DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 10 No.1 Maret 2017
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI BERDASARKAN GENDER TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI (STUDI KASUS : PTS DAN PTN DI KOTA BANJARMASIN) Ruslinda Agustina Ni Nyoman Suarniki Suyanti
[email protected] STIE NASIONAL BANJARMASIN Abstract, This study aims to provide empirical evidence of whether there is a difference in perception by gender on the ethics of business and professional ethics in private and state accounting students in the city of Banjarmasin. The sampling technique used was quota sampling random sampling. The number of samples in this study were 282 respondents. Determination of the number of samples using a statistical test version of the 16 Formula Slovin. The results of this study indicate that there are differences in the perception of business ethics based on gender private and state in Banjarmasin city it is based on the results of Kruskal Wallis test different perceptions about business ethics derived significant value of 0.000 <0.05. Then in the perception of the ethics of the profession there are different perceptions about the professional ethics of gender-based private and state in Banjarmasin city it constituted the Kruskal Wallis test results differing perceptions about the ethics of the profession was obtained significant value of 0.966> 0.05. The conclusion of this study was the difference in the perception of gender-based accounting students of business ethics, and there was no difference in the perception of accounting students by gender on the ethics of the profession. Limitations of this research was the respondents sampled only among accounting students. So suggestions for future research in order to add another variable, expanding the research object with respondents not only among students but can accounting of public accountants and accountants among educators. Keywords: Perception, Gender, Business Ethics and Ethics profession Abstrak, Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi berdasarkan gender terhadap etika bisnis dan etika profesi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling kuota random sampling, sampel penelitian ini berjumlah 282 responden. Perhitungan jumlah sampel menggunakan alat statistik versi 16 dengan Rumus Slovin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi tentang etika bisnis berdasarkan gender di kota Banjarmasin hal ini didasari pada hasil Kruskal Wallis perbedaan persepsi tentang etika
142
Ruslinda Agustina, Ni Nyoman Suarniki,dan Suyanti. Persepsi Mahasiswa ...
bisnis diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Kemudian pada persepsi tentang etika profesi tidak terdapat perbedaan persepsi tentang etika profesi berdasarkan gender di kota Banjarmasin hal ini didasari pada hasil uji Kruskal Wallis perbedaan persepsi tentang etika profesi di peroleh nilai signifikan sebesar 0,966> 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi berdasarkan gender terhadap etika bisnis, dan tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi berdasarkan gender terhadap etika profesi. Dari hasil penelitian ini persepsi mahasiswa akuntansi di kota Banjarmasin terhadap etika bisnis dan etika profesi sudah sangat baik, namun masih ada perbedaan persepsi terhadap etika bisnis. Kata kunci: Persepsi, Gender, Etika Bisnis dan Etika profesi
Perbedaan gender sebagian
sehingga mempengaruhi sikap yang
besar memang masih mempengaruhi
berbeda pula antara laki-laki dan
kesempatan dan kekuasaan dalam
perempuan
dunia kerja. Kamus besar bahasa
masalah”.
indonesia gender
(2007), sebagai
menanggapi
Menurut Wahjoeni, (2000),”
mendefinisikan jenis
dalam
kelamin,
etika profesi
bagi
akuntansi
di
dimana jenis adalah sesuatu yang
indonesia adalah kode etik yang
mempunyai ciri (sifat, keturunan,
mengikat para akuntan indonesia
dsb) yang khusus dan kelamin adalah
dengan
jodoh yaitu laki-laki dan perempuan
kepentingan
anggota
dan
atau jantan dan betina. Jadi gender
kepentingan
masyarakat
yang
adalah manusia yang terbagi dalam
menggunakan
jasa
serta
dua kelompok individu yaitu laki-
manyangkut norma perilaku yang
laki (pria) dan perempuan (wanita).
mengatur hubungan antara akuntan
Menurut Yusraida (2005), “Gender
dengan kliennya, antara akuntan
merupakan interprestasi mental dan
dengan
kultural terhadap perbedaan jenis
profesi dengan masyarakat”.
kelamin dan hubungan antara lakilaki
dan
gender
perempuan. kemungkinan
tujuan
melindungi
profesi
sejawatnya,
Penelitian
ini
dan
antara
difokuskan
Perbedaan
pada etika bisnis dan etika profesi
dapat
karena aktifitas profesi akuntan tidak
membentuk persepsi yang berbeda
terlepas 143
dari
aktivitas
bisnis.
