1
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh : PANJI HARI PRABOWO NIM 3351404016
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada : Hari
: selasa
Tanggal
: 23 Agustus 2011 Pembimbing I
Pembimbing II
Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.
Bestari Dwi Handayani, SE, M.Si.
NIP. 19721251998021001
NIP. 197905022006042001
Mengetahui: Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Fachrurrozie, M.Si NIP. 196206231989011001
ii
3
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada : Hari
: Selasa
Tanggal
: 23Agustus 2011 Penguji Skripsi
Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si. Akt NIP. 19721251998021001 Anggota I
Anggota II
Amir Mahmud, S.Pd., M.Si,
Bestari Dwi Handayani, SE, M.Si.
NIP. 19721251998021001
NIP. 197905022006042001
Mengetahui: Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001
iii
4
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan etik ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan adanya bukti plagiasi, manipulasi dan / atau pemalsuan data maupun bentuk-bentuk kecurangan lain, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Semarang.
Semarang,
2011
PANJI HARI PRABOWO NIM 3351404016
iv
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO 1.
“Sesungguhnya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS. AlMujadilah : 11)..
2.
Hadapi dengan senyuman semua yang terjadi, biarlah terjadi. Hadapi dengan tenang jiwa, semuakan baik-baik saja. (Dewa 19)
3.
Jangan pernah menyerah selama kamu bisa meneruskan hidupmu, janganlah meminta selama kamu masih punya, berusahalah dengan tersenyum, iklas dan kerja keras. (penulis)
PERSEMBAHAN 1. Ibu dan bapak tercinta, atas segenap kasih sayang, ilmu, doa, bimbingan, pengorbanan, motivasi dan keikhlasan yang tiada henti dicurahkan kepadaku, 2. Pacarku tersayang ”Ayu paay” yang selalu memberikan dukungan. 3. Teman-teman kelas Akuntansi 2004 yang selalu memberi semangat. 4. Almamater Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
v
6
SARI
Hari Prabowo, Panji. 2011. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci : Mahasiswa akuntasi, Etika penyusunan laporan keuangan Persepsi mahasiswa akuntansi tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah mengenai etika penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang saling terkait satu sama lain agar dapat mendorong kinerja sumber sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasikan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah : Manajemen laba, salah saji laporan keuangan, tidak lengkapnya pengungkapan informasi yang sensitif, biaya manfaat, pertanggung jawaban terhadap pengguna laporan keuangan. Tujuan penelitian ini adakah perbedaan antara persepsi mahasiswa tingkat atas dan tingkat bawah mengenai etika penyusunan prinsip-prinsip dasar pelaporan keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah sebesar 200 mahasiswa akuntansi. Kuesioner disebarkan secara acak baik mahasiswa semester bawah dan mahasiswa semester atas, dengan rincian 126 mahasiswa akuntansi semester atas dan 74 mahasiswa semester bawah. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat behavioral (perilaku dan persepsi) karenanya data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dan mahasiswa akuntansi tingkat atas tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai etika penyusunan laporan keuangan baik dalam prinsip, manajemen laba, salah saji laporan keuangan,pengungkapan informasi, biaya manfaat, dan pertanggungjawaban terhadap pengguna laporan keuangan hal ini dapat dilihat dengan nilai signifikansi sebesar >0,05. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan tidak adanya perbedaan persepsi mahasiswa baik mahasiswa akuntansi tingkat atas maupun mahasiswa akuntansi tingkat bawah mengenai etika penyusunan laporan keuangan. Adapun saran bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah populasi dan sampel penelitian dengan membandingkan persepsi mahasiswa dari universitas lain.
vi
7
ABSTRAK
Hari Prabowo, Panji. 2011 Accounting Student Ethical Perceptions Regarding the Preparation of Financial Statements. Accounting Department. Faculty of Economics, State University of Semarang. Keyword :Students of accounting, preparation of financial statements Ethics Perceptions of upper level accounting students and lower level students on the ethics of the preparation of financial statements can be done by implementing the principles of Good Corporate Governance (GCG) are interlinked with each other in order to push the performance of the sources of the company is working efficiently, generate long-term economic value sustainable for shareholders and surrounding communities as a whole. The basic principles are: earnings management, misstatements of financial statements, incomplete disclosure of sensitive information, the cost benefits, accountability to users of financial statements. The purpose of this study is there a difference between student perceptions of upper level and lower levels of ethical preparation of the basic principles of financial reporting. The population in this study is of 200 accounting students. Questionnaires were randomly distributed both students under the semester and students over the semester, with details of 126 accounting students and 74 semesters for students under the semester. This research is a study that is behavioral (behavior and perception) hence the data to be used in this study is the primary data obtained through questionnaires. The results of this study indicate that between lower-level accounting students and accounting students top level there is no difference in perceptions about the ethical preparation of financial statements both in principle, profit management, misstatements of financial statements, disclosure of information, cost benefit, and accountability to users of financial statements this can be seen with a significance value> 0.05. Based on this study can be concluded no difference in student perceptions of both accounting students and accounting students top level below the level of preparation of financial statements on ethics. As for suggestions for further research can be done to increase the population and study sample by comparing the perceptions of students from other universities.
vii
8
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian serta menyusun skripsi dengan judul “ PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN” Penyusunan skripsi ini memunculkan berbagai hambatan, tetapi berkat dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar– besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Fachrurrozie, M.Si.,
Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang 4. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Pembimbing I yang telah banyak memberi saran, pengarahan, dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini 5. Bestari Dwi Handayani, SE, M.Si Pembimbing II yang telah banyak memberi saran, pengarahan, dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh staf pengajar jurusan Akuntansi yang telah memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang. 7. Temen-temenku Adit, Sono, Edy, Fuad, Aan, Adidut, Arek Ayuk terima kasih atas semangat dan bantuanya. viii
9
8. Semua temen –temen akuntansi, terima kasih atas kebersamaan dan kecerianya. 9. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati yang tulus penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang bersangkutan.
Semarang,
2011
Penulis
ix
10
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. iii PERNYATAAN ........................................................................................ iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ v SARI ........................................................................................................... vi ABSTRAK...................................................................................................vii PRAKATA ............................................................................................... viii DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 6 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 7 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 8 BAB II
LANDASAN TEORI ..................................................................... 9 2.1. Etika ....................................................................................... 9 2.1.1 Pengertian Etika ............................................................ 9 x
11
2.2. Persepsi ................................................................................ 11 2.3. Laporan Keuangan ......................................................... …..13 2.3.1 Manajemen Laba ........................................................ 15 2.3.2 Salah Saji dalam Laporan Keuangan ......................16 2.3.3 Pengungkapan Informasi yang Sensitif ...................19 2.3.4 Biaya Manfaat Pengungkapan Informasi ..............20 2.3.3 Pertanggungjawaban Penguna Laporan ................. 21 2.4. Kerangka Pemikiran ............................................................ 22 2.5 Hipotesis ................................................................................. 25 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 27 3.1 Jenis Penelitian ....................................................................... 27 3.2. Populasi dan Sampel ............................................................ 27 3.2.1 Populasi ....................................................................... 27 3.2.2 Sampel ......................................................................... 28 3.2.3. Tehnik Pengambilan Sampel ..................................... 29 3.3. Variabel Penelitian ............................................................... 29 3.4. Tenik Pengumpulan Data ..................................................... 30 3.5. Instrumen Penelitian............................................................. 31 3.6. Tehnik Pengukuran Validitas dan Reabilitas Instrumen ........ 35 3.6.1. Uji Validitas ................................................................35 3.6.2. Uji Rebilitas ................................................................36 3.6.3. Uji Normalitas .....................................................................38
xi
12
3.6.4. Uji Homogenitas ................................................................. 39 3.6.5. Uji Hipotesis ........................................................................40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 41 4.1. Hasil Penelitian .................................................................... 41 4.1.1.Pengujian mahasiswa mengenai etika penyusunan laporan keuangan ....................................................... 42 4.1.2. Rata-rata respon kasus manajemen laba .................... 42 4.1.3. Rata-rata respon kasus salah Saji .............................. 44 4.1.4. Rata-rata respon kasus pengungkapan informasi ....... 45 4.1.5. Rata-rata respon kasus Biaya Manfaat ....................... 47 4.1.6. Rata-rata respon kasus Pertanggungjawaban ............. 48 4.2. Pembahasan .......................................................................... 49
BAB V
PENUTUP .................................................................................... 55 5.1. Simpulan .............................................................................. 55 5.2. Saran..................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 57 LAMPIRAN
xii
13
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Populasi Mahasiswa S1 ...................................................................28 Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen .......................................................................33 Tabel 3.3 Uji Validitas ....................................................................................36 Tabel 3.4 Uji Reabilitas ...................................................................................37 Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas ...................................................................38 Tabel 3.6 Uji Normalitas ................................................................................39 Tabel 3.7 Uji Homogenitas .............................................................................40 Tabel 4.1 Analisis tentang Manajemen Laba .................................................42 Tabel 4.2 Respon mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas mengenai manajemen laba..............................................................43 Tabel 4.3 Analisis tentang Salah Saji ............................................................44 Tabel 4.4 Respon mahasiswa tingkat atas dan tingkat bawah mengenai salah saji .......................................................................................45 Tabel 4.5 Analisis tentang Pengungkapan Informasi ....................................46 Tabel 4.6 Respon rata mahasiswa mengenai pengungkapan informasi Keuangan ......................................................................................46 Tabel 4.7 Analisis Tentang Biaya Manfaat ..................................................47 Tabel 4.8 Respon tentang biaya manfaat .....................................................48 Tabel 4.9 Analisis tentang Pertanggungjawaban .........................................48 Tabel 4.10 Respon mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah tentang pertanggung jawaban......................................49
xiii
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ............................................................ 25
xiv
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Kuesioner
Lampiran 2
Tabulasi data
Lampiran 3
Olah Data SPSS 15
xv
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Selama sepuluh tahun terakhir ini, setelah Good Corperation Governance (GCG) semakin popular. Hal itu dapat terwujud karena ada dua keyakinan. Keyakinan pertama yaitu Good Corperation Governance (GCG) merupakan salah satu
kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka
panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka. Keyakinan kedua, krisis ekonomi dunia di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan Good Corperation Governance (GCG). Di antara system regulator yang payah, standar akuntansi dan audit yang tidak konsisten, praktik perbankan yang lemah, serta pandangan Board of Direction (BoD) yang kurang peduli terhadap hak hak pemegang saham minoritas. Berdasarkan keyakinan tersebut, tuntutan Good Corperation Governance (GCG)secara konsisten dan komperhensif datang secara beruntun dari berbagai lembaga investasi, baik domestik maupun mancanegara guna menuntut prinsip umum dalam
Coorporate
Governance
yang
meliputi
transparansi,
disclosure,
independence, responbility, dan fairness agar dapat menuju kearah yang lebih sehat, maju, mampu bersaing, dan dikelola secara dinamis serta professional.
