PETUNJUK UNIB SOIL JUDGING CONTEST
oleh
Prof. Ir. Priyono Prawito, MSc., PhD. Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Bengkulu Oktober 2016
Pengantar Buku PETUNJUK UNIB SOIL JUDGING CONTEST ini pada awalnya dirancang untuk digunakan dalam kegiatan soil judging contest tingkat nasional yang akan diselenggarakan pada bulkan November 2016 di Bengkulu. Dengan berjalannya waktu pada saat buku ini sedang dipersiapkan, beberapa masukan dari dosendosen Fakultas Pertanian, mengajurkan agar buku ini juga dapat digunakan untuk mahasiswa diluar Program Studi Ilmu Tanah (PSIT). Dengan harapan agar makin banyak yang dapat belajar menilai tanah untuk keperluan tertentu dengan mudah. Atas saran-saran tersebut maka buku ini dibuat sesederhana mungkin sehingga para peserta contest dan mahasiswa lain dapat memahami dan menggunakan buku petunjuk ini dengan mudah. Buku ini terdiri dari 3 bagian utama. Bagian I - menguraikan sifat-sifat fisik tanah yang berperanan penting dalam menentukan penggunaan tanah. Pendekatan pengukuran sifat-sifat tanah dilakukan dengan cara sederhana yang dapat dilakukan di lapangan dengan alat yang mudah disediakan. Bagian II - menguraikan faktor pembatas untuk penggunaan tertentu. Sifat-sifat fisik tanah dalam kedaan tertentu dapat menghambat penggunaan lahan. Ada 6 macam penggunaan lahan yang dipilih dalam kegiatan kontes ini, yaitu untuk perumahan, padi sawah, palawija, kebun karet, kebun kelapa sawit, dan kawasan konservasi. Bagian III - yaitu pemanfaatan terbaik. Inti dari bagian ini adalah untuk memberikan pemahaman bahwa hanya karena memiliki faktor pembatas, tidak berarti tanah tidak dapat digunakan dengan baik. Tanah dinilai untuk penggunaan tertentu dari yang memiliki faktor pembatas paling sedikit sampai paling banyak. Pada bagian akhir buku ini disediakan blangko penilaian yang akan digunakan pada saat kontes berlangsug. Dengan disertakannya blangko penilaian ini diharapkan para peserta kontes sudah sama-sama memahami, sehingga terjadi kompetisi yang adil. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya buku petunjuk ini. Kepada kawan-kawan dosen PSIT saya ucapkan terimakasih atas masukannya selama ini. Saya berharap buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi para peserta kontes, dan bagi mahasiswa atau masyarakat yang berminat pada penilaian tanah untuk penggunaan tertentu. Menyadari sepenuhnya kekurangan dari buku ini maka sumbang saran, masukan, dan kritik perbaikan sangat saya harapkan. Bengkulu, 6102016 Penulis.
UNIB soil judging contest - 2
DAFTAR ISI halaman Pengantar .............................................................................................................. 2 DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4 CARA PEMAKAIAN PETUNJUK INI ........................................................................... 6 BAGIAN 1. SIFAT-SIFAT FISIK TANAH ...................................................................... 7 Profil dan Horison Tanah ............................................................................................................................... 7 Horison permukaan (dapat berupa horison A atau O) ...................................................................... 7 Horison bawah permukaan (sub soil horison) ..................................................................................... 7 Bahan induk. ........................................................................................................................................................ 8 BAGIAN II. FAKTOR PEMBATAS UNTUK PENGGUNAAN TERTENTU ....................... 16 Lima macam penggunaan lahan ................................................................................................................ 16 Kondisi tanah ..................................................................................................................................................... 18 BAGIAN III. PEMANFAATAN TERBAIK ................................................................... 20 SENARAI PUSTAKA ............................................................................................... 21 INFORMASI UMUM DAN ATURAN KONTES .......................................................... 22 BLANGKO PENILAIAN ........................................................................................... 24
UNIB soil judging contest - 3
PENDAHULUAN Tanah, ….. tempat para petani membudidayakan tanamannya, para pembuat batu bata dan perajin keramik menggunakan sebagai bahan baku, para pengembang perumahan membangun rumah diatasnya, para penggiat lingkungan mengapresiasi sebagai bahan penyaring polutan …. dan masih banyak lagi daftar yang dapat kita buat untuk menunjukkan peranan tanah. Tanah hanya berupa lapisan tipis, yang sangat rentan terhadap kerusakan, berada di antara lapisan batuan kerak bumi dan atmosfer. Tanah dapat ditemukan hampir di seluruh permukaan bumi, kecuali di lereng-lereng terjal, padang pasir, permukaan air dan es. Karena begitu mudahnya tanah ditemukan, kebanyakan orang tidak peduli pada tanah. Hanya pada saat kenyamanan manusia terganggu karena tanah, baru mereka menyadari bahwa tanah itu penting, dan biasanya keadaan sudah terlambat, tanah sudah rusak dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Padahal, sebagian besar dari aktivitas hidup manusia berhubungan dan ditentukan oleh kualitas tanah disekitarnya. Kehidupan di muka bumi hampir tidak mungkin ada tanpa tanah. Inilah yang memberi alasan mengapa tanah sangat penting bagi kehidupan, dan dikatakan bahwa tanah adalah kunci kehidupan. Menjadi sangat penting memahami tanah, peran tanah dalam kehidupan, dan bagaimana mengelolanya bersama sama dengan sumberdaya alam yang lain agar tanah tetap dapat berfungsi optimal bagi kehidupan umat manusia. Kata “tanah” memiliki arti yang sangat beragam tergantung dari siapa yang mendefinisikan. Untuk keperluan UNIB Soil Judging Contest ini tanah didefinisikan sebagai bahan alami yang bersifat lepas-lepas terdiri dari campuran bahan mineral dan organik di permukaan bumi dan dapat berfungsi sebagai media tumbuh bagi tanaman. Tanah terbentuk dari bahan induk tanah baik yang berupa batuan beku, batuan sedimen, atau batuan malihan, dan bahan organik dalam kurun waktu yang sangat lama. Dengan pemahaman ini maka tanah termasuk sumberdaya alam yang tidak terbarukan. Tanah terbentuk melalui proses pelapukan bahan induk (disintegrasi dan dekomposisi) atas pengaruh iklim dan vegetasi dalam lingkungan topografi tertentu dan dalam kurun waktu yang lama. Pembentukan tanah ditentukan oleh lima faktor pembentuk tanah yaitu : 1. Bahan induk 2. Iklim 3. Topografi 4. Vegetasi/organisme, dan 5. Waktu Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa tanah sangat penting dalam kehidupan manusia. Berikut ini beberapa fungsi tanah dalam kehidupan manusia: 1. Bahan penyaring polutan dan penyedia air bersih
UNIB soil judging contest - 4
2. 3. 4. 5.
