Fitryani, Persepsi Pengguna Laporan Keuangan Atas Opini Audit
93
PERSEPSI PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN ATAS OPINI AUDIT Vivin Fitryani Bambang Subroto Zaki Baridwan Universitas Samawa Sumbawa Besar, NTB Program Pasca sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Abstract: This study aims to examine the perceptions of users of financial statements audit opinion in Indonesia. users of financial statements used in this study is that investors and creditors, while the use audit opinion is unqualified opinions and a qualified opinions were compared with non-financial report opinions (unopinion). This research approach to the design lab experiment within subject and between subject, determining the subjects was determined by mathcing subject based on certain criteria. Subjects in this experiment using surrogasi graduate students (masters and doctoral) to study accounting and management program of the Faculty of Economics and Business Brawijaya University of Malang Indonesia instead of actual subjects (Surrogasi) from investors and creditors. To prove the hypothesis of the study used the t test and Mann Whitney Test. The research proves that investors and creditors have different perceptions of the financial statements without audit opinion (Unopinio) and financial statement audit opinion. The study also concluded Investors and creditors have different perceptions and reactions to the unqualified audit opinion and the qualified opinions. Where investors and creditors have a greater perception of the unqualified opinions than a qualified opinions. Keywords: audit opinion, an unqualified opinion, a qualified opinion, investors and creditors
Reaksi (tanggapan) pengguna atas informasi yang terdapat pada sebuah pengumuman yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dipublikasikan adalah suatu tanda dari perusahaan yang menggambarkan kondisi perusahaan. Hal tersebut menjadikan opini audit sebagai sebuah media komunikasi antara auditor dan pengguna laporan keuangan. Reaksi pengguna yang ditimbulkan atas informasi dalam laporan keuangan yang telah diaudit dapat bermacam-macam dalam setiap kondisi opini yang telah dibuat. Untuk itu informasi keuangan yang disajikan di dalam laporan keuangan haruslah dapat dipahami, andal, objektif dan dapat diterima oleh pengguna sebagai sumber informasi yang bermanfaat. Menurut FASB (dalam Kieso dan Weygandt 2001:37), mengemukakan ada dua kriteria utama yang harus dipenuhi agar laporan keuangan bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi penggunanya, 93
yaitu keterkaitan (relevance), keandalan (reliability), serta kriteria kualitatif tambahan yang harus dimiliki oleh laporan keuangan adalah kemampuannya untuk dapat dibandingkan (comparability). Kieso dan Weygandt (2001:38), menjelaskan lebih lanjut bahwa relevan berarti laporan keuangan tersebut mampu membuat suatu perbedaan pada keputusan yang diambil oleh pemakai informasi, sedangkan keandaalan berarti laporan keuangan tersebut dapat dibuktikan kebenarannya dan bebas dari kesalahan (error) dan dugaan yang salah (bias). Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai relevansi dan reliabilitas suatu laporan keuangan. Salah satu di antaranya menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu yang pantas. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan
94
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 93–103
dalam bisnis. Dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut melibatkan beberapa tahap analisis. Diantaranya ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh auditor seperti hasil dari operasi dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang (Firth, 1980). Laporan audit penting sekali dalam suatu proses audit karena laporan audit menginformasikan bagi pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan apa yang diperolehnya. Laporan audit berisi opini audit yang menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan. Salah satu manfaat opini audit bagi pengguna laporan keuangan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi oleh investor dan pemberian kredit oleh kreditur serta keputusan lain dari pengguna laporan keuangan lainnya. Peninjauan lebih dalam terhadap kandungan informasi dari sebuah laporan audit perlu dilakukan, mengingat laporan audit ini akan menjadi salah satu bagian yang digunakan oleh stakeholder untuk mengambil suatu keputusan. Dengan kata lain, mereka akan bergantung pada apa yang telah ditulis dalam laporan audit. Laporan audit dapat digunakan sebagai opini independen kedua yang bisa memberikan tambahan informasi bagi yang membutuhkan (Gul, 1987). Hasil akhir audit yang berupa opini ini merupakan judgement yang dilakukan oleh auditor untuk menilai hasil kinerja perusahaan berdasarkan fakta yang ada pada suatu perusahaan sehingga banyak pihak yang mempunyai kepentingan atas opini yang telah dikeluarkan oleh auditor. Kepentingan ini ditelaah oleh pengguna sebagai persepsi dan diekspresikan sebagai keputusan atas kualifikasi audit yang diberikan. Persepsi yang ditimbulkan oleh pengguna dapat beraneka ragam atas informasi yang tercermin dalam sebuah opini audit. Persepsi dan kesalahan persepsi terjadi pada laporan audit yang Wajar Tanpa Pengecualian (WTP/unqualified) karena pengungkapan yang dilakukan di setiap laporan audit jenis ini tidak sama. Hal ini disebabkan pengungkapan jenis ini berpotensi menyerap biaya tinggi yang terkait dengan pelanggaran aturan. Kebanyakan perusahaan tidak bersedia menerima opini auditor yang merugikan atau pendapat disclaimer. Mereka harus mengadopsi rekomendasi auditor mereka untuk mengubah laporan keuangan dalam rangka memenuhi standar dan aturan (GAAP).
