Teknik Penyampaian Presentasi
Pesan yang sudah Anda susun dalam bentuk kerangka bahkan teks jadi sesuai dengan sistematika penulisan pidato atau presentasi, tentu saja akan segera Anda sampaikan kepada audiens. Untuk itu Anda harus memperhatikan beberapa hal berikut ini.
Diri Anda sebagai pembicara (Orator)
Hal ini menyangkut kredibilitas Anda. Kredibilitas ini dapat dicapai jika Anda memperhatikan : pengetahuan tentang komunikasi dan ketrampilan berkomunikasi, sikap sebagai seorang komunikator, pengetahuan umum yang harus Anda ketahui, sistem sosial di mana Anda hidup, dan sistem kebudayaan di mana Anda hidup. Oleh Aly (1994 : 104), faktor--faktor ini dijabarkan begini : faktor
•
Pengetahuan tentang komunikasi dan ketrampilan berkomunikasi adalah penguasaan bahasa dan ketrampilan menggunakan bahasa, ketrampilan menggunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian dari khalayak, kemampuan untuk menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan pesan yang sesuai dengan kebutuhan hadirin. Sikap orator ketika membawakan pidato tercermin dari pemilihan kata, penekanan atau aksentuasi. Sikap agresif, cepat membela diri, mantap meyakinkan, rendah hati, mau mendengar orang lain akan berdampak besar bagi kredibilitas orator
Pengetahuan umum. Anda sebagai orator semestinya memiliki wawasan yang banyak menyangkut berbagai permasalahan. Wawasan ini dapat Anda pergunakan dalam menganalisis isi pidato yang akan disampaikan pada khalayak. Orator juga mampu menyelami situasi pendengar dan mengerti kondisi audiensnya. Anda sebagai orator juga harus mengetahui halhal-hal praktis dari kehidupan seharisehari-hari. Sistem sosial memberikan otoritas pada orator. Posisi, pangkat, atau jabatan Anda di masyarakat akan mempengaruhi efektivitas retorika Anda. Dari sini pandangan masyarakat tentang diri Anda terlihat, apakah anda sebagai orang yang memiliki pengaruh atau biasa saja. Sistem kebudayaan. Orator harus memperhatikan adat istiadat, normanorma-norma dan etika budaya untuk memelihara kredibilitasnya.
2. Bahasa isyarat
“Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya tertanam di benak pendengar”. Kesan pertama seringkali terukir lebih lama di benak pendengar. Jika kesan pertama sudah tidak baik, anda akan kehilangan kesempatan yang mungkin tak akan pernah datang lagi. Memang apa yang anda sampaikan itu penting, tapi cara anda mengatakannya pun tak kalah pentingnya, dan inilah yang dapat menimbulkan kesan di benak pendengar.
Ralph Waldo Emerson mengatakan,”Gaya seseorang merupakan suara pikirannya”. Jadi cara anda menampilkan diri dan bertindak merupakan pesanpesan-pesan nonverbal pada saat berbicara. PesanPesanpesan nonverbal dalam suatu pembicaraan dapat berupa : ekspresi muka termasuk kontak mata, sikap badan, isyarat--isyarat dan gerakan isyarat gerakan--gerakan, nada suara serta penampilan fisik dan pakaian.
a. Ekspresi muka Senyum
Merupakan ekspresi muka yang terpenting. Suatu senyuman menyiratkan rasa percaya diri dan pengertian. Tak ada yang lebih hangat daripada seulas senyum yang tulus. Jangan memaksa diri untuk tersenyum sehingga terkesan dibuatdibuat-buat. Ini artinya anda telah membohongi audiens.
Kontak
mata
Membawa pesan nonverbal yang tak kalah pentingnya. Pembicara yang senantiasa melayangkan mata ke tempat yang kosong atau matanya terpaku pada tali sepatunya tidak akan mendapat banyak perhatian atau menunjukkan suatu rasa kurang pada diri sendiri. Pada saat berbicara dengan kelompok, mudah sekali melakukan kontak mata. Angkat saja kepala anda dan variasikan arah pandangan anda. Kontak mata langsung merupakan cara yang luar biasa untuk menekankan suatu pokok penting dan menanamkan ketulusan hati anda sendiri. Ini berarti bahwa anda telah mengembangkan kepedulian dengan pendengar. Suatu penelitian menemukan bahwa kontak mata langsung dengan audiens signifikan dengan bertambahnya kredibilitas terhadap komunikator. Dengan memelihara kontak mata terhadap audiens, orator akan mengetahui persepsi dari interaksinya dengan pendengar, akan menyadari reaksi dan tingkah laku mereka. Audiens yang cemberut, mengeryitkan kening, tersenyum, tepukan tangan, suara ketidakpuasan, mengangguk, mengantuk, berbisik atau menggelengkan kepala adalah respon audiens mengenai apa yang mereka pikirkan.
