PERBEDAAN PENGARUH SENAM DAN FLEKSIBILITAS TERHADAP PENURUNAN KADAR LEMAK DI PINGGANG Eva Faridah1 Abstrak, Penelitian ini di laksanakan di Perumahan Puri Asri RT 01/RW 08 Ungaran, kabupaten Semarang selama 12 minggu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Populasi penelitian adalah Ibu-ibu usia produktif 30-40 tahun warga Perumahan Puri Asri Ungaran. Sampel penelitian berjumlah 40 orang yang diambil dengan teknik purposive random sampling. Variabel penelitian ini melibatkan tiga variable, yaitu variable independen, variabel atributif dan variabel dependen. Rinciannya sebagai berikut : 1) Variabel independen yaitu senam body language dan senam irama menggunakan holahop, 2) Variabel atributif yaitu fleksibilitas tinggi dan fleksibilitas rendah, 3) Variabel dependen yaitu penurunan kadar lemak di pinggang. Seluruh data yang diperlukan diperoleh melalui pengukuran terhadap fleksibilitas dan penurunan kadar lemak di pinggang dengan menggunakan skinfold calipers. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ANAVA dua jalur yang dilanjutkan dengan uji Rentang Newman-Kleus pada taraf signifikansi = 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara senam dan enam irama menggunakan holahop terhadap penurunan kadar lemak di pinggang, (Fhitung = 6.149 > Ftabel = 4.11) di mana Pengaruh latihan senam irama menggunakan holahop lebih baik dari pada dengan latihan senam body language. (2) Ada perbedaan penurunan kadar lemak di pinggang yang signifikan antara ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas tinggi dengan fleksibilitas rendah, (Fhitung = 4.570 > Ftabel = 4.11) di mana Penurunan kadar lemak di pinggang pada ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas rendah lebih besar dari pada yang memiliki fleksibilitas tinggi. (3) Ada interaksi yang sigifikan interaksi yang signifikan antara latihan senam dan fleksibilitas terhadap penurunan kadar lemak di pinggang, (F hitung = 7.962 > Ftabel = 4.11).
Kata kunci : Senam, fleksibilitas, dan penurunan kadar lemak di pinggang.
PENDAHULUAN Kegemukan atau obesitas terjadi akibat tidak adanya keseimbangan antara energi yang masuk atau asupan dengan energi yang keluar yang digunakan untuk 1
Eva Faridah adalah Staf Pengajar Jurusan PJKR FIK Universitas Negeri Medan (UNIMED)
502
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
503
beraktivitas atau untuk kegiatan sehari- hari. Obesitas mempunyai dampak terhadap manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Sebagian besar orang beranggapan bahwa orang berbadan gemuk hidupnya makmur dan serba kecukupan sehingga meningkatkan prestise orang tersebut. Dampak negatif dari kegemukan adalah munculnya berbagai macam penyakit serius, seperti Hipertensi atau darah tinggi, Diabetes Melitus atau kencing manis dan sakit jantung (Lynee Brick, 2002:59). Permasalahan tersebut membuat khususnya kaum ibu-ibu usia produktif 30-40 tahun berfikir bagaimana cara mengatasi agar tidak terjadi kegemukan dan penimbunan lemak pada tubuhnya terutama di lemak yang ada di sekitar pinggang karena dengan adanya lemak yang berlebih ibu-ibu merasa kurang percaya diri dengan bagian badan yang memiliki timbunan lemak di bagian pinggang karena biasanya lebih sulit untuk menghilangkan lemak pada pinggang dibandingkan dengan lemak yang ada pada tubuh bagian atas. Usia juga mempengaruhi fleksibilitas, karena kita cenderung untuk kehilangan fleksibilitas saat menjadi semakin tua. Tetapi faktor yang paling mempengaruhi fleksibilitas adalah gaya hidup. Tekanan dan ketegangan dari kesehatan tidak dapat disangkal juga dapat merusak tubuh, menciptakan ketegangan dan kekuatan pada tungkai dan persendian. Hal ini seperti terjadi pada ibu-ibu usia produktif 30-40 tahun warga Puri Asri Kabupaten Semarang. Menurut Sadoso Sumosardjuno (Yan, 2000:25) seorang pakar kesehatan olahraga menjelaskan tentang cara mengatasi kegemukan secara sehat yang terbaik adalah dengan mengatur pola makan disertai dengan olahraga yang berupa kombinasi antara latihan beban dan aerobik. Diet dan olahraga dapat membantu menurunkan berat badan. Olahraga yang di lakukan ibu-ibu usia produktif 30-40 tahun kebanyakan mereka memilih sanggar-sanggar senam untuk tempat berolahraga dalam usaha menurunkan lemak dan mengurangi berat badannya yang mendekati kriteria obese. Olahraga yang menjadi banyak pilihan ibu-ibu dan segang booming pada masa kini salah satunya adalah senam body language. Di sanggar-sanggar senam juga ada senam yang membantu untuk menurukan lemak, salah satunya adalah holahop yang
Eva Faridah, Perbedaan Pengaruh Senam dan Fleksibilitas Terhadap.......................
