PERCOBAAN 9 PEMROGRAMAN PENOMORAN ANTAR PABX
9.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : •
Mendisain jaringan antar PABX
•
Memprogram penomoran antar PABX
9.2. Peralatan (untuk masing-masing PABX) : •
1 buah PABX NEAX 2000 IPS
•
2 Pesawat Telepon DTerm (1 digunakan untuk Attendant Console)
•
2 Pesawat Telepon Analog
•
4 Roxette RJ 11
•
Indoor Telephone Cable (AWG 26)
•
Kabel Telepon Modular
9.3. Teori : Pada instansi yang cukup besar, keberadaan sebuah PABX dengan jumlah jalur terbatas tidak akan mencukupi. Untuk itu diperlukan beberapa PABX yang akan melayani beberapa tempat. Antar PABX-PABX tersebut perlu ada integrasi, sehingga user di masing-masing PABX bisa saling berkomunikasi. Contoh integrasi antar PABX ditunjukkan pada gambar 9.1. Dari integrasi antar PABX ini yang perlu dipahami adalah masalah rute ke atau dari masing-masing PABX tersebut. Rute ini diperlukan untuk mengarahkan komunikasi dari sebuah PABX menuju PABX lain atau menuju jalur PSTN luar jika diperlukan. Gambar 9.1 menunjukkan hubungan 3 buah PABX, yaitu PABX A, B dan C. Masing-masing PABX terhubung ke 2 PABX yang lain. Sebagai contoh, PABX A terhubung dengan PABX B melalui rute A Æ B, dan terhubung ke PABX C melalui rute A Æ C. Selain itu PABX A juga terhubung ke jalur PSTN.
Petunjuk Praktikum Dasar Teleponi
110
Jalur ke PSTN Rute BÆ C
Rute BÆ A
Jalur ke PSTN
Rute AÆ B
Rute CÆ B
Jalur ke PSTN
PABX B
Rute CÆ A
Rute AÆ C
PABX C
PABX A Gambar 9.1. Integrasi 3 PABX
Untuk merealisasikan jaringan terintegrasi antar PABX seperti di atas, perlu disediakan jalur yang menghubungkan antara MDF dari PABX satu ke MDF dari PABX yang lain. Pada masing-masing PABX harus disediakan COT (Central Office Trunk) card. Jalur COT adalah jalur yang menghubungkan sisi PABX dengan sisi di luar sistim PABX tersebut (untuk outgoing call). Yang dimaksud sisi luar di sini adalah jalur PSTN atau ke PABX yang lain. Jadi, jika sebuah PABX akan dihubungkan dengan dunia luar, maka jalur COT ini harus diaktifkan. Koneksi perkabelan dari MDF di masing-masing PABX seperti ditunjukkan pada gambar 9.2. Jika PABX ini dihubungkan dengan PSTN maka jalur COT harus dihubungkan dengan jalur PSTN, sedangkan jika PABX ini akan dihubungkan dengan PABX lain, maka jalur COT di PABX pemanggil harus dihubungkan dengan jalur analog di PABX tujuan. Perhatikan gambar 9.2, PABX A sebagai pemanggil mempunyai jalur COT di MDF A dengan nomor LEN 008 s/d 015. Jika direncanakan dibuat 2 buah jalur ke PABX B maka diambil 2 LEN yang kosong (misalkan LEN 009 dan 010) untuk COT Petunjuk Praktikum Dasar Teleponi
111
A, sedangkan di sisi PABX B disiapkan 2 jalur analog kosong untuk koneksi dari COT A (jalur analog ini akan dinomori, tetapi tidak digunakan sebagai nomor ekstensi). Hal yang sama dilakukan di PABX B dan di PABX C. Untuk jalur COT yang akan dihubungkan ke jalur PSTN, berikan LEN yang kosong tersendiri (jumlah jalurnya terserah). Perhatikan, posisi jalur yang terkoneksi harus sesuai dengan yang diprogram.
LEN COT LEN analog
MDF B
MDF C
MDF A Keterangan : = jalur dari MDF A = jalur dari MDF B = jalur dari MDF C
Gambar 9.2. Perkabelan antar MDF di PABX
9.3.1. Langkah-langkah Pemrograman Pemrograman di bawah ini dilakukan di masing-masing PABX. Sebelum memprogram, rencanakan dulu penomoran lokal ekstensi di masing-masing PABX. Selanjutnya, tentukan berapa jalur yang disediakan untuk menuju ke PSTN / PABX yang lain.
Petunjuk Praktikum Dasar Teleponi
112
Langkah-langkah pemrograman di setiap PABX adalah : Setelah memunculkan Command Code pada layar Console, lakukan pemrograman sebagai berikut : 1. Memberikan penomoran LC untuk ekstensi analog dan digital Cara melakukannya sama seperti praktikum di modul sebelumnya. Perintah : CM 10 > LEN : XXXXXXXX
Æ untuk ekstensi analog
CM 10 > LEN : FXXXXXXX
Æ untuk ekstensi digital
Perintah :
2. Menentukan panjang digit penomoran Cara melakukannya sama seperti praktikum di modul sebelumnya. Perintah : CM 200 > Digit awal : 80X
3. Mengaktifkan tombol-tombol pada Console, untuk menjadi terminal digital Cara melakukannya sama seperti praktikum di modul sebelumnya. Perintah : CM 9000 > No.ekstensi, jumlah tombol : No ekstensi
Æ pengaktifan display
Perintah : CM 93 > No.ekstensi : No ekstensi
Æ pengaktifan tombol speaker
4. Memberikan penomoran jalur COT (Central Office Trunk) Sebelum melakukan pemrograman ini, pastikan jalur pengkabelan MDF antar masing-masing PABX sudah terhubung. Perintah : CM 10 > LEN : DXXXXXXX Contoh : Untuk menomori LEN ke 009 dengan nomor trunk 004, ketik perintah CM 10 > 009 : D004 Petunjuk Praktikum Dasar Teleponi
113
5. Melakukan pengelompokan rute untuk masing-masing Trunk Masing-masing jalur yang disediakan akan dikelompokkan dalam rute-rute tertentu sesuai dengan rute tujuan. Sebagai contoh, PABX A akan mempunyai outgoing call dengan tujuan PSTN (1jalur), PABX B (2 jalur), PABX C (2 jalur). Perintah : CM 3000 > nomor trunk : XX dimana : XX Æ nomor rute Contoh : Untuk kasus PABX A diberikan Command sebagai berikut : CM 3000 > 000 : 00
Æ
CM 3000 > 001 : 01
rute 00 (disiapkan ke PSTN) rute 01 (disiapkan ke PABX B)
CM 3000 > 002 : 01 CM 3000 > 003 : 02
rute 02 (disiapkan ke PABX C)
CM 3000 > 004 : 02
6. Mengarahkan rute ke masing-masing tujuan Perintah : CM 3500 > nomor rute trunk : XX dimana : XX Æ = 00 untuk diarahkan sebagai CO Trunk (ke PSTN) = 04 untuk diarahkan sebagai Tie Trunk (ke PABX lain) Contoh : Untuk kasus PABX A diberikan Command sebagai berikut : CM 3500 > 00 : 00 CM 3500 > 01 : 04
Æ
rute 00 diarahkan sebagai CO Trunk rute 01 dan 02 diarahkan sebagai Tie Trunk
CM 3500 > 02 : 04
Petunjuk Praktikum Dasar Teleponi
114
7. Membuat kode awal untuk Outgoing Call Kode awal ini digunakan sebagai tanda bahwa user akan mengakses keluar dari sistim PABX-nya. Disebut juga sebagai kode Akses. Perintah : CM 200 > kode akses : 1XX dimana : kode akses Æ sembarang angka pada keypad, termasuk * dan #. Panjang digit juga tidak terbatas. XX Æ nomor rute trunk
9.4. Prosedur Percobaan 1. Bagilah praktikan menjadi 3 grup. Masing-masing grup akan memprogram dan mengkoneksikan satu PABX. Setelah seluruh PABX diprogram, dilakukan pengujian panggilan. 2. Untuk masing-masing PABX, direncanakan ada 4 buah pesawat ekstensi (2 buah ekstensi digital dan 2 buah ekstensi analog). Masing-masing PABX memiliki 1 rute ke PSTN, 2 rute ke PABX kesatu dan 2 rute ke PABX kedua. 3. Lakukan pemrograman untuk penomoran lokal (nomor-nomor ini bisa diubah sesuai disain yang diinginkan) CM CM CM CM CM CM CM CM
10 10 10 10 10 10 10 10
> > > > > > > >
000 001 016 017 018 019 020 021
: : : : : : : :
F100 F101 102 103 104 105 106 107
Penomoran jalur untuk ekstensi digital Penomoran jalur untuk ekstensi analog Penomoran jalur untuk terhubung ke COT PABX lain 1 Penomoran jalur untuk terhubung ke COT PABX lain 2
4. Lakukan pemrograman untuk menentukan panjang digit CM 200 > 1 : 803 5. Lakukan pemrograman untuk mengaktifkan tombol Console sebagai ekstensi digital CM 9000 > 100,16:100 CM 9000 > 101,16:101
Petunjuk Praktikum Dasar Teleponi
115
6. Lakukan pemrograman untuk mengaktifkan tombol Speaker CM 93 > 100:100 CM 93 > 101:101 7. Ujilah koneksi dari pesawat-pesawat ekstensi terhadap PABX-nya dengan melakukan 2 panggilan ke 2 tujuan yang berbeda secara bersama-sama. Lakukan juga untuk mendapatkan kondisi sibuk dan kondisi tidak tersedianya nomor yang dipanggil. 8.
Lakukan pemrograman untuk penomoran jalur COT CM CM CM CM CM
10 10 10 10 10
> > > > >
008:D000 009:D001 010:D002 011:D003 012:D004
9. Lakukan pemrograman untuk pengelompokan rute CM CM CM CM CM
3000 3000 3000 3000 3000
> > > > >
000:00 001:01 002:01 003:02 004:02
Æ
jalur 000 untuk rute 00 jalur 001 dan 002 untuk rute 01 jalur 003 dan 004 untuk rute 02
10. Lakukan pemrograman untuk pengarahan rute CM 3500 > 00:00 CM 3500 > 01:04 CM 3500 > 02:04
Æ
rute 00 diarahkan sbg CO Trunk ke PSTN rute 01 dan 02 diarahkan sbg Tie Trunk ke PABX lain
11. Lakukan pemrograman untuk membuat kode akses ke tujuan CM 200 > 9:100
Æ Tekan ’9’ + nomor tujuan sbg outgoing call melalui CO Trunk
CM 200 > 7:101
Æ Tekan ’7’ + nomor tujuan sbg outgoing call melalui Tie Trunk ke 1 (rute 01)
CM 200 > 6:102
Æ Tekan ’6’ + nomor tujuan sbg outgoing call melalui Tie Trunk ke 2 (rute 02)
12. Ujilah koneksi antara 2 PABX dengan cara melakukan panggilan dari pemanggil di PABX ke satu ke nomor tujuan di PABX yang lain. Kemudian lakukan 3 panggilan
Petunjuk Praktikum Dasar Teleponi
116
bersama-sama ke nomor tujuan yang berbeda. Apa yang terjadi dengan pemanggil ke 3 ? Mengapa bisa demikian. Jelaskan. 13. Ujilah koneksi antara 3 PABX dengan cara melakukan panggilan secara bergantian. Setiap PABX melakukan panggilan ke 2 PABX yang lain secara bersama-sama. Amati apa yang terjadi ? Kemudian, lakukan panggilan sebagai berikut : saat 2 pemanggil dari PABX kesatu sedang melakukan panggilan ke PABX kedua, lakukan panggilan dari pesawat PABX kedua ke pesawat tujuan di PABX ke satu. Apakah panggilan ini bisa sukses dilaksanakan. Mengapa bisa terjadi demikian ?
10.5. Pertanyaan & Tugas 1. Jelaskan proses pengkabelan untuk menghubungkan 2 PABX 2
.Lakukan instalasi dan pemrograman PABX, dengan perencanaan sebagai berikut:
Untuk PABX A : Lt 1
1 digital
: 1000
2 analog
: 1001; 1002
1 digital
: 2000
2 analog
: 2001; 2002
1 digital
: 3000
2 analog
: 3001 ; 3002
Lt2
Lt3
trunk yang dipakai menuju PT. Telkom hanya 2 trunk, dan yang menuju PABX lain 1 buah Untuk PABX B : Lt 1.
Lt.2
Lt.3
1 digital
: 100
2 analog
: 101, 102
1 digital
: 200
2 analog
: 201, 202
1 digital
: 300
2 analog
: 301, 302
trunk yang dipakai ke PT. Telkom 1 buah, yang menuju PABX lain 1 buah
Koneksikan ke-dua PABX di atas dengan pemrograman antar PABX. Petunjuk Praktikum Dasar Teleponi
117