PILLAR OF PHYSICS, Vol. 7. April 2016, 33-40
IDENTIFIKASI JENIS DAN UKURAN BULIR MINERAL MAGNETIK PADA LINDI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH AIR DINGIN KOTA PADANG MENGGUNAKAN METODE X-RAY DIFFRACTION (XRD) Robi Marcian*), Mahrizal**), Fatni Mufit **) Mahasiswa Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang **) Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang *)
email:
[email protected] ABSTRACT A cities or urban areas having large population growth should be supported by the provision of advice and good infrastructure such as a waste management. Padang municipal waste management is done by the method of removal of garbage from disposal temporary to the final disposal that generate wastewater that leachate emanating from the garbage. Leachate is a liquid yellow, brown or black, and result from the decomposition process due to ingress of water, whether it is rain water or ground water, into a pile of garbage. If not managed properly, the surface of the water used by residents around the landfill is likely contaminated by pollutants called leachate (liquid waste / leachate). Mngetahui This study aims to determine the type and size of magnetic mineral grains in landfill leachate Air Dingin of Padang using X-Ray Difraction (XRD) Characteristing magnetic minerals is done using X-Ray Difraction (XRD) aims to determine the type of magnetic minerals and the size of the grains in the leachate. This study uses nine samples taken from 5 points leachate ponds, 2 points on the river, and 2 points of the gutter landfill Air Dingin of Padang. Samples of leachate pond, river, ditch and first extracted by using methanol bath soap that aims to separate the magnetic and non-magnetic minerals. Type of magnetic minerals can be determined by analyzing the peaks of the intensity of the XRD measurement results using Bragg law, while the grain size can be determined using the equation Scherrer. After analysing, the results showed that each sample contains the same type of mineral is magnetite (Fe3O4) which derived from the source - that is Anthopogenic. Magnetic mineral grain size of samples gutter Final Disposal (TPA) Air Dingin of Padang classified multi-domain (MD). Magnetite has the largest size is 193.25 μm with an average grain size of 63.90 lm. Keywords : Leachate, Magnetite, X-Ray Diffraction)
pembuangan limbah cair (air lindi) yang baik. Penduduk di sekitar TPA Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah terdiri dari ± 100 kepala keluarga (KK). Ada sekitar 40 KK yang tinggal berdekatan dengan TPA. Penduduk tersebut menggunakan air permukaan seperti air sumur dan air sungai untuk air minum, air mandi dan kebutuhan sehari-hari. Lindi merupakan suatu cairan yang berwarna kuning, coklat atau hitam[1] dan timbul akibat proses dekomposisi karena masuknya air, baik itu berupa air hujan ataupun air tanah, ke dalam tumpukan sampah[2]. Cairan ini muncul baik di tempat penampungan sampah terbuka ataupun yang disertai lapisan tanah penutup[3]. Air lindi mengandung bahan organik dan logam berat yang tinggi. Jika tidak dikelola dengan baik air lindi ini merupakan kontributor utama pencemar tanah, air permukaan, dan air tanah di sekitar lokasi kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Defenisi lindi secara umum adalah cairan sampah yang ditimbulkan oleh proses dekomposisi sampah padat dan perkolasi air ke dalam timbunan sampah. Sampah padat dengan kandungan air minimum 25% akan mengalami pembusukan secara organik oleh pengurai menghasilkan lindi sebagai salah satu hasilnya. Lindi yang dihasilkan
PENDAHULUAN Sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri) dan bersifat padat. Sampah telah menjadi masalah serius bagi setiap perkotaan. Terutama bagi kota yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Kota Padang sebagai Ibukota Sumatera Barat mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dengan adanya pembangunan kawasan dari arah timur, utara, maupun selatan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan jumlah penduduk yang akhirnya akan menambah jumlah sampah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah kota Padang dilakukan dengan metode pemindahan sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). TPA Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah merupakan tempat pembuangan akhir sampah kota Padang. TPA yang berjarak ±17 km dari pusat kota dengan luas areal 30 ha ini telah beroperasi sejak tahun 1989. Selama hampir 22 tahun, TPA ini hanya digunakan untuk menampung sampah tanpa dilengkapi sarana dan fasilitas pengolahan dan
33
merupakan cairan kotor yang berbau busuk yang berasal dari sampah dan biasanya bewarna kuning, coklat, dan hitam. Cairan ini muncul dari tempat penampungan sampah terbuka ataupun tertutup yang disertai lapisan tanah penutup. Cairan lindi yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh faktor cuaca, yaitu tinggi rendahnya curah hujan yang terjadi.
