PERSPEKTIF ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONTRUKSIONALISME DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN KEMASYARAKATAN MADRASAH ALIYAH NEGERI DOLOPO
SKRIPSI
OLEH NUR MAHMUDI NIM: 243 032 060
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO 2007
ABSTRAK
Mahmudi, Nur. 2007. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Pembimbing (I) Drs. Ahmadi, M.Ag, (II) Ahmad Faruk, M.Fil.I.. Kata Kunci : Aliran Filsafat, Pendidikan Rekontruksi, Pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan Pada hakikatnya ada banyak teori pendidikan yang bisa dipakai untuk mencapai pendidikan yang terbaik. Teori pendidikan tersebut harus dipilih sesuai dengan keadaan lingkungan dimana pendidikan itu berlangsung. Salah satu teori pendidikan yang ada yaitu teori aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme, di mana aliran ini memandang jauh ke depan tentang persoalan atau masalah-masalah yang ada di dalam pendidikan. Seperti masalah sosial, ekonomi, politik yang dihadapi manusia secara global. Dan sekolah diharapkan mengajarkan kepada peserta didik ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perspektif aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme dalam pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo dan untuk mengetahui bagaimana perspektif aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme pada pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan guru dan murid terkait masalah sosial, ekonomi, serta politik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode research (penelitian lapangan). Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode observasi, interview, dan dokumen. Untuk memperoleh data-data dalam penelitian penulis menggunakan dua sumber data, yaitu manusia dan non manusia. Sumber data manusia yaitu Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, Waka Kurikulum, Osis, dan Pembina Pramuka. Sedangkan sumber data non manusia yaitu arsip-arsip atau catatan-catatan baik yang sudah terhimpun dalam sebuah buku atau belum. Selanjutnya data-data yang didapat dianalisis dengan teknik deskriptif dengan cara analisa deduktif, induktif, dan reflektif. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sebagian sudah sesuai dengan aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme, tetapi dirasa masih kurang terkait kebutuhan masyarakat khususnya dalam masalah ekonomi yang sangat dibutuhkan di masa depan.
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL............................................................................................
i
HALAMAN JUDUL................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iv HALAMAN MOTTO ..............................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii ABSTRAK ............................................................................................................... ix DAFTAR ISI............................................................................................................
x
DAFTAR TABEL.................................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xvii BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..................................................................
1
B. Fokus Penelitian ..............................................................................
5
C. Rumusan Masalah ...........................................................................
5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................
6
E. Manfaat Penelitian ..........................................................................
7
F. Metode Penelitian............................................................................
8
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...............................................
8
2. Kehadiran Peneliti.....................................................................
9
3. Lokasi Penelitian.......................................................................
9
4. Sumber Data..............................................................................
9
5. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 10 6. Analisis Data............................................................................. 13 7. Pengecekan Keabsahan Temuan............................................... 14 8. Tahapan-tahapan Penelitian ...................................................... 14
G. Sistematika Pembahasan ................................................................. 15 BAB II : LANDASAN TEORI A. Aliran
Filsafat
Implementasinya
Pendidikan Upaya
Rekontruksionalisme Pelaksanaan
dan
Pendidikan
Kemasyarakatan.............................................................................. 17 1. Pengertian Rekontruksionalisme .............................................. 18 2. Tujuan Rekontruksionalisme .................................................... 19 3. Metode Rekontruksionalisme ................................................... 19 4. Kurikulum Rekontruksionalisme .............................................. 20 B. Kebutuhan Masyarakat ................................................................... 21 1. Kebutuhan Masyarakat bidang Ekonomi.................................. 21 2. Kebutuhan Masyarakat bidang Politik...................................... 24 3. Kebutuhan Masyarakat bidang Sosial....................................... 28 BAB III : PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN A. Keadaan umum Madrasah Aliyah Negeri Dolopo ......................... 34 1. Visi, misi, dan tujuan pendidikan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo ...................................................................................... 34 2. Kurikulum pendidikan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo......... 36 3. Metode pendidikan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo .............. 46 B. Temuan Penelitian........................................................................... 47 1. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme .... 47 a. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo
Perspektif
Aliran
Filsafat
Pendidikan
Rekontruksionalisme terkait masalah Sosial ...................... 47 b. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo
Perspektif
Aliran
Filsafat
Pendidikan
Rekontruksionalisme terkait masalah Ekonomi ................. 52
c. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo
Perspektif
Aliran
Filsafat
Pendidikan
Rekontruksionalisme terkait masalah Politik ..................... 55 2. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo ............................. 56 a. Perspektif
Aliran
Rekontruksionalisme
Filsafat pada
Pelaksanaan
Pendidikan Kegiatan
Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru terkait masalah Sosial .................................................................... 56 3. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo............................ 58 a. Perspektif
Aliran
Rekontruksionalisme
Filsafat pada
Pelaksanaan
Pendidikan Kegiatan
Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Sosial .................................................................... 58 b. Perspektif
Aliran
Rekontruksionalisme
Filsafat pada
Pelaksanaan
Pendidikan Kegiatan
Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Ekonomi................................................................ 62 c. Perspektif
Aliran
Rekontruksionalisme
Filsafat pada
Pelaksanaan
Pendidikan Kegiatan
Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Politik.................................................................... 63 4. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan Siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo............ 64
a. Perspektif
Aliran
Rekontruksionalisme
Filsafat pada
Pelaksanaan
Pendidikan Kegiatan
Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan Siswa terkait masalah Sosial ......................................................... 64 b. Perspektif
Aliran
Rekontruksionalisme
Filsafat pada
Pelaksanaan
Pendidikan Kegiatan
Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan Siswa terkait masalah Ekonomi .................................................... 68 BAB IV : ANALISIS DATA TENTANG PERSPEKTIF ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PELAKSANAAN
REKONTRUKSIONALISME KEGIATAN
DALAM
KEMASYARAKATAN
MADRASAH ALIYAH NEGERI DOLOPO A. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme.......... 70 1. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme terkait masalah Sosial ............................................................... 70 2. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme terkait masalah Ekonomi........................................................... 71 3. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme terkait masalah Politik............................................................... 71 B. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo terkait masalah Sosial .............................................................................................. 72
C. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo ................................. 72 1. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Sosial............................................. 72 2. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Ekonomi........................................ 73 3. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Politik............................................ 73 D. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan Siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo ................. 74 1. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan Siswa terkait masalah Sosial............................. 74 2. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan Siswa terkait masalah Ekonomi........................ 74 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... 76 B. Saran................................................................................................ 79 DAFTAR RUJUKAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Kegiatan ini membutuhkan strategi tersendiri, baik strategi yang berhubungan langsung dengan kegiatan proses belajar mengajar siswa ataupun yang berhubungan dengan kegiatan yang menunjang belajar mereka. Oleh karena itu, agar output yang dihasilkan itu benar-benar berkualitas maka suatu lembaga pendidikan harus mengelolanya dengan sebaik-baiknya. Banyak strategi atau teori pendidikan agama yang bisa dipakai untuk mencapai hasil pendidikan yang terbaik, ragam strategi atau teori pendidikan tersebut harus dipilih sesuai dengan konteks ruang dan waktu. Berhasil tidaknya strategi untuk merealisasikan tujuan pendidikan sangat tergantung pada lingkungan di mana pendidikan itu tengah berlangsung. Tentu saja satu model strategi yang berhasil mentransformasi pendidikan kepada masyarakat di suatu daerah, belum tentu berhasil bila diterapkan pada masyarakat di tempat yang lain. Seperti teori yang dibawa oleh Francis W. Paker yaitu teori progressivisme. Teori
progressivisme
yaitu
gerakan
pendidikan
yang
mengutamakan
penyelenggaran pendidikan di sekolah berpusat pada anak sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru atau bahan pelajaran. 1 Yang prinsipnya seperti : ! Anak bebas berkembang secara alami. ! Minat adalah motif dari semua pekerjaan. ! Guru adalah seorang pembimbing dan bukan seorang pemberi tugas. ! Studi ilmiah tentang perkembangan siswa. ! Perhatian yang lebih besar tertuju pada semua yang mempengaruhi perkembangan fisik. ! Kerja sama antara sekolah dengan rumah untuk memenuhi kebutuhankebutuhan hidup anak. ! Sekolah
progresif
adalah
pemimpin
gerakan-gerakan
pembaharuan
pendidikan. Tujuan pendidikan adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Kurikulum pendidikan progresif adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap siswa. Metode pendidikan progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
1
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah studi awal tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001), 142-143.
Pendidikan progresif menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak merupakan pusat dari keseluruhan kegiatan-kegiatan pendidikan. Menurut Parker, mengajar yang bermutu berarti aktivitas siswa, pengembangan kepribadian siswa, studi ilmiah tentang pendidikan, dan latihan guru sebagai seniman pendidikan. Pendidikan progresif sangat memuliakan harkat dan martabat anak dalam pendidikan. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak menurut Parker, mempunyai individualitas sendiri, anak mempunyai alur pemikiran sendiri, mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasankecemasan sendiri, yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian, anak harus diperlakukan berbeda dari orang dewasa. Guru dalam melakukan tugasnya dalam praktek pendidikan berpusat pada anak mempunyai peranan-peranan sebagai: a) Fasilitator, yaitu orang yang menyediakan dirinya untuk memberikan jalan bagi kelancaran proses belajar sendiri siswa. b) Motivator, yaitu orang yang mampu membangkitkan minat siswa untuk terus giat belajar sendiri menggunakan semua alat darinya. c) Konselor, yaitu orang yang dapat membantu siswa menemukan dan mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapi setiap siswa dalam kegiatannya belajar sendiri.
Tetapi dengan berjalannya waktu teori progressivisme tersebut mendapat kritikan dari berbagai pihak. Maksud kritikan tersebut yaitu untuk sempurnanya sebuah pendidikan. Salah satu dari kritikan tersebut yaitu rekontruksionalisme. Prinsip dari teori rekontruksionalisme adalah kaum kontruksionalisme berpendapat bahwa kaum progresivisme tidak cukup jauh dalam usaha-usaha mereka memperbaiki masyarakat. Mereka percaya bahwa kaum progressivisme hanya berkenaan dengan masalah-masalah masyarakat seperti yang ada sekarang, padahal apa yang diperlukan dalam abad kemajuan teknologi adalah rekontruksi masyarakat dan penciptaan sebuah tatanan dunia baru. Sekolah itu akan melaksanakan perannya, apabila sekolah tersebut menjadi pusat bagi pengembangan sebuah masyarakat baru yang terkait dengan upaya menghilangkan kemiskinan, perang dan rasialisme. 2 Tujuan pendidikan rekontrusionalisme adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka ketrampilanketrampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. 3 Dari pengertian rekontruksi di atas, kami melakukan penjajakan awal bagaimana pelaksanaan teori pendidikan rekontruksionalisme Madrasah Aliyah Negeri Dolopo khususnya terkait dengan kegiatan kemasyarakatan. Hasil yang kami peroleh dari wawancara Waka Kesiswaan tentang kegiatan kemasyarakatan
2 3
Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan (Bandung : CV.Alfabeta, 2003),168. Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, 156.
yang ada, antara lain: baksos, pramuka, qurban, zakat fitrah, pengajian, khataman quran, kultum bergilir, buka bersama dengan masyarakat, dan lain-lain. 4 Dengan adanya teori-teori tersebut peneliti ingin mengetahui implementasi konsep rekontruksionalisme terhadap pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo.
B. Fokus Penelitian Mengingat
banyaknya
kegiatan-kegiatan
yang
dibahas
di
aliran
rekontruksionalisme, peneliti lebih memfokuskan penelitiannya pada kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh guru dan siswa yang terkait dengan kebutuhan masyarakat dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian yang ada, maka terbentuklah rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kegiatan kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo perspektif aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme? 2. Bagaimana perspektif aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme dalam pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo?
4
Wawancara dengan P.Yitno, tanggal 15 Pebruari 2007, pukul 13.00-13.30WIB
3. Bagaimana perspektif aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme dalam pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo? 4. Bagaimana perspektif aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme dalam pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh guru dan siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo?
