PERLINDUNGAN HUKUM SOFT-DAT, TERHADAP PLAGIARISME Agus Budianto, SH., MH1 Abstract Copyright is one of the intellectual which is protected by law, national and international. Copyright allows authors to make money off of their labor (economic right). It prevents others from taking there work for free. It also prevents people from altering the work without permission (moral right). Because of development of technology information, one can also easly get information from internet or web and use it for their own activities. Everybody has to know plagiarism and the Internet has dramatically increased the ease of and opportunities for plagiarism. "Cyber-plagiarism " is the term used to describe the process by which lecturer and students either copy ideas found on the Web without giving proper attribution and to copying by optical disc. Kata kunci: hak cipta - optical disc - plagiarisme
I. LATAR BELAKANG Jakarta adalah kota yang memberikan segala kemudahan bagi warganya, kota yang memberikan "janji" bagi orang-orang yang ambisius untuk mengadu nasib keberuntungannya di Jakarta, tidak terkecuali bagi para mahasisvva. Penyedia jasa pendidikan. baik untuk kalangan sekolah tingkat atas ataupun universitas tidak lagi "menjual" atau menonjolkan keunggulan sumber daya
manusianya saja, melair.kan keunggulan sarana dan prasarana yang dimiliki penyedia pendidikan tersebut. Apalagi dalam menghadapi abad 21. yang lebih dikenal dengan abad informasi, peran teknologi komunikasi semakin penting. Pentingnya peran tersebut lebih dipicu oleh kebutuhan aktivitas dunia modern yang serba cepat se'rta tuntutan zaman yang serba mengglobal. Akibatnya, aktivitas dunia modern sangat memerlukan teknologi
Dosen Fakultas Hukum Universitas Pclita Harapan Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pclita Harapan. Vol. VI, No.2, November 2006
41
Agus Budianto : Perlindungan Hukum So, -data Terhadap Plagiarisme
komunikasi yang efisien dan dapat menjangkau wilayah yang luas tanpa dihalangi oleh batas negara. Salah satu teknologi yang berhasil menjawab kebutuhan tersebut adalah internet.2 Pengertian internet digambarkan sebagai suatu jaringan yang terdiri dari jaringan-jaringan. Pada intinya, para pengguna internet dihubungkan dengan ribuan komputer yang semuanya menyimpan informasi. Pengguna internet dapat memperoleh informasi tersebut dari komputer lain dan membaca informasi tersebut dari layar komputer sendiri. Hal ini menjadi salah satu keunggulan yang menjadi daya tarik adalah tersedianya jaringan internet secara gratis di Iingkungan kampus tersebut. Beberapa universitas di Jakarta telah mengikrarkan bahwa kampusnya telah menjadi kampus internasional yang telah dilengkapi dengan sarana internet atau di biasa disebut dengan cyber-campus, dimana para mahasiswa maupun dosen dengan mudah dapat terhubung dengan internet dimanapun mereka berada. Kemudahan ini dianggap merupakan suatu kelebihan, karena saat ini kita - Tim Lindsey, dkk, Hak Kckayaan Intelektual : Suatu Pengantar, PTAIumni, Bandung, 2003. hal. 161 42
ketahui bahwa dengan internet kita dapat memperoleh berbagai informasi termasuk informasi di dunia pendidikan dan penelitian dengan mudah dan murah. Sebuah website biasanya terdin dari homepage yang isinya bervariasi bergantung kepada siapa yang memasang website tersebut. Jika yang membuat website tersebut adalah perusahaan rekaman atau penyanyi terkenal, homepagenya akan berisi album-album yang telah dipasarkan, biasanya dilengkapi dengan lagu-lagu, lirik lagu, cover kaset atau CD serta video klip dari lagu-lagu yang telah dikenal masyarakat. Jika yang memasang website adalah kalangan perguruan tinggi, homepagenya akan berisikan sejarah pendirian, tujuan dari lembagan tersebut, serta dilengkapi dengan jumal-jurnal dari pengajar yang diterbitkan beserta isinya1. Dengan pendidikan berbasis internet, maka penyedia jasa pendidikan dapat menjual program pendidikan untuk menjaring sebanyak-banyaknya calon siswa, salah satunya adalah telah dikembangkannya program e-learning. Program ini adalah model 1
Tim Lindsey, dkk , Op. cit, hal 163.
