PERBEDAAN PERILAKU COPING PADA WANITA MENOPAUSE YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA
Skripsi Dipe1mhi Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gehu Sarja11a Psikologi
Oleh:
LINA AWALINA ZULFA ()iterin,.
105070002225,.tari
~~1.
.
l.
·
·-
··--........a11r
*"" """''""""'-1
: ..... .................. \hPJ""""'''"
.
2L ...~.t{: :ztcC;s-
'. ..'.\. ... !mink ..IQ.lJ,l ................................
FAKULTAS PSIKOLOGI'············· .. ··..··············· .. . UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009M/1430H
PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA
PERBEDAAN PERILAKU COPING PADA WANITA MENOPAUSE YANG BEKERJA DAN TIDAi( BEKERJA
SKRIP SI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
LINA A WALINA ZULFA
Nll\1: 105070002225 Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Neo~<;,
Pembimbing II
M. SI, p,;
Y
NIP. 105 0300 679
1 Adriani,
M.Psi, Psi
NIP. 1982 0918 2009 012006
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2009
PENGESAHAN P ANITIA UJIAN i~psi ~NG
yang berjudul PERBEDAAN PERILAKU COPING PADA WANITA MENOPAUSE BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah kultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulllah Jakarta Pada Tanggal 3 :sember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar rjana Psikologi. Jakarta, 7 Desember 2009
Sidang Munaqasyah Pembantu Dekan/ Sekretaris Merangkap Anggota
Dekan/ .etua Merangkap Anggota
ija Umar, Ph.D P. 130885522 Anggota Penguji I
D . iana Mutiah, M.Si NIP. 150 277 469
Pembimbing I
nen Tati Sumi ati M.Psi Psi P. I 05 0300 679
PUit1bingn
Yu~.Psi, Psi
NIP. 1982 0918 2009 012006
Motto:
/(,arena \;ara Jerli«if.ltntuf./(,efuar :f5art ~uatu tfier.roafan Jllccafa!i'memeca!i'f.annya :f5ensan /(,ef.uatan
:ftu
PERSEMBAHAN: Sripsi ini adalah ungbapan basih sayang Yang terdalam untub beluargabu tercinta
ABSTRAK ( A) Fakultas Psikologi ( B ) Desember 2009 ( C ) Lina Awalina Zulfa ( D) Perbedaan Perilaku Coping Pada Wanita Menopause Yang Bekerja Dan Tidak Bekerja ( E ) 66 halaman + x ( F) Fox-Spencer dan Brown (2002) menegaskan bahwa menopause bukanlah 'perubahan hidup' yang tidak berarti apa-apa. Di usia berapapun seseorang mengalaminya, ada implikasi-implikasi penting yang akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Beberapa wanita melewati menopause tanpa merasa terganggu dengan berakhirnya kehidupan reproduktifmereka. Northrup (2006) mengatakan bahwa menjadi tua memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita, tetapi hal ini tidak berarti bahwa wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Bahkan, seharusnya mereka sadar bahwa mereka memulai fase kehidupan barn sebagai wanita yang matang dalam berpikir. Namun, bagi ban yak wanita yang lain, terntama jika menopause terjadi Jebih cepat dan tidak diharapkan, hal tersebut dapat menjadi suatu pengalaman yang traumatik dan tidak nyaman Fox-Spencer dan Brown (2002). Selanjutnya, dalam proses penuaan sendiri mereka sering menemukan cara-cara yang tepat dan bijaksana dalam mengatasi tantangan yang dihadapi baik yang bekerja maupun tidak bekerja. Mereka memiliki pilihan untuk dapat menghadapi masa krisisnya dan melanjutkan hidupnya dengan baik. Safaria & Saputra (2009) menjelaskan bahwa setiap individu akan berbeda-beda dalam menggunakan coping-nya dalam menghadapi setiap masalah yang sama, semuanya tergantung seberapa baik individu tersebut dalam mengamati perbedaan antara situasi yang menekan dan sumber kekuatan dalam dirinya. Berat-ringannya ganguan pada masa menopause sangat tergantung pada penurnnan aktivitas indung telur, sosial budaya, dan lingkungan serta penerimaan psikologik seorang wanita tentang keadaannya (Lithfiah & Sri M. D, 2006). Berbicara mengenai masalahmasalah yang dialami wanita di usia dewasa madya dalam ha! ini menopause, Sadli (I 984) memaparkan bahwa ahli-ahli yang memakai pendekatan bio-sosial mengemukakan bahwa masalah-masalah tersebut merupakan pengaruh yang kompleks dari tiga faktor yang saling berpengarnh. Faktor tersebut adalah: Cara suatu lingkungan budaya menetapkan status wanita sebagai anggota masyarakat, Ciri-ciri khas pribadinya, dan Lingkungan khususnya Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan perilaku coping antara wanita menoupause yang bekerja dan tidak bekerja dengan menggunakan pendekatan
ii
kuantitatif dengan metode penelitian komparatif. Penelitian dilakukan pada kelompok majlis ta'lim Al-Barakah di Desa Dukuh Indramayu dengan jumlah sampel 100 orang dengan mengguanakan teknik purposive sampling yang ditentukan dengan teknik uji beda Chi-Square, ha! ini dikarenakan sebaran data dalam penlitian ini tidak normal. Karakteristik sampel adalah wanita menoupause bekerja dan tidak bekerja yang tergabung dalam majlis ta' lim Al-Barakah di Desa Dukuh Indramayu. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala perilaku coping model likert. Basil uji beda dengan menggunakan teknik Chi-square dihasilkan nilai chi hitung sebesar 2.617. Sementara nilai chi tabel pada tarafsignifikansi 5% dengan df2 adalah sebesar 5.991.Karena nilai chi hitung yang didapat
iii
I
Penulis bersyukur tel ah dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul "PERBEDAAN PERILAKU COPING PADA WANITA MENOPAUSE YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA" sebagai syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kelancaran dalam pembuatan skripsi ini tidak luput dari bantuan yang diberikan oleh semua pihak. Oleh karena itu, penulis haturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Jaltja Umar, Ph.D dekan Fakultas Psikologi besertajajararu1ya. 2. Thu Fadilah Suralaga, M.Si pembantu dekan Psikologi besertajajarannya. 3. Netty Hartati, M.Si atas bimbingan dan arahan yang diberikan sebelumnya. 4. Neneng Tati Sumiati, M.si, Psi Pembimbing I yang selalu memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Thu Yufi Adriani. Psi, M.Psi Pembimbing II yang memberikan saran positif sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 6. Seluruh Civitas Akademik Fakultas Psikologi untuk ilmu yang telah diberikan. 7. Orang yang terpenting dalam hidupku Ayahku (H. Sofyan Tsauri), Kedua Umiku (Hj. Muhshonah & Zuhroh), Kakakku (Muafiyah) dan Adik-adikku (Afa dan eva) serta seluruh keluarga besarku yang tak pemah letih mengalirkan doa dan semangat yang begitu menggebn.
iv
8. Wahyudi Iman, atas segala pengorbanan, kasih sayang, semangat dan doa yang tulus. 9. Ninah Nurjanah dan Ida Isnani bese1ia keluarga mereka yang selalu mengbibur dikala susab, terimakasih atas segalanya tentang kita, semoga silatmTal1mi ini tetap terjaga. 10. Yudi Putra, Saifuddin Zuhri, Rohyat, dan Mahachala, terimakasih atas kebersamaan kalian. 11. Ibu Sariah dan Ibu Nur terima kasih atas bantuan dan doanya. 12. Teman-teman angkatan 2005 khususnya kelas A. 13. Dian, Rahmi, Wahyu dan Nurhayatunnisa teman-teman KKL terima kasih atas ke1ja samanya. 14.Ibu-ibu Majlis Ta'lim Al-Barakah di Desa Dukuh Indramayu, terimakasih atas jasanya karena dengan sukarela membantu proses penelitian ini. 15. Semua orang yang mengajarkan dan memberikan kekuatan melalui doa tulusnya.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dengan berlipat ganda dan skripsi ini dapat berrnanfaat bagi kita sernua. Amiin yaa Rabbal 'alamin.
Jakaiia, 3 Desernber 2009
Penulis
DAFTARISI
Abstrak. ................................................................................................. . Kata Pengantar.......................................................................................
m
Daftar Isi.................................................................................................
v
Daftar Tabel.............................................................................................
vm
Daftar Gambar..... ... ...... ..... ............... ... ... .. ... .. .... ... .... ... .... .... ... ... ...... .... ..
vm
Daftar Lampiran.....................................................................................
1x
BABI
PENDAHULUAN I. I. Latar Belakang........................................... ..
I
1.2. Identifikasi Permasalahan...............................
6
1.3. Rumusan Dan Batasan Masalah........ ..... .. . . . . . . . ..
6
1.3.1. Rumusan Masalah.............. .. . . . . .. . . . . . . . . . . .
6
1.3.2. Batasan Masalah................................ ..
6
1.4. Tujuan Penelitian..........................................
7
1.5. Manfaat Penelitian................. .. . .. . . . . . . . . . . ... . . . . ...
8
1.6. Sistematika Penulisan............................. .. . . ...
8
ii
BAB2
LANDASAN TEORI 2.1. Usia Dewasa Madya.. .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . .
10
2.1.1. Karakteristik Usia Dewasa Mad ya.............
10
2.1.2. Tugas Perkembangan Usia Dewasa Madya...
13
2.1.2.1. Menopause................................
13
A. Faktor Yang Mempengaruhi Menopause....
15
B. Gejala Fisik Menopause.........................
16
C. Gejala Psikologis Menopause..................
19
1) Ingatan Menurun.. ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
20
2) Kecemasan...................................
21
3) Mudah Tersinggung..................... ..
23
4) Stres...................................... ...
23
5) Depresi.....................................
24
2.2. Perilaku Coping...........................................
27
2.2.1. Definisi Coping...................................
27
2.2.2. Komponen Dalam Coping........................
30
2.2.3. Proses Terjadinya Coping........................
30
2.2.4. Fungsi Coping.....................................
31
iii
2.2.5. Jenis-jenis dalam Coping..........................
32
2.3. Perilaku Coping Wanita Menopause yang
BAB3
Bekerja dan Tidak Bekerja..... .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . ...
35
2.4. Kerangka Berpikir.......................................
40
2.5. Hipotesis Penelitian....................... .. . .. . . . . . . . ...
40
METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian.......................... .. . . . . . . . .
42
3.2. Variabel Penelitian.. .. . ... ... .. .... .. . ......... .. .... .. . .
42
3.2.1. Identifikasi Variabel ................................
42
3.2.2. Definisi Variabel.. ... ... ............... .. ... ... . .. . .
43
3.2.3. Operasional Variabel.. .. ... .... ..... ... ....... .. . .
43
3.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel.. .. .... ... .. . .
44
3.3.1. Populasi Penelitian........ .. . ........ .. . .. . . . . . . . . . . .
44
3.3.2. Sampel Penelitian........ .. . ... . ..... .. . .. . . . . .. . .
44
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel.. .. . .. . . . . . . . . . . .. . .
45
3.4. Data, Metode dan Instrumen Penelitian........................
46
3.4.1. Metode dan Instrumen Penelitian............... ..
46
3.4.2. Basil Uji Coba Alat Ukur........ .. . . . . . . . . . . .. . .
49
iv
3.4.3. Teknik Analisis Data............................
51
3.4.4.Uji Validitas........................................
52
3.4.5.Uji Reliabilitas........ .. . . .. .. . . . . .. . .. . .. .. .. .. . .. . .
53
3.5. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian..................
BAB 4
53
3.6.1. Persiapan Penelitian.................................
53
3.6.2. Pelaksanaan Penelitian...........................
54
HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Um um Subjek.................................
55
4.1.1. Gambaran Umum Wanita Menopause Berdasarkan Usia.....................................
55
4.1.2. Gambaran Um um Wanita Berdasarkan Lamanya Menopause .. . . .. . . . . .. . . .. . .. .. .. . . .. .. .
56
4.1.4. Gambaran Umnm Wanita Menopause Berdasarkan Status Pernikahan . .. . . . .. . . . . . .. .. .
58
4.1.5. Gambaran Umum Wanita Menopause Berdasarkan Pendidikan Terakhir.................. 4.2. Uji Persyaratan..............................................
60 62
v
4.2.1. Uji Nonnalitas.............. .. . . . . .. . . . . .. . . . . . . . .. . . . . .
62
4.2.2. Uji Homogenitas..... .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . ..
64
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian.................................
64
4.3.1. Kaiegorisasi Skor Skala Perilaku Coping.....................................
64
4.3.2. Uji Hipotesis...................................... ...
66
4.3.3. Hasil Utama Penelitian.............. .. . . . . . . . . . . ...
67
4.4. Uji Regresi................. .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . ...
BAB 5
70
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan................................... .. . . . . . . . . . . .
75
5.2. Diskusi . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
76
5.3. Saran........................................................
78
5.3.1. Saran Teoritis................. .. . .. . . . . . . . .. . . . . ...
78
5.3.2. Saran Praktis........ .. . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . ...
79
Daftar Pustaka.......................... .. . .. . ........................... LAMPIRAN-LAMPIRAN
80
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Blue Print Try Out
Tabel 3.2
Blue Print Field Study
Tabel 4.1
Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Bekerja Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Tidak Bekerja Berdasarkan Usia
Tabel 4.3
Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Bekerja Berdasarkan Laman ya Menopause
Tabel 4.4
Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Tidak Bekerja Berdasarkan Lamanya Menopause
Tabel 4.5
Gambaran Umum Wanita lvfenopause Yang Bekerja Berdasarkan Status Pemikahan
Tabel 4.6
Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Tidak Bekerja Berdasarkan Status Pemikahan
Tabel 4.7
Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Bekerja Berdasarkan Pendidikan Terakbir
Tabel 4.8
Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Tidak Bekerja Berdasarkan Pendidikan Terakbir
Tabel 4.9
Tests Of Normality
Tabel 4.10
Test ofHomogeneity of Variance
vii
Tabel 4.11
Kategori Coping Peran Wanita Crosstabulation
Tabel 4.12
Chi-Square Tests
Tabel 4.13
NPar Tests
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Skala Coping Try Out
Lampiran 2
Uji Reliabilitas Try Out
Lampiran 3
Skala Coping Field Study
Lampiran 4
Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Kategori Coping, Chi-Square Test
Lampiran 5
Uji Regresi
BABI PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Ditinjau dari siklus kehidupan seseorang, tahap usia dewasa madya atau usia setengah baya di kenal sebagai masa terjadinya berbagai perubahan. Secara singkat disebut juga sebagai masa peralihan (dari dewasa awal ke tahap tua) yang memerlukan berbagai penyesuaian diri karena dalam periode perkembangan ini terjadi perubahan biologis dan psikologis dalam diri seseorang. Sebagaimana pertumbuhan dan perkembangan manusia dari masa bayi sampai dewasa akan menunjukkan perbedaan individual, maka proses menua dalam periode dewasa madyajuga akan menunjukkan perbedaan-perbedaan antar individu, maupun dalam individu itu sendiri (Sadli, 1984).