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini tidak lain adalah peneliti ingin mengetahui jawaban tentang beberapa rumusan masalah diatas, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan kegiatan kemasyarakatan Madrasah Aliyah
Negeri
Dolopo
perspektif
aliran
filsafat
pendidikan
rekontruksionalisme. 2. Untuk menjelaskan perspektif aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme dalam pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo. 3. Untuk menjelaskan perspektif aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme dalam pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo.
4. Untuk menjelaskan perspektif aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme dalam pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh guru dan siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo.
E. Manfaat Penelitian Manfaat dari pembuatan skripsi atau penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sekaligus dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar khususnya di lingkungan pendidikan sekolah. 2. Secara praktis a. Sebagai masukan kepada lembaga khususnya Madrasah Aliyah Negeri Dolopo untuk terus meningkatkan kegiatan-kegiatan kemasyarakatannya. b. Sebagai masukan bagi sekolah-sekolah umum lainnya untuk dapat menciptakan kegiatan kemasyarakatan di sekolah. c. Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis dan sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang dunia pendidikan.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan pendekatan kualitatif. Yaitu penelitian yang berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat peneliti, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan
analilisis
data
secara
induktif,
mengarahkan
sasaran
penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat diskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi study dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitian bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak yaitu peneliti dan subyek penelitian. 5 Pendekatan ini digunakan karena lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang berdimensi ganda, lebih mudah meyajikan secara langsung hakikat antara peneliti dan subyek penelitian, memiliki kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang timbul dari polapola yang dihadapi. 6 Dan dalam hal ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu suatu deskripsi intensif dan analisa fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Study kasus dapat digunakan secara tepat dalam berbagai bidang. Disamping itu merupakan
5 6
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), 27. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), 41.
penyelidikan secara rinci satu setting, satu subyek tunggal, satu kumpulan dokumen, atau satu kejadian tertentu. 2. Kehadiran Peneliti Manusia merupakan alat (instrument) utama pengumpul data. Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai partisipan penuh sekaligus sebagai pengumpul data. Tetapi juga digunakan beberapa instrument lain diantaranya diperlukan beberapa informan sebagai penunjang. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap kenyataankenyataan yang ada di lapangan. 3. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Dolopo, alamat Jl. Raya Ponorogo 17,7 Km. Glonggong Dolopo Madiun. Peneliti mengambil lokasi tersebut karena pertama dekat dengan tempat tinggal, kedua memilih tingkat aliyah karena aliran pendidikan rekontruksi itu hanya diterapkan pada sekolah tingkat menengah atas. 4. Sumber Data Sumber
data
utama
penelitian
ini
adalah
kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan yang dilaksanakan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lainnya. Data akan dikumpulkan yang Pertama dengan menggunakan metode observasi dilingkungan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo. Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Kedua menggunakan metode wawancara. Wawancara
terhadap Kepala Sekolah, Waka Kesiswaaan, Waka Kurikulum, Ketua Osis, Pembina Pramuka dan selebihnya adalah seperti dokumentasi dari kegiatankegiatan tersebut. 5. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan observasi pada latar. Di mana fenomena tersebut berlangsung dan disamping itu untuk melengkapi data, diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek). a. Wawancara Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Wawancara mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan, sehingga dengan wawancara mendalam ini data-data bisa terkumpulkan semaksimal mungkin. 2) Wawancara terbuka, artinya bahwa dalam penelitian ini para subyeknya mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara itu. Dalam penelitian ini, orang-orang yang akan diwawancarai adalah Ketua OSIS, Waka Kesiswaan, Waka Kurikulum, Pembina Pramuka dan
Kepala Sekolah. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang latar belakang atau tujuan diadakan kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan apa saja yang dilakukan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo. b. Observasi Dalam penelitian kualitatif, observasi diklasifikasikan menurut tiga cara. Pertama, pengamat dapat bertindak sebagai seorang partisipan atau non partisipan. Kedua, observasi dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga, observasi yang menyangkut latar. Dan dalam penelitian ini digunakan teknik observasi yang pertama, di mana pengamat bertindak sebagai partisipan. Pada observasi partisipasi ini, peneliti mengamati aktivitas-aktivitas sehari-hari obyek penelitian, karakteristik fisik situasi sosial dan bagaimana perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut. Selama peneliti di lapangan, jenis observsinya tidak tetap. Dalam hal ini peneliti mulai dari observasi deskriptif secara luas, yaitu berusaha melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi di sana. Kemudian setelah perekaman dan analisa data pertama, peneliti menyempitkan pengumpulan datanya dan mulai melakukan observasi terfokus dan akhirnya setelah dilakukan lebih banyak lagi analisis dan observasi yang berulang-ulang di lapangan, peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi selektif. Sekalipun
demikian, peneliti masih terus melakukan observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan data. Hasil observasi dicatat dalam Catatan Lapangan (CL) sebab catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Dapat dikatakan dalam penelitian kualitatif jantungnya adalah catatan lapangan. Catatan lapangan pada penelitian ini bersifat deskriptif, artinya bahwa catatan lapangan ini berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan, dan pembicaraan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan fokus penelitian. Dan bagian deskriptif tersebut berisi beberapa hal, diantaranya adalah gambaran diri fisik, rekonstruksi dialog, deskripsi latar fisik, catatan tentang peristiwa khusus, gambaran kegiatan dan perilaku pengamat. c. Dokumentasi Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. 7 Teknik dokumentasi sengaja digunakan dalam penelitian ini mengingat : 1) Sumber ini selalu tersedia dan mudah terutama ditinjau dari konsumsi waktu. 7
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II (Yogyakarta: Fakultas Psikologi, 1991), 226.
2) Rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi yang stabil. 3) Rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi yang kaya secara konstekstual dan mendasar dalam konteksnya. 4) Sumber ini sering merupakan pernyataan yang legal yang dapat memenuhi akuntabilitas. Hasil pengumpulan data melalui cara dokumentasi ini, dicatat dalam format transkip dokumentasi. 6. Analisis Data Teknik analisis data dalam kasus ini menggunakan analisis data kualitatif, mengingat konsep yang diberikan Miles & Huberman. Miles & Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis atau meliputi data redudction, 8 data display 9 dan conclusion. 10 Disini semua data yang telah terkumpul diproses menurut satuan terlebih dahulu, setelah itu dikategorikan menurut kelompok masing-masing, lalu dilakukan analisa data dan penarikan kesimpulan. 8
Mereduksi data dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, membuat kategori. Dengan demikian data yang direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Lihat dalam Matthew B. Miles dan As Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terj. Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: UI Press, 1992), 16. 9 Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data atau menyajikan data ke dalam pola yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik, matrik, network, dan chart. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang selanjutnya akan didisplaykan pada laporan akhir penelitian. Ibid, 17. 10 Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Ibid, 19.
7. Pengecekan Keabsahan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Perpanjangan keikutsertaan yaitu yang sebelumnya mencari data selama 1 bulan akan ditambah 2 minggu, dan ketekunan pengamatan yang bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. 8. Tahapan-tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian tersebut adalah 11 : 1) Tahap pra lapangan, yang meliputi : menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian. Yang membutuhkan waktu ± 3 minggu yaitu dari tanggal 1 - 23 Pebruari 2007. 2) Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi : memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data. Yang membutuhkan waktu ± 6 minggu yaitu dari tanggal 24 Pebruari - 9 April 2007. 11
Moleong, Metodologi Penelitian, 109.
3) Tahap analisis data, yang meliputi : analisis selama dan setelah pengumpulan data. Yang membutuhkan waktu ± 1 minggu yaitu dari tanggal 9 - 16 April 2007. 4) Tahap penulisan hasil laporan penelitian. Yang membutuhkan waktu ± 1 minggu yaitu dari tanggal 16 - 21 April 2007.
G. Sistematika Pembahasan Penulisan skripsi ini secara keseluruhan terdiri dari lima bab yang disusun sebagai berikut : Bab Pertama merupakan gambaran umum yang mencerminkan isi keseluruhan masalah yang akan dibahas dalam skripsi. Yang terdiri dari : latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. Semua sub bab disajikan secara garis besar, kecuali untuk sub bab latar belakang masalah yang disampaikan secara agak terurai. Bab Kedua berisi tentang penyajian dasar teoritis yang menjadi pijakan dalam menguraikan analisa selanjutnya, yang terdiri dari dua sub bab. Pertama membahas aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme dan implementasinya, yang meliputi : pengertian, tujuan, metode, dan kurikulum. Kedua membahas tentang kebutuhan masyarakat akan masalah sosial, ekonomi dan politik. Bab Ketiga merupakan bab yang menyajikan data hasil penelitian lapangan yang terdiri dari dua sub bab. Pertama mengenai keadaan umum Madrasah
Aliyah Negeri Dolopo yang mencakup: visi-misi, tujuan, kurikulum, dan metode. Kedua mengenai temuan penelitian yang mencakup: kegiatan kemasyarakatan perspektif rekontruksionalisme dan rekontruksionalisme dalam pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Bab Keempat berisi analisa data yang diperoleh di lapangan yang terkait dengan rumusan masalah, yakni analisa data mengenai aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme dengan kenyataan yang ada di lapangan. Bab Lima berisi kesimpulan, saran-saran, sekaligus merupakan penutup dari skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dan Implementasinya Upaya Pelaksanaan Pendidikan Kemasyarakatan Teori umum pendidikan adalah seperangkat konsep-konsep pendidikan, yang bertujuan menerangkan bagaimana seharusnya peristiwa-peristiwa pendidikan diselenggarakan. 1 (Teori pendidikan yang dimaksud disini adalah filsafat pendidikan). Tujuan umum pendidikan adalah cita-cita ideal tentang manusia dan masyarakat. Maksudnya kedewasaan manusia atau masyarakat yang berkarakter dan bermoral sosial. Oleh karena itu maka arah pengembangan madrasah harus disesuaikan dengan teori dan tujuan umum pendidikan. Dengan terjadinya globalisasi, citacita ideal "warga negara" yang baik perlu diperluas menjadi "warga dunia". Oleh karena itu landasan filosofis pendidikannya harus mengacu kepada filsafat pendidikan yang mengintegrasikan pengembangan budaya dan subyek, sekaligus melihat subyek sebagai bagian dari "warga dunia".
1
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah studi awal tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001), 100.
Seperti menurut Dr. Ahmad Zayadi, MA. mengemukakan bahwa "Misi pendidikan yang melandasi filsafat pendidikan di madrasah adalah rekontruksi sosial". 2 1. Pengertian Pendidikan menurut Rekontruksionalisme Rekonstruksionalisme adalah salah satu aliran dalam filsafat pendidikan yang bercirikan radikal. Bagi aliran ini persoalan-persoalan pendidikan dan kebudayaan dilihat jauh ke depan dan bila perlu diusahakan terbentuknya tata peradaban yang baru. 3 Pendidikan adalah perpaduan dari pertumbuhan bakat dan pengaruh lingkungan, anak lahir dengan membawa bakat yang perlu dirangsang untuk berkembang yang lebih canggih. Sedangkan pendidikan menurut rekontruksionalisme adalah pengajaran yang menghendaki agar peserta didik dapat dibangkitkan kemampuannya untuk secara rekontruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan dan perkembangan masyarakat sebagai akibat adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik tetap berada dalam suasana aman dan bebas. 4
2
Ahmad Zayadi dan Aceng Abdul Aziz, Desain Pengembangan Madrasah (Jakarta: Depag RI, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004), 5. 3 Ali Mudhofir, Teori dan Aliran dalam filsafat dan Teologi (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996), 213. 4 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 41.
2. Tujuan Pendidikan Rekontruksionalisme Membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi, politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. 5 Tujuan tersebut telah dapat dikatakan sebagai suatu alasan yang tepat dan mengacu sempurna. Dilihat dari arah dasar yang ada, yaitu menuju kepada persiapan dalam menghadapi modernisasi dunia skala global dengan pengembangan masalah-masalah sosial, ekonomi, politik serta pengajaran ketrampilan
yang
signifikan
terhadap
permasalahan
era
globalisasi
mendatang. Dikatakan mengacu sempurna, karena tujuan tersebut tidak hanya memprioritaskan perihal kecerdasan anak didik dalam masalah ekonomi, politik dan ketrampilan umum lainnya. Akan tetapi, prioritas dalam pembinaan nilai moral juga tetap diutamakan. 3. Metode Pendidikan Rekontruksi Analisis kritis terhadap kerusakan-kerusakan masyarakat dan kebutuhankebutuhan programatik untuk perbaikan. Dengan demikian menggunakan metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan masyarakat. 6
5 6
Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, 156. Ibid, 156.