Media tumbuh tanaman Regulator dan penyimpan air dalam daur hidrologi Tempat mendirikan bangunan Tempat terjadinya berbagai macam daur unsur hara dan bahan organik
Tujuan Saudara-saudara telah mengambil satu langkah penting untuk memahami ilmu tanah dengan mengikuti UNIB Soil Judging Contest. Tujuan dari UNIB Soil Judging Contest adalah: 1. membuat para peserta peduli pada tanah syukur mau jatuh cinta 2. membantu peserta memahami beberapa sifat umum tanah yang berpengaruh terhadap penggunaan tanah yang sesuai, 3. memahami bagaimana tanah dapat digunakan untuk kepentingan tertentu lebih baik dari penggunaan untuk kepentingan yang lain berdasarkan sifat-sifat tanahnya Secara filosofis tujuan utama penyelenggaraan soil judging contest ini adalah -untuk kepentingan pendidikan -- yaitu melatih mahasiswa menentukan beberapa sifat dan kualitas tanah di lapangan, dan melatih mahasiswa memahami bagaimana sifat-sifat dan kualitas tersebut mempengaruhi penggunaan tanah. Aspek kontesnya tentunya juga penting agar mahasiswa lebih serius dalam belajar, berlatih bekerja secara kelompok, tetapi juga ada aspek kemandiriannya, sehingga dalam konterst ini selain kontes antar kelompok juga ada kontes antar individu. Buku ini dirancang untuk digunakan oleh peserta kontest pada saat contest berlangsung sehingga PETUNJUK INI BOLEH DIGUNAKAN PADA
SAAT KONTES BERLANGSUNG.
UNIB soil judging contest - 5
CARA PEMAKAIAN PETUNJUK INI Sifat-sifat tanah, keadaan tanah dan pemanfaatan tanah merupakan diskripsi singkat untuk memberi gambaran umum kepada para mahasiswa. Petunjuk ini tidak dapat menggantikan atau memenuhi kebutuhan mahasiswa untuk memahami berbagai sifat-sifat tanah, keadaan dan penggunaan lahan. Petunjuk ini diharapkan dapat memberikan gambaran atau gagasan tentang soil judging yang akan dilakukan di Universitas Bengkulu, dan diharapkan soil judging sejenis akan dilakukan di universitas-universitas lain di waktu yang akan datang. Apabila uraian lebih detail diperlukan dapat mengacu pada beberapa buku yang berkaitan dengan klasifikasi tanah, evaluasi lahan, dan buku-buku yang berkaitan dengan ilmu tanah yang banyak tersedia di berbagai perpustakaan, toko buku dan sumber-sumber lain berupa soft copy di dunia maya. Buku petunjuk ini menguraikan sifat-sifat fisik, kendala penggunaan lahan karena sifat-sifat tertentu, penggunaan terbaik dengan keterbatasan tanah yang ada, pemanfaatan untuk lahan pertanian, dan bagaimana cara mengukur dan menilai semua sifat-sifat dan penggunaannya. Di bagian akhir disediakan Blangko Penilaian (score card) yang akan digunakan untuk menilai soil judging contest di Universitas Bengkulu. Uraian narasinya akan diatur sedemikian rupa mengikuti urutan dalam blangko penilaian sehingga mahasiswa dapat dengan mudah mengisi blangko penilaian dengan bantuan narasi yang ada.
UNIB soil judging contest - 6
BAGIAN 1. SIFAT-SIFAT FISIK TANAH
Profil dan Horison Tanah
Profil tanah adalah penampang vertikal tanah yang menunjukkan horison (horison-horison) tanah yang sejajar atau hampir sejajar dengan permukaan tanah, Denton (1989). Untuk tujuan kontes ini perhatian diutamakan pada tiga horison utamanya yaitu : horison permukaan (A/O), horison bawah permukaan (sub soil horison, B), dan bahan induk (C). Dalam diskripsi profil tanah secara detail biasanya ilmuwan tanah membagi horison B menjadi beberapa bagian, disebabkan karena horison B yang terlalu tebal, atau karena memang terjadi perbedaan antar horison B. Di beberapa daerah di Bengkulu horison B dapat mencapai ketebalan 100 cm atau lebih. Untuk keperluan kontes ini seluruh horison B tidak perlu di pisah-pisahkan (dianggap satu horison saja).
Horison permukaan (dapat berupa horison A atau O)
Horison permukaan (A) berupa horison tanah mineral yang sering juga disebut dengan top soil, mengandung bahan organik paling banyak dan sebagai tempat yang paling cocok untuk aktivitas biologis maupun untuk berlangsungnya proses kimia tanah. Lapisan ini biasanya dicirikan dengan warna gelap (hitam, kehitaman, coklat kehitaman dan semacamnya). Akar biasanya juga sangat banyak dari yang berukuran sangat halus sampai kasar. Di Bengkulu dapat ditemukan tanah-tanah tanpa horison A seperti di daerah-daerah dengan kelerengan terjal. Horison O juga horison permukaan, tetapi merupakan horison tanah organik. Tingkat kematangan/pelapukan horison O dapat bervariasi dari yang masih mentah, sedang, sampai matang. Secara garis besar horison O yang masih mentah dapat dilihat bahan asalnya misalnya berupa daun, ranting atau bahan yang lain. Sebaliknya horison O yang telah matang tidak dapat dikenali lagi bahan asal horison tersebut. Horison O yang mengalami tingkat pelapukan sedang berada diantara dua ciri tersebut.
Horison bawah permukaan (sub soil horison)
Horison bawah permukaan (sub soil horison, disebut horison B). Horison bawah permukaan ini dimulai dari batas bawah (dasar) horison permukaan ke bawah sampai kedalaman yang bervariasi tergantung dari jenis bahan induk, kecuraman dan posisi lereng (summit, shoulder, backslope, atau toe slope). Horison bawah permukaan dapat memiliki ketebalan dari puluhan cm sampai lebih dari 100 cm. Horison bawah permukaan adalah horison tempat terakumulasinya bahan-bahan hasil pelapukan dan pencucian dari horison permukaan. Horison ini biasanya berwarna lebih terang daripada horison permukaan, seperti coklat kekuningan, kuning, kuning kemerahan dan dapat
UNIB soil judging contest - 7
juga berwarna abu-abu atau abu-abu kebiruan. Akar cukup banyak tetapi tidak sebanyak horison permukaan.
Bahan induk.
Bahan induk yang disebut horson C mulai dari dasar horison bawah permukaan sampai kedalaman sekitar 120 cm. Horison ini merupakan horison dengan kandungan bahan organik paling sedikit, berwarna kunig, abu-abu, abu-abu kekuningan, hanya sedikit akar dapat ditemukan. Lapisan ini disebut bahan induk karena tanah di atasnya berkembang dari bahan atau lapisan ini. Ketiga lapisan inilah yang sebagian besar akan ditemukan pada tanah-tanah di Propinsi Bengkulu. Kecuali pada areal tertentu, mungkin salah satu horison tersebut tidak ditemukan. Misalnya daerah dengan kemiringan sangat terjal, mungkin horison A nya telah terkikis; atau derah yang sangat datar, mungkin tidak dapat ditemukan horison C, karena horison Bnya terlalu tebal.
Gambar 1. Contoh profil dan lapisan tanah Berikut adalah ringkasan sifat-sifat tanah masing-masing lapisan yang umum ditemukan di Bengkulu Tabel 1. Sifat-sifat umum lapisan tanah di Bengkulu# Lapisan/ Ketebalan Warna Perakaran horison (cm) Permukaan 10 – 20 Coklat gelap (10YR 2/2) - Banyak dengan coklat terang kekuningan ukuran beragam (10 YR 6/8) Bawah 30 – 80 cm Coklat kekuningan gelap Cukup banyak permukaan atau lebih (10 YR ¾) - coklat dengan ukuran kekuningan (10 YR6/8) beragam Bahan induk 80 – 120 cm Kuning kemerahan (7,5 Sedikit, ukuran atau lebih YR) sampai coklat gelap tergantung merah pucat (2,5 YR 6/2) vegetasi dominan # : Data-data ini merupakan rata-rata dari hasil penelitian dan survey yang dilakukan oleh dosen-dosen Ilmu Tanah UNIB, di wilayah Propinsi Bengkulu.
