PERENCANAAN ULANG BENDUNG TETAP SUNGAI SAMEK DESA KUANGAN SIJUNJUNG
Syarief Hidayat ,Bahrul Anif , Taufik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air agar bisa diambil dan dialirkan ke saluran lewat bangunan pengambilan. Perencanaan bendungsungai sungai samek ini direncanakan dengan menggunakan mercu tipe Ogee dengan kondisi Geologi daerah irigasi relatif muda atau belum dapat dikatakan stabil. Batasan masalah dalam perhitungan bendung ini adalah analisa hidrologi, perhitungan hidrolis bendung, perhitungan dimensi bendung, perhitungan stabilitas bendung. Data-data pendukung adalah peta topografi berskala 1:50.000 dan data curah hujan berdasarkan 15 tahun pengamatan. Bendung ini direncanakan untuk umur rencana 100 tahun. Dari hasil perhitungan didapat luas catchment area seluas 11,5km2, debit 100 tahunan (Q100) 296,1872m3/dt. Lebar bendung 42m, tinggi mercu bendung 2m dan tinggi energi (H1) 2,514m, sehingga dapat mengairi areal pertanian seluas 458,00Ha. Pada perhitungan Stabilitas Bendung dalam keadaan air normal didapat angka keamanan terhadap guling 2,363 dan geser 1,523. Pada saat air keadaan banjir didapat angka keamanan terhadap guling 3,367 dan geser 2,524. Jika angka keamanan besar dari 1,5, maka didapat kontruksi bendung stabil. Kata Kunci : Bendung, Tinggi Energi, Tipe Mercu, Catchment Area.
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Bahrul Anif, M.T
Ir. Taufik, M.T
RE WEIR RIVER PLANNING AND EQUIPMENT SAMEK VILLAGE KUANGAN SIJUNJUNG
Syarief Hidayat ,Bahrul Anif , Taufik Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University, Padang Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract
Weir is building cross the river that serves to raise the water level to be captured and channeled into the building through the channel retrieval Planning Samek river river weir is planned by using the Ogee-type lighthouse Geological conditions of the irrigated areas are relatively young or can not be said to be stable. In Boundary problem in the calculation of this dam is hydrologic analysis, hydraulic calculation weir, weir-dimensional calculations, stability calculations weir. Supporting data is 1:50,000 scale topographic maps and rainfall data based on 15 years of observations. Weir is planned for the age of the planned 100 years. From the calculation results obtained wide catchment area of 11,5km², 100 annual discharge (Q100) 296,1872m3/sec. Width weir 42m, weir 2m high summit and high-energy (H1) 2,514m, so as to irrigate an area of 458.00hectares of agricultural area. In the calculation of dam stability in normal water conditions obtained safety factor against sliding bolsters 2.363 and 1.523. Water during flood conditions obtained safety factor against sliding bolsters 3,367 and 2,524. If the safety factor greater than 1.5, the importance of the steady weir construction. Keywords: Weir, High Energy, Type Mercu, Catchment Area.
membuat sistem teknis seperti penghijauan,
PENDAHULUAN Seiring
dengan
kebutuhan
air,
manusia berusaha mengatasi kendala yang disebabkan
air
dan
memanfaatkan
seoptimal mungkin.Adanya sumber air yang
dimanfaatkan
untuk
mencukupi
kebutuhan air pertanian dan kebutuhan sehari-hari. Siklus hidrologi yang terjadi menyebabkan jumlah volume air yang ada di dunia ini adalah tetap. Akan tetapi, dipandang dari aspek ruang dan waktu
perkuatan tebing, bendung, bendungan, embung, dan sebagainya maupundengan sistem
musim
hujan,
maka
akan
menyebabkan terjadinya erosi dan banjir, sedangkan pada musim kemarau akan kekeringan dan kesulitan mendapatkan sumber
air
baku.Hal
tersebut
timbul dalam usaha pengembangan dan pengendalian sumber dayaair. Permasalahan
tersebut
perlu
secepatnya diatasi. Untuk itu diperlukan suatu manajemen yang baik terhadap pengembangan dan pengelolaan sumber daya air agar potensi
bencana yang
disebabkan oleh air tersebut dapat dicegah. Pengelolaan sumber daya air yang baik akan berdampak pada kelestarian dan keseimbangan
lingkungan
hidup
baik
sekarang maupun akan datang. Kegiatankegiatan yang dapat dilakukan dengan
membuat
bumi sangat membutuhkan air, selain untuk kelangsungan
hidup
dan
juga
untuk
kebutuhan sehari-hari. Adapun kegunaan air seperti yang kita ketahui, antara lain : a. Air
berguna
untuk
sehari-hari, seperti
kebutuhan air minum,
cucian, dan lain-lain b. Air berguna untuk keperluan irigasi c. Air berguna untuk sektor pertanian d. Air
berguna
untuk
pembangkit
tenaga listrik e. Air
berguna
untuk
sektor
perindustrian dan lain-lain
diatas
merupakan salah satu permasalahan yang
seperti
Semua makhluk hidup yang ada di
Sebagai contoh, dalam usaha sumber air
pada
teknis
perundang-undangan.