magnetik lindi di TPA Air Dingin Kota Padang berasal dari sumber antrophogenic yang menunjukkan bahwa mineral magnetik lebih cenderung berbentuk bulat (spherules) atau framboid sehingga diyakini berasal dari sumber antrophogenic. Selain itu, ukuran bulir mineral magnetik yang terkandung pada lindi TPA Air Dingin Kota Padang termasuk cukup besar yakni > 20 µm, dan termasuk dalam kelompok multidomain[7]. Kelimpahan mineral magnetik di lingkungan ternyata memiliki hubungan yang erat dengan prosesproses pencemaran dan kelimpahannya kemudian dipakai untuk mengestimasi status pencemaran[8]. Sejumlah penelitian yang telah banyak dilakukan sebelumnya membuktikan bahwa semakin tinggi kandungan logam berat, maka makin tinggi pula parameter magnetik, terutama nilai suseptibilitas. Beberapa mineral magnetik yang tergolong ke dalam keluarga oksida titanium besi yaitu magnetite (Fe3O4), hematite (α-Fe2O3) dan maghemite (γFe2O3). Mineral-mineral magnetik dari keluarga sulfida besi adalah Greigite (Fe3S4) dan phyrhotite (Fe7S8), sedangkan yang tergolong dalam hidroksida besi adalah goethite (α-FeOOH). Keluarga oksida titanium besi merupakan mineral magnetik bumi yang penting karena dianggap sebagai mineralmineral magnetik yang paling dominan. Keluarga oksida ini bisa digambarkan melalui diagram segitiga (ternary diagram) TiO2-FeO-Fe2O3 seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Skema Proses Terjadinya Lindi Gambar 1 diatas memperlihatkan mekanisme masuknya air lindi ke air tanah. Evapotranspirasi merupakan penguapan air yang ada di permukaan bumi ke atmosfer kemudian menjadi awan. Pada keadaan jenuh awan itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya terjadi presipitasi. “presipitasi adalah peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu perubahan bentuk uap air di atmosfer menjadi curah hujan yang sebagai akibat proses kondensasi”[4]. Dapat dikatakan bahwa kualitas air lindi yang dihasilkan akan banyak tergantung pada masuknya air dari luar, sebagian besar dari air hujan, kemiringan permukaan, kondisi iklim, dan sebagainya. Kemampuan tanah dan sampah untuk menahan uap air dan kemudian menguapkannya bila memungkinkan, menyebabkan perhitungan timbulan lindi agak rumit untuk diprakirakan [5]. Penelitian tentang mineral magnetik pada lindi yang terdapat di Jelekong Bandung, yang menunjukkan bahwa mineral magnetik yang terkandung pada lindi adalah magnetite (Fe3O4) yang berukuran cukup besar dan memiliki domain jamak (multidomain, MD)[6]. Selain itu, bulir-bulir mineral magnetik lindi cenderung berbentuk bulat atau flamboid sehingga diyakini berasal dari sumbersumber yang bersifat anthropogenic seperti sampah. Mineral magnetik yang bersifat antropogenik mempunyai sifat-sifat magnetik yang berbeda dengan mineral magnetik alamiah, diantaranya sampahsampah bahan industri. Lindi yang diambil dari kolam lindi di sekitar TPA, tidak saja terdiri dari bagian cair tetapi juga mempunyai bagian padat berupa lumpur yang dihasilkan oleh proses pengendapan partikel-partikel padatan yang terikut dalam aliran lindi . Pada hasil pengukuran dengan menggunakan scanning electron microscopice yang mineral
Gambar 2. Diagram Ternary TiO2-FeO-Fe2O3 Posisi dari kiri ke kanan menandakan meningkatnya rasio Fe3+ terhadap Fe2+, sementara dari bawah ke atas menandakan peningkatan Ti4+ terhadap besi. Pada puncak segitiga hanya ditemukan Ti4+ saja, pada ujung sebelah kiri terdapat ferrous oxide (FeO) dengan bilangan oksidasi yaitu Fe2+, sementara pada ujung sebelah kanan terdapat ferric oxide (Fe2O3) dengan bilangan oksidasi Fe3+. Pada diagram segitiga ini ada dua kelompok oksida titanium besi Mineral-mineral magnetik pada keluarga oksida titanium besi utama, yaitu kelompok titanomagnetite dan kelompok titanohematite. Titanomagnetite merupakan mineral kubus dengan struktur inverse spinel dan titanohematite dicirikan dengan simetri rhombohedral [9]. Kedua mineral ini
34