4. Kurikulum Pendidikan Rekontruksi Kurikulumnya berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi masalahmasalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia, yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri, dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah untuk aksi kolektif. Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang-cabang ilmu sosial dan proses-proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah. 7 Seperti yang dikemukakan Pratte: "Siswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang mendorong pengembangan kemampuan melihat dan memecahkan sesuatu secara kritis. Untuk ini, yang diperlukan adalah pengetahuan dasar seperti matematika, fisika, kimia, sosiologi, dan lainnya ditambah dengan hal-hal yang sekarang menonjol, seperti industrialisasi, media massa, tenaga nuklir, dan ekologi." Dengan memasukkan sejumlah pengetahuan dan masalah aktual itu, diharapkan keaktifan guru meningkat dan siswa dapat dilatih berpikir dan berupaya untuk mengembangkan hal-hal terpuji untuk masa mendatang. Sedangkan guru, perlu lebih memperdalam pengetahuannya tentang sosiologi dan antropologi. Kurikulum tersebut diharapkan mampu mengembangkan
7
Ibid, 156-157.
kemampuan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan berbuat secara realistis. Hal utama yang dapat digunakan untuk mengurangkan ialah bila pengetahuan dan keterarnpilan tidak hanya "ditransferkan", tetapi sekaligus "ditransformasikan" hingga selain dikuasai oleh siswa juga membangkitkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Para siswa perlu dimotivasi agar mampu membayangkan masa mendatang. 8
A. Kebutuhan-kebutuhan Masyarakat 1. Kebutuhan Masyarakat dalam bidang Ekonomi Dunia dewasa ini, termasuk Indonesia, meskipun masih dilanda kriris global yang berkepanjangan terutama dalam kehidupan ekonomi dan finansial. Tentunya diharapkan krisis ekonomi global tersebut akan secepatnya dapat berlalu. Pasca krisis ekonomi tentunya kita akan membutuhkan tenaga-tenaga profesional di dalam kualitas yang semakin tinggi dan dalam jumlah yang memadai. Dunia dalam milenium ketiga, oleh kemajuan teknologi dan informasi komunikasi, telah mendorong terciptanya suatu masyarakat terbuka di dalam berbagai kehidupan manusia, termasuk bidang ekonomi dan bisnis. Kerjasama regional maupun kerjasama internasional telah membuka pintu selebar-lebarnya bagi arus pertukaran
8
Imam Barnadib, Dasar-dasar Kependidikan: Memahami makna dan perspektif beberapa teori pendidikan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), 48.
manusia dan barang. Hal tersebut menuntut pengelolaan bisnis yang lain wajahnya dengan apa yang kita kenal sampai sekarang. Kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil di dalam bidang manajemen dan bisnis telah merupakan tuntutan dunia terbuka yang tidak dapat ditunda-tunda. Di masa krisis ini pun justru harus kita lebih menyadari dan membuat suatu rencana pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Apalagi krisis ini sudah dapat diatasi maka tenaga-tenaga kita telah siap untuk melaksanakan perdagangan bebas, pertukaran barang dan jasa tanpa batas, sehingga sumber daya manusia Indonesia sudah siap bersaing dengan sumber daya negara-negara tetangga serta tenaga-tenaga internasional lainnya. 9 Oleh karena itu orientasi program pendidikan profesional sekarang didasarkan kepada kebutuhan tenaga-tenaga profesional yang diminta oleh dunia kerja. Sudah tentu program pendidikannya meskipun tetap pada taraf akademi tetapi orientasinya ialah orientasi praktis. Oleh sebab itu program kurikulumnya ialah memecahkan masalah-masalah praktis yang dihadapi sehari-hari. Program pendidikan ini sangat cocok dengan kebutuhan konsumen karena dunia konsumen memerlukan tenaga-tenaga yang praktis yang dapat memecahkan masalah-masalah yang nyata yang dihadapi di lapangan. Dengan demikian materi di dalam programnya adalah studi-studi
9
H.A.R. Tilaar, Pendidikan Kebuadayaan dan Masyarakat Madani Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), 216.
kasus yang dianalisis secara induktif. Para mahasiswa belajar memecahkan masalah dengan kenyataan yang dihadapi oleh dunia profesinya. Dengan
demikian
orientasi
pendidikan
profesional
betul-betul
berdasarkan kebutuhan pasar-kerja dan tunduk kepada otoritas pasar, bukan otoritas birokrasi. Program pendidikan profesional tetap harus mempertahankan mutu pendidikannya, namun yang menentukan mutu pendidikannya bukanlah lembaga yang menyelenggarakannya tetapi oleh masyarakat sendiri. Apabila ada badan akreditasi maka badan tersebut bukan dibentuk secara formal oleh pemerintah tetapi oleh dunia bisnis bersama-sama dengan organisasi profesi. Dengan demikian evaluasi atau ujian di dalam program ini bukanlah state-base, tetapi institution-based. Gelar yang diperoleh adalah gelar profesional seperti MBA, DBA untuk bidang manajemen dan bisnis. Orientasi pendidikan profesional ialah dunia yang nyata, maka sangat tepat apabila para instruktor atau dosen di dalam program ini berasal dari dunia industri dan bisnis. Mereka inilah yang menghadapi masalah-masalah konkrit di dalam bidang industri dan bisnis sehingga dapat memecahkannya secara profesional. Berbeda dengan pendidikan yang berorientasi akademik, para dosennya adalah para pakar teori. Pendidikan profesional mempunyai kerjasama yang sangat erat dengan dunia industri dan bisnis. Sedangkan di dalam pendidikan yang berorientasi akademik, kriteria yang terpenting dari seorang dosen ialah penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan dalam
bidangnya yang telah terakumulasi di dalam buku-buku teks. Pendidikan profesional tidak akan jalan apabila tidak didukung oleh dunia bisnis. 10 2. Kebutuhan Masyarakat dalam bidang Politik Sebagai makhluk sosial, manusia hidup berkelompok –berdasarkan keturunan dan atau mata pencahariam– pada daerah-daerah yang subur. Sepanjang masing-masing pihak yang hidup bersama mau saling menenggang dan sumber daya alam yang dibutuhkan mencukupi, sebanyak apa pun manusia yang hidup bersama tidaklah menjadi soal. Tetapi, lain soal bila manusia-manusia yang mendiami daerah-daerah tersebut masing-masing mempunyai kebutuhan dan kepentingan yang sama. Akibat saling membutuhkan barang sesuatu yang sama –sementara jumlahnya terbatas– maka sering kali mereka harus saling berperang untuk memperebutkan sumber-sumber kebutuhan yang ada. 11 Menyadari bahwa hidup tanpa aturan bersama pada akhirnya bisa menjadi bumerang yang memusnahkan kelangsungan hidup manusia, maka pada perkembangannya kemudian mulai dikenallah pranata politik. Kornblum (1989) mendefinisikan pranata poitik sebagai seperangkat norma dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Dalam hal ini, pranata politik tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang menerapkan hukuman atau paksaan fisik, tetapi juga berfungsi untuk 10
Ibid, 218-219. Dwi narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi : Teks Pengantar & Terapan, (Jakarta: Prenada Media, 2004 ), 257. 11
mencapai kepentingan bersama dari anggota-anggota kelompok masyarakat tersebut. Di masyarakat manapun, bila tak ada pranata politik yang memegang kewenangan untuk menggunakan paksaan fisik dalam suatu masyarakat, maka yang namanya negara akan hilang dan suatu keadaan yang akan timbul adalah anarki tanpa pemerintahan. Di sini disimpulkan bahwa timbulnya pranata politik adalah disebabkan oleh kenyataan bahwa anggota-anggota masyarakat atau keluarga-keluarga membutuhkan suatu asosiasi yang mengatasi semua anggota masyarakat–yang diberi kepercayaan untuk menggunakan paksaan fisik yang didasarkan pada nilai-nilai yang disepakati bersama dan kepentingan bersama yang menyatukan mereka. Atas dasar itu asosiasi dan nilai-nilai yang mendasarinya tersebut dilembagakan atau secara riil diterima sebagai pola-pola perilaku dalam masyarakat, demi kelanggengan masyarakat politik tersebut. Dalam perkembangannya dewasa ini, asosiasi politik tersebut adalah pemerintah, sedangkan nilai-nilai itu diwujudkan dalam UUD, UU, Peraturan Pemerintah, dan lain sebagainya. 12 Pranata politik sangat diperlukan karena pranata politik melayani dan menyelenggarakan kepentingan bersama. Di masyarakat mana pun, pranata politik harus berdiri di tengah-tengah kompetisi kepentingan yang berlangsung dalam masyarakat, memelihara peraturan yang memungkinkan kehidupan sosial berjalan dengan tertib. Dengan kata lain, orang yang menduduki jabatan 12
Ibid, 258.
dalam pemerintahan harus bertindak netral dalam perjuangan sosial yang berlangsung dalam masyarakat, dia harus mampu meletakkan kepentingan pribadi, kelas, golongan di bawah kepentingan bersama. Pranata politik di masyarakat memiliki empat fungsi, yakni: 13 1. Fungsi pemaksaan norma (enforcement norms). Norma merupakan aturan yang menentukan perilaku yang tepat dan yang tidak tepat. Di dalarnnya dirumuskan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dalam masyarakat yang masih tradisional dan tidak mempunyai pranata politik
formal,
maka
folkways
dan
mores
dilaksanakar,
melalui
tindakan-tindakan yang spontan dan kolektif dari anggota masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini tidak diperlukan polisi atau aparat petugas kontrol resmi, karena fungsi pemaksaan aturan dilakukan oleh pranata lain. Sedangkan, dalam masyarakat yang sudah komplek, struktur politik yang khusus diperlukan untuk mengadakan kontrol pengaturan tertib masyarakat tidak dilaksanakan melalui tindakan yang spontan dan kolektif dari anggota masyarakat, tetapi oleh struktur khusus (specialized) yang mempunyai kewenangan untuk melaksanakan paksaan fisik. 2. Fungsi merencanakan dan mengarahkan (planning and direction). Pranata politik menyusun rencana dan mengarahkan kegiatan-kegiatan anggota masyarakat demi tercapainya tujuan masyarakat. Anggota-anggota
13
Ibid, 260-261.
masyarakat tidak akan mampu menyajikan berbagai pelayanan kebutuhan pokok melalui prosedur tradisionil. 3. Fungsi menengahi pertentangan kepentingan (arbitration of conflicting interest). Individu-individu dalam memenuhi kebutuhannya sering kali berebutan dan bertentangan satu sama lain, sehingga terjadi persaingan yang tidak sehat dan pertentangan kepentingan antara anggota masyarakat. Pertentangan dapat timbul antara majikan dan buruh, antara golongan, dan sebagainya. Pertentangan itu tidak saja melibatkan individu, tetapi sering kali melibatkan kelompok masyarakat. Apalagi kalau masyarakat itu heterogen sehingga sukar sekali dicapai persetujuan bersama. Pranata politik berusaha menengahi pertentangan yang ada sehingga memuaskan semua pihak. Pranata politik mengadakan keseimbangan dan mengadili. 4. Fungsi melindungi masyarakat dari serangan musuh dari luar. Pranata politik dengan alat-alat yang dimilikinya melindungi warganya dari serangan musuh, baik dengan diplomasi maupun dengan kekerasan atau perang. Berbagai fungsi dan kegiatan pranata politik berubah dan berkembang sejalan dengan berkembangnya kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Pada mulanya fungsi pranata politik hanyalah mengatur dan menjaga ketertiban dalam masyarakat –sering juga disebut negara penjaga malam– yang kemudian lambat-laun berubah menjadi welfare state.