1
2
Menurut Ginanjar (2003) dalam Effendi (2007) menyatakan bahwa Good Corperation Governance (GCG) sebenarnya adalah upaya perusahaan untuk mendekati garis orbit menuju pusat spiritual.dimensi moral dari implementasi Good Corperation Governance (GCG) terletak pada prinsip akuntanbilitas, prinsip pertanggungjawaban, prinsip keterbukaan, dan prinsip kewajaran. Berdasarkan Organization for Economic Coorperation and Development (OECD) salah satu komponen dari Corporate Governance adalah adanya system pelaporan keuangangan yang memadai. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang di butuhkan oleh penggunaya dalam membuat keputusan. Dalam penyusunanya, laporan keuangan tidak terlepas dari perilaku manajer perusahaan yaitu sehubungan dengan pemilihan kebijakan yang konservatif atau cenderung liberal, tergantung nilai pelaporan laba yang diinginkan. Hal ini merupakan pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer untuk mencapai tujuan tertentu. Berbagai penelitian telah dilakukan menurut tujuan dari manajer perusahaan, misalnya peneitian Healy dan Wahlen dalam menyatakan
bahwa
tujuanya
dilakukanya
(Yulianti dan Fitriani, 2005)
manajemen
laba
adalah
untuk
menyembunyikan kondisi perusahaan yang sesungguhnya dari pemegang saham atau untuk mempengaruhi perjanjian atau kontrak yang dibuat berdasarkan informasi laporan keuangan. Dalam Black’s Law Dictionary disebutkan bahwa kontrak adalah suatu perjanjian (Agreement) antara dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk berbuat atau tidak berbuat untuk sesuatu hal yang tidak khusus
3
Selain adanya tujuan tertentu dari manajer perusahaan, konflik juga dapat timbul dari kadar pengungkapan informasi dalam laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan mengharapkan untuk memperoleh semua informasi yang mereka butuhkan dari laporan keuangan, sementara informsi tersebut belum tentu tersedia. Perusahaan harus membayar biaya yang dibutuhkan untuk mengumpukan dan menyediakan suatu informsi yang diungkapkan perusahaan sangat terbatas. Pelaporan keuangan masih perlu ditingkatkan dana diperbaiki karena pada dasarnya akuntan lebih memilih tindakan berdasarkan nilai yang ada dalam pikiran mereka. Dunia pendidikan akuntansi juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis seorang akuntan. Oleh sebab itu pemahaman seorang calon akuntan (mahasiswa akuntansi) sangat diperlukan dalam hal etika dan keberadaan pendidikan etika ini juga memiliki peranan penting dalam perkembangan profesi akuntansi di Indonesia. Mata kuliah yang mengandung muatan etika tidak terlepas dari misi yang telah dimiliki oleh pendidikan tinggi akuntansi sebagai subsistem pendidikan tinggi, tetapi pendidikan tinggi akuntansi juga bertanggung jawab pada pengajaran ilmu pengetahuan yang menyangkut tentang etika yang harus dimiliki oleh mahasiswanya dan agar mahasiswanya mempunyai kepribadian (personality) yang utuh sebagai calon akuntan yang profesional. Dalam survey pemeringkatkan Good Corperation Governance (GCG) Yang dilakukan oleh Credit Lyonnaise Scurities Asia tahun 2000, hanya 18 perusahaan yang dinilai baik secara internasional walaupun demikian hanya satu perusahaan
4
yang memperoleh nilai di atas 60 yaitu PT Unilever Indonesia (Yuliani dan Fitriani, 2005) hal tersebut menunjukan
rendahnya implementasi Good Corperation
Governance (GCG) dalam perusahaan. Yang berarti pula aplikasi dari kode etik bisnis yang menjadi acuan manajemen maupun akuntan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari masih sangat kurang. Wyatt (2004) dalam menyatakan bahwa kelemahan yang terdapat pada akuntan adalah keserakahan individu dan korporasi, pemberian jasa yang mengurangi independensi, sikap terlalu “Lunak” pada klien dan peran serta dalam menghindari aturan akuntansi yang ada. Wyatt menambahkan bahwa untuk menghindari hal-hal tersebut, akuntan pendidik seharusnya memberikan perhaitian yang besar dalam pendidikan akuntansi atas dua hal, yaitu apresiasi terhadap profesi akuntan dan apresiasi mengenai dilema etika (etichal dilemmas). Hal ini dapat dituangkan dalam bentuk mata pelajaran, metode pengajaran sampai kepenyusunan kkurikulum yang merlandaskan nilai-nilai etika dan moral. Gaa and Thorne (2004) dalam Yulianti dan Fitriani bahwa pendidikan akuntansi selama ini
(2005) mengatakan
memfokuskan pada dimensi pilihan
kebijakan tetapi tidak diperhatikan nilai dan kredibilitasnya yang mem pengaruhi pilihan tersebut. Pendidikan di kelas seharusnya tidak difokuskan pada etika dalam subyek-subyek akademis melainkan pada sensitivitas etika itu sendiri. Sehingga akuntan pendidik dalam memberikan mata kuliah akuntansi seperti dasar-dasar akuntansi, akuntansi menengah 1,akuntansi menengah 2, akuntansi lanjut 1, akuntansi
5
lanjut2, akuntansi biaya 2, auditing, teori akuntansi, akuntansi manajemen, dan analisa laporan keuangan sebaiknya tidak hanya menekankan pada teknis semata, tapi harus memutuskan etika-etika ke dalam mata kuliah tersebut. The America Accounting Assosiation (AAA) melalui Bedford Commiten menekankan perlunya memasukan studi mengenai persoalan-persoalan etis dalam pendidikan (Wulandari dan Sularso) dalam (Anggraini, 2006). Sehingga beralasan sekali apabila pendidikan tinggi akuntansi merespon dengan memasukan atau mengintegrasikan etika dalam kurikulum. Hal tersebut dikarenakan keberadaan mata kuliah yang mengandung muatan etika tidak terlepas dari misi yang diemban oleh pendidikan perguruan tinggi akuntansi sebagai subsistem pendidikan tinggi, yang tidak saja bertanggung jawab pada pengajaran ilmu pengetahaun bisnis dan akuntansi (transparan ilmu pengetahuan) semata kepada mahasiswanya, tetapi juga bertanggung jawab mendidik mahasiswanya agar mampu mempunyai kepribadian (Personality) yang utuh sebagai manusia. Dalam pendidikan akuntansi inilah, seorang akuntan pendidik dituntut untuk dapat menyampaikan
tentang
pendidikan etika sebaik
mungkin dan sejelas mungkin. Berdasarkan alasan tersebut banyak peneliti yang meneliti persepsi mahasiswa mengenai etika, seperti halnya Yulianti dan Fitirani (2005) yang menguji persepsi mahasiswa terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Penelitian tersebut menguji perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi tingkat atas dan mahasiswa akuntansi
6
tingkat bawah, menguji perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dan non akuntansi, serta menguji perbedaan persepsi berdasarkan gender. Penelitian ini mereplikasi penelitian tersebut, dengan tujuan ingin mengetahui etika mahasiswa akuntansi tingkat bawah dan mahasiswa akuntansi tingkat atas dalam penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan
penelitian
dengan
judul
“PERSEPSI
MAHASISWA
AKUNTANSI MENGENAI ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN” 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan : 1. Apakah ada perbedaan persepsi mengenai manajemen laba antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan akuntansi tingkat atas. 2. Apakah ada perbedaan persepsi mengenai salah saji dalam laporan keuangan antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan mahasiswa akuntansi tingkat atas. 3. Apakah ada perbedaan persepsi mengenai pengungkapan informasi yang sensitif mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan mahasiswa akuntansi tingkat atas.
7
4. Apakah ada perbedaan persepsi mengenai biaya manfaat pengungkapan informasi antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan mahasiswa akuntansi tingkat atas, 5. apakah ada perbedaan persepsi mengenai pertanggungjawaban terhadap pengguna laporan keuangan antara mahasisswa akuntansi tingkat bawah dengan akuntansi tingkat atas. 1.3 Tujuan Penelitian Sebagaimana telah ditentukan dalam perumusan masalah diatas maka, penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mengenai manajemen laba antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan akuntansi tingkat atas. 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mengenai salah saji dlam laporan keuangan antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan akuntansi tingkat atas. 3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mengenai pengungkapan informasi yang sensitive antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan akuntansi tingkat atas.
8
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mengenai biaya-manfaat pengungkapan informasi antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan akuntansi tingkat atas. 5. Untuk
mengetahui
apakah
ada
perbedaan
persepsi
mengenai
pertanggungjawaban terhadap pengguna laporan keuangan antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan akuntansi tingkat atas. 1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu ekonomi khususnya akuntansi yang dapat digunakan sebagai bahan referensi yang dapat memberikan informasi teoritis maupun empiris, khususnya bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini. Serta bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dalam usahanya untuk memperluas wawasan mengenai pengetahuan dan menambah sumber pustaka yang ada. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian in diharapkan dapat di manfaatkan oleh semua pihak, khususnya akuntan pendidik terhadap kewajibanya untuk senantiasa menghasilkan lulusan akuntansi yang beretika dan bermoral tinggi dalam
9
kepatuhan penyusunan laporan keuangan secara wajar guna mewujudkan kondisi Good Cootporate Governance
10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Etika 2.1.1 Pengertian Etika Dalam banyak hal, pembahasan mengenai etika tidak terlepas dari pembahasan mengenai moral. Suseno (1987) mengungkapkan bahwa etika merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran -ajaran dan pandangan-pandangan moral. Sedangkan mengutip pendapat Karl Barth, Madjid (1992) mengungkapkan bahwa etika (ethos) adalah sebanding dengan moral (mos), dimana keduanya merupakan filsafat tentang adat kebiasaan (sitten). Sitte Dalam perkataan Jerman menunjukkan arti moda (mode) tingkah laku manusia, suatu konstansi (kelumintuan) tindakan manusia. Karenanya secara umum etika atau moral adalah filsafat, ilmu atau disiplin tentang moda-moda tingkah laku manusia atau konstansi -konstansi tindakan manusia. Pada riset tentang isu - isu etika dalam akuntansi, secara umum menghindari diskusi filosofi tentang benar atau salah dan pilihan baik atau buruk. Namun lebih difokuskan pada perilaku etis atau tidak etis para akuntan yang didasarkan pada apakah mereka mematuhi kode etik profesinya atau tidak (Adams, 1994).
10
11
Etika secara umum didefinisikan sebagai studi isi (conduct) yang sistematis yang didasarkan pada prinsip pengembangan moral, mencerminkan pilihan dan sebagai standar tentang sesuatu hal yang benar dan salah (Adams, 1994). Pengertian etika menurut Warol dkk (1993) dalam (Ludigdo, 1999) mengungkapkan bahwa etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu, dimana proses itu sendiri meliputi penyeimbangan pertimbangan sisi dalam (iner) dan sisi luar (outner) yang bisa disifati oleh kombinasi unik dari pengalaman dan pembelajaran masingmasing individu, sehingga dapat tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa etika merupakan seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur prilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau golongan manusia atau masyarakat atau profesi. Menurut Keraf dan Imam (1995) dalam (Martadi dan Sri, 2006) etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip – prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak, serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan yang membahas mengenai pengertian umum dan teoriteori.
12
Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu etika individual dan etika social. Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap dan pola prilaku manusia dengan manusia lainya. Salah satu bagian dari etika profesi, termasuk etika profesi akuntan. Menurut Keraf dan Imam (1995) dalam (Martadi dan Sri, 2006) terdapat beberapa prinsip dalam etika bisnis yang meliputi prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip tidak berbuat jahat dan prinsip berbuat baik, prinsip keadilan dan prinsip hormat pada diri sendiri. Otonomi yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadaranya sendiri tenteng apa yang di anggapnya baik untuk dilakukan. Dalam prinsip otonomi ini terkait dua aspek kebebasan dan aspek tanggung jawab. 2.2 PERSEPSI Pengertian persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang melibatkan proses kognitif pengenalan). Proses kognitif adalah proses dimana individu memberikan arti melalui penafsirannya terhadap angsangan (stimulus) yang muncul dari objek, orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Hal ini terjadi karena persepsi
13
melibatkan penafsiran individu pada bjek tertentu, maka masing-masing objek akan memiliki persepsi yang berbeda walaupun melihat objek yang sama (Gibson, 1996: 134). Menurut Robbins (2002) persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterprestasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang berbeda dapat melihat hal yang sama tetapi memahaminya berbeda. Menurut maskowitz dan Orgel dalam (walgito 2002) persepsi merupakan proses yang integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Menurut Rakhmat (2007) persepsi adalah pengalaman tentang obyek pengalaman, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan stimulus inderawi. Menurut kartono (1996) dalam (Anggraini,2006) persepsi adalah mengalami sesuatu dalam pengertian meliputi sesuatu, mendengar sesuatu, membuai
atau
merasakan sesuatu tanpa mampu mengadakan pemisahan antara diri sendiri (subyek) dengan obyek yang dihayati itu. Dengan kata lain, persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membebani diri sendiri dengan obyek yang dihayati. Persepsi memiliki sifat yang subyektif yaitu melibatkan tafsiran pribadi masing-masing individu, sehingga perlu diketahui factor-faktor apa saja dari dalam
14
individu atau dengan kata lain factor psikologis yang mempengaruhi individu. Faktor tersebut antara lain : (1) ingatan, kemampuan untuk mengingat tiap-tiap individu terhadap apayang pernah dipelajari atau dipersepsikan akan berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat; (2) motivasi, semakin besar motivasi individu terhadap obyek tertentu maka semakin besar pula perhatiannya terhadap obyek tersebut: (3) perasaan, masing-masing individu memiliki tanggapan perasaan berbeda dalam menerima rangsangan terhadap suatu obyek, ada yang akan menjadi senang akan tetapi ada juga yang sebaliknya atau merasa terganggu, dimana hal tersebut pada ahkirnya akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu obyek: (4) berfikir, cara berfikir seseorang dalam memecahkan masalah berbeda-beda, ada yang berdasarkan logika dan pengertian tetapi ada juga hanya dengan coba-coba atau berdasarkan prediksi semata. Cara berfikir yang berbeda tersebut tentu akan mempengaruhi pemahaman seseorang dalam mempersepsikan suatu obyek (walgito dalam anggaraini, 2006). 2.3 LAPORAN KEUANGAN Akuntansi sering disebut sebagai ”bahasa bisnis” atau akan lebih tepat jika disebut ”bahasa pengambilan keputusan”. Semakin baik bahasa bisnis dikuasai, maka akan semakin baik dalam menanggani berbagai aspek keuangan. Fungsi utama akuntansi adalah menyediakan laporan-laporan periodik untuk manajemen, investor, kreditur dan pihak-pihak lain diluar perusahaan. Laporan periodik tersebut disebut laporan keuangan (Jusuf, 2001).
