57
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Pendirian Perusahaan CV.Aria Duta Panel adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan lebih tepatnya sebagai distributor triplek/plywood dan pipa (wavin). Bisnis ini mulai didirikan oleh Bapak Endrianto Susantono pada tahun 2006. Pada awalnya usaha perdagangan yang dilakukan hanya dalam skala kecil, namun karena banyaknya permintaan pasar akan triplek/plywood akhirnya diperbesarlah usaha dagang ini menjadi distributor dalam skala besar yang kemudian menjadi awal mula berdirinya CV. Aria Duta Panel. CV. Aria Duta Panel merupakan perusahaan berbadan hukum yang berkedudukan di Surabaya. Pada tahun pertama CV. Aria Duta Panel mengutamakan triplek/plywood saja sebagai barang dagangnya, namun dengan berkembangnya usaha konstruksi di Jawa Timur membuat CV. Aria Duta Panel melebarkan sayapnya dengan menambah pipa (wavin) kedalam daftar stok penjualannya. Adapun lokasi dari perusahaan ini berada di Jln. Tandes Lor 17, Surabaya. Pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada beberapa hal, antara lain : a. Gudang Barang Gudang barang merupakan elemen penting bagi suatu perusahaan distributor, untuk itulah dalam menentukan lokasi harus benar-benar
58
diperhatikan dan seberapa besar gudang yang dibutuhkan untuk kelancaran proses penyimpanan. b. Tenaga Kerja Tenaga kerja dan gudang barang mempunyai keterkaitan dalam berjalannya kegiatan perusahaan. Yang dimaksud kan disini adalah dengan lokasi gudang yang strategis tentu saja akan banyak tersedia tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dengan demikian perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam proses rekrutmen tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. c. Transportasi Dengan letaknya yang berada ditepi jalan raya akan mempermudah akses transportasi tenaga kerja maupun kendaraan pengangkutan barang dalam kesehariannya. d. Faktor – Faktor lainnya Untuk faktor-faktor penting lainnya seperti listrik, kebutuhan air, telekomunikasi sangat mudah diakses sehingga perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. 4.1.2 Tujuan Perusahaan a. Tujuan Jangka Pendek Yang dimaksud dengan tujuan jangka pendek adalah tujuan yang ingin dicapai lebih dahulu dalam waktu yang relative singkat atau tujuan yang harus didahulukan sebelum mencapai tujuan jangka panjang.
59
Adapun tujuan jangka pendek yang akan dicapai oleh perusahaan antara lain: 1. Meningkatkan Volume Pengiriman Tingginya volume pengiriman bagi perusahaan merupakan suatu citacita yang ingin dicapai atau terealisasikan secara nyata. Dengan meningkatkan pengiriman maka penjualan semakin mengingkat dibanding tahun sebelumnya. 2. Menjaga Kontinuitas Perusahaan Jika volume pengiriman dapat ditingkatkan, maka kelangsungan hidup perusahaan dapat dijamin stabil. Tujuan ini harus tetap dipertahankan karena perusahaan yang berjalan selalu menghadapi berbagai rintangan. Oleh sebab itu, perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan kebijaksanaannya. 3. Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan. Meningkatkan disiplin kerja karyawan, merupakan suatu peningkatan aktivitas usaha sewaktu melakukan kerja di dalam pencapaian tingkat pengiriman, sehingga produk yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan para konsumen. b. Tujuan Jangka Panjang Tujuan jangka perusahaan merupakan kelanjutan dari tujuan jangka pendek.
60
Adapun yang menjadi tujuan jangka panjang perusahaan adalah : 1.
Meningkatkan Reputasi Perusahaan Faktor ini merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan. Ini karena perusahaan yang mempunyai reputasi baik akan
mendapatkan
kepercayaan dari konsumen untuk selalu memilih CV. Aria Duta Panel sebagai distributor mereka dibandingkan distributor – distributor yang lain. Selain itu akan ada konsumen baru yang berdatangan karena mereka memilih distributor dengan reputasi bagus untuk diajak berkerjasama. Reputasi ini harus selalu dijaga oleh perusahaan dengan melakukan pelayanan yang prima kepada konsumen. 2. Berusaha Mencapai Maksimum Profit Suatu perusahaan yang bergerak dibidang dunia usaha semaksimal mungkin untuk mengejar profit ini berdasar dalam jangka panjang karena maksimum profit dapat terealisir jika perusahaan telah dapat mencapai tujuan jangka pendek. 3. Menjaga Stabilitas Kelangsungan Perusahaan Setiap perusahaan pasti mengharapkan usaha yang dilakukan dapat berjalan secara lancar dalam waktu yang panjang dan menghindari yang namanya gulung tikar. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk selalu menjaga stabilitas kelangsungan perusahaan baik itu dari segi keuangan, stok barang, pelayanan pada konsumen, kesejahteraan karyawan. Karena semua aspek itu berpengaruh pada kelangsungan jalannya kegiatan perusahaan.