distribusi air secara alamiah tidaklah ideal.
baku. Jika tidak ada usaha pengendalian air
non
Propinsi Sumatera Barat merupakan daerah
agraris
dimana
secara
umum
masyarakatnya berada di pedesaan yang perekonomiannya lebih dititik beratkan pada
sektor
menggarap rangka
pertanian,
lahan
khususnya
persawahan.
pengelolaan
sawah
Dalam
ini
perlu
didukung sarana dan prasarana irigasi yang memadai, agar para petani dapat mengolah lahan persawahannya. Salah satu usaha untuk mencapai program tersebut, adalah pengembangan
suatu
areal
pertanian
khususnya Daerah Irigasi di Sungai Samek Desa Kuangan, Kabupaten Sijunjung.
Daerah irigasi Sungai Samek seluas 458,00
Ha,
terletak di
berdasarkan desa
administrasi
Kuangan,
b.
Pengumpulan data Data yang dibutuhkan adalah
peta
Kabupaten
DAS, data curah hujan15 tahun (tahun
Sijunjung. Sedangkan untuk menuju lokasi
1998 sampai tahun 2012) yang berasal
dapat di tempuh dengan kendaraan roda
dari1 Stasiun yaitu Stasiun Sijunjung.
empat dengan iklim yang tidak begitu jauh dari kota Padang. Kondisi
c. Analisa dan perhitungan. 1) Curah hujan maksimum
daerah
Pada analisa ini, data curah hujan yang
IrigasiSungai Samek relatif muda atau
akan digunakan adalah data curah
belum
stabil,sehingga
hujan rata – rata maksimum yang
masih banyak ditemukan lapisan– lapisan
diperoleh dengan menghitung data
permukaan bebatuan yang terdiri dari
curah hujan 15 tahun dari 1 stasiun
endapan – endapan vukanik. Kondisi ini
dengan menggunakan Metode Aljabar (
mengakibatkan sungai – sungai di daerah
Arithmetic mean ).
pegunungan ini dengan kemiringan dasar
2) Curah hujan rencana
dapat
geologi
dikatakan
yang cukup tajam dan beraliran deras
Untukmenghitung curah hujan rencana
umumnya mengangkut material berupa
penulis menggunakan3 metodeyaitu,
kerikil,batuan
metode Gumbel, Hasper dan Weduwen
berbagai
ukuran,
batang
kayu, daun – daunan dan sampah. Untuk itu
3) Analisa Debit Banjir Rencana
penulis mengangkat masalah ini sebagai
Untuk
bahan untuk pembuatan Tugas Akhir (TA)
Rencana dilakukan dengan metode
dengan
judul“
Perencanaan
Ulang
perhitungan
Debit
Banjir
Hasper. Data untuk metode tersebut di
Bendung Tetap Sungai Samek Desa
ambil
Kuangan Sijunjung ”.
rencana.Perhitungan
METODE
dengan metode ini, tinggi hujan yang
Penulis melakukan studi literatur dan pegumpulan data. Kegiatan yang akan dilakukan secara garis besar dibedakan atas: a.
