liburan.info
Pesona Grampians National Park Hari menjelang sore ketika kami singgah untuk mengisi bensin di Ararat, kota kecil berjarak 230 km arah barat laut Melbourne. Jarum indikator bensin masih berada di tengah, tapi untuk amannya kami putuskan untuk mengisi penuh kembali tangki Holden Viva 1800cc yang kami sewa di Melbourne untuk waktu 2 hari.
Nuansa alam pegunungan sudah mulai terasa. Selain kota persinggahan bagi perjalanan darat ke Adelaide, South Australia, Ararat adalah pintu gerbang penjelajahan di taman nasional yang membentang sejarak 80 km utara ke selatan dan 50 km barat ke timur.
Grampians National Park memiliki kekayaan alam pegunungan, air terjun, danau, hutan, juga lansekap yang menakjubkan. Keragaman dan kemewahan alam tersaji dalam 4 barisan pegunungan utama, yakni Mt Williams, Serra, Mt. Difficult dan Victoria Range. Grampians juga merupakan kebun yang berisi 970 spesies tumbuhan dan rumah bagi 35 spesies mamalia maupun 200 lebih jenis burung.
Dari Ararat, kami harus menempuh 30 km menuju Halls Gap, kota kecil berjuluk The Heart of Grampians, basis bagi penjelajahan di kawasan timur Grampians. Di kota yang panjang jalan utamanya cuma beberapa ratus meter ini, segala aktivitas wisata dikelola, mulai dari pusat informasi turis, pusat budaya suku Aborigin (Brambuk Cultural Center), restoran dan akomodasi mulai dari kelas resort mewah, villa, motel, kabin, sampai dengan caravan camping ground.
Kami menyempatkan diri mampir di Tourist Information Center untuk mencari tahu apa saja destinasi yang layak kami kunjungi pada sisa hari itu. Di sini kami mendapatkan informasi, beberapa tempat dinyatakan tertutup untuk pengunjung, sehubungan dengan kebakaran hutan di musim panas bulan Januari lalu, dan saat ini dalam proses rehabilitasi.
Sayangnya, yang termasuk ditutup adalah The Pinnacles, salah satu tujuan yang sudah kami rencanakan. Atas saran dari petugas setempat, kami memutuskan untuk mengeksplor kearah wilayah barat Halls Gap.
Berkendara sejauh 20 km, melewati jalan aspal menanjak berkelak-kelok dengan hutan dan tebing batu di kiri kanan, kami tiba di Boroka Lookout, yang berada di sisi tenggara barisan pegunungan Mt. Difficult. Karena hari itu bukan hari libur, hanya ada 1 mobil lain yang kami lihat di lapangan parkir.
Untuk menikmati pemandangan dari bibir jurang di Boroka, cukup hanya berjalan kaki 100 meter dari tempat kami memarkir mobil. Angin dari arah lembah bertiup cukup kencang, temperatur terasa semakin dingin.
Dari sini pengunjung bisa menikmati pemandangan lembah yang spektakuler ke arah timur, termasuk ke Halls Gap, Lake Fryans dan Lake Bellfield.
Puas menikmati view plus angin dingin, kami lanjutkan penjelajahan kami. Sesuai urutannya, kami menuju ke Reed http://liburan.info
Menggunakan Joomla!
Generated: 2 February, 2017, 08:46
liburan.info
Lookout, sekaligus mengunjungi Balconies. Tiba di Reed Lookout, sekitar 10km dari Boroka, pemandangan Victoria Valley yang "breath taking" bisa kita nikmati langsung dari tempat parkir mobil.
Untuk menikmati Victoria Valley dari sisi berbeda, dari Reed kita masih harus berjalan kaki menuju Balconies melalui jalan setapak sejauh 1,5 km yang relatif rata, bahkan bisa diakses oleh pemakai kursi roda. Sepanjang jalan tersebut masih tampak sisa-sisa bekas kebakaran hutan yang sebagian besar sudah dibersihkan. Di jalan inipun kami sempat menemukan seekor wallaby liar yang sedang mencari makan.