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 10 No.1 Maret 2017
Menurut Lundigdo dan Machfoedz,
tidak ada perbedaan persepsi yang
(1999), “etika bisnis beroperasi pada
signifikan antara akuntan pria dan
tingkat individu, organisasi, dan
akuntan wanita terhadap etika bisnis
sistem.
(1998),
dan etka profesi, dan tidak terdapat
“secara umum prinsip-prinsip yang
perbedaan persepsi yang signifikan
berlaku dalam kegiatan bisnis yang
antara mahasiswa dan mahasiswi
baik,
akuntansi terhadap etika bisnis dan
Menurut
Keraf,
sesungguhnya
tidak
bisa
dilepaskan dari kehidupan manusia.
etika
Demikian pula prinsip-prinsip sangat
menunjukkan
erat terkait dengan sistem nilai yang
akuntansi mempunyai persepsi yang
dianut
lebih baik
oleh
masyarakat. berlaku
masing-masing
Prinsip-prinsip
dalam
etika
yang
etika
namun bahwa
hasil
mahasiswi
dibandingkan dengan
mahasiswa akuntansi terhadap etika
bisnis
bisnis dan etika profesi.
sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip-prinsip
profesi,
Penelitian
pada
ini
merupakan
replikasi dari penelitian Murtanto
umumnya”. Akuntan adalah pelaku
dan
bisnis dan pelaku profesi sehinga
dengan penelitian terdahulu adalah
harus
dapat
Marini
(2003),
memahami
dan
penelitian
ini
menjalankan
prinsip-prinsip
etika
terhadap
mahasiswa
bisnis
prinsip-prinsip
etika
berdasarkan gender. Penelitian ini
dan
profesi akuntan. Penelitian Murtanto
dan
hanya
perbedaan
dilakukan akuntansi
menguji ada atau tidak perbedaan terdahulu
persepsi
mahasiswa
akuntansi
(2003),
berdasarkan gender terhadap etika
meneliti tentang persepsi akuntan
bisnis dan etika profesi di kota
pria
serta
Banjarmasin. Alasan penelitian ini
mahasiswa dan mahasiswi akuntansi
mengambil perbedaan gender adalah,
terhadap etika bisnis dan etika
gender adalah suatu konsep kultural
profesi
dan
akuntan
akuntan.
digunakan
Marini
oleh
yaitu,
wanita
Variabel
yang
yang dipakai untuk membedakan
variabel
Etika
peran,
perilaku,
mentalitas,
dan
Bisnis dan Etika Profesi Akuntan.
karakteristik emosional antara laki-
Hasil penelitian menunjukan bahwa
laki
144
dan
perempuan
yang
Ruslinda Agustina, Ni Nyoman Suarniki,dan Suyanti. Persepsi Mahasiswa ...
berkembang
masyarakat
dialami oleh setiap orang dalam
(Mulia, 2004: 4). Perbedaan gender
memahami setiap informasi tentang
kemungkinan
lingkungan melalui panca indera
persepsi
dalam
dapat
yang
membentuk
berbeda
sehingga
(melihat,
mendengar,
mencium,
mempengaruhi sifat yang berbeda
menyentuh dan merasakan)”. Wati
pula antara laki-laki dan perempuan
(2010),
dalam menangapi masalah.
