Nama : ……….…….…………….….. NIM : …………………….………....
PETUNJUK PRAKTIKUM
FISIKA MEKANIKA, FLUIDA DAN PANAS SEMESTER GANJIL 2015/2016
LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN 2015 KAMPUS : Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi, Cengkareng Jakarta Barat 11750 Telp. 021-5440342 - 44. ext 1306
Tata Tertib Praktikum Fisika STT-PLN
1. Datang 15 menit sebelum praktikum. 2. Pada saat praktikum memakai pakaian rapih (pakaian berkerah, bersepatu dan menggunakan jas laboratorium). 3. Cover tugas rumah & laporan diketik komputer (berwarna). 4. Membawa kartu praktikum. 5. Mengerjakan tugas rumah. 6. Kartu praktikum hilang, lapor ke koordinator asisten (koordas) masing-masing. 7. Membawa alat tulis, milimeterblock, penggaris dan steples. 8. Nilai tes awal < 40 tidak dapat mengikuti praktikum. 9. Apabila ada alat praktikum yang rusak selama praktikum berlangsung tanggung jawab praktikan. 10. Selama praktikum tidak boleh keluar ruangan. 11. HP di silent. 12. Menjaga kebersihan dan ketertiban. 13. Tidak ada praktikum susulan.
Apabila praktikan melanggar salah satu peraturan di atas maka asisten, koordinator asisten (koordas) dan instruktur Laboratorium Fisika berhak mengeluarkan praktikan.
Kepala Laboratorium Fisika
Aas Wasri Hasanah, S.Si., MT
Contoh format cover tugas rumah & laporan diketik komputer (berwarna) di kertas A4 :
Tugas Rumah Modul 1 Mekanika, Fluida dan Panas ( Pengukuran Dasar )
Nama NIM Kelas Kelompok Jurusan Tgl Praktikum
Logo Berwarna
Laporan Praktikum Modul 1 Mekanika, Fluida dan Panas ( Pengukuran Dasar )
Nama NIM Kelas Kelompok Jurusan Tgl Praktikum Asisten
: : : : : :
Laboratorium Fisika STT-PLN Jakarta 2014
: : : : : : :
Laboratorium Fisika STT-PLN Jakarta 2014
Contoh Lembar Tugas Rumah dan Laporan : 2 cm
Sarah Elvira 2014-11-110
1,5 cm
2 cm
2 cm
Laboratorium Fisika STT-PLN
Format Laporan : 1. Judul 2. Tujuan 3. Alat-alat dan Perlengkapan 4. Teori 5. Cara Kerja 6. Data Pengamatan 7. Tugas Akhir 8. Analisa 9. Kesimpulan
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I
MODUL I PENGUKURAN DASAR ( ISI DAN MASSA JENIS ZAT PADAT )
LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN 2015 LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-1
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I
MODUL I PENGUKURAN DASAR ( ISI DAN MASSA JENIS ZAT PADAT )
I.
TUJUAN 1. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar. 2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti hasil pengukuran atau perhitungan. 3. Menghitung besaran lain berdasarkan besaran yang terukur langsung.
II.
ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Jangka sorong. 2. Mikrometer sekrup. 3. Neraca Ohaus. 4. Termometer. 5. Balok yang diukur ( 3 buah ). 6. Bejana gelas. 7. Tali.
III.
TEORI Setiap pengukuran besaran fisis selalu dihinggapi oleh batas ketelitian dan kesalahan pengukuran. Hal ini karena keterbatasan manusia dalam pembuatan alat maupun keterbatasan dalam kemampuan membaca dan cara membacanya. Karena itu setiap hasil pengukuran harus dilaporkan secara benar yang memperlihatkan ketelitian pengukuran tersebut. Untuk hal itu maka pemakaian alat ukur perlu memperhatikan hal-hal berikut : a. Titik nol alat yaitu angka yang ditunjukkan alat sebelum digunakan. b. Nilai skala terkecil alat yaitu skala terkecil yang diperlihatkan alat. c. Batas ukur alat yaitu batas maksimum yang dapat diukur alat tersebut. d. Cara pemakaian alat. Demikian banyak hal yang harus diatur dan dikuasai, sehingga pengamat mudah sekali melakukan suatu kesalahan. Sehingga nilai benar xo tidak mungkin kita
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-2
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I
ketahui secara tepat melalui suatu eksperimen, yang diperoleh adalah nilai x yang tidak tepat sama dengan xo. Cara pelaporan yang baik dituliskan sebagai x = xo x Dimana : x
: besaran yang dicari
xo : nilai besaran sebenarnya x : simpangannya
A. Pengenalan Alat 1. Jangka Sorong Perhatikan gambar 1, jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam ( C-D ) untuk mengukur diameter bagian dalam, rahang luar ( A-B ) untuk mengukur diameter bagian luar sedangkan penduga ( E-F ) untuk mengukur kedalaman. K adalah roda penggerak rahang dan N adalah pengunci rahang setelah besaran yang diukur terukur. C
D U inch 0
1 1
2
2 3
4
5
3 6
7
4 8
9
F
10 cm
E K
A
N
B Gambar 1. Jangka sorong
Skala jangka sorong diperhalus dengan nonius, skala utamanya ada dalam satuan cm atau inch. Adapun noniusnya ada yang 9 skala utama jadi 10 skala nonius dan ada yang 49 skala utama jadi 50 skala nonius.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-3
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I
Gambar 2 memperlihatkan 9 skala utama jadi 10 skala nonius. 0
1 Skala utama
5
Skala nonius
10
0 Gambar 2. Skala utama dan nonius
2. Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup hanya dapat digunakan untuk mengukur bagian luar saja. Caranya putarkan roda bagian pemutar kasar, jika sudah dekat putarkan bagian pemutar halus C, jika sudah pas dikunci oleh penguat S. Skala besarnya adalah bagian yang horizontal sedangkan skala penghalusnya adalah bagian yang vertikal N ( lihat gambar 3 ). Biasanya bagian vertikal terdiri dari 50 skala, satu putaran bagian vertikal akan merubah skala horizontal sebesar ½ mm.
A
B
25 0
5
10
30 35 40
S
N
C
F Gambar 3. Mikrometer sekrup
3. Neraca Ohaus Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah neraca Ohaus. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang sering dijumpai di toko-toko atau di warung. Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-4
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I
Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
Gambar 4. Neraca Ohaus
B. Ketidakpastian Pada Pengukuran Tunggal Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja. Keterbatasan skala alat antara lain merupakan sebab mengapa setiap pengukuran dihinggapi ketidakpastian ( ktp ).
