Analisis Perbandingan Kinerja Algoritma Penjadwalan EXP/PF, PF dan FLS Kasus Single Cell pada jaringan LTE Resta Stefano, Dr.Maman Abdurohman
[email protected]
Abstrak- Jaringan LTE adalah evolusi dari jaringan GSM yang memungkin kan pengguna untuk mengunduh data yang berkapasitas besar dengan kecepatan yang tinggi. LTE menyediakan kecepatan download hingga 100 Mbps dan kecepatan upload hingga 50 Mbps. Berdasarkan kecepatan tersebut, pengguna dapat menggunakan layanan layanan mult imed ia seperti VoIP, video streaming,dan download data berukuran besar tanpa hambatan yang berarti.Untuk mendukung kinerja jaringan LTE, dibutuhkan algorit ma penjadwalan yang efisien. Maka dari itu, penulis akan membandingkan beberapa algorit ma penjad walan yang sering digunakan dalam jaringan LTE dengan melakukan simulasi, d iantaranya algorit ma EXP/PF, PF dan FLS.Hal yang menjadi perhatian dari penelit ian ini adalah Quality of Service dari algorit ma-algorit ma tersebut. parameter-parameter yang akan dianalisis meliputi delay, throughput, fairness dan packetloss. Dari hasil simulasi, dapat disimpulkan bahwa algorit ma FLS memiliki performansi yang lebih baik daripada algorit ma PF dan EXP/ PF untuk jenis trafik data real-time seperti video . Kata Kunci :
LTE, QoS, FLS, EXP/PF, PF
Abstract- LTE network is an evolution of GSM network that enables user to download huge capacity data with high speed. LTE provides download speed up to 100 Mbps and upload speed up to 50 Mbps. Based on this speed, user can use multimedia services such as VoIP, video streaming, and to download large data without meaningful obstacle. To support the performance of LTE networks, it needs an efficient scheduling algorithm. Therefore, the author is going to compare several scheduling algorithms that often used in LTE networks through a simulation. The algorithms to be compared are EXP/PF, PF and FLS. The things that’s going to be noticed of this research is Quality of Service from these algorithms. The parameters that are going to be analyzed include delay, throughput, fairness, and packet loss. From the simulation result, it can be concluded that FLS algorithm has better performance than PF algorithm EXP/PF for the real-time data traffic like video. Keywords : LTE, QoS, FLS, EXP/PF, PF 1. Pendahuluan Saat ini jaringan LTE diklaim sebagai jaringan wireless tercepat yang merupakan generasi lanjutan dari GSM dan HSPA. LTE memberikan kecepatan uplink hingga 50 megabit per second dan kecepatan downlink hingga 100 Mbps. LTE merupakan evolusi dari jaringan seluler yang dipersiapkan untuk teknologi 4G.Melalui ko mb inasi kecepatan downlink dan uplink yang sangat tinggi, efisien, dan fleksibel dalam penggunaan spektrum dan dapat mengurangi latensi paket. LTE menjanjikan untuk peningkatan layanan mobile broadband. Keuntungan yang diperoleh oleh user dari hal
ini antara lain streaming skala besar, download dan dan upload musik, video, dan konten mult imedia lainnya. Untuk keperluan bisnis, LTE dapat memberikan transfer file besar dengan kecepatan tinggi dan video conference berkualitas tinggi. Untuk mendukung kualitas pelayanan terbaik yang diberikan oleh LTE, maka dibutuhkan algorit ma penjad walan yang tepat dan efisien. Dalam penelit ian in i, penulis akan membandingkan tiga algorit ma penjadwalan yang ada saat ini, yaitu FLS, EXP/ PF, dan PF. Hal yang dibandingkan terutama performansinya dengan memperhatikan
beberapa parameter seperti fairness, delay, dan packetloss.