mempunyai komposisi yang sama tapi berbeda struktur, sebagai contoh maghemite dan hematite, menempati posisi yang sama dalam diagram ternary. Sifat dari mineral magnetik sangat dipengaruhi oleh ukuran bulir magnetik. Ukuran bulir magnetik dari suatu bahan akan mempengaruhi kestabilannya. Perilaku magnetik berdasarkan jenis domain dibagi menjadi tiga bagian yaitu single-domain (SD), multidomain (MD), pseudo-single domain (PSD).[10] Single-domain adalah domain tunggal yang mempunyai ukuran bulir kecil dari 0.1 µm yang momen magnetiknya searah[11]. Untuk multidomain biasanya disebut juga Soft Magnetik, karena sangat mudah dipengaruhi oleh medan luar[12]. Bulir multidomain memiliki ukuran besar dari 10 µm. Selain bulir-bulir single-domain dan multidomain, ada juga bulir-bulir yang berukuran transisi. Bulirbulir ini disebut dengan bulir berdomain tunggal semu atau pseudo-single domain (PSD). Interval ukuran bulir PSD untuk magnetite adalah 0.1 – 20 µm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan ukuran bulir mineral magnetik pada lindi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Air Dingin kota Padang dengan menggunakan metode X-Ray Difraction (XRD).
Gambar
4.
Gambar Sketsa Kolam Tempat Pengambilan Sampel TPA Air Dingin Kota Padang.
Prosedur penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: Pengambilan Sampel Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lindi (leachate), sungai dan selokan yang diambil dari TPA Air Dingin di Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Padang. Sampel lindi diambil di kolam tempat penampungan lindi (leachate), dimana kolam tersebut berjumlah 8 buah kolam. Sampel diambil dengan 5 titik yaitu titik A, B, C , D, dan E untuk kolam 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 sedangkan untuk kolam 1 diambil 3 titik A, B dan C saja, karena ukuran kolamnya yang kecil dibandingkan kolam yang lainnya. Sedangkan untuk sampel sungai di ambil dari sungai dekat kolam penampungan lindi yang berjumlah 16 titik. dan untuk sampel selokan di ambil dari tanah dekat TPA sebanyak 10 titik.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dasar yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil X-ray Diffraction (XRD). Hasil penelitian ini tidak hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi mencakup analisis dan interpretasi data.
Pemilihan Sampel Sampel lindi (leachate) yang berjumlah 37 titik, sampel sungai 16 titik dan selokan 10 titik , sebelum di ukur menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD), sampel dikeringkan dengan cara dijemur, diayak dan yang sudah diukur nilai suseptibilitasnya. Setelah dilakukan pengukuran nilai suseptibilitas, sampel diambil yang nilai suseptibilitasnya tinggi karena hal tersebut mengindikasikan tingginya konsentrasi mineralmagnetik yang terdapat pada sampel . Sampel lindi yang di pilih yaitu TPA K-1A dan TPA K-4E untuk kolam, TPA S-0 untuk sungai dan TPA SK-7 untuk selokan, setelah itu baru dilanjutkan dengan proses ekstraksi sampel.
Gambar 3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Lindi di TPA Sungai Air Dingin kota Padang
35
Tegangan dan Arus
: 40,0 kVolt, 30,0 mA Rentang sudut yang diambil : 10o – 80o Pencacahan : 0.02o Panjang gelombang : 1.54 nm Filter : Kα Hasil pengukuran menghasilkan difraktogram yang menyatakan hubungan antara sudut difraksi dengan intensitas sinar-X yang dipantulkan. Hasil pengukuran juga menghasilkan nilai FWHM (Full Width Half Maximum) pada tiap- tiap puncak diffraksi. FWHM merupakan adalah lebar puncak difraksi puncak pada setengah maksimum dari sampel benda uji yang digunakan untik mencari ukuran bulir menggunakan persamaan Scherrer. Jenis mineral magnetik dapat diketahui dengan menganalisis puncak-puncak intensitas tersebut menggunakan hukum Bragg. Berkas sinar datang, normal pada bidang kisi mendifraksi dan sinar terdifraksi selalu berada pada bidang datar. Sudut antara berkas sinar terdifraksi dengan berkas sinar datang selalu sama dengan , yakni sudut Interpretasi data yang didapat dari hasil pengukuran disajikan dalam bentuk grafik. Selanjutnya, data dalam bentuk grafik akan dipindahkan kedalam bentuk tabel, sehingga diperoleh suatu kesimpulan dari penelitian.