Studi literatur
dari
nilai
curah
hujan
debit
rencana
diperhitungkan adalah tinggi hujan pada titik pengamatan. 4) Perhitungan Dimensi Bendung. Perhitungan
dimensi
bendung
berguna
Dalam studi literatur didapatkan teori-
untuk mengetahui seberapa besar debit
teori yang diperoleh melalui buku –
yang mampu ditahan oleh bendung
buku untuk analisa hidrologi yang
dengan menggunakan data dimensi yang
berhubungan dengan penulisan tugas
ada dilapangan pada saat ini.Selanjutnya
akhir.
hasil perhitungan akan menunjukkan
apakah diperlukan dimensi baru untuk
Tabel2.Perhitungan
bendung atau tidak.
Rencana Metode Gumbel
ANALISA DAN PEMBAHASAN
n
Rrata-rata (mm)
a. Perhitungan Curah Hujan
Curah
Hujan
Sx
Yn
Sn
Yt
Rn (mm)
2
75,93
18,31
0,513
1.021
0,36
73,31
5
75,93
18,31
0,513
1.021
1,49
93,65
10
75,93
18,31
0,513
1.021
2,25
107,11
Perhitungan dengan Metode Hasper
20
75,93
18,31
0,513
1.021
2,97
120,03
Perhitungandengan Metode Gumbel
25
75,93
18,31
0,513
1.021
3,19
124,12
Perhitungan dengan Metode Weduwen
50
75,93
18,31
0,513
1.021
3,90
136,75
100
75,93
18,31
0,513
1.021
4,60
149,28
Didalam perhitungan data curah hujan rencana
dengan periode
ulang,
metoda yang digunakan adalah :
Tabel 1. Perhitungan curah hujan Curah Hujan No
Tahun
Maksimum
Pengamatan
Stasiun Surantih (mm)
1
1998
70
2
1999
95
3
2000
(Sumber Data: Hasil Perhitungan)
Metode hasper Tabel 3.Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Hasper t
Rrata-rata
70
(Th)
(mm) 75,93
17,001
S
Rt (mm)
4
2001
42
2
5
2002
95
5
75,93
17,001
59,48
6
2003
84
10
75,93
17,001
117,09
20
75,93
17,001
175,64
25
75,93
17,001
195,16
50
75,93
17,001
255,57
100
75,93
17,001
318,767
7
2004
64
8
2005
57
9
2006
78
10
2007
71
11
2008
93
12
2009
50
13
2010
80
14
2011
103
15
2012
87 ∑R = 1139
n=15
(Sumber Data : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Tingkat I Sumatera Barat) b.Curah hujan rencana Untuk curah hujan rencana penulis menggunakan 3 metode yaitu metode Gumbel, Hasper, dan Weduwen. Metode Gumbel
(Sumber Data : Hasil Perhitungan)
20,45
Metode Weduwen c. Perhitungan Debit Banjir Rencana
Tabel 4.PerhitunganCurah Hujan
Tabel 6. Resume Debit Banjir
Rencana Metode Weduwen No
T
Mn
Rp
Rn
no
Metode
Q2
1
2
0,498
95
61,76
1
Hasper
19,66
57,06 111,53 166,08 184,11 239,31 296,19
2
5
0,602
95
74,66
2
Gumbel
68,52
87,56 100,17 112,27 116,10 127,92 139,65
3
10
0,705
95
87,43
3 weduwen 57,71
4
20
0,811
95
100,58
5
25
0,845
95
104,79
Dari ketiga metode tersebut diambil
6
50
0,948
95
117,57
Q100 yang mendekati Q100 rata-rata yaitu
7
100
1,05
95
130,22
hasil
(Sumber data: hasil perhitungan) Dari
perhitungan
Q5
69,78
Q10
81,74
Q20
94,05
Q100
98,00 108,44 121,81
(Sumber data: hasil perhitungan)
perhitunganMetode
curah
hujan
Melchior–
flood) diambil harga Q100 hasil perhitungan (Q100) = 296,1872 m3/dt
akan didapat curah hujan rencana rata-rata
d. Perhitungan Bendung
adalah :
Elevasi Puncak Mercu
Tabel 5.Rekapitulasi Curah Hujan Rencana Rata– Rata Metode Gumbel, Hasper, Weduwen
Elevasi
puncak mercu bendung
harus ditentukan sedemikian rupa sehingga 1. Pada saat air sungai setinggi mercu bendung dapat
Metode Rn
Q50
Hasper. Jadi besarnya debit rencana (design
rencana dengan 3 metode di atas, maka
No
Q25
Haspe
Gumb
Wedu
r
el
wen
(mm)
(mm)
(mm)
Rata rata
mengairi
semua
daerah yang direncanakan. 2. Daya bilas pembilas bawah harus
1
R2
20,44
73,3
61,76
51,84
mampu
2
R5
59,48
93,6
74,66
75,92
dasar yang mendekati intake.