throughput,
Saat ini jaringan LTE diklaim sebagai jaringan wireless tercepat yang merupakan generasi lanjutan dari GSM dan HSPA. LTE memberikan kecepatan uplink hingga 50 megabit per second dan kecepatan downlink hingga 100 Mbps. LTE merupakan evolusi dari jaringan seluler yang dipersiapkan untuk teknologi 4G.Melalui ko mb inasi kecepatan downlink dan uplink yang sangat tinggi, efisien, dan fleksibel dalam penggunaan spektrum dan dapat mengurangi latensi paket. LTE menjanjikan untuk peningkatan layanan mobile broadband. Keuntungan yang diperoleh oleh user dari hal ini antara lain streaming skala besar, download dan dan upload musik, video, dan konten mult imedia lainnya. Untuk keperluan bisnis, LTE dapat memberikan transfer file besar dengan kecepatan tinggi dan video conference berkualitas tinggi. Untuk mendukung kualitas pelayanan terbaik yang diberikan oleh LTE, maka dibutuhkan algorit ma penjad walan yang tepat dan efisien. Dalam penelit ian in i, penulis akan membandingkan tiga algorit ma penjadwalan yang ada saat ini, yaitu FLS, EXP/ PF, dan PF. Hal yang dibandingkan terutama performansinya dengan memperhatikan beberapa parameter seperti throughput, fairness, delay, dan packetloss. 2.Arsitektur LTE
Arsitektur jaringan LTE merupakan arsitektur yang sederhana, yaitu hanya terdiri dari dua node yaitu eNodeB dan mobility management entity/gateway (MME/ GW ). Maka dari itu, latency dan distribusi beban proses RNC pada eNodeB dapat dikurangi. Ada dua macam jaringan dasar dari LTE, yaitu Evolved Packet Core (EPC) dan Radio Access Network (E-UTRA N). Berdasarkan gambar 1.2, dapat dilihat bahwa E-UTRAN sangat fleksibel. Satu eNodeB dapat berhubungan dengan MME/UPE manapun. Berikut elemenelemen yang terdapat dalam arsitektur jaringan LTE. 1. Ho me Subscriber Server (HSS) HSS merupakan database utama yang ada pada jaringan LTE. HSS adalah sebuah super HLR yang mengko mb inasikan fungsi HLR sebagai database dan AuC sebagai autentikasi 2. Serving Gateway (SGW) SGW terdiri dari dua bagian, yaitu 3GPP Anchor dan SAE Anchor. 3GPP Anchor berfungsi sebagai gateway paket data yang berasal dari jaringan 3GPP, sedangkan SAE Anchor berfungsi sebagai gateway jaringan non-3GPP. SGW merutekan dan meneruskan paket data dari user, sekaligus berfungsi sebagai mobility anchor saat handover antar eNodeB dan menghubungkan LTE dengan jaringan yang lain. 3. Mobility Management Entity (MM E)
4.
MME adalah node control utama pada jaringan akses LTE. MME berperan dalam proses aktivasi dan autentikasi user. MME berfungsi mengatur handover, yaitu memilih MME lain untuk handover dengan MME lain. eNodeB eNodeB merupakan interface dengan
Gambar 1. Diagram jaringan E-UTRA N [8]
UE
(User
Equip ment).
berfungsi sebagai
Radio
eNodeB Resource
Management (RRM) yang bertugas
3.
Medium Access Control (MA C)
mengontrol dan mengawasi pengiriman
Pada
sinyal yang dibawa oleh sinyal radio,
scheduling untuk layanan dengan dua
berperan
arah, yaitu uplink dan downlink .
dalam
autentikasi
atau
layer
MA C
terjadi
p roses
mengontrol kelayakan data yang akan melewati eNodeB, dan untuk mengatur scheduling.
4. Penjadwal an diperlukan untuk memenuhi persyaratan QoS dari layanan LTE. Mekan isme penjadwalan
3. Protocol stack
dilakukan oleh scheduler yang berada dalam eNodeB.Scheduler dapat menentukan urutan paket
yang
akan
masing-masing
ditransmisikan, karena
aliran
paket
pada
suatu
layanan tertentu memiliki persyaratan QoS yang harus dipenuhi. Algorit ma penjadwalan yang akan dibandingkan pada penelitian ini antara lain algorit ma FLS, PF, dan EXP/PF.
4.1 Algorit ma Frame Level Scheduler (FLS) FLS adalah pola penjadwalan yang Gambar 2. Diagram user plane protocol stack
terdapat di level atas dari dua level penjadwalan. Algorit ma
Masing-masing bagian dijelaskan sebagai berikut: 1.
Packet Data Convergence Protocol
PDPC berfungsi untuk menko mpresi header dari paket IP user plane menggunakan ROHC. mentransfer data user, deteksi duplikasi pada lower layer SDU. Ciphering dan
berdasarkan
berkompleksitas
rendah
teori control linear waktu
utama error
RLC
adalah
menggunakan
ARQ, konkatenasi, segmentasi, dan reassembly
RLC
SDU,
deteksi
duplikasi, deteksi error pada protokol dan recovery.
masing-masing
sumber
real-time
harus
mentaransmisikan ke dalam single frame, untuk memenuhi batas delay [1]. Persamaan berikut menghitung jumlah data yang akan
𝑢 𝑖 𝑘 = ℎ𝑖 (𝑘) ≍ 𝑞𝑖 (𝑘)
Radio Link Control (RLC)
mengoreksi
Algorit ma ini menghitung ju mlah data yang
ditransmisikan:
deciphering.