Ekstraksi Sampel Setelah pemilihan sampel selanjutnya dilakukan proses ektraksi sampel dengan Methanol Soap Bath yaitu sampel lindi, sungai dan selokan diekstraksi dengan sabun deterjen yang bertujuan untuk memisahkan mineral magnetik dengan mineral non magnetik. Busa sabun akan mengikat kotoran berupa tanah, dan mengapung hingga mineral non magnetik terbawa kepermukaan bersama busa sabun[13]. Untuk memutus ikatan busa sabun dengan mineral magnetik yang ikut mengapung ditambahkan sedikit larutan methanol (CH3OH). Setelah dilakukan proses pemisahan ini, kemudian mineral magnetik diekstraksi dengan menggunakan sebuah magnet kuat yang dilapisi plastik terlebih dahulu agar semua mineral magnetik yang memiliki sifat magnetik kuat dan lemah dapat ditarik seluruhnya. Proses ini dilakukan berulang kali, sampai bersih dan sampai diperoleh mineral magnetiknya. Pengukuran Sampel dengan Menggunakan XRD Dari hasil ekstraksi diperoleh sampel lindi, sungai dan selokan berupa serbuk, kemudian dikeringkan. Sampel lindi, sungai dan selokan yang sudah berupa serbuk mineral magnetik selanjutnya akan dipreparasi untuk dilakukan analisa lebih lanjut menggunakan XRD. Instrumen X-Ray Diffractometer terdiri atas tiga komponen dasar, yaitu sumber sinar-X, sampel, dan detektor yang terletak pada suatu lingkaran yang sejajar dengan lingkaran fokus. Sudut antara proyeksi sumber sinar-X dan detector adalah , sedangkan sudut antara bidang sampel dan sumber sinar-X adalah . Lingkaran difraktometer berpusat pada sampel dimana sumber sinar-X dan detektor terletak pada keliling lingkaran seperti terlihat pada Gambar 5 berikut ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil pengukuran yang diperoleh dengan x-ray diffractometer sampel endapan kolam lindi,selokan dan sungai di TPA Sampah Air Dingin Kota Pdang adalah berupa intensitas difraksi dengan sudut difraksi tertentu. Data hasil pengukuran berupa sudut difraksi ( ), intensitas difraksi ( ), jarak antar bidang ( ) dan intensitas relatif ( ). Hasil pengukuran berupa difraktogram yang menyatakan hubungan antara intensitas difraksi ( ) dengan sudut difraksi ( ). Difraktogram hasil pengukuran dapat digunakan untuk menentukan jenis mineral yang terkandung pada sampel. Penyelidikan jenis mineral magnetik yang terkandung pada sampel dapat diketahui dengan membandingkan data hasil pengukuran yang diperoleh dengan database mineral. Perbandingan dilakukan dengan mencocokan sudut difraksi ( ) dan intensitas relatif ( ) dari hasil pengukuran dengan database mineral. Intensitas relatif ( ) yang diperoleh dari perbandingan antara intensitas yang signifikan pada sudut difraksi tertentu dengan intensitas yang paling signifikan. Intensitas relatif dan sudut difraksi dari hasil pengukuran dengan database mineral diplot sehingga berbetuk kurva. Kurva yang diperoleh didempetkan sehingga jenis mineral dapat diketahui pada sudut difraksi dan puncak intensitas mineral yang sama.
