Pf NGARUW PROSES PELAQlSAN ( PIGMENT COATING ) DAN KOMPOSlSl SERAT KAYU TERHADAP MUTU KERTAS "GLASIN"
Oieh W l A N SETIA PALUPI
F 27. 1516
1 9 9 5 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT
PERTANIAN B O G O R
BOGOR
F 27.1516.
Nian Setia Palupi.
Pengaruh Proses Pelapisan
(Pigment CoaItk~g) dan Komposisi Serat Kayu Terhadap Mutu Kertas Glasin. Di bawah bimbingan R. Hardi Suprapto dan Nina Elyani. RINGKASAN
Industri
kertas
di
Indonesia
semakin
berkembang
sejalan dengan perkembangan teknologi proses produksi yang telah dicapai dewasa ini.
Jenis kertas yang diproduksi
meliputi kertas budaya, kertas industri dan kertas khusus. Kertas khusus adalah
kertas yang dibuat dengan jenis dan
sifat yang khas untuk
tujuan dan
spesifikasi khusus.
Salah satu jenis kertas khusus yang penggunaannya cukup luas adalah kertas glasin.
Kertas glasin adalah kertas
yang mempunyai permukaan yang halus , mengkilap , dan memiliki sifat yang tahan terhadap penetrasi minyak.
Masalah
yang selama ini timbul adalah mutu kertas glasin, khususnya ketahanan minyak dan mutu cetaknya yang rendah. Tujuan
penelitian
ini
adalah
pembuatan kertas "glasin" dengan pelapisan
mempelajari menggunakan
proses proses
(pigment coating) serta mempelajari pengaruh
komposisi serat dan komposisi campuran bahan pelapis/salut yang digunakan
terhadap sifat ketahanan minyak, sifat
fisik, kimia dan optilc kertas "glasin". Kertas "glasin" dibuat dengan proses internal sizing, surface sizing pigment coating.
dan
Kertas "glasin" yang dibuat tidak mela-
lui tahap kalendering.
Dilakukan tiga jenis perlakuan
salut dengan variasi binder (PVA dan lateks) yang berbeda,
dan lcertas "glasin" dibuat dalam lima jenis komposisi serat panjang dan pendek yang berbeda. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial acak lengkap 5 x 4. Pengujian lembaran kertas yang dilakukan meliputi uji gramatur, tebal, ketahanan tarik, ketahanan retak, ketahanan
sobek, ketahanan
(Gurley),
penetrasi
lipat, penetrasi minyak,
opasitas,
air, porositas derajat
putih,
kilap, kekasaran, pH kertas dan ketahanan cabut. Pengujian gramatur kertas "glasin" yang telah dilapis menghasilkan kisaran nilai 34.180
-
39.446 gram/m2 sedang-
kan kertas "glasin" tanpa pelapisan mempunyai gramatur 27.540 -
-
28.890 gram/m2. Tebal kertas salut antara 0.0567
0.0686 mm.
Indeks tarik dan indeks retak kertas
salut
lebih rendah dari pada kertas "glasin" tanpa pelapisan dengan nilai rataan indeks tarik 34.12
-
47.08 Nm/gr dan
~ r . sobek kertas indeks retalc 2.56 - 3.70 ~ ~ a m ~ / Indeks "glasin"
salut
Ketahanan lipat
berkisar antara 4.65 kertas
"glasin"
6.40 Nm2/gr.
mengalami kenaikan
dibandingkan kertas "glasin" tanpa pelapisan dengan nilai rataan berkisar antara 32.25 - 85.38 kali.
Nilai Cobb 60
kertas "glasinu antara 44.43 - 79.53 g/m2 dan porositas (Gurley) kertas salut 42.30 - 203.65 detik/100 ml.
Nilai
penetrasi minyak kertas "glasin" salut 2 645.63 - 4 895.50 detik. Opasitas cetak kertas cenderung mengalami peningkatan dengan kisaran nilai 56.34 - 73.85 persen.
Derajat
putih kertas "glasin" salut antara 63.32 - 75.12 dan nilai kilap-nya antara 4.29 akhir,554.00 8.89
dan
-
5.94 persen.
Kekasaran kertas
789.00 ml/menit, nilai pHnya antara 8.60 -
kekuatan
cabut
(Dennis wax test) 11.5
-
lapisan dengan
kertas
dasar
13.5.
Dari hasil analisa keragaman diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada komposisi serat dan jenis perlakuan salut serta interaksi keduanya terhadap porositas dan opasitas kertas .
Pada tebal , indeks retak, indeks sobelc
dan ketahanan lipat komposisi serat dan jenis perlakuan salut berpengaruh nyata.
Jenis perlakuan salut berpenga-
ruh nyata terhadap gramatur, indeks tarik, derajat putih, kilap, kekasaran, penetrasi
minyak, pH
dan
ketahanan
cabut, sedangkan komposisi serat berpengaruh nyata terhadap penetrasi air. Pembuatan kertas
"glasin" dengan proses pelapisan
(pigment coating) secara umum meningkatlcan sifat cetak dan
ketahan minyak kertas.
Jenis variasi binder dengan PVA
lebih banyak akan meningkatkan ketahanan terhadap penetrasi minyak, opasitas dan ketahanan lipat sedangkan pemakaian lateks yang tinggi akan meningkatkan kelicinan kertas.
PENGARUH PROSES PELAPISAN (PIGMENT COATING) DAN KOMPOSISI SERAT KAYU TERHADAP MUTU KERTAS "GLASIN"
Ole11 NIAN SETIA PALUPI F 27.1516
SKIPSI Sebagai satah satu syarat untuk nlemperolel~gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusau TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN, Faltultas Teknologi Pertanian, Irlstitut Pertanian Bogor
1995 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKiiOLOGI PERTANIAN
PENGARUH PROSES PELAPISAN (PIGMENT COATING) DAN KOMPOSISI SERAT KAYU TERHADAP MUTU KERTAS "GLASIN" SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Jurusan TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN, Fakultas Teltnologi Pel-tanian, Institut Pertanian Bogor
Oleh NIAN SETIA PALUPI F 27.1516
Dilahirkan pada tanggal 21 Maret 1972 di Sragen Tanggal lulus: 3 Januari 1995
Disetujui, Bogor, Januari 1995
7
. R. Hardi Suprapto Dosen Pembinlbing I1
Dose11 Penlbinlbing I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan, hanya karena kasih dan penyeirtaan~yalahmaka skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Penulis mengucaplcan terima kasih kepada 1.
:
Drs. R. Hardi Suprapto sebagai dosen pembimbing utama,
2. Dra. Nina Elyani sebagai dosen pembimbing pendamping,
3. Semua staf Balai Besar Selulosa Bandung yang telah
menyediakan semua fasilitas selama penelitian, 4. Ayah, Ibu dan semua keluarga yang telah banyak membantu
dalam memberikan dukungan moril, material dan doa. 5. Teman-teman di Akademi Teknologi Pulp dan Kertas yang
telah banyalc membantu dalam pengadaan literatur Akhirnya kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan tulisan selanjutnya.
Bogor, Januari 1995
Penulis
DAFTAR IS1
..............................
KATA PENGANTAR
DA)?TAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR
GAMBAR
...............................
DAFTAR LAMPIRAN
.............................
I . PENDAKULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I1
. TINJAUAN
PUSTAKA
A . SUMBER SERAT
............................ ............................
B . KERTAS DAN PROSES PEMBUATANNYA B . 1 . Internal Sizing
...........
.....................
B.2.Surface Sizing . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B . 3 . Proses Pelapisan (Pigment Coating) . . C . KERTAS GLASIN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I11
. METODOLOGI
.......................
PENELITIAN
A . BAHAN DAN ALAT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B . METODA PENELITIAN C.
........................
TATA LAKSANA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 . Penelitian Tahap Pertama
.............
2 . Penelitian Tahap Kedua . . . . . . . . . . . . . . . . .
D . RANCANGAN PERCOBAAN IV . HASIL DAN PEMBAHASAN
.....................
.......................
A . PENELITIAN TAHAP PERTAMA . . . . . . . . . . . . . . . . . B . PENELITIAN TAHAP KEDUA 1
.
...................
Gramatur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2 . Tebal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 . Ketahanan tarik
.......................
halaman iii
4 . Ketahanan retak
.......................
38
5 . Ketahanan sobek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
41
.......................
44
........................
46
8 . Porositas (Gurley). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
50
6 . Ketahanan lipat 7 . Daya serap air
9 . Ketahanan minyak
10 . Opasitas
..............................
11. Derajat Putih 12
V
.
.
......................
.........................
Kekasaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
52 55 58 62
13 . Nilai pH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
64
14 . Kekuatan cabut
........................
65
KESIMPULAN DAN SARAN
68
A . KESIMPULAN
....................... ...............................
68
....................................
69
B . SARAN
.............................
70
..................................
72
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 . Sifat kertas glasin di pasaran Tabel 2 . Porositas Gurley
..........
.........................
halaman 29 30
DAFTAR GAMBAR
ha1aman
......
Gambar
1. Diagram a l i r proses pembuatan k e r t a s
Gambar
2 . Diagram a l i r proses pembuatan k e r t a s yang
d i s u r f a c e sizing Gambar
..........................
4.
............... ............
.............. ........
40
8 . Grafik hubungan komposisi s e r a t dengan n i -
l a i indeks sobek k e r t a s " g l a s i n r r Gambar
40
7 . G r a f i k pengaruh j e n i s perlakuan s a l u t t e r -
hadap indeks r e t a k k e r t a s "gl.asinw Gambar
36
6 . Grafik hubungan komposisi s e r a t terhadap
indeks r e t a k k e r t a s " g l a s i n ' Gambar
33
5 . Grafik hubungan j e n i s perlakuan s a l u t t e r -
hadap indeks t a r i k k e r t a s " g l a s i n T 1........ Gambar
26
G r a f i k hubungan j e n i s perlakuan s a l u t t e r hadap gramatur k e r t a s " g l a s i n "
Gambar
22
3 . Diagram a l i r proses pembuatan k e r t a s " g l a s i n l '
s a l u t pada p e n e l i t i a n utama Gambar
7
..........
42
9 . G r a f i k hubungan j e n i s perlakuan s a l u t de-
ngan n i l a i indeks sobek k e r t a s
............
42
Gambar 1 0 . Grafik hubungan komposisi s e r a t dengan n i n i l a i kekuatan l i p a t
......................
45
Gambar 1 1 . Grafik hubungan j e n i s perlakuan s a l u t dengan kekuatan l i p a t k e r t a s " g l a s i n "
.......
45
Gambar 1 2 . Grafik hubungan komposisi s e r a t terhadap daya s e r a p a i r k e r t a s t l g l a s i n "
............
48
Gambar 1 3 . Pengaruh komposisi s e r a t dan j e n i s p e r l a -
......
kuan s a l u t terhadap p o r o s i t a s k e r t a s
amb bar
51
1 4 . Grafik hubungan j e n i s perlakuan s a l u t t e r hadap n i l a i ketahanan minyak
..............
53
Gambar 1 5 . Pengaruh komposisi s e r a t dan j e n i s p e r l a kuan s a l u t terhadap o p a s i t a s k e r t a s
.......
57
Gambar 16. Grafik pengaruh j e n i s perlakuan s a l u t t e r hadap n i l a i d e r a j a t p u t i h k e r t a s
..........
59
Gambar 1 7 . G r a f i k hubungan j e n i s perlakuan s a l u t t e r hadap n i l a i kekasaran k e r t a s " g l a s i n "
.....
63
Gambar 1 8 . Grafik hubungan j e n i s perlakuan s a l u t t e r hadap ketahanan cabut
.....................
66
DAFTAR LAMPIRAN
.
ha1aman
..........
73
2
. Nilai rataan sifat kertas "glasin" . . . . . .
80
3
.
Lampiran
1
Lampiran Lampiran
Data penguj ian kertas "glasin"
Hasil analisa keragaman dan uji lanjut Duncan
.................................
81
Lampiran
4
. Cara uji gramatur (SII 0 4 3 8 - 8 1 ) . . . . . . . . .
97
Lampiran
5
. Cara uji tebal kertas (SII
.....
98
Lampiran
6
. Cara uji ketahanan tarik (SII 0 4 3 6 - 8 1 )
Lampiran
7
Lampiran
. 8.
Lampiran
9
Lampiran
10.
0443-81)
..
99
0435-81)
..
100
Cara uji ketahanan lipat (SII 0 5 2 7 - 8 1 )
..
Cara uji ketahanan sobek (SII
. Cara uji ketahanan retak (SII 0 5 2 9 - 8 1 ) . .
102
.
103
............... Lampiran 1 2 . Cara uji daya serap air (Cobb 6 0 ) . . . . . . . Lampiran 1 3 . Cara uji nilai pH kertas . . . . . . . . . . . . . . . .
104
Lampiran
.
11
Cara uji porositas Gurley (SII Cara uji penetrasi minyak
Lampiran14 . Cara ujiderajatputih (SII Lampiran
15.
0662-82)
Lampiran
16.
17.
108
.....
109
Cara uji kekasaran (Bendsen). . . . . . . . . . . . .
110
0437-81)
................ Lampiran 1 6 . Cara uji opasitas cetak (SII 0 5 3 1 - 8 1 ) . . . Lampiran
105
Cara uji Dennis wax test
111
112
Alat-alat untuk membuat kertas Nglasin" salut
...................................
113
Industri kertas di
Indonesia
semakin berkembang
seiring perkembangan teknologi dewasa ini.
Kertas khusus
merupakan salah satu kertas yang telah diproduksi di samping kertas budaya dan kertas industri, walaupun dalam jumlah yang masih terbatas.
Kertas khusus adalah kertas
yang dibuat dengan jenis dan sifat yang khas untuk tujuan dan spesifikasi khusus.
Salah satu kertas khusus yang
luas penggunaannya adalah kertas glasin.
Kertas glasin
(glassine paper) merupakan kertas tahan minyak yang mempuyai permukaan yang halus, mengkilap dan transparan, yang banyak digunakan untulc pembungkus makanan dan spare-part. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan kertas glasin dapat berasal dari serat panjang dari kayu daun jarum dan serat pendelc dari kayu daun lebar. kayu
tropis
berserat
pendek
perlu
Banyaknya
dimanfaatkan untuk
mengurangi biaya produksi mengingat terbatasnya keberadaan kayu berserat panjang panjang
di
Indonesia
yang diputihkan Rp
(harga pulp
serat
1600,00/kg dan pulp
serat
pendek yang diputihkan Rp 1000/kg Kurang
cepatnya
produsen
;
1994).
dalam
negeri
mengikuti
perkembangan teknologi menyebabkan timbulnya mutu kertas glasin yang kurang baik khususnya ketahanan minyak dan sifat cetaknya.
Pigment coating merupakan proses untuk
meningkatkan mutu cetak dan penampakan kertas, yang diharapkan dapat meningkatkan mutu kertas glasin yang ada.
Dengan mempelajari proses pembuatan kertas glasin menggunakan proses pelapisan diharapkan dapat memberikan masukan pada perkembangan teknologi proses industri kertas khusus di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pembuatan lcertas glasin dengan menggunakan proses pelapi san (pigment coating) serta pengaruh komposisi serat dan komposisi campuran bahan salut (coating color) yang dipergunakan terhadap sifat kimia, optik, ketahanan minyak dan sifat fisik dari kertas "glasin".
Yang dimaksud dengan
kertas "glasin" adalah kertas glasin yang dibuat tanpa melalui tahap kalendering.
11. TINJAUAN PUSTAKA
A. SUMBER SERAT
Menurut Casey
(1980), kayu sebagai surnber serat
yang digunakan sebagai bahan
balcu pernbuatan lcertas
secara garis besar terbagi atas dua jenis yaitu kayu daun jarum (Gymnospermae) yang biasa disebut softwood dan kayu daun lebar (Angiospermae) yang disebut hardwood.
Keduanya mempunyai perbedaan sifat serat. Sifat-sifat serat yang berpengaruh terhadap sifat
kertas yang dihasilkan adalah panjang serat, diameter serat dan tebal dinding serat. disebut dimensi serat.
Sifat serat ini biasa
Peranan dimensi serat berhu. -
bungan satu sama lain dan pengaruhnya sangat mendasar terhadap sifat fisik kertas serta tujuan penggunaannya (Casey, 1980). Kayu daun jarum (softwood) mempunyai serat yang lebih panjang dibandingkan kayu daun lebar (hardwood). Panjang trakheid &oftwood biasanya 3 -5 mnl (rata-rata 2.5 sampai 8 mm).
Panjang ini bervariasi tergantung
pada ketinggian pohon, diameter, umur dan tipenya. Pada umumnya
serat panjang menghasilkan kertas
yang mempunyai kelcuatan sobek yang tinggi dan dalam batas-batas tertentu
menghasilkan
kertas dengan
lcelcuatan tarilc, kekuatan retak dan kelcuatan lipat yang tinggi.
Hal ini disebabkan serat panjang memberikan
titik tangkap yang luas terhadap gaya yang mengenainya, sehingga dapat menahan gaya yang lebih besar (Soenardi, 1974).
Terdapat hubungan yang nyata antara panjang serat dan lcekuatan sobek lcertas,
tetapi hubungan panjang
serat dengan sifat kekuatan kertas yang lain kurang jelas .
Sifat
kekuatan
(lcekuatan tarik, lipat
kertas dan
yang
retalc)
lain
lebih
tersebut cenderung
dipengaruhi oleh lcekuatan ikatan antar serat dari pada dengan panjang serat. Serat-serat kayu daun jarum yang tidak digiling menghasilkan kertas yang rendah lcualitasnya meskipun serat-serat tersebut mempunyai serat yang panjang.