Ada kegiatan yang pada mulanya dilakukan oleh pranata politik, tapi kemudian berkembang berikutnya diserahkan kepada anggota masyarakat. Sebaliknya ada kegiatan yang semula merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anggota masyarakat pada perkembangan berikutnya menjadi urusan atau kegiatan pranata politik. Demikian pula ada kegiatan atau urusan yang harus ditangani oleh pranata politik, sebagian lainnya menjadi urusan anggota masyarakat. Perlu dicatat pranata politik hanyalah merupakan salah satu dari berbagai asosiasi sosial yang begitu banyak dalam masyarakat seperti keluarga, agama, perkumpulan sosial. Pranata politik mengontrol dan mengatur sebagian besar dari kegiatan sosial dan saling hubungan manusia, sebagian lainnya dari kegiatan sosial dan saling hubungan manusia dibiarkan bergerak sendiri dengan caranya sendiri. Tetapi, itu tidak berarti bahwa pranata politik terlepas sama sekali daripadanya, sebab pada akhirnya semua harus tunduk pada pranata politik. Sejauh mana pranata politik mengatur keluarga, agama, ekonomi dan sebagainya tergantung sekali pada sistem politik negara yang bersangkutan. 14 3. Kebutuhan Masyarakat dalam bidang Sosial Manusia lahir kedunia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, ia lahir dalam keadaan tidak berdaya namun bersamaan dengan itu, ia lahir memiliki potensi kemanusiaan berupa kekuatan pendengaran, kekuatan penglihatan, 14
Ibid, 262-263.
dan budi nurani. Potensi kemanusiaan tersebut merupakan modal dasar bagi manusia untuk berkembang menjadi dirinya sendiri. Dalam proses pengembangan potensi kemanusiaan yang dimilikinya tidak akan berlangsung secara ilmiah dengan sendirinya, tetapi ia membutuhkan bimbingan dan bantuan manusia lain di luar dirinya. Sejak mulai lahir manusia berinteraksi dengan ibu, ayah, dan saudara-saudaranya dan dengan masyarakat disekelilingnya. Anak hanya akan menjadi manusia kalau ia hidup bersama-sama di luar dirinya. Semua itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial, anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan manusia dari dan ke dalam masyarakat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia hidup dalam kondisi saling ketergantungan, saling membutuhkan antar pribadi. 15 Karena manusia saling bergantung maka manusia tidak lepas dengan yang namanya kerja sama atau gotong royong. Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya)- dan kelompok lainnya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam atau ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institutional telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seorang atau segolongan orang. Kerja sama dapat bersifat agresif apabila kelompok dalam jangka waktu yang lama mengalami 15
Sadulloh,. Pengantar Filsafat, 82.
kekecewaan sebagai akibat perasaan tidak puas, karena keinginan-keinginan pokoknya tak dapat terpenuhi oleh karena adanya rintangan-rintangan yang bersumber dari luar kelompok itu. Keadaan tersebut dapat menjadi lebih tajam lagi apabila kelompok demikian merasa tersinggung atau dirugikan sistem kepercayaan atau dalam salah-satu bidang sensitif dalam kebudayaan. Betapa pentingnya fungsi kerja sama, digambarkan oleh Charles H. Cooley sebagai berikut: "Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna". Dalam hubungannya dengan kebudayaan suatu masyarakat, maka kebudayaan itulah yang mengarahkan dan mendorong terjadinya kerja sama. Misalnya, di Amerika Serikat terdapat pola pendidikan terhadap anak-anak, pemuda, dan mereka yang sudah dewasa, yang mengarah pada sikap, kebiasaan dan cita-cita yang lebih berbentuk persaingan daripada yang berbentuk kerja sama, walaupun di dalarn kehidupan nyata, unsur-unsur kerja sama juga dapat dijumpai, misalnya dalam kelas-kelas sosial, perhimpunan mahasiswa, organisasi buruh dan seterusnya.
Lain halnya dengan keadaan yang dijumpai pada masyarakat Indonesia umumnya. Di kalangan masyarakat Indonesia dikenal bentuk kerja sama tradisional dengan nama gotong-royong. Di dalam sistem pendidikan Indonesia yang tradisional, umpamanya sejak kecil tidak ditanamkan ke dalam jiwa seseorang suatu pola perilaku agar dia selalu hidup rukun, terutama dengan keluarga dan lebih luas lagi dengan orang lain di dalam masyarakat. Hal mana disebabkan adanya suatu pandangan hidup bahwa seseorang tidak mungkin hidup sendiri tanpa kerja sama dengan orang lain. Pandangan hidup demikian ditingkatkan dalam taraf kemasyarakatan, sehingga gotong-royong seringkali diterapkan untuk menyelenggarakan suatu kepentingan. Dalam teori-teori sosiologi akan dapat dijumpai beberapa bentuk kerja sama yang biasa diberi nama "kerja sama" (cooperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan: kerja sama spontan (spontaneous cooperation), kerja sama langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractua!
cooperation)
dan
kerja
sama
tradisional
(traditional
cooperation). Yang pertama adalah kerja sama yang serta-merta, yang kedua merupakan hasil dari perintah atasan atau penguasa, yang ketiga merupakan kerja sama atas dasar tertentu, dan yang keempat merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial. Biasanya juga dibedakan antara gotong-royong dengan tolong-menolong. Yang pertama digambarkan dengan istilah "gugur gunung" (bahasa Jawa) dan
yang kedua adalah "sambat sinambat". Keduanya merupakan unsur-unsur kerukunan. Beberapa pendapat menyatakan bahwa pada masyarakat di mana bentuk kerja sama merupakan unsur dari sistem nilai-nilai sosialnya seringkali dijumpai keadaan-keadaan di mana warga-warga masyarakat tersebut tidak mempunyai inisiatif ataupun daya kreasi, oleh karena orang perorangan terlalu mengandalkan pada bantuan dari rekan-rekannya. Terlepas dari apakah terdapat akibat-akibat positif atau negatif, kerja sama sebagai salah-satu bentuk interaksi sosial merupakan gejala universal yang ada pada masyarakat di mana pun juga. Walaupun secara tidak sadar kerja sama tadi mungkin timbul terutama di dalarn keadaan-keadaan di mana kelompok tersebut mengalami ancaman dari luar. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kerja sama, yaitu 16 : 1. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong. 2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih. 3. Ko-optasi (Co-optation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah-satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. 16
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), 80-82.
4. Koalisi (Coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif. 5. Join-venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya, pemboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dan seterusnya.
BAB III PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Umum Madrasah Aliyah Negeri Dolopo 1. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan !
Visi Madrasah Aliyah Negeri Dolopo adalah menyelaraskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan Iman dan Taqwa. 1
!
Misi Madrasah Aliyah Negeri Dolopo yaitu : 1) Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependidikan. 2) Meningkatkan kualitas administrasi pendidikan dan kegiatan belajar mengajar. 3) Meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan diri siswa yang berorientasi pada keselarasan kecerdasan intelektual dan spiritual. 4) Meningkatkan kualitas partisipasi stakeholder terhadap madarasah.
!
Tujuan pendidikan pada Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sama dengan tujuan pada Madrasah Aliyah lainnya, yaitu 2 : a) Menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi.
1 2
Lihat transkrip wawancara nomor: 01/D/20-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini. Lihat transkrip wawancara nomor: 01/1-W/20-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
b) Menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang dijiwai ajaran agama Islam. c) Menyiapkan siswa agar mampu menjadi anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar yang dijiwai suasana keagamaan. Selain itu tujuan pendidikan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo juga membangkitkan kesadaran siswa tentang masalah sosial, ekonomi dan politik, seperti yang pernah diterangkan oleh bapak Supriyadi, S.Pd. : Pada masa sekarang ini dalam masalah sosial banyak masyarakat yang dihadapkan pada persoalan yang komplek, sehingga pihak madrasah/sekolah dengan mengambil langkah-langkah bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi dampakdampak yang terjadi di sekitar masyarakat, karena dengan kehadiran lembaga pendidikan yang menghendaki untuk dapat memberikan sumbangan terhadap masyarakat, yang salah satunya persoalan pengangguran setelah menyelesaikan pendidikan jenjang dan tingkat madya. Maka Madrasah Aliyah Negeri Dolopo untuk menjawab tantangan itu, yaitu dengan kiat-kiat yang diambil ke arah Skill Life (kecakan hidup), semisal dengan ketrampilan yang sangat cocok untuk membekali siswa, adapun bentuk ketrampilannya adalah: ketrampilan pengolahan industri hasil pertanian, ketrampilan elektronika, dan ketrampilan menjahit dan border. Perekonomian dalam hubungan pendidikan sangat erat sekali atau tak dapat dipisahkan karena dengan ekonomi masyarakat yang lumayan meningkat maka juga pendidikannya pun juga meningkat. Jadi ekonomi merupakan salah satu penanganan yang utama dalam meningkatkan pendidikan atau sebaliknya. Dengan kemajuan pendidikan, maka sudah barang tentu akan maju pula ekonominya. Karena Madrasah Aliyah Negeri Dolopo menerapkan pola pembiasaan siswa untuk selalu jual dan beli di kopsis (koperasi siswa), sehingga siswa akan tahu kemanfaatan dan kegunaan setelah siswa nanti akan mandiri jadi orang hidup ditengah-tengah masyarakat, dan akhirnya siswa terbekali ketrampilan dalam mengembangkan ekonomi dilingkungan keluarga dan masyarakat. Persoalan politik adalah merupakan suatu kebutuhan yang sifatnya tidak wajib namun juga dibutuhkan oleh setiap orang. Bagaimana politik diterapkan dalam dunia pendidikan, juga ada kalanya karena dengan teori atau strategi yang dikembangkan maka akan memperoleh jalan yang mudah dan diharapkan dalam kesuksesan politik dalam arti menggunakan hati nurani, tapi sebaliknya bila menggunakan akal saja diperoleh hanya kemenangan sesaat. Untuk membekali diri
siswa dalam berpolitik, maka siswa diberikan wadahnya yaitu organisasi yang sesuai dengan apa yang diminati siswa, dan dari berbagai organisasi maka untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dibutuhkan sebuah penyegaran untuk meningkatkan kinerja para pengurus yaitu dengan diadakan sebuah kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). 3
2. Kurikulum Pendidikan Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Dolopo disusun untuk mencapai tujuan pendidikan pada Madrasah Aliyah (MA). Kurikulum ini merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedomanan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah. Program pengajaran Madrasah Aliyah (MA) terdiri dari program pengajaran umum dan pengajaran khusus. Program pengajaran umum diselenggarakan di kelas X, sedangkan program pengajaran khusus diadakan di kelas XI dan XII Madrasah Aliyah. 4 a. Program Pengajaran Umum Program pengajaran umum merupakan program pengajaran yang wajib diikuti oleh semua siswa kelas X. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya serta meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan minat siswa sebagai dasar untuk memilih program pengajaran khusus yang sesuai di kelas XI dan XII. Program pengajaran umum mencakup
3 4
Lihat transkrip wawancara nomor: 01/1-W/21-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini. Lihat transkrip wawancara nomor: 02/1-W/21-III/2007 dalam lampiran hasil penelitian ini.
bahan kajian dan pelajaran yang disusun dalam mata pelajaran, Struktur kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Dolopo untuk kelas X. 5 lihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Komponen A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Dasar Islam 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4. Bahasa Arab 5. Bahasa Inggris 6. Matematika 7. Fisika 8. Biologi 9. Kimia 10. Sejarah 11. Geografi 12. Ekonomi 13. Sosiologi 14. Seni Budaya 15. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 16. Teknologi Informasi dan Komunikasi 17. Ketrampilan B. Muatan lokal C. Pengembangan diri Jumlah
Alokasi Waktu Semestr 1 Semestr 2 4 2 4 2 4 4 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 46
4 2 4 2 4 4 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 46
Keterangan: 1. Pendidikan Agama Islam terdiri atas: a. Qur'an Hadits b. Aqidah Akhlak c. Fiqih d. SKI 2. Ekuivalen 2 jam pembelajaran 5
Lihat transkrip wawancara nomor: 02/D/24-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
b. Program Pengajaran Khusus Program pengajaran khusus diselenggarakan di kelas XI dan XII yang dipilih siswa sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Program ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dalam bidang pendidikan akademik maupun pendidikan profesional dan mempersiapkan siswa secara langsung atau tidak langsung untuk bekerja di masyarakat. Siswa di kelas XI diberi peluang untuk berpindah ke program pengajaran khusus lainnya sesuai dengan kemampuan, minat dan kemajuan belajarnya. Kesempatan untuk berpindah dari program khusus yang telah dipilih ke program khusus lainnya diberikan batas waktu 1 bulan di kelas XI. Program pengajaran khusus terdiri dari program Ilmu Pengetahuan Alam, dan program Ilmu Pengetahuan Sosial. Setiap program khusus terdiri dari sejumlah mata pelajaran umum dan mata pelajaran khusus. 1) Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program ilmu pengetahuan alam ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi yang berkaitan dengan matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik dalam bidang pendidikan akademik maupun pendidikan profesional. Selain dari pada itu, program ini juga memberikan bekal kemampuan kepada siswa secara langsung atau tidak langsung untuk bekerja di masyarakat.