Gambar 5.Geometri X-Ray Diffraction (XRD)[14] Penelitian ini menggunakan alat dengan spesifikasi sebagai berikut ini. Tipe alat : XRD XD-610 Phillips Logam sasaran sinar-X : Cu
36
Jenis Mineral Magnetik Hasil pengukuran pengukuran x-ray diffractometer 4 sampel yang diambil dari TPA Sampah Air Dingin Kota Padang adalah sebagai berikut: Sampel kolam lindi TPA K-1A Perbandingan hasil pengukuran dengan database mineral menunjukkan bahwa sampel TPA K1-A memiliki kandungan mineral yang bervariasi. Variasi menunjukkan bahwa ada jenis mineral magnetik dan jenis mineral non magnetik yang terkandung pada sampel kolam lindi. Hasil pengidentifikasian jenis mineral yang terkandung pada sampel kolam lindi dapat dilihat pada Tabel 1.
Sampel kolam lindi TPA K-4E Perbandingan hasil pengukuran dengan database mineral menunjukkan bahwa sampel TPA K-4E memiliki kandungan mineral yang bervariasi. Variasi menunjukkan bahwa ada jenis mineral magnetik dan jenis mineral non magnetik yang terkandung pada sampel kolam lindi. Hasil pengidentifikasian jenis mineral yang terkandung pada sampel kolam lindi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Data Hasil Pengukuran TPA K-4E dan Database Mineral.
Tabel 1. Perbandingan Data Hasil Pengukuran TPA K1-A dan Database Mineral.
Dari hasil pencocokan intensitas dan sudut difraksi pada data dengan intensitas dan sudut difraksi mineral. Jenis mineral magnetik yang terkandung pada sampel kolam lindi TPA K-4E adalah magnetite . Jenis mineral non magnetik yang terkandung pada sampel kolam lindi TPA K-4E adalah quartz, Calcium Carbonate dan Silicon Oxide seperti terlihat pada Gambar 7.
Hasil pencocokan diketahui adanya jenis mineral magnetik dan non magnetik yang terkandung pada sampel kolam lindi TPA K1-A. Jenis mineral magnetik yang dapat diketahui yaitu magnetite dan sedangkan jenis mineral non magnetik yaitu calcite dan quartz. Hasil pencocokan jenis mineral magnetik dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar
Gambar 6. Analisa Hasil Pengukuran X-Ray Diffraction Sampel Kolam Lindi TPA K-1A : Magnetite : Calcite : Quartz
7.
Analisa Hasil Pengukuran X-ray Diffraction Sampel Kolam Lindi TPA K-4E dengan Software Hight Score Plus : Magnetite : Quartz
Sampel Selokan TPA SK-7 Perbandingan hasil pengukuran dengan database mineral menunjukkan bahwa sampel TPA SK-7memiliki kandungan mineral yang bervariasi.
37
Variasi menunjukkan bahwa ada jenis mineral magnetik dan jenis mineral non magnetik yang terkandung pada sampel kolam lindi. Hasil pengidentifikasian jenis mineral yang terkandung pada sampel kolam lindi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 4. Perbandingan Data Hasil Pengukuran TPA S-0 dan Database Mineral.
Tabel 3. Perbandingan Data Hasil Pengukuran TPA SK-7 dan Database Mineral.
Dari pencocokan intensitas dan sudut difraksi pada data dengan intensitas dan sudut difraksi mineral. Jenis mineral magnetik yang terkandung sampel selokan TPASK-7 adalah magnetite dan hydrohematite. Jenis mineral non magnetik yang terkandung pada sampel adalah Magnesium silicate seperti terlihat pada terlihat pada Gambar 8. Gambar
9. Analisa Hasil Pengukuran X-Ray Diffraction Sampel Selokan TPA S-0 : Magnetite Hasil pencocokan diketahui hanya ada jenis mineral magnetik yang terkandung pada sampael selokan TPA S-0. Jenis mineral magnetik yang dapat diketahui yaitu magnetite dan iron Oxide. Hasil pencocokan jenis mineral magnetik dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar
8.
Ukuran Bulir Mineral Magnetik Sampel Ukuran Bulir mineral berdasarkan hasil pengukuran X-Ray Diffractometer dapat diketahui dengan mnggunakan persamaan . Berdasarkan data 2 dan FWHM dari XRD maka dapat diketahui ukuran bulir mineral penyusun dari sampel Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Kota Padang. Berikut adalah uraian masing- masing sampel.