Produk-produk seperti karton, kertas
pembungkus dan lcertas lcantong tidak menggunakan pulp kayu daun lebar lcarena pulp ini mempunyai serat yang pendelc sehingga kurany
apabila digunakan sebagai
bahan baku pembuatannya, walupun dapat ditemui produlcproduk khusus (Casey, 1980). Dijelaslcan lebih lanjut bahwa proses penggilingan akan mempengaruhi lcelcuatan fisik kertas .
Penggilingan
akan meningkatkan ketahanan sobek pada tingkat penggilingan tertentu. Sifat kelcuatan yang lain seperti daya tarik, retalc dan lipat akan meningkat dengan meningkatnya penggilingan .
B. KERTAS DAN PROSES PEMBUATANNYA
Menurut Standar Industri Indonesia (1982), kertas adalah lembaran yang terdiri dari serat-serat selulosa yang saling tempel-menempel dan jalin-menjalin.
Pada
beberapa jenis kertas tertentu ditambahkan beberapa bahan penolong berupa zat organik atau anorganilc. Kertas
digolongkan
menjadi
tiga
bagian
kertas budaya, kertas industri dan kertas lain.
yaitu Kertas
budaya terdiri dari kertas karton, kertas cetalc, lcertas tulis dan kertas untulc keperluan bisnis.
Kertas indus-
tri terdiri atas kertas pengemas, kertas rokok, karton dan kertas pembungkus.
Kertas lain adalah kertas yang
tidak termasuk kedua golongan tersebut misalnya kertaskertas yang dibuat dengan tujuan khusus seperti kertas glasin. Industri kertas dan kertas karton pada dasarnya melibatkan beberapa tahapan proses yaitu pembuatan pulp dari bahan baku berselulosa, penggilingan dan penyaringan pulp
serta pembuatan
kertas dan
penyempur-
naannya. Pembuatan pulp pada intinya memberikan perlakuan pada bahan baku berserat secara mekanik, kimia atau kombinasi dari keduanya sehingga setiap
serat
dapat dipisahlean dari lignin, zat ekstralctif dan komponen kimia lainnya dari bahan berlignoselulosa.
Karak-
teristilc akhir kertas yang dihasilkan alcan bergantung
pada kualitas pulp yang ditentukan oleh banyak faktor seperti
:
pemilihan bahan baku dan tipe proses yang
digunalcan pada pembuatan pulp (Stephenson, 1952) . Setelah pembuatan pulp selesai baru dapat dilanjutkan dengan pembuatan kertas. kertas yang dilalcukan pada
Secara umum pembuatan
industri kertas setelah
pembuatan pulp adalah persiapan stok (stock preparation), pembuatan lembaran, pengepresan, pengeringan, pelicinan, penggulungan dan penyelesaian (FAO, 1973). Diagram alir proses pembuatan lcertas dapat dilihat pada Gambar 1. Menurut menentukan stok.
Stephenson
dalam
(1952), proses
pembuatan
kertas
adalah
paling
persiapan
Pada tahap ini dibentuk sifat kertas yang sesuai
dengan jenis kertas yang akan diproduksi. sifat
yang
kertas
penyaringan
dilakukan dan
dengan
pembersihan,
Pembentukan
pemcampuran penggilingan
pulp, dan
penambahan bahan kimia. B. 1. INTERMU SIZING
Menurut
Mcdonald
(1970), kertas
dan
karton
dibuat melalui proses internal sizing supaya memililci penarnpakan yang baik dan memuaskan apabila kontalc dengan berbagai macarn cairan. Dengan internal sizing peresapan air pada kertas pembungkus dapat diperlambat.
Pembuatan pulp
+ Penggilingan pulp
I
I
,--',
Penambahan aditif
+ v ---+ Pembuatan lembaran
Pengepresan
Pengeringan
penyelesaian
I
I
Kertas
Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan kertas Casey
(1981) juga menjelaslcan bahwa
internal
sizing merupakan proses untuk memberikan ketahanan kertas
terhadap
memberilcan seperti
cairan yang
lcarakteristik
ketahanan
relatif
akhir
terhadap
encer
untuk
kertas yang
baik,
peresapan
encer, susu, kopi, darah, jus
atau
air,
tinta
cairan lain.
Ketahanan terhadap suatu cairan tertentu belum tentu juga tahan terhadap cairan lain.
Darih rosin dapat
memberilcan ketahanan terhadap a i r dan beberapa c a i r a n yang b e r s i f a t asam,
tetapi
t i d a k tahan pada c a i r a n
alkali. Jumlah d a r i h r o s i n yang digunakan dalam proses
i n t e r n a l s i z i n g tergantung d a r i l c u a l i t a s lcertas dan fungsinya
serta
efektifitas
yang
ingin
diperoleh.
Beberapa k u a l i t a s k e r t a s membutuhkan penggunaan l e b i h dari
s a t u persen d a r i h r o s i n d a r i b e r a t
pulp yang
digunakan. Darih r o s i n dan alum s e l a l u digunalcan bersamasama.
Fungsi alum adalah sebagai pengendap dan pem-
bantu dalam pengilcatan.
Jumlah alum yang dibutuhlcan
untuk melengkapi d a r i h r o s i n tergantung d a r i beberapa faktor
seperti
tipe
dan
jumlah
bahan
s i z i n g yang
digunalcan, s i f a t pulp, pH, a i r dan jumlah a d i t i f l a i n dalam s i s t e m .
Pemalcaian alum yang t e r l a l u
sedikit
menyebabkan timbulnya busa dan t e r j a d i n y a kerusalcan lembaran pada proses pengepresan sedangkan pemakaian alum yang t e r l a l u banyak akan menyebablcan kerugian kertas
menjadi
sangat
secara
elconomis dan membuat
asam.
Menurut Casey ( 1 9 8 1 ) , pada k o n d i s i asam alum
akan membentuk flolc k o l o i d alum h i d r o k s i l a t .
Itarena
flolc i n i b e r s i f a t k a t i o n i k maka alcan menarik p a r t i lcel-partikel
yang b e r s i f a t anionilc s e p e r , t i partilcel
r o s i n dan s e r a t s e l u l o s a . penambahan
tiga
persen
Menurut Macdonald
alum
tidalc
(1970),
alcan memberikan
dampak n e g a t i f terhadap lcecerahan k e r t a s .
Menurut Podder ( 1 9 8 2 ) , s u r f a c e s i z i n g
merupalcan
penambahan bahan lcimia t e r t e n t u pada permukaan k e r t a s untuk rnemperoleh s i f a t - s i f a t yang d i i n g i n k a n . Casey
(1981)
menj elaslcan bahwa
culcup p e n t i n g untuk k e r t a s
tulis,
b e r b a g a i k e r t a s pembungkus.
surface
sizing
lcertas cetalc dan
Keuntungan d a r i s u r f a c e
s i z i n g dalarn ha1 lcertas t u l i s dan c e t a k a d a l a h d i h a sillcannya l a p i s a n f i l m pada permukaan k e r t a s sehingga tidak
alcan merusak pena
yang
lain
ketahanan
sewaktu d i t u l i s i .
rninyak
pada
lcertas
Akibat meningkat
selama permukaan p o r i - p o r i k e r t a s t e r t u t u p . Kegunaan
surface
sizing dari
pengemas
lcertas
rnencakup ketahanan p e n e t r a s i minyalc, lemak dan bahanbahan p e l a r u t l a i n s e r t a peningkatan lcetahanan r e t a k , t a r i k dan lcetahanan t e r h a d a p a b r a s i .
Surface s i z i n g (Klass,
d a p a t menyebablcan rendahnya ketahanan sobek 1982).
B.3
.
PROSES PELAPISAN (PIPigment kertas
dengan
meningkatkan
CmTlXG)
coating
merupalcan
bahan-bahan mutu
cetalc
kimia dan
proses dan
pelapisan
pigrnen
penampakan
untuk
lcertas.
Proses p e l a p i s a n d i b u a t untulc memperoleh s i f a t permukaan yang unggul
dalam pencetakan,
yaitu kelicinan
yang tinggi, penyerapan tinta yang lebih baik, lebih putih dan lebih mengkilap (Casey, 1981). Bahan baku yang digunakan dalam proses pelapisan terdiri dari dua bahan utama yaitu kertas dasar dan campuran bahan salut (coating color) .
Coating color
merupakan campuran dari beberapa bahan kimia yang 'berbeda sifat dan fungsinya sehingga mempunyai sifat akhir baru
yang berbeda.
Menurut
Casey
(1981),
campuran bahan salut yang paling sederhana terdiri dari
zat
warna
(calcined clay, plastic pigment,
silicates, alumina trihydrate) dan zat pengikat atau binder (pati casein, animal glue, PVA, turunan selulosa, lateks) .
Selain pigmen dan binder, Ice dalam
bahan salut biasanya ditambahkan bahan aditif
(lu-
bricant, foam control agent, flow modifier dll) . Kertas dasar merupakan komponen terpenting dalam penentuan kualitas dari kertas salut.
Sifat-sifat
kertas dasar yang penting antara lain keseragaman formasi, porositas, sifat
kekuatan
fisik
kertas,
kadar air, derajat putih, opasitas dan kelicinan pemukaan .
Pigmen merupakan kompo~enutama dalam campuran bahan salut.
Umumnya pemakaiannya berkisar
antara 70-90 persen dari berat
total
campuran
salut.
Jenis
kaolin
pigmen
yang
biasa
( c l a y ) , kalsium lcarbonat,
dipakai
adalah
t i t a n i u m olcsida
dan s a t i n white (Casey, 1 9 8 1 ) . Menurut Elyani dan J e n n i ( 1 9 9 2 ) , k a o l i n merupalcan pigrnen d a s a r untuk k e r t a s c e t a k dengan rumus lcimia A1203.2Si02.2H20.
J e n i s pigmen i n i mempu-
nyai
rendah
harga
sebagai
zat
yang
relatif
warna
dalam
dan pemalcaiannya
proses
penyalutan
alcan
meninglcatkan mutu c e t a k dan mengurangi penyebaran t i n t a c e t a k pada k e r t a s . s i f a t sebagai b e r i k u t
Kaolin mempunyai s i f a t -
:
- 2.63
specific gravity
:2.57
index r e f r a c t i o n
:1.56
derajat putih
:65 - 8 6 %
ukuran p a r t i l c e l
:+
Kalsium karbonat dapat
meningkatkan
dan o p a s i t a s k e r t a s
44
(CaC03) adalah pigmen yang
kekuatan
lapisan
(Casey, 1 9 8 1 ) .
salut,
umur
Pemakaiannya
s e b a g a i bahan s a l u t biasanya dilcombinasikan dengan k a o l i n dimana lcalsium lcarbonat cenderung
menanxbah
d e r a j a t p u t i h , o p a s i t a s dan daya s e r a p t i n t a d a r i kaolin
(Elyani dan J e n n i ,
1992).
Derajat putih
CaC03 umumnya b e r k i s a r a n t a r a 93-98 p e r s e n .
b. B i n d e r
Binder mempunyai pengaruh yang besar pada sifat campuran bahan salut dan sifat alchir kertas salut. gai
Fungsi binder antara lain bertindak seba-
pembawa
menjadi
pigmen,
pengilcat
satu, mengikat
partikel
partikel
pigmen
pigmen dengan
kertas, memberi sifat alir yang dibutuhkan dan mengontrol
absorpsi
cetak pada kertas.
tinta
cetak
Binder terbagi menjadi dua
jenis yaitu natural binder protein,
selama proses
(pati, casein, soys
derivat selulosa) dan sintetilc binder
( styrene-butadiene, acrylic,
Menurut Casey
(1981),
PVAC, PVA) . apabila dilihat dari
kekuatan ikatannya PVA (polyvinyl alkohol) adalah bahan pengikat yang paling lcuat.
PVA memberi
ketahanan terhadap tinta, minyak, lemalc dan cairan organik.
Hal tersebut rnenyeloablcan pemalcaiannnya
culcup dengan jumlah yang relatif rendah. PVA yang digunakan dalarn campuran bahan
Volume salut
relatif kecil lchususnya apabila digunakan bersama dengan latelcs dan pati.
Alasan yang membatasi
adalah harganya yang mahal dan sifat reologinya yang tidalc menguntungkan (hiyh-shyear).
Styrene-butadiene (SBR) dikenal juga dengan nama lateks, mempunyai viskositas rendah berbentuk emulsi berwarna putih dengan bau yang spesifik. Lateks cocok dengan hampir semua jenis binder lain dan dapat digunakan dengan sebagian besar pigmen (Elyani dan Jenni, 1992) . Menurut Casey (1981), pada umumnya SBR memberikan kilap dan derajat putih yang tinggi serta ketahanan minyalc dan air yang lebih baik dari pada bahan pengikat sintetik yang lain. menambah
fleksibilitas
lapisan
SBR juga akan salut
sehingga
keretalcan yang terjadi pada kertas dapat ditekan sekecil munglcin. tidak
akan
Dalam proses penyalutan SBR
menimbulkan
pendebuan
yang
akan
menurunkan kilap kertas. Elyani dan Jenni (1992) menjelaskan bahwa pemakaian lateks sebagai binder juga akan menambah kemampuan cetak dan ketahanan cabut pada kertas salut serta mc:mpunyai efek yang kecil
pada
Pemakaiannya
viskositas sebagai
campur.xn bahan
binder
~,ada bahan
biasanya 5-14 bagian per 100 bagian pigmen.
salut. salut
Selain
pigmen
komponen utama,
dan
binder
yang
merupakan
campuran bahan salut masih harus
ditambahkan bahan kimia aditif seperti modifier, lubricant, dispersants dan lain-lain. Bahan kimia yang dipakai sebagai lubricant seperti
calsium stearat, aluminium stearat, wax
:
emulsion atau polyethylene glycol. Lubricant berfungsi untuk
meninglcatkan
sifat
alir
campuran
bahan salut , meningkatlcan sifat cetalc, mengurangi kecenderungan pecahnya lapisan salut pada dilipat
dan
mengurangi
pendebuan
saat
(Elyani dan
Jenni, 1992). Binder merupakan
sumber
terbentuknya busa
khususnya jenis binder protein dan lateks.
Busa
ini terjadi karena dispersi gas ke dalam cairan dan dipengaruhi oleh sifat cairan seperti tegangan permukaan,
viskositas,
pengadukan
Jenis-jenis deformer seperti oil, ester --
dan
sushu.
alkohol, vegetable
atau polyglycol ester.
Kertas salut yang dicetalc akan bersentuhan dengan air dan apabila binder yang dipakai dapat larut dalan air, lapisan salut akan lunalc dan tinta akan lepas. Untuk mengatasi masalah tersebut
biasanya
ditambahkan
bahan
insolubilizer
seperti aldehida, melamin formaldehide, borat atau khromat (Elyani dan Jenni, 1992) . Menurut SII no. 1158 th 1984 persyaratan kertas cetak salut adalah sebagai berikut
:
Gramatur (g/m2)
- 200
:
71
pH (ekstraksi dingin)
:
6-8
Derajat putih
:
min. 70
Kilap (75 huter) ( % )
:
maks. 75
Kekasaran (Bendstgen) (rnl/menit)
:
maks. 100
Cabb 60 (g/m2)
:
maks. 35
Ketahanan cabut (IGT) (P.m/s)
:
min. 300
Penetrasi minyak
:
7-8
(%)
( IGT)
(IOOO/rnm)
C. KERTAS GLASIN
Kertas
glasin
adalah
kertas
yang
mempunyai
permulcaan lembaran yang mengkilap, transparan dan tahan terhadap minyalc dan lemalc. Kertas glasin termasuk dalam golongan kertas khusus (yang dibuat untuk tujuan dan spesifikasi
khusus) .
Sifat-sifat khusus
tersebut
dibuat dengan cara perlakuan terhadap pulp atau kertas yang sudah jadi dengan penambahan bahan sizing. Menurut Casey
(1952), kertas glasin dan kertas
tahan minyak mempunyai porositas rendah sehingga rnempunyai ketahanan terhadap minyak yang tinggi. teristik
Karak-
umum kertas glasin adalah sebagai berikut
:
Gramatur
:
30-75
Tebal
:
0 . 0 2 5 - 0 . 0 7 0 urn
Solid f r i c t i o n
:
0.62-0.75
S p e c i f i c volume
:
1.0
A i r volume
:
13 %
c~/m~
111. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pulp NBKP
(Needle Bleached Kraft Pulp) atau
pulp kayu daun jarum yang diputihkan dan pulp kayu daun lebar yang diputihkan atau LBKP (Leaved Bleached Kraft Pulp) .
Sedangkan bahan kimia yang dipakai
adalah
rosin, alum, CMC (carboxymethyl cellulose) , PVA (polyvinyl alcohol) , lateks (styrene-butadiene), polyethylene
glycol, melamin
aquades.
forrnaldehide, castor oil
dan
Kertas glasin yang dijual di pasaran (diambil
dari sampel yang dijual di sebuah toko di Bogor) merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam penelitian pendahuluan. Peralatan yang digunakan terdiri dari alat penggilingan
(beater), alat pengukur derajat giling, alat
pembuat lembaran kertas, pH-meter, stopwatch, penekan hidrolik, oven, proofel' coater, dryer, timbangan analitik, gelas ukur dan gelas piala, stirer-heater dan beberapa alat uji sifat kertas yang meliputi
:
tester,
tensile
tester,
thickness
tester,
bursting
pengukur
porositas
tester,
folding
tester,
alat
tearing
(Gurley), opasitas, penetrasi minyak, kekasaran, dan penyerapan air serta alat uj yang berupa batang-batang lilin 25.