61
4.1.3
Struktur Organisasi Bentuk struktur organisasi pada CV. Aria Duta Panel Surabaya adalah
garis (line Organisasi) yang berarti semua kebijaksanaan perusahaan ditentukan oleh pimpinan. Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Aria Duta Panel
Direktur
Kepala Bagian
Administrasi
Pemasaran
Staf Akuntansi
Kasir
Admin
Gudang
Pengendali Kualitas
Pengiriman
Staf Gudang
Sumber : CV. Aria Duta Panel
Berdasarkan gambar struktur organisasi di atas, masing-masing bagian dari struktur organisasi yang dimiliki oleh CV. Aria Duta Panel memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda, yaitu:
62
1. Direktur a. Mengawasi dan mengontrol jalannya aktivitas perusahaan b. Merumuskan dan menetapkan perencanaan kegiatan yang akan diambil pada waktu yang akan datang c. Bertanggung jawab penuh atas aktivitas perusahaan 2. Kepala Bagian a. Melakukan pengoordinasian, pengarahan, pengawasan atas kinerja karyawan b. Bertanggung jawab atas kinerja karyawan yang berada dibawahnya c. Membuat monthy report ataul aporan bulanan atas perkembangan dan kinerja perusahaan, yang kemudian dilaporkan kepada direktur 3. Kasir a. Mencatat dan menerima uang atas penjualan barang dari konsumen b. Mencatat dan mengeluarkan uang atas pembayaran pembelian stok dari suplier c. Mencatat dan mengontrol hutang piutang perusahaan 4. Staf Akuntansi a. Membuat laporan keuangan bulanan perusahaan b. Mencatat semua kegiatan keuangan yang telah dicatat secara sederhana oleh kasir ke dalam sebuah pembukuan yang sesuai dengan standar akuntansi
63
5. Admin a. Mengorder atau membuat PO untuk stok barang gudang kepada supplier b. Bertanggung jawab atas barang yang dioder c. Melakukan pencatatan barang masuk ke dalam program stok d. Memantau stok dan membuat perencanaan akan batas minimal kapan barang harus diorder 6. Pemasaran a. Melakukan pemasaran produk perusahaan kepada konsumen, baik itu secara langsung, iklan, maupun promosi b. Menjual produk perusahaan sesuai program dan target yang direncanakan 7. Pengendali Kualitas a. Bertanggung jawab atas kualitas barang stok yang diterima dan dipasarkan kepada konsumen b. Melakukan pengecekan barang dari segi kualitas dan kuantitas terhadap barang yang datang dari pabrik 8. Staf Gudang a. Mencatat semua keluar masuk barang stok dari gudang b. Bertanggung jawab atas stok barang di gudang c. Melakukan koordinasi dengan bagian purchasing untuk stok yang perlu diorder
64
9. Bagian Pengiriman Bertanggung jawab atas pengiriman barang yang dikirim hingga sampai ke tangan konsumen. 4.2 Analisis Data 4.2.1 Laporan Keuangan Komersial CV. Aria Duta Panel Laporan keuangan sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mengetahui posisi keuangan dan laba ataupun rugi yang diperoleh oleh perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Laba akuntansi atau disebut juga dengan laba komersial adalah pengukuran laba yang lazim digunakan dalam dunia bisnis. Laba akuntansi dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum yang dimana di Indonesia diatur dalam Prinsip Standar Akuntansi Keuangan. Laba akuntansi tersebut perhitungannya bertumpu pada prinsip matching cost against revenue (perbandingan antara pendapatan dan biaya-biaya terkait), dalam salah satu prinsip tersebut terdapat konsep bahwa pengeluaran perusahaan yang tidak mempunyai manfaat untuk masa yang akan datang bukanlah merupakan aset, oleh karena itu harus dibebankan sebagai biaya. Dengan demikian, dalam akuntansi perlu pengeluaran atau beban perusahaan, sepanjang memang harus dikeluarkan oleh perusahaan dan diakui sebagai biaya.
65
Berikut ini merupakan laporan keuangan (Neraca dan Laporan Laba Rugi) komersial yang dibuat oleh CV. Aria Duta Panel: Tabel 4.1 Neraca CV. Aria Duta Panel (Dalam Rupiah)
Per 31 Des 2013 AKTIVA
Jumlah
HUTANG DAN MODAL
Aktiva Lancar
Jumlah
Hutang Lancar
Kas
12.500.000
Bank
236.763.105
Hutang Dagang Hutang Pajak
37.196.873.589 87.149.179
Persediaan
10.115.643.115
Uang Muka Penjualan
-
Piutang Usaha
27.985.743.200
Hutang Biaya
-
Hutang lain-lain
-
Piutang Lain-lain
0
Pajak Dibayar Dimuka
471.808.475
Biaya Dibayar Dimuka
20.000.000
Jumlah Aktiva Lancar
38.842.457.895
Jumlah Hutang Lancar
37.284.022.768
Hutang Jangka Panjang
-
Jumlah Hut Jangka Pajang MODAL
-
Aktiva Tetap Gudang
200.000.000
Kendaraan
335.550.000
Inventaris Kantor Jumlah Aktiva Tetap Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Total Aktiva Sumber:CV. Aria Duta Panel
36.440.000
MODAL
85.000.000
571.990.000
Laba Tahun Lalu
925.553.086
(525.332.000)
Laba Bersih 2013
594.540.041
46.658.000 38.889.115.895
Jumlah Modal Total Hutang dan Modal
1.605.093.127 38.889.115.895
66
Tabel 4.2 Laba Rugi CV. Aria Duta Panel (Dalam Rupiah)
Periode Berakhir pada 31 Des 2013 KETERANGAN PENJUALAN POTONGAN PENDAPATAN RETUR PENJUALAN PENJUALAN BERSIH HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR
40.598.580.113 20.476.354 40.578.103.759 38.939.633.048 1.638.470.711
BIAYA PENJUALAN Biaya Iklan/promosi Biaya Penjualan Biaya perjalanan dinas Biaya pengiriman Barang & Paket Total Biaya Penjualan
50.694.000 72.303.950 122.997.950
BIAYA ADM & UMUM Biaya Gaji+Tunjangan & THR Biaya Konsumsi & Kesehatan Biaya Listrik & Air Telphone+HP+Internet Iuran & Biaya Kantor Lainnya ATK Biaya Rumah Tangga Bensin, Solar, Tol & Parkir STNK, Keer Biaya Pemeliharaan Inventaris Kantor Biaya Pemeliharaan Bangunan Biaya Kendaraan Biaya Penyusutan Biaya Keamanan & Kebersihan Total Biaya ADM & Umum
582.097.000 2.575.800 32.197.212 7.271.463 4.009.500 6.240.025 2.853.800 147.120.070 13.356.500 2.172.500 23.092.850 52.849.000 34.359.000 10.738.000 920.932.720
LABA USAHA
594.540.041
Sumber:CV. Aria Duta Panel
67
4.2.2 Metode Penyusutan Aria Duta Panel Biaya penyusutan terjadi karena adanya pengalokasian dari harga perolehaan dari aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan menjadi biaya/beban secara sistematik selama beberapa periode atas keuntungan yang dimiliki selama penggunaan aset tersebut. Di dalam menghitung biaya penyusutan ini, terdapat beberapa metode penghitungan dari akuntansi komersial yang dapat digunakan. Hal ini tergantung kepada masing-masing kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Perusahaan harus dengan konsisten apapun metode yang digunakan. Apabila perusahaan menganggap perlu adanya perubahan atas metode penyusutan yang dipakai, ada baiknya mencantumkan di dalam penjelasan mengenai sistem akuntansi yang dipakai dalam laporan keuangan dan disertai dengan alasannya. Pada CV. Aria Duta Panel, perusahaan menggunakan metode garis lurus (Straight-Line Method) untuk menghitung besarnya biaya penyusutan aset tetap setiap periode akuntansinya dengan mengestimasi umur manfaat dari penggunaan aset tetap tersebut.