Balconies, sesuai namanya menyerupai dua buah balkon yang dibatasi oleh pagar besi, namun pertunjukannya bukanlah teater opera atau orkestra, melainkan pemandangan Victoria Valley yang menakjubkan.Rasa betah menghinggapi kami saat berada di hadapan bentang alam yang tidak mudah bisa kita temukan sehari-hari, betapa sulit untuk mengendalikan keserakahan mata.
Kami kembali ke Reed lewat jalan setapak yang sama pada saat datang. Ada beberapa lintasan trekking lain di Grampians yang jalur tempuhnya menyerupai sirkuit alias kembali ke tempat start tanpa lewat jalan semula (return). Pemandangan sepanjang jalan inipun merupakan sesuatu yang patut dikagumi. Dari kejauhan terlihat sebuah danau yang belakangan kami ketahui sebagai Lake Moora-Moora.
Sudah hampir sore waktu kami tiba di area parkir Reed Lookout. Sebenarnya masih ada destinasi lain yang satu route dengan Boroka, Reed dan Balconies, yaitu Mackenzie Falls, tetapi kalau kami tetap meneruskan, waktunya tidak cukup atau harus dengan terburu-buru. So, balik lagi ke Halls Gap.
Di Halls Gap, kami langsung check in di Halls Gap Motel, yang sudah kami book hari sebelumnya, dan disambut ramah oleh sang juragan, John dan Heather. Motel yang hanya memiliki 10 kamar ini menempati lokasi strategis di jalan utama kota Halls Gap.
Ke arah depan langsung berhadapan dengan The Pinnacles, halaman belakang berbatasan dengan padang rumput yang asri alami dengan latar perbukitan. Masih banyak binatang liar seperti kanguru dan kijang yang berkeliaran di sana. Ditambah lagi perhiasan bonus, langit yang dihias pelangi, aneh juga, padahal sebelumnya tidak ada hujan.
Kamar type family seharga 100 dollar per malam ini, cukup lumayan fasilitasnya. Selain dilengkapi heater dalam ruangan, masih ditambah dengan bed heater. Dijamin dinginnya malam di Grampians tidak akan terasa, dan kita bisa tidur lelap dalam kehangatan.
Acara makan malam itu kami nikmati di dalam kamar. Selesai makan, kami menyempatkan diri menikmati suasana malam di kota yang lebih pantas disebut kampung keren ini. Cuma ada beberapa restoran dan toko yang masih buka. http://liburan.info
Menggunakan Joomla!
Generated: 2 February, 2017, 08:46
liburan.info
Kami mampir di sebuah toko swalayan dan membeli minuman ringan dan camilan.
Di lapangan parkir di seberang toko tampak beberapa ekor kanguru liar sedang merumput. Rupanya hal tersebut sudah jadi pemandangan biasa di sini. Bahkan mereka tidak lari saat kami hampiri.
Saat kembali ke motel, kami baru sadar ada foto pemandangan yang sangat cantik terpampang di dinding. Ada tulisan di foto itu "Mount Williams". Wah, boleh tuh besok kita ke sana. Tapi si KC dan JD saat itu lebih kepingin tidur di ranjangnya masing-masing, mau ngerasain bed heater katanya. Dasar norak, baru pertama kali ngerasain ya, sama kaya papa mamanya, hehehe.
Pagi yang dingin dan berkabut menyambut kami saat bangun dari kehangatan ranjang Halls Gap motel. Setelah menyempatkan diri menikmati suasana pagi di luar kamar, kamipun bersiap-siap, sarapan, mandi, berkemas dan check out dari tempat cantik ini.
Kami berkendara menuju Brambuk Cultural & Information Center, yang letaknya hanya 3 km arah selatan Halls Gap. Biasanya kalau hari libur, di tempat ini pengunjung bisa menyaksikan berbagai atraksi budaya sekaligus melihat-liat pameran hasil karya seni suku Aborigin. Tapi di sini kami hanya bermaksud menanyakan informasi tentang Mt. Williams yang menjadi tujuan pertama kami sesuai rencana semalam.