?but (Dennis wax test) ang bernomor 1 sampai
B. METODA PENELITIAN
Penelitian yang
dilakukan
terdiri
dua
tahap.
Tahap pertama merupakan penelitian pendahuluan yang meliputi pengujian sifat-sifat kertas glasin di pasaran dan penentuan berat bahan untuk surface sizing (CMC). Pengujian sifat-sifat kertas glasin di pasaran bertujuan untuk mendapatkan data perbandingan mutu dalam pembuatan kertas "glasin".
Kertas glasin pasaran yang
diuji diambil dari sampel yang dijual di salah satu toko di Bogor.
Parameter yang diuji meliputi gramatur,
tebal, kekuatan tarik, kekuatan retak, kekuatan sobek, kekuatan lipat, porositas (Gurley), ketahanan penetrasi air, ketahanan minyak, derajat putih, kilap, kekasaran, opasitas dan pH. Penentuan berat CMC sebagai bahan untuk surface sizing dilakukan untuk memperoleh berat CMC yang mempunyai porositas yang paling baik.
Surface sizing
dilakukan untuk memperoleh ketahanan kertas terhadap penetrasi minyak dan lemak. porositas
Berat CMC dengan nilai
terbesar akan digunakan sebagai perlakuan
pada penelitian utama. Penelitian tahap kedua terdiri dari pembuatan kertas "glasin" dengan komposisi campuran pulp serat panjang dan pendek yang berbeda, dilanjutkan dengan pengujian sifat-sifat lcertas tersebut.
Komposisi pulp
NBKP dan LBKP yang dicoba adalah 1 0 0 : 0 , 7 5 : 2 5 , 5 0 : 5 0 , 2 5 : 7 5 dan 0 : 1 0 0 .
Kertas "glasin" dibuat dengan memberi
perlakuan pada bahan baku pulp dan pada lcertas yang sudah berbentuk
lembaran.
Perlakuan terhadap pulp
dilakukan dengan penggilingan sampai derajat giling tertentu dan penambahan bahan campuran pulp proses
internal sizing pada
sebelum dibentuk
lembaran, sedangkan
surface sizing dan pigment coating dilakukan
setelah pembentukan lembaran.
Internal sizing dilaku-
kan untuk meningkatkan ketahanan lcertas terhadap penetrasi air.
Surface sizing dilakukan untuk memperoleh
ketahanan kertas terhadap minyak dan lemak sedanglcan pigment coating untuk memperoleh ketahanan minyak dan sifat cetak kertas yang lebih bailc. yang
digunakan dalam
pigment
Campuran bahan
coating terdiri dari
pigment (kaolin, kalsium karbonat), binder (PVA, lateks) dan aditif (poliethylene glycol, melamin formaldehide, castor oil).
Variasi binder yang digunakan
adalah (PVA:latelcs) 1:3, 1:1 dan 3 : 1.
Kertas "glasin"
yang dibuat tidak melalui proses kalendering. Pengujian kertas
salut meliputi
gramatur,
tebal, kekuatan; tarik, sobek, retak lipat, porositas Gurley, ketahanan minyak, ketahanan terhadap penetrasi air, derajat putih, kekasaran, opasitas, pH dan ketahanan cabut.
C. TATA LAKSANA 1. Penelitian Tahap Pertama
a. Pengujian kertas glasin di pasaran
Kertas glasin pasaran diuji sifat-sifatnya yang meliputi gramatur, tebal, opasitas, kekuatan lipat, sobek, retak,tarik, kelcasaran, penetrasi minyak, kilap, penyerapan air, porositas, pH dan derajat putih.
Prosedur pengujian dapat dilihat
pada lampiran. b. Penentuan berat bahan surface sizing
Berat CMC yang digunalcan adalah 1.1 g/m2, 1.4 g/m2 dan 1.6 g/m2.
Kertas yang diuji terdiri
dari lima komposisi pulp/serat
(NBKP
:
LBKP),
yaitu 100:0, 75:25, 50:50, 25:75 dan 0:100. Pembuatan lemaran kertas dilalcukan melalui proses internal
s i z i n g dengan darih rosin dan
alum (1:2). Pulp digiling selama 30 menit dengan beban penuh.
Setelah 30 menit pertama derajat giling
pulp dilihat dan penggilingan dilanjutlcan
dengan
mengurangi beban sampai derajat giling 100 ml CSF (Canadian Standard Frithness) untuk NBKP dan 250 ml CSF untuk LBKP.
Bila derajat giling tersebut
telah tercapai, beban dilipas dan penggilingan dilanjutlcan 15 menit. Gramatur
kertas
yang -dibuat disesuailcan
dengan gramatur kertas glasin pasaran (28 g/m2 ) , dengan lima komposisi pulp NBKP dan LBKP.
Untuk
membuat lembaran, ke dalam bubur pulp ditambahkan darih rosin dan alum sebanyak satu persen darih rosin dan dua persen
alum.
Setelah dipres,
lembaran dikeringkan pada dryer. Kertas dengan lima kombinasi tersebut dilapisi CMC dengan masing-masing perlakuan menggunakan proofer coater kemudian dikeringkan pada dryer
dengan
suhu
selama 24 jam. tasnya
berdasar
35-45OC. dan
dikondisikan
Setelah itu kertas diuji porosiSII
dengan hasil terbesar
no.
0662-82.
Perlakuan
(porositas terbaik) akan
dilakukan dalam penelitian utama.
Diagram alir
proses pembuatan kertas dengan proses sizing dapat dilihat pada Gambar 2.
surface
Pencampuran
I
s
jeuis koluposiri
I
Pembuatan lembaran
I Pengepresan
Gambar
2.
Pengeringan
7 0 - 75 lc
Pengkondisian
27°C
RH 6;
Diagram alir pembuatan kertas yang disurface sizing
2. Penelitian Tahap Kedua
Campuran bahan salut
(coating color) dibuat
dengan formula sebagai berilcut
:
'Kaolin CaC03 100 PVA Styrene-buadiene
10
Polyethylene glycol Melamin formaldehide Castor oil
1.0 0.5 0.5
Solid content Vislcositas
20% 100 7.88
PH
Selain komposisi bahan salut, faktor lain yang ingin dilihat adalah pengaruh komposisi pulp antara pulp NBKP pendek).
(serat panjang) dan pulp
LBKP
(serat
Perbandingan yang dipilih adalah 100:0,
75:25, 50:50, 25:75 dan 0:100. Kegiatan kertas
dengan
rosin dan alum
dimulai internal 1
dengan
pembuatan
lembaran
sizing menggunakan darih
2 . Darih rosin yang digunakan
adalah satu persen dan alum dua persen dari berat
Pulp digiling dalam penggiling selama 30 menit dengan beban penuh.
Setelah 30 menit pertama dera-
jat giling pulp diukur dan penggilingan dilanjutkan dengan mengurangi beban sampai derajat,giling 100 ml
CSF
(Canadian Standard Fri thness) untuk NBKP dan
250 ml CSF untuk LBKP.
Bila derajat giling pulp
telah dicapai, beban dilepas dan penggilingan dilanjutkan selama 15 menit.
Setelah itu pulp dipres
untuk menghilangkan sebagian besar
air yang ada
sehingga dapat disimpan untuk sewaktu-walctu dibuat lembaran kertas. Untuk membuat lembaran kertas pulp terlebih
dahulu
disintegrator.
diuraikan
dan
diseragarnlcan pada
Kemudian pulp ditambahkan dengan
darih rosin dan alum dengan perbandingan satu persen darih rosin dan dua persen alum (darih rosin dimasukkan terlebih dahulu) sambil terus diaduk dan dibentuk lembaran. g/m2
Gramatur yang dibuat adalah 28
(berdasarkan tahap pertama) .
Lembaran yang
telah dibuat dipanaskan dalam dryer dengan suhu 70 75
OC
sampai kering. Lembaran dilapisi
dengan
hasil penelitian pendahuluan) .
CMC
(berat sesuai
Lembaran yang telah
dilapisi CMC telah menjadi kertas "glasin". ini akan dijadikan acuan atau blanko.
Kertas Lembaran
kertas yang lain dibuat dengan menggunakan proses pelapisan dengan alat proofer
coater menggunakan
campuran bahan salut seperti yang telah dikemukakan sebelurnnya. Berat lapisan salut yang dipakai adalah 8 g/m2.
Lembaran kertas yang telah disalut diker-
ingkan pada plat logam di dalam oven.
Setelah dikeringkan kertas tersebut seharusnya melewati tahap kalendering tetapi karena alat yang digunakan dalam skala laboratorium belum ada maka proses ini tidalc dilakukan, oleh karena itu lcertas yang dihasilkan disebut kertas "glasinN. Lembaran lcertas yang diperoleh pada penelitian utama ini dikondisikan di ruang kondisi selama 24 jam lalu diuji. uji
Pengujian yang dilakukan meliputi
gramatur, tebal, ketahanan
tarik, ketahanan
sobek, ketahanan retak, kekuatan lipat, porositas, opasitas,
cobb 60,
penetrasi
minyak, kilap,
kekasaran, pH dan uji cabut (Dennis wax test) .
Uji
yang dilakukan terebut diuraikan secara terperinci pada lampiran 4 sampai lampiran 17.
Diagram alir
proses pembuatan kertas gl.asin salut dapat dilihat pada Gambar 3.
Penggilingan pulp
I
(
Pencampuran
1
s jenis kompusisi
Penambahan rosin dan alum
Pernbuatan lembaran
perbudmgau 1:2
1
+ Pengepresan I
CILC 1.6 giml
-
70 7j =C
Pengeringan
Surface sizing dan coating
cooti~~g ~0l0r
I
kalendering
tidak dilakukan
Pengkondisian I Penguj ian kertas
Gambar 3. Diagram alir pembuatan kertas "glasinu salut
D.
RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial acak lengkap 5x4 dengan dua kali ulangan. Faktor yang
diterapkan pada
penelitian
komposisi serat yang digunakan
ini
adalah
(NBKP dan LBKP) dan
jenis perlakuan salut (noncoating dan coating dengan variasi binder) .
Faktor komposisi serat terdiri dari
lima taraf campuran pulp NBKP dan LBKP yaitu 0:100, 25:75, 50:50, 75:25 dan 100:O.
Faktor jenis perlakuan
salut terdiri dari empat taraf yaitu kertas noncoating dan kertas salut dengan variasi binder PVA:lateks
;
1:3, 1:l dan 3:l. Menurut Sudjana (1985), model rancangan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut
'ijlc
=
:
variabel respon karena pengaruh bersama taraf ke-i faktor K dan taraf ke-1 . faktor M
U
=
efek rata-rata yang sebenarnya
Ki
=
efek komposisi serat pada taraf ke-i
=
efek jenis perlakuan salut pada ta-
Mj
raf ke-j -j KMij
=
efek interaksi antara taraf ke-i faktor komposisi serat dan taraf ke-j faktor jenis perlakuan salut
'
.
E k ( i j ) ' efelc u n i t percobaan Ice-k dalam kombinasi p e r l a k u a n ( ij ) Hipotesa
yang
akan
adalah sebagai berikut H,
d i uj i
dalarn
penelitian
:
= 0 ; (i = 1,2,3,4,5)
= K~
H2 = M .
= 0 ; ( j = 1,2,3,4)
H3 = K M .
= 0 ; ( i = 1 , 2 , 3 , 4 , 5 dan j = 1 , 2 , 3 , 4 )
I
11 Hipotesa
HI
menyataklan
bahwa
tidalc
pengaruh kornposisi s e r a t yang digunakan. menyatalcan salut
.
ini
t i d a k ada pengaruh
Hipotesa
H3
faktor
rnenyatakan
Hipotesa H2
jenis
tidak
terdapat
ada
perlakuan pengaruh
i n t e r a k s i komposisi s e r a t dan j e n i s perlalcuan s a l u t .
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENELITIAN TAHAP PERTAMA Penelitian tahap pertama yang dilakulcan meliputi pengujian sifat - sifat kertas glasin di pasaran penentuan berat bahan surface sizing.
dan
Hasil pengujian
kertas glasin di pasaran terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sifat kertas glasin di pasaran Parameter
Nilai
Gramatur (g/m2) Tebal (mm) Opasitas ( 2 ) Kekuatan lipat ( x )
28.83 0.02313 32.02 136.2 (AM) 5.0 (SM) 5.699 (AM) 4.956 (SM) 1.53 57.00 33.50 23.00 44.90 48.50 75.84 37.00 6.40
Indeks sobek ( ~ m ~ / g ) Indek retak (Kpam2/g) Indeks tarik (Nm/g) Kekasaran (ml/menit) Penetrasi minyak (detik) Gloss (kilap) ( % ) Porositas (detik/ 100 ml) Derajat putih Cobb 60 PH
Gramatur
kertas
akan
me inpengaruhi
sifat-sifat
kertas yang lain, sehingga parar leter ini diambil untuk menentukan gramatur kertas glasir. yang akan dibuat (28 g/m2) .
Diharapkan dengan gramatur tersebut sifat-sifat
lain kertas glasin yang dibuat
(s-.bagaikertas dasar
pada
pigment
coating/blanko) dapat
mendekati
sifat
-
kertas glasin yang ada di pasaran. Selain untuk mengetahui
mutu
kertas glasin di
pasaran, penelitian tahap pertama juga dilakukan untuk menentukan
berat
CMC
sebagai
sekaligus precoatiny. CMC
( carboxymethyl
bahan
surface
Menurut Casey
sizing
(1981), polimer
cellulose) yang digunakan sebagai
bahan sizing telah dibuktikan efektif untuk membuat kertas tahan minyak.
Polimer ini dalam operasi surface
sizing dapat menurunkan porositas. Berat CMC yang digunakan adalah 1.1 g/m2, 1.4 g/m2 dan 1.6 g/m2. komposisi
Percobaan dilakukan pada lima jenis
serat/pulp NBKP:LBKP
yaitu
100:0, 75:25,
50:50, 25:75 dan 0:100. Semakin besar nilai porositas
(Gurley) sernakin
lama waktu yang diperlukan untuk mengalirkan udara (100 ml) yang berarti sernakin sedikit jumlah pori-pori pada kertas.
Hasil pengukuran porositas
(Gurley) dapat
dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Porositas -
Komposisi NBKP :LBKP
b e r a t CMC (g/m2)
-.
1.1
1.4
1.6
Parameter yang diamati adalah porositas (Gurley) dengan pertimbangan bahwa sifat ini sangat mempengaruhi sifat ketahanan minyak kertas.
Menurut Casey (1981),
kertas tahan minyalc adalah kertas dengan porositas rendah atau yang telah mengalami perlakuan tahan minyak dengan lapisan film atau bahan penahan minyalc lain. Hasil pengujian pada penelitian pendahuluan menunjukkan nilai porositas (Gurley) terbesar diperoleh pada larutan CMC dengan berat 1.6 g/m2.
Untulc semua jenis
komposisi serat, berat CMC 1.6 g/m2 (konsentrasi 2 menunjukkan
porositas
yang
lebih baik
dengan berat CMC yang lebih kecil.
%)
dibandingkan Menurut Casey
(19811, konsentrasi yang sangat rendah
(0
-
1.25
%)
menghasilkan hasil akhir yang tipis, konsentrasi sedang (1.25 - 5.0 %
menghasilkan surface sizing yang bagus
dan konsentrasi yang tinggi
(5 - 12
%)
meningkatkan
kekuatan internal dan kekuatan cabut wax. Kertas secara fisik terdiri dari kurang lebih 70 persen ruang
udara, baik dalam bentulc pori-pori seja-
ti, udara yang terperangkap dalam kertas (void) maupun rongga pada lembaran yang hanya terdapat pada satu permukaan kertas (recesses). Dari lcandunyan udara
ketiga macam bentulc
tersebut bentulc pori-pori sejatilah
yang berperan dalam sifat daya tembus udara (porositas) lcertas.
Jumlah serat pendek yang besar pada kertas
akan mengurangi volume void dan sifat poros kertas. Jika pada percobaan ini nilai terbesar diperoleh pada
komposisi murni NBKP, ha1 ini disebabkan karena ketidaksempurnaan penggilingan pulp
LBKP.
Penggilingan
yang berlebihan akan mengakibatkan disintegrasi serat sehingga lembaran kertas yang terbentuk akan cenderung mempunyai lebih banyak pori-pori sejati apalagi kalau dibuat pada gramatur rendah. B. PENELITIAN TAHAP KEDUA
Kertas salut dibuat dengan
kertas dasar berupa
kertas "glasin" yang telah dibuat melalui proses internal sizing dan surface sizing.
Kertas glasin tersebut
dilapisi dengan campuran bahan salut melalui proses pigment coating. Pengujian dengan
proses
kertas pigment
"glasin" yang coating
telah
meliputi
disalut
gramatur,
tebal . lcelcuatan tarik, kekuatan lipat, kekuatan sobelc, kekuatan retak, derajat putih, kekuatan cabut wax, penyerapan air, porositas dan pH.
Hasil pengujian
tersebut diuraikan di bawah ini. 1. G r a m a t u r
Gramatur kertas adalah massa lembaran kertas dibagi dengan luasnya dan dinyatakan dalam (g/m2 1 . Hasil pengujian gramatur kertas glasin salut dapat dilihat
pada
Tabel 1. lampiran
1.
Nilai
rataan
gramatur tersebut berkisar antara 34.180 g/m2 sampai 39.674 g/m2.
Hasil analisa keragamannya menunjukkan bahwa jenis perlakuan salut mempunyai efek yang signifikan terhadap nilai gramatur yang dihasilkan sedangkan komposisi serat dan interaksinya mempunyai efek yang tidak signifikan.