504
terbuat dari rotan dengan bentuk melingkar. Senam body language dan senam irama menggunakan holahop serta fleksibilitas tubuh menjadi inspirasi peneliti untuk menerapkan program latihan senam tersebut dalam usaha menurunkan kadar lemak di pinggang pada ibu-ibu usia produktif 30-40 tahun warga Puri Asri Ungaran Tahun 2009. Dari statistik, wanita yang tak pernah berolahraga pada umur 30-an , lemaknya kurang lebih 33%, dan pada umur 60 tahun lemaknya menjadi 42%. Dengan betambahnya lemak, maka payudara akan menurun, pinggulnya menjadi lebih tebal, pinggangnya menjadi lebih besar, juga paha, serta pantatnya menjadi bertambah besar. Tetapi lemak yang berlebihan tadi, meskipun pada umur tua, dapat diusahakan pengurangannya dengan pengaturan makanan dan berlatih olahraga. Keuntungan melakukan latihan-latihan olahraga pada program penurunan berat tubuh adalah dapat mengurangi lemak tetapi juga dapat membentuk jaringan otot, dan hasilnya akan tampak lebih bagus pada berat tubuh yang diinginkan (Sadoso Sumosardjuno, 1989:54). Hal
tersebut
menarik
untuk
diamati
oleh
peneliti
yaitu
dengan
membandingkan bentuk latihan antara Senam Body language (BL) dengan Senam Irama menggunakan holahop terhadap pengurangan lemak tubuh dengan mengamati penurunan kadar lemak di pinggang dengan judul: Perbedaan Pengaruh Senam dan Fleksibilitas Terhadap Penurunan Kadar Lemak Di Pinggang (Studi Eksperimen Senam Body language dan Senam Irama Menggunakan Holahop Pada Ibu-Ibu Usia Produktif 30-40 Tahun Warga Puri Asri Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2009). Senam pembentukan tubuh body language adalah senam yang menggunakan kontraksi otot khususnya pada bagian perut. Hampir setiap individu yang mengikuti senam pembentukan tubuh body language ingin memiliki bentuk tubuh ideal dan sehat. Dikatakan tubuh ideal apabila tercapai keseimbangan antara ketebalan lapisan lemak, berat, dan tinggi badan. Kegemukan bisa diartikan sebagai berat badan tidak ideal atau kelebihan lemak. Faktor yang menunjang dalam melakukan aktifitas gerak
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
505
khususnya olahraga senam adalah fleksibilitas, karena manfaat yang diperoleh dari fleksibilitas
akan
membantu
otot
untuk
rileks,
meningkatkan
kesehatan,
menghilangkan otot kejang dan mengurangi potensi cidera. Fleksibilitas didukung oleh tulang-tulang sendi dan sistem persendian yang meliputi pundak (bahu), tulang belakang (punggung), pangkal paha, pergelangan tangan, pergelangan kaki (Rusli Lutan, 2003:70). Dari beberapa pendapat di atas maka dapat dikatakan dengan latihan senam Body language dan Senam Irama menggunakan holahop disertai fleksibilitas akan dapat memungkinkan proses penurunan kadar lemak di pinggang pada ibu- ibu usia produktif 30-40 tahun pada warga Puri Asri Ungaran Kabupaten Semarang. Salah satu jenis olahraga aerobik adalah senam dan tari- tarian. Senam yang sedang populer saat ini adalah Senam Body language, termasuk juga senam irama, karena musik yang digunakan adalah pemilihan musik yang menarik yaitu low impact aerobik (senam dengan benturan ringan atau santai). Dalam penelitian ini perbedaan pengaruh senam body language dan senam irama menggunakan holahop terhadap penurunan kadar lemak di pinggang pada ibu- ibu usia produktif 30-40 tahun pada warga Puri Asri Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2009. Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Adakah perbedaan pengaruh senam body language dan senam irama menggunakan holahop terhadap penurunan kadar lemak di pinggang pada ibu–ibu usia produktif 30-40 tahun Warga Puri Asri Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2009 ? 2. Adakah perbedaan penurunan kadar lemak di pinggang antara fleksibilitas tinggi dan fleksibilitas rendah pada ibu-ibu usia produktif 30-40 tahun Warga Puri Asri Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2009 ? 3. Adakah pengaruh interaksi antara senam dan fleksibilitas terhadap penurunan kadar lemak di pinggang pada ibu-ibu usia produktif 30-40 tahun Warga Puri Asri Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2009 ?
