DAFTAR PUSTAKA 1. www.kapanlagi.com/h/0000182852.html 2. http://eprints.ums.ac.id/579/1/1._subroto.pdf 3. Lea, F.M., The Chemistry of Cement and Concrete, Edward Arnold Publishers, 1956 4. www.fhwa.dot.gov 5. Martirena, J.F., et.al, Use of Wastes of the Sugar Industry as Pozzolana in LimePozzolana Binders: Study of the Reaction, Cement and Concrete Research, Vol.28, No.11, 1998 6. Sugiri, Saptahari. 1997. Diktat Kuliah Teknologi Beton. Lembaga Penelitian Insitut Teknologi Bandung. 7. Imran, Iswandi., Diktat Kuliah Pengenalan Rekayasa dan Bahan Konstruksi Sipil. Penerbit ITB. 8. ASTM C-150. Standard Specification for Portland Cement. Annual Book of ASTM Standards. 9. ASTM C-125. Standard Terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates. Annual Book of ASTM Standards. 10. ASTM C-618. Standard Specification for Coal Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as a Mineral Admixture in Concrete. Annual Book of ASTM Standards. 11. Frias, Moises, et.al, Characterisation of sugar cane straw waste as pozzolanic material for construction: Calcining temperature and kinetic parameters, 2006 12. Sukma, Nurhadi. 2006. Analisa Awal Pemanfaatan Bottom Ash Sebagai Pengganti Sebagian Semen dalam Campuran Beton. Teknik Material ITB. 13. Elvery, R. H., Concrete Practice, Vol.II , C.R. Books Ltd, 1963 14. matse1.mse.uiuc.edu 15. http://www4.eas.asu.edu/cement/Blended_cements/blended_cements_1998_a.htm 16. http://ciks.cbt.nist.gov/menu0001.html 17. http://www.tomralstonconcrete.com 18. www.whd.co.uk/Concrete/concretebysem.html xi
19. http://www.oak-creek.netASGNT-2-15-04.ppt 20. http://www.cement.org/basics/concretebasics_lessonfive.asp 21. http://www.chem-is-try.org/?sect=fokus&ext=15 22. www2.dpi.qld.gov.au/sugar/12087.html 23. http://www.vitrominerals.com/general-pozzolan-technical-information.pdf 24. http://www.personal.leeds.ac.uk/~cen6ddm/CEDC_PJW/PJW1.pdf
xii
LAMPIRAN
xiii
Perhitungan Mix Design Beton (ACI 211.4R-93) Penetapan Variabel Perencanaan 1.
Kategori Jenis Struktur
:
Kolom
2.
Kuat Tekan Rencana
:
35 MPa
3.
Slump
:
75 – 100 mm
4.
Ukuran Maksimum Agregat
:
12.5 mm
Data Absorbsi
Kadar Air
(%)
(%)
5.04
3.09
5.85
3.22
Berat Jenis
Berat Isi 3
Modulus
(kg/m )
Kehalusan
2.62 (SSD)
1580.39
2.58
2.48 (SSD)
1419.03
-
Agregat Halus Agregat Kasar
Semen
A.
3.15
Estimasi Kebutuhan Air Pencampuran Perkiraan kebutuhan air pencampuran diperoleh dari tabel 1 seperti yang tertera di
bawah ini :
xiv
Tabel 1. Kebutuhan air pencampuran dan udara untuk berbagai nilai slump dan ukuran maksimum agregat.