Fungsi
yang
alokasi
diskret, diimplementasikan di level atas ini.
(PDPC)
2.
sumber
dengan
Dimana 𝑢 𝑖 𝑘
berkorespondensi ke ju mlah
data yang ditransmisikan selama k th frame. Persamaan di atas memberitahukan bahwa ju mlah data yang akan ditransmisikan oleh aliran ithselama LTE frame k th mempero leh
dengan memfilter sinyal h i (k).
4.3 Algorit ma Eksponensial Proportional Fair (EXP/PF)
4.2 Algorit ma Proportional Fair (PF)
Algorit ma EXP/PF d iusulkan untuk
Algorit ma PFdikembangkan untuk mendukung layanan Non Real Time (NRT) dalam sistem Code Division Multiple Acces – High Data Rate (CDMA - HDR). Algorit ma ini menyediakan trade-off dari total
throughtput
dan
fairness
antar
sistem Adaptive Modulation and Coding and Time Division Multiplexing (AMC/TDM). EXP/PF digunakan jika terdapat perbedaan tipe layanan (NRT service atau RT service)[6].sumber dialo kasikan kepada userberdasarkan persamaan berikut:
pengguna. PF melibatkan data rate lama dan kondisi channel ketika menentukan sumber radio [6].Algorit ma
PF
mengalokasikan
𝑘 = arg max
𝑒𝑥𝑝
𝑎 𝑖 𝑊 𝑖 𝑡 −𝑎 𝑊(𝑡)
𝑟 𝑖 (𝑡)
1+ 𝑎𝑊 (𝑡) 𝑤 (𝑡) 𝑟 𝑖 (𝑡)
𝑅𝑖 (𝑡 )
sumber kepada useryang memaksimalkan matriks k, didefinisikan sebagai
𝑀(𝑡 ) 𝑅𝑖 (𝑡)
rasio: Dimana;
𝑘 = arg max
𝑎𝑊(𝑡) =
𝑟 𝑖 (𝑡) 𝑅𝑖 (𝑡)
Dimana;
𝑅𝑖 𝑡
1−
𝑤 𝑡 =
1 𝑡𝑐
∗ 𝑅𝑖 𝑡 − 1 +
1 𝑡𝑐
∗ 𝑟𝑖 (𝑡 − 1)
1 𝑁𝑅𝑇
𝑖𝜖𝑅𝑇
𝑎𝑖 𝑊𝑖 (t)
𝑤 𝑡−1 −𝜀 𝑤 𝑡 −1 +
𝜀 𝑘
𝑊𝑚𝑎𝑥 > 𝜏𝑚𝑎𝑥 𝑊𝑚𝑎𝑥 < 𝜏𝑚𝑎𝑥
Dimana M(t) adalah rata-rata dari ju mlah (2.3) paket pada buffer eNB’s pada saat t, k dan 𝜀 konstan, 𝑊𝑚𝑎𝑥 adalah HOL delay paket dari RT service dan 𝜏𝑚𝑎𝑥 adalah delay maksimu m
Dimana 𝑟𝑖 (𝑡) adalah data rate yang dapat dicapai oleh user ipada waktu
t,𝑅𝑖 𝑡
dari RT service user. Algorit ma EXP/PF memp roritaskan RT tra ffic user dari NRT
adalah rata-rata data rate yang dapat dicapai
traffic user ketika delay HOL mendekat i
oleh user ipada waktu t,𝑡𝑐 adalah u kuran dari
deadline dari delay tersebut.
window
terbaru,
yang
memungkin kan
algorit ma PF untuk memaksimalkan troughput dan fairness dari masing-masing user, dan jika 𝑟𝑖 𝑡 − 1 = 0 user itidak dipilih untuk bertransmisi pada waktu 𝑡 − 1.