Program pengajaran umum mencakup bahan kajian dan pelajaran yang disusun dalam mata pelajaran, Struktur kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Dolopo program IPA untuk kelas XI dan XII. 6 lihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2 Komponen A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Dasar Islam 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4. Bahasa Arab 5. Bahasa Inggris 6. Matematika 7. Fisika 8. Biologi 9. Kimia 10. Sejarah 11. Seni Budaya 12. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 14. Ketrampilan B. Muatan lokal C. Pengembangan diri Jumlah
Alokasi Waktu Semestr 1 Semestr 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 1 2 2 2
4 2 4 2 4 4 4 4 4 1 2 2 2
2 2 2 45
2 2 2 45
2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Program ilmu pengetahuan sosial ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sosial baik dalam 6
Lihat transkrip wawancara nomor: 03/D/24-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
bidang pendidikan akademik maupun pendidikan profesional. Selain dari pada itu, program ini juga memberikan bekal kemampuan kepada siswa secara langsung atau tidak langsung untuk bekerja di masyarakat. Program ini berisi bahan kajian dan pelajaran yang disusun dalam mata pelajaran. Struktur kurikulum Madrasah Aliyah Negeri Dolopo program IPS untuk kelas XI dan XII. 7 lihat pada tabel 1.3. Tabel 1.3 Komponen A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Dasar Islam 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4. Bahasa Arab 5. Bahasa Inggris 6. Matematika 7. Sejarah 8. Geografi 9. Ekonomi 10. Sosiologi 11. Seni Budaya 12. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 14. Ketrampilan B. Muatan lokal C. Pengembangan diri Jumlah
7
Alokasi Waktu Semestr 1 Semestr 2 4 2 4 2 4 4 3 3 4 3 2 2 2
4 2 4 2 4 4 3 3 4 3 2 2 2
2 2 2 45
2 2 2 45
Lihat transkrip wawancara nomor: 04/D/24-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
Kegiatan ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum. Kegiatan-kegiatan untuk lebih memantapkan pembentukan kepribadian, seperti kepramukaan, usaha kesehatan sekolah, olah raga, palang merah remaja, kesenian dan kegiatan lainnya yang diselenggarakan, juga dengan menggunakan waktu di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program. Kegiatan-kegiatan seperti tersebut di atas dimaksudkan juga untuk lebih lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan pembinaan masalah politik, sosial, dan ekonomi. Antara lain: ! Pendidikan Kewarganegaraan Pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan
berisi
kemampuan
pemahaman konsep, pengembangan sikap dan perilaku yang berdasarkan pada nilai-nilai dasar dan norma pancasila beserta penjabarannya. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Supriyadi, S.Pd. sebagai berikut : Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membina pengetahuan dan kemampuan yang berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara dan pendidikan bela negara. Pengembangan sikap dan perilaku siswa pada jenjang pendidikan menengah selalu diorientasikan pada berbagai lingkungan kehidupan (diri/pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan dunia) dan aspek kehidupan. 8
! Aqidah Akhlak
8
Lihat transkrip wawancara nomor: 02/1-W/21-III/2007 dalam lampiran hasil penelitian ini.
Mata pelajaran Aqidah akhlak dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan pemahaman, dan penghayatan tentang keimanan dan nilainilai akhlak yang merupakan dasar utama dalam pembentukan kepribadian muslim, dengan mengarahkan siswa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Supriyadi : "Akidah akhlak itu penting karena dasar utama dalam pembentukan kepribadian muslim". 9
! Sejarah Kebudayaan Islam Mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan kepada siswa untuk memahami diri sebagai muslim, serta menumbuhkan kesadaran dan gairah islamiyah. Bahan kajian mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam mencakup sirah nabi dan perkembangan Islam pada masa-masa sesudahnya, serta pekembangan peradaban dan budaya umat Islam sejak nabi sampai sekarang. ! Bahasa Indonesia Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas X, XI, dan XII mencakup pemahaman berbagai fungsi bahasa, bentuk, makna dan penggunaannya untuk berkomunikasi, dan membahas masalah-
9
Lihat transkrip wawancara nomor: 02/1-W/21-III/2007 dalam lampiran hasil penelitian ini.
masalah pengetahuan alam, sosial dan budaya serta memahami dan menikmati karya sastra. Namun untuk kelas XI dan XII program bahasa, ruang lingkup mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup pula pengenalan dasar-dasar kebahasaan dan kesasteraan. ! Sejarah Mata pelajaran Sejarah dimaksudkan untuk menanamkan pemahaman tentang adanya perkembangan masyarakat masa lampau hingga masa kini, menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta rasa bangga sebagai warga negara Indonesia, dan memperluas wawasan hubungan masyarakat antar bangsa di dunia. Bahan kajian Sejarah dibagi dua, yaitu sejarah nasional dan sejarah umum. Sejarah nasional meliputi kehidupan dan perkembangan masyarakat Indonesia dari masa kuno, masyarakat tradisional, dan imperialisme/kolonialisme,
pergerakan
nasional,
proklamasi
kemerdekaan, serta upaya bangsa Indonesia untuk mempertahankan sampai dengan masa mengisi kemerdekaan. Sejarah umum mencakup perkembangan baru bangsa-bangsa Asia, Eropa, Amerika sampai dengan perang dunia kedua, proses perubahan dan kecenderungan pembentukan tata kehidupan dunia baru dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. ! Bahasa Inggris
Mata pelajaran Bahasa Inggris bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan siswa dalam membaca, menyimak, berbicara, dan menulis Bahasa Inggris sebagai lanjutan dari pengajaran Bahasa Inggris di jenjang pendidikan sebelumnya. Ketrampilan Bahasa Inggris tersebut diperlukan untuk menunjang penyerapan dan pengembangan pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, dan peningkatan hubungan antar bangsa. Mata pelajaran ini berisi ketrampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis dalam Bahasa Inggris yang di sajikan secara terpadu dengan penekanan pada ketrampilan membaca. Unsur-unsur bahasa yang berupa tata bahasa, kosa kata, lafal dan ejaan disajikan untuk menunjang keempat ketrampilan berbahasa tersebut. Pokok bahasan dan kosa kata yang dicakup dalam program ilmu pengetahuan sosial, dalam program ilmu pengetahuan alam pokok bahasan dan kosa katanya dikaitkan dengan bidang ilmu pengetahuan alam, sedangkan program bahasa pokok bahasan dan kosa katanya terutama dikaitkan dengan sastra. ! Ekonomi Mata
pelajaran
Ekonomi
dimaksudkan
untuk
memberikan
pengetahuan konsep-konsep dan teori sederhana dan menerapkannya dalam pemecahan masalah-masalah ekonomi yang dihadapinya secara kritis dan objektif. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Supriyadi: "Untuk
program
ilmu
pengetahuan
sosial,
mata
pelajaran
ini
dimaksudkan untuk memberi bekal kepada siswa mengenai beberapa
konsep dan teori ekonomi sederhana untuk menjelaskan fakta, peristiwa, dan masalah ekonomi yang dihadapi". 10 Mata pelajaran ini berisi bahan kajian ekonomi dan akuntansi. Bahan kajian ekonomi mencakup masalah ekonomi pengertian dasar ekonomi, kegiatan ekonomi yang bersifat perseorangan dan bagian-bagian tertentu dari masyarakat, ekonomi Indonesia dan luar negeri, pengelolaan bahan usaha dan dasar-dasar okonometri. Bahan akuntansi mencakup pengertian dasar akuntansi, siklus akuntansi perusahaan jasa, perusahaan dagang dan koperasi, serta computer akuntansi. ! Sosiologi Mata
pelajaran
sosiologi
dimaksudkan
untuk
memberikan
kemampuan memahami secara kritis berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang muncul seiring dengan perubahan masyarakat dan budaya,
menanamkan
kesadaran
perlunya
ketentuan
hidup
bermasyarakat, dan mampu menempatkan diri di berbagai situasi sosial budaya sesuai dengan kedudukan, peran, norma dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Supriyadi: "Mata pelajaran sosiologi pada program ilmu pengetahuan sosial dimaksudkan
10
untuk
meningkatkan
kepekaan
dan
kemampuan
Lihat transkrip wawancara nomor: 02/1-W/21-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
mengungkapkan berbagai gejala dan masalah sosial budaya dalam kehiduapan sehari-hari". 11
Mata pelajaran ini berisi bahan kajian tentang proses perubahan sosial budaya, sosialisasi, pelapisan sosial, dan masalah-masalah sosial budaya dalam kehidupan sehari-hari. ! Sejarah budaya Mata pelajaran Sejarah budaya dimaksudkan untuk menanamkan pemahaman
tentang
adanya
keterkaitan
perkembangan
budaya
masyarakat pada masa lampau, masa kini, dan masa mendatang sehingga siswa menyadari dan menghargai hasil dan nilai budaya pada masa lampau dan masa kini. Bahan kajian Sejarah budaya berisi kajian tentang perkembangan kebudayaan di Indonesia dan luar Indonesia dari masa pra sejarah hingga masa kini, perkembangan dan kecenderungan unsur-unsur budaya mutakhir, serta peranan kebudayaan dalam pembangunan nasional.
Pendidikan Madrasah Aliyah berlangsung selama tiga tahun. Bagi siswa yang memiliki kemampuan luar biasa dimungkinkan menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah lebih singkat dari waktu yang ditentukan. 3. Metode Pendidikan
11
Lihat transkrip wawancara nomor: 02/1-W/21-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
Metode yang dipakai Madrasah Aliyah Negeri Dolopo adalah metode campuran, seperti induktif, tanya jawab dan ceramah. Seperti yang diungkapkan oleh Bpk. Supriayadi : Metode yang dipakai Madrasah Aliyah Negeri Dolopo adalah metode campuran, seperti: metode induktif, yaitu cara menarik kesimpulan dan pendapat. Dengan metode ini guru mulai mengungkapkan contoh-contoh yang banyak, mendiskusikan dengan murid dan bersama mereka menyimpulkan definisi. Selain itu sering juga menggunakan ceramah, biasanya digunakan untuk mengejar target bab-bab yang belum diajarkan. Dan kadangkadang menggunakan metode tanya jawab, ini melatih siswa untuk berani mengungkapkan pendapat. 12
B. Temuan Penelitian 1. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme a. Kegiatan
Kemasyarakatan
Madrasah
Aliyah
Negeri
Dolopo
Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme terkait masalah Sosial Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo perspektif rekontruksi sosial, antara lain : " Bakti Sosial Bakti sosial adalah suatu kegiatan yang melayani masyarakat dan kegiatan-kegiatannya berguna bagi masyarakat. Sedangkan tujuannya untuk mewujudkan kepedulian siswa terhadap masyarakat dan lingkungan .
