1
PESAN PAUS FRANSISKUS HARI DOA SEDUNIA UNTUK PANGGILAN KE-51 11 Mei 2014 – Hari Minggu Paskah IV
Tema: Panggilan, Saksi Terhadap Kebenaran Saudara-saudari yang terkasih, 1. Injil mengatakan bahwa “Yesus berkeliling ke semua kota dan desa….. Ketika melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-muridNya: ‘Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.’" (Mat.9:35-38). Sabda Yesus tersebut mengejutkan kita, karena kita semua tahu bahwa biasanya hal terpenting pertama-tama membajak, menebarkan benih dan menanam; kemudian ketika tiba saatnya menuai panenan yang berlimpah-ruah. Namun sebaliknya Yesus langsung berkata bahwa “tuaian memang banyak”. Siapa yang telah melakukan proses itu semua? Hanya ada satu jawabannya, yaitu Allah. Sangat jelas sekali bahwa ladang yang Yesus maksudkan adalah manusia, yaitu kita semua. Dan
2
tindakan yang tepat-guna sehingga menghasilkan “buah berlimpah” adalah rahmat Allah sendiri, yaitu persatuan dengan Allah (bdk. Yoh. 15:5). Oleh karena itu doa yang Yesus minta dari pihak Gereja adalah perhatian terhadap kebutuhan akan pertambahan jumlah orang yang melayani Kerajaan-Nya. Santo Paulus, salah seorang dari “pelayanpelayan Allah”, tak kenal lelah membaktikan dirinya bagi penyebaran Injil dan kelahiran Gereja. Dia adalah seorang Rasul, yang sadar sebagai seorang yang memiliki pengalaman akan misteri Allah yang menyelamatkan dan bagaimana rahmat Allah adalah sumber dari setiap panggilan, sembari mengingatkan umat kristiani di Korintus: “Kamu adalah ladang Allah” (1 Kor.3:9). Itulah sebabnya pertama-tama muncul rasa kagum dari dalam hati kita atas tuaian yang berlimpah yang hanya dapat dianugerahkan sendiri oleh Allah; kemudian rasa syukur atas kasih yang selalu mendahului kita; dan akhirnya sembah bakti atas karya yang telah Dia sempurnakan, yang menuntut persetujuan kita dalam melaksanakannya bersama Dia dan demi Dia. 2. Sering kali kita berdoa dengan kata-kata seperti Pemazmur: “Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.” (Mzm.100:3); atau “TUHAN telah memilih Yakub bagi-Nya, Israel menjadi milik kesayangan-Nya.” (Mzm. 135:4). Kita adalah milik “kepunyaan” Allah bukan dalam arti kita sebagai budakNya, melainkan mengacu pada makna suatu ikatan yang kuat, yang menyatukan kita dengan Allah dan dengan sesama satu sama lainnya, sesuai dengan perjanjian kekal, karena “untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mzm.136). Dalam konteks panggilan Nabi Yeremia,
3
misalnya, Allah mengingatkan kita bahwa Dia terusmenerus memperhatikan kita masing-masing, agar firmanNya terlaksana di dalam diri kita. Gambaran ini diumpamakan seperti sebatang dahan pohon badam yang mengeluarkan bunga paling awal, yang mengungkapkan kelahiran kembali kehidupan pada musim semi (bdk. Yer. 1:11-12). Segala sesuatu berasal dari Allah dan merupakan rahmat: dunia, kehidupan, kematian, masa kini, dan masa yang akan datang, tetapi – sebagaimana dijanjikan oleh Rasul (Paulus) – “kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah” (1 Kor. 3:23). Karena itu, model kepemilikan Allah dijelaskan demikian: menjadi milik Allah itu timbul dari suatu relasi yang unik dan personal dengan Yesus, berkat Sakramen Baptis yang kita terima dulu, menjadikan kita dilahirkan kembali dalam kehidupan yang baru. Oleh karena itu, Kristus sendirilah yang terus menerus memanggil kita melalui Firman-Nya untuk menaruh iman kita kepada-Nya, mengasihi-Nya “dengan segenap hati, dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatan kita” (Mrk.12:33). Maka, setiap panggilan, meskipun melalui berbagai jalan, selalu menuntut suatu exodus (keluar dari) diri sendiri agar dapat memusatkan hidup seseorang hanya kepada Kristus dan kepada Injil-Nya. Baik dalam kehidupan berkeluarga maupun dalam hidup religius, demikian juga dalam kehidupan imamat, kita harus melampaui cara berfikir dan cara bertindak yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini merupakan suatu “exodus yang menghantar kita pada suatu perjalanan sembah-bakti kepada Tuhan dan pelayanan kepada-Nya dalam diri saudara-saudari kita” (Kata Sambutan kepada Persatuan Internasional Para Superior Jendral, 8 Mei 2013). Karena itu, kita semua dipanggil untuk sembah-bakti kepada Yesus dalam hati
4
kita (1 Pet. 3:15) agar dapat membiarkan diri kita disentuh oleh denyut rahmat yang terkandung dalam benih Sabda, yang harus tumbuh dalam diri kita dan diubah menjadi suatu pelayanan konkrit kepada sesama kita. Kita tidak perlu takut: Allah mengawal karya tangan-Nya dengan kasih dan kuasa-Nya dalam setiap tahap kehidupan kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita! Dia menyelesaikan rencana-Nya bagi kita di dalam hati, dan karena itu Dia berharap menerimannya dengan persetujuan dan kerjasama kita. 3. Dewasa ini juga, Yesus tinggal dan setiap hari menyusuri lorong-lorong kehidupan kita, agar Dia dapat menjumpai setiap orang, mulai dari yang paling kecil-hina dan menyembuhkan kita dari setiap kelemahan dan penyakit. Saya memberi perhatian kepada orang-orang yang telah menyediakan diri dengan sebaik-baiknya untuk mendengar suara Kristus yang diperdengarkan di dalam Gereja dan memahami panggilan mereka masing-masing. Saya mengajak Anda untuk mendengarkan dan mengikuti Yesus serta membiarkan diri Anda diubah dari dalam (secara rohani) oleh firman-Nya, yang adalah “roh dan kehidupan” (Yoh.6:62). Maria, ibu Yesus dan bunda kita, juga memberi pesan kepada kita: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yoh. 2:5). Hal ini akan membantu Anda untuk mengambil bagian dalam suatu peziarahan bersama yang memungkinkan Anda untuk menghasilkan energi-energi yang paling baik di dalam diri Anda dan sekitar Anda. Panggilan adalah buah yang masak/matang berkat pengolahan ladang (diri manusiared) secara baik, yaitu saling mengasihi yang kemudian menjadi saling melayani, dalam perspektif suatu kehidupan gerejani yang otentik. Tidak mungkin