UNIB soil judging contest - 8
A. Tekstur Tanah (Blangko Penilaian Bagian 1.A) Tanah dengan kualitas yang baik biasanya terdiri dari sekitar 45% bahan padat mineral, 5% bahan padat organik, 25 % bahan cair, dan 25% udara. Bagian padat mineral dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran butirnya, yang terdiri dari ukuran klei atau liat atau lempung (Clay), ukuran debu (silt) dan ukuran pasir (sand). Perbandingan ukuran butir suatu tanah disebut tekstur. Jadi tekstur didefinisikan sebagai perbandingan butir pasir, debu dan lempung yang dinyatakan dalam persen. Para pakar tanah mengelompokan tekstur tanah ke dalam 12 kelas tekstur dan digambar dalam segitiga tekstur. Dalam kegiatan soil judging ini, tekstur tanah hanya dibedakan menjadi 3 macam yaitu tanah pasiran (sandy), geluhan (loamy) dan lempungan (clayey). Pengelompokan tanah menjadi 3 kelompok tekstur ini sudah memadai untuk menilai tanah dikaitkan dengan penggunaanya. Cara menentukan tekstur di lapangan cukup dengan mengambil sedikit tanah, tambahkan air secukupnya untuk dibuat bola dengan garis tengah sekitar 2,5 cm. Buatlah kelembaban tanah sedemikaan rupa sehingga kelembaban bola yang terbentuk menyerupai adonan (play dough – mainan anak-anak) atau seperti adonan untuk membuat empek-empek. Langkah berikutnya, apakah bola dapat terbentuk dengan baik dan kuat, atau tanah tidak dapat dibentuk bola, atau dapat terbentuk tetapi sangat rapuh dan mudah pecah. Untuk langkah berikutnya ambil sebagian dari bole tanah tersebut tekanlah diantara ibujari dan telunjuk, buatlah pita tanah, dan amati berapa panjang pita tanah dapat terbentuk. Apakah lebih dari 5 cm, antara 2,5 – 5 cm atau kurang dari 2,5 cm. Setelah dibuat pita ambil sedikit, tambahkan air agak banyak, pilin dan remaslah tanah tersebut diantara ibu jari dan telunjuk dan rasakan, apakah didominasi rasa kasar, licin atau lengket. .
Gambar 2. Contoh membuat bola dan pita tanah dalam penentuan tekstur di lapangan.
Tanah pasiran (sandy) : tidak dapat dibuat bola, atau bola sangat mudah pecah ketika ditekan, pita tidak dapat terbentuk, ketika dipilin tanah didominasi rasa sangat kasar, tidak lekat. Tanah pasiran akan meninggalkan bercak atau bekas sangat sedikit di ibu jari dan telunjuk kita.
UNIB soil judging contest - 9
Tanah lempungan (clayey) : bola dapat terbentuk dengan sempurna, sangat kuat tidak retak ketika ditekan, bekas sidik jari kita akan tertinggal di bola tanah. Pita dapat dibuat sampai 5 cm atau bahkan lebih, pada pita yang kita buat akan memiliki permukaan yang halus dan licin, bila dipilin tidak terasa kasar, dan sangat lekat. Banyak bekas akan tertinggal di ibu jari dan telunjuk kita. Di Bengkulu tanah ini dapat ditemukan di beberapa tempat tetapi tidak dominan. Tanah geluhan (loamy): Tanah dapat dibuat bola dengan baik, dan cukup kuat bila ditekan tidak akan hancur, dapat dibuat pita sampai 2,5 cm dengan permukaan pita terlihat retak-retak tidak halus. Bila dipilin terasa sedikit kasar dan lekat, dan ada rasa licin seperti sabun (sifat khas dari partikel debu). Tanah geluhan ini akan meninggalkan bekas di ibujari dan telunjuk kita. Tabel 2. Ringkasan sifat-sifat 3 kelompok tekstur tanah yang dapat ditentukan di lapangan Tekstur Terasa Lekat Dapat Dapat Bekas kasar dibentuk dibentuk di jari bola pita Pasiran Sangat Tidak Tidak Tidak Tidak ada Geluhan Sedang/Cukupan Tidak Dapat Pendek Ada sekitar 2,5 cm Lempungan Tidak Sangat Dapat Panjang Ada (sekitar 5 cm) B. Lapisan kedap air, hardpan. (Blangko Penilaian Bagian 1.B) Di beberapa lokasi di Propinsi Bengkulu ditemukan lapisan kedap air di dalam tanah, biasanya horison C. Lapisan ini dapat berupa padas atau napal. Apabila lapisan ini ditemukan pada kedalaman kurang dari 150 cm akan mempengaruhi penggunaan lahan. Untuk menentukan apakah lapisan di bawah permukaan ini merupakan lapisan kedap air atau bukan dapat dilakukan dengan menggunakan pisau lapangan. Masukkan/tusukkan pisau ke dalam lapisan tersebut, apakah mengalami kesulitan atau tidak. Cobalah cara ini dibeberapa titik pada lapisan yang sama. Apabila disebagian besar lapisan ini mengalami kesulitan untuk memasukkan pisau kedalamnya, maka lapisan tersebut adalah lapisan kedap air. Cara lain untuk menentukan apakah lapisan tersebut berupa lapisan kedap dengan mengambil sedikit lapisan tersebut, letakkan diantara ibujari dan telunjuk remas atau takanlah. Apabila tanah dari lapisan tersebut sulit hancur maka tanah tersebut adalah lapsan kedap air. Lapisan ini bukan lapisan batuan induk berupa batuan beku, batuan endapan, atau batuan malihan. C. Permeabilitas (Blangko Penilaian Bagian 1.C) Permeabilitas lapisan tanah adalah laju udara atau air masuk ke arah bawah menembus lapisan tanah. Laju aliran udara atau air ke dalam tanah ini
UNIB soil judging contest - 10
ditentukan oleh dua faktor yaitu (1) Tekstur tanah dan (2) ada tidaknya lapisan kedap air (hardpan) di bawah permukaan tanah. Tanah dengan tekstur lempungan akan memiliki permeabilitas lambat, sedang tanah dengan tektur geluhan memiliki permeabilitas sedang, dan tanah dengan tekstur pasiran memiliki permeabilitas cepat. Dengan perkecualian apabila terdapat lapisan kedap air dibawah permukaan, apapun teksturnya memiliki permeabilitas lambat. Tabel 4. Hubungan tekstur dan permeabilitas tanah Tekstur Permeabilitas * Lempungan Lambat Geluhan Sedang Pasiran Cepat * Apabila terdapat lapisan kedap air di bawah permukaan permeabilitas lambat apapun tektur tanahnya D. Drainase alami (Blangko Penilaian Bagian 1.D) Drainase alami dimaksudkan untuk merangkum kondisi drainase internal tanah dan kaitannya dengan keadaan permukaan air tanah (water table) untuk tanahtanah tertentu. Dengan kata lain drainase alami adalah kualitas tanah yang menggabarkan keadaan drainase internal dan keadaan lingkungan tanah yang dipengaruhi oleh kedalaman permukaan air tanah, karena posisi tanah dalam suatu hamparan misalnya apakah tanah dalam posisi puncak bukit, lereng atau cekungan. Sifat tanah ini mungkin salah satu sifat yang sangat membingungkan bagi banyak orang, karena keadaan tanah yang ingin diungkapkan adalah apakah tanah ini sering tergenang atau tidak, apabila sering tergenang, sampai kedalaman berapa genangan terjadi?