Dari Brambuk, kami berkendara kearah selatan sejauh 12 km, kemudian berbelok ke kiri ke arah Mt. Williams sejarak 8 km, sebelum akhirnya tiba di area parkir. Cuma kami sendirian yang datang ke tempat ini, tidak tampak mobil maupun kehidupan lain.
Untuk mencapai puncak Mt. Williams (berketinggian sekitar 1500 meter di atas permukaan laut), kami masih harus berjalan kaki sejauh 1,8 km (sesuai papan petunjuk yang ada di sana) melalui jalan aspal menanjak yang diportal di bagian bawah, sehingga hanya mobil petugas yang bisa masuk
Suasana agak berkabut, temperatur kemungkinan sekitar 0-5 derajat celcius. Tim yang naik ke atas hanya papa dan JD, mama dan KC menunggu di parkiran, sambil mungkin melanjutkan tidur.
Kabut yang tebal menghalangi pandangan kami ke arah lembah di sebelah jalan, dan semakin tebal saat kami semakin jauh berjalan. Kali ini juga disertai bonus rintik gerimis dan dingin yang semakin menggigit. Kalau cuacanya begini terus, rasanya pesimis untuk bisa melihat pemandangan yang seperti terpampang di foto di kamar motel.
Si JD sudah mulai penasaran dan berulang kali bertanya, kapan kita sampai di tujuan. Tapi waktu dijawab bahwa di atas http://liburan.info
Menggunakan Joomla!
Generated: 2 February, 2017, 08:46
liburan.info
ada warung yang jual coca-cola, pop mie dan coklat susu, dia langsung semangat lagi (hehehe, ini taktik nyontek dari si Deny, anak TRABAS).
Akhirnya setelah kurang dari satu jam berjalan, kami tiba di ujung jalan aspal, di puncak Mt. Williams berdiri sebuah menara pemancar besar dengan pagar kawat di sekeliling. Pemandangan yang bisa kami lihat di kiri kanan depan belakang hanyalah kabut semata. Temperatur mungkin mencapai di bawah 0 derajat celcius, dan dingin sudah menusuk sampai ke telinga.
Kami berjalan berkeliling sebelah luar pagar area menara yang cukup luas ini, sampai kemudian JD akhirnya sadar waktu melihat pintu pagar yang digembok, bahwa "warung"nya tidak buka karena pengunjungnya sedikit, hanya kita berdua. Batal nongkrong di warung sambil minum coca cola dan susu coklat, JD cuma bisa minum air putih yang dibawa papa.
Cuma sebentar saja kami di puncak, kami turun kembali, kalau lebih lama mungkin kami akan membeku. Perjalanan turun jauh lebih cepat karena diseling dengan setengah berlari. Mama dan KC sudah menunggu di bawah, mereka bilang tadi sempat menyusul kami ke atas, tapi baru sebentar langsung turun kembali karena hujan gerimis.
Waktu perjalanan turun dari areal parkir menuju jalan raya kami sempat berfoto-foto sebentar, karena kabutnya tidak lagi setebal di atas sana, lagipula pemandangannya memang sangat menarik dan sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Hari belum terlampau siang waktu kami keluar di jalan raya kembali ke arah Halls Gap. Sebelum waktu makan siang, kami memang bermaksud mampir di sebuah danau yang berlokasi antara Halls Gap dan Mt. Williams, yang tadi pagi sempat kami lewati, yaitu Lake Bellfield.
Lake Bellfield dengan luas sekitar 30 hektar, seperti juga kebanyakan danau di Grampians, fungsi utamanya adalah reservoir alias waduk. Terletak di pinggir jalan raya Halls Gap – Dunkeld dan dikelilingi oleh perbukitan yang asri, lumayan untuk bikin segar mata.
Sekali lagi, yang masuk parkir di pinggir danau, ternyata hanya mobil kami sendirian. Juga ada bangunan semacam gardu pandang, yang berfungsi juga sebagai toilet di lantai bawahnya, dan dari lantai atas kita bisa melihat pemandangan dengan lebih jelas lagi.