3
R10
117,1
107,1
87,43
103,9
3. Daya bilas kantong lumpur cukup
4
R20
175,7
120,0
100,6
132,1
besar, sehingga endapan dikantong
5
R25
195,2
124,1
104,8
141,3
6
R50
255,6
136,8
117,6
169,9
7
R100
318,8
149,3
130,2
199,4
(Sumber data: hasil perhitungan )
membersihkan
endapan
lumpur dapat dibilas dengan lancar. Elevasi puncak mercu= Elevasi dasar sungai dilokasi bendung + Tinggi mercu (+250) + 2 = +252 m Lebar Efektif Mercu Bendung Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal
(abutment).
Sebaiknya
lebar
bendung ini sama dengan lebar rata-rata
sungai pada bagian yang stabil (bagian yang lurus).
Biasanya
lebar
= (+152,00) + 2,514 = 154,514 m
bendung
Elevasi muka air dihilir bendung :
diambil antara 1,0 – 1,2 dari lebar rata-rata
= Elevasi dasar sungai
sungai pada ruas yang stabil.
bendung + h
Be = B – 2 (nKp + Ka). HI
= (+ 149,00) + 2,3028
Dimana :
= + 151,302 m
Be
= Lebar efektif bendung
Tabel 8. Resume perbandingan tinggi
B
= Lebar bendung (lebar total
muka air di atas bendung
– lebar pilar)
H
A
P
R
(m)
(m2)
(m)
(m)
1
1,25
45,31 38,54 1,1759 0,017 0.023 6,318 286,328
2
1,27
46,06 38,59 1,1936 0,017 0.023 6,383
293,99
pangkal bendung
3
1,275 46,25 38,61 1,1980 0,017 0.023 6,398
295,92
= Tinggi energi (m)
4
1,276 46,29 38,61 1,1989 0,017 0.023 6,401
296,31
No
Ka
di hilir
n
= Jumlah pilar
Kp
= Koefisien kontraksi pilar
=Koefisienkontraksi
HI
(Sumber:StandarPerencanaan Irigasi, KP 02 hal 114) Tinggi Muka Air Banjir di
I
N
V
Q
(m/dt) (m3/dt)
(Sumber data: hasil perhitungan ) Perhitungan Back Water Dimana :
Atas Bendung
a = Kedalaman air sungai sebelum
Tabel 7. Resume perbandingan tinggi
adanya bendung (m)
muka air di atas bendung
h= Tinggi air berhubung adanya
Uraian
bendung (m)
Tipe Mercu
L= Panjang total dimana kurva
Mercu ogee (Perencana)
pengempangan terlihat (m)
V
2,0247 m/dt
Ha = k
0,211 m
Z= Kedalaman air pada jarak x dari
Hd
2,302 m
bendung (m)
H1
2,514 m
X= Jarak dari bendung (m)
(Sumber data: hasil perhitungan ) Tinggi Muka Air Banjir di atas
I= Kemiringan Perhitungan :
Bendung
a
= 2,302 m
elevasi muka air diatas bendung :
h
= 2,514 m
= Elevasi puncak mercu + h
I
= 0,017
= (+ 152,00) + 2,3028 = 154,302m
Sehingga :
=
Maka
L =
Elevasi energi diatas mercu : = Elevasi puncak mercu + H1
= 1,092 > 1
L=
hc = √
=295,7647 m ≈ 0,295 km
= 1,733 m
c. Tinggi energi dihulu
Perhitungan Hidrolis Kolam Olak Dari hasil perhitungan terdahulu diperoleh data-data sebagai berikut :
= Elevasi mercu + H1 = (+ 152,00) + 2,514 = 154,514 m
Debit banjir rencana
d. Tinggi energi dihilir
= 296,1872 m3/dt