Pengaruh jenis perlakuan salut
terhadap gramatur kertas "glasin" dapat dilihat pada Gambar 4.
Jenis Perlakuan Salut fan18 perlrk. Balul
Gambar 3. Grafik hubungan jenis perlakuan salut terhadap gramatur kertas salut Gramatur kertas "glasin" meningkat dengan dilakukannya proses pelapisan dan gramatur lcertas
salut
meningkat dengan semakin besarnya binder lateks pada campuran bahan salut tetap kenaikan tersebut tidak
jauh berbeda.
Hal ini terlihat pada uji lanjut
Duncan yang menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata antar taraf perlakuan salut dengan variasi binder (PVA
yang
:
lateks) 1:3, 1:l dan 3 :l.
tidak
terlalu jauh
Adanya perbedaan
itu disebabkan
adanya
penyerapan yang lebih efektif oleh campuran bahan salut yang mengandung lebih banyak latelcs dari pada PVA
. Gramatur kertas dipengaruhi oleh kadar air pada
kelembaban
udara relatif disekitar kertas.
Pengu-
kuran harus dilakukan pada kondisi standar lcarena gramatur
selalu
dinyatakan
kertas termasuk kadar air.
sebagai
total
berat
Pada pengukuran gramatur
kertas ini pengaruh karena kadar air sangat kecil karena kertas telah dikondisikan dengan kelembaban tertentu sehingga kandungan airnya homogen. 2 . Tebal
Menurut Casey
(1981), ketebalan mempengaruhi
hampir setiap sifat fisik, optik dan elektrik kertas.
Kertas
bersifat
compressible.
Perbedaan
tekanan akan menyebabkan perbedaan pada' ketebalan walaupun hanya kecil. Ketebalan kertas
"glasinv yang
disalut
berkisar antara 0.0567 mm sampai 0.0686 mm.
ini
Berda-
sar analisa keragaman terjadi perbedaan yang nyata
pada
komposisi
serat
dan
jenis
terhadap ketebalan kertas salut.
perlakuan
salut
Tetapi interaksi
keduanya tidalc menunjukkan perbedaan nyata. Dari uji lanjut Duncan, terdapat perbedaan yang nyata antara komposisi pulp murni NBKP dan murni LBKP.
Hal tersebut bisa disebabkan karena kurang
sempurnanya penyerapan
CMC
(pada proses
surface
s i z i n g ) pada komposisi murni NBKP sehingga tebal kertas glasin awal cenderung lebih tipis dibandingkan pada komposisi murni LBKP dan akan mempengaruhi tebal kertas akhir.
Sedangkan untuk komposisi yang
lain perbedaan tidak terlalu jauh. Proses pelapisan yang dilakukan akan mengakibatkan kenaikan tebal kertas sekitar 9
-
24 persen.
Hal tersebut juga ditunjukkan pada uji lanjut bahwa tebal kertas glasin tanpa salut mempunyai perbedaan nyata dengan kertas salut.
Dari uji lanjut juga
diketahui bahwa perbedaan ketebalan pada variasi PVA:lateks
; 1: 3
dam 1:l tidak jauh berbeda sedang-
]can pada perbandingan 3:l perbedaan cukup besar. Ini disebabkan kurang sempurnanya bahan salut
dengan
kadar binder
kertas
PVA tinggi tersalutkan pada
sehingga sebagian campuran salut tersebut terbuang atau
kurang
meratanya
tersalutkan pada kertas.
campuran salut terebut
3 . Kekuatan t a r i k
Kekuatan tarik kertas
"glasin" yang disalut
merupakan daya tahan lembaran kertas terhadap gaya tarik yang bekerja pada lcedua ujung kertas yang diukur pada kondisi standar, sedangkan indeks tarik adalah ketahanan tarik dibagi dengan gramatur kertas (Nm/g). Dari hasil analisa keragaman diketahui bahwa jenis perlakuan salut mempunyai efek yang signifikan sedangkan komposisi serat dan interaksinya tidak menunjulckan efelc yang signifikan terhadap indeks tarik kertas "glasin".
Pengaruh jenis perlakuan
salut terhadap indeks tarik kertas dapat dilihat pada Gambar 5.
Jenis Perlakuan Salut lenla parlsk. ralut
Gambar 5. Grafik hubungan jenis perlakuan salut terhadap indeks tarik kertas "glasin" salut
Kekuatan tarilc kertas salut sangat dipengaruhi oleh kekuatan tarik kertas "glasin" awal, kandungan air kertas dan jumlah serta lcualitas ilcatan serat. Kekuatan tarik cenderung menurun dengan dilakulcannya proses pelapisan tetapi penurunannya tidak terlalu j auh .
Uji lanjut Duncan menunj uklcan bahwa perbedaan kekuatan tarik pada terlalu jauh.
jenis perlakuan salut tidak
Tetapi nilai rataannya menunjukkan
bahwa perlakuan salut dengan variasi PVA:lateks pada perbandingan 1:l menghasilkan indeks tarik tertinggi.
Hal tersebut membuktikan bahwa PVA lebih efek-
tif dalam meningkatkan kekuatan ikatan serat-eksternal aditif apabila digunakan bersama dengan lateks, karena campuran bahan salut pada perbandingan ini lebih efektif penyerapannya. PVA mempunyai sifat non ionik sehingga sangat tepat untuk perekat.
Sifat kekuatan tarik yang kuat
menyebabkan efisiensi pengikatan lebih besar sehingga PVA dapat menambah kekuatan tarik kertas.
Pema-
kaiannya yang terlalu banyak menyebabkan campuran bahan
salut
tidak
terikat
sempurna pada
kertas
karena sifat PVA yang sukar larut dalam air dan mempunyai
kestabilan
viskositas
pada
suhu
80°c
(Casey, 1981). Walaupun jenis komposisi pulp tidak memberikan efek
yang
signifikan
terhadap
ketahanan
tarik,
panjang serat dipercaya dapat mempengaruhi lcekuatan tarilc
kertas.
Kekuatan
tarik
sebanding dengan
lcuadrat akar rata-rata perbandingan panjang serat dan berat (Casey, 1952) . 4 . Kekuatan retak
Kekuatan retak kertas salut adalah gaya yang diperlukan untuk meretakkan selembar kertas tersebut dan dinyatakan dalam kilopascal diukur pada kondisi Sedangkan indelcs retale adalah lcekuatan
standar .
retak per satuan gramatur (1cpam2/g). Hasil
analisa
Iceragaman
menunjuklcan
bahwa
komposisi serat dan jenis perlakuan salut memberikan perbedaan yang nyata terhadap indeks retak lcertas glasin.
Sedangkan interaksi keduanya tidalc menun-
jukkan perbedaan yang nyata.
Pengaruh tersebut
dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7. Uji
lanjut menunjukkan bahwa kekuatan retak
kertas salut sangat berbeda dengan kertas glasin awal sedangkan perlakuan dengan variasi binder yang berbeda
tidak menunjulckan perbedaan
yang
nyata.
Menurunnya ketahanan retak kertas ini disebabkan tidak
terjadinya
penyerapan
yang
sempurna
dari
campuran bahan salut yang alcan meningkatkan ikatan antar serat. ketebalan serat .
Bahan salut ini akan meningkatkan
tanpa
menambah
kekuatan
ikatan
antar
Kertas dengan komposisi serat murni NBKP mempunyai
kekuatan
dengan
kertas
Menurut Casey
yang
lebih
tinggi
"glasin" dari
serat
dibandingkan LBKP
murni.
(1952), dua falctor yang berhubunqan
dengan kekuatan retak yaitu panjang serat dan ikatan antar serat. dengan
Ikatan antar serat akan meningkat
penggilingan
serat
pada
selang
tertentu.
Penurunan kekuatan retak terjadi pada penggilingan yang berlebihan .
Penurunan yang terjadi
penggilingan
berlebihan
yang
dapat
karena
dihubungkan
dengan terjadinya disintegrasi serat. Penggilingan serat panjang NBKP sampai derajat giling 100 CSF sedangkan pulp LBKP sampai 250 CSF. Penggilingan lebih lanjut akan membuat hancurnya serat sehingga menurunkan kekuatan kertas. Nilai rataan indeks retak berlcisar antara 2.56 ) tertinggi diperoleh sampai 3.70 ( ~ ~ a m ~. / g Nilai dari komposisi serat NBKP:LBKP
;
50:50 dengan varia-
si binder (PVA:lateks)l:l,dan indeks retak terendah diperoleh dari komposisi serat murni LBKP dengan jenis variasi binder PVA:lateks ;3:1. Perbandingan yang sama dari serat panjang danpendek dalam ha1 ini menghasilkan formasi yang
cukup bagus.
Menurut
Casey (1980) untulc beberapa kualitas kertas (misal kertas cetak) formasi yang bagus lebih penting dari pada kekuatan tinggi.
Kekuatan maksimum diperoleh
hanya jika formasi lcertas bagus, yaitu jika ada distribusi yang seragam dari serat dalam kertas.
INDEKS RETAK
Komposisi Serat
W al.NBKP:LBKP.iOO:O
brnposlal rorat
sZ-NBKP:LBKf-7525
Gambar 6 . Grafik hubungan komposisi serat terhadap indeks retak lcertas glasin
Jenis Perlakuan Salut lenls perlak. sslul ating
b3.PVA:Laleks.i:l
Gambar 7. Grafik pengaruh jenis perlakuan salut terhadap indeks retalc kertas
5. Kekuatan Sobek
Kelcuatan sobelc adalah gaya dalam gram gaya (gf) atau milinewton (mN) yang diperlukan untuk menyobek selembar kertas pada lcondisi standar.
Indeks sobek
adalah ketahanan sobek kertas dibagi dengan gramatur kertas ( ~ m ~ /.g ) Dari hasil analisa keragaman nilai indelcs sobek kertas salut menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada lcomposisi jenis serat dan jenis perlakuan salut terhadap nilai indeks sobelc kertas tetapi interaksi lceduanya tidalc menunjukkan efelc yang signifikan. Hubungan antara komposisi serat dengan indeks sobelc kertas glasin serta hubungan antara jenis perlakuan salut dengan indeks sobelc kertas dapat dilihat pada Garnbar 8 dan 9. Walaupun uji lanjut Duncan menun juklcan perbedaan yang tidalc nyata pada setiap komposisi serat yang berbeda tetapi nilai cenderung menurun dengan menurunnya jumlah serat panjang.
Gambar 8 . G r a f i k hubungan komposisi s e r a t dengan n i l a i indelcs sobelc
Jenir psrlak. salut
Gambar 9 . G r a f i k hubungan j e n i s perlakuan s a l u t dengan n i l a i indelcs sobek kertas glasin
Menurut Casey (1980), terdapat hubungan yang nyata
antara
panjang
serat
dan
kekuatan
sobelc,
tetapi hubungan panjang serat dengan kekuatan yang lain tidak nyata.
Panjang serat mempengaruhi forma-
si kertas, kekakuan dan kekuatan kertas (khususnya kelcuatan sobek) .
Kekuatan
menurunnya panjang serat .
sobelc menurun dengan
Casey (1981) menjelaskan
lebih lanjut bahwa kenaikan kekuatan sobek tergantung pada kuadrat akar pangkat tiga dari rata-rata panjang serat . Dari uji lanjut diketahui bahwa jenis perlalcuan salut tidak menunjulckan perbedaan yang nyata dengan lcondisi awal .
Turunnya indeks sobek karena proses
pelapisan disebablcan adanya kecenderungan meninglcatnya kelcakuan kertas.
Kertas yang kaku mengkonsen-
trasikan kekuatan pada beberapa luasan serat yang kecil pada lembaran. Kekuatan sobek tergantung pada tiga sifat yaitu total jumlah serat yang berpartisipasi dalam putusnya lembaran, panjang serat dan jumlah serta kelcuatan ikatan antar serat. Jumlah serat yang berpartisipasi dalam putusnya lembaran tergantung gramatur dan flelcsihilitas kertas. Casey
(1980) menjelaskan lebih lanjut bahwa
ketahanan sobek juga dipengaruhi oleh penggilingan.
Penggilingan yang cukup dapat meningkatlcan ketahanan sobelc mencapai nilai malcsimum. lain sseperti daya
Sifat lcekuatan yang
tarik, retak dan
lipat akan
meningkat terus bersama dengan meningkatnya penggi1ingan
.
6. Kekuatan Lipat
Kekuatan lipat menunjukkan berapa lcali kertas dapat dilipat sampai putus pada kondii standar. Nilai rataan kelcuatan lipat kertas glasin salut berlcisar antara 32.25 sampai 85.38.
Nilai terbesar
diperoleh pada lcomposisi pulp NBKP:LBKP
50:50
;
dengan jenis komposisi binder PVA:lateks
3 :1,
;
sedanglcan nilai terendah diperoleh pada komposisi NBKP:LBKP
;
100:O dan komposisi binder 3:l.
Hasil analisa keragaman menunjukkan perbedaan yang nyata pada komposisi serat dan jenis perlakuan salut terhadap nilai kekuatan lipat, tetapi interaksi keduanya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata . Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11. Uji perlakuan
lanjut salut
memberikan dengan
petunjuk
binder
bahwa
PVA:lateks
jenis ;
3:l
men~punyai nilai yang sangat berbeda nyata walaupun pada uji lanjut tersebut variasi binder yang lain tidalc berbeda terlalu jauh, tetapi ada kecenderungan meninglcatnya nilai ketahanan lipat dengan dilalcukannya penyalutan
dengan
binder
PVA
yang
lebih
banyak.
Hal ini bisa juga disebabkan kadar air yang
cukup tinygi karena sukarnya penyeringan pada proses penyalutan dengan kadar PVA tinggi.
Gambar 10. Grafik hubungan komposisi serat dengan nilai kekuatan lipat
Jenis Perlakuan Salut Jsois Porlak. Salut
Gambar 11. ~ r a f i khubungan jenis peklakuan salut dengan ketahanan lipat kertas glasin . . . ....., .. -
Menurut Stephenson (1990), ikatan yang dihasilkan PVA sangat kuat dan tidak mudah rusak oleh pelarut organik karena itu jumlah pemakaian PVA yang diperlukan relatif sedikit jilea dibandingkan jenis binder lain.
Uj i lanj ut Duncan juga menunjulclcan bahwa tidalc terjadi perbedaan yang nyata dari setiap lcomposisi serat terhadap nilai kekuatan lipat. Kekuatan lipat akan meningkat dengan malcin tingginya derajat giling pulp.
Pormasi lcertas akan lebih mempengaruhi kekua-
tan lipat dari pada panjang serat. Casey (1981) menambahkan bahwa kekuatan lipat lcertas menunjulckan struktur lcertas .
Penggilingan
yang tidak sempurna dan formasi yang buruk menyebabkan lcekuatan lipat yang rendah. Selain itu kelcuatan lipat juga dipengaruhi kadar air kertas.
Kekuatan
lipat yang dipengaruhi kadar air ini lebih besar dari pada terhadap sifat fisik yang lain. 7 . Daya Serap A i r
Daya serap air
(bilangan cobb) didef inisilcan
sebagai jumlah gram air yang diserap oleh satu meter persegi lembaran lcertas dalam waktu tertentu diukur pada kondisi standar.
Ketahanan
terhadap
penetrasi
air
diperoleh
dengan menambahkan bahan s i z i n g yang dapat rangi kemampuan air dalam membasahi kertas.
menguDarih
rosin biasa dipakai sebagai bahan s i z i n g yany digunakan bersama alum untuk mengikatnya pada serat dan menahan penetrasi air. Bilangan cobb 60 yang diperoleh dari lcertas "glasin" awal berkisar 48.3 sampai 71.50, sedangkan kertas "glasinn salut antara 39.98 sampai 79.52. Hasil analisa keragaman menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata
ketahanan
pada
komposisi
terhadap
serat
penetrasi
air,
terhadap
sifat
tetapi
jenis
perlakuan salut dan interaksi keduanya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
Pengaruh komposisi
serat terhadap bilangan cobb 60 dapat dilihat pada Gambar 12 . Nilai rataan rnenunjukkan bahwa komposisi serat dengan
serat LBKP
yang lebih dominan memberikan
nilai yang lebih besar dari pada yang memiliki serat panjang lebih banyak.
Casey
(1981) menjelaskan
bahwa pengikatan kation rosin-alum pada serat selulosa (yang bersifat anion) dipengaruhi oleh kapasitas pengikatan kation pada serat.
Serat yang memi-
liki kapasitas kecil akan sulit untuk membentuk lembaran yang tahan air. Serat LBKP diduga memiliki kapasitas pengikatan kation yang lebih besar karena
fibrilasi serat dan luas permukaan seratnya yang lebih besar. Tidak adanya perbedaan jenis perlakuan salut terhadap nilai daya
serap air rnembuktikan bahwa
pengaruh pelapisan sangat kecil terhadap ketahanan terhadap
penetrasi
air
pada
kertas.
Ketahanan
kertas "glasinV salut cenderung dipengaruhi oleh ketahanan kertas "glasin" awal.
komposlsl aerat aI.NBKP:LBKP-1000 a3-NBKP:LBKP.50:50
a2-NBKP:LBKP.7525 a4.NBKPLBKP.25:75
Gambar 12. Grafik hubungan komposisi serat terhadap daya serap air kertas "glasin" Stephenson (1990) menjelaskan bahwa penambahan darih rosin memang akan memberilcan ketahanan terhadap air pada kertas tetapi ha1 itu sangat kritis apabila dilakukan untuk proses pelapisan yang banyak mengandung air.