NON-AIR-ENTRAINED CONCRETE Approximate mixing water (kg/m3) for indicated nominal maximum sizes of aggregate Slump (mm)
9.5 mm
12.5 mm
25 to 50
207
199
190
179
166
154
130
113
75 to 100
228
216
205
193
181
169
145
124
150 to 175
243
228
216
202
190
178
160
-
19 mm 25 mm
37.5 mm
50 mm 75 mm 150 mm
Approximate amount of entrapped air in non-air-entrained concrete (%) Slump (mm)
9.5 mm
12.5 mm
All
3.0
2.5
19 mm 25 mm 2.0
1.5
37.5 mm
50 mm 75 mm 150 mm
1.0
0.5
0.3
0.2
Dari tabel diatas diperoleh data : Berat air
= 216 kg/m3
Udara terperangkap
= 2.5 %
Volume udara terperangkap
= 0.025
sehingga dapat kita dapat menghitung besarnya volume air yaitu : Volume air
B.
= 216/1000 = 0.216
Perhitungan Rencana Kuat Tekan Beton Rata – Rata ƒm = ƒc’ + 1.64 Sd
Sd = 2
= 35 + 1.64 x 2 = 35 + 3.28 = 38.28 MPa Keterangan : ƒm = nilai kuat tekan beton rata – rata ƒc’ = nilai kuat tekan karakteristik ( yang disyaratkan ) Sd = standar deviasi ( lih. tabel standar deviasi ) xv
C.
Pemilihan w/c ratio Rasio air semen diperoleh melalui tabel di bawah ini :
Tabel 2. Hubungan rasio air semen dan kuat tekan beton pada beton tanpa penambahan udara (* Nilai nilai selain yang ada pada tabel dapat diperoleh melalui interpolasi ). Kuat Tekan Beton Umur 28 hari (MPa) *
Rasio Air Semen (dalam perbandingan berat)
40
0.42
35
0.47
30
0.54
25
0.61
20
0.69
15
0.79
Melalui Interpolasi diperoleh w/c = 0.45
D.
Perhitungan kandungan semen Dari data w/c ratio kita dapat menghitung :
Kandungan Semen
= 216 / 0.45 = 480 kg/m3
Volume Semen
= 480 / 3150 = 0.15
E.
Estimasi Agregat Kasar Berdasarkan Tabel 3 dan data ukuran maximum agregat kasar = 12.5 mm dan
modulus kehalusan agregat halus = 2.6 kita dapat memperoleh data volume agregat kasar per satuan volume beton sebesar 0.57
xvi
Tabel 3. Volume agregat kasar persatuan volume beton untuk beton dengan slump 75 – 100 mm.
Volume of oven-dry-rodded coarse aggregate per unit volume of concrete for different fineness moduli of fine aggregate Nominal maximum size of aggregate (mm)
2.40
2.60
2.80
3.00
9.5
0.50
0.48
0.46
0.44
12.5
0.59
0.57
0.55
0.53
19
0.66
0.64
0.62
0.60
25
0.71
0.69
0.67
0.65
37.5
0.75
0.73
0.71
0.69
50
0.78
0.76
0.74
0.72
75
0.82
0.80
0.78
0.76
150
0.87
0.85
0.83
0.81
Berdasarkan tabel 4 serta data slump dan ukuran maksimum agregat kasar diperoleh nilai faktor koreksi sebesar 1.00 Tabel 4. Faktor koreksi tabel 3 untuk berbagai nilai slump Slump
Faktor koreksi untuk berbagai ukuran maksimum agregat
( mm )
10 mm
12.5 mm
20 mm
25 mm
40 mm
25 – 50
1.08
1.06
1.04
1.06
1.09
75 – 100
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
150 – 175
0.97
0.98
1.00
1.00
1.00
Dari data – data diatas, dapat dihitung : Berat agregat kasar per m3 beton =
Volume agregat kasar
0.57 x berat volum agregat kasar x faktor koreksi
=
0.57 x 1419.03 x 1.00
=
808.85 kg/m3
=
808.85 kg/m3 : b.j Agregat kasar
=
808.85 : 2480
=
0.33
xvii
F.