1. Besaran Langsung Terukur x = xo x Dimana ; xo : yang terbaca pada alat ukur x : ½ skala nilai terkecil ( nst ) alat nst alat = nst utama jika tanpa nonius = 1/n x nst utama jika ada nonius n
: jumlah skala nonius
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-5
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I
2. Besaran Turunan x = f ( a, b, c ) dimana a, b, c adalah besaran terukur langsung dengan : a = ao a
b = bo b
c = co c
xo = f ( ao, bo, co ) x
f a
a o , bo , co a
f b
a o , bo , co b
f c
a o , bo , co c ……(
1)
C. Ketidakpastian Pada Pengukuran Berulang Pengulangan pada pengukuran ini diharapkan akan memberikan informasi lebih banyak tentang xo, sehingga makin yakin akan benarnya nilai tersebut. 1. Besaran yang langsung terukur xo adalah rata-rata dari hasil pengukuran. xo
xi n
Keridak pastiannya adalah deviasi standar nilai rata-rata sampel. x Sxo
1
2
n xi ( xi )
n
2
n 1
…………………………...……( 2 )
2. Besaran turunannya. x = f ( a, b, c ) a = ao a
b = bo b
c = co c
xo = f ( ao, bo, co ) x (
f 2 2 f 2 2 f 2 2 ) a ( ) b ( ) c a b c
………………..………( 3 )
Nilai kepercayaannya 68 %.
D. Ketidakpastian Pada Pengukuran Campuran z = f ( x, y ), dengan : x = xo x
: merupakan hasil satu kali pengukuran
y = yo y
: merupakan hasil pengukuran berulang
Maka : zo = f ( xo, yo )
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-6
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I
Karena x merupakan nst ( berarti diukur sekali saja ) sedangkan y berupa deviasi standar ( diukur berulang ), maka makna statistik kedua ktp itu tidak sama, harus disamakan dahulu. Misalnya dengan membuat jaminan pada x dari jaminan 100 % menjadi jaminan 68 % seperti halnya jaminan pada y. Jadi kita pakai : xbaru = Karena 68 % =
2 3
2 3
xlama x 100 %, sehingga diperoleh :
z Szo (
z 2 2 z 2 2 ) ( xo ) ( ) y o x 3 y
………………………( 4 )
Nilai kepercayaannya 68 %.
E. Jumlah Angka Berarti Yang Dilaporkan x disebut sebagai ketidakpastian mutlak ( ktp mutlak ). x x
disebut sebagai ketidakpastian relatif ( ktp relatif ).
Rumus perhitungan angka berarti = 1 – log (
x x
)
Sehingga jika : Ktp relatif 10 %, maka hanya 2 Angka Berarti ( AB ). Ktp relatif 1 %, maka hanya 3 AB. Ktp relatif 0,1 %, maka hanya 4 AB.
Contoh soal : 1. Sebuah balok diukur berulang kali dengan hasil P = ( 4,00 0,02 ) cm, L = ( 3,00 0,02 ) cm dan T = ( 2,00 0,02 ) cm. Tentukan V V ! V = ( 4,00 ) ( 3,00 ) ( 2,00 ) = 24,0… cm3
Jawab : Mencari V dengan persamaan ( 3 ) :
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-7
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I 2
2
2
2
2
2
2
2
V (3,00) (2,00) (0,02) (4,00) (2,00) (0,02) (4,00) (3,00) (0,02) 0,3124...cm V V
0,3124
3
1,3 % , hanya 3 AB.
24
Jadi V = ( 24,0 0,31 ) cm3
2. Misalkan suatu besaran z ingin diketahui dengan mengukur besaran x dan x
y, sedangkan z
y
. Misalkan x diukur satu kali dengan hasil x = ( 5,0
0,05 ), sedangkan y diukur berulang kali dengan hasil y = ( 1,00 0,02 ). Berapakah z z menurut eksperimen ini !
Jawab : Dengan persamaan ( 4 ) : xbaru (
(
z x
z x
2
xlama
3
)xo, yo
1 yo
)xo, yo
xo 2
yo
1 1
2 3
0,05 0,03
1
2
5,0 (1,00)2
2
5,00
2
z (1,00) (0,03) ( 5,00) (0,02)
Sedangkan z o
xo yo
5,00 1,00
2
0,1044
5,000...
Ketelitian pada pengukuran x : x x
0,05 5,0
100 % 1 %
Ketelitian pada pengukuran y : y y
0,02 1,00
100 % 2 %
Dari hasil : z z
(
y 2 x 2 2 2 ) ( ) (1 %) (2%) 5 % 2,2% x y
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-8
2
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I
Sehingga jawaban ditulis dengan 3 AB : z = ( 5,00 0,10 )
IV.
DAFTAR PUSTAKA B. Darmawan Djonoputro, Teori Ketidakpastian, 1984
V.
TUGAS RUMAH 1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran? 2. Jelaskan fungsi mikrometer dan jangka sorong ! 3. Tulis hasil bacaan alat ukur ini secara lengkap !
1
2
10
0 0
4. Gambarkan kedudukan
mikrometer sekrup
yang menunjukkan
hasil
pengukuran 2,458 cm ? 5. Jelaskan perbedaan benda dalam air jika keadaan : a. Mengapung; b. Melayang; c. Tenggelam. 6. Tuliskan prinsip Archimedes dan hukum Archimedes ! 7. Sebutkan literatur massa jenis ( ) dalam SI (Sistem Internasional) dari bahan berikut : a. Besi; b. Tembaga; c. Alumunium; d. Air.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-9
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I
8. Pada pengukuran rapat massa m/v suatu bahan panjang ( p ) dan lebar ( l ) diukur berulang dengan jangka sorong yang 9 skala utama jadi 10 skala nonius, sedangkan tebal diukur dengan mikrometer sekrup juga berulang, sedangkan massa hanya satu kali dengan skala terkecil 0,01 gr. Tentukan
VI.
m v
dengan m = 42,75 gr !
No
p ( mm )
l ( mm )
t ( mm )
1
42,4
28,7
8,45
2
42,3
28,6
8,58
3
42,5
28,6
8,48
4
42,5
28,5
8,46
5
42,3
28,5
8,46
6
42,6
28,7
8,45
7
42,4
28,6
8,48
8
42,6
28,7
8,48
PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN 1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Ambil balok, ukur masing-masing balok secara berulang-ulang ( 5 kali ) panjang dan lebarnya dengan menggunakan jangka sorong, sedangkan tebalnya dengan menggunakan mikrometer sekrup. Catat pada tabel pengamatan. 3. Timbang masing-masing balok tersebut satu kali dengan menggunakan neraca Ohaus. 4. Timbang masing-masing balok dengan cara digantung. Catat hasilnya. 5. Timbang masing-masing balok dengan cara digantung tetapi terendam di air. Cata hasilnya.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-10
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I
VII.
DATA PENGAMATAN
TABEL MODUL I (PENGUKURAN DASAR)
KELOMPOK :
P awal :
P akhir :
JURUSAN :
T awal :
T akhir :
BALOK I
BALOK II
Jenis Balok :
Jenis Balok :
Massa
Massa
:
No.
Jumlah
p(mm) l(mm) t(mm)
:
:
No.
Jumlah
p(mm)
t(mm)
:
Rata-rata :
Rata-rata :
Massa di udara :
Massa di udara :
Massa di air
Massa di air
:
l(mm)
:
Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten
:
Tanda Tangan Asisten
:
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-11
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL I
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Dari ketiga alat yaitu jangka sorong, mikrometer sekrup dan termometer tentukan mana yang ada noniusnya ! 2. Berapa volume dan rapat massa balok pada pengukuran biasa, hitung dengan kesalahannya secara benar ! 3. Hitung volume balok berdasarkan pengukuran yang digantung dan terendam dalam air ! 4. Bandingkan kedua hasil volume tersebut, mana yang lebih tepat dan berikan alasannya !