68
Berikut ini disajikan daftar aset tetap dan biaya penyusutannya berdasarkan metode garis lurus akuntansi komersial yang digunakan oleh CV. Aria Duta Panel Tabel 4.3 Daftar Penyusutan CV. Aria Duta Panel Periode Berakhir pada 31 Des 2013
No
Tahun Perolehan
1 2 3 4 5 6
2006 2006 2006 2006 2006 2006
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2012 2012
Sumber:CV. Aria Duta Panel
Harga Perolehan
Biaya Penyusutan
Keterangan
Unit
Faximile Monitor BenQ CPU BenQ Keybord Mouse Printer Epson LX300 PesawatTelpon Panasonic Dispenser KipasAngin MejaKomputer Kursi Lemari Bangunan Gudang Truck Dinarino Handphone Nokia Truck Dinarino Monitor LG CPU LG Keyboard Mouse Kursi Meja AC LG AC LG Motor Yamaha Jupiter Z Monitor Inforce CPU Dzumba Keyboard Mouse Total
1 2 2 2 2 1
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.200.000 2.800.000 4.200.000 350.000 270.000 1.850.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
-
2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 3 3 3 5 5 1 1 1 2 2 2 2 50
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.000.000 150.000 275.000 400.000 200.000 1.500.000 200.000.000 186.000.000 1.000.000 135.000.000 4.500.000 3.000.000 450.000 195.000 1.000.000 1.500.000 3.450.000 3.150.000 14.550.000 1.600.000 2.000.000 300.000 100.000 571.990.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
200.000 27.000.000 900.000 600.000 90.000 39.000 200.000 300.000 690.000 630.000 2.910.000 320.000 400.000 60.000 20.000 34.359.000
69
4.3 Interpretasi 4.3.1 Analisa Metode Penyusutan Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis, perhitungan penyusutan yang dilakukan CV. Aria Duta Panel menggunakan metode garis lurus (Straight-Line Method) untuk menghitung besarnya biaya penyusutan aset tetap setiap periode akuntansinya dengan mengestimasi umur manfaat dari penggunaan aset tetap tersebut. Dilihat dari daftar penyusutan aset tetap periode 2013 CV. Aria Duta Panel penulis menemukan beberapa permasalahan, sehingga penulis mendata ulang daftar aset tetap dan melakukan perhitungan untuk mengetahui estimasi umur
manfaat
yang
ditetapkan
oleh
perusahaan
dalam
perhitungan
penyusutannya. Saat dilakukan pendataan ulang semua aset yang dimiliki perusahaan oleh penulis terjadi perbedaan jumlah aset tetap pada daftar penyusutan dan aset real yang dimiliki perusahaan. Pada Mei 2013 perusahaan memutuskan untuk menambah kapasitas gudang pipa wavin dengan menyewa gudang di daerah Cangkir Driyorejo. Untuk kemudahan pengiriman dari gudang ke konsumen, pada pertengahan tahun 2013 perusahaan membeli sebuah truck senilai Rp.194.500.000 sudah termasuk biaya lainnya dengan nilai residu Rp. 9.500.000. Selain itu perusahaan membeli AC LG untuk ruangan kantor seharga Rp. 3.450.000 termasuk biaya pasangnya dan tidak memiliki nilai residu. Karena penempatan truck di daerah Cangkir, perusahaan kurang teliti sehingga tidak membukukan aset truck ini ke dalam daftar penyusutan CV. Aria Duta Panel 2013. Hal ini
70
akan menimbulkan selisih pada jumlah perhitungan penyusutan, sehingga akan terjadi koreksi fiskal. Oleh karena itu penulis melakukan perhitungan penyusutan: 1. Truck yang belum terdata. Berikut perhitungannya: Penyusutan per tahun = Rp. 194.500.000- Rp. 9.500.000 ------------------------------------------8 = Rp. 23.125.000 Pada tahun 2013, truck memiliki nilai manfaat ½ tahun sehingga penyusutan tahun 2013 senilai ½ x Rp. 23.125.000= Rp. 11.562.500 Harga perolehan, beban penyusutan per tahun, akumulasi penyusutan dan nilai buku truck tersebut selama 8 tahun tampak dalam tabel berikut: Tabel 4.4 Beban Penyusutan Truck per Tahun Metode Garis Lurus ( Straight Line Method) Harga
Beban
Akumulasi
Nilai Buku
Perolehan
Penyusutan
Penyusutan
Akhir Tahun
Tahun 1/2 Tahun 1
Rp
194.500.000
Rp
11.562.500
Rp
11.562.500
Rp 182.937.500
2
Rp
194.500.000
Rp
23.125.000
Rp
34.687.500
Rp 171.375.000
3
Rp
194.500.000
Rp
23.125.000
Rp
57.812.500
Rp 148.250.000
4
Rp
194.500.000
Rp
23.125.000
Rp
80.937.500
Rp 125.125.000
5
Rp
194.500.000
Rp
23.125.000
Rp 104.062.500
Rp 102.000.000
6
Rp
194.500.000
Rp
23.125.000
Rp 127.187.500
Rp
78.875.000
7
Rp
194.500.000
Rp
23.125.000
Rp 150.312.500
Rp
55.750.000
8 1/2 Tahun 9
Rp
194.500.000
Rp
23.125.000
Rp 173.437.500
Rp
32.625.000
Rp
194.500.000
Rp
11.562.500
Rp 194.500.000
Rp
9.500.000
Sumber: Data diolah
71
Catatan : Truck masuk kedalam kelompok 2 dan memiliki estimasi umur manfaat 8 tahun, dengan tarif penyusutan 12,5%. 2. AC LG yang belum terdata. Berikut perhitungannya: Penyusutan per tahun = Rp. 3.450.000- Rp. 0 --------------------------4 = Rp. 862.500 Pada tahun 2013, truck memiliki nilai manfaat ½ tahun sehingga penyusutan tahun 2013 senilai ½ x Rp. 862.500= Rp. 431.250 Harga perolehan, beban penyusutan per tahun, akumulasi penyusutan dan nilai buku AC tersebut selama 4 tahun tampak dalam tabel berikut: Tabel 4.5 Beban Penyusutan AC per Tahun Metode Garis Lurus ( Straight Line Method) Harga
Beban
Akumulasi
Nilai Buku
Perolehan
Penyusutan
Penyusutan
Akhir Tahun
Tahun 1/2 Tahun 1
Rp
3.450.000
Rp
431.250
Rp
431.250
Rp
3.018.750
2
Rp
3.450.000
Rp
862.500
Rp
1.293.750
Rp
2.156.250
3
Rp
3.450.000
Rp
862.500
Rp
2.156.250
Rp
1.293.750
4 1/2 Tahun 5
Rp
3.450.000
Rp
862.500
Rp
3.018.750
Rp
431.250
Rp
3.450.000
Rp
431.250
Rp
3.450.000
Rp
-
Sumber: Data diolah
Catatan : AC masuk kedalam kelompok 1 dan memiliki estimasi umur manfaat 4 tahun, dengan tarif penyusutan 25%.
