PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 45TAHUN SISWA TK PAPAHAN 03 SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN SENAM OTAK DI KARANGANYAR Gejora Inaya Muntarina*) Niken Dyahariesti**) Eko Susilo**)
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN Email :
[email protected] ABSTRAK Latar Belakang :Motorik halus (fine motor skill) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak. Diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna bagi potensi perkembangan anak. Jika stimulasi perkembangan fisik/motorik tidak tepat, tidak hanya berisiko bagi perkembangan motorik, tetapi juga bagi perkembangan aspek lainnya. Senam otak dapat meningkatkan koordinasi motorik halus yang berupa gerakan ringan melalui olah tangan dan kaki yang dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak. Tujuan:Mengetahui perbedaan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahunsiswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar. Metode :Desain penelitian one group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 di Karanganyar sebanyak 47 anak.Sampel sebanyak 15 anak dengan tehnik pengambilan sampel simple random sampling. Alat pengumpulan data/instrumen SOP senam otak dan Penilaian perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun menurut kurikulum TK. Uji analisis data menggunakan dependen t-test. Hasil :Motorik halus anak usia 4-5 tahunsebelum dilakukan senam otak rata-rata 15,53dengan standar deviasi 2,13 dimana nilai minimun 11 dan maksimum 18. Motorik halus anak usia 4-5 tahunsesudah dilakukan senam otak rata-rata 28,06dengan standar deviasi 4,43 dimana nilai minimun 15 dan maksimum 33. Ada perbedaan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar dengan p=0,001. Simpulan :Terdapat perbedaan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar.
Kata kunci
: Motorik halus anak usia 4-5 tahun, senam otak
Kepustakaan
: 34 pustaka (1992 – 2013)
The Differences in Fine Motor Development of Children Aged 4-5 Years Students of TK Papahan 03between Before and After Performed Brain Gym at Karanganyar. (Xiv + 70 pages + 6 table + 2 Chart + 8 appendies) ABSTRACT Background: Fine motor skll is very important factor in a child's development. Stimulations are needed for the potential development of the child. If given improper stimulation of physical/motor development, the risk not only for motor development, but also for the development of other aspects. Brain gym can improve fine motor coordination in the form of light movement through hands and feet exercise that can provide stimulant for the brain. Objective: This study aims to find the differences in fine motor development of children aged 4-5 years students of TK Papahan 03 between before and after performed brain gym at Karanganyar. Method: The design in this study used one group pretest-posttest design. The population in this study was all children aged 4-5 years at TK Papahan 03 Karanganyar as many as 47 children. The samplesin this study were 15 children that sampled by using simple random sampling technique. The data instrument of data collection used Brain Gym SOP and Fine Motor Development Assessment of children aged 4-5 years according to the kindergarten curriculum. The data analysis used dependent t-test. Result: The fine motor skills of children aged 4-5 years before performed brain gym have an average of 15.53 with a standard deviation of 2.13 where the minimum value of 11 and maximum of 18. The fine motor skills of children aged 4-5 years after performed brain gymhave an average of 28.06 with a standard deviation of 4.43 where the minimum value of 15 and a maximum of 33. There is a differencein fine motor development of children aged 4-5 years students of TK Papahan 03between before and after performed brain gym at Karanganyar with p value of 0.001. Conclusion: There is a differencein fine motor development of children aged 4-5 years students of TK Papahan 03between before and after performed brain gym at Karanganyar.
Keywords Bibliography
: Fine motor skill of children aged 4-5 years,brain gym : 34 references (1992 – 2013)
PENDAHULUAN Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Salah satu tahap tumbuh kembang yang dilalui anak adalah masa prasekolah (4-5 tahun). Pada anak usia 4-5 tahun perkembangan yang paling menonjol adalah keterampilan motorik. Masa perkembangan anak, terdapat masa dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna bagi potensi
perkembangan anak.Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang lebih serius, agar anak dapat berkembang lebih optimal sesuai dengan usianya. Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan.Pada dasarnya, perkembangan seorang anak sesuai dengan kematangan saraf dan otot anak.Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dari sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Motorik halus (fine motor skill) merupakan suatu gerakan yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih halus.Menggenggam mainan, menggunakan sendok, mengancingkan baju, atau segala sesuatu yang menuntut keterampilan jari mendemonstrasikan keterampilan motorik halus (Santrok, 2012).Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda dalam hal kekuatan maupun ketepatannya.Perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulasi yang didapatkannya.Lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus anak.Perkembangan kecerdasan pada usia prasekolah ini mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Salah satu cara mengoptimalkan penggunaan semua dimensi otak adalah senam otak (Depdiknas, 2004). Gerakan-gerakan yang ada di dalamnya dibuat untuk merangsang otak.Senam otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan aktivitas sehari-hari.Senam otak terkait dengan ilmu gerak tubuh, yaitu gerakan tubuh yang disatukan dan dipadukan, sehingga dapat membantu mengoptimalkan fungsi dari otak. Senam otak akan memfasilitasi agar bagian otak kanan dan otak kiri dapat bekerja secara seimbang. Dimensi lateralis, yang mendapat rangsangan adalah otak kiri dan kanan, sedangkan dalam dimensi pemfokusan, gerakan senam otak pun berupaya meringankan atau merileksasi otak belakang dan bagian otak depan. Dimensi pemusatan, gerakan senam otak juga merangsang sistem yang terkait dengan perasaan atau emosional, yakni otak tengah (sistem limbik) dan otak besar.Aplikasi gerakan senam otak terdiri dari gerakan keseimbangan, koordinasi gerak otot, keterampilan motorik halus (Saichudin, 2009). Menurut Sujiono (2009) menyatakan tujuan melatih motorik halus pada anak usia prasekolah adalah untuk menggerakkan anggota tubuh, terjadinya koordinasi antar mata dengan tangan, dan membuat anak berkreasi serta berekplorasi terhadap jari-jemarinya. Masa prasekolah yang merupakan periode emas ini perlu diberikan stimulasi perkembangan.Stimulasi identik dengan pemberian rangsangan yang berasal dari lingkungan di sekitar anak guna lebih mengoptimalkan aspek perkembangan anak. Pemberian stimulasi yang tepat dapat mempertinggi kemampuan aspek-aspek perkembangan, namun apabila stimulasi yang diberikan tidak tepat akan memberikan efek yang tidak baik (Riana, 2011). Jika stimulasi perkembanganfisik/motorik tidak tepat, tidak hanya berisiko bagi perkembangan motorik,tetapi juga bagi perkembangan aspek lainnya (DEPDIKNAS, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Nova Relida Samosir tahun 2010 dengan judul penambahan senam otak pada aktivitas fungsional dan rekreasi (AFR) lebih baik daripada aktivitas fungsional dan rekreasi (AFR) dalam meningkatkan
kemampuan motorik halus anak prasekolah dimana pada kelompok I terjadi peningkatan skor rata-rata motorik halus 75.20 menjadi 86.83 (p = 0.000), demikian pula kelompok II terjadi peningkatan dari 75.03 dan menjadi 80.87 (p = 0.000). Skor motorik halus sebelum perlakuan pada kedua kelompok tidak ada perbedaan (p = 0.549), kemudian setelah diberikannya perlakuan pada kelompok I didapatkan nilai rata-rata 86.83 lebih tinggi di banding kelompok II dengan ratarata 80.87 (p = 0.000) yang artinya ada perbedaan secara signifikan. Penelitian Nurmalita Fitria Dewi tahun 2010 dengan judul pengaruh senam otak (brain gym) terhadap kemampuan motorik halus anak prasekolah di TK Kartika IV-8 Kecamatan Sumbersari dengan hasil motorik halus sebelum senam otak (brain gym) 3,6% (1 orang) kurang, 75% (21 orang) cukup , dan 21,4% (6 orang) baik sedangkan setelah intervensi data menunjukkan 57,1% (16 orang) kategori motorik halus baik dan 42,9% (12 orang) memiliki motorik halus cukup. p value (0,001) < α (0,05) yang berarti H0 ditolak yaitu terdapat pengaruh yang sangat bermakna antara motorik halus sebelum dan sesudah senam otak (brain gym) pada anak usia prasekolah usia 4-6 tahun di TK Kartika IV-8 Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar anak TK Papahan 03 Karanganyar, diperoleh data untuk jumlah anak usia 4-5 tahun pada tahun ajaran 2014-2015 sebanyak 47 anak. Wawancara kepada guru mengenai kemampuan motorik halusnya guru mengatakan masih banyak yang kurang.Kemudian penulis mengambil sampel 3 anak (1 laki-laki, 2 perempuan) dan di ukur perkembangan motoriknya menggunakan DDST.Hasilnya 1 anak suspect (1 anak laki-laki umur 4 tahun tidak bisa menyusun kubus), 2anak perempuan anak normal.Senam otak belum pernah dilakukan di TK Papahan 03 Karanganyar. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan perkembangan motorik halus anak usia 4-5tahun siswaTK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar”. Tujuan penelitian :Mengetahui perbedaan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar.
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian one group pretest-posttestdesign.Alat pengumpulan data/instrumen SOP senam otak danpenilaian perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun menurut kurikulum TK dengan dilakukan senam otak satu kali sehari selama 7 hari.Uji analisis data menggunakan dependen t-testdengan ketentuan nilai keyakinan yang dipakai adalah 0,95 dan nilai kemaknaan α = 0,05. P value 0,001< =0,05, maka Ha diterima artinya ada perbedaan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di TK Papahan 03 Karanganyar pada bulan Juni 2016. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 di Karanganyar sebanyak 47 anak.Sampel sebanyak 15 anak dengan tehnik pengambilan sampel simple random sampling.
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 4.1. Perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswaTK Papahan 03 sebelum dilakukan senam otak di Karanganyar. Motorik Halus Sebelum
n
Mean
Median
SD
15
15,53
16,0
2,13
(MinMax) 11-18
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus responden sebelum dilakukan senam otak rata-rata 15,53dengan standar deviasi 2,13 dimana nilai minimun 11 dan maksimum 18. Tabel 4.2. Perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswaTK Papahan 03 sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar. Motorik Halus
n
Mean
Median
SD
Sesudah
15
28,06
29
4,43
(MinMax) 15-33
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus responden sesudah dilakukan senam otak rata-rata 28,06dengan standar deviasi 4,43 dimana nilai minimun 15 dan maksimum 33. Analisis Bivariat Sebelum perlakuan data dilakukan uji statistik normalitas dengan uji shapiro-wilk dengan taraf signifikansi 0,05 didapatkan p value 0,182>0,05, maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Hasil analisis data yang digunakan karena data nya normal menggunakan uji parametrik yaitu uji paired t test untuk variabel dependen yang hasilnya sebagai berikut : Perbedaan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar.
Tabel 4.3. Perbedaan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar. Motorik Halus
n
Mean
Median
SD
(MinMax)
p
Sebelum Sesudah Selisih
15 15
15,53 28,06 12,6
16,0 29
2,13 4,43 2,3
11-18 15-33
0,001
Tabel 4.5 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa motorik halus anak usia 4-5 tahun sebelum dan sesudah diberikan senam otak selisih rataratanya adalah 12,6dengan selisih standar deviasi 2,3. Berdasarkan uji dependen t test dapat dilihat bahwa p value 0,001< =0,05 yang artinya Ha diterima sehingga ada perbedaan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar.
PEMBAHASAN Analisis Univariat Perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 sebelum dilakukan senam otak di Karanganyar. Analisis univariat pada penelitian ini dinyatakan dalam bentuk tendensi sentral yang berupa mean, median dan standar deviasi. Data pada penelitian ini adalah data berdistribusi normal sehingga untuk analisis univariat menggunakan tendensi sentral yaitu rata-rata atau mean. Hasil penelitian didapatkanperkembangan motorik halus responden sebelum dilakukan senam otak rata-rata 15,53. Untuk standar deviasi 2,13 dimana nilai minimun 11 dan maksimum 18. Rata-rata atau mean sebelum dilakukan senam otak 15,53 secara rata-rata skor total hanya mencapai standar saja yaitu kurang dari 50% dari skor total sebanyak 36. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kemampuan keterampilan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 di Karangnyar sebelum dilakukan senam otak masih kurang. Hasil keterampilan motorik halus sebelum dilakukan senam otak didapatkan keterampilan yang belum berkembang yaitu 73,3% (11 anak) belum bisa melipat kertas sederhana dapat dilihat ketika penilaian awal anak dalam melakukan keterampilan yang diujikan masih dengan bimbingan dalam membentuk arah lipatan kertas dan dicontohkan membuat bentuk lipatan kertas oleh peneliti, 53,3% (8 anak) belum bisa membuat berbagai bentuk platisin dapat dilihat ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak masih dicontohkan membuat beberapa bentuk plastisin terlebih dahulu dan dibimbing dalam membentuk plastisin sesuai bentuk yang dicontohkan oleh peneliti, 40,0%
(6 anak) belum bisa menjahit jelujur sepuluh lubang dengan tali sepatu dapat dilihat ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak masih dicontohkan cara memasukkan tali sepatu ke dalam lubang dan dibimbing dalam memasukkan ujung tali sepatu ke lubang secara bergantian. Selanjutnya terdapat dua keterampilan yang belum berkembang dinyatakan 26,7% (4 anak) yaitu belum bisa menjiplak dan meniru garis tengah, datar, miring, lengkung, lingkaran dapat dilihat ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak masih dicontohkan dalam menjiplak bentuk tersebut dan dibimbing mengarahkan pensil ketika menjiplak bentuk yang dicontohkan oleh peneliti dan 26,7% (4 anak) belum bisa membuat lingkaran dan segi empat dapat dilihat ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak masih dicontohkan bentuk lingkaran dan segi empat dan dibimbing dalam menggambar bentuk lingkaran dan segi empat oleh peneliti. Terdapat 20,0% (3 anak) belum bisa menggambar bebas dengan gerakan naik turun bersambung dapat dilihat ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak masih dicontohkan bentuk gambar garis naik turun bersambung dan masih ada anak yang dibimbing menggambar garis naik turun bersambung oleh peneliti dan 6,7% (1 anak) belum bisa menyusun menara dari kubus minimal delapan kubus dapat dilihat ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak masih dibimbing dalam menyusun menara dari 8 kubus. Hasil ketrampilan yang paling banyak mulai berkembang adalah 100,0% (15 anak) mulai berkembang dalam mengunting bebas dan (15 anak) merobek bebas dapat dilihat ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak sudah dapat melakukan hanya sesekali diingatkan cara mengarahkan gunting dan mengarahkan jari-jari sehingga kertas dapat disobek. Keterampilan lain yang dinyatakan mulai berkembang yaitu 93,3% (14 anak) mulai berkembang dalam menyusun menara minimal dari delapan kubus dapat dilihat ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak sudah dapat menyusun dan sesekali diingatkan dan dibantu menempatkan kubus secara tepat agar tidak jatuh, 80,0% (12 anak) mulai berkembang dalam menggambar bebas dengan gerakan naik turun bersambung dapat dilihat ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak sudah dapat menggambar garis naik turun bersambung dan sesekali diingatkan untuk membuat garisnya bersambung dengan tidak mengangkat pensil sebelum selesai membuat garis, 73,3% (11 anak) mulai berkembang dalam menjiplak dan meniru garis tengah, datar, miring, lengkung dan lingkaran dan (11 anak) dalam membuat lingkaran dan segi empat dapat dilihat ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak sudah dapat mengikuti arahan dari peneliti dengan sesekali diingatkan untuk menggambar sesuai gambar yang diarahkan. Selanjutnya terdapat 60,0% (9 anak) mulai berkembang dalam menjahit jelujur sepuluh lubang dengan tali sepatu anak sudah dapat melakukan sendiri dengan sesekali diingatkan, 46,7% (7 anak) mulai berkembang dalam membuat berbagai bentuk dengan plastisin dapat dilihat ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak sudah dapat membentuk plastisin sendiri dengan sesekali dibantu dibeberapa bagian, dan yang paling sedikit mulai berkembang adalah dalam meniru lipatan yakni 26,6% (4 anak) mulai berkembang, hal ini
dapat dilihat bahwa ketika dalam melakukan keterampilan yang diujikan anak ada yang berhasil menyelesaikan jahit jelujur dengan tali sepatu namun dengan sesekali diingatkan. Sebelum dilakukan senam otak belum ada responden yang berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik. Perkembangan motorik halus anak usia 4-5tahun siswaTK Papahan 03 sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar. Hasil penelitian didapatkanperkembangan motorik halus responden sesudah dilakukan senam otak rata-rata 28,06dengan standar deviasi 4,43 dimana nilai minimun 15 dan maksimum 33. Rata-rata atau mean setelah dilakukan senam otak mengalami peningkatan rata-rata keterampilan motorik halus sebanyak lebih dari 75% dari skor total 36. Sehingga dapat dinyatakan bahwa setelelah dilakukan senam otak pada anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 di Karanganyar, kemampuan keterampilan motorik halusnya mengalami peningkatan. Peningkatan motorik halus dapat dijabarkan meliputi aspek-aspek berikut ini. Hasil ketrampilan motorik halus yang mengalami peningkatan keterampilan paling banyak adalah dalam menggunting bebas 93,9% (14 anak) dan merobek bebas 93,9% (14 anak) berkembang sangat baik dapat dilihat adanya peningkatan kemampuan menggunting dan kemandirian anak dalam mengerjakan keterampilan yang diujikan. Peningkatan keterampilan lainnya yaitu 73,3% (11 anak) mulai berkembang dalam membuat berbagai bentuk dengan plastisin dapat dilihat ketika melakukan keterampilan yang diujikan anak sudah mampu menirukan beberapa bentuk plastisin seperti (kotak, segitiga, dan bulat) dengan dibantu peneliti pada bagian tertentu ketika membentuknya, 66,7% (10 anak) berkembang sesuai harapan dalam menyusun menara dari minimal delapan kubus dapat dilihat ketika melakukan keterampilan yang diujikan anak sudah dapat menyusun kubus dan menempatkan kubus secara tepat dengan seimbang sehingga membentuk sebuah menara dari delapan kubus. Setelah dilakukan senam otak keterampilan motorik halus yang belum berkembang tinggal 3 keterampilan yang terdiri dari 6,7% (1 anak) belum berkembang dalam menjahit jelujur sepuluh lubang dengan tali sepatu dapat dilihat ketika melakukan keterampilan yang diujikan anak masih harus dibimbing peneliti untuk memasukkan ujung tali sepatu satu per satu ke dalam lubang, 6,7% (1 anak) belum berkembang dalam membuat berbagai bentuk plastisin dapat dilihat ketika melakukan keterampilan yang diujikan anak masih harus dicontohkan dan dibimbing dalam membentuk plastisin sehingga sesuai dengan yang dicontohkan oleh peneliti, 6,7% (1 anak) belum berkembang dalam meniru melipat kertas sederhana dapat dilihat ketika melakukan keterampilan yang diujikan anak harus dicontohkan bentuk lipatan dan dibimbing cara melipat kertas sesuai bentuk yang dicontohkan. AnalisisBivariat Perbedaanperkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar.
Hasil penelitian didapatkan ada perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar. Hal ini dilihat dari selisih rata-ratamotorik halus anak usia 4-5 tahun sebelum dan sesudah diberikan senam otak nya adalah 12,6dengan selisih standar deviasi 2,3. Menurut Dennison (2009) gerakan senam otak dapat membantu perkembangan motorik anak.Seperti gerakan menyeberangi garis tengah membantu melengkapi ketrampilan selama tumbuh kembang dimana berhubungan dengan koordinasi gerakan motorik halus.Gerakan tersebut juga membantu pelajar untuk meningkatkan koordinasi tubuh atas bawah, baik untuk kemampuan motorik kasar maupun motorik halus. Gerakan senam otak yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 gerakan sederhana senam otak yakni gerakan silang, gerakan 8 tidur, gerakan coretan ganda, dan gerakan gajah. Masing- masing gerakan senam otak yang dilakukan dalam penelitian ini mampu memberikan stimulasi/ rangsangan yang berbeda-beda. Dapat dilihat dengan gerakan silang aspek yang terjadi peningkatan adalah perabaan, kinestetik, dan koordinasi mata kiri dan kanan ketika anak melakukan keterampilan membuat berbagai bentuk dengan plastisin yang sebelum dilakukan senam otak terdapat 8 anak yang belum berkembang setelah dilakukan senam otak meningkat menjadi 11 anak dengan keterampilan mulai berkebang dan 3 anak berkembang sesuai harapan, peningkatan koordinasi kiri/ kanan dan gerakan mata kiri ke kanan dapat dilihat dari peningkatan keterampilan menjahit jelujur sepuluh lubang dengan tali sepatu yang sebelumnya 9 anak mulai berkembang setelah dilakukan senam otak ada 9 anak yang berkembang sangat baik.
Sumber : Dennison (2009) Dengan gerakan 8 tidur aspek yang terjadi peningkatan yaitu pemusatan perhatian, keseimbangan, koordinasi otak dan tangan dan melepaskan ketegangan mata, tengkuk dan bahu dapat dilihat dari keterampilan menyusun menara dari minimal delapan balok yang sebelum dilakukan senam otak ada 14 anak dengan keterampilan mulai berkembang setelah dilakukan senam otak meningkat menjadi 10 anak dengan keterampilan berkembang sesuai harapan dan 4 anak dengan keterampilan berkembang sangat baik.
Sumber : Dennison (2009) Aspek keterampilan gerakan khusus tangan dan mata meningkat dengan gerakan coretan ganda karena pada pelaksanaan senam seakan- akan menulis diudara dengan jari, dapat dilihat dari keterampilan yang berkembang sesuai harapan ada 7 anak dalam membuat lingkaran dan segi empat, dan keterampilan yang berkembang sangat baik ada 7 anak dalam menggambar bebas dengan gerakan naik turun dan 7 anak dalam menjiplak dan meniru garis tengah, datar, miring, lengkung dan lingkaran.
Sumber : Dennison (2009) Gerakan gajah merupakan gerakan yang menyeberangi garis tengah pendengaran maka aspek yang mengalami peningkatan adalah kemampuan memperhatikan, pengenalan, persepsi dan ingatan yang dapat dilihat dari keterampilan anak sudah dapat memperhatikan, paham dan ingat ketika diberi arahan tanpa dicontohkan terlebih dahulu dalam melakukan keterampilan yang diujikan, terjadinya integrasi penglihatan anak dapat dilihat dari kemampuan anak yang dapat meniru/ menjiplak, menggambar bentuk, menulis tanpa harus dicontohkan dan dibimbing terlebih dahulu.
Sumber : Dennison (2009) Selain faktor gerakan senam otak yang mempengaruhi peningkatan kemampuan keterampilan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 di Karanganyar, terdapat faktor lainnya yang mempengaruhi sehingga terjadi peningkatan yakni adanya komunikasi peneliti dan anak yang dapat meningkatkan kepercayaan diri anak, lingkungan yang kondusif dan rutinitas senam otak yang menyebabkan anak terstimulasi kemampuan integrasi otak dan otot- ototnya yang berdampak pada peningkatan keterampilan gerakan baik tangan, mata dan seluruh tubuh dan adanya campur tangan atau latihan dari orang tua anak secara terus menerus.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukan senam otak di Karanganyar, dimana dalam penelitian ini mengambil 15 sampel, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Motorik halus anak usia 4-5 tahunsebelum dilakukan senam otak rata-rata 15,53dengan standar deviasi 2,13 dimana nilai minimun 11 dan maksimum 18. 2. Motorik halus anak usia 4-5 tahunsesudah dilakukan senam otak rata-rata 28,06dengan standar deviasi 4,43 dimana nilai minimun 15 dan maksimum 33. 3. Ada perbedaan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahunsiswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah dilakukansenam otak di Karanganyar dengan p=0,001. DAFTAR PUSTAKA Dennison, P., Gail, E. (2009). Buku Panduan Lengkap Brain Gym. Jakarta : Gramedia
Depdiknas.(2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak dan Raudhal Athfal. Jakarta: Pusat Kurikulum Depdiknas. Depdiknas.(2008), “Kamus Besar Bahasa Indonesia”.Indonesia ; Gramedia Pustaka. Riana. (2011). Emosi anak Usia Dini dan Strategi Pengembangan. Jakarata.Kencana. Santrock, John W. (2002). Life-span Development : Perkembangan Masa Hidup. Edisi 5 jilid 2, Jakarta : Erlangga Saichudin, dkk, (2009), Respon Fisiologi Senam Otak Terhadap Kecepatan Reaksi Motorik Bagi Calon Atlet Muda Berbakat, Jurnal IPTEK Olahraga, Vol(11): 109–120. Sujiono, Yuliani Nurani dan Sujiono, Bambang.(2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.Jakarta: PT Indeks.