5
panggilan itu muncul sendiri atau ada bagi dirinya sendiri. Panggilan itu mengalir dari hati Allah dan tumbuhkembang di tanah yang baik dari umat beriman, yaitu di dalam pengalaman kasih persaudaraan. Bukankah Yesus pernah bersabda: “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yoh.13:35)? 4. Saudara-saudariku yang terkasih, “standar tinggi kehidupan kristiani” ini (bdk. Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Novo Millennio Ineunte, 31), kadang-kadang akan berbenturan dengan gelombang kehidupan dan karena itu menghadapi aneka batu sandungan, baik di luar maupun di dalam diri kita. Yesus sendiri telah mengingatkan kita: benih yang baik dari firman Allah sering kali dirampas oleh si Jahat, terhalang oleh goncangan dan himpitan aneka persoalan dan godaan duniawi (bdk. Mat. 13:19-22). Semua kesulitan tersebut dapat melemahkan kita, membuat kita mundur ke belakang di jalan-jalan yang sepintas nampaknya menyenangkan. Namun demikian, kegembiraan sejati dari mereka yang dipanggil terdiri dari iman dan pengalaman bersama dengan Dia yang adalah Tuhan, Dia yang adalah setia, dan bersama Dia, kita dimampukan untuk melangkah maju, menjadi murid-murid dan saksi-saksi kasih Allah, yang membuka hati untuk hal-hal yang besar dan luar biasa. “Kita orang-orang Kristen bukan dipilih oleh Tuhan untuk hal-hal kecil; doronglah terus menuju prinsip-prinsip yang paling tinggi-luhur. Pancarkan hidupmu pada cita-cita yang mulia!” (Khotbah Misa Kudus dan Pelayanan Sakramen Penguatan, 28 April 2013). Saya minta Anda, para Uskup, para imam, kaum religius dan jemaat-jemaat serta keluarga-keluarga
6
Kristiani untuk merancang pastoral panggilan, dengan arahan sebagai berikut: mendampingi kaum muda di jalanjalan kekudusan yang, karena jalan-jalan tersebut bersifat personal, “dipanggil untuk suatu pelatihan yang tulusmurni dalam kekudusan’ sehingga memampukan mereka menyelaraskan diri dengan kebutuhan setiap orang. Pelatihan ini harus memadukan sumber-sumber yang diberikan kepada setiap orang baik oleh pribadi-pribadi yang berpandangan tradisional dan kelompok pendukungnya, maupun bentuk-bentuk dukungan model terbaru oleh asosiasi-asosiasi dan gerakan-gerakan tertentu yang sudah dikenal oleh Gereja” (Novo Millenio Ineunte, 31). Karena itu, marilah kita bangun hati kita menjadi “tanah yang subur”, dengan cara mendengarkan, menerima dan menghayati Sabda, dan karenanya dapat menghasilkan buah-buahnya. Semakin kita bersatu dengan Yesus melalui doa, Kitab Suci, Ekaristi, Sakramensakramen yang kita rayakan dan kita hayati dalam Gereja dan dalam persaudaraan, maka akan semakin tumbuh dalam diri kita suatu sukacita kerja-sama dengan Allah dalam pelayanan bagi Kerajaan-Nya, yaitu Kerajaan kasih dan kebenaran, Kerajaan Keadilan dan Perdamaian. Dan tuaian akan berlimpah ruah, sepadan dengan rahmat yang telah kita terima dalam hidup kita secara lembut. Dengan harapan ini, sambil memohon Anda untuk mendoakan saya, dengan hati tulus saya menganugerahkan segenap Berkat Apostolik saya. Dari Vatican, 15 Januari 2014 Paus Fransiskus
7
HIDUP SEBAGAI SEBUAH PERJALANAN
Menghubungkan Seorang penulis anonim pada abad pertengahan mengibaratkan kehidupan seorang manusia sebagai sebuah kidung yang indah. Allah dan orang itu bersama-sama menyanyikan kidung ini. Ketika seseorang merasa sudah puas dengan satu tahap kehidupan dan tidak mau maju lagi, kidung itu berhenti pada nada yang tertentu itu. Setiap nada kidung punya arti karena ia merupakan bagian dari keseluruhan lagu. Demikian pula setiap peristiwa dan pribadi mempunyai maknanya dalam konteks keseluruhan hidup kita. Hidup tidak memiliki satu bagian pun yang tanpa arti. Akan tetapi, sampai kehidupan itu berakhir kita tidak pernah tahu arti dari setiap peristiwa secara tuntas. Kita bisa saja tidak menaruh rasa hormat kepada setiap hal atau setiap orang di dalam perjamuan hidup kita, namun mereka semua merupakan bagian dari kidung kita. Setiap orang – dan segala sesuatu – benar-benar mewahyukan Allah. Tentu Allah tidak menginginkan peristiwa yang keras atau pahit menimpa diri kita, dan tidak terdapat sesuatu cara yang mudah untuk menemukan kebaikan di dalam peristiwa-peristiwa itu. Tentu saja Allah tidak pernah menghendaki agar kita secara pasif menerima kejahatan yang kita hadapi tanpa berjuang untuk mengalahkannya
8
dengan kebaikan. Allah adalah sahabat kita yang selalu setia menemani kita di dalam perjalanan hidup kita, dan Allah berkarya bersama diri kita untuk menghasilkan kebaikan dari dukacita, trauma dan penderitaan. Tidak ada seorang pun yang menjalani kehidupannya seorang diri belaka. Kasih Allah pada akhirnya dapat ditemukan di dalam semua peristiwa kehidupan, walaupun perlu waktu seumur hidup atau bahkan sesudahnya untuk menyadari hal itu.