72
Dalam analisanya, selain temuan diatas penulis juga menemukan kesimpulan bahwa perusahaan menetapkan umur manfaat 5 tahun untuk semua jenis aset tetapnya, baik untuk kepentingan perusahaan maupun dalam perhitungan pajak badan yang harus dibayar perusahaan setiap tahunnya. Berdasarkan temuan tersebut, penulis menarik data daftar perhitungan penyusutan aset tetap dari tahun 2007-2013, untuk mengidentifikasi penerapan tarif penyusutan CV. Aria Duta Panel yang belum sesuai dengan peraturan perpajakan. Oleh karena itu dilakukan perhitungan ulang penyusutan aset tetap CV. Aria Duta Panel per-tahunnya dengan menggunakan metode yang sama yaitu metode garis lurus (Straight-Line Method) namun dengan estimasi masa manfaat yang berbeda yakni mengacu pada peraturan perpajakan dengan melakukan pengelompokan aset tetap sesuai dengan 10 UU Nomor 36 Tahun 2008. Perhitungan ulang ini dilakukan untuk mengetahui berapa selisih antara penyusutan metode komersial dan fiskal yang mana akan berpengaruh pada laba rugi fiskal sehingga akan berpengaruh pula pada pajak badan yang harus dibayarkan CV. Aria Duta Panel.
73
Berikut ini tabel selisih perbedaan antara nilai penyusutan metode komersial dan fiskal per-tahun yang harus dilakukan perhitungan kembali untuk koreksi fiskal: 1.
Perhitungan Tahun 2007
Tabel 4.6 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2007 Metode Komersial dan Fiskal Tahun
Harga
No
Perolehan
Keterangan
Unit
Perolehan
1
2006
Faximile
1
Rp
1.200.000
Rp
240.000
Rp
300.000
Rp
(60.000)
2
2006
Monitor BenQ
2
Rp
2.800.000
Rp
560.000
Rp
700.000
Rp
(140.000)
3
2006
CPU BenQ
2
Rp
4.200.000
Rp
840.000
Rp 1.050.000
Rp
(210.000)
4
2006
Keybord
2
Rp
350.000
Rp
70.000
Rp
87.500
Rp
(17.500)
5
2006
2
Rp
270.000
Rp
54.000
Rp
67.500
Rp
(13.500)
6
2006
1
Rp
1.850.000
Rp
370.000
Rp
462.500
Rp
(92.500)
7
2006
Mouse Printer Epson LX300 Pesawat Telpon Panasonic
2
Rp
1.000.000
Rp
200.000
Rp
250.000
Rp
(50.000)
8
2006
Dispenser
1
Rp
150.000
Rp
30.000
Rp
37.500
Rp
(7.500)
9
2006
KipasAngin
1
Rp
275.000
Rp
55.000
Rp
68.750
Rp
(13.750)
10
2006
MejaKomputer
2
Rp
400.000
Rp
80.000
Rp
100.000
Rp
(20.000)
11
2006
Kursi
2
Rp
200.000
Rp
40.000
Rp
50.000
Rp
(10.000)
12
2006
2
Rp
1.500.000
Rp
300.000
Rp
375.000
Rp
(75.000)
13
2006
Lemari Bangunan Gudang
1
Rp 200.000.000
Rp40.000.000
Rp 10.000.000
Rp 20.000.000
14
2006
Truck Dinarino
1
Rp 186.000.000
Rp37.200.000
Rp 23.250.000
Rp 13.950.000
Total
Rp80.039.000
Rp 36.798.750
Rp 43.240.250
Sumber: Data Diolah
Perincian tahun 2007: Metode Komersial = Rp. 80.039.000 Metode Fiskal
= Rp. 36.798.750
Selisih
= Rp. 43.240.250
Komesial
Fiskal
Selisih
74
2.
Perhitungan Tahun 2008 Pada tahun 2008 CV. Aria Duta Panel tidak melakukan pembelian aset
tetap maka tidak ada penambahan biaya penyusutan, sehingga selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal sama dengan tahun 2007. 3.