Law Review, Pnkultas Hukum Universitas°clila Harapan. Vol VI. No 2, November 2006
F
Aeus Budianto : Perlindungan Hukum Soft-* ata Terhadap Plagiarisme
pembelajaran antara dosen dengan siswa yang tidak harus bertemu dalam kelas, tetapi seorang dosen dapat memberikan materi perkuliahan melalui internet {up load) dan selanjutnya mahasiswa dapat mengambil materi tersebut {down load) untuk dipelajari. Selain itu, seorang dosen di Jakarta yang sedang menyusun kuliahatau menyusun buku ajar dapat dengan mudah mencari bahan atau informasi (disebut softdata) terutama tulisan {paper), hasil penelitian/seminar, publikasi ilmiah, gambar-gambar, baik dalam program word, excel, image {adobe) ataupun powerpoint. Tinggal mengakses dalam situs world wide web (www), kemudian tekan kontrol S pada keyboard (save) atau "Save As", maka dosen tersebut dapat memiliki softdata tersebut seperti aslinya, tanpa ada perubahan materi ataupun susunannya. Lebih ironisnya lagi, bahwa softdata tersebut kemudian dicopy dengan menggunakan sarana komputer yang sudah dilengkapi dengan CD-RW {CD ReWriter) kedalam cakram optik4 4
Cakram Optik {Optical Disc) yang selanjutnya disebut cakram optik adalah segala macam media rckam berbentuk cakram yang dapat
kemudian diperbanyak, dimana softdata yang sudah dicetak dalam cakram optik tersebut dapat diperbanyak (tak terbatas) yang (kemungkinan) dapat juga menjadi objekjual bell. Dalamdunia pendidikan perbuatan
seperti
ini
sangat
bertentangan dengan etika penulisan atau yang disebut dengan Plagiat5. Plagiat
ini
dikatakan
sebagai
Plagiarisme jika apa yang dijiplak tersebut benar-benar melanggar hak cipta yang masuk dalam pengaturan hak atas kekayaan intelekrual. Fenomena ini telah menghantar internet sebagai alat komunikasi pilihan yang mampu memenuhi tuntutan masyarakat global terhadap hadirnya komunikasi yang lebih cepat, efektif dan jurah serta kebutuhan tentang perolehan informasi yang paling aktual. Namun kehadirannya, memunculkan masalah baru di bidang Hak Kekayaan diisi atau berisi data atau informasi berupa suara. musik, film atau data dan/atau informasi lainnya yang dapat dibaca dengan mekanisme teknologi pemindaian {scanning) secan optik menggunakan sumber sinar yang intensitasnya tmggiseperti laser. ' Pengertian Plagiat dalam Kamus Besai Bahasa Indonesia, diartikan sebagai pengambilan karangan (pendapat dsb) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dsb) sendiri, misal menerbitkan karya tulis orang lain atas nama sendiri; jiplakan
Law Review. Fakiiltas Hukum l/niversitas Pclila //
43
Agus Budianio : Perlindunean Hukum S
Intelektual (HKI), terutama HakCipta dan Merek.6 Hak atas Kekayaan Intelektual ini mencakup suatu bidang yang sangat luas meliputi karya musik, lagu, film, jurnalisme, literature/buku, seni dan termasuk program computer dan acara televisi bahkan sampai kepada desain industri dan sirkuit terpadu. Ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-undang RI No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta melarang dengan tegas seseorang yang secara melavvan hukum memproduksi, menggandakan dan menjual, dengan maksud untuk mendapat keuntungan, hasil karya di bidang seni, musik, lagu, buku, film, dan lain sebagainya dengan mengatakan bahwa basil karya tersebut adalah milik dan ciptaannya sendiri. Hak atas kekayaan intelektual ini oleh undang-undang tersebut dirumuskan sebagai hak eksklusif atas sutau ciptaan di bidang seni, musik dan buku dan lain sebagainya dengannya ia dapat memproduksi. menggandakan, dan bahkan mentransfernya kepada pihak lain sepanjang memenuhi syarat dan batasan yang tertuang dalam undang-undang ini.
6
Tim Lindsey, dkk , Op. cit.