Merenungkan dan Mencatat Beritakanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari. Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Dosadosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kau ingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan. Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat, Ia membimbing orang-orang yang rendah hati. Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya. Oleh
9
karena nama-Mu, ya Tuhan, ampunilah kesalahanku, sebab besar kesalahan itu. (Mzr 25:4-11).
Hening… Lihat kembali peristiwa-peristiwa di dalam kehidupan Anda selama sepeken atau sebulan atau setahun silam : -
-
Apa saja yang menghubungkan Anda dengan beberapa kejadian khusus – entah positif atau negatif. Daftarkan peristiwa-peristiwa itu bersama dampak yang ditimbulkannya pada diri Anda. Berusahalah untuk membuatnya seterperinci mungkin.
Luangkan waktu untuk merenungkan akibat-akibat dari peristiwa-peristiwa itu di dalam kehidupan Anda. -
Apakah Anda melihat adanya semacam pola tertentu? Bagaimana Allah hadir dalam peristiwa-peristiwa itu? Perubahan-perubahan apakah yang positif atau negatif – yang telah terjadi?
Menanggapi -
Tinggal bersama satu atau dua pengalaman, orang atau kejadian dari kehidupan Anda.
10
-
-
Mohon agar Allah membantu Anda menghargai bagaimana pengalaman ini cocok dengan keseluruhan perjalanan Anda. Luangkan waktu sejenak untuk berada di hadirat Allah guna mendengarkan Dia.
Mengingat -
Berupayalah untuk menerima peristiwa-peristiwa hari ini sebagai bagian dari perjalanan Anda. Carilah kehadiran Yesus. Catatlah peristiwa-peristiwa itu dan pada penghujung hari masukkan itu ke dalam jurnal Anda sebagai bahan refleksi di masa yang akan datang.
Sumber : Belajar Berdoa Arthur R. Baranowski
11
YESUS SEBAGAI “GEMBALA” DAN “PINTU” Kita sering melihat lukisan ataupun poster yang menggambarkan Yesus sebagai Gembala, yang sedang menggendong domba. Gambaran ini sangat indah, karena melukiskan kebaikan Tuhan yang menjaga dan melindungi setiap kita seperti halnya gembala kepada domba kesayangannya. Gambaran inilah yang sering juga disampaikan di Perjanjian Lama, yaitu Tuhan adalah Gembala dan umat adalah kawanan domba-Nya (bdk. Mzm 23). Para raja dan imam juga disebut sebagai gembala, yang ditugaskan Allah untuk menjaga dan memimpin umat-Nya. Namun, Nabi Yeremia memperingatkan umat akan adanya gembala-gembala yang tidak baik (bdk. Yer 2:8), yang mengakibatkan domba-domba itu tercerai berai, dan ia atas nama Allah menjanjikan datangnya gembala-gembala yang baik dari keturunan Daud (bdk. Yer 23:1-6; 3:15; 10:21; Is 40:111). Nabi Yehezkiel juga memperingatkan hal serupa, dan menubuatkan kedatangan gembala yang baik, yang akan melindungi kawanan dombanya (Yeh 34). Yesus adalah penggenapan nubuat ini (bdk. Luk 15:4-7). Selain sebagai Gembala yang Baik, Tuhan Yesus juga menggambarkan Diri-Nya sebagai pintu menuju kandang domba. Di sinilah kita menemukan kekayaan makna ayat-ayat Kitab Suci, di mana dalam mengajarkan sesuatu, Tuhan Yesus dapat menggunakan banyak perumpamaan ataupun gambaran, tergantung dari makna apa yang hendak digarisbawahi-Nya. Mari kita baca dan renungkan bersama perikop Injil Yohanes tersebut.
12
Injil: Yoh 10:1-10 1.