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-12
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL II
MODUL II MENENTUKAN TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR
LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN 2015
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
II-1
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL II
MODUL II MENENTUKAN TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR
I.
TUJUAN Menentukan tegangan permukaan zat cair ( ) dengan pertolongan pipa kapiler.
II.
ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Pipa kapiler ( 3 buah, dengan diameter yang berbeda ). 2. Bejana dengan isinya ( air ). 3. Lup. 4. Mistar. 5. Statip.
III.
TEORI Bila suatu pipa kapiler dengan kedua ujung terbuka salah satu ujungnya dimasukkan ke dalam zat cair, maka zat cair akan naik ke dalam pipa kapiler. Hal ini disebabkan karena adanya tegangan permukaan zat cair tersebut. Tegangan permukaan zat cair ( ) dapat dicari dengan persamaan :
ghr 2
…….…………………….( 1 )
h
Dimana ; : tegangan permukaan zat cair ( kg/s2 atau N/m ) : massa jenis air ( kg/m3 ) g : gaya gravitasi ( m/s2 ) Gambar 1
h : kenaikan zat cair dalam kapiler ( m ) r : jari-jari bagian dalam pipa kapiler ( m )
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
II-2
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL II
Tegangan permukaan ( ) dapat pula dicari dengan jalan meniup ujung atas pipa apakah sudah sampai pada ujung bawah pipa, maka tegangan ():
permukaan
pr 2
……………………………..( 2 )
Dimana p adalah tekanan relatif udara dalam pipa. Gambar 2
IV.
DAFTAR PUSTAKA Sears F, Mechanics, Heat and Sound, Addison Wesley
V.
TUGAS RUMAH 1. Apa yang dimaksud dengan tegangan permukaan ? 2. Apakah tegangan permukaan suatu zat cair itu konstan ? Jelaskan dan sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhinya ! 3. Sebutkan contoh peristiwa keseharian yang mengilustrasikan bahwa pada zat cair terdapat tegangan permukaan cair ! 4. Apa yang dimaksud dengan gaya adhesi ? 5. Apa yang dimaksud dengan gaya kohesi ? 6. Apa akibatnya bila gaya adhesi gaya kohesi ? Berikan contoh kasusnya ! 7. Apa akibatnya bila gaya adhesi gaya kohesi ? Berikan contoh kasusnya ! 8. Apa yang dimaksud meniskus dan meniskus cembung ? 9. Apa yang dimaksud dengan efek kapiler ? 10. Buktikan persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) ! 11. Carilah bentuk persamaan ( 2 ) untuk menghitung, bila pada peniupan permukaan zat cair dalam pipa kapiler tidak mencapai ujung bawah pipa ( misalkan tinggi permukaan ini h dari permukaan zat cair di luar pipa kapiler ) ! 12. Pada persamaan-persaman ( rumus ) di atas, faktor apakah yang diabaikan ?
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
II-3
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL II
VI.
PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN
Gambar 3
1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Masukkan pipa kapiler ke dalam zat cair ( tegak lurus permukaan zat cair ). 3. Tunggu beberapa saat sampai ketinggian zat cair dalam pipa kapiler tetap. 4. Ukur tinggi h ( panjang kolom zat cair di dalam pipa kapiler ) pada masingmasing pipa kapiler. 5. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 4 beberapa kali di tempat yang berbeda, dengan memutar letak bejana.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
II-4
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL II
VII.
DATA PENGAMATAN
TABEL MODUL II (MENENTUKAN TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR)
KELOMPOK :
P awal :
P akhir :
JURUSAN :
T awal :
T akhir :
Posisi
Pipa 1 d=
Pipa 2 d=
Pipa 3 d=
Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten
:
Tanda Tangan Asisten
:
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Berapa besar jari-jari pipa kapiler yang digunakan pada percobaan ini ! 2. Apakah panjang pipa yang tercelup zat cair berpengaruh terhadap kenaikan zat cair ke dalam pipa ? Jelaskan ! 3. Hitung tegangan permukaan ( ) untuk masing-masing pipa kapiler pada tiaptiap pengukuran ! 4. Hitung tegangan permukaan ( ) rata-rata untuk masing-masing pipa kapiler ! 5. Mengapa tidak dipakai cara permukaan zat cair di dalam pipa kapiler yang lebih rendah dari pada di luar ? Jelaskan ! 6. Sebutkan semua sumber kesalahan yang mungkin terjadi !
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
II-5
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL II
SUB MODUL II SIMULASI MEJA GAYA
LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN 2015
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
II-6
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL II
SUB MODUL II SIMULASI MEJA GAYA
IX.
TUJUAN Mempelajari keseimbangan gaya-gaya.
X.
ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Meja gaya. 2. Beban-beban. 3. Tali. 4. Cincin logam.
XI.
TEORI Beberapa gaya yang bekerja pada suatu benda dapat kita uraikan menjadi komponen gaya-gaya yang berada pada sumbu koordinat x dan y.
y R
Ry
A
Ay B
By
Bx
Rx
Ax
x
Gambar 1
Resultan gaya pada sumbu x, Rx = Ax – Bx Resultan gaya pada sumbu y, Ry = Ay + By
Besarnya resultan gaya R, R Rx 2 R y 2
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
II-7
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL II
Berada pada sudut , = arc tg (
Ry Rx
)
Sehingga gaya penyeimbangnya adalah sebesar R dengan sudut yang berlawanan 180 dengan .
XII.
TUGAS RUMAH 1. Apakah definisi dari gaya ? Apakah pula satuannya ? 2. Apakah gaya merupakan besaran vektor ? Jelaskan ? 3. Apakah satuan untuk gaya SI dalam MKS dan CGS ? 4. Apakah definisi dari resultan gaya ? 5. Jika ada gaya F1 dan gaya F2 searah, tentukan resultan dari kedua gaya tersebut dan jelaskan dengan gambar vektornya !
XIII. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN
Gambar 2. Meja gaya
1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Ada tiga buah gaya F1 = 2 N berada pada sudut 30, F2 = 3 N berada pada 85 dan F3 = 5 N berada pada sudut 150. a. Hitung terlebih dahulu berapa besarnya resultan ketiga gaya dan sudutnya.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
II-8
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL II
b. Kemudian simulasikan pada meja gaya untuk mencari keseimbangan gayagaya tersebut. c. Gaya-gaya tersebut dikatakan seimbang jika cincin logam tepat berada ditengah-tengah meja. 3. Buat sembarang gaya ( 2 gaya ) pada meja gaya dengan mencoba-coba cari gaya penyeimbangnya. Kemudian cocokkan dengan perhitungan.