Ketahanan terhadap penetrasi air kertas "glasin" yang dihasikan cenderung tidalc memuaskan walaupun telah mengalami prose internal sizing dengan darih rosin dan alum (1:2). Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti kualitas darih rosin yang
ditambahkan, efektifitas perbandingan
rosin dan alum, pH stok
darih
dan suhu pengeringan yang
kurang optimum. Perbandingan darih rosin dan alum serta jumlah yang ditambahkan yang terbulcti efektif untuk berbagai macam kertas kurang sesuai diaplikasikan untuk kertas "glasin" yang mempunyai gramatur rendah. Jumah proses
darih
internal
rosin yang
sizing
digunalcan
tergantung
dari
dalam
kualitas
kertas dan fungsiilya serta efektifitas yang ingin diperoleh. Casey (1981) menyarankan pengeringan awal pada suhu rendah
(70- 80'~)
, pengeringan bagian tengah
dengan suhu tinggi dan pengeringan akhir dengan suhu yang relatif lebih rendah.
Pengeringan sangat erat
hubungannya dengan kandungan air kertas untuk membentuk sifat tahan air yang baik.
Cukup sulit untuk
memperoleh hasil sizing dengan darih rosin yang baik j ika kandungan air kertas masih tinggi ketika masuk
pada silinder pengering. Bahan aditif yang ditambahkan dalam campuran bahan salut yaitu melamin formaldehide juga akan
glasin salut .
Menurut Stephenson (1990),
untuk
mengurangi penetrasi dan penyerapan air ke dalam lapisan
salut
digunakan
beberapa
aditif
seperti
ethylene-acrylic acid, ketone resin, urea formaldehida, melamin formaldehide dan lain-lain. 8. Porositas (Gurley)
Porositas atau daya ternbus udara ditentukan dengan mengukur daya tahan kertas untuk dilewati sejumlah udara.
Nilai porositas kertas dinyatakan
dalam detik yang berarti semalcin lama walctu yang diperllukan untuk mengalirkan udara semakin sedikit jumlah
pori-pori pada
kertas
sehingga
porositas
semakin rendah. Nilai
rataan porositas
kertas
glasin
salut
berkisar antara 44.55 sampai 203.44. Nilai tertinggi diperoleh pada kombinasi serat murni NBKP dengan komposisi binder PVA:lateks
;
3:l.
Sedangkan nilai
terendah didapat pada komposisi serat murni LBKP yang tersalut dengan komposisi binder PVA: lateks
;
3:l.
Dari hasil analisa Iceragaman dilcetahui bahwa
falctor lcomposisi~erat, jenis perlakuan salut dan interaksi keduanya menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap sifat porositas kertas glasin.
Hubungan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 13.
Dari uji
lanjut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada komposisi serat murni NBKP dan murni LBKP.
Meningkatnya porositas kertas seiring dengan
bertambah besarnya serat panjang menunjukkan bahwa serat panjang
digiling
dengan
sempurna
sehingga
menghasilkan keseragaman yang lebih baik dibandingkan serat pendek yang mengalami penggilingan kurang sempurna.
Menurut Podder (1981) perlakuan khusus
yang diberikan selama penggilingan bertujuan untuk memberikan kondisi stok yang terhidrasi sehingga dapat dihasilkan kertas tahan minyak yang baik.
-
a1
a2
a4
a3
a5
Komposisi Serat non coatlnp
pv~:~atek~.1:3
PVA:Lateks-1:l
PVA:Lateks-3:l
Gambar 13. Pengaruh komposisi serat dan jenis perlakuan salut terhadap porositas kertas glasin
Kertas yang dihasilkan diharapkan memiliki sifatsifat fisik yang baik seperti non poros, ketahanan retalc yang baik, transparan dan mengkilap. Uji lanjut Duncan menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata
pada
perlakuan
salut
dengan variasi
b i n d e r PVA:lateks ; 3:l dan pada lcertas glasin awal.
Tetapi secara umum, nilai porositas menjadi semakin tinggi dengan proses penyalutan. babkan kertas.
bahan
salut
dapat
Hal terebut dise-
memperbaiki
keporosan
Terlebih untuk komposisi b i n d e r dengan PVA
lebih dominan. PVA akan membentuk lapisan film yang tidak poros dan relatif kontinyu sehingga udara tidak dapat menembusnya. Dimensi lubang (void) merupalcan faktor penting dalam penentuan porositas penerimaan
terhadap
(1981) menyatalcan
kertas dasar dan cara
campuran bahan bahwa
terdapat
salut. Casey hubungan
yang
linier antara porositas udara dalam selang walctu tertentu dan ketahanan minyak. 9. Ketahanan Minyak
Kertas tahan minyak adalah kertas dengan porositas rendah atau yang telah mengalami perlakuan tahan minyalc dengan lapisan film atau bahan penahan minyak (Casey, 1981).
Hasil
analisa
keragaman
menunjukkan
adanya
perbedaan yang nyata pada perlakuan salut tetapi tidak pada komposisi serat dan interaksi kedua taraf tersebut.
Nilai rataan ketahanan minyak dari kertas
"glasinI1 salut berlcisar 2620 sampai 4895.5 detik. Hubungan jenis perlakuan salut dengan nilai ketahanan minyak dapat dilihat pada Gamar 14.
Jenis Parlakuan Salut @ Jsnla
pcrlak. .slut
Gambar 14. Hubungan jenis perlalcuan salut terhadap nilai ketahanan minyak Nilai
rataan terbesar diperoleh pada
kertas
dengan komposisi serat murni NBKP dan variasi binder PVA:lateks
;
3:1.
Sifat ketahanan minyak ini dipe-
ngaruhi oleh porositas dan ketahanan minyalc lcertas
" g l a ~ i nawal. ~~ Seperti dijelaskan oleh Casey (1981) bahwa
ketahanan minyak
dipengaruhi
oleh
formasi
kertas dan berhubungan
dengan porositas kertas.
Terdapat
linier
hubungan
kertas dalam selang
yang
waktu 10
-
antara
porositas
150 detik dan keta-
hanan minyak yaitu dengan membagi hasil pengukuran ketahanan minyak dalam detik dengan kuadrat tebal kertas. Uji lanjut Duncan pada jenis perlakuan salut memberikan perbedaan yang sangat nyata pada setiap perlakuan.
Ketahanan minyak
dengan adanya proses pelapisan.
cenderung meningkat Kenaikan tersebut
seiring dengan kenaikan jumlah PVA sebagai binder. Apabila dilihat dari kekuatan ikatannya PVA adalah bahan
pengikat
paling
kuat.
dalam
campuran bahan
PVA memberikan
salut yang
ketahanan terhadap
tinta, minyak, lemak dan cairan organik karena akan membentuk lapisan film yang tidak poros. Hal tersebut menyebabkan pemakaiannya cukup dengan jumlah yang relatif rendah.
Volume PVA yang digunakan
dalam bahan salut relatif kecil khususnya apabila digunakan bersama dengan lateks dan pati.
Alasan
yang membatasinya adalah harganya yang mahal dan sifat alirnya yang tidak menguntungkan. CMC juga dapat meninglcatkan sifat ketahanan minyak dan kekuatan kertas sehingga keberadaan CMC
sebagai bahan surface siziny/precoating sangat membantu
dalam
memperbaiki
sifat
ketahanan
minyak
kertas "glasin" akhir. Pengukuran parameter ketahanan minyak William ini dilakulcan sampai minyak yang menembus kertas salut stabil.
Waktu pengisian yang diukur sebenar-
nya adalah waktu dalam detik yang dibutuhkan untuk menembus sempurna dari satu sisi selembar kertas ke sisi lainnya.
Pengukuran walctu penembusan sempurna
tidak
dilakukan
munglcin
karena
ketahanan kertas
"glasin" salut yang sangat tinggi sehingga sulit ditembus oleh castor oil. Menurut
Stephenson
(1990), untuk
mengurangi
penetrasi minyak dan lemak pada permukaan lapisan salut digunakan beberapa aditif yang cocok dengan kaolin sebagai pigmennya, yaitil emulsi dari poliethylene, sodium alginat, wax, poliamine dan lainlain, terutama untuk kertas salut yang digunakan sebagai bahan pengemas.
Kebe ?.adaan polyethylene
glycol sebagai aditif dalam bahar; salut akan membantu ketahanan minyak kertas. 10. Opasitas
Opasitas adalah sifat kertas yang ditentukan dari jumlah total daya tembus ca;laya. Transparansi merupakan sifat yang berhubungan dengan opasitas.
Bahan yang transparan sempurna tidak memantulkan, membiaskan atau menyerap cahajja yang mengenai bahan tersebut
tetapi
penghamburan
meneruskan
(Casey, 1981).
semua
cahaya
tanpa
Opasitas merupakan
sifat yang penting pada pencetakan dan kertas tulis ehingga biasanya merupakan spesifikasi dari kertaskertas tesebut. Opasitas cetak diartikan sebagai daya tembus cahaya dari lembaran kertas dengan menentukan derajat
putih
jika
lembaran
dilatarbelakangi
benda
paling hitam (Dh) dan dilatarbelakangi benda paling putih (Dp). Dari analisa keragaman dapat diketahui bahwa faktor komposisi serat, jenis perlalcuan salut dan interaksi keduanya memberikan efek yang signifilcan. Hubungan ketiga faktor tersebut dapat dilihat pada gambar 15. Nilai
rataan opasitas kertas
"glasin" salut
berlcisar antara 56.34 sampai 73.85. Nilai tertinggi diperoleh pada kertas dengan komposisi serat murni LBKP dengan variasi binder PVA:lateks
;
1:l dan
nilai terrendah didapat pada kertas dengan komposisi murni serat panjang dan komposisi binder 3:l.
0 PAS I TAS Opasitas
80 r
1
a1
a2
a4
a3
a5
Kornposisi serat non coating
PVA:Lateks-l:3
PVA:Lateks.l:l
PVA:Lateks-3:l
Gambar 15. Pengaruh komposisi serat dan perlakuan salut terhadap opasitas kertas "glasin" Uji lanjut Duncan pada jenis perlakuan salut menunjukkan
perbedaan
nyata
antara
lcertas
glasin awal dengan kertas "glasin" salut. Proses pelapisan akan meningkatkan opasitas cetak kertas. Kertas glasin salut dengan variasi binder PVA:lateks ;
3 :1 berbeda nyata
dengan lcertas glasin
dengan komposisi PVA:lateks
;
1:3.
salut
Binder yang
mengandung PVA lebih banyak akan menghasillcan kertas yang mempunyai opasitas yang lebih rendah.
Menurut Casey (1952), selulosa menyerap sangat sedikit
cahaya
sehingga
lembatan
seragam sangat transparan.
selulosa
yang
Tetapi kertas tidak
homogen, akibatnya kertas mempunyai opasitas yang relatif tinggi. Panjang serat mempengaruhi sedikit atau tidak sama sekali pada opasitas kertas.
Serat yang lebih
pendek akan mempunyai opasitas yang relatif lebih besar, tetapi itu terjadi pada pulp soda yang tidak mempunyai ikatan serat yang baik.
Selain buruknya
ikatan serat pada kertas yang dominan serat pendeknya, keseragamannya juga kurang.
Casey menjelaskan
lebih lanjut bahwa penggilingan diharapkan dapat meningkatkan opasitas cetak sebab penggilingan akan meningkatkan
luas
permukaan
serat
yang
dapat
menghamburkan cahaya. Keuntungan pemakaian PVA adalah dapat membentuk lapisan film, ha1 tersebut dapat menambah transparansi, fleksibilitas, kekuatan tarik dan ketahan minyak.
Keberadaan PVA sebagai binder utama pada
kertas "glasin" menyebabkan nilai opasitas rendah (transparansi tinggi). 11. D e r a j a t Putih
Derajat putih bukan merupakan rancangan yang sempurna dari kualitas warna kertas, tetapi
cukup
berguna untuk mengukur kualitas warna dari kertas putih (Casey, 1981). Nilai rataan derajat putih kertas llglasin"awal antara 72.73
sampai 76.13 sedangkan untuk kertas
"glasin" salut berkisar antara 63.32 sampai 75.12. Hasil analisa keragaman memperlihatkan bahwa terdapat efek yang signifikan pada jenis perlakuan salut tetapi untuk lcornposisi serat dan interaksi kedua faktor tidak memberikan perbedaan yang nyata. Tidak adanya perbedaan yang nyata dari kornposisi serat menunjukkan bahwa panjang serat tidak berpengaruh terhadap
derajat
putih
kertas.
Hubungan
j enis
perlakuan salut dengan nilai derajat putih kertas dapat dilihat pada Gambar 16.
DERAJAT PUTlH 80
--.-ep
80
-
40
--
20
Z
* =
'3 :
.j
0
bl
b2
b3
b4
Jenis Perlakuan Salut
r%
Jents Pertik. Satut
bi-non soitinp b3.PVA:Lalakr-l:l b2-PVA:Laloks-l:3 b4.PV&Lalokr.3:1
Grafik 16.
Pengaruh jenis perlakuan salut dengan nilai derajat putih kertas
Uji lanjut Duncan menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada perlakuan salut dengan komposisi binder
PVA:lateks
;
1:l.
Menurut Casey
(1981),
keberadaan pigmen pada kertas mempunyai efek yang nyata terhadap derajat putih kertas.
Warna kuning
tanah memberikan efek yang jelek pada derajat putih. Beberapa dari pigmen warna putih seperti titanium dioxide, kalsium karbonat dan zinc sulfide, mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam memantulkan cahaya daripada serat pulp sehingga akan meningkatkan derajat putih.
Turunnya derajat putih kertas
"glasin" akibat proses penyalutan ini disebabkan buruknya mutu derajat putih kaolin yang digunakan (71.4 persen) .
Dalam ha1 ini kaolin yang digunakan
bersama-sama dengan kalsium karbonat (derajat putih 94.3 persen),
tetapi porsinya yang lebih kecil dari
kaolin tetap menghasilkan derajat putih akhir yang kurang memuaslcan. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi derajat putih adalah binder,
derajat putih kertas dasar, pigmen,
aditif dan ukuran partikel .
Keberadaan
darih rosin dan alum sebagai bah2.n s i z i n g
pada
kertas memberikan pengaruh yang sangat lcecil pada derajat putih kertas, tetapi warna kekuningan pada kertas kertas.
akan
terjadi
setelah beberap
lama umur
Darih rosin memberikan dampak
ang kecil,
tetapi penggunaan alum - yang mempengaruhi keasaman kertas - merupakan faktor penyebab utamanya. memperoleh
sifat permukaan yang baik, pH
Untuk kertas
harus dipertahankan diatas pH 5.0. Peningkatan transparansi kertas akan mengurangi derajat putih Icarena kenaikan transparansi berarti lebih sedikit dari bagian permukaan yang memantulkan cahaya. Peningkatan densitas kertas akan mengurangi derajat putih karena akan meningkatkan transparasi. Gramatur juga berbanding lurus dengan peningkatan derajat
putih
karena
opasitas kertas. campuran bahan
gramatur
Keberadaan
akan meningkatkan PVA
sebagai binder
salut cenderung akan meningkatkan
transparansi kertas sehingga akan menurunkan derajat putih kertas "glasinW salut. Hasil
dari
pengukuran
derajat
putih
kertas
"glasin" salut menunjukkan bahwa rataan tertinggi didapatkan dari perlakuan salut dengan komposisi binder PVA:lateks
;
1:l.
Rendahnya derajat putih
lcertas "glasin" salut dengan binder PVA lebih sedikit (1:3) dapat disebabkan karena rendahnya derajat putih dan kebersihan kertas dasar. Elyani dan Jenny (1992) menjelaskan
bahwa
keberadaan lateks
akan
memperbaiki opasitas dan derajat putih kertas. .
Casey binder
(1981) menjelaskan lebih lanjut bahwa
menyebabkan
penurunan
derajat
putih
dan
opasitas sehingga penggunaan binder yang berlebihan biasanya mengurangi mutu sifat optilc dari penyalutan.
Selain itu kondisi yang dipalcai dalam proses
penyalutan juga akan mempengaruhi derajat putih dan opasitas karena berpengaruh terhadap distribusi dan pengikatan campuran bahan salut pada kertas. 12. Kekasaran
Permukaan kertas yang halus yang akan memberikan kontak yang bailc antara kertas salut dengan plat cetak.
Permukaan yang kasar dan terputus-putus
tidalc akan memberikan hasil cetak yang baik.
Keka-
saran diukur sebagai banyaknya udara yang mengalir per satuan waktu (ml/menit).
Semakin banyalc udara
yang mengalir, permukaan makin kasar. Nilai rataan kekasaran kertas "glasin" salut berkisar antara
554.25 sampai 900.
Hasil analisa
keragaman menunjukkan bahwa jenis perlakuan salut mempunyai perbedaan yang nyata. komposisi
serat
dan
Sedangkan untuk
interaksi dua
menunjukan perbedaan yang nyata.
faktor
tidak
Hubungan antara
perlalcuan salut dan nilai kekasaran dapat dilihat pada Gambar 17. U j i lanjut Duncan memperlihatkan hahwa tingkat
kekasaran kertas "glasin" awal sangat berbeda dengan kekasaran kertas "glasin" salut .
Uni uk komposisi
binder yang digunakan tidak menunjukkan perbedaan yang
nyata,
tetapi
seiring berkurangnya
nilainya
cenderung
menurun
jumlah PVA dan meningkatnya
lateks.