5.Perancangan sistem Mulai
Perumusan masalah
Landasan teori
Penentuan skenario simulasi
Gambar 4. Desain Simu lasi
Pengerjaan simulasi
7. Analisis Pengumpulan data
Delay
Throughput
7.1 Analisis pada Skenario Kecepatan 3 Km/jam Fairness
Packet Loss
no
OK yes
Analisis
Kesimpulan
Gambar 5. Delay BE berdasarkan ju mlah user
Selesai
pada kecepatan 3 km/ jam Gambar 3. Flo wchart penelit ian 6. Desain simulasi Dalam
penelitian
ini,
model
simu lasi
menggunakan satu buah sel.User bergerak dengan kecepatan
tertentu secara
acak. Simulasi in i
dilakukan dengan jumlah user dan jenis trafik yang bervariasi. Proses scheduling terjadi dalam eNodeB pada arah downlink . .
Gambar 6. Delay Vo IP berdasarkan ju mlah user pada kecepatan 3 km/ jam
Gambar 7. Delay Video berdasarkan ju mlah
Gambar 10. Throughput video berdasarkan
user pada kecepatan 3 km/ jam
ju mlah user pada kecepatan 3 km/ jam
Gambar 11. Fairness BE berdasarkan ju mlah Gambar 8. Th roughput BE berdasarkan ju mlah
user pada kecepatan 3 km/ jam
user pada kecepatan 3 km/ jam
Gambar 9. Throughput VoIP berdasarkan
Gambar 12. Fairness VoIP berdasarkan ju mlah
ju mlah user pada kecepatan 3 km/ jam
user pada kecepatan 3 km/ jam
Gambar 13. Fairness video berdasarkan ju mlah
Gambar 16. PLR video berdasarkan ju mlah
user pada kecepatan 3 km/ jam
user pada kecepatan 3 km/ jam
Delay:Seperti
yang
terlihat
pada
gambar 5, delay pada BE hanya sebesar 1 ms untuk setiap jumlah user. Hal ini menunjukan bahwa paket yang dikirimkan selalu tersedia karena paket buffer yang tak terbatas. Untuk trafik VoIP, terlihat pada gambar 6 bahwa algorit ma FLS Gambar 14. PLR BE berdasarkan ju mlah user
menghasilkan
delay
yang
besar pada layanan VoIP di semua ju mlah user, sedangkan delay pada algoritma PF rata-
pada kecepatan 3 km/ jam
rata lebih kecil daripada algorit ma lainnya. pada trafik video, seperti yang ditunjukan oleh gambar 7, algorit ma
EXP/ PF dan FLS
menghasilkan delay yang sangat kecil .Lain halnya dengan algoritma PF yang justru menghasilkan kenaikan nilai delay yang amat sangat signifikan pada setiap pertambahan ju mlah user. Throughput: Pada gambar 8 terlihat Gambar 15. PLR Vo IP berdasarkan ju mlah user pada kecepatan 3 km/ jam
bahwa nilai throughput untuk algorit ma FLS pada
trafik
penurunan bertambahnya
BE yang
cenderung signifikan
mengalami seiring
user, dibandingkan dengan
algorit ma PF dan EXP/PF yang cenderung konstan. Nilai throughput pada layanan VoIP
untuk semua algorit ma, rata-rata semakin tinggi seiring video,algorit ma
bertambahnya FLS
user. untuk
menghasilkan
7.2 Analisis pada Skenario Kecepatan 30 Km/ jam
nilai
throughput yang semakin membesar di setiap pertambahan user. Hal in i berbanding terbalik dengan algoritma
PF, yang justru nilai
throughputnya semakin mengecil. Fairness: untuk trafik BE, nilai fairness ketiga algorit ma sama untuk ju mlah user 4. Untuk ju mlah user berikutnya, nilai fairness ketiga algorit ma t idak jauh berbeda.
Gambar 17. Delay BE berdasarkan ju mlah user pada kecepatan 30 km/ jam
Untuk VoIP, seperti terlihat pada gambar 12, nilai fairness ketiga algoritma sama untuk ju mlah user 4. Untuk ju mlah user berikutnya, nilai fairness ketiga algorit ma t idak menentu. Untuk
trafik video seperti ditunjukan oleh
gambar 13, nilai fairness ketiga algoritma sama pada ju mlah user 4. Untuk ju mlah user berikutnya, nilai fairness pada algoritma FLS lebih tinggi, sedangkan pada algoritma PF nilai farinessnya berkurang drastis. Packet Loss Ratio: Pada trafik BE,
Gambar 18. Delay VoIP berdasarkan ju mlah user pada kecepatan 30 km/ jam
nilai PLR untuk algorit ma FLS cenderung menurun seiring bertambahnya user, begitu pula dengan algoritma PF dan EXP/ PF. Pada trafik VoIP, nilai PLR sangat tinggi untuk algorit ma FLS dan user 4. PLR untuk algorit ma EXP/ PF tert inggi untuk ju mlah user 40. Sedangkan PLR untuk algorit ma PF hampir 0 % di setiap ju mlah user. Pada t rafik video, seperti ditunjukan gambar 16, PLR ketiga algorit ma untuk user 4 sangat kecil. Untuk ju mlah user berikutnya, PLR pada algorit ma PF cenderung meningkat.