Opini audit paling umum terlihat dalam praktik audit adalah Wajar Tanpa Pengecualian atau kualifikasi pendapat (Arens dan Loebbecke, 1999; Bamber dan Stratton, 1997; Fleak dan Wilson, 1994; Loudder, et al., 1992;. Melumad dan Ziv, 1997). Menurut mereka, perubahan model laporan audit perlu diadakan untuk investasi misalnya, investor membutuhkan informasi lebih mengenai risiko yang dihadapi oleh auditor dalam melakukan audit danjudgement serta estimasi manajemen apa yang dipakai dalam laporan keuangannya (Gray, et al., 2011). Oleh karena itu, auditor independen sebagai profesi harus mampu memberikan keyakinan atas kewajaran laporan keuangan perusahaan. Auditor indepanden harus bertanggung jawab terhadap opini audit yang dikeluarkannya karena akan memengaruhi keputusan-keputusan pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan yang diaudit. Melihat hal tersebut sebaiknya sebelum opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (u nqualified opinion) diberikan atas laporan keuangan perusahaan, auditor harus memastikan terlebih dahulu mengenai kesehatan laporan keuangan perusahaan dan memberikan keyakinan mengenai kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Apabila terdapat masalah atas ketidakpastian kelangsungan hidup perusahaan, auditor diisyaratkan untuk dapat mengungkapkan masalah atas ketidakpastian yang tertuang dalam paragraf penjelasaan setelah paragraf pernyataan opini audit. Dengan demikian, pengguna dapat memberikan perhatian dan analisis yang mendalam terhadap hal-hal yang dijelaskan yang menyertai opini audit perusahaan tersebut. Penelitian ini melakukan pengembangan atas penelitian yang telah dilakukan oleh Lin,et al. (2003). Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen untuk laporan audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Wajar Dengan Pengecualian dengan model mixed between subject, yaitu setiap subjek dibebankan hanya pada lebih satu level variabel dimanipulasi di antara paling tidak dua subjek atau partisipan ini disebut dengan between subject (Ghozali, 2008). Untuk prosedur eksperimen, penelitian ini menggunakanwithin subject di mana subjek dibebankan pada satu variabel independen dan pengelompokan data melalui tahap perlakuan yang berbeda yaitu kasus laporan keuangan tanpa opini audit dan kasus laporan keuangan dengan opini WTP dan WDP. Subjek dalam penelitian menggunakan dua grup kontrol yang berbeda, yaitu investor dan kreditur dengan menggunakan surrogates
Fitryani, Persepsi Pengguna Laporan Keuangan Atas Opini Audit
mahasiswa Magister Manajemen, Magister Akuntansi, dan kelas Doble degree, serta mahasiswa Program Doktoral untuk jurusan yang sama, yaitu Akuntansi dan Manajemen pada satu universitas yaitu Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi dan menjelaskan secara empiris tentang: (1) Menguji perbedaan persepsi investor terhadap laporan keuangan dengan opini audit dan laporan keuangan tanpa opini audit di Indonesia. (2) Menguji perbedaan persepsi kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit dan laporan keuangan tanpa opini audit di Indonesia. (3) Menguji perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). (4) Menguji perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP). (5) Menguji perbedaan persepsi antara investor dan kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit yang berbeda (WTP dan WDP). (6) Menguji perbedaan reaksi antara investor dan kreditur berdasarkan laporan keuangan dengan opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). (7) Menguji perbedaan reaksi antara investor dan kreditur berdasarkan laporan keuangan dengan opini audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Tinjauan Pustaka Tujuan audit adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum untuk meningkatkan kepercayaan para pengguna laporan keuangan atas laporan keuangan perusahaan sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Bagi pengguna laporan auditor, sangat penting dalam mendeteksi perkembangan usaha suatu perusahaan di masa datang (Jusuf, 2001) karena laporan keuangan perusahaan auditan dapat memperkecil risiko yang dihadapi serta mempermudah perusahaan untuk akses ke pasar modal, biaya modal menjadi lebih rendah, mencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan serta perbaikan dalam pengendalian dan operasional perusahaan. Laporan audit berisi pendapat auditor atas audit yang dilakukan. Jenis pendapat auditor yang diberikan auditor tergantung dari hasil audit yang dilakukannya. Ada lima jenis laporan audit dan kesimpulan atau pendapat auditor yang berlaku di Indonesia (Mulyadi, 2008), yaitu Pendapat Wajar Tanpa
95
Pengecualian (Unqualified), Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language), Pendapat Wajar dengan Pengecualian Q ( ualified), Pendapat Tidak Wajar (Adverse) dan menolak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Pengumuman laporan audit memiliki kandungan informasi yang dapat mempengaruhi pengguna laporan keuangan khususnya investor dan kreditur untuk mengambil keputusan investasi dan keputusan ekonomi lainnya. Hal ini diperkuat oleh teori sinyal (signalling theory) (Jogiyanto, 2008) yang menyatakan bahwa terdapat kandungan informasi pada suatu peristiwa pengumuman informasi yang dapat menjadi sinyal bagi para investor atau pihak potensial lain dalam pengambilan keputusan. Dasar keputusan seorang investor untuk melakukan investasi adalah tingkat keuntungan (return) yang diharapkan dan tingkat risiko yang mereka terima. Kedua hal ini bersifat searah, semakin tinggi keuntungan yang diharapkan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi. Dalam theory of investment dikatakan bahwa seorang investor memiliki komitmen jangka panjang sebelum mereka menanamkan sejumlah dana kesebuah perusahaan. Komitmen itu terkait dengan tujuan investasi itu sendiri yaitu untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). Keuntungan tersebut dapat berupa peningkatan harga saham maupun deviden untuk meningkatkan kesejahteraan investor itu sendiri. Oleh karena itu, investor berusaha mencari informasi yang akurat mengenai kesehatan keuangan dan keadaan perusahaan yang dapat memberikan keuntungan yang compatible dimasa yang akan datang sesuai dengan dana yang diinvestasikan. Seorang Investor dan kreditur memiliki struktur pengetahuan yang berbeda. Kondisi ini akan memengaruhi cara mereka memperhatikan informasi dalam rangka pembuatan keputusan, seperti yang dijelaskan dalam behavioural decision theory yang dikembangkan oleh Bowdich dan Bouno pada tahun 1990 bahwa batas kognitif, kompleksitas tugas, dan bentuk organisasi menyebabkan perbedaan dalam mengambil keputusan di tengah situasi yang tidak pasti dan informasi yang tidak lengkap serta ambigu. Hal ini menyebabkan mereka mengombinasi setiap informasi atau pengumuman yang diterima seperti opini audit yang digunakan untuk membuat suatu keputusan investasi ataupun pemberian kredit yang tepat.