Eva Faridah, Perbedaan Pengaruh Senam dan Fleksibilitas Terhadap.......................
506
KAJIAN TEORI Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur–unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O2), yang ,mempunyai sifat dapat larut dalam zat–zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak) seperti petroleum benzena, ether. Lemak dalam tubuh berfungsi untuk cadangan tenaga, bantalan organ-organ tubuh tertentu, memberikan fiksasi organ tubuh tersebut seperti biji mata dan ginjal, isolasi sehingga panas tubuh tidak banyak keluar, mempertahankan tubuh dari gangguan– gangguan luar seperti pukulan atau bahan–bahan berbahaya seperti zat kimia yang dapat merusak jaringan otot dan memberi garis–garis bentuk tubuh yang baik (Leane Suniar, 2000:89). a.
Faktor – faktor yang mempengaruhi lemak di pinggang adalah : 1. Genetik. Kemungkinan BBL (Berat Badan Lebih) lebih besar bila salah satu atau kedua orang tua obese. 2. Usia. Menjadi tua cenderung menjadi kurang aktif. Juga terdapat penyusutan jumlah otot yang merendahkan metabolisme. Semua ini mengurangi keperluan kalori. 3. Diet. Konsumsi makanan kalori tinggi seperti makanan cepat saji (fast food) secara teratur ditambah dengan soft drinks, candy dan desserts menyumbang peningkatan BB (Berat Badan). 4. Ketidak aktifan fisik. Gaya hidup sedenter kurang membakar kalori. 5. Penimbunan lemak di pinggang. Pada seorang wanita, kelebihan lemak ada pada tubuh bagian tengah yaitu pinggang (Ciandira Group, 2009).
b.
Yang harus di ukur untuk mengukur kadar lemak di pinggang adalah : Mengetahui timbunan lemak pada rongga perut dapat diketahui melalui
perbandingan antara ukuran lingkar pinggang dengan lingkar pinggul. Atau, lebih dikenal sebagai nilai rasio lingkar pinggang dan pinggul (waist to hip ratio). Caranya bisa diukur berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh, lingkar pinggang diukur tepat di atas pusar, sedangkan lingkar pinggul diukur tepat di bagian pertengahan bokong. Jika hasil pembagian besarnya di atas 0,9 dapat dijadikan indikasi berisiko tinggi
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
507
terkena sindroma metabolik. Ada cara yang relatif lebih mudah dan akurat dalam menakar lemak tubuh yang berlebih. Caranya, ukur lingkar pinggang Anda menggunakan pita meteran (biasa dipakai penjahit) yaitu meteran metlin. Bila ukurannya melebihi 80 cm, sebaiknya jangan disepelekan. Kondisi ini bisa dijadikan indikator Anda berisiko mengalami sindroma metabolik, gejala penyakit-penyakit berkaitan dengan kegemukan. Pada wanita Asia, secara medis ukuran pinggang ideal sebaiknya tidak > 80 cm, sedangkan pada pria ukurannya tidak > 90 cm (GO Jawa Pos Metropolis, 2009). Selama ini untuk mengukur lemak tubuh sebagai cermin kegemukan seringkali digunakan metode indeks massa tubuh (IMT), dengan cara membagi nilai berat badan (kg) dengan tinggi badan (dalam satuan meter dikuadratkan). Jika hasilnya > 25, berarti tubuh kelebihan berat badan atau obesitas. Senam Body language ( BL ) Senam Body language merupakan istilah dan tren baru dalam dunia persenaman. Senam