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut sebenarnya mudah saja, yaitu dengan melihat warna tanahnya. Pengamatan warna tanah dan warna bercaknya akan memberi dua nformasi sekaligus, (1) kedalaman permukaan air tanah secara musiman, dan (2) kelas drainase alaminya. Warna tanah biasanya dinyatakan dalam dua bagian, yaitu warna matrik, adalah warna dominan tanahnya, dan warna bercak adalah warna bintik-bintik, atau bercak-bercak tanah yang berbeda dengan warna matriknya. Ukuran bercak tanah dapat berkisar antara 1,5 mm sampai 15 mm, dengan bentuk yang sangat beragam, dari berbentuk titik, garis, bulat tidak beraturan sampai bulat. Pada dasarnya bercak adalah karatan, hasil proses oksidasi – reduksi besi. Karatan yang ada dalam tanah sama dengan karatan yang ada pada peralatan pertanian atau peralatan rumah tangga yang terbuat dari besi yang dibiarkan kehujanan di luar rumah. Proses kehujanan/basah dan kering yang terjadi pada alat rumah tangga atau alat pertanian besi yang menjadikan karatan. Bercak juga terbentuk karena adanya proses pembasahan dan pengeringan unsur besi yang ada di dalam tanah. Proses pembasahan dan pengeringan ini terjadi karena adanya
UNIB soil judging contest - 11
fluktuasi air tanah yang dipengaruhi oleh perubahan musim penghujan dan musim kemarau. Pada saat musim hujan air tanah naik (makin dangkal) lapisan tanah mengalami genangan (reduksi), sedang pada musim kemarau air tanah turun (makin dalam) sehingga lapisan tanah tidak tergenang (oksidasi). Perlu disadari bersama, bahwa untuk lokasi tertentu kedalaman air tanah tidak dipengaruhi musim. Misalnya daerah-daerah cekungan hampir senantiasa basah meskipun pada musim kemarau. Sebaliknya daerah-daerah lereng bukit atau puncak bukit tidak pernah basah/tergenang meskipun pada musim penghujan. Kehadiran satu bercak dalam suatu lapisan tanah tidak dapat digunakan untuk menentukan drainase alami. Kehadiran bercak tunggal atau beberapa, biasanya tidak disebabkan oleh adanya proses yang berkaitan dengan fluktuasi air tanah, tetapi karena proses pembentukan tanah (yang prosesnya cukup rumit). Bercak-bercak yang menentukan drainase alami selalu hadir dalam skala yang cukup signifikan. Sebagai gambaran biasanya akan ditemukan sekitar 60 Bercak tiap 900 cm2 (bandingkan ukuran keramik 30 cm x 30 cm), yang terpisah dengan jarak antar bercak bervariasi dari 1,5 – 10 cm. Berikut ini contog gambar bercak-bercak tanah yang disebabkan karena adanya fluktuasi air tanah yang menyebabkan kondisi tanah berubah pada kondisi terreduksi atau teroksidasi. Tanah tersebut memiliki warna matrik abu-abu dan warna bercak kekuningan. Berikut adalah warna tanah yang menunjukkan tanah secara berkala berada dalam suasana reduksi dan oksidasi karena fluktuasi kedalaman permukaan air tanah.
Gambar 3. Warna tanah yang menunjukkan warna matriks dan warna bercak . Untuk menentukan kedalaman air tanah musiman tertinggi (paling dangkal) tidak dapat menggunakan kedalaman air tanah pada saat diamati. Ketika ditemukan bercak tanah antara kedalam 35 cm sampai 70 cm, dan pada saat pengamatan air tanah berada pada kedalaman 65 cm, maka kedalaman air tanah tertinggi (paling dangkal) adalah 35 cm. Kedalaman 35 cm ini adalah kedalaman air tanah tertinggi, yang biasanya terjadi pada musim penghujan.
UNIB soil judging contest - 12
Tidak semua profil tanah akan memiliki bercak di dalamnya. Tetapi semua tanah akan memiliki salah satu dari 6 kelas drainase alami. Berikut adalah 6 kelas drainase alami. 1. Drainase Berlebihan (DB) 2. Drainase Lancar (DL) 3. Drainase Sedang (DS) 4. Drainase Agak Terhambat (DAT) 5. Drainase Terhambat (DT) 6. Drainase Sangat Terhambat (DST) Tabel 5. Ringkasan warna tanah dan kelas drainase alami Parameter warna Kedalaman ke Bercak (cm) Warna matrik lapisan permukaan (Horison A) Warna matrik lapisan bawah permukaan (Horison B) Warna Horison C (Bahan Induk)
DB >150
DL 100-150
DS 40 - 100
DAT 30 - 40
DT 15- 30
DST 0 - 15
Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Coklat Coklat Coklat Coklat gelap gelap gelap Kekuningan Kekuningan Kekuningan Kecoklatan AbuAbuabu abu Coklat Coklat Coklat Abu-abu Kemerahan Kemerahan Kemerahan Olive Coklat Coklat Coklat Abu-abu Kecoklatan Kecoklatan Kecoklatan Abu-abu AbuAbuabu abu Abu-abu Abu-abu Abu-abu Olive Olive Olive Abu-abu Abu-abu * Abu-abu * * * Biasanya bercak ada di lapisan ini. DB = drainase Berlebihan, DL = Drainase Lancar; DS = Drainase Sedang; DAT = Drainase Agak Terhambat; DT = Drainase Terhambat; DST = Drainase Sangat Terhambat .
Selain klasifikasi drainase tersebut di atas, ada klasifikasi drainase yang lain yang digunakan dalam buku evaluasi lahan. Alih-alih membagi dalam 6 kelas, drainase dalam buku evaluasi lahan dibagi menjadi 7 kelas yaitu : cepat, agak cepat, baik, agak baik, agak terhambat, terhambat, dan sangat terhambat (Ritung. et al. 2011). Dalam buku petunjuk ini sengaja dipakai 6 kelas drainase karena sesuai dengan indikator kedalaman air tanah, yaitu kedalaman ke lapisan tanah yang memiliki warna bercak (New Hampshire Association of Conservation Districs. 2001). E. Batuan induk (bedrock) (Blangko Penilaian Bagian 1. E) Berbeda dengan bahan induk, bedrock adalah batuan yang berada di bawah horison tanah. Batuan induk dapat berupa batuan beku, batuan endapan, atau batuan malihan, yang mungkin sudah mengalami sedikit pelapukan seperti mulai terlihat adanya retakan-retakan. Kedalaman batuan induk bervariasi dari beberapa puluh cm sampai lebih dari 6 atau 7 m dibawah permukaan tanah. Di Propinsi Bengkulu, batuan induk biasanya cukup dalam. Hanya tempat-tempat tertentu yang memiliki kedalaman batuan induk kurang dari 2 m. Apabila dalam melakukan diskripsi profil menemukan batuan induk, catat pada kedalaman berapa batuan induk ditemukan. Batuan induk yang berada pada kedalaman kurang dari 120 cm, akan mempengaruhi penggunaan tanah.