persepsi merupakan suatu proses
Kontribusi dalam penelitian
“mengungkapkan
yang
melibatkan
bahwa
pengetahuan-
ini adalah untuk menambah wawasan
pengetahuan
dalam bidang akuntansi khususnya
memperoleh
mengenai
mahasiswa
menginterprestasikan stimulus yang
terhadap etika bisnis dan etika
di tunjukan oleh panca indra. Dengan
profesi akuntan serta sebagai upaya
kata
pengembangan pendidikan akuntansi
kombinasi antara faktor utama dunia
yang berlandaskan etika dibutuhkan
luar
adanya
manusia itu sendiri (pengetahuan-
persepsi
umpan
mengetahui telah
balik
pendidikan
cukup
atau
untuk
dalam
membentuk
nilai-nilai
positif
mahasiswa
akuntansi
yang
diharapkan
dapat
dalam dan
persepsi
(stimulus
visual)
merupakan
dan
dari
pengetahuan sebelumnya)”.
akuntansi
tidak
lain,
sebelumnya
Menurut
Robbins
“berpendapat merupakan
menumbuhkan
ditempuh
bahwa suatu
(2001) persepsi
proses
individu
yang untuk
karakter pribadi manusia seutuhnya
mengorganisasikan dan menafsirkan
sebagaimana
kesan-kesan indera mereka
yang
dikehendaki
agar
masyarakat.
memberikan makna bagi lingkungan
Pengertian Persepsi
mereka”.
Persepsi
menurut
Menurut
pengertian
kamus
tersebut, dapat disimpulkan bahwa
bahasa indonesia (2007)” adalah
persepsi merupakan suatu proses
sebagai
yang sangat komplek sifatnya yang
tanggapan
langsung
dari
(penerimaan) sesuatu
merupakan
proses
mengetahui
beberapa
atau
meliputi
seseorang hal
pengorganisasian,
yang
penerimaan, dan
penafsiran
terhadap suatu rangsangan dengan
145
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 10 No.1 Maret 2017
mempengaruhi
(2005), “etika bisnis merupakan studi
perilaku dan sikap serta mencakup
yang dikhususkan mengenai moral
penafsiran terhadap objek dari sudut
yang benar dan salah. Studi ini
pandang berbeda.
berkonsentrasi pada standar moral
cara
yang
dapat
Menurut pengertian tersebut,
sebagaimana
diterapkan
dalam
dapat disimpulkan bahwa persepsi
kebijakan, institusi, dan perilaku
merupakan suatu proses yang sangat
bisnis”.
komplek
beberapa
sifatnya
yang
meliputi
Menurut argumen
Keraf
(2006)
yang
dapat
penerimaan, pengorganisasian, dan
diajukan untuk menunjukan bahwa
penafsiran terhadap suatu rangsangan
demi memperoleh keuntungan etika
dengan
dapat
sangat dibutuhkan, sangat relevan,
mempengaruhi perilaku dan sikap
dan memiliki tempat yang sangat
serta mencakup penafsiran terhadap
strategis dalam bisnis dewasa ini,
objek dari sudut pandang berbeda.
yaitu:
Pengertian Etika Bisnis
1. Pelaku
cara
Menurut
yang
Lundigdo
dan
sistem.
untuk
dibidangnya.
beroperasi pada tingkat individu, dan
dituntut
menjadi orang-orang profesional
Machfoedz, (1999), “etika bisnis
organisasi,
bisnis
2. Pelaku bisnis modern sangat sadar
Menurut
bahwa konsumen adalah raja.