∆H = (+154,514) – (+151,302)
Elevasi puncak mercu
= 2,428 m
= + 152,00 m
e. Menentukan jari-jari bak minimum
Elevasi air dihilir bendung
yang diizinkan (Rmin)
= + 151,302 m
= 4,3766→ dari grafik
=
Elevasi air dihulu bendung didapat :
= + 154,302 m
Rmin /hc = 1,65
Jari-jari mercu = 0,58 x Hd = 0,58 x 2,302
Rmin
= 1,65 x 0,5549
= 1,336 m
Rmin
= 0,991 → diambil R = 1
Tinggi mercu = 2m
f. Menentukan batas hilir minimum
Kemiringan sungai = 0,017 Tabel 9Perhitungan Elevasi Kolam Olak Eleva
Z
si
(m)
149,3
2,68
148,0
4
V1 (m/dt ) 8,98
Elevasi Y1
Fr
Y2
Air
(m)
(m)
(m)
Loncat (m)
0,795 3,217 3,683
153,18
10,15 0,704 3,864 2,770
151,27
(Sumber data: hasil perhitungan ) Jadi : a.
(Tmin) = 4,3766→ dari grafik
= didapat
Tmin /hc = 1,88 ( ) Perhitungan Lantai Muka ∆hmax = (+152,00) – (+148,50) = 3,5 m
Debit satuan (Q100)
∆hmax . C = 3,5 . 6 = 21 m
q =
Sebelum ada lantai muka
=
= 7,1499 m3/dt/m
b. Kedalaman kritis (hc) hc = √
LV = 3,00 + 1,50 + 2,00 + 2,00 + 2,50 + 0,5 + 0,5 + 4,0 = 14 m LH=0,80+0,70+1,50+1,50+1,50 +2,00+0,50+ 0,50 +4,00 + 0,5 +1,00 = 14,5 m
Lv + 1/3 LH ≥ ∆h max . C
3. Terhadap eksentrisitas
14 + 1/3 . 14,5 ≥ 18,83 m
e
= B/2 – d ≤ b/6
18,83 m < 21 m
d
=
Dari hasil diatas maka diperlukan lantai
∑
∑ ∑
Perhitungan :
muka dengan creep line minimal : L = 21 – 18,83 = 2,17 m
d
=
Stabilitas Bendung
e
=
a. Pada Saat Air Normal
Pada Bendung (Saat Air Normal)
1
Gaya-Gaya
Momen (tm)
yang bekerja
V
Mv
Berat sendiri bending
- 137,36
2 Gaya gempa 3
4
5
Tekanan lumpur
19,555
- 9,976
tanah Tekanan
- 9,476
γ . B . Nγ Dimana : q =Daya dukung keseimbangan
141,116
0,3
= C . Nc + γ . D . Nq + 0,5 .
3,201
(Ultimate bearing Capasity t/m2) Nc, Nq, Nγ= Faktor daya dukungtanah yang tergantung pada besarnya sudut
Tekanan
hidrostatis
Mh
- 998,01
- 0,69
– 5,067
4. Terhadap daya dukung tanah qult
Gaya (ton) H
= 5,067
= 1,933 ≤ 2,33…. (Aman)
Tabel 10.Resume Gaya Yang Bekerja
No
–
-2,3
2
- 4,532
- 31,5859
21.32
geserdalam tanah. Berdasarkan
sudut
geser
tanah
diatas dengan nilai Ø = 20o33’ di dapat
Tekanan 6
uplift
64,85
25,68
407,51
106,141
dari tabel Terzaqhi : Nc = 17,02 Nq = 6,95
pressure Jumlah
-71,9
Nγ = 3,6
37,559 -631,5619 267,246
Kontrol Stabilitas Pada Saat Air Normal
Data daya dukung tanah pondasi :
1. Terhadap guling
Berat jenis tanah
(γ)
= 2,63 t/m3
Nilai kohesi tanah
(C)
= 0,40 t/m2
Sudut geser tanah
(Ø)
= 20o33’
Kedalaman pondasi
(D)
= 2,5 m
Sf
=
∑
≥ 1,5
∑
≥ 1,5
=
= 2,3632≥ 1,5......(Aman) 2. Terhadap geser
Lebar dasar bendung (B)= 14 m qult= C . Nc + γ . D . Nq + 0,5 . γ . B . Nγ
∑
≥ 1,5
Sf
= f .