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; 2. tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. 3. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masingmasing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” 6. Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 7. Maka kata Yesus sekali lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. 8. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 9. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan…”
13
Yesus adalah pintu ke domba-domba itu Yesus mengatakan, “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.” Yesus menyebut diri-Nya sebagai “pintu ke domba-domba itu”. Artinya, baik para gembala maupun domba yang masuk ke dalam kawanan harus melalui pintu itu; yaitu Kristus. St. Agustinus berkhotbah, “Melalui Kristus aku masuk, bukan ke rumahmu, tetapi ke hatimu. Melalui Dia aku masuk dan kamu dengan siap sedia mendengarkan aku yang berbicara tentang Dia. Mengapa? Karena kamu adalah domba Kristus; dan kamu telah ditebus oleh darah-Nya.” Jika Tuhan mempercayakan tugas penggembalaan yang sederhana kepada kita: misalnya sebagai orang tua dalam membina iman anak-anak kita; atau sebagai pelayan umat dalam paroki atau lingkungan, kita perlu mengusahakan tujuan ini: yaitu agar orang-orang yang dipercayakan Tuhan kepada kita, dapat mengenal dan mengasihi Kristus. Kristuslah yang harus menjadi yang utama, Dia semakin besar, dan kita semakin kecil (bdk. Yoh 3:30). Sudahkah kita bersikap demikian? Yesus sebagai pintu bagi gembala dan domba menuju ke padang rumput Ketika Yesus menyatakan diri-Nya sebagai pintu yang aman bagi semua yang masuk melalui Dia, Ia bermaksud pertama-tama sebagai pintu bagi gembala, namun demikian, Ia juga adalah pintu bagi domba-domba yang
14
melalui-Nya; mereka masuk dan keluar untuk menemukan padang rumput. Adalah wajar jika dalam rangka mengambil bagian dalam tugas sang pemimpin, sang bawahan mengikuti ketentuan dan perintah atasannya. Maka semua orang yang turut mengambil bagian di dalam tugas penggembalaan Kristus selayaknya mengindahkan ajaran Kristus yang dinyatakan melalui Magisterium, dan bukan semata-mata atas pemahamannya sendiri. Yesus datang untuk memberikan kelimpahan.
hidup dalam
Jika maksud para pencuri adalah merusak, maksud Yesus adalah memberikan hidup, yaitu hidup kekal. Ia datang kepada domba-dombanya supaya mereka memperoleh hidup dan mempunyainya dalam kelimpahannya: yaitu rahmat, kemuliaan dan kebangkitan dari kematian. Ada banyak orang keliru dalam menginterpretasikan ‘hidup dalam segala kelimpahan’ yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus di sini. Mereka menyangka bahwa Tuhan Yesus menjanjikan kelimpahan materi. Seolah-olah jika seseorang sudah mengimani Kristus pasti dapat berkelimpahan harta, atau sebaliknya, jika ia belum berkelimpahan harta artinya ia belum sungguh hidup di dalam Yesus. Namun Sabda Tuhan menunjukkan bahwa bukan kelimpahan harta jasmani yang dijanjikan oleh Yesus, melainkan hidup yang kekal (bdk. Yoh 3:16; 1 Tim 1:16). Coba bayangkan, apakah kiranya yang lebih tinggi daripada kehidupan yang kekal bersama Tuhan? Banyak orang menghubungkan kelimpahan hidup dengan
15
kebahagiaan duniawi yang diperoleh dari harta kekayaan, kedudukan, kecantikan, dan sebagainya. Namun sesungguhnya semua itu bukan kelimpahan yang dijanjikan oleh Kristus. Yang dijanjikan-Nya adalah Ia, sebagai Sang Roti Hidup, akan hadir dan menyertai kita dalam Ekaristi; dan dengan menyambut Ekaristi kita menyambut Kristus sendiri. Adakah yang lebih berharga dari Kristus sendiri yang kita sambut? Dan dengan menyambut Dia yang adalah Sang Hidup, kita memperoleh hidup ilahi di dalam Kristus yang menghantar kita kepada hidup yang kekal. Dengan menyambut Kristus kita akan diubah sedikit demi sedikit untuk menjadi semakin menyerupai Dia: semakin beriman, semakin berpengharapan dan semakin dapat mengasihi dengan tulus. Dengan sifat-sifat inilah kita dimampukan oleh Allah untuk menghadapi pergumulan hidup; dan kita sungguh dapat hidup di dalam Tuhan dan bersama Tuhan. Dalam keadaan ini kita dapat melihat berkat-berkat Tuhan yang terus menyertai, walaupun kita berada dalam keadaan yang paling sulit sekalipun. Inilah hidup sejati di dalam Tuhan yang menghantar kita kepada kehidupan kekal di surga kelak. “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selamalamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia….. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman….Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku…. ia akan hidup selama-lamanya.” (Yoh 6:51-58)
16
“Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” (Rom 8:11). Mari masuk melalui ‘pintu’ yaitu Kristus Minggu ini adalah Minggu Panggilan Sedunia. Kita perlu bersyukur kepada Tuhan, yang telah memberikan kepada kita para gembala yang mengajar dan memimpin kita atas kuasa yang diberikan oleh Tuhan Yesus melalui tahbisan mereka. Mari kita mendoakan agar mereka dapat setia menjalani panggilan hidup mereka; dan dapat setia mengajar sesuai dengan ajaran Magisterium Gereja. Dengan demikian, dapat terjagalah kesatuan kawanan dan para gembala tersebut dapat menjadi gembala yang baik, yang masuk melalui pintu yang satu dan sama; yaitu Yesus Kristus. Mari kita berdoa pula, agar semakin banyak kaum muda tergerak untuk menanggapi tugas panggilan sebagai imam, biarawan ataupun biarawati; sebab dengan demikian mereka menjadi saksi yang hidup akan kuasa Tuhan; yang memampukan manusia yang serba terbatas untuk berkata “Ya” kepada panggilan-Nya yang melibatkan pemberian diri yang total, demi meluaskan Kabar Suka Cita Kerajaan Allah sampai ke ujung bumi, namun juga sampai ke sudut-sudut hati. Akhirnya, seumpama kawanan domba, mari kita berdoa agar mengenali suara gembala-gembala yang baik, yaitu mereka yang masuk melalui ‘pintu’, yaitu Kristus. Sumber: catolisitas.com
17
HARI DOA SEDUNIA UNTUK PANGGILAN KE-51 11 MEI 2014
PERAYAAN EKARISTI DAN IBADAT SABDA TANPA IMAM
TEMA : PANGGILAN, SAKSI TERHADAP KEBENARAN
18
PERSIAPAN Dibawakan oleh pemandu acara yang dewasa atau seorang anak remaja.