96
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 93–103
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) mengidentifikasi delapan kelompok pengguna utama dari suatu laporan keuangan dan laporan keuangan auditan, yaitu Investor dan analis-analisnya,Karyawan beserta kelmpok-kelompok representatifnya, Pemberi pinjaman (kreditur), Penyuplai (suppliers), Pelanggan (customers), Pemerintah beserta institusi-institusi di bawahnya, Perpajakan dan Masyarakat. Terkait dengan penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi pijakan peneliti antara lain penelitian yang dilakukan oleh Lin,et al. (2003), penelitian ini menguji reaksi pengguna terhadap laporan audit yang qualified dan unqualified di China. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang subjeknya menggunakansurrogate eksekutif mahasiswa MBA di bidang akuntansi di empat kota di China sebagai pengganti daripada bank loan officer dan financial analist untuk melihat respon pengguna terhadap opini audit (unqualified vs. qualified auditor opinion ). Selanjutnya Ali A. Al-Thuneibat,et al. (2008) meneliti tentang pengaruh opini auditorqualified terhadap harga saham dan tingkat pengembalian di Yordania untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Amman Stock Exchange (ASE) dalam periode tahun 2000–2005. Mereka melihat reaksi pasar dengan menggunakaan periode pengujian tujuh hari sebelum dan tujuh hari sesudah tanggal pengumuman opini auditor. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari opini auditor qualified yang diberikan oleh auditor independen terhadap harga saham yang mencerminkan reaksi investor selama periode pengujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembaca laporan audit tidak mengerti makna atau tidak menghargai nilai yang terkandung dari informasi laporan audit tersebut. Bamber dan Stratton (1997), penelitian ini menjelaskan keefektifan laporan audit sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan pengguna laporan keuangan telah menjadi subjek perdebatan. Peneliti memeriksa masalah ini dalama controlled experiment yang dirancang untuk menyelidiki ketidakpastian isi informasi dalam laporan audit modifikasi untuk kelompok pengguna tertentu yaitubank loan officers. Hasil ini menunjukkan bahwa bank loan officer mendapatkan laporan audit modifikasi lebih informatif. Penelitian yang dilakukakan oleh Tjondro (2007) bertujuan untuk mengetahui apakahlevel of
assurance, reputasi kantor akuntan publik, struktur modal calon debitur, dan ukuran bank memengaruhi keputusan pemberian kredit oleh bank. Teknik analisis yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah Chi-square test, Friedman test, dan Regresi dengan memakai alat bantu software SPSS versi 18.0. Penelitian ini membuktikan bahwa struktur modal calon debitur dan ukuran bank berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit bank, sedangkan variabel level of assurance dan reputasi kantor akuntan publik terbukti tidak memengaruhi keputusan pemberian kredit bank. Peneliti lain yang menggunakan kreditur dan investor adalah Guillamon (2003) yang melakukan penelitian dengan pendekatansurvey kepada kreditur, daeler dan perusahaan broker untuk menguji kegunaan laporan audit dalam pengambilan keputusan investasi dan keuangan. Hasil penelitian membuktikan bahwa opini audit mempengaruhi proses pembuatan keputusan investasi dan keuangan bagi kreditur, daeler dan perusahaan broker. Hal ini membuktikan bahwa opini audit merupakan sumber informasi yang berguna dalam membuat keputusan investasi dan ekonomi bagi penggunanya. Serta penelitian yang dilakukan oleh Firth (1980) meneliti pengaruh pengumuman laporan audit Wajar Dengan Pengecualian terhadap harga saham dan terhadap keputusan investasi. Penelitian ini menggunakan data skunder berupa volume perdagangan saham dan harga saham sebagai reaksi keputusan investasi investor pada surat berharga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham bereaksi pada beberapa jenis pengecualian. Dengan demikian investor bereaksi secara berbeda pada berbagai jenis pengecualian dibandingkan pengguna lainnya.
Rerangka Konseptual Kerangka konseptual bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu untuk melihat persepsi pengguna laporan keuangan atas opini audit. Pada penelitian ini pengguna laporan keuangan hanya menggunakan dua pengguna laporan keuangan yang potensial yaitu investor dan kreditur. Untuk opini audit yang digunakan adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) karena kedua opini tersebut merupakan opini yang paling sering muncul di kenyataannya (Carcello dan Palmrose, 1994).