Dari Lake Bellfield, kami kembali ke Halls Gap untuk urusan isi perut. Kami memilih makan di Quarry Restaurant yang sesuai petunjuk di brosur menawarkan "affordable price". Di bagian depan restoran terdapat deretan kios souvenir, kedai kopi dan biro wisata adventure. Kami menyempatkan untuk mampir melihat-lihat, sebelum melanjutkan penjelajahan ke Mckenzie Falls. http://liburan.info
Menggunakan Joomla!
Generated: 2 February, 2017, 08:46
liburan.info
Berkendara 20 km dari Halls Gap ke arah barat, tibalah kami dijalan masuk ke Mckenzie Falls, dan masih lanjut sekitar 3 km sebelum sampai di area parkir. Dari semua destinasi di Grampians, mungkin Mckenzie Falls yang paling populer dan paling sering dikunjungi. Terbukti di area parkir sudah ada beberapa mobil parkir. Tak jauh dari tempat ini, masih satu kawasan, terdapat sebuah danau, yaitu Lake Wartook.
Memasuki gerbang Mckenzie Falls, pengunjung diberikan 2 pilihan tujuan, yaitu ke air terjun itu sendiri atau ke area Mckenzie lookout untuk melihat pemandangan air terjun dari atas tebing. Kami memilih ke jalan setapak yang ke kanan lebih dahulu, yaitu melihat air terjun dari arah atas.
Untuk mencapai Mckenzie lookout ini hanya berjarak 1,2 km melalui jalan setapak yang rata, lagi-lagi kursi roda bisa lewat juga. Di tempat ini dari kejauhan kita bisa melihat bagaimana aliran air berwarna putih melintasi tebing berwarna merah kecoklatan di kiri kanannya plus dikombinasi dengan hijaunya rimbun pepohonan membentuk lukisan alam yang menakjubkan.
Dari sini kami harus kembali lagi ke area gerbang atau tempat start semula sebelum melanjutkan ke air terjun. Jaraknya juga kurang lebih sama, sekitar 1,2 km, tapi jalanannya menurun tajam melewati tangga yang lumayan curam sebelum mencapai air terjun. Kondisi ini agak mirip dengan jalanan menuju Grojogan Sewu di Tawangmangu, perginya turun, pulangnya naik.
Mckenzie Falls memang pantas dijadikan destinasi utama di East Grampians (selain The Pinnacles), lokasinya berada terkurung tebing di kanan kirinya, menyerupai sebuah mangkok raksasa. Meskipun kolam di bawahnya sangat menarik untuk diterjuni, tapi ada larangan untuk berenang di tempat ini. Mungkin karena temperatur yang terlalu dingin, entah di musim panas hal tersebut tetap dilarang atau tidak.
Dari kolam itu, air mengalir melalui sungai ke Zumstein, dan bagi yang ingin merasakan petualangan yang lebih menegangkan, bisa melakukan perjalanan menyusuri sungai sampai ke Zumstein. Tapi saat itu, kegiatan penyusuran sungai sedang ditutup dan pintu pagar ke arah sana dalam keadaan terkunci.
Di atas sungai sendiri terdapat jembatan baja, yang memungkinkan kita menikmati Mckenzie Falls dari berbagai arah. Jembatan itu sendiri membuat kita bertanya-tanya bagaimana caranya mengangkut batangan baja seukuran itu ke tempat seperti ini. Pakai helikopter kah? sewa superman kah? Bodo ah.
Cukup lama kami berada di sini, terserang oleh virus betah kronis. Kami lihat ada beberapa pengunjung lain yang baru tiba. Akhirnya dengan usaha keras sang virus terusir juga, kami mulai menapaki tangga naik, dan sempat berhenti istirahat beberapa kali untuk mengambil nafas, sebelum sampai di jalan setapak yang rata menuju gerbang area parkir, dan terus lanjut.
http://liburan.info
Menggunakan Joomla!