Saudara-saudari umat beriman yang terkasih, Hari ini Gereja Katolik memasuki Pekan Paskah ke-4 yang kita kenal sebagai Hari Minggu Gembala Baik. Yesus, Sang Gembala Baik memanggil kita semua untuk masuk melalui sebuah ”Pintu” yang telah Ia sediakan sendiri. Ia sendirilah Pintu Keselamatan bagi kita semua. Pada Hari Minggu Gembala Baik ini merupakan Hari Doa Sedunia Ke-51 untuk Panggilan. Tema Hari Doa Sedunia untuk Panggilan ini adalah ”Panggilan, Saksi Terhadap Kebenaran”. Bapa Suci Paus Fransiskus mengatakan bahwa, ”kegembiraan sejati dari mereka yang dipanggil terdiri dari iman dan pengalaman bersama dengan Dia yang adalah Tuhan, Dia yang adalah setia, dan bersama Dia, kita dimampukan untuk melangkah maju, menjadi murid-murid dan saksi-saksi kasih Allah, yang membuka hati untuk hal-hal yang besar dan luar biasa”. Maka marilah kita menyiapkan hati untuk memulai perayaan suci ini dengan menyanyikan lagu pembuka : ........
RITUS PEMBUKA Perarakan Masuk Barisan Imam, Biarawan-biarawati dan Petugas liturgis lain berarak menuju altar diiringi Lagu Pembuka sesuai tema. Dapat disertakan barisan anak-anak/remaja SEKAMI dengan mengenakan busana misioner yang berwarna-warni mewakili eksistensi mereka dari 5 benua: warna hijau (Afrika), merah (Amerika), putih (Eropa), biru (Australia-Oceania), dan kuning (Asia).
19
Pengantar (oleh Imam/Pemimpin Ibadat) Saudara-saudari terkasih, Hari ini Gereja merayakan Hari Doa Sedunia Ke-51 untuk Panggilan, dengan tema ”Panggilan, Saski Terhadap Kebenaran”. Bapa Suci Paus Fransiskus mengingatkan kita kembali melalui Rasul Paulus bahwa, kita adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah. Menurut Paus Fransiskus, model kepemilikan Allah berarti adanya suatu relasi yang unik dan personal dengan Yesus, berkat Sakramen Baptis yang kita terima dulu. Dan melalui Sakramen Baptis ini kita dilahirkan kembali dalam kehidupan yang baru. Paus Fransiskus juga mengajak kita untuk membangun hati kita menjadi ”tanah yang subur”, dengan cara mendengarkan, menerima dan menghayati Sabda, untuk dapat menghasilkan buah-buah berlimpah-limpah. Semakin kita bersatu dengan Yesus melalui doa, permenungan Kitab Suci, perayaan Ekaristi, dan Sakramen-sakramen lain yang kita rayakan dan kita hayati dalam Gereja dan dalam persaudaraan, maka akan semakin tumbuh dalam diri kita suatu sukacita kerja-sama dengan Allah dalam pelayanan demi Kerajaan-Nya, yaitu Kerajaan kasih dan kebenaran, Kerajaan Keadilan dan Perdamaian. Sadar akan segala kelemahan dan kekurangan kita, maka marilah kita mohon ampun dan belas-kasihan Tuhan atas segala dosa-dosa kita. Hening…
Tobat 20
I = Imam, P = Pemimpin Ibadat I/P : Tuhan Yesus Kristus, Gembala Baik. Engkau berkata: Akulah Pintu, barangsiapa masuk melalui Aku, Ia akan selamat, ia akan masukkeluar dan menemukan padang rumput. Tuhan, kasihanilah kami: U : Tuhan, kasihaninlah kami. I/P : Tuhan, Yesus Kristus, Gembala Baik. Engkau berkata : “Aku datang supaya kamu mempunyai hidup dan mempunyainya dalam kelimpahan”. Kristus, kasihanilah kami: U : Kristus kasihanilah kami. I/P : Tuhan, Yesus Kristus, Gembala Baik. Engkau berkata : ”Gembala yang baik menyerahkan nyawanya bagi domba-dombanya”. Tuhan, kasihanilah kami: U : Tuhan, kasihanilah kami. I/P : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa-dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal. U : Amin.
21
Doa Pembuka I/P: Marilah kita berdoa : Allah Bapa kami, Yesus Putra-Mu telah Kautentukan menjadi Pintu bagi domba-domba-Mu. Melalui Pintu itu, bangsa manusia Kau-undang untuk sampai kepada-Mu. Semoga dengan tak hentihentinya Engkau memilih dari antara umat-Mu, orang yang menuntun umat melalui Pintu itu, demi pengenalan akan Dikau dan kebahagiaan yang sempurna. Kami berdoa bagi kaum muda, semoga mampu membuka hati untuk mendengarkan bisikanMu dan berani menjawab panggilan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami….. U:
Amin.
