PERHITUNGAN MINEABLE COAL RESERVE PADA PIT JUPITER AREA SEAM 16 PT. ENERGI CAHAYA INDUSTRITAMA, BUKUAN – SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR Oktaviana. S1 , Ir. H. Djamaluddin, MT1, Ir. Hj. Ratna Husain L, MT1 1 Jurusan Teknik Geologi FT-UH, Jl. Perintis Kemerdekaan 10, Makassar ABSTRAK Secara administrasi daerah penelitian berlokasi pada Daerah Bukuan Kecamatan Palaran Kotamadya Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dengan koordinat 117o11’30”–117o13’15” Bujur Timur dan 00o35’45” – 00o38’00” Lintang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar cadangan batubara yang dapat ditambang pada seam 16 Pit Jupiter PT. Energi Cahaya Industritama. Metode perhitungan Mineable Coal Reserve yang digunakan yaitu metode penampang yang meliputi pembuatan Peta Kontur Struktur, dan pembuatan Peta Ketebalan batubara, serta pembuatan garis sayatan pada Peta Kontur Struktur dan Peta Ketebalan batubara untuk pembuatan penampang yang dapat digunakan untuk menghitung volume batubara dan volume lapisan penutup pada daerah penelitian. Adapun Peta Kontur Struktur dan Peta Ketebalan batubara di dapatkan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Peta Topografi daerah penelitian dan data – data dari perusahaan yang meliputi data koordinat, data survey batubara dan data log bor batubara. Untuk kegiatan penambangan pada PT. Energi Cahaya Industritama penambangan batubara dapat dilakukan jika perbandingan antara lapisan batuan penutup dengan batubara (SR) 7 : 1, sedangkan menurut perhitungan Mineable Coal Reserve dengan metode sayatan diketahui perbandingan lapisan penutup dengan cadangan batubara 4671178,427: 1326521,357 atau 3,5 : 1 sehingga berdasarkan perhitungan dan ketentuan yang didapatkan dari perusahaan maka seam 16 pada Pit Jupiter PT. Energi Cahaya Industritama dikatakan layak atau memiliki nilai ekonomis untuk dilakukan kegiatan penambangan. Kata Kunci : Palaran, Stripping Ratio, Perhitungan Mineable Coal Reserve, Seam 16 Pit Jupiter, PT. Energi Cahaya Industritama. ABSTRACK Research area administratively located on Bukuan, subdistrict of Palaran in Samarinda, the province of East Kalimantan with the coordinate 117o11’30”– 117o13’15” on east longitude and 00o35’45” – 00o38’00” on south latitude.
The purpose of the research is to find out reverse amount on mineable coal reserves in seams 16 Pit Jupiter PT. Energy Cahaya Industritama. The method using on calculating the Mineable Coal Reserve is the sectional method which includes the making of Structure Contour Map and Isopach Maps, as well as making an incision line on these both maps for the making of cross-sectional thickness which can be used to calculate the volume of coal and volume of over burden. The Structure Contour Map and Isopach Map can be found by the calculating using the Topographic Map on area of research and from the company data which consist of coordinate, survey on coal and coal drill log data. In case of mining activities at PT Energy Cahaya Industritama, coal mining can be made if the ratio between overburden to the coal (SR) are 7 : 1, while from the Mineable Coal Reserve calculating with cross section method is known that the comparison between overburden to the coal reserves are 4671178,427: 1326521.357, or 3,5: 1, so based on calculations and conditions obtained from the company's then seam 16 in Jupiter Pit PT. Energi Cahaya Industritama is feasible or has economic value to conduct the mining activity.5,o Keywords : Palaran, Stripping Ratio, calculating Mineable Coal Reserve, Seam 16 Jupiter Pit, PT. Energi Cahaya Industritama.