Perkembangan akan dialami oleh setiap individu yang hidup, dan setiap perkembangan mengandung pengertian adanya suatu proses menuju pada suatu kematangan pada aspek fisik, psikis, maupun sosialnya. Bila seorang individu telah mencapai periode kematangan, baik aspek fisik, psikis maupun sosial (yang umumnya dapat dicapai pada usia remaja-dewasa) maka periode berikutnya adalah usia lanjut yakni tahap kemantapan dan untuk selanjutnya disebut periode penurunan, karena periode penurunan adalah peristiwa yang alami dan terjadi pada setiap
2
individu yang hidup. Salah satunya adalah peristiwa menopause yang terjadi pada wanita (Noor, 2001 dalam pksm.mercubuana.ac.id).
Bagi masyarakat, istiah menopause sudah tidak asing lagi. Banyak sekali pembicaraan mengenai menopause, dari pembahasan ilmiah sampai pembicaraanpembicaraan santai yang dilakukan oleh para suami/istri sendiri yang ingin mengetahui pengertian menopause dan semua yang berkaitan dengan penuaan. Menopause adalah proses alami dari penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi mendapat menstruasi se!ama satu tahun (Sutanto & Luciana Sutanto, 2007).
Hawari ( 1997) menj elaskan bahwa menopause adalah masa yang terpenting dalam kehidupan wanita. Menopause merupakan periode dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur (Northrup, 2006). Menurut LlwellynJones (2005), peristiwa ini terjadi pada usia antara 45 tahun dan 55 tahun.
Da!am sumber lain, fase menopause disebut pula sebagai periode klimakterium ( Climacte1) berarti tahun perubahan, pergantian tahun yang berbahaya). Pada saat inilah terjadi banyak perubahan dalam fungsi-fungsi psikis dan fisik, sehingga vitalitasnya menjadi semakin mundur dan berkurang (Kartono, 2007).
3
Hurlock (1996) menjelaskan bahwa menopause (Climacteric) selalu menjadi misteri bagi kebanyakan wanita. Perubahan fisik yang disertai dengan berbagai kepercayaan tradisional membuat wanita semakin merasa takut pada saat memasuki masa tersebut.
Fox-Spencer dan Brown (2002) menegaskan bahwa menopause bukanlah 'perubahan hid up' yang tidak berarti apa-apa. Di usia berapapun seseorang mengalaminya, ada implikasi-implikasi penting yang akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Beberapa wanita melewati menopause tanpa merasa terganggu dengan berakhirnya kehidupan reproduktif mereka. Northrup (2006) mengatakan bahwa menjadi tua memang ha! yang sering ditakuti oleh para wanita, tetapi ha! ini tidak berarti bahwa wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Bahkan, seharusnya mereka sadar bahwa mereka memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang dalam berpikir.
Namun, bagi ban yak wanita yang Jain, terutama jika menopause terjadi lebih cepat dan tidak diharapkan, ha! tersebut dapat menjadi suatu pengalaman yang traumatik dan tidak nyaman Fox-Spencer dan Brown (2002). Deutsch menyatakan bahwa sikap inilah yang menyebabkan wanita dalam usia dewasa madya mempunyai kesulitan untuk menerima dan menyesuaikan diri terhadap keadaan baru yang berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya.
4
Neugarten (dalam indiegost.blogspot.com) menemukan bahwa yang paling dirasa mengganggu menopause adalah jika menopause dikaitkan dengan berakhimya daya tarik, ketidakbergunaan, dan kemampuan seksualitas.
Kekhawatiran yang mereka kemukakan sehubungan dengan usia dewasa madya di antaranya takut alas keadaan kesehatannya seperti penyakit kanker, anak-anak yang akan meninggalkan rumah karena menikah, dan hal-hal umum yang berkaitan dengan proses penuaan. Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa faktor-faktor kebiasaan yang berlaku mengenai wanita, sikap yang ada terhadap kegiatan wanita sebagai anggota masyarakat dalam suatu lingkungan budaya, tersedianya perananperanan lain selain sebagai ibu, intensitas perasaan yang dianggap penting oleh wanita yang bersangkutan, keterlibatan emosional yang mendalam dan total dalam peranannya sebagai ibu akari. ban yak menentukan kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri untuk memasuki masa perubahan dalam hidupnya (Sadli, 1984).
Jika kita ingin melihat bagaimana respon individu terhadap tekanan yang berkaitan dengan tugas perkembangan, Sadli (1984) mengungkapkan bahwa wanita yang bekerja (apapunjenis pekerjaannya) yang telah dipilih cenderung tidak mudah terserang gangguan depresi karena ada perasaan lain dalam diri mereka yang secara aktifikut terlibat dalam suatu kegiatan. Wanita yang bekerja sudah biasa menghargai dirinya, tidak hanya dengan lingkungan keluarganya saja, tetapijuga di lingkungan
5
peke1jaannya sehingga pada saat menghadapi perubahan dalam dirinya, mereka sudah terbiasa untuk penyesuaian diri termasuk dalam tugas perkembangan hidupnya. Berbeda dengan wanita karir, Sadli (1984) menyatakan bahwa wanita yang berperan sebagai ibu rumah tangga memiliki angka gangguan depresi yang lebih tinggi. Hal ini dihubungkan dengan keadaan bahwa ibu rumah tangga merasa kehilangan peranannya sebagai ibu setelah anak-anaknya dewasa, seiring dengan tugas-tugasnya sebagai ibu rumah tangga yang semakin berkurang.
Oleh karena itu, Priyono (dalam Hartati, 1997) mengatakan bahwa pada umumnya wanita yang bekerja mempunyai cara berpikir yang tidak terlalu sempit, dapat bertukar pikiran dengan teman seprofesinya atau dengan orang lain dapat Jebih bebas dan merasa senang, lebih santai dan Jebih produktif dalam pekerjaannya serta lebih bahagia sebagai ibu dan istri, selain itu secara finansial wanita dengan peran ini mempunyai kepercayaan diri terhadap kemampuannya. Hubungan dengan anak-anak juga lebih intim karena waktu yang begitu langka akan dimanfaatkan dengan baik.
Selanjutnya, dalam proses penuaan sendiri mereka sering menemukan cara-cara yang tepat dan bijaksana dalam mengatasi tantangan yang dihadapi baik yang bekerja maupun tidak bekerja. Mereka memiliki pilihan untuk dapat menghadapi masa krisisnya dan melanjutkan hidupnya dengan baik.
6
Dalam penelitian ini, kita akan melihat perbedaan perilaku coping pada wanita menopause yang beke1ja dan tidak beke1ja.
1. 2. ldentifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitin ini adalah : 1. Bagaimana perilaku coping pada wanita menopause yang bekerja?
2. Bagaimana perilaku coping pada wanita menopause yang tidak bekerja? 3. Apakah ada perbedaan perilaku coping pada wanita menopause yang bekerja dan tidak bekerja?
1.3. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1.3.1. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan perilaku coping yang signifikan antara wanita menopause yang bekerja dengan yang tidak bekerja.
1.3.2. Batasan Masalah Dalam penelitian ini akan diteliti tentang perbedaan prilaku coping pada wanita menoupause yang bekerja dan tidak bekerja untuk lebih lanjutnya variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagi berikut:
8
1. 5. Manfaat Penelitian •
Memberikan infom1asi dan wawasan ilmu pengetahuan khususnya bidang psikologi klinis.
•
Membantu pembaca, khususnya para wanita yang memasuki tahap
menopause untuk mendapatkan gambaran mengenai coping, sesuai dengan perannya dalam kehidupan baik wanita yang bekerja maupun tidak. Sehingga diharapkan pada para wanita mampu dan siap menghadapi masa menopause serta dapat menerapkan pola hidup yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
1.6. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disusun berdasarkan prosedur penulisan yang telah baku dan untuk lebih jelasnya berikut ini gambaran isi skripsi, yang terbagi menjadi lima bab.
Bab I
Pendahuluan yang mencakup : Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Pernmusan dan Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab II
Kajian Teori yang terdiri dari : Dewasa Madya, Krakteristik Usia
Dewasa Mad ya, Tugas Perkembangan Usia Dewasa Mad ya, Penyesuaian Diri Terhadap Pernbahan Fisik, Menopause, Gejala
9
Menopause, Gejala Fisik menopause, Gejala Psikologis Menopause, Dampak Menopause, Definisi Coping, Fungsi Coping, Jenis-jenis
Coping, Perbedaan Perilaku Coping PadaWanita Menopause yang Bekerja dan Tidak Bekerja.
Bab III
Metodologi Penelitian yang mencakup: Metodologi Penelitian
meliputi bagian: Jenis Penelitian yang terdiri dari Pendekatan dan Metode Penelitian, Devinisi Operasioanal Variabel. Pengambilan Sampel yang terdiri dari Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel. Pengambilan data yang terdiri dari: Metode dan Instrumen Penelitian, Hasil Uji Instrumen Penelitian. Teknik Pengolahan dan Analisis Data, Prosedur Penelitian.
Bab IV
Hasil Penelitian: gambaran umum objek penelitian, dan analisis data.
Bab V
Penutup yang terdiri dari: Kesimpulan, Diskusi dan Saran.
JO
BAB II l{AJIAN TEORI 2.1. Dewasa Madya Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahanjasmani dan mental. Oleh karena usia madya merupakan period~
yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut
dibagi ke dalam dua subbagian, yaitu; usia mad ya dini yang membentang dari usia 40 hingga 50 tahun dan usia madya lanjut yang terbentang antara usia 50 sampai 60 tahun (Hurlock, 1980).
2.1.1. Karakteristik Usia Dewasa madya
Hurlock (1980) menjelaskan beberapa karakteristik usia dewasa madya yang dianggap sangat penting. Karakteristik tersebut dapat dilihat berdasarkan uraian berikut ini. 1. Usia Dewasa Madya Merupakan Periode Yang Sangat Ditakuti Semakin mendekati usia tua, periode dewasa madya semakin terasa lebih menakutkanjika dilihat dari keseluruhan kehidupan manusia. Oleh karena itu, orang-orang yang berada dalam periode ini umumnya tidak mau mengakui bahwa
11
mereka telah mencapai usia tersebut. Beberapa alasan yang berlaku bagi mereka adalah banyaknya stereotype yang tidak menyenangkan tentang usia dewasa madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi. Semua itu member pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap sikap orang dewasa pada saat memasuki usia dewasa mad ya, kebanyakan orang dewasa mad ya menjadi rindu pada masa muda mereka dan berharap dapat kembali ke masa-masa itu. 2. Usia dewasa Mad ya Merupakan Masa Transisi Hurlock (1980) menjelaskan bahwa usia ini merupakan masa transisi di mana pria dan wanita meninggalkan cirri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh cirri-ciri j asmani dan perilaku yang barn. 3. Usia Madya Adalah Masa Stres Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak homeostatis fisik dan psikologis seseorang dan membawa ke masa stres, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus di!akukan di rumah, bisnis dan aspek sosial kehidupan mereka. 4. Usia Dewasa Mad ya Adalah Usia Yang Berbahaya Usia dewasa madya dapat berbahaya dalam beberapa ha!, seperti kesusahan fisik akibat terlalu banyak bekerja rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurang memperhatikan kehidupan. Dalam beberapa kasus misalnya seorang suami
12
mengalami kebingungan ketika istrinya mengalami menopause. Hal ini tidak hanya mengganggu hubungan suami istri, tetapi dapat berakibat pada perpisahan atau perceraian. 5. Usia Dewasa Madya Adalah Usia Canggung Sama seperti remaja, bukan anak-anak dan bukanjuga dewasa, demikianjuga wanita dewasa mad ya bukan muda lagi tetapi bukan juga tua. 6. Ericson (dalam Hurlock, 1980) mengatakan bahwa selama usia madya, orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti dan tidak mengerj akan apapun lagi. 7. Usia Dewasa Madya Merupakan Masa Evaluasi Karena pada saat usia dewasa madya pada umumnya merupakan saat pria dan wanita mencapai puncak prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan orang lain. 8. Usia Dewasa Madya Dievaluasi Dengan Standar Ganda Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yang pertama adalah aspek yang berkaitan dengan perubahanjasmani, dan bagaimana para pria dan wanita menyatakan sikap terhadap usia tua. Meskipun arah perkembangannya menuju persamaan, namun antara pria dan wanita tetap memiliki perbedaan.
13
9. Usia Dewasa Madya Merupakan Masa Sepi Masa sepi disebut juga empty nest, yaitu masa ketika anak-anak tidak lama langi tinggal bersama orang tua, kecuali peristiwa kasuistik seperti terlambat menikah sehingga pada usia dewasa madya mereka masih harus mengurus anak-anak. 10. Usia Dewasa Madya Merupakan Masa Jenuh Hurlock (1980) mengemukakan bahwa banyak pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia tigapuluhan dan empatpuluhan yang disebabkan karena menipisnya kegiatan dan minimnya hiburan.
2.1.2. Tugas Perkembangan Usia Dewasa Madya Salah satu tugas perkembangan usia dewasa lanjut (wanita), menopause merupakan penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan terdapat perubahan-perubahan pada kemampuan seksual di mana pada wanita terjadi peristiwa berhentinya menstruasi, dan kehilangan peran dalam memelihara anak. Berikut ini akan dijelaskan mengenai menopause secara lebih rinci.
2.1.2.1. M.enopause Fox-spencer & Brown (2007) menjelaskan bahwa menopause adalah masa transisi dari kehidupan produktif ke kehidupan tidak reproduktif. Selanjutnya Heffner & Schust (2008) menyebutkan bahwa secara fisiologis menopause dapat dianggap
14
sebagai sindrom menghilangnya estrogen. Keadaan ini diketahui dengan berhentinya menstruasi pada mayoritas wanita.
Dalam kamus psikologi Chaplin (2006) Menopause didefinisikan sebagai periode kehidupan peada seorang wanita dengan terhentinya menstruasi. Baziad (2003) menyebutkan bahwa menopause (klimakterik) merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium.
Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha (dalam Northrup, 2006) secara klinis, menopause didefinisikan sebagai waktu di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama satu tahun yang diawali dengan tidak teratumya periode menstruasi dan diikuti dengan berhentinya masa menstruasi. Menopause adalah gejala alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi.
Menurut Marsetio & Tjokronegoro (1991), menopause adalah peristiwa biologik yang merupakan tanda suatu peralihan ke masa tua. Woods (dalam Matlin,1987) menjelaskan bahwa menopause adalah periode berhentinya menstruasi. Peristiwa ini adalah sesuatu yang khas dan wanita dapat dikatakan menopause apabila tidak mendapatkan menstruasi selama satu tahun.