15
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari serangkaian siklus akuntansi. Menurut Accounting Terminology Buletin No 1, akuntansi didefinisikan sebagai seni mencatat, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan transaksi dan kejadian yang paling tidak sebagian, bersifat keuangan dan dengan cara yang bermakna dan dalam satuan uang, serta menginterpretasikan hasil-hasilnya (Hendriksen dan Van Breda, 2000). Sementara definisi akuntansi menurut Jusup (1994) akuntansi pada dasarnya merupakan serangkaian kegiatan mencatat, menggolongkan, meringkas, melaporkan dan menganalisis data keuangan suatu organisasi. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja kerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dapat bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Sedangkan menurut SAK N0.1, tujuan laporan keuangan adalah menyedidakan informasi yang menyangkut posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Peningkatan
tujuan
laporan
keuangan
dapat
dilakukan
dengan
mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang saling terkait satu sama lain agar dapat mendorong kinerja sumber sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasikan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah (menurut Saifuddien Hasan, 2000)
16
: Manajemen laba, salah saji laporan keuangan, tidak lengkapnya pengungkapan informasi yang sensitif, biaya manfaat, pertanggung jawaban terhadap pengguna laporan keuangan. 2.3.1 Manajemen Laba Menurut Schipper (1989) dalam john, Subramanyam dan Robert, (2005) manajemen laba dapat didefinisikan intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi. Manajemen laba merupakan suatu fenomena baru yang telah menambah wacana perkembangan teori akuntansi. Istilah manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer (pembuat laporan keuangan) untuk melakukan manajemen. Informasi akuntansi, khususnya laba (earning) demi kepentingan pribadi atau perusahaan. Manajemen laba terjadi ketika para eksekutif mengatur pelaporan keuangan dengan menstruktur transaksi sehingga mengubah laporan keuangan. Tujuanya adalah memanipulasi besaran laba yang dilaporkan kepada stakeholders tentang kinerja ekonomi yang mendasari perusahaan atau untuk mempengeruhi hasil perjanjian yang tergantung pada angka-angka akuntansi. Namun manajemen laba bukanlah suatu hal yang merugikan selama dilakukan dalam koridor-koridor peluang dan selalu diartikan dengan proses manipulasi laporan keuangan karena
17
terdapatnya beberapa pilihan metode yang dapat digunakan dan bukan suatu larangan. Perekayasaan informasi akuntansi tersebut harus dibedakan menurut niat dan tujuan dari pihak yang melakukannya. Jika perekayasaan informasi dilakukan berdasarkan pemikiran yang logis dan obyektif untuk membangun struktur dan mekanisme pelaporan, maka laporan keuangan harus mencerminkan hasil keputusan bisnis yang rasional, dan alokasi sumber daya bebas dari kepentingan pribadi dan niat buruk. Manajemen laba dapat berupa “kosmetik” jika manajer memanipulasi akrual yang tidak memiliki konsekuensi arus kas. Manajemen juga dapat murni jika menejer memilih tindakan dengan konsekuensi arus kas dengan tujuan mengubah laba (www.brawijaya.ac.id).
Terdapat tiga jenis strategi manajemen laba :
1. Meningkatkan laba periode kini (increaasing income) 2. Pengurangan laba periode ini 3. Perataan Laba (Income Smothing) 2.3.2 Salah Saji Dalam Laporan Keuangan Kesalahan pencatatan akuntansi dapat menyebabkan salah saji material pada pelaporan keuangan. Salah saji material pada pelaporan keuangan mengacu pada pengertian bahwa keputusan pengguna laporan keuangan akan terpengaruh atau
18
terkecoh oleh ketidakakuratan informasi yang terjadi karena salah saji tersebut. Secara umum salah saji material dapat dikategorikan menjadi salah saji kualitatif dan kuantitatif. Contoh dsalah saji material yaitu kesalahan pengelompokan rekening dipelaporan keuangan. Efek dari kesalahan ini bisa berakibat pada tidak akuratnya perhitungan rasio lancar (current rario) dan perbandingan hutang pada modal (dept to equity ratio). Hal ini, menyebabkan aktiva perusahaan menjadi lebih besar dari seharusnya. a. Kesalahan Akuntansi b. Kecurangan Akuntansi Kecurangan merupakan penipuan yang sengaja dilakuakan yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut. Association of Certified Fraud Examination (ACFE), salah satu asosiasi di USA yang mendarmabaktikan kegiatanya dalam pencegahan dan pemberantasan kecurangan, mengategorikan kecurangan dalam tiga kelompok sebagai berikut : 1. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statemet Fraud)
19
Kecurangan laporan keuangan dapat di definisikan sebagai kecurangan yag dilakuakan oleh manajemen dalam bentuk salah satu saji material keuangan yang merugikan investor dan kreditur. Kecuragan ini dapat berupa financial atau kecurangan non financial. Kecurangan pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidak beresan). Bentuk kecurangan seperti ini sering kali dinamakan kecurangan manajemen (Management Fraud), misalnya berupa : manipulasi, pemalsuan, dan pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah satu menyajikan atau sengaja menhilangkan (Intrnational omission) suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan. 2. Salah saji yang merupakan penyalahgunaan Aktiva (Asset Missapropriation) Kecurangan jenis ini biasanya disebut kecurangan karyawan (Employee Fraud). Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan dengan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penggelapan aktiva umunya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan dan pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam kecurangan kas dan kecurangan asset persediaan dan aset lainya, serta pengeluaran biaya – biaya secara curang. Contoh salah satu saji jenis ini adalah penggelapan terhadap penerimaan kas, pencurian aktiva perusahaan, transaksi ”tidak resmi”.
20
3. Korupsi (Corruptio ) Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut Association of Certified Fraud Examinations (ACFE). Menurut ACFE, korupsi terbagi kedalam pertentangan kepentingan, suap, pemberian ilegal dan pemerasan (Amrizal, 2000). 2.3.3. Penggungkapam Informasi yang Sensitif Pengungkapan (Disclosure) yaitu penyajian informasi kepada stakeholder, baik diminta ataupun tidak diminta, mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kinerja operasional, keuangan dan resiko perusahaan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, Disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit u saha. Dengan demikian, informasi tersebut harus lengkap, jelas dan dapat menggambarkan secara tepat kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut. Informasi yang diungkap dalam laporan tahunan dapat dikelompokan dalam pengungkapan wajib (Mandatory Disclosure) dan pengungkapan sukarela (Voluntory Disclosure). Pengungkapan informasi merupakan bagian dari prinsip GCG, yaitu transparansi. Menurut surat keputusan mentri BUMN No. 117/M-MBU/2002, transparasi dapat diartikan sebagai keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan mengemukakan informasi materil yang relevan mengenai
21
perusahaan (Effendi, 2005). Menurut peraturan dipasar modal indonesia, yang dimaksud informasi material dan relevan adalah informasi yang dapat mempengaruhi naik turunya harga saham perusahaan, atau yang mempengaruhi secara signifikan resiko serta prospek usaha perusahaan yang bersagkutan Manfaat yang dapat dipetik dari penerapan prinsip ini yaitu stakeholder dapat mengetahui resiko yang mungkin terjadi dalam melakukan transaksi dengan perusahaan. Kemudian, adanya informasi kinerja perusahaan yang di ungkap secara akurat, tepat waktu, jelas, konsisten dan dapat dipertandingkan, maka dimungkinkan terjadinya efisiensi pasar. Selanjutnya jika transparansi dilaksanakan dengan baik dan tepat, akan dimungkinkan terhindarnya benturan kepentingan berbagai pihak dalam manajemen 2.3.4 Biaya-Manfaat Pengungkapan Informasi Biaya pada hal ini mengacu pada pengertian beban perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi keuangan. Biaya (Cost) disini tidak harus berarti uang atau materi melainkan waktu, tenaga dan pengorbanan lainya. Sistem akuntansi di desain harus memenuhi spesifikasi informasi tersebut tidak terlalu mahal. Dengan demikian, pertimbangan utama dalam mendesain sistem akuntansi adalah keseimbangan antara biaya dan manfaat yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi tersebut (http://id.wikipedia.org).
22
Menurut Mulyadi (1999) Biaya yaitu pengorbanan sumber ekonomi, yag di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan biaya dalam arti waktu yaitu waktu yang telah diluangkan guna mengungkapkan informasi keuangan. Biaya tenaga kerja adalah harga yang di bebankan untuk penggunaan biaya tenaga kerja manusia. Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya yang dimaksud dalam hal ini yaitu tenaga kerja yang telah dikorbankan guna mengungkapkan informasi keuangan perusahaan demi kepentingan pemakai laporan keuangan. Serta pengorbanan-pengorbanan lainya diluar biaya secara materi, waktu maupun tenaga guna mengungkapkan informasi keuangan secara transparan, terhindar salah saji material, serta sabagai pertanggungjawaban terhadap pemakai laporan keuangan sehingga tercipta perusahaan yang Good Coorporate Governance. Coorporate Governance harus menjamin adanya pengungkapan yang benar dan tepat waktu atas semua hal yang materil yang berkaitan denga perusahaan termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan, pengelolaan perusahaan, hasil oprasional, tujuan perusahaan, pemegang saham mayoritas dan hak suara, anggota dewab dan eksekutif kunci serta renumeransinya, faktor-faktor resiko yang secara materil terlihat, isu-isu penting yang berkaitan dengan karyawan dan pemegang saham serta struktur kebijakan pengelolaan. Manfaat yang diperoleh dengan pengungkapan informasi yang sensitif pada perusahaan yaitu terlaksanakanya good Coorporate Governance. Dengan Good
23
Coorporate Governance maka manfaat yang diperoleh lebih banyak daripada biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi perusahaan. 2.3.5 Pertanggungjawaban Terhadap Pengguna Laporan Keuangan Organization for Economic Corporate Development (OECD) menyatakan responbility yaitu kesesuaian dalam pengolahan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat. (Effendi, 2005). OECD menyatakan bahwa prinsip tanggungjawab ini menekankan pada adanya system yang jelas untuk mengukur mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada stakeholder dan stakeholder (Maksum, 2005). Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari bahwa dalam kegiatan oprasionalnya seringkali menghasilkan eksternalitas (dampak luar kegiatan perusahaan) negatif yang harus di tanggung oleh masyarakat. Diluar hal itu, lewat prinsip responbility ini diharapkan membantu peran pemerintah dalam mengurangi kesenjangan pendapat dan kesempatan kerja pada segmen masyarakat yang belum mendapatkan manfaat dari mekanisme pasar. Organization for Economic Corporate Development (OECD) menjabarkan prinsip-prinsip responbility kedalam lima aspek untuk Corporate Governance disuatu negara. Lima aspek tersebut adalah : 1. Hak-hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan. 2. perlakuan setara terhadap seluruh pemegang saham ’ 3. Peran stakeholder dalam corporate governance
24
4. Dikslosur dan tranparansi 5. Tanggung jawab pengurus perusahaan (Corporate Boards) 2.4 KERANGKA PEMIKIRAN Kode
etik
dalam
tingkah
laku
berbisnis
diperusahaan
merupakan
implementasi salah satu prinsip Good Corporate Governance (GCG). Kode etik tersebut menuntun karyawan dan pimpinan perusahaan untuk melakukan praktik – praktik etik bisnis yang terbaik didalam semua hal yang dilaksanakan atas nama perusahaan. Kode etik yang efektif seharusnya bukan sekedar dokumen yang tersimpan saja, namun kode etik tersebut hendaknya dapat mengerti oleh seluruh karyawan dan pimpinan dan akhirnya dapat dilaksanakan dalam bentuk tindakan. Kepatuhan pada kode etik ini merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan dan memajukan reputasi perusahaan sebagai karyawan dan pimpinan perusahaan yang bertanggungjawab. Falt (1995) dalam (Tjahyono, 2007) menyatakan pendekatan kasus dalam pendidikan etika merupakan cara yang efektif untuk menyadarkan mahasiswa pada masalah-masalah dilematis secara etis dan untuk melatih proses pengambilan keputusan dalam situasi tertentu. Berbagai penelitian juga telah dilakukan diluar negri mengenai prilaku (behavior) perbedaan prilaku mahasiswa dan persepsi mereka mengenai etika profesi akuntan. Jeffrey menyimpulkan bahwa mahasiswa senior memiliki rata-rata DIT yang lebih tinggi (memiliki moral yang lebih baik) dibandingkan mahasiswa yunior.