Keraf, (1998), “secara umum prinsip-
3. Dalam
sistem
pasar
terbuka
prinsip yang berlaku dalam kegiatan
dengan peran pemerintah yang
bisnis yang baik, sesungguhnya tidak
bersifat netral tak berpihak tetapi
bisa
kehidupan
efektif menjaga agar kepentingan
manusia. Demikian pula prinsip-
dan hak semua pihak dijamin,
prinsip sangat erat terkait dengan
para pelaku bisnis berusaha sebisa
sistem nilai yang dianut oleh masing-
mungkin
masing masyarakat. Prinsip-prinsip
campur tangan pemerintah.
dilepaskan
dari
yang berlaku dalam etika bisnis
untuk
menghindari
4. Perusahaan-perusahaan
modern
sesungguhnya adalah penerapan dari
juga semakin menyadari bahwa
prinsip-prinsip
karyawan bukanlah tenaga yang
umumnya”.
etika Menurut
pada Velasques
siap
146
untuk
diekpoitasi
demi
Ruslinda Agustina, Ni Nyoman Suarniki,dan Suyanti. Persepsi Mahasiswa ...
mengeruk keuntungan sebesar-
aturan ini menjadi aturan main dalam
besarnya.
menjalankan profesinya.
Tiga sasaran dan lingkup pokok etika
Menurut Wahjoeni (2000), “Etika
bisnis menurut Keraf (2006):
profesi bagi akuntansi di indonesia
1. Etika bisnis sebagai etika profesi
adalah kode etik yang mengikat para
membahas
berbagai
prinsip,
akuntan indonesia dengan tujuan
kondisi dan masalah yang terkait
melindungi kepentingan anggota dan
dengan praktik bisnis yang baik
kepentingan
masyarakat
yang
dan etis.
menggunakan
jasa
serta
profesi
2. Untuk menyadarkan masyarakat,
manyangkut norma perilaku yang
khususnya konsumen, buruh atau
mengatur hubungan antara akuntan
karyawan, dan masyarakat luas
dengan kliennya, antara akuntan
pemilik asset umum semacam
dengan
lingkungan hidup, akan hak dan
profesi dengan masyarakat”.
kepentingan mereka yang tidak
sejawatnya,
Media
dan
Akuntansi,
antara
(2002),
“Etika yang disepakati bersama oleh
boleh dilanggar. 3. Etika bisnis juga membicarakan
anggota suatu disebut kode etik
mengenai sistem ekonomi yang
profesi, sedangkan kode etik yang
sangat menentukan etis tidaknya
disepakati oleh anggota se-profesi
suatu praktik bisnis.
akuntan disebut kode etik akuntan,
Pengertian Etika Profesi
dimana etika profesi yang mendasar
Prinsip-prinsip moral sangat diperlukan
oleh
profesi,
akuntan adalah berlaku jujur, adil,
dimana seseorang yang profesional
tidak memihak, dan mengungkapkan
diharapkan bersikap lebih tinggi
hal sesuai dengan kondisi yang
dibandingkan
pada
sebenarnya”. Profesi akuntan juga
umumnya. Etika profesi biasanya
memiliki kode etik yang disepakati
berkaitan erat dengan bentuk aturan
bersama disebut sebagai kode etik
khusus yang menjadi pengangan bagi
akuntan. Etika profesi akuntansi
setiap
diatur dalam Kode Etik Akuntan
orang
suatu
bagi kehidupan profesional seorang
masyarakat
yang
mengembang
profesi yang bersangkutan, dimana
Indonesia.
147
Rerangka
Kode
Etik
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 10 No.1 Maret 2017
Akuntan Indonesia memuat 8 prinsip
laki-laki maupun perempuan yang
etika (IAI Kompartemen Akuntan
dikonstruksi secara sosial maupun
Publik, 2001):
kultural”. Menurut Mulia (2004:4)
1. Tanggung Jawab Profesi
menyatakan bahwa “gender adalah
2. Kepentingan Publik
suatu konsep kultural yang dipakai
3. Integritas
untuk membedakan peran, perilaku,
4. Objektivitas
mentalitas,
dan
emosional
antara
5. Kompetensi
dan
kehati-hatian
profesional
karakteristik laki-laki
dan
perempuan yang berkembang dalam
6. Kerahasiaan
masyarakat”.