Generated: 2 February, 2017, 08:46
liburan.info
Lake Wartook, masih di kawasan sama dan berjarak 5 km dari area parkir Mckenzie Falls, adalah danau yang lokasinya diapit oleh barisan barat dan timur dari Mt. Difficult. Letaknya berada di jalanan kuldesak, tidak seperti Lake Bellfield yang di pinggir jalan. Fungsinya juga sebagai waduk.
Suasana di sini lebih gersang dari Lake Bellfield, pepohonan dan bukit di sekitarnya tidak terlalu rimbun, tapi banyak terlihat berbagai jenis bebek dan angsa di permukaan airnya. Sayang kami tidak membawa turun roti dari mobil, pasti asyik bisa memberi makan mereka. Kami juga berjalan sampai ke bagian gorong-gorong pintu air yang mengatur aliran air dari danau ke sebuah sungai.
Hari sudah hampir sore waktu kami beranjak dari Lake Wartook. Untuk kembali ke Melbourne, kami harus tetap melalui Halls Gap, dan untuk menuju Halls Gap harus melalui jalan yang sama saat kami datang.
Masih ada satu permintaan dari anak-anak, yaitu mengunjungi kebun binatang, meskipun saat itu sudah hampir jam 5 sore, untungnya Halls Gap Wildlife Park and Zoo masih belum tutup. Dan sekali lagi hanya kami pengunjung yang datang ke tempat itu.
Setelah membayar tiket masuk seharga 30 dollar termasuk 2 bungkus makanan hewan, penjelajahan wildlife dimulai. Begitu masuk kami disambut oleh seekor kakatua bernama Harry yang bisa bicara berbagai kalimat untuk menyambut tamu. Di balik pintu gerbang sudah menunggu beberapa ekor rusa, yang anak-anak namakan si Bambie. Mungkin sudah terbiasa dan jinak terhadap pengunjung, mereka langsung mengerubungi kami, tahu bahwa kami membawa makanan.
Beberapa binatang lain berada di dalam kandang, seperti rusa bertanduk panjang, domba, juga beberapa jenis binatang khas Australia, seperti dingo – anjing gurun liar yang konon cukup ganas dan pernah memangsa manusia, kanguru dari beberapa jenis, wallaby, koala, wombat, elpacas, kambing liar, beberapa jenis kera, juga beraneka jenis burung, termasuk burung unta dan burung merak.
Kawanan rusa yang mengikuti kami sedari tadi ternyata semakin kurang ajar, bahkan sampai merogoh-rogoh isi kantong kami dengan mulutnya, karena dipikirnya kita menyimpan makan di situ, tapi lucu juga. Mereka juga iri kalau kita sedang memberi makan hewan yang lain.
Khusus untuk koala, di negara bagian Victoria ada peraturan yang melarang pengunjung untuk menyentuhnya langsung, kita hanya boleh berada di dekatnya untuk berfoto.
http://liburan.info
Menggunakan Joomla!
Generated: 2 February, 2017, 08:46
liburan.info
Kebun binatang ini ternyata lebih luas dari yang kami bayangkan, apalagi kalau dibandingkan dengan tempat sejenis yang kami kunjungi beberapa hari sebelumnya di Philip Island. Cukup memuaskan terutama bagi anak-anak untuk mengenal berbagai jenis satwa, bahkan bisa berinteraksi langsung, memegang dan memberi makan.
Matahari sudah hampir condong waktu kami meninggalkan Halls Gap Wildfife Park and Zoo, destinasi terakhir kami di Grampians National Park. Beberapa ekor kanguru liar yang sedang berlompatan di pinggir jalan seakan mengucapkan salam perpisahan. Langit di Grampians merona merah keunguan, meninggalkan kenangan yang akan melekat lama di hati kami.
Penulis : Budi Wibawa Sumber : Kompas
Peta Lokasi : {mosmap width='520'|height='300'|lat='37.25369166666667'|lon='142.4322611111111'|zoom='12'|zoomType='Large'|zoomNew='0'|mapType='Normal'| howMaptype='1'|overview='0'|text='Grampians'|lang=''}
http://liburan.info
Menggunakan Joomla!
Generated: 2 February, 2017, 08:46