Fitryani, Persepsi Pengguna Laporan Keuangan Atas Opini Audit
97
Laporan Keuangan dengan Opini Audi t
Laporan Keuangan Tanpa Opini Audit (Unopion)
WTP
WDP
Persepsi Pengguna -Investor (Y1) -kreditur (Y2)
Persepsi Penelitian ini menggunakan konsep yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Lin,et al., 2003, Bamber dan Stratton, 1997; LaSalle dan Anandarajan, 1997, dengan menambahkan persepsi pengguna atas laporan keuangan tanpa opini audit.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksperimental. Pendekatan eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan terhadap variabelvariabel yang akan diteliti. Pendekatan eksperimen/ eksplanatori adalah jenis pendekatan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi secara tertentu. Berdasarkan settingnya maka penelitian ini termasuklab eksperimen dengan jenis controlled laboratory experiment (Eksperimen laboratorium terkontrol). Controlled laboratory experiment adalah penelitian yang dilakukan dengan manipulasi variabel independen dengan situasi yang terkontrol dan tidak alamiah atau buatan (Seniati, et al., 2009). Subjek atau partisipan dalam penelitian menggunakan subjek pengganti dari subjek investor dan kreditur sesungguhnya yang dimanipulasi dengan menggunakan mahasiswa sebagai surogasi (surrogate) sebagai pengganti tugas sesuai fungsi dari subjek/ objek sebagaimana dalam lingkungan yang sebenarnya. Pembebanan subjek dalam penelitian ini adalah 34 orang mahasiswa Program magister Manajemen, Magister Akuntansi, kelasDoble Degree, Program Doktoral Akuntansi dan Doktoral Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Persepsi Universitas Brawijaya. Pertimbangannya merupakan mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan memiliki pengalaman kerja pada sektor perbankan dan institusi keuangan nonkeuangan sebelum masuk ke universitas. Pembebanan subjek dalam penelitian ini menggunakan model between subject design, dalam desain between subject peneliti menggunakan subjek/kelompok yang berbeda untuk setiap perlakuan yang diberikan oleh peneliti yaitu investor dan kreditur. Sementara untuk perlakuan eksperimen peneliti menggunakan modelwithin subject design subjek dibebankan pada satu subjek/kelompok dengan perlakuan yang berbeda yang diberikan oleh peneliti atau dengan kata lain menggunakan satu/lebih intervensi dari peneliti. Pada model within subject design peneliti menggunakan desain factorial 3x2 untuk melihat reaksi pengguna yaitu investor dan kreditur atas opini audit WTP dan WDP sebagai variabel yang dimanipulasi yang akan dibandingkan dengan laporan keuangan tanpa opini. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t test independent dipergunakan untuk menguji dua variabel untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi) hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variabel tersebut dari dua rata-rata sampel (Riduwan, 2010) ini digunakan untuk menguji hipotesis satu sampai empat. Sementara untuk hipotesis kelima menggunakan alat uji t test berpasangan untuk menguji perbedaan dari dua sampel yang saling berhubungan
98
Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 93–103
sehingga dapat dibandingkan (dibedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Untuk hipotesis keenam dan ketujuh digunakan ujiMannWhitney U-test sebagai alternatif lain untuk uji t parametrik apabila data tidak berdistribusi secara normal.
Hasil dan Pembahasan Hipotesis alternatif 1 (Ha1) menyatakan bahwa ada perbedaan persepsi investor atas laporan keuangan dengan opini audit dan laporan keuangan tanpa opini audit di Indonesia. Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis pertama (Ho1) tidak didukung atau ditolak dan hipotesis alternatif pertama (Ha1) didukung atau diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi investor atas laporan keuangan dengan opini audit dan laporan keuangan tanpa opini audit di Indonesia. Begitu pula dengan hipotesis alternatif kedua (Ha2) yang menyatakan bahwa ada perbedaan persepsi kreditur atas laporan keuangan dengan opini audit dan laporan keuangan tanpa opini audit di Indonesia. Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis kedua (Ho2) tidak didukung atau ditolak dan hipotesis alternatif kedua (Ha2) didukung atau diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi kreditur atas laporan keuangan dengan opini audit dan laporan keuangan tanpa opini audit di Indonesia. Kondisi ini tidak mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Al-Thuneibat (2003) bahwa pembaca laporan audit tidak mengerti makna atau tidak menghargai nilai yang terkandung dalam informasi laporan audit tersebut, serta penelitian Schneider (2009) yang menyimpulkan bahwa tipe opini auditor yang didapatkan perusahaan tidak membuat perbedaan terhadap salah satu penilaian risiko atau keputusan investasi. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini secara teoretis memberikan dukungan terhadapbehavioural decision theory yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki struktur pengetahuan dan kondisi organisasi yang memengaruhi cara mereka memperhatikan informasi dalam rangka membuat keputusan. Persepsi pengguna dalam teori ini menunjukkan adanya kesepadanan pemahaman investor dan kreditur tentang pentingnya opini audit berdasarkan pengetahuan dan struktur kerja investor dan kreditur sehari-hari. Hasil hipotesis ini juga memberikan dukungan terhadap teori sinyal yang menjelaskan bahwa
hubungan antara publikasi yang dilakukan oleh perusahaan yang telah diaudit dengan opini audit yang diterima pengguna. Hal ini merupakan informasi yang dianggap sinyal oleh pasar atau pengguna laporan keuangan sebagai salah satu dasar yang memperkuat persepsi pengguna sehingga akan mempengaruhi reaksi pengguna dalam pengambilan keputusan keuangan. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hasil uji hipotesis ini memberikan bukti secara empiris bahwa partisipan investor dan kreditur yaitu surogasi mahasiswa telah memahami arti pentingnya opini audit sebagai informasi penunjang dalam pengambilan keputusan keuangan. Akibatnya, terdapat perbedaan persepsi pada pemakai informasi. Sesuai dengan cek manipulasi eksperimen penelitian yang menunjukkan tinggkat pemahaman partisipan yang menggunakan surogasi mahasiswa mewakili investor dan kreditur memiliki tingkat pemahaman yang cukup baik mengenai opini audit dan laporan keuangan sehingga pemahaman yang diperoleh tentang kandungan informasi dari laporan keuangan dengan opini audit cukup representatif mewakili keberadaan investor dan kreditur yang sesungguhnya. Temuan dalam penelitian ini memberikan dukungan terhadap penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Church (1992), ketika kondisi ekonomi merupakan suatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikanearly warning akan kegagalan keuangan perusahaan. Opini auditor menjadi salah satu pertimbangan penting bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Penelitian yang dilakukan Bamber dan Stratton (1997), Martinez (2004), dan Guillamon (2003) mendukung hasil uji hipotesis pertama ini. Mereka menyimpulkan bahwa pengumuman laporan audit merupakan sarana efektif untuk berkomunikasi dengan pengguna laporan keuangan yang dapat membantu pengguna dalam pengambilan keputusan sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil pengujian terhadap hipotesis pertama ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lin,et al. (2003) bahwa opini tidak memiliki dampak terhadap kredibilitas laporan keuangan dan tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan dalam keputusan pengguna dalam investasi atau kredit sehubungan dengan eksposur laporan keuangan dengan opiniunqualified atau qualified. Penelitian ini dilakukan di dalam konteks dansetting yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
Fitryani, Persepsi Pengguna Laporan Keuangan Atas Opini Audit
dilakukan oleh Lin,et al. (2003). Penelitian ini samasama mengkaji tentang pengaruh opini audit terhadap keputusan pengguna dengan beragam pendekatan yang digunakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen denganwithin design untuk melihat persepsi pengguna yaitu investor dan kreditur atas laporan keuangan dengan opini audit WTP dan WDP yang dibandingkan dengan laporan keuangan tanpa opini audit berdasarkan konteks dan setting di Indonesia. Sementara penelitian Lin,et al. (2003) di China hanya melihat kridibilitas laporan keuangan dengan opini audit WTP dan WDP dan tidak dibandingkan dengan laporan keuangan tanpa opini sehingga diperoleh bukti yang tidak konsisten. Dari hasil temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bagi pengguna di Indonesia laporan keuangan dengan opini audit memiliki kandungan informasi yang dibutuhkan oleh investor dan kreditur dalam yang memengaruhi persepsi pengguna dalam membuat keputusan ekonomi dan keuangan. Dengan demikian, peneliti berikutnya diharapkan dapat mengulang pengujian hipotesis ini pada praktisi sebenarnya, yakni investor dan kreditur agar dapat diperoleh persepsi yang sesungguhnya berdasarkan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan kondisi kerja mereka sehari-hari sehingga dapat dibandingkan dengan temuan dalam penelitian ini yang diperoleh dari persepsi surrogasi yang mewakili investor dan kreditur sesungguhnya. Hipotesis ketiga (Ho3) menyatakan bahwa ada perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur atas opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis ketiga (Ho3) didukung dan hipotesis alternatif ketiga (Ha3) ditolak. Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur atas opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Untuk hipotesis keempat (Ho4) yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur atas opini audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis keempat (Ho4) didukung dan hipotesis alternatif keempat (Ha4) ditolak. Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur atas opini audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Kondisi ini tidak memberikan dukungan terhadap behavioural decision theory yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki struktur pengetahuan
99
dan kondisi organisasi yang memengaruhi cara mereka memperhatikan informasi dalam rangka membuat keputusan. Persepsi pengguna dalam teori ini menunjukkan tidak ada perbedaan pemahaman investor dan kreditur tentang opini audit sementara kondisi organisasi kerja antara investor dan kreditur berbeda dan tingkat pengetahuan serta kebutuhan akan opini audit juga berbeda. Berdasar teori ini setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda sesuai dengan struktur pengetahuan dan tingkat kebutuhan informasi berdasarkan kondisi kerja atau organisasi. Hasil temuan pada hipotesis ketiga dan keempat ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjondro (2007), dan Bamber dan Stratton (1997) yang menunjukkan bahwa bagi kreditur laporan audit hanya memberikan informasi pendukung bukan informasi utama sebab bagi kreditur struktur modal merupakan faktor utama yang mempengaruhi persepsi dan keputusan kreditur untuk memberikan pinjaman dan berikutnya adalah reputasi kantor akuntan bukan opini yang diberikan. Kreditur akan lebih bereaksi terhadap opini audit yang telah dimodifikasi karena laporan audit yang telah dimodifikasi bagi kreditur jauh memiliki kandungan informasi dibandingkan opini audit sesungguhnya. Serta penelitian yang dilakukan oleh Firth (1980) juga tidak memberikan dukungan terhadap temuan penelitian ini. Penelitian Firth memperoleh bukti bahwa investor akan lebih bereaksi pada jenis opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dibandingkan dengan pengguna lainnya. Sementara dari hasil temuan penelitian ini, baik investor maupun kreditur memiliki reaksi yang sama untuk opini WTP maupun opini WDP. Temuan pada hipotesis ketiga dan keempat mendukung dan konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lin,et al. (2003). Hasil temuannya menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan dalam keputusan investasi atau kredit sehubungan dengan eksposur laporan keuangan dengan opiniunqualified atau qualified. Temuan penelitian ini juga didukung oleh penelitian Schneider (2009) yang menyimpulkan bahwa tipe opini auditor yang didapatkan perusahaan tidak membuat perbedaan terhadap salah satu penilaian risiko atau keputusan investasi. Hipotesis kelima (Ho5) menyatakan bahwa ada perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur atas opini audit yang berbeda. Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis kelima (Ho5) ditolak dan hipotesis alternatif kelima (Ha5)
100 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 93–103