7. Perilaku Profesional
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
8. Standar Teknis
gender adalah suatu sifat yang
Pengertian Gender
dijadikan
Menurut
Umar
untuk
34)
mengidentifikasi perbedaan antara
menyatakan bahwa “gender bisa juga
laki-laki dan perempuan dilihat dari
dijadikan sebagai konsep analisis
segi kondisi sosial dan budaya, nilai
yang
dan
dapat
menjelaskan
(1999:
dasar
digunakan sesuatu”.
untuk
Sementara
prilaku,
mentalitas,
dan
emosional,
serta
menurut Yusraida (2005), “gender
nonbiologis
lainnya.
merupakan interprestasi mental dan
gender
kultural terhadap perbedaan jenis
membentuk persepsi yang berbeda
kelamin dan hubungan antara laki-
sehingga mempengaruhi sifat yang
laki
berbeda pula antara laki-laki dan
dan
gender
perempuan.
Perbedaan
kemungkinan
dapat
kemungkinan
perempuan
membentuk persepsi yang berbeda
masalah.
sehingga mempengaruhi sikap yang
Etika Bisnis
berbeda pula antara laki-laki dan
Hasil
perempuan
dalam
penelitian
Perbedaan dapat
menangapi
Hapsari
menanggapi
(2013), menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan
perbedaan yang signifikan antara
gender menurut Fakih (2001) “adalah
persepsi mahasiswa/i terhadap etika
suatu sifat yang melekat pada kaum
bisnis
masalah”.
dalam
faktor-faktor
Selain
itu
148
pada
Fakultas
Ekonomi
Ruslinda Agustina, Ni Nyoman Suarniki,dan Suyanti. Persepsi Mahasiswa ...
Jurusan
Akuntansi
Universitas
Hasil
penelitian
Hapsari
Muhammadiyah Surakarta. Murtanto
(2013), menunjukkan bahwa terdapat
dan
hasil
perbedaan yang signifikan antara
penelitiannya menunjukkan bahwa
persepsi mahasiswa/i terhadap etika
tidak ada perbedaan persepsi yang
profesi
signifikan antara akuntan pria dan
Jurusan
akuntan wanita terhadap etika bisnis,
Muhammadiyah Surakarta. Murtanto
dan tidak terdapat perbedaan persepsi
dan Marini (2003), hasil penelitian
yang signifikan antara mahasiswa/i
menunjukkan
akuntansi terhadap etika bisnis.
perbedaan persepsi yang signifikan
Marini
(2003),
Ekayani dan Putra (2003)
Akuntansi
bahwa
Ekonomi Universitas
tidak
ada
wanita terhadap etika profesi.
dan mahasiswa Bali terhadap etika hasil
Fakultas
antara akuntan pria dan akuntan
meneliti tentang persepsi akuntan
bisnis,
pada
Sementara hasil
penelitiannya
Kurniasih
(2005),
menunjukan
menunjukan bahwa akuntan pendidik
bahwa
mempunyai persepsi yang paling
perbedaan yang signifikan antara
baik dibandingkan dengan profesi
persepsi etika profesi akuntan pada
akuntan yang lain.
kelompok akuntan publik, akuntan
Sementara hasil Kurniasih
(2005)
penelitian
tidak
penelitian
pendidik
diperoleh
maupun
adanya
mahasiswa
menunjukkan
akuntansi. Tidak diperoleh adanya
bahwa tidak ada perbedaan yang
perbedaan yang signifikan antara
signifikan atas persepsi etika bisnis
persepsi etika profesi akuntan pada
antara akuntan publik, dan akuntan
kelompok akuntan publik, akuntan
pendidik. Hipotesis pertama dapat
pendidik
dirumuskan sebagai berikut:
akuntansi. Hipotesis yang kedua
H1 : Terdapat perbedaan persepsi
dapat
maupun
penulis
mahasiswa
rumuskan
sebagai
mahasiswa akuntansi di kota
berikut:
Banjarmasin
H2 : Terdapat perbedaan persepsi
berdasarkan
gender terhadap etika bisnis.
mahasiswa akuntansi di kota Banjarmasin
berdasarkan
gender terhadap etika profesi.