15
Beberapa wanita bahkan mengalami penghentian siklus menstruasi secara tiba-tiba. Bahkan Jebih sering mereka melewati satu atau dua periode kemudian mendapatkan menstruasi normal kemudian berhenti lagi. Secara khas, masa atau hari berlangsung selama periode menstruasi akan berkurang sampai masa menstruasi berhenti (Neugarten dalam Matlin, 1987).
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa menopause adalah peristiwa yang khas ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi sebagai tanda berakhirnya masa reproduksi, seseorang dapat dikatakan menopause apabila seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi selama satu tahun. Umumnya menopause terjadi pada usia 50-an tahun, namnn ada juga wanita yang mengalami peristiwa ini lebih awal. Sebagaimana awai haid, akhir haid juga bervariasi antara perempuan yang satu dengan perempuan yang lainnya.
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause Baziad (2003) menyebutkan bahwa masuknya fase menopause dalam hidup seseorang sangat berbeda-beda. Wanita di Eropa tidak akan sama usia menopausenya dengan wanita di Asia. Menurut Baziad, faktor genetik memiliki peran terhadap usia menopause. Usia pertama menstruasi, melahirkan pada usia muda, maupun berat badan tidak terbukti mempercepat datangnya menopause. Wanita kembar dizigot atau wanita dengan siklus menstruasi memendek memasuki menopause lebih awaljika
16
dibandingkan dengan wanita yang memiliki siklus menstruasi nonual. Baziad juga menambahkan bahwa usia menopause lebih awal juga dijumpai pada wanita nulipara (wanita yang, wanita dengan wanita diabetes militus, perokok berat, kurang gizi, vegetarian, wanita dengan sosio-ekonomi rendah, dan wanita yang tinggal di ketinggian > 4000m. sedangan pada wanita yang banyak mengkonsumsi daging akan mengalami menopause lebih lambat.
B. Gejala Fisik Menopanse Baziad (2003) menyebutkan keluhan pada wanita menopause meliputi:
•
Gejolak panas (hot flushes)
70%
•
Jantung berdebar-debar
40%
•
Gangguan tidur
50%
•
Depresi
70%
•
Mudah tersinggung, merasa takut, dan lain-lain
90%
•
Sakit kepala
70%
•
Cepat lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa
65%
•
Berkunang-kunang
20%
•
Kesemutan
25%
•
Gangguan libido
30%
•
Opstipasi
40%
•
Berat badan bertambah
60%
17
•
Nyeri tulang dan otot
50%
Semua perubahan yang terjadi dalam masa menopause disebabkan oleh perubahan hormon dalam tub uh, hilangnya estrogen dan tidak adanya progesterone serta meningkatnya honnon pituitary. Estrogen adalah hormon yang aktif pada jaringan pembentuk saluran alat kelamin wanita dan pada payudara, sehingga bagian tubuh inilah yang dipengaruhi (Llwellyn-Jones, 2005). Pada saat inilah terjadi perubahan fungsi fisik dan vitalitasnya jadi semakin mundur dan berkurang (Kartono, 2007).
Dalam Manuaba (1998) disebutkan bahwa perubahan fisik meliputi perubahan kulit, lemak di bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendor dan keriput. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam (pada kulit tumbuh bintik hi tam). Perubahan juga terjadi pada proses metabolisme yang ditandai dengan menurunnya pengeluaran hormon tiroksin dan insulin, pembakaran dan keperluan tubuh menjadi menurun. Bila porsi makan tetap seperti pada usia 30 tahun, maka kelebihan bahan nutrisi akan disimpan dalam bentuk lemak dan gula, akibatnya akan terjadi kegemukan, di mana lemak akan tersimpan pada bagian bokong, payudara, dan perut. Sedangkan perubahan yang terjadi pada alat genital meliputi liang senggama terasa leering sehingga saat berhubungan seksual dapat terj adi n yeri.
18
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas. Kadang--kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock, 1980).
Hawari (1997) menggambarkan perubahan fisik yang terjadi pada wanita menopause sebagai berikut: 1. Perasaannya sebaga wanita relatifberubah menjadi seperti pria. 2. Payudara mulai mengendor, jaringan lemak pada daerah perut, paha, pinggul dan bokong mulai menyusut. 3. Kulit dan rambut dirasakan mulai kering dan mengendur. 4. Tubuh terasa panas (hot flush), ha] ini dikarenakan pada masa menopause pembuluh-pembuluh darah di bawah kulit melebar. Heffuer & Schust(2006) menyebutkan bahwa sekitar 75 % wanita menopause mengalami perasaan panas. Lebih lanjut Heffuer & Schust menambahkan bahwa Hot flushes nocturnal sering membangunkan wanita dari tidumya dan dapat menyebabkan gangguan tidur yang berat atau insomnia. Menurut Baziad (2003), semburan panas dirasakan mulai dari daerah dada dan menjalar ke leher dan kepala, kulit di daerah tersebut terlihat kemerahan meskipun rasa panas, suhu badan tetap normal. Semburan panas ini akan diikuti dengan sakit kepala, perasaan kurang nyaman, dan peningkatan frekuensi denyut nadi.
19
Dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut, wanita akan menunjukkan respon yang berbeda-beda, apaka11 mereka mampu dan siap untuk menghadapinya atau akan menimbulkan kegelisahan sehingga menimbulkan gejala gangguan psikologis.
C. Gejala Psikologis Menopause Menurnt Fox-Spencer & Brown (2007), terdapat kemungkinan yang besar bahwa seseorang akan mengalami gejala psikologis yang luas selama menopause. LlwellynJones (2005) menyebutkan bahwa seperti halnya masa pubertas yang menyebabkan seseorang harus beradaptasi, gangguan gelombang hormon pada masa menopause menjadikan kedua periode tersebut sebagai masa yang sulit.
Sehubungan dengan pernbahan-perubahan fisik di atas, terjadi pula pergeseran atau erosi dalarn kehidupan psikis pada wanita yang mengalami menopause. Pergeseran dan perubahan-pernbahan psikis ini mengakibatkan timbulnya satu !crisis, dan memanifestasikan diri dalam simtom-simtom psikologis, antara lain depresi, mudah tersinggung dan mudahjadi marah, mudah curiga, diliputi banyak kecemasan, insomnia (tidak bisa tidur) karena sangat bingung dan gelisah, dan lain-lain (Kartono, 2007).
Hawari ( l 997) menyebutkan bahwa gejala-gejala psikis yang mewarnai menopause memperlihatkan segi-segi gangguan kejiwaan, disebut sebagai sindroma menopause.
20
Saal wanita mengalami menopause, sering kali kondisi jiwanya Jabil. Artinya, mereka jadi tidak percaya diri dan perasaan yang sering berubah-ubah. (lifestyle.okezone.com).
Kuntjoro ( 2002) dalam www.e-psikologi.com menjelaskan bahwa aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial Iansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut.
Lebih lanjut Kuntjoro menjelaskan bahwa beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Adajuga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
1) Ingatan Menurnn Kuntjoro (2002) dalam www.e-psikologi.com mengatakan bahwa, gejala ini terlihat saat sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah
21
mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
2) Kecemasan Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pemah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke !uar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, ha! itu seringjuga diperkuat oleh larangan dari anak-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari orang di sekitamya; namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orangorang disekitamya telah memberi dukungan. Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak (Kuntjoro, 2002 dalam www.e-psikologi.com).
Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Davidson and Blackbum (1990) adalah sebagai berikut:
22
•
Suasana hati, yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang.
•
Pikiran, yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
•
Motivasi, yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.
•
Perilaku gelisah, yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
•
Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.
Selanjutnya Kuntjoro (2002) dalam www.e-psikologi.com menjelaskan bahwa gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau mengurangi bahaya atau ancaman.
Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini
23
berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, ha! itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis.
3) Mudah Tersinggung Kuntjoro (2002) dalam www.e-psikologi.com mengatakan bahwa gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita Jebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitifterhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitamya, terutamajika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
4) Stres Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia dan menopause. Ketegangan perasaan atau stres selalu beredar dalam lingkungan peke1jaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stres dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam (Kuntjoro, 2002 dalam www.e-psikologi.com).
24
Da!am kamus Psikologi (Chaplin, 2005) stres merupakan suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Wangsa (2009) menyebutkan bahwa stres berasal dari bahasa latin yaitu "stringere" yang mempunya arti ketegangan, dan tekanan. Stres merupakan reaksi yang tidak diharapkan yang disebabkan oleh tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang di mana keseimbangan antara kekuatan dan kemampuannya terganggu.
5) Depresi
Menurut Lubis (2009) Depresi adalah gangguan mood. Kata "mood" menggambarkan emosi seseorang, serangkaian perasaan yang menggambarkan kenyamanan atau ketidaknyamanan emosi. Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi di tengah masyarakat yang berawal dari stres yang tidak di atasi, maka seseorang akan jatuh ke fase depresi. Penyakit ini kerap diabaikan karena dianggap bisa hilang sendiri tanpa pengobatan.
Data yang dihimpun oleh World Bank menyebutkan prevalensi terjadinya depresi sekitar 30% terjadi pada wanita dan 12,6% dialami oleh pria (Desjarlais dalam Lubis 2009). Dengan demikian secara kasar dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada pria.
Sedangkan depresi dalam konteks menopause diinterpretasikan sebagai kajadian biologis yang diartikan sebagai kehilangan peran inti. Kondisi semacam ini akan
25
mudah dialami oleh wanita usia dewasa mad ya yang berada dalam lingkungan budaya di mana sejak usia gadia ia harus belajar untuk selalu menampilkan dirinya menarik (bagi lawanjenis), bersikap meladeni (orang lain), pada usia tertentu harus dapat menemukan jodoh (menikah) dan menjadi ibu. Bila yang bersangkutan sejak usia gadis tersebut mengikuti budaya ini secara total, maka ia akan mudah menganggap kejadian proses menua sebagai peristiwa kehilangan kecantikan, harus melepaskan anak-anak yang dicintai (karena telah dewasa), kehilangan rasa dibutuhkan orang lain (anggota keluarganya) karena masing-masing sudah mempunyai kesibnkan sendiri. Sehubungan dengan ini, ia akan dapat dengan mudah merasa bahwa hidupnya tidak berguna lagi karena peranan-peranan yang telah ia persiapkan sewaktu muda tidak lagi relevan (Sadli, 1984).
Berat-ringannya ganguan ini sangat tergantung pada penurunan aktivitas indung telur, sosial budaya, dan lingkungan serta penerimaan psikologik seorang wanita tentang keadaannya (Lithfiah & Sri M. D, 2006).
Menurut Greenwood (1986) kekalutan emosi selama menopause disebabkan oleh perubahan penting yang secara kebetulan bersamaan waktunya, yakni budaya yang ada pada lingkungan dan perubahan yang disebabkan oleh hormon. Dua faktor ini sebenamya telah menjadi perdebatan penting di lingkungan psikologi, karena persoalan ini selain kompleks (rumit) juga saling berhubungan. Kedua faktor ini akan dibahas lebih lanjut.
26
b. Faktor Budaya Dal am budaya masyarakat kita, wanita identik dengan penampilan lahiriab, mode, bentuk tub uh dan kemudaan. Hal ini menyulitkan wanita saat mencapai usia paruh baya. Terutama bagi mereka yang memanfaatkan kesan glamour dan seksi untuk menarik perhatian kaum pria dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap diri sendiri. Bagi wanita-wanita seperti ini akan menganggap bahwa ha! ini adalah bencana jika suaminya meninggalkan dirinya untuk mendapatkan teman hidup yang muda. Wanita dengan karakter demikian akan merasa bahwa dirinya sudah tidak diinginkan lagi. Semua perasaan ini dapat menyebabkan kegelisahan serta tekananjiwa dan membutuhkan pertolongan medis. b. Faktor Hormon Honn on adalah suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tertentu dalam tubuh (tidak semua kelenjar menghasilkan hormon), yang efeknya mempengaruhi kerja alat-alat tubuh yang lain. Estrogen dan progesterone pada wanita disebut honnon kelamin (sex hormone). Estrogen pada wanita menampilkan tanda-tanda kewanitaan seperti kulit halus, suara lemab lembut, payudara membesar, dan lain-lain. Saat menopause, produksi hormon estrogen dihentikan. Selanjutnya problem psikologis akan timbul jika wanita tersebut terlalu mengagungkan fungsi kembang biak dan datangnya menstruasi sebagai lambing kewanitaan. Secara biologik, menurunnya produksi estrogen memang mempengaruhi beberapa bagian tubh yang lainnya. Terhadap DNA, estrogen berpengaruh meningkatkan kemampuan sintesa protein. Berhentinya produksi
27
estrogen berarti juga menurunnya kemampuan sintesa protein oleh DNA (Sadli, 1984).
Selain itu, tekananjiwa dan kegelisahan dapat ditelaah dari segi pandangan biokimia. Otak menghasilkan zat-zat tertentu yang membuat diri kita merasa puas dan bahagia, sebagai tanggapan atas latihan olahraga, makanan, cinta, meditasi dan rangsangan lainnya. Senyawa lainnya dalam otak dapat membuat kita merasa kesal dan mengalami tekanan jiwa.
2.2. Perilaku Coping Secara teoritis, usaha yang dilakukan inividu untuk mencari jalan keluar dari masalah agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dapat dikatakan Coping
Strategy (Safaria & saputra, 2009).
2.2.1. Definisi Coping " To cope with" adalah ungkapan sehari-hari di Inggris. Secara harafiah "to cope with" adalah untuk menghadapi suatu musuh atau rintangan (Webster, 1979 dalam Rice, 1998). Istilah ini cocok untuk pembahasan mengenai tekanan, karena tekanan pada unmmnya dipandang sebagai suatu musuh atau sesuatu yang mengancam keselamatan (Rice, 1998)
l
28
--------·--->W".,,.,,.1'1&~<>=·--
'
PERPUSTAKAAN UTAMA
UIN SYAH ID JAKARTA
Lazanus dalam Safari a & Saputra (2009) mengungkapkan bahwa coping merupakan strategi untuk manajemen tingkah laku kepada pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis, berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata, dan coping merupakan semua usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan.
MacArthur & MacArthur (1999) dalam d-tarsidi.blogspot.com (2008) mendefinisikan strategi coping sebagai upaya-upaya khusus, baik behavioral maupun psikologis, yang digunakan orang untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau meminimalkan dampak kejadian yang menimbulkan stres.
Coping behavior didefinisikan sebagai tingkah laku atau tindakan penanggulangan, di mana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitamya, dengan tujuan menyelesaikan sesuatu (stressor) dalam bentuk tugas atau masalah (Chaplin, 2006).