perusahaan batubara yang saat ini
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu
sedang dalam tahap eksplorasi dan
negara yang mempunyai cadangan
eksploitasi yang beroperasi di daerah
batubara yang cukup banyak. Seiring
Bukuan Kabupaten Palaran Kotamadya
dengan semakin berkurangnya energi
Samarinda Provinsi Kalimantan Timur
minyak dan gas bumi, maka batubara
Dalam kegiatan eksplorasi ini
merupakan salah satu sumber energi
diperlukan
adanya
alternatif yang sangat potensial untuk
terencana
dan
dikembangkan di Indonesia.
menghasilkan
Pencarian
daerah
program
terpola temuan
yang
sehingga cadangan
prospek
batubara yang bernilai ekonomis. Salah
batubara memerlukan berbagai disiplin
satu tahapan eksplorasi batubara adalah
ilmu pengetahuan, diantaranya adalah
pengambilan batubara (coaling).
ilmu geologi yang sangat membantu
Pengambilan batubara harus dikerjakan
dalam kegiatan eksplorasi batubara.
dengan baik dan benar karena hal ini
PT. Energi Cahaya Industritama yang
sangat berpengaruh langsung terhadap
merupakan
produksi batubara.
perusahaan
tempat
penelitian penulis adalah salah satu
Salah satu cara untuk mengetahui
seberapa
besar
cadangan
batubara
TUJUAN PENELITIAN
adalah harus menghitung perbandingan
Tujuan dari penelitian ini adalah
antara lapisan tanah penutup dengan
untuk mengetahui perbandingan antara
jumlah batubara hal ini dilakukan
volume lapisan batuan penutup dan
sebelum pembukaan tambang atau
volume cadangan batubara yang dapat
sebelum pengambilan batubara yang
ditambang (stripping ratio) sehingga
berada dibawah seam yang sudah
dari data – data tersebut dapat diketahui
ditambang.
apakah Seam 16 pada Pit Jupiter PT. Energi Cahaya Industritama memiliki nilai ekonomis untuk ditambang atau tidak.
Gambar 1 Peta Tunjuk Lokasi Penelitian
umumnya diperlihatkan dalam bentuk
KERANGKA TEORI Di
dalam
batuan
pembawa
peta dan penampang. Selain itu dapat
batubara, seam batubara merupakan
pula diperlihatkan dalam bentuk tiga
lapisan tunggal dari batubara yang
dimensi seperti Diagram Blok dan
sebenarnya, batas atas disebut atas
Diagram Pagar.
(roof) dan batas bawah disebut lantai
Dengan
bantuan
(floor). Batuan – batuan yang terdapat
diagram
tersebut,
pada atap
dan
tambang
dapat
hubungan
yang
pengendapan
lantai mempunyai erat
batubara
perancang
membuat
rencana
penambangan yang optimal, baik dari
tersebut
segi produksi, segi waktu dan segi efisiensi.
adalah
para
dan
dengan
(Kadarisman, dkk, 1999). Eksplorasi
peta
suatu
Sebagai
contoh
dapat
disebutkan bahwa Peta Kontur Struktur
aktivitas untuk mengetahui keadaan
dapat ditumpangkan di atas
suatu daerah ataupun ruang yang
Topografi sehingga dapat diketahui
sebelumnya
ketebalan
tidak
diketahui
lapisan
penutup
Peta
(over
keberadaannya
burden). Tebal lapisan penutup akan
(Kadarisman, dkk, 1999). Selain itu
menjadi
pedoman
eksplorasi dapat diartikan sebagai suatu
tambang
untuk
aktivitas ekonomi yang bernilai tinggi,
penambangan.
sehingga
perencanaan
dengan penampang geologi yang teliti,
yang seksama untuk meminimalkan
setelah ada informasi mengenai sudut
resiko.
lereng, kita dapat menghitung stripping
memerlukan
bagi
perencana
menentukan Contoh
lain
batas adalah
Data eksplorasi, baik berupa
ratio, suatu parameter yang penting
data permukaan maupun data bawah
dalam perencanaan tambang. Oleh
permukaan dapat digunakan untuk
karena peta – peta itu akan di
mengetahui antara lain bentuk dan
pergunakan
penyebaran
sifatnya teknik maka hal tersebut harus
endapan
batubara,
kedalaman endapan batubara, kualitas
digambar
dan penyebaran kualitas batubara dan
diantara
lain – lain sebagainya. Bentuk dan
berfungsi
penyebaran
endapan
batubara
untuk
secara peta
pekerjaan
teknik.