UNIB soil judging contest - 13
F. Lereng (Blangko Penilaian Bagian 1. F) Lereng biasanya dinyatakan dalam %, meskipun ada juga yang mrnyatakan unit lereng dengan derajad. Persen lereng adalah perbandingan antara perbedaan tinggi atau elevasi dengan jarak tertentu. Untuk mempermudah pengukuran di lapangan biasanya menggunakan jarak horisontal 10 m, dan ditentukan berapa perbedaan tingginya. Misalnya pada 10 m jarak horisontal terdapat perbedaan tinggi 90 cm, maka persen slopenya adalah (90 cm/1000 cm) x 100% = 9%. Salah satu alat yang digunakan untuk menentukan persen kelerengan adalah klinometer. Alat ini mudah digunakan dan juga mudah didapat, dengan akurasi hasil pengukuran yang cukup baik. Dalam kegiatan soil judging ini diharapkan para peserta melengkapi timnya dengan alat tersebut. Apabila tidak tersedia klinometer, persen lereng dapat ditentukan dengan cara yang relative mudah dengan mengukur beda elevasi pada jarak horisontal tertentu, seperti pada contoh hitungan di atas. Cara lain yang dapat dilakukan dengan menggunakan busur dan benang yang diberi bandul. G. Bahan kasar/fragmen batuan (Blangko Penilaian Bagian 1. G) Bahan kasar yang berupa fragmen batuan adalah batuan lepas dengan berbagai bentuk dan ukuran mulai dari kerikil (0,2 – 7,5 cm), kerakal (7,5 – 25 cm); atau batuan (> 25 cm) yang berada di permukaan dan di dalam tanah bersama-sama dengan bahan halus tanah yang berukuran < 2mm. Keberadaan bahan kasar ini akan mempengaruhi kapasitas mencadang lengas (water holding capacity), erosi, dan kemudahan pengolahan tanah. Tanah yang mengandung bahan kasar sekitar 50% akan menurunkan kapasitas pencadang air sekitar 50%. Tanah yang mengandung bahan kasar < 15% biasanya tidak memengaruhi kapasitas tanah mencadang air. Persentase bahan kasar dikelompokan menjadi 4 kelas seperti Tabel berikut. Tabel 6. Kelas bahan kasar menurut kandungan fragmen batuan Kelas bahan kasar Fragmen batuan (%) Sedikit < 15 Sedang 15 – 35 Banyak 35 – 60 Sangat banyak > 60 Persen batuan ditentukan berdasarkan persen volume batuan dalam volume total tanah termasuk batuannya. Secara kuantitatif dapat ditentukan dengan mengambil sebongkah tanah, pisahkan menjadi dua tumpukan, tumpukan pertama adalah fragmen batuan dan tumpukan kedua adalah tumpukan bagian tanah halus. Perkirakan seandainya tumpukan batuan kira-kira 1 bagian dan tumpukan tanahnya kira-kira 4 bagian (4 kalinya) maka persen batuannya adalah 20 %. (1/(1+4) x 100%).
UNIB soil judging contest - 14
H. Singkapan Batuan (rock outcrop) (Blangko Penialaian Bagian 1.H) Singkapan batuan batuan (rock outcrop) adalah batuan yang muncul di permukaan tanah dan tidak dapat dipindahkan hanya dengan peralatan sederhana (Park. 1988). Batuan dapat berupa batuan beku, sediment atau batuan malihan. Keberadaan singkapan batuan sangat menentukan apakah lahan dapat digunakan untuk keperluan tertentu atau tidak. Singkapan batuan juga menentukan apakah lahan dapat diolah dengan mudah atau tidak. Singkapan batuan dikelompokkan ke dalam 3 kelas yaitu tidak ada atau sedikit; sedang, dan banyak (Oregon State. 2011). Pengelompokan singkapan batuan berdasarkan pada persentase penutupan permukaan tanah oleh batuan atau berdasarkan rata-rata jarak antar batuan. Tiga kelas dan persentase serta jarak rata-rata antar batuan di permukaan tanah seperti tabel berikut ini. Tabel 7. Kelas singkapan batuan, jarak rata antar batuan dan persentase penutupan batuan. Kelas Singkapan Batuan Jarak rata-rata (m) Singkapan batuan (%) Tidak ada/Sedikit > 60 <0,1 Sedang 30 – 60 0,1 - 2 Banyak < 30 > 2 Tidak ada atau sedikit - apabila ditemukan, jarak rata-rata antar singkapan batuan lebih dari 60 m. Keadaan seperti ini tidak akan banyak mengganggu penggunaan tanah. Sedang - singkapan batuan berjarak rata-rata antara 30 – 60 m dan menutupi lahan antara 0,1 – 2 %. Keadaan ini mulai mengganggu untuk keperluan tertentu, seperti pengolahan tanah dengan menggunakan mesin-mesin pertanian. Namun demikian tanah dengan singkapan batuan seperti ini masih dapat digunakan. Banyak - singkapan batuan berjarak < 30 m, dengan penutupan batuan > 2 %. Keadaan ini sudah sangat mengganggu penggunaan lahan. Untuk jenis penggunaan tertentu lahan dengan kelas singkapan batuan seperti ini tidak dapat digunakan lagi, kecuali dibiarkan menjadi kawasan konservasi. Cara menentukan jarak atau persen singkapan batuan adalah sebagai berikut: dalam radius 100 m dari profil yang dideskripsikan, tentukan titik, arah, dan jarak yang akan dihitung batuannya secara random. Tentukan jarak masing2 batuan yang ditemukan. Lakukan hal yang sama di beberapa titik yang berbeda secara random. Hitung rata-rata jarak antar batuannya.
UNIB soil judging contest - 15
BAGIAN II. FAKTOR PEMBATAS UNTUK PENGGUNAAN TERTENTU Faktor pembatas tanah untuk produksi tanaman dan peruntukan lain seperti perumahan, terdiri dari faktor tanah dan faktor landskap. Dengan adanya faktor pembatas ini menyebabkan produksi tanaman tidak optimal, dan butuh upaya tambahan atau upaya khusus untuk meningkatkan produksi (Ritung et al. 2011). Demikian juga untuk penggunaan khusus seperti perumahan, tanah dengan faktor pembatas membutuhkan upaya atau biaya tambahan untuk pembangunan dan pemeliharaan rumah yang layak. Berbeda dengan tanah yang tanpa faktor pembatas. Di Bengkulu hampir tidak ada lahan yang tanpa faktor pembatas untuk budidaya pertanian. Sifat-sifat fisik tanah yang telah ditentukan di Bagian I, merupakan sifat–sifat fisik tanah utama yang akan menentukan faktor pembatas untuk 6 macam penggunaan lahan yang akan dinilai (judge). Gunakan informasi yang ada pada Tabel 2, untuk mengisi blangko penilaian, tentang keadaan tanah yang saudara nilai, apakah memiliki faktor pembatas yang termasuk ringan, sedang, berat,atau bahkan tidak ada..
Lima macam penggunaan lahan
Permukiman atau bangunan rumah. Rumah yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah rumah untuk keperluan keluarga dengan bangunan 1 sampai 2 lantai. Rumah dibuat dari tebok batu bata, batako, atau sejenisnya, akan dibangun dengan pondasi beton sedalam 150 cm pada tanah asli. Sifat-sifat fisik tanah yang menyebabkan tanah tersebut tidak cocok untuk bangunan rumah seperti kesulitan membangun pondasi, biaya pemeliharaan, genangan/banjir, harus ditunjukkan dalam blangko penilaian yang telah disediakan pada bagian belakang petunjuk ini. Padi sawah. Padi sawah adalah padi yang dibudidayakan dalam keadaan tergenang air. Genangan air umumnya dopasok (supply) dengan irigasi dan dalam beberapa kasus sawah dapat memanfaatkan genangan air hujan, seperti pada padi sawah tadah hujan. Keadaan tanah yang kurang sesuai dengan budidaya padi sawah seperti tekstur, permeabilitas, kebatuan, kelerengan adalah sifat-sifat tanah yang akan dievaluasi dalam blangko penilaian. Pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering yang biasanya diusahakan untuk tanaman palawija, adalah lahan yang dapat digunakan untuk pertanian sepanjang tahun. Tanaman yang dibudidayakan misalnya jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, sayursayuran, dll. Kondisi tanah yang menghambat penggunaan lahan untuk palawija seperti lereng, kebatuan, drainase, dan tekstur tanah.