Dodds (1993) dalam d-tarsidi.blogspot.com (2008) mengemukakan bahwa pada esensinya, strategi coping adalah strategi yang dipergunakan individu untuk melakukan penyesuaian antara sumber-sumber yang dimilikinya dengan tuntutan yang dibebankan lingkungan kepadanya.
Ahli lain yang mengemukakan tentang coping Matheny, dkk (dalam Safaria & Saputra, 2009) mendefinisikan coping sebagai segala usaha, sehat maupun tidak
29
sehat, positifmaupun negatif, usaha kesadaran dan ketidaksadaran untuk mencegah, menghilangkan, atau melemahkan stressor, atau untuk meberikan ketahanan terhadap dampak stres. Murphy (Safaria & Saputra, 2009) mengatakan bahwa tingkah laku coping sebagai segala usaha untuk mengatasi suatu situasi baru yang secara potensial dapat mengancam, menimbulkan frustasi dan tantangan.
Menurut Fleming, dick (dalam Uyun, 2007), coping dapat diartikan sebagai upaya kognitif dan perilaku yang digunakan individu untuk mengurangi efek stres. Selanjutnya Moos (dalam Uyun, 2007) mengatakan bahwa coping adalah kecendrungan respon yang menetap dalam menghadapi stres dengan cara yang khusus.
Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa coping menghasilkan dua tujuan, pertama individu mencoba untuk mengubah hubungan antara dirinya dengan lingkungannya agar mendapatkan basil yang baik. Kedua, individu biasanya berusaha untuk meredakan atau menghilangkan beban emosional yang dirasakannya.
30
2.2.2. Komponen dalam Coping Rudolph, Dennig, dan Weisz (1995) dalam Rice, 1998 memperkenalkan tiga komponen dalarn coping, yang terdiri dari coping response, coping goal, dan coping
outcome. 1. Coping response, adalah tindakan yang disengaja baik mental atau fisik yang merupakan respon atas kejadian menekan (stressor). 2.
Coping goal, digambarkan sebagai sasaran atau tujuan yang dicapai oleh coping response yakni untuk menghapuskan atau mengurangi tingkatan tekanan.
3. Coping outcome, yaitu konsekuensi atau basil yang diterima apakah itu baik atau tidak.
2.2.3. Proses Terjadinya Coping Lazarrus (Safaria & Saputra, 2009) mengatakan bahwa ketika individu berhadapan dengan lingkungan yang baru atau perubahan lingkungan (situasi yang penuh tekanan), maka akan melakukan penilaian awal (primary appraisal) untuk menentukan arti dari kejadian tersebut. Kejadian tersebut dapat ditafsirkan sebagai ha! yang positif, netral, atau negatif.
Setelah penilaian awal, maka selanjutnya penilaian sekunder akan muncul (secondmy
appraisal). Penilaian sekunder ialah pengukuran terhadap kemampuan individu dalam mengatasi tekanan yang ada. Setelah memberikan penilaian sekunder, individu
31
akan melakukan penilaian ulang (re-appraisal) yang akhimya mengarah pada pemilihan strategi coping untuk penyelesaian rnasalah yang sesuai dengan situasi yang dihadapinya.
Dalarn memilih strategi coping yang akan dipakai, individu dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor ekstemal yakni rneliputi ingatan pengalarnan dan berbagai situasi yang penting dalarn kehidupan, dan faktor internal meliputi gaya coping yang biasa dipakai seseorang dalam kehidupan sehari-hari dan kepribadian dari individu tersebut. Setelah keputusan dibuat untuk rnenentukan strategi coping yang dipakai, dengan mempertimbangkan faktor ekstemal dan internal, individu akan melakukan pemilihan strategi coping yang sesuai dengan situasi tekanan yang dihadapinya.
2.2.4. Fungsi Coping Lazarrus (Safaria & saputra, 2009) mengernukakan dua fungsi coping, di antaranya: •
Yakni untuk mengontrol respon emosional terhadap situasi yang sangat menekan. Beberapa cara untuk mengatur respon emosi, antara lain: a. mencari dukungan sosial dari sahabat atau keluarga b. melakukan aktivitas yang disukai; olahraga, menonton film untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang sedang dihadapi. c. Penggunaan alkohol atau obat-obatan. d. Berpikir dan memberikan penilaian terhadap masalah yang sedang dihadapi.
32
•
Mengurangi stressor, dengan mempelajari cara-cara atau keterampilanketerampilan yang baru digunakan untuk mengubah situasi, keadaan, atau pokok permasalahan. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini apabila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi (Smet dalam Safaria & Saputra, 2009)
2.2.5. Jenis-jenis Coping 1. Emotional Focused Coping Strategi emotion-focused coping adalah upaya untuk mengontrol konsekuensi emosional dari peristiwa yang menimbulkan ketegangan. Strategi ini biasanya dipergunakan untuk menghadapi stressor yang dipersepsi sebagai knrang dapat dikendalikan (Tarsidi, 2008 dalam d-tarsidi.blogspot.com).
Folkman & Lazarrus (dalam Safaria & Saputra, 2009) mengungkapkan beberapa aspek emotional focused coping yang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukannya. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: a. Seeking social emotional support, yakni mencoba memperoleh dukungan secara emosional maupun sosial dari orang lain. b. Distancing, yaitu mengelnarkan upaya kognitif untuk melepaskan diri dari masalah dan membuat harapan positif. c. Escape avoidance, yaitu menghayal mengenai situasi atau melakukan tindakan atau menghindar dari situasi yang tidak menyenangkan. Individu
33
membayangkan bahwa pennasalahannya akan segera pergi dan mencoba untuk tidak memikirkan mengenai masalah dengan tidur, merokok atau menggunakan alkohol secara berlebihan. d. Self control, yakni mencoba untuk mengatur perasaan diri sendiri atau tindakan sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. e. Accepting responsibility, yaitu menerima masalah yang dihadapi serta mencoba memikirkan solusi yang terbaik bagi pemrnsalahan tersebut.
f Positifreappraisal, yaitu memberi nilai positif dari situasi pada masa perkembangan kepribadian dengan pendekatan religius.
2. Problem Focused Coping
Strategi problem focused-solving adalah upaya untuk melakukan suatu aktivitas untuk menghilangkan keadaan yang menimbulkan tekanan. Strategi ini biasanya dipergunakan untuk menghadapi masalah-masalah yang cenderung dapat dikendalikan (Tarsidi, 2008 dalam d-tarsidi.blogspot.com).
Berikut ini adalah aspek-aspek problem focused coping yang diidentifikasikan oleh Folkman & LazaiTus (dalam Safaria & Saputra, 2009) yang merupakan hasil penelitian-penelitiannya. Aspek tersebut adalah: a. Seeking informational support, yaitu mencoba untuk memperoleh infonnasi dari orang lain, seperti dokter, psikolog atau guru tentang pennasalahan yang sedang dihadapi.
34
b. Confrontive coping, yakni melakukan penyelesaian masalah secara konkret. c. Planful problem-solving, yaitu menganalisis setiap situasi yang menimbulkan masalah serta barusaha mancari solusi secara langsung terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya orang menggunakan keduajenis strategi coping tersebut untuk menghadapi peristiwa-peristiwa yang menimbulkan stres. Lebih menonjolnya penggunaan satujenis strategi dibandingjenis lainnya sebagian ditentukan oleh gaya personal (misalnya ada orang yang lebih aktif daripada yang laim1ya) dan juga oleh jenis peristiwa yang menimbulkan stres itu.
Coping juga dapat diklasifikasikan sebagai active coping strategies dan avoidant coping strategies (MacArthur & MacArthur, 1999 dalam d-tarsidi.blogspot.com). Active coping strategies adalah upaya behavioral atau psikologis yang dirancang untuk mengubah hakikat stressor itu sendiri atau mengubah earn berpikir tentang penyebab stres itu, sedangkan avoidant coping strategies adalah upaya untuk menghindari berhubungan langsung dengan peristiwa penyebab stres dengan melakukan aktivitas seperti penggunaan alkohol atau secara psikologis menjauhkan diri dari sumber stres. (Folkman & Lazarus, 1980 dalam d-tarsidi.blogspot.com).
35
2.3. Perilaku Coping Wanita Menopause yang Bekerja dan Tidak Bekerja Coping merupakan strategi untuk memanajemen tingkah laku kepada pemecahan
masalah yang paling sederhana dan realistis, serta berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata dan coping merupakan semua usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan (Safaria & Saputra, 2009).
Ada perbedaan yang menarik, bagaimana budaya dan gender mempengaruhi tipe coping yang digunakan. Chang (2000) dalam wangmuba.com, menemukan kesamaan
memandang pentingnya coping yang berfokus pada emosi yang digunakan oleh kelompok Asia Amerika dengan coping yang berfokus pada problem yang digunakan oleh kelompok Kaukasian Amerika. Seiffge-Krenke dan Shulman (1990) dalam wangmuba.com, menemukan bahwa perbedaan budaya dalam coping antara remaja Jennan dan Istrael. Remaja Jerman cenderung menggunakan perilaku coping yang aktif seperti mencari nasehat dan dukungan sosial, sedangkan remaja Israel cenderung untuk menggunakan perilaku yang lebih internal seperti mencari pemecahan sendiri (Price & Crapo, 2002 dalam wangmnba.com). Mereka jnga menemukan bahwa gadis Jerman dan Israel cenderung untuk mencari dukungan sosial dibandingkan laki-laki, gadis jerman yang paling condong untuk menarik diri sebagai perilaku untuk bertahan.
36
Safaria & Saputra (2009) menambahkan bahwa setiap individu akan berbeda-beda dalam menggunakan coping-nya dalam menghadapi setiap masalah yang sama, semuanya tergantung seberapa baik individu tersebut dalam mengamati perbedaan antara situasi yang menekan dan sumber kekuatan dalam dirinya.
Berbicara mengenai masalah-masalah yang dialami wanita di usia dewasa madya dalam ha! ini menopause, Sadli (1984) memaparkan bahwa ahli-ahli yang memakai pendekatan bio-sosial mengemukakan bahwa masalah-masalah tersebut merupakan suatu pengaruh yang kompleks dari tiga faktor yang saling berpengaruh. Faktor tersebut adalah: 1. Cara suatu lingkungan budaya menetapkan status wanita sebagai anggota masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam aturan-aturan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh wanita, dan apa yang diharapkan darinya dalam mengisi peranannya. 2. Ciri-ciri lchas pribadinya. Hal ini merupakan hasil perpaduan dari aspek heriditer dan pengalaman-pengalamannya. 3. Lingkungan lchususnya. Hal ini berhubungan dengan suammya, besamya keluarga, status sosial-ekonominya, dan lain sebagainya.
Dalam kaitannya dengan menopause dan perbedaan perilaku coping antara wanita yang bekerja dan tidak bekerja, Priyono (dalam Hartati, 1997) mengatakan bahwa pada umumnya wanita yang bekerja mempunyai cara yang tidak terlalu sempit, dapat
37
bertukar pikiran dengan teman seprofesinya atau dengan orang lain dapat lebih bebas dan merasa senang, lebih santai dan lebih produktif dalam pekerjaannya serta lebih bahagia sebagai ibu dan istri, selain itu secara finansial wanita dengan peran ini mempunyai kepercayaan diri terhadap kemampuannya. Hubungan dengan anak-anak juga lebih intim karena waktu yang begitu langka akan dimanfaatkan dengan baik.
Jika selama ini ada anggapan yang menyebutkan wanita karir susah membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga ada baiknya mulai berpikir Jagi. Ilmuwan di Inggris menyebutkan berkutat dengan karir, menjadi istri sekaligus ibu akan membuat wanita tetap sehat. Dal am sebuah penelitian terhadap wanita Inggris yang lahir pada 1946, ilmuwan menemukan mereka yang memiliki sejumlah peran, seperti sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga, atau menjadi single parent sambil bekerja cenderung memiliki kondisi kesehatan yang jauh Jebih baik dibanding mereka yang melulu hanya sebagai ibu rumah tangga. Dalam laporan tersebut tertulis wanita yang memiliki dua atau lebih peran dalam kurun waktu yang cukup lama memiliki kondisi kesehatannya tetap baik pada saat ia mencapai usia 54 tahun. Wanita karir cenderung memiliki kondisi kesehatan yang umumnya baik karena mereka mengkombinasikan karir dan keluarga dalam menjalani kehidupan (Antz, 2006 dalam www.doktertomi.com).
39
menginjak usia dewasa, selain aktivitas sebagai ibu rumah tangga yangjuga mulai berkurang (Sadli, 1984).
Antz (2006) dalam www.doktertomi.com mengatakan bahwa wanita yang memiliki satu peran saja dalam kehidupannya misalnya hanya menjadi ibu rumah tangga atau wanita berkerja yang tetap melajang umumnya mengalami penurunan kondisi kesehatan yang cukup nyata setelah mencapai usia paruh baya.
Namun, Kartono (2007) mengatakan bahwa para wanita yang pada masa mudanya diserap oleh fungsi reproduksi dengan melahirkan banyak anak secara berturut-turut, pada masa menopause bias menyalurkan aktivitasnya ke dalam macam-macam kegiatan, seperti kegiatan sosial, dengan semangat tinggi terjun di bidang politik, menggali bakat-bakat masa mudanya yang ditinggalkan ketika ia menjelang usia adolesen atau sesudah menikah misalnya; melukis, memahat, menyanyi, memainkan musik, dan lain-lain. Ada juga ibu-ibu setengah baya yang mengembangkan suatu seni, keterampilan, hobi, dan lain-lain.
Banyak wanitafeminin ketika masa mudanya bersediadengan ikhlas menyisihkan kegiatan dan interest pribadinya demi kebahagiaan anak dan suaminya, juga demi kesempurnaan fungsi keibuannya. Oleh karena fungsi reproduksinya yang
40
sudah selesai, maka pada periode klimakteris, wanita ini mulai menggali lagi semua kemampuan melukis, bakat intelektual, dan bakat artistiknya. Misalnya melukis, menulis novel, menyanyi, memainkan alat music, bergiat di bidang sosial, politik, dan lain-lain. Dengan meningkatnya aktivitas tersebut pada hakekatnya merupakan bentuk protes, yaitu sebagai bukti penguatan, bahwa wanita itu bukan hanya untuk melahirkan saja, akan tetapi wanita juga mempunyai kemampuan intelektual yang berkualitas tinggi.
2.3. Kerangka Berpikir
Emotional Focused Coping
Wanita Bekerja
Menopause Problem Focused Coping
Wanita Tidak Bekerja
2.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah peneliian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
41
relevan, belum didasarkan pada fakta empiris yang dperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2007).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ha: Ada perbedaan yang signifikan antara wanita menopause yang bekerj a dan tidak bekerj a dalam mengatasi stres
Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara wanita menopause yang bekerja dan tidak bekerj a dalam mengatasi stres.
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yakui penelitian yang berupa angka-angka dan analisa penggunaan statistik dan berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian (Sugiyono, 2007). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif, yaitu penelitian yang membandingkan dua fenomena atau lebih. Penelitian ini mencari permasalahan dan perbedaan fenomena yang selanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan yang ada (Arikunto, 2002).
3.2. Variabel Penelitian 3.2.1. Identifikasi Variabel Variabel yang menjadi objek penelitian ini adalah: I. Variabel bebas (Independent Variable): Wanita Menopause yang bekerja dan tidak bekerja. 2. Variabel Terikat (Dependent Variable): Perilaku Coping
43
3.2.1. Definisi Variabel Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha (dalam Northrup, 2006) secara klinis, menopause didefinisikan sebagai waktu di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama satu tahun yang diawali dengan tidak teratumya periode menstruasi dan diikuti dengan berhentinya masa menstruasi. Menopause adalah gejala alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi.
Sedangkan coping menurut Lazarus dalam Safaria & Saputra (2009) adalah merupakan strategi untuk manajemen tingkah laku kepada pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis, berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata, dan coping merupakan semua usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap tuntutantuntutan.
3.2.2. Definisi Operasional Variabel Operasional variabel perilaku coping adalah skor yang diperoleh dari skala yang mengungkapkan tentang strategi pemecahan masalah melalui Emotional Focused Coping dan Problem Focused Coping. Indikator coping emotional focused adalah Seeking social emotional support, Distancing, Escape avoidance, Self control, Accepting responsibility, dan Positifreappraisal. Indikator coping problem focused
45
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dala populasi itu (Sugiyono, 2007) Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah: I. Wanita menopause, yakni waktu di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama satu tahun yang diawali dengan tidak teratumya periode menstruasi dan diikuti dengan berhentinya masa menstruasi. Menopause adalah gej ala alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi. 2. Wanita menopause yang bekerja adalah wanita yang memperoleh/mengalami perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, jabatan dan lain-lain yang sudah tidak mengalami menstruasi selama satu tahun yang diawali dengan tidak teratumya periode menstruasi dan diikuti dengan berhentinya masa menstruasi. Menopause adalah gejala alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi. 3. Wanita menopause yang tidak bekerja adalah wanita sebagai ibu rumah tangga dengan tugas pokoknya adalah merawat, mengasuh, dan membesarkan anak-anak yang sudah tidak mengalami menstruasi selama satu tahun yang diawali dengan tidak teratumya periode menstruasi dan diikuti dengan berhentinya masa menstruasi. Menopause adalah gejala alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi.
46
3.4. Pengumpulan Data, Metode dan Instrumen Penelitian 3.4.1. Metode dan Instrumen Penelitian Penelitan ini menggunakan instrumen pengumpulan data yaitu skala pengukuran perilaku coping pada wanita menopause yang bekerja dan tidak bekerja.
Skala perilaku coping dirancang peneliti berdasarkan teori menggunakan skala model Liker/. Skala Liker/ digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2007)
Skala yang digunakan untuk mengukur perilaku coping disusun berdasarkan teori Lazarus (1983) dalam Safaria & Saputra (2009) yang mengelompokkan coping menjadi dua jenis yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. Dalam penelitan ini memiliki 4 altematif jawaban, yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS) Skoring untuk respon jawaban pada skala adalah seperti terlihat dibawah ini : •
skor untuk item favorable adalah: SS=4, S=3, TS=2,STS=l
•
skor untuk item unfavorable adalah: SS=l, S=2, TS=3, STS=4
47
Tabel 3.1 Blue Print Skala Perilaku Coping
No
I.
Apek Yang Diuknr
lndikator
Favorable
Unfavorable
Total
Emotional Focused Coping a. Seeking social emotional support
Mencari dukungan secara emosional n1aupun sosial dari orang lain.
1,7
4,11
4
b. Distancing
Mengeluarkan upaya kognitif untuk melepaskan diri dari masalah atau membuat suatu harapan positif.
16,20
8,23
3
c. Escape avoidance
Menghayal mengenai situasi atau melakukan tindakan atau menghindar dari situasi yang tidak menyenangkan.
26,33
30,42
4
d. Self control
Mencoba untuk mengatur perasaan diri sendiri atau tindakan dalam hubungannya untuk menyelesaikan masalah
37,43
40, 18
4
e. Accepting responsibility
Menerima atau menjalankan masalah yang dihadapinya
45,9
5,39
4
48
sementara mencoba untuk memikirkan jalan keluarnya
f. Posit if
Mencoba untuk membuat suatu arti positif dari situasi dalam mas a perkembangan kepribadian, kadang-kadang dengan sifat religius.
14, 24,35
a. Seeking informational support
Mencoba memperoleh informasi dari orang lain.
3, 10, 44, 25
b. Confrontive cop mg
Melakukan penyelesaian masalah secara konkret
17,31,38,29
c. Planful problemsolving
Menganalisis setiap situasi yang menimbulkan masalah serta mencari solusi secara langsung terhadap masalah yang dihadaninva.
reappraisal
2.
28,41
5
Problem Focused Coping
Total
2, 13, 6, 32
25
12, 19, 34
7
15,21,36
7
22,27
7
20
45
49
3.4.2. Hasil Uji Coba Alat Ukur Perilaku Coping Untuk menganalisis validitas butir item perilaku coping dengan menggunakan penghitungan SPSS 16.0 dengan memasukkan skor tiap butir item. Butir item dinyatakan valid jika memiliki koefisien diantara 0,30 - 0.50, artinya telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi lembaga pelatihan (Azwar, 2006). Hasil penghitungan uji coba dengan menggunakan teknikpearson product
moment dihasilkan 26 item valid dari 45 item skala prilaku coping yang diujicobakan. Item yang dinyatakan valid ini karena memiliki nilai r hitung > 0.3.
Reliabilitas pada skala perilaku coping dihitung dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Setelah dihitung, maka diperoleh nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0.836. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur skala prilaku coping yang ada memiliki reliabilitas baik sehingga memungkin.kan atau layak digunakan dalam penelitian. Tabet 3.2 Blue Print Skala Perilaku Coping Setelah Try Out No
Apek Yang
lndikator
Favorable
Unfavorable
Total
4,11 *
3
8,23*
2
Diukur
I.
Emotional Focused Coping
g. Seeking social emotional support
h. Distancing
Mencari dukungan secara emosional maupun sosial dari orang lain. Mengeluarkan upava ko1mitif
1,7
16,20*
50
untuk melepaskan diri dari masalah atau membuat suatu harapan positif.
Escape avoidance
Menghayal mengena1 situasi atau melakukan tindakan atau menghindar dari situasi yang tidak menyenangkan.
26,33*
30,42*
2
Self control
Mencoba untuk mengatur perasaan diri sendiri atau tindakan dalam hubungannya untuk menyelesaikan masalah
37,43
40*, 18
3
k. Accepting responsibility
Menerima atau menjalankan masalah yang dihadapinya sementara mencoba untuk memikirkan jalan keluarnya
45, 9
5,39*
3
I. Positif reappraisal
Mencoba untuk membuat suatu arti positif dari situasi dalam masa perkembangan kepribadian, kadang-kadang dengan sifat reli!!ius.
l.
14*, 24*,35
28,41*
I
51
2.
Problem Focused Coping d. Seeking informational support e. Confrontive coping
f. Planjiil problemsolving
Mencoba memperoleh informasi dari orang lain. Melakukan penyelesaian masalah secara konkret Menganalisis setiap situasi yang menimbulkan masalah serta mencari solusi secara langsung terhadap masalah yang dihadapinya.
Total
3, 10, 44, 25*
12*, 19*, 34
4
17,31,38,29
15,21 *,36*
4
2, 13*, 6, 32*
22,27*
3
18
8
26
*) item yang gugur saat UJI coba
3.4.3. Teknik Analisis Data Setelah data diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus Chi-Square, karena setelah dilakukan uji normalitas, sebaran data tidak berdistribusi normal. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Chi-Square sebagai berikut:
52
Keterangan: X 2 = Nilai Chi-square Fo = Frekuensi yang diperoleh (Obtained Frequency) Fe= Frekuensi yang diharapkan (Expected frequency)
3.4.4. Uji Validitas Validitas menurut Azwar (2006) adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukumya. Suatu instrumen dikatakan valid memiliki tingkat validitas yang tinggi. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan, bahwa ada yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji validitas skala dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan skor total. Adapun rum us yang digunakan adalah rumus product moment sebagai berikut:
rxy = _LXY-(L:;X)(L:;Y)/n ,l[NL;X2-(L;X)
21 "] [
NL:;Y2-(L:;Y)2]
54
3.5. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 3.5.1. Persiapan Penelitian I)
Dimulai dengan perumusan masalah
2)
Menentukkan variabel yang akan diteliti
3)
Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian.
4)
Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala coping berisi 60 item pernyataan.
5)
Menentukkan lokasi dan menyelesaikan administrasi perizinan. Setelah jumlah item pernyataan tersusun, lalu dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument. Uji coba dilakukan pada tanggal 26 November 2009 sampai dengan 27 November 2009, yang diberikan pada wanita menopause yang bekerja dan tidak bekerja yang tergabung dalam kelompok Majlis Ta'lim Al-Barakah di Desa Dukuh Indramayu.
3.5.2. Pelaksanaan Penelitian Setelah melakukan proses persiapan penelitian, dan kedua alat ukur memenuhi standar validitas, maka kedua skala tersebut disebarkan sesuai dengan responden penelitian. Subjek dalam penelitian ini yaitu perilaku coping pada wanita menopause yang bekerja dan tidak bekerja yang tergabung dalam Majlis Ta'lim Al-Barakah di Desa Dukuh Indramayu.
55
BAB IV ANALISIS DATA DAN PERSENTASI
4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok Majlis ta'lim Al-Barakah di Desa Dukuh Indramayu yang berjumlah 100 wanita menopause yang terbagi menjadi dua kelompok yakni 50 wanita menopause yang bekerja, dan 50 wanita menopause yang tidak bekerja.
4.1.1 Gambaran Umum Wanita Menopause Berdasarkan Usia Berdasarkan kategori usia, sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok: a. Kategori sampel berdasarkan usia wanita menopause yang bekerja
Tabel 4.1. Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Bekerja Berdasarkan Usia Usia 40-45 Tahun 46-50 Tahun 51-55 Tahun Total
Frequensi 3 37 10 50
Persentasi (%) 6% 74% 20% 100%
56
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sampel berdasarkan usia wanita menopause yang bekerja adalah 6% berusia 40-45 tahun, 74% berusia 46-50 tahun, dan 20% berusia 51-55 tahun dari 50 orang responden. b. Kategori sampel berdasarkan usia wanita menopause yang tidak bekerja Tabet 4.2 Gambaran Umnm Wanita Menopause Yang Tidak Bekerja Berdasarkan Usia
Usia 40-45 Tahun 46-50 Tahun 51-55 Tahun Total
Frequensi 1 42 7 50
Persentasi (%) 2% 84% 14% 100%
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sampel penelitian berdasarkan usia wanita menopause yang tidak bekerja adalah 2% sampel berusia 40-45 tahun, 84% sampel berusia 46-50 tahun, dan 14% sampel berusia 51-55 tahun.
4.1.2. Gambaran Umum Wanita Berdasarkan Lamanya Menopause Berdasarkan lamanya menopause, sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok: a. Gambaran um um responden wanita menopause yang bekerja berdasarkan lamanya menopause.
57
Tabet 4.3 Gambaran Umum \Vanita Menopause Yang Bekerja Berdasarkan Lamanya Menopause Lamanva Menopause 1-2 Tahun Lebih dari 2 Tahun Total
Freauensi 37 13 50
Persentasi (%) 74% 26% 100%
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sampel wanita menopause yang bekerja berdasarkan lamanya menopause 1-2 tahun sebanyak 74%, dan lamanya menopause lebih dari 2 tahun sebanyak 26% dari total sampel sebanyak 50 orang. Pada kategori ini, mayoritas wanita yang bekerja sudah mengalami menopause selama 1-2 tahun yakni sebanyak 37 orang dari 50 responden wanita menopause yang bekerja.
b. Gambaran umum responden wanita menopause yang tidak bekerja berdasarkan lamanya menopause.
Tabel 4.4 Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Tidak Bekerja Berdasarkan Lamanya Menopause Lamanya Menooause 1-2 Tahun Lebih dari 2 Tahun Total
Frequensi 42 8 50
Persentasi (%) 84% 16% 100%
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sampel wanita menopause yang bekerja berdasarkan lamanya menopause 1-2 tahun sebanyak 84%, dan lamanya menopause lebih dari 2 tahun sebanyak 16% dari total sampel sebanyak 50 orang. Pada kategori ini,
58
umumnya wanita menopause yang tidak bekerja sudah memasuki masa menopause antara 1-2 tahun, yakni sebanyak 42 orang dari 50 responden wanita menopause yang tidak bekerj a.
4.1.3. Gambaran Umum Wanita Menopause Berdasarkan Status Pernikahan Berdasarkan status perkawinan, sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok: a. Gambaran umum wanita menopause yang bekerja berdasarkan status pernikahan Tabel 4.5 Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Bekerja Berdasarkan Status Pernikahan Status Perkawinan
Frequensi
Persentasi (%)
Menikah
43
86%
Janda
6
12%
Tidak Menikah
I
2%
Total
50
100%
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa wanita menopause yang bekerja berdasarkan status pernikahan yakni 86% wanita menopause yang berstatus menikah, 12% wanita menopause yang berstatus janda, dan 2% wanita menopause yang berstatus single atau tidak menikah. Berdasarkan kategori tersebut, mayoritas wanita menopause yang
59
bekerja berstatus menikah yakni sebanyak 43 orang dari 50 responden wanita menopause yang bekerja.
b. Gambaran um um wanita menopause yang bekerja berdasarkan status pemikahan Tabel 4.6 Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Tidak Bekerja Berdasarkan Status Pernikahan
Status Perkawinan
Frequensi
Persentasi (%)
Menikah Janda Tidak Menikah
36 14
-
72% 28% 0%
Total
50
100%
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa wanita menopause yang tidak bekerja berdasarkan status pemikahan yakni 72% wanita menopause yang berstatus menikah, 28% wanita menopause yang berstatus janda, dan tidak ada wanita menopause yang berstatus single atau tidak menikah. Berdasarkan kategori tersebut, mayoritas wanita menopause yang bekerja berstatus menikah yakni sebanyak 36 orang dari 50
responden wanita menopause yang tidak bekerja.
60
4.1.4. Gambaran umum Wanita Menopause Berdasarkan Pendidikan Terakhir Berdasarkan pendidikan terakhir, sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok: a. Gambaran umum wanita menopause yang bekerja berdasarkan pendidikan terakhir Table 4.7 Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Bekerja Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakbir SMP SMA/Sederajat Sl/S2
Frequensi
Persentasi (%)
3 32 15
6% 64% 30%
Total
50
100%
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa wanita menopause yang bekerja berdasarkan pendidikan terakhir yaitu 6% sampel dengan pendidikan SMP, 64% sampel dengan pendidikan SMA/sederajat, dan 30% sampel dengan pendidikan S l/S2. Berdasarkan kategori ini, mayoritas wanita menopause yang bekerja berpendidikan SMA/sederajat, yakni sebanyak 32 orang dari 50 responden wanita menopause yang bekerja.
61
c. Gambaran umum wanita menopause yang bekerja berdasarkan pendidikan terakhir Tabel 4.8 Gambaran Umum Wanita Menopause Yang Tidak Bekerja Berdasarkan Pendidikan Terakhir Status Perkawinan
Frequensi
Persentasi (%)
SMP SMAJSederajat Sl/S2
11
39
-
22% 78% 0%
Total
50
100%
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa wanita menopause yang tidak bekerja berdasarkan pendidikan terakhir yakni 22% wanita menopause yang berpendidikan SMP, 78% wanita menopause yang berpendidikan SMAJSederajat, dan tidak ada wanita menopause yang pendidikan S 1/S2. Berdasarkan kategori tersebut, mayoritas wanita menopause yang bekerja berpendidikan SMA/Sederajat yakni sebanyak 39 orang dari 50 responden wanita menopause yang tidak bekerja.
63
yang didapat < 0.05, maka sebaran data yang didapat dalam penelitian ini tidak berdistribusi nonnal.
Coping Normal Q-Q Plots
Normal Q-Q Plot of Coping
3 0
0
.3
'00
"'
Observed Value
'"
'"
Oetrended Nonna! Q-Q Plot of Coping
0 0
-0.4'
"'
'"'
Observed Value
'"'
65
X>M+ !SD
Tinggi
M + I SD < X < M - I SD
Sedang
X<M-ISD
Rendah
Adapun responden yang masuk pada kategori rendah adalah responden yang memiliki skor 8 untuk wanita menopause yang bekerja dan skor 11 untuk wanita
me;zopause yang tidak bekerja, sedangkan responden yang masuk pada kategori sedang adalah responden yang memiliki skor 30 untuk wanita menopause yang bekerja dan skor 33 untuk wanita menopause yang tidak bekerja, kemudian responden yang masuk pada kategori tinggi adalah responden yang memiliki skor 12 untuk wanita menopause yang bekerja dan skor 6 untuk wanita menopause yang tidak bekerja. Berikut ini tabel hasil kategorisasi skor penyebaran skala perilaku coping berdasarkan jumlah skor yang diperoleh responden.
Tabet 4.11 Kategori Coping* Peran Wanita Crosstabulation Status Kerj a Kerja Kategori Coping
Tinggi
Count % of Total
Sedang
Count % of Total
Rendah
Count % of Total
Total
Count % of Total
Tidak Kerja Total
12
6
18
12.0%
6.0%
18.0%
30
33
63
30.0%
33.0%
63.0%
8
11
19
8.0%
11.0%
19.0%
50
50
100
50.0%
50.0% 100.0%
66
4.3.2. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai bcrikut :
I. Hipotesis altematif (Ha) Ada perbedaan perilaku coping yang signifikan antara wanita menopause yang bekerja dengan wanita menopause yang tidak bekerja.
2. Hipotesis no! (Ho) Tidak ada perbedaan perilaku coping yang signifikan antara wanita menopause yang bekerj a dengan wanita menopause yang tidak bekerj a.
Karena sebaran data yang didapat dari penelitian ini tidak nomrnl, maka untuk menguji apakah terdapat perbedaan perilaku coping pada wanita menopause yang bekerja dan tidak bekerja, peneliti menggunakan SPSS versi 16.0 dengan rumus Chi-
square. Berikut ini adalah hasil pengolahan data yang dimaksud: Tabel 4.12 Chi-Square Test
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
2.617a
2.657 2.168
Asymp. Sig. (2-sided)
df 2 2 1
100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.00.
.270 .265 .141
67
Hasil uj i beda dengan menggunakan teknik chi-square dihasilkan nilai chi hi tung sebesar 2.617. Sementara nilai chi label pada taraf signifikansi 5% dengan df 2 adalah sebesar 5.991.
Karena nilai chi hitung yang didapat < chi tabel, maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku coping pada wanita menopause yang bekerja dan tidak beke1ja diterima. Tabet 4.13 NPar Tests Descriptive Statistics
N
Coping Status Kerja
Mean 100 118.2800 100 1.5000
Std. Deviation 14.79085 .50252
Minimum Maximum 83.00 1.00
147.00 2.00
4.3.3. Hasil Utama Penelitian Hasil penelitian ini adalah tidak ada perbedaan perilaku coping yang signifikan antara wanita menopause yang bekerja dan wanita menopause yang tidak bekerja, berarti tidak ada pengaruh antara perbedaan peran wanita (bekerja dan tidak bekerja) terhadap
pe1~laku
coping pada wanita menopause.
Pada penelitian ini dilakukan pula pengujian untuk melihat perbedaan pada subskala coping melalui perhitungan Chi-Square menggunakan program SPSS 16.0.
69
Chi hitung pada 3 item pada aspek Accepting responsibility adalah (0.667)<(5.991) chi tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara Accepting responsibility wanita menopause yang bekerja dengan Accepting responsibility wanita menopause yang tidak bekerja.
Chi hi tung pada 2 item pada aspek positive reappraisal adalah (6.250)>(5.991) chi tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df I, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara positive reappraisal wanita menopause yang bekerja denganpositive reappraisal wanita menopause yang tidak bekerja.
Chi hi tung pada 4 item pada aspek seeking informational support adalah (11.035)>(5.991) chi tabel pada tarafsignifikansi 5% dengan df2, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara informational support wanita menopause yang bekerja dengan informational support wanita menopause yang tidak bekerja.
Chi hitung pada 5 item pada aspek Confrontive coping adalah (0.000)<(5.991) chi tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df2, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara Confrontive coping wanita menopause yang bekerja dengan Confrontive coping wanita menopause yang tidak bekerja
70
Chi hitung pada 3 item pada aspek planful problem solving adalah (2.617)<(5.991) chi tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara planful problem solving wanita
menopause yang bekerja denganplanful problem solving wanita menopause yang tidak bekerj a.
4.4. Uji Regresi Hasil uji korelasi antara enam aspek Emotional Focused Coping dan Coping dengan menggunakan teknik Pearson's product moment dihasilkan nilai korelasi (r) hitung sebesar a. 0.093 pada aspek Seeking Social emotional support b. 0.131 pada aspekDistancing c. 0.225 pada aspek Escape avoidance d. 0.24 7 pada aspek Self Control e. 0.240 pada aspek Accepting responsibility f.
0.172 Mempunyai Positive Reappraisal
Sementara nilai r tabel pada tarafsignifikansi 5% dengan N 100 adalah sebesar 0.195. Keputusan:Ho diterima jika rhit,ng < ftabel. Nilai rhitong yang didapat pada tiga aspek
Emotional Focused Coping, yaitu Escape avoidance, Self Control, dan Accepting responsibility> ftabeb maka hanya ketiga aspek tersebut memiliki hubungan yang
71
signifikan dengan Coping. Sementara tiga aspek lainnya, Seeking Social emotional support, Distancing, dan Positive Reappraisal tidak memiliki hubungan yang signifikan karena nilai r hitung yang dihasilkan < r tabel.
Setelah dilakukan uji korelasi kemudian dilakukan penghitungan nilai R Square untuk mengetahui seberapa besar sumbangsih keenam aspek Emotional Focused Coping terhadap variabel Coping. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa nilai R Square yang didapat adalah sebesar 0.113. Hal ini berarti bahwa keenam aspek Emotional Focused Coping memberikan sumbangsih sebesar 11.3% bagi perubahan variabel Coping. Dengan demikian terdapat 88. 7% aspek lain selain keenam aspek di atas yang tidak terukur dalam penelitian ini, yang dapat memberikan perubahan variabel Coping.
Setelah diketahui nilai r square signifikansi sumbangsih keenam aspek variabel Emotional Focused Coping terhadap Coping, kemudian dilakukan penghitungan Anova (uji linearitas) untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang dipergunakan tepat diterapkan dalam perhitungan regresi ini. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat adalah sebesar 1.968. Sementara nilai F label dengan df 6 dan 93 adalah sebesar 2.21. Karena nilai F hitung yang didapat < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak dapat diterapkan.
72
Setelah diketahui nilai f hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari keenam aspek variabel independen yang diukur. Berdasarkan perhitungan, diketabui bahwa nilai t hitung yang didapat pada keenam aspek variabel Emotional Focused Coping adalah sebesar a. -0.230 pada aspek Seeking Social emotional support b. 0.548 pada aspek Distancing c. 1.034 pada aspek Escape avoidance d. 1.260 pada aspek Self Control e.
1.187 pada aspek Accepting responsibility
f.
0.912 pada aspek Positive Reappraisal
Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 98 (n - 2 = I 00 - 2) adalah sebesar 2.000. Nilai t hitung yang didapat pada tiga aspek; Escape avoidance, Self control, dan Accepting responsibility> t label, maka dapat disimpulkan bahwa hanya ketiga
aspek Emotional Focused Coping tersebut yang benar-benar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Coping. Sementara ketiga aspek lainnya, tidak memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap Coping.
Hasil uji korelasi antara enam aspek Emotional Focused Coping dan Coping dengan menggunakan teknik Pearson's product moment dihasilkan nilai korelasi (r) hitung sebesar:
73
a. 0.034 pada aspek Seeking Information support b. 0.050 pada aspek Conji-ontive coping c. 0.003 pada aspek Planfal problem-solving
Sementara nilai r label pada taraf signifikansi 5% dengan N I 00 adalah sebesar 0.195. Keputusan:H 0 diterimajika rhitung < r1abcl.. Nilai rhitung yang didapat pada tiga aspek Problem Focused Coping di atas <
ftabeb
maka hanya ketiga aspek tersebut tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan Coping.
Setelah dilakukan uji korelasi kemndian dilakukan penghitungan nilai R Square untuk mengetahui seberapa besar sumbangsih keenam aspek Problem Focused Coping terhadap variabel Coping. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa nilai R Square yang didapat adalah sebesar 0.004. Hal ini berarti bahwa ketiga aspek Problem Focused Coping hanya memberikan sumbangsih sebesar 0.4% bagi perubahan variabel Coping. Dengan demikian terdapat 99.6% aspek lain selain ketiga aspek Problem Focused di atas yang tidak terukur dalam penelitian ini, yang dapat memberikan perubahan variabel Coping.
Setelah diketahui nilai r square signifikansi sumbangsih keenam aspek variabel Problem Focused Coping terhadap Coping, kemudian dilakukan penghitungan Anova (uji linearitas) untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang dipergunakan tepat diterapkan dalam perhitungan regresi ini. Hasil penghitungan
74
menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat adalah sebesar 0.115. Sementara nilai F tabel dengan df 3 dan 96 adalah sebesar 2. 72. Karena nilai F hi tung yang didapat < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak dapat diterapkan.
Setelah diketahui nilai f hi tung untuk menguji persamaan regresi, kemudian dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari keenam aspek variabel independen yang diukur. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa nilai t hitung yang didapat pada keenam aspek variabel Problem Focused Coping adalah sebesar a. 0.314 pada aspek Seeking Information support b. 0.453 pada aspek Confrontive coping c. -0.156 pada aspek Planjid problem-solving
Nilai t label pada taraf signifikansi 5% dengan df 98 (n - 2 = 100 - 2) adalah sebesar 2.000. Nilai t hitung yang didapat pada tiga aspek Problem Focused Coping di atas < t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa hanya ketiga aspek Problem Focused Coping
tersebut tidak memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap Coping.
75
BABV IffiSIMPULAN, DISl(USI, DAN SARAN 5.1. l{esimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa lidak ada perbedaan perilaku coping yang signifikan antara wanila menopause yang bekerja dan lidak bekerja.
Hasil uji beda dengan menggunakan teknik chi-square dihasilkan nilai chi hilung sebesar 2.617. Sementara nilai chi label pada laraf signifikansi 5% dengan df 2 adalah sebesar 5.991. Karena nilai chi hilung yang didapat
menopause yang beke1ja dan lidak bekerja dilerima.
Berdasarkan perhilungan uji beda per aspek, dapal disimpulkan bahwa Berdasarkan pengujian lersebul diperoleh: I. Tidak ada perbedaan yang signifikan anlara seeking social emotional support wanila menopause yang bekerja dengan seeking social emotional support wanila
menopause yang lidak bekerj a. 2. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara distancing wanita menopause yang bekerja dengan distancing wanila menopause yang lidak bekerja.
76
f'; 'ff'USTP.KAAN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA
3. Ada perbedaan yang signifikan antara escape avoidance wanita menopause yang bekerja dengan escape avoidance wanita menopause yang tidak. 4. Ada perbedaan yang signifikan antara self control wanita menopause yang bekerja dengan self control wanita menopause yang tidak beke1ja. 5. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara Accepting responsibility wanita menopause yang bekerja dengan Accepting responsibility wanita menopause yang
tidak bekerja. 6. Ada perbedaan yang signifikan antara positive reappraisal wanita menopause yang bekerja denganpositive reappraisal wanita menopause yang tidak bekerja. 7. Ada perbedaan yang signifikan antara informational support wanita menopause yang bekerja dengan i1iformational support wanita menopause yang tidak bekerja. 8. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara Confrontive coping wanita menopause yang bekerja dengan Confrontive coping wanita menopause yang
tidak bekerja 9. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara planful problem solving wanita menopause yang bekerj a dengan plmiful problem solving wanita menopause yang
tidak bekerja.
5.2. Diskusi Tujuan dari penelitian ini adalah melihat apakah terdapat perbedaan perilaku coping antara wanita menopause yang bekerja dan tidak bekerja yang tergabung dalam
77
kelompok Majlis Ta'lim Al-Barakah di Desa Dukuh Indramayu. Berdasarkan basil analisis, peneliti tidak menemukan adanya perbedaan perilaku coping antara wanita menopause yang bekerj a dan tidak bekerj a.
Safaria & Saputra (2009) menyatakan bahwa dalam memilih strategi coping yang akan dipakai, individu dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor eksternal meliputi ingatan pengalaman dan berbagai situasi yang penting dalam kehidupan, dan faktor internal meliputi gaya coping yang biasa dipakai seseorang dalam kehidupan seharihari dan kepribadian dari individu tersebut. Setelah keputusan dibuat untuk menentukan strategi coping yang dipakai, dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal, individu akan melakukan pemilihan strategi coping yang sesuai dengan situasi tekanan yang dihadapinya.
Berat-ringannya gangguan pada masa menopause sangat tergantung pada penurunan aktivitas indung telur, sosial budaya, dan lingkungan serta penerimaan psikologik seorang wanita tentang keadaannya (Lithfiah & Sri M. D, 2006). Selanjutnya Greenwood (1986) menjelaskan bahwa kekalutan emosi selama menopause disebabkan oleh perubahan penting yang secara kebetulan bersamaan waktunya, yakni budaya yang ada pada lingkungan dan perubahan yang disebabkan oleh hormon.
78
Sehingga dapat dimungkinkan bahwa wanita menopause yang bekerja dan tidak bekerja memiliki tingkat gangguan yang sama baik secara fisik maupun psikologis. Selain itu baik wanita menopause yang bekerja dan tidak bekerja berada dalam satu lingkungan Majlis Ta'lim yang sama sehingga memungkinkan adanya persamaan pendapat secara umum mengenai perilaku coping tersebut.
5.3. Saran Berdasarkan pengalaman yang dialami dalam melakukan penelitian dan dari hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran untuk menyempurnakan penelitianpenelitian selanjutnya
5.3.1. Saran Teoritis Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan teknik sampling yang lain, karena adanya perbedaan karakteristik dan teknik sampling memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian. Selain itu, perlu adanya penelitian kualitatif agar dapat melihat lebih jauh mengenai perbedaan perilaku coping pada wanita menopause di lihat dari berbagai peran wanita dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dengan tujuan agar dapat didapatkan hasil yang lebih mendalam
79
5.3.2. Saran Praktis Berikut ini beberapa saran praktis yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya: I. Wanita menopause dapat meningkatkan pengetahuan tentang menopause dan bagaimana cara mengatasi masa tua yang sehat, tegar dan bahagia. 2. Perlu adanya penerapan po la hidup yang sehat dan tepat bagi wanita agar dapat menj alani masa menopause dengan bailc. 3. Perlu adanya penerimaan secara psikologis dari keluarga, dan lingkungan sekitar bagi wanita menopause. 4. Untuk menghindari terjadinya gangguan baik fisik maupun psikologis yang berlebihan, diperlukan informasi yang cukup bagi wanita yang mengalami menopause. Agar mereka dapat menjalani masa menopause dengan penuh penenmaan.
80
DAFTAR PUSTAI
81
Marsetio, Mardiono & A1jatmo Tjokronegoro. 1991. Kelanggengan Usia Lanjut. FKUI. Jakarta. Matlin, W. Margaret & Holt. 1987. The Phsycological Woman. Rinehart and Winston. Orlando Florida. Northrup, Christiane. 2006. Bijak di Saat Menopause. Q-Press. Bandung. Rice, L. Phillip. 1998. Stress and Health. Brooks/Cole Publishing Company.United States Of America. Sad Ii, saparinah. 1984. Di Atas 40 Tahun. Sinar Harapan. Jakarta. Safaria, Triantoro & Nofrans Eka Saputra. 2009. Manajemen Emosi. PT. Bumi Aksara. J akarata. Sugiyono. 2007. Jvfetode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung. Sutanto, Luciana B & Doddy B. Sutanto. 2007. Wanita & Gizi (Menopause). Fakultas Kedokteran UL Jakarta. Wangsa, Teguh. 2009. Stres dan Depresi. Tugu publisher. Yogyakarta.
Jurnal & Skripsi Hartati, Sri. 1997. Sikap Wanita Terhadap Menopause Ditinjau dari Kondisi
Menopause dan status Kerja. Pusat Studi wanita Universitas Diponegoro. Semarang. Lithfiah & Sri Maryati. D. 2006. Efektivitas lntervensi Psikologis Untuk Mengurangi
Kecemasan Pada Wanita Yang Menghadapi Menopause. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Semarang. Semarang. Uyun, yuyun Zahriatul. 2007. Perbedaan Antara Perilaku Coping Ayah dan Perilaku
Coping !bu dalam Menghadapi Perilaku Tantrum Anak Prasekolah. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
82
Website Aini, Rufida. 2007. Stres Pada Wanita. http://nustaffsite.gunadarma.ac.id Antz. 2006. Wanita Karir Jauh Lebih Sehat. www.doktertomi.com Ferriyal. 2003. Masa Menopause Pengaruhi Perubahan Mood. http://lifestyle.okezone.com Indie. 2009. Dukungan Sosial dan Penyesuaian Diri Pada Masa Menopause. http ://indi egost. b logspot. com Kuntjoro, Sri. Zainuddin. 2007. Menopause. www.e-psikologi.com Noor, Sofia Retnowati. 2007. Tetap Bergairah Memasuki Usia Menopause. http://pksm.mercubuana.ac.id Tarsidi, Didi. 2008. Strategi Coping untuk Beradaptasi dengan Ketunanetraan. http://d-tarsidi. b Io gs pot. com Wangmuba. 2009. Dimensi dan Model Coping. http://wangmuba.com/2009/05/31/dimensi-dan-model-coping/
LAMPIRAN 1 SKALA COPING TRY OUT PEN GANTAR Salam kenal ! ! Saya Lina Awalina Zulfa Mahasiswi Psikologi UIN SyarifHidayatullah, saat ini sedang mengadakan penelitian untuk tugas akhir. Saya membutuhkan bantuan dari ibu - ibu yang untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi skala pemyataan terlampir. Bagi ibu - ibu yang bersedia, harap terlebih dahulu mengisi lembar pernyataan kesediaan. Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah telebih dahulu petunjuk pengisian sehingga jawaban yang anda berikan sesuai dengan apa yang diminta. Jawaban anda tidak akan dinilai benar atau salah, dan kerahasiaan anda akan terjamin. Terima kasih atas kesediaan ibu-ibu meluangkan waktu demi membantu terwujudnya proses penelitian ini. Semoga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya, serta bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Identitas Responden Tanggal Pengisian Nama Usia Agama Suku Status pemikahan : Menikah I Janda I Sendiri (Single) Pendidikan Terakhir Lama menopause
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi. PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini terdapat butir-butir pemyataan, baca dan pahami baik-baik setiap pemyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pemyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberikan check list ( -../) salah satu dari empat kolom yang tersedia, pada bagian kanan dari masing- masing pemyataan (garis bawah/tebalkan jawaban yang anda pilih) Jikajawaban anda sangat sesuai (SS), silanglah nomor I Jikajawaban anda sesuai (S), silanglah nomor 2
Jika jawaban anda tidak sesuai (TS), silanglah nomor 3 J'k . b an an d a sanga t t'd I a k sesuai. (STS) , s1·1 ang1a11 nomor 4 1 a Jawa SS Pernyataan No
I.
2
3
4
5 6
7
8
9
IO
II 12
Menopause membuat saya merasa butuh perhatian ekstra dari keluarga saya. Saya merasa bahwa pikiran buruk yang saya alarni merupakan akibat kekurangan hormon, oleh karena itu saya aka11 mengusahakan dokter memberi saya solusi untuk masalah ini. Saya akan berusaha bertukar pikiran demi mendapatkan informasi yang cukup untuk merubah kebiasaan murung saya saat menopause Saya merasa mampu menghadapi tantanga11 sebagai wanita menopaus tanpa harus merepotkan keluarga saya Saya malas memikirkan solusi bagi permasalahan menopause ini Saya berenca11a untuk meminta bantuan orang lain untuk sekedar sharing/bertukar pikira11 mengenai kecemasa11 diri saya dalam menghadapi masa menopause. Saya sangat membutuhkan ba11yak perhatian dari keluarga saya terkait dengan menopause yang saya alami. Saya tidak habis pikir bagaimana bisa menopause mengakibatkan saya menjadi mudah marah, maka dari itu saya enggan mencari jalan yang terbaik untuk mengatasi masalah ini. Menopause membuat saya harus berpikir ekstra agar dapat melaluinya dengan baik. Saya akui bahwa saya memang membutuhkan pengetahuan yang banyak untuk menata perasaan dalam diri saya agar dapat menjalani masa menopause dengan baik Saat menopause tiba, saya merasa bahwa keluarga tidak perlu mengistimewakan saya. Saya ragu apakah informasi yang diberikan oleh ora11g lain dapat membuat saya tenang dalam menghadapi menopause ini.
s
TS
STS
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
26 27
Saya berencana untuk mengikuti berbagai kajian wanita untuk mencari solusi yang aman bagi permasalahan yang saya hadapi. Perasaan negatif yang saya alami selama menopause membuat saya harus belajar untuk bersabar. Saya enggan memikirkan rasa kalut yang ada dalam diri saya menyangkut menopause yang sedang saya alami. Saya yakin bahwa masa menopause seperti saat ini dapat diatasi dengan mudah Saya akan pergi ke dokter/bidan agar menopause yang saya alami tidak menyiksa batin saya Tidak semestinya saya berusaha menata emosi saya karena bagi saya itu tidak mungkin Saya tidak berpikir untuk bertanya sesuatu tentang perasan wanita saat menopause pada siapapun Karen itu membuat saya merasa main. Saya pikir perubahan dalam diri saya pada masa menopause dapat menambah pengalaman say a. Lebih baik saya biarkan saja berbagai gejala yang ada dalarn diri saya daripada saya harus melakukan ini itu. Saya tidak berencana untuk mengatasi rasa cemas yang melanda hidup saya akibat menopause Saya berpikir apakah saya dapat melewati masa menopause dengan baik. Saya selalu berdoa semoga tekanan batin yang ditimbulkan oleh menopause akan segera berakhir. Saya berpikir bagaimana kalau saya mengunjungi psikolog dan bertanya tentang kondisi jiwa saya terkait menopause yang saya alami Mengalami menopause membuat saya ingin mengenang masa muda dulu. Saya tidak yakin bahwa saya akan cepat bertindak untuk merubah perasaan buruk yang
28 29 30 31 32
33 34
35 36 37 38 39 40 41
saya alami sejak mendapati menstruasi saya telah berakhir. Saya pikir berdoa saja belum cukup untuk mengobati perasaan negatif yang ada dalam diri sava akibat menopause. saya berusaha semaksimal mungkin untuk tidak murung selama saya berada pada masa menopause. Menopause tidak membuat saya berharap ingin kembali muda dan produktif saya akan melakukan apa saja yang disarankan orang lain agar jiwa saya bias tenang dalam menghadapi masa menopause ini. Berkali-kali saya berpikir bagaimana saya melakukan tahap-tahap tententu sebagai wujud usaha saya untuk menghilangkan perasaan buruk vang sava alami akibat menopause. Saya menginginkan kehidupan rumah tangga seperti
UAIAIVlt:.NIAH !KY UUI
NO ITEM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
I 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3
2 2 J 4 3 4 4 4
3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 3
3 I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3
4 4 3 4 J I 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 J 4 4 3 4 4 3
5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4
6 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
7 J 3 4 3 I 4 4 J 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3
8 4 J 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4
44 45 2: 9 IO II I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 4I 42 43 I 3 3 3 I 4 4 2 I 3 2 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 2 3 4 4 4 3 I38 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 J 4 4 4 4· 3 4 I47 4 I 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 I68 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 I55 2 3 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 2 2 4 2 I I 2 2 4 4 4 3 3 4 I 2 3 I 4 I29 I 4 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 J I 3 2 3 3 4 4 I53 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 J 3 4 2 2 4 4 4 152 I 4 4 3 4 3 I 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 I 3 3 3 3 I49 4 4 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 I 4 4 J 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 J 2 4 3 J 4 4 I66 J 4 4 J 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 I 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 I 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 I63 4 4 I65 4 4 J 3 4 4 4 4 4 4 4 3 J J 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 J 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 I 2 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 I58 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 I50 I 2 2 4 3 2 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 J 4 I61 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 2 135 I 2 2 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 2 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 I62 3 3 I 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4 I64 J 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 J 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 I70 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 I46 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 J 3 4 I46 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 I 4 2 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 2 2 4 4 I69 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 I60 3 4 2 J 4 4 4 4 4 4 I 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 I58 3 2 4 3 2 2 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 I55 I 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 I54 3 4 4 4 J 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 J 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 J 4 4 I64 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 I67 2 4 I 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 I64 J 4 4 J 4 3 4 3 2 J 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 157 I 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 J 3 3 3 4 4 4 4 4 3 I65 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 I67 l 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 I55 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 2 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 J 4 4 I59 I 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 J 4 4 4 I62 I 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 I60 I 2 2 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 I6I 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 J 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 I48 I 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 I63 I 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 I58 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 I68 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 I49 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 4 3 3 4 I52 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 I 4 2 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 2 4
~'
44 45 46 47 46 49 50 51 52 53 54
55 56 57 58 59 60
.
,
,
,
,
,
,
,
,
.
,
,
.
,
.
,
,
,
4
4
4 3 3
4 3 3
4 l 3 4 3 l 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4
3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 3 3 4 3 l 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
3 l 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4
3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4
4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4
4 4 3 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 4
3 3 3 2 2 4 2 4 2 3 4 3 4 2 2 2 2
4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
4 3 4 4 4 4 3 l 4 4 4 4 4 4 3 4 3
4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4
4 3 3 4 3 I 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
3 3 4 4
4 3 3 4
)
)
2 3
l 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
2
2
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4
3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4
4
4
3 l 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
3 l 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
J
l 3 3 3 4
3 4 3 4 4 4 4 3 l 4 3 4
, 4
2 4 4 4 3 4 l 4 3 4 3 4 2
3 4 4
J
4 3 4 l 3 4 3 2 4 4 4 3
3 2 3 4 3
, 4 l 3 4 )
l 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4
J
J
,
,
,
J
4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4
4 I 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3
3 3 4 4
2 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3
2 3 3 4 4 4 l 3 3 3 4 4 3 4 3 3 l
)
2 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
,
,
4 2 3 4 3 4 4
4
4 l 3 4 3 l 4 4
)
3
2 3 4 4 2 3 3 3
4 4 4
4 4 3 4 4 4 3 4
4 3 4 3 4 4 3 3
3 3 4 4 4
J
J
,
,
4
4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 l 4 3 4 3
4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3
4 l 3 4 )
I 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4
J
4 3 2 4 4 2
3 3 4 4 4 4 4 4
3 4 3
,
,
,
,
J
•'
,
,
,
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 l 3 4
4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 4
l 3 3 l l 2 3 3 I 4
4 l 4 4 4 4 3 4 4
4 3 4
3 3 4
3 3 4 4
2
3
4 l 4 l l 3
4 4 4 2 3 4 3
4 3 3 4 3 l 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
)
4 4 4 3 4
)
I 4 4
3 4 4 3 4 4 4 3 4
4 3 4 4 3
3
2
)
3
4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
2 2 I
I I 4 I I I
3 l 2
)
2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
..3 l 3 4 3 4
'"""
161 113 149 166 150 119
4 155
4 3 4 2 4 4 3 4 2 4
155 149 169 172 162 156 149 161 146 155
LAMPIRAN2 UJI RELIABILITAS Hasil Try Out Reliability Test Scale: ALL VARIABLES Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.836
45
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
YAROOOOl
3.5333
.65008
60
YAR00002
3.5333
.65008
60
YAROOOOJ
3.6667
.65527
60
YAR00004
3.6167
.69115
60
YAR00005
3.5333
.72408
60
YAR00006
3.6500
.57711
60
YAR00007
3.6000
.69380
60
YAR00008
3.5500
.69927
60 60
YAR00009
3.4167
.78744
YAROOOIO
3.4833
.70089
60
YAROOOl 1
2.8833
.95831
60
YAR00012
3.0667
.77824
60
YAR00013
3.6333
.55132
60
YAR00014
3.6167
.69115
60
YAR00015
3.5333
.67565
60
YAR00016
3.6500
.60576
60
YAR00017
3.6167
.61318
60
YAR00018
3.6167
.69115
60
YAR00019
3.2833
.92226
60
YAR00020
3.3167
.81286
60
YAR00021
3.0333
.97366
60
YAR00022
3.4833
.79173
60
YAR00023
3.4500
.64899
60
YAR00024
3.5833
.69603
60
YAR00025
3.7500
.43667
60
VAR00026
3.6500
.57711
60
VAR00027
3.2333
.69786
60
VAR00028
3.2167
.84556
60
VAR00029
3.5333
.65008
60
VAR00030
3.5333
.72408
60
VAR00031
3.1667
.76284
60
VAR00032
3.2667
.88042
60
VAR00033
3.6500
.57711
60
VAR00034
3.4833
.79173
60
VAR00035
3.4667
.65008
60
VAR00036
3.6000
.64309
60
VAR00037
3.4667
.83294
60
VAR00038
3.5833
.61868
60
VAR00039
2.8167
.99986
60
VAR00040
3.5333
.76947
60
VAR00041
2.9333
1.08716
60
VAR00042
3.7000
.53043
60
VAR00043
3.6167
.61318
60
VAR00044
3.5667
.76727
60
VAR00045
3.5667
.69786
60
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item~ Deleted Uem Deleted Total Correlation
Cronbach's Alpha if ltetn Deleted
VAROOOOI
152.1500
124.536
.486
.829
VAR00002
152.1500
124.977
.455
.830
VAR00003
152.0167
124.932
.454
.830
VAR00004
152.0667
121.419
.664
.824
VAR00005
152.1500
121.825
.605
.825
VAR00006
152.0333
125.524
.476
.830
VAR00007
152.0833
120.823
.702
.823
VAR00008
152.1333
126.795
.300
.833
VAR00009
152.2667
123.250
.466
.829
VAROOOIO
152.2000
123.485
.516
.828
VAROOOll
152.8000
133.383
-.103
.846
VAR00012
152.6167
131.223
.011
.840
VAR00013
152.0500
131.303
.032
.838
VAR00014
152.0667
130.402
.on
.838
VAR00015
152.1500
124.943
.438
.830
VAR00016
152.0333
123.118
.635
.826
VAROOOl7
152.0667
124.368
.532
.828
VAR00018
152.0667
121.419
.664
.824
.032
.841
128.507
.155
.837
135.214
-.183
.848
119.214
.704
.822
VAR00019
152.4000
130.481
VAR00020
152.3667
VAR0002l
152.6500
VAR00022
152.2000
VAR00023
152.2333
132.318
-.048
.840
VAR00024
152.IOOO
129.278
.142
.837
VAR00025
151.9333
134.131
-.228
.841
VAR00026
152.0333
125.524
.476
.830
VAR00027
152.4500
127.913
.229
.835
VAR00028
132.592
-.066
.843
VAR00029
152.4667 152.1500
124.977
.455
.830
VAR00030
152.1500
121.825
.605
.825
152.5167
125.237
.363
.831
VAR00032
152.4167
130.484
.038
.841
VAR00033
152.0333
133.626
-.146
.841
VAR00034
152.2000
119.214
.704
.822
VAR00035
152.2167
127.054
.310
.833
VAR00036
152.0833
128.179
.235
.834
VAR00037
152.2167
119.393
.655
.823
VAR00031
VAR00038
152.1000
125.142
.469
.830
VAR00039
152.8667
130.287
.032
.842
VAR00040
152.1500
127.587
.221
.835
VAR00041
152.7500
132.801
-.078
.847
VAR00042
151.9833
131.474
.021
.838
VAR00043
152.0667
124.368
.532
.828
VAR00044
152.1167
119.732
.697
.823
VAR00045
152.1167
126.512
.320
.832
· Perriyataan
SS
s
TS
STS
LAMPIRAN3 SKALA COPING FIELD TEST PENGANTAR Salam ken al!! Saya Lina Awalina Zulfa Mahasiswi Psikologi UIN SyarifHidayatullah, saat ini sedang mengadakan penelitian untuk tugas akhir. Saya membutuhkan bantuan dari ibu - ibu yang untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi skala pemyataan terlampir. Bagi ibu - ibu yang bersedia, harap terlebih dahulu mengisi lembar pemyataan kesediaan. Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah telebih dahulu petunjuk pengisian sehinggajawaban yang anda berikan sesuai dengan apa yang diminta. Jawaban anda tidak akan dinilai benar atau salah, dan kerahasiaan anda akan terjamin. Terima kasih atas kesediaan ibu-ibu meluangkan waktu demi membantu terwujudnya proses penelitian ini. Semoga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya, serta bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Identitas Responden Tanggal Pengisian Nama Usia Agama Suku Status pemikahan : Menikah I Janda I Sendiri (Single) Pendidikan Terakhir Lama menopause PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini terdapat butir-butir pemyataan, baca dan pabami baik-baik setiap pemyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pemyataan-pemyataan tersebut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberikan check list ( " ) salah satu dari empat kolom yang tersedia, pada bagian kanan dari masing- masing pemyataan (garis bawah/tebalkanjawaban yang anda pilih) Jika jawaban anda sangat sesuai (SS), silanglah nomor 1 Jikajawaban anda sesuai (S), silanglah nomor 2 Jika jawaban anda tidak sesuai (TS), silanglah nomor 3 Jika jawaban anda sangat tidak sesuai (STS), silanglah nomor 4
20
Berat rasanyajika saya harus bertanya pada orang-orang disekeliling saya tentang menopause, karena menurut
21 22 23 24 25
26
sava itu adalah ha! vang tabu. Waiau bagaimanapun, menopause bukan akhir dari kehidupan saya, aka saya akan berusaha untuk keluar dari oennasalahan ini. Menopause membuat saya merasa harus menjaga emosi saya. saya akan berkunjung ke rumah saudara/teman yang lebih dulu mengalami menopause sebagai upaya untuk keluar dari masalah ini. Menahan diri adalah salah satu cara meredam emosi di tengah oermasalahan sava berkaitan dengan menooause Saya tidak akan segan untuk bertanya pada orang-orang di sekeliling saya untuk mendapatkan gambaran mengenai menopause dan permasalahan yang ditimbulkannya. Saya kira, perubahan dalam diri saya harus disikapi dengan tenang, setelah itu baru saya n1encari jalan keluarnya.
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4
DATA MENTAH EIELD STUDY WANITA MENOPAUSE YANG BEKERJA No Item 4 5 6 7 8 9 10 15 16 17 18 22 26 29 30 31 34 35 37 38 43 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 2 2 4 1 3 3 3 1 4 3 2 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 4 3 2 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 1 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 1 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 4 1 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 1 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 2 2 3 2 4 4 1 4 4 3 3 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4 1 3 3 3 4 3 3 2 3 1 4 4 3 2 4 1 2 3 2 4 4 3 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 1 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 I 3 4 4 4
44 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4
45 4 4 4 3 2 3 3 4 1 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3
I 95 89 100 90 80 102 100 95 102 111 105 104 105 104 99 114 104 118 103 99 114 111 110 110 106 117 123 119 121 123
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3
4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3
3 4 4 4 2 3 4 2
2 4 3 1 1 3 4 1 4 3 3 4 2 4 4 1 2 3 3 2
4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1
4 1 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4
3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4
4 4 3 3 2 3 2 4 4 4 2 2 4 3 3 4 2 2 3 2
2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3
4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3
2 4 3 3 3 2 1 2 1 1 1 1 2 3 4 4 4 4 4 4
2 3 4 3 1 4 3 3 2 2 2 2 3 4 3 4 4 4 2 2
4 4 4 1 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4
4 1 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 2 4
4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
4 4 4 4 2 4 4 1 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4
4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4
3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4
3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4
4 2 4 3 1 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4
~
119 114 1311 119 101 130 129 121 135 127 129 135 135 141 135 138 136 147 136 138
1 2 3 4 5 6
R
7
e s
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
p 0
n d
e n
1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2
1 2 2
2 2
2 3 4 4 3 4 3 2
4 1 3 3 4 2 2
4 3 1 1 4 2
3 3 4 3 3 3 4 3 2
4 3 4 3 2 3 4 3 4 2
4 4 3 1 4 2
4 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
DATA MENTAH FIELD STUDY WANITA MENOAUSE YANG TIDAK BEKERJA No Item 5 6 7 8 9 10 15 16 17 18 22 26 29 30 31 34 35 37 38 43 4 2 2 3 4 2 3 3 2 4 4 4 2 3 4 3 2 3 3 4 2 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 2 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 3 3 4 4 4 2 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 1 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 3 2 1 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 4 1 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 1 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 1 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 1 3 3 2 4 3 2 4 3 2 2 2 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 1 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 1 2 1 4 4 4 4 3 1 4 2 2 3 2 2 2 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 2 3 3 4 1 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 1 4
44 45 I 4 4 82 4 4 96 3 4 91 4 3 93 3 3 96 4 4 92 3 4 97 2 4 92 4 3 102 4 3 93 4 4 110 3 3 96 3 4 99 2 4 104 4 3 97 4 4 99 3 4 103 4 4 110 3 3 104 3 4 93 4 3 112 4 3 106 4 4 113 4 4 115 4 4 118 4 4 114
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4
2 3 1 2 3 I 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4
2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 4 4 1 2 3 3 2 3 3 2 2
4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
4 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
3
1 2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3
1 2 4 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 2 3 2
4 3 2 1 2 3
4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4
4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3
3 1 2 4 I 2 2 I 3 4 3 2 2 2 4 2 3 2 2 4 3 2 3 2
4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2
2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 I 2 1 2 2 1 2 2 3 1 3 3 2
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2
3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3
4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2
4 3 1 3 2 4 4 4 4 3 4 1 4 3 4 3 3 I 3 3 3 4 4 2
4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 2
3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4
4 4
2 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3
4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2
4 2 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2
117 109 111 112 111 120 121 122 123 123 124 117 122 124 139 125 128 129 135 134 131 134 127 127
LAMPIRAN 4 FIELD STUDY Tests of Normality Kolmogorov-Smimova Statistic .114
Coping
Sig.
df 100
.003
a. L!lhefors S1gmficance Correction
Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Coping Based on Mean
dfl
Sig.
df2
.694
1
98
.407
Based on Median
.745
1
98
.390
Based on Median and
.745
1 97.635
.390
. 715
1
.400
with adjusted df Based on trimmed mean
98
Kategori Coping * Peran Wanita Crosstabulation Status Kerja Kerja Kategori
Tinggi
Count
12
Tidak Kerja Total 6
18
LAMPIRANS UJIREGRESI Regression Emotio11 Focused Descriptive Statistics
Coping Seeking Social Distance Escape Self Control Accept Positive Regulation
Std. Deviation
Mean 118.280 0 9.8500 7.2300 6.4800 10.8300 10.5100 7.1400
N
14.79085
100
1.51341 .83913 1.45283 1.16389 1.22676
100 100 100 100 100
1.04466
100
Correlations
I Pearson Correlatio n
N
SSES
D
EA
SC
AR
PR
Coping 1.000
.093
.131
.225
.247
.240
.172
.093
1.000
.134
.243
.254
.231
.131
.226
.116
.175
.160
.228
EA SC AR PR Coping
.225 .247 .240 .172
.134 .243 .254 .231
.226 1.00 0 .116 .175 .160 .228
1.000 .365 .360 .115
.365 1.000 .330 .211
.360 .330 1.000 .212
.115 .211 .212 1.000
.180
.098
.012
.007
.008
.044
SSES D EA SC AR PR Coping
.180 .098 .012 .007 .008 .044 100
.012
.092 .126
.007 .041 .000
.005 .056 .000 .000
.010 .011 .127 .018 .017
SSES D
Sig. (Itailed)
Coping
.012 .092 .007 .005 .010 100
.126 .041 .056
.Oil 100
.000 .000 .127 100
.000 .018 100
.017 100
100
Coefficie11ts(a)
Model 1
(Constant) SSES D EA SC AR PR a Dependent Variable: Coping
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 60.687 19.187 -.237 1.028 -.024 .992 1.811 .056 1.149 1.111 .113 1.768 1.403 .139 1.330 .131 1.5781 1.341 1.471 .095
t 3.163 -.230 .548 1.034 1.260 1.187 .912
Sig. .002 .818 .585 .304 .211 .238 .364
Regression Problem Focused
Descriptive Statistics
Coping Seeking Info Confront Planful
Mean 118.280 0
Std. Deviation
N
14.79085
100
13.5300
1.72595
100
16.1800 9.4100
1.69002 1.54459
100 100
Correlations
Pearson Con-elation
Sig. {I-tailed)
N
Coping Seeking Info Confront Planful Coping Seeking Info Confront Planful Coping
Coping 1.000 .034 .050 -.003 .367 .309 .487 100
Seeking Info Confront .034 .050 1.000 .130 .130 1.000 .357 .029 .367 .309 .099 .099 .000 .385 100 100
Planful -.003 .357 .029 1.000 .487 .000 .385 100
Seeking Info Confront Planful
100 100 100
100 100 100
100 100 100
100 100 100
Model Summary
Std. Error Mode Adjusted of the R Square Estimate R Square I R .060(a) -.028 14.99315 .004 l a Predictors: (Constant), Planful problem-solving, Confrontive coping, Seeking Information support
ANOVA(b)
Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regressi 77.884 25.961 3 on Residual 21580.27 96 224.795 6 Total 21658.16 99 0 a Predictors: (Constant), Planful, Confront, Seeking Info b Dependent Variable: Coping
F
.ll5
Sig. .951(a)
Coefficients(a)
Model 1
Unstandardized Coefficients Std. Error B (Consla nt) SIS
109.222
18.485
.296 .407 -.163 PPS a Dependent Variable: Coping
.942 .899 1.045
cc
Standardized Coefficients Beta
.035 .047 -.017
t
Sig.
5.909
.000
.314 .453 -.156
.754 .652 .876