XIV. DATA PENGAMATAN
SUB MODUL II SIMULASI MEJA GAYA
KELOMPOK : JURUSAN :
P awal :
P akhir :
T awal :
T akhir :
* Percobaan 1
F1 :
N
Sudut :
0
F2 :
N
Sudut :
0
F3 :
N
Sudut :
0
* Percobaan 2
F1 :
N
Sudut :
0
F2 :
N
Sudut :
0
F3 :
N
Sudut :
0
Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten
:
Tanda Tangan Asisten
:
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
II-9
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL II
XV.
TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Tulislah semua hasil perhitungan resultan gaya dan sudutnya mulai dari langkah percobaan 2 s/d percobaan 3 ! 2. Adakah perbedaan hasil perhitungan anda dengan percobaan yang anda lakukan ? Jika ada perbedaan, jelaskan !
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
II-10
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL III
MODUL III MOMEN KELEMBAMAN ( MOMEN INERSIA )
LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN 2015 LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
III-1
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL III
MODUL III MOMEN KELEMBAMAN ( MOMEN INERSIA )
I.
TUJUAN 1. Menentukan momen kelembaman benda tegar secara statis dengan mengukur massa serta ukuran-ukuran geometrisnya. 2. Menentukan momen kelembaman benda tegar secara dinamis dengan mengukur waktu getar ayunan torsi.
II.
ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Keping-keping logam ( berbentuk keping persegi panjang dan silinder tipis ). 2. Statip dilengkapi dengan kawat ayunan torsi. 3. Neraca Ohaus. 4. Jangka sorong. 5. Mikrometer sekrup. 6. Stopwatch.
III.
TEORI A. Momen Kelembaman 1. Benda Titik Momen kelembaman ( momen inersia )
Poros h
sebuah benda titik terhadap suatu poros r
tertentu adalah hasil kali massa benda titik m
tersebut dengan pangkat dua dari jarak benda ke poros putar.
Gambar 1
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I = mr2……………………..( 1 )
III-2
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL III
2. Benda Tegar ( Benda Kaku ) Dengan menganggap benda tegar sebagai Poros h
jumlah dari massa-massa kecil mi, maka : ri
?mi
M mi ………………..…( 2 ) i
Gambar 2
Jadi momen kelembaman ( momen inersia ) benda tegar terhadap suatu poros tertentu adalah jumlah dari hasil kali tiap elemen mi dengan kuadrat jarak elemen tersebut ke poros.
2
I ri mi …………………………………....……………….( 3 ) i
Atau dalam bentuk analitis dapat ditulis :
2
I r dm
……..……………………………………………….( 4 )
B. Momen Kelembaman Keping Persegi Panjang Secara Statis Momen kelembaman benda berbentuk keping persegi panjang dengan sisisisinya a, b dan c dan massanya m ( lihat gambar 3 ), adalah : 1. Bila porosnya melalui titik berat dan yang sejajar sisi a :
2
Ia
2
m (b c ) 12
………………………….……………………( 5 )
2. Bila porosnya melalui titik berat dan yang sejajar sisi b :
2
Ib
2
m(a c ) 12
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
……………….………………………………( 6 )
III-3
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL III
3. Bila porosnya melalui titik berat dan yang sejajar sisi c :
2
Ic
2
m ( a b ) 12
…………………….…………………………( 7 ) Ic Ia
a
Ib
c b
Gambar 3
C. Momen Kelembaman Silinder Secara Statis Momen kelembaman benda berbentuk silinder yang massanya m, jari-jarinya R dan panjang sisinya d ( lihat gambar 4 ) adalah : 1. Bila porosnya melalui titik berat dan sejajar poros silinder ( sisi d ) :
Id
mR
2
2
………………………………….……………………( 8 )
2. Bila porosnya melalui titik berat dan sejajar diameter silinder ( sisi R ) :
IR m (
d
2
12
R
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
2
4
) ……...……………………………………….(
9)
III-4
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL III
Id R d
IR
Gambar 4
D. Rotasi Dan Momen Kelembaman Secara Dinamis Jika sebuah benda digantung pada seutas kawat ( tali torsi ) maka waktu getar ayunan torsi ( ayunan putar ) benda tersebut adalah :
I
T 2
Dimana ; I
M
………………………………….…………………..( 10 )
= Ikawat + Ibeban
M : momen yang diperlukan untuk memutar kawat sebesar sudut 1 radian
Apabila dua buah benda dengan momen kelembaman masing-masing I1 dan I2 digantungkan berturut-turut pada suatu kawat penggantung dengan momen kelembaman Ik maka :
T1 2
Ik I1 ………………..……………………………….( 11 ) M
T2 2
Ik I2 ……………………….……………………….( 12 ) M
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
III-5
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL III
Dari persamaan ( 11 ) dan ( 12 ) dapat diketahui Ik dan M : 2
Ik
2
T2 I1 T1 I2 2
T1 T2
2
……..............……………………………….( 13 )
2
M
4 ( Ik I1 ) T1
2
………………………………………..…….( 14 )
Atau : 2
M
4 ( Ik I2 ) T2
2
……………..............……………………….( 15 )
Jika Ik dan M telah diketahui maka dapat digunakan untuk menentukan momen kelembaman benda lain secara dinamis dengan mengukur perioda dan gerak harmonik anguler, yaitu dengan persamaan :
I
IV.
2
T M 4
2
Ik ……………………...…………………………….( 16 )
DAFTAR PUSTAKA Sears-Zemansky, College Physics
V.
TUGAS RUMAH 1. Apa yang dimaksud dengan momen kelembaman ( momen inersia ) ? 2. Apa saja yang mempengaruhi momen inersia ? 3. Buktikan persamaan ( 5 ), ( 6 ) dan ( 7 ) ! 4. Buktikan persamaan ( 8 ) dan ( 9 ) ! 5. Buktikan persamaan ( 13 ) ! 6. Buktikan persamaan ( 14 ) dan ( 15 ) ! 7. Buktikan persamaan ( 16 ) !
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
III-6
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL III
VI.
PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN * Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). A. Secara Statis 1. Ukur panjang, lebar dan tebal persegi panjang sebanyak x kali ( ditentukan oleh asisten ). 2. Ukur diameter dan panjang silinder sebanyak x kali ( ditentukan oleh asisten ). 3. Timbang keping persegi panjang dan silinder dengan neraca teknis.