25
Cikeman dan Henning (2000) melakukan penelitian mengenai sosialisme kode etik profesi menyangkut manajemen laba pada mahasiswa akuntansi disalah satu universitas di Amerika dan menyimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi lebih tidak menyetujui manajemen laba pada tahun-tahun akhir kuliah mereka dibanding tahun-tahun awal (Yulianti dan Fitiany, 2005). Penelitian mengenai hal yang sama dilakukan Yulianti dan Fitriany. Mereka menyimpulkan bahwa mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi lebih menolak manajemen laba dibandingkan mahasiswa baru akuntansi. Menurut Dania (2001) dalam (Anggraini, 2006) yang meneliti pengaruh pendidikan etika profesi akuntansi terhadap presepsi mahasiswa baru akuntansi indonesia, menemukan adanya perbedaan persepsi yang signifikan tentang kode etik akuntansi antara mahasiswa yang belum pernah dengan yang sudah pernah memperoleh pendidikan etika profesi akuntansi. Temuan – temuan tersebut memperkuat situasi bahwa mahasiswa akuntansi tingkat akhir memiliki kadar etika yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa tingkat bawah atas kecurangan-kecurangan yang biasanya dilakukan oleh perusahaan. Kecurangan-kecurangan ini meliputi : manajemen laba, salah saji dalam laporan keuangan, tidak lengkapnya pengungkapan informasi yang sensitif, Cost-benefit pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban terhadap pengguna laporan keuangan. Yang dimaksud mahasiswa akuntansi tingkat atas, yaitu mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah auditing 1 (semester empat keatas) dan mahasiswa
26
tingkat bawah yang belum mengambil mata kuliah auditing 1 (semester empat kebawah) Agar dapat mempermudah dalam memahami kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka disajikan dalam model kerangka berpikir pada gambar 2.1 Gambar 2.1 Mahasiswa akuntansi tingkat bawah
Mahasiswa akuntansi tingkat atas
Belum mengambil Mata kuliah Auditing 1 (dibawah semsester Empat)
Sudah mengambil Mata kuliah Auditing 1 (diatas semester Empat)
Ada perbedaan persepsi mengenai : Manajemen laba Salah saji dalam laporan keuangan Pengungkapan informasi yang sensitive Cost-Benefit pengungkapan informasi Pertanggung jawaban dalam penggunaan laoran keuangan
27
2.5 HIPOTESIS Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering di tuntut untuk melakukan pengecekanya (Sudjana, 2002). Berdasarkan kerangka berfikir, maka hipotesis dari penelitian ini adalah : Ha1.
Ada perbedaan persepsi mengenai manajemen laba antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan mahasiswa akuntansi tingkat atas.
Ha2
Ada perbedaan persepsi mengenai salah saji dalam laporan keuangan antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan mahasiswa akuntansi tingkat atas.
Ha3 Ada perbedaan persepsi mengenai pengungkapan informasi yang sensitif antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan mahasiswa akuntansi tingkat atas. Ha4 Ada perbedaan persepsi mengenai Cost-Benefit pengungkapan informasi antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan mahasiswa akuntansi tingkat atas. Ha5 Ada perbedaan persepsi mengenai pertanggungjawaban terhadap pengguna laporan keuangan antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dengan mahasiswa akuntansi tingkat atas.
28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian sample, yang ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas mengenai etika penyususan laporan keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat behavioral (perilaku dan persepsi) karenanya data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. 3.2 Populasi dan sample 3.2.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002). Sedangkan menurut Sujdana (1992), populasi adalah nilaiyang mungkin hasil menghitung ataupu pengukuran kualitatif maupun kuantitatif mengenai karekteristik tertentu dari semua kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi tingkat bawah dan mahasiswa akuntansi tingkat atas. Alasan peneliti mengambil responden tingkat bawah belum memperoleh etika-etika dalam pembelajaran akuntansi. Sedangkan mahasiswa tingkat atas sudah memperoleh etika-etika dalam pembelajaran akuntansi secara tuntas, sehingga dapat diketahui perbedaan persepsi antara kedua kelompok responden tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi
28
29
fakultas ekonomi Universitas Negeri Semarang sebesar 200 mahasiswa akuntansi. Kuesioner disebarkan secara acak baik mahasiswa semester bawah dan mahasiswa semester atas, dengan rincian yang berasal dari data kuesioner yang disebarkan 126 mahasiswa akuntansi semester atas dan 74 mahasiswa semester bawah.Adapun rincian populasi mahasiswa akuntansi dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Jumlah Rincian Kuesioner prodi akuntansi akuntansi
angkatan mahasiswa semester atas mahasiswa semester bawah jumlah total
jumlah 126 74 200
3.2.2 sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Sedangkan menurut Sujdana (1992) sampel penelitian adalah sebagian individu yang diambil dari populasi penelitian. Dalam penentuan jumlah sempel yang digunakan, diambil dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut : N n= 1 + Ne² Di mana : n
: ukuran sampel
N
: Ukuran populasi
30
e
: kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir, dalam penelitian ini diambil sebesar 5% (Umar 2003:120) n=
200 r +(200)(0,05) 2
=
200 1,5
= 134,833 = 134,83
135
3.2.3 Tehnik Pengambilan Sampel Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cluster sampling, karena sampel diambil berdasarkan kelompok dan karakteristik tertentu sesuai kriteria yang telah ditetapkan dalam desain penelitian dengan proporsi jumlah tertentu. Akuntansi Tingkat atas =
126 200
x 135 = 83,44 = 83
Akuntansi tingkat bawah =
74
x 135 = 52,32 = 52
200 Sampel dalam penelitian ini sesuai dengan rumus slovin sebesar 135 responden dengan rician mahasiswa akuntansi sebesar 83 responden dan 52 responden mahasiswa tingkat bawah. 3.3 Variabel Penelitian
31
Variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian (Arikunto, 2002). Penelitian ini hanya sebatas menguji perpedaan persepsi mahasiswa akuntansi tingkat bawah dan mahasiswa akuntansi tingkat atas. Variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu variabel mandiri, yaitu antara variabel satu dengan variabel yang lain tidak berhubungan dan tidak saling mempengaruhi. Adapun variabel dalam penelitian ini meliputi : 1. Manajemen laba dalam laporan keuangan dengan indikator ketepatan waktu dalam penyajian informasi keuangan. 2. Salah saji dalam laporan keuangan. Pengukuran indikatornya adalah : a) Pengungkapan resiko perusahan. b) Keakuratan informasi keuangan. 3. Pengungkapan informasi yang sensitif dalam laporan keuangan. Indikatornya: a) Luas pengungkapan informasi. b) Jenis pengungkapan informasi 4. Biaya manfaat (cost benefit) dalam laporan keuangan dengan indikator kaharusan mengikuti prinsip ekonomi. 5. Pertanggungjawaban terhadap pengguna laporan keuangan dengan indikator kadar pertanggungjawaban terhadap pengguna laporan keuangan 3.4 Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah metode kuesioner, yaitu tehnik pengumpulan data dengan membagikan
32
angket kepada responden yang berisi pertanyaan untuk memperoleh informasi relevan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan memyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah kuesioner yang dikembalikan responden. Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan smpel sebesar 135 responden yang terdiri dari 83 dari mahasiswa tingkat atas dan 52 dari mahasiswa tingkat bawah. 3.5 Instrumen Penelitian Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang digunakan oleh Clikman dan Henning (2000) yang diadopsi oleh yulianti dan fitriani (2005). Kuesioner Clikman dan Henning terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi studi kasus singkat mengenai manajemen laba. Kasus ini menceritakan sebuah perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan dan berusaha meningkatkan laba tahun berjalan dengan cara memindahkan maintenance rutin ke tahun berikutnya. Usaha perusahaan untuk memindahkan maintenance rutin pada dasarnya tidak melanggar prinsip akuntansi yang berlaku, akan tetapi hal ini dapat menyebabkan pengguna laporan keuangan memperoleh informasi yang tidak tepat mengenai kondisi perusahaan. Kasus ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana mahasiswa akuntansi mempertimbangkan konsekuensi tersebut dalam pengambilan keputusan. Bagian kuesioner berisi 12 pertanyaan yang mengukur persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pelaporan keuangan yang wajar. 12 pertanyaan tersebut
33
dikelompokkan dalam empat kategori :mistate, Disclosure, cost benefit,dan responbility. Clikman dan Henning mengelompokkan 12 pertanyaan ini berdasarkan pertimbangan bahwa kelompok pertanyaan tertentu menitikberatkan pada faktor yang sama dalam etika pelaporan keuangan. Bagian kuesioner berisi 12 pertanyaan yang mengukur persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pelaporan keuangan yang wajar. 12 pertanyaan tersebut dikelompokkan ke dalam empat kategori yaitu :mistate, Disclosure ,costbenefit dan responsibility. Clikman dan Hening mengelompokkan 12 pertanyaan ini berdasarkan pertimbanganbahwa kelompok pertnyaan tertentu menitikberatkan pada faktor yang sama dalam etika pelaporan keuangan. Kuesioner yang digunakandalam penelitian ini (baik bagian pertama maupun bagian kedua) menggunakan likert scale dengan skala 1 sampai 7, dengan option jawaban STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju),dan ss (sangat setuju) (azwar,1990). Dalam melakukan interprestasi kuesioner, pertanyaan nomor 6,8 dan 10 diukur secara terbalik, artinya sikap positif ditunjukkan oleh respon tidak setuju oleh responden. Jumlah skor total yang semakin tinggi menggambarkan kecenderungan yang lebih rendah untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan. Demikian juga untuk pertanyaan nomor 3, 4 dan 7. Jawaban pertanyaan diukur secara terbalik. Jumlah skor total yang semakin tinggi menggambarkan persepsi yang lebih baik dalam memandang biaya yang timbul dari kewajiban pengungkapan informasi, atau dengan kata lain memandang pengungkapan informasi bukan sebagai beban, melainkan sebagai suatu keharusan.
34
Sedangkan pertanyaan nomor 2 dan 11 juga diukur secara terbalik, yang berarti sikap positif ditunjukkan oleh respon tidak setuju oleh responden.jumlah skor semakin tinggi menggambarkan tanggung jawab yang lebih tinggi untuk menyajikan laporankeuangan yang infotmatif bagi penggunanya. Kuesioner ini sudah digunakan dalam penelitian- penelitian terdahulu secara internasional, yaitu digunakan oleh Clikeman dan Henning, kemudian digunakan oleh yulianti dan Fitriany (2005). Oleh karena itu kuesioner ini dianggap sudah valid dan reliabel. Untuk lebih jelasnya kisikisi instrumen gunamengukur persepsi mahasiswa akuntansi mengenai etika penyusunan laporan keuangan disajikan dalam tabel 3.2 Tabel 3.2 Kisi-Kisi instrumen Variabel penelitian Manajemen laba
indikator Luas pengungkapan informasi
instrumen Apakah
anda
No. Item
mendukung
atau
-
menentang usul untuk menunda pemeliharaan
(Maintenance)
sampai tahun berikutnya? Salah saji
Pengungkapan resiko. Jenis pengungkapan informasi.