Beberapa
tersebut juga sebagai
yang
dapat
panduan
untukeksplorasi lanjutan, misalnya peta
yang terbentuk pada kala Eosen –
isopach dan peta kontur.
Oligosen
Peta isopach adalah suatu peta
disebabkan
penurunan
terjadinya
daratan
yang
penyebaran
mengakibatkan terjadinya genang laut
ketebalan sebenarnya (true thickness)
(transgresi) dari arah Timur ke Barat
dari
(Divisi Mining Geologi
yang
memperlihatkan
suatu
umumnya
satuan berupa
batuan batuan
yang
sedimen
PT. Energi
Cahaya Industritama, 1993).
(Kadarisman, dkk, 1999). Peta kontur struktur adalah peta yang
memperlihatkan
bentuk
dan
STRATIGRAFI DAERAH PENELITIAN
ketinggian suatu bidang yang berada
Stratigrafi
daerah
Penelitian
dibawah permukaan (Kadarisman, dkk,
terdiri beberapa formasi batuan yang
1999).
diperlihatkan
terdapat di Cekungan Kutai, menurut
garis
yang
E. Supriatna dan Rustandi (1986) dari
menghubungkan titik – titik dengan
pusat penelitian dan pengembangan
ketinggian yang sama mirip dengan
geologi formasi tersebut di urut dari
peta topografi, tetapi peta kontur
yang tertua sampai yang termuda,
struktur menghubungkan titik – titik
yaitu:
Ketinggiannya
dengan
garis
–
ketinggian yang berada di bawah permukaan.
Formasi Balikpapan (Tmbp), berumur Miosen Akhir bagian
Teknik rekonstruksi peta kontur struktur
-
sama
rekonstruksi
pada
bawah-Miosen Tengah bagian
halnya
dengan
atas, Perselingan batupasir dan
peta
isopach,
lempung dengan sisipan lanau,
bedanya adalah pada peta isopach yang
serpih,
dihubungkan adalah ketebalan yang
batubara.
sama, sedangkan di peta kontur struktur
putih kekuningan dengan tebal
yang dihubungkan adalah ketinggian
lapisan 1-3 m, terdapat lapisan
yang sama.
batubara dengan tebal lapisan 5-
GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
10 m. Batupasir gampingan,
Wilayah penelitian berada di dalam Cekungan Kutai (Kutai Basin)
coklat,
batugamping Batupasir
berstruktur
dan kuarsa,
sedimen
lapisan bersusun silang siur,
tebal
lapisan
20-40
cm,
setempat mengandung lapisan
mengandung foraminifera kecil,
tipis oksida besi atau kongkresi,
disisipi lapisan tipis karbon.
tufaan atau lanauan, dan sisipan
Lempung, kelabu kehitaman,
batupasir konglomeratan atau
setempat
sisa
konglomerat dengan komponen
tumbuhan, oksida besi yang
kuarsa, kalsedon, serpih merah
mengisi
rekahan-rekahan
dan lempung, diameter 0.5 - 1
setempat mengandung lensa-
cm, mudah lepas. Lempung,
lensa
kelabu kehitaman mengandung
mengandung
batupasir
Lanau
gampingan.
gampingan,
berlapis
sisa
sisipan
tipis, serpih kecoklatan, berlapis
batubara, koral, lanau, kelabu
tipis.
tua,
Batugamping
mengandung
pasiran,
foraminifera
menyerpih,
laminasi.