44
t-dciiti Terhadap Plugiarisme
Undang-Undang Hak Cipta memang mengatur tantang materi informasi atau bahan yang menjadi hak eksklusif bagi pencipta dan melarang orang Iain dengan cara melawan hukum, seperti halnya mengcopy tanpa seijin penulis atau bahkan sampai memperbanyak dan memperjualbelikannya. Dalam proses memperbanyak soft data tersebut ke dalam optical disc, undang-undang ini telah dlengkapi dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 29 Tahun 2004 tentang Sarana Produksi Berteknologi Tinggi untuk Cakram Optik (Optical Disc)7. Selain dapat dilakukan oleh seorang dosen, pengambilan softdata secara illegal melalui internet, dapat juga dilakukan oleh mahasisvva, dalam hal mahasisvva tersebut mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosennya. Di satu sisi, peiyediaan sarana pendidikan yang cidukung dengan teknologi internet berkecepatan tinggi dan yang dapat diakses secara bebas dalam dunia kampus. dapat menjadi keunggulan yang bisa 7
Sumber diambil dari makalah : Abdul Bari Azed, Dircktur Jendral HAKI, Departemen Hukum dan HAM dalam Seminar Nasional, "Strategi Penaggulangan Pelanggaran Hak Cipta di Indonesia", FH-UPH, 23 Agustus 2006
^ " w Review, Fakultas Hukum UniversitasPelila Harapan. Vol. VI. No 2, November 2006
Avus Budianto
Perlindungan Hukum Soft data Terhadap Plagiarisme
ditonjolkan (competitive adventage) bagi penyediajasa pendidikan tersebut. Namun. disisi lain, competitive adventage tersebut dapat menjadi pintu bagi users (dosen maupun mahasiswa) yang notabenenya adalah orang-orang yang harus memegang pada etika atau norma-norma dunia pendidikan dapat terpancing untuk dapa menjadi un-educated. II. RUMUSAN MASALAH Belum lama ini Kopertis Wilayah III Jakarta, yang membina kegiatan perkuliahan Pendidikan Tinggi Swasta (PTS), telah mensosialisasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), salah satunya adalah mengembangkan perkuliahan dengan basis internet. Satu hal memang dapat membenkar. kualitas perkuliahan yang selama ini diterapkan secara satu arah (oleh dosen saja). Namun, pengembangan model perkuliahan ini akan membawa dampak seperti yang telah diterangkan di atas. sehingga tidak hanya penjiplakannya saja yang menjadi kepnhatinan tetapi juga sudah mengarah kepada plagiarisme. Dengan demikian permasalahan dalam rulisan ini adalah Bagaimana pemegang
,
hak eksklusif mendapat perlindungan dari Undang-Undang Hak Cipta terhadap penggandaan softdata ke dalam optical disc ?. III.PEMBAHASAN 1. HakKekayaanlntelektual(HKI)dan Konvensi-Konvensi Intemasional Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah istilah umum dan hak eksklusif yang diberikan sebagai hasil yang diperoleh dan kegiatan intelektual manusia dan sebagai tanda yang digunakan dalam kegiatan bisnis, dan termasuk ke dalam hak tak berwujud yangmemiliki nilai ekonomis. Dalam konvensi World Intellectual Property Organization (WIPO) yaitu suatu badan yang bertugas memberikan perlindungan HKI secara intemasional dan merupakan badan khusus PBB, HKI diartikan "kekayaan intelektual yang meliputi hak-hak yang berkaitan dengan karya-karya sastra, seni dan ilmiah, invensi dalam segala bidang usaha manusia, penemuan ilmiah. desain industri. merek dagang, merek jasa, dan nama dan tanda dagang komersil, pencegahan persaingan curang, dan hak-hak lain hasil dan kegiatan intelektual di bidang industri.
Law Review, r.:'.;..':.:.-.' Hukum I 'niversitas Pc/it, Harapan. Vol. VI. No. 2. November 2006
45
Apus Budianto : Perlindungan
Hukum Si rt-data Tcihadap Plagiarisme
ilmu pengetahuan, kesusastraan dan kesenian" (Pasal 2). Dalam Perjanjian TRIPS yang tergabung dalam World Trade Organization (WTO), makna HKI merujuk pada semua kategori dan kekayaan intelektual yang diatur dalam Bagian 1 sampai dengan Bagian 7 Bab II (Pasal 1 (2)). Selanjutnya yang diatur dalam perjanjian tersebut adalah hak cipta dan hak terkait (Bagian 1), merek dagang (Bagian 2), indikasi geografis (Bagian 3), desain industri (Bagian 4), paten (Bagian 5), tata letak sirkuit terpadu (Bagian 6) dan perlindungan rahasia dagang (Bagian 7). Dalam Konvensi Paris, HKI diartikan sebagai perlindungan kekayaan industri meliputi paten, paten sederhana, desain industri, merek dagang, merek jasa, nama dagang, indikasi asal, dan penanggulangan persaingan curang. Konvensi-konvensi internasional yang dikelola oleh WIPO8 meliputi the Paris Convention for the Protection of Industrial Property; the Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works; the Rome 8
Damian, E. Hak Cipta, Hukum Hak Cipta Menurut bcberapa Konvensi Internasional, UU Hak Cipta, Penerbil Alumni, Bandung, 2002.