f
= tan 370 = 0,75
Sf
= 0,75 .
∑
≥ 1,5
=1,523≥1,5…. (Aman)
= 0,40 . 17,02 + 2,63 . 2,5 . 6,95 + 0,5 . 2,63 . 14 . 3,6 = 6,808 + 45,696 + 66,276 = 118,78 t/m2
= 2,524 ≥ 1,5…. (Aman)
Tegangan tanah yang di izinkan
3. Terhadap eksentrisitas
τ= = 59.39 t/m2
=
5. Terhadap tekanan dibawah bendung τ=
∑
(1 ±
τ=
)
e
= B/2 – d ≤ b/6
d
=
∑
∑ ∑
Perhitungan :
(1 ±
)
d
–
=
τ max= 9,301 t/m2 ≤ 59,39 t/m2 = 5,6534
τ min= 0,883 t/m2 ≤ 59,39 t/m2 e
b. Pada Saat Air Banjir Tabel 11. Resume Gaya Yang Bekerja Pada Bendung (Saat Air Banjir) Gaya (ton) Momen (tm) Gaya-Gaya yang bekerja V H Mv Mh Berat sendiri - 137,36 998,01 1 bending 19,555 141,116 2 Gaya gempa Tekanan - 0,69 lumpur Tekanan 4 tanah Tekanan -51,48 5 hidrostatis Tekanan 115,68 6 uplift pressure -73,85 Jumlah
0,3
- 9,476
- 9,976
- 4,532
=
τ=
∑
(1 ± )
τ=
(1 ±
)
τ max= 8,3202 t/m2 ≤ 53,39 t/m2
32,123
τ min= 2,2297 t/m2 ≤ 53,39 t/m2
673,80
172,73
21,941 -622,746 205,246
KESIMPULAN Daripembahasan analisa perencanaan yang dilakukan
pada
BendungTetapSungai
Samek Desa Kuangan,didapat kesimpulan
≥ 1,5
∑
bendung
- 20,061 -289,06 - 107,269
1. Terhadap guling ∑
= 1,347 ≤ 2,33 …. (Aman)
3,201
Kontrol Stabilitas PadaSaat Air Banjir
Sf=
– 5,6534
4. Terhadap tekanan tanah dibawah
No
3
=
sebagai berikut : 1. Dari peta topografi didapat luas
≥ 1,5
catchment area yang mempengaruhi =3,367 ≥ 1,5….. (Aman) 2. Terhadap geser
sekitar 11,5 km2.
∑ Sf=f . ≥ 1,2 ∑
2. Dalam perhitungan debit banjir rencana periode ulang 100 tahun
F= 0,75 Sf= 0,75 .
debit Sungai Samek Desa Kuangan
pada perencanaan Bendung Tetap ≥ 1,5
Sungai Samek Desa Kuangan ini
setempat
didapat Q100 = 296,1872 m3/dt.
mengangkut bongkahan-bongkahan
3. Pada perencanaan Bendung Tetap Sungai
Samek
Desa
Kuangan
dimana
atau batu-batu besar. 7. Hasil dari perhitungan elevasi dan
digunakan mercu tipe Ogee pada
kedalaman
kondisi yang sebenarnya dengan
berikut :
jari-jari mercu 1,88 m.
Tabel
4. Pada hasil perhitungan tinggi muka air banjir diatas bendung didapat
13.
Tabel 12. Perbandingan tinggi muka air di atas bending Tipe Mercu Uraian
Mercu ogee (Perencanaan)
V Ha = k Hd H1
2,0347 m/dt 0,2112 m 2,303 m 2,514 m
Mercu Bulat (eksisting) 1,89 m/dt 0,18 m 2,14 m 2,32 m
air
adalah
sebagai
Kesimpulan
hasil
perhitungan Uraian
perbandingan tinggi muka air di atas bendung sebagai berikut :
banyak
Kedalaman air di hilir bendung (h) Elevasi muka air di hilir bendung Elevasi muka air di atas bendung Elevasi energi diatas bendung
Perbandingan Analisa Kondisi Perencanaan Eksisting 2,303 m
2.14 m
51.303 m
50,212 m
52,00 m
52,00 m
54,514 m
54,32 m
8. Pada perhitungan Stabilitas bendung dalam keadaan air normal didapat angka keamanan terhadap guling 2,363 dan terhadap geser 1,532.
Dimana : V = Kecepatan aliran dihulu mercu
Pada saat air dalam keadaan banjir
Ha=k
= Tinggi energi
didapat angka keamanan terhadap
Hd= Tinggi energi rencana diatas
guling 3,367 dan terhadap geser
mercu
1,94. Dari hasil perhitungan yang didapat maka konstruksi bendung
H1= Tinggi energi diatas mercu 5. Pembangunan
Bendung
Sungai
Samek Desa Kuangan ini berguna untuk meninggikan muka air sungai agar bisa disadap untuk mengairi areal persawahan seluas 458 Ha. 6. Tipe kolam olak yang digunakan dalam perencanaan yaitu tipe bak tenggelam (Bucket), karena harus sesuai sedimen
dengan yang
jenis berada
kandungan di
area
stabil.
SARAN
mampu meredam loncatan air yang
1. Dalam merencanakan suatu bendung
terjadi dihilir bendung.
hendaknya menggunakan data-data yang
akurat,
pengerjaannya
6. Pada perhitungan dimensi bendung
sehingga
dalam
harus sesuai dengan debit banjir
dilapangan
sesuai
rencana dan dalam menentukan debit
dengan kebutuhan baik dari segi
banjir
kualitas maupun kuantitas.
mempertimbangkan
2. Pada perhitunganan gaya-gaya yang bekerja
pada
tubuh
bendung
hendaknya dilakukan secara teliti,
rencana
juga
harus
perode
ulang
yang harus diambil supaya konstruksi bendung tersebut aman. 7. Bendung yang sudah di dibangun
karena pengaruh gaya-gaya tersebut
hendaknya
sangat besar dalam pengontrolan
pemeliharaan sehingga fungsi dari
stabilitas bendung.
pembangunan
bendung
masih
digunakan
3. Untuk
mengatur
diusahakan
pola
kepada
para
tanaman petani
pemakai air untuk mengatur pola tanam
dan
disesuaikan
dengan
ketersediaan air yang ada di sungai
dapat
diadakan
suatu
tersebut secara
optimal. DAFTAR PUSTAKA Mawardi, Erman. Memed, Moch. 2002. Desain Hidraulik Bendung Tetap Untuk Irigasi Teknis. Bandung: Alfabet.
Samek Desa Kuangan. 4. Untuk merencanakan lantai muka hendaknya memperhatikan tekanan air yang mempengaruhi bendung tersebut, sehingga dapat diketahui lantai muka yang direncakan untuk menghambat tekanan air tersebut perlu diperbesar atau diperpanjang. 5. Dalam menentukan tipe kolam olak harus
mempertimbangkan
kondisi
Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi Bangunan KP-02, Cetakan Pertama, Bandung, 1986. Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi Bangunan KP-04, Cetakan Pertama, Bandung, 1986. Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi Bangunan KP-06, Cetakan Pertama, Bandung, 1986.
sedimen yang ada di lokasi sungai setempat
karena
sangat
Triamodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.
mempengaruhi ketahanan dari kolam olak tersebut, kolam olak juga harus tahan terhadap gerusan dan juga harus
Wilson.E.M. 1993. Hidrologi Teknik Edisi Keempat. Bandung: ITB.