Wajah
Wajah mampu mengekspresikan humor, keheranan, kebingungan, keprihatinan atau sebagian atau seluruh keadaan emosi anda. Variasi ekspresi merupakan kunci untuk memelihara perhatian dan minat para pendengar Anda. Tak seorangpun suka memandang wajah yang kosong atau dingin tanpa ekspresi dalam waktu yang cukup lama.
Gerakan--gerakan Gerakan
Postur. Merupakan refleksi keseimbangan dan kesiapan orator. Selama bicara hindari gerakangerakan-gerakan berikut : jatuh dari mimbar, memindahkan berat badan, bertumpu pada kaki yang satu ke kaki yang lain, menggoyangkan badan dari samping kiri ke kanan, mengayunkan badan ke depan ke belakang, jangan berdiri dengan posisi kaku dan dibuatdibuat-buat atau begitu santai sehingga justru nampak tidak serius. Orator harus dapat menemukan postur yang paling enak dan efektif, enak tapi santai dan juga bisa melihat situasi. Dalam situasi yang lebih formal, postur orator harusnya lebih tegas atau sedikit kaku, namun dalam situasi non formal bisa rileks.
Kinesik. Yakni studi yang mempelajari gerakangerakangerakan tubuh dan peranannya dalam komunikasi. Gerakan seorang orator dimulai ketika ia naik ke podium dan kemudian berbicara, gerakan ketika anda di podium dapat menarik perhatian audiens dan memiliki makna untuk mendukung ide yang dibicarakan. Jangan membuat gerakangerakan-gerakan yang tidak relevan seperti memainkan pulpen, memainkan jari di mimbar, sebab ini menunjukkan bahwa anda tidak berkonsentrasi. Anda harus melakukan empati yakni menempatkan diri anda pada posisi audiens. Empati juga dapat digunakan untuk mendapatkan harapanharapan-harapan audiens melalui emosi dan sikap yang ditunjukkannya.
Gestur. Adalah gerakan kepala, tangan, bahu, yang digunakan untuk membantu memperjelas dalam berkomunikasi. Gerakan--gerakan tersebut berfungsi : Gerakan 1.
Membantu menjelaskan atau menggambarkan apa yang sedang dibicarakan 2. Digunakan untuk mendapatkan atau mempertahankan perhatian yang telah ada Diberikan untuk memberi tekanantekanan-tekanan pada hal tertentu
Nada suara Volume, tinggi rendahnya, daya ekspresinya dan ketrampilan Anda menggunakan semuanya itu menyiratkan keadaan pikiran anda dan mempengaruhi tanggapan pendengar terhadap apa yang anda sampaikan. Bila anda menyampaikan pesan anda dalam satu nada saja atau monoton, pendengar akan bosan. Bila suara anda bergetar atau anda berbicara sangat cepat, jelaslah bahwa anda merasa tidak tentram. Anda tidak sedang “berpidato” tetapi anda sedang berbicara dengan pendengar anda, dan anda harus berusaha keras mencapai segala kualitas suara yang akan menghasilkan pembicaraan yang baik : antusiasme, variasi, informalitas dan ketulusan. Bila anda percahya pada apa yang sedang anda katakana, hal ini akan tercermin pada suara anda dan pendengar anda akan mempercayai anda.
Karakter suara
Pitch atau nada Yaitu frekuensi getaran yang dihasilkan oleh obyek--obyek getar. Bunyi yang dihasilkan oleh obyek obyek getar yang cepat disebut nada tinggi, sedang yang lambat dinamai nada rendah. Instrumen getar mempunyai panjang, gumpalan dan tegangan yang berpengaruh pada frekuensi getar. Pada manusia faktor penting yang diperlukan yakni kelenturan vokal dan tekanantekanan-tekanan di tenggorokan.
Range atau rentang suara Ialah jarak antara suara tinggi dan suara rendah yang bisa dihasilkan. Rentang suara manusia adalah 4 oktaf. Loudness atau kekerasan Yakni interpretasi secara psikologis oleh pendengar terhadap kerasnya suara yang dihasilkan.
Rate atau ratarata-rata Adalah jumlah kata yang diucapkan pada suatu waktu, biasanya dengan menit. Jumlah kata yang dapat diucapkan per menit bervariasi dari 9090-230 kata. RataRatarata orang bicara 125125-150 kata per menit. Tetapi ratarata-rata ucapan kata itu sendiri tergantung berbagai faktor seperti emosi, kepribadian, situasi, mood dan materi pidato.
Kualitas suara
Merupakan sumber suara yang didengar oleh audiens termasuk di dalamnya jelas tidaknya sesuatu huruf atau kata yang diucapkan. Bunyi nasal, diftong bagaimana terdengar dengan jelas.