1. Perusahaan
harus
mengungungkapkan
berbagai
resiko yang dihadapinya didalam laporan keuangan. 2. Saya tidak akan mengungkapkan informasi
didalam
keuangan
jika
informasi
didalam
keuangan
jika
informasi
laporan
saya
pikir laporan
saya
tersebut
pikir akan
digunakan oleh perusahaan lain untuk
menyerang
perusahaan
1,6,8,10
35
saya. 3. Gaji
dan
benefit
menejemen rahasia
adalah
untuk informasi
sehingga
seharusnya
tidak
diinformasikan
kepada publik. 4. Saya
akan
membuat
dengan
sengaja
kesalahan
dalam
laporan keuangan jika hal itu diperlukan
untuk
kebangkrutan menjaga
mencegah
perusahaan
keamanan
dan
pekerjaan
karyawan saya Pengungkapan informasi keuangan
Luas pengungkapan 1. pengungkapan laporan keuangan informasi.Jenis yang lebih lengkap dibutuhkan pengungkapan untuk mencapai informasi. “kewajaran(Fairness)” dalambursa saham dan obligasi. 2. Pengangguran biaya yang sifatnya diskresioner tergantung
(besarnya padakebijakkan
manajemen perusahaan seperti maintenance
dan
advertising)
diakhir tahun,harus dilaporkan dalam laporan keuangan. 3.anggaran oprasi (Operating budget) dan target keuntungan untuk tahun yang akan datang seharusnya tidak diungkapkkan keuangan.
dalam
laporan
5,9,12
36
Biaya manfaat
Keharusan mengikuti prinsip akuntansi
1.Perusahaan Go publik di indonesia
3,4,7
sangat dibebani keharusan untuk mengikuti prinsip akuntansi. 2. Standar akuntansi yang berlaku sekarang mendorong perusahaan untuk menyajikan informasi yang lebih
banyak
daripada
yang
dibutuhkan oleh insvestor. 3.perusahaan gopublik di indonesia sangat dibebeani keharusan untuk mempublikasikan
laporan
keuangan yang lengkap. Pertanggung jawaban
Kadar pertanggung 1.menejemen perusahaan memiliki jawaban terhadap tanggung jawab yang lebih besar pengguna laporan kepadapemegang saham keuangan. dibandingkan
kepada
2,11
karyawan
perusahaan 2.Yang bertanggung jawab untuk menjaga
kepentingan
investor
adalah independen auditor, bukan manajer perusahaan.
3.6 Tehnik Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.6.1 Uji Validitas Berdasarkan uji validitas yang diterapkan pada 134 responden dengan 12 item, dinyatakan valid, karena instrumen ini sudah digunakan banyak peneliti baik peneliti dalam negeri mauoun oeneliti luar negeri. Walaupun instrumen tersebut
37
dianggap valid, namun peneliti melakukan pengujian ulang untuk mengetahui nilai validitasnya. Uji validitas dilakukan mnggunakan SPSS 15 menggunakan korelasi product moment. Dengan bantuan SPSS 15 dapat diketahui melalui tanda * yang berarti angka tersebut signifikan pada level 5%, dan tanda ** signifikan pada level 1%. Tetapi jika pada angka tersebut tidak terdapat tanda * maupun ** item tersebut dinyatakan gugur. Berikut ini adalah hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS 15 dari kedua kelompok responden. Tabel 3.3 uji validitas Item 1
0,284**
Valid
Item 2
0,383**
Valid
Item 3
0,468**
Valid
Item 4
0.394**
Valid
Item 5
0.391**
Valid
Item 6
0.463**
Valid
Item 7
0.533**
Valid
Item 8
0.391**
Valid
Item 9
0.484**
Valid
Item 10
0.366**
Valid
Item 11
0.415**
Valid
Item 12
0.405**
Valid
3.6.2 Uji Reabilitas Reliabilitas menunjuk pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengukur data, karena instrumen tersebut
38
sudah baik (Arikunto, 1998). Uji reabilitas data dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur konsistensi jawaban responden dari setiap butir pertanyaan dalam kuesioner. Dengan menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha Coeffisient dengan menggunakan SPSS 15, dimana semakin tinggi koefisien berarti semakin baik pengukuran suatu instrumen. Hasil uji reliabilitas dengan tehnik Cronbach’s Alpha Coeffisient dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Uji Reabilitas
Reliab ility Statis tics
Cronbac h's A lpha .549
Cronbac h's A lpha Bas ed on Standardized Items .572
N of Items 12
Dari hasil pengujian tersebut, diketahui bahwa reliabilitas instrumen ini termasuk dalam kreteria agak rendah. Interpretasi reliabilitas menurut Arikunto (2002) dapat dilihat pada tabel 3.5 Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas
39
Linier r
Interpretasi
0,801 – 1,00
Tinggi
0,601 – 0,800
Cukup
0,401 – 0,600
Agak Rendah
0,201 – 0,400
Rendah
0,001 – 0,200
Sangat rendah/tidak berkorelasi
3.6.3 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan sebelum data diolah untuk analisis lebih lanjut. Tujuan dilakukan analisis ini adalah untuk mengetahui apakah suatu sampel berasal dari suatu populasi yang berdistribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah one sampel kolmogorav-Smirnov test, yaitu pengujian yang dilakukan dengan membandingkan signifikan hasil uji dengan taraf signifikansinya (α = 0,05), jika hasil uji lebih besar dari taraf signifikansi maka data yang diuji berdistribusi normal. Sebaliknya jika hasil uji lebih kecil dari taraf signifikansi maka data yang diuji tidak berdistribusi normal. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Normalitas data penelitian yang diuji akan menentukan alat uji yang digunakan. Jika data penelitian yang diuji berdistribusi normal, maka alat uji yang digunakan adalah alat uji parametrik. Sebaliknya jika data
40
tidak berdistribusi normal maka pengujian dilakukan dengan menggunakan alat uji non parametrik. Tabel 3.6 Pengujian Normalitas
One -Sample Kolmogorov-Smirnov Te st
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Salah Saji 135 16.8222 3.96602 .093 .077 -.093 1.084 .190
Pengung Pertanggun kapan Biaya Manfaat gjaw aban 135 135 135 14.7852 16.0963 8.8148 2.31602 3.25272 2.32823 .115 .121 .161 .099 .067 .098 -.115 -.121 -.161 1.341 1.404 1.874 .055 .039 .002
Total 135 56.5185 7.47219 .087 .069 -.087 1.008 .261
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan perhitungan pada tebel diatas diketahui nilai signifikansi >0,05 maka data dianggap normal. Dengan demikian alat uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji parametrik 3.6.4 Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua varians dari 2 kelompok, peneliti menggunakan bantuan SPSS 15 dengan tehnik ttest (levene’s Test for Equality). Ketentuan dalam pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi pada t-test lebih besar dari 0,05 maka data dianggap homogen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data dianggap tidak homogen (Pratisto, 2004). Dalam perhitungan diperoleh nilai
41
signifikansi sebesar 0,057 > 0,05 maka kedua kelompok sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen. Hal ini dapat dilihat pada tabel uji homogenitas pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Uji Homogenitas Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Sala h Saji Equal variances assumed Equal variances not assumed
3.696
Sig. .057
t-test for Equality of Means
t
Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Dif ference Dif ference
df
95% Confid ence In terval of the Dif ference Low er Upper
-1.308
133
.193
-.91474
.69958 -2.29847
.46900
-1.377
125.437
.171
-.91474
.66419 -2.22921
.39974
3.6.5 Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini hipotesis akan diuji dengan uji beda rata-rata dengan menggunakan tehnik independent sample T-test.
Independent sample T-
test adalah uji beda rata-rata untuk dua sampel independent. Uji ini membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan satu sama lain. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata diantara dua kelompok sampel independent. Alasan digunakanya independent sampel t-test adalah karena kedua sampel (mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas) tidak saling
42
berhubungan satu sama lain. Jika varians data adalah sama (homogen) maka hasil uji t-test menggunakan signifikansi berdasarkan asumsi varians data sama(equal variances assumed). Sebaliknya, jika nilai signifikansi (tidak homogen) maka hasil uji t-test berdasarkan asumsi varians data tidak sama (equal variances not assumed). Ketentuan pengambilan keputusan untuk uji beda rata-rata yaitu jika signifikansi >0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak, yang artinya dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai etika penyusunan laporan keuangan. Sebaliknya, jika signifikansinya <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (sulaiman, 2002). Artinya ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai etika penyusunan laporan keuangan.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengujian mahasiswa akuntansi tingkat atas dan tingkat bawah mengenai etika penyusunan laporan keuangan. Pengujian antara mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas ini mengunakan uji t. Uji ini digunakan untuk menguji apakah rata-rata persepsi mahasiswa tingkat atas berbeda dengan mahasiswa tingkat bawah. Peneliti mengharapkan terdapat perbedaan antara perilaku dan persepsi mahasiswa tingkat atas dan tingkat bawah. Hal ini untuk menilai efektifitas kurikulum akuntansi dalam meningkatkan nilai-nilai etika mahasiswa akuntansi. Untuk mengetahui perbedaan tersebut, berikut ini disajikan uraian tentang pengujian tersebut. 4.1.2 Rata-rata respon mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas dalam kasus manajemen laba. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pilihan suatu perusahaan atas suatu kasus manajemen laba. Skala yang digunakan untuk mengukur persepsi responden adalah skala Likert 1-7, dimana 1 berarti sangat tidak setuju dan 7 berarti sangat setuju. Semakin besar skor responden semakin ia menyetujui manajemen laba. Rata respon yang diberikan oleh responden dapat dilihat dari nilai mean yang terdapat pada tabel analisis deskriptif pada tabel 4.1.
43
44
Tabel 4.1 Analisis deskriftif tentang manajemen laba Group Statis tics
Total
Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing Sudah Belum
N
Mean 56.4217 56.6731
83 52
Std. Deviation 7.99866 6.61763
Std. Error Mean .87797 .91770
Dari tabel analisis deskriptif mngenai manajemen laba dapat diketahui nilai mean sebesar 56,42 untuk mahasiswa tingkat atas dan 56,67 untuk mahasiswa tingkat bawah. Jika diinterpretasikan dengan skala skor pada instrumen, nilai mean tersebut berarti memberikan arti bahwa rata-rata mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah merespon netral cenderung agak setuju dengan pelaksanaan manajemen laba. Uji selanjutnya yaitu menguji signifikansi perbedaan nilai mean. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah perbedaan nilai tersebut signifikansi. Untuk menguji perbedaan tersebut digunakan tabel independent sampel t-test. Ketentuan pengambilan keputusan sama dengan ketentuan pada uji homogenitas yaitu jika nilai signifikansi atau signifikansi >0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak. Tabel 4.2 Respon mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas mengenai manajemen laba.
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Total
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.342
Sig. .560
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Low er Upper
-.190
133
.850
-.25139
1.32630
-2.87476
2.37198
-.198
122.998
.843
-.25139
1.27004
-2.76535
2.26257
45
Dari perhitungan tabel 4.2 diketahui bahwa nilai signifikansi pada kolom Levene’s test sebesar 0,560 (>0,05) artinya varian kedua sampel sama (homogen). Dari perhitungan kolom Equal variances assumed diketahui nilai signifikansinya sebesar 0,850 (>0,05) maka Ho diterima dan hipotesis kerja ditolak. Artinya tidak dapat perbedaan persepsi mengenai manajemen laba antara mahasiswa tingkat atas dengan mahasiswa tingkat bawah. 4.1.3
Rata-rata respon mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas
untuk faktor salah saji. Faktor ini dibentuk oleh empat pertanyaan yang terdapat dalam pertanyaan 1,6,8,10 dalam melakukan interpletasi kuesioner, pertanyaan no 6,8 dan 10 diukur secara terbalik, artinya jumlah skor total yang semakin tinggi mengambarkan kecenderungan yang lebih rendah untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan. Tabel 4.3 Analisis tentang salah saji Group Statis tics
Salah Saji
Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing Sudah Belum
N 83 52
Mean 16.4699 17.3846
Std. Deviation 4.26654 3.39639
Std. Error Mean .46831 .47099
Dalam menginterpretasikan nilai tersebut dengan pen-skalaan skor pada intrumen, nilai mean tersebut terlebih dahulu dibagi dengan jumlah item pada variabel salah saji. Pada variabel slah saji terdapat empat item berarti nilai 16,47
46
maupun 17,34 yang terdapat pada tabel 4.3 dibagi empat. Hasilnya yaitu untuk mahasiswa tingkat atas sebesar 4,12 yang berarti bahwa respon mahasiswa tingkat atas yaitu netral cenderung agak setuju atas salah saji dalam pelaporan keuangan. Untuk mahasiswa tingkat bawah , diketahui nilai mean 17,34 dibagi empat diperoleh hasil 4,33 artinya mahasiswa tingkat bawah juga merespon netral cenderung agak setuju. Nilai tentang deskriftif tentang salah saji secara statistik dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Respon mahasiswa tingkat atas dan tingkat bawah mengenai salah saji.