ini muncul sekitar 3-4 tahun lalu. Pencipta gerakan senam Body language (BL) adalah Roy Tobing yang berlatar belakang seorang koreografer. Trend senam Body language yang sempat booming sekitar tahun 2000. Jika diperhatian dengan seksama maka Body language ini, bukanlah gerakan-gerakan senam yang baru. Body language merupakan gabungan dari beberapa jenis senam yang sudah ada, antara lain senam pembentukan, senam nifas, dasar jazz, dan ballet. Body language itu mengutamakan gerakan-gerakan untuk kelenturan dan pembentukan otot tubuh, konsentrasinya pada daerah pinggang serta pinggul. Bila senam ini dilakukan dengan benar dan tepat, dapat menghasilkan bentuk tubuh yang indah dengan kelenturan yang baik, di samping untuk menjaga stamina. Body language mengajarkan juga cara pernapasan baik yaitu mengombinasikan gerakan-gerakan senam dengan cara pernapasan yang benar. Hasilnya, stamina dan kesehatan tubuh yang baik. Selain itu, senam ini baik untuk wanita terutama mereka yang mempunyai problem dengan
Eva Faridah, Perbedaan Pengaruh Senam dan Fleksibilitas Terhadap.......................
508
bentuk tubuh yaitu obesitas ataupun tidak proporsional, seperti bentuk bagian-bagian tubuh yang tidak serasi satu sama lain (Timing Online, 2009). Manfaat Body language akan kelihatan sekali apabila dilakukan secara benar dan teratur. Berbeda dengan Aerobic dan Low Impact yang mengutamakan gerakangerakan untuk pembakaran kalori atau untuk menurunkan berat badan. Kedua senam ini untuk pembentukan tubuh kurang bermanfaat atau kurang mengena. Untuk orangorang yang ingin memperindah bentuk tubuh maka Body language merupakan jawabannya. Body language mengutamakan gerakan-gerakan yang bermanfaat, mengena langsung ke bagian otot-otot tubuh, sehingga akan terjadi pembentukan dan kelenturan otot sesuai dengan fungsi gerakan itu sendiri. Karena dilakukan dengan teknik yang benar serta kekuatan tenaga, maka akan terjadi pembakaran kalori. Senam Irama menggunakan Holahop Menurut Sejarah perkembangannya salah satu pembagian cabang olahraga senam adalah Senam Musik atau senam irama (Bahasa Belanda: Musische Gymnastiek, Bahasa Jerman: Kurstzinniger Gymnastik. Senam Irama adalah senam di mana gerakannya diiringi oleh musik. Senam musik ini gerakannya harus dihayati dan merupakan latihan pembentukan yang menjiwai. Yang ditonjolkan di sini adalah kualitas gerakannya. Senam musik inilah yang merupakan cikal bakal dari senam irama. Yang menjadi tuntunan pada senam irama adalah memperindah gerakan melalui koordinasi antara irama dan ruang gerakan, serta membangun dan membuat variasi. Yang dimaksud pengantar atau pengiring adalah upaya yang penting untuk membuat latihan menjadi intensif dan lebih menarik. Alasan yang paling mendasar diberikannya pengiring ialah bahwa pengiring itu merupakan dorongan, artinya gerak yang dituntut tetap dominan, sedangkan musik memberikan tekanan saja. Pengiring gerak adalah alat bantu yang menunjang agar struktur dari gerak yang dinamis dapat dirasakan, yaitu kaset CD atau pita kaset, untuk bantuan irama pada jalannya gerak dengan cara menghitung.