46
Convention concerning protection of neighboring rights to literary works; Patent Cooperation Treaty (PCT); the Budapest Treaty on the International Recognition of the Deposit of Microorganisms; the Madrid Agreement concerning the protection of indication of source; Trademark Law Treaty;, and the Treaty on Intellectual Property in Respect of Integrated Circuits (IPIC). The Paris Convention for the Protection of Industrial Property (selanjutnya disebut Konvensi Paris) bertujuan untuk memfasilitasi hubungan perdagangan diantara negara-negara anggota dengan mengembangkan perlindungan internasional bagi hak kekayaan industri. Dalam Konvensi Paris ini, negara-negara yang tergabung membentuk suatu serikat negara atau union, dan peraturan hukum dan perundang-undangan mengenai HKI harus disesuaikan, dan pada prinsipnya hak priontas dan sistem paten masing-masing negara tetap berdirisendiri. The Berne Convention concerning protection of copyrights (selanjutnya disebut Konvensi Berne) secara formal disebut the Convention
I'aw Review. Fakullas Hukum (miversi, Pelila Harapan. Vol VI. No. 2. November 2006
Avus Budianto : Perlindungan Hukum Soft data Terhadc.jj Plagiarisme
for the Protection of Literary and Artistic Works, mengatur tentang i) perlakuan yang sama sebagai vvarga negara di setiap negara; 2) Keikutsertaan dalam konvensi bisa berlaku surut (retroactive); dan 3) prinsip tanpa formalitas (no-formality) sebagai prinsip dasar. Prinsip tanpa formalitas ini, secara khusus, merupakan ciri yang paling khas dan Konvensi Berne, dimana setiap pencipta secara otomatis memperoleh hak cipta tidak hanya di negaranya, namun juga di semua negara-negara yang menjadi anggota Konvensi Berne.
untuk 1) menyempurnakan dan membuat lebih ekonomis cara mendapatkan perlindungan invensi; 2) mendukung dan mempercepat aicses oleh masyarakat mengenai data teknis yang terdapat dalam dokumen yang menggambarkan teknologi baru, dan untuk mendukung dan mempercepat pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang.
pemegang hak-hak terkait karya sastra.
The Budapest Treaty on the International Recognition of the Deposit of Microorganisms adalah sebuah treaty tentang pengenalan sistem penyimpanan mikroorganisme untuk tuj uan pemeriksaan/ penelusuran paten. Tujuan utamanya untuk menciptakan seperangkat peraturan yang mengatur hal-hal dimana permohonan paten yang diajukan rnenyangkut suatu mikroorganisme dan oenyimpanan data mikroorganisme tersebut dipersyaratkan, sehingga diterima oleh badan penyimpanan internasional manapun yang ditentukan oleh treaty (perjanjian) tersebut, dan pengakuan dalam hubungannya dengan prosedur paten di negaranegara peserta perjanjian tersebut.
The Patent Cooperation Treaty (PCT) berfungsi untuk menyempurnakan perlindungan hukum bagi invensi,
The Madrid Agreement for the protection of indication of origin dimaksudkan untuk melindungi indikasi
The Rome Convention concerning protection of the neighboring rights to literary works (selanjutnya disebut Konvensi Roma) seformal disebut the International Convention for the Protection of Performers, Producers of Phonograms and Broadcasting Organizations, dan merupakan sebuah konvensi internasional untuk perlindungan bagi para pelaku, produser rekaman suara dan badan penyiaran sebagai
IMW Review, Fakulias Hukum Universitas Pelita Harapan. Vol. VI, No.2, November 2006
47
A em Budianto : Perlindungan
Hukum Soft-data Terhadap
negara asal yang palsu atau dapat mengakibatkan kekeliruan. Secara umum memuat sanksi seperti denda atau larangan import produk-produk yangmemiliki indikasi asal yang palsu atau yang dapat menyebabkan kekeliruan. Konvensi atau Treaty internasional lain yang tidak dikelola oleh WIPO adalah TRIPS Agreement
yang
dikelola oleh WTO, the Universal Copyright Convention yang dikelola oleh UNESCO, sebuah badan khusus PBB, dan the International Union for the Protection of New Varieties of Plants (UPOV). The Universal Copyright Convention
adalah sebuah
konvensi tentang hak cipta, yang berlaku sebagai jembatan antara negara-negara anggota Konvensi Berne dengan yang menerapkan prinsip tanpa formalitas dengan negaranegara lain yang menerapkan prinsip formalitas. 2. Undang-Undang Hak Cipta di Indonesia Hak cipta pertama kali dikenal di Inggris pada tahun 1709 melalui Statue of Anne. Sejak saat itu hak cipta berkembang dengan pesat, terutama di benua Eropa. Indonesia yang 48
Plagiarisme
merupakan bekas jajahan Belanda telah mengenal hak cipta ini melalui Auteurswet tahun 1912. Ketika Negeri Belanda menandatangani naskah Konvensi Bern pada tanggal 1 April 1913, sebagai negara jajahannya Indonesia diikutsertakan dalam konvensi tersebut, sebagaimana tersebut dalam Staatsblad Tahun 1914 Nomor 797". Ketika Konvensi Bern ditinjau kembali di Roma pada tanggal 2 Juni 1928, peninjauan kembali ini dinyatakan pula berlaku untuk Indonesia (Staatsblad Tahun 1931 Nomor 325). Konvensi inilah yang kemudian berlaku di Indonesia sebagai jajahan Belanda dalam hubungannya dengan dunia internsional khususnya mengenai hak cipta. Ketentuan tersebut masih berlaku di Indonesia, ketika Indonesia menyatakan dirinya merdeka, melalui Pasal II Aturan Peralihan UndangUndang Dasar 1945 dan diperjelas dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 1945 yang ditetapkan tanggal 10 Oktober 1945. Pasal 1 nya menyatakan : "Segala badan-badan negara dan peraturan-peraturan yang ada sampai ' Djumhana & Djubaedillah, Hak Milik liiteleklual (Sejarah, Teoridan Prakteknyadi Indonesia), Edisi revisi, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997.
Law Review, Fakullas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. VI, No.2, November 2006
Aeus Budianto . Perlindungan Hukum Soft-data Terhadap
berdirinya Negara Republik Indonesia padatanggal 17Agustus 1945,selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar, masih berlaku asal saja tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar tersebut". Upaya pemerintah untuk menerbitkan undang-undang ten tang hak cipta telah secara nasional telah mulai ada semenjak tahun 1965, ketika Menten Kehakiman dengan Surat Keputusannya bernomor J.S.I/I/9 tanggal 9 Januari 1965 telah membentuk Panitia Penyusun Rancangan Undangundang Hak Cipta. Panitia ini kemudian berhasil menyusun konsep RUU Hak Cipta yang terdiri dari 40 pasal. Namun, RUU Hak Cipta ini tidak dapat terwujud menjadi undang-undang, dan sebagai gantinya diterbitkannya Undang-undang Hak Cipta Nomor 6 Tahun 1982. Undang-undang ini juga mengalami beberapa kali perubahan; Pertama, dengan dikeluarkannya UndangUndang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982; Kedua, keluarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 yang merupakan penyempumaan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987;
Plagiarisme
dan Ketiga, dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 yang merupakan penyempumaan dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997. Kemudian pada tanggal 29 Juli 2002 DPR telah mengundangkan Undang-Undang Hak Cipta yang terbaru yaitu Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta, yang diundangkan pada tanggal 29 Juli 2003 dan berlaku efektif tanggal 29 Juli 2004. 3. Softdata sebagai karya yang dilindungi Pertanyaan yang muncul adalah; Apa itu hak cipta? Hak cipta menurut Pasal 1 angka (1) UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dikatakan bahwa hak cipta adalah hak eksklusuf bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan 10 atau memperbanyak" ciptaanya atau memberi ijin 10
Pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran atau penyebaran suatu Ciptaan dengan menggunakan alat apapun termasuk media internet atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, dilihat, didengar atau dilihat orang lain (Pasal I angka5). " penambahanjumlah suatu ciptaan baik secara keseluruhan maupun bagian yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama termasuk mcngalih.wujudkan secara permanen atau temporer (Pasal 1 angka 6).
Law Review. Fakulias Hukum L 'niversilas I'elita rapan, Vol. 17. No.2, November 2006
49
Agus Budianto : Pcilindungan
Hukum Soft-data Terhadap
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan.
Termasuk kegiatan pengumuman dan perbanyakan adalah: Menerjemahkan, mengadaptasi,
mengeransemen,
mengalihwujudkan, menjual, menyewakan, meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukkan kepada publik, menyiarkan, merekam, dan mengkomunikasikan ciptaan kepada publik melalui sarana apapun (Penjelasan Pasal 2 ayat 1) Dalam undang-undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan
Plagiarisms
mendapatkan nomor ISN (International Standard Number), juga telah diterbitkan di internet. Menurut pasal 1 ayat 3 nya, ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni atau sastra. Sedangkan Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembaasan-pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.
dilindungi, selain diterbitkan12 dan
Selain mendasar pada pengertian tersebut, karya softdata juga mempunyai hak ekslusif (hak ekonomi15) bagi penubsnya, karena karya-karya d^lam softdata tersebut, dapat memiliki nilai jual tersendiri. Dikatakan, "intellectual property refers to certain kinds of exclusive rights to intellectual capital, some of which can expire after a set period of time, and other forms of which can last indefinitely14". Selain
'- Diterbitkan dalam arti tclah disebarluaskan dan telah diketahui oleh umum/khalayak ramai, sehingga orang mengetahui bahwa apa yang telah diterbitkan itu adalah menjadi hak dari seorang yang menciptakannya.
" Hak ekonomi : hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait dan dapat dialihkan kepada orang atau badan hukum lain. 14 Bemboo Web Dictionary
sastra, yang mencakup: salah satunya adalah (a) buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tubs yang diterbitkan, dan semua hasil karya tubs lain; dan (b) ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu. Disini yang perlu dicermati adalah kata-kata, "karya tubs yang diterbitkan dan semua karya tubs lainnya; (b) "kuliah". Dari kata pasal tersebut tersirat bahwa karya tulis yang
50
Law Review. Fakuttas Hukum l'niversilas Pelila Harapan, Vol. VI, No. 2, November 2006
us Budianto : Perlindungan Hukum Soft-data Terhadap
Agm
niendapatkan hak ekonomi atas pengumuman dan perbanyakan, penulis dalam softdata juga 1s mempunyai hak moral . Hak moral yang melekat pada softdata, yaitu : Penyebutan nama pencipta; Merubah suatu ciptaan; Merusak suatu ciptaan. Disamping mengatur apa saja yang dilindungi oleh hak cipta, undangundang nomor 19 Tahun 2002 juga mengatur hal-hal yang dianggap tidak sebagai pelanggaran hak cipta {fair use) yaitu pasal 13 dan 14, dikatakan: Sebuah ciptaan dapat dipergunakan tetapi tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta, seperti: huruf (a) penggunaan ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. Dan huruf (d) pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya atau sebagian utnuk keperluan: angka (i) ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Masih belum ada kata sepakat, sejauh mana softdata tersebut dapat 15
Hak moral: hak pencipta yang tetap meiekat pada ciptaannya schingga tidak dapat dihilangkanataudihapustanpaalasanapapun, walaupun Hak Cipta atau Hak Terkait telah dialihkan.
Plagiarisme
digunakan untuk kepentingan penelitian, penulisan karya ilmiah dan semata-mata untuk kepentingan pendidikan?. Hemat penulis, selama pengambilan softdata tersebut dari internet, tetap mencantumkan alamat domainnya, penulisnya dan tidak digunakan untuk sesuatu yang menghasilkan nilai ekonomis. maka pengambilan softdata dari internet tersebut dapat dikategorikan sebagai fairuse. Hal ini akan berlainan jika, softdata yang diambil dari internet tersebut kemudian dicopy dalam hard drivenya dan kemudian dicopy lagi ke dalam disc untuk bahan kuliah dan selanjutnya disc tersebut dapat diperbanyak (tak terhingga) untuk diperjualbelikan kepada mahastswa. 4. Optical Disc dan Plagiarisme Seperti yang telah diterangkan di atas, bahwa pengambilan file-file di internet akan menjadi plagiarisme jika dianggap sebagai unfair use (pengambilan tidak pantas). Fair use sendiri adalah sebagai doktrin yang artinya, "Fair use doctrine is privilege in other than owner of copyright to use copyrighted material in reasonable manner without consent, notwith standing monopoly granted
Law Review. Fakulias Iiukum Universitas Pelita Harapan, Vol VI, No 2, November 2006
51
Agus Budianto : Perhndungan
Hukum Soft-data Soft-i Terhadap
Plagiarisme t
to the owner'"". Plagiarisme ini benarbenar terj adi j ika unsur-unsur perbuatan dari perbuatan tersebut sudah disertai dengan penggandaan dengan menggunakan sarana-sarana pengganda. Artinya, soft data yang hanya berbentuk file tersebut, kemudian dirubah dan disempurnakan, baik bentuk maupun isinya, atau dibiarkan menyerupai aslinya, dan kemudian digandakan untuk diperjualbelikan dengan menggunakan sarana/alat produksi pengganda. Sarana/alat produksi pengganda itu lebih lanjut ditentukan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2004 tentang Sarana Produksi Berteknologi Untuk Cakram Optik juncto Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 05/M-DAG/PER/2005 tentang Ketentuan Impor Mesin, Peralatan Mesin, Bahan Baki dan Cakram Optik. Pasal 2 PP tersebut mengatakan, yang dimaksud dengan sarana produksi adalah : Jenis-jenis cakram optik meliputi,antaralain: a) Cakram Padat (Compact Disc/ CD); b) Audio Digital Cakram Padat (Compact Digital Audio/CDDA); 16
c) Memory Hanya Baca Cakram Padat (Compact Disc Read Only Memory/CDROM); d) Cakram Padat Bisa Rekam (Compact Disc Recordable/ CD-R) e) Cakram Padat Bisa TulisUlang (Compact Disc Re-Wrieable/ CD-RW); f) Cakram Padat Sekali Tulis (Compact Disc Write Once/ CD-WO); g) Cakram Video Digital Serbaguna (Digital Video/Versatile Disc/DVD); h) Cakram Video Digital Memory Hanya Baca (Digital Video Disc-Read Only Memory/ DVD-ROM); i) Cakram Video Digital Bisa Tulis Ulang (Digital Video Disc Re-Writeable/DVD-RW);, dll. Sementara Pasal 3 nya, Sarana Produksi Optik meliputi : angka 1) Mesin dan Peralatan produksi Cakram Optik yang terdiri dan: (salah satunya) adalah alat perekam yang menggunakan laser; sistem pemrosesan syarat untuk alat perekam yang menggunakan laser.
Black's Law Dictionary 1979 halaman 539.
52
Law Review, Fakultas Hukum Universilas Pelita Harapan, Vol VI, No.2, November 2006
Agus Budianto : Perlindungan Hukum So, -data Tcrhadap Plagiarisme
Menurul Angela Bowne (1997) yang dikutip oleh Lindsey", dikatakan bahwa seorang pengakses internet dianggap melanggar hak cipta jika si pengakses tersebut mcndownload isi dari situs yang dibukanya dan kemudian menyimpannya ke dalam hard disc komputemya. Namun, belum diperoleh jawaban secara pasti apakah perbuatan seorang pengakses internet yang tidak menyimpan isi situs yang dibukanya, tetapi mengubah bentuknya dari karya digital ke bentuk lain yang dapat dilihat, dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak semua prinsip-prinsip traedisional yang terdapat dalam UU hak cipta dapat diberlakukan secara otomjitis terhadap pelanggrana hak cipta di jaringan internet. Informasi tersebut tersimpan dalam RAM (Random Access Memory) yang sifatnya sementara. Apabila program browser atau komputer dimatikan, informasi tersebut akan hilang. Menurut para ahli, penyimpanan ini belum dianggap pengcopyan karena terjadi secara otomatis. Akan tetapi, si pengguna sering mempunyai kesempatan untuk " Tim Lindsey, dkk, Loc.cit
mengcopy informasi yang disimpan dalam RAM ke hard-drivenya. Apabila hal ini terjadi, kebanyakan para ahli menyetujui bahwa informasi ini telah dicopy. Dengan demikian, telah terjadi pelanggaran hak cipta. Penjiplakan dalam hak cipta di Amerika Serikat secara tersendin telah diatur dalam Pasal 107 Digital Millenium Copyright Act, dimana para pendidik dapat menggunakan Ciptaan orang lain sebagai yang disebut Fair Use dengan memperhatikan empat faktor, yaitu tujuan penggunaan Ciptaan, sifat dari Ciptaan, jumlah dan substansi yang digunakan, serta akibat dari penggunaan terhadap pasar. Keempat faktor ini membatasi penggunaan Hak Cipta. Dengan kemajuan teknologi informasi dan pemanfaatan multimedia demikian pesat dalam proses pembelajaran, maka pada Conference on Fair Use (CONFU) di Washington pada 18 November 199618 disusun Fair Use Guideline For Educational Multimedia. Rambu-rambu ini mengafurantara lain mengenai berapa lama seseorang 18
Educational Multimedia Fair Use Guidenlines Development Committee CONFU, fair use Guidelines For Educational Multimedia, http:/ /www.-utsystem.edu/ogc/ intellectualproperty/ccmcguid.htm
Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan. Vol. VI, No. 2, November 2006
53
Agus Budianto : Perlindungan Hukum S 't-data Terhadap Plagiarism?