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Salah Saji Equal variances assumed Equal variances not assumed
3.696
Sig. .057
t-test for Equality of Means
t
Mean Sig. (2-tailed) Difference
df
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Low er Upper
-1.308
133
.193
-.91474
.69958
-2.29847
.46900
-1.377
125.437
.171
-.91474
.66419
-2.22921
.39974
Berdasarkan ketentuan dalam pengambilan keputusan, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji t, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,193 (>0,05). Maka dapat dapat diambil keputusan bahwa Ho dierima. Atau dengan kata lain tidak ada perbedaan mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah.
47
4.1.4 Rata-rata respon mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas untuk faktor pengungkapan informasi keuangan. Faktor pengungkapan ini dibentuk oleh tiga pertanyan yang terdapat dalam pertanyaan no. 5,9 dan 12. jumlah skor yang semakin tinggi mengambarkan kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan pengungkapan dalam laporan keuangan. Analisis tentang pengungkapan informasi keuangan dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Analisis tentang pengungkapan Group Statis tics
Pengungkapan
Sudah Mengambil mata Kuliah A uditing Sudah Belum
N 83 52
Mean 14.5904 15.0962
Std. Dev iation 2.41457 2.13523
Std. Error Mean .26503 .29610
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.5 diketahui rata-rata respon mahasiswa tingkat atas sebesar 14,59 dan mahasiswa tingkat bawah sebesar 15,10, nilai tersebut semuanya dibagi tiga karena terdapat tiga item. Nilai yang diperoleh dari pembagian diperoleh 4,86 artinya mereka memberikan respon netral cenderung agak setuju sama dengan mahasiswa tingkat bawah. Sedangkan perhitungan secara statistik dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Respon rata mahasiswa mengenai pengungkapan informasi keuangan. Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Pengungkapan
Equal variances assumed Equal variances not assumed
1.333
Sig. .250
t-test for Equality of Means
t
Mean Sig. (2-tailed) Difference
df
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Low er Upper
-1.237
133
.218
-.50579
.40880
-1.31438
.30280
-1.273
118.248
.206
-.50579
.39739
-1.29272
.28113
48
Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai pengungkapan informasi keuangan antara mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji nilai signifikansi pada tabel 4.6 kolom t-est for eguality of means sebesar 0,218 (>0,05) yang artinya Ho diterima. 4.1.5
Rata-rata respon mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas
untuk faktor biaya manfaat. faktor lain yang diuji dalam penelitian bagian kedua adalah biaya manfaat (cost-benefit) yaitu persepsi mahasiswa mengenai beban perusahaan untuk melakukan pengungkapan. Faktor ini dibentuk oleh tiga pertanyaan yang terdapat dalam pertanyaan no. 3, 4, dan 7 dalam melakukan interpretasi kuesioner, jawaban pertanyaan diukur secara terbalik, artinya sikap positif ditunjukkan oleh respon tidak setuju oleh responden. Dari perhitungan tabel 4.7 diketahui rata-rata persepsi mahasiswa tingkat atas sebesar 16,39 dan mahasiswa tingkat bawah sebesar 15,61. nilai means dibagi tiga karena terdapat tiga pertanyaan. Hasil pembagian dibagi tiga item sebesar 5,46 dan 5.21 nilai tersebut cenderung agak tidak setuju terhadap biaya manfaat. Tabel 4.7 analisis tentang biaya manfaat. Group Statis tics Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing Biaya Manfaat Sudah Belum
N 83 52
Mean 16.3976 15.6154
Std. Deviation 3.17743 3.34403
Std. Error Mean .34877 .46373
49
Dalam kolom levene’s Test diketahui nilai signifikansi sebesar 0,708 (>0,05) berarti data bersifat homogen. Dari kolom t-est for eguality of means sebesar 0,175 (>0,05) maka Ho diterima. Yang artinya tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai biaya manfaat antara mahasiswa tingkat atas dengan mahasiswa tingkat bawah. Tabel 4.8 Respon tentang biaya manfaat. Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Biaya Manfaat Equal variances assumed Equal variances not assumed
.141
Sig. .708
t-test for Equality of Means
t
Mean Sig. (2-tailed) Difference
df
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Low er Upper
1.364
133
.175
.78221
.57343
-.35202
1.91643
1.348
104.265
.181
.78221
.58025
-.36841
1.93283
4.1.6 Rata rata respon mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas untuk faktor pertanggung jawaban Faktor ini dibentuk oleh dua pertanyaan yang terdapat dalam pertanyaan no. 2 dan 11. Untuk menguji hipotesis pada variabel pertanggungjawaban ini digunakan uji t. Hasil t dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 analisis tentang pertanggungjawaban Group Statis tics
Pertanggungjaw aban
Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing Sudah Belum
N 83 52
Mean 8.9639 8.5769
Std. Deviation 2.17775 2.55409
Std. Error Mean .23904 .35419
50
Pada Tabel 4.10 dapat diketahui dalam kolom t-est for eguality of means diketahui nilai signifikansi 0,349 > 0,05 berarti Ho diterima berarti dapat diambil keputusan bahwa antara mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah tidak ada perbedaan persepsi. Tabel 4.10 Respon mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah tentang pertanggung jawaban. Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Pertanggungjaw aban Equal variances assumed Equal variances not assumed
3.836
Sig. .052
t-test for Equality of Means
t
Mean Sig. (2-tailed) Difference
df
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Low er Upper
.939
133
.349
.38693
.41195
-.42789
1.20175
.906
95.692
.367
.38693
.42730
-.46130
1.23516
Berdasarkan pengujian kelima variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaab persepsi mengenai etika penyusunan laporan keuangan antara mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas, baik dari faktor manajemen laba, salah saji, pengungkapan informasi, biaya manfaat maupun pertanggungjawaban. 4.2 Pembahasan Tujuan utama dalam penelitian ini adalah hanya sebatas menguji perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai: 1. manajemen laba. 2.
salah saji dalam laporan keuangan
51
3. Pengungkapan informasi yang sensitif. 4. Biaya manfaat. 5. Pertanggung jawaban terhadap stakeholder. Setelah dilakukan uji hipotesa dengan menggunakan uji t, dapat dijawab rumusan masalah dan hipotesisnya. Dalam menguji mahasiswa berdasarkan angkatan pada mahasiswa akuntansi atas kasus manajemen laba, diketahui nilai mean sebesar 56,42 untuk mahasiswa tingkat atas dan 56,67 untuk mahasiswa tingkat bawah dengan nilai signifikansi 0,850. Nilai tersebut memberikan makna rata-rata persepsi antara mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas adalah sama atau tidak terdapat
perbedaan
persepsi
antara
kedua
kelompok
responden
dalam
mempersepsikan manajemen laba. Data respon yang diberikan mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah yaitu netral cenderung agak setuju. Demikian halnya dalam variabel salah saji. Dalam menguji variabel ini peneliti juga tidak menemukan adanya perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi tingkat atas dan mahasiswa akuntansi tingkat bawah. Respon ini berdasarkan perhitungan mean pada mahasiswa tingkat atas 16,46 dan mahasiswa tingkat bawah 17,38 yang diinterpretasikan dengan pengskalaan skor pada instrumen. Tidak adanya perbedaan persepsi antara mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah dapat diketahui dengan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,193 > 0,05 yang artinya Ha ditolak dan Ho diterima. Tidak terdapatnya perbedaan ini kemungkinan disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai obyek yang diinterpretasikan. Sehingga mahasiswa tidak
52
mengetahui dampak dari salah saji yang dapat berakibat pada tidak akuratnya perhitungan rasio lancar dan perbandingan hutang pada modal. Selain dari faktor individu ada juga faktor lain dari luar individu yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu obyek, diantaranya yaitu faktor obyek dan faktor situasi. Semakin besar ukuran suatu obyek, maka persepsi individu terhadap obyek tersebut akan semakin jelas dan mudah dipahami. Begitu pula jika intensitas obyek yang dipersepsikan semakin sering ditunjukkan, maka obyek tersebut akan lebih sering diperhatikan sehingga akan lebih mudah untuk mempersepsikan. Walgito (2004) dalam (Anggraini, 2006). Respon responden yang cenderung netral diduga karena intensitas obyek yang dipersepsikan (salah saji) jarang ditunjukkan atau dijumpai pada kasus-kasus tertentu. Sehingga obyek tersebut (salah saji) akan lebih sulit dipersepsikan dibandingkan obyek yang sering ditunjukkan. Faktor situasi merupakan suatu kondisi lingkungan dimana individu mempersepsikan suatu obyek tertentu. Dalam hal ini respon responden yang cenderung netral juga disebabkan faktor situasi. Diduga pada saat responden mengisi kuesioner untuk mempersepsikan obyek terlalu singkat. Hal ini mengakibatkan responden tidak dapat memahami makna kuesioner secara mendalam. Uji hipotesis selanjutnya yaitu menguji rata-rata persepsi mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat bawah mengenai pengungkapan informasi. Dari hasil perhitungan uji t diketahui bahwa rata-rata respon mahasiswa tingkat atas sebesar 14,59 artinya responden memberikan respon netral cenderung agak setuju dengan pengungkapan informasi yang senstitif. Sedangkan untuk mahasiswa tingkat bawah
53
sebesar 15,09 artinya responden juga memberikan respon netral cenderung agak setuju. Walaupun secara rata-rata kedua kelompok responden memberikan respon yang sama, namun respon yang lebih positif titunjukkan oleh mahasiswa tingkat bawah. Tetapi setelah diuji, ternyata perbedaan tersebut tidak signifikan secara statistik. Hal ini diketahui dari nilai signifikansi sebesar 0,218 (>0,05). Artinya perbedaan nilai tersebut tidak signifikan, sehingga jawaban dari hipotesis ini yaitu tidak terdapat perbedaan persepsi mahasiswa tingkat atas mengenai pengungkapan informasi. Pengujian keempat yaitu menguji persepsi mahasiswa akuntansi tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah mengenai biaya manfaat. Dari hasil uji t diketahui bahwa rata-rata persepsi mahasiswa tingkat atas mengenai biaya manfaat sebesar16,39 dan mahasiswa tingkat bawah sebesar 15,61. Kedua nilai tersebut memiliki makna bahwa kedua kelompok responden memberikan respon netral cenderung agak tidak setuju atas biaya manfaat. Penelitian ini menemukan tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai biaya manfaat antara mahasiswa tingkat atas dengan mahasiswa tingkat bawah. Hal ini terbukti dari perolehan nilai signifikansi sebesar 0,175 (>0,05) yang berarti Ho diterima. Hal ini dimungkinkan mahasiswa akuntansi
kurang
mengetahui
manfaat
yang
diperoleh
jika
perusahaan
mengungkapkan informasi secara transparan. Sehingga mereka beranggapan bahwa prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia hanya membebani perusahaan dan menghabiskan biaya.
54
Pengujian terahkir yaitu menguji perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pertanggungjawaban terhadap pengguna laporan keuangan. berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi perbedaan antar kelompok responden. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,349 (>0,05) maka Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai pertanggungjawaban laporan keuangan antara mahasiswa tingkat atas dengan mahasiswa tingkat bawah. Berdasarkan pengujian kelima variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai etika penyusunan laporan keuangan antara mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah. Hal ini sesuai dengan survey pemeringkatan Good Corporate Governance (GCG) yang dilakukan oleh Credit Lyonnaise Securities Asia tahun 2000. Hanya 18 perusahaan yang dinilai baik secara internasional walaupun demikian hanya satu perusahaan yang memperoleh nilai diatas 60 yaitu PT. Unilever Indonesia (Yulianti dan Fitriany, 2005). Dari survey tersebut menunjukkan rendahnya moral manusia dalam eksistensinya dilihat dari aspek individu maupun masyarakat. Baik dalam hubunganya dengan tuhan maupun sesama manusia. Mahasiswa tingkat atas cenderung memiliki rata-rata DIT (Defining Issue Test) yang lebih tinggi (memiliki moral yang lebih baik)dibandingkan mahasiswa tingkat bawah (Jeffrey, 1993) dalam (Yulianti dan Ftriany, 2005). Hanya saja yang peneliti temukan dalam penelitian ini adalah ketidak sesuain hasil penelitian dengan pendapat yang dikemukakan Jeffrey. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
55
1. Pengetahuan mahasiswa (khususnya mahasiswa tingkat atas) mengenai manajemen laba masih kurang sehingga mahasiswa tidak mengetahui dampak dari manajemen laba terhadap keakuratan pada laporan keuangan. 2. Muatan etika yang ada dalam akuntansi masih kurang. 3. Muatan etika yang telah diberikan dosen dalam perkuliahan tidak dipahami betul oleh mahasiswa. Mereka mengangap etika-etika yang diberikan dosen hanya sebagai pengetahuan tehnis dalam akuntansi, sehingga mereka tidak pernah berpikir bahwa tehnis yang telah dilakukan pada pihak manajemen bisa merugikan pihak stakeholders. 4. Mahasiswa kurang mengetahui etika berbisnis dalam perusahaan, sehingga mereka tidak mengetahui betapa pentingnya pengungkapan atas informasi perusahaan bagi stakeholders, yang berujung pada good corporate governance. 5. Mahasiswa kurang menguasai teori-teori akuntansi sehingga tidak mengetahui dampak dari permainan manajer mengenai beban, pendapatan maupun pengelompokan
aktiva
terhadap keakuratan laporan keuangan
yang
berdampak pada kerugian terhadap stakeholders. 6. Respon mahasiswa yang cencerung netral dimungkinkan karena pengetahuan mahasiswa terbatas sehingga mereka mencari amanya, dengan memilih skor netral.