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
509
Senam Irama adalah senam di mana gerakannya diiringi oleh musik. Senam musik ini gerakannya harus dihayati dan merupakan latihan pembentukan yang menjiwai. Yang ditonjolkan di sini adalah kualitas gerakannya yaitu gerakan senam yang diiringi musik dengan menggunakan alat senam yang berupa rotan berbentuk melingkar yaitu holahop. Holahop adalah alat atau media senam yang terbuat dari bahan rotan yang dibentuk melingkar dengan diameter -/+ 90 cm, dengan berat -/+ 1 kg digunakan untuk mengembangkan berbagai aktivitas gerak, dapat dilakukan di mana saja. Holahop sangat mudah digunakan pada aktivitas gerak tertentu yang berkaitan dengan pengembangan kelincahan (agility), kelenturan (flexibility), dan juga daya tahan (endurance), serta mengembangkan aspek lainnya seperti ritme gerakan. Fleksibilitas Fleksibilitas
menurut
Rusli
Lutan
(2003:70)
didefinisikan
sebagai
kemampuan dari sebuah sendi dan otot, serta tali sendi di sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak maksimal yang diharapkan. Fleksibilitas yang optimal memungkinkan sekelompok atau suatu sendi untuk bergerak dengan efisien. Fleksibilitas tubuh merupakan kemampuan dari tubuh dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan menggunakan tubuh yang luas. Fleksibilitas tubuh adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya, untuk melakukan aktifitas dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot dan
ligamen
disekitar
persendian tubuh (M. Sajoto, 1985:2). Fleksibilitas adalah suatu kemampuan untuk menggunakan lebar ayunan gerakan-gerakan dalam persendian ke kemampuan maksimum. Lebar ayunan gerakan-gerakan (keleluasaan gerakan-gerakan) dalam tulang-tulang sendi harus dilatih dalam semua arah yang mungkin sesuai dengan struktur anatomi tubuh (M. Furqon H, 1995:98).
Eva Faridah, Perbedaan Pengaruh Senam dan Fleksibilitas Terhadap.......................
510
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komponen biomotorik fleksibilitas menurut Nur Ikhsan Halim (2004:108-123) antara lain : 1. Genetik. Bentuk, tipe dan struktur sendi serta ligamentum dan tendo yang terkait dengan sendi tersebut. Faktor yang menyangkut sendi ini sulit diubah, karena bersifat genetic atau keturunan. Sedangkan faktor ligamentum dan tendo masih memungkinkan untuk diubah. 2. Otot. Otot yang berkaitan dengan sendi. Ada otot yang bekerja agonis (paralel), beberapa kelompok otot bekerja sama dan searah. Selain itu adapula otot yang bekerja antagonis (berlawanan), yaitu satu kelompok otot yang kerjanya bertentangan dengan kelompok otot lainnya. 3. Umur dan jenis kelamin. Anak- anak dan wanita lebih lentuk dibandingkan pria. Fleksibilitas maksimum tercapai pada umur 15-16 tahun. 4. Suhu. Suhu tubuh dan suhu otot mempengaruhi fleksibilitas, terutama amplitudo gerakan. Oleh sebab itu, pemanasan perlu di lakukan sebelum latihan fleksibilitas. 5. Waktu. Fleksibilitas tertinggi dicapai pada pukul 10-11 siang dan terendah pada pagi hari. 6. Kekuatan otot. Makin besar kekuatan otot, fleksibilitas akan semakin tinggi. 7. Kelelahan dan emosi. Semakin lelah seseorang, fleksibilitas semakin rendah. Demikian pula dengan emosi. Emosi sedih dan pesimis akan menurunkan fleksibilitas. Sebaliknya emosi gembira dan optimis akan meningkatkan fleksibilitas. 8. Elastisitas dari otot, ligamentum dan capsula. Semakin sering seseorang melakukan peregangan dan latihan menjangkau, dengan demikian orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya mempunyai otot-otot yang elastis.