Analisa Hasil Pengukuran X-Ray Diffraction TPASK-7 : Magnetite
Sampel Selokan TPA S-0 Perbandingan hasil pengukuran dengan database mineral menunjukkan bahwa sampel TPA S-0 memiliki kandungan mineral yang bervariasi. Variasi menunjukkan bahwa ada jenis mineral magnetik dan jenis mineral non magnetik yang terkandung pada sampel kolam lindi. Hasil pengidentifikasian jenis mineral yang terkandung pada sampel kolam lindi dapat dilihat pada Tabel 4.
Sampel kolam lindi TPA K-1A Tabel 5 menunjukkan bahwa pada sampel endapan kolam lindi TPA K-1A Magnetite memiliki ukuran bulir 104.89 µm, Mineral non magnetik yang terkandung pada sampel TPA K-1A yaitu Quartz memiliki rata-rata ukuran bulir 172.81 µm dan Calcite memiliki rata-rata ukuran bulir 72.75 µm.
38
Tabel 5. Ukuran Bulir Kristal Endapan Kolam Lindi TPA K-1A
Tabel 7. Ukuran Bulir Kristal Endapan Kolam Lindi
Sampel Selokan TPA S-0 Tabel 8. Ukuran Bulir Kristal Endapan Kolam Lindi
Sampel kolam lindi TPA K-4E Dari Tabel 6 diketahui bahwa mineral magnetik yang terkandung pada sampel endapan kolam lindi TPA K-4E yaitu Magnetite yang memiliki rata- rata ukuran bulir 77.40 µm. Mineral non magnetik yang terdapat pada sampel TPA K-4E adalah Quartz yang memiliki ukuran bulir rata-rata 70.07 µm, Calcium Carbonate yang memiliki ratarata ukuran bulir 73.97 dan Silicon Oxide yang memiliki rata-rata ukuran bulir 94.01. Tabel 6 . Ukuran Bulir Kristal Endapan Kolam Lindi TPA K-4E
Tabel 8 menunjukkan bahwa jenis mineral magnetik yang terkandung pada sampel endapan sungai TPA S-0 yaitu Magnetite yang memilik ratarata ukuran bulir 40 µm. PEMBAHASAN Jenis Mineral Magnetik Penentuan jenis mineral magnetik dari hasil pengukuran dapat diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dengan database mineral dan menggunakan software Hight Score Plus. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa adanya mineral magnetite yang ditemukan pada sampel kolam lindi, sungai dan selokan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Kota Padang. Pada sampel kolam lindi ditemukan mineral magnetite pada seluruh sampel yaitu TPA K-1A dan TPA K-4E yang berasal dari cairan lindi. Ini diduga merupakan mineral magnetik antropogenik yang berasal dari sisa- sisa sampah. Sedangkan pada sampel sungai TPA S-0 mineral magnetite lebih dominan karena sampel telah bercampur dengan mineral magnetik yang berasal dari tanah. Sampel sungai TPA S-0 lebih banyak mengandung mineral magnetite dari pada sa,pel lain karena sampel TPA S0 terletak berdekatan dengan saluran kolam lindi. Pada sampel selokan TPA SK-7 juga ditemukan mineral magnetite pada sampel. Pada sampel TPA SK-7 ditemukan mineral magnetite yang lebih banyak karena sampel TPA SK-7 terletak lebih dekat dengan sumber tempat pembuangan sampah jika dibandingkan sampel lain.
Sampel Selokan TPA SK-7 Tabel 7 diketahui bahwa mineral magnetik yang terkandung pada sampel endapan selokan TPA SK-7 memiliki rata- rata ukuran bulir 77.40 µm. Mineral non magnetik yang terdapat pada sampel TPA SK-7 adalah Hydrohematite (NR) yang memiliki ukuran bulir 79.02 µm dan Magnesium Silicate yang memiliki rata-rata ukuran bulir 112.42.
39
Ukuran Bulir Perhitungan ukuran bulir mineral magnetik terhadap sampel Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Kota Padang menggunakan persamaan 7. Diketahui bahwa ukuran bulir Magnetite memiliki ukuran terbesar yaitu 193,25 µm dengan rata-rata ukuran bulir 63,90 µm yang tergolong dalam ukuran multi-domain (MD). Hasil ini sama dengan yang didapatkan pada penelitian tentang mineral magnetik pada lindi yang terdapat di Jelekong Bandung, yang menunjukkan bahwa mineral magnetik yang terkandung pada lindi adalah magnetite (Fe3O4) yang berukuran cukup besar dan memiliki domain jamak (multidomain, MD). Selain itu, bulir-bulir mineral magnetik lindi cenderung berbentuk bulat atau flamboid sehingga diyakini berasal dari sumber-sumber yang bersifat anthropogenic seperti sampah.