56
7. Responden
kurang memahami
makna
dari
kuesioner
menyebabkan
ketidakseriusan responden dalam mengisi kuesioner. Hal ini mengakibatkan pengisian kuesioner hanya asal-asalan.
57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil uji hipotesa dengan menggunakan uji t maka dapat dijawab rumusan masalah dan tujuan penelitian ini yaitu : 1. Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai manajemen laba antara mahasiswa tingkat bawah dan mahasiswa tingkat atas. 2. Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai salah saji pada pelaporan keuangan antara mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah. 3. Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai pengungkapan informasi yang sensitif antara mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah. 4. Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai biaya manfaat pengungkapan informasi antara mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah. 5. Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai pertanggungjawaban terhadap pengguna laporan keuangan antara mahasiswa tingkat atas dan mahasiswa tingkat bawah. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teoritis, maka disarankan : 1. Perlu adanya penambahan dan penekanan etika atau moral kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat memahami pentingnya etika dalam
57
58
penyusunan laporan keuangan yang dapat berdampak pada kemajuan suatu perusahaan. 2.
Untuk penelitian lanjutan disarankan dengan menambah populasi dan sampel penelitian dengan membandingkan persepsi mahasiswa dari berbagai universitas.
59
DAFTAR PUSTAKA
Amrizal.
2007. Pencegahan dan Pendeteksian Auditor.Muharieffendi.wordpress.com.
kacurangan
Oleh
Internal
Anggraini, Sri Irna. 2006 Persepsi Akuntan Publik, Akuntan Pendidik dan Mahasiswa, Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (Studi Kasusdi Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Iniversitas Negeri Semarang Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Effendi, Muh. Arief. 2005. Peranan Etika Bisnis dan Moralitas Agama dalam Implementasi GCG. Jurnal Keuangan dan perbankan (JKP). Gujarati, D.2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta: PT. Erlangga Harahap, Sofyan Sahri. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Husen, Umar. 2002. Metodologi penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Irawan,
Bambang. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di BEJ. Skripsi: Universitas Islam Indonesia
Jusuf, Al Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi. Yokyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Ludigdo, U. 1999. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Kode Etik Bisnis Studi Terhadap Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Akuntansi: Simposium Nasional Akuntansi II Malang. Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6. Yokyakarta: PT. Salemba Empat Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Ramadhani, Aprilima Putri. 2009. Pengaruh Pengungkapan Informasi Intelectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Indonesia. Skripsi: Universitas Muhamadiyah Malang
59
60
Retnowati & Winarno.2003. Persepsi akuntan pendidik, akuntan public dan mahasiswa Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Robbin, Stephen J. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga Simposium nasional Akuntansi VI Surabaya Siahaan,
Pontas R. Pengelolaan SDM dalam Rangka Penerapan GCG. Bogor: Workshop di Pusdiklat Pengawasan BPKP. Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung Sularso. 2003. Metode Penelitian Akuntansi. Yokyakarta: BPFE Yokyakarta Walgito. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yokyakarta: Andi OFFSET. Yulianti dan Fitriani. 2005. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 8 Solo .
61
62
KUESIONER Saya mahasiswa akuntansi yang sedang melakukan penelitian tentang persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan, sebagai prasyarat untuk memyelesaikan program studi yang saya ambil. Maka ditengah kesibukan saudara, saya mengharap ketersediaannya untuk mengisi kuesioner berikut ini. Berikan jawaban dengan jujur sesuai dengan pendapat saudara. Jawaban yang saudara berikan sangat berharga dalam penelitian yang saya lakukan. Untuk ketersediaan saudara saya ucapkan banyak terima kasih. INFORMASI RESPONDEN (KERAHASIAAN JAWABAN DIJAMIN) Berilah tanda silang (X) pada angka yang anda pilih. 1. Angkatan
2. Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan
1
2
3. Asal Sekolah SMU
SMK
1
2
4. Sudah mengambil mata kuliah Auditing 1 Sudah
Belum
1
2
5. IPK (indeks Prestasi Kumulatif) Kurang dari
2 – 2.49
2.5 – 2.99
3 – 3.49
3.5 - 4
2
3
4
5
2 1
63
BAGIAN ll Misalkan anda adalah eksekutif muda dari sebuah perusahaan yang telah Go Publik. Setiap ahkir tahun, perusahaan anda akan ditutup selama 2 minngu untuk pemeliharaan (Maintenence) secara efektif atas peralatan perusahaan. Biaya pemeliharaan ini sangat besar dan perusahaan selalu mencatatnya sebagai biaya operasi normal (normal operating expense) dengan alasan biaya tersebut terjadi setiap tahun. Karena krisis ekonomi, keuntungan perusahaan anda tahun ini lebih rendah dibandingkan target keuntungan yang telah diumumkan sebelumnya. Pimpinan bagian operasional (CEO) khawatir bahwa kegagalan dalam mencapai target keuntungan ini menyebabkan turunnya harga pasar saham dan peringkat obligasi perusahaan. Tahun ini untuk mencapai target keuntungan, perusahaan berencana menunda seluruh pemeliharaan di bulan desember hingan bulan maret tahun depan. Biaya pemeliharaan akan tetap sama, tapi laba tahun ini akan meningkat karena tidak ada biaya yang terjadi selama bulan desember. Apakah anda mendukunh atau menentang usul untuk menunda pemeliharaan sampai tahun berikutnya? Jawablah pertanyaan di atas pada kolom yang tersedia dengan memberi tanda (X). (semakin saudara menjawab ke kolom sebelah kanan, berarti saudara semakin cenderung setuju dengan manajemen laba). Sangat Sangat tidak mendukung mendukung penundaan penundaan 1 2 3 4 5 6 7
Jelaskan secara singkat jawaban saudara : ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... .............................................................................................................................
64
Bagian III Berilah tanda silang (X) pada kolom yang anda pilih, (semakin saudara menjawab ke kolom sebelah kanan, berarti saudara semakin cenderung setuju dengan pernyataan). Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju ATS : Agak tidak setuju N : Netral AS : Agak Setuju S : Setuju SS : sangat setuju No Pernyataan STS TS ATS N AS S SS 1 Perusahaan harus mengungkapkan 1 2 3 4 5 6 7 berbagai resiko yang dihadapinya didalam catatan laporan keuangan 2 Manajemen perusahaan memiliki 1 2 3 4 5 6 7 tanggung jawab yang lebih besar kepada pemegang saham dibandingkan kepada karyawan perusahaan 3 Perusahaan GO Publik di Indonesia 1 2 3 4 5 6 7 sangat dibebani keharusan untuk mengikuti prinsip akuntansi 4 Perusahaan Go Publik di Indonesia 1 2 3 4 5 6 7 sangat dibebani keharusan untuk mengikuti prinsip akuntansi 5 Pengungkapan laporan keuangan yang 1 2 3 4 5 6 7 lebih lengkap dibutuhkan untuk mencapai “kewajaran (fairness)” dalam bursa saham dan obligasi. 6 Saya tidak akan mengungkapkan 1 2 3 4 5 6 7 informasi didalam laporan keuangan jika saya pikir informasi tersebut akan digunakan oleh perusahaan lain untuk menyerang perusahaan saya. 7 Standar akuntansi yang berlaku 1 2 3 4 5 6 7 sekarang mendorong perusahaan untuk menyajikan informasi yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan oleh investor 8 Gaji dan benefit untuk manajemen 1 2 3 4 5 6 7 adalah informasi rahasia sehingga tidak seharusnya diinformasikan kepada
65
9
10
11
12
publik. Anggaran operasi (Operating Budget) dan target keuntungan untuk tahun yang akan datang seharusnya tidak diungkapkan dalam laporan keuangan. Saya akan dengan sengaja membuat kesalahan dalam laporan keuangan jika hal itu diperlukan untuk mencegah kebangkrutan perusahaan dan menjaga keamanan pekerjaan karyawan saya. Yang bertanda jawab untuk menjaga kepentingan investor adalah independen auditor, bukan manajer perusahaan. Pengurangan biaya yang sifatnya diskresioner (besarnya tergantung pada kebijakan manajemen perusahaan seperti maintenance dan advestising diahkir tahun, harus dilaporkan dalam laporan keuangan.
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
66
67
Correlations Cor relations 1 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 135 .065 .452 135 .211* .014 135 .282** .001 135 .171* .047 135 -.184* .032 135 .162 .060 135 -.078 .369 135 .051 .559 135 -.207* .016 135 .016 .855 135 .150 .083 135 .284** .001 135
2 .065 .452 135 1 135 .240** .005 135 .214* .013 135 .128 .141 135 -.051 .556 135 .267** .002 135 -.138 .111 135 .024 .779 135 -.089 .307 135 .206* .017 135 .224** .009 135 .383** .000 135
*. Correlation is s ignif icant at the 0.05 lev el (2-tailed). **. Correlation is s ignif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).
3 .211* .014 135 .240** .005 135 1 135 .819** .000 135 .155 .072 135 -.125 .149 135 .198* .021 135 -.172* .046 135 .035 .686 135 -.100 .247 135 .033 .706 135 .286** .001 135 .468** .000 135
4 .282** .001 135 .214* .013 135 .819** .000 135 1 135 .157 .068 135 -.153 .076 135 .119 .171 135 -.270** .002 135 .039 .651 135 -.137 .113 135 -.018 .833 135 .151 .081 135 .394** .000 135
5 .171* .047 135 .128 .141 135 .155 .072 135 .157 .068 135 1 135 .168 .052 135 .370** .000 135 .087 .318 135 -.032 .717 135 -.057 .513 135 -.057 .514 135 .204* .018 135 .391** .000 135
6 -.184* .032 135 -.051 .556 135 -.125 .149 135 -.153 .076 135 .168 .052 135 1 135 .287** .001 135 .391** .000 135 .207* .016 135 .272** .001 135 .129 .136 135 .070 .420 135 .463** .000 135
7 .162 .060 135 .267** .002 135 .198* .021 135 .119 .171 135 .370** .000 135 .287** .001 135 1 135 .044 .615 135 .052 .547 135 .053 .543 135 .081 .350 135 .246** .004 135 .533** .000 135
8 -.078 .369 135 -.138 .111 135 -.172* .046 135 -.270** .002 135 .087 .318 135 .391** .000 135 .044 .615 135 1 135 .375** .000 135 .301** .000 135 .107 .216 135 -.035 .684 135 .391** .000 135
9 .051 .559 135 .024 .779 135 .035 .686 135 .039 .651 135 -.032 .717 135 .207* .016 135 .052 .547 135 .375** .000 135 1 135 .288** .001 135 .175* .043 135 -.101 .243 135 .484** .000 135
10 -.207* .016 135 -.089 .307 135 -.100 .247 135 -.137 .113 135 -.057 .513 135 .272** .001 135 .053 .543 135 .301** .000 135 .288** .001 135 1 135 .156 .070 135 -.029 .737 135 .366** .000 135
11 .016 .855 135 .206* .017 135 .033 .706 135 -.018 .833 135 -.057 .514 135 .129 .136 135 .081 .350 135 .107 .216 135 .175* .043 135 .156 .070 135 1 135 .173* .045 135 .415** .000 135
12 .150 .083 135 .224** .009 135 .286** .001 135 .151 .081 135 .204* .018 135 .070 .420 135 .246** .004 135 -.035 .684 135 -.101 .243 135 -.029 .737 135 .173* .045 135 1 135 .405** .000 135
Total .284** .001 135 .383** .000 135 .468** .000 135 .394** .000 135 .391** .000 135 .463** .000 135 .533** .000 135 .391** .000 135 .484** .000 135 .366** .000 135 .415** .000 135 .405** .000 135 1 135
68
Reliability Cas e Proce ss ing Sum m ary N Cases
V alid Ex cludeda Total
% 100.0 .0 100.0
135 0 135
a. Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure.