B. Secara Dinamis 1. Gantung keping persegi panjang dengan sisi panjangnya sejajar kawat poros putar. 2. Beri simpangan ( putar sedikit ) kemudian lepaskan. Ukur waktu getar ayunan putarnya ( T1 ) sebanyak y kali ( ditentukan oleh asisten ). Setiap pengukuran T1 terdiri dari z buah ayunan putar. 3. Ubah kedudukan gantung keping persegi panjang sehingga tergantung dengan sisi tebalnya sejajar kawat poros putar. 4. Beri simpangan dan ukur T2, seperti langkah percobaan 2. 5. Ubah kedudukan gantung keping persegi panjang sehingga tergantung dengan sisi lebarnya sejajar kawat poros putar. 6. Beri simpangan dan ukur T3, seperti langkah percobaan 2. 7. Ganti keping persegi panjang dengan keping silinder dan buat kedudukan gantung keping silinder sehingga tergantung dengan sisi tebalnya sejajar dengan kawat poros putar. 8. Beri simpangan dan ukur T4, seperti langkah percobaan 2. 9. Ubah kedudukan gantung keping silinder sehingga tergantung dengan sisi diameternya sejajar dengan kawat poros putar. 10. Beri simpangan dan ukur T5, seperti langkah percobaan 2.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
III-7
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL III
Keping silinder Keping persegi panjang Keping persegi
Stopwatch
Gambar 5
Perhatian : 1. Dalam melakukan percobaan ini anda dianggap sudah mahir menggunakan dan membaca nonius pada jangka sorong, mikrometer sekrup dan mistar. 2. Dalam percobaan ini kawat penggantung harus tetap, baik panjang maupun keadaannya. 3. Bentuk gerak adalah putaran bolak-balik, bukan ayunan ! 4. Jumlah x, y dan z ditentukan oleh asisten, yaitu antara 5 – 10.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
III-8
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL III
VII.
DATA PENGAMATAN
MODUL III (MOMEN KELEMBAMAN)
KELOMPOK :
P awal :
P akhir :
JURUSAN :
T awal :
T akhir :
Hasil Pengukuran Dimensi (cm) 1. (panjang) I (Persegi Panjang)
2. (lebar) 3. (tebal)
II (Silinder)
4. (tebal) 5. (jari-jari)
Massa I =
Hasil Penimbangan (gr)
Massa II =
Waktu 10 getaran (detik) T1 I (Persegi Panjang)
T2 T3
T4
II (Silinder)
T5
Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten
:
Tanda Tangan Asisten
:
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
III-9
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL III
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Hitung harga Ia, Ib dan Ic dengan cara statis, sesuai bahasan pada bagian III. B persamaan ( 5 ), ( 6 ) dan ( 7 ) ! 2. Hitung harga Id dan IR dengan cara statis, sesuai bahasan pada bagian III. C persamaan ( 8 ) dan ( 9 ) ! 3. Hitung harga M dan Ik sesuai bahasan pada bagian III. D persamaan ( 13 ) dan ( 14 ) atau ( 15 ), dengan menggunakan harga I1 = Ia dan I2 = Id dari hasil perhitungan pertanyaan no. 1 dan 2, serta T1 = T1 dan T2 = T4 dari data pengamatan ! 4. Hitung Ib, Id dan IR dengan cara dinamis, sesuai bahasan pada bagian III. D persamaan ( 16 ) dengan harga M dan Ik dari hasil perhitungan pertanyaan no. 3! 5. Dapatkah Ik diabaikan ditinjau dari ketelitian percobaan ini ! 6. Bandingkan harga Ib, Id dan IR dari hasil perhitungan pertanyaan no. 1 dan 2 ( secara statis ) dengan hasil perhitungan pertanyaan no. 4 ( secara dinamis ). Manakah yang lebih baik ? Jelaskan !
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
III-10
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL IV
MODUL IV BANDUL FISIS
LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN 2015 LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
IV-1
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL IV
MODUL IV BANDUL FISIS
I.
TUJUAN 1. Mengenal sifat bandul fisis. 2. Menentukan percepatan gravitasi.
II.
ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Bandul fisis, terdiri dari batang logam tegar dan badul. 2. Penggantung. 3. Stopwatch. 4. Mistar gulung.
III.
TEORI Bandul fisis merupakan bandul yang bentuknya sembarang. Untuk menganalisa geraknya dapat digunakan konsep pusat massa, sehingga kita kembali lagi pada konsep gerak benda titik. Suatu bandul fisis jika diberi simpangan sudut dari titik kesetimbangan kemudian dilepaskan maka akan melakukan gerak ayunan. Jika sudut kecil, maka ayunan ini dikenal dengan gerak anguler sederhana. A P
AO
CP
Batang
AB C
Stop watch
O Keping logam B LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
IV-2
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL IV
Perhatikan gambar bandul fisis yang tergantung di P, titik C merupakan titik pusat massa yang letaknya dari A adalah :
XC
AO ms
1
AB mb 2 …………………………………......………( 1 ) ms mb
Dimana ; ms : massa keping logam mb : massa batang Dengan konsep pusat massa maka sistem bandul ini dapat kita pandang sebagai bandul matematis dengan poros melalui P. Jika bandul ini diberikan simpangan kecil kemudian dilepas sehingga seolah-olah bergerak lurus akibat gaya pemulih maka sistem akan bergerak harmonis sederhana dengan periode T, sedangkan untuk bandul fisis sebenarnya massa diganti momen inersia I dimana :
T 2
m k
T 2
I k
I adalah momen inersia terhadap P. IP = Io + ( ms + mb ) ( CP )2 = Io + ml2
Io adalah momen inersia terhadap C sedangkan k = mgl, sehingga :
T 2
Io ml mgl
2
……………………………………………………( 2 )
Dengan melakukan percobaan mengayunkan bandul fisis pada dua titik gantung yang berbeda, maka kita dapat menentukan percepatan gtavitasi bumi ( g ). Jika untuk titik gantung pertama l1 kita dapat periode T1 dan untuk titik gantung kedua l2 kita dapat periode T2, maka besarnya g adalah :
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
IV-3
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL IV 2
g
IV.
2
2
4 ( l1 l2 ) 2
2
……….…………………………………………( 3 )
T1 l1 T2 l2
DAFTAR PUSTAKA Tyler, Edward Arnold, A Laboratory Manual of Physics
V.
TUGAS RUMAH 1. Apakah perbedaan bandul fisis dan bandul matematis ? 2. Sebaiknya simpangan yang diberikan besar atau kecil ? Jelaskan ! 3. Sebutkan nilai percepatan gravitasi bumi beserta satuannya ! 4. Buktikan persamaan ( 2 ) dan ( 3 ) !
VI.
PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN 1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Ukur panjang batang. 3. Timbang massa batang dan massa keping logam beserta sekrupnya. 4. Pasang keping logam. 5. Ukur jarak keping logam dari salah satu ujung ( A ). 6. Pilih sebuah titik penggantung ( P ), ukur jarak P dari ujung ( A ). 7. Amati waktu ayunan penuh untuk n ayunan ( ditentukan oleh asisten ). 8. Amati waktu ayunan N penuh, sekitar 5 menit ( bisa kurang atau lebih ). 9. Ulangi langkah percobaan 7. 10. Pilih titik penggantung P yang lain ( misal Q ). 11. Ulangi langkah percobaan 7 s/d 9.
Catatan :
Cara menghitung T dengan teliti,misal n = 50. Pengamatan 2 : 81,3
detik
Pengamatan 3 : 300,9 detik Pengamatan 4 : 82,0
detik
Maka : Tsementara
81,3 82,0
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
50 50
1,663 deti k
IV-4
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL IV
Jadi dalam 300,9 detik ada Tteliti
VII.
300,9 184
300,9 1,663
184 ayunan ( bilangan bulat ).
1,663 deti k
Jangan membuat simpangan terlalu besar.
Batang logam dan bandul pemberat dianggap homogen ( seragam ).
DATA PENGAMATAN
MODUL IV (BANDUL FISIS)
KELOMPOK :
P awal :
P akhir :
JURUSAN :
T awal :
T akhir :
Hasil Pengukuran Dimensi (cm) Panjang Batang = Panjang AO
=
Panjang AP1
=
Panjang AP2
=
Hasil Penimbangan (gr) (telah diketahui) Massa Batang
=
Massa Keping+Skrup
=
Setelah dilakukan perhitungan panjang Xc (panjang AC), maka dapat ditentukan : L1 = Xc - AP2 = L2 = Xc - AP2 =
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
IV-5
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS - MODUL IV
Banyaknya Getaran = 50 getaran Posisi P1 =
detik ;
detik
Posisi P2 =
detik ;
detik
Waktu
detik
Posisi P1 =
Getaran
Posisi P2 =
Getaran
Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten
:
Tanda Tangan Asisten
:
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Apakah akibat jika simpangan besar ! 2. Hitung l1 dan l2 ! 3. Hitung T1 dan T2 ! 4. Hitung percepatan gravitasi ! 5. Berilah sedikit ulasan mengenai sebab-sebab kesalahan yang mungkin terjadi !
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
IV-6
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL V
MODUL V PANAS JENIS ZAT DAN KALORIMETER
LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN 2015 LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
V-1
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL V
MODUL V PANAS JENIS ZAT DAN KALORIMETER
I.
TUJUAN 1. Menentukan panas jenis tembaga dan gelas dengan mempergunakan kalorimeter. 2. Menentukan kapasitas panas kalorimeter.
II.
ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Kalorimeter dan pengaduk. 2. Termometer ( 2 buah ). 3. Keping-keping ( tembaga, besi, alumunium, gelas ). 4. Gelas ukur (untuk mengukur volume termometer ). 5. Ketel uap tabung pemanas. 6. Kompor listrik. 7. Neraca Ohaus. 8. Stopwatch. 9. Kaca pembesar ( lup ).
III.
TEORI Energi merupakan besaran yang bersifat kekal artinya tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Namun salah satu sifat energi yang dapat digunakan oleh manusia adalah dapat dipindahkan dari salah satu sistem ke sistem lainnya. Energi panas / kalor dapat dipindahkan dari satu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur / suhu. Ungkapan kekekalan energi untuk kalor dikenal dengan Azas Black. Salah satu pemakaian Azas Black ini adalah penentuan sifat termal bahan yaitu kapasitas kalor suatu bahan dengan menggunakan kalorimeter.
Kalorimeter berbentuk tabung yang idealnya harus bersifat adiabat artinya temperatur / kalornya tidak dipengaruhi lingkungan. Kalorimeter yang akan digunakan dapat dilihat pada gambar 1 yang dilengkapi dengan pengaduk dan termometer. LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
V-2
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL V
Kalorimeter yang terbuat dari logam ( Cu atau Al ) seperti pada gambar 1 diisi dengan air, dengan temperatur mula-mula Tm. Ke dalamnya dimasukkan kepingkeping tembaga ( atau keping-keping gelas ) yang sudah dipanaskan umpamanya dengan temperatur T setelah tercapai keseimbangan maka dicapai temperatur akhir umpamanya Ta, dengan T Ta Tm.
Panas / kalor yang diterima kalorimeter adalah : Q1 = H ( Ta – Tm )………….……………………………………………….( 1 ) Dimana ; Tm : temperatur / suhu mula-mula Ta : temperatur / suhu akhir Dengan H adalah kapasitas panas total dari kalorimeter beserta isinya, yaitu : H = MaCa + K + MkCk + MpCp ………………………………...…..( 2 ) Dimana ; Ma : massa air Mk : massa kalorimeter kosong Mp : massa pengaduk Ca : panas jenis air Ck : panas jenis kalorimeter Cp : panas jenis pengaduk Termometer Pengaduk
Kalorimeter lengkap
Penampang kalorimeter
Stop watch
Gambar 1 LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
V-3
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL V
Harga kapasitas panas termometer K : K = Panas jenis termometer x n ( mL )……… …………………….( 3 ) Dimana ; Panas jenis termometer = 0,46 kal/mL C = 0,24 J/mL C n
: volume termometer yang tercelup dalam kalorimeter
Sedangkan panas yang diberikan keping ( tembaga / gelas ) : Q2 = MC ( T – Ta )………………...………………………………..( 4 ) Dimana ; M : massa keping C : panas jenis keping
Dengan menggunakan Azas Black maka panas jenis keping tembaga dapat ditentukan, jika kapasitas panas kalorimeter H dapat dihitung. Demikian juga panas jenis zat lain, misalnya keping gelas.
IV.
DAFTAR PUSTAKA 1. Tyler F, A Laboratory Manual of Physics 2. Sears-Zemansky, College Physics
V.
TUGAS RUMAH 1. Ada berapa proses perpindahan panas, berikan contohnya ? Jelaskan ! 2. Tuliskan bunyi Azas Black yang digunakan pada percobaan ini ? 3. Berikan definisi kapasitas panas kalorimeter ? Sebutkan satuannya dalam SI ! 4. Berikan definisi panas jenis suatu zat ? Sebutkan satuannya dalam SI ! 5. Misalkan kalorimeter dan pengaduknya terbuat dari Cu, keping-keping yang dimasukkan juga terbuat dari Cu. Dari persamaan ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ) dan ( 4 ) serta Azas Black, tentukan panas jenis Cu ( CCu ) ! 6. Andaikan kalorimeter terbuat dari aluminium ( Al ), pengaduk terbuat dari Cu, keping-keping yang dimasukkan juga terbuat dari Cu. Tuliskan bentuk persamaan untuk menentukan CCu !
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
V-4
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL V
7. Seperti pertanyaan no. 5, tetapi keping-keping yang dimasukkan terbuat dari gelas. Tuliskan bentuk persamaan untuk menentukan Cgelas !
VI.
PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN
Termometer Selang karet Ketel Kompor listrik Tabung pemanas
Gambar 2
1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Isi ketel uap dengan air sampai ¾ dari volumenya ( kira-kira 1000 cc ) terisi. 3. Timbang keping-keping tembaga ( Cu ), lalu masukkan ke dalam tabung pemanas. 4. Pasang pipa penghubung ( selang ) dengan tabung pemanas dan nyalakan kompor, ketel dipanaskan. 5. Timbang kalorimeter kosong ( Mk ) dan pengaduknya ( Mp ). 6. Isi kalorimeter dengan air ( setengahnya saja ), lalu timbang. Dari sini dapat dicari massa air ( Ma ). 7. Amati temperatur keping tembaga dalam tabung pemanas dengan memakai kaca pembesar agar lebih teliti. 8. Amati temperatur kalorimeter mula-mula setiap ½ menit ( 30 detik ) selama 5 menit. 9. Bila temperatur keping tembaga sudah sama dengan temperatur uap air mendidih, masukkan keping tembaga ke dalam kalorimeter dengan cepat dan hati-hati. Amati dan catat temperaturnya. 10. Catat terus kenaikan temperatur setiap ¼ menit ( 15 detik ) hingga mencapai suhu maksimum. Aduk sesekali dengan pelan. LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
V-5
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL V
11. Catat terus penurunan temperatur kalorimeter setiap ½ menit ( 30 detik ) selama 5 menit. 12. Ukur volume termometer yang tercelup dalam air di kalorimeter dengan menggunakan gelas ukur. 13. Sambil mengadakan pengamatan ( pada langkah percobaan 10 ), timbang keping gelas dan masukkan ke dalam tabung pemanas. 14. Tambahkan air dalam ketel ( volume mencapai ¾-nya ) supaya tidak habis. 15. Ulangi langkah percobaan 4 dan seterusnya untuk keping gelas. Air dalam kalorimeter diganti dengan air yang baru ( temperatur kamar ). 16. Catat barometer, temperatur ruang, lihat titik didih air dalam tabel. Lihat panas jenis zat padat / cair.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
V-6
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL V
VII.
DATA PENGAMATAN TABEL MODUL V (PANAS JENIS ZAT DAN KALORIMETER)
KELOMPOK JURUSAN
: :
Massa Keping (Cu/Fe/Al/Gelas) : Massa Kalorimeter Kosong Massa Pengaduk Massa Kalorimeter dan Air Massa Air T mula-mula, setiap 30 detik 1 2 3
P awal : T awal :
: : : :
P akhir : T akhir :
: 5
6
7
8
9
10
T kenaikkan kalorimeter tiap 15 detik : 1 2 3 4
5
6
7
8
9
10
T penurunan kalorimeter tiap 30 detik : 1 2 3 4
5
6
7
8
9
10
5
6
7
8
9
10
T kenaikkan kalorimeter tiap 15 detik : 1 2 3 4
5
6
7
8
9
10
T penurunan kalorimeter tiap 30 detik : 1 2 3 4
5
6
7
8
9
10
T Cu dipanaskan
4
:
Massa Keping (Cu/Fe/Al/Gelas) : Massa Kalorimeter Kosong Massa Pengaduk Massa Kalorimeter dan Air Massa Air T mula-mula, setiap 30 detik 1 2 3
T Cu dipanaskan
Tanggal Pengambilan Data Nama Asisten Tanda Tangan Asisten LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
: : : : : 4
:
: : : V-7
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL V
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN 1. Gambarkan penampang tegak kalorimeter serta isinya lengkap dan sebutkan alat-alat tersebut ! 2. Peristiwa perpindahan panas apa saja yang terjadi pada percobaan ini ? Jelaskan! 3. Hitung panas jenis tembaga ! 4. Hitung panas jenis gelas ! 5. Bandingkan panas jenis zat-zat tersebut di atas dengan tabel. Jika hasil perhitungan berbeda dengan hasil dari tabel, berikan pembahasannya mengapa hasil perhitungan berbeda ? Sebutkan sebab sumber kesalahannya ! 6. Bagaimana dapat mengetahui bahwa temperatur keping sudah sama dengan uap air mendidih ? Apakah perlu diadakan koreksi titik didih air ini ! Ingat keadaan barometer dalam ruang, berapa titik didih dalam tabel ? 7. Buat grafik ( dengan kertas millimeter block ) antara temperatur ( T ) vs waktu ( t ) untuk setiap pengamatan ( seperti pada tabel ) dalam satu grafik !
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
V-8
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL VI
MODUL VI HUKUM BOYLE GAY LUSSAC
LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN 2015 LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-1
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL VI
MODUL VI HUKUM BOYLE GAY LUSSAC
I.
TUJUAN Melihat kebenaran hukum Boyle dan Gay Lussac.
II.
ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. Alat hukum Boyle Gay Lussac. 2. Ketel uap air dengan pipa-pipa ( selang ) karet penghubung. 3. Kompor pembakar bunsen. 4. Waterpass. 5. Termometer. 6. Gelas.
III.
TEORI Salah satu wujud zat adalah gas. Hukum gerak gas tercakup dalam teori fluida statik dan fluida dinamik. Tetapi untuk gas ada pendekatan lain yaitu dengan permodelan gas sejati sebagai gas ideal yang tidak lain adalah gas sejati pada kondisi tekanan rendah. Dengan permodelan gas ideal ini maka kita mengenal teori kinetik gas ideal dan hukum energi dan pemindahan energi. Dalam modul ini kita akan melihat hukum yang berhubungan dengan besaran makroskopis gas ideal yaitu p ( tekanan ), V ( volume ), T ( temperatur ).
Hukum Boyle Gas yang jumlahnya tertentu dan dijaga suhunya tetap, apabila volumenya berubah tekanannya akan berubah juga atau sebaliknya. Ternyata hasil kali tekanan dan volume akan tetap. Secara matematik ditulis : PV = konstan………………………............………………………..( 1 )
Persamaan ( 1 ) ini adalah hukum Boyle. Dalam kenyataannya hukum ini tidak berlaku untuk semua keadaan. Selanjutnya dipostulatkan suatu gas khayal yang LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-2
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL VI
disebut gas ideal yang mengikuti hukum Boyle secara eksak pada segala macam keadaan. Hanya gas riil dengan tekanan rendahlah yang mendekati gas ideal ini. Harga PV yang konstan ini bergantung pada suhu, makin tinggi suhu makin tinggi juga harganya.
Hukum Gay Lussac Pertama-tama Gay lussac memberi pernyataan sehubungan dengan perubahan volume dari suatu gas karena berubahnya suhu. Ia telah mengukur koefisien muai ruang dari berbagai macam gas pada tekanan tetap. Hasil percobaannya dinyatakan dalam bentuk matematik : V = Vo { 1 + ( t – to ) }………………………...………………….( 2 ) Dimana ; V : volume pada suhu t C Vo : volume pada suhu to C : koefisien muai ruang gas pada tekanan tetap Persamaan ( 2 ) adalah hukum Gay Lussac. Harga numerik bergantung pada skala suhu yang diambil dan suhu acuan to. Jika suhu acuan to diambil 0 C maka persamaan ( 2 ) menjadi : V = Vo ( 1 + o t )…………………….……………………………..( 3 ) o adalah untuk suhu acuan to = 0 C. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa o ini hampir sama untuk semua gas, yaitu :
o = 0,003660 / C atau
1 273
/ C
Jadi gas yang jumlahnya tertentu, tekanannya tetap, volumenya akan bertambah sebesar
1 273
dari Vo tiap kenaikan suhu 1 C.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-3
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL VI
Hukum Boyle Gay Lussac Dari kedua hukum tersebut dapat dibuktikan bentuk persamaan : PV = nRT……...……………………………………………………( 4 )
Dimana ; n
: jumlah mol gas
R = 0,08207 liter atmosfir/mol C T K = t C + 273
Persamaan ( 4 ) ini disebut persamaan gas ideal. Bentuk lain dari persamaan ini adalah : PV T
nR ……………………………………………..………………( 5 )
Sehingga dapat diartikan bahwa untuk gas ideal yang jumlahnya tertentu berlaku : PV T
konstan …………………………….………………………….( 6 )
Prinsip Percobaan Untuk membuktikan berlakunya hukum Boyle Gay Lussac di laboratorium dapat dilakukan dengan mengukur tekanan, volume dan suhu gas ( udara ) dalam pipa kapiler pada berbagai keadaan.
A
B
C
D
Gambar 1
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-4
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL VI
Udara yang tekanan, volume dan suhunya akan diukur berada di dalam pipa kapiler yang ujungnya tertutup ( A ). Di bagian lain dari pipa kapiler berisi air raksa ( BC ) dan kolom udara yang akan diamati berada antara A dan B, ujung lain dari pipa kapiler terbuka. Pipa kapiler terbuat dari kaca sehingga panjang kolom udara dan panjang kolom air raksa dapat dilihat dari luar. Percobaan dilakukan pada dua macam suhu. Pertama pada suhu ruangan, kedua pada suhu uap air mendidih. Suhu uap air mendidih didapat dengan cara memasukkan pipa kapiler pada tabung kaca yang lebih besar dan ke dalam tabung kaca ini dialirkan uap air mendidih yang berasal dari pembangkit uap ( air mendidih dalam ketel pemanas ).
IV.
DAFTAR PUSTAKA 1. Sears-Zemansky, University Physics, Bab 18 2. Tyler F, A Laboratory Manual of Physics, 1967
V.
TUGAS RUMAH 1. Jelaskan bunyi Hukum Boyle ! 2. Jelaskan bunyi Hukum Gay Lussac ! 3. Berilah penjelasan tentang hukum Boyle Gay Lussac ( syarat-syarat, hargaharga konstanta, satuan-satuan dsb ) ! 4. Dari persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) buktikan persamaan ( 4 ) melalui proses temperatur konstan lalu tekanan konstan ?
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-5
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL VI
VI.
PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN
Termometer Mistar Pipa gelas Pipa kapiler Air raksa
Selang karet Ketel Kompor listrik Waterpass
Gambar 2. Alat hukum Boyle Gay Lussac
1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Dengan pertolongan penyipat datar ( waterpass ), buatlah kedudukan pipa : a. Mendatar b. Tegak dengan ujung terbuka ke atas c. Tegak dengan ujung terbuka ke bawah Hitung untuk masing-masing keadaan tersebut panjang AB dan BC. 3. Isi ketel dengan air kira-kira sepertiganya ( jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit ). Pasang selang karet pada ketel dan pipa berskala. 4. Nyalakan kompor dan rebuslah air dalam ketel sampai mendidih dan uap masuk ke dalam pipa berskala sampai cukup lama, hingga dapat dipastikan pipa kapiler sudah mencapai suhu uap air. Hal ini dapat dilihat kalau uap air sudah cukup lama mengalir dan tidak lagi terlihat bintik-bintik air dalam LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-6
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL VI
tabung kaca. Selain itu hal ini dapat juga dilihat dengan cara memasang termometer di dalam bagian ujung tabung kaca yang terbuka. a. Putar tabung kaca hingga pipa kapiler kedudukan mendatar, uap air harus tetap mengalir. Baca panjang AB dan BC. b. Putar tabung kaca hingga pipa kapiler berkedudukan tegak dengan ujung terbuka ke atas. Baca panjang AB dan BC. c. Putar tabung kaca hingga pipa kapiler berkedudukan tegak dengan ujung terbuka ke bawah. Baca panjang AB dan BC. 5. Amati dan catat sekali lagi suhu ruang dan tekanan barometer.
Catatan : 1. Jika pada saat / selama pengamatan ternyata kolom air raksa pecah ( terdapat kolom udara di dalam kolom air raksa ), teruskan percobaan dengan pipa yang sama.
B
A
B’
C
C’
D
Gambar 3
Hanya harus dilakukan koreksi terhadap tekanan. Amati kedudukan A, B, B’, C dan C’. 2. Hati-hati dalam keadaan ini, jangan sampai kolom air raksa meloncat ke luar. Apabila percobaan pengamatan telah selesai, segera singkirkan api ( matikan kompor ) dari ketel. Jangan sampai air habis, ketel masih di atas api.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-7
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL VI
VII.
DATA PENGAMATAN
TABEL MODUL VI (HUKUM BOYLE GAY LUSSAC)
KELOMPOK :
P awal :
P akhir :
JURUSAN :
T awal :
T akhir :
Volume No.
AB
BC
(V)
Tekanan (p)
Suhu (T)
pV
pV/T
Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten
:
Tanda Tangan Asisten
:
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN Volume kolom udara sama dengan AB x r2, dengan r adalah jari-jari lubang pipa kapiler. Jadi volume kolom udara sebanding dengan panjang AB.
Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer, kalau pipa kapiler berkedudukan mendatar.
Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer ditambah tekanan raksa sepanjang BC, kalau pipa kapiler berkedudukan tegak dengan lubang terbuka ke atas.
Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer dikurangi tekanan raksa sepanjang BC, kalau pipa kapiler berkedudukan tegak dengan lubang terbuka ke bawah.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-8
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA & PANAS – MODUL VI
Suhu kolom udara pada percobaan 2 sama dengan suhu ruang, sedangkan suhu kolom udara pada percobaan 4 tidak diambil dari pengukuran tetapi diturunkan ( melihat tabel ) titik didih air pada tekanan barometer rata-rata.
1. Tuliskan suhu ruang rata-rata ( percobaan 1 dan 5 ) dalam skala Kelvin ( T1 ) ! 2. Tuliskan tekanan ruang rata-rata ( percobaan 1 dan 5 ) dalam satuan mmHg ! 3. Cari dalam tabel suhu didih air pada tekanan barometer rata-rata dan tuliskan hasil ini pada lembar kerja ( T2 ) ! 4. Tuliskan volume ( dalam bentuk panjang AB x r2 mm3 ), tekanan ( mmHg ) dan suhu Kelvin-nya ! Suhu untuk percobaan 2a, b dan c sama yaitu T1, sedangkan suhu untuk percobaan 4 a, b dan c sama yaitu T2. Volume dan tekanan untuk percobaan 2 a, b dan c masing-masing diberi notasi V ( 1a ), P ( 1a ); V ( 1b ), P ( 1b ); V ( 1c ), P ( 1c ). Sedangkan untuk percobaan 4 a, b dan c masing-masing diberi notasi V( 2a ), P ( 2a ); V ( 2b ), P ( 2b ); V ( 2c ), P ( 2c ). 5. Tuliskan nilai-nilai ini pada kolom yang telah disediakan dan lengkapi perhitungan selanjutnya ! 6. Setelah melihat hasil perhitungan tekanan kali volume ( PV ), tuliskan pendapat saudara ! 7. Bagaimana pendapat saudara setelah melihat hasil perhitungan tekanan kali volume bagi suhu (
PV T
)!
8. Hitung koefisien muai ruang udara dan bandingkan harga koefisien muai ruang hasil perhitungan dengan koefisien muai kubik udara menurut literatur ! 9. Jika jari-jari lubang pipa kapiler adalah 0,2 mm, hitung berapa mol udara yang digunakan pada percobaan ini !
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-9