Etika Profesi
149
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 10 No.1 Maret 2017
Teknik pengambilan sampel
METODE Penelitian
dilakukan
pada
yang digunakan dalam penelitian ini
PTS dan PTN kota Banjarmasin,
adalah
dengan unit analisis yang dituju
Random, yaitu sampel ditentukan
adalah mahasiswa jurusan akuntansi
oleh peneliti dan diambil secara acak
sebagai responden. Populasi dalam
tiap populasi. Penentuan jumlah
penelitian
mahasiswa
sampel dapat dilakukan dengan cara
akuntansi angkatan 2013 yang aktif
perhitungan statistik yaitu dengan
di tahun ajaran 2016/2017. Alat uji
menggunakan Rumus Slovin. Berikut
statistik deskriptif (frekuensi) dengan
dapat dilihat pada tabel 1 di bawah
bantuan
ini:
ini
SPSS
adalah
versi
16.00
for
dengan
Sampling
Kuota
windows. Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Sampel Total No Keterangan (Orang) 1. Jenis Kelamin Laki-laki 141 Perempuan 141 Jumlah 282 2. Asal Kampus STIE Nasional 122 36 36 STIE Indonesia 114 34 34 STIE Pancasetia 581 174 174 UNLAM (Fak. Ekonomi & 129 38 38 Bisnis) Sumber: data diolah 2016
% 50% 50% 100% 100% 100% 100% 100%
HASIL DAN PEMBAHASAN
data etika bisnis pada bagian laki-
Hasil Pengujian Hipotesis 1
laki adalah 141 mahasiswa dengan
Berdasarkan hasil pengujian
mean rank 205,39, jumlah data pada
hipotesis dengan Kruskal Wallis
bagian
output dapat diketahui bahwa jumlah
mahasiswa dengan dengan mean
150
perempuan
adalah
141
Ruslinda Agustina, Ni Nyoman Suarniki,dan Suyanti. Persepsi Mahasiswa ...
rank 77,61 nilai rata-rata peringkat
akuntan dan mahasiswa di Bali
tertinggi
yang
terhadap etika bisnis”. Dengan kata
laki-laki
lain, mahasiswa jurusan akuntansi di
adalah
menunjukan
205,39
bagian
memiliki rata-rata peringkat nilai
kota
etika bisnis paling tinggi, diperoleh
maupun
nilai chi-square etika bisnis adalah
persepsi yang berbeda mengenai
173,372 dan signifikan sebesar 0,000
etika bisnis. Penulis dapat meambil
< 0,05 maka H1 diterima. Artinya
kesimpulan
terdapat
perbedaan antara persepsi mahasiswa
perbedaan
mahasiswa
persepsi
akuntansi
Banjarmasin
di
berdasarkan
kota
Banjarmasin
perempuan
akuntansi
gender
baik
laki-laki memiliki
bahwa
di
kota
terdapat
Banjarmasin
berdasarkan gender terhadap etika
terhadap etika bisnis.
bisnis. Berikut hasil Kruskal-Wallis
Penelitian ini sejalan dengan
Test variabel etika bisnis dapat
penelitian penelitian Ekayani dan
dilihat pada tabel di bawah ini:
Putra,
(2003)
tentang
“persepsi Tabel 2. Kruskal-Wallis Test Ranks GENDER
ETIKA BISNIS
N
Mean Rank
laki-laki
141
205.39
perempuan
141
77.61
Total Sumber : Output Statistik SPSS
282
Test Statisticsa,b ETIKA BISNIS Chi-Square Df Asymp. Sig.