Gambar 19. Delay video berdasarkan ju mlah user pada kecepatan 30 km/ jam
Gambar 20. Th roughput BE berdasarkan ju mlah user pada kecepatan 30 km/ jam
Gambar 23. Fairness BE berdasarkan ju mlah user pada kecepatan 30 km/ jam
Gambar 24. Fairness VoIP berdasarkan Gambar 21. Th roughput VoIP berdasarkan
ju mlah user pada kecepatan 30 km/jam
ju mlah user pada kecepatan 30 km/jam
Gambar 22. Th roughput video berdasarkan ju mlah user pada kecepatan 30 km/jam
Gambar 25. Fairness video berdasarkan ju mlah user pada kecepatan 30 km/jam
bahwa paket yang dikirimkan selalu tersedia karena paket buffer yang tak terbatas untuk semua algorit ma penjadwalan. Untuk trafik Vo IP,
terlihat
pada
algorit ma FLS
gambar
menghasilkan
18
bahwa
delay
yang
besar pada layanan VoIP di semua ju mlah user, sedangkan delay pada algorit ma PF dan EXP/PF agak
sedikit
meningkat
seiring
Gambar 26. PLR BE berdasarkan ju mlah user
bertambahnya jumlah user. pada trafik v ideo,
pada kecepatan 30 km/jam
seperti yang ditunjukan oleh gambar 19, algorit ma
EXP/PF dan FLS menghasilkan
delay yang sangat kecil .Lain halnya dengan algorit ma
PF
yang
kenaikan
nilai delay
justru
menghasilkan
yang
amat sangat
signifikan pada setiap pertambahan jumlah user. Throughput: Pada gambar 20 terlihat bahwa nilai throughput untuk algorit ma FLS Gambar 27. PLR Vo IP berdasarkan ju mlah user
pada
trafik
penurunan
pada kecepatan 30 km/jam
bertambahnya
BE
cenderung
yang
mengalami
signifikan
seiring
user, dibandingkan dengan
algorit ma PF dan EXP/PF yang cenderung konstan untuk ju mlah user 16, 28, dan 40. Nilai throughput pada layanan VoIP untuk semua algorit ma, rata-rata semakin t inggi seiring bertambahnya user. untuk video, algorit ma FLS menghasilkan nilai throughput yang
semakin
membesar
di
setiap
pertambahan user. Hal in i berbanding terbalik Gambar 28. PLR video berdasarkan ju mlah user
dengan algoritma
PF, yang justru nilai
throughputnya semakin mengecil.
pada kecepatan 30 km/jam
Fairness: untuk trafik BE, nilai fairness ketiga algorit ma sama untuk ju mlah Delay:Seperti
yang
terlihat
pada
user 4 yatu
0,25.
Untuk
ju mlah
user
gambar 17, delay pada BE hanya sebesar 1 ms
berikutnya, nilai fairness algoritma FLS untuk
untuk setiap jumlah user. Hal ini menunjukan
ju mlah user 40 lebih tinggi dibanding ju mlah
user 16 dan 28.pada algorit ma EXP/PF dan PF
pada kecepatan 3 Km/jam maupun pada
nilai fairness tidak jauh berbedauntuk ju mlah
kecepatan 30 km/ jam.
user 16, 28, dan 40. Pada gambar 24 dapat
2.
Algorit ma
FLS
secara
keseluruhan
dilihat bahwa untuk trafik VoIP,nilai fairness
menunjukan performa QoS yang lebih
ketiga algorit ma sama untuk ju mlah user 4.
bagus pada trafik data real-time seperti
Untuk ju mlah user berikutnya, nilai fairness
video.
ketiga algorit ma t idak menentu. Untuk trafik
3.
Algorit ma
PF
secara
keseluruhan
video seperti ditunjukan oleh gambar 25, nilai
menunjukan performa QoS yang buruk
fairness ketiga algorit ma sama pada ju mlah
pada trafik data real-time sehingga
user 4. Untuk ju mlah user berikutnya, nilai
kurang cocok apabila diterapkan untuk
fairness
menangani trafik video.
pada
algorit ma
FLS
cenderung
konstan, sedangkan pada algoritma PF nilai
4.
farinessnya berkurang drastis.