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
511
Pengaruh fleksibilitas yang berkaitan dengan olahraga senam adalah : Meningkatnya fleksibilitas penting sekali, apabila kehilangan fleksibilitas atau fleksibilitas dengan aktifitas rendah berarti mengurangi efisiensi gerakan dan kemungkinan mendapat cedera pada saat melakukan olahraga tertentu akan semakin besar. Kaitan fleksibilitas dengan olahraga senam, khususnya senam body language (BL) dan senam irama menggunakan holahop adalah ketika kita melakukan senam body language kontraksi otot perut, pinggang, pinggul sangat berperan penting, karena gerakan putaran pada pinggang serta pinggul membutuhkan fleksibilitas untuk melakukan putaran pinggang. Sedangkan pada senam irama menggunakan holahop, fleksibilitas juga berperan penting karena holahop yang di putar berlawanan dengan arah jarum jam perpusat pada putaran gerakan perut, pinggang serta pinggul apabila gerakan putaran holahop di pinggang diputarkan secara kuat dan kencang dapat menurunkan kadar lemak di pinggang. Pada ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas tinggi sangatlah cocok melakukan senam body language, karena dalam gerakan senam body language fleksibilitas untuk mengulur keseluruhan tubuh sesuai dengan gerakan musik harus bersamaan dengan ketukan irama musik, tetapi ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas yang tinggi yang sudah terbiasa melakukan gerakan penguluran, jadi lemak yang ada di pinggangnya hanya sedikit dapat berkurang. Sedangkan ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas rendah sangatlah cocok melakukan senam irama menggunakan holahop karena ibu-ibu yang memiliki lemak yang tebal pada pinggangnya lebih memungkinkan untuk dapat berkurang ketebalan lemaknya dengan melakukan gerakan putaran yang kuat dan kencang ketika melakukan senam irama menggunakan holahop. Jadi, fleksibilitas dalam olahraga senam sangatlah penting.
Eva Faridah, Perbedaan Pengaruh Senam dan Fleksibilitas Terhadap.......................
512
METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lapangan. Metode eksperimen lapangan adalah metode yang hendak menemukan faktor- faktor sebab akibat, mengontrol peristiwa- peristiwa dalam interaksi variabelvariabel serta meramalkan hasil- hasilnya pada tingkat tertentu (Winarno S, 1989:149). Dan di sini yang diteliti adalah Perbedaan Pengaruh Senam dan Fleksibilitas Terhadap Penurunan Kadar Lemak di Pinggang (Studi Eksperimen Senam Body language dengan Senam Irama menggunakan Holahop Pada Ibu-Ibu Usia Produktif 30-40 Tahun Warga Perumahan Puri Asri Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2009). Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Perumahan Puri Asri RT 01/RW 08 Ungaran, Kabupaten Semarang. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari Agustus 2009 sampai dengan Oktober 2009 (Dua belas minggu). Populasi dan Sampel Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi pusat perhatian penelitian dan tempat untuk menggeneralisasikan temuan penelitian (Sandjaja, 2006:180). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Ibu-Ibu warga Perumahan Puri Asri Ungaran usia produktif 30-40 tahun, yang berjumlah 55 orang. Sampel Penelitian
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
513
Dalam penelitian ini sampel adalah 55 orang ibu-ibu warga Puri Asri Asri Ungaran usia produktif 30-40 tahun. Oleh sebab itu, maka 40 orang ibu-ibu dari jumlah populasi digunakan sebagai sampel. Dengan besar sampel 40 orang ibu- ibu, apabila dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yang berbeda yaitu dibagi sesuai dengan fleksibilitasnya yang meliputi 20 orang ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas rendah dilatih dengan senam irama menggunakan holahop dan 20 orang ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas tinggi dilatih dengan senam body language. Sedangkan 10 orang ibu-ibu dipilih secara random. Sampel 40 orang ibu-ibu ini juga sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1996:82), bahwa untuk penelitian yang sifatnya eksperimental, jumlah sampel lebih besar dari tiga puluh merupakan sampel besar. Hal ini berarti dengan banyaknya sampel 40 orang sudah cukup representatif (mewakili) untuk banyaknya populasi dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel ditetapkan dengan memberikan kesempatan yang sama dari masing-masing anggota populasi sebagai sampel, yaitu jumlahnya disesuaikan dengan anggota subyek yang ada dalam masingmasing kelompok maka kelompok eksperimen melakukan senam Body language dan kelompok kontrol melakukan senam irama menggunakan holahop dengan hari yang berbeda. (Suharsimi Arikunto, 1996:82). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan pengukuran. Fleksibilitas dan penurunan kadar lemak di pinggang. Dalam persiapan pelaksanaan penelitian dan analisis data, seluruh data pengukuran penurunan kadar lemak di pinggang
yang
diperlukan
dikumpulkan
dengan
melakukan
pengukuran
menggunakan skinfold caliper (Eri Pratiknyo Dw, 2000:63), dengan cara sebagai berikut : a. Mengukur jumlah lemak yang ada di pinggang (Suprailliaca), dengan menghitung kadar lemak tubuh.