UNIB soil judging contest - 16
Kebun Karet. Karet adalah tanaman tahunan yang memiliki umur produktif sampai 20-an tahun. Tanaman karet memiliki perakaran yang dalam dan membutuhkan aerasi tanah yang baik. Tunjukkan dalam blangko penilaian kondisi tanah yang menghabat pertumbuhan tanaman karet seperti drainase, kedalaman efektif tanah, dan kelerengan. Kebun kelapa sawit. Kelapa sawit adalah tanaman tahunan yang dapat memiliki umur produktif sampai 20 tahun atau lebih. Tanaman sawit membutuhkan kedalaman efektif tanah > 60 cm. Tanaman ini sangat boros air dan sedikit lebih tahan pada tanahtanah yang mengandung banyak air, atau dengan air tanah yang agak dangkal. Dalam blangko penilaian tunjukkan keadaan tanah yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman kelapa sawit seperti kelerengan, kebatuan, kedalaman efektif tanah, dan drainase. Hutan konservasi. Hutan adalah lahan yang didominasi spesies tubuhan pohon-pohonan berbagai jenis dari yang tahan terhadap genangan (bakau, pulai) sampai yang hidup dalam keadaan tanah yang sangat kering (jati, akasia, kayu putih, jambu mete). Di dalam hutan juga dapat berkembang jenis semak, belukar, dan rumputrumputan. Tunjukkan dalam blanko penilaian keadaan pembatas yang menghambat penggunaan lahan untuk konservasi Tabel 6. Keadaan tanah yang menghambat penggunaan lahan tertentu Kondisi tanah Keadaan tanah manghambat Banjir# Kedalaman ke lapisan batuan Kedalaman ke permukaan air tanah musiman Permeabilitas tanah bawahan Lereng Bahan kasar Singkapan batuan Tektur tanah permukaan
Perumah an Ya, kalau TS/CK < 150 cm
Padi sawah Ya, kalau TS/CK < 50 cm
Palawija
Kebun Sawit Ya, kalau TS/CK < 50 cm
Hutan konservasi Ya, kalau - -
< 10 cm
Kebun karet Ya, kalau TS/CK < 100 cm < 60 cm
< 150 cm
-
< 60 cm
-
-
-
lambat
lambat
-
-
> 8% - < 50 m -
> 8% >15 % < 30 m pasiran
>25% >15 % <30 m lempungan
> 40% >15 % <30 pasiran
> 40 % >15 % <30 pasiran
- - - -
Ya, kalau TS/CK < 50 cm
# TS : Teras Sungai; CK : Cekungan
UNIB soil judging contest - 17
Kondisi tanah
Banjir (flooding) Kemungkinan banjir/genangan hanya terjadi di tanah-tanah yang berkembang di dataran banjir (flood plain ), misalnya teras sungai, kawasan pesisir, atau pada topografi cekungan (depression). Banjir sangat mengganggu penggunaan lahan untuk permukiman, dan budidaya pertanian baik untuk tanaman padi, palawija maupun perkebunan. Untuk penggunaan permukiman genangan sangat berbahaya khususnya untuk system septic tank-nya (pembuangan limbah rumah tangga termasuk WC). Genangan tidak mengganggu untuk hutan (konservasi), karena tumbuhan yang hidup akan menyesuaikan dengan keadaan lahan dan genangannya. Untuk penggunaan tertentu kemungkinan masih dapat mentolelir genangan, asalkan genangan tidak terlalu lama. Tetapi karena sulit untuk mengetahui lama periode genangan hanya dengan melakukan pengamatan lapang secara singkat, maka semua lokasi yang memungkinkan adanya genangan yaitu dataran banjir (flood plain), dataran pantai dan daerah cekungan dianggap selalu beresiko banjir, sehingga menjadi faktor penghambat untuk penggunaan lahan tertentu. Sebagai contoh lahan digunakan untuk padi sawah, waktu panen biasanya akan jatuh pada saat musim kemarau (curah hujan rendah) sehingga tidak terjadi banjir. Tetapi daerah yang ada di dataran banjir tidak bisa menjamin bahwa tidak akan pernah ada banjir saat panen. Untuk itu maka daerah-daerah yang memungkinkan banjir (secara berkala) merupakan faktor pembatas untuk budidaya pertanian maupun untuk perumahan. Kedalaman tanah (ke lapisan batuan) Lapisan batuan yang dimaksud dalam petunjuk ini adalah lapisan batuan yang tidak dapat ditembus air dan tidak dapat ditembus akar tananaman sehingga menghambat pemanfaatan tanah baik untuk perumahan maupun untuk budidaya pertanian. Kedalaman tanah <150 cm akan mengganggu pembangunan pondasi rumah, apa bila kedalaman tanah < 100 cm sudah sangat mengganggu dan tidak disarankan untuk pembangunan rumah apalagi untuk rumah bertingkat. Kedalaman lapisan batuan < 75 cm akan berpengaruh terhadap kedalaman perakaran sebagian besar tanaman pertanian, akan mengganggu persediaan lengas tanah untuk tanaman palawija apalagi untuk tanaman keras atau tanaman tahunan (kelapa sawit, karet). Kedalaman lapisan batuan akan mempengaruhi pemilihan tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan. Kedalaman tanah < 25 cm, sangat mengganggu untuk semua penggunaan tanah, kecuali untuk kawasan konservasi dengan tumbuhan alami (semak belukar,padang rumput dan jenis tumbuhan hutan tertentu). Kedalaman ke permukaan air tanah musiman (seasonal water table) Kedalaman air tanah < 150 cm akan mengganggu pembangunan pondasi rumah, dan juga pemeliharaan rumah, apalagi untuk rumah yang akan dibangun ruang bawah tanah (basement). Keadaan ini juga akan sangat mengganggu system pemurnian limbah rumah tangga termasuk limbah dari WC/septic tank. Kedalaman air tanah musiman < 120 cm merupakan keadaan yang sangat mengganggu untuk septic system dan tidak dianjurkan untuk kawasan permukiman (khususnya pembuangan limbah). Apabila kedalam air tanah < 75 cm, akan sangat mengganggu pembanguan rumah dengan ruang bawah tanah.