Lignit, tebal 1 -2 m. Diduga
besar, moluska, menunjukkan
berumur
umur Miosen Akhir bagian
Plistosen,
bawah – Miosen Tengah bagian
pengendapan delta, tebal lebih
atas. Formasi Balikpapan di
dari
tindih
selaras
menindih selaras dan setempat
Kampung
tidak selaras terhadap Formasi
secara
dengan
tidak
Formasi
Baru. -
tumbuhan,
Formasi
Miosen
Akhir
-
lingkungan
500
m.
Formasi
ini
Balikpapan. Kampung
Baru
(Tpkb), berumur Miosen Akhir
STRUKTUR GEOLOGI DAERAH
- Plistosen, yang dicirikan oleh
PENELITIAN
satuan batuan yang terdiri dari
Struktur
Geologi
yang
di
Batupasir kuarsa dengan sisipan
jumpai pada daerah penyelidikan yaitu
lempung, serpih : lanau dan
struktur
lignit; pada umumnya lunak,
penyelidikan merupakan sayap Timur
mudah
hancur.
Batupasir
dari Antiklin Palaran dengan arah
kuarsa,
putih,
setempat
Timur Laut – Barat Daya.
kemerahan atau
kekuningan,
tidak berlapis, mudah hancur,
homoklin,
Daerah litologi
terdiri
dimana
penyelidikan dari
daerah
secara
persilangan
batupasir kuarsa dengan
dan batulempung
kemiringan batubara (dip), ketebalan
batulempung
batubara, serta ada tidaknya lapisan
sisipan
batubara.
lain yang hadir di antara batubara
Berdasarkan variasi dan ciri litologi,
(parting). Perhitungan mineable coal
secara geologi regional termasuk dalam
reserve di khususkan pada Seam 16
Formasi
Formasi
dengan jumlah titik bor sebanyak 28
Kampung Baru. Formasi ini menyusun
titik bor, tidak dilakukan pengukuran
keseluruhan daerah penelitian.
langsung pada daerah penelitian tetapi
karbonatan,
serpih
dan
Balikpapan
dan
data – data (dip, strike, ketebalan, dll) yang sudah ada pada perusahaan
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam
diambil dan diolah untuk mengetahui
kegiatan penelitian ini adalah metode
nilai
dari
pengamatan lapangan dan metode cross
penelitian.
stripping
ratio
daerah
section (penampang) untuk perhitungan mineable coal reserve. Penelitian harus didukung oleh data sekunder berupa studi pustaka dengan mengambil datadata yang sudah ada dan terkait dengan penelitian ini, dalam hal PT. Energi Cahaya Industritama yang meliputi peta topografi daerah penelitian dengan sekala 1 : 1500, data log bor, data survey, dan data koordinat.
Metode
Pengamatan
Keadaan Gambar 2 Diagram Alur Penelitian
Batubara Pengamatan terhadap keadaan batubara secara langsung di lapangan di
maksudkan
untuk
memperoleh
gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan
batubara
yang
meliputi
Perhitungan Cadangan Batubara Untuk
memulai
cadangan
dimulai
bor
batubara
top coal elevasi (TCE) pada
Reserve)
lubang-lubang bor tersebut.
pembuatan
peta
-
sebagai berikut :
Kemudian
menghubungkan
titik-titik lubang bor yang satu
Pembuatan
Peta
Kontur
Struktur
dengan yang lain. -
Untuk memperoleh gambaran
langkah
pertama
yang
Interpolasi interval
bagaimana cara menghitung cadangan batubara
lubang-lubang
diplot, tulis masing – masing
Mineable
dengan
Setelah
perhitungan
terukur
(Perhitungan
-
kontur
kontur
yang
dengan telah
ditentukan. -
Hubungkan
titik-titik
kontur
dilakukan yaitu dengan membuat peta
pada ketinggian yang sama
kontur struktur (Suhandojo, 1998). Peta
setelah itu di gambar pada
kontur
kertas
struktur
mengetahui
batas
berguna
untuk
penambangan
polos agar kelihatan
jelas.
batubara yang efisien. Peta kontur struktur ini dibuat berdasarkan data data hasil pemboran koordinat lubang bor (x, y, z) khususnya data pemboran koordinat lubang bor untuk seam 16. Untuk membuat peta kontur struktur harus terlebih dahulu diketahui top coal elevasi (TCE) dengan rumus TCE yaitu elevasi dikurang dengan top coal. •
Mekanisme pembuatan peta kontur struktur -
Plot
lubang-lubang
bor
berdasarkan koordinat lubang bor masing-masing (x,y) diatas peta topografi lokasi penelitian.