Eva Faridah, Perbedaan Pengaruh Senam dan Fleksibilitas Terhadap.......................
514
b. Menentukan tingkat fleksibilitas Ibu-ibu dalam kategori fleksibilitas tinggi dan fleksibilitas rendah dengan melihat pada tabel norma penilaian sit and reach test. HASIL PENELITIAN Mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya, penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir kadar lemak di pinggang. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. 7.00 6.00 5.00 4.00 Penurunan Kada r Le mak 3.00 2.00 1.00 0.00 Rerata Penurunan
A1B1 (KP1)
A1B2 (KP2)
A2B1 (KP3)
A2B2 (KP4)
3.80
6.70
6.90
6.50
Kelompok
Gambar Histogram Nilai Rata-rata Penurunan Kadar Lemak Di Pinggang Tiap Kelompok Berdasarkan Jenis Latihan Senam Pada Latihan Senam Dan Tingkat Fleksibilitas
Kelompok ibu-ibu yang mendapat latihan senam body language dan latihan senam irama menggunakan holahop memiliki penurunan kadar lemak di pinggang yang berbeda. Jika antara kelompok ibu-ibu yang mendapat latihan senam body language dan latihan senam irama menggunakan holahop dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan latihan senam irama menggunakan holahop memiliki penurunan kadar lemak di pinggang sebesar 1.45 yang lebih besar dari pada kelompok latihan senam body language. Perbedaan fleksibilitas berpengaruh pada penurunan kadar lemak di pinggang. Jika antara kelompok ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas tinggi dan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok ibu-ibu yang memiliki
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
515
fleksibilitas rendah memiliki penurunan kadar lemak di pinggang sebesar 1.25 yang lebih besar dari pada kelompok ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas tinggi. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara senam body language dan senam irama menggunakan holahop terhadap penurunan kadar lemak di pinggang. Pengaruh latihan senam irama menggunakan holahop lebih baik dari pada dengan latihan senam body language terhadap penurunan kadar lemak di pinggang. Karena fleksibilitas yang tinggi hanya sedikit dapat menurunkan kadar lemak di pinggang, berbeda dengan fleksibilitas yang rendah memungkinkan untuk penurunan kadar lemak di pinggang yang lebih banyak. b. Ada perbedaan penurunan kadar lemak di pinggang yang signifikan antara ibuibu yang memiliki fleksibilitas tinggi dengan fleksibilitas rendah. Penurunan kadar lemak di pinggang pada ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas rendah lebih besar penurunan kadar lemak di pinggangnya daripada ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas tinggi hanya sedikit penurunan kadar lemak di pinggangnya. c. Ada interaksi yang signifikan antara latihan senam dan fleksibilitas terhadap penurunan kadar lemak di pinggang. a. Kelompok ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas tinggi memiliki penurunan kadar lemak di pinggang yang besar jika dilatih dengan latihan senam irama menggunakan holahop. b. Kelompok ibu-ibu yang memiliki fleksibilitas rendah memiliki penurunan kadar lemak di pinggang yang lebih baik jika mendapat latihan senam body language.
Implikasi
Eva Faridah, Perbedaan Pengaruh Senam dan Fleksibilitas Terhadap.......................