dididukung atau diterima. Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara persepsi investor dan persepsi kreditur atas opini audit yang berbeda. Investor dan kreditur memiliki persepsi yang lebih besar terhadap laporan keuangan dengan opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dibandingkan dengan laporan keuangan dengan opini audit wajar danpa pengecualian (WTP). Hasil ini mendukung dengan apa yang dikemukakan oleh Mulyadi (2008) yang menyatakan bahwa laporan audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh semua pihak. Laporan audit Wajar Tanpa Pengecualian ini disebut juga dengan laporan audit baku. Dengan demikian, maka laporan audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) akan memberikan sinyal positif sedangkan tipe laporan audit selain Wajar Tanpa Pengecualian belum tentu memberikan sinyal yang positif. Berdasarkan hal tersebut dilihat dari signalling theory, laporan audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP), tidak wajar dan tidak menyatakan pendapat dapat memberikan sinyal negatif. Selain mendukung oleh teori sinyal, hipotesis ini juga memberikan dukungan secara teoretis terhadap theory of investment yang mengatakan bahwa seorang investor melakukan investasi dengan tujuan memperoleh keuntungan dan kesejahteraannya di masa yang akan datang. Oleh karena itu, mereka mencari informasi perusahaan yang mampu mengelola dananya dengan baik dan mampu memberikan retur yang sepadan dengan dana yang diinvestasikan. Informasi mengenai kewajaran laporan keuangan berdasarkan opini yang diperoleh sebuah perusahaan diyakini mampu memberikan gambaran mengenai kelangsungan hidup perusahaan sehingga mampu memberikan retur atau keuntungan bagi investor di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya seperti Meiden (2008) yang meneliti pengaruh pendapat auditor Wajar Tanpa Pengecualian dan pendapat auditor Wajar Tanpa Pengecualian dengan paragraf penjelasan terhadap return dan volume perdagangan saham pada industri nonmanufaktur yang terdaftar di BEJ. Hal itu menunjukkan bahwa opini auditor Wajar Tanpa Pengecualian berpengaruh terhadap return saham secara keseluruhan, tetapi tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan secara keseluruhan maupun secara kelompok bank, real estate, dan sekuritas. Temuan penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa penguna laporan keuangan yang telah diaudit
di Indonesia cukup memahami perbedaan dari opini audit dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pengguna telah dapat memberikan pemaknaan yang berbeda atas opini audit WTP dan WDP sehingga didapatkan kesimpulan yang mendukung bahwa terdapat perbedaan antara reaksi investor dan reaksi kreditur dengan opini yang berbeda dan persepsi yang paling besar terjadi pada opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang dapat dilihat dari nilai rata-rata WTP lebih besar dari nilai rata-rata WDP. Hal ini didukung cek manipulasi partisipan yang menggambarkan bahwa sekitar 58,82% telah memiliki pemahaman tentang opini audit dan 65,88% partisipan telah menggunakan dan memanfaatkan laporan audit. Hipotesis keenam (Ho6) menyatakan bahwa ada Perbedaan reaksi antara investor dan kreditur atas Laporan Keuangan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis keenam (Ho6) diterima dan hipotesis alternatif keenam (Ha6) ditolak. Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara reaksi investor dan kreditur terhadap opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hipotesis ketujuh (Ho7) menyatakan bahwa ada Perbedaan reaksi antara investor dan kreditur atas Laporan Keuangan dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Hasil pengujian memperoleh bukti empiris hipotesis ketujuh (Ho7) diterima dan hipotesis alternatif (Ha7) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara reaksi investor dan kreditur terhadap opini audit Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Hasil uji hipotesis keenam dan ketujuh ini mendukung hasil hipotesis ketiga dan keempat dimana pengguna tidak memiliki perbedaan persepsi untuk masing-masing opini audit, sehingga reaksi yang ditimbulkan atas persepsi tersebut sejalan dengan keputusan yang dibuat baik investor maupun kreditur yaitu tidak memiliki perbedaan reaksi dan keputusan. Kondisi ini tidak memberikan dukungan terhadap behavioural decision theory yang menyatakan bahwa setiap orang keputusan pengguna akan berbeda dilihat kondisi organisasi atau tempat kerja, sepertihalnya investor dan kreditur memiliki kebutuhan akan informasi yang berbeda dan tingkat pengetahuan serta bidang pekerjaan yang berbeda, sehingga dari teori ini investor dan kreditur akan memiliki persepsi yang berbeda sesuai dengan struktur pengetahuan dan tingkat kebutuhan informasi dalam pekerjaannya masing-masing.
Fitryani, Persepsi Pengguna Laporan Keuangan Atas Opini Audit 101
Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjondro (2007), dan Bamber dan Stratton (1997) menunjukkan kreditur akan lebih bereaksi terhadap opini audit yang telah dimodifikasi karena jauh memiliki kandungan informasi dibandingkan opini audit sesungguhnya dan keputusan pemberian pinjaman lebih dipengaruhi oleh struktur modal dan kredibilitas kantor akuntan. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lin,et al. (2011), menyimpulkan bahwa modified audit opinion berpengaruh negatif terhadap borrowing cash flow secara signifikan yang artinya perusahaan cenderung sulit untuk mendapatkan dana pinjaman setelah perusahaan mendapatkan qualified audit opinion. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan masih mungkin mendapatkan pinjaman dari bank walaupun mendapatkan opini yang tidak bersih. Hasil hipotesis ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Firth (1980) yang meneliti pengaruh pengumuman laporan audit wajar dengan pengecualian terhadap harga saham dan terhadap keputusan investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham bereaksi pada beberapa jenis pengecualian. Dengan demikian investor bereaksi secara berbeda pada berbagai jenis pengecualian dibandingkan pengguna lainnya. Secara umum, sebuah laporan audit yang Wajar Dengan Pengecualian (qualified) dapat dijadikan indikator bahwa pelaporan keuangan yang tidak bersih secara relatif dan akan mempunyai informasi konten untuk pengguna sehingga bisa dimengerti (Bamber dan Stratton, 1997), Temuan pada hipotesis keenam dan ketujuh didukung oleh penelitian Schneider (2009) yang menyimpulkan bahwa tipe opini auditor yang didapatkan perusahaan tidak membuat perbedaan terhadap salah satu penilaian risiko atau keputusan investasi. Temuan ini memberikan bukti yang konsisten terhadap temuan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lin, et al. (2003). Hasil temuannya menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan dalam keputusan investasi atau kredit sehubungan dengan eksposur laporan keuangan dengan opini unqualified atau qualified. Hal ini dapat terjadi karena secara teoretis Laporan audit wajar tanpa pengecualian (WTP) berisi pendapat yang menyatakan bahwa secara keseluruhan laporan keuangan disajikan secara wajar, sementara pada Laporan audit wajar dengan pengecualian (WDP) berisi pendapat yang menyatakan
bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, namun ada pengecualian pada beberapa unsur. Pengecualian tersebut tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Ini menyebabkan tidak terdapat perbedaan reaksi yang nyata dari investor dan kreditur berdasarkan opini WTP maupun WDP, karena laporan keuangan masih dikatakan wajar walaupun dengan pengecualian terentu, seperti yang dikemukakan oleh Al-Thuneibat (2003) bahwa pembaca laporan audit tidak mengerti makna atau tidak menghargai nilai yang terkandung dari informasi laporan audit tersebut. Jika dikaji secara mendalam bahasa pengecualian tersebut merupakan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi maupun pemberian kredit dan menunjukkan bahwa opini auditor wajar dengan pengecualian memiliki kandungan informasi bagi pengguna baik itu investor maupun kreditur. Tiras, et al. (2005) dalam penelitiannya mengemukakan banyak peneliti akuntansi dan pengguna laporan keuangan khususnya menganggap sebuah opini wajar dengan pengecualian sebagai sebuah peringatan berupa kesulitan keuangan yang dihadapi oleh klien auditor. Selanjutnya auditor akan mengarahkan klien untuk melakukan pencegahan dari kebangkrutan. Temuan ini juga didukung oleh hasil temuan Omri, Errhili, dan Ghorbel (2011) yang menyatakan bahwa opini audit menempati urutan keempat sebagai sumber informasi untuk memberikan kredit bagi bank di Tunisia. Hasil ini memberikan bukti bahwa pengguna memiliki pemahaman dan persepsi yang sama terhadap opini audit WTP dan WDP, hal ini dapat terjadi karena investor dan kreditur memiliki sumber informasi yang lain selain opini audit walaupun mereka memiliki kebutuhan yang berbeda atas opini audit. Hal ini tentunya sangat penting bagi peneliti berikutnya untuk menguji perbedaan persepsi dan reaksi pengguna atas opini audit WTP dan WDP pada praktisi sesungguhnya yaitu investor dan kreditur berdasarkan kondisi kerja, pengetahuan tentang risiko investasi dan kredit berdasarkan pengalaman kerja serta faktor phisikologis dan gender yang akan mempengaruhi mereka dalam membuatjudgment. Sehingga akan didapatkan seberapa besar pemahaman mereka akan makna dari masing-masing opini yang diberikan oleh auditor tidak hanya berdasarkan pemahaman teoretis yang didapatkan dibangku kuliah (surrogasi), tetapi berdasarkan pengalaman kerja investor dan kreditur sehari-hari.
102 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 93–103
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan konsep dan teori yang telah dikembangkan untuk menurunkan hipotesis dan hasil pengujian serta pembahasan, didapatkan simpulan pertama, bahwa ada perbedaan persepsi investor terhadap laporan keuangan yang tanpa opini audit dan laporan keuangan dengan opini audit di Indonesia. Kedua, bahwa ada perbedaan persepsi kreditur terhadap laporan keuangan yang tanpa opini audit dan laporan keuangan dengan opini audit di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa investor dan kreditur di Indonesia, sebagai pengguna dan pembaca laporan audit, telah mengerti makna dan menghargai nilai yang terkandung dari informasi audit sebagai tambahan informasi guna pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan. Ketiga, bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara investor dan kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit WTP.Keempat bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara investor dan kreditur terhadap laporan keuangan dengan opini audit WDP. Simpulan ketiga dan keempat ini memberikan bukti yang konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lim,et al. (2003). Ini membuktikan bahwa tipe opini audit yang didapatkan perusahaan tidak membuat perbedaan persepsi terhadap salah satu risiko atau keputusan investasi maupun kredit. Kelima, penelitian ini menyimpulkan investor dan kreditur memiliki reaksi yang berbeda terhadap opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Investor dan kreditur mempunyai reaksi yang lebih besar terhadap opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dibandingkan dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Hasil ini mendukung pendapat Mulyadi (2008) yang menyatakan bahwa laporan audit wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh semua pihak. Dengan demikian, laporan audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) akan memberikan pengaruh yang lebih besar dalam pembuatan keputusan dibandingkan dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Pada sisi yang lain, penelitian ini juga memberikan simpulan yang keenam, bahwa tidak ada perbedaan reaksi antara investor dan kreditur berdasarkan laporan keuangan dengan opini audit WTP. Sementara simpulan yang ketujuh, bahwa tidak ada perbedaan reaksi antara investor dan kreditur berdasarkan laporan keuangan dengan opini audit WDP, hasil ini memberikan dukungan pada hasil simpulanketiga
dan keempat di atas yang membuktikan bahwa investor dan kreditur memiliki pemahaman persepsi yang sama mengenai opini audit WTP dan WDP sehingga reaksi yang ditimbulkan atas persepsi tersebut sama baik investor maupun kreditur. Simpulan dalam penelitian ini tidak hanya memberikan dukungan empiris dari hasil pengujian statistik terhadap hipotesis, tetapi juga memberikan dukungan secara teoretis untuk teori-teori pendukung, seperti teori sinyal, theory of investment dan behavioural decision theory. Disarankan bagi peneliti berikutnya untuk menambah jumlah partisipan eksperimen dengan melakukan kontrak tertulis kepada calon partisipan agar mereka tidak membatalkan secara sepihak kesediaan menjadi partisipan pada saat eksperimen dengan alasan pribadi. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sama pada kelompok partisipan yang berbeda. Kelompok partisipan dapat diambil dari praktisi sebenarnya (investor dan kreditur) sehingga dapat dilihat perbedaan persepsi para profesional yang sedang berkecimpung dalam dunia kerja sesungguhnya sebagai investor dan kreditur dibandingkan dengan persepsi mahasiswa yang belum bekerja (calon praktisi). Penelitian ini untuk selanjutnya juga dapat dikembangkan dengan menginteraksikan pengaruh kapasitas pekerjaaan, faktor gender, psikologis dan kredibilitas risiko berdasarkan lingkungan pekerjaan pengguna terhadap opini audit yang dapat menjadi faktor pendukung pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan.