Perhitungan Tahun 2009 Tabel 4.7 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2009 Metode Komersial dan Fiskal Tahun
Harga
No
Perolehan
Keterangan
Unit
Perolehan
1
2006
Faximile
1
Rp
1.200.000
Rp
240.000
Rp
300.000
Rp
(60.000)
2
2006
Monitor BenQ
2
Rp
2.800.000
Rp
560.000
Rp
700.000
Rp
(140.000)
3
2006
CPU BenQ
2
Rp
4.200.000
Rp
840.000
Rp 1.050.000
Rp
(210.000)
4
2006
Keybord
2
Rp
350.000
Rp
70.000
Rp
87.500
Rp
(17.500)
5
2006
2
Rp
270.000
Rp
54.000
Rp
67.500
Rp
(13.500)
6
2006
1
Rp
1.850.000
Rp
370.000
Rp
462.500
Rp
(92.500)
7
2006
Mouse Printer Epson LX300 Pesawat Telpon Panasonic
2
Rp
1.000.000
Rp
200.000
Rp
250.000
Rp
(50.000)
8
2006
Dispenser
1
Rp
150.000
Rp
30.000
Rp
37.500
Rp
(7.500)
9
2006
KipasAngin
1
Rp
275.000
Rp
55.000
Rp
68.750
Rp
(13.750)
10
2006
MejaKomputer
2
Rp
400.000
Rp
80.000
Rp
100.000
Rp
(20.000)
11
2006
Kursi
2
Rp
200.000
Rp
40.000
Rp
50.000
Rp
(10.000)
12
2006
Lemari
2
Rp
1.500.000
Rp
300.000
Rp
375.000
Rp
(75.000)
13
2006
Bangunan Gudang
1
Rp 200.000.000
Rp 40.000.000
Rp10.000.000
Rp 20.000.000
14
2006
Truck Dinarino
1
Rp 186.000.000
Rp 37.200.000
Rp23.250.000
Rp 13.950.000
15
2009
Handphone Nokia
2
Rp
1.000.000
Rp
Rp
Rp
16
2009
Truck Dinarino
1
Rp
135.000.000
Total Sumber: Data Diolah
Perincian tahun 2009: Metode Komersial = Rp. 107.239.000 Metode Fiskal
= Rp. 53.923.750
Selisih
= Rp. 53.315.250
Komesial
200.000
Fiskal
250.000
Selisih
(50.000)
Rp 27.000.000
Rp16.875.000
Rp 10.125.000
Rp 107.239.000
Rp53.923.750
Rp 53.315.250
75
4.
Perhitungan Tahun 2010 Tabel 4.8 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2010 Metode Komersial dan Fiskal Tahun
Harga
No
Perolehan
Keterangan
Unit
Perolehan
Komesial
Fiskal
Selisih
1
2006
Faximile
1
Rp
1.200.000
Rp
240.000
Rp
300.000
Rp
(60.000)
2
2006
Monitor BenQ
2
Rp
2.800.000
Rp
560.000
Rp
700.000
Rp
(140.000)
3
2006
CPU BenQ
2
Rp
4.200.000
Rp
840.000
Rp 1.050.000
Rp
(210.000)
4
2006
Keybord
2
Rp
350.000
Rp
70.000
Rp
87.500
Rp
(17.500)
5
2006
2
Rp
270.000
Rp
54.000
Rp
67.500
Rp
(13.500)
6
2006
1
Rp
1.850.000
Rp
370.000
Rp
462.500
Rp
(92.500)
7
2006
Mouse Printer Epson LX300 Pesawat Telpon Panasonic
2
Rp
1.000.000
Rp
200.000
Rp
250.000
Rp
(50.000)
8
2006
Dispenser
1
Rp
150.000
Rp
30.000
Rp
37.500
Rp
(7.500)
9
2006
KipasAngin
1
Rp
275.000
Rp
55.000
Rp
68.750
Rp
(13.750)
10
2006
MejaKomputer
2
Rp
400.000
Rp
80.000
Rp
100.000
Rp
(20.000)
11
2006
Kursi
2
Rp
200.000
Rp
40.000
Rp
50.000
Rp
(10.000)
12
2006
Lemari
2
Rp
1.500.000
Rp
300.000
Rp
375.000
Rp
(75.000)
13
2006
Bangunan Gudang
1
Rp 200.000.000
Rp 40.000.000
Rp 10.000.000
Rp 20.000.000
14
2006
Truck Dinarino
1
Rp 186.000.000
Rp 37.200.000
Rp 23.250.000
Rp 13.950.000
15
2009
Handphone Nokia
2
Rp
1.000.000
Rp
Rp
Rp
16
2009
Truck Dinarino
1
Rp
135.000.000
17
2010
Monitor LG
3
Rp
18
2010
CPU LG
3
Rp
19
2010
Keyboard
3
20
2010
Mouse
21
2010
22 23
200.000
250.000
(50.000)
Rp 27.000.000
Rp 16.875.000
Rp 10.125.000
4.500.000
Rp
900.000
Rp 1.125.000
Rp
(225.000)
3.000.000
Rp
600.000
Rp
750.000
Rp
(150.000)
Rp
450.000
Rp
90.000
Rp
112.500
Rp
(22.500)
3
Rp
195.000
Rp
39.000
Rp
48.750
Rp
(9.750)
Kursi
5
Rp
1.000.000
Rp
200.000
Rp
250.000
Rp
(50.000)
2010
Meja
5
Rp
1.500.000
Rp
300.000
Rp
375.000
Rp
(75.000)
2010
AC LG
1
Rp
3.450.000
Rp
690.000
Rp
862.500
Rp
(172.500)
Total Sumber: Data Diolah
Perincian tahun 2010: Metode Komersial = Rp. 110.058.000 Metode Fiskal
= Rp. 57.447.500
Selisih
= Rp. 52.610.500
Rp 110.058.000
Rp 57.447.500
Rp 52.610.500
76
5.