UNIB soil judging contest - 18
Keadaan tanah seperti ini tidak disarankan digunakan sebagai permukiman. Kedalaman air tanah musiman , <80 cm akan mengganggu kedalaman perakaran tanaman perkebunan pada umumnya (karet, kakao, tanaman buah-buahan) kecuali tanaman kelapa sawit. Kedalaman air tanah musiman < 50 cm tidak sesuai untuk sebagian besar tanaman keras kecuali tanaman yang tahan genangan seperti jenis-jenis pohon rawa. Tanah dengan faktor pembatas ini tidak disarankan untuk tanaman perkebunan seperti karet. Permeabilitas tanah Permeabilitas tanah bawahan (sub soil stratum) yang cepat atau lambat merupakan hambatan bagi penggunaan tanah untuk kepentingan septic system yang merupakan bagian dari perumahan. Permeabilitas lambat akan menyebabkan gerakan air limbah ke bawah terhambat sehingga terjadi genangan dan proses purifikasi limbah tidak berjalan. Demikian juga ketika permeabilitas cepat, aliran limbah ke bawah terlalu cepat sehingga limbah belum tersaring purifikasi belum terjadi, sehingga memungkinkan pencemaran air tanah (ground water) atau air permukaan di sekitarnya seperti sungai dan danau. Permeabilitas tanah subsoil merupakan gangguan serius bagi tanaman palawija, yang dapat menurunkan hasil. Permeabilitas sub soil yang rendah juga akan mempengaruhi pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan menjadi terbatas. Kelerengan Lahan dengan kelerengan antara 8 – 15 % akan mempengaruhi pekerjaan penggalian tanah untuk perumahan, apalagi apabila rumah akan dibangun ruang bawah tanah (basement) dan septic tank. Lereng > 15 % merupakan hambatan yang sangat serius untuk pembangunan perumahan. Untuk tanaman palawija dan padi sawah kelerangan antara 3-15 % merupakan hambatan karena meningkatnya bahaya erosi. Lahan dengan lereng > 15% merupakan hambatan yang sangat serius untuk budidaya tanaman padi dan palawija. Lahan dengan lereng 8 – 40 merupakan faktor pembatas untuk tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dan karet. Lahan dengan lereng > 40 % memberikan hambatan yang sangat serius untuk dikembangkan menjadi lahan budidaya. Lahan-lahan dengan kelerengan . 40 % atau lebih hanya diperuntukkan sebagai kawasan lindung (hutan konservasi) Bahan kasar dan singkapan batuan. Bahan kasar dan singkapan batuan mempengaruhi ketersediaan lengas bagi tanaman dan keterolahan tanah. Bahan kasar dan singkapan batuan menjadi faktor pembatas apabila termasuk dalam kelas sedang atau lebih. Tekstur tanah permukaan Permukaan tanah yang memiliki tekstur pasiran merupakan penghambat untuk sebagian besar tanaman pertanian dalam kaitannya dengan pengolahan dan penyimpanan lengas tanah. Untuk tanaman palawija tekstur pasiran tidk sesuai karena akan menurunkan kemampuan tanah untuk mengikat air, sedang untuk pertanaman padi sawah, tekstur pasiran tidak sesuai karena boros air sehingga merupakan hambatan serius untuk tanaman padi sawah.
UNIB soil judging contest - 19
BAGIAN III. PEMANFAATAN TERBAIK Hanya karena tanah memiliki faktor pembatas, tidak berarti tanah tidak dapat digunakan untuk penggunaan tertentu. Tanah dengan faktor pembatas akan membutuhkan ekstra waktu, tenaga, biaya, bahan dan teknologi untuk menggunakan tanah tersebut dengan baik (Ritung et al. 2007). Tanah mungkin memiliki banyak faktor pembatas untuk tujuan tertentu, tetapi dapat digunakan untuk tujuan lain dengan tanpa atau sedikit pembatas. Misalnya tanah dengan kedalaman air tanah yang dangkal, tekstur permukaan lempungan sangat sesuai untuk budidaya padi sawah, tetapi akan memerlukan banyak upaya untuk budidaya tanaman palawija. Dengan pemahaman ini pemilik lahan dapat menentukan penggunaan tanah yang menurutnya paling cocok, meskipun harus menambah biaya lebih, misalnya pemilik lahan karena alasan tertentu menggunakan lahan tersebut untuk tanaman palawija. Contoh dalam blangko penilaian bagian 3: Untuk perumahan memiliki : 3 ya Perkebunan : 3 ya Tanaman semusim : 4 ya Padi sawah : 2 ya Hutan Konservasi : 1 ya. Kesimpulanya tentunya lahan ini paling baik untuk hutan konservasi, diikuti Padi sawah, perkebunan atau perumahan, dan terakhir untuk Tanaman semusim.
UNIB soil judging contest - 20
SENARAI PUSTAKA Denton, H. P. 1989. Land Judging Guide. PB727-2.5M-9/04(Rep) E12-4315-00002-05. Programs in agriculture and natural resources, 4-H youth development. family and consumer sciences, and resource development. University of Tennessee Institute of Agrtcuhure, USDA. UT Extension. USA. New Hampshire Association of Conservation Districs. 2001. New Hampshire Soil Judging Guide. New Hampshire Association of Conservation Districs. USA. Notohadiprawiro, T. 1985. Selidik Cepat Ciri Tanah di Lapangan. Galia Indonesia. Jakarta. Indonesia Oregon State. 2011. 2011 National Collegiate Soil Judging Contest official manual. Oregon State University, Bend Area. Oregon. USA.. Park, C.L. 1988. Soil Judging and Land Treatment. Clemson Extension. Circular 390, Re. Nov 1988. Ritung S, Wahyunto, Agus F, Hidayat H. 2007. Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia. Ritung, S., K. Nugroho, A. Mulyani, dan E. Suryani. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Edisi revisi 2011. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.
UNIB soil judging contest - 21
INFORMASI UMUM DAN ATURAN KONTES 1. Tim kontes terdiri dari 3 orang mahasiswa 2. Satu Perguruan Tinggi dapat mengirimkan lebih dari satu Tim Kontes, tetapi dibatasi hanya maksimal dua Tim Kontes (6 mahasiswa) akan diikutsertakan dalam kontes. 3. Nama-nama mahasiswa yang akan masuk dalam Tim Kontes, Sudah akan ditentukan sebelum kontes dimulai. 4. Tiga lubang profil (profil tanah) telah dipersiapkan untuk dinilai. Jarak antar lubang profil tidak jauh dan dapat ditempuh dengan jalan kaki dalam waktu beberapa menit. 5. Mahasiswa dan dosen Pembimbing dilarang berdiskusi atau bekerja sama selama kontest, baik saat berada di dalam lubang profil, maupun pada saat berjalan berpindah dari satu profil ke profil lain. Diskusi atau kerjasama baik antar peserta, atau antara peserta dengan pembimbing (dosen atau mhs senior) dianggap curang dan dapat berakibat pada diskualifikasi atau gugur dalam kontes. 6. Tiap-tiap profil akan dibagi menjadi 3 bagian (satu bagian untuk masingmasing kontestan) 7. Kontestan tidak diperkenankan mengganggu profil yang ada, sehingga peserta yang dapat giliran kemudian, masih akan memperoleh profil yang utuh (tidak terusik). 8. Kontestan boleh mengukur kedalaman, mengamati warna, mengamati ada tidaknya lapisan kedap air (tanpa harus mengganggu dinding profil). 9. Kontestan menggunakan sampel tanah yang sudah disediakan di dekat lubang profil yang didiskripsikan, untuk menentukan warna dan tekstur. Sampel tanah yang disediakan sesuai dengan lapisan masing-masing (A, B, dan C), hal ini ditujukan selain agar tidak mengganggu dinding profil, juga untuk menghidarkan para kontestan saling berdesakan di lubang profil. 10. Untuk menentukan kelerengan, telah dipasang dua panccang dengan jarak 10 m di dekat lubang profil. 11. Kontestan harus mengisi lengkap blangko penilaian untuk tiap lubang profil, sebelum pindah ke profil berikutnya. Blangko penilaian harus diserahkan kepada Yuri yang menjaga di tiap-tiap profil untuk dinilai. 12. Tiap kontestan diberi waktu tidak lebih dari 20 menit untuk menilai tiap profil yang telah disediakan. 13. Blangko penilaian akan diberikan kepada tiap kontestan pada saat kontestan hadir di tiap lubang profil yang akan dinilai. 14. Batas antar lapisan akan diberi tanda pada masing-masing lubang profil, dan kontestan harus melakukan pengukuran untuk tiap kedalaman lapisan. 15. Kontestan boleh membawa/menggunakan buku petunjuk ini pada saat kontes berlangsung. 16. Apabila keadaan memungkinkan (peserta tidak terlalu banyak) peserta individu di luar Tim Kontes dapat ikut sebagai peserta individu.
