Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
PERKIRAAN DURASI PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODA BERBASIS EARNED VALUE MANAGEMENT M.S.Wahyudi dan Budi Santosa Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen Industri e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Dua buah proyek Major repair tanki C dan D di lapangan Lawe-lawe Chevron Indonesia Company (CICO) Kalimantan timur telah selesai dikerjakan pada tahun 2007. Evaluasi dari Major repair tersebut secara signifikan memberikan deviasi yang cukup berbeda diantara keduanya, walaupun cakupan kedua proyek tersebut memiliki kesamaan baik dari metoda repair, alokasi biaya dan waktu yang diberikan. Untuk menganalisa perbedaan yang terjadi, metoda Earned Value Management (EVM) akan digunakan sebagai metoda dalam menganalisa managemen proyek yang telah selesai tersebut. EVM secara unik menghubungkan antara biaya, jadwal dan fisik progres yang dicapai dalam sebuah proyek. EVM mengintegrasikan indikator performansi proyek dan prediksi dari performansi dimasa yang akan datang dimana manajer proyek dapat mengkalkulasi capaian dari proyek kemudian secara proaktif melakukan corrective action. EVM memiliki kemampuan dan kapabilitas dalam menganalisa mengenai laporan dari biaya, jadwal dan yang terintegrasi antara tim proyek, eksekutif dan project stakeholders. Penggunaan metoda EVM diawali dengan membandingkan indikator earned value performance SV dan SPI tradisional dengan metoda terbaru dari earned schedule performance SV(t) dan SPI(t). Kemudian dilanjutkan dengan mengaplikasikan metoda EVM dengan tiga metoda peramalan. Dengan komparasi tiga metoda earned value management, pada tesis ini telah ditentukan metoda terbaik yaitu earned schedule method. Metoda ini kemudian di harapkan akan digunakan sebagai dasar untuk peramalan durasi Major repair tanki, pada lokasi kerja CICO Kalimantan timur dalam memprediksi secara dini deviasi capaian proyek yang sedang berjalan dari segi waktu, biaya dan target penyelesaian. Kata kunci: Planned Value, Earned duration, Earned schedule, Project duration forecasting
PENDAHULUAN Earned Value Management (EVM) adalah suatu metoda dari manajemen proyek, yang memudahkan dalam pengendalian tiga unsur kritis dalam manajemen proyek yaitu lingkup progres pekerjaan, waktu dan manajemen biaya. Selain tiga unsur utama EVM dapat pula digunakan dalam memprediksi durasi sebuah proyek. EVM pada Tesis ini akan digunakan sebagai tools atau pernilait pada proyek perbaikan Tanki timbun minyak mentah, di Chevron Indonesia Co. (CICO) Kalimantan Operation. Program-program inspeksi fasilitas telah disusun secara berkala dalam bulanan tahunan, dan resertifikasi oleh MIGAS per 3 dan 5 tahunan. Di dalam prakteknya, beberapa program perawatan tidak bisa langsung dilaksanakan karena pekerjaan
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
tersebut membutuhkan unit dalam kondisi shutdown (out of service refer to API 563). Atau juga dalam beberapa kasus, program perawatan bisa dikerjakan jika suku cadang atau material penting telah tersedia, sementara order perbaikan memerlukan shut down condition seperti kondisi kebocoran yang berasal dari flexible drain pipe dari roof tank. Selain itu sejumlah capital project juga hanya bisa dilakukan ketika unit tidak beroperasi, seperti halnya proyek penambahan peralatan, equipment modification atau Plant Improvement. Mengutip repair katagori menurut API STD 653; “An alteration or repair that includes any of the following: installing or replacing shell, bottom plate, annular plate, jacking the tank shell” are repair category major alteration/or major repair (Paragraph. 3.20) API 653 adalah sebuah internasional standar industri yang memiliki lingkup pekerjaan dalam Tank Inspection, Repair, Alteration, and Reconstruction on steel storage tank Definisi dari Major Alteration: A physical change in any component that has design implications that affect the pressure-containing capability of a pressure vessel beyond the scope described in existing data reports .......... (API 510) Definisi dari Major Repair: ……Removing and replacing annular plate ring material where the longest dimension of the replacement plate exceeds 12 in, …. Complete or partial (more than one-half of the weld thickness) removal and replacement of more than 12 in…. Jacking a tank shell (API 563) Selanjutnya istilah Major repair akan digunakan dalam Tesis ini dalam deskripsi repair yang dilakukan pada perbaikan Tanki di Lawe-lawe CICO. Tanki 1306-C dan 1306-D sebagai basis data historis Major repair yang baru saja selesai dikerjakan. Dari hasil perhitungan waktu dan biaya yang dikeluarkan ternyata Major repair Tanki D lebih besar baik dari segi biaya dan waktu. Ilustrasi tabel terlampir mengenai pekerjaan yang sudah dikerjakan: METODOLOGI PENELITIAN Alur penelitian dibutuhkan sebagai kernilai secara proses penelitian sejak dimulainya penelitian hingga berakhirnya penelitian dalam kata urutan yang sistematis Tahapan-tahapan tersebut menggambarkan aktifitas penelitian yang dilakukan didalamnya sekaligus sebagai pembatas antara suatu tahapan aktifitas dengan tahapan aktifitas-aktifitas lainnya.
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-6-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
OBSERVASI AWAL PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN
STUDI LITERATUR :
PENGUMPULAN DATA :
•Rencana biaya •Periode pekerjaan •Kontrak kerja •Sumber daya •Progress report •Completion report
•Planned Value Method (Anbari) •Earned Duration Method (Jacob) •Earned schedule method (Lipke)
Metoda terbaru EVM
Metoda Tradisional EVM
Identifikasi Hasil (obyektif)
Identifikasi Hasil (obyektif)
Metoda Planned
Metoda Earned
Value
Pengolahan data
Duration
Metoda Earned Schedule
Pemilihan Metoda
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan dan saran
Gambar 1. Tahapan Penelitian
HASIL DAN DISKUSI Data dikumpulkan dari periode laporan Major repair tank project di Lawe-lawe terminal yang telah dikerjakan pada tahun 2007, kemudian Ilustrasi pada hasil komputasi yang ditunjukan oleh data terlampir dapat menjelaskan secara sederhana dari pendekatan earned value management ke dalam pengaturan sistem dari Major repair tank project di Lawe-lawe terminal. Tabulasi laporan dibuat dalam bentuk data kemajuan mingguan yang kemudian di diterjemahkan ke dalam earned value metrics. Semua data dikalkulasi dengan menggunakan Microsoft Excel. Perbedaan metoda schedule forecasting diantara Anbari (1), Jacob (6) dan Lipke (4) akan digunakan pada untuk kedua proyek ini. Tiap proyek memiliki indikator performansi yang berbeda. 1. Project major repair tank-D dengan katagori “late finish dan cost over-run”. 2. Project major repair tank-C dengan katagori “on schedule dan cost under-run”. Hasil dari Major repair tanki C diharapkan akan digunakan sebagai parameter standar untuk Major repair project selanjutnya yang akan dilakukan di CICO Santan Terminal Kalimantan Timur.
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-6-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009 Tabel 1. Tabulasi biaya dan waktu dari Major repair tanki C dan D Project data of Major Repair Tank C and Tank D Lawe-lawe Terminal Project
Category
Tank D
late finish, cost over-run On schedule, cost underrun
Tank C
Budget at Completion
Cost at Completion
Planned Duration
Actual Duration
$350,000.00
$372,151.00
8
14
$350,000.00
$345,713.00
8
8
PROYEK MAJOR REPAIR TANK D Rencana waktu (planned duration) Major repair tank D project sesuai dengan kontrak adalah selama dua bulan atau sekitar 8 minggu. Pada kenyataanya terjadi kemunduran penyelesaian proyek pada tanki D menjadi 14 minggu (late finish 6 weeks). Biaya yang digunakan (budget at completion) pada proyek Major repair ini sebesar $350.000, terjadi penambahan biaya dari rencana semula setelah proyek selesai menjadi sebesar $372.151. Dengan menggunakan beberapa metoda EVM yang berbeda, pada tampilan grafis menunjukkan perbedaan hasil dari komputasi ketiga metoda tersebut. 16.00
0.00
14.00
-2.00
12.00
-4.00
10.00
-6.00
SV (20.000)
-8.00
SV(t)
-10.00
8.00
EAC(t)PV1
6.00
EAC(t)ED1
4.00
EAC(t)ES1
2.00
-12.00
0.00 1 2 3 4
5
6
7
8
SV (20.000)
9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Gambar 4.2
EAC(t)PV1
Gambar 4.4
30.00
1.00 0.90 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00
25.00 20.00 SPI SPI(t)
15.00
EAC(t)PV2
10.00
EAC(t)ED2
5.00
EAC(t)ES2
0.00 1 2 3 4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14
SPI
1 2 3 4
Gambar 4.3
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14
EAC(t)PV2
Gambar 4.5
40.00
8.00
35.00
7.00 6.00
TCSPI
5.00
TCSPI(t)
4.00
TCSPI-11
3.00
TCSPI(t)-11
2.00
TCSPI-14
1.00 0.00
TCSPI-14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
TCSPI(t)-14
30.00 25.00 20.00
EAC(t)PV3
15.00
EAC(t)ED3
10.00
EAC(t)ES3
5.00 0.00 1 2 3 4
TCSPI
5
6
Gambar 4.7
7
8
9 10 11 12 13 14
EAC(t)PV3
Gambar 4.6
Gambar 2. Durasi Proyek Tanki D
Gambar 2. diatas menunjukkan durasi proyek dari tanki D, dari awal pekerjaan hingga selesainya pekerjaan telah mengalami keterlambatan penyelesaian selama 6 minggu. Hasil komputasi formula SV mengalami negatif trend dari sejak minggu ke-1 hingga minggu ke-8, kemudian mengalami positif trend hingga selesainya proyek tersebut pada minggu ke-14 dengan pergerakan menuju nilai 0, walaupun kondisi proyek sebenarnya adalah late finish dan cost over run. Nilai SV kembali ke nilai 0 menjadi membingungkan seakan proyek tersebut sesuai dari rencana awal proyek. SV menjadi indikator yang kurang dapat dipercaya, atau “grey time area” dimana indikator ini telah kehilangan kemampuan memprediksi.
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-6-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Pada akhir proyek komputasi kumulatif SV(t) bernilai -6, dimana nilai ini memberikan pengertian bahwa proyek telah mengalami keterlambatan sebanyak 6 minggu. Lampiran gambar 4.3. Pada awal proyek hingga minggu ke-7 nilai komputasi dari SPI dan SPI(t) memberikan nilai korelasi yang hampir sama. Tetapi durasi proyek sejak minggu ke-7 hingga minggu ke-16, SPI tidak memberikan hasil yang realistis karena Seakan-akan mengalami improving trend kearah positif hingga bernilai 1(satu) walaupun proyek tersebut sebenarnya mengalami keterlambatan cukup jauh dari rencana semula. SPI(t) tetap memberikan data nyata dan dapat di percaya (reliable) bahwa dengan kondisi proyek yang terlambat, SPI(t) telah memberikan hasil perhitungan kalkulasi 0.57 pada akhir proyek, dimana nilai ini memberikan pengertian bahwa proyek mengalami efisiensi durasi pekerjaan sebanyak 57%. Gambar 4.4. terlihat trending kurva yang cukup berbeda diantara 3 metoda yang digunakan. Penggunaan EAC pada tesis ini adalah metoda yang diberikan Vandervoorde, (13) dalam literaturnya yang mengelaborasi beberapa matrik durasi peramalan proyek. Pada grafis kurva diatas, EAC(t)es1 memberi kaidah peringatan awal bahwa EAC telah menyimpang dari rencana biaya awal, sebaliknya EAC(t)pv1 dan EAC(t)ed1 hanya dapat memberikan peringatan hingga pertengahan proyek, kemudian secara signifikan nilai EAC kembali ke arah menurun seakan-akan proyek telah masuk koridor sesuai rencana awal proyek yaitu 8 minggu. Grafis penurunan yang terjadi pada dua metoda sebelumnya ternyata berlaku sebaliknya pada EAC(t)es1. Gambar 4.5 dari grafik EAC(t)pv2 dan EAC(t)ed2, kurva grafis bergerak naik hingga minggu ke-5 pada titik 28.12, mengilustrasikan proyek akan selesai pada minggu ke-28, kemudian pergerakan grafis keduanya perlahan menurun hingga berhenti dititik 8. Grafis penurunan ini menunjukkan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan waktu durasi proyek yang direncanakan. Sesungguhnya waktu pekerjaan telah menjauhi dari rencana awal. EAC(t)es2 kurva pada awal hingga minggu ke-3 bergerak naik hingga dititik 29.5, kemudian komputasi formula memberikan indikasi penurunan hingga dititik 14. Gambar 4.6. dari EAC(t)pv3, EAC(t)ed3 dan EAC(t)es3. kurva ini berdasar durasi dari sisa pekerjaan yang mengikuti situasi proyek SCI maupun SCI(t) dari ketiga metoda yang digunakan. Kurva EAC(t)es3 pada akhir proyek menunjukkan nilai 14, sebagai identifikasi proyek telah selesai dalam waktu 14 minggu, sedangkan EAC(t)pv3 dan EAC(t)ed3, pada minggu awal hingga pertengahan proyek memberikan tendensi pergerakan kurva yg sama dengan EAC(t)es3, tetapi pada akhir proyek EAC(t)pv3 dan EAC(t)ed3 memberikan nilai sebesar 8, yang berarti waktu selesai dalam waktu 8 minggu. Pada gambar 4.7. Minggu ke-8 akan mengalami penurunan atau jatuh ke nilai nol , kondisi ini terjadi karena variabel pembagi dari tabulasi formula tersebut bernilai nol. Sehingga bila hasil komputasi TCSPI dan TCSPI(t) tidak mendapatkan perbaikan segera maka grafik akan mencapai titik tertinggi pada periode terkahir sebelum akhirnya jatuh pada rencana durasi akhir proyek di minggu ke-8. Revisi durasi proyek menjadi 8 + 3 = 11 minggu. Untuk penambahan waktu ini penamaan TCSPI dan TCSPI(t) dirubah menjadi TCSPI-11 dan TCSPI(t)-11. Pada kenyataanya kondisi kemajuan proyek setelah mengalami penambahan waktu sebanyak 3 minggu dalam analisa grafik diatas dari komputasi formula tidak terjadi perubahan perbaikan yang berarti. Revisi durasi waktu proyek kembali dilakukan dengan menambahkan 3 minggu, dengan indikator baru bernama TCSPI-14 dan TCSPI(t)-14.
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-6-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
PROYEK MAJOR REPAIR TANK C 12.00
8.00
10.00
7.00 6.00
8.00
5.00
6.00
SV (10000)
4.00
SV(t)
2.00 0.00 1
2
3
4
5
SV (10000)
6
7
8
4.00
EAC(t)PV1
3.00 2.00 1.00 0.00
EAC(t)ES1
EAC(t)ED1
EAC(t)ES1 1
Gambar 4.8
3.50
8.00
3.00
7.00
2.50
6.00
2
3
4
5
6
EAC(t)PV1 7
8
5.00
2.00 1.50
SPI
1.00
SPI(t)
0.50 0.00 1
2
3
4
5
SPI
6
7
4.00
EAC(t)PV2
3.00 2.00 1.00 0.00
EAC(t)ES2
EAC(t)ED2
EAC(t)ES2 1
Gambar 4.9
2
3
4
8
1.00
Gambar 4.10
5
6
EAC(t)PV2 7
Gambar 4.11
8
8.00 7.00
0.80
6.00 5.00
0.60 TCSPI
0.40
TCSPI(t)
0.20 0.00 1
2
3
4
5
6
TCSPI 7
Gambar 4.13
8
4.00
EAC(t)PV3
3.00 2.00 1.00 0.00
EAC(t)ES3
EAC(t)ED3
EAC(t)ES3 1
2
3
4
5
6
EAC(t)PV3 7
Gambar 4.12
8
Major repair Tank C, secara signifikan memberikan gambaran sebuah proyek yang ahead schedule pada awalnya, sehingga di akhir proyek tersebut target waktu dan biaya tercapai dengan baik. Rencana waktu atau planned value sebanyak 8 minggu telah dilakukan sesuai jadwal yang diberikan. Biaya yang direncanakan (BAC) sebesar $350.000, dan pada akhir proyek biaya yang digunakan sebesar $345.713. atau kurang sebesar $4.287 dari rencana biaya awal. Tampilan gambar grafis dibawah menerangkan EVM Project Major repair Tanki C dengan kondisi on schedule, cost under-run. SV dan SV(t) dalam tampilan grafis dengan kondisi on schedule, cost under-run pada tanki C terlihat pada gambar 4.8. Pada gambar diatas menerangkan durasi proyek yang berlangsung hingga selesai. Hasil komputasi SV mengalami positif trend dari sejak minggu ke-1 hingga minggu ke-4, kemudian mengalami penurunan trend hingga selesainya proyek tersebut pada minggu ke-8 dengan indikasi menuju nilai 0. Grafik SPI dan SPI(t) dari Major repair tanki C. pada gambar 4.9. Matrik performansi jadwal SPI dan SPI(t) memberikan hasil yang sama dengan SV maupun SV(t). Durasi performansi mempunyai nilai positif hingga di akhir proyek, sesuai dengan status proyek Major tanki C adalah on schedule, cost under-run. Dengan ketentuan faktor performansi sama dengan 1 yang berati Duration of remaining work as planned pada Major repair tanki C terlihat pada gambar 4.10. EAC(t)pv1, EAC(t)ed1 dan EAC(t)es1. dalam tampilan grafis memberikan nilai prediksi yang hampir sama dari awal proyek berlangsung hingga selesainya proyek. Kondisi ini terjadi karena Major repair tanki C adalah contoh ideal dari sebuah proyek yang terkontrol dan sesuai jadwal dari perencanaan awal.
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-6-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Gambar 4.11. menjelaskan grafik EAC(t)pv2, EAC(t)ed2 dan EAC(t)es2. memberikan pergerakan yang sama dengan keadaan dari EAC(t)pv1, EAC(t)ed1 dan EAC(t)es1. Tidak ada perbedaan signifikan yang mencolok diantara ketiga metoda tersebut hingga selesainya proyek. Kurva grafis dari EAC(t)pv3, EAC(t)ed3 dan EAC(t)es3 Terlihat pada gambar 4.12. Kurva ini berdasar durasi dari sisa pekerjaan yang mengikuti situasi proyek SCI maupun SCI(t) dari ketiga metoda yang digunakan. respon terhadap waktu dan biaya memberikan grafis kurva yang hampir sama dengan gambar sebelumnya. Gambar 4.13, menjelaskan Major repair tanki C, dengan keadaan on schedule, cost under-run. Formula TCSPI dan TCSPI(t) pada Major proyek tanki C memiliki variabel nilai kurang dari 1 pada garis ordinat (Y), menjelasakan bahwa proyek berjalan dengan baik. KESIMPULAN Tiga metoda durasi peramalan proyek dari earned value metrics yang diteliti dalam tesis ini telah memberikan gambaran yang memudahkan untuk menganalisa dan mengevaluasi durasi dan biaya selama proyek berlangsung pada data proyek Major repair Tanki C dan D. Dari komputasi formula tiga metoda peramalan yang telah di gunakan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: Planned value method (Anbari, 1), dalam evaluasi formula yang diberikan, pada keadaaan proyek yang mengalami keterlambatan dalam penyelesaian dan biaya yang melebihi dari rencana semula, mengindikasikan kesamaan hasil perhitungan dalam memonitor proyek pada paruh awal hingga pertengahan proyek dengan metoda dari dalam earned duration method (Jacob, 6), maupun dalam earned schedule method (Lipke, 4). Earned duration method (Jacob, 6) dalam aplikasinya pada tesis ini, memberikan hasil keluaran yang sama dengan metoda yang diberikan oleh Anbari maupun oleh Lipke pada awal hingga pertengahan proyek. Kemudian menjadi tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya pada pertengahan hingga selesainya proyek. Kondisi ini terjadi pada keadaan dimana durasi proyek dan biaya melebihi dari rencana awal. Seperti yang dimiliki oleh Anbari, metoda Jacob akan menghasilkan nilai yang sama disaat proyek selesai tepat waktu. Earned Schedule (Lipke, 4) adalah contoh ideal formula EVM dalam memonitor sebuah real data project ke dalam sebuah kurva grafis kemajuan proyek. Metoda Lipke dapat menterjemahkan kondisi sebenarnya sejak awal hingga selesainya sebuah proyek. Keadaan ini tentu saja memberikan respon yang positif baik dari tim proyek, managemen proyek maupun stakeholders agar dapat dengan cepat memahami dan melakukan revisi pekerjaan yang diperlukan setelah melihat situasi sebenarnya dari proyek yang sedang berjalan tersebut. “The early signal” dari metoda yang telah digunakan diatas, dapat pula di gunakan dalam menganalisa sub grup dari WBS dalam hubungannya dengan durasi proyek, Kemudian mengkoreksi aktifitas-aktifitas yang mengalami kesalahan, terutama pada tugas yang masuk koridor critical path. DAFTAR PUSTAKA Anbari F. Earned value method and extensions. Project Management Journal 2003;34(4). Hal 12–23.
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-6-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Fleming Quentin, Joel M. Koppelman. Earned value project management..an introduction. Fleming Q, Koppelman J. What’s your project’s real price tag?. Harvard Busines Review 2003. Walt lipke (1998). Schedule is Different . Software Division, Oklahoma City Air Logistics Center David S. Christensen, Ph.D.(1999) Southern Utah University. Is the cumulative SCIbased EAC an upper bound to the final cost of post A-12 Defense contract?. D.S.(Dave) Jacob, Doren Associates. Forecasting project schedule completion with earned value metrics. The Measurable News 2003(March). Henderson K. Originally published as a part of 2007 PMI Asia Pacific. Earned schedule: a breakthrough extension to earned value theory?. Henderson K. Further developments in earned schedule. The Measurable News 2004(Spring). Henderson K. Earned schedule in action. The Measurable News 2005. Lipke W. Connecting earned value to the schedule. The Measurable News 2004(Winter). Ing. Stephan Vandevoorde, Sr. Project Manajer . Fabricom Airport Systems (2005). “Forecasting Project Schedule Completion” by Using Earned Value Metrics. Chris Hendrickson, Department of Civil and Environmental Engineering, Carnegie Mellon University, Pittsburgh, Version 2.2 prepared Summer, 2008. S. Vandevoorde, M. Vanhoucke. Int’l Journal of Project Management (2006). A comparison of different project duration forecasting methods using Earned Value Metrics. Ray W. Stratton, PMP, EVP. NASA PM Challenge 2006. Predicting Project Completion Date Using Earned Value Management. ANSI/PMI 99-001-2004. A Guide to theProject Management Body of Knowledge. Third Edition. David S. Christensen, Ph.D. (1996). The cost and benefits of earned value management process. Lam KC, Lee D, Hu T. Int Journal Project Manage 2001;19:411.20. Understanding the effect of the learning forgetting phenomenon to duration of projects construction. Tammo T. Wilkens, Los Angeles County Metropolitan Transportation Authority. April 1, 1999. Earned Value, Clear and Simple Ing. Stephan Vandevoorde, Prof. Dr . Mario Vanhoucke. VUB, Brussels, 11 june 2005. Forecasting Project Schedule completion by Using Earned Value Metrics
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-6-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
KymHenderson, Walt Lipke. E.V.A. -10. Symposium May 17-20, 2005 London, England. Earned schedule..an extension to EVM theory. Cooper KG. (2003) Your projects real price tag – letters to the editor. Harvard Business Review.
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-6-9