LITURGI SABDA Bacaan I : Kis 2 : 14a. 36 - 41
Khotbah Petrus Pembacaan dari Kisah Para Rasul : Pada hari Pentekosta, Petrus bangkit berdiri bersama rasul lainnya, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada orang-orang Yahudi, ”Saudara-saudara, seluruh umat Israel harus yakin, bahwa Yesus yang kamu salibkan itu, telah diangkat oleh Allah menjadi Tuhan dan Kristus!” Ketika orang mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu; lalu mereka bertanya
22
kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, ”Apakah yang harus kami buat, Saudara-saudara?” Jawab Petrus kepada mereka, ”Bertobatlah, dan hendaklah kamu masingmasing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagimulah janji itu, dan juga bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan, Allah kita”. Dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasehati mereka, katanya, ”Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini!” Orangorang yang menerima perkataan Petrus itu, memberi diri dibaptis, dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kirakira tiga ribu orang. L : Demikianlah Sabda Tuhan U : Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan Antarbacaan – Mzm 22 (23) : 1 – 3a. 3b – 4. 5.6. Ref : Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan.
Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang dan menyegarkan daku.
Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi namanya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.
23
Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
Bacaan II : 1 Ptr 2 : 20b-25
Penderitaan Kristus Sebagai Teladan Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus: Saudara-saudara terkasih, Jika kamu berbuat baik, dan karena itu harus menderita, maka itulah kasih karunia Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil. Kristus pun telah menderita untuk kamu, dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu muslihat tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika dicaci-maki, Ia tidak membalas dengan caci-maki. Ketika menderita, Ia tidak mengancam, tetapi menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita mati terhadap dosa, lalu hidup untuk berbuat baik. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah disembuhkan. Tetapi dahulu
24
kamu seperti domba yang sesat, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pengasuhmu. L : Demikianlah Sabda Tuhan U : Syukur kepada Allah Alleluya dan Bait Pengantar Injil Alleluia, Alleluia Akulah gembala yang baik. Aku mengenal semua domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku. Alleluia, Alleluia
Bacaan Injil : Yoh 10 : 1 - 10
Aku Pintu Bagi Domba-domba Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes : Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, ”Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya, orang yang masuk ke dalam kandang domba tidak melalui pintu, melainkan dengan memanjat tembok, dia itu seorang pencuri dan perampok. Tetapi yang masuk melalui pintu, dialah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu, dan domba-domba mendengarkan suaranya : Ia memanggil domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka kenal.” Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi, ”Aku berkata
25
kepadamu : Sungguh Akulah pintu bagi domba-domba itu. Semua orang yang datang mendahului Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat; ia akan masuk dan keluar, dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan; tetapi Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. P : Demikianlah Injil Tuhan U : Terpujilah Kristus Homili Doa Umat I/P: Allah Bapa yang Mahakasih, Yesus, Putra-Mu datang untuk memberikan kehidupan yang berlimpah bagi kami. Ia telah menjadi Gembala Baik yang rela memberikan nyawa-Nya untuk kehidupan abadi kami. Maka kini kami datang kepada-Mu untuk menyampaikan doa-doa permohonan kami dengan pengantaranNya. 1. Bagi Sri Paus, para Uskup dan para Imam : Semoga Sri Paus, para Uskup, dan para Imam, para gembala yang telah Engkau pilih, dapat menjadi saksi cinta kasih-Mu, membawa domba-domba kepada kehidupan yang berkelimpahan. Marilah kita mohon….. U Kabulkanlah doa kami , ya Tuhan
26
2. Bagi pemimpin negara dan bangsa di dunia Semoga para pemimpin negara dan bangsa di dunia mampu menjadi gembala yang baik, memperhatikan rakyatnya, menghargai dan memperjuangkan nilainilai kehidupan yang adil, rukun dan damai bagi semua umat manusia. Marilah kita mohon…. U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan 3. Bagi panggilan Imam dan Biarawan-biarawati Semoga di Hari Doa Sedunia untuk Panggilan ini, semakin banyak kaum muda khususnya tergerak hatinya untuk mengikuti Putra-Mu secara lebih dekat. Biarlah benih-benih yang Kau taburkan melalui Gereja-Mu tumbuh sumbur dalam hati kaum muda, sehingga dapat menghasilkan buah yang berkelimpahan. Marilah kita mohon……. U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan 4. Bagi anak-anak dan remaja misioner Semoga anak-anak & remaja yang tergabung dalam Serikat Kepausan Anak & Remaja Misioner (SEKAMI) semakin tumbuh dan berkembang serta mampu menjadi saksi-saksi-Mu. Dan semoga para pendamping mereka semakin mampu menjalankan tugas dan pelayanan yang Kau-percayakan kepada mereka. Marilah kita mohon…….. U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
27
5. Bagi Umat yang hadir dalam perayaan ini, Semoga kami yang hadir dalam upacara Misa (ibadat) ini, siap menanggapi panggilan dan pertusan-Mu untuk memberikan hidup bagi sesama kami yang sangat membutuhkan pelayanan cinta kami. Marilah kita mohon….. U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. I/P : Allah Bapa yang Mahakasih, Terimalah doa-doa permohonan yang kami panjatkan kepada-Mu dengan penuh iman. Semoga kami selalu siap diutus untuk menjadi saksi-saksi cinta-Mu, berani memberikan diri kami sebagai korban pujian bagi kemuliaan nama-Mu dan kesejahteraan sesama kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U : Amin. LITURGI EKARISTI Persiapan Persembahan Persiapan persembahan diawali dengan kolekte. Wakil-wakil umat, anak-anak dan remaja mengantar kepada Imam bahanbahan persembahan : roti dan anggur, hasil karya tangan yang lainnya. Kolekte pada hari ini akan diserahkan ke Roma untuk membantu pembinaan para calon imam pribumi di seluruh dunia, terlebih seminari-seminari yang sangat membutuhkan dukungan finansial untuk pembinaan.