Jenls Perlak. salut
Gambar 17. Hubungan antara perlakuan salut dan nilai kekarasan kertas "glasin" Menurut Avery et al. di dalam Casey pemakaian
polimer
styrene-butadiene dalam
(1981),
jumlah
yang besar akan memberikan efek yang signifikan pada peningkatan kilap dan pelicinan.
Kertas "glasin"
salut mempunyai kelicinan yang lebih buruk daripadakertas "glasin' awal karena tidak mengalami proses kalendering. Peningkatan penggilingan bahan baku akan meningkatkan lcelicinan kertas alchir .
Penekanan basah
dan ditingkatlcannya kalendering alcan meningkatkan kelicinan
(menurunkan kekasaran).
Bahan pengisi
juga akan meningkatkan kelicinan khususnya setelah kalendering.
Surface-sizing meningkatkan kelicinan
dan pelapisan berwarna mempunyai efek yang terbatas pada kelicinan khususnya untuk kertas salut yang melalui supercalendering (Casey, 1981) . sangat
dipengaruhi
oleh
proses
Kelicinan
kalendering
dan
tergantung pada kompresibilitas, terutama bahan baku yang baik dan pada lapisan salut yang rendah. 13. Nilai pH
Menurut Casey (19521, keasaman sangat penting sebab akan menyebabkan kestabilam kertas.
Keasaman
dapat ditentukan dari asam yang terlarut dalam air (atau alkalinitas) atau konsentrasi ion hidrogen (pH) pada ekstrak kertas.
Konsentrasi ion hidrogen
lebih menunjukkan kestabilan kertas daripada total asam. Nilai rataan pH kertas "glasin" awal berkisar antara 7.11 sampai 7.67 dan kertas "glasin" salut antara 8.65 sampai 8.89. Kenaikan pH ini disebablcan oleh campuran bahan salut yang mempunyai pH 7.88. Dari hasil analisa keragaman diketahui bahwa perlakuan sendangkan
salut
mempunyai
komposisi
serat
efek dan
yang
signifikan
interaksi
kedua
faktor
tidak
menunjukkan
perbedaan
yang
nyata .
Hasil uji lanjut Duncan memperlihatkan adanya perbedaan nyata pada kertas glasin awal dengan kertas "glasin" salut.
Sedangkan variasi binder pada bahan
salut tidak memberikan nilai pH yang berbeda jauh. Asam pada kertas terutama berasal dari alum yang ditambahkan .
Asam
juga bisa
berasal
dari
residu pemutihan yang tertinggal pada pulp, penyerapan gas asam dari atmosfir atau dari asam organilc yang
ditemukan,
agen
sizing
atau
bahan
salut.
Kertas yang disalut mempunyai alkalinitas tinggi, itu berasal dari pigmen yang bersifat basah (Casey, 1952) . Menurut Casey (1952), melaporkan bahwa kekuatan retak berkurang sekitar 10 persen pada pH 4 sampai 6 jika alum digunakan untuk mengikat rosin pada kertas . 14. Kekuatan cabut
Kekuatan
cabut
menentukan
ketahanan
salut terhadap cabutan dari kertas basah proses cetak.
lapisan selama
Jika daya cabut dari lapisan salut
rendah maka kualitas cetak akan rendah. Nilai rataan cabut kertas "glasin" awal antara 18 sampai 19 sedangkan kertas "glasin" salut 11.5 sampai 13.5. bahwa
Hasil analisa keragaman menunjukkan
jenis perlakuan
salut memberikan perbedaan
yang nyata walaupun dari uji lanjut perbedan itu tidak
terlalu jauh.
Sedangkan faktor komposisi
serat dan interaksi kedua faktor tidak memberikan perbedaan yang nyata.
DENNISON WAX TEST
Jenis Perlakuan Salut
EZl janir
psr~sk.sa~ut
Gambar 18. Grafik hubungan antara jenis perlakuan salut terhadap ketahanan cabut Menurut Wilber d i d a l a m Casey (1983), kekuatan retak dan Dennison wax Penurunan
slah
satu
test saling mepnegaruhi.
sifat
diatas
tidak
berarti
terjadi suatu masalah, tetapi penurunan keduanya pada waktu yang terjadi
sama
itu berati kerusakan akan
selama pencetakan.
Nilai
minimum
pada
kertas bergramatur 74 g/m2 (40 persen serat kimia
dan 60 persen serat mekanik) kekuatan retalcnya 18 dan
dennison wax 8. Jumlall
falctor
binder
utama
yang
dan
distribusinya
menentukan
merupakan
kekuatan
cabut.
Pemakaian binder dalam jumlah besar mengurangi sifat optik dan sifat cetak kertas salut.
V . KESIMPULAN DAN SARAN A . KESIMPULAN
Pembuatan kertas "glasin" dengan proses pelapisan dilakukan dengan memperhatikan proses penggilingan pulp yang
khusus
(bertahap), berat
bahan
untuk
surface
sizing, menggunakan campuran bahan salut yang relatif encer (total padatan 20 persen) dan dikeringkan pada suhu yang tidak terlalu panas (70
-
75O~).
Pembuatan kertas "glasin" melalui proses pelapisan secara umum meningkatkan sifat cetak dan
ketahanan
minyak kertas. Jenis komposisi binder dengan PVA lebih banyak minyak,
daripada opasitas
lateks dan
akan
meningkatkan ketahanan
ketahanan
lipat,
sedangkan
pemakaian lateks yang tinggi akan meningkatkan kelicinan kertas. Pemalcaian berbagai komposisi serat panjang dan pendek pada pembuatan lcertas "glasin" salut sedikit berpengaruh terhadap
sifat kertas "glasin" akhir khu-
susnya sifat-sifat fisiknya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor fibrilisasi yang akan menentukan kekuatan ikatan serat yang diperoleh dari penggilingan pulp yang sempurna lebih berperan dalam pembuatan kertas "glasin" dengan gramatur dan tebal yang rendah dari pada panjang serat .
Penggunaan proses pelapisan pada kertas "glasin" akan meninglcatkan sifat cetak lcertas tetapi peningkatan tersebut tidak sebaik kertas cetalc salut (SII 1158-84) yang tujuan utamanya murni untuk proses pencetakan. Proses pelapisan ini akan mengurangi sifat transparansi yang merupakan
keunggulan kertas "glasin" dibandingkan
kertas tahan minyak yang lain, sehingga dapat disimpulkan hasil pelapisan kertas glasin adalah kertas tahan minyak dengan kemampuan cetak tinggi. Pemakaian binder PVA dengan jumlah lebih besar kurang menguntungkan karena harganya yang mahal dan sifat
reologinya yang
tidak
kaiannya dengan lateks pada
menguntungkan. jumlah yang
Pema-
sama akan
cenderung meningkatkan kekuatan lipat dan derajat putih kertas. B. SARAN
Pembuatan kertas glasin dengan
cl
cajat giling pulp
yang berbeda serta suhu pengeringan yang lain perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap sifat kertas glasin. Proses ]calendering yang sangat mempenr_iruhi sifat kertas glasin akhir sangat perlu dilakulcan un uk memperoleh hasil yang lebih baik dan lebih akurat. Proses pelapisan dengan binder PVA dan latf?lcsyang telah dilakukan baru merupakan satu alternat'f dari
berbagai
formula salut yang lain.
Proses pelapisan
dengan jenis pigmen, binder dan aditif yang lain dapat dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya kertas glasin.
terhadap mutu
DAFTAR PUSTAKA Casey, J.P. 1980. Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology Vol I. John Wiley and Sons, New Yorlc. Casey, J.P. 1981. pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology Vol 111. John Wiley and Sons, New York. Casey, J.P. 1981. Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology Vol IV. John Wiley and Sons, New York. Elyani, N dan Jeni R. 1992. Proses Pelapisan. Pendidikan Bhakti Industri, STPK, Bandung. FAO.
Yayasan
1973. Guide for Planning Pulp and Paper. Wayman Moris Technical Information on Raw Material. Pulp and Paper Manufacture, Roma.
Lavigne, J.R. 1986. Pulp and Paper Dictionary. Paper International, California.
Pulp and
Stephenson, J.N. 1952. Pulp and Paper Manufacture Vol I. McGraw Hill Books Company, New Yorlc. Macdonald, R.G. 1982. Papermaking and Paperboard Making Vol 111. McGraw Hill Book Company, New York. Podder, V. 1982. Technology in Paper Industry. Pitambar Publishing Company, New York. SII
0435-81. 1981. Cara Uji Ketahanan Departemen Perindustrian, Jakarta.
Sobek
Kertas.
SII 0436-81. 1981. Cara Uji Ketahanan Tarilc Kertas dan Karton. Departemen Perindustrian, Jakarta. SII 0437-81. 1981. Cara Uji Derajat Putih Kertas. temen Perindustrian, Jakarta.
Depar-
SII 0438-81. 1981. Cara Uji Gramatur Kertas dan Karton. Departemen Perindustrian, Jakarta. SII 0443-81. 1981. Cara uji Tebal Kertas dan Karton. Departemen Perindustrian, Jakarta. SII 0527-81. 1981. Cara Uji Ketahanan Lipat Lembaran Pulp dan Kertas (Metode MIT) . Departemen Perindustrian, Jkarta . SII 0529-81. 1981. Cara Uji Ketahanan Retak Lembaran Pulp dan Kertas. Departemen Perindustrian, Jakarta.
SII 0531-81. 1981. Cara Uji Opasitas Cetak Kertas. Departemen Perindustrian, Jakarta. SII 0662-82. 1982. Cara Uji Porositas Gurley/Daya Tembus Udara. Departemen Perindustrian, Jakarta. SII 1158-84. 1984. Kertas Cetak Salut. Perindustrian, Jakarta.
Departemen
Soenardi. 1974. Hubungan Antara Sifat-Sifat Kayu dan Kualitas Kertas. Berita Selulosa X ( 3 ) :Ill-125. Sudjana. 1991. Desain dan Analisis Elcsperimen. to, Bandung.
Transi-
Lampiran 1. Data pengujian kertas glasin Tabel I . Gramatur kertas'glasin'(gjrn2) Komposisi serat Ulangan Jenis perlakuan salut B A noncoating PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks (blanko) 1:3 1:l 3:l 100 : 0 1 26.762 35.500 34.460 34.580 2 37.250 28.786 36.212 36.090 75 : 25 1 27.923 36.727 36.328 33.640 2 28.505 36.802 37.790 36.170 50 : 50 1 34.275 26.412 34.580 32.720 2 37.828 28.668 36.1 68 35.640 25 : 75 1 28.063 36.750 36.670 36.31 0 2 29.560 37.093 37.980 35.590 0 : 100 1 28.940 39.327 37.130 36.300 2 28.840 40.020 37.762 33.520
Tabel 2. Tebal kertas'glasinl(mrn) Komposisi serat Ulangan Jenis perlakuan salut B A noncoating PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks (blanko) 1:3 1:l 3:l 100 : 0 1 0.0473 0.0609 0.0654 0.0536 2 0.0550 0.0597 0.0668 0.0638 75 : 25 0.0547 1 0.0646 0.0646 0.0594 2 0.0535 0.0668 0.0588 0.0631 50 : 50 1 0.0465 0.0590 0.0593 0.0537 2 0.0540 0.0668 0.0608 0.0598 25 : 75 1 0.0544 0.0631 0.0671 0.061 7 2 0.0561 0.0629 0.0686 0.0619 0 : 100 1 0.0540 0.061 7 0.0595 0.0701 2 0.0583 0.071 8 0.0670 0.0634
Larnpiran 1. (lanjutan) Tabel 3. lndeks tarik kerta~'~lasin'(~rn1g) Komposisi serat A B 100 : 0 75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100
-
Ulangan
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
noncoating (blanko) 53.01 63.59 49.73 52.75 50.13 52.45 54.45 47.55 48.57 46.47
Jenis perlakuan salut PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks 3:l 1:l 1:3 38.89 31.20 34.76 41.35 39.49 39.49 38.47 31.10 27.37 42.04 37.24 40.86 40.18 37.63 31.28 46.55 36.70 44.25 45.46 42.65 42.60 42.82 34.60 48.37 48.86 46.21 47.72 54.30 43.56 35.12
Tabel 4. Indeks retak kertas'glasin'(KPam2/g) Kornposisi serat B A 100
:
0
75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100
Ulangan
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
noncoating (blanko) 7.18 5.73 6.20 4.06 4.41 4.87 4.34 2.95 4.33 2.75
Jenis perlakuan salut PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks t:l 3: 1 1:3 3.70 3.64 3.50 3.60 3.61 3.87 3.14 3.21 3.26 3.65 3.68 3.83 3.74 3.45 3.30 3.66 3.50 3.35 3.62 2.92 2.96 3.98 3.52 3.47 3.56 2.86 2.87 2.25 3.08 3.06
Larnpiran 1. (lanjutan) Tabel 5. lndeks sobek kertas'glasin'(Nrn2/g) Komposisi serat B A 100 : 0 75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100
Ulangan
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
noncoating (blanko) 6.16 7.77 7.02 6.60 7.00 6.32 6.39 5.97 5.01 5.98
Jenis perlakuan salut PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks 1:1 3:1 1:3 5.69 5.96 6.26 6.77 6.16 6.53 5.21 5.83 5.87 6.50 5.88 5.70 5.07 5.99 5.35 5.86 5.77 5.70 4.81 5.58 5.34 5.68 5.69 5.81 4.36 5.32 5.66 4.93 5.75 5.85
Tabel 6. Kekuatan lipat kertas'glasin6(kali) Komposisi serat Ulangan A B 100 : 0
75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
noncoating [blanko) 27.00 32.75 33.50 31.60 42.75 46.00 38.00 30.50 30.50 20.00
Jenis perlakuan salut PVkLateks PVkLateks PVA:Lateks 1:1 1:3 3:1 22.50 30.50 28.25 42.00 43.00 42.75 45.00 41.25 70.67 51.OO 49.00 61.30 53.00 36.33 76.00 75.75 51.OO 94.75 37.00 37.50 78.50 32.00 30.25 35.25 46.50 42.00 33.67 32.50 48.00 36.75
Larnpiran 1. (lanjutan) Tabel 7. Penetrasi air (Cobb 60) kertas'glasin'(glm2) Komposisi serat Ulangan A B 100: 0 75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
noncoating (blanko) 50.80 45.80 54.25 51.90 69.1 0 58.20 70.60 65.1 0 71.20 71.80
Jenis perlakuan salut PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks 1:3 1:1 3:1 40.30 80.00 49.60 39.65 60.00 54.30 70.45 47.80 55.70 47.20 41.05 74.50 60.40 51.10 51.30 61.70 88.15 64.35 86.95 89.00 56.70 72.1 0 80.00 63.70 63.40 71.70 66.65 76.90 76.20 58.15
Tabel 8. Porositas Gurley kertas'glasin'(detik/lOO mi) Kornposisi serat Ulangan A B 100: 0 75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
noncoating (blanko) 17.01 22.99 13.99 22.03 9.00 17.45 5.37 3.43 3.41 2.59
Jenis perlakuan salut PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks 1:1 3:l 1:3 75.00 178.73 84.60 80.00 228.57 77.40 13129 68.70 . 74.07 68.70 76.63 101.88 57.60 81.82 61.77 52.20 100.64 70.28 41.60 41.03 58.82 49.20 50.63 51.37 38.99 32.08 42.85 45.60 45.80 49.02
Lampiran 1. (lanjutan) Tabel 9. Ketahanan rninyak kertas'glasin' (detik) Kornposisi serat Ulangan A B 100 : 0 75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Jenis perlakuan salut noncoating PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks (blanko) 1:1 1:3 3:1 191.67 2,852.50 4,334.00 4,640.50 222.60 2,438.75 4,012.50 4.953.50 194.50 2,993.50 4,836.00 3,479.50 272.25 2,925.00 3,545.50 4,955.00 457.25 3,788.75 3,734.00 4,515.00 461.75 2,778.75 2,959.50 4,723.00 338.33 3,676.25 3,127.00 4,618.75 363.75 1.563.75 3,729.00 3,999.00 277.25 3,352.75 4.043.50 4,567.50 244.25 2,142.50 4,745.75 4,178.00
Tabel 10. Opasitas cetak kerta~'~lasin'(%) Kornposisi serat Ulangan A B 100 : 0 75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
noncoating (blanko) 47.24 51.35 51.66 55.28 52.49 55.02 56.16 57.83 54.98 56.76
Jenis perlakuan salut PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks 1:3 1:1 3:1 61.13 64.96 53.68 65.51 62.20 59.00 62.50 64.79 59.06 66.98 61.80 65.23 65.20 66.86 64.22 66.95 66.85 64.21 66.67 65.93 67.53 67.08 69.63 72.29 73.04 63.63 59.92 65.67 74.65 66.31
Lampiran 1. (lanjutan) Tabel 11. Derajat putih kertas'glasin' Komposisi serat Ulangan B A 100 : 0 75 : 25 50 : 50 25 : 75 0 : 100
.1 2 1 2 1 2
1 2 1 2
noncoating (blanko) 76.38 74.83 79.20 68.90 69.63 80.35 80.1 8 72.07 68.63 76.82
Jenis perlakuan salut PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks 1:l 3:l 1:3 74.57 66.94 67.94 65.00 74.10 63.02 75.02 66.80 67.68 62.70 69.60 62.52 71.03 63.06 61.53 78.70 67.40 70.00 78.00 68.44 69.33 72.74 62.74 64.80 69.00 60.20 61.42 75.75 65.22 66.70
Tabei 12. Kekasaran kertas'glasin'(ml/menit) Komposisi serat Ulangan Jenis perlakuan salut A B noncoating PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks (bianko) 1:3 1:l 3:l 1 100 : 0 294.00 602.50 792.00 700.00 2 347.00 600.00 786.00 1,100.00 75 : 25 1 258.00 512.50 590.00 566.00 2 335.00 644.00 746.00 932.00 1 50 : 50 200.00 546.00 568.00 573.00 2 332.50 562.50 648.00 694.00 1 25 : 75 260.00 620.00 655.00 660.00 2 283.00 606.00 616.67 600:OO 1 0 : 100 233.30 552.00 615.00 660.00 2 230.00 666.67 595.00 666.67
.