12
Lihat transkrip wawancara nomor: 03/1-W/21-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
" Zakat Fitrah dan Qurban Zakat fitrah dan qurban adalah suatu bentuk kepedulian para aghniya' terhadap para fakir miskin. Sedangkan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sebagai pengelola kegiatan tersebut. Tujuannya untuk meningkatkan kepedulian sosial siswa terhadap para kaum du'afa' melalui pembagian zakat fitrah dan daging hewan qurban. " Pengajian PHBI Pengajian Maulid nabi, isro' mi'roj, nuzul Qur'an, dan lain-lain. yang diadakan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo adalah bentuk kepedulian terhadap lingkungan akan moral dan akhlak yang ada dimasyarakat tersebut. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan pemahaman tentang keimanan dan nilai-nilai akhlak serta pembentukan kepribadian muslim. Serta untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. " Khataman Al-Qur'an Suatu bentuk kepedulian Madrasah Aliyah Negeri Dolopo terhadap masyarakat akan kelestarian pembacaan Al-Qur'an. Di mana Al-Qur'an adalah pegangan hidup umat Islam.
Bertujuan untuk meningkatkan pengalaman dan pendalaman membaca Al-Qur'an. Serta pembiasaan membudayakan baca AlQur'an dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. " Pondok Ramadhan Suatu bentuk kepedulian Madrasah Aliyah Negeri Dolopo terhadap siswa-siswanya untuk menghormati adanya bulan ramadhan dengan mengisi kegiatan-kegiatan positif dan juga dapat melaksanakan kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah, seperti puasa ramadhan. Tujuannya mengaktualisasikan materi agama dalam pengalaman aqidah dan syariah. " Istighosah Suatu
bentuk
kepedulian
guru
terhadap
siswanya
akan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan selama ini, agar berhasil baik dengan nilai yang memuaskan, bermanfaat dan berguna bagi hidupnya. Bertujuan untuk menambah motivasi spiritual siswa. " Mukhadoroh Suatu bentuk kepedulian guru terhadap siswanya agar nantinya di masyarakat dapat beradaptasi dengan lingkungan dan berguna bagi sesama dalam hal mahir berbicara di depan umum.
Tujuannya menambah ketrampilan dan kemahiran siswa dalam berpidato, serta tempat untuk mengasah potensi dan bakat anak sehingga dapat memaksimalkan potensi yang mereka miliki. " Pramuka Suatu bentuk kegiatan yang di dalamnya membelajari anggotanya untuk peduli terhadap lingkungan. Tujuannya Mendidik manusia untuk selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencintai alam sekitar dan kasih sayang sesama manusia. Kegiatan ini sangat berguna untuk melatih kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam segala hal. Selain itu, dengan adanya kegiatan pramuka ini bisa dijadikan sarana untuk pembentukan mental dan karakter siswa. Sehingga siswa benar-benar memiliki ketahanan mental yang tinggi sehingga tidak mudah terbawa arus dan dampak negatif dari lingkungan. 13 " Tadarus Al-Qur'an Suatu bentuk kepedulian guru terhadap siswa akan pelestarian AlQur'an dengan cara pembiasaan baca Al-Qur'an terhadap siswa. Tujuannya membudayakan baca Al-Qur'an dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. " Kultum pada bulan ramadhan
13
Lihat transkrip wawancara nomor: 07/5-W/26-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
Suatu bentuk kepedulian Madrasah Aliyah Negeri Dolopo terhadap masyarakat untuk menghormati bulan ramadhan dengan cara mengisi
pengajian
setelah
sholat
tarawih.
Tujuannya
untuk
mendekatkan diri kepada Allah. " BBI (Bimbingan Belajar Intensif) Suatu
bentuk
kepedulian
guru
terhadap
siswanya
akan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan selama ini, dengan cara mengulang pelajaran yang telah lalu. Tujuannya memperdalam materi yang pernah atau belum disampaikan kepada peserta didik. " TRY-OUT Suatu bentuk kepedulian guru terhadap program pengajaran agar berjalan lancar. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan siswa baik penguasaan maupun pemahaman terhadap materi pelajaran. " PMR Suatu bentuk kegiatan yang di dalamnya membelajari anggotanya untuk peduli terhadap sesama dengan cara memberikan pengetahuan medis dasar untuk memberi pertolongan pertama pada pasien. Tujuannya untuk memberikan kesadaran pada siswa untuk saling tolong-menolong kepada orang lain yang sedang menderita, dan juga memberi pengetahuan medis dasar yang profesional. " MGMP
Suatu kelompok musyawarah yang peduli terhadap program pengajaran yang ada di madrasah. Tujuannya meningkatkan kinerja profesi pendidik yang professional. Dilaksanakan setiap satu bulan sekali dalam satu bidang studi. " Workshop Suatu kegiatan yang peduli terhadap profesionalisme guru. Sedangkan tujuannya meningkatkan kualitas profesi guru yang profesional. " Training Manajemen Tenaga Kependidikan Suatu kegiatan yang peduli terhadap manajemen dan program pengajaran sekolah. Sedangkan tujuannya menambah pengetahuan tentang manajemen sekolah. 14 " Seni Baca Al-Qur'an Suatu kegiatan yang melatih siswa dalam hal tarik suara, sehingga nantinya dapat berguna di masyarakat. Tujuannya menambah ketrampilan dan kemahiran dalam baca AlQur'an dengan baik dan benar. Selain itu kegiatan ini bisa dijadikan tempat untuk mengasah potensi dan bakat siswa. b. Kegiatan
Kemasyarakatan
Madrasah
Aliyah
Negeri
Dolopo
Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme terkait masalah Ekonomi 14
Lihat transkrip wawancara nomor: 04/2-W/22-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo perspektif rekontruksionalisme masalah ekonomi, antara lain : " Ketrampilan PPHP Suatu kegiatan ketrampilan yang dapat mengembangkan dan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di daerah sekitar sehingga bisa menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. 15 Bertujuan untuk memberikan bekal ketrampilan kepada siswa agar mampu mengolah dan menambah hasil-hasil pertanian. Selain itu, juga diharapkan siswa mampu mempraktekkan teori-teori yang mereka pelajari tentang pemanfaatan sumber daya alam. " Ketrampilan Komputer Suatu kegiatan ketrampilan yang membekali siswa, sehingga ketika mereka terjun ke dunia kerja mereka mempunyai kemampuan mengoperasikan komputer. Tujuannya memberikan bekal ketrampilan tentang operasional komputer sehingga mereka dapat mengoperasikan komputer dengan benar. " Ketrampilan Elektronika Suatu kegiatan ketrampilan yang membekali siswanya tentang bagaimana cara mengoperasionalkan barang-barang elektronika serta 15
Lihat transkrip wawancara nomor: 05/3-W/22-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
dapat mempraktekkan langsung sehingga ketika terjun ke dunia kerja dapat menjadi sumber pendapatan. Tujuannya
memberikan
bekal
ketrampilan
agar
mampu
mengaplikasikan kedalam kehidupan masa depan atau kehidupan sehari-hari. " Study Club (bhs.Arab & bhs.Inggris) Suatu kegiatan yang melatih siswa untuk cakap dan mahir dalam berbahasa. Di mana seseorang yang dapat mengolah bahasa dengan baik sangat dibutuhkan di dunia kerja. Tujuan les Bhs.Arab memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan menggunakan Bhs.Arab baik untuk memahami ajaran Islam, juga untuk mentranslite bahasa di mana itu sangat diperlukan di masyarakat dan dunia kerja. Tujuan les bhs.inggris adalah untuk menunjang penerapan dan pengembangan pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan hubungan antar bangsa. Dan tidak kalah pentingnya untuk kepentingan berbisnis. " Koperasi Siswa Suatu kegiatan ketrampilan yang membekali siswa dalam kemampuan pengalaman dagang, sehingga ketika mereka terjun di lapangan sudah siap untuk bersaing di dunia kerja. Tujuannya
memberikan bekal ketrampilan tentang pengalaman dalam usaha jasa dan perdagangan. " Musik (hadroh habsyi, hadroh kontemporer, dan band) Suatu kegiatan yang melatih siswa dalam hal tarik suara, memainkan alat musik, dan melatih kekompakan dan keserasian musik. Di mana musik sekarang lagi digandrungi oleh anak muda sekarang, ini merupakan ajang mencari uang. Tujuannya untuk anak-anak band dalam berekspresi dan meningkatkan kemampuannya sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. c. Kegiatan
Kemasyarakatan
Madrasah
Aliyah
Negeri
Dolopo
Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme terkait masalah Politik Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo terkait masalah politik, antara lain : " LDK (latihan dasar kepemimpinan) Suatu latihan kependidikan yang berorientasi kepada kebutuhan politik. Bertujuan untuk melatih kepemimpinan siswa dalam pembentukan mental dan karakter. Sehingga siswa benar-benar memiliki ketahanan mental yang tinggi, dengan harapan dapat meningkatkan kinerja OSIS sebagai pengurus atau anggota osis yang baik.
Dan dari pengalaman itu, siswa diharapkan menjadi siswa yang taat kepada tata tertib sekolah juga patuh pada aturan-aturan pemerintah. Dengan pendidikan, seorang anak diharapkan bisa menjadi anak yang mandiri juga berguna kepada orang lain dan dapat patuh terhadap aturan-aturan yang ada. " Jurnalistik / KIR (karya ilmiyah remaja) Bertujuan untuk mengajarkan siswa dalam meliput berita, agar mengetahui tata cara dan ciri-ciri dalam membuat berita yang bagus dan mereka bisa mengaplikasikan ilmu kejurnalistikan itu dengan cara meliput berita dalam sekolahannya. Dan berita itu bisa berupa tulisan dalam mading atau majalah sekolah.
2. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo. a. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru terkait masalah Sosial Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo masalah sosial, antara lain : " Kultum pada bulan ramadhan
Kegiatan ini merupakan suatu bentuk kepedulian Madrasah Aliyah Negeri Dolopo terhadap masyarakat untuk menghormati bulan ramadhan. Kultum pada bulan Ramadhan/safari ramadhan dengan membentuk BKMM (Badan Kegiatan Musholla-Masjid), yang dilaksanakan di masjid/ mushola-mushola se-desa Glonggong, waktunya setelah Shalat Terawih berjamaah selama ± 25 menit, dimulai tanggal 1-20 bulan Ramadhan. Pelaksananya adalah para guru agama yang dekat madrasah dan tokoh agama lingkungan Glonggong dan sampai sekarang anggotanya ada 48 orang. Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT., selain itu juga bertujuan untuk mengenalkan madrasah tersebut kepada masyarakat Glonggong dan sekitarnya. 16 " MGMP Kegiatan ini merupakan suatu kelompok musyawarah yang diadakan oleh para guru yang sesuai dengan bidang studinya yang peduli terhadap program pengajaran yang ada di madrasah. Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali yang sesuai dengan bidang studi masing-masing. " Workshop Suatu kegiatan yang peduli terhadap profesionalisme guru. Kegiatan ini pernah dilaksanakan oleh Madrasah Aliyah Negeri 16
Lihat transkrip wawancara nomor: 04/2-W/22-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
Dolopo dengan tema "Implementasi pembelajaran bagi guru" tempat di Madrasah Aliyah Negeri Dolopo. 17 Yang diikuti oleh para guru madrasah se-kecamatan Dolopo dengan tujuan meningkatkan kualitas profesi guru yang profesional. " Training Manajemen Tenaga Kependidikan Suatu kegiatan yang peduli terhadap manajemen dan program pengajaran sekolah, yang biasanya dilaksanakan dua kali dalam setahun atau sesuai dengan kebutuhan. Selain menambah pengetahuan tentang manajemen sekolah, juga sebagai tempat pembagian tugas dalam melaksanakan program-program yang telah dibuat demi kelancaran kegiatan belajar mengajar dalam satu semester ke depan.
3. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo a. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Sosial Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan oleh siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo masalah sosial, antara lain : " Bakti Sosial 17
Lihat transkrip dokumentasi nomor: 09/D/26-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
Baksos ini dilaksanakan setiap menjelang tahun ajaran baru, kemarin dilaksanakan pada tanggal 17-18 Juli 2006. Adapun kegiatannya adalah membersihkan masjid dan musholla-musholla yang ada di desa Glonggong. 18 Setelah dengan kegiatan ini siswa menjadi tahu kewajibannya dalam
masalah
peduli
terhadap
lingkungan
dan
ketika
di
lingkungannya ada kerja bakti anak dengan senang hati ikut berpartisipasi. " Pondok Ramadhan Kegiatan ini dilaksanakan setiap ramadhan pada pekan kedua selama
satu
minggu.