173.372 1 .000
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: GENDER Sumber: Output Statistik SPSS
151
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 10 No. 1 Maret 2017
profesi. Penelitian ini sejalan dengan
Hasil Pengujian Hipotesis 2 Berdasarkan hasil pengujian
penelitian
Murtanto
dan
Marini
hipotesis dengan Kruskal Wallis
(2003) tentang “persepsi akuntan pria
output dapat diketahui bahwa jumlah
dan akuntan wanita serta mahasiswa
data etika profesi pada bagian laki-
dan mahasiswi akuntansi terhadap
laki adalah 141 mahasiswa dengan
etika
mean rank 141,71, jumlah data pada
akuntan”.
bagian
141
mahasiswa jurusan akuntansi di kota
mahasiswa dengan dengan mean
Banjarmasin baik laki-laki maupun
rank 141,29 nilai rata-rata peringkat
perempuan memiliki pendapat yang
tertinggi
relatif sama mengenai etika profesi,
perempuan
adalah
menunjukan
adalah
141,71
bagian
yang laki-laki
bisnis
dan
etika
Dengan
diantaranya
kata
mengenai
profesi lain,
prinsip
memiliki rata-rata peringkat nilai
tanggung jawab profesi, kepentingan
etika profesi yang sedikit lebih
publik,
tinggi
rank
kompetensi,
kerahasiaan,
prilaku
chi-
profesional,
dan
teknis,
dari
perempuan,
nilai
mean
diperoleh
nilai
intgritas,
objektivitas,
standar
square etika profesi 002 dan nilai
sehingga dapat dikatakan bahwa
signifikan sebesar 0,966> 0,05 Maka
responden memiliki persepsi yang
H2 ditolak. Artinya tidak terdapat
positif terhadap etika profesi. Berikut
perbedaan
mahasiswa
hasil Kruskal-Wallis Test variabel
Banjarmasin
etika profesi dapat dilihat pada tabel
akuntansi
persepsi di
kota
berdasarkan gender terhadap etika
di bawah ini:
Tabel 3 Kruskal-Wallis Test Ranks GENDER ETIKA PROFESI
N
Mean Rank
laku-laki
141
141.71
perempuan
141
141.29
Total Sumber : Output Statistik SPSS
152
282
Ruslinda Agustina, Ni Nyoman Suarniki,dan Suyanti. Persepsi Mahasiswa ...
Test Statisticsa,b ETIKA PROFESI Chi-Square .002 Df 1 Asymp. Sig. .966 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: GENDER Sumber: Output Statistik SPSS SIMPULAN DAN SARAN
banyak dari yang menjawab tidak
Simpulan
setuju dan netral bahkan ada pula
H1 diterima, artinya terdapat perbedaan
persepsi
akuntansi
di
kota
yang menjawab sangat setuju (skor
mahasiswa
5).
Banjarmasin
Keterbatasan
berdasarkan gender terhadap etika
Berdasarkan dari responden
bisnis. Hal ini dibuktikan dengan
penelitian
hanya
sebagian besar jawaban responsen
kalangan
mahasiswa/i
laki-laki lebih dominan memilih
akuntansi, selain itu objek penelitian
setuju (skor 4) dan sangat setuju
untuk PTS hanya terbatas di kota
(skor
Banjarmasin.
5)
sedangkan
responden
terbatas
Variabel
pada jurusan
penelitian
perempuan lebih dominan memilih
berdasarkan gender hanya terfokus
sangat tidak setuju (skor 1) dan tidak
pada etika bisnis dan etika profesi.
setuju (skor 2) dan netral (skor 3). Saran
Sementara H2 ditolak, artinya tidak terdapat
perbedaan
mahasiswa
akuntansi
Banjarmasin terhadap
di
berdasarkan
etika
profesi.
