pohon. Sebagai contoh Abies concolor, pada fase semai bersifat toleran, pada fase pertumbuhan berikutnya berubah sifat intoleran terhadap cahaya. Contoh lain berbagai jenis anggota famili Dipterocarpaceae seperti Shorea spp, Hopea spp, Vatica spp, Dipterocarpus spp pada fase anakan bersifat toleran tetapi pada fase pertumbuhan berikutnya menunjukkan
sifat intoleran, sehingga di hutan hujan tropis jenis-jenis ini menduduki tajuk dominan dan kodominan. Jenis pohon toleran mempunyai titik kompensasi cahaya rendah dan diduga mampu menggunakan hasil fotosintesis lebih efisien dibandingkan dengan jenis pohon intoleran. Melalui beberapa faktor yang telah dikemukakan seperti di atas dapat dikatakan bahwa sifat toleransi tidak konstan untuk suatu jenis pohon pada semua keadaan. Meskipun begitu, jenis-jenis dengan perbedaan toleransi tertentu akan terus mencerminkan perbedaan tersebut jika jenis-jenis itu tumbuh bersama pada suatu tempat tumbuh. Tabel 1. Sifat dan Ciri Pohon Toleran dan Intoleran No. Sifat dan Ciri Jenis Pohon Toleran No. Sifat dan Ciri Jenis Pohon Intorelan 1. Biji dapat berkecambah di lantai hutan 1. Biji hanya dapat berkecambah di tempat yang dinaungi tajuk pohon yang tidak dinaungi tajuk pohon. 2. Semai dapat bertahan hidup di bawah 2. Semai tidak dapat bertahan hidup di naungan, dan jika ada kesempatan bawah naungan, dan jika dibebaskan dari mendapat cahaya matahari akan tumbuh naungan responsnya lambat. dengan cepat 3. Pohon mempunnyai tajuk tipis dan 3. Pohon mempunyai tajuk lebar dan lebat, jarang, sehingga daun-daunnya mendapat daun yang terdapat di bagian dalam tajuk cukup cahaya matahari. pohon kurang mendapat cahaya matahari 4. Pemangkasan secara alami pada dahan 4. Pemangkasan secara alami pada dahan dan cabang pohon terjadi dengan cepat dan cabang pohon berjalan lambat atau 5. Pertumbuhan pohon pada waktu muda jarang terjadi cepat. 5. Pertumbuhan pohon pada waktu muda lambat Sumber : Darjadi dan Hardjono (1976) dalam Indriyanto (2007) Beberapa contoh jenis pohon berdasarkan toleransinya terhadap cahaya matahari dikelompokkan sebagai berikut : a. Kategori jenis-jenis pohon yang sangat membutuhkan cahaya matahari untuk pertumbuhan, misalnya: Adina cordifolia, Bombax malabaricum, Gmelina arborea, Gmelina moluccana, Tectona grandis, Casuarina equisetifolia, Grewia celtidifolia, Pinus merkusii, Pinus insularis, Pinus caribaea, Pinus oocarpa, Pinus palustris, Pinus banksiana, Pinus longaeva, Pinus sabiniana, Larix laricina, Larix occidentalis, Populus gradidentata, Betula populifolia, Robinia pseudoacacia. b. Kategori jenis-jenis pohon yang membutuhkan cahaya matahari untuk pertumbuhannya, misalnya : Acacia leucophloea, Buhinia malabarica, Eugenia jambolana, Melia indica, Spondias mangifera, Spondias cytherea, Pinus resinosa, Pinus rigida, Pinus echinata, Pinus taeda, Pinus virginiana, Pinus flexilis, Pinus edulis, Pinus ponderosa, Pinus contorta, Pinus coulteri, Pinus attenuata, Juglans nigra, Juglans cinerea, Betula
papyrifera, Liriodendron tulipifera, Prunus serotina, Catalpa diomonioides,Abies procera, Juniperus speciosa. c. Kategori pohon-pohon yang membutuhkan setengah cahaya untuk pertumbuhannya, misalnya : Albizia lebbeck, Albizia procera, Paraserianthes falcataria, Dalbergia latifolia, Pterocarpus indicus, Lagerstroemia speciosa, Vitex pubescens, Pinus strobes, Pinus elliottii, Pinus monticola, Betula alleghaniensis, Betula lenta, Castanea detanta, Quercus alba, Quercus velutina, Quercus rubra, Ulmus Americana, Celtis occidentalis, Fraxinus Americana, Fraxinus pennsylvanica, Fraxinus nigra, Picea mariana. d. Kategori jenis-jenis pohon yang tahan naungan atau memerlukan naungan selama proses pertumbuhan, misalnya : Butea frondosa, Mangifera indica, Mimusops elengi, Garcinia indica, Garcinia amboinensis, Schleichera trijuga, Picea rubens, Picea mariana, Picea glauca, Picea sitchensis, Picea engelmannii, Thuja occidentalis, Acer rubrum, Acer saccharinum, Acer macrophyllum, Tilia Americana, Abies amabilis, Abies grandis, Abies concolor, Sequoia sempervirens, Callocedrus decurrens, Quercus virginiana, jenis-jenis dari anggota family Dipterocarpaceae, seperti Shorea spp, Hopea spp, Dipterocarpus spp, Dryobalanops spp, Anisoptera spp. e. Kategori jenis-jenis pohon yang membutuhkan naungan berat selama proses pertumbuhannya, misalnya : Aegle marmelos, Pongamia glabra, Tsuga canadensis, Tsuga heterophylla, Abies balsamea, Abies lasiocarpa, Ostrya virginiana, Carpinus caroliniana, Fagus grandifolia, Cornus florida, Thuja plicata. Sumber : Baker dkk, 1979 ; Darjadi dan Hardjono, 1976 Sifat dan ciri yang dimiliki oleh jenis pohon toleran maupun jenis pohon intoleran dapat diidentifikasi secara mudah pada setiap tegakan hutan dengan mengamati kerapatan tajuk pohon, pemangkasan secara alami dari cabang-cabang pohon, struktur daun dan keadaan permudaan alami yang terdapat di bawah tegakan hutan. Pustaka : Indriyanto, 2008, Pengantar Budidaya Hutan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta