PERKEMBANGAN BASISDATA BBSDLP Database Development of ICALRD Rizatus Shofiyati Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumbedaya Lahan Pertanian
ABSTRACT A large amount of digital data has been collected by Indonesian Center for Agricultural Land Resources Research and Development (ICALRD) since 1987/1988. Since then digital data has become an integral part of the ICALRD’s soil resource database system. To meet the escalating need of spatial data by end users as well as to ensure the sustainability of digital data service like the one of the analog data service, digital data availability must be maintained and digital data management system should be developed. To implement these strategies, various means and tools have been provided. To serve users more efficiently and effectively, an integrated land resource information system based on location in Web design and Interactive CD format, structured backup data system management, catalogue of Indonesian land resources map system, and the prototype of information system of land evaluation for Agriculture have been developed and published by ICALRD. The ultimate goal of is to optimize the utilization of land resources database information to public especially for supporting agricultural development.
Informatika Pertanian Volume 17 No. 1, 2008
1105
PENDAHULUAN Aktivitas penelitian dan pemetaan yang telah dilakukan Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) – yang sebelumnya bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat (Puslitbangtanak) – sejak berdirinya pada tahun 1905 hingga saat ini telah menghasilkan data dan informasi yang sangat banyak. Sistem pengelolaan data secara digital di institusi ini telah dimulai sejak tahun 1987 melalui kegiatan LREPP (Land Resources and Planning Project) I yang kemudian dilanjutkan pada LREPP II Part C. Upaya untuk mengelola data dan infomasi tersebut agar dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat akan data spasial yang semakin meningkat telah dilakukan sejak Tahun Anggaran 1996/1997 melalui kegiatan peningkatan pendayagunaan basisdata sumberdaya lahan untuk menunjang pembangunan pertanian. Dari kegiatan ini telah dihasilkan suatu sistem informasi yang disebut SISDAL Puslittanak (Sistem Insformasi Sumberdaya Lahan Puslittanak). Sistem ini memberikan kemudahan kepada pengguna data melalui pemanfaatan sistem penelusuran dan pemrosesan data, yang terdiri dari 2 program utama, tBase untuk data dalam bentuk tabular dan iMap untuk data spasial (Tim Puslittanak, 2003). Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan basisdata telah dilakukan pengembangan sistem informasi sumberdaya lahan, pembenahan terhadap sistem backup data, dan penyusunan katalog ketersediaan peta digital di BBSDLP. Dengan demikian penelusuran informasi ketersediaan data digital dapat dilakukan dengan lebih mudah, karena data sudah dikelompokkan dan disimpan pada direktori yang terstruktur (Shofiyati dan Bachri, 2005). Kegiatan terkini dalam rangka pengelolaan basis data di BBSDLP adalah Pengembangan dan Pendayagunaan Sumberdaya Lahan Pertanian untuk Menunjang Pembangunan Pertanian. Kegiatan ini telah menghasilkan sistem katalog secara spasial untuk ketersediaan data peta analog maupun digital. Selain sistem katalog, untuk mempermudah penyebaran informasi dan pelayanan jarak jauh ke daerah, telah dibuat informasi Sumberdaya Lahan dalam bentuk CD Interaktif dan Sistem Informasi Evaluasi Sumberdaya Lahan Pertanian berbasis web (SIESLAP). Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang perkembangan basisdata BBSDLP terkini beserta produk-produknya. Dengan adanya informasi tersebut maka pengguna data sumberdaya lahan baik dari kalangan akademisi, peneliti, maupun para praktisi mengetahui dan memahaminya sehingga mereka diharapkan dapat menjadi educated user yang dapat memanfaatkan basis data BBSDLP secara optimal sesuai dengan kebutuhannya. 1106
Perkembangan Basis Data BBSDLP
PROFIL PENGGUNA Data sumberdaya lahan dalam bentuk keruangan (spasial) sangat diperlukan baik oleh instansi pemerintah maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam berbagai aspek. Menurut Matindas (2007), sekitar 80% dari berbagai pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan nasional membutuhkan data dan informasi kebumian. Kecenderungan semakin banyaknya permintaan data spasial sumberdaya lahan selama lima tahun terakhir (tahun 2003-2007) yang diilustrasikan pada Gambar 1 membuktikan sinyalemen tersebut (Balittnah, 2004-2008). Pengguna yang paling banyak dan cenderung meningkat terutama pada tahun 2007 adalah perusahaan swasta. Peta potensi lahan untuk komoditas tanaman perkebunan terutama kelapa sawit merupakan permintaan terbanyak oleh pihak swasta. Peningkatan permintaan tersebut menunjukkan bahwa peranan basisdata BBSDLP semakin diperlukan untuk mengelola data agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara lebih optimal, cepat, dan user friendly. 100,0%
400 Mahasisw a
62,9% 21,9% 35,1%
39,1% 43,1%
250 200 150
16,7%
20,0%
29,6% 40,1%
45,7%
40,0%
9,8%
% Permintaan/Tahun
60,0%
300
100
Jumlah Permintaan/Tahun
350 80,0%
50
0,0%
Perseorangan Instansi Pemerintah Sw asta Universitas Total Permintaan
0 2003
2004
2005
2006
2007
Tahun
Gambar 1. Tren permintaan data setiap tahun berdasarkan jenis pengguna (2003-2007)
PERKEMBANGAN SISTEM BASISDATA BBSDLP Definisi Basis data (database), menurut ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia (Wikipedia, 2007) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling Informatika Pertanian Volume 17 No. 1, 2008
1107
berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (DBMS). Sistem basisdata dan informasi merupakan perpaduan antara kombinasi sumberdaya manusia dan sumberdaya teknis, yang dilengkapi prosedur organisasi, yang memproduksi informasi untuk mendukung kebutuhan manajemen. Data adalah kumpulan fakta, untuk dapat menjadi informasi, data harus diproses agar mudah dipahami, bermanfaat dan dapat digunakan. Aktifitas sistem basisdata dimulai dari pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pemeliharaan, retrieval, analisis, dan diseminasi data. Efektifitas sistem tersebut tergantung pada kondisi data yang harus selalu terbaru, akurat, lengkap, dan mempunyai aksesibilitas tinggi bagi pengguna (Dale and McLaughlin, 1988). Dalam perjalanannya sistem basisdata BBSDLP mengalami beberapa kali perubahan. Sebelum tahun 1987, pengelolaan data dilakukan secara manual oleh Sub Bagian Dokumentasi di bawah Bagian Pendayagunaan Hasil Penelitian dan Bagian Kartografi di bawah Kelompok Peneliti Pedologi (Kelti). Pengelolaan basisdata secara digital dimulai saat kegiatan LREPP I tahun 1987. Untuk memperlancar pengolahan data dibentuklah Unit Komputer sebagai unit yang melayani pengolahan data terutama peta secara digital. Sistem pengelolaan data pada awalnya dibagi dalam sub-sub unit, yaitu: 1) Sistem Informasi Geografi untuk mengolah data grafik, 2) Database untuk mengolah data entry dan tabular, 3) Sistem yang mengelola hardware dan software serta pemeliharaannya, dan 4) Sekretariat untuk mengelola administrasi unit. Tahun 2002, sejalan dengan perubahan organisasi, pengelolaan basisdata dilakukan oleh masing-masing Balai Penelitian (Balit) dan basisdata BBSDLP hanya berfungsi sebagai pusat pengumpul data final. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan tuntutan layanan informasi yang semakin tinggi, maka sistem pengelolaan basisdata BBSDLP dikembangkan menjadi lebih luas. Fungsi basisdata bukan hanya mengolah data akan tetapi juga membangun sistem back up, penelusuran data yang semakin banyak, katalog, penyediaan informasi data, sistem informasi, dan DSS yang mudah dimengerti dan diakses pengguna. Gambar 1 menyajikan sistem basisdata BBSDLP pada saat ini.
1108
Perkembangan Basis Data BBSDLP
Gambar 2. Sistem basidata BBSDLP saat ini Sistem basis data yang diilustrasikan pada Gambar 2 memiliki 4 struktur subsistem aliran data yaitu : akuisisi data, pemrosesan data, produksi informasi, dan diseminasi. Keempat subsistem ini disusun secara berjenjang dalam tiga level, yakni level 1, level 2, dan level Intermediasi (diseminasi, promosi, dan pelayanan). Mekanisme level 1 dicirikan oleh pemrosesan data menjadi informasi dan berlangsung pada kelti-kelti di lingkungan BBSDLP dan pada Unit Basis data Balit yang didukung oleh kelti-kelti di lingkungan Balit. Mekanisme level 2 dicirikan oleh proses manajemen basis data bersistem dan pemrosesan data dan informasi menjadi knowledge-base yang berlangsung di Unit basis data BBSDLP yang dilengkapi dengan tim pengembangan dan tim pengendali mutu. Mekanisme level intermediasi dicirikan oleh produksi data, informasi, dan knowledge bersistem dan sistem distribusinya ke pengguna akhir (end user). Sebagaimana yang diilustrasikan pada Gambar 2, seluruh input yang diolah melalui mekanisme pemrosesan dan analisis yang berjenjang, diharapkan mampu memberikan output berupa data, informasi, dan knowledge, sesuai kebutuhan pengguna internal BBSDLP maupun pengguna lainnya. Kelebihan lain yang dimiliki oleh Informatika Pertanian Volume 17 No. 1, 2008
1109
sistem berjenjang ini adalah setiap saat dapat dilakukan update data dan knowledge secara independent pada setiap jenjang oleh unit/bagian, sesuai dengan kompetensi dan keahliannya. Sistem semacam ini diharapkan dapat mewujudkan tercapainya aplikasi basisdata sumberdaya lahan yang memiliki keunggulan realtime, online dan up to date. Sistem Jaringan Untuk meningkatkan kelancaran pengelolaan basisdata tidak terlepas dari sarana sistem jaringan baik intranet maupun internet. Infrastruktur jaringan lokal (Local Area Network – LAN) telah dibangun sejak tahun 1993, akan tetapi pemanfaatan jaringan tersebut hanya sebatas pertukaran data dalam unit basisdata dan pada ruang-ruang utama untuk sarana presentasi hasil. Tahun 1996/1996 baru dikembangkan sistem jaringan untuk interchange data antar unit di lingkup BBSDLP. Tahun 2004/2005 sistem jaringan tidak hanya intranet akan tetapi juga dikembangkan ke penggunaan internet untuk melayani kebutuhan penelitian. Skema jaringan basisdata BBSDLP dan Balaibalai penelitiannya digambarkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Skema Jaringan Basisdata BBSDLP Dengan adanya sistem jaringan ini, lalu lintas pengolahan data antar bagian atau unit menjadi lebih cepat dan mudah dilakukan. Hanya keterbatasan dari sistem jaringan LAN yang ada masih menggunakan media transmisi berupa kabel Unshielded Twisted Pair (UTP). Walau relatif lebih murah, tetapi media ini hanya efektif digunakan pada jarak yang pendek. Pada jarak yang jauh atau panjang, mudah terpengaruh oleh gangguan dan kecepatan data yang dapat ditransfer terbatas. 1110
Perkembangan Basis Data BBSDLP
Sistem jaringan BBSDLP masih perlu ditingkatkan secara nir kabel broadband sehingga jangkauan jaringan menjadi lebih luas. Sistem Pengelolaan Data Untuk mendukung pelayanan informasi kepada masyarakat, kontinuitas penyediaan data perlu dijaga. Sistem pengelolaan data juga harus diperhatikan. Data yang sudah terkumpul harus memiliki backup sehingga kehilangan data dapat dicegah. Pelaksanaan backup ini telah dimulai pada T.A. 2004 dan masih dilanjutkan selama kegiatan data entri terus berlangsung. Sistem backup data dan penyebaran informasi akan dapat dilakukan dengan baik, jika data dikelola dengan benar. Standardisasi terhadap attribute data spasial harus dilaksanakan untuk terbentuk DataSheet minimum yang baku, sehingga memudahkan proses data selanjutnya, seperti penggabungan, penyajian informasi secara konvensional atau digital dan lain-lain. Hal tersebut sangat diperlukan, karena sebagian besar data yang terhimpun masih berdasarkan indeks lembar peta Bakosurtanal. Padahal dengan adanya otonomi daerah, informasi yang diinginkan berbasis lokasi. Untuk itu sistem basisdata sumberdaya lahan dari entri data, backup, pengelolaan sampai penyebaran informasi mempertimbangkan hal-hal tersebut. Gambar 4 menunjukkan sistem backup data di instalasi basisdata BBSDLP dengan menggunakan direktori yang terstruktur sehingga mempermudah penelusuran dalam melayani permintaan data oleh pengguna.
Gambar 4. Diagram Alur Hirarki Sistem Direktori Backup Data
Backup data masih dilakukan dengan menggunakan media CD-R atau DVD. Sistem backup data ini terus menerus diperbaharui sesuai dengan perkembangan data dan teknologi terkini, sehingga restore data dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu, perlu dilakukan Informatika Pertanian Volume 17 No. 1, 2008
1111
pengecekan kekonsistensian data (recovery), dimana jika terjadi kesalahan dapat dilakukan perbaikan dengan segera. Sistem masih perlu dikembangkan lagi dengan menggunakan media backup yang lebih aman dan sistem penyimpan yang lebih baik. Sistem Katalog Untuk mempermudah dan meningkatkan pelayanan informasi tentang peta-peta yang telah dihasilkan BBSDLP, telah disusun dan dilakukan beberapa kali penyempurnaan katalog. Katalog pertama adalah Katalog Peta-peta Tanah yang disusun pada tahun 1972, selanjutnya dilakukan beberapa kali penyempurnaan, yaitu: Keadaan Peta Tanah di Indonesia (1978), Daftar Peta Tanah (1988), Daftar Peta Sumberdaya Lahan (1996), dan Atlas Indeks Peta Digital Sumberdaya Lahan Puslitbangtanak (2002). Katalog-katalog tersebut masih dibuat dalam bentuk manual/konvensional. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan untuk mempermudah penelusuran data yang semakin banyak, daftar peta-peta tersebut dibuat secara komputerisasi dengan membangun sistem penelusuran data, metadata, dan katalog digital baik dalam bentuk tabular maupun spasial. Gambar 5 merupakan contoh tampilan-tampilan katalog dalam bentuk spasial.
Gambar 5. Tampilan Spasial Indeks Peta Lokasi Pemetaan Sumberdaya Lahan Pertanian
Disamping pengemasan katalog tersebut dapat disajikan lebih ringkas dan mudah dibawa, sistem katalog digital tersebut memiliki 1112
Perkembangan Basis Data BBSDLP
kelebihan dapat dilakukan pencarian data secara otomatis dan online, sehingga informasi yang dibutuhkan dapat cepat diperoleh. Sistem Diseminasi Data Untuk keperluan sosialisasi dan diseminasi kepada masyarakat pengguna diperlukan dukungan pengelolaan informasi yang baik. Peningkatan pemanfaatan informasi sumberdaya lahan dan adopsi teknologi diperlukan upaya diseminasi yang lebih efektif. Salah satu media penyebaran informasi sumberdaya lahan yang komprehensif adalah melalui CD-interaktif. Dalam pembuatan model paket informasi sumberdaya lahan dengan CD interaktif ini harus disertai dengan standar penyediaan informasi, antara lain standar layanan informasi minimum, dan standar pengelolaan dokumen, agar format yang dipakai menjadi format yang mudah digunakan dan dimengerti oleh pengguna (Haryono, 2004). Saat ini telah dihasilkan beberapa macam CD Interaktif sumberdaya lahan pertanian sebagai media untuk diseminasi hasil penelitian dan kegiatan BBSDLP. Berbagai jenis CD Interaktif tersebut adalah (Gambar 6): 1) CD Interaktif untuk seminar, seperti: Centenial Commemoration of Soil Research Institute, Seminar Multifungsi Lahan Pertanian. CD Interaktif ini berisi makalah, jadwal seminar, tujuan, dan lain-lain. 2) Kumpulan paper/makalah, seperti: Kumpulan Makalah Multifungsi Lahan Pertanian, 3) Laporan Penelitian untuk kegiatan, antara lain: Primatani, dan P4MI di 5 KABUPATEN. CD Interaktif ini bersifat sangat teknis dengan menampilkan laporan secara utuh dan peta-peta hasil penelitian kegiatan terkait, dan 4) CD Interaktif Sumberdaya Lahan Pertanian. Untuk tahap pertama baru dibuat untuk 2 Provinsi, yaitu Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Jawa Barat. CD Interaktif ini menyajikan informasi tentang Sumberdaya Lahan Pertanian, dan katalog peta-peta dan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan di BBSDLP berdasarkan daerah administrasi, serta 5) CD Interaktif Katalog yang menyajikan tentang katalog baik secara spasial maupun tabular tentang peta-peta yang telah dihasilkan oleh BBSDLP. Sedangkan sistem informasi yang telah dibuat dalam bentuk CDinteraktif adalah sistem informasi evaluasi lahan pertanian berbasis web. Sistem ini merupakan pelayanan informasi tentang evaluasi lahan (crop modelling) yang lebih mudah digunakan dan dapat dilakukan secara jarak jauh. Pada setiap CD Interaktif Sumberdaya Lahan Pertanian ditampilkan peta-peta sumberdaya lahan pertanian dan foto galeri. Data peta (spasial) disajikan secara interaktif. Peta-peta tersebut disimpan dalam bentuk project yang dibuat dalam program ArcExplorer. Ada dua format data yang disajikan dalam menu peta yakni SHP (ArcView/ArcInfo) dan bitmap (JPG/BMP). Pada galeri foto disajikan sejumlah foto terkait Informatika Pertanian Volume 17 No. 1, 2008
1113
dengan tema CD Interaktif. Galeri foto disajikan dalam dua model album elektronik, yaitu foto aktif berukuran besar dan berupa thumbnail. Dalam penyajiannya, terdapat beberapa istilah-istilah teknis/ilmiah yang digunakan. Untuk membantu pengguna memahami istilah-istilah tersebut, disediakan daftar istilah.
Gambar 6. CD Interaktif Sumberdaya Lahan Pertanian Sistem diseminasi ini memiliki kelebihan mudah digunakan dan bersifat interaktif. Hanya saja, cara ini masih bersifat offline, yang hanya dapat dilakukan secara stand-alone. Dengan demikian penyebaran informasinya menjadi terbatas. Sistem ini masih harus ditingkatkan menjadi layanan (service) secara online. Pengembangan yang bisa dilakukan ke depan, adalah baik penyajian informasi, pemesanan / permintaan dan pengiriman datanya maupun pembayarannya, dapat dilakukan secara online melalui situs BBSDLP. PENUTUP Sebagai upaya meningkatkan peranannya dalam penyediaan data dan informasi yang semakin diperlukan oleh masyarakat, sistem pengelolaan data dan informasi baik digital maupun analog hasil penelitian dan pemetaan sumberdaya lahan. Kini, BBSDLP telah berhasil mengembangkan suatu sistem basisdata sumberdaya lahan berjenjang yang memiliki keunggulan realtime, online dan up to date. Perjalanan perkembangan sistem basisdata BBSDLP dapat dibedakan menjadi dua era, yaitu era konvensional dan era dijital. Era konvensional terjadi sebelum tahun 1987, dicirikan oleh pengelolaan data yang dilakukan secara manual. Sesudah tahun 1987 sistem basis data BBSDLP memasuki era dijital yang terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama era dijital dimulai dengan dibentuknya unit komputer yang dilengkapi dengan Geographical Information Sistem (GIS) dan digital image processing. Tahap kedua era dijital dimulai tahun 2002 yang ditandai dengan perluasan fungsi basisdata yang bukan hanya mengolah data akan tetapi juga membangun sistem back 1114
Perkembangan Basis Data BBSDLP
up, penelusuran data yang semakin banyak, katalog, penyediaan informasi data, sistem informasi, dan Decision Support System (DSS). Sampai saat ini, sistem yang telah berjalan tersebut masih terus dikembangkan dan disempurnakan. Proses penyempurnaannya dilakukan secara terus menerus, sejalan dengan kebutuhan pengguna dan tuntutan perkembangan teknologi IT. Di samping itu, sistem pengelolaan basisdata juga terus ditingkatkan sesuai dengan fungsinya. Katalog data berupa tabular maupun spasial terus menerus diperbaharui sejalan dengan bertambahnya data, sedangkan media penyajian informasi yang menggunakan format CD interaktif berbasis web akan dibuat untuk semua propinsi. Modus penyajian secara off line semacam ini akan ditingkatkan menjadi online dan real time melalui jaringan internet. Sejalan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis IT dan konsultasi sumberdaya lahan berbasis expert system, akan dilakukan pengembangan aplikasi “knowledge-based” dan Decission Support Sistem (DSS) berbasis web. Untuk itu, DSS P & K dan Sistem informasi evaluasi lahan berbasis web yang telah dikembangkan akan terus disempurnakan. DAFTAR PUSTAKA Balittanah. 2004. Laporan Kegiatan Pelayanan Jasa Umum Unit Komesialisasi Teknologi Tahun Anggaran 2003. Unit Komesialisasi Teknologi Balai Penelitian Tanah. Bogor. Balittanah. 2005. Laporan Kegiatan Pelayanan Jasa Umum Unit Komesialisasi Teknologi Tahun Anggaran 2004. Unit Komesialisasi Teknologi Balai Penelitian Tanah. Bogor. Balittanah. 2006. Laporan Kegiatan Pelayanan Jasa Umum Unit Komesialisasi Teknologi Tahun Anggaran 2005. Unit Komesialisasi Teknologi Balai Penelitian Tanah. Bogor. Balittanah. 2007. Laporan Kegiatan Pelayanan Jasa Umum Unit Komesialisasi Teknologi Tahun Anggaran 2006. Unit Komesialisasi Teknologi Balai Penelitian Tanah. Bogor. Balittanah. 2008. Laporan Kegiatan Pelayanan Jasa Umum Unit Komesialisasi Teknologi Tahun Anggaran 2007. Unit Komesialisasi Teknologi Balai Penelitian Tanah. Bogor. Dale, P.F. and J.D. McLaughlin. 1988. Land Information Management: An Introduction with Special Reference to Cadastral Problem in Third World Countries. Oxford Univ. Press. NY.
Informatika Pertanian Volume 17 No. 1, 2008
1115
Haryono. 2004. Menuju Good Governance Melalui E-Government. Workshop E-Government dan IAARD Webmail. Cipanas, 24-25 Juni 2004. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Matindas, M.W. 2007. Sambutan Kepala Bakosurtanal Pada Pembukaan Rakor IDSN 2007. Rakor Infrastruktur Data Spasial Nasional 2007. Bakosurtanal. http://www.idsn.or.id/index.php?option=com_content&task=view& id=75&Itemid=106. Dikutip tanggal 18 Februari 2008. Shofiyati, R. dan S. Bachri. 2005. Laporan Akhir Pendayagunaan Basisdata Tanah dan Iklim Untuk Menunjang Pembangunan Pertanian. Tim Puslittanak. 2003. Laporan Akhir Peningkatan Pendayagunaan Basisdata Sumberdaya Tanah Untuk Menunjang Pembangunan Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor. Wikipedia Indonesia. 2007. Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Basis_data. Dikutip tanggal 11 Mei 2007.
1116
Perkembangan Basis Data BBSDLP