Kegiatan
pondok
ramadhan
kemarin
dilaksanakan pada tanggal 2-6 Oktober 2006 dan diikuti oleh siswa klas X. Sedangkan kegiatan-kegiatannya, seperti: ngaji kitab kuning, tadarus, shalat tarawih berjamaah, dan kultum setelah salat tarawih. Dengan adanya pondok ramadhan, anak bisa memanfaatkan bulan ramadhan dengan baik, seperti puasanya benar, sholat fardhu selalu berjamaah, bisa tadarus dengan rutin, dan tak kalah pentingnya lagi adalah anak bisa mengendalikan diri dari hawa nafsunya sehingga menjadi anak yang bermoral dan bagus. " Mukhadoroh
18
Lihat transkrip dokumentasi nomor: 10/D/26-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
Kegiatan mukhadoroh ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali dengan tujuan untuk menambah ketrampilan dan kemahiran siswa dalam berpidato, serta tempat untuk mengasah potensi dan bakat anak sehingga dapat memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Setelah anak mengikuti rutin acara mukhadoroh di sekolah, anak bisa mempraktekkannya dalam lingkungan. Contohnya pada waktu ada acara kecil dikarang tarunanya mereka sudah bisa tampil di depan umum, seperti: MC, mengisi sambutan-sambutan, dan lain-lainnya. " Pramuka Kegiatan rutin pramuka diadakan setiap jumat sore mulai pukul 14.00-16.00 WIB. dengan kegiatan tali-temali, semaphore, dan PBB. Sedangkan
kegiatan
pembantaraan
lainnya,
disesuaikan
seperti:
dengan
PTA,
agenda
penegakan, pramuka 19 .
dan PTA
(penerimaan tamu ambalan) dilaksanakan pada tanggal 24-25 Juli 2006 di gudeg MAN Dolopo, Penegakan dilaksanakan di Desa Wates Kec. Jenangan Ponorogo selama 2 hari yaitu tanggal 4-5 Agustus 2006. 20 Sedangkan untuk pembantaraan akan dilaksanakan setelah ujian nasional selama 4 hari yaitu tanggal 17-20 Mei 2007 di Pacitan. Pelaksananya adalah para dewan bantara pramuka dan para siswa yang ikut pramuka.
19 20
Lihat transkrip wawancara nomor: 07/5-W/27-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini. Lihat transkrip dokumentasi nomor: 12/D/27-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
Setelah anak mengikuti pramuka secara rutin, anak mulai mencintai alam sekitar juga menyayangi sesamanya. Dan menjadikan anak lebih berani, disiplin, dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. " Tadarus Al-Qur'an Tadarus/mengaji Al-Qur'an dilaksanakan setiap hari dan dibaca secara bersama-sama di dalam kelasnya masing-masing selama ± 15 menit, sebelum di mulainya kegiatan belajar mengajar. 21 Setelah adanya kegiatan tadarus rutin anak lebih lancar dalam membaca Al-Qur'an dan anak bisa mengajarkan kepada adik-adiknya di lingkungan masing-masing cara membaca Al-Qur'an. " PMR Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari sabtu sore, mulai pukul 14.00-16.00 WIB oleh pengurus PMR dan anggotanya. 22 Bertujuannya untuk memberikan kesadaran pada siswa untuk saling tolongmenolong kepada orang lain yang sedang menderita, dan juga memberi pengetahuan medis dasar yang profesional. " Seni Baca Al-Qur'an Dilaksanakan setiap hari kamis sore yang diikuti oleh siswa klas X dan XI. Selain kegiatan ini dijadikan tempat untuk mengasah
21 22
Lihat transkrip observasi nomor: 01/O/26-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini. Lihat transkrip dokumentasi nomor: 08/D/26-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
potensi dan bakat siswa. Juga sebagai tempat untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. b. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Ekonomi Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan oleh siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo masalah ekonomi, antara lain : " Ketrampilan Komputer Ketrampilan ini dilaksanakan setiap minggu, yaitu tiap hari senin oleh klas X. Setelah mengikuti kegiatan komputer siswa bisa mengoperasikan komputer dengan baik dan benar. Contohnya ketika dapat tugas dari guru untuk membuat karya tulis, mereka sudah bisa membuat karya tulis menggunakan komputer. " Ketrampilan Elektronika Ketrampilan ini dilaksanakan setiap minggu, yaitu tiap hari rabu oleh klas XI. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari materi pengetahuan elektro yang diterima siswa ketika mereka berada di klas X. Kegiatan ini lebih difokuskan pada praktek sehingga para siswa bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 23 Setelah mengikuti kegiatan tersebut siswa menjadi tahu bagaimana cara mengoperasikan barang-barang elektronik. Seperti 23
Lihat transkrip wawancara nomor: 05/3-W/22-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
anak/siswa bisa memperbaiki radio dan tape recordernya sendiri yang rusak. " Study Club (bhs.Arab & bhs.Inggris) Suatu kegiatan yang melatih siswa untuk cakap dan mahir dalam berbahasa yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. Study club dilaksanakan setiap hari selasa oleh semua siswa klas X. 24 Siswa menjadi mahir dalam berbahasa, contohnya ketika mendapat tugas untuk mentranslite bahasa inggris mereka bisa melakukan dengan bagus, dan pada waktu studi tour mereka bisa mempraktekkan berbicara / berkomunikasi dengan turis. " Musik (hadroh habsyi, hadroh kontemporer, dan band) Suatu kegiatan yang melatih siswa dalam berekspresi musik dan dapat meningkatkan kemampuannya sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Seni musik dilaksanakan setiap hari sabtu sore pukul 14.00-16.00 WIB. 25 Setelah mengikuti kegiatan tersebut, siswa dapat menerapkan seni musik di lingkungannya masing-masing. c. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Politik
24 25
Lihat transkrip observasi nomor: 03/O/27-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini. Lihat transkrip wawancara nomor: 05/3-W/22-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan oleh siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo masalah politik, yaitu : " LDK (latihan dasar kepemimpinan) Suatu latihan dasar untuk melatih kepemimpinan siswa dalam pembentukan ketahanan mental dan karakter yang dapat meningkatkan kinerja OSIS. Kegiatan ini dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru dan pesertanya klas X. 26 Dengan mengikuti LDK siswa bisa menjadi pemimpin karang taruna di lingkungannya. " Jurnalistik / KIR (karya ilmiyah remaja) Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu sekali oleh siswa klas X dan XI. Selain mengajarkan siswa dalam meliput berita, juga bisa menampung aspirasi siswa. Dan mereka bisa mengaplikasikan ilmu kejurnalistikan itu dengan cara meliput berita dalam sekolahannya yang berupa tulisan dalam mading atau majalah sekolah. 4. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan Siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo. a. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan siswa terkait masalah Sosial
26
Lihat transkrip dokumentasi nomor: 07/D/26-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo masalah sosial, antara lain : " Zakat Fitrah dan Qurban Zakat fitrah dan qurban adalah suatu bentuk kepedulian para aghniya' terhadap para fakir miskin. Sedangkan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sebagai pengelola kegiatan tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun sejak berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sampai sekarang. Seperti untuk zakat fitrah biasanya diadakan setiap tanggal 15-21 Ramadhan 27 , dan kemarin dilaksanakan pada tanggal 9-14 Oktober 2006 pelaksanaannya guru dan siswa dan dibagikan kepada masyarakat. Sedangkan untuk qurban setiap tanggal 10 Dzulhijah dan kemarin bertepatan pada tanggal 31 Desember 2006. 28 " Pengajian PHBI Seperti pengajian Maulid Nabi SAW, Isro' Mi'roj, Nuzul Qur'an, merupakan suatu bentuk kepedulian terhadap lingkungan akan moral dan akhlak yang ada di masyarakat tersebut. Pengajian maulid nabi juga diadakan pada tanggal 10 April 2006 (11 Mulud 1427), tempat di Madrasah Aliyah Negeri Dolopo dengan peserta para guru, siswa, wali murid, dan masyarakat lingkungan
27 28
Lihat transkrip wawancara nomor: 06/4-W/26-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini. Lihat transkrip dokumentasi nomor: 11/D/26-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini
Glonggong. Selain bertujuan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. juga dalam rangka promosi sekolah dalam menghadapi penerimaan siswa baru. Pengajian isro' mi'roj dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2006, selain bertujuan memperingati isro' mi'roj juga dalam rangka memperingati 17 Agustus, pelaksananya adalah para siswa, guru dan masyarakat sekitarnya. " Khataman Al-Qur'an Khataman Al-Qur'an merupakan suatu bentuk kepedulian Madrasah Aliyah Negeri Dolopo terhadap masyarakat akan kelestarian pembacaan Al-Qur'an. Di mana Al-Qur'an adalah pegangan hidup umat Islam. Kegiatan ini dilakukan pada setiap setahun sekali pada bulan ramadhan, biasanya bersamaan dengan pondok ramadhan yang dilaksanakan oleh seksi keagamaan dan para siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Dolopo. Acaranya membaca Al-Qur'an secara bergilir, dimulai pagi hari setelah subuh sampai sore hari dan menjelang maghrib harus sudah selesai. Setelah itu pada malam harinya diadakan khataman Al-Qur'an dan sekaligus pengajian dalam rangka Nuzul Qur'an. " BBI (Bimbingan Belajar Intensif)
Suatu
bentuk
kepedulian
guru
terhadap
siswanya
akan
keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan selama ini, dengan cara mengulang pelajaran yang telah lalu. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari setelah kegiatan belajar mengajar selama ± 2 bulan yang dilaksanakan oleh kelas XII dalam rangka akan menghadapi ujian nasional. Dengan tujuan memperdalam materi yang sudah atau belum disampaikan kepada peserta didik. " Try-Out Kegiatan ini merupakan lanjutan dari bimbingan belajar intensif (BBI) guna untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dalam memahami materi yang sudah diberikan. Dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan
siswa
baik
penguasaan
maupun
pemahaman terhadap materi pelajaran. Pada tahun ini kegiatan try-out dilaksanakan ± 7 kali. " Istighosah Kegiatan istighosah merupakan suatu bentuk kegiatan yang dapat menambah motivasi spiritual siswa. Selain itu sebagai tempat untuk mengharap keridhoan Allah SWT semoga di dalam ujian nasional klas XII lulus dengan nilai yang memuaskan. Dengan kegiatan tersebut, diharapan dapat meringankan beban yang dihadapi siswa dan semoga mereka semuanya tetap optimis bisa lulus dengan nilai yang memuaskan.
Pelaksanaannya setiap menjelang UNAS (ujian nasional) selama ± 1 bulan, untuk tahun ini dilaksanakan 4 kali pertemuan yaitu pada tanggal 27 Maret, 3, 10, 14 April 2007 setelah sholat maghrib dan diikuti semua siswa kelas XII, pengurus OSIS, dan seksi keagamaan. 29 b. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme dalam Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan siswa terkait masalah Ekonomi Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo terkait masalah ekonomi, yaitu : " Ketrampilan PPHP Ketrampilan PPHP (Praktek Pelatihan Holtikultura Pertanian) diadakan oleh guru dengan harapan mampu mempraktekkan teori-teori yang mereka pelajari tentang pemanfaatan Sumber Daya Alam. Hal ini,
bisa
menjadi
bekal
bagi
guru
maupun
siswa
untuk
mengembangkan dan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di daerah sekitar, yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. 30 Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu dua kali yaitu setiap hari rabu dan kamis, yang diikuti oleh klas X dan XI. Dari kegiatan itu, Madrasah Aliyah Negeri Dolopo telah menghasilkan produk yang
29 30
Lihat transkrip observasi nomor: 03/O/3-IV/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini. Lihat transkrip wawancara nomor: 05/3-W/22-III/2007 dalam lampiran laporan penelitian ini.
mempunyai nilai ekonomi yaitu minuman instant berkhasiat yang terbuat dari bahan rempah-rempahan. " Koperasi Siswa Suatu kegiatan ketrampilan yang membekali siswa pengalaman dalam usaha jasa dan perdagangan, sehingga ketika mereka terjun di lapangan sudah siap untuk bersaing di dunia kerja. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari, yang diikuti oleh anggota kopsis (semua siswa).