Larnpiran 1. (lanjutan)
Tabei 13. Kilap kertas'glasin' (%) Komposisi serat Ulangan Jenis perlakuan salut A B noncoating PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks (blanko) 1:3 1:l 3:l 100 : 0 1 39.80 4.64 4.58 4.35 2 41.40 5.88 5.70 5.58 75 : 25 1 4.93 4.52 36.52 4.39 2 40.20 5.1 1 6.73 5.10 50 : 50 1 4.44 4.50 44.18 4.33 2 5.06 30.38 5.61 5.84 1 25 : 75 33.85 4.1 8 4.88 5.08 2 34.24 4.46 6.99 5.41 0 : 100 1 57.65 4.33 4.20 4.19 2. 35.51 4.96 5.49 5.05
Tabel 14. Ketahanan cabut kertas'glasin' Kornposisi serat B A
100 : 0 7 5 : 25 50 : 50 25 : 75
0 : 100
Ulangan noncoating
1
(blanko) 18
2
18
1 2 1 2 1 2 1 2
19 18 18 19
19 19 19 19
Jenis perlakuan salut PVA:Lateks PVA:Lateks PVA:Lateks 1 :3 1:I 3:l 12 12 13 12 13 13 13 13 13 13 13 13 13 ?3 14 12 13 12 13 13 13 12 11 14 12 13 14 11 13 12
Lampiran 2. Nilai rataan sifal kertas'giasin'
P a n m t a r kompoii.i
I.nl 9ranuNr
KIIU'
C$
2
UlUl
ind. ~ l i k
hbA/g
W CI
sa.30
%
51.24 51.13 51.00 47.52 8.48 5.13
C1 CZ C1 C1
U
W ind.r.Uk
CI
g
t;I?mZl'lg
C4
U ind. mbak
SU~IZ
CI CZ C4
W Clipa1
kdi
Ci C2
w CI
U Cabb80
1
.
28.214 Z7.54C 28.812 XdW 0.0512 0.0541 0.0503 0.0553 0.0582
U W
Ub.1
J~ni.prlaluon ulu! nonco.ring 1z 3 L I. I 2 7 3x373 m.338
C1 C2 W C4
4.M
3.6s 3.51 8.97 8.83 0.08 8.18 5.50
20.3255 44.38 34.25 21.25 88.30 53.08
0 . 3 , s
Ct
87.S 71.50 W.W
(d&WIW d l c2
18.01
U POrOiiUs
W c4
U p. m1ny.k
C1
detik
2
a~dla.
Lk
C1 C6 C1 C2
W
13.P 4.40 3.00 m7.M 233.30 459.54 351.04
140.75 49.30 63.47 53.78
30.784 38.053 38.922 30.874 0.0630 0.0639 0.WI 0.0OJO 0.W88 37.u 34.12 37.77
37.05s 35.374 37.325 37.418 0.0846 0.0857 0.WS 0.0679 0.0888 40.21 40.m 41.37
45.40
U.14
41.41 3.89 3.55 3.4l
47.08 335 3.40 3.70 S.67 3.32 8.22 5.55 5.47 5.2s 1.05 3225 (LW 84.38 34.50 33.50
a,** 207 8.40 6.10 5.82 5.54 5.45 38.63 45.13 43.07 22.M 35.21 51.m 56.83 57.73 78.35 m.78 77% 75-19 86.03 u.08 4e.m 2M5.U Z.BSO.Z 3.W.75 Z8W.W 2,747.0117 82.15 86.03
39.W
44.43 81.05 79.53 71.43 81.00 aS.70 5490 45.40 4230 4.l73.Z 3~12.50 3.348.75 3.5LID.W 4,110.75 85.26 85 89 86.91
3
.
L
-.US
34.W5 34.180 U.PN 34.010 0.0567 0.0501
0.DSS 0.0516 0.0815
35.35 34.17 37.17 38.73 U.89 3.65 3.45 1.18
3.45 2.54 0.m 5.77 5.88 5.64 5.78 35.63 m.99 85.38 41.M 15.W 70.W 85.10 09.73 IM.35 74.30 103.61 t18.W 01.23 45.a 40.55 4.7D7.W a.89.3.~ 4.8IS.W 4,173.84 4.s54.W 58.31 8215
M.P
ampiran 3 .
N i l a i A n a v a P e n g u j i a n S i f a t Xertas
Tabel l a . D a f t a r a n a m pengujian gramatur k e r t a s SOURCE
df
SS
Treatment
19
534.555
t4S
28.134
F 17.762
F.O1 2.94
ERROR TOTAL
Tabel I b . U j i l a n j u t Duncan (gramatur) MX4E b2 b3 b4 bl
.
MEAN 37 .I572 36.508 35.056 28.2459
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1 A AB
Tabel l c . U j i l a n j u t Duncan N.WE
a3b4 a5bl a4bl a2bl
albl a3bl
MEP-W
B C
(gramtur) RANKED
A T PROBABILITY LEVEL . 0 1
Tabel 2a. D a f t a r anava pengujian t e b a l k e r t a s Swrce of varic:ion
Sunof Squares
d.f.
Mean square
W A l W EFFECTS
F-ratio
Sig. Level
A:ANIANZ.varl 8:AHIAN2.var2 ISTERACTIOHS AS
1.66217E-004 9.03927E-004
6 4.15544E-005 3 3.02976E-001
. 3.695
.0208
26.940
.oooo
2.43745E-005
12 2.03121E-006
.la1
.99BO
RESlDULL
2.2L925E-004
20 1 .lZC62E-005
TOTAL (CORRECTED)
.00132LL
39
Tabel 2b. U j i l a n j u t Duncan ( t e b a l ) Method: . .
Level
Count
LS Hean
8 8 8 8 8
.0574Bi5 .G590625
3 1
2 I
5
Homogeneaus Croups
A
AB ABC -0619750 8C .0632250 C .OMlbSTS
difference -0.00162 0.00158
contrast 1 - 2
1-3 1 .1 2 2 2 3
- 4
-5
- 3 - 4
-5 - 4
Tabel 2c. U j i l a n j u t Duncan ( t e b a l ) Method:
Level
1 4 2 3
.
,
Count
LS Uean
10 10 10 10
-0533800 .0591500 .0635000 .0659200
H m g e n e w t Groups
A B C C difference -0.01012 -0.01254
'
Tabel 3a. D a f t a r anava p e n g u j i a n i n d e k s t a r i k k e r t a s SOURCE
df
SS
Treatment A B AB
19 4 3 12
1661.086 144.656 1176.906 339.523
87.426 36.164 392.302 28.294
3.480 1.440 15.616 1.126
2.94 4.42 4.94 3.09
ERROR TOTAL
T a b e l 3b. U j i l a n j u t Duncan ( i n d e k s t a r i k ) NX~E
RANKED AT PROBABILITY
ME~V
LEVEL .01
T a b e l 3c. U j i l a n j u t Duncan ( i n d e k s t a r i k ) NAME
alb2 alb4 a2b4
MEAN 51.29 51.24 51 47.52 47.08 45.485 44.885 44.14 43.365 41.41 40.255 40.21 38.725 37.765 37.165 37.125 35.34-5 34.17
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1 A3 AB ABC ABCP ABCD ABCD ABCD ABCD ABCD BCD BCD BCD BCD BCD BCD BCD BCD CD
T a b e l 4a. Daftar a n a v a p e n g u j i a n i n d e k s r e t a k k e r t a s
Treatment A 9 AB
ERROR TOTAL
19 4 3 12 20 39
26.324 7.106 12.547 6.671 7.192 33.516
1.385 1.777 4.182 0.556 0.360 0.859
3.853 4.940 11.630 1.546
2.94 4.42 4.94 3.09
T a b e l 4b. U j i l a n j u t Duncan ( i n d e k s r e t a k ) .
. .
.
NAME
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1
MEAN
a1
4.35375 . 3 .a7875
a2
A AS
Tabel 4c. U j i l a n j u t Duncan ( i n d e k s r e t a k ) NAMZ
.
-'
MEAN
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . 0 1
Tabel 4d. Uji l a n j u t Duncan ( i n d e k s r e t a k ) MEAN
NAKE
albl
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1 A AB . . BC BCD BCD BCD BCD BCD BCD BCD BCD BCD BCD BCD BCD BCD BCD. BCD CD D
6.455 5.13 4.64 3.7 3.685 3.65 3 -645 3.625 3.57 3.545 3.54 3 -475 3 -45 3 -445 3.43 3.395 3 -32 3.215 2.965 2.555
a2bl a3bl
Tabel 5a. Daftar anava p e n g u j i a n i n d e k s sobek k e r t a s SOURCE
df
Treatment A B AB ERROR TOTAL
19 4 3 12 20 39
SS 11.972 5.157 5.040 1.775 4.364 16.335
MS 0.630 1.289 1.680 0.148 0.218
F 2.888 5.909 7.699 0.678
F.O1 2 ..9-44.42 4.94 3.09
0.419
Tabel 5b. Uji l a n j u t Duncan ( i n d e k s sobek) NAME
. ....
MEAN
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1
T a b e l 5c. U j i l a n j u t Duncan ( i n d e k s s o b e k ) NAME
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1
MEAN
Tabel 5d. U j i l a n j u t Duncan ( i n d e k s s o b e k ) NAME
.-
MEAN
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1
albl a2bl a3bl alb2 ~
a4bl alb4 a3b4 a2b4 a5b4 a4b4 a3b2 a4b2 a2b3 a5b2 a5bl a3b3 a4b3 a5b3
~
--.-
6.18 6.06 5.88 5.765 5.755 5.635 5.615 5.575 5.545 5.535 5.495 5.465 5.245 4.645
AB ABC ABC ABC ABC ABC ABC ABC ABC ABC ABC ABC ABC ABC BC C
Tabel 6a. D a f t a r anava pengujian kekuatan l i p a t k e r t a s SOUXCE Treatment
A B AB ERROR TOTAL
, df
SS
19 4 3 12 20 39
MS
7855.680 3804.445 2503.320 1547.914 1362.203 9217.883
413.457 951 .I11 834.440 128.993 68.110 236.356
F
6.070 13.964 12.251 1.894
F.O1 2.94 4.42 4.94 3.09
Tabel 6b. Uji l a n j u t Duncan (kekuatan l i p a t ) NMlE
MEAN
m l K E D AT P R O B A B I L I T Y LEVEL .01
Tabel 6c. Uji l a n j u t Duncan ( k e k u a t a n l i p a t ) NAME
b4 b3 b2 bl
MEPN
54.772 43.725 38.9 33.26
W K E D AT P R O B A B I L I T Y LEVEL .O1
A B B B
T a b e l 6d. U j i l a n j u t Duncan ( k e k u a t a n i i p a t ) KAME
PIEAN
RANKED AT PROBABILITY LEVEL .O1
alb3 albl
T a b e l 7 a . Daftar a n a v a p e n g u j i a n p e n e t r a s i a i r k e r t a s SOURCE
df
SS
Treatment A B AB ERROR TOTAL
19 4 3 12 20 39
4597.469 2800 .I88 604.078 1193.203 2603.250 7200.719
MS 241.972 700.047 201.359
F 1.859 5.378 1.547
F.O1 2.94 4.42 4.94
Tabel 7b. U j i l a n j u t Duncan ( p e n e t r a s i a i r )
- --
NAME
MEAN 73.01875 A 72.07501 AB 63.0375 ABC 55.35625 BC 52.55625 C
a4 a5 a3 a2 a1 ...
F5UIKED AT PROBABILITY LEVEL .O1
T a b e l 7 c . U j i l a n j u t Duncan ( p e n e t r a s i a i r ) NAME
. . +
1,IEAN
RANKED AT PROBABI1,ITY LEVEL . O 1
alb4 a3b4 a4b4 a4bl a2b4 a3bl a3b3 a2b2 a3b2 a2bl alb2
albl a2b3 alb3
Tabel 8a. Daftar a n a v a p e n g u j i a n p o r o s i t a s G u r l e y k e r t a s SOURCE
df
SS
Treatment
19 4 3 12 20 39
1470.219 266.438 1007.125 196.656 99.266 1569.484
A B AB ERROR TOTAL
MS 77.380 66.609 335.708 16.388 4.963 40.243
F 15.590 13.420 67.638 3.302
F.O1 2.94 4.42 4.94 3.09
!Pabe1 8b. U j i l a n j u t Duncan ( p o r o s i t a s G u r l e y ) NAME
MEAN
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1
Tabel 8c. U j i l a n j u t Duncan ( p o r o s i t a s Gurley) NAME
m l K E D AT PROBABILITY LEVEL .O1
MEAN
-.
Tabel 8d. U j i l a n j u t Duncan ( p o r o s i t a s Gueley) NAME
MEAN
a5b2 a4b4 a4b2
RANKED AT PROBABILITY LEVEL .O1
73.845 A 69.91 AB 68.14999 ABC
64.65 64.215 63.115 62.15 62 .I45 61.665 56.995 56.34 55.87 53 ;755 53.47 49.295
a2b2
BC
BC BCD CDE CDE CDE DEE DEE EFG EG
FG G
Tabel 9a. Daftar anava pengujian ketahanan minyak k e r t a s
Treatment
19
ERROR
20 39
TOTAL
.
106872576.000
5624872.500
4798816.000 111671 39?.lC'00
239940.797 2863369 .OOO
23.443
2.940
T a b e l 9b. U j i l e n j u t Duncan ( k e t a h a n a n minyak) NAME
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1
MEAN
T a b e l 9c. U j i l a n j u t Duncan ( k e t a h a n a n minyak) NAME
-
a2b4 alb4 a5b4 a3b4
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1
MEAN 4895.5 4797 4656.625 4619 4173.875 4173.25 4110.75 3563 3512.5 3346.5
A AB AB AB ABC ABC ABC ABC ABC ABC
a5b2 alb2 a4b2. a3bl a4bl
a5bl a2bl
albl ...
Tabel 10a. D a f t a r anava p e n g u j i a n o p a s i t a s c e t a k k e r t a s SOURCE
df
Treatment A B AB ERROR TOTAL
19 4 3 12 20 39
SS 78167.219 20832.797 38973.625 18360.797 2326.078 80493.297
MS
F
F.O1
4114.064 5208.199 12991.208 1530.066 116.304 2063.931
35.373 44.781 111.701 13.156-
2.94 4.42 4.94 3.09
T a b e l l o b . U j i l a n j u t Duncan ( o p a s i t a s c e t a k ) NAME
I.1E.W
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1
T a b e l 10c. U j i l a n j u t Duncan ( o p a s i t a s c e t a k ) NAME
MEAN
M K E D AT PROBABILITY LEVEL . O 1
T a b e l 10d. U j i l a n j u t Duncan ( o p a s i t a s c e t a k ) NAME
a3b3 a4b4 a4b3 a5b2 aSb3 a5b4 albl a2bl a3bl a4bl a5bl
ID
MEAN
77.5 75.35 68.7 6 6 -025 55.095 54.9 45.83 45.4 44 l 3 2 5 42.295
RAN~ED.AT PROBABILITY
CDE CDEF CDEF CDEF DEF DE F EFG EFG EFG EFG
LEVEL
.ox
Tabel l l a . D a f t a r anava pengujian d e r a j a t p u t i h k e r t a s SOURCE
df
SS
Treatment A
19 4
882.438 45.844
46.444 11.461
ERROR TOTAL . .
39
1277.906
32.767
MS
F 2.349 0.580
F.O1 2.94 4.42
Tabel llb. U j i l a n j u t Duncan ( d e r a j a t p u t i h ) NAME
MEAN
bl . .
b3 b2 b4
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . 0 1
74.69901 A 73.801 A 65.588 B 64.756. B
Tabel Ilc. U j i l a n j u t Duncan ( d e r a j a t p u t i h ) NAME a4bi
.a l b l a4b3 a3bl a3b3 alb3 a2bl a5bl a5b3 a2b3 a4b2 alb2 a3b2 a4b4 a3b4 a2b2 alb4 a2b4 a5b2 a5b4
IL,
MEhN
RANKED AT PROBABILITY LEVEL . O 1
Tabel 12a. D a f t a r anava pengujian kekasaran k e r t a s
SOURCE
df
MS
Treatment
19
1315788.000
69252.000
B AB ERROR TOTAL
39
1517107.000
38900.180
SS
F 6.880
F.O1
2.94
T a b e l 12b. U j i l a n j u t Duncan ( k e k a s a r a n )
NAME
MEAN
'
W K E D AT PROBABILITY LEVEL . O 1
T a b e l 12c. U j i l a n j u t Duncan ( k e k a s a r a n )
NAME
MEAN
RANKED AT PROBABILITY LEVEL
ABC ABC ABC ABCD ABCD ABCD
albl. a2bl. a4bl
,
CDEF DEF EF EF' ;
.O1
Tabel l3a. D a f t a r anava p e n g u j i a n pH k e r t a s df
SOURCE
MS
SS -
Treatment A
19 4 3 12 20 39
B AB ERROR TOTAL
13.079 0.043 12.585 0.451 0.632 13.711
F
F.O1
21.781 0.340 132.739 1.188
2.94 4.42 4.94 3.09
-
0.688 0.011 4,195 0.038 0.032 0.352 ..