boleh menggunakan sebagian hak cipta orang lain atau berapa jumlah atau substansi yang boleh digunakan di dalam Fair Use. Sesorang dosen dalam menyusun suatu bahan ajar untuk kepentingan pendidikan dengan menggunakan menggunakan sebagian softdata orang lain tanpa ijin selama tidak lebih dari dua tahun sejak pertama kali digunakan di kelas. Melebihi waktu ini diperlukan ijin dari pemegang penulis walaupun untuk kepentingan pendidikan. Selain itu, substansi ciptaan yang digunakan mempunyai batasan tertentu, tergantung dari mana ciptaan tersebut diambil. Jika diambil dari materi tulisan, maka tidak boleh melebihi 10% atau 1000 kata. Database merupakan hak cipta dan dapat digunakan selama tidak lebih dari 2500 fields atau 10%. Sementara file, foto ataun desain yang diperoleh dari web tetap dilindungi oleh hak cipta sejauh karya yang diperoleh adalah asli dan dilakukan dalam media yang tangible maka benda itu mempunyai hak cipta walaupun tidak dituliskan "dilindugi oleh hak cipta". Ketentuan ini mulai berlaku sejak 1 Maret 1989, kecuali kalau karya itu dipublikasikan atau diciptakan oleh pemerintah untuk rakyatnya. 54
Sementara Webster mendifinisikan, "Plagiarism is an act or instance of plagiarizing or something plagiarized. Dengan kata lain plagiarisme berarti satu aksi {action) untuk menjiplak karya/ciptaan seseorang yang dilindungi hukum atau bentuk hasil karya jiplakan yang dijiplak dari karya yang dilindungi hukum. Artinya plagiarisme adalah satu tindakan menjiplak atau sesuatu hasil jiplakan. Kata kerja (verb) plagiarize yang merupakan asal kata plagiarizing berarti mencuri atau meniru karya seseorang baik dalam bentuk kata-kata maupun gagasan, kemudian dikalim sebagai karyanya sendiri. IV. KESIMPULAN Dari pembahasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pemegang hak eksklusif suatu karya dalam bentuk file di internet (softdata), oleh UUHC dilindungi dan tindakan plagiarisme selama pengeo/rj
£«"*' Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. VI, No.2, November 2006
Aeus Budianto : Pertindungan Hukum Soft-data Tcrhadap Plagiarisme
ilmiah, penyusunan laporan, penulisan Icritik atau tinjauan suatu masalah, dan Iain-lain.
DAFTAR PUSTAKA 1. Achmad Zen Umar Purba, Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, Edisi Pertama Cetakan ke1, PT Alumni, Bandung, 2005. 2. Damian E, "Hukum Hak Cipta", UUHC No 19 Tahun 2002, PT Alumni, Bandung 2004. 3. Djumhana & Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia), Edisi revisi, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997.
6. Panduan Pelaksanaan Peraturan Cakram Optik, kumpulan hasil workshop implementasi cakram optik. hasil kerjasama antara Dtjen HAKI Separtemen Hukum dan HAM dengan USAID. 7. Sumber diambil dari makalah : Abdul Bari Azed, Direktur Jendral HAKI, Departemen Hukum dan HAM dalam Seminar Nasional, "Strategi Penaggulangan Pelanggaran Hak Cipta di Indonesia", FH-UPH, 23 Agustus 2006 8. Black's Law Dictionary 1979. 9. Bemboo Web Dictionary
4. Linsey T Damian E, Butt S, dan Utomo TS, "Hak Kekayaan Intelektual: Suatu Pengantar ", PT Alumni, Bandung, 2003. 5. Educational Multimedia Fair Use Guidenlines Development Committee CONFU, fair use Guidelines For Educational Multimedia, http:/ /www.utsystem.edu/ogc/ intellectualpropertv/ccmcguid.htm
Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pclita Harapan, Vol. VI, No.2, November 2006
55