BAB IV ANALISA DATA TENTANG PERSPEKTIF ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONTRUKSIONALISME DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN KEMASYARAKATAN MADRASAH ALIYAH NEGERI DOLOPO
A. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme 1. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme terkait masalah Sosial Kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sudah sesuai dengan aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme. Terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada kepentingan sosial, seperti: bakti sosial, zakat fitrah, qurban, pengajian PHBI, khataman Al-Qur'an, pondok ramadhan, istoghosah, mukhadoroh, pramuka, tadarus AlQur'an, kultum, BBI, Try-out, PMR, MGMP, workshop, training manajemen tenaga pendidikan, dan SBA. Dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajaran Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sudah sesuai dengan aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme yang menghendaki anak didiknya sadar akan masalah sosial yang ada di lingkungannya. Sebenarnya yang diminta oleh aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme itu tidak hanya warga lingkungan sekitar, tetapi lebih luas menjadi warga dunia.
2. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme terkait masalah Ekonomi Pendidikan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sudah sesuai dengan aliran filsafat
pendidikan
rekontruksi
terbukti
dengan
adanya
kegiatan
kemasyarakatan yang berorientasi pada bidang ekonomi. Contohnya adanya ketrampilan PPHP, elektronika, komputer, study club (bhs.arab&bhs.inggris), kopsis dan musik. Dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajaran Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sudah sesuai dengan aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme yang menghendaki sekolah mengajarkan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah ekonomi kepada peserta didiknya. Tetapi sebenarnya apa yang diajarkan oleh Madrasah Aliyah Negeri Dolopo belum mencukupi apa yang diminta oleh dunia kerja. 3. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme terkait masalah Politik Pengajaran Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sudah ada yang sesuai dengan aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme terkait masalah politik. Tetapi masih jauh seperti yang diharapkan aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme, seperti adanya organisasi OSIS, PMR, Pramuka tetapi sekolah hanya membekali dengan latihan dasar kepemimpinan.
B. Perspektif
Aliran
Filsafat
Pendidikan
Rekontruksionalisme
dalam
Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo terkait masalah Sosial Dengan adanya kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh bapak/ibu guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo, seperti: kultum pada bulan ramadhan/ safari ramadhan, MGMP, workshop, training manajemen tenaga pendidikan. Akan menambah mutu profesionalisme kerja bapak/ibu guru dan selain itu, mereka bisa saling berkomunikasi untuk memecahkan masalah dan menghasilkan suatu yang baik untuk pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Dolopo.
C. Perspektif
Aliran
Filsafat
Pendidikan
Rekontruksionalisme
dalam
Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo 1. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Sosial Kegiatan kemasyarakatannya seperti: bakti sosial, pondok ramadhan, mukhadoroh, pramuka, tadarus, PMR, dan SBA(seni baca al-quran). Implementasi dari kegiatan tersebut dapat di lihat dari lulusanya atau anak yang masih sekolah disitu. contoh ketika di lingkungannya anak lulusan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo banyak yang aktif di lingkungan dan
masyarakat. Terbukti banyaknya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Dari bukti tadi dapat disimpulkan bahwa pengajaran Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sudah sesuai dengan pendidikan rekonstruksi 2. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Ekonomi Kegiatan kemasyarakatannya seperti: ketrampilan komputer, elektronika, kopsis, musik, dan study club. Implementasi dari kegiatan tersebut dapat dilihat dari lulusan dan siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo dalam kehidupannya di rumahnya masing-masing, contoh lulusan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo kalau sekedar mereparasi radio dan televisi, mengoperasikan computer sudah banyak yang bisa Dari bukti tadi dapat disimpulkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sudah
mengajarkan
kepada
siswanya
ketrampilan-ketrampilan
untuk
menghadapi hidup, tetapi kenyataanya apa yang diajarkan belum memenuhi apa yang diminta dunia kerja. 3. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Siswa terkait masalah Politik Kegiatan
kemasyarakatannya
adanya
organisasi-organisasi
seperti
mengelola OSIS, Pramuka, PMR, dan lain sebagainya. Oleh karena itu pihak
sekolah membekali dengan program LDK (latihan dasar kepemimpinan). Implementasinya dapat dilihat dari lulusannya banyak anak yang aktif dalam karuna taruna / remaja masid dalam bidang kepemimpinan. Dari kenyataan tadi dapat disimpulkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sudah mengajarkan pada anak didiknya tentang masalah politik, tetapi masih sangat minim.
D. Perspektif
Aliran
Filsafat
Pendidikan
Rekontruksionalisme
dalam
Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan Siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo 1. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan Siswa terkait masalah Sosial Dengan adanya kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan oleh bapak/ibu guru dan siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo, seperti : zakat fitrah, qurban, pengajian PHBI, BBI, try-out, khataman Al-Qur'an, dan istighosah. Kegiatan ini akan menumbuhkan jiwa sosial pada siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sehingga mereka akan terdidik untuk saling membantu atau tolongmenolong kepada sesama. 2. Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme pada Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan oleh Guru dan Siswa terkait masalah Ekonomi
Dengan adanya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh bapak/ibu guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo, seperti kegiatan PPHP dan Kopsis anak menjadi lebih bersemangat dan termotivasi dalam melaksanakan apa yang diperintahkan bapak/ibu guru karena mereka tidak mengajarkan atau menunjukkan dalam bentuk teori namun, juga memberikan contoh yang konkrit atau mempraktekkannya sehingga anak menjadi lebih percaya, dan pengajaran juga akan terasa lebih efektif.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Kegiatan Kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan Rekontruksionalisme. a. Dalam masalah sosial Kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo
sudah
sesuai
dengan
aliran
filsafat
pendidikan
rekontruksionalisme, terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan yang beorientasi pada kegiatan sosial, seperti: baksos, zakat fitrah, qurban, pengajian PHBI, khataman/tadarus, pondok ramadhan, istighosah, SBA, PMR, pramuka, mukadoroh, kultum, BBI, Try-out, workshop, training manajemen tenaga pendidikan, dan MGMP. b. Dalam masalah ekonomi Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sudah sesuai dengan aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme, di mana aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme menghendaki sekolah mengajarkan ketrampilan yang diperlukan anak untuk mengatasi masalah ekonomi setelah mereka keluar dari jenjang pendidikan madrasah. Contohnya ketrampilan
PPHP,
komputer,
(bhs.inggris&bhs.Arab), dan musik.
elektronika,
kopsis,
study
club
c. Dalam masalah politik Pengajaran di Madrasah Aliyah Negeri Dolopo sudah sesuai dengan aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme dalam bidang politik. Akan tetapi pengajaran disini masih sangat jauh dengan apa yang diharapkan oleh pendidikan rekontruksi. Karena sekolah hanya membekali Latihan Dasar Kepemimpinan saja. 2. Perspektif
Aliran
Filsafat
Pendidikan
Rekontruksionalisme
dalam
Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan Guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo. !
Dalam masalah sosial Dengan adanya kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh bapak/ibu guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo, seperti: kultum pada bulan
ramadhan/
safari
ramadhan,
MGMP,
workshop,
training
manajemen tenaga pendidikan. Bapak / Ibu guru dapat meningkatkan kualitas diri sehingga lebih profesional dalam mencetak generasi masa depan. 3. Implementasi
Aliran
Filsafat
Pendidikan
Rekontruksionalisme
dalam
Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan Siswa Madrasah Aliyah Negeri Dolopo. a. Dalam masalah sosial
Implementasi dari kegiatan tersebut, adalah baksos, zakat fitrah, qurban, pengajian PHBI, khataman/tadarus, pondok ramadhan, istighosah, mukadoroh, pramuka, PMR, dan SBA., sudah dapat berjalan secara rutin dan hasilnya sudah dapat dirasakan dari kelulusannya. b. Dalam masalah ekonomi Implementasi dari kegiatan tersebut, adalah ketrampilan PPHP, komputer, elektronika, kopsis, musik, dan study club. yang sudah dapat berjalan secara efektif. Dan hasilnya sudah dapat dirasakan dari lulusan madrasah tersebut dalam kehidupannya masing-masing, contohnya: banyak anak yang sudah bisa mengoperasikan komputer, memparasikan radio dan televisi mereka sendiri-sendiri. c. Dalam bidang politik Implementasi dari kegiatan tersebut, adalah LDK dan jurnalistik, dapat dilihat dari lulusannya banyak anak yang aktif dalam karang taruna atau remaja masjidnya sendiri-sendiri dalam bidang kepemimpinan. 4. Perspektif
Aliran
Filsafat
Pendidikan
Rekontruksionalisme
dalam
Pelaksanaan Kegiatan Kemasyarakatan yang dilakukan Guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo. a. Dalam masalah sosial Dengan adanya kegiatan-kegiatan sosial, seperti: Zakat Fitrah, Qurban, Pengajian PHBI, Khataman al-qur’an, BBI (Bimbingan Belajar Intensif), Try-out. anak-anak bisa menjadi lebih bersemangat dan
termotivasi dalam melaksanakan apa yang diperintahkan oleh bapak ibu guru. b. Dalam masalah ekonomi Dengan adanya kegiatan-kegiatan ekonomi, seperti: Ketrampilan PPHP (Praktek Pelatihan Holtikultura Pertanian) dan kopsis yang diadakan oleh bapak/ ibu guru Madrasah Aliyah Negeri Dolopo, anak bisa menjadi lebih bersemangat dan termotivasi dalam melaksanakan apa yang diperintahkan oleh bapak ibu guru. Karena bapak ibu guru tersebut tidak hanya mengajarkan dalam bentuk teori. Namun juga memberikan contoh yang konkrit atau mempraktekannya, sehingga anak menjadi lebih percaya.
B. Saran Seperti
dalam
kesimpulan
diatas
masih
banyak
kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan Madrasah Aliyah Negeri Dolopo perspektif aliran filsafat pendidikan rekontruksionalisme yang belum terlaksana, maka dari itu saran dari penulis agar Madrasah Aliyah Negeri Dolopo lebih meningkatkan kualitas kegiatan-kegiatan kemasyarakatannya. Contohnya ketika baksos tidak hanya dilingkungan Dolopo saja, tetapi lebih luas ketingkat kabupaten maupun propinsi. Dan diadakannya hubungan timbal balik antara madrasah dengan masyarakat. Madrasah seharusnya dapat memanfaatkan lingkungan yang ada, seperti adanya industri-industri kecil di sekitarnya dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam dua
arah. Pembinaan dalam proses, kemasan, sanitasi, administrasi, dan pemasaran atau praktek kerja siswa belajar membuat produk dan pemasaran. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata di masyarakat. Agar anak mempelajari sesuai dengan kenyataannya. Dalam interaksi belajar mengajar guru harus banyak memberi kebebasan pada anak untuk menyelediki, mengamati sendiri belajar mencari pemecahan sendiri. Hal itu akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang dikerjakannya. Sehingga anak tidak selalu menggantungkan diri pada orang lain. Disamping itu, hendaknya masyarakat juga harus dilibatkan secara aktif dalam pengembangan madrasah.
DAFTAR RUJUKAN
Barnadib, Imam. Dasar-dasar Kependidikan: Memahami makna dan perspektif beberapa teori pendidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, 1991. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Miles, Matthew B. dan Huberman, As Michael. Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press, 1992. Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000. Mudhofir, Ali. Teori dan Aliran dalam filsafat dan teologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996. Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan: Sebuah studi awal tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001. Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Narwoko, Dwi. dan Suyanto, Bagong. Sosiologi : Teks Pengantar & Terapan. Jakarta: Prenada Media, 2004. Sadulloh, Uyoh. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : CV.Alfabeta, 2003. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999. Tilaar, H.A.R. Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999. Zayadi, Ahmad dan Aziz, Aceng Abdul. Desain Pengembangan Madrasah. Jakarta: Depag RI, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004.