Perhitungan Tahun 2011 Tabel 4.9 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2011 Metode Komersial dan Fiskal Tahun
Harga
No
Perolehan
Keterangan
Unit
1
2006
Faximile
1
Rp
1.200.000
Rp
240.000
Rp
-
Rp
240.000
2
2006
Monitor BenQ
2
Rp
2.800.000
Rp
560.000
Rp
-
Rp
560.000
3
2006
CPU BenQ
2
Rp
4.200.000
Rp
840.000
Rp
-
Rp
840.000
4
2006
Keybord
2
Rp
350.000
Rp
70.000
Rp
-
Rp
70.000
5
2006
Mouse
2
Rp
270.000
Rp
54.000
Rp
-
Rp
54.000
6
2006
1
Rp
1.850.000
Rp
370.000
Rp
-
Rp
370.000
7
2006
Printer Epson LX300 Pesawat Telpon Panasonic
2
Rp
1.000.000
Rp
200.000
Rp
-
Rp
200.000
8
2006
Dispenser
1
Rp
150.000
Rp
30.000
Rp
-
Rp
30.000
9
2006
KipasAngin
1
Rp
275.000
Rp
55.000
Rp
-
Rp
55.000
10
2006
MejaKomputer
2
Rp
400.000
Rp
80.000
Rp
-
Rp
80.000
11
2006
Kursi
2
Rp
200.000
Rp
40.000
Rp
-
Rp
40.000
12
2006
Lemari
2
Rp
1.500.000
Rp
300.000
Rp
-
Rp
300.000
13
2006
Bangunan Gudang
1
Rp 200.000.000
Rp 40.000.000
Rp 10.000.000
Rp 20.000.000
14
2006
Truck Dinarino
1
Rp 186.000.000
Rp 37.200.000
Rp 23.250.000
Rp 13.950.000
15
2009
Handphone Nokia
2
Rp
Rp
Rp
Rp
16
2009
Truck Dinarino
1
Rp 135.000.000
Rp 27.000.000
Rp 16.875.000
Rp 10.125.000
17
2010
Monitor LG
3
Rp
4.500.000
Rp
900.000
Rp 1.125.000
Rp (225.000)
18
2010
CPU LG
3
Rp
3.000.000
Rp
600.000
Rp
750.000
Rp (150.000)
19
2010
Keyboard
3
Rp
450.000
Rp
90.000
Rp
112.500
Rp
(22.500)
20
2010
Mouse
3
Rp
195.000
Rp
39.000
Rp
48.750
Rp
(9.750)
21
2010
Kursi
5
Rp
1.000.000
Rp
200.000
Rp
250.000
Rp
(50.000)
22
2010
Meja
5
Rp
1.500.000
Rp
300.000
Rp
375.000
Rp
(75.000)
23
2010
AC LG
1
Rp
3.450.000
Rp
690.000
Rp
862.500
Rp (172.500)
24
2011
1
Rp
3.150.000
Rp
630.000
Rp
787.500
Rp (157.500)
25
2011
AC LG Motor Yamaha Jupiter Z
Rp
14.550.000
Rp
2.910.000
Rp 3.637.500
Rp (727.500)
Rp 53.898.750
Rp 56.159.250
1
Perolehan
1.000.000
Total Sumber: Data Diolah
Perincian tahun 2011: Metode Komersial = Rp. 113.598.000 Metode Fiskal Selisih
= Rp. 53.898.750 = Rp. 56.159.250
Komesial
200.000
Rp 113.598.000
Fiskal
Selisih
250.000
(50.000)
77
6.
Perhitungan Tahun 2012 Tabel 4.10 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2012 Metode Komersial dan Fiskal Tahun
Harga
No
Perolehan
Keterangan
Unit
Perolehan
Komesial
Fiskal
Selisih
1
2006
Faximile
1
Rp
1.200.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
2
2006
Monitor BenQ
2
Rp
2.800.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
3
2006
CPU BenQ
2
Rp
4.200.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
4
2006
Keybord
2
Rp
350.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
5
2006
2
Rp
270.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
6
2006
1
Rp
1.850.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
7
2006
Mouse Printer Epson LX300 Pesawat Telpon Panasonic
2
Rp
1.000.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
8
2006
Dispenser
1
Rp
150.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
9
2006
KipasAngin
1
Rp
275.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
10
2006
MejaKomputer
2
Rp
400.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
11
2006
Kursi
2
Rp
200.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
12
2006
2
Rp
1.500.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
13
2006
Lemari Bangunan Gudang
1
Rp
200.000.000
Rp
-
Rp 10.000.000
Rp(10.000.000)
14
2006
1
Rp
186.000.000
Rp
-
Rp 23.250.000
Rp.(23.250.000)
15
2009
Truck Dinarino Handphone Nokia
2
Rp
1.000.000
Rp
200.000
Rp
Rp
16
2009
Truck Dinarino
1
Rp
135.000.000
Rp 27.000.000
Rp 16.875.000
Rp 10.125.000
17
2010
Monitor LG
3
Rp
4.500.000
Rp
900.000
Rp
1.125.000
Rp
(225.000)
18
2010
CPU LG
3
Rp
3.000.000
Rp
600.000
Rp
750.000
Rp
(150.000)
19
2010
Keyboard
3
Rp
450.000
Rp
90.000
Rp
112.500
Rp
(22.500)
20
2010
Mouse
3
Rp
195.000
Rp
39.000
Rp
48.750
Rp
(9.750)
21
2010
Kursi
5
Rp
1.000.000
Rp
200.000
Rp
250.000
Rp
(50.000)
22
2010
Meja
5
Rp
1.500.000
Rp
300.000
Rp
375.000
Rp
(75.000)
23
2010
AC LG
1
Rp
3.450.000
Rp
690.000
Rp
862.500
Rp
(172.500)
24
2011
1
Rp
3.150.000
Rp
630.000
Rp
787.500
Rp
(157.500)
25
2011
AC LG Motor Yamaha Jupiter Z
1
Rp
14.550.000
Rp
2.910.000
Rp
3.637.500
Rp
(727.500)
26
2012
Monitor Inforce
2
Rp
1.600.000
Rp
320.000
Rp
400.000
Rp
(80.000)
27
2012
CPU Dzumba
2
Rp
2.000.000
Rp
400.000
Rp
500.000
Rp
(100.000)
28
2012
Keyboard
2
Rp
300.000
Rp
60.000
Rp
75.000
Rp
(15.000)
29
2012
Mouse
2
Rp
100.000
Rp
20.000
Rp
25.000
Rp
(5.000)
Total Sumber: Data Diolah
Rp 34.359.000
250.000
Rp 59.323.750
(50.000)
Rp(24.964.750)
78
Perincian tahun 2012: Metode Komersial = Rp. 34.359.000 Metode Fiskal
= Rp. 59.323.750
Selisih
= (Rp. 24.964.750)
7.