Gambar 3 Peta Topografi Daerah Penelitian
menggunakan alat busur derajad.
Kemudian
tarik
lurus section tersebut dan buat
section
berikutnya
searah dengan arah yang sama
dengan
sebelumnya
section selanjutnya
buat lagi beberapa section sampai
dianggap
dapat
mewakili keseluruhan dari peta kontur struktur. Gambar 4 Peta kontur Struktur Daerah Penelitian
-
Siapkan kertas millimeter blok yang panjangnya sama dengan
Cross section dibuat dengan untuk
batubara
pada
(Suhandojo, section
mengetahui setiap
1998).
dapat
profil
Buat garis section pada peta kontur struktur dengan cara mengukur tegak lurus atau 90o
dari
arah
strike
batubara yang sebelumnya telah diketahui dilapangan, pengukuran arah section
blok,
telah
yang
setelah
didapatkan
terdapat
millimeter
Mekanisme pembuatan cross
-
millimeter
kertas
titik nilai kontur struktur
diketahui
section
pada
selanjutkan hubungkan titik
cross
kemiringan lapisan batubara (dip). •
struktur
nilai
section
Melalui juga
section.
Kemudian plot nilai kontur
Pembuatan Cross Section tujuan
panjang
pada
blok
dengan
perbandingan H : V = 1 : 1. -
Plot kembali topografi pada kertas
millimeter
sehingga
blok
terbentuk
penampang topografi pada millimeter blok yang sama dengan penampang kontur struktur
sehingga
kontur
struktur
antara dengan
topografi
akan
berpotongan. kontur
saling
Kombinasi
struktur
dan
topografi
akan
menghasilkan
gambaran
Ketebalan batubara didapat dari rumus top coal dikurang dengan bottom coal. •
Mekanisme
pembuatan
peta
isopach. -
Plot lubang – lubang bor
batasan proyeksi singkapan
berdasarkan
batubara (cropline), batas
lubang bor masing-masing
singkapan
(x,y) diatas peta topografi
bawah
batubara lapisan
di tanah
(subcrop line), batas akhir
koordinat
lokasi penelitian. -
Setelah lubang-lubang bor
penambangan / pengupasan
diplot, tulis masing-masing
bagian atas (stripping limit)
ketebalan
dan
lubang-lubang bor tersebut,
pengupasan
bagian
bawah (toe line).
batubara
pada
kemudian hubungkan titik-
-
titik lubang bor yang satu dengan yang lain. -
Interpolasi kontur isopach
-
Hubungkan titik-titik kontur pada ketinggian yang sama setelah itu di gambar ulang
Gambar 5 Penampang Kontur Struktur SPJ1 –SPJ 1A
Pembuatan Peta Isopach Pembuatan
peta
isopach
bertujuan untuk mengetahui ketebalan lapisan batubara. Peta isopach dibuat berdasarkan data-data hasil pemboran antara lain data koordinat lubang bor ( x, y, z ), dan ketebalan batubara.
pada
kertas
kelihatan jelas.