Melihat
persepsi
persepsi
kota
harus
ini
dan
perempuan
etika
bisnis,
banyak
ditekankan
pada
akademik. Hal ini untuk memberikan
dibuktikan dari banyaknya responden laki-laki
pada
perbedaan
menunjukan bahwa kode etik bisnis
gender Hal
adanya
pemahaman
yang
yang
besar
akan
pentingnya untuk profesionalisme
menjawab setuju (skor 4) lebih 153
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 10 No.1 Maret 2017
Fakih. (2001). Analisis Gender Dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
akuntan laki-laki maupun akuntan perempuan
dengan
intensifnya
pemberian materi etika bisnis ini, akan
memungkinkan
Ghozali, Imam (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro: Semarang.
untuk
menjujung tinggi kode etik dalam melakukan bisnis dan supaya tidak ada perbedaan persepsi terhadap
Hapsari, Novyka, Prita. (2013). Persepsi Mahasiswa Dan Mahasiswi Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi. Skripsi Program S-1 (Studi kasus pada mahasiswa dan mahasiswi fakultas ekonomi jurusan akuntansi universitas muhamadiayah surakarta).
etika bisnis antara laki-laki dan perempuan. Penelitian selanjutnya dapat memperluas objek penelitian dengan responden dari kalangan akuntan publik dan akuntan pendidik, agar penelitian ini mendapatkan hasil akhir
yang
berbeda
mempertimbangkan
Ikatan
dengan
faktor-faktor
penting lainnya yang belum diukur dalam penelitian ini.
Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik, (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Keraf, A.Sonny.1(998). Etika Bisnis: Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur. Yogyakarta: Kanisius.
DAFTAR PUSTAKA Akademik PTS & PTN. Data diolah, 2016.
........................, (2006). Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius.
Depdiknas (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kurniasih, Feronika, Dwi, (2005). Persepsi Akuntan Publik, Akuntan Pendidik, Dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi Akuntan, Program S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Katholik Soegijapranata, Semarang.
Ekayani, Ni Nengah Sri, dan Made Pradana Adi Putra (2003). Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Bali Terhadap Etika Bisnis dan Etika profesi. SNA. VI, Surabaya:16-17 oktober.
154
Ruslinda Agustina, Ni Nyoman Suarniki,dan Suyanti. Persepsi Mahasiswa ...
Lundigo dan Mas’ud Machfoedz, (1999). Persepsi Akuntan dan Mahasiswa terhadap Etika Bisnis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume2, No.1. Media
Umar, Nasaruddin, (1999). Argumen Kesetaraan Jender: Perspektif Al-Qur’an. Jakarta:Paramadina. Cet. I Velasquez, Manuel G, (2005). Etika Bisnis: Konsep dan Kasus (Edisi ke-5). Diterjemahkan oleh Ana Purwaningsih, Kurnianto, dan Totok Budi Santoso. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Akuntansi, (2002). Etika Profesi, Tanggung Jawab Auditor, Dan Pencegahan Kecurangan Dengan Teknologi Baru, Edisi 23, Januari.
Mulia, Siti, Musdah (2004). Islam Menggugat Poligami. Jakarta: Gradedia Pustaka Utama. Cet. I.
Wati,
Murtanto dan Marini, (2003). “Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita Serta Mahasiswa dan Mahasiswi Akuntan Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan’, Simposium Nasional Akuntan VI, Surabaya.
Riana, Yulistina, (2010). Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Profesi Akuntan, (Studi Pada Perguruan Tinggi Negri PTS Dan PTN Di Jember).
Wahjjoeni, Sri, (2000). Persepsi Akuntan Dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia Skripsi Program S1 (Di Kota Makasar) Yusraida, Riana, (2005). Persepsi Mahasiswa Akuntansi Di Banjarmasin Terhadap Etika Profesi, Skripsi Program S-1, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Banjarmain.
Robbins, Stephen P.(2001). Perilaku Organisasi-Konsep Kontroversi-Aplikasi, Edisi Kedelapan, Jilid I, Versi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa: Hadyana Puja Atmaka, PT. Prenhallindo, Jakarta.
155