Reliability Statis tics
Cronbac h's Alpha .549
Cronbac h's Alpha Bas ed on Standardized Items .572
N of Items 12
Scale Statis tics Mean 56.5185
Variance 55.834
Std. Deviation 7.47219
N of Items 12
69
Crosstabs Salah Saji * Sud ah M e ng am bil m ata Ku liah Aud itin g Cr o ss tab u latio n
Salah Saji
6.00
7.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
24.00
25.00
28.00
Total
Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji Count Ex pected Count % w ithin Salah Saji
Sudah Mengambil mata Kuliah A uditing Sudah Belum 0 1 .6 .4 .0% 100.0% 1 0 .6 .4 100.0% .0% 3 0 1.8 1.2 100.0% .0% 1 0 .6 .4 100.0% .0% 6 0 3.7 2.3 100.0% .0% 6 3 5.5 3.5 66.7% 33.3% 4 2 3.7 2.3 66.7% 33.3% 3 1 2.5 1.5 75.0% 25.0% 15 8 14.1 8.9 65.2% 34.8% 3 6 5.5 3.5 33.3% 66.7% 11 4 9.2 5.8 73.3% 26.7% 4 5 5.5 3.5 44.4% 55.6% 6 10 9.8 6.2 37.5% 62.5% 2 5 4.3 2.7 28.6% 71.4% 9 3 7.4 4.6 75.0% 25.0% 1 0 .6 .4 100.0% .0% 3 1 2.5 1.5 75.0% 25.0% 3 3 3.7 2.3 50.0% 50.0% 1 0 .6 .4 100.0% .0% 1 0 .6 .4 100.0% .0% 83 52 83.0 52.0 61.5% 38.5%
Total 1 1.0 100.0% 1 1.0 100.0% 3 3.0 100.0% 1 1.0 100.0% 6 6.0 100.0% 9 9.0 100.0% 6 6.0 100.0% 4 4.0 100.0% 23 23.0 100.0% 9 9.0 100.0% 15 15.0 100.0% 9 9.0 100.0% 16 16.0 100.0% 7 7.0 100.0% 12 12.0 100.0% 1 1.0 100.0% 4 4.0 100.0% 6 6.0 100.0% 1 1.0 100.0% 1 1.0 100.0% 135 135.0 100.0%
70
Pengungk apan * Sudah Me ngam bil m ata Kuliah Auditing Cross tabulation
Pengungkapan
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
Total
Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan Count Ex pected Count % w ithin Pengungkapan
Sudah Mengambil mata Kuliah A uditing Sudah Belum 1 0 .6 .4 100.0% .0% 1 1 1.2 .8 50.0% 50.0% 2 0 1.2 .8 100.0% .0% 4 1 3.1 1.9 80.0% 20.0% 7 5 7.4 4.6 58.3% 41.7% 10 2 7.4 4.6 83.3% 16.7% 18 11 17.8 11.2 62.1% 37.9% 11 11 13.5 8.5 50.0% 50.0% 8 7 9.2 5.8 53.3% 46.7% 11 6 10.5 6.5 64.7% 35.3% 7 6 8.0 5.0 53.8% 46.2% 2 2 2.5 1.5 50.0% 50.0% 1 0 .6 .4 100.0% .0% 83 52 83.0 52.0 61.5% 38.5%
Total 1 1.0 100.0% 2 2.0 100.0% 2 2.0 100.0% 5 5.0 100.0% 12 12.0 100.0% 12 12.0 100.0% 29 29.0 100.0% 22 22.0 100.0% 15 15.0 100.0% 17 17.0 100.0% 13 13.0 100.0% 4 4.0 100.0% 1 1.0 100.0% 135 135.0 100.0%
71
Biaya M anfaat * Sudah M e ngam bil m ata Kuliah Auditing Cros s tabulation
Biay a Manf aat
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
Total
Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat Count Ex pected Count % w ithin Biaya Manf aat
Sudah Mengambil mata Kuliah A uditing Sudah Belum 1 0 .6 .4 100.0% .0% 1 0 .6 .4 100.0% .0% 1 3 2.5 1.5 25.0% 75.0% 3 3 3.7 2.3 50.0% 50.0% 3 2 3.1 1.9 60.0% 40.0% 3 0 1.8 1.2 100.0% .0% 0 3 1.8 1.2 .0% 100.0% 6 6 7.4 4.6 50.0% 50.0% 8 8 9.8 6.2 50.0% 50.0% 11 7 11.1 6.9 61.1% 38.9% 7 5 7.4 4.6 58.3% 41.7% 18 4 13.5 8.5 81.8% 18.2% 7 4 6.8 4.2 63.6% 36.4% 12 2 8.6 5.4 85.7% 14.3% 2 5 4.3 2.7 28.6% 71.4% 83 52 83.0 52.0 61.5% 38.5%
Total 1 1.0 100.0% 1 1.0 100.0% 4 4.0 100.0% 6 6.0 100.0% 5 5.0 100.0% 3 3.0 100.0% 3 3.0 100.0% 12 12.0 100.0% 16 16.0 100.0% 18 18.0 100.0% 12 12.0 100.0% 22 22.0 100.0% 11 11.0 100.0% 14 14.0 100.0% 7 7.0 100.0% 135 135.0 100.0%
h
72
Pertanggungjaw aban * Sudah M engam bil m ata Kuliah Auditing Cross tabulation
Pertanggungjaw aban
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
Total
Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban Count Ex pec ted Count % w ithin Pertanggungjaw aban
Sudah Mengambil mata Kuliah A uditing Sudah Belum 1 0 .6 .4
Total 1 1.0
100.0%
.0%
100.0%
3 4.3
4 2.7
7 7.0
42.9%
57.1%
100.0%
2 2.5
2 1.5
4 4.0
50.0%
50.0%
100.0%
4 8.6
10 5.4
14 14.0
28.6%
71.4%
100.0%
7 5.5
2 3.5
9 9.0
77.8%
22.2%
100.0%
18 13.5
4 8.5
22 22.0
81.8%
18.2%
100.0%
10 9.2
5 5.8
15 15.0
66.7%
33.3%
100.0%
19 21.5
16 13.5
35 35.0
54.3%
45.7%
100.0%
8 6.1
2 3.9
10 10.0
80.0%
20.0%
100.0%
9 8.0
4 5.0
13 13.0
69.2%
30.8%
100.0%
2 3.1
3 1.9
5 5.0
40.0%
60.0%
100.0%
83 83.0
52 52.0
135 135.0
61.5%
38.5%
100.0%
NPar Tests
One-Sam ple Kolm ogorov-Sm irnov Test N Normal Parameters a,b Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Dif ferences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test dis tribution is Normal. b. Calc ulated from data.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
135 4.9704 1.48596 .260 .130 -.260 3.015 .000
135 4.8815 1.50150 .268 .154 -.268 3.116 .000
135 5.5259 1.48037 .248 .160 -.248 2.880 .000
135 5.4074 1.45221 .199 .136 -.199 2.314 .000
135 5.7407 1.08561 .320 .206 -.320 3.722 .000
135 4.6593 1.88934 .198 .143 -.198 2.301 .000
135 5.1630 1.25904 .251 .149 -.251 2.912 .000
135 4.3333 1.71908 .155 .150 -.155 1.797 .003
135 3.6963 1.66291 .194 .194 -.132 2.258 .000
10 135 2.8593 1.80862 .194 .194 -.152 2.251 .000
11 135 3.9333 1.49726 .164 .164 -.147 1.902 .001
12 135 5.3481 1.18648 .301 .188 -.301 3.500 .000
T-Test Group Statis tics Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing Sudah Belum
Salah Saji
N
Mean 16.4699 17.3846
83 52
Std. Deviation 4.26654 3.39639
Std. Error Mean .46831 .47099
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Salah Saji
Equal variances assumed Equal variances not assumed
3.696
Sig. .057
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Low er Upper
-1.308
133
.193
-.91474
.69958
-2.29847
.46900
-1.377
125.437
.171
-.91474
.66419
-2.22921
.39974
NPar Tests
One -Sam ple Kolm ogorov-Sm irnov Te st
N Normal Parameters a,b Mos t Ex treme Differences
Mean Std. Deviation Abs olute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed) a. Test dis tribution is Normal. b. Calc ulated from data.
Salah Saji 135 16.8222 3.96602 .093 .077 -.093 1.084 .190
Pengung kapan 135 14.7852 2.31602 .115 .099 -.115 1.341 .055
Biay a Manfaat 135 16.0963 3.25272 .121 .067 -.121 1.404 .039
Pertanggun gjaw aban 135 8.8148 2.32823 .161 .098 -.161 1.874 .002
Total 135 56.5185 7.47219 .087 .069 -.087 1.008 .261
NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks Salah Saji
Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing Sudah Belum Total
Tes t Statis ticsa Mann-Whitney U Wilc oxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Salah Saji 1810.000 5296.000 -1.581 .114
a. Grouping Variable: Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing
N 83 52 135
Mean Rank 63.81 74.69
Sum of Ranks 5296.00 3884.00
NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks Pengungkapan
Sudah Mengambil mata Kuliah A uditing Sudah Belum Total
Tes t Statis ticsa
Mann-Whitney U Wilc oxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Pengung kapan 1871.500 5357.500 -1.309 .191
a. Grouping Variable: Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing
N 83 52 135
Mean Rank 64.55 73.51
Sum of Ranks 5357.50 3822.50
NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks Biay a Manfaat
Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing Sudah Belum Total
Tes t Statis ticsa Mann-Whitney U Wilc oxon W Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Biaya Manf aat 1795.000 3173.000 -1.651 .099
a. Grouping Variable: Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing
N 83 52 135
Mean Rank 72.37 61.02
Sum of Ranks 6007.00 3173.00
NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks Pertanggungjaw aban
Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing Sudah Belum Total
Tes t Statis ticsa Pertanggun gjaw aban Mann-Whitney U 1991.000 Wilc oxon W 3369.000 Z -.765 A sy mp. Sig. (2-tailed) .444 a. Grouping V ariable: Sudah Mengambil mata Kuliah A uditing
N 83 52 135
Mean Rank 70.01 64.79
Sum of Ranks 5811.00 3369.00
T-Test Group Statis tics
Pengungkapan
Sudah Mengambil mata Kuliah A uditing Sudah Belum
N 83 52
Mean 14.5904 15.0962
Std. Dev iation 2.41457 2.13523
Std. Error Mean .26503 .29610
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Pengungkapan Equal variances assumed Equal variances not assumed
1.333
Sig. .250
t-test for Equality of Means
t
Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Dif ference Dif ference
df
95% Confidence In terval of the Dif ference Low er Upper
-1.237
133
.218
-.50579
.40880
-1.31438
.30280
-1.273
118.248
.206
-.50579
.39739
-1.29272
.28113
T-Test Group Statis tics
Biay a Manf aat
Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing Sudah Belum
N 83 52
Mean 16.3976 15.6154
Std. Deviation 3.17743 3.34403
Std. Error Mean .34877 .46373
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Biaya Manfaat Equal variances assumed Equal variances not assumed
.141
Sig. .708
t-test for Equality of Means
t
Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Dif ference Dif ference
df
95% Confidence In terval of the Dif ference Low er Upper
1.364
133
.175
.78221
.57343
-.35202
1.91643
1.348
104.265
.181
.78221
.58025
-.36841
1.93283
T-Test Group Statis tics
Pertanggungjaw aban
Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing Sudah Belum
N
Mean 8.9639 8.5769
83 52
Std. Deviation 2.17775 2.55409
Std. Error Mean .23904 .35419
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Pertanggungja w aban Equal variances assumed Equal variances not assumed
3.836
Sig. .052
t-test for Equality of Means
t
Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Dif ference Dif ference
df
95% Confid ence In terval of the Dif ference Low er Upper
.939
133
.349
.38693
.41195
-.42789
1.20175
.906
95.692
.367
.38693
.42730
-.46130
1.23516
T-Test Group Statis tics
Total
Sudah Mengambil mata Kuliah Auditing Sudah Belum
N 83 52
Mean 56.4217 56.6731
Std. Deviation 7.99866 6.61763
Std. Error Mean .87797 .91770
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Total
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.342
Sig. .560
t-test for Equality of Means
t
Mean Sig. (2-tailed) Difference
df
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Low er Upper
-.190
133
.850
-.25139
1.32630
-2.87476
2.37198
-.198
122.998
.843
-.25139
1.27004
-2.76535
2.26257