polos
agar
penutup sayatan 1 dan 2 lalu dibagi dua dan dikalikan dengan jarak antar interval sayatan tersebut dan hasilnya akan
dijumlahkan
dengan
hasil
perhitungan berikutnya antara sayatan 2 dan 3. Penjumlahan terus dilakukan hingga sayatan terakhir. Untuk volume lapisan
penutup
daerah
penelitian
sendiri adalah 4671178,427 BCM
Gambar 6 Peta Isopak Daerah Penelitian
HASIL DAN PENELITIAN Dari data yang diperoleh pada sayatan dari kombinasi peta kontur
Tabel 1 Perhitungan Volume Overburden
struktur dengan topografi, kita dapat Perhitungan
menghitung luas area dari lapisan penutup
(over burden)
tiap sayatan dengan cara manual pada kertas
millimeter
blok
dengan
mengunakan rumus sisi x sisi dengan melihat
interval
kontur
dengan
perbandingan H : V = 1: 1 (Suhandojo, 1998). Dari hasil perhitungan tersebut kita bisa menghitung volume lapisan penutup (over burden). Perhitungan dimulai dari jumlah luas area lapisan
tebal
lapisan
batubara didapat dari sayatan – sayatan pada
peta
isopack.
Dimana
nilai
ketebalan pada tiap sayatan didapatkan dari nilai kontur dikalikan dengan jarak antar kontur kemudian dibagi dengan jarak keseluruhan dari sayatan tersebut. Dengan menggunakan rumus dibawah ini
(Suhandojo, 1998) :
NK 1 + JK 1) + (NK 2 + JK 2) + ……….. (NK 10 + JK 10) JKS
batubara dengan faktor geologi dengan
Keterangan : NK
: Nilai kontur
berat jenis serta jarak antar section.
JK
: Jarak kontur
Kemudian tahap kedua perhitungan
JKS : Jarak kontur
dimulai dengan menggunakan rumus (Suhandojo, 1998) :
keseluruhan Sedangkan pada daerah penelitian, tebal lapisan rata-rata daerah penelitian adalah 8, 24 m
VM = (S1 + S2) x BJ x FG x IS 2
Perhitungan panjang lapisan batubara dilakukan dengan melihat gambaran yang
telah
dibuat
berdasarkan
kombinasi antara sayatan peta topografi dengan peta kontur struktur. Panjang lapisan
batubara
secara
Keterangan : VM : Volume Mineable (MT) S1 : Volume lapisan batubara sayatan
horizontal
diukur pada kombinasi kedua sayatan
1 (m2) S2 : Volume lapisan batubara sayatan
tersebut dengan sekala 1 : 1500 dengan menggunakan
benang
dan
mistar,
Kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan volume lapisan batubara persayatan pada sayatan kombinasi dari peta topografi dengan peta kontur struktur
daerah
mengalikan
tebal
penelitian
dengan
lapisan
batubara
dengan faktor geologi dengan berat jenis serta jarak antar section.
batubara dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama perhitungan dimulai mencari
persayatan, dengan
volume
batubara
perhitungan
dimulai
mengalikan
tebal
RD : Relative Density (1,3 MT/m3) FG : Faktor Geologi (0,9) IS
: Interval Sayatan (99m)
untuk
daerah
penelitian
volume
keseluruhan lapisan batubara tersebut adalah 1326521,357 MT Perhitungan
stripping
ratio
(SR) digunakan untuk menentukan apakah suatu lapisan batubara yang
Perhitungan volume mineable
dengan
2 (m2)
lapisan
akan ditambang bernilai ekonomis atau tidak
untuk
penambangan
dilakukan (Suhandojo,
kegiatan 1998).
Adapun factor yang menentukan adalah perbandingan antara volume lapisan penutup
(overburden) dan
volume
batubara
yang
akan
ditambang
peta kontur struktur dan peta
dikatakan
layak
untuk
ditambang
isopach
diketahui
ketebalan
adalah maksimal 7:1.
rata-rata seam 16 adalah 8,24
Nilai maksimal stripping ratio tersebut
m,
sewaktu waktu dapat berubah sesuai
1326521,357 dan nilai volume
dengan nilai beli dari batubara itu
lapisan
sendiri. Jika suatu lapisan batubara
burden adalah 4671178,427.