DAFTAR PUSTAKA Zouboulis, A.I., Chai, X.-L., and Katsoyiannis, I.A., 2004, The Application of Bioflocculant for the Removal of Humic Acids from Stabilized Landfill Leachates. Journal of Environmental Management, v. 70, p 35–41. [2] Christensen, T.H., Kjeldsen, P., Bjerg, P.L., et al. 2001. Biogeochemistry of Landfill Leachate Plumes, Applied Geochemistry, v. 16, p 659-718. [3] Aziz, H. A., S. Alias., M. N. Adlan., et al. 2007. Colour Removal from Landfill Leachate by Coagulation and Flocculation Processes. Bioresource Technology, v. 98, p 218-220. [4] Chay, Asdak. 2010. Diklat landfilling limbahFTSL, “Pengelolaan Leachate (Lindi)”. ITB. http://www.itb.ac.id/wordpress/wpcontent/bag7P PenangananLindi.pdf [5] Damanhuri, E. 1996. Teknik Pembuangan Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Bandung. [6] Chaparro, M.A.E., Sinitio, A.M., Ramasamy, V., Marinelli, C., Chaparro, M.A.E., Mullainathan, S., dan Murugesan, S. (2008) : Magnetic measurements and pollutans of sediments from Cauvery and Palaru River, India, Environmental Geology, 56, 425-437. [7] Malita Y.A.2014. Karakterisasi Mineral Magnetik Lindi (Leachate) TPA Air Dingin Kota Padang Menggunakan Scanning Electron Microscopice (SEM). FMIPA. Universitas Negeri Padang. Padang. [8] Huliselan, Estavanus Kristian dan Satria Bijaksana. 2007. Identifikasi Mineral Magnetik pada Lindi (Leachate). Jurnal Geofisika, Vol.2. [9] Evan, M. E., & F, Heller. 2003. Environment Magnetism Principles and Application of Enviromagnetics. California: Academic Presses. [10] Hunt, C. P. 1991. Handbook From The Environmental Magnetism Workshop. Minneopolis. University of Minneasota. [11] Butler, R. F. 1998. Paleomagnetism Magnetic Domains to Geologic Teranes. Boston: Blackwell Scientific Publication. [12] Dunlop, D., & O. Ozdemir. 1997. Rock Magnetism. USA: Fundamentals and frontiers. Cambridge Universitas Press. [13] Rifai, H, E. Rahman, M. Irvan. 2011. Ekstraksi Magnetik pada Methanol-Soap Bathed Muds. Palembang: Jurnal Penelitian Sains 14 1(B). [14] Suryanarayana.1998.X-Ray Diffraction A Practical Approach.New York:Plenum Press.Pp.2-3. [1]
KESIMPULAN Berdasarkan analisa data software Hight Score plus dan perbandingan dengan database mineral menunjukkan bahwa setiap sampel memiliki kandungan jenis mineral yang sama yaitu magnetite (Fe3O4) . Sedangkan mineral non magnetik yang teridentifikasi pada hasil pengukuran disebabkan oleh sampel yang digunakan tidak melewati proses ekstraksi yang baik sehingga mineral nonmagnetik yang terdeteksi x-ray diffractometer berfungsi sebagai pengotor. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa adanya mineral magnetik di kolam, sungai dan selokan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Kota Padang berasal dari sumber- sumber yang bersifat Anthropogenic. Ukuran bulir mineral magnetik sampel selokan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Kota Padang tergolong multi-domain SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sampel yang digunakan harus melewati proses ekstraksi yang maksimal agar memudahkan untuk menemukan jenis mineral magnetik yang terkandung pada sampel. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada kementerian Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang telah mendanai penelitian Hibah Bersaing Tahun dengan Judul “Penentuan Zona Pencemaran Air Tanah dan Karakterisasi Magnetik Logam Berat Sebagai Polutan Pada Lindi (Leachate) TPA Sampah Menggunakan Metoda Kemagnetan Batuan (Rock Magnetic Methods) dan Geolistrik (Studi Kasus pada TPA Sampah Air Dingin Kota Padang)”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Tim Peneliti Lindi di TPA Air Dingin Kota Padang.
40