UNIB soil judging contest - 22
17. Sertivikat dan hadiah akan di berikan pada pemenang baik Tim maupun Individu oleh panitia. 18. Penilaian akan dilakukan oleh yuri yang telah ditunjuk panitia. Keputusan yuri mutlak tidak dapat diganggu gugat. 19. Beberapa peralatan penting yang diperlukan pada saat kontes a. Penggaris atau meteran untuk mengukur jarak dan kedalaman, meteran gulung/meteran kain panjang minimal 1,5 m sangat dianjurkan . b. Alat tulis pensil/pena dan alas tulis (Clip board) c. Sepatu both (sepatu lapang yang tahan air), sangat dianjurkan karena ada lubang profil yang tergenang air. d. Pisau lapang untuk tanah (sebaiknya bukan yang terlalu tajam) e. Air dalam botol 200 ml untuk menentukan tekstur dan jdapat uga untuk air minum. f. Tissue atau sapu tangan untuk lap pada saat setelah menentukan tekstur. g. Jas hujan Catatan : 1. Khusus untuk aturan no 16 dan 17 dapat berubah tergantung dari keadaan, dan akan diberitahukan kepada peserta/calon peserta kontes sebelum kontes berlangsung. 2. Beberapa peralatan tersebut sebagian akan di sediakan oleh penyelenggara, dan akan diinformasikan kemudian. 3. Sebelum kontes berlangsung akan dilakukan technical meeting, untuk menjelaskan pelaksanaan kontes secara detail, berikut menginformasikan kalau ada beberapa perubahan dari petunjuk ini. Untuk latihan melakukan penilaian tanah di perguruan tinggi masing-masing, dianjurkan mahasiswa memiliki pembimbing seorang dosen Ilmu Tanah. Para dosen Ilmu Tanah sangat mudah memahami dan mengajarkan penilaian tanah sebagaimana yang akan dilakukan dalam soil judging contest di Universitas Bengkulu ini. Selamat Berlatih, sampai Jumpa di Bengkulu
Viva Soil
UNIB soil judging contest - 23
BLANGKO PENILAIAN Berikut disertakan format blangko penilaian yang akan digunakan dalam UNIB Soil Judging Contest. Para mahasiswa diharapkan dapat berlatih atas bimbingan dosen ilmu tanah atau mahasiswa ilmu tanah senior yang telah berpengalaman dalam survey dan pemetaan tanah. Blangko penilaian ini dapat membantu mengarahkan mahasiswa focus pada hal-hal yang akan di temukan pada saat kontes berlangsung.
UNIB soil judging contest - 24
Nomor Lokasi Nomor Peserta Nama Peserta Nama Perguruan Tinggi
: …………………………………………….. : …………………………………………….. : …………………………………………….. : ……………………………………………..
Nilai Bagian I Nilai Bagian II Nilai Bagian III Nilai Bagian IV Jumlah Nilai
: …………………… : …………………… : …………………… : …………………… : ……………………
BLANKO PENILAIAN UNIB SOIL JUDGING CONTEST 2016 Bagian I. Fisika Tanah
A. Tkstur (beri tanda centang untuk tial lapisan) nilai 5 Lempungan
Geluhan
E. Kedalaman ke Batuan Induk : ………… cm atau > 150 cm (nilai 5)
Pasiran
Permukaan Bawah Permukaan Bahan induk
F. Lereng : ……….. % (nilai 5) B. Apakah Bahan induk berupa lapisan kedap air (nilai 5) Ya
G. Bahan kasar/Fragmen batuan (centang hanya satu, nilai 5)
Tidak
Sedikit < 15 % Sedang 15 – 35 % Banyak 35 – 60 % Sangat Banyak > 60%
C. Permeabilitas (centang tiap lapisan) nilai 5 Lambat
Sedang
Cepat
Permukaan Bawah Permukaan Bahan induk
H. Singkapan Batuan (centang hanya satu, nilai 5)
D. Kelas Drainase alami 1. Kedalam ke permukaan air tanah musiman : ……… cm atau > 150cm (nilai 5) 2. Beri tanda cek hanya satu yang sesuai (nilai 5) Drainase Berlebihan Drainase Lancar (DL) Drainase Sedang (DS) Drainase Agak Terhambat (DAT) Drainase Terhambat (DT) Drainase Sangat Terhambat (DST)
Jarak batuan : > 60 m Jarak batuan : 30 - 60 Jarak batuan : < 30 m
>150 cm 100 – 150 cm 37,5 – 100 cm 30 – 37,5 cm 15 – 30 cm 0 – 15 cm
UNIB soil judging contest - 25
Bagian II. Faktor-faktor Pembatas untuk penggunaan Lahan tertentu Berilah tanda centang apabla kondisi tanah yang tertera pada kolom paling kiri (tabel berikut) apakah menyebabkan atau merupakan hambatan untuk penggunaan tanah tertentu (pada baris paling atas tabel berikut). Gunakan sifat-sifat fisik tanah pada Bagian 1, (A – H), dan Tabel 6, untuk memberi jawaban iya atau tidak untuk tiap kondisi tanah . Kondisi tanah Kaedaan tanah manghambat Genangan Kedalaman ke lapisan batuan Kedalaman ke permukaan air tanah musiman Permeabilitas tanah bawahan Lereng Kebatuan permukaan Tektur tanah permukaan
Perumahan Ya Tidak
Padi sawah
Palawija
Kebun karet
Kebun Sawit
Hutan konservasi
Bagian III. Penggunaan Lahan Terbaik
Bagian IV. Tanah pertanian yang paling baik.
Tanah disekitar Lokasi yang saudara diskripsikan, Berdasarkan hasil pengamatan saudara pada Bagian II, untuk apa tanah/lahan tersebut digunakan paling baik ? (nilai 5 untuk tiap jawaban yang tepat)
1. Tunjukkan dengan memberi tanda centang pada tiap-tiap sifat fisik tanah yang ada di tabel berikut. Gunakan sifat-sifat fisik di bagian dengan menjawab Ya ayau tidak. (Niali masingmasing jawaban yang tepat 5)
Penggunaan lahan Paling Baik Perumahan Padi sawah Palawija Kebun Karet Kebun sawit Hutan konservasi
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Sifat-sifat Fisik Tanah Tekstur tanah lapisan permukaan geluhan Tekstur tanah lapisan bawah permukaan geluhan Permeabilitas lapisan permukaan sedang Permeabilitas lapisan bawah permukaan sedang Kedalaman ke permukaan air tanah musiman > 75 cm Drainase alami Lancat (DL) atau sedang (DS) Kedalaman ke batuan induk > 150 cm Lereng < 5% Batuan permukaan ……. ???
2. Apakah tanah ini merupakan tanah pertanian yang sangat bagus/Super. (nilai 5) Ya
UNIB soil judging contest - 26
Tidak
UNIB soil judging contest - 27