Perhitungan Tahun 2013 Pada awalnya perusahaan lupa untuk mencatat dua aset tetapnya berupa truck dan AC LG yang ditempatkan pada gudang barunya yang berada di daerah Cangkir Driyorejo, dengan kata lain perusahaan saat itu tidak merasa melakukan pembelian aset tetap baru sehingga perhitungan selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal sama dengan tahun 2012. Aset tetap yang belum dicatatkan akan dimasukan kedalam rincian selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal yang telah dihitung diatas. Ini dilakukan untuk mempermudah perinciannya. Karena sebelumnya dua aset tetap berupa truck dan AC LG yang belum dicacat tersebut sudah dihitung penyusutannya sesuai dengan peraturan perpajakan dengan masa mafaat seperti yang tercantum dalam 10 UU Nomor 36 Tahun 2008 yang mana setiap aset tetap memiliki masa mafaat yang berbeda tergantung pada pengelompokan aset tetap tersebut. Hasil perhitungan tersebut pada tahun 2013 truck mengalami penyusutan sebesar Rp. 11.562.500 dan AC LG sebesar Rp. 431.250. Perincian hasil perhitungan – perhitungan di atas adalah sebagai berikut:
79
Tabel 4.11 Selisih Nilai Penyusutan Tahun 2007-2013 Metode Komersial dan Fiskal Nilai Penyusutan Komersial
Fiskal
Nilai Koreksi Fiskal
Koreksi +/-
No
Tahun
1
2007
Rp80.039.000
Rp36.798.750
Rp43.240.250
+
2
2008
Rp80.039.000
Rp36.798.750
Rp43.240.250
+
3
2009
Rp107.239.000
Rp53.923.750
Rp53.315.250
+
4
2010
Rp110.058.000
Rp57.447.500
Rp52.610.500
+
5
2011
Rp113.598.000
Rp53.898.750
Rp59.699.250
+
6
2012
Rp34.359.000
Rp59.323.750
Rp24.964.750
-
7
2013
Rp34.359.000
Rp71.317.500
Rp36.958.500
-
Sumber: Data Diolah
Catatan : Pada tahun 2013 nilai penyusutan dengan metode komersial sama dengan 2012 Rp. 34.359.000, untuk metode fiskal sama seperti 2012 yaitu Rp. 59.323.750+Rp.11.562.500+Rp.431.250 (aset yang belum dicatat) = Rp. 71.317.500. Tabel di atas menggambarkan nilai penyusutan fiskal dan selisihnya dengan penyusutan komersial yang sama – sama menggunakan metode garis lurus (Straight-Line Method). Dalam tabel penyusutan CV. Aria Duta Panel ditetapkan bahwa perusahaan menggunakan masa manfaat selama 5 tahun atau dengan kata lain menggunakan tarif 20% atas semua aset tetapnya, berbeda dengan penyusutan yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang mana memiliki tarif berbeda atas masing – masing pengelompokan aset tersebut sehingga menghasilkan perbedaan jumlah nilai penyusutan yang signifikan setiap tahunnya.
80
4.3.2 Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Komersial Menjadi Laporan Laba Rugi Fiskal Penghitungan Pajak Penghasilan diakhir tahun bagi Wajib Pajak Badan seperti CV. Aria Duta Panel didasarkan atas Laporan Keuangan Fiskal (Laba Rugi Fiskal). Laba rugi fiskal disusun berdasarkan laba rugi komersial yang telah disesuaikan dengan peraturan perpajakan (melalui rekonsiliasi). Rekonsiliasi fiskal perlu dilakukan karena terdapat beberapa perbedaan perlakuan baik itu mengenai pengakuan penghasilan maupun mengenai beban/biaya. Rekonsiliasi yang dilakukan akan menghasilan koreksi fiskal yang akan mempengaruhi besarnya laba kena pajak serta Pajak Penghasilan (PPh) terutang. Perbedaan tersebut dapat berakibat bertambahnya laba fiskal dari laba komersial yang telah dibuat oleh perusahaan (koreksi fiskal positif) dan dapat pula berlaku sebaliknya yaitu turunnya nilai laba fiskal dari laba komersial yang telah dibuat oleh perusahaan (koreksi fiskal negatif). Seperti halnya yang terjadi pada CV. Aria Duta Panel harus dilakukan koreksi fiskal karena adanya perbedaan biaya/beban yang diakui. Pada permasalahan CV. Aria Duta Panel, perusahaan melakukan perhitungan penyusutan aset tetapnya dari 2007-2013 terjadi kesalahan cara perhitungan dari estimasi masa manfaat aset tetap tersebut yang dibuat rata 5 tahun dan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan sehingga perlu dilakukan pembetulan perhitungan untuk melakukan koreksi fiskal.
81
Koreksi fiskal yang dilakukan dengan cara mengkalkulasi selisih nilai penyusutannya antara metode komersial dan fiskal dari tahun 2007-2013 sehingga dapat diketahui berapa jumlah yang harus dikoreksi dan disimpulkan masuk kedalam koreksi fiskal negatif atau koreksi fiskal positif yang kemudian melakukan rekonsiliasi laporan laba rugi komersial ke laba rugi fiskal pada laporan laba rugi tahun 2013 CV. Aria Duta Panel sebagai pembetulannya. Berikut ini akan disajikan tahapan melakukan rekonsiliasi laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal tahun 2013 yang dimiliki oleh CV. Aria Duta Panel: Tabel 4.12 Jumlah Koreksi fiskal Nilai Penyusutan
Nilai
No
Tahun
Komersial
Fiskal
Koreksi Fiskal
Koreksi +/-
1
2007
Rp80.039.000
Rp36.798.750
Rp43.240.250
+
2
2008
Rp80.039.000
Rp36.798.750
Rp43.240.250
+
3
2009
Rp107.239.000
Rp53.923.750
Rp53.315.250
+
4
2010
Rp110.058.000
Rp57.447.500
Rp52.610.500
+
5
2011
Rp113.598.000
Rp53.898.750
Rp59.699.250
+
6
2012
Rp34.359.000
Rp59.323.750
Rp24.964.750
-
7
2013
Rp34.359.000
Rp71.317.500
Rp36.958.500
-
Rp559.691.000
Rp369.508.750
Rp190.182.250
+
Jumlah Sumber: Data Diolah
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai penyusutan dengan metode komersial sebesar Rp. 559.691.000, motode fiskal Rp. 369.508.750 sehingga koreksi fiskal yang harus dilakukan adalah Rp. 190.182.250 2. Koreksi fiskal yang harus dilakukan adalah koreksi fiskal positif (+)
82
Tabel 4.13 Rekonsiliasi Fiskal Laporan Laba Rugi 2013 (Dalam Rupiah)
Periode Berakhir pada 31 Des 2013 KETERANGAN PENJUALAN POTONGAN PENDAPATAN RETUR PENJUALAN PENJUALAN BERSIH HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR
KOMERSIAL
KOREKSI
FISKAL
40.598.580.113 20.476.354 40.578.103.759 38.939.633.048 1.638.470.711
40.598.580.113 20.476.354 40.578.103.759 38.939.633.048 1.638.470.711
BIAYA PENJUALAN Biaya Iklan/promosi Biaya Penjualan Biaya perjalanan dinas Biaya pengiriman Barang & Paket Total Biaya Penjualan
50.694.000 72.303.950 122.997.950
50.694.000 72.303.950 122.997.950
BIAYA ADM & UMUM Biaya Gaji+Tunjangan & THR Biaya Konsumsi & Kesehatan Biaya Listrik & Air Telphone+HP+Internet Iuran & Biaya Kantor Lainnya ATK Biaya Rumah Tangga Bensin, Solar, Tol & Parkir STNK, Keer Biaya Pemeliharaan Inventaris Kantor Biaya Pemeliharaan Bangunan Biaya Kendaraan Biaya Penyusutan Biaya Keamanan & Kebersihan Total Biaya ADM & Umum
582.097.000 2.575.800 32.197.212 7.271.463 4.009.500 6.240.025 2.853.800 147.120.070 13.356.500 2.172.500 23.092.850 52.849.000 34.359.000 10.738.000 920.932.720
582.097.000 2.575.800 32.197.212 7.271.463 4.009.500 6.240.025 2.853.800 147.120.070 13.356.500 2.172.500 23.092.850 52.849.000 (155.823.250) 10.738.000 730.750.470
LABA USAHA
594.540.041
Laba Bersih Sebelum Pajak Pajak Laba Bersih Setelah Pajak
594.540.041 74.317.505 520.222.536
190.182.250
190.182.250
784.722.291 784.722.291 98.090.286 686.632.005
Sumber: Data Diolah
NB : Tarif pengenaan pajak PPh badan di atas berdasarkan UU PPh Pasal 31E
83
Berdasarkan rekonsiliasi laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal yang dimiliki oleh CV. Aria Duta Panel terdapat koreksi fiskal yang dilakukan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan laporan keuangan yang ditentukan oleh peraturan perpajakan sehubungan dengan pembayaran pajaknya sebagai Wajib Pajak Badan dalam negeri, seperti pada biaya
penyusutan
harus
dilakukan
koreksi
fiskal
positif.
Adanya
pengkoreksian tersebut menyebabkan biaya lebih sedikit sehingga laba yang didapat semakin besar dan pajak badan yang harus di bayarkan CV. Aria Duta Panel lebih besar pula. Beban penyusutan pada laporan keuangan komersial CV. Aria Duta Panel tahun 2013 diakui sebesar Rp 34. 359.000, namun CV. Aria Duta panel harus melakukan pembetulan beban penyusutannya dari tahun 2007-2013 karena adanya perbedaaan masa manfaat aset tetap yang tidak sesuai peraturan perpajakan. Pembetulan ini dilakukan dengan cara melakukan koreksi fiskal pada laba rugi 2013. Koreksi yang harus dilakukan adalah koreksi fiskal positif karena beban penyusutan yang diakui lebih besar dari yang seharusnya yaitu sejumlah Rp. 190.182.250. Setelah koreksi fiskal yang dilakukan maka laba bersih sebelum pajak yang awalnya sejumlah Rp. 594.540.041 menjadi Rp. 784.722.291, sehingga pajak badan yang harus dibayarkan juga meningkat dari yang awalnya Rp. 74.317.505 menjadi Rp. 98.090.286.
84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada CV. Aria Duta Panel, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Laporan keuangan komersial yang disusun oleh CV. Aria Duta Panel sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia 2. Metode perhitungan penyusutan aset yang dilakukan CV. Aria Duta Panel adalah Metode Garis Lurus ( Straight Line Method). Metode dan cara perhitungan sudah sesuai, namun estimasi umur manfaatnya belum mengacu pada peraturan perpajakan karena perusahaan memberi tarif 20% pada semua jenis aset tetapnya sementara pada peraturan perpajakan mencantumkan pengelompokan aset tetap yang mana tarif dan umur manfaat berbeda – beda setiap kelompoknya 3. Estimasi umur manfaat yang berbeda antara perhitungan perusahaan dengan peraturan pajak yang telah dilakukan bertahun – tahun mengaharuskan perusahaan melakukan perhitungan ulang penyusutan aset tetapnya sesuai peraturan perpajakan dan melakukan koreksi fiskal sebagai langkah pembetulan perhitungan yang salah, karena hal ini akan sangat berpengaruh pada PPh yang harus dibayarkan oleh CV. Aria Duta Panel.
85
4. Pendataan aset sangat berpengaruh pada jumlah aset yang disusutkan, dengan adanya dua aset yaitu truck dan AC yang belum dibukukan terjadi adanya selisih biaya yang diakui. Hal seperti ini dapat berpengaruh pada jumlah PPh badan yang harus dibayar perusahaan. Oleh karena itu selain pembetulan di atas, CV. Aria Duta Panel juga harus melakukan pehitungan pada aset yang belum dibukukan dan menambahkannya sebagai biaya yang dapat dikurangkan pada laba rugi fiskal. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas saran yang dapat dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan lebih teliti dalam pendataan aset tetap tiap tahunnya. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pendataan rutin setiap akhir tahun sebelum dilakukan perhitungan penyusutan aset tetap, sehingga daftar aset tetap yang disusutkan sesuai dengan real yang dimiliki perusahaan 2. Perusahaan membuat daftar penyusutan aset tetapnya dengan berpedoman pada peraturan perpajakan yang belaku 3. Perusahaan lebih teliti dalam penyusunan laporan keuangan fiskal dengan mengacu pada peraturan perpajakan yang telah ada. Seperti contoh permasalahan yang telah dibahas diatas, metode penyusutan yang dilakukan sudah benar namun tarif penyusutan yang ditentukan perusahaan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan. Hal ini sangat penting karena menyangkut berapa jumlah PPh badan yang harus
86
dibayarkan oleh perusahaan setiap tahunnya agar terhindar dari sanksi pajak karena dianggap tidak mematuhi undang – undang pajak. 4. Perusahaan sebaiknya menyesuaikan langsung pada saat penyusunan laporan laba rugi komersial dengan ketentuan fiskal agar tidak perlu melakukan koreksi fiskal.
87