DAFTAR RUJUKAN Al-thuneibat, Ali, A., Basheer, A.K., dan Nedal, A. AlFayoumi. 2003. The effect of qualified auditor’s opinion on share price: evidence from Jordan, Managerial Auditing Journal, Vol. 23 No. 1, Hal. 84 –101. Arens, Alvin, A., dan Loebbecke, James, K. 1999. Auditing: An integrated appr oach (Edisi 8.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall. Bamber, E., Michael, dan Richard, A.S. 1997. The Information Content of the Uncertainty-Modified Audit Report: Evidence from Bank Loan Officers. Accounting Horizons, Vol. 11, No.2. Hal. 1–11. Bowditch, L., James, dan A.F. Buono. 1990. ”A Primer On Organisational Behavioral”. Edisi kedua. New York. Willey.Inc. Carcello, J., dan Palmrose, Z.V. 1994. Auditor litigation and modified reporting on bankrupt companies. Journal of Accounting Research, Vol. 32. Hal. 1– 30.
Fitryani, Persepsi Pengguna Laporan Keuangan Atas Opini Audit 103
Chen, Kevin, C.W., and Bryan, K.C. 1996. Default on Debt Obligations and the Issuance of Opini Going-Concern Opinions. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 11, No. 2. Hal. 30–49. Firth, M. 1980. Qualified Audit Reports: Their Impact On Investment Decision, Accounting Review, Vol. 53. No. 3, Hal. 642–9. Fleak, S., dan Wilson, E. 1994. The incremental information content of the going-concern audit opinion. Journal of Accounting Auditing and Finance , Vol. 9. Hal. 149–169. Ghozali, I. 2008. Desain Penelitian Eksperimental. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Guillamon, G. 2003. The Usefulness of The Audit Report in The Investment and Financing Decision. Managerial Auditing Journal, Vol. 18 No. 2, Hal. 40–63. Gul, F.A. 1987. The Effects of uncrtainty reporting on lending officiers’ perceptions of risk and additional information required. Abacus, Vol. 23. Ha. 172–181. Gray, G., dan N. Ratzinger. 2010. Perception and Mispreceptions Regarding The Unqualified Auditor’s Report by Financial Statement Prepares, Users and Auditors. Accounting Horizons, Vol. 25, No. 4. Hal. 659–684. Jogiyanto, H.M. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Kieso, W., dan Kimmel. 2001. Accounting Principles, 5th edition. John Wiley dan Sons Inc. LaSalle, Randall, E., dan Asokan, A. 1997. Bank Loan Officers’ Reactions to Audit Reports Issued to Entities with Litigation and Going Concern Uncertainties. Accounting Horizons, Vol. 11, No. 2. Hal. 33–40. Loudder, M.L., Khurana, I.K., Sawyers, R.B., Cordery, C., Johnson, C., Lowe, J., dan Wunderle, R. 1992. The information content of audit qualifications. Auditing: A Journal of Practice dan Theory, Vol. 11. Hal. 69–82. Lin, Zun Z., Qingliang, T., dan Jason, X. 2003. An Experimental Study of Users’ Responses to Qualified Audit Reports in China. Journal of International Accounting, Auditing dan Taxation. Ed. 12. Hal.1–22. Lin, Z., Jiang, Yihong, & Xu, Y. 2011. Do modified audit opinions have economic consequences? Empiri-
cal evidence based on financial constraints. China Journal of Accounting Research,Ed. 4, Hal. 135– 154. Martinez. 2004. Reaction Of The Spanish Capital Market To Qualified Audit Reports. Journal Of Accounting Research. Vol. 42. Hal. 419–435. Meiden, C. 2008. Pengaruh Opini terhadap Return dan Volume Perdagangan Saham, Akuntabilitas, Vol.07, No.2. Hal. 109–113. Melumad, N.D., dan Ziv, A. 1997. A theoretical examination of the market reaction to auditors’ qualifications. Journal of Accounting Research, Vol.35 (Autumn). Hal. 239–256. Mulyadi. 2008. Auditing. Edisi Keenam. Buku Satu dan Dua. Jakarta: Salemba Empat. Omri, M.A., Errhili, R., & Ghorbel, F.H. 2011. Usefulness of audit report in loan decisions granted by Tunisian banks: an experimental study. International Journal of Critical Accounting, Vol. 3, No. 4. Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Schneider, A., dan Bryan, K.C. 2008. The Effect of Auditors’ Internal Control Opinions on Loan Decisions. Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 27.Hal. 1–18. Sekaran, U., dan Roger, B. 2010. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. West Sussex: John Willey dan Sons Ltd. Seniati, L., Aries, Y., dan Bernadette, N.S. 2009. Psikologi Eksperimen. PT Indeks. Indonesia. Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Teoh, S.H. 1992. Auditor independence, dismissal threats and the market reaction on auditor switches. Journal of Accounting Research, Vol. 30 (Spring). Hal. 1–23. Tiras, Samuel, L., Daniel, B., Clark, M., Wheatley. 2005. ”Do Going Concern Opinion Serve as Early Warning of Financial Callapse?”. State University of New York. Tjondro, E. 2007. Pengaruh Level of Assurance, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Struktur Modal Calon Debitur, dan Ukuran Bank terhadap Keputusan Pemberian Kredit Bank di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 2, Nopember 2007. Hal. 52–64.