Penampilan fisik dan pakaian Tak dapat disangkal bahwa apa yang kita kenakan dan bagaimana kita mengenakannya memberikan tanda yang ampuh. Selain berfungsi menjaga agar tubuh tidak kepanasan dan kehujanan serta memelihara kesopanan, pakaian merupakan indikasi status kita (siapa diri kita menurut kita sendiri dan orang lain). Masalahnya adalah suatu pesan penting dapat kehilangan arti dan disalahtafsirkan hanya karena pakaian yang kurang pantas. Pertanyaan berkaitan dengan penampilan pakaian ini untuk evaluasi diri menyangkut 2 hal :
Bagaimana memantaskan diri dan bagaimana berdiri dengan pakaian yang kita kenakan? Apa yang harus dipakai agar dapat diterima oleh suatu kelompok masyarakat, tanpa harus hanyut dalam modemode-mode yang tidak pantas? Hal ini bisa dilakukan jika anda memiliki kesadaran diri : anda mengetahui siapa diri anda, di mana anda berada, anda ingin menjadi siapa dan kemana anda akan pergi?
Gaya dan mode selalu berubah dan aturan pertama tentang pakaian, perhiasan dan mode rambut adalah bahwa tak ada aturan. Terserah anda! Bila anda merasa nyaman dengan diri anda sendiri, anda akan merasa nyaman dengan apapun yang anda kenakan. Yang perlu diingat adalah : Senangkanlah diri anda sendiri dengan pendapat orang--orang mengenai penampilan dan pakaian orang yang anda kenakan di beberapa tempat pada situasi tertentu. Anda perlu juga memperhatikan pendapat orang--orang mengenai penampilan dan pakaian orang yang anda kenakan di beberapa tempat pada situasi tertentu.
Sebaiknya, anda selaku pembicara memperhatikan sikap Anda sebelum, pada saat dan sesudah pidato agar tetap mendapat perhatian dari audiens (Effendy, 1988 : 100).
Sikap sebelum menuju mimbar. Beberapa hal yang harus dibangun sebelum naik mimbar adalah
:
Penampilan. Anda akan menjadi pusat perhatian. Lihatlah pakaian yang Anda kenakan, apakah sudah sesuai dengan situasi dan kondisi khalayak? Pakailah setelan safari, karena pakaian ini cocok dipakai pada situasi apapun, dan pada khalayak yang manapun. Tunjukkan sikap simpatik di tengahtengah-tengah pertemuan sebelum dipersilakan naik mimbar. Sikap simpatik berarti tidak bermuka kecut atau mengobral senyum, namun yang wajar saja.
Tunjukkan sikap tenang ketika berjalan menuju mimbar. Begitu anda dipersilakan naik mimbar, maka Anda akan menjadi pusat perhatian dari Anda mulai berdiri sampai nanti duduk kembali. Sikap tenang menunjukkan rasa percaya diri Anda. Berilah hormat pada tokoh, pejabat atau orang yang dituakan yang biasanya duduk di deretan kursi depan.
Sikap pada saat pidato
Begitu Anda naik mimbar, semua pasang mata akan tertuju pada Anda. Bagi yang terbiasa tampil di depan orang banyak tidak masalah, tetapi buat Anda yang pemula, sorot mata berpuluhberpuluh-puluh bahkan beratusberatus-ratus berpasangberpasang-pasang mata itu dapat membuat Anda gentar dan demam panggung. Cara untuk menghilangkan suasana yang bisa membuat gugup dan gagap ini, ialah :
Percaya pada diri sendiri karena telah melakukan persiapan Bersikap tenang, tidak menunjukkan ketakutan Menghirup nafas panjang dan dalam tanpa terlihat oleh hadirin Menatap hadirin pada bagian atas matanya, bukan pada matanya yang sedang menyorotkan sinar matanya Berbicara dengan gaya orisinal, tidak meniru gaya pidato lain Berbicara dengan sikap samasama-sama sederajat dan tidak menggurui Berbicara dengan nada naik turun, tidak datar menjemukan
Berbicara dengan mengatur tempo agar dapat didengar dan dicerna jelas oleh hadirin, tegas kapan harus berhenti lama (titik) dan jelas bilamana berhenti sejenak (koma) Berbicara dengan memberikan tekanantekanan-tekanan pada halhal-hal tertentu untuk mendapat perhatian khsuus dari hadirin Berbicara dengan tetap memelihara kontak pribadi dengan hadirin Berbicara dengan menunjukkan wajah yang cerah untuk mendapat simpati audiens
Saat meninggalkan mimbar
Ucapkan salam akhir sebagai tanda hormat kepada hadirin Bersikaplah tetap tenang dan tertib Jika menggunakan naskah, lembarlembar-lembar kertas dilipat dulu dengan tenang, dan kemudian dimasukkan ke dalam saku. Demikian juga dengan kacamata untuk membaca, bereskan dari mimbar dengan halus dan tetap tenang. Turun dari mimbar dengan wajah ceria disertai sunggingan senyum dan langkah yang mantap dan tenang. Memberi hormat kembali kepada tokoh yang dituakan yang duduk di deretan belakang.
Aspek yang dinilai dalam presentasi Sistematika cara penyampaian : pendahuluan. Isi, penutup Ekspresi wajah Kontak mata Postur Gestur vokalitas