28
Doa Persembahan : I/P: Allah Bapa, sumber kebahagian hidup kami, Di altar suci ini, kami menaruh persembahan karya tangan kami yang sederhana sebagai ungkapan syukur dan pujian kami bagi-Mu. Baharuilah seluruh hidup, panggilan dan perutusan kami, agar menjadi tanda yang menghidupkan dan menyelamatkan banyak orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U : Amin Doa Sesudah Komuni I/P: Marilah berdoa : Ya Allah, Bapa kami, yang Mahakasih, kami bersyukur atas santapan Sabda dan Roti Ekaristi yang menjamin kehidupan abadi kami. Kami berdoa bagi mereka yang telah Kau pilih mengikuti jejakMu, dengan rela meninggalkan keluarga, kerabat dan harta dunia untuk hidup miskin, taat dan suci murni seturut nasehat Yesus dalam Injil-Nya. Semoga mereka Kau-mampukan untuk menjadi saksi-saksi cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. U : Amin.
29
RITUS PENUTUP Amanat Pengutusan Imam/Pemimpin menyampaikan ucapan Profisiat, atau Selamat Berbahagia kepada seluruh umat, sambil mengajak umat untuk terus berdoa dan berderma bagi pengembangan panggilan dan pembinaan calon-calon imam dan biarawanbiarawati di tanah-tanah misi.
Perarakan Keluar Di depan pintu Gereja atau di tempat yang disiapkan, umat dapat memberikan salam kepada imam dan biarawanbiarawati, serta para misionaris yang hadir pada hari ini sebagai tanda dukungan terhadap panggilan dan karya-karya mereka sekaligus mengetuk hati kaum muda dan remaja termasuk anak-anak untuk memilih jalan panggilan khusus ini.
30
31
HARI MINGGU PASKAH IV (HARI MINGGU PANGGILAN)
YESUS ADALAH PINTU MENUJU ALLAH BAPA PROSESI I . PEMBUKAAN 1. Lagu Pembukaan : Hymne SEKAMI HPN 166 2. Tanda Salib SEKAMI 3. Doa Pembukaan Terima kasih, ya Tuhan, karena pada hari ini kami dapat merayakan peringatan kebangkitan Tuhan Yesus. Semoga kami juga sanggup menjadi pintu dan sarana keselamatan sesama kami agar banyak orang menjadi percaya kepada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin. 4. Sharing Misioner Anak membuat sharing pengalaman minggu lalu. 5. Menggali Pengalaman Pendamping memberi komentar tentang sharing tersebut : Apa yang Tuhan ingin sampaikan lewat cerita itu? Apa inti atau pesan sharing pengalaman itu ? Adakah Tuhan hadir dan ada dalam pengalaman tersebut atau tidak ?
32
Bila jumlah anak banyak, dibagi menjadi beberapa kelompok (1 kelompok terdiri dari 5 orang). Lalu tiap kelompok berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan. 6. Permainan Pendamping menugaskan anak-anak untuk menghitung beberapa pintu yang ada di rumah masing-masing. Mulai dari pintu depan sampai pintu belakang (kira-kira 5 menit). Lalu pilih 3-5 orang anak untuk maju ke depan. Pertanyaan : - Berapa pintu yang ada dalam rumahmu ? (setiap anak ditanyai) - Apa guna dari pintu-pintu itu ? - Tamu harus masuk lewat pintu mana ? - Bila kita keluar / malam hari, pintu rumah ditutup dikunci atau tidak? - Mengapa ?? 7. Pendalaman Permainan : Menyadarkan anak bahwa pintu itu penting dan berguna untuk setiap rumah tempat tinggal manusia. Lewat pintu itu, manusia dapat keluar dan masuk dengan bebas. Rumah yang tidak mempunyai pintu masuk dan keluar, bukanlah rumah.
33
8. Lagu : (Biar Anak-anak Datang Pada-Ku HPN 47/PS 338) II. PENDALAMAN MATERI Bacaan Kitab Suci : Yoh 10 : 1 – 10 (dibaca secara berganti-ganti antara anak putra dan putri). Gembala yang Baik Yoh 10 : 1 - 10 1. Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orangorang Farisi, ”Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya, orang yang masuk ke dalam kandang domba tidak melalui pintu, melainkan dengan memanjat tembok, dia itu seorang pencuri dan perampok. 2. Tetapi yang masuk melalui pintu, dialah gembala domba. 3. Untuk dia penjaga membuka pintu, dan dombadomba mendengarkan suaranya : Ia memanggil domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.”