memiliki
nilai
SR
persyaratan
memenuhi
maka
kegiatan
penambangan dapat dilaksanakan. Hasil
perhitungan
stripping
cadangan
penutup
batubara
atau
over
2) Diketahui Standar Ketentuan nilai
stripping
ratio
perusahaan untuk layak
dari
dikatakan
dilakukan
kegiatan
ratio pada pit Jupiter, seam 16 dengan
penambangan
perbandingan over burden dengan coal
overburden : coal adalah 7 : 1
=
4671178,427
/
1326521,357
adalah
3) Nilai stripping ratio (SR) yang
= 3,52137446 jadi perbandingan over
didapat
burden : coal pada daerah penelitian
pembagian lapisan penutup dan
adalah
volume batubara pada seam 16
3,5
:
1
berdasarkan
dari
perbandingan tersebut maka daerah
Pit Jupiter
penelitian dikatakan sangat layak untuk
Energi
dilakukan
adalah
kegiatan
penambangan
perhitungan
PT.
Cahaya
Industritama
4671178,427
:
dengan melihat syarat penambangan
1326521,357 atau 3,5 : 1,
yang bersifat ekonomis pada PT.
sehingga berdasarkan standar
Energi Cahaya Industritama yaitu over
ketentuan stripping ratio dari
burden : coal = 7 : 1.
perusahaan
PENUTUP
hasil dari perhitungan stripping
Kesimpulan
ratio yang di dapatkan pada
Berdasarkan hasil analisis data yang
seam 16 maka seam 16 Pit
dilakukan,
Jupiter
maka
dapat
ditarik
kesimpulan sebagai berikut : 1) Dari data-data yang di dapatkan dari pembuatan dan perhitungan
PT.
dan
berdasarkan
Energi
Cahaya
Industritama dikatakan layak atau memiliki nilai ekonomis
untuk
dilakukan
kegiatan
penambangan. Saran Seiring dengan berkembangnya teknologi, ada beberapa software yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam
perhitungan
mineable
coal
reserve, salah satunya adalah dengan menggunakan software atau program mine scape. Namun disini penulis menggunakan
metode
perhitungan
manual yaitu dengan metode cross section
(penampang)
hal
ini
dimaksudkan agar penulis mengetahui dasar penentuan perhitungan mineable coal reserve. Saran penulis yaitu agar untuk mengetahui
kelayakan
suatu
seam
batubara sebaiknya diketahui terlebih dahulu cara manual dalam perhitungan mineable coal reserve atau dengan menggunakan metode cross section sehingga
pada
saat
menggunakan
software atau program - program yang mempermudah perhitungan
dapat
diketahui proses – proses didapatnya nilai – nilai volume batubara, volume overburden, dan nilai stripping ratio.
ACUAN Anggayana Komang, 2000, Genesa Batubara, Institut Teknologi, Bandung. Divisi Mining Geologi, 1993, Stratigrafi Cekungan Kutai, PT Energi Cahaya Industritama. Divisi Mining Geologi, 2000, Laporan Eksplorasi Perluasan 2000 Hektar KP Kw 96 0430 pp, PT Energi Cahaya Industritama. Petterson, 1997, Cekungan Kutai dalam hubungannya dengan cekungan sedimentasi yang lain , PT Energi Cahaya Industrutama. Petterson, 1999, Geologi Regional Daerah Kutai, PT Energi Cahaya Industrutama. Kadarisman S. Denny, Syafuan Akhmad, dan Syahrulyati Teti, 1999, Geologi Batubara, Universitas Pakuan, Bogor. Kuncoro, B., 1996, Model Pengendapan Batubara Untuk Menunjang Eksploresi dan Perencanaan Penambangan, ITB, Bandung, tidak dipublikasikan. Suhandojo, 1998, Teknik Eksplorasi dan Eksplorasi Batubara, VEC, Jakarta. Sukandarrumidi, 1995, Batubara dan Gambut, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Supriatna, S. & Rustandi, E, 1986, Geologi Daerah Samarinda & sekitarnya, Kalimantan Timur. Pusat Penelitian & Pengembangan Geologi, Bandung.