Estimasi Agregat Halus
Dengan menggunakan metode volume absolute kita dapat menghitung kandungan agregat halus sebagai berikut : VA.H
=
1 – [ Va + Vu + Vs + VA.K ]
=
1 – [ 0.216 + 0.025 + 0.15 + 0.33 ]
=
1 – [ 0.72 ]
=
0.28
Berat agr. halus per satuan vol beton = 0.28 x berat volum agr. kasar x faktor koreksi = 0.28 x 1580.39 x 1.00 = 442.51 kg/m3 Berdasarkan perhitungan – perhitungan di atas, dapat dituliskan Kondisi sebelum dikoreksi : kg/m3
Semen
=
480
Agr.kasar
=
808.85 kg/m3
Agr.halus
=
442.51 kg/m3
Air
=
216
Total
=
1947.36 kg/m3
G.
kg/m3
Koreksi Kandungan Air
Koreksi penambahan air pada agregat : Agr. Halus
Agr. Kasar
=
( kadar air – absorpsi ) % x berat A.H
=
( 3.09 – 5.04 ) % x 442.51 kg/m3
=
- 8.63 kg/m3
=
( kadar air – absorpsi ) % x berat A.K
=
( 3.22 – 5.85 ) % x 808.85 kg/m3
=
- 21.27 kg/m3
xviii
Kondisi setelah dikoreksi Semen
=
480 kg/m3
Agr.kasar
=
( 808.85 – 21.27 )
=
787.58 kg/m3
Agr.halus
=
( 442.5 – 8.63 )
=
433.88 kg/m3
Air
=
( 216 + 21.27 + 8.63 ) =
245.9 kg/m3
Total
=
1947.36 kg/m3
Ukuran Spesimen ( silinder )
φ
=
5.7 cm
t
=
11.4 cm
r
=
2.85 cm
Luas Alas
Volume
=
π r2
=
π ( 2.85 cm )2
=
25.52 cm2
=
Luas Alas x t
=
25.52 cm2 x 11.4 cm2
=
290.9 cm3
=
0.0002909 m3
Komposisi tiap spesimen Semen
= 480 kg/m3 x 0.0002909 m3
= 0.1396 kg
≈ 140 gr
Agregat Halus
= 433.88 kg/m3 x 0.0002909 m3
= 0.1262 kg
≈ 126 gr
Agregat Kasar
= 787.58 kg/m3 x 0.0002909 m3
= 0.2291 kg
≈ 230 gr
Air
= 245.9 kg/m3 x 0.0002909 m3
= 0.0715 kg
≈ 72 gr
Agr. Kasar
Agr. Halus
Air
Semen
Abu Ampas Tebu
( gr )
( gr )
( gr )
( gr )
( gr )
B1
230
126
72
140
0
B2
230
126
72
133
7
B3
230
126
72
126
14
B4
230
126
72
119
21
xix
Keterangan : B1
=
Beton tanpa penambahan Abu Ampas Tebu
B2
=
Beton dengan penambahan 5 % Abu Ampas Tebu
B3
=
Beton dengan penambahan 10 % Abu Ampas Tebu
B4
=
Beton dengan penambahan 15 % Abu Ampas Tebu
xx
Hasil X-Ray Diffraction 1.
X-Ray Diffraction gabungan ( B1 dan B4 ) I
p - portlandite a - albite c - calcium silicate hydrate q - quartz an - anorthite
an
a
a
q
p
c
p
a an
a
p
an
c
c
an
c a
p
p an
an
c
a
p
c
p 2 theta
2.
X-Ray Diffraction B1 (Beton Normal)
B1-1
44-1481
Portlandite
xxi
B1-1
03-0594
Calcium Silicate Hydrate
B1-1
01-0739
Albite
B1-1
02-0523
Anorthite
xxii
3.
X-Ray Diffraction B4 (Beton dengan substitusi 15% semen dengan abu ampas tebu )
B4-3
44-1481
Portlandite
B4-3
03-0594
Calcium Silicate Hydrate
xxiii
B4-3
76-0898
Albite
B4-3
02-0523
Anorthite
B4-3
83-0541
Quartz
xxiv