34
6. Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 7. Maka kata Yesus sekali lagi, ”Aku berkata kepadamu : Sungguh Akulah pintu bagi domba-domba itu. 8. Semua orang yang datang mendahului Aku, adalah pencuri dan perampok, dan dombadomba itu tidak mendengarkan mereka. 9. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat; ia akan masuk dan keluar, dan menemukan padang rumput. 10. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Pendalaman Bacaan : o Tanya Jawab : Siapa yang dimaksud dengan pintu dalam Injil tadi ? Berapa kalikah kata pintu diulang dalam bacaan tadi? Apa guna pintu untuk kadang domba dalam bacaan itu ?
35
o Peneguhan : Yesus adalah pintu menuju keselamatan bagi kita domba-domba-Nya. Yang tidak masuk lewat pintu adalah orang yang jahat, setan, perampok, pendosa dan penjahat. Siapa yang masuk melalui Yesus (Pintu) akan selamat dan mencapai hidup yang berbahagia. Dengan itu orang menjadi sangat bersemangat dan hidup dalam Yesus. III. PERAYAAN IMAN 1. Lagu Persembahan : (Aku Datang Pada-Mu HPN 375/ PS 383) Anak-anak membentuk baris lurus, sambil bernyanyi mereka bergerak menuju pintu (2 anak berdiri membentuk pintu) menuju kotak derma. 2. Doa Permohonan Doa Umat diberikan pada 4 orang anak untuk berdoa secara spontan (mendoakan orang lain). 3. Doa Panggilan : Mendoakan Mazmur 23 bersama-sama 4. Doa Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan
36
IV. PENUTUP 1. Perutusan Misioner Setiap anak diminta mencari seorang teman untuk ikut Bina Iman sebagai praktek menjadi pintu keselamatan bagi sesama. 2. Doa Penutup Tuhan, terima kasih, karena hari ini kami dapat mengalami cinta-Mu lagi. Bantulah kami agar dapat selalu menjadi perantara kasih-Mu pada sesama kami. Serta selalu ingat pada-Mu karena Engkaulah perantara dan sumber hidup kami. Amin. 3. Tanda Salib Sekami (gaya SEKAMI) 4. Lagu Penutup : Tuhan adalah Gembalaku (HPN N0. 114).
*****
37
KETIDAKPEDULIAN Seorang imam muda menjalani tugas pertama di sebuah paroki dengan sangat antusias. Akan tetapi betapa kecewa hatinya ketika misa yang dia persembahkan tidak banyak dihadiri oleh umat dan kehidupan spiritual umat nampak semakin surut. Dia rajin berkunjung dari rumah ke rumah keluarga Katolik untuk membangkitkan minat beribadah, tetapi beberapa dari mereka mengatakan bahwa Gereja sudah mati dan misa sudah tidak lagi menarik untuk dihadiri. Dia kemudian membicarakan situasi ini dengan Dewan Pastoral Paroki dan mereka setuju dengan kritik yang diusulkan oleh imam muda itu yang sekiranya cocok untuk perbaikan kehidupan spiritual umat. Setelah merayakan Misa hari Minggu yang hanya dihadiri oleh beberapa orang, pastor muda itu memberikan pengumuman bahwa karena Gereja sudah dianggap mati, dia akan mengadakan Misa Requiem pada hari Minggu berikutnya. Betul, pada hari Minggu berikutnya Gereja penuh sesak dengan umat. Di mimbar diletakkan sebuah peti mati. Pastor memimpin upacara pelepasan jenasah dan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, dia mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas kematian Gereja setempat mengingat jasa-jasa yang telah dilakukannya di masa lalu. Setelah sambutan selesai, dia mengundang para hadirin untuk maju satu persatu guna melihat jenazah untuk terakhir kalinya. Satu per satu mereka maju dan tertegun melihat wajahnya sendiri karena pastor telah meletakan cermin di dasar peti itu. Banyak orang yang hadir merasa terpukul dan jengkel, tetapi kemudian mereka menyadari bahwa ketidak-pedulian mereka akan kehidupan rohani telah menjadi penyebab kematian Gereja. (Paul J. Wharton, Stories and Parables).
38
Doa Mohon Panggilan Imamat Tuhan Yesus, Engkau mengajak kami untuk berdoa kepada Tuhan yang empunya panenan supaya Ia mengirimkan para pekerja untuk menuai panenan. Tuhan dan Allah semua ciptaan, panggillah pemudapemuda yang ada di Paroki kami yang hatinya membara dengan cinta Ilahi-Mu untuk menjadi imam, yang akan menjadi suara gembala yang bagi domba-dombaMu di keuskupan kami. Tuhan dan Juru Selamat, berkatilah kami dengan imam-imam yang kudus. Semoga melalui pelayanan mereka, hadirat-Mu yang memberi Hidup dalam Sakramen dapat terus menerus hadir di dalam Gereja-Mu. Tuhan dan Pemberi Hidup, bangkitkanlah pemudapemuda yang ada diparoki kami yang dipenuhi dengan KuasaMu dan semangat Misionaris-Mu yang besar supaya semua orang yang berada dalam kegelapan dapat hidup di dalam terang Kristus. Tuhan Yesus, Engkau telah memanggil para pria untuk bersama-sama dengan Engkau mewartakan Kabar Baik keselamatan, untuk menang terhadap kuasa kegelapan. Utuslah Roh Kudus-Mu ke atas orang-orang dari Paroki kami yang telah Kaupilih untuk pelayanan Imamat. Semoga mereka menjawab dan mengikuti panggilan-Mu dengan hati yang penuh sukacita. Bunda Maria, Ibu para imam, berdoalah bagi pemudapemuda di Paroki kami yang terpanggil menjadi imam Puteramu dan bagi yang datang kepadamu. AMIN.
39