Tabel l3b. U j i l a n j u t D u n c a n ( n i l a i pH) LL'
NAME
- - .. . ..
. .-. . .
,
MEAN
RANKED AT PROBABILITY LEVEL .01
. .
T a b e l l 3 b . Uji l a n j u t D u n c a n ( n i l a i pH) NAME
..
MEAN
RANKED AT PROBABILITY LEVEL .01
Tabel 14a. D a f t a r anava p e n g u j i a n ketahanan c a b u t k e r t a s
SOURCE
df
Treatment A B AB ERROR TOTAL
19 4 3 12 20 39
MS
SS 271.275 1.150 263.675 6.450 8.500 279.775
14.278 0.287 87.892 0.537 0.425 7.174
F
F.O1 - ..-
33.594 0.676 206.804 1.265
2.94 4.42 4.94 3.09
Tabel 14b. U j i l a n j u t Duncan ( k e t a h a n a n c a b u t )
NAME
RANKED AT PROBABILITY LEVEL .O1
MEAN
Tabel 14c. U j i l a n j u t Duncan ( k e t a h a n a n c a b u t )
NAME
albl
a2b4 a2b3 a2b2 a3b4 a3b3 a5b4 a3b2 alb a41; alb2 a4b3 a51
-
7
RANKED AT PROBABILITY LEVEL .oi
MZAN
18.5 18.5 18 13.5 13.5 13 ' 13 13
A AB ABC BCD CD D D D
Lampiran 4. Cara U j i Gramatur (SII 0438-81)
Gramatur adalah masa
lembaran kertas atau karton
dalam gram dibagi dengan satuan luasnya dalam meter persegi.
Contoh uji dipotong dengan ulcuran 100 x 100 mm2
sebanyak lima lembar. Contoh uji tersebut dihitung luasnya
kemudian
ditimbang massanya
dan
dicatat
hasilnya.
Pengujian dilakukan untuk kelima contoh uji. Gramatur kertas yang diuji diukur dengan perhitungan sebagai berikut
:
massa lembaran (g) Gramatur (g/m2)
=
luas lembaran (m2)
Lampiran 5. Cara U j i Tebal Xertas (SII 0443-81)
Contoh uji
dipotong empat persegi panjang dengan
ukuran panjang 12 cm dan lebar 4 cm. contoh uji merupakan arah contoh.
Arah panjang untuk
silang mesin pada
lembaran
Pengujian dilakukan dengan menggunlcan mikrometer.
Pengukuran dilakukan pada
suacu garis ke arah panjang
contoh uji minimal pada lima tempat. Contoh uji diternpatkan di atas landasan, kaki diturunkan pada permukaan contoh uji di luar pengukuran.
Kaki
penekan dinaikkan dan contoh uji digeserkan ke kedudukan daerah pengukuran. sampai
menyentuh
Kaki penekan diturunkan perlahan-lahan permukaan
penekan dilepaskan .
contoh uji, kemudian
kaki
Tebal contoh uji pada skala rnikrome-
ter dibaca dan dicatat.
Tebal kertas yang dihitung adalah
nilai rata-rata hasil pengukuran.
Lampiran 6. Cara Uji Ketahanan Tarik (SII 0436-81)
Ketahanan tarik adalah daya tahan lembaran kertas terhadap gaya tarilc yang bekerja pada kedua ujung kertas pada kondisi standar, Indeks tarik adalah ketahanan tarik dibagi dengan gramatur kertas. Uji ketahanan tarik dilakukan dengan memotong contoh uji dengan ukuran panjang 200 mm dan lebar 15 mm. yang digunakan
adalah t e n s i l e
tester.
Alat
Alat dipasang
sedemikian rupa sehingga pada posisi diam jarak antara kedua klenl 180 mm.
Contoh uji dipasang pada jalur uji,
ujung yang satu dijepit pada bagian atas dan ujung yang lain dijepit pada bagiab bawah.
Penjepit pada kedua ujung
jalur contoh uji dilcerasskan dan dijaga agar jalur tersebut terpasang merata dan tidak melintir.
Pengatur untuk
penentuan daya regang kemudian dilonggarkan. Motor kemudian dijalankan untuk mengayunkan bandulan dan ayunan akan berhenti saat jalur kertas putus.
Nilai ketahanan tarik
dapat langsung dibaca pada alat. Ketahan tarik dinyatakan dalam kilogram gaya atau Newton per meter (1 kg£ per 15 mm
=
0.6538 lcN/m).
ketahanan tarik (N/m) Indeks tarik (~m/g)= gramatur (g/m2 )
Lampiran 7. Cara Uji Ketahanan Sobek (SII 0435-81)
Pengukuran ketahanan sobek menggunakan alat ElemenContoh lembaran berukuran 76 + 2 mm
dorf Tearing tester.
dan lebar 63 + 0.15 mm dipasang di antara kedua penjepit alat pada kondisi vertikal searah dengan lembar contoh uji.
Penyobekan awal dilakukan dengan menggunakan pissau
yang tersedia pada alat selebar 20 mm hingga lebar contoh yang belum tersobek (jarak sobek sisa) 43 .OO mm.
Selan-
jutnya penahan bandul ditekan sehingga bandul mengayun bebas serta uji tersobek dan nilai ketahanan sobek dapat dibaca pada skala yang ditunjulckan oleh j arum penunjuk alat penguji . Nilai ketahanan sobek dihitung dengan menggunakan rumus berikut
:
16 x A
Ketahanan sobek
=
B
dimana
:
A
=
pembacaan skala rata-rata dengan gram gaya
B
=
jumlah lembaran contoh uji yang dipergunakan pada saat pengujian
Hasil yang dapat dinyatakan dalam satuan internasional dengan lconversi
(1 gf = 9.807).
Nilai indeks sobek
dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ketahanan sobek (mN) Indeks sobek = gramatur (g/m2 )
:
Lampiran 8. Cara Uji Ketahanan Lipat (SII 0527-81)
Ketahan lipat adalah angka yang menunjukkan berapa kali kertas tersebut
dapat
dilipat
sampai putus pada
kondisi standar. Dalam pengujian, kepala lipat pada alat uji jenis MIT diatur hingga celah untuk tempat contoh uji terbulca dan beban tarilcan diatur sehingga menunjukkan 1.0 kg.
Kedua
ujung dijepitkan pada penjepit, kemudian bagian contoh yang akan dilipat dijaga agar jangan sarnpai terpegang. Selanjutnya penahan tarikan dilonggarkan hingga contoh uji tarikan dengan gaya 1.0 kg dan penghitung jumlah lipatan diatur hingga menunjuklcan angka nol. sampai contoh yang terlihat putus. dapat dibaca langsung pada alat.
Motor dijalanlcan
Nilai ketahanan lipat
Lampiran 9. Cara Uji Ketahanan retak (SIX 0529-81)
Kelcuatan
retalc adalah gaya
yang diperlulcan untulc
meretakkan selembar kertas yang dinyatakan dalam lcg/cm2 atau kilo Pascal diukur pada kondisi standar.
Indeks
retalc adlah kekuatan retak dalam kilopascal dibagi dengan gramatur kertas. Dalam pengujian contoh uji dipasang pada bursting
tester.
Pemberian tekanan dilalcukan pada
skala yang
menunjukkan angka no1 dan dihentikan pada ssaat contoh uji retak. Nilai kekuatan retak dapat dibaca langsung pada alat dan dinyatakan dalam kg/cm2 atau kilopascal (1 kgf/cm2 98.07 IcPa) .
berikut
=
Perhitungan indeks retak sesuai dengan rumus
:
ketahanan retak (kPa) Indeks retak
=
gramatur (g/rn2)
Lampiran 10. Cara Uji Porositas Gurley (SII 0662-82)
Daya tembus udara (Gurley) adalah jumlah waktu dalam detik yang diperlulcan oleh 100 ml udara untuk menembus selembar lcertas atau kartaon berbentuk lingkaran seluas 645 mm2 yang diukur pada kondisi standar.
Alat uji poro-
sitas ditempatkan pada kedudukan datar dan bebas dari getaran.
Tabung dalam dinaikkan kemudian ditahan dengan
alat penyangga yang terdapat pada tabung luar.
Itertas
yang akan diuji dijepit di antara kedua pelat penjepit sehingga permukaan kertas yang akan diuji menghadap ke atas. Tabung kemudian dibebaskan dan diturunkan perlahanlahan sampai terapung di dalam minyak pelumas dan dibiarkan tabung turun dengan sendirinya. tuhkan
tabung untuk
Walctu yang dibu-
sampai tanda skala 100 ml
diukur
dengan menggunkan alat pencatat waktu (stopwatch). Pada saat tanda skala 100 ml berhimpit alat pencatat waktu dihentikan.
Daya tembus udara dihitung sebagai nilai
rata-rata waktu dalam detik untuk masing-masing kertas yang diuji.
Lampiran 11. Cara Uji Penetrasi Minyak
Pengujian penetrasi minyak dilakulcan dengan menggunaIcan alat uji penetrasi minyalc Williams standar.
Nilai
penetrasi minyak kertas yang diuji dihitung sebagai waktu pengisian.
Waktu pengisian adalah waktu
(dalam detik)
yang dibutuhkan untuk zat cair dengan komposisi dan viskositas tertentu untuk menembus sempurna dari satu sisi selembar kertas ke sisi lainnya di bawah kondisi khusus. Wadah yang berisi castor oil ditempatkan pada posisi yang horisontal.
Termometer yang digunakan ditepatkan
letaknya sehingga ujung termometer tercelup pada cairan minyalc.
Pada cairan minyak diisi sampai 0.25 inci (6.35
mm) dari sisi atas lubang wadah.
Jumlah cairan diperta-
hankan pada tingkat ini untuk mengganti jumlah yang diserap kertas selama pengujian.
Suhu cairan diatur pada
77.2'~ (25.lo) selama pengujian dilalcukan. Sampel kertas ditempatlcan di atas lubang wadah cairan minyak dan dijepit. posisi nol.
Alat pengatur walctu disiapkan pada
Pegangan wadah ditekan dengan cepat sampai
bagian depan wadah menyentuh dasar alat. turun akan menutupi permukaan kertas.
Minyak yang
Setelah seluruh
luasan permukaan kertas tertembus minyak, alat penyukur waktu dimatikan dan pegangan wadah
diangkat
ke
atas.
Waktu yang dicatat sebagai waktu pengisian menunjukkan kemampuan penetrasi minyalc pada kertas.
Lampiran 1 2 . Cara U j i Daya serap a i r pada k e r t a s
Cara ini dipakai untuk menentukam daya serap air kertas dan karton dengan tebal minimum 0.1 mm.
Daya serap
air adalah jumlah gram air yang diserap oleh 1 m2 lembaran kertas/karton dalam waktu tertentu.
Pada penelitian ini
waktu yang dipakai adalah 60 detik. Setiap lembar contoh uji ditimbang dan ditempatkan di atas karet alas yang kering pada plat logam. Gelang logam (kering) ditempatkan di atas permukaan lembaran contoh uji.Alat penjepitnya lalu dipasang (sekrup dan batangan logam).
Air kemudian dituangkan ke dalam gelang dengan
cepat setinggi 10 + 1 mm, bersamaan dengan itu alat pencatat waktu dijalankan .
Pengujian dilalcukan dalam waktu 6 0
detik. Air lalu dituangkan dari dalam gelang dengan cepat dan hati-hati pada waktu 15 + 5 detik sebelum walctu yang ditentukan.
Alat penjepit dilepas dengan cepat dan pada
waktu melepas alat penjepit gelang ditekan ke bawah dengan satu tangan. Gelang dilepas dengan cepat pula dan lembaran contoh uji ditempatkan pada lembaran kertas penghisap dengan permulcaan yang basah di bagian atas.
Kertas serap
yang lain diletakkan di atas lcertas contoh dan kelebihan air dihilangkan dengan cara menggeraklcan logam penggiling dengan tangan ke depan dan belakang tanpa menambah tekanan pada logam.
Lembaran contoh uji kkemudian dit imbang .
Penguj ian
dilakukan terhadap separuh dari jumlah lembar contoh u j i masing-masing untuk tiap macam permukaan lernbaran contoh uji. Daya serap air dihitung dengan rumus sebagai berikut
Cobb
,=
100 (a - b)
di mana
:
a
=
massa tiap lembar contoh sesudah dibasahi (g)
b
=
massa tiap lembar contoh sebelum dibasahi (g)
Lampiran 13. Cara Uji Nilai pH kertas
Nilai pH lcertas adalah konsentrasi ion hidrogen dalam larutan ekstrak kertas diukur pada kondisi standar. Kertas contoh dipotong-potong dengan ukuran 5 m 2
-
10
Uji yang dilalcukan adalah dengan ekstrak dingin. Satu gram contoh ditimbang dan contoh dipindahkan Ice
dalam gelas piala 100 ml.
Kemudian ditambahkan 20 ml air
suling dan diratakan dengan pengaduk sampai semua contoh uji menjadi basah.
Air suling sebanyak 50 ml ditambahkan
dan diaduk baik-baik, lalu ditutup dengan kaca arloji serta dibiarkan selama 1 jam pada kondisi standar.
Nilai
pH ditentukan dengan mernbiarkan elektroda dalam larutan tersebut sampai tidak ada perbedaan selama 30 detik. Pengujian dilakukan secara duplo. nilainya.
Kemudian pH dicatat
Lampiran 14. Cara Uji Derajat putih (SII 0437-81)
Alat uji derajat putih berupa saringan cahaya dengan panjang gelombang 457 + 0 . 5
mm.
Hal pertama yang harus
dilakukan adalah memeriksa apakah saringan cahaya biru sudah tepat letaknya.
Kemudian penyetelan alat uji dila-
kukan terhadap standar.
Lembaran penutup diangkat dan
diletakkan di bawah lembaran contoh uji terbawah, lalu bantalan berisi contoh uji ditempatkan pada lubang contoh alat uji.
Bila diperkirakan ada efek orientasi seperti
kertas lcisut dan lcertas ukir timbul, putarkan bantalan contoh dan perhatilcan hasil pengujian tertinggi dan terendah.
Setelah itu nilai dicatat, lembaran contoh dipindah-
kan ke bagian bawah tumpukan contoh dan pengujian dilakukan kembali terhadap lembaran yang lain, begitu seterusnya.
Nilai yang diambil adalah nilai rata-ratanya.
Lampiran 15. Cara Uj i Xekasaran [Bensdgen)
Nilai kekasaran ditunjukkan sebagai jumlah mililiter udara per satuan waktu yang dapat rnelalui celah-celah antar permukaan kertas atau karton dengan lingkaran plat logam dari alat ukur lchusus yang diletakkan di atasnya pada kondisi standar. Alat dikalibrasi dahulu dengan skala yang cocok dan beban yang digunakan adalah 150 wg.
Kemudian picu alih C
di atur pada posisi bawah dan alat ukus kekasaran E diletakkan di atas plat kaca F.
Penunjukan rotameter harus
ada pada kedudukan terbawah dari daerah pengukuran (alat pelambung tidak berubah). Contoh uji diletakkan di antara plat kaca dan alat ukur, permukaan kertas yang akan diuji menghadap ke atas.
Kemudian penunjulcan angka pada slcala
rotameter dicatat sebagai nilai kekasaran.
Lampiran 16. C a r a U j i Ketahanan C a b u t ( D e n n i s wax test)
Uji ketahanan cabut lapisan kertas salut.
ini merupakan nilai kekuatan
Sampel disiapkan bersama dengan api
bunsen dan lilin-lilin yang akan digunakan pada uji ini. Lilin-lilin tersebut tersedia dengan nomor 1 - 25.
Pengu-
jian dilalcukan dengan membakar lilin tersebut kurang lebih 3 menit sampai matang dan meleleh kernudian menempelkannya
pada kertas contoh, dan dibiarkan selarna 20 menit. lah itu lilin dicabut dari kertas.
Sete-
Apabila pada dasar
lilin yang menempel tidak menunjukkan adanya kertas yang terilcut tercabut maka uji dilanjutkan hingga lcertas tercabut pada nomor lilin yang sesuai.
Nomor lilin di mana
kertas mulai tercabut itu merupakan nilai ketahanan cabut ketas tersebut.
Lampiran 37. Opasitas Cetak (SII 0531-81) Opasitas
cetalc
adalah
perbandingan
antara
faktor
pantul pencahayaan (Dh) dengan faktor pantul pencahayaan intrinsik (Dp).
Opasitas cetak dinyatakan dalam satuan
persen dan diukur pada kondisi standart. Faktor pantul adalah perbandingan intensitas cahaya yang dipantulkan suatu bahan terhadap intensitas cahaya sejenis yang dipantulkan oleh sebuah alat pemantul
(re-
flektor) sempurna diukur pada kondisi yang sama. Faktor pantul pencahayaan adalah faktor pantul selembar kertas dengan alas standart hitam faktor
pantul
pencahayaan
intrinsik
(Dh), sedanglcan merupakan
faktor
pencahayaan dengan alas standart putih (Dp). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Reflaktometer.
Nilai opasitas dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut
:
Dh Opasitas cetak
(%) =
-x DP
100 %
Lampi ran
Gambar Alat-Alat Pembuatan Kertas
Gambar 1. B e d t e r
l la sin"
Gambar 2 . Alat pengukur d e r a j a t g i l i n g
Gambar 3 . D i s i n teyrator
Gambar 4 . A l a t pembuat lembaran k e r t a s
Gambar 5. Dryer
Gambar 6. Proofer coater, heater-stirer