Algorit ma
PF
secara
keseluruhan
menunjukan performa QoS yang bagus apabila diterapkan untuk menangani
Packet Loss Ratio: pada gambar 26
data non real-time seperti BE.
terlihat bahwa packet loss ratio pada trafik Best Effort untuk algorit ma FLS cenderung
5.
user,
menurun sampai pada jumlah user 28 dan naik
dan 16 lalu meningkat di ju mlah user 40. Pada
karena
menyajikan
8.2 saran Untuk penelitian selanjutnya, berikut saran yang penulis berikan: 1.
trafik video, seperti ditunjukan gambar 28,
Membandingkan performansi algorit ma FLS dengan algorit ma penjadwalan lain
PLR ket iga algorit ma untuk user 4 sangat kecil. Untuk ju mlah user berikutnya, PLR
FLS,
menggunakan
delay, throughput, dan packet loss ratio.
nilai PLR sangat tinggi untuk algorit ma FLS
PLR untuk algorit ma PF 0 % d i ju mlah user 4
tepat
performa yang baik pada parameter
algorit ma PF dan EXP/PF. Pada trafik Vo IP,
tertinggi untuk jumlah user 40. Sedangkan
lebih
algorit ma
sedikit di ju mlah user 40, begitu pula dengan
dan user 4. PLR untuk algorit ma EXP/PF
Untuk trafik mu ltimedia dengan banyak
yang lebih baru. 2.
pada algoritma PF cenderung meningkat
Melakukan analisis pada algorit ma FLS dengan user diatas 50 pada skenario
secara signifikan.
singlecell.
8. Kesimpul an dan saran
3.
Melakukan analisis pada algorit ma FLS dengan kecepatan yang lebih tinggi,
8.1kesimpu lan
misalnya di atas 100 km/jam pada Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Performansi
QoS
ketiga
algorit ma
secara umum tidak jauh berbeda,baik
skenario multicell.
[9] The
9. Daftar Pustaka
LTE
Network
Architecture
(A
comprehensive tutorial) by Alcatel. [1] Biswapratapsingh Co mparison
Sahoo."Performance
of
Packet
Scheduling
[10] Tolga Girici, Chen xi Zhu, Jonathan R.Agre, and Anthony Epremides .”Proportional Fair
LTE
Scheduling Algorithm in OFDMA-Based
Cellu lar Net work". International Journal of
Wireless Systems with QoS Constraints” .
Mobile
Journal
Algorith ms for Video Traffic in
Network
Co mmun ication
&Telemat ics(IJMNCT)Vo l. 3,No. 3, June
of
and
Networks,Vol.12,No 1,February 2010. [11] Yaser
2013.
Co mmunication
Barayan
and
Ivica
Kostanic.”Performance
Evaluation
of
proportional fair scheduling over Rayleigh
Proportional
Scheduling
in
fading channels”. Electronics letters 5th
LTE”.Proceedings of the World Congress on
November 2009 Vo l.45 No.23.
Engineering and Computer Science 2013
[2] E. Liu and K.K Leung. “Throughput of
[3] Giuseppe
Piro,
Lu igi
Alfredo
Grieco,
Gennaro Boggia, Francesco Capozzi, and Pietro Camarda.”Simulat ing LTE Cellu lar Systems: an Open Source Framework”. IEEE Trans.VEH.Technol.,Oct.2010. [4] Giuseppe
Piro,
Lu igi
Alfredo
Grieco,
Gennaro Boggia, Francesco Capozzi, and Pietro
Camarda.”Two-level
downlink
scheduling for real-t ime mult imed ia services in LTE netwo rks”.IEEE. [5] Huthaifa
Al–Jaradat
and
Kumbesan
Sandrasgaran.”On the Performance of PF, MLWDF, and EXP/ PF Algorith ms in LTE” .International Journal of Co mputers and Technology Vol.8,No 1,June 2013. [6] Kapseok Chang, Youngnam Han. “QoS based adaptive scheduling for a mixed service in HDR system”. IEEE [7] Http://4g-lteworld.b logspot.com/2013/01/quality-ofservice-qos-in-lte.html [8] Http://www.teletopix.org/4g-lte/access-thelte-network/
Vo l
II
Fairness
WCECS
2013,23-25
October,2013,San Francisco,USA.