516
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut: a. Latihan senam body language dan latihan senam irama menggunakan holahop serta fleksibilitas merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi penurunan kadar lemak di pinggang. Selain memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku khususnya senam, variabel yang lain yang harus diperhatikan. Di mana indikator fleksibilitas yang dimaksud adalah fleksibilitas tinggi dan fleksibilitas rendah. b. Latihan senam irama menggunakan holahop ternyata memberikan pengaruh yang lebih tinggi dalam menurunkan kadar lemak di pinggang. Kebaikan latihan senam irama menggunakan holahop dapat dipergunakan sebagai solusi bagi instruktur maupun ibu-ibu dalam upaya menurunkan kadar lemak di pinggang. c. Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk tingkat latihan senam yang dapat menurunkan kadar lemak di pinggang, masih ada faktor lain yaitu fleksibilitas. Hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan penurunan kadar lemak di pinggang yang sangat signifikan antara kelompok fleksibilitas tinggi dan fleksibilitas rendah. Hal ini mengisyaratkan kepada instruktur dan ibu-ibu, upaya penurunan kadar lemak di pinggang hendaknya memperhatikan faktor fleksibilitas. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih diberikan saran-saran sebagai berikut: a. Latihan senam irama menggunakan holahop memiliki pengaruh yang lebih baik dalam menurunkan kadar lemak di pinggang, sehingga instruktur dan pelatih lebih memilih latihan senam irama menggunakan holahop dalam upaya menurunkan penurunan kadar lemak di pinggang ibu-ibu.
GLADI JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, Vol 6, No. 1 April 2012
517
b. Penerapan latihan senam irama menggunakan holahop dan latihan senam body language untuk menurunkan kadar lemak di pinggang, perlu memperhatikan faktor fleksibilitas.
Karena fleksibilitas yang tinggi hanya sedikit dapat
menurunkan kadar lemak di pinggang, berbeda dengan fleksibilitas yang rendah memungkinkan untuk penurunan kadar lemak di pinggang yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA AD/ART Persani.1990. Macam-Macam Senam dan Peraturannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Allan D. Robert. 1982. Fitnesh and Your Health. Palo Alto, California: Bull Publishing Company. Berty Tilarso. 2008. Body Language. http://www.body language.html.11-05-2009. Brian J. Sharkey. 2003. Kebugaran dan Kesehatan (Terjemahan dari buku Fitnesh and Health). PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Calloway. 1984. Nutrition and Physical Fitnesh. CBS College Publishing. Ciandira Group. 2009. Waspadai Lingkar Pinggang Anda. http://www.waspadailingkar-pinggang-anda.html. 11-05-2009. Cooper. 1983. Musculoskeletal Assessment: Joint Range of Motion and Manual Muscle Strenghth. USA: William and Wilkins. Djoko Pekik. 2006. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Penerbit Andi Jogjakarta. Gloria Thomas. 2006. Seri 10 Menit Latihan Perut dan Bokong. Alih Bahasa: Sara C. Simanjuntak. Karisma Publishing Group, Batam Center. Harsono. 1998. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. Katch. 1993. Creation of Gymnastics. New York: Oxford University Press.
Eva Faridah, Perbedaan Pengaruh Senam dan Fleksibilitas Terhadap.......................
518
Kosasih, E. 1985. Teknik dan Program Latihan, Akademika Presindo, Jakarta. Lamb.1984. Total Training for Adult Champions. New York University. Lynee Brick, 2002. Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Michael J. Alter. 1996. 300 Teknik Peregangan Olahraga. (Alih bahasa oleh Jamal Khabib). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. M. Sajoto. 1985. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Muhammad Muhyi Faruq. 2008. Permainan Pengembangan Kecerdasan Kinestetika Anak Dengan Media Holahop. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Rahimi R. 2008. Effect of Moderate And High Intensity Weight Training On The Body Composition of Overweight Men. R. Soekarman. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina dan Atlet. Jakarta: Inti Idayu Press. Rusli Lutan. 2003. Menuju Sehat dan Bugar. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.. Sadoso Sumosardjuno. 1993. Manfaat Olahraga Bagi Wanita Dalam Simposium Olahraga Untuk Wanita. Yogyakarta. Sadoso Sumosardjuno. 2000. Koreksi Gerakan Senam Yang Membahayakan. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada. Sanjaja. 2006. Metoda Statistika. Edisi ke-6 Bandung. Strauss. M. D. Richard H. 1979. Sport Medicine and Physiology. Philadelphia